Anda di halaman 1dari 4

UTS

Nama:Hairani Rezeki
NPM:2306104040091

Soal:
1. Mengapa bagi seorang guru sangat penting untuk memahami teori tentang
perkembangan peserta didik?
2. Salah satu tugas guru adalah membantu atau memfasilitasi perkembangan
peserta didiknya, termasuk mengembangkan “kreativitas” anak. Jelaskan
tahapan proses kreatif pada anak yang Anda pahamai..!
3. Jelaskan masing-masing perkembangan pada peserta didik yang Anda
ketahui..! (yang sudah dibahas dalam perkuliahan ini).
4. Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada anak usia sekolah dasar
disebutkan bahwa setiap anak sesuai dengan jenjang sudah dapat menerima
tentang konsep kekekalan. Jelaskan masing-masing konsep kekekalan tersebut
dan sertai contohnya..!
5. Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan sosio-psikologis anak.
Jelaskan secara singkat pengaruh itu dalam bidang; intelek, bahasa, emosi, dan
sosial.
6. Menurut Anda apakah masing-masing perkembangan saling ketergantungan?
Jelaskan dan berikan contohnya.
7. Kita menyadari bahwa intelek (kemampuan berfikir) setiap orang berbeda-
beda. Factor apa yang menyebabkan perbedaan itu?
8. Jelaskan upaya-upaya apasaja yang dilakukan sekolah dalam rangka
mengembangkan moral dan sikap serta tingkah laku anak sebagai perwujudan
nilai-nilai keagamaan?

Jawab:

1. Bagi seorang guru, memahami teori perkembangan peserta didik sangat


penting karena membantu mereka memahami bagaimana siswa belajar dan
berkembang. Dengan pemahaman ini, guru dapat merancang pengajaran yang
sesuai dengan tahapan perkembangan siswa, mengidentifikasi kebutuhan
individual mereka, dan menyusun strategi pembelajaran yang efektif untuk
mendukung perkembangan optimal setiap siswa.
2. Persiapan:anak mulai mengamati lingkungan dan mulai mengumpulkan
informasi
Inklubasi:ide-ide dan kosep mulai di proses secara bawah sadar dan mulai
mengespresikan ide tersebut
Iluminasi:munculnya ide atau Solusi secara tiba-tiba, Dimana anak mulai
menemukan pemecahan masalah atau konsep baru yang menarik
Verifikasi:anak menguji dan mengembangkan ide atau konsep tersebut
melalui eksperimen
3. Perkembangan Sosial-Emosional: Ini mencakup kemampuan anak untuk
berinteraksi dengan orang lain, mengatur emosi, memahami perasaan sendiri
dan orang lain, serta mengembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama,
empati, dan penyelesaian konflik.
Perkembangan Moral sikap dan nilai: Ini melibatkan pemahaman anak
tentang perbedaan antara benar dan salah, serta kemampuan untuk membuat
keputusan moral dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
sosial.
Perkembangan Fisik: Ini melibatkan pertumbuhan tubuh, kemampuan
motorik kasar (seperti berjalan dan berlari) dan motorik halus (seperti menulis
dan menggambar), serta perkembangan sistem organ internal.
Perkembangan Bahasa: Ini mencakup kemampuan anak untuk memahami
dan menggunakan bahasa secara verbal dan non-verbal, termasuk kemampuan
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
5Perkembangan Kognitif: Ini berkaitan dengan kemampuan intelektual dan
pemrosesan informasi peserta didik, seperti kemampuan memahami konsep,
memecahkan masalah, berpikir kritis, dan mengingat
4. Kekekalan Objek: Anak mulai menyadari bahwa objek tetap ada meskipun
tidak terlihat atau berada di tempat yang berbeda
Contoh: Seorang anak yang mencapai tahap kekekalan objek akan menyadari
bahwa mainan favoritnya masih ada meskipun disimpan di dalam laci atau di
bawah tempat tidur. Mereka juga akan memahami bahwa saat seseorang pergi,
orang tersebut masih ada meskipun anak tidak melihatnya.
Kekekalan Jumlah: Anak mulai memahami bahwa jumlah suatu benda tetap
sama, meskipun benda-benda itu diatur ulang atau memiliki penampilan yang
berbeda.
Contoh: Seorang anak yang telah memahami kekekalan jumlah akan
menyadari bahwa jumlah kelereng dalam sebuah mangkuk tetap sama,
meskipun kelereng-kelereng itu diatur ulang atau dikelompokkan dalam pola
yang berbeda. Mereka juga akan menyadari bahwa ketika sepotong roti
dipotong menjadi dua bagian, jumlah potongan tidak berubah.
5. 1. Bidang Intelektual: Pertumbuhan fisik yang baik mendukung perkembangan
otak, memungkinkan anak untuk memproses informasi dengan lebih baik dan
mengembangkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi.
2. Bidang Bahasa: Pertumbuhan fisik yang memadai memungkinkan anak
mengembangkan keterampilan bicara dan bahasa dengan lebih baik, karena
mereka dapat mengontrol otot-otot mulut dan lidah dengan lebih efektif.
3. Bidang Emosional: Anak yang tumbuh dengan baik fisiknya cenderung
memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dan lebih mampu mengatur emosi
mereka dengan baik
4. Bidang Sosial:Pertumbuhan fisik yang sehat memungkinkan anak untuk
berpartisipasi dalam aktivitas fisik dan sosial, membantu mereka membangun
keterampilan sosial seperti kerjasama, komunikasi, dan empati.
6. setiap perkembangan saling terkait dan memengaruhi satu sama lain dalam
pembentukan keseluruhan individu. Interaksi antara perkembangan fisik,
kognitif, bahasa, emosional, dan sosial menjadi bagian integral dari proses
perkembangan anak yang holistik
contoh:
Perkembangan Fisik dan Perkembangan Kognitif: Pertumbuhan fisik yang
sehat dapat memengaruhi kemampuan anak dalam memproses informasi dan
belajar. Sebagai contoh, anak yang tumbuh dengan baik fisiknya mungkin
memiliki energi yang cukup untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik, yang
pada gilirannya dapat meningkatkan fungsi kognitif mereka.
Perkembangan Bahasa dan Perkembangan Sosial-Emosional:
Kemampuan bahasa yang baik memengaruhi interaksi sosial dan
perkembangan emosional anak. Anak yang mampu mengungkapkan diri
dengan baik secara verbal cenderung lebih mampu berkomunikasi dengan
orang lain dan mengungkapkan perasaan mereka dengan tepat. Sebagai
contoh, anak yang dapat menyampaikan keinginan dan kebutuhan mereka
dengan jelas mungkin lebih mampu membangun hubungan sosial yang sehat.
Dan lainnya

