Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Diyu (23051380318)
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nyalah
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul
“Memotivasi Dalam Organisasi” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengentahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran pembaca akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan makalah
ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................20
3.2 Saran...........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi
karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup dan terlibat
di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam kehidupan tampak begitu beragam
baik di dalam kehidupan kehidupan rumah tangga hingga tingkat organisasi yang lebih
kompleks yaitu organisasi di dalam dunia kerja.
Sumber daya manusia merupakan orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi
sudah seharusnya mendapat perhatian supaya perjalanan organisasi tersebut sesuai yang
diharapkan. Perhatian yang dimaksud dalam hal ini adalah motivasi. Motivasi memiliki
peran penting dalam membangun kinerja seseorang lebih maksimal. Oleh karena itu, di dalam
makalah ini akan dibahas mengenai pentingnya motivasi di dalam organisasi, dan alasan inilah
yang menjadi dasar pemikiran saya dalam penyelesaian makalah ini. Unsur motivasi di dalam
organisasi memang sangat diperlukan guna mendapatkan hasil pekerjaan yang memuaskan
dan efisien.
4
2.1 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah
Sesuai dengan masalah yang dihadapi, tujuan penulisan makalah ini untuk:
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3) Gray mengartikan motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau
eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan
persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
4) T. Hani Handoko mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan terntentu guna mencapai
tujuan.
5) Henry Simamora menyebutkan pengertian motivasi menurutnya adalah sebuah fungsi
dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja
yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
6) Soemarno secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang
ditandai oleh dorongan efektif atau reaksi-reaksi pencapaian tujuan.
Dari pengertian-pengertian motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan suatu keadaan yang mendorong, merangsang, atau menggerakan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang dilakukannya sehingga mencapai tujuaannya.
7
Kebutuhan ini dipisahkan menjadi kebutuhan tingkat bawah yaitu kebutuhan yang
terpenuhi secara eksternal (kebutuhan fisologi dan keamanan) dan kebutuhan tingkat
atasyaitu kebutuhan yang terpenuhi secara internal (kebutuhan social, penghargaan, dan
aktualisasi diri).
Hierarki kebutuhan Maslow ditelaah ulang oleh Clayton Alderfer dengan nama teori
ERG yang membagi dalam tiga kelompok kebutuhan inti yakni:
a. Kehidupan (kebutuhan fisiologis dan kemanan)
b. Hubungan (kebutuhan sosial dan status)
c. Pertumbuhan (kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri).
8
2.3 Teori-Teori Motivasi Kontemporer
9
4) Program-program MBO: Mempraktikan Teori Penentuan Tujuan
Penentuan tujuan bisa dioperasikan dengan menggunakan program manajemen
berdasarkan tujuan (Management By Objective) yaitu menekankan tujuan – tujuan nyata
yang ditentukan secara partisipatif, bisa diuji dan bisa diukur. MBO bekerja dari ”bawah
ke atas” dan dari ”atas kebawah”. Hasilnya adalah sebuah hirarki yang menghubungkan
tujuan di satu tingkat dengan tingkat selanjutnya. Ada empat unsur yang umum untuk
program MBO, yaitu kekhususan tujuan, partisipasi dalam pembuatan keputusan
(penentuan tujuan), periode waktu yang eksplisit dan umpan balik kinerja.
6) Teori Penguatan
Teori ini bertentangan dengan teori penentuan tujuan, mengabaikan keadaan
internal dari individu dan memusatkan semata-mata hanya pada apa yang terjadi pada
seseorang bila ia mengambil suatu tindakan. Karena teori ini tidak memperdulikan apa
yang mengawali perilaku, teori ini bukanlah teori motivasi. Tetapi ia memberikan analisis
yang ampuh terhadap apa yang mengendalikan perilaku. Kita tidak dapat mengabaikan
fakta bahwa penguatan memiliki pengikut yang luas sebagai piranti motivasional.
Bagaimanapun, dalam bentuknya yang murni, teori ini mengabaikan perasaan, sikap,
10
pengharapan, dan variable kognitif lainnya yang dikenal berdampak terhadap perilaku.
Tidak diragukan bahwa penguatan mempunyai pengaruh yang penting atas perilaku.
7) Teori Keadilan
Teori yang menyatakan bahwa individu membandingkan masukan dan keluaran
pekerjaan mereka dengan masukan/keluaran orang lain dan kemudian berespons untuk
menghapuskan setiap ketidakadilan. Peran yang dimainkan keadilan dalam motivasi akan
memicu individu untuk mengoreksinya. Untuk itu, ada empat pembandingan acuan yang
dapat digunakan karyawan/individu tersebut:
a. Diri-di dalam yaitu pengalaman seorang karyawan dalam posisi yang berbeda
didalam organisasinya dewasa ini.
b. Diri-di luar yaitu pengalaman seorang karyawan dalam posisi/situasi diluar
organisasinya saat ini.
c. Individu lain-di dalam yaitu individu atau kelompok individu lain didalam organisasi
karyawan itu.
d. Individu lain-di luar yaitu individu atau kelompok individu diluar organisasi
karyawan itu.
Awalnya teori keadilan berfokus pada keadilan distributif (distributive justice),
yaitu keadilan tentang jumlah dan pemberian penghargaan di antara individu-individu.
Tetapi semakin lama, keadilan dipikirkan dari sudut keadilan
organisasional (organizational justice) yang didefinisikan sebagai seluruh persepsi
tentang apa yang adil di tempat kerja. Tambahan lain dalam keadilan organisasional
yaitu keadilan distributif sangat berkaitan antara kepuasan dengan hasil-hasil dan
komitmen organisasional. Keadilan prosedural (procedural justice) yaitu keadilan yang
dirasakan mengenai proses yang digunakan untuk menentukan distribusi penghargaan-
penghargaan. Keadilan interaksional (interactional justice) yaitu persepsi individu
tentang tingkat sampai mana seorang individu diperlakukan dengan martabat, perhatian,
rasa, dan hormat.
8) Teori Harapan
Teori yang menunjukkan kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak
dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut
11
akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu
tersebut. Kunci untuk teori harapan adalah pemahaman tujuan-tujuan seorang individu
dan hubungan antara usaha dan kinerja, antara kinerja dan penghargaan, dan akhirnya
antara penghargaan dan pemenuhan tujuan individual. Oleh karenanya, teori ini
memfokuskan pada tiga hubungan:
a. Hubungan usaha-kinerja yaitu kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang
mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan menghasilkan kinerja.
b. Hubungan kinerja-penghargaan yaitu sejauh mana individu itu meyakini bahwa
bekerja pada suatu tingkat tertentu akan mendorong tercapainya suatu keluaran
yang diinginkan.
c. Hubungan penghargaan-tujuan pribadi yaitu sejauh mana penghargaan
organisasional memenuhi tujuan atau kebutuhan pribadi individu dan daya tarik dari
penghargaan potensial bagi individu tersebut.
12
2.5 Penerapan Motivasi dalam Organisasi
1) Motivasi Prestasi (Achievement Motivation) adalah dorongan dalam diri individu untuk
mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan. Sejumlah
karakteristik menunjukan para pegawai yang berorientasi prestasi. Mereka bekerja keras
apabila mereka memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggaan pribadi atas
upaya mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mereka mendapat
balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu.
2) Motivasi Afiliasi (Affiliation Motivation) adalah dorongan untuk berhubungan dengan
orang-orang atas dasar sosial. Perbandingan antara pegawai yang bermotivasi karena
berprestasi dengan pegawai yang bermotivasi karena afiliasi menggambarkan bagaimana
kedua pola itu mempengaruhi perilaku. Orang-orang yang bermotivasi prestasi bekerja
lebih keras apabila penyelia mereka menyediakan penilaian rinci tentang perilaku kerja
mereka, sedangkan orang-orang yang bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila
mereka dipuji karena sikap dan kerja sama mereka yang menyenangkan.
3) Motivasi Kompetensi (Competence Motivation) adalah dorongan untuk mencapai
keunggulan kerja, meningkatkan keterlampilan pemecahan masalah, dan berusaha keras
untuk inovatif. Orang-orang yang bermotivasi kompetensi juga mengharapkan adanya
hasil yang berkualitas tinggi dari rekan mereka dan mungkin terasa tidak sabar apabila
orang-prang yang bekerja dengan mereka tidak melakukan pekerjaan dengan hasil yang
baik.
4) Motivasi Kekuasaan (Power Motivation) adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-
orang, mengubah situasi dan cenderung bertingkah laku otoriter. Orang-orang yang
bermotivasi kekuasaan merupakan manajer yang istimewa apabila dorongan itu lebih
tertuju pada kekuasaan pribadi. Kekuasaan lembaga adalah kebutuhan untuk
mempengaruhi perilaku orang-orang demi kebaikan organisasi secara keseluruhan.
13
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal dari
karyawan.
1. Faktor Internal
Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara
lain:
a. Keinginan untuk dapat hidup;
b. Keinginan untuk dapat memiliki;
c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan;
d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan;
e. Keinginan untuk berkuasa.
2. Faktor Eksternal
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja
seseorang. Faktor-faktor ekstern itu adalah:
a. Kondisi lingkungan kerja;
b. Kompensasi yang memadai;
c. Supervise yang baik;
d. Adanya jaminan pekerjaan;
e. Status dan tanggung jawab;
f. Peraturan yang fleksibel.
14
yang mengadopsi budaya yang sudah ada dalam masyarakat yang di sesuaikan dengan tujuan
dan kebijakan organisasi atau perusahaan. Secara umum kita akan menginventarisasi apa saja
yang didapatkan kebanyakan orang di Organisasi, yaitu:
1) Kemampuan Menentukan Pilihan Terbaik dan Menentukan Prioritas
Mereka yang aktif di organisasi dilatih untuk pandai memilah masalah. Mana masalah
sangat penting, mana masalah yang sudah dikejar deadline, mana masalah tidak terlalu
penting, mana masalah yang dapat diselesaikan suatu saat nanti. Semakin lama dan
semakin banyak masalah yang berhasil disortir, maka kemampuan ini akan semakin
tertempa.
3) Koneksi (Konektivitas), Jejaring Sosial (Sosial Network), Jejaring Kerja (Job Network)
Poin ini salah satu yang menarik banyak orang untuk berorganisasi. Aktif berorganisasi,
artinya punya kesempatan mendapat banyak teman, punya kesempatan mengenal banyak
orang, punya kesempatan berinteraksi dengan berbagai lembaga (misalnya sponsor,
rekanan, dsb) dari interaksi-interaksi itulah orang yang berorganisasi dapat
mengumpulkan jaringan dan koneksinya. Pertemanan yang baik saja dapat menjadi
sebuah koneksi yang bagus di kemudian hari. Orang yang punya kemampuan komunikasi
bagus dalam organisasi biasanya punya banyak kenalan. Punya teman dimana-mana.
Punya kenalan di perusahaan A, di perusahaan B, dll. Kemudian hari, kenalan-kenalan
ini dapat dijadikan sebuah jaringan yang berguna untuk karier dll.
4) Keahlian Spesifik
Poin ini dijadikan bahan tulisan, dasar yang menjadi intisari dari tujuan orang
berorganisasi. Berbicara keahlian, sangat banyak cakupannya. Banyak kemampuan bisa
15
disebut keahlian. Dan untungnya, keahlian spesifik dalam organisasi ini tidak didapatkan
di materi kuliah. Keahlian spesifik yang dimaksud menjurus pada suatu keahlian khusus.
Dan pendalamannya harus dengan latihan yang terus menerus.
5) Uang/Materi
Jika kita berbicara di organisasi non komersial, memang sebaiknya uang tidak menjadi
tujuan dalam organisasi. Menjadikan uang sebagai tujuan masuk organisasi “dikatakan”
oleh banyak orang sebagai tujuan yang tidak baik. Kurang etis. Namun tak mustahil, ada
juga percikan materi yang bisa kamu dapatkan jika profesional mengelola organisasi
semacam ini. Misalnya organisasi siswa, organisasi kemahasiswaan, organisasi massa,
lembaga swadaya masyarakat, dll. Buruknya, banyak organisasi yang berlabel
kemanusiaan, nirlaba, dll malah secara terselubung mengeruk keuntungan dari kegiatan
organisasinya. Hal ini terjadi karena penggerak organisasinya tentu menjadikan
uang/materi sebagai tujuan. Meski dalam organisasi nirlaba uang bukanlah tujuan, tapi
banyak juga anggotanya yang menggunakan proyek-proyek organisasi untuk mencari
uang. Istilah yang biasa digunakan yaitu “Ngobyek“.
6) Jabatan-posisi-kekuasaan
Dalam organisasi ada jabatan-jabatan strategis dan bergengsi. Banyak sekali orang-orang
ambisius yang menjadikan jabatan dan kekuasaan ini sebagai tujuannya berorganisasi.
Ada yang mengakuinya secara terang-terangan, ada yang menyembunyikannya dalam
lubuk hati. Dengan sebuah jabatan di organisasi, terutama jabatan yang tinggi. Tentu
seseorang akan punya kekuasaan-kewenangan lebih besar dari lainnya yang hanya
anggota biasa.Biasanya posisi-posisi ketua, pemimpin, direktur, dan posisi teratas lainnya
banyak menjadi incaran orang. Namun ada juga yang secara sengaja tidak mengincar
posisi tertinggi. Namun malah menyasar posisi tertentu sesuai fungsinya. Barangkali
orang seperti ini sudah terobsesi, atau memang murni ingin belajar di posisi tersebut.
7) Popularitas
Salah satu yang paling menarik minat orang untuk berorganisasi adalah ingin dikenal
orang lain. Dalam bahasa kerennya disebut popuparitas, atau menjadi populer.Banyak
16
dikenal orang, dimana saja memang menyenangkan. Terasa seperti selebriti barangkali.
Ini sah-sah saja untuk dijadikan motivasi dan penyemangat dalam berorganisasi.
Lagipula, sebenarnya orang yang aktif di organisasi akan menjadi populis dengan
sendirinya tanpa perlu digembar-gemborkan. Bukan diri seseorang saja yang dapat
membuatnya populer. Bagaimana kinerjanya selama di organisasi? Apa saja yang dia
lakukan untuk organisasi? ini menjadi penilaian tersendiri bagi banyak orang.
Bersambung dengan jabatan dan kekuasaan, popularitas adalah salah satu buntut dari
jabatan. Semakin tinggi jabatan seseorang dalam dunia organisasi, memungkinkan dia
untuk semakin dikenal lebih banyak orang, dibanding mereka yang berada dalam posisi
rendah. Namun tak semua organisasi menganut sistem semacam ini. Ada juga organisasi
yang ketuanya bahkan tidak dikenal banyak orang. Bahkan terkesan disembunyikan.
8) Latihan Belajar untuk Mampu Berbicara Menyampaikan Pendapat, Ide, dan Gagasan
pada Orang Lain
Banyak orang yang punya ide cemerlang, tapi ragu untuk menyampaikan kepada orang
lain. Biasanya terbentur oleh rasa percaya diri yang belum cukup, atau kemampuan
berbicara-menyampaikan pendapat yang dirasa masih kurang. Di organisasi, kamu punya
kesempatan yang luas untuk belajar bicara. Mulai dari forum-forum kecil, sampai forum
yang melibatkan ratusan, bahkan ribuan orang. Mulai dengan tata bahasa yang kacau
balau, sampai akhirnya kamu bisa mengutarakan pendapat, ide, dan gagasan kamu dalam
bahasa yang elegan. Di organisasi lah tempatnya kamu akan ditempa. Pada saat pertama
kali berbicara didepan khalayak ramai, barangkali kamu merasa tidak percaya diri, kaki
gemetar, bahkan sampai berkeringat dingin dengan jantung dag dig dug.Di organisasi,
kamu akan dilatih, belajar terus menerus, sampai akhirnya percaya dirimu menjadi tinggi,
sehingga semua keraguan itu sirna dari pikiranmu. Dan akhirnya kamu pun mampu untuk
tampil kedepan, mengutarakan gagasan brilianmu.
17
rancang. Seiring berjalannya waktu dan seringnya kamu menerapkan cara negosiasi yang
baik, maka kamu akan semakin matang. Terkadang jika terjadi suatu masalah yang
melibatkan lebih dari satu pihak, kesuksesan suatu kegiatan, atau suatu rencana sangat
bergantung pada suksesnya negosiasi. Banyak negosiator yang menjadi penentu
kesuksesan suatu rencana. Namun biasanya mereka bekerja di belakang layar. Tidak
muncul di permukaan.
18
manusia. Di organisasi, dimana anggotanya berasal dari latar belakang yang berbeda-
beda, punya tujuan pribadi yang tidak sama juga misalnya, pemahaman terhadap karakter
seseorang menjadi sangat penting. Memahami karakter sangat berkaitan dengan masalah
kepemimpinan. Seorang pemimpin dituntut mampu memahami karakter yang
dipimpinnya. Dengan mengetahui karakter inilah kemudian pemimpin dapat mengetahui
kecenderungan sikap, atau reaksi anggotanya. Dengan mengetahui karakter, kemudian
pemimpin dapat mengambil langkah preventif (pencegahan) seandainya terjadi suatu
masalah dalam tubuh organisasi, maupun dalam hubungannya dengan dunia luar.
19
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga
ia dapat mencapai tujuannya. Dalam suatu penerapan perilaku organisasi, pembahasan tentang
motivasi dalam organisasi memang sangat penting dalam kajian perilaku organisasi. Karena
setiap personil atau pegawai pasti memerlukan suatu motivasi baik dari dalam diri maupun
dari orang lain, untuk itu apabila seseorang sudah terdorong atau termotivasi maka kinerja
seseorang itu akan meningkat sehingga akan mempercepat proses penyelesaian tugasnya
dalam bekerja.
2. Saran
Sebagai manusia kita sangat memerlukan orang lain, maka dari itu perlunya membuat
suatu organisasi. Keuntungan yang didapat dalam membuat organisasi atau masuk dalam
organisasi itu sangat banyak. Sikap dan mental kepemimpinan akan tumbuh dengan
sendirinya jika kita menjadi anggota suatu organisasi. Mengikuti organisasi secara aktiv
walaupun hanya berperan kecil didalamnya, karena jika tugas kecil bisa dikerjakan dengan
baik maka tugas penting nantinya pasti anda bisa kerjakan juga. belajarlah dari masalah yang
kecil dahulu maka akan membuat mental anda semakin kokoh untuk modal hidup anda
kemasa yang akan datang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, A. (2011, November 14). Membentuk Organisasi yang Baik. Elnow's Blog, hal. 5.
21