Anda di halaman 1dari 30

Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK

Pada hakekatnya pendidikan tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia, baik sebagai
makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Setiap individu akan tumbuh dan
berkembang cepat atau lambat didalam lingkungan yang terus berubah. Lingkungan tersebut
yang antara lain ditentukan oleh kemampuan pendidik dalam memahami tujuan yang hendak
dicapai, potensi anak didik, keadaan anak didik dengan segala latar belakangnya, sarana
pendidikan, ketepatan memilih bentuk komunikasi pendidikan dan keadaan lingkungan,
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi edukatif atau tindakan yang bersifat mendidik
dalam pergaulan pendidikan. Pernyataan diatas sesuai dengan prinsip pendidikan seperti
tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara: “Pendidikan berlangsung seumur hidup
dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu
pendidikan adalah tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah”.
Tiap-tiap lingkungan pendidikan tersebut memberi pengaruh pada proses pendidikan
yang diterimanya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kadar besarnya pengaruh
dari masing-masing lingkungan tidak dapat diukur. Yang jelas ada pengaruh yang berarti dan
mempunyai kesamaan dalam pencapaian tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa, negara dan
agama. Jadi yang menjadi tujuan sebenarnya adalah anak didik. Untuk mengetahui gambaran
tentang anak, tidak terlepas dari potensi-potensi belajar yang dimilikinya. Sebab tujuan
pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah untuk mengembangkan potensi
kepribadian sesuai dengan kodrat dan hakekatnya, yaitu seluruh aspek pembawaannya
seoptimal mungkin. Dengan demikian secara potensial keseluruhan potensi anak didik diisi
kebutuhannya supaya berkembang secara wajar.

A. Pengertian potensi
Pada waktu lahir tiap-tiap individu mendapat bekal berupa kemampuan siap, yang
pelaksanaannya berdasarkan insting.Disamping bekal berupa insting itu, individu mendapat
bekal juga berupa benih, bibit atau potensi yang mempunyai kemungkinan berkembang pada
waktunya dan apabila ada kesempatannya maupun perangsangnya. Potensi inilah yang
sekarang disebut dengan istilah pembawaan.Jadi yang dimaksud dengan anak atau siswa yang
berpembawaan adalah siswa yang memiliki potensi dengan kemampuan berkembang yang
baik, sehingga dapat diharapkan adanya hasil yang memuaskan dalam pencapaian tujuan
pendidikan.
Untuk melihat tentang beberapa pengertian potensi, penulis mengemukakan rumusan yang
ditulis dalam majalah “ANDA” (1986 : 40) “Potensi adalah kemampuan terpendam yang
mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan; suatu yang dapat menjadi aktual”. M.
Ngalim Purwanto (1984 : 18) mengatakan potensi adalah “seluruh kemungkinan-kemungkinan
atau kesanggupan-kesanggupan yang terdapat pada suatu individu dan selama masa
perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan)”.
Dari kedua pengertian diatas, potensi dapat dirumuskan sebagai keseluruhan kemampuan
yang terpendam yang ada dalam diri siswa, yang memungkinkan dapat berkembang dan
diwujudkan dalam bentuk kenyataan. Potensi-potensi belajar yang ada dalam diri seorang
siswa tidak sama dengan potensi yang dimiliki orang lain. Sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Agus Soejono (1980 : 36) “Potensi seseorang tidak sama dengan potensi yang dimiliki
orang lain. Seorang lebih tajam pikirannya, atau lebih halus perasaan, atau lebih kuat kemauan
atau lebih tegap, kuat badannya daripada yang lain”.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa potensi itu beraneka ragam, berbeda dan bervariasi.
Potensi seseorang berlainan dengan orang lain dalam jenis dan tinggi rendahnya.

1
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

A. Jenis-Jenis Potensi Belajar Yang Ada Dalam Diri Siswa


1. Potensi jasmaniah
Potensi jasmaniah yakni jasmani yang sehat dengan panca indra yang normal yang secara
fisiologi berkerja sama dengan sistem syaraf dan kejiwaan. Potensi jasmaniah ini memerlukan
gizi dan berbagai vitamin termasuk udara yang bersih dan lingkungan yang sehat sebagai pra
kondisi hidupnya. Jika kebutuhan ini sebagian tidak tercukupi, maka tubuh orang yang
bersankutan akan lemah, bahkan dapat sakit.
2. Potensi rohaniah
Potensi-potensi rohaniah meliputi segi pikir, rasa, karsa, cipta, karya maupun budi nurani.
Potensi-potensi rohaniah ini membutuhkan kesadaran cinta kasih, kesadaran akan keagamaan,
dan nilai-nilai budaya supaya kepribadian kita sehat dan sejahtera. Di samping itu juga rohani
kita harus tenang, sabar, optimis, mempercayai orang lain, bahkan mencintai sesama manusia,
tidak iri hati, tidak menyimpan rasa benci atau dendam dan sebagainya.
Pembagian potensi diatas didasarkan kepada U. Noorsyan (1980 : 131) membagi potensi
kepada :
a. Potensi jasmaniah; fisik, badan, dan panca indra yang sehat (normal).
b. Potensi pikir (akal, rasio, intelegensi, intelektual).
c. Potensi rasa (perasaan, emosi) baik perasaan eti-moral maupun perasaan estetis.
d. Potensi karsa (kehendak, kemauan, keinginan, hasrat atau kecenderungan-kecenderungan
nafsu, termasuk prakarsa).
e. Potensi cipta (daya cipta, kreativitas, fantasi, khayal dan imajinasi).
f. Potensi karya (kemampuan menghasilkan kerja).
g. Potensi budi nurani (kesadaran budi, hati nurani, kata hati).
Ketujuh potensi diatas dapat dikelompokkan kepada potensi jasmaniah dan potensi
rohaniah yang dapat dikembangkan dan diwujudkan manusia seutuhnya dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Potensi Siswa
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi potensi pada diri siswa, dua faktor tersebut
yaitu:
1. Faktor dari dalam (keturunan)
Keturunan seorang anak dalam keluarganya akan mempengaruhi potensi yang dimiliki
oleh anak tersebut. misalnya seorang anak yang keturunan bermain musik, maka tidak khayal
jika anak tersebut berpotensi pula dalam bidang musik. Contoh keturunan lain yaitu keturunan
ilmu pasti, keturunan bertubuh tinggi, keturunan olahragawan, dan lain sebagainnya.
2. Faktor dari luar (lingkungan)
Faktor-faktor dari luar yang amat besar sekali pengaruhnya terhadap potensi siswa
adalah faktor rumah tangga. Rumah tangga tempat anak dibesarkan, pendidikan dalam
keluarga, pertama sekali anak mendapat pengalaman dan pengetahuan dari rumah tangga,
oleh karena itu orang tua disebut sebagai pendidik yang utama, karena mereka lebih dekat
dengan anak, terutama ibu yang mengasuhnya dari dalam kandungan sampai tumbuh dewasa.
Dengan demikian ibu memiliki kesempatan yang sangat besar untuk memberi pendidikan dan
pengajaran pada anak dalam bentuk contoh, sikap dan petunjuk. Seperti kata pepatah
“Bagaimana cetak begitu bentuknya” yang artinya adalah bagaimana anak itu dididik maka
seperti itulah anak akan tumbuh dan berkembang.

C. Mengenali dan Mengembangkan Berbagai Potensi Peserta Didik

2
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang unik. Masing-masing diberi kelebihan dan
kekurangan. Tidak ada satu pun manusia yang hanya memiliki sisi positif. Sebaliknya, tidak
ada manusia yang hanya memiliki sisi negatif. Berdasarkan paradigma itulah seorang guru
harus senantiasa optimis bahwa peserta didiknya memiliki potensi, bahkan memiliki banyak
potensi. Kelemahan kita adalah kurang cermat dalam mengenali potensi-potensi yang
terpendam dalam setiap peserta didik.
Dapat dikatakan demikian karena menurut penelusuran Dr. Sumardi, M.Sc. dalam
bukunya Password Menuju Sukses telah teridentifikasi tiga belas jenis kecerdasan, yaitu
kecerdasan bahasa, logika, visual-ruang, raga, musik, sosial (interpersonal), pribadi
(intrapersonal), masak (kuliner), alam (natural), emosi, spiritual, keuletan, dan keuangan.
Sembilan kecerdasan pertama dikemukakan pertama kali pada tahun 1983 oleh Howard
Gardner, seorang psikolog Amerika Serikat dan diberi label multiple intelligences atau
kecerdasan majemuk. Kecerdasan emosi dikemukakan oleh Daniel Goleman. Kecerdasan
keuletan dimunculkan oleh Paul G. Stoltz dan kecerdasan keuangan digagas oleh Robert T.
Kiyosaki.
Pemahaman tentang berbagai potensi peserta didik mutlak harus dimiliki oleh setiap
pendidik. Hal itu sejalan dengan tujuh prinsip penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya,
2. Beragam dan terpadu,
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan,
5. Menyeluruh dan berkesinambungan,
6. Belajar sepanjang hayat, dan
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Agar kita dapat mengenali potensi peserta didik, cara yang paling mudah dan
sederhana adalah dengan mengajukan pertanyaan, ”Apa yang paling senang kamu lakukan
dan orang lain menilai hasilnya sangat bagus dan luar biasa?”. Sebagian peserta didik mungkin
menjawab suka mengerjakan Matematika. Itu artinya dia memiliki kecerdasan logika. Sebagian
siswa mungkin merasa senang apabila menulis atau belajar bahasa asing. Artinya, dia memiliki
kecerdasan linguistik. Sebagian lagi mungkin senang bermain musik, dan sebagainya.
Ternyata, banyak sekali potensi yang dimiliki peserta didik. Tugas pendidik adalah
bagaimana agar potensi-potensi tersebut dapat berkembang dengan maksimal, baik melalui
kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Pengembangan potensi siswa melalui kegiatan intrakurikuler dapat terwujud melalui
proses belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif (active learning). Dengan demikian,
siswa terus mengasah kecerdasan logika saat merumuskan ide-ide atau pendapat, kecerdasan
bahasa saat menyampaikan secara lisan ide atau pendapat tersebut, kecerdasan keuletan saat
harus beradu argumen dengan teman, kecerdasan intrapersonal saat harus bersikap toleran
kepada yang lain, dan seterusnya.
Selain dalam kegiatan intrakurikuler, pengembangan potensi siswa dapat dilakukan
melalui kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini sejalan dengan Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan oleh BSNP. Dalam panduan tersebut pengembangan potensi siswa
disebut Kegiatan Pengembangan Diri. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kegiatan pengembangan
diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik
serta kegiatan keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.