7. 1. Genetik: Faktor genetik dapat memainkan peran penting dalam menentukan


potensi intelektual seseorang. Anak-anak mewarisi kombinasi gen dari orang
tua mereka yang dapat memengaruhi kemampuan kognitif mereka.
2. Pengalaman dan Lingkungan: Pengalaman hidup dan lingkungan tempat
seseorang dibesarkan juga dapat memengaruhi perkembangan intelektual
mereka. Lingkungan yang kaya akan stimulasi kognitif, pendidikan yang baik,
dan dukungan emosional dapat memfasilitasi perkembangan intelektual yang
optimal.
3. Pendidikan dan Pelatihan: Tingkat pendidikan formal dan pelatihan yang
diterima seseorang juga dapat memengaruhi kemampuan berpikir mereka.
Pendidikan yang baik memberikan kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan strategi berpikir yang kompleks.
4. Kesehatan dan Gizi: Kesehatan fisik dan kesejahteraan umum dapat
berdampak langsung pada fungsi kognitif. Gizi yang baik dan pola tidur yang
cukup dapat meningkatkan kemampuan berpikir seseorang.
5. Stimulasi Lingkungan: Paparan terhadap lingkungan yang menantang dan
merangsang kognitif, seperti melalui pembelajaran baru, pembacaan, atau
aktivitas kreatif, juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir seseorang.
6. Faktor Sosial dan Ekonomi: Faktor sosial dan ekonomi, seperti status sosial,
akses terhadap sumber daya pendidikan, dan dukungan sosial, juga dapat
memainkan peran dalam menentukan perkembangan intelektual seseorang.
8. Sekolah memiliki peran penting dalam mengembangkan moral sikap dan
tingkah laku pada anak dan tingkah laku anak sebagai perwujudan nilai
keagamaan jadi ada beberapa Upaya yang dapat di lakukan yaitu:
1. Pendidikan Agama: Menyelenggarakan pembelajaran agama yang
menyampaikan nilai-nilai moral dan ajaran keagamaan secara sistematis,
termasuk pemahaman tentang etika, moralitas, dan kewajiban agama.
2. Pengajaran Nilai-nilai Keagamaan: Memasukkan nilai-nilai keagamaan ke
dalam kurikulum sekolah, baik melalui mata pelajaran khusus maupun
melalui pendekatan lintas mata pelajaran.
3. Kegiatan Keagamaan: Mengadakan kegiatan keagamaan seperti doa
bersama, pembacaan kitab suci, kegiatan amal, dan ritual keagamaan
lainnya untuk memperkuat pemahaman dan pengalaman
4. Pembinaan Sikap dan Etika: Mendorong siswa untuk menerapkan nilai-
nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti sikap jujur, toleransi,
kasih sayang, dan kerjasama.
5. Model Perilaku: Membangun lingkungan sekolah yang mencerminkan
nilai-nilai keagamaan, dan memberikan contoh perilaku yang sesuai
kepada siswa melalui guru, staf sekolah, dan lingkungan belajar yang
mendukung.
6. Konseling dan Pembinaan: Menyediakan layanan konseling dan
pembinaan kepada siswa untuk membantu mereka memahami dan
mengatasi konflik moral, serta memberikan dukungan dalam mengambil
keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai