PERILAKU KEORGANISASIAN
MOTIVASI
Oleh.
Kelompok 6
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan berkat serta
rahmat-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas ini. Paper ini disusun guna
untuk memenuhi tugas Perilaku Keorganisasian, dan kiranya dapat berguna bagi pembaca.
Paper ini berisikan materi tentang “ Motivasi ”. Dalam paper ini kami menyadari bahwa
masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan paper ini.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan rasa terima kasih khusus kepada yang
terhormat bapak Drs. I Komang Ardana, M.M. selaku dosen mata kuliah “Perilaku
Keorganisasian” yang telah menjadi pembimbing di dalam penyelesaian pembuatan paper ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Contents
COVER ....................................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dan pentingnya motivasi.
2. Untuk mengetahui proses timbulnya motivasi.
3. Untuk mengetahui factor - faktor yang mempengaruhi motivasi.
4. Untuk mengetahui teori - teori motivasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan
suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan
seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia
dapat mencapai tujuannya.
4
2.2 Proses Timbulnya Motivasi Seseorang
Proses motivasi terdiri beberapa tahapan proses sebagai berikut:
a. Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan
kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka akan menyebabkan lahirnya
dorongan untuk berusaha melakukan kegiatan.
b. Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus
didukung oleh kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam
memenuhi segala kebutuhannya.
c. Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang dilakukan secara bertahap
d. Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang
mereka lakukan dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran
e. Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat
mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan yang bisa terpenuhi dari gaji
atau imbalan yang mereka terima.
c. Teori Motivasi – Higiene atau Teori Dua Faktor oleh Fredrick Herzberg
1) Faktor hegiene, yaitu faktor yang dapat menyebabkan ataupun
mencegah ketidakpuasan. Pada hakekatnya terdiri dari faktor
ekstrinsik perkerjaan, seperti gaji, jaminan pekerjaan, kondisi kerja,
status, kebijakan perusahaan, kualitas supervisi, kualitas hubungan
antar pribadi dan atasan, bawahan dan sesama pekerja, dan jaminan
sosial.
2) Faktor motivator, yaitu faktor intrinsik yang membawa pengembangan
sikap positif dan pendorong pribadi, meliputi tanggungjawab, prestasi,
pengakuan, pekerjaan itu sendiri, kemajuan dan tumbuh kembang
pribadi.
Kontribusi utama teori ini adalah meningkatkan sensitivitas atau
kepekaan manajer terhadap fakta bahwa memperlakukan anggota secara
baik semata belum cukup untuk memotivasi mereka.Pemimpin harus dapat
memanfaatkan kapasitas, keterampilan serta bakat dari anggota melalui
desain kerja secara efektif.Pekerjaan yang ditawarkan mesti menantang dan
menggairahkan.
8
2. Teori Kontempor tentang Motivasi
a. Teori ERG oleh Clayton Aldefer
Teori ini merupakan modifikasi pengelompokkan kembali teori kebutuhan
Maslow. Hal tersebut karena Aldefer berdalih mungkin saja seorang
individu suatu ketika akan memenuhi beberapa kebutuhannya secara
simultan atau serentak.
1) Eksistensi (Existance), meliputi jenjang kebutuhan faali dan rasa
aman dari Maslow.
2) Hubungan (Relatedness), sama dengan kebutuhan sosial Maslow.
3) Pertumbuhan (Growth), mencakup kebutuhan penghargaan dan
aktualisasi diri Maslow.
b. Teori Kebutuhan David McClallend
1) Kebutuhan akan prestasi atau Need for Achievement (nAch), yaitu
keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik, efisien dan
unggul.
2) Kebutuhan akan kekuasaan atau Need for Power (nPow), yaitu
keinginan untuk mengawasi atau mengendalikan orang lain,
mempengaruhi perilaku mereka dan bertanggungjawab atas orang
lain.
