MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Strategi Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
(2003038014)
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan antara pemimpin dengan karyawan atau pegawai merupakan hubungan saling
ketergantungan yang pada umumnya tidak seimbang. Bawahan pada umumnya merasa lebih tergantung
kepada pemimpin daripada sebaliknya. dalam proses interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahan,
berlangsung proses saling mempengaruhi di mana pemimpin berupa mempengaruhi bawahannya agar
berperilaku sesuai dengan harapannya. Interaksi adalah yang menentukan keberhasilan Zidan dalam
kepemimpinan di dalam suatu organisasi.
Pada sekelompok pemimpin lainnya menerapkan pola kepemimpinan yang berorientasi pada
manusia (human oriented). Pemimpin memusatkan perhatiannya Pada kegiatan dan masalah kemanusiaan
yang dihadapi, baik dirinya maupun bagi karyawan. kepemimpinan pada golongan ini lebih populer
dibanding bola yang terdahulu karena dipandang perhatikan masalah-masalah yang dihadapi karyawan. Dari
masalah anak sakit sampai dengan kondisi keluarga. dari masalah stamina sampai dengan nonton bola
akibatnya kerja dapat mengarah pada budaya gosip, terapi mengesampingkan penyelesaian tugas dan
standar kerja titik untuk kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan penting
yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya
terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya.
Esensi kepemimpinan dalam setiap organisasi apapun sangat diperlukan kehadiran dan perannya,
sekalipun dalam organisasi itu telah ditata struktur dan mekanisme kerja sedemikian sempurna.
Kepemimpinan berperan untuk menyesuaikan kepentingan antara berbagai pihak. Hakikat kepemimpinan
adalah kegiatan untuk memerangi orang-orang agar tujuan akhir organisasi menurut (George R. Terr y
1960).
1
Pada makalah ini penulis akan menjelaskan tentang kepemimpinan transfomasional mulai dari
pengertian, peran, ciri-ciri dan kompetensi kepemimpinan transformasional. Tidak ketinggalan juga penulis
akan menjelaskan strategi menjadi seorang pemimpin yang transformasional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Riset yang terus berlanjut telah menitikberatkan pada perbedaan para pemimpin yang
transformasional dengan transaksional. Study yang dilakukan oleh Ohio state, model alur fiedler, dan
teori jalur tujuan menggambarkan para pemimpin yang transaksional, yang membimbing para
pengikut mereka menuju tujuannya ditetapkankan dengan menjelaskan peran dan tugas yang
dibutuhkan. Para pemimpin yang transformasional menginspirasi para pengikut untuk melampaui
kepentingan diri sendiri mereka demi keuntungan organisasi. Para pemimpin yang transformasional
dapat memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap para pengikutnya. Dia menaruh perhatian pada
kekhawatiran dan kebutuhan dari para pengikut Individual, mengubah kesadaran dari para pengikut
atas permasalahan dengan membantu mereka melihat pada permasalahan-permasalahan lama dengan
cara yang baru, dan memberikan semangat dan menginspirasi para pengikut untuk menempatkan
upaya tambahan untuk seharusnya demi mencapai tujuan-tujuan kelompok.
Kepemimpinan yang transaksional dan transformasional saling melengkapi satu sama lain
mereka tidak saling mempertentangkan pendekatan untuk menyelesaikan segala sesuatunya.
Kepemimpinan yang transformasional membentuk kepemimpinan yang transaksional dan
menghasilkan tingkat upaya dari para pengikut serta kinerja yang melampaui apa yang hanya dapat
dilakukan kepemimpinan transaksional saja. tetapi yang sebaliknya adalah tidak tepat. dengan
demikian jika anda adalah seorang pemimpin transaksional yang baik tetapi sudah memiliki kualitas
3
transformasional, anda mungkin hanya akan menjadi seorang pemimpin yang biasa saja para
pemimpin terbaik adalah yang transaksional dan transformasional .
Menurut Bycio dkk. (1995) serta Koh dkk. (1995), kepemimpinan transaksional adalah gaya
kepemimpinan di mana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal
antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut
didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan
penghargaan.