3
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

D. Mengembangkan Potensi peserta didik


1. Pengembangan Pengetahuan pada Usia Belajar
Pengembangan pengetahuan terhadap anak dimulai sejak usia belajar, menurut Neisser
(1976) ada tiga alasan mengapa harus dimulai pada masa dini.
Pertama; pengetahuan awal, memungkinkan pendidikan, orang tua dan guru memberikan
pengetahuan padanya sesuai tingkat kemampuan kondisi anak, namun demikian
perkembangan psikologis anak diperhatikan, Menurut J.Byl, Aristoteles, dan Kretshmer (dalam
Sujanto, 1980;69) bahwa anak siap untuk belajar dan mendapat pengetahuan dimulai pada usia
7 tahun (disebut masa intelek). Pada usia ini sang-anak sudah siap diisi dan dibekali dengan
pengetahuan.
Kedua; anak memiliki keyakinan, kepercayaan, yang semu, dalam arti kata ia butuh
bimbingan rohani dan mental pada usia belajar orang tua dan guru mendapat kesempatan yang
banyak memantapkan keyakinan dan kepercayaan anak untuk mengisi dan membekali dengan
pengetahuan, manakala ia sudah dewasa, ia telah mendapat keyakinan, kepercayaan yang
sangat sukar untuk diubah oleh seorang pendidik, baik orang tua maupun guru di sekolah.
Ketiga; anak memiliki banyak pengharapan terhadap sesuatu, pengharapan-pengharapan
pada diri anak memungkingkan untuk dilakukan, diciptakan melalui pengetahuan yang
diberikan kepadanya. Kita dapat memberi contoh, tauladan yang banyak kepada anak, yang
pada akhirnya dia dapat menemui pengharapannya, namun pengharapan itu dibekali dengan
motivasi ekstinsik disamping motivasi intrinsic yang telah ada pada diri sang anak.
2. Menyeimbangkan antara Intellegensi dan Emosi
Bukanlah menjadi jaminan bagi seseorang yang memikili intellegensi yang tinggi akan
dapat berkembang tanpa memiliki kecakapan emosional yang tinggi. Akan tetapi bagi
seseorang yang memiliki intellegensi yang tinggi belum tentu memiliki kecakapan emosional
yang tinggi pula.Anak yang berbakat adalah anak yang memiliki intellegensi yang tinggi dan
kecakapan emosional yang tinggi, mereka kelak menjadi orang yang mampu berbuat, berkarya,
aktif, kreatif, dan mandiri.
Kemampuan otak seseorang membutuhkan latihan terus menerus, ia ibarat sebilah
pisau dari besi yang bagus, bila tidak diasah di atas gerinda ia tidak akan tajam. Pengasahannya
tidak dilakukan sekali saja akan tetapi berkali-kali dilakukan. Otak perlu selalu diasah dengan
berfikir, seperti menganalisa, memecahkan masalah, berhitung, berdiskusi, bermain catur,
mengisi teka teki silang, dan lain sebagainnya.

E. Peran guru dalam Pengembangan Potensi Siswa


Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak
bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang
lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana
peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim.Guru memiliki perana
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional
diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung
tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlumendapat perhatian(Depdiknas,
2005).Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing,
dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung
jawab uuntuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari
berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan
proses perkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:

4
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui
pengalaman belajar yang memadai.
Membantu perkembangan aspek aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan
penyusuaian diri, demikianlah dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai
penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu ia bertanggung jawab akan keseluruhan
perkembangan kepribadian siswa ia harus mampu menciptakan proses belajar yang
sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa muntuk belajar aktif dan dinamis dalam
memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan. (Slameto, 2002)
Begitu pentinya peranan guru dalam keberhasilan peserta didik maka hendaknya guru
mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan meningkatkan
kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi juga sebagai
pengelola proses belajar mengajar. Sebagai orang yang mengelola proses belajar mengajar
tentunya harus mampu meningkatkan kemampuan dalam membuat perencanaan pelajaran,
pelaksanaan dan pengelolaan pengajaran yang efektif, penilain hasil belajar yang objektif,
sekaligus memberikan motivasi pada peserta didik dan juga membimbing peserta didik
terutama ketika peserta didik sedang mengalami kesulitan belajar.Salah satu tugas yang
dilaksanakan guru disekolah adalah memberikan pelayanan kepada siswa agar mereka menjadi
peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah. Guru mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan baik sosial, budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru
merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru harus bertanggung jawab atas
hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan karenya guru harus menguasai prinsip-
prinsip belajar di samping menguasai materi yang disampaikan dengan kata lain guru harus
menciptakan suatu konidisi belajar yang sebagik-baiknya bagi poeserta didik, inilah yang
tergolong kategori peran guru sebagai pengajar.Disamping peran sebagai pengajar, guru juga
berperan sebagai pembimbing artinya memberikan bantuan kepada setiap individu untuk
mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuan diri
secara maksimal terhadap sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar H (2002) yang
mengatakan bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri
secara maksimal terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat.Sehubungan dengan perananya
sebagai pembimbing, seorang guru harus :
1. Mengumpulkan data tentang siswa.
2. Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehariu-hari.
3. Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus.
4. Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua siswa, baik secara individu
maupun secara kelompok, untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak.
5. Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainya untuk membantu
memecahkan masalah siswa.
6. Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik.
7. Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu.
8. Bekerjasama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan
masalah siswa.
9. Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya.
10. Meneliti kemajuan siswa, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

11. Peran guru sebagai pengajar dan sebagai pembimbing memiliki keterkaitan yang sangat
erat dan keduanya dilaksanakan secara berkesinambungan dan sekaligus berinterpenetrasi
dan merupakan keterpaduan antara keduanya

F. Faktor-Faktor Yang Menghambat peran guru dalam pengembangan potensi siswa


Faktor-faktor yang mempengaruhi potensi, sehingga terdapat perbedaan intelegensi
seseorang dengan yang lain ialah:
1. Pembawaan, Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan cirri yang dibawah sejak lahir.
Batas kesangupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama ditentukan
oleh pembawaan kita.Orang itu ada yang pintar ada pula yang bodoh. Sekalipun menerima
latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
2. Kematangan, tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ (fisik maupun non fisik) dapat dikatakan telah matang jika telah
mencapai kesangupan menjalangkan fungsinya masing-masing. Anak tidak dapat
memecahkan soal-soal tertentu karena soal-soal itu masih terlampau sukar baginya.Organ-
organ tubuhnya dan fungsi-fungsi jiwanya masih belum matang untuk mengenai soal itu
dan kematangan erat hubungannya dengan umur.
3. Pembentukan, pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja
seperti yang dilakukan disekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam
sekitar)
4. Minat dan pembawaan yang khas, Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan –
dorongan(motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motivasi) dari
manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan
timbulah minat terhadap sesuatu, apa yang mereka minat seseorang mendorongnya untuk
berbuat lebih giat dan lebih baik
5. Kebebasan, kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih
metode juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya
kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam pembentukan
intelegensi. (Dalyono, 2007.) Sementara itu, Widada (1994) mengemukakan bahwa untuk
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa, dan potensi guru dapat menggunakan
pendekatan sebagai berikut:
1. Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self esteem (kesadaran akan
harga diri) siswa.
2. Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan
role playing.
3. Value clarification and moral development approach; guru mengembangkan pembelajaran
dengan pendekatan holistik dan humanistik untuk mengembangkan segenap potensi siswa
menuju tercapainya self actualization, dalam situasi ini pengembangan intelektual siswa
akan mengiringi pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, termasuk dalam hal etik
dan moral.
4. Multiple talent approach; guru mengupayakan pengembangan seluruh potensi siswa untuk
membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.

6
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

5. Inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan proses
mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi
intelektualnya.
6. Pictorial riddle approach; guru mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi
dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan kemampuan
berfikir kritis dan kreatif.
7. Synetics approach; guru lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa untuk
mengembangkan berbagai bentuk metaphor untuk membuka inteligensinya dan
mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan yang
tidak rasional, kemudian berkembang menuju penemuan dan pemecahan masalah secara
rasional.
Sedangkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, menurut E. Mulyasa (2003)
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa siswa akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna
bagi dirinya;
2. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada siswa
sehingga mereka mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai. Siswa juga dilibatkan
dalam penyusunan tersebut;
3. Siswa harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya;
4. Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan;
5. Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu siswa;
6. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual siswa, seperti : perbedaan
kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subyek tertentu;
7. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan kondisi
fisiknya, rasa aman, menunjukkan bahwa guru peduli terhadap mereka, mengatur
pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kepuasan dan
penghargaan, serta mengarahkan pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga
mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.

Siswa memiliki 2 potensi belajar yaitu :


a. Potensi belajar jasmaniah yakni jasmani yang sehat dengan panca indra yang normal yang
secara fisiologi berkerja sama dengan sistem syaraf dan kejiwaan.
b. Potensi belajar rohaniyah meliputi segi pikir, rasa, karsa, cipta, karya maupun budi pekerti.
Potensi-potensi rohaniah ini membutuhkan kesadaran cinta kasih, kesadaran akan
keagamaan, dan nilai-nilai budaya supaya kepribadian kita sehat dan sejahtera

Cara mengembangkan potensi yang ada pada Peserta Didik


a. Pengembangan Pengetahuan pada Usia Belajar
b. Menyeimbangkan antara Intellegensi dan Emosi.

Untuk para pengajar yang dimasa dewasa ini kurang mengerti dan kurang memperhatikan
potensi belajar siswa, hingga terkadang ada beberapa cara atau model pembelajaran yang
membuat siswa sulit menyerap materi, hendaknya dengan makalah ini para pengajar dapat
mengerti.

Euis (2004) menyatakan bahwa, bakat (aptitude) diartikan sebagai kemampuan bawaan,
sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar terwujud. Dalam hal ini bakat

7
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan
datang.
Bakat adalah kemampuan yang memang sudah melekat dan dimiliki oleh setiap orang
yang bisa digunakan dalam mempelajari sesuatu hal dengan cepat dan bahkan beberapa
diantaranya bisa mempelajari dalam waktu singkat serta mendapatkan hasil yang sangat baik
pula.
Dengan kata lain, bakat sudah melekat pada diri manusia sejak saat lahir ke dunia ini.
Bakat setiap orang satu sama lain berbeda-beda dan sangat bermacam macam. Mulai dari bakat
bernyanyi, melukis, menari dan lain sebagainya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
perkembangan bakat yang dimiliki oleh seseorang, baik cepat maupun lambat bakat seseorang
bisa berkembang jika :
• Seberapa jauh tingkat pendidikan yang dilalui,
• Lingkungan sekitar mendukung bakatnya,
• Struktur syaraf motoriknya baik,
• Memiliki motivasi dan minat untuk belajar.

Menurut KBBI
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bakat adalah alat, atau tanda-tanda bahwa sesuatu
yang akan terjadi.

Menurut Para Ahli


Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai apa itu pengertian bakat. Berikut
adalah beberapa definisi bakat menurut ahli:
1. William B. Michael
Menurut William B. Michael, bakat merupakan kapasitas yang ada pada diri seseorang
yang mana dalam melakukan tugas serta melakukannya dipengaruhi oleh latihan yang sudah
pernah dijalaninya.
2. Utami Munandar (1985)
Bakat bisa juga diartikan sebagai sebuah kemampuan bawaan dari seseorang yang
mana itu merupakan potensi yang masih harus dikembangkan lebih dalam lagi dan dilatih
supaya dapat mencapai impian yang akan diwujudkan.
3. Kartini Kartono (1979)
Menurut beliau, bakat adalah hal yang mencakup segala faktor yang ada pada diri
individu yang sudah dimiliki sejak lahir dan kemudian menumbuhkan suatu perkembangan
keahlian, keterampilan dan juga kecakapan tertentu. Bakat ini memiliki sifat laten potensial,
sehingga masih harus ditumbuhkan kembangkan lebih dalam lagi.

Cara Mengenali Bakat


Bakat tidak sama dengan kecerdasan. Bakat lebih mengacu pada motorik maupun
keterampilan yang ditampilkan anak. Dengan kata lain, bakat bisa terlihat oleh orang lain.
Cara yang dilakukan adalah terus-menerus mengasah bakat melalui latihan. Bakat tidak akan
berkembang bila tak ada penguat, sehingga kemudian akan hilang. Selain bakat, mereka juga
mempunyai minat terhadap bidang yang digeluti. Adanya minat juga akan menguatkan bakat
tersebut.
a. Sedikit Bantuan
Bagaimana bisa mengetahui kalau anak kita berbakat? Menurut Dra. Clara Kriswanto,
MA, CPBC, psikolog dari Jagadnita Consulting, anak-anak yang berbakat umumnya lebih cepat
menguasai bidang tertentu dibanding anak lain, tanpa mengeluarkan usaha keras.

