Anda di halaman 1dari 5

TEORI KEPEMIMPINAN

Diulas oleh : Raja_Dihati



I. PENGERTIAN
Definisi kepemimpinan menurut seorang pakar manajemen Kreitner, adalah proses
mempengaruhi sekelompok orang dengan tujuan untuk menciptakan keikutsertaan mereka
secara sukarela dalam upaya mencapai tujuan perusahaan

Paul Hersey, seorang tokoh dan penulis buku the Situational Leader menyebut
Kepemimpinan adalah segala upaya atau usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain
secara individu maupun kelompok.

Kedua definisi tersebut meski agak berbeda, namun saling melengkapi. Definisi pertama
menekankan pada unsur keikut sertaan tanpa paksaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan yang kedua, menekankan pada usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain
untuk mencapai tujuan.

Seorang pemimpin, menurut pengertian di atas, harus memadukan unsur-unsur kekuatan diri,
wewenang yang dimiliki, ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa
mempengaruhi perilaku orang lain.

Ada pemimpin formal dan informal. Pemimpin formal, memiliki kekuasaan dan kekuatan
formal yang ditentukan oleh organisasi. Sedangkan pemimpin informal, walaupun tidak
memiliki legitimasi kekuatan dan kekuasaan resmi, namun memiliki kemampuan
mempengaruhi yang besar, yang disebabkan oleh kekuatan pribadinya.


II. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

1. Teori Genetik (Genetic Theory)
Penjelasan kepemimpinan yang paling tua adalah teori kepemimpinan genetic dengan
ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni a leader is born, not made. Seorang
dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat
utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dad orang tuanya.

2. Teori Sifat (Trait Theory)
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas kepemimpinan
sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. Trait atau sifat-sifat yang dimiliki
antara lain kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan social.

Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan karakter di atas, maka seseorang akan
memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi pemimpin yang efektif.

Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang menurut Judith R. Gordon mencakup
kemampuan yang istimewa dalam :
A. Kemampuan Intelektual
B. Kematangan Pribadi
C. Pendidikan
D. Status Sosial dan Ekonomi
E. Human Relations
F. Motivasi Intrinsik dan
G. Dorongan untuk maju (achievement drive).
Ronggowarsito, menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki Hastabrata, yakni delapan
sifat unggul seorang pemimpin yang dikaitkan dengan sifat-sifat alam.

1) Bagaikan surya
Menerangi dunia dan memberi kehidupan
Menjadi penerang dan pembuat senang.
Arif, jujur, adil dan rajin bekerja, sehingga negara aman sentausa.

2) Bagaikan candra atau rembulan
Memberikan cahaya penerangan dan keteduhan pada hati yang tengah dalam kesulitan.
Bersifat melindungi, sehingga setiap orang dapat tekun menjalankan tugas masing-
masing.
Memberikan udara ketenangan.

3) Bagaikan kartika atau bintang
Menjadi pusat pandangan, selaku sumber kesusilaan
Menjadi kiblat ketauladanan dan sumber pedoman.

4) Bagaikan mega atau awan
Menciptakan kewibawaan
Mengayomi meneduhi sehingga semua tindakannya menimbulkan ketaatan.

5) Bagaikan bumiTeguh dan kokoh pendiriannyaBersahaja dalam ucapannya.

6) Bagaikan samudraLuas pandangan, lebar dadanyaDapat membuat rakyat seia sekata.

7) Bagaikan hagni atau apiAdil, menghukum tanpa memandang buluYang salah
menjalankan hukuman, yang bajik mendapat pahala.

8) Bagaikan bayu atau anginAmbeg adil dan jujurTerbuka, tidak ragu-ragu

9) Berdasarkan penjelasan di atas, maka karakter istimewa yang harus dimiliki oleh
seseorang, mencakup karakter bawaan (inborn) dan karakter yang diperoleh dan
dikembangkan kemudian.

3. Teori Perilaku (The Behavioral Theory)
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui teori trait, para
peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an mulai
mengembangkan pemikiran untuk meneliti behavior atau perilaku seorang pemimpin
sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan.
Fokus pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini beralih dari siapa yang memiliki
kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku seseorang untuk memimpin secara efektif.

4. Situasional Leadership
Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan kekurangan teori-teori
sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling efektif.

Dalam situational leadership pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose situasi,
memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat.

Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan
menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada.

Empat dimensi situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter pekerjaan
dan karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap
efektivitas kepemimpinan seorang.

Dimensi situasi tersebut secara skematis digambarkan sebagai berikut:

Kemampuan Manajerial
Merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan seseorang.
Kemampuan manajerial meliputi kemampuan teknikal, kemampuan sosial, pengalaman,
motivasi dan penilaian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.

Karakteristik Pekerjaan.
Merupakan unsur kedua terpenting yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.

Pekerjaan yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat untuk
berprestasi dibanding pekerjaan rutin yang membosankan. Juga tingkat kerja sama kelompok
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan akan sangat mempengaruhi efektivitas
seorang pemimpin.

Karakteristik Organisasi
Budaya Korporat, kebijakan dan birokrasi bisa membatasi gaya kepemimpinan seorang
manajer. Juga bila di dalam suatu organisasi banyak terdapat profesional dan kelompok ahli.
maka gaya kepemimpinan yang efektif tentu berbeda dengan organisasi perusahaan yang
terdiri dari para pekerja kasar.

