Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai khalifah di atas bumi dilengkapi


dengan akal sehat serta hasrat ingin tahu, sehingga ia selalu tanya atau
mempertanyakan sesuatu, mulia dari hal-hal yang sangat sederhana sampai
kepada hal-hal yang sangat rumit. Oleh karena itu, mengapa manusia belajar?
Jawabannya adalah karena ia ingin mengetahui atau memperoleh pengetahuan,
nilai, sikap dan keterampilan. Jawaban lengkapnya adalah manusia belajar
karena mempunyai bakat untuk belajar, yang dipacu oleh sikap ingin tahun dan
didukung oleh kemampuan untuk mengetahui.

Kemampuan manusia untuk belajar adalah ciri yang sangat penting yang
membedakan manusia dengan hewan. Kelakuan dan kemampuan melakukan
sesuatu pada hewan tidak diperoleh melalui proses belajar, tetapi melalui
mekanisme naluri yang berkembang dengan sendirinya, dan tidak dapat
meningkat karena dibatasi oleh suatu pola yang sudah tertentu. Belajar bagi
manusia memainkan peranan penting dalam pewarisan kebudayaan berupa
kumpulan pengetahuan nilai sikap dan keterampilan kepada generasi pelanjut.
Oleh karena itu, latar belakang dalam penyusunan makalah ini yakni
mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar?, ciri-ciri belajar dan
sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengetian Belajar ?


2. Apa Arti Penting Belajar Bagi Pekembangan dan Bagi Kehidupan Manusia
C. Tujuan
1. Memahami pengertan belajar
2. Memahami Arti Penting Belajar Bagi Pekembangan dan Bagi Kehidupan
Manusia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata
yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.
Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah
malam hari siang hari, sore hari, atau pagi hari.1

Belajar menurut pendapat Crow dan crow dalam bukunya “educational


psycilogy” adalah, the aquisition oe habits, knowledge and anttitude. Belajar
adalah kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikaf yang meliputi cara-cara buku
untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.

Pelajar menurut skinner, perubahan tingkah laku uang relatif


menetapaknan hasil dari pengalamnnya.

Belajar menurut kimble; adalah dari hasil daribelajar dapat


diidentifikasikan dari padanya kemampuan melakukan sesuatu secara permenen.
Hasil dari belajar dapat diulang dengan hasil yang sama, bukan hasil kebetulan.

Belajar menurut witherington; adalah suatu perubahan dalam kpribadian


sebagaimana yang dimenifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola
respon atau tingkah laku yang baru mengenal, pengetahuan, pemahaman
keterampilan, sikap dan kebiasaan.

Belajar menurut winarno suharmat, adalah ditujukan kepada


pengumpulan pengetahuan, penanaman konsep dan kecakapan serta sikap dan
kebiasaan.

Dari beberapa pendapat tentang arti belajar maka dapat disimpulkan


sebagai berikut:
1 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta.th 2008, hal 12

2
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh idividu unutuk
memperoleh prubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.2

B. Arti penting belajar bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia

Menurut Sunarto (1999) dalam kehidupan anak ada dua proses yang
beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang
menggunakan istilah Pertumbuhan dan Perkembangan secara bergantian. Kedua
proses ini berlangsung secara interpedensi, artinya saling bergantung satu sama
lain dan tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang berdiri sendiri namun
memiliki perbedaan.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut


peningkatan ukuran dan struktur biologis, sedangkan Perkembangan berkaitan
dengan perubahan kualitatif yang menyangkut peningkatan tingkat kedewasaan
atau kematangan pribadi anak. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan
juga dapat diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh
atau jasmani) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Pertumbuhan tidak berproses secara bebas, namun ada
aspek-aspek yang mempengaruhinya, antara lain :

1. Anak Sebagai Keseluruhan

Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan nteraksi dari setiap
aspek yang ia miliki. Intelek anak berkaitan dengan kesehatan jasmaninya.
Kesehatan jasmani sangat dipengaruhi oleh emosi-emosinya. Sedangkan emosi-
emosinya dipengaruhi oleh keberhasilan ana di sekolah, kesehatan jasmaninya,
dan kapasitas mentalnya. Pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual, maupun
sosial, sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, latar belakang
pribadinya, dan aktifitas sehari-hari.
2 Asep Priyatma, Bidang Pengajaran Psikologi SPG/KPG/SGO, Cet 1, Bandung, Epsilon Grup,
hal 87

3
2. Umur Mental Anak Mempengaruhi Pertumbuhannya

Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas anakl


menentukan prestasi belajarnya. Penelitian tentang hubuingan antara prestasi
belajar dengan pertumbuhan anak pada umumnya telah dilakukan. Hasil
penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar dan
pertumbuhan atau tingkat kematangan anak.

3. Permasalahan Tingkah Laku Sering Berhubungan dengan Pola-Pola


Pertumbuhan.

Yang harus disadari adalah bahwa pertumbuhan sendiri menimbulkan


situasi-situasi tertentu yang menimbulkan problem-problem pengajaran. Anak-
anak yang pertumbuhannya cepat, lambat, atau tidak teratur sering menimbulkan
problem-problem pengajaran.