8
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Anak yang mempunyai bakat biasanya juga mampu memotivasi diri sendiri untuk mempelajari
hal-hal yang sangat disukainya.Anak yang senang bermain piano atau berenang tak hanya
berlatih saat gurunya datang. Mereka akan berlatih piano atau berenang tanpa disuruh.
Idealnya, bakat yang dimiliki oleh anak sejalan dengan minatnya. Dengan begitu, potensi atau
kemampuan yang dimiliki anak akan tergali secara optimal, sehingga anak mampu berprestasi.

b. Bangkitkan Minat
Sayangnya tak semua bisa berjalan beriringan antara bakat dan minat. Ada anak
berbakat yang ternyata tidak berminat dengan bakat yang dimilikinya.Bila ini terjadi, kata
psikolog lulusan UI ini, diperlukan dukungan lebih banyak dari orangtua, agar bakat anak bisa
terasah secara optimal. Kalau tidak mendapat dukungan dari orangtua atau dibangkitkan
minatnya, bakat yang dimiliki anak tidak akan berkembang. Bisa saja anak tersebut agak
lambat untuk mengembangkan kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia
mempunyai bakat dalam bidang tertentu. Yang terpenting orangtua perlu memperkaya minat
anak.Jangan sampai anak hanya terpaku dengan satu minat saja.Misalnya anak yang berminat
pada sepakbola, sebaiknya juga dikenalkan dengan kegiatan lain.
Katakan pada anak bahwa olahraga tidak hanya sepakbola. Masih ada kegiatan lain,
seperti seni, dan lainnya yang bisa dikenalkan.Cara mudahnya adalah dengan mengenalkan
anak kepada teman-teman sebaya yang mempunyai beragam minat dan bakat.

c. Lakukan Tes Bakat


Ada beberapa cara untuk mengenali bakat anak, yaitu:
a. Melihat tingkah laku anak. Kegiatan apa yang sering dilakukannya? Anak lebih berminat
pada hal-halapa?
b. Mengikuti perkembangan anak dengan cermat.
c. Memberikan berbagai macam stimulus atau rangsangan kepada anak, misalnya dengan
memberikan les atau permainan yang variatif.
d. Melakukan tes psikologi (tes bakat) untuk melihat kelebihan dan kelemahan anak. Tes ini
bisa dilakukan saat anak berusia 7 tahun atau saat masuk sekolah. Pada usia tersebut sudah
terlihat bakat serta minat anak.

d. Pahami Perkembangan Anak


Menurut Dra. Clara Kriswanto, MA, CPBC, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
orangtua saat memberikan les untuk anak.
a. Tidak mengutamakan pencapaian target. Penting diingat bahwa les diberikan sebagai
upaya pengenalan kegiatan kepada anak.
b. Les sebaiknya diberikan oleh guru yang memahami perkembangan anak. Jangan sampai
guru memberi hukuman saat anak tidak bisa mengikuti les.
c. Pastikan anak tetap memiliki waktu yang seimbang untuk bermain dan istirahat.
d. Jangan memaksakan kehendak kepada anak. Yang harus diutamakan adalah minat anak.
e. Tetap pantau perkembangan anak.
f. Upayakan untuk mengembangkan semua aspek kemampuan anak.

2.3 Macam-Macam Bakat


1. Bakat Umum
Bakat umum adalah kemampuan yang memang berupa potensi dasar yang sifatnya
sudah umum.Bisa juga diartikan bahwa bakat umum ini dimiliki oleh semua orang dan sudah
menjadi hal yang lumrah.

9
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

2. Bakat Khusus
Bakat khusus adalah kemampuan yang mana memang berupa potensi khusus yang
dimiliki oleh seseorang.Bisa juga diartikan bahwa tidak semua orang memilikinya.Misalnya
bakat olahraga, seni, kepemimpinan, public speaking dan masih banyak lagi. Bakat khusus ini
terdiri dari beberapa macam, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bakat verbal – yaitu bakat yang ditunjukkan dengan konsep dalam bentuk kata kata.
2. Bakat Numerial – bakat mengenai konsep dalam bentuk angka atau matematik.
3. Bakat Skolastik – Bakat ini adalah kombinasi dari kata dan angka. Bakat ini meliputi
kemampuan dalam menalar, berpikir, mengurutkan, meciptakan hipotesis, pandangan
hidup yang bersifat rasional dan lain – lain. Bakat seperti ini biasanya di temukan oleh
seorang akuntan, ilmuwan, pemrograman dan lain sebagainya.
4. Bakat Abstrak – Bakat seperti ini bentuknya bukan angka ataupun kata, tetapi lebih ke
bentuk pola, rancangan, ukuran, bentuk serta posisi posisinya.
5. Bakat Mekanik – Bakat ini biasanya dalam bentuk prinsip umum IPA, tata kerja, alat alat
dan lain sebagainya.
6. Bakat Relasi Ruang (Spasial) – Bakat ini digunakan dalam mengamati dan meceritakan
pola 2 dimensi maupun berfikir 3 dimensi. Bakat ini biasanya membuat seseorang memiliki
sifat peka yang tajam dalam detail visual. Biasanya bakat ini dimiliki oleh fotografer, artis,
pilot, arsitek dan profesi yang lainnya.
7. Bakat Ketelitian Klerikal – Bakat ini berupa tulis menulis, meramu, laboratorium dan lain
sebagainya.
8. Bakat Bahasa – Bakat ini merupakan bakat penalaran analisisi bahasa. Contoh bidang yang
merupakan asal dari bakat bahasa adalah penyiaran, editing, hukum, pramuniaga,
jurnalistik dan lain sebagainya.

2.4 Ciri-Ciri Bakat


Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan ketika menentukan bakat mana yang
harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimiliki oleh anak. Untuk
mengembangkan bakat anak kita harus tahu terlebih dahulu ciri-ciri bakat yang dimiliki anak
tersebut. Dengan mengetahui ciri-ciri bakat anak, sebagai calon guru kita akan lebih mudah
untuk menilai bakat mana yang patut dikembangkan oleh anak. Hal ini berfungsi untuk
menghindari agar tidak terjadi salah paham terhadap bakat anak. Adapun ciri-cirinya adalah
sebagai berikut:
a. Tidak merasa terpaksa untuk melakukan suatu hal bahkan lebih cenderung untuk senang
melakukannya dan ada perasaan bahagia yang terpancar ketika melakukan, melihat atau
bahkan hanya dengan mendengarnya saja.
b. Anak mampu berkonsentrasi terhadap hal tersebut, dan cenderung tekun.
c. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap hal tersebut.
d. Anak sudah mahir terhadap hal tersebut meski belum mendapatkan pelajaran khusus dari
sekolah maupun dari rumah.
e. Setelah diberi pelajaran khusus, anak tersebut dapat dengan mudah menguasainya atau
mudah menangkap apa yang diajarkan padanya tentang hal tersebut.

2.5 Cara Mengembangkan Bakat


Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat sang anak :
1. Perhatian
Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian
khusus.Sistem pendidikan yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk

10
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

digunakan.Cernatilah berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak


menonjol pada anak.
2. Motivasi
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri
dan tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
3. Dukungan
Dukungan sangat penting bagi anak, selalu beri dukungan terhadap mereka dan yakinkan
mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus.Selain itu dukunglah anak untuk
mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
4. Pengetahuan
Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di bidang
tersebut.
5. Latihan
Latihan terus menerus sangat baik untung perkembangan bakat anak agar bakat yang
dipunya oleh anak lebih matang.Alangkah baiknya bila anak diikutsertakan dengan ekstra
kurikuler atau beri kegiatan yang lebih agar anak bisa terus latihan dengan bakatnya
tersebut.
6. Penghargaan
Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
7. Sarana
Sediakan fasilitas atau sarana yang menunjang dengan bakat anak.
8. Lingkungan
Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak
selalu dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak.
9. Kerjasama
Kerja sama antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak
di sekolah hanya sedikit dan waktu yang anak luangkan di rumah lebih banyak.
10. Teladan
yang baik mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat
diperlukan.Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam
bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak berbakat dalam bidang catur dan sebagainya.

2.6 Cara Pengembangan Terhadap Suatu Bakat Khusus


Pengembangan bakat dan minat ini bertumpu pada lima pengembangan bakat. Bakat
yang pertama yaitu, bakat akademik khusus, kedua bakat kreatif- produktif, ketiga bakat Seni,
keempat bakat kinestetik atau psikomotorik, dan kelima bakat sosial.
A. Contoh pengembangan bakat khusus akademik
1. Pengembangan bakat keahlian kimia yaitu membaca, menguasai dan menggunakan teknik
dan alat, menggambar struktur, dan mengerjakan latihan soal.
2. Pengembangan bakat keahlian fisika yaitu dapat dilakukan dengan menguasai dan mampu
dalam menggunakan alat terkait fisika
3. Bakat keahlian matematika dapat dikembangkan dengan melakukan latihan menjawab soal
dengan rutin.

B. Contoh Pengembangan Bakat Khusus Kreatif-Produktif


1. Pengembangan bakat keahlian arsitektur dapat dilakukan dengan cara menguasai dan
menggunakan tekhnik dalam menggunakan alat terkait arsitektur.

11
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

2. Pengembangan bakat keahlian katering atau tata boga dapat dilakukan dengan cara
membaca dan meningkatkan kemampuan dalam teknik menggunakan alat terkait katering
dan tata boga.
11. Pengembangan bakat keahlian komputer dan teknologi informasi yaitu dengan cara
menguasai dan dapat menggunakan alat terkait dengan bidang tersebut

C. Contoh Pengembangan Bakat Khusus Seni


1. Pengembangan bakat keahlian seni tari dapat dilakukan dengan menguasai dalam
penggunaan alat dalam seni tari.
2. Perkembangan bakat keahlian musik dapat dilakukan dengan menguasai dan
menggunakan alat musik.
3. Perkembangan bakat keahlian drama yaitu dapat dilakukan dengan kemampuan membaca,
berbicara dan menggunakan alat terkait drama.

D. Contoh Pengembangan Bakat Khusus Kinestetik atau Psikomotorik


Olah raga dan permaian dapat dikembangkan dengan kegiatan ekskul. Perkembangan
bakat keahlian drama yaitu dapat dilakukan dengan kemampuan membaca, berbicara dan
menggunakan alat terkait drama.Program yang dapat dilakukan yaitu Satu Hari Sehat (SHS),
kegiatan sehari sehat ini siswa diberikan kebebasan untuk melakukan olahraga yang diminati
nya.

E. Contoh Pengembangan Bakat Khusus Sosial


1. Pengembangan bakat keahlian psikologi yaitu dengan meningkatkan humor dalam berelasi,
menceritakan atau menulis cerita imajinatif, pembaca yang intensif, berimajinasi, dan
berinteraksi dengan banyak orang.
2. Pengembangan bakat keahlian politik dan hubungan internasional yaitu dengan berelasi,
menceritakan atau menulis cerita imajinatif, pembaca yang insentif, dan berinteraksi dengan
orang banyak.
3. Pengembangan bakat keahlian sosiologi yaitu dengan mengembangkan membaca yang
insentif dan berinteraksi dengan orang banyak.

Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Bakat


Orang tua merupakan sosok yang semestinya paling mengetahui dan bertanggung
jawab atas potensi anak.Karena anak lahir, tumbuh, dan bekembang secara fisik dengan orang
tua. Tingkat perkembangan intelektual otak anak sejak lahir sampai usia 4 tahun mencapai 50%.
Oleh karena itu, pada masa 4 tahun pertama ini, sering disebut juga sebagai golden age
(masa keemasan), karena anak dapat menyerap setiap rangsangan dengan cepat.Ia mampu
menghapal berbagai informasi, seperti perbendaharaan kata, nada, bunyi-bunyian, dan lain
sebagainya.
Oleh sebab itu, pendidikan dari orang tua terhadap anak sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kreativitas anak. Anak yang memiliki bakat tertentu, jika tidak diberikan
rangsangan-rangsangan atau motivasi dari orang tua dan lingkungannya, maka anak tersebut
tidak akan mampu memelihara bakatnya, apalagi mengembangkannya.
Orang tua dapat membantu anak dalam mengembangkan bakatnya antara lain dengan :
a. Perkara anak dengan bermacam-macam pengalaman dan perdalam pengalamannya. Makin
banyak dan makin bervariasi hal-hal baru yang dilihat dan diduga anak, makin tertarik
pula anak untuk mengalami dan mencoba berbagai macam hal.

12
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

b. Dorong dan rangsanglah anak untuk mengembangkan semua minatnya misalnya anjurkan
anak untuk membuat gambar, dengan begitu orang tua dan anak sama-sama dapat
membantu bakat anaknya.
c. Beri anak kesempatan untuk melakukan kegiatan yang memungkinkan berkembangnya
bakat dan minat anak. Sebab tanpa pernah merangsangi berbagai macam bidang, sulit bagi
anak untuk tahu potensinya.
d. Beri penghargaan dan pujian untuk usaha anak, sekecil apapun usaha tersebut pujian
merupakan cara yang paling ampuh untuk meningkatkan motivasi anak dalam berlatih
atau belajar.
e. Sediakan sarana yang cukup bagi aktualisasi bakat. Sebab tanpa adanya sarana atau
medium bakat tidak tampil dan berkembang. Orang tua harus memandang anak dan
memperlakukannya dengan segala perasaan, pikiran dan tindakan yang dimilikinya serta
menganggapnya sebagai dunia yang terikat dengannya, bukan bagian yang terpisah

Menyalurkan Bakat
Ketahuilah bahwa sebenarnya, setiap anak terlahir di dunia ini memiliki bakat dan
potensi yang jika diasah dan dikembangkan akan menghasilkan prestasi yang luar biasa. Untuk
itu, orang tua hendaknya menyadari hal itu, kemudian menyalurkannya sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
Dinny H.A.Rully, psikolog yang banyak mengupas masalah anak mengatakan bahwa
merupakan tugas orang tua untuk menyalurkan bakat dan potensi yang dimiliki anak ketika
mereka mengetahuinya. Dengan demikian anak dan orang tua tidak akan kehilangan masa
emas itu.
Bakat dan potensi yang bisa disalurkan sangat beragam, misalnya anak yang suka
membaca dan menulis sejak kecil, bisa diarahkan dengan memberinya berbagai bacaan menarik
dan bermanfaat.Begitupun anak-anak yang punya bakat melukis, menyanyi, mewarnai, menari
bisa diarahkan ke sanggar-sanggar atau les privat.
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengarahkan bakat anak:
a. Sulitnya menemukan/menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa
yang sesungguhnya dimilki oleh anak.
b. Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus.
c. Perubahan sistem pendidikan. Perubahan yang terlalu sering dapat menghambat proses
belajar dilain pihak perubahan yang terlalu lambat akan terlalu banyak menunda
perkembangan bakat anak.
d. Intervensi sosial (sekolah). Disiplin kelas dan prinsip egalitarian yaitu pemerataan terhadap
semua siswa dengan harus mengikuti kegiatan yang sama namun tidak diminati anak.
e. Ketidak seimbangan evaluasi. Pandangan umum yang memandang keberbakatan
berdasarkan skor IQ. Padahal IQ tidak menggambarkan bakat musik atau bakat olahraga
seseorang. Sekolah sering kali menggolongkan anak yang berprestasi sebagai anak yang
memperoleh nilai pelajaran yang baik.
f. Akibatnya sekolah kurang memberikan perhatian kepada anak yang memiliki bakat yang
tidak terukur oleh standar IQ

Langkah tepat bagaimana untuk menyalurkan bakat anak:


a. Salurkan Sesuai Bidangnya
Misalnya anak anda memiliki bakat menari, masukkan anak anda kedalam sanggar seni,
atau jika bakat anak anda adalah menyanyi, maka masukkan anak anda ke tempat les

13
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

menyanyi, dan seterusnya. Dengan menyalurkan bakat sesuai dengan bidangnya, tentunya
bakat yang dimiliki akan semakin terasah dengan baik.
b. Jangan Melarang Bakat Anak
Langkah menyalurkan bakat anak yang selanjutnya jangan pernah melarang atau
menghalangi bakat yang dimiliki oleh anak. Anak tidak bisa dipaksa untuk menyukai sesuatu
yang disukai oleh orangtua, karena bakat dan hobi orang tua belum tentu sama dengan hobi
juga bakat anaknya. Untuk itu maka biarlah anak berkreasi dengan bakatnya masing-masing.
c. Kasih Pengertian Terhadap Anak
Orang tua harus selalu mengetahui bakat yang dimiliki anak, agar orang tua bisa
memberi pembelajaran dan pengertian tentang bakat yang dimiliki oleh anaknya.Di dalam hal
ini anda juga harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang bakat yang dipunyai
anaknya.Misalnya anak memiliki bakat menyanyi, maka orang tua juga harus memiliki
kemampuan dan pengetahuan tentang dasar-dasar bernyanyi, dll.
d. Fasilitasi Bakat Peserta Didik
Selajutnya menyalurkan bakat dan hobi anak yang terakhir adalah dengan memfasilitasi
bakat anak tersebut.Misal anak memiliki bakat menggambar, belikan kertas dan peralatan
melukis atau menggambar.Dengan begitu anak semakin terbiasa untuk mengasah bakatnya.
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan yang bersifat umum ataupun khusus.Namun bakat juga harus
disertai dengan latihan untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan
khusus.Cara untuk mengenali bakat anak bisa dilakukan dengan observasi perilaku sehari-hari,
tes bakat dan tes sidik jari. Adapun bakat yang dimilki anak meliputi bakat linguistik, bakat
musikal, bakat logis-matematis, bakat spasial, bakat kinestetik, bakat interpersonal, bakat
intrapersonal.Ciri-ciri anak yang berbakat pada suatu hal adalah senang melakukan hal
tersebut, dapat berkonsentrasi dalam melakukan hal tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi dan
memiliki kemampuan yang tinggi pada bidang itu.Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
mengembangkan bakat anak yaitu perhatian, motivasi, dukungan, pengetahuan, latihan,
penghargaan, sarana, lingkungan, kerjasama dan teladan yang baik.Adapun peran orang tua
sangat penting dalam mengembangkan bakat anak adalah dengan memberi kesempatan,
kreatifitas, fasilitas, penghargaan dan pujian. Sedangkan cara untuk menyalurkan bakat anak
sesuai dengan bidangnya, serta tidak melarang atau menghalangi anak terhadap bakat yang
dimilikinya.

Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelegent)


Teori kecerdasan ganda membedakan kecerdasan manusia menjadi 'modalitas' spesifik,
daripada melihat kecerdasan didominasi oleh kemampuan umum tunggal. Howard Gardner
mengusulkan model ini dalam bukunya 1983 Frame of Mind: Theory of Multiple Intelligences .
Menurut teori tersebut, 'modalitas' intelijen harus memenuhi delapan kriteria:

1. potensi isolasi otak oleh kerusakan otak


2. tempat dalam sejarah evolusi
3. kehadiran operasi inti
4. kerentanan terhadap pengodean (ekspresi simbolik)
5. perkembangan perkembangan yang berbeda
6. keberadaan para penikmat , keajaiban dan orang-orang luar biasa lainnya
7. dukungan dari psikologi eksperimental
8. dukungan dari temuan psikometrik

14
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Gardner mengusulkan delapan kemampuan yang ia pegang untuk memenuhi kriteria ini:

1. musikal-ritmis,
2. visual-spasial ,
3. linguistik verbal ,
4. matematika logika,
5. kinestetik tubuh ,
6. antarpribadi,
7. intrapersonal,
8. naturalis

Musik-berirama dan harmonis


Area ini berkaitan dengan kepekaan terhadap suara, ritme, nada , dan musik. Orang
dengan kecerdasan musik yang tinggi biasanya memiliki nada yang baik dan bahkan mungkin
memiliki nada yang absolut , dan mampu menyanyi, memainkan alat musik, dan menggubah
musik. Mereka memiliki kepekaan terhadap irama, nada, meter, nada, melodi atau warna nada.
[7] [8]
Visual-spasial
Area ini berkaitan dengan penilaian spasial dan kemampuan untuk memvisualisasikan
dengan mata pikiran. Kemampuan spasial adalah salah satu dari tiga faktor di bawah g dalam
model intelijen hierarkis. [8]
Verbal-linguistik
Kecerdasan linguistik,
Orang dengan kecerdasan verbal-linguistik tinggi menampilkan fasilitas dengan kata-kata
dan bahasa. Mereka biasanya pandai membaca, menulis, bercerita dan menghafal kata-kata
bersama dengan tanggal. [8] Kemampuan verbal adalah salah satu kemampuan yang paling
banyak memuat g . [9] Jenis kecerdasan ini diukur dengan IQ Verbal dalam WAIS-IV .
Logis-Matematis
Area ini berkaitan dengan logika , abstraksi, penalaran, angka dan pemikiran kritis. [8]
Ini juga berkaitan dengan memiliki kapasitas untuk memahami prinsip-prinsip yang mendasari
semacam sistem sebab akibat. [7] Penalaran logis terkait erat dengan kecerdasan cairan dan
kecerdasan umum (faktor g ) . [10]
Tubuh-kinestetik
Keterampilan motorik kasar dan Keterampilan motorik halus, Elemen inti dari
kecerdasan kinestetik - jasmani adalah kendali atas gerakan tubuh seseorang dan kemampuan
untuk menangani objek dengan terampil. [8] Gardner menguraikan untuk mengatakan bahwa ini
juga termasuk rasa waktu, rasa yang jelas tentang tujuan tindakan fisik, bersama dengan
kemampuan untuk melatih tanggapan.
Orang-orang yang memiliki kecerdasan kinestetik-tubuh yang tinggi umumnya harus
pandai melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, menari, dan membuat sesuatu.Gardner percaya
bahwa karier yang sesuai dengan mereka yang memiliki kecerdasan kinestetik tubuh tinggi
meliputi: atlet , penari , musisi , aktor , pembangun , petugas polisi , dan tentara . Meskipun
karier ini dapat diduplikasi melalui simulasi virtual, mereka tidak akan menghasilkan
pembelajaran fisik aktual yang diperlukan dalam kecerdasan ini. [11]
Antarpribadi

15
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Secara teori, individu yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi ditandai oleh
sensitivitas mereka terhadap suasana hati, perasaan, temperamen, motivasi, dan kemampuan
orang lain untuk bekerja sama agar dapat bekerja sebagai bagian dari kelompok. Menurut
Gardner dalam How Are Kids Smart: Multiple Intelligences in the Classroom , " Kecerdasan
antar dan pribadi sering disalahpahami dengan menjadi orang ekstrovert atau menyukai orang
lain ..." [12] Mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi berkomunikasi secara efektif
dan berempati dengan mudah. dengan orang lain, dan dapat berupa pemimpin atau pengikut.
Mereka sering menikmati diskusi dan debat. "Gardner menyamakan ini dengan kecerdasan
emosional Goleman. [13]
Gardner percaya bahwa karier yang cocok dengan mereka yang memiliki kecerdasan
interpersonal tinggi termasuk tenaga penjualan , politisi , manajer, guru , dosen , penasihat , dan
pekerja sosial . [14]
Intrapersonal
Area ini berkaitan dengan kapasitas introspektif dan reflektif diri. Ini mengacu pada
memiliki pemahaman yang mendalam tentang diri; apa kekuatan atau kelemahan seseorang, apa
yang membuat seseorang unik, mampu memprediksi reaksi atau emosi sendiri.
Naturalistik
Individu yang menjadi siap dapat mengenali flora dan fauna, untuk membuat perbedaan
konsekuensial lainnya di dunia alami, dan untuk menggunakan kemampuan ini secara produktif
(dalam berburu, dalam pertanian, dalam ilmu biologi) adalah menggunakan kecerdasan penting
dan yang tidak tercakup secara memadai dalam arus daftar." [15] Area ini berkaitan dengan
memelihara dan menghubungkan informasi dengan lingkungan alami seseorang. [8] Contohnya
termasuk mengklasifikasikan bentuk alami seperti spesies hewan dan tumbuhan dan jenis batuan
dan gunung. Kemampuan ini jelas bernilai di masa lalu evolusi kita sebagai pemburu,
pengumpul , dan petani ; itu terus menjadi pusat dalam peran seperti ahli botani atau koki . [7]
Jenis penerimaan ekologis semacam ini berakar dalam pada "pemahaman yang sensitif,
etis , dan holistik " tentang dunia dan kompleksitasnya - termasuk peran kemanusiaan dalam
ekosfer yang lebih luas. [16]
Eksistensial

Gardner tidak ingin berkomitmen pada kecerdasan spiritual, tetapi menyarankan bahwa
kecerdasan "eksistensial" mungkin merupakan konstruk yang bermanfaat, juga diusulkan setelah
yang asli 7 dalam bukunya 1999. [17] Hipotesis dari kecerdasan eksistensial telah dieksplorasi
lebih lanjut oleh para peneliti pendidikan. [18]
Kecerdasan tambahan
Pada 13 Januari 2016, Gardner mengatakan dalam sebuah wawancara dengan BigThink
bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk menambahkan kecerdasan pengajaran-pedagogis
"yang memungkinkan kami untuk dapat mengajar dengan sukses kepada orang lain". [19] Dalam
wawancara yang sama, ia secara eksplisit menolak beberapa kecerdasan lain yang disarankan
seperti humor, memasak, dan kecerdasan seksual. Profesor Nan B. Adams (2004) berpendapat
bahwa berdasarkan definisi Gardner tentang Multiple Intelligences, kecerdasan digital - sebuah
meta-intelijen yang terdiri dari banyak kecerdasan yang diidentifikasi dan berasal dari interaksi
manusia dengan komputer digital - sekarang ada.
Penerimaan kritis
Gardner berpendapat bahwa ada berbagai kemampuan kognitif , tetapi hanya ada korelasi
yang sangat lemah di antara mereka. Sebagai contoh, teori tersebut mendalilkan bahwa seorang

16
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

anak yang belajar memperbanyak diri dengan mudah belum tentu lebih pintar dari seorang anak
yang memiliki lebih banyak kesulitan dalam tugas ini. Anak yang membutuhkan lebih banyak
waktu untuk menguasai perkalian mungkin lebih baik belajar mengalikan melalui pendekatan
yang berbeda, mungkin unggul dalam bidang di luar matematika, atau mungkin melihat dan
memahami proses perkalian pada tingkat yang secara fundamental lebih dalam.
Tes kecerdasan dan psikometrik umumnya menemukan korelasi tinggi antara berbagai
aspek kecerdasan, daripada korelasi rendah yang diprediksi teori Gardner, mendukung teori
kecerdasan umum yang berlaku daripada kecerdasan ganda (MI). Teori ini dikritik oleh psikologi
arus utama karena kurangnya bukti empiris , dan ketergantungannya pada penilaian subyektif.
Pada 2009, ia menyarankan bahwa kecerdasan eksistensial dan moral juga layak untuk
dimasukkan.
Meskipun perbedaan antara kecerdasan telah ditetapkan dengan sangat rinci, Gardner
menentang gagasan pelabelan peserta didik untuk kecerdasan tertentu. Gardner berpendapat
bahwa teorinya harus "memberdayakan peserta didik", tidak membatasi mereka pada satu
modalitas pembelajaran. [4] Menurut Gardner, kecerdasan adalah "potensi biopsikologis untuk
memproses informasi yang dapat diaktifkan dalam lingkungan budaya untuk memecahkan
masalah atau membuat produk yang bernilai dalam suatu budaya." [5] Menurut penelitian tahun
2006, setiap domain yang diajukan oleh Gardner melibatkan campuran faktor g umum,
kemampuan kognitif selain g , dan, dalam beberapa kasus, kemampuan non-kognitif atau
karakteristik kepribadian
P. Chaplin mengartikan kecerdasan sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan
diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Sementara itu, Anita E. Woolfolk
mengemukakan bahwa menurut teori lama, kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu :
1. kemampuan untuk belajar.
2. keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan
3. kemampuan untuk beradaptasi dengan dengan situasi baru atau lingkungan pada
4. umumnya.
Jika kita merujuk ke pendapat Howard Gardner, dia memberikan definisi tentang
kecerdasan sebagai berikut:
1. Kecakapan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2. Kecakapan untuk mengembangkan masalah untuk dipecahkan.
3. Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat
4. di dalam kehidupan.
Multiple Intelligences adalah istilah atau teori dalam kajian tentang ilmu kecerdasan yang
memiliki arti “kecerdasan ganda” atau “kecerdasan majemuk”. Teori ini ditemukan dan
dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan
dari Graduate School Of Education, Harvad University, Amerika Serikat. Dia juga adalah
penulis “Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences” (Basic Books, 1983/1993),
Multiple Intelligences: The Theory in PracticeIntelligence Reframed: Multiple Intelligences for
the 21st Century (Basic`Books, 1993), dan (Basic Books, 1993). Saat ini dia juga salah satu
direktur Project Zero di Harvard Graduate School of Education. Project Zero adalah pusat
penelitian dan pendidikan yang mengembangkan cara belajar, berpikir, dan kreativitas dalam
mempelajari suatu bidang bagi individu dan institusi.
Di dalam teorinya Gardner menjelaskan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam
kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda antara kecerdasan yang satu
dengan kecerdasan lainnya. Pengertian inteligensi Gardner ini berbeda dengan pengertian yang
dipahami sebelumnya. Sebelum Gardner, pengukuran IQ (Intelligence Question) seseorang

17
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

didasarkan pada tes IQ saja, yang hanya menonjolkan kecerdasan matematis-logis dan linguistik.
Sehingga kurang memperhatikan kecerdasan pada bidang yang lain. Penemuan Gardner tentang
inteligensi seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Inteligensi seseorang dapat
dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak.
Secara jelasnya Gardner mengungkapkan bahwa tidak ada anak bodoh atau pintar. Yang
ada, anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan tersebut. Dengan
demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak, orang tua dan guru selayaknya
dengan jeli dan cermat merancang sebuah metode khusus. Dalam menstimulasi kecerdasan anak,
dapat dikatakan, kecerdasan tertentu bisa jadi diasah agar lebih terampil.
Esensi teori multiple intelligences menurut Gardner adalah menghargai keunikan setiap
orang, berbagai variasi cara belajar, mewujudkan sejumlah model untuk menilai mereka, dan
cara yang hampir tak terbatas untuk mengaktualisasikan diri didunia ini dalam bidang tertentu
yang akhirnya diakui. Menurut hasil penelitiannya, Gardner menyatakan bahwa di dalam diri
setiap orang terdapat delapan jenis kecerdasan dintaranya seperti kecerdasan logikamatematika,
linguistik (berbahasa), visual-spasial, kinestetik (gerak tubuh), musikal, interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis. Kedelapan kecerdasan tersebut bisa saja dimiliki oleh setiap
individu, hanya saja dalam taraf berbeda. Selain itu, kecerdasan ini juga tidak berdiri sendiri,
terkadang bercampur dengan kecerdasan lain.
Gardner juga mendefinisikan bahwa inteligensi itu merupakan kemampuan untuk
memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam
dan dalam situasi yang nyata.
Multiple intelligence adalah kecerdasan ganda yang dapat dimaknai sebagai kemampuan
seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah. Kecerdasan itu meliputi daya pikir dan
perkembangan kognitif. Ada 4 perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Jean Piaget yaitu (1)
sensorimotor pada anak usia 0-2 tahun, (2) praoperasioanal pada anak usia 2-7 tahun, (3)
operasioanal konkret pada anak usia 7-12 tahun, (4) dan operasinal formal pada anak usia >12
tahun.
Tokoh dalam kecerdasan ganda ini dipelopori oleh Prof. Dr. Howard Gardner seorang
psikologi dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS. Hal ini dikenalkan melalui karya
Gardner yang berjudul Frame of mind. Pada awalnya multiple intelligence yang dicetuskan
hanya 8 jenis kecerdasan, tetapi seiring berkembangnya waktu dan pengetahuan multiple
intelligence ini menjadi 9 kecerdasan, yaitu:
1. Inteligensi linguistik (linguistic intelligence)
Artinya kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan
maupun tertulis. Lingustik tertulis dapat dicontohkan dalam kemahiran mengarang puisi, cerpan
dan lain-lain. Sedangkan lingustik lisan berupa kemahiran bercerita dan mendongeng.
2. Inteligensi matematis-logis (logical -mathematical intelligence)
Artinya kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika. Anak yang
memiliki kecerdasan matematis logis biasanya mampu mengenal dan mengamati konsep jumlah,
waktu dan prinsip sebab-akibat, mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek
tersebut dan pandai dalam memecahkan masalah yang menuntut pemikran logis.
3. Inteligensi ruang (spatial intelligence)
Yaitu kemampuan unutk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan juga mengenal
bantuk dan benda secara tepat. Anak yang mempunyai kecerdasan spatial ini biasanya senang
mencoret-coret, menggambar, melukis, dan lain-lain.
4. Inteligensi kinestetik-badani (bodily- kinesthetic intelligence)

18
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Yaitu kemampuan untuk menggunakan tubuh dan gerak tubuh untuk mengekspresikan
gagasan dan perasaan. Anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik ini biasanya memiliki
control pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak, dan
menyukai pengalaman belajar nyata yang menggunakan fisik, senang menari, olahraga dan
mengerti hidup sehat, suka menyentuh, memegang dan bermain dengan apa yang sedang
dipelajari dan suka belajar yang suka terlibat secara langsung.
5. Inteligensi musikal (musical intelligence)
Yaitu kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-
bentuk musik dan suara, peka terhadapa ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan
memainkan alat musik. Anak yang memiliki kecerdasan musical biasanya menyukai banyak alat
music dan selalu tertarik untuk memainkan alat music, senang bernyanyi dan lain-lain.
6. Inteligensi interpersonal(interpersonal intelligence)
Yaitu kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhada perasaan, intense, motivasi,
watak, temperamen orang lain. Anak yang memiliki kecerdasana interpersonal umumnya
biasanya mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan
perasaan dan mampu bekerja mandiri dan mengembangkan konsep diri secara baik.
7. Inteligensi intrapersonal(intrapersonal intelligence)
Yaitu kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan
untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan
keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan-gagasan. Anak yang memiliki kecerdasan
intrapersonal biasanya memiliki hubungan baik dengan orang lain, pandai menjalikn hubungan
sosial, memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan baik dan
juga mampu menyesuaikan diri dengan kelompok yang berbeda.
8. Inteligensi lingkungan /naturalis (naturalist intelligence)
Yaitu kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal
tanaman dan binatang dengan baik. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis biasanya suka
mengamati, menegnali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan dan
juga gemar melakukan aktifitas outdoor seperti jalan-jalan.
9. Inteligensi eksistensial (existential intelligence)
Yaitu kemampuanyang berkaitan dengankepekaan dan kemampuan seseorang untuk
menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia. Anakyang
memiliki intelegensi eksistensial biasanya memiliki kesadaran tinggi dalam menjalankan
kewajiban terhadap Tuhan dan memiliki upaya untuk menjadi lebih baik.
Kesembilan kecerdasan tersebut perlu dikembangkan secara maksimal sejak usia dini agar
bermanfaat bagi setiap anak tersebut. Adapun kecerdasan majemuk terbentuk karena faktor:
1. Hereditas yaitu faktor bawaan dari keturunan.
2. Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh besar untuk menghasilkan kemampuan
fungsionalitas organ kecerdasan pada anak.
3. Nutrisi, asupan nutrisi merupakan salah satu faktor yang mendukung kecerdasan anak.
Setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing didalam dirinya yang disebut dengan
multiple intelegent. Dengan mengasah atau mengembangan kecerdasan pada dirinya dengan cara
belajar, maka dalam konteks belajar tersebut memiliki peran penting. Siregar dan Nara 2010
berpendapat bahwa suatu kemampuan yang berarti intelegent (kecerdasan) menunjukan suatu
kemahirnya dan ketrampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesuliatan yang
ditemukan dalam hidupnya atau kemampuan yang dimiliki sudah ada sejak dini, meski didalam
pendidikan dapat dikembangankan. Yang dimaksud dengan pendapat tersebut bahwa anak

19
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

memiliki cara yang baik, luwes, kelancaran dalam menyampaikan ide dan terampil dalam
menyelesaikan masalahan yang dihadapi.
Kecerdasan merupakan realitas yang ada pada diri anak muncul melalui sistem otak,
pikiran manusia dan pola hidupnya. Teori kecedasan telah dikembangan selama 15 tahun teakhir
ini, dengan menggunakan kemampuan yang nilai melalui tes kecerdasan dan mengesampingkan
pengetahuan lainnya. Gardner menyatakan sembilan kecerdasan yang harus dipertimbangkan:
1. Kecerdasaan Kinestetik-jasmani: Kecerdasan kinestetik jasmani berhubungan dengan motorik kasar
pada anak atau kecerdasan fisik yang mengalami secara nyata, dimana anak mempunyai bakat
mengendalikan gerak tubuh dan juga ketrampilanya dibidang atlet, pengrajin, ahi bedah. Ciri-ciri
kecerdasan kinestik orang yang cekatan terhadap apapun, tidak bisa diam selalu bertingkah, belajar
melalui memanipulasi dan praktek, menyukai permainan yang menyibukan.
2. Kecerdasan linguistik: Kecerdasan lingustik berhubungan dengan kemampuan berfikir dalam bentuk
kata-kata. Menggunakan bahasa untuk mengeskpresikan dan mengola sekaligus menggunakan kata
yang benar, biasa kecerdasan linguistik ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru bicara,
pengacara. Ciri-ciri kecerdasan linguistik suka menulis (artikel, cerpen), suka berbicara didepan
orang banyak, menyukai dalam bidang seni (drama, komedi), suka berdiskusi dan menanggapi
dengan lancar.
3. Kecerdasan logis-matematis: Kecerdasan logis-matematis berhubungan dengan angka dan logika,
menalar dengan baik, mencerna pola-pola yang panjang. Biasa yang memiliki kecerdasan ini
merupan pakar matematika, ilmuan, akuntan. Ciri-ciri orang yang mempunyai kecerddasan logis-
matematis menyukai permainan yang strategis(teka-teki, puzzle), berpenmapilan rapi, banyak
bertanya jika apa yang tidak dipahami, sangat suka dengan pelajaran berhitung (matematika).
4. Kecerdasan spasial: Kecerdasan yang berhubungan dengan cara berfikir anak menggunakan gambar
kemampuan untuk menyerap kecerdasan ini sama dengan kognitif cara berfikir anak. Ciri-cici anak
yang mempunai kecerdasan spasial pandai dan suka menggambar, suka bermain puzzle,
berpenampilan rapi, suka melamun.
5. Kecerdasan musical: Kecerdasan yang berhubungan dengan, bunyi nada, yang berkaitan dengan
alat musik. Dengan cara mengamati, menbentuk dan mengeskpresikan musik. Ciri-ciri orang yang
mempunyai kecerdasan musical senang memainkan alat musik, senang bernyanyi, berpenampilan
rapi, bernyani dengan nada yang tepat.
6. Kecerdasan naturalis: Kecerdasan yang berhubungan dengan kepekaan terhadap alam. Mempunyai
pengetahuan yang tinggi tentang alam seperti tumbuhan, keindahan alam. Ciri-ciri orang yang
mempunyai kecerdasan naturalis suka menjelajahi alam (muncak, berkunjung ke taman), suka
mengamati tumbuhan, memelihara tanaman atau binatang dirumahnya.
7. Kecerdasan antar pribadi: Kecerdasan yang berhubungan dengan bekerja sama orang lain,
kecerdasan ini mengembangakan interaksi sesama orang atau perkembangan sosial. Ciri-ciri orang
yang mempunayi kecerdasaan antar pribadi suka bergaul dengan siapa saja, mempunyai banyak
teman, berani menjadi pemimpin, memiliki rasa perhatian yang tingi untuk teman-temannya.
8. Kecerdasan intra pribadi: Kecerdasan yang berhubungan dengan diri sendiri, mengontrol emosinya,
menggunakan pemahamannya sendiri (memiliki pendapat sendiri tetapi tujuan sama dengan orang
lain).
9. Kecerdasan eksistensial: Kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
menjawab persoalan terdalam esksestik atau cenderung memandang masalah-masalah dari sudut
pandang. Ciri-ciri saat bekerja sering berbicara sendiri, lebih cenderung mengutamakan
keinginannya.

20
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Dalam output lebih pada pemberian assesment (penilaian) yang menekankan pada
sekuruh aspek dalam kognitif , afektif dan psikomotoriknya, yang dilakukan secara
berkesinambungan dalam proses pembalajaran.
Pendidikan berbasis Multiple Intelligences ini telah banyak digunakan di belahan dunia
misalnya:
 The Ross School, East Hampton new York
 Key Learning Community, Irldianapolis, Indiana
 New City School, St. Louis, Missouri
 The Gardenr School, Vancouver
 The Cook Primary School, Canberra, Australia

A. Teori Multiple Intelegences


Teori Howard Gardner tentang multiple intelligences memanfaatkan aspek kognitif dan
perkembangan psikologi, antropologi, dan sosiologi untuk menjelaskan kecerdasan manusia.
Meskipun konsep ini telah dipelajari bertahun-tahun sebelumnya, teori ini baru diperkenalkan
pada tahun 1983, dalam buku Gardner, Frames of Mind.
Howard Earl Gardner (lahir 11 Juli 1943 di Scranton, Pennsylvania) adalah seorang
psikolog perkembangan Amerika. Seorang profesor Kognisi dan Pendidikan di Harvard
Graduate School of Education di Harvard University, Direktur Senior Proyek Zero Harvard. Ia
bersama peneliti dan pendidik lainnya terus bekerja ke arah pendekatan yang lebih holistik untuk
pendidikan melalui zero project. Untuk informasi lebih lanjut tentang proyek dan penelitian yang
terlibat dalam Proyek Zero, kunjungi situs webnya di http://www.pz.harvard.edu.1[2]
Ia seorang penulis, lebih dari dua puluh buku dan diterjemahkan menjadi tiga puluh
bahasa. Sejak tahun 1995, ia telah menjadi co-direktur dari Proyek GoodWork. Ia terkenal
karena teorinya tentang kecerdasan majemuk. Semua pendidikan pasca pendidikan menengah
Gardner di Harvard University. Ia terinspirasi oleh bacaan dari Jean Piaget untuk dilatih dalam
psikologi perkembangan, ia juga belajar neuropsikologi.
Yang mendasari pemikirannya adalah berawal dari kegelisahan Howard Gardner.
Menurutnya selama ini para pendidik telah melakukan kekeliruan karena menganggap tes
kecerdasan atau tes IQ adalah satu-satunya ukuran yang paling dapat dijadikan patokan untuk
mengukur kecerdasan seseorang.
Menurut Gadner, kecerdasan manusia juga harus dinilai berdasarkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup, kemampuan menemukan persoalan-persoalan
baru untuk diselesaikan atau dicari solusinya, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.
Gardner bersama rekan-rekannya yang mengembangkan penelitian untuk
mengembangkan konsep MI tidak hanya menilai kecerdasan dengan cara menguji kemahiran
seseorang memahami dan menyelesaikan soal-soal logika-matematika (sebagaimana yang
dilakukan dalam tes IQ). Bersama tim, Gardner mengembangkan cara-cara mengukur
kemampuan individu untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.
Gardner melakukan penelitian terhadap otak manusia dan mewawancara para korban
stroke, prodigies, dan individu dengan autisme. Berdasarkan penelitian itu, delapan kriteria yang
digunakan oleh Gardner untuk mengidentifikasi kecerdasan. Hal ini dimaksudkan agar kedelapan

21
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

jenis kecerdasan tersebut berkembang sepenuhnya, bukan sekedar bawaan, kemampuan atau
bakat. Kriteria yang digunakan Gardner adalah sebagai berikut:2[3]
1. Letak dalam Otak
Gadner mengamati bahwa orang-orang yang pernah mengalami kecelakaan atau penyakit
tertentu mempengaruhi wilayah otak tertentu pula. Cedera ini mengganggu kecerdasan
tertentu, tetapi sama sekali tidak mempengaruhi kecerdasan yang lain. Orang yang
mengalami cidera di wilayah Broca (lobus kiri depan), misalnya, akan mengalamai
kesulitan memproduksi ujaran, tetapi masih dapat mengerjakan soal matematika, menari,
mengekspresikan perasaan, dan menjalin hubungan dengan orang lain. Berikut ini
merupakan sistem neurologis dalam otak yang merupakan wilayah primer tiap jenis
kecerdasan:
Jenis Kecerdasan Wilayah Primer Jenis Kecerdasan Wilayah Primer
dalam Otak dalam Otak
1. Linguistik Lobus temporal kiri 5. Spasial Bagian belakang
dan lobus bagian hemisfer kanan
depan (termasuk
Broca & Wernicke)
2. Musikal Lobus temporal 6. Intrapersonal Lobus bagian
kanan depan, lobus
parietal, sistem
limbik
3. Matematis Logis Lobus bagian 7. Kinestetik Serebelum, basal
depan kiri dan ganglia, motor
parietal kanan korteks
4. Interpersonal Lobus bagian 8. Naturalis Wilayah-wilayah
depan, lobus lobus parietal kiri
temporal (terutama yg penting utk
hemisfer kanan), membedakan
sistem limbik “makhluk hidup”
dg “benda mati”
5. Adanya Bukti Personalitas
Gardner memberi contoh profil pada orang-orang tertentu yang sangat menonjol pada satu
jenis kecerdasan tertentu, tetapi rendah dalam kecerdasan lain atau savant (seperti Raymond
dalam film Rain Man)
6. Tiap Kecerdasan Memiliki Waktu Kemunculan dan Perkembangan
Kecerdasan terbentuk melalui keterlibatan yang bernilai budaya dan seseorang (dalam
kegiatan itu) mengikuti pola perkembangan tertentu. Musik berkembang lebih awal dan
bertahan lama (sampai tua), kecerdasan visual dalam wujud melukis dapat muncul pada usia
dewasa (seperti kasus nenek moses).