Seperti yang disampaikan oleh Danim (2005: 54) bahwa kepemimpinan transformasional
adalah kemampuan pemimpin dalam bekerja dengan orang lain untuk mentransformasikan secara
optimal sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan bermakna sesuai target capaian yang
ditetapkan.
Bass (1998) dalam Swandari (2003) kepemimpinan transformasional ialah pemimpin yang
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu.
4
dipimpinnya memiliki tekad atau keinginan lebih untuk melakukan tujuan yang sudah dibuat di
dalam organisasi tersebut. Sebaiknya pemimpin melibatkan bawahan pada saat pengambilan
keputusan, sehingga bawahan merasa lebih dihargai dan merasa mempunyai harga diri.
Seperti yang disampaikan oleh Bass (1985) dalam buku Yukl (2013, p.313) kepemimpinan
transformasional adalah suatu keadaan dimana para pengikut dari seorang pemimpin
transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat terhadap
pemimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang awalnya
diharapkan mereka.
1. Simplikasi, artinya seorang pemimpin harus dapat mengungkapkan visinya secara jelas,
praktis, dan transformasional, sebagai arah pergerakan organisasi.
2. Motivasi, adalah sebuah kemampuan untuk mendapatkan komitmen semua orang yang
terlibat terhadap visi. Ketika seorang pemimpin menciptakan sebuah sinergi dalam
organisasi, seharusnya ia juga dapat mengoptimalkan dan memotivasi setiap pengikutnya.
Contohnya seperti memberikan peluang bagi pengikutnya untuk kreatifitas.
3. Fasilitasi, secara efektif memfasilitasi pembelajaran yang terjadi dalam organisasi secara
kelembagaan, kelompok, maupun individual. Hal ini akan berdampak pada bertambahnya
modal intelektual setiap pengikutnya.
4. Mobilitasi, artinya pemimpin mengerahkan sumber daya yang ada untuk melengkapi dan
memperkuat setiap orang terlibat dalam mencapai suatu visi.
5. Siap-siaga, yaitu kemampuan untuk selalu belajar tentang diri mereka dan terbuka terhadap
perubahan dengan paradigma baru yang positif.
6. Tekad, merupakan tekad seorang pemimpin untuk menyelesaikan hingga tuntas. Ini juga
didukung oleh pengembangan disiplin spiritualitas, emosi, dan fisik serta komitmen. Mampu
5
menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya
ekstra demi mencapai tujuan kelompok.
N.M. Tichy & M.A. Devanna, dalam tulisannya yang berjudul “The Transformational
Leader” (New York: Wiley, 1986), setelah mengamati sejumlah pemimpin transformasional yang
berpraktek, mengambil kesimpulan bahwa para pemimpin transformasional itu mempunyai sejumlah
karakteristik yang sama, yang membedakan mereka dari para pemimpin transaksional.
Karakteristik-karakteristik itu adalah sebagai berikut :
1. Mereka (para pemimpin transformasional) dengan jelas memandang diri mereka sendiri
sebagai agen-agen perubahan (change agents). Mereka berjuang untuk membuat suatu
perbedaan dan untuk mentransformasikan organisasi di bawah tanggung jawab mereka.
2. Mereka berani (courageous). Mereka mampu berurusan dengan resistensi (pihak-pihak yang
melawan), mereka mengambil posisi, mengambil risiko, mengkonfrontir realitas.
3. Mereka percaya kepada orang-orang yang dipimpinnya (believe in people). Mereka
mempunyai kepercayaan-kepercayaan yang sudah dikembangkan dengan baik perihal
motivasi, menaruh kepercayaan dan pemberdayaan.
4. Mereka didorong oleh seperangkat nilai yang kuat (a strong set of values).
5. Mereka terus belajar (life-long learners). Mereka melihat kesalahan – baik kesalahan mereka
sendiri atau kesalahan orang lain – sebagai kesempatan untuk belajar.
6. Mereka dapat mengatasi masalah-masalah yang mengandung kompleksitas (complexity),
ketidakpastian (uncertainty) dan kemenduaan (ambiguity).
7. Mereka adalah visioner-visioner (visionaries).
a. Idealized Influence, dijelaskan sebagai sikap yang menciptakan rasa hormat serta percaya diri
dari para bawahannya. Maknanya adalah saling berbagi risiko, dengan pertimbangan atas
6
kebutuhan yang dipimpin dari pada kebutuhan pribadi, serta sikap moral dan etis. Pemimpin
mampu menanamkan nilai, respek atau penghormatan, dan kebanggaan untuk
mengartikulasikan visi. Dengan demikian, pengikut akan berusaha bekerja keras melebihi
yang sudah berjalan selama ini. Para pengikut akan menghormati, mengagumi, dan percaya
kepada pemimpinnya. Selain itu, pemimpin akan bertindak sebagai roles model dan
mendemonstrasikan standar etika dan moral yang tinggi.
b. Inspirational Motivation, tergambarkan melalui sikap yang selalu memberikan tantangan dan
arti atas pekerjaan dari karyawannya, termasuk juga perilaku yang bisa mendemonstrasikan
komitmen pada sasaran organisasi. Membangkitkan semangat ini dengan optimisme dan
antusiasme. Motivasi inspirasional menggambarkan kemampuan pemimpin memotivasi
dan menginspirasi pengikut dan kolega dengan menumbuhkan kepercayaan, mengisi dan
mendorong antusiasme dan semangat dalam kelompok. Melalui proses inspirasional,
pengikut dimotivasi untuk lebih komitmen kepada tujuan dan visi bersama dalam
mendukung pertumbuhan organisasi mendatang. Pemimpin tipe ini membuat simbol,
metafora, dan pernyataan emosi yang sederhana untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman terhadap tujuan yang diinginkan.
c. Intellectual Stimulation. Manajer yang mendemonstrasikan jenis kepemimpinan selalu
mencari ide baru dan penyelesaian yang unik dari para karyawannya. Saat melalukan
pekerjaan, manajer terus didorong oleh pendekatan baru. Ia mendorong pengikut untuk
kreatif dan inovatif, memunculkan dan mendorong ide-ide baru, memikirkan
permasalahan lama dengan pendekatan baru dan memperhatikan usaha ekstra untuk
pekerjaan mereka. Akibatnya, para pengikut dapat mengembangkan sendiri untuk
mengeksplorasi, menganalisis, dan memecahkan masalah dengan pemikiran lebih independen
agar sesuai dengan perubahan lingkungan organisasi.
d. Individualized Consideration, digambarkan dari pemimpin yang terus mendengarkan, serta
memberi perhatian pada kebutuhan khusus dan kebutuhan dari karyawannya dengan penuh
perhatian. Pemimpin memperhatikan kebutuhan para pengikut dan menugasi dengan
proyek-proyek yang menantang sehingga para pengikut tersebut tumbuh secara
personal. Pemimpin juga akan memberikan perhatian khusus agar para pengikut
berkembang dan berprestasi. Ia akan bertindak sebagai pelatih, penasehat, mentor, guru, dan
fasilitator.
E. Metode Kepemimpinan Transformasional Menurut Dubrin
7
Menurut Andrew J. Dubrin, pemimpin transformasional adalah orang yang dapat membantu
perusahaan ataupun orang lain untuk membawa perubahan positif dalam aktivitas mereka.
Untuk membuat perubahan tersebut, terdapat enam metode yang bisa digunakan (Dubrin,
2005:143-145):
Tindakan paling luas yang dilakukan pemimpin transformasional adalah mengubah kultur organisasi.
Ini berarti bahwa nilai, sikap, dan bahkan atmosfer organisasi diubah. Perubahan paling umum
adalah mengubah kultur dari kultur birokratis, kaku dan sedikit mengambil risiko menjadi kultur di
mana orang bisa lebih bergerak dan tidak terlalu dibatasi oleh aturan dan regulasi.
Pemimpin transformasional membuat anggota kelompok sadar akan arti penting imbalan tertentu dan
bagaimana cara mendapatkannya. Dia mungkin menyebutkan kebanggaan yang akan dirasakan
karyawan jika perusahaan menjadi nomor satu di bidangnya.
