OLEH :
SOSIOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
RINGKASAN
konsep, bentuk proses sosial dan interaksi sosial pada pengelolaan tani/ternak
yang dilaksanakan pada tanggal 19 hingga 21 Mei 2023 dapat diketahui bahwa
dua pengelolaan yaitu pada pertanian dan peternakan, pada pertanian pengelolaan
yang dilakukan mulai dari penggarapan, penanaman bibit dengan cara penyebaran
benih, serta memanen padi jika telah siap panen, adapun pada bidang peternakan
yang terbagi atas dua bidang, jika pada bidang pertanian, bentuk kerja sama yang
terjadi atau terjalin yaitu pada saat melakukan gotong royong dalam penanaman
yang dilakukan dengan penyebaran benih ataupun pemanenan padi yang sudah
siap panen, selain itu pada bidang peternakan terjadi juga bentuk kerja sama
seperti penyuluhan ataupun kerja sama terkait kesehatan ternak/ atau penggunaan
membutuhkan sebuah peningkatan dari segi kebutuhan akan teknologi yang dapat
membantu pengelolaan baik itu pertanian maupun peternakan, teknologi ini bisa
didapatkan melalui sebuah informasi terkait teknologi, hal ini bisa diketahui dari
penggunaan traktor untuk pembajakan sawah, dan juga teknologi dalam bentuk
vaksin yang dibutuhkan pada peternakan terkhusus sapi. Jika mengacu pada
x
bentuk pemasaran yang dilakukan pada bidang pertanian lebih kepada
jika memang sangat diperlukan, selain itu pada bidang peternakan sebuah
pemasaran yang umum dilakukan antara peternak dan pembeli hanya dalam
untuk usaha pertanian atau peternakan, jika dilihat pada pertanian bentuk modal
yang umum digunakan oleh masyarakat di Desa Buakkang adalah modal mandiri,
namun jika memang sangat memerlukan sesuatu, misalnya pupuk namun uang
mandiri tidak mencukupi maka bentuk yang bisa dijadikan modal adalah
peminjaman yang akan diganti setelah ada hasil dari pertanian yang dilakukan.
Selain itu pada bidang peternakan modal juga hampir sama dengan pertanian yang
memanfaatkan modal mandiri. Namun tetap ada kebutuhan ternak yang terkadang
tidak bisa dipenuhi dengan modal mandiri, misalnya kebutuhan akan vaksin yang
dapat dilakukan dengan bentuk peminjaman kepada pihak penyulu ataupun pihak
tertentu.
masyarakat masih terjalin sangat baik, dikarenakan masih kentalnya kerja sama
desa tersebut.
xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
sector peternakan. Produk utama peternakan adalah susu, daging, telur dan bibit.
Selain produk utama, peternakan memiliki produk sampingan yang nilainya tidak
jauh bersaing dari nilai produk utama. Produk sampingan peternakan terdiri dari :
bulu ayam, bulu domba, darah yang diolah menjadi tepung darah, tulang yang
diolah menjadi tepung tulang atau hiasan, tanduk sebagai hiasan, kulit yang diolah
menjadi jaket, sepatu, tas dan kotoran ternak yang diolah menjadi pupuk padat,
pupuk cair dan biogas. Potensi produk peternakan di Indonesia, saat ini belum
ini didukung oleh luasnya area persawahan yang menunjang ketersediaan pakan
Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa yaitu ternak sapi sebanyak 469 ekor
dengan persentase 81,0% dan potensi peternakan terendah yaitu ternak kerbau
1
Sebuah pengelolaan di bidang tertentu khususnya pertanian atau tani
belum berkembang secara intensif dari segi pertanian itu sendiri yang dimana
bahwa lahan pertanian dapat dijadikan sebagai mata pencaharian utama, kedua
kelembagaan bisa saja mempengaruhi secara luas karena belum dapat berjalan
terkhusus pada bidang yang melekat erat pada masyarakat baik itu peternakan
pengelolaan dalam bentuk kelompok tani ternak menjadi sarana baik untuk
instansi atau lembaga yang terkait disamping bagi peternak dijadikan wahana
2
mampu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam kelompok tani yang
kondisi dimana sendi-sendi kehidupan kelompok tani berjalan dengan tertib dan
teratur sehingga tujuan kelompok tani dapat tercapai (Lingga dkk., 2021).
dapat dilihat jika individu dan kelompok yang dimana kelompok sosial saling
bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial. Pada interaksi
2021).
hubungan ini terjadi baik antara individu dengan individu, individu dengan
masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, diperlukan adanya kebersamaan dan
kerja sama yang baik dari segenap anggota masyarakat yang berkepentingan
untuk mengatasi hal tersebut, jika dilihat langsung pada kondisi tani ternak yang
berada dalam bentuk kesatuan, karena interaksi sosial bukan semata-mata dilihat
sebagai sebuah hasil melainkan lebih kepada proses (Xiao, 2018). Hal inilah yang
3
Buakkang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, dengan judul “konsep, bentuk
Rumusan Masalah
yaitu, bagaimana konsep, bentuk proses sosial dan interaksi sosial dalam
Gowa.
sosiologi peternakan yaitu agar mengetahui konsep, bentuk proses sosial dan
peternakan yaitu untuk mengetahui konsep, bentuk proses sosial dan interaksi
Kabupaten Gowa.
4
TINJAUAN PUSTAKA
peternakan dari berbagai jenis hewan untuk memperoleh manfaat dari padanya.
Dengan kata beternak yang di sini, digunakan dalam arti yang luas, mengandung
(Astiti, 2018).
daya alam yang memanfaatkan sumber daya hewani yang dimana suatu hewan
peternakan ini banyak macam hewan yang dapat diternakan dan banyak juga yang
dapat diambil manfaatnya antara lain yaitu, ternak sapi, ternak kambing, ternak
domba, ternak unggas, dan masih banyak lagi hewan yang dapat diternakan dan
5
mengahasilkan keuntungan dengan menerapkan perhitungan biaya produksi
(Fitroh, 2022).
tergantung keinginan peternak dalam memulai suatu usaha peternakan, selain itu
protein hewani diantaranya: kelinci, burung dara, itik, ayam kalkun dll.
