Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Ayu Mulia Islami A1C113025
Jamhari A1C615014
Maulida Fitri A1C115211
Noor Annisah Sholehah A1C115057
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
2.3. Perbandingan Perkembangan Sosial dan Moral pada Masa Dewasa Dini,
Madya, dan Lansia ............................................................................................ 11
2.3.3. Perkembangan Sosial dan Moral pada Masa Dewasa Lansia ......... 16
i
ii
3.1. Kesimpulan............................................................................................. 21
1
2
3
4
yang diikuti pada masa dewasa ini. Biasanya seseorang akan langsung
dapat menuangkan segala pemikirannya dalam sebuah perbuatan.
Menurut anggapan Piaget, kapasitas intelek dewasa dini
tergolong masa operasional formal, bahkan kadang-kadang mencapai
masa post-operasi formal. Taraf ini menyebabkan dewasa dini mampu
memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir
abstrak, logis dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari
mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi
(universitas/akademi).
Kemudian setelah lulus tingkat perguruan tinggi, mereka
mengembangkan karir untuk meraih puncak prestasi dalam
pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang makin
maju, banyak diantara mereka yang bekerja sambil terus melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka
lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang
ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam
pekerjaan di lingkungan sosialnya.
masa dewasa, yakni masa dewasa dini, madya, dan lansia memang
perlu mengetahui apa yang ia lakukan dan pikirkan. Jadi emosi adalah
pengalaman efektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang
tampak.
b) Extraversion
Mencari kesenangan, asertif, aktif, hangat, emosi, positif,
senang berkumpul.
c) Agreeableness
Mementingkan orang lain, kerelaan, sabar, percaya,
sederhana, berterus terang.
d) Conscientiousness
Pencapaian prestasi, pertimbangan kompeten disiplin
diri, perintah, memenuhi tugas.
e) Openness to Experience
Fantasi, estetika, perasaan, tindakan, ide, nilai.
4) Typological Models
Pendekatan ini melihat kepribadian sebagai suatu
keseluruhan fungsi. Block mengindentifikasikan tipe
kepribadian dasar, yaitu :
a) Ego resiliency
Mampu beradaptasi terhadap stress, dengan mengaturnya
melalui percaya diri, mandiri, mampu mengutarakan
pikiran, penuh perhatian, penolong, bekerja sama dan
fokus pada tugas.
b) Ego control / kontrol diri
Kontrol diri dibedakan menjadi dunia, yaitu
overcontrolled dan undercontrolled. Overcontrolled
merupakan orang dewasa muda yang merasa malu,
kesepian dan cemas sehingga mereka cenderung menjaga
pikiran mereka sendiri dan menarik diri dari komflik, dan
mereka merupakan subyek yang kebanyakan mengalami
depresi. Sedangkan undercontrolled merupakan orang
dewasa muda yang aktif, energik, impulsive, keras
kepala dan mudah merasa bingung.
15
1. Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan
mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim
dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson,
pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama
yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2. Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial
ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan masa
dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir,
pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung
berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam
pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda
memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan
mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak
orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam
pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk
dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.
3. Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial
Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai
suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara
benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta
setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai
keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari
integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi
perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap
kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan
hidup menjelang kematian.Tahap integritas ini ini dimulai kira-
kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah
18
berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang
usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah baru dalam
kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang
yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau
penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan
membuat orang tidak menrasa berdaya.
Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini
menarik diri dari keterlibatan sosial:
a. Ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin
lepas dari peran dan aktifitas selama ini.
b. Penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia
terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan.
c. Orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya.
d. Pada saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin
membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
serba luhur atau akhlak mulia, norma-norma, cita-cita, tingkah laku dan
aspirasi dengan bimbingan orang tua di rumah.
3.1. Kesimpulan
Perkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan
konsep-konsep yang dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh
karenanya perkembangan kognitif seringkali menjadi sinonim dengan
perkembangan intelektual. Perkembangan intelek telah tercapai pada
masa adolesen. Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan
bahwa pada masa dewasa muda tidak ada peingkatan IQ yang berarti.
Menurut Hurlock yang dapat dicapai individu di usia dewasa madya,
tidak hanya kesuk-sesan secara financial, melainkan juga dalam hal
kekuasaan dan prestise. Biasanya usia pencapaian terjadi antara 40-50
tahun. Selain itu masyarakat sendiri nampaknya baru mengakui
kemampuan atau prestasi seseorang secara mantap apabila yang
bersangkutan telah memasuki usia dewasa madya. Kemerosotan
intelektual lansia pada umumnya merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan,
atau depresi. Tetapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada
dasarnya dapat dipertahankan.
Pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk
meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang
prima. Perubahan yang bersifat psikis pada masa dewasa madya
diantaranya terjadinya kegoncangan jiwa, solah-olah tidak menerima
suatu kenyataan. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya
gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan
mengakibatkan lansia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu
masalah. Sehingga lansia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan
diri cenderung menjadi semakin sulit menyesuaikan diri pada masa-
masa selanjutnya
21
22
23