Kecerdasan Kemunculan Kecerdasan Kemunculan


Perkembangan Perkembangan
Linguistik Meledak pada masa Interpersonal Masa kritis tiga tahun
anak-anak terus pertama

22
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

berlanjut hingga
usia lanjut
Musikal Berkembang paling Intrapersonal Pembentukan batas diri
awal, si genius dan orang lain masa 3 th
kadang mengalami pertama
krisis
perkembangan
Spasial Usia 9-10 tahun dan Naturalis Muncul secara dramatis
peka artistik sampai pd sebagian anak dpt
tua dikembangkan melalui
sekolah/ pengalaman
Matematis – Memuncak pada Kinestetis Bervariasi, bergantung
Logis masa remaja dan pada komponen
awal dewasa, kekuatan , fleksibilitas,
menurun setelah 40 domain gimnastik
tahun

7. Sejarah Evolusioner dan Kenyataan Logis Evolusioner


Tiap jenis kecerdasan memiliki bukti historis, seperti spasial dapat ditemukan pada gambar-
gua Lascaux, irama terbang serangga waktu mencari bunga, musikal melalui instrumen
musik purba, dan sebagainya.
8. Dukungan Temuan Psikometrik
Hasil dari beberapa tes psikologi standar meyakini bahwa intelegensi yang ditemukan
Gardner benar. Tes standar untuk menilai kecerdasan dengan cara yang
terkontekstualisasikan (memanfaatkan skala kecerdasan Wechsler untuk linguistik,
matematis logis, spasial, kinsetetik; dll)
9. Dukungan Penelitian Psikologi Eksperimental. Dari tugas-tugas psikologi yang diberikan
tampak bahwa intelegensi bekerja saling terisolasi. Misalnya yang kuat membaca belum
tentu kuat dalam matematika.
10. Tiap Kecerdasan memiliki Rangkaian Cara kerja Dasar
Setiap kecerdasan membutuhkan cara kerja tertentu dan dapat berfungsi menggerakkan
kegiatan yang khas pada setiap kecerdasan. Kinestetik misalnya, bercara dasar kerja : mampu
menirukan gerakan fisik, mampu menguasai gerak rutin motorik halus dalam menyusun
bangunan.
11. Kemudahan Menyandikannya ke dalam sistem simbol. Setiap kecerdasan punya simbol
sendiri-sendiri.
Kecerdasan Sistem Simbol Kecerdasan Sistem Simbol
Linguistik Simbol Spasial Simbol Ideografis
Fonetis/mis (tulisan cina)
Musikal Notasi musik, kode Intrapersonal Simbol diri (dalam
morse mimpi & karya seni)
Matematis-Logis Simbol matematis Kinestetis Bahasa Isyarat, Braille
Interpersonal Simbol sosial, Naturalis Klasifikasi, peta
ekspresi, gerak habitat
isyarat

23
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Kriteria-kriteria tersebutlah yang digunakan untuk mengidentifikasi tujuh kecerdasan


secara terpisah. Selanjutnya, pada tahun 1999 dipublikasikan Gardner’s Intelligence Reframed,
ditambahkan kecerdasan naturalis.
Meskipun teori ini awalnya tidak dirancang untuk digunakan dalam aplikasi kelas, namun
banyak pendidik yang menganut dan melakukan berbagai adaptasi dalam pengembangan
pembelajaran. Teori ini membantu para guru mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa di
dalam kelas. Penelitian Gardner mampu mengartikulasikan itu dan memberikan arahan tentang
bagaimana meningkatkan kemampuan siswa dalam setiap mata pelajaran yang diberikan. Guru
didorong untuk mulai memikirkan perencanaan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
berbagai kecerdasan. Berangkat dari pemikiran baru ini, sekolah-sekolah semacam Sekolah Ross
di New York, sebuah lembaga pendidikan yang independen, atau Key Learning Community,
berkembang menjadi sekolah yang diminati publik di Indianapolis karena menggunakan
kurikulum Multiple Intelligences.
Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses
kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun
demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan
musikal misalnya, akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya.
Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang
berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri. Kehadiran
ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya.
Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau
berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas. Dalam kasus khusus, ditengarai adanya individu
savant, yakni orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi pada satu jenis
kecerdasan, namun rendah dalam kecerdasan yang lain.
Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena dianggap lebih
melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebih arif
melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini
“menghapus” mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak
hakikatnya cerdas. Hanya saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru.3[4]
B. Poin-poin Kunci dalam Teori Multiple Intelegence
Menurut teori multiple intelligences, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan, hanya saja profil tiap orang mungkin
berbeda. Ada yang tinggi pada semua jenis kecerdasan ada pula yang hanya rata-rata dan
tinggi pada dua atau tiga jenis kecerdasan.
2. Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang
memadai; Kecerdasan dapat distimulasi, dikembangkan sampai batas tertinggi melalui
pengayaan, dukungan yang baik, dan pengajaran.
3. Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks.
Dalam aktivitas sehari-hari, kecerdasan saling berkaitan dalam satu rangkain : menendang
bola (kinestetik), orientasi diri di lapangan (spasial), mengajukan protes ke wasit (linguistik
dan interpersonal)
4. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori Seseorang yang cerdas
linguistik mungkin tidak pandai menulis, tetapi pandai bercerita dan berbicara secara
memukau.
C. Ciri-ciri Singkat Kecerdasan

24
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Howard Gardner menunjukkan bahwa tiap-tiap kecerdasan memiliki ciri-ciri yang dapat
dikategorikan ke dalam sati jenis kecerdasan tertentu. Apabila dikaitkan dengan komponen
inti adalah sebagai berikut:4[5]
1. Kecerdasan Linguistik (word smart)
a. Definisi
Kecerdasan linguistik atau kecerdasan bahasa. Orang yang memiliki kecerdasan ini pandai
mengolah kata-kata. Sebagian di erantara meka pandai berkata-kata (misalnya: presenter,
rohaniwan, pendongeng, mc, dsb). Sebagian lagi pandai menulis (misalnya: novelis, penulis
buku, dsb). Tetapi cukup banyak juga yang menguasai keduanya.
b. Ciri-ciri
Suka membaca, gemar menulis (puisi, cerpen, novel, diary, dsb), suka bermain scrable atau
mengisi TTS, pandai bercerita, suka memelesetkan atau memarodikan kata-kata, lebih suka
mendengar secara lisan (auditory), mudah mengingat kata-kata aneh, suka menghibur orang
lain atau diri sendiri dengan serangkaian kata/kalimat, suka berintonasi dalam berkata-kata,
punya banyak perbendaharaan kata, mudah menemukan kejanggalan bahasa dalam tulisan
atau kata-kata orang lain, suka menghabiskan waktu di toko buku.
c. Pengembangan
Cara utama untuk mengembangkan kecerdasan ini adalah dengan membaca berbagai buku,
majalah, dan litaratur lainnya. Ada baiknya membiasakan diri menulis sesuatu (pengalaman
hidup sehari-hari, atau apa pun yang didapat ketika membaca sesuatu, menonton film, atau
bersaat teduh).
d. Kecerdasan lain yang mendukung
Akan lebih baik jika ditunjang dengan pengembangan self smart, logic smart, dan people
smart. Ketiga kecerdasan itu akan lebih meningkatkan kemampuan anda dalam mengolah
kata, serta memperluas wawasan anda.
e. Pekerjaan yang sesuai
MC, pembawa acara, rohaniwan, trainer, penyiar radio, guru, editor, story teller, public
relations, sastrawan, penulis, copywriter, pelawak.
2. Kecerdasan Spasial (picture smart)
a. Definisi
Kecerdasan spasial atau kecerdasan gambar. Orang yang memiliki kecerdasan ini sangat
mudah mengingat gambar, dan memiliki imajinasi yang kuat. Apabila ia membayangkan
sesuatu, bayangan itu tergambar dengan jelas dalam pikirannya. Umumnya orang dengan
kecerdasan ini juga memiliki kemampuan dalam menggambar. Biasanya orang-orang
yang memiliki picture smart adalah para seniman. Kelebihan para pemilik picture smart,
selain terletak pada imajinasinya juga pada matanya. Mata mereka biasanya peka atau jeli
menangkap hal-hal yang tidak dilihat oleh orang lain.
b. Ciri-ciri
Tidak mengalami kesulitan dalam membaca peta, lebih tertarik pada gambar daripada
tulisan, peka terhadap warna, suka fotografi atau videografi, mampu membayangkan
sebuah benda dilihat dari berbagai sudut, suka mencoret-coret bila sedang bertelepon atau
berbicara dengan orang, suka bermain puzzle, suka menyederhanakan sesuatu menjadi
gambar, gemar membaca komik, imajinatif (mudah membayangkan), peka terhadap tata
letak (interior, majalah, dsb), suka menggambar.
c. Pengembangan

25
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Lebih banyak menggambar. Jika anda sedang belajar, cobalah untuk menggambar poin-
poin penting yang anda dapatkan, karena anda akan lebih mudah mengingatnya. Jika
anda sedang menulis catatan apa saja, cobalah untuk menambahkan gambar-gambar yang
berhubungan dengan catatan anda. Lebih baik lagi jika anda membuat catatan harian
(diary) berupa sketsa. Banyaklah membaca buku-buku yang memuat berbagai visualisasi
menarik (buku-buku desain, fotografi, dsb).
d. Kecerdasan lain yang mendukung
Kecerdasan lain yang paling mendukung adalah nature smart. Biasanya alam adalah
sumber inspirasi yang tak terbatas bagi para seniman. Dalam dunia kerja, dibutuhkan juga
berbagai kecerdasan lain untuk menunjang picture smart anda. Biasanya logic smart juga
dibutuhkan untuk menunjang picture smart anda. Bahkan seorang desainer grafis juga
membutuhkan word smart dalam pekerjaannya.
e. Pekerjaan lain yang sesuai
Desainer grafis, arsitek, desainer interior, pemahat/pematung, fotografer, kamerawan,
ilustrator, komikus, pelukis, desainer produk, animator, dan sebagainya.

3. Kecerdasan Matematis (logic smart)


a. Definisi
Kecerdasan matamatis atau kecerdasan logika. Orang yang memiliki kecerdasan ini
biasanya unggul dalam pelajaran-pelajaran IPA, seperti fisika dan matematika. Orang
dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan analisis yang kuat dan dapat berpikir secara
teratur, bahkan pola pikirnya cenderung kaku. Orang logic smart adalah orang yang realistis
dan selalu mencari jawaban atas berbagai pertanyaan. Tetapi harus diwaspadai karena
biasanya orang logic smart cenderung mencari alasan terhadap segala sesuatu, sehingga
mereka sulit memercayai Tuhan yang ajaib. Atheis umumnya terbagi menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama adalah orang-orang yang kecewa terhadap Tuhan atau agama.
Kelompok kedua adalah orang-orang logic smart yang mencoba menganalisis Tuhan dan
mencari penjelasan-penjelasan.
b. Ciri-ciri
Unggul dalam matematika dan fisika, suka bertanya ‘kenapa’ terhadap segala sesuatu,
mudah menghafal angka, suka menganalisis sesuatu, yakin bahwa segala sesuatu ada
sebab/alasannya, tertarik pada teknologi dan berbagai penemuan terbaru, suka cerita
detektif/misteri, bertindak secara kronologis/teratur/berurutan, suka berandai-andai, suka
berdebat; senang melakukan penelitian, eksperimen, atau survei; menyukai film-film fiksi
ilmiah (science fiction).
c. Kecerdasan lain yang mendukung
People smart guna menambah wawasan dan teman, supaya tidak dianggap kutu buku
dan orang aneh. Nature smart juga perlu guna memancing otak anda untuk menemukan
berbagai pertanyaan yang bisa memperkaya pengetahuan anda. Music smart, karena konon
katanya musik bisa merangsang kerja otak manusia menjadi lebih maksimal. Cocok bagi
mereka yang gemar ‘memeras’ otak.
d. Pekerjaan lain yang sesuai
Ilmuwan, guru/pengajar sains, akuntan, analis data, programmer, ekonom, ahli teknik
(mesin, sipil, elektro, kimia), peneliti, ahli statistik.