dibagi menjadi dua golongan, yaitu ternak besar diatantaranya: sapi, kerbau,
dan perbaikan lingkungan hidup, dan yang terakhir adalah peternakan untuk
tidak menentukan apa yang harus dimakannya, karena hal itu sudah diatur oleh
nalurinya. Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang. Untuk
6
Manusia harus memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu socius yang berarti kawan,
sosial, struktur sosial, perubahan sosial dan jaringan hubungan atau interaksi
pangan. Yang dimana kebutuhan akan protein hewani konsumen dapat dipenuhi
yang berfokus pada pengetahuan terhadap masyarakat yang berada pada lingkup
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (semi terbuka), dimana
kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa
7
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
Kelompok menjadi kuat jika dapat dikelola dengan baik .Kekuatan dalam
tidak dapat dikelola dengan baik, tentu saja bisa menjadi kelemahan. Hidup
8
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan/atau peternakan. Berdasarkan
sendiri adalah kumpulan petani atau peternak atau pekebun yang dibentuk atas
tingkat yang tinggi sehingga hal -hal tersebut harus didukung dan diwadahi dalam
berbagai bentuk pengelolaan yang ditinjau dari segi keilmuan dan pemahaman
tani yang dimana merupakan kelembagaan di tingkat petani yang dibentuk untuk
masyarakat yang memiliki tujuan yang sama dan ingin bekerja sama satu
9
dengan yang lain. Kelompok tani biasanya ditemukan dipedesaan, karena
atau sebagai petani dan juga peternak. Keberhasilan suatu kelompok dalam
hal ini kelompok tani pada umumnya dilihat dari pencapaian hasil dari
kembali guna mengatasi masalah bersama dalam usaha tani serta menguatkan
posisi tawar ataupun menawar petani dan juga peternak, baik dalam pasar sarana
maupun pasar produk pertanian ataupun hasil peternakan. Kelompok tani ternak
sebagai bagian integral pembangunan pertanian yang memiliki peran dan fungsi
pedesaan. Kelompok tani tenak inilah yang pada dasarnya sebagai pelaku utama
keberadaan kelompok tani ternak dapat memainkan peran tunggal atau ganda,
secara kolektif yang dimana menjadi bentuk pengelolaan yang baik untuk
10
pegetahuan melalui kegiatan program pendampingan, pelatihan dan penyuluhan
dari dinas terkait yang menjadi bentuk lebih mudah dan akan maksimalnya bentuk
pengelolaan yang ada dalam pedesaan, yang dimana jika ada kesulitan-kesulitan
yang biasa terjadi dalam pemeliharaan ternak maka dapat diatasi melalui kegiatan
satu media bagi peternak untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli dalam rangka
Tinjauan Umum Konsep, Bentuk Proses Sosial dan Interaksi Sosial Dalam
Pengelolaan Tani Ternak
Konsep, bentuk proses sosial dan interaksi sosial dalam pengelolaan tani
ternak adalah hal yang menjadi sebuah kesatuan yang saling berkaitan karena
dalam mengetahui pengelolahan tani ternak yang ada maka sebuah konsep atau
gambaran, dan juga bentuk akan menjadi dasar yang perlu diketahui. Baik itu
awal yang ada dari sebuah konsep ataupun bentuk dan juga akhir yang dimana
akan memberikan sebuah dampak yang akan terjadi pada tani ternak yang dapat
Konsep merupakan sebuah gambaran atau hal yang secara jelas yang
dimana dapat menggambarkan suatu hal ataupun objek yang menjadi tujuan untuk
memahami, selain itu terdapat bentuk yang juga merupakan gambaran nyata yang
telah ada, dibandingkan dengan konsep maka bentuk merupakan hal yang benar -
11
Secara garis besar proses sosial dan juga interkasi sosial yang ada dalam
pengelolaan tani ternak merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam
pengelolaan tani ternak yang berada dalam bentuk kelompok karena dalam
keolompok terdiri atas beberapa orang dengan tujuan yang sama sehingga proses
sosial ataupun interkasi sosial akan selalu terjadi didalamnya. Konsep ataupun
bentuk sosial yang ada dalam pengelolaan tani ternak, baik ataupun buruknya
maka akan mempengaruhi secara besar terkait kelompok tani ternak itu sendiri
termasuk pengelolaannya.
(2003), ia mengatakan bahwa konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita
dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh dan non contoh, adapun sosial
adalah hubungan yang terjadi antara seseorang dengan orang lain ataupun
kelompok, sehingga sebuah konsep sosial merupakan bentuk ide ataupun cara
manusia yang satu dengan lainnya ataupun dengan kelompok (Fajar, 2019).
hubungan sosial dengan baik dapat mendorong ke arah suatu kehidupan yang
yang diinginkan, kemajuan karir dan membangun hubungan dengan orang lain
12
proforsional dan produktif, dapat memecahkan masalah dengan orang lain, hidup
kebangsaan dan global, yang menjadi sebuah implementasi dari konsep sosial itu
menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama untuk
tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya. Dari hal
memahami orang lain sebagai individu. Remaja memahami orang lain sebagai
menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan mereka (teman sebaya)
(Khalilah, 2017).
Suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang
konsep sosial yang akan berdampak pada perubahan. Perubahan yang terjadi
pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain.
13
serta keseluruhan elemen akan saling beradaptasi baik terhadap perubahan
dampak sosial yang baik pada zaman ini adalah hubungan sosial yang berada
dalam jaringan yang sering digambarkan dalam diagram, yang di dalamnya adalah
titik pusat, sedangkan media adalah garis konektivitas sosial. Penjelasan tersebut
sosial yang ditandai dengan serangkaian informasi dan komunikasi dalam sosial
media. Dengan demikian satu sama lain menciptakan jaringan sosial (Mahendra,
2017).
yang terjadi antara manusia yang satu kemanusia lainnya atau manusia dengan
sebuah kelompok. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gillin, yang mengatakan
bahwa ada beberapa macam bentuk proses sosial diantaranya adalah : 1. Proses
manusia yang berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang
14
suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang
(Prasanti, 2017).
Sebuah bentuk proses sosial juga dijabarkan oleh Kimball Young, yang
memperoleh hak dan kewajiban yang berbeda dengan orang lain dalam
masyarakat atas dasar perbedaan usia, seks dan juga pekerjaan (Prasanti, 2017).
perubahan yang dimana hal tersebut di pengaruhi oleh banyak hal di dunia
modern yang salah satunya adalah kemajuan teknologi yang saat ini telah
menunjang dari bentuk proses sosial yang terjadi. Kemajuan teknologi tersebut
sangat beragam, mulai dari yang berbasis komputer, internet, dan sistem digital
radio streaming, dan berbagai perangkat serta program jejaring sosial lain. Pada
dasarnya hal tersebut diciptakan untuk membuat hidup manusia menjadi semakin
mudah dan nyaman, tetapi perangkat tersebut masih saja ada yang digunakan oleh
15
menimbulkan dampak buruk yang tidak diinginkan dan bahkan berpengaruh
Proses sosial tidak akan pernah terjadi tanpa adanya bentuk hubungan
yang terus-menerus terjadi antara manusia dengan manusia lainnya ataupun dalam
terjadinya sebuah proses sosial yang terjalin dalam hubungan sosial yaitu
berkomunikasi dengan orang lain. Dari sinilah muncul berbagai jenis komunikasi
kesenian, perselingkuhan dll. Pembicaraan pun bisa saja berganti tema saat itu
juga. Adapun orang yang terlibat dalam komunikasi bisa saja dari segala lapisan
masyarakat. Tidak ada batasan status sosial. Oleh karena itu sebuah bentuk dari
proses sosial sangatlah erat kaitannya dengan komunikasi yang menjadi pemicu
dasar adanya sebuah hubungan sosial yang terikat dalam interaksi sosial (Vera,
2023).
16
Interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang, dalam
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
antar pribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain
lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial
sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih
hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi
satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk
Bentuk umum dari sebuah proses sosial adalah interaksi sosial, dan arena
bentuk-bentuk lain dari proses sosial hanyalah sebuah bentuk-bentuk khusus dari
sebuah interaksi. Dengan begitu yang dapat disebut proses sosial, hanyalah
interaksi sosial itu sendiri. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan
sosial, tanpa adanya interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan secara
menjadi sulit untuk bertahan hidup, apabila ia tidak menjalin interaksi dengan
seorang individu lainnya. Hal ini merupakan dasar dari terjadinya proses sosial,
17
Interaksi sosial juga merupakan sebuah hubungan timbal balik yang
saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu, individu
Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu kontak sosial dan juga komunikasi sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder, sedangkan
Misalnya A dan B bercakap – cakap, maka termasuk contoh dari interaksi sosial
(Mulyadi, 2020).
adalah imitasi yaitu interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain.
perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti
yang mencolok menjadi daya tarik tersendiri bagi faktor imitasi untuk mengikuti
sebuah perubahan yang ada. Selain itu ada juga perubahan-perubahan yang lambat
sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat (Mulyadi, 2020).
18
METODE PRAKTEK LAPANG
sosial dan interaksi sosial dalam pengelolaan tani ternak di Desa Buakkang,
Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa ini dilaksanakan pada hari jumat sampai
ahad, pada tanggal 19 sampai 21 Mei 2023, yang bertempat di Desa Buakkang,
dipergunakan sebagai dasar dalam penalaran, diskusi atau perhitungan. Jenis data
dan lain-lain. Adapun jenis data yang digunakan dalam praktik lapang sosiologi
peternakan mengenai konsep, bentuk proses sosial dan interaksi sosial dalam
19
pengelolaan ternak di Desa Buakkang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa
yaitu:
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah suatu data yang tidak bisa diukur dengan angka.
Data yang didapat dari penjelasan kata verbal sehingga tidak bisa kita analisis
dalam bentuk angka atau bilangan. Contoh data kualitatif yaitu data hasil
data komentar customer terhadap suatu produk, dan data lainnya yang tersajikan
dalam tulisan.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang bisa diukur, diberi nilai numerik, dan
dihitung, berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau
berbentuk angka. Contoh data kuantitatif yaitu hasil survei, dan olahan data
statistik.
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu
pendapat, keterangan yang benar, dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk
penalaran dan penyelidikan. Adapun sumber data yang digunakan dalam praktek
lapang sosiologi peternakan mengenai konsep, bentuk proses sosial dan interaksi
Data Primer
20
Data primer merupakan data yang diperoleh dari objek yang diteliti oleh
orang atau organisasi yang sedang melakukan penelitian. Adapun contoh dari data
primer seperti data hasil wawancara langsung, hasil survei, dan kuesioner
terhadap responden.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak didapatkan secara langsung dari
objek penelitian atau dari pihak ketiga atau bisa dibilang juga berbagai informasi
yang telah ada sebelumnya dan dengan sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang
berupa diagram, grafik, atau tabel sebuah informasi penting seperti sensus
penduduk.
Metode pengambilan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
Sementara itu instrumen pengambilan data merupakan alat yang digunakan untuk
sosiologi peternakan mengenai konsep, bentuk proses sosial dan interaksi sosial
Gowa yaitu:
Observasi
atau suatu cara pengambilan data melalui pengamatan langsung terhadap situasi
21
atau peristiwa yang ada dilapangan. Informasi yang diperoleh meliputi objek
Wawancara
Studi Pustaka
Proses studi pustaka ini juga dipakai untuk mengumpulkan data. Nantinya penulis
22
KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK LAPANG
Keadaan Geografis
Pemerintahan Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa yang berjarak dari ibu kota
Kabupaten kurang lebih ± 45 Km, jarak dari Ibu Kota Provinsi 67 Km dan berada
di sebelah timur Ibu kota Kabupaten Gowa, serta kurang lebih 1,5 Km dari
Luas wilayah Desa Buakkang ± 26,40 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut :
23
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pattallikang Kec. Manuju dan Desa
Kec. Biringbulu
tujuh Dusun tersebut masing-masing Dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun
Penggunaan Lahan
Gowa diketahui total luas wilayah yang ada mencapai 264 Ha, terbagi menjadi
Ha, perkebunan 51 Ha, Pekuburan umum 2,0 Ha, bangunan perkantoran 30x25
Meter, sekolah 10,50 Ha, sarana peribadatan 7,50 Ha serta hutan 88 Ha. Pada
penggunaan lahan yang paling besar digunakan pada tegal/ladang dengan luas 67
Ha, lalu yang paling kecil penggunaan lahan digunakan pada perkuburan dengan
luas 2,0 Ha, sehingga masyarakat pada desa tersebut lebih luas memanfaatkan
Keadaan Penduduk
Buakkang memiliki jumlah penduduk 2.967 jiwa yang terdiri atas (1.471 laki-laki
24
dan 1.496 perempuan), 619 Kepala Rumah Tangga dengan perbandingan Jiwa
penduduk dari semua tingkatan usia laki-laki 1.471 jiwa dan perempuan 1.496
jiwa. Dusun Sapakeke memiliki jumlah jiwa terbanyak dan Dusun Bontosunggu
memiliki jumlah jiwa terendah. Dan untuk perbandingan penduduk laki-laki dan
unit rumah yang dihuni oleh 619 kepala rumah tangga, ada 176 kepala keluarga
yang belum memiliki rumah (menumpang) ada yang masih satu dapur dan ada
juga yang sudah pisah dapur, 4 kepala tinggal di perumahan sekolah dan 2 kartu
Keadaan Pendidikan
Kabupaten Gowa, terdapat beberapa keadaan pendidikan yang ada mulai dari
tingkat pendidikan yang kepala keluarganya tidak tamat SD sebanyak 351 jiwa,
masih banyaknya kepala keluarga yang belum bisa merasakan pendidikan bahkan
yang tingkat pendidikan terendah sekalipun, setelah itu keadaan pendidikan yang
tamat SD-SLTP sebanyak 296 jiwa, yang dimana menandakan bahwa kurang
tamat SLTA sebanyak 193 jiwa, yang menandakan masyarakat yang berada pada
satu penyebabnya dari segi keuangan dan juga rasa cukup dengan pendidikan
25
yang telah didapatkan. Tingkat pendidikan yang tamat AK/Perguruan tinggi
masyarakat yang buta Aksara. Namun kontrol dari pihak pemerintah masih
Dana Desa, dan TK PAUD ada 1 (satu). PAUD 1 unit Taman Kanak-kanak 1
PAUD yang permanent berada di Dusun Kampung Beru namun antara PAUD
dengan TK masih satu atap karena belum memiliki sarana pendidikan masing-
dana dari DIKPORA, Dana Desa dan orang tua siswa. Harapan kedepannya
baik dari Pemerintah dan Masyarakat maupun Tenaga Pendidik, agar sekolah
mengajar yang lebih efektif. Dukungan orang tua siswa cukup baik terbukti
dengan hampir semua anak usia sekolah dini bersekolah TK, faktor ini
26
tempat pengajian Al-qur’an sebanyak 1 sampai 2 orang, sementara untuk
Honorarium tanaga pengajar dari Kesra dan selain dari Kesra juga di
alokasikan di dalam APBDes, namun kita akui bahwa operasional TPA selama
ini masih kurang. dari 13 tempat pengajian Alquran yang ada di Desa
Sekolah Dasar yang ada di Desa Buakkang ada 4 unit dan 1 unit
tingkat pertama telah dibangun sarana pendidikan MTs Guppi Sapakeke dan
tersebut, namun karena faktor lokasi yang cukup jauh dan sarana transportasi
yang kurang sehingga siswa di MTs tersebut agak minim. Selain kedua sekolah
tersebut, Desa Buakkang juga memiliki SLTP, yaitu SLTP Negeri 3 Satap
menyebabkan sebahagian anak yang berasal dari keluarga tidak mampu lebih
memilih untuk jalan kaki ke sekolah. Namun kesadaran anak untuk belajar
sangat tinggi sehingga dari tahun ke tahun jumlah siswa semakin bertambah.
27
5) SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)
punya alumni siswa yang ada baru kelas III. Dan MAS Al-Fallah Guppi
dengan jarak tempuh 46 Km, dan kota propinsi dengan jarak tempuh 65 Km.
untuk transport, juga harus mengeluarkan biaya semester yang sangat besar
lanjut ke tingkat pendidikan ini hanya dari keluarga kategori sedang dan kaya.
Sektor Peternakan
Pada sektor ternak dari tujuh Dusun di Desa Buakkang, jenis ternak yang
dimiliki oleh masyarakat adalah ternak sapi, kuda dan kambing, kepemilikan
ternak ini dijadikan sebagai usaha sampingan. Khusus kuda dan sapi selain
28
dijadikan usaha sampingan juga dijadikan sebagai tenaga penggarap sawa dan
Pada sektor ternak dari tujuh Dusun di Desa Buakkang, jenis ternak yang
dimiliki oleh masyarakat adalah ternak sapi, kuda dan kambing, kepemilikan
ternak ini dijadikan sebagai usaha sampingan, khusus kuda dan sapi selain
dijadikan usaha sampingan juga dijadikan sebagai tenaga penggarap sawa dan
a. Ternak Sapi
dan selebihnya adalah jantan. Ternak sapi tersebut tersebar di semua Dusun yang
ada di Desa Buakkang. Cara memperoleh ternak sapi dengan cara membeli,
bantuan pemerintah dan ada juga yang memelihara ternak milik orang lain,
b. Ternak Kuda
betina, tersebar di semua Dusun yang ada di Desa Buakkang. Cara memperoleh
ternak tersebut melalui cara membeli dan ada juga yang pelihara ternak orang
29
ternak sangat tersedia di Desa.Pemasaran kuda dilakukan sewaktu-waktu
c. Ternak Kambing
Dusun cara memperoleh ternak kambing dengan bantuan atau milik pribadi
d. Ternak Itik
pemerintah telah memberikan bantuan berupa ternak itik sebanyak 280 ekor
kepada kelompok ternak Mattiro Baji pada tahun 2016. Warga Desa Buakkang
beternak itik hanya sekedar usaha sampingan sehingga tidak terlalu banyak
untuk ternak ayam kampung cukup banyak karena masyarakat Desa Buakkang
umumnya adalah menanam jagung, sehingga sebagian dijual dan sebagian lagi
30
Sektor Pertanian
petani kebun) dan jenis pekerjaan pokok yang paling banyak di Desa Buakkang
adalah petani dengan jumlah Kepala Rumah Tangga atau 59.1%, masyarakat yang
bergerak dibidang pertanian ada yang bersatus sebagai pemilik, penggarap dan
ada juga hanya sebagai buruh. Penggarap merupakan kegiatan pertanian yang
dilakukan oleh mayarakat dengan cara mengelolah lahan milik orang lain dengan
perjanjian yang telah di sepakati bersama antara penggarap dengan pemilik lahan,
dimana sistem yang berlaku adalah bagi hasil atau sewa lahan. Khusus untuk
potensi sumber daya alam ada beberapa hal yang sangat mendukung pendapatan
masyarakat yakni :
a. Tanaman Padi
Dari luas wilayah Desa Buakkang 264 Ha, 34% diantaranya adalah
tanaman padi sehingga hasil padi dalam hal ini adalah menjadi salah satu
lahan persawahan ditanami 2 kali setahun, tanaman padi 1 kali setahun, karena
air persawahan serta irigasi yang menunjang, penanaman jagung dilakukan satu
kali setahun dan kebanyakan pemilik lahan adalah masyarakat dalam Desa itu
b. Tanaman Jagung
dari hasil pertanian tersebut di jual untuk keperluan biaya kehidupan sehari-
31
hari. Tanaman jagung di panen satu kali dalam setahun satu kali di sawah dua
kali di kebun Porsi pendapatan masyarakat dalam setiap sekali panen sebanyak
4,5 – 5 Ton/Ha. Cara pengolahan lahan dalam budidaya tanaman jagung masih
menggunakan pupuk kimia sebagai pupuk utama dan pupuk kandang sebagai
dan sesudah panen adalah tingginya harga pupuk dan sulitnya para petani
dalam mengakses bibit unggul jagung yang berkualitas karena terlalu mahal di
pasaran serta tidak ada standar baku harga jagung dari pemerintah sehingga
petani merasa dirugikan pada saat masyarakat mau menjual hasil pertanian.
yang berkualitas dan mampu di akses dengan mudah oleh petani. Selain itu
c. Tanaman Kakao
Selain padi tanaman kakao juga menjadi salah satu sumber pendapatan
32
Desa Buakkang sejak tahun 2001an dan panen setiap bulan. Musim panen yang
banyak dilakukan bulan april sampai bulan Juli. Saat menanam adalah
yang memiliki lahan untuk pemilik coklat atau kakao adalah orang dalam Desa
Buakkang sendiri.
d. Tanaman Ganyu
masayarakat Desa Buakkang tetapi baru sekedar tanaman hias disekitar rumah
dan dipinggiran lahan. Di pada tahun 2009 tanaman sudah mulai dikonsumsi
sampai sekarang dam bentuk kue kering. Tanaman ini ada disemua dusun akan
33
KEADAAN KHUSUS RESPONDEN
yang dijadikan responden, diperoleh keadaan khusus yang ada pada masyarakat
desa, terkhusus pada 10 orang responden yang dilakukan wawancara yaitu sebagai
berikut.
Umur
Umur adalah jarak kehidupan yang dapat diukur dengan tahun, umur
terbagi atas beberapa tingkatan yaitu, pada masa awal dewasa adalah usia 18-40
tahun, dewasa madya adalah 41-60 tahun dan dewasa lanjut > 60 tahun
(Rahmawati, 2018).
Adapun keadaan khusus responden berdasarkan umur yang ada pada Desa
Buakkang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa yang dapat dilihat pada tabel
khusus yang dilihat pada umur responden yaitu rentan umur 20-30 tahun terdiri
atas 2 orang, umur 31- 41 tahun terdiri atas 2 orang, umur 42-52 tahun terdiri atas
34
4 orang, umur 53- 63 tahun terdiri atas 2 orang. Dari data pada tabel 1 terlihat
tani/ternak maupun aktivitas lainnya dari berbagai kalangan umur baik itu usia
Rentan umur yang berada pada tingkat 42-52 tahun terdiri atas 4 orang
yang dimana pada rentan ini memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan
umur yang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada umur 42-52 tahun
menjadi umur yang lebih produktif dibandingkan umur yang lain. Hal ini sesuai
usaha yang dimana umur produktif itu sebelum mencapai usia lanjut pada usia 60
tahun ke atas. Umur juga erat kaitannya dengan pola fikir dalam menentukan
Pendidikan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan
formal membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam menerima hal baru
35
Adapun keadaan khusus responden berdasarkan pendidikan yang ada
pada Desa Buakkang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa yang dapat dilihat
khusus yang dilihat pada tingkat pendidikan responden. Tingkat pendidikan yang
tidak bersekolah terdiri atas 2 orang, tingkat pendidikan sekolah dasar terdiri atas
tingkat pendidikan sekolah menengah atas terdiri atas 1 oramg, tingkat pendidikan
diploma 3 terdiri atas 1 orang, dan tingkat pendidikan terakhir adalah strata 1 yang
terdiri atas 1 orang. Tingkat pendidikan pada desa ini masih berada pada tingkat
rendah bahkan masih ada yang belum pernah sekolah dan juga tidak melanjutkan
pendidikannya.
banyak hal yang ada dalam sebuah desa itu, baik dari pengelolaannya dan juga
kualitas dari sumber daya manusia itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat
36
peternak memengaruhi cara berpikir dan tingkat penerimaan peternak terhadap
inovasi dan teknologi. Semakin tinggi tingkat pendidikan peternak, maka akan
semakin baik kualitas sumberdaya manusia dan semakin baik pula produktivitas
Jenis Kelamin
biologis sejak lahir. Laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik alamiah yang
pada Desa Buakkang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa yang dapat dilihat
Total 10 100
Sumber: Data Primer Hasil Praktek Lapang Desa Buakkang, Kecamatan Bungaya,
Kabupaten Gowa, 2023
responden yang berjenis kelamin laki-laki terdiri atas 3 orang, serta perempuan
terdiri atas 7 orang. Oleh karena itu berdasarkan keadaan khusus dimasyarakat
dapat diketahui bahwa selain laki-laki, perempuan juga bahkan aktif dan ikut andil
37
Aktifnya perempuan dalam melakukan banyak aktivitas menjadikan kerja
diskriminasi gender yang dalam artian lain suatu aktivitas yang biasa dilakukan
oleh gender yang satu juga bisa dilakukan oleh gender lain yang dapat dikatakan
adanya kesetaraan gender demi terwujudnya kerja sama yang baik di antara
mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Qomariah (2019), yang menyatakan
bahwa pembagian tugas domestik yang terjadi dalam keluarga secara merata
dalam pembagian tugas domestik secara merata dapat dikatakan berhasil dan
terlaksana apabila sudah tidak ada dikotomi pekerjaan laki-laki dan perempuan
Pekerjaan
pada sekedar mencari nafkah. Pekerjaan juga merupakan sebuah "kegiatan sosial”
antar individu atau kelompok menempatkan upaya selama waktu dan ruang
Desa Buakkang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel
berikut :
38
Tabel 4. Keadaan Khusus Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Nama Pekerjaan
1. Nurlia Guru SD
2. Mantang Petani
3. Usman Petani
4. Hj. Hadinda IRT
5. Maulana Malik Pebisnis/Peternak
6. Mirnawati PNS
7. Nuraeni Petani/Peternak
8. Haria Petani/Peternak
9. Rubiah IRT
10. Samsiati Petani
Sumber : Data Primer Hasil Praktek Lapang Desa Buakkang, Kecamatan Bungaya,
Kabupaten Gowa, 2023
khusus yang dilihat pada jenis pekerjaan responden. Jenis pekerjaan sebagai
orang, sebagai guru SD sebanyak 1 orang dan sebagai PNS (Pegawai Negeri
Sipil) sebanyak 1 orang. Pada tabel di atas dilihat bahwa mayoritas pedesaan
bekerja sebagai petani ataupun peternak, maupun melakukan kedua pekerjaan itu.
mayoritas lebih kepada pemanfaatan lahan yang digunakan untuk beternak dan
juga melakukan pekerjaan sebagai petani ataupun melakukan kedua hal tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sholeh, dkk., (2021) yang menyatakan bahwa
39
Populasi Ternak Sapi
karakteristik dan jenis yang sama yang hidup pada wilayah dan waktu tertentu.
Populasi ternak pada suatu wilayah merupakan indikator riil tentang kesesuaian
pada Desa Buakkang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa yang dapat dilihat
keadaan khusus yang dilihat pada jumlah kepemilikan ternak sapi pada setiap
responden. Jumlah ternak sapi 1 ekor dimiliki oleh 2 orang, 3 ekor oleh 1 orang, 5
ekor oleh 2 orang, 7 ekor oleh 1 orang, dan 8 ekor oleh 1 orang, serta responden
yang tidak memiliki ternak sapi terdiri atas 3 orang. Kepemilikan ternak sapi
menjadi hal yang umum dalam masyarakat desa ini. Masyarakat memanfaatkan
ternak, namun tidak semua masyarakat memilikinya, sehingga populasi sapi yang
40
Kepemilikan jumlah sapi pada pedesaan menjadikan populasinya tetap
ada dan dengan populasi itu peternak sebagai pemilik memanfaatkannya sebagai
investasi yang akan bernilai tinggi nantinya, serta memanfaatkan hasil sampingan
yang didapatkan untuk ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sodiq, dkk.,
(2017), yang menyatakan bahwa ternak akan mengubah sumber daya alam
berkualitas rendah menjadi produk yang sangat berkualitas berupa daging dan
kesuburan tanah.
Status penguasaan lahan sawah adalah lahan yang digarap atau diolah
dalam usahatani padi sawah. Lahan milik adalah bentuk hak guna yang bersifat
tetap, serta dapat diwariskan secara turun-temurun kepada ahli waris dikemudian
41
keadaan khusus yang dilihat pada jumlah kepemilikan sawah/kebun berdasarkan
sawah/kebun yang <1 haktare dimiliki oleh 8 orang responden, 1 hektare dimiliki
oleh 1 orang, dan 2 hektare dimiliki oleh 1 orang responden. Sehingga jika dilihat
pada tabel, rata-rata mereka memiliki sawah/kebun namun luas areanya hanya
lebih kepada jumlah yang terbilang sedikit dan juga pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan jumlah kepemilikannya terbilang masih sulit, hal ini dapat
dipengaruhi oleh kurangnya modal ataupun faktor kekeluargaan. Hal ini sesuai
lahan sawah merupakan warisan turun temurun dari orang tua dan dapat di
wariskan kepada ahli waris kelak dalam hal ini anak cucu. Status kepemilikan
lahan ini memang milik sendiri tetapi untuk meningkatkan produktivitas padi
sawah ada juga sebagian lahan sawah yang di sewa. Lahan milik sendiri biasanya
mengeluarkan biaya sewa lahan, akan tetapi membayar pajak atas tanah sawah.
42
HASIL DAN PEMBAHASAN
masyarakat terhadap pertanian atau tani yang ada di desa tersebut, pengelolaan
pengelolaan yang sangat umum, mereka lakukan adalah pengelolaan yang dimulai
dari penggarapan sawah, penanaman bibit sebar, dan juga masa panen jika telah
berada pada tingkat kematangan yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang masih tradisional dan masih banyaknya petani Indonesia yang merupakan
penanaman benih padi, serta pemanenan yang tradisional, pengelolaan ini hampir
setiap daerah pada masyarakat pedesaan bekerja sebagai petani sawah dan
peternakan. Pada hasil praktek lapang yang didapatkan hasil bahwa masyarakat di
yang masih dalam bentuk tradisional yang secara umum mereka lakukan dalam
memasukkannya kembali ke kandang pada malam hari, selain itu mereka juga
43
dikembangbiakkan secara tradisional, lalu jika telah berada pada tahap atau fase
siap jual maka akan dilakukan penjualan saat ada masyarakat lain yang ingin
membelinya untuk keperluan tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayat
(2019), yang mengatakan bahwa cara pemeliharaan yang ada pada masyarakat
Pada malam hari ternak dikandangkan dan siang hari ternak dilepaskan, sehingga
pemberian pakan tidak terlalu rutin dilakukan di kandang, tetapi ternak dibiarkan
mencari rumput sendiri pada siang hingga sore hari dan pada malam hari
dimalam hari, lalu pada bentuk pemeliharaan yang mereka lakukan maka dimulai
sampai berada pada tahap siap jual jika telah ada masyarakat lain yang
Desa Buakkang akan selalu menghasilkan dampak yang baik jika dimanfaatkan
dengan baik pula, yang dimana ketika kedua bidang ini jika bisa diimbangi dari
segi pengelolaannya maka itu lebih baik daripada menyampingkan atau tidak
memfokuskan salah satu bidang. Hal ini sesuai dengan pendapat Olivia (2020),
sektor tersebut.