3) Kebutuhan akan afiliasi atau Need for Affiliation (nAff), yaitu
keinginan untuk membangun dan memelihara hubungan yang
bersahabat dan hangat dengan orang lain.
McClallend mengatakan bahwa orang mengembangkan ketiga macam
kebutuhan tersebut dari waktu ke waktu sebagai hasil dari pengalaman
hidup.Prefensi kerja yang ada dalam diri seseorang ditentukan oleh jenis
kebutuhan yang dominan.
c. Teori Penetapan Tujuan
Sekitar tahun 1960-an, Edwin Locke menyatakan bahwa maksud-
maksud untuk bekerja ke arah suatu tujuan merupakan sumber utama dari
motivasi kerja yang dikenal sebagai teori penetapan tujuan.Teori ini
menguraikan hubungan antara tujuan dengan prestasi kerja yang mana
karyawan yang memahami tujuan organisasi dapat berpengaruh terhadap
perilaku kerjanya. Dengan menetapkan tujuan yang lebih menantang akan
meningkatkan prestasi dengan asumsi para karyawan berkomitmen terhadap
9
tujuan, percaya diri atau mempunyai keefektifan diri dan kinerja yang
dianggap penting. Hal tersebut membuat para manajer menetapkan tujuan-
tujuan yang lebih rinci dan menantang sehinga mencapai kinerja yang lebih
tinggi dalam organisasi.
d. Teori Penguatan
Terdapat tiga jenis penguatan yang dapat digunakan manajer untuk
memodifikasi motivasi karyawan, yaitu:
1) Penguatan positif, yaitu memberikan penghargaan dan kenaikan
imbalan atas prestasi bagus karyawan.
2) Penguatan negative/penghindaran, yaitu mencegah, menghilangkan
akibat yang tidak menyenangkan.Karyawan bekerja keras karena
menghindari hal – hal yang membuatnya tidak menyenangkan.
3) Hukuman, yaitu menghindari pengulangan perilaku yang tidak
diinginkan. Misalnya terhadap karyawan yang datang terlambat.
Misalnya terhadap karyawan yang datang terlambat.
Teori penguatan yang dijelaskan B. F. Skinner dalam Robbins dan
Coulter (2004) bahwa orang kemungkinan besar berperilaku seperti yang
dikehendaki apabila ia mendapat imbalan untuk berbuat hal itu. Manfaat
yang dapat diambil dari teori ini adalah para manajer dapat memengaruhi
perilaku anggota organisasi yang dipimpinnya dengan memperkuat
tindakan-tindakan yang mereka anggap menguntungkan.
e. Teori Keadilan/Kesetaraan
Teori ini dikembangkan oleh J. Stacey Adam yang menyatakan bahwa
setiap individu menurut teori ini akan membandingkan masukan dan
keluaran pekerjaan mereka dengan masukan/keluaran orang lain, dan ia
akan berespon untuk menghilangkan setiap ketidakadilan yang dirasakan.
O/IA< O/IB : Penilaiannya adalah tidak adil karena ganjaran yang diperoleh
kurang(lebih kecil).
O/IA = O/IB : Penilaiannya adalah adil.
O/IA> O/IB : Penilaiannya adalah tidak adil karena ganjaran yang diperoleh
lebih (lebih besar).
Di mana O/IA adalah karyawan itu sendiri sedangkan O/IB adalah
orang lain sebagai pembanding. Pembanding itu dapat berupa individu-
individu, sistem-sistem yang dijadikan rujukan dalam menilai keadilan.
10
Teori ini mengatakan lebih lanjut bahwa para karyawan dapat:
1) Mengubah baik masukan ataupun keluaran mereka sendiri atau orang
lain.
2) Berperilaku sedemikian rupa guna mendorong orang-orang lain untuk
mengubah masukan atau keluaran mereka.
3) Berperilaku sedemikian rupa guna mengubah masukan atau keluaran
mereka sendiri.