Karakteristik Pekerja
Meliputi kepribadian, kebutuhan, pengalaman dari para pegawai akan mempengaruhi
efektivitas kepemimpinan manajer.
Karena pendekatan kontingensi ini menekankan pentingnya penyesuaian terhadap situasi,
maka seorang pemimpin harus menghayati sepenuhnya kenyataan adanya perbedaan
individual yang ada pada setiap pegawai. Motivasi pegawai yang sangat mempengaruhi
motivasi kerja perlu mendapatkan perhatian dari setiap pemimpin.

5. Transformational Leadership
Pemikiran terakhir mengenai kepemimpinan yang efektif disampaikan oleh sekelompok ahli
yang mencoba menghidupkan kembali teori trait atau sifat-slfat utama yang dimiliki
seseorang agar dia bisa menjadi pemimpin.

Robert House menyampaikan teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa
kepemimpinan yang efektif mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri,
mempengaruhi dan menampilkan moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar
kharismatiknya. Dengan mengandalkan kharisma, seorang pemimpin yang transformational
selalu menantang bawahannya untuk melahirkan karya-karya yang istimewa.

Langkah yang dilaksanakan pada umumnya adalah dengan membicarakan dengan
pengikutnya, bagaimana sangat pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya
mereka sebagai anggauta kelompok dan bagaimana istimewanya kelompok sehingga dapat
menghasilkan karya yang inovatif serta luar biasa.

Pemimpin transformational, seperti Lee Iacocca dari perusahaan automotif Chrysler atau Jack
Welch dari General Electric (GE), adalah pemimpin-pemimpin yang kharismatik yang
merangsang dan mengarahkan bawahannya untuk melakukan perubahan-perubahan di
perusahaan mereka masing-masing.

Dalam merangsang perubahan dan inovasi, pemimpin tipe ini memberikan gambaran akan
pentingnya melakukan sesuatu yang baru dan di atas standar yang direncanakan. Sehingga
fungsi pemimpin adalah merangsang kreativitas dan pertumbuhan.

Menurut pencetus teori ini, pemimpin transformational adalah sangat efektif karena
memadukan dua teori yakni teori behavioral dan situational dengan kelebihan masing-
masing. Atau, memadukan pola perilaku yang berorientasi pada manusia atau pada produksi
(employee or production-oriented) dengan penelaahan situasi ditambah dengan kekuatan
kharismatik yang dimilikinya.

Tipe pemimpin transformational ini sesuai untuk organisasi yang dinamis, yang
mementingkan perubahan dan inovasi serta bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan
lain dalam ruang lingkup internasional. Syarat utama keberhasilannya adalah adanya seorang
pemimpin yang memiliki kharisma.

Seorang pemimpin, menurut pengertian di atas, harus memadukan unsur-unsur kekuatan diri,
wewenang yang dimiliki, ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa
mempengaruhi perilaku orang lain.

Ada pemimpin formal dan informal. Pemimpin formal, memiliki kekuasaan dan kekuatan
formal yang ditentukan oleh organisasi. Sedangkan pemimpin informal, walaupun tidak
merniliki legitimasi kekuatan dan kekuasaan resmi, namun memiliki kemampuan
mempengaruhi yang besar, yang disebabkan oleh kekuatan pribadinya.


III. PENUTUP
Perkembangan jaman, perubahan lingkungan dan dinamika organisasi merupakan faktor-
faktor yang dominan di dalam pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat guna dan berhasil
guna.

Teori kepemimpinan yang paling awal, mengkaitkan kepemimpinan dengan bakat dan
kemampuan khusus yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh secara herediter dan
kemudian diturunkan lagi ke anak-anaknya. The Great Man Theory, atau Born to be a leader
adalah ungkapan-ungkapan yang mewakili teori ini.

Dengan demikian, maka kemampuan seorang pemimpin sudah terberi sejak lahir, tidak perlu
dipelajari lagi. Dan efektivitas seorang pemimpin tergantung kwalitas karakter pemimpin.
Pandangan berikutnya, kepemimpinan dihubungkan dengan dua dimensi pola perilaku
pemimpin yakni iniating structure yang berorientasi pada produksi dan consideration
yang berorientasi pada manusia. Pemimpin yang efektif adalah orang yang mampu
memadukan kedua dimensi di atas.

Menurut pendekatan situasional, pemimpin yang efektif tergantung pada situasi khusus
seperti hubungan antara pemimpin dan bawahan, struktur pekerjaan, kebutuhan bawahan
serta tingkat kematangan dan kesediaan bawahan.

Saat ini, gaya kepemimpinan kontingensi (situasional) sangat populer karena lebih rasional,
fleksibel dan bisa dipelajari serta diterapkan pada hampir segala situasi. Namun, akhir-akhir
ini ada kecenderungan untuk menengok kembali pada trait atau karakter istimewa yang
harus dimiliki oleh seseorang, misalkan kharisma.

John Kotter, mengatakan bahwa kepemimpinan yang efektif pada tingkat manajemen senior
memerlukan pengetahuan yang luas tentang dunia usaha, kedekatan dengan bawahan,
reputasi yang tak tercela, memiliki pengalaman yang kuat, integritas yang tinggi, enerjetik
dan memiliki kemauan yang keras untuk memimpin.

Pemimpin tipe-tipe ini, juga harus mampu mengantisipasi kondisi yang akan datang,
membangun citra perusahaan dan budaya korporat, serta mampu meningkatkan motivasi dan
partisipasi yang optimal. Untuk menjadi pemimpin yang efektif di masa mendatang
diperlukan persyaratan yang lebih komplek.


Read more: http://badry7.blogspot.com/2013/04/teori-kepemimpinan.html#ixzz2edllgoin
http://badry7.blogspot.com/2013/04/teori-kepemimpinan.html

Anda mungkin juga menyukai