44
Bentuk Proses Sosial Dalam Pemasaran Hasil Tani/Ternak
sosial dalam pemasaran hasil pertanian atau tani yang masyarakat di desa tersebut
lakukan. Bentuk pemasaran hasil pertanian atau tani yang lebih khusus pada padi,
arti lain tidak dilakukan pemasaran secara khusus pada hasil pertanian, namun
Hal ini sesuai dengan pendapat Saleh (2020), yang mengatakan bahwa beras
menggunakannya untuk keluarga dan diri sendiri jika mendapatkan hasil dari
lahan sawah. Selain itu usaha pertanian pada sawah juga merupakan sumber
pendapatan petani di pedesaan, yang bisa di tukar dengan uang jika membutuhkan
Selain itu juga terdapat bentuk proses sosial yang dilakukan dalam
pemasaran hasil ternak atau peternakan. Bentuk proses sosial pemasaran yang
juga orang yang ingin membeli ternak tersebut. Misalnya sapi potomg, ternak ini
banyak digunakan sebagai bahan menu saat adanya acara- acara besar seperti
qurban dan juga pernikahan, serta acara- acara lainnya. Hal ini sesuai dengan
45
sapi mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 2,280 kg/kapita/tahun
konsumsi daging sapi atau kebutuhan akan daging sapi terus meningkat
sehingga bisa menjadikan bidang peternakan sebagai bentuk perhatian yang perlu
tani atau pertanian dan ternak atau peternakan menjadi bentuk pemasaran yang
akan menimbulkan sebuah proses sosial di dalamnya karena adanya interaksi yang
terjadi saat adanya bentuk pemasaran diantara penjual ataupun pembeli. Hal ini
sesuai dengan pendapat Brata (2020), yang mengatakan bahwa aktifitas pada
upaya pola pemasaran baik itu pertanian maupun peternakan merupakan suatu
kegiatan yang menjadi penting, kegiatan ini bertujuan untuk dapat menyalurkan
proses hilirisasi usaha pertanian atau peternakan dengan tujuan sampai pada
konsumen akhir atau yang membelinya. Sehingga bentuk proses sosial terjadi
masyarakat dalam pedesaan pada bidang pertanian, interaksi yang terjadi lebih
besar dan umum pada saat adanya masyarakat membutuhkan bantuan massa dari
masyarakat lain, yang terbentuk dalam gotong royong, salah satu bentuk interaksi
yang terjadi, dapat dilihat saat masyarakat yang satu sedang menanam padi di
46
sawah maka terdapat masyarakat lain yang ikut andil dalam membantunya,
begitupun saat masa panen padi juga kerap terjadi interaksi sosial di dalam
masyarakat yang saling membantu satu sama lain. Hal ini sesuai dengan Savitri
muncul karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu
untuk meringankan beban yang sedang dipikul. Budaya ini merupakan sikap
positif pada masyarakat yang kokoh dan kuat di segala hal karena gotong royong
didasari oleh sikap saling bahu membahu antara satu dengan yang lainnya. Bentuk
gotong royong yang besar atau sering dulakukan pada masyarakat yaitu menanam
Selain pada bidang pertanian, interaksi sosial bisa terjadi pada banyak
bidang diantaranya pada bidang peternakan yang ada pada Desa Buakkang, pada
bidang ini terjalin interaksi yang tidak secara berskala, interaksi yang benar-benar
terjadi itu hanya pada waktu-waktu tertentu, diantaranya saat adanya penyuluhan
terkait peternakan secara umum, pada penyuluhan yang dibahas akan terjadi
interaksi luas, baik itu antara peternak dengan peternak maupun peternak dengan
pemberi penyuluhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Anaktototy (2021), yang
47
dengan baik diantara mereka dikarenakan hubungan interaksi diantara mereka
masih sangat erat, yang ditandai dengan seringnya mereka melakukan kerja sama
dan juga tolong menolong. Hal ini sesuai dengan pendapat Marpuah (2019), yang
hidup. Interaksi sosial terjadi karena adanya sebuah tindakan sosial yang
48
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
konsep, bentuk proses sosial dan interaksi sosial pada pengelolaan tani/ternak
yang dilaksanakan pada tanggal 19 hingga 21 Mei 2023 dapat disimpulkan bahwa
benih, serta memanen padi jika telah siap panen, adapun pada bidang peternakan
ingin membeli untuk keperluan tertentu. Adapun konsep, bentuk proses sosial dan
interaksi sosial, pada masyarakat masih terjalin sangat baik, dikarenakan masih
Saran
yang harus diatasi. Jadilah mahasiswa yang fleksibel dan siap untuk
49
memiliki modal sosial dan berpikir kreatif akan menjadi nilai tambah dalam
termasuk transportasi dan akses layanan utama seperti air bersih, sanitasi, dan
kekurangan pada praktek lapang kali ini agar dapat dijadikan pelajaran untuk
praktek lapang kedepannya agar lebih baik lagi, karena kegiatan ini sangat
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, B., Bambang, S., & Joes, D. (2020). Pengaruh tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan. Jurnal Ekonomi Manajemen
dan Akuntansi, 5(1), 12-20.
Adibah, Ida Zahara. "Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam." INSPIRASI:
Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam 1.1 (2017): 1-20.
Agustin, Maulinda, and Mardiyah Hayati. "Pemasaran sapi potong di desa lobuk
kabupaten sumenep." Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian
4.1 (2020): 14-21.
Agustina, Isnain. Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Pengelolaan Peternakan
Sapi Perah di DesaNgepung Kecamatan Suka Pura Kabupaten
Probolinggo. Diss. IAIN Kediri, 2019.
Amir, Muhammad Hamdi. Persepsi Peternak Terhadap Fungsi Penyuluh Pada
kegiatan Kesehatan Ternak Sapi Potong Di Kelurahan Sapaya Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa= Farmer Perceptions of ExtensionWorker
Functions in Beef Cattle Health Extension Activities in Sapaya Village,
Bungaya District, Gowa Regency. Diss. Universitas Hasanuddin, 2022.
Anaktototy, Carolina, George SJ Tomatala, and Lily Joris. "Peran Penyuluh Bagi
Peternak Dalam Usaha Peternakan Kerbau Di Kecamatan Moa Kabupaten
Maluku Barat Daya." Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman 9.1
(2021): 51-58.
Astiti, Ni Made Ayu Gemuh Rasa. "Pengantar Ilmu Peternakan." (2018).
Brata, B., et al. "Identifikasi Populasi, Manajemen Usaha, dan Pola Pemasaran
Ternak Sapi Potong di Kelompok Sumber Tani Kecamatan Kebawetan
Kabupaten Kepahiang." Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal
of Animal Science) 22.3 (2020): 360-371.
Efendi, Agus, Puwani Indri Astuti, and Nuryani Tri Rahayu. "Analisis pengaruh
penggunaan media baru terhadap pola interaksi sosial anak di Kabupaten
Sukoharjo." Jurnal Penelitian Humaniora 18.2 (2017): 12-24.
Fajar, Ayu Putri, et al. "Analisis kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
kelas VIII SMP Negeri 17 Kendari." Jurnal Pendidikan Matematika 9.2
(2019): 229-239.
Fathy,Rusydan. "Modal sosial: Konsep, inklusivitas dan pemberdayaan
masyarakat." Jurnal Pemikiran Sosiologi 6.1 (2019): 1-17.
Fauzan, F. (2021). Optimisme Dan Motivasi Lulusan Prodi Manajemen Unihaz
Bengkulu Menghadapi Dunia Kerja Di Era New Normal. Creative
Research Management Journal, 4(2), 80-93.
Fitroh, Bagus Andika. "Edukasi pembelajaran dunia peternakan kepada siswa
SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar." Dedication: Jurnal Pengabdian
Masyarakat 6.1 (2022): 7-12.
Hafid, Harapin, et al. "Membangun Peternakan (Menguntungkan Dan
Berkelanjutan." (2022).
Hamda, Normina. "Masyarakat dan Sosialisasi." ITTIHAD 12.22 (2017): 107-115.
Handayani, I., Jumiati, J., & Sahlan, S. (2022). Status Penguasaan Lahan
Terhadap Nilai Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah Musim Gadu Di Desa
Gentungang Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa. AgriMu, 2(1).
51
Handayani, Nia Puteri, Rahmanelli Rahmanelli, and Ratna Wilis. "Strategi
Bertahan Hidup Petani Penggarap Padi Sawah di Nagari Tiku Selatan
Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam." Jurnal Geografi 7.1
(2018): 93-102.
Hidayat, Arif Nur, Khairul Saleh, and Faoeza Hafiz Saragih. "Analisis Faktor
Yang Mempengaruhi Minat Dalam Mengembangkan Ternak Sapi
Potong." Jurnal Agrica 12.1 (2019): 41-49.
Indika, Deru R., and Rini Widyastuti. "Pengaruh faktor lokasi peternakan dan
motivasi kelompok terhadap keberhasilan pendampingan pada kelompok
tani ternak kerbau di kabupaten cirebon." ARSHI Veterinary Letters 3.1
(2019): 1-2.
Khalilah, Emi. "Layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial dalam
meningkatkan keterampilan hubungan sosial siswa." JIGC (Journal of
Islamic Guidance and Counseling) 1.1 (2017): 41-57.
Lingga,Christy Mikhael Ester, Melsje Yellie Memah, and Noortje Marselianie
Benu. "Interaksi Sosial Dalam Kelompok Tani Sehati Di Kelurahan
Kakaskasen Dua Kota Tomohon (Sosial Interaction In Farmer Sehati
Groups In The Kakaskasen Dua Sub District Of Tomohon Citie." AGRI-
SOSIOEKONOMI 17.1 (2021): 37-44.
Mahendra, Bimo. "Eksistensi sosial remaja dalam Instagram (sebuah perspektif
komunikasi)." Jurnal Visi Komunikasi 16.1 (2017): 151-160.
Marpuah, Marpuah. "Toleransi Dan Interaksi Sosial Antar Pemeluk Agama Di
Cigugur, Kuningan." Harmoni 18.2 (2019): 51-72.
Masda, Ulfa. “Pengembangan Kapasitas Kelompok Tani Melalui Program P4s Di
Kelurahan Malino Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa”.
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR.
Mulyadi, Yonathan Yoel, and Franky Liauw. "Wadah Interaksi Sosial." Jurnal
Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 2.1 (2020): 37-
44.
Nainggolan, R. R. (2017). Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Peternak Terhadap
Pola Pengelolaan Sapi Perah Di Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat. Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, 7(2), 127-138.
Olivia, Zarifa, Yannefri Bakhtiar, and Amiruddin Saleh. "Analisis Pola Perilaku
Peternak Domba Rakyat di Desa Sukawening, Dramaga, Bogor." Jurnal
Pusat Inovasi Masyarakat (PIM) 2.3 (2020): 321-329.
Pambudi, D. S., Aini, R. Q., Oktavianingtyas, E., Trapsilasiwi, D., & Hussen, S.
(2021). Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP dalam
Matematika Nalaria berdasarkan Jenis Kelamin. JNPM (Jurnal Nasional
Pendidikan Matematika), 5(1), 136-148.
Prasanti, Ditha, and Sri Seti Indriani. "Interaksi Sosial Anggota Komunitas LET’S
HIJRAH dalam Media Sosial Group Line." Jurnal The Messenger 9.2
(2017): 143-152.
Putra, T. G. (2022). Struktur Populasi Dan Natural Increase Sapi Bali Pada
Peternakan Rakyat Di Kampung Bumi Mulya Distrik Wanggar Kabupaten
Nabire. Jurnal FAPERTANAK: Jurnal Pertanian dan Peternakan, 7(1), 41-
51.
52
Putri, Gitty Nadya, Djoko Sumarjono, and Wiludjeng Roessali. "Analisis
pendapatan usaha sapi potong pola penggemukan pada anggota kelompok
tani ternak bangunrejo II di Desa Polosiri Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang." Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian 3.1
(2019): 39-49.
Qomariah, D. N. (2019). Persepsi Masyarakat Mengenai Kesetaraan Gender
Dalam Keluarga. Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan
Luar Sekolah, 4(2), 52-58.
Rahmawati, Y. (2018). Hubungan Tugas Keluarga Dengan Kejadian Jatuh Pada
Lansia (Studi di Desa Bulurejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang)
(Doctoral dissertation, STIKes Insan Cendekia Medika Jombang).
Rodiallah, Muhammad, and M. Zaki. "Pengantar Ilmu dan Industri Peternakan."
(2017).
Saleh, Leni. "Analisis Pemasaran Padi Sawah Di Kecamatan Wawotobi
Kabupaten Konawe." JAS (Jurnal Agri Sains) 4.2 (2020): 140-148.
Savitri, Dewi, Hadi Rianto, and Syarif Firmansyah. "Nilai Gotong Royong Dalam
Tradisi Beduruk Masyarakat Dayak Iban Desa Panggi Agung Kecamatan
Ketungau Tengah." Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan 6.2 (2022): 299-
309.
Sholeh, M. S., Mublihatin, L., Laila, N., & Maimunah, S. (2021). Kontribusi
pendapatan usahatani terhadap ekonomi rumah tangga petani di daerah
pedesaan: review. Agromix, 12(1), 55-61
Siti Nurhasanah, Siti Nurhasanah, AGUSTIN MR YENNIE, and FATONI
PRAYOGA IMAM. "Pelaksanaan Program Asuransi Usaha Ternak Sapi
(Studi Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero))." Pactum Law
Journal 2.01 (2018): 451-462.
Sumandiyar, Adi, and Hasruddin Nur. "Membangun hubungan sosial masyarakat
di tengah pandemi covid-19 di Kota Makassar." Prosiding Nasional
Covid-19 (2020): 74-81.
Tambas, Jane S. "Dinamika Kelompok Tani Kalelon Di Desa Kauneran
Kecamatan Sonder." Agri-Sosioekonomi 14.3 (2018): 55-66.
Vera, Nawiroh, and Doddy Wihardi. "Jagongan Sebagai Bentuk Komunikasi
Sosial Pada Masyarakat Solo Dan Manfaatnya Bagi Pembangunan
Daerah." Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna 2.2 (2023): 40-46.
Wiratama, Kadek Bayu. Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, Dan Menengah (Sak Emkm)
Pada Kelompok Tani Ternak Kerta Dharma. Diss. Universitas Pendidikan
Ganesha, 2020.
Xiao, Angeline. "Konsep interaksi sosial dalam komunikasi, teknologi,
masyarakat." Jurnal Komunika: Jurnal Komunikasi, Media Dan
Informatika 7.2 (2018): 94-99.
53
54
55
56