4. Kecerdasan Kinestetis (body smart)

26
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

a. Definisi
Kemampuan untuk mengendalikan gerakan, keseimbangan, koordinasi, dan
ketangkasan bagian-bagian tubuh. Umumnya orang dengan body smart sangat menyukai
olahraga dan suka terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mengandalkan fisik. Orang body
smart hampir tidak bisa berdiam diri dan cukup aktif. Namun, kecerdasan tubuh bukan
hanya soal olahraga dan stamina fisik saja. Kemampuan berperan dan menirukan perilaku
tertentu juga termasuk keahlian yang dimiliki oleh orang-orang dengan kecerdasan tubuh.
Pernahkah anda melihat orang yang suka mengotak-atik sesuatu (misalnya mesin, peralatan
elektronik, atau menjahit bagi yang wanita)? Bisa jadi mereka juga orang-orang yang
memiliki body smart.
b. Ciri-ciri
Suka berolahraga, bisa menirukan perilaku atau gerak-gerik orang lain, suka menari,
suka kegiatan luar ruang, tidak betah duduk diam dalam waktu yang lama, menyukai
kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan, ketika berpikir biasanya harus bergerak;
ketika berbicara, banyak anggota tubuh yang bergerak; malas membaca, suka pekerjaan
keluar kantor, memiliki kekuatan fisik dan stamina yang lebih tinggi dibanding orang lain,
suka kegiatan yang berbahaya (misalnya bungee jumping).
c. Pengembangan
Berolahraga! Selain itu bagi yang suka prakarya (pekerjaan tangan), cobalah untuk
mengembangkan hobi tersebut. Bagi yang pria, bisa mulai belajar mengotak-atik mesin atau
peralatan elektronik. Sedangkan bagi yang wanita, mulailah membuat berbagai pernak-
pernik dan aksesoris. Cukup banyak buku keterampilan yang dapat dipelajari, mulai dari
origami, clay, menjahit, lipat-melipat, dan sebagainya.
d. Kecerdasan lain yang mendukung
Secara tidak langsung tidak ada kecerdasan lain yang secara spesifik diperlukan.
Tergantung bidang pekerjaan terkait. Misalnya untuk olahragawan, logic smart juga
diperlukan untuk menganalisis kemampuan dan kelemahan lawan, serta menyelidiki situasi
lapangan dan kondisi lingkungan. Dengan memiliki kemampuan analisis yang baik, sang
olahragawan dapat menyiapkan strategi terbaik guna meningkatkan kemungkinannya untuk
berhasil.
e. Pekerjaan lain yang sesuai
Atlet, penari, perajin, pesulap, penata rambut, penjahit, aktor, stuntman, montir, dan
sebagainya.

5. Kecerdasan Musik (music smart)


a. Definisi
Rasanya tidak perlu dijelaskan lagi. Bagi anda yang sangat menyukai musik dan punya
bakat di bidang musik, sudah pasti anda adalah orang yang memiliki kecerdasan musik.
b. Ciri-ciri
Suka bersiul, mudah menghafal nada lagu yang baru didengar, menguasai salah satu alat
musik tertentu, peka terhadap suara fals/sumbang, suka bekerja sambil bernyanyi atau
bersenandung, sangat berminat untuk mengetahui perkembangan musik dunia, mengenal
berbagai jenis irama musik, punya keinginan untuk menguasai lebih dari satu jenis alat
musik, merasa tidak bisa hidup tanpa musik, memiliki suara yang merdu, tertarik pada
sesuatu yang menghasilkan bunyi-bunyian; bila mendengar musik, ada anggota tubuh yang
mengikuti irama.

27
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

c. Pengembangan
Banyaklah mendengar berbagai jenis musik. Berusahalah menguasai sebanyak mungkin
alat musik, tetapi harus ada satu alat musik yang dikuasai hingga mahir. Bentuklah sebuah
band dan berlatihlah bersama-sama. Ikut kursus atau mencari seorang guru juga akan lebih
baik dalam meningkatkan kemampuan musik anda. Jika ada waktu luang dan sedang dalam
suasana hati yang baik, cobalah untuk menciptakan lagu sendiri.
d. Kecerdasan lain yang mendukung
Secara langsung hampir tidak ada kecerdasan lain yang dibutuhkan. Tetapi secara tidak
langsung body smart, self smart, word smart, picture smart, dan nature smart juga
dibutuhkan dalam mengembangkan music smart anda. Body smart dibutuhkan karena anda
membutuhkan keterampilan tangan dan koordinasi tubuh untuk memainkan alat musik
(kecuali vokalis tentunya). Self smart dan word smart bagus bagi anda yang suka
menciptakan lagu. Picture smart atau nature smart bagus untuk mengembangkan otak kanan
anda, karena bermain musik juga menggunakan otak kanan.
e. Pekerjaan lain yang sesuai
Tentunya semua yang berhubungan dengan musik, mulai dari menjadi pemain musik,
vokalis, pembuat jingle, arranger, pencipta lagu, dan sebagainya.
6. Kecerdasan Interpersonal (people smart)
a. Definisi
Orang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan sosial yang tinggi. Mudah
berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, orang dengan kecerdasan ini
sanggup menempatkan diri dan membaca situasi orang-orang di sekitarnya. Ia bisa dengan
cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Kegiatan-kegiatan berkelompok akan lebih
disukai.
b. Ciri-ciri
Mudah berteman, suka bertemu dengan orang-orang atau kenalan baru, suka bekerja
dalam kelompok, suka kegiatan sosial, berusaha ‘maha hadir’ (suka bila dibutuhkan oleh
orang lain), tidak betah berada di rumah sendirian, banyak berbicara, dalam menghadapi
masalah cenderung meminta bantuan orang lain, suka memotivasi orang lain, senang berada
dalam keramaian, bisa mengatur atau memimpin sekelompok orang, menyukai permainan
yang dilakukan bersama (monopoli, kartu, dsb).
c. Pengembangan
Bergaullah dengan berbagai orang seluas-luasnya dan pelajarilah karakter-karakter
mereka. Belajarlah melihat apa yang mereka sukai dan apa yang tidak mereka sukai. Ini
akan membantu anda membangun hubungan dengan orang-orang baru. Ikutlah dalam
berbagai organisasi dan banyaklah terlibat dalam berbagai perkumpulan yang membangun
hidup anda. Perluaslah wawasan anda, sehingga ketika bertemu dengan banyak orang, anda
punya banyak bahan untuk didiskusikan dan diceritakan.
d. Kecerdasan lain yang mendukung
Yang terutama adalah word smart. Dengan pengolahan kata-kata yang baik,
kemampuan sosial anda akan semakin efektif. Kecerdasan lain juga dibutuhkan, namun
tergantung pada jenis pekerjaan yang anda miliki.
e. Pekerjaan lain yang sesuai
Pengusaha, public relations, psikolog, konselor, marketing, politikus, trainer, aktivis sosial,
reporter, sosiolog, dsb.

28
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

7. Kecerdasan Intrapersonal (self smart)


a. Definisi
Seorang self smart adalah orang yang bisa memahami diri sendiri. Ia tahu tujuan
hidupnya, punya target-target yang ingin dicapai, mengerti apa potensi dan kelemahan-
kelemahan yang ia miliki. Selain itu, orang dengan kecerdasan ini akan selalu
mengintrospeksi diri dan menarik pelajaran dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam
hidupnya. Sebenarnya ini adalah jenis kecerdasan yang harus dikembangkan oleh semua
orang hingga maksimal. Kecerdasan ini sangat diperlukan untuk mengambil berbagai
keputusan penting dalam hidup kita dan untuk menghadapi berbagai masalah yang timbul.
b. Ciri-ciri
Suka bekerja seorang diri, bisa memegang teguh pendirian meski banyak yang
melawan, cenderung masa bodoh (cuek), sering mengintrospeksi diri, mengerti kekuatan dan
kelemahan diri sendiri, secara berkala suka memikirkan masa depan dan rencana-rencana
hidup, realistis, bisa menghadapi kegagalan dan kemunduran dengan tabah, biasanya
dianggap orang yang bijaksana, suka membaca buku-buku pengembangan diri, bisa
mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa yang terjadi, lebih suka berwiraswasta (usaha
sendiri) daripada kerja ikut orang.
c. Pengembangan
Saat teduh adalah hal yang sangat efektif untuk mengembangkan self smart anda.
Secara berkala evaluasilah diri anda. Bertanyalah pada diri sendiri, “Apa tujuan hidup
saya?”, “Apa yang ingin saya capai dalam waktu dekat maupun jangka panjang?”, “Apa
potensi dan kekuatan yang saya miliki?” Cara lain untuk mengembangkan self smart anda
adalah dengan menyediakan waktu untuk merenung. Kemudian catatlah hasil perenungan
anda.

d. Kecerdasan lain yang mendukung


Kecerdasan lain berguna untuk mempermudah pengembangan self smart kita. Misalnya,
orang yang memiliki music smart akan lebih mudah merenung bila disertai dengan iringan
lagu. Orang dengan nature smart bisa lebih mudah melakukan introspeksi saat berada di
alam terbuka. Orang dengan picture smart bisa menuangkan hasil perenungannya dalam
bentuk gambar agar lebih mudah diingat.
e. Pekerjaan lain yang sesuai
Semua pekerjaan membutuhkan self smart agar kita dapat mencapai potensi maksimal
dalam pekerjaan kita.
8. Kecerdasan Naturalis (nature smart)
a. Definisi
Secara sederhana, orang dengan nature smart adalah orang yang sangat menyukai
alam dan lingkungannya. Ia sangat suka bepergian dan segala macam kegiatan luar ruang.
Biasanya seorang nature smart juga suka memelihara binatang atau merawat tanaman.
b. Ciri-ciri
Suka bepergian atau hiking (naik gunung), tertarik pada objek wisata pantai dan
pegunungan, gemar memasak, suka fotografi atau videografi, suka menonton acara televisi
tentang flora atau fauna, mudah mengingat detail sebuah lokasi, suka berkemah di alam
terbuka, menikmati liburan ke taman safari atau kebun binatang, peduli terhadap lingkungan
hidup, suka mengikuti organisasi pencinta alam, tertarik dengan jenis binatang atau
tumbuhan yang aneh, suka berkebun.

29
Adie nugroho, Telaah Kurikulum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

c. Pengembangan
Bagi penggemar flora, anda bisa membuat kebun sendiri dan mengumpulkan berbagai
jenis tanaman. Bagi penggemar binatang, cobalah memelihara binatang tertentu. Banyaklah
membaca buku tentang flora dan fauna. Bergabunglah dengan berbagai perkumpulan yang
sering mengadakan hiking, jalan-jalan di alam terbuka, dan sebagainya.
d. Kecerdasan lain yang mendukung
Body smart, karena anda membutuhkan stamina yang cukup kuat untuk naik gunung
atau berkemah di alam terbuka. Selain itu, kecerdasan lain tidak berpengaruh secara
langsung pada seorang nature smart.
e. Pekerjaan lain yang sesuai
Arkeolog, astronom, ahli botani, ahli biologi, peneliti lingkungan, florist, arsitek lanskap, pelaut,
dokter hewan, fotografer alam, dan sebagainya

30

Anda mungkin juga menyukai