Pemimpin transformasional membantu anggota kelompok untuk melihat pada gambaran yang lebih
besar demi kebaikan tim dan organisasi.
Sedikit demi sedikit pemimpin membuat pekerja menyadari bahwa tindakan mereka memberi
kontribusi pada tujuan yang lebih luas, ketimbang sekedar memenuhi kepentingan diri sendiri.
Pemimpin transformasional membantu orang lain untuk tidak sekadar berfokus pada kesuksesan
kecil-kecilan, tetapi juga pada usaha mencari pemenuhan diri.
Untuk menciptakan transformasi, pemimpin mengumpulkan para manajer kritis dan karyawan
lainnya, dan melibatkan mereka dalam diskusi urgensi perubahan.
#6 Mengejar Kejayaan
8
Tindakan transformasional tertinggi adalah membuat orang lain bersemangat untuk melakukan kerja
keras demi kebesaran dan kejayaan organisasi.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan yang transformasional telah mendukung level pekerjaan yang beragam dan
jabatan ( kepala sekolah guru, para komandan angkatan laut, para menteri, Para presiden dari
asosiasi, calon perwira militer, Pelayan toko, representative penjualan ). Salah satu studi dari
perusahaan pengembangan dan riset menemukan bahwa tim-tim yang memiliki para pemimpin
proyek yang memiliki skor tinggi pada kepemimpinan transformasional menghasilkan kualitas
produk yang lebih baik sebagaimana dinilai 1 tahun berikutnya titik dan tingkat keuntungan yang
lebih tinggi pada 5 tahun berikutnya. Studi lainnya melihat pada kreativitas pekerjaan dan
kepemimpinan transformasional menemukan bahwa para pekerja dengan para pemimpin yang
transformasional memiliki kepercayaan diri yang lebih besar dalam kemampuan mereka untuk
menjadi kreatif di tempat kerja dan tingkat kreativitas kinerja yang lebih tinggi. sebuah tinjauan studi
yang menguji kepemimpinan yang transformasional menemukan bahwa Hal ini terkait dengan
kinerja berikut secara individual yang lebih tinggi kinerja tim dan kinerja organisasi.
Kepemimpinan transformasional tidak sama efektifnya dalam segala situasi. Dia memiliki
dampak dasar yang lebih besar dalam perusahaan yang dimiliki oleh swasta yang lebih kecil daripada
dalam organisasi yang kompleks. kepemimpinan transformasional akan menjadi lebih efektif ketika
para pemimpin dapat berinteraksi secara langsung dengan tenaga kerja untuk mengambil keputusan
dibandingkan ketika mereka melaporkan kepada para dewan direksi eksternal atau berhubungan
dengan struktur birokrasi yang rumit.
10
Teori mengenai kepemimpinan transformasional tidaklah sempurna. yang tergantung pada
pemberian imbalan bukan merupakan ciri-ciri dari para pemimpin transaksional Semata.
bertentangan dengan model kepemimpinan yang lengkap kepemimpinan yang transformasional
dengan 4 I tidak selalu lebih unggul dalam efektivitas dibandingkan dengan kepemimpinan yang
transaksional; kepemimpinan yang tergantung pada pemberian imbalan kadangkala berhasil sama
halnya dengan kepemimpinan yang transformasional.
11
B. Saran
Demikian penulisan makalah ini dengan segala keterbatasan dan kekurangannya. Penulis
sadar bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu saran
dari pembaca sangat penting demiki perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Sondang P, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga belas, Bumi Aksara,
Jakarta.
Robbins, P. Stephen & Judge, Timothy A. 2017, Organizational Behaviour, Edisi 16, Salemba
Empat, Jakarta hal. 261
Sunyoto D & Fathonah Eka Susanti 2019, Kepemimpinan Manajerial, Kepemimpinan yang
kharismatik dan transformasional. CAPS, Yogyakarta. hal.256
Bass, B.M. and Avolio, B.J., (1994), Improving Organizational Effectiveness through
Transformational Leadership, Sage, Thousand Oaks.
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 3, No. 3, Desember 2010 | Irra Chrisyanti Dewi dan
Nuri Herachwati
13