Kegiatan belajar 1 Gizi dan permasalahannya pada anak usia SD A. perkembangan fisik pada anak SD 1. Perkembangan motorik Dalam keterampilan motorik kasar, umumnya anak laki-laki lebih terampil daripada perempuan. Itulah sebabnya perubahan dalam keterampilan motorik, koordinasi motorik dan kekuatan fisik acap kali merupakan hal yang diminati oleh anak laki-laki (sebagaimana terjadi pada pelajaran olah raga seperti atletik maupun sepak bola). 2. Faktor yang berpengaruh pada perkembangan fisik a. Bawaan atau genetik b. Gizi atau nutrisi 1. Kaitan usia dan kebutuhan gizi 2. Gizi pada anak SD dan remaja 3. Malnutrisi (kekurangan gizi) 4. Obesitas (kegemukan) 5. Penyakit Kegiatan belajar 2 Kesehatan dan prestasi belajar A. hubungan gizi dan kesehatan Kenyataanya kesehatan gizi atau nutrisi yang baik cenderung lebih banyak dialami anak yang sehat dan cukup mendapat makanan yang bergizi daripada yang tidak. Anak menjadi sehat karena penanaman orang tua akan pentingnya hidup sehat yang ditandai dengan tidur yang cukup makan secara teratur dll. B.Hubungan gizi dengan kepribadian dan emosionalitas Tidak dapat dipungkiri bahwa kesehatan gizi yang baik merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Dikatakan bahwa kekurangan gizi dapat berakibat anak menjadi rewel atau mudah marah. Kelebihan makan pun dapat memberi efek psikologis yang negatif pada anak. C. Hubungan gizi dan kecerdasan Gizi berperan penting terhadap tingkat kecerdasan seseorang maupun kinerja anak dalam suatu tes. Anak yang kekurangan gizi juga dapat berakibat mengalami kelambanan dalam pertumbuhan dan berpengaruh pada masa remajanya. Kegiatan belajar 3 Teori kebutuhan dan penerapannya bagi anak usia SD A. teori kebutuhan maslow Teori kebutuhan dari maslow berawal dari adanya berbagai kebutuhan dalam diri seseorang, yang tersusun secara hierarkis, dimana jika salah satu kebutuhan sudah terpenuhi maka akan timbul kebutuhan lainnya yang tingkatannya lebih tinggi. B. motivasi insentif Pada awalnya motivasi insentif lebih menunjukkan mengenai pentingnya faktor penguat dalam belajar atau kebiasaan dan potensi reaksi yang efektif. Namun, sesuai dengan perkembangan teorinya, motivasi insentif lebih merupakan kinerja daripada variabel belajar. Untuk memupuk harga diri dan aktualisasi diri anak perlu dipertimbangkan keunggulan dan kelemahan serta kebutuhan anak. Pada saat anak memasuki usia SD, anak membentuk 3 buah kebutuhan dasar, yang bentuknya tergantung dari pengalamannya yang berbeda-beda, dukungan sosial yang banyak berkaitan dengan kebudayaan dan pola pengasuhan