4) Memilih pembanding yang lain.
5) Meninggalkan pekerjaannnya.
Riset telah memperkuat bahwa motivasi karyawan sangat dipengaruhi
oleh penghargaan-penghargaan relative atau yang absolut. Bila mereka
melihat ketidakadilan, mereka akan bereaksi untuk membetulkan situasi
tersebut. Bila imbalan yang diterimanya dirasakan kurang motivasinya akan
menurun, tetapi bila memperoleh imbalan yang lebih, terdorong untuk
bekerja yang lebih giat untuk menyesuaikan dengan imbalan yang telah
didapatnya.
f. Teori Harapan (Ekspektasi)
Victor Vroom mengatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang
untuk melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang
berupa harapan, bahwal hasil tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu
output tertentu dan daya tarik output tersebut. Teori ini berdalih bahwa
motivasi ditentukan oleh pemahaman seorang individu terhadap hubungan
antara usaha dengan kinerja, dan oleh keinginan atau dambaan terhadap
hasil yang dikaitkan dengan berbagai tingkat kinerja. Teori ini
memfokuskan pada tiga hubungan, yaitu sebagai berikut:
1) Hubungan upaya-kinerja, bahwa individu berpersepsi upaya yang
dilakukan akan mendorong kinerja.
2) Hubungan kinerja-ganjaran, bahwa berprestasi pada suatu tingkat
tertentu akan mendorong tercapainya suatu output yang diinginkan.
3) Hubungan ganjaran-tujuan pribadi, bahwa sejauh ganjaran memenuhi
tujuan pribadi individu dan daya tarik dari ganjaran itu kepadanya.
Jadi, untuk menerapkan teori ini seorang pemimpin wajib memahami tiga
hal, yaitu:
11
1) Harapan (Expectancy), bahwa seseorang dengan bekerja ia akan dapat
mencapai berbagai tingkatan kinerja.
2) Instrumentalitas (insterumentaly), bahwa berbagai hasil kerja akan
timbul sebagai akibat dari pelaksanaan tugas.
3) Valensi, (valence), bahwa nilai yang diberikan seseorang pada hasil
kerja tersebut.
Secara ringkas, teori ini dapat dinyatakan dalam formula:
M=E+I+V
Teori harapan membantu menjelaskan mengapa banyak sekali pekerja
tidak termotivasi pada pekerjaan mereka dan melakukan sesuatu yang
minimal, semata-mata untuk menyelamatkan diri. Jadi pemimpin dituntut
untuk proaktif.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini maka dapat disimpulkan.
1. Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong,
merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau
kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
2. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi persepsi individu mengenai diri
sendiri, harga diri dan prestasi, harapan, kebutuhan, dan kepuasan kerja.
Sedangkan faktor eksternalnya terdiri dari jenis dan sifat pekerjaan, kelompok
kerja, situasi lingkungan serta sistem imbalan.
3. Timbulnya motivasi seseorang dapat dikarenakan kebutuhan belum terpenuhi,
mencapai tujuan prestasi yang diharapkan, dan dari imbalan yang diperoleh.
4. Teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu teori dini
tentang motivasi dan teori kontemporer tentang motivasi. Adapun teori dini
tentang motivasi meliputi Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow,
Teori X dan Teori Y, serta Teori Motivasi – Higiene atau Teori Dua Faktor
oleh Fredrick Herzberg. Dan teori kontemporer tentang motivasi meliputi
Teori Harapan (Ekspektasi), Teori Keadilan/Kesetaraan, Teori Penguatan,
Teori Penetapan Tujuan, Teori Kebutuhan David McClallend, serta Teori
ERG oleh Clayton Aldefer
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami dapat paparkan mengenai Motivasi, tentunya kami
menyadari betul atas segala kekurangannya. Maka dari itu, kami berharap agar para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang, dkk. 2009. Perilaku Keorganisasian Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu
14