4. Penyesuaian Pribadi dan Sosial Mencerminkan Dinamika Pertumbuhan

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan


setelah dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat, terutama harapan-
harapan orang tua, guru-guru, dan teman-teman sebaya, tercermin di dalam
penyesuaian sosialnya. Jika pertumbuhan anak berjalan kurang normal, maka
ada hal-hal lain yang mengganggunya. Dalam hal ini beberapa kemungkinan
yang menjadi faktor-faktor penyebabnya, yaitu faktor-faktor yang terjadi
sebelum anak dilahirkan, faktor yang dialami bayi sesudah lahir, dan faktor
psikologis.3

Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan


makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah
karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebuh jauh dari makhluk
yang lainnya, sehingga ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah
tuhan dimuka bumi. Boleh jadi, karena kemampuan mealalui belajar itu pula

3 http://imhems.wordpress.com/2019/03/08/pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-serta-
pengaruhnya-dalam-belajar/

4
manusia secara bebas dapat mengekspolari, memilih, dan menetapkan
keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.

Banyak sekali kalau bukan seluruhnya bentuk-bentuk perkembangan


yang terdapat dalam diri manusia yang bergantung pada belajar antara lain
misalnya perkembangan kecakapan berbicara. Menurut fitrahnya, setiap bayi
yang normal memiliki potensi untuk cakap berbicara seperti ayah bundanya
namun, kecakapan berbicara sang bayi itu tidak akan pernah terwujud dengan
baik tanpa upaya belajar walaupun proses kematangan perkembangan organ-
organ muludnya telah selesai. Untuk lebih jelasnya, marilah kita ambil sebuah
contoh lagi.

Seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk bisa berdiri tegak
di atas kedua kakinya namun, apabila anak tersebut tidak hidup la dilungkungan
masyarakat manusia, misalnya kalau dibuang ketengah hutan belantara dan
tinggal bersama hewan, maka bakat berdiri yang ia miliki secara turun temurun
dari orang tuanya itu, akan sulit diwujudkan. Jika anak itu di asuh oleh serigala,
tentu ia akan berjalan di atas kedua kaki dan tangannya. Dia akan merangkak
seperti serigala pula. Jadi, bakat dan pembawaan dalam hal ini jelas tidak banyak
berpengaruh apabila pengalamn belajar tidak turut mengembangkannya.

C. Arti penting belajar bagi kehidupan manusia

Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan


kehidupan umat sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah
persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebuh
dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tesebut, kenyataan teragis bisa
pula terjadi karena belajar. Contohnya, tidak sedikit orang pintar yang
menggunakan kepintarannya untuk membuat orang lain terpuruk atau bakhan
menghancurkan kehidupan orang tersebut.

Kenyataan teragis lainnya yang lebih parah juga terkadang muncul


karena hasil belajar. Hasil belajar pengetahuan dan teknologi, teknologi tinggi,
misalnya, tak jarang digunakan untuk membuat senjata pemusnah sesama umat

5
manusia. Alhasil, kinerja akademik (academic performance) yang merupakan
hasil belajr itu, disamping membawa manfaat, terkadang membawa mudarat.
Akan hilangkah arti penting upaya belajar karena timbulnya teragedi-teragedi
tadi?

Meskipun ada dampak negatif dari hasil belaar sekelompok manusia


tertentu, kegiatan belajar tetap memiliki arti penting alsannya, seperti yang telah
dikemukakan di atas, belajar itu berfungsi sebagai alat mempertahankan
kehidupan manusia. Artinya, dengan ilmu dan teknologi hasil belajar
sekelompok manusia tertindas itu juga dapat digunakan untuk membangun
benteng pertahanan. Iptek juga dapat dipakai untuk membuat senjata penagkis
agresi sekelompok menusia tertentu yang mugkin hanya dikendalikan oleh
segelintir oknum yakni manusia-manusia yang mungkin bernafsu serakah atau
mengalami gangguan psychopathy yang berwatak merusak dan anti sosial (reber,
1988).4

4 Muhibbin syah, M. Ed, psikologi belajar, cet 3, jakarta PT raja grafindo persada tahun 2004 hal
59-62

6
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh idividu unutuk
memperoleh prubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

Pertumbuhan dan Perkembangan secara bergantian. Kedua proses ini


berlangsung secara interpedensi, artinya saling bergantung satu sama lain dan
tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang berdiri sendiri namun memiliki
perbedaan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta.th 2008, hal 12

Asep Priyatma, Bidang Pengajaran Psikologi SPG/KPG/SGO, Cet 1, Bandung,


Epsilon Grup, hal 87

http://imhems.wordpress.com/2019/03/08/pertumbuhan-dan-perkembangan-
anak-serta-pengaruhnya-dalam-belajar/

Muhibbin syah, M. Ed, psikologi belajar, cet 3, jakarta PT raja grafindo persada
tahun 2004 hal 59-62

Anda mungkin juga menyukai