Anda di halaman 1dari 20

AGRIEKONOMIKA Agriekonomika has been accredited

as a scientific journal by the Ministry of


Research-Technology and Higher
http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
Education Republic of Indonesia: No.
Volume 10, Nomor 1, 2021 23/E/KPT/2019
https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v10i1.9982 SINTA 2
Mengungkap Makna “Keuntungan”pada Sistem Paroan
Penggemukan Sapi Madura

Bambang Haryadi, Hanif Yusuf Seputro, Habi Bullah
Jurusan Akuntasni Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia
Received: Februari 2021; Accepted: April 2021; Published: April 2021

ABSTRAK
Pulau Madura terkenal sebagai pulau sapi karena populasi budidaya sapi yang masif.
Budidaya sapi sudah lama dikembangkan dengan pola kerjasama (paroan). Tujuan
penelitian untuk mengungkap faktor yang mempengaruhi penggemukan sapi, model
konsep bisnis “Paroan”dan makna keuntungan nilai serta makna di balik keuntungan.
Penelitian ini menggunakan model mix method yang memadukan pendekatan kuantitatif
dan kualitatif. Model kualitatif digunakan setelah penelitian kuantitatif dilakukan. Hasil
analisis regresi berganda menunjukkan bahwa konsep keuntungan memiliki pengaruh
terhadap perkembangan bisnis sistem paroan. Secara kualitatif, terdapat 2 konsep paroan
yaitu paroan uang dan paroan hasil anak sapi. Jenis keuntungan berupa keuntungan
material dan non material. Keuntungan materi dimaknai sebagai usaha mencari uang
atau rejeki, sebagai penghasilan tambahan, sebagai tabungan. Sedangkan non materi
dimaknai sebagai: (1) anugerah produktivitas, (2) bersama beramal, (3) menyambung
saudara, (4) menjunjung tinggi budaya.
Kata kunci: Sapi, Paroan, Madura, Mix Method, Fenomenologi.
Unveiling the “Accounting Profits” of Madura Cattle Fattening “Paroan” System
ABSTRACT
Madura Island is famous as a cow island because of its high cattle cultivation. Cattle
cultivation has long been developed with a cooperative (“paroan”) pattern. The research
objective was to reveal the factors that influence cattle fattening, the type of “Paroan”
business concept, and the type of profit, value, and meaning behind the gain.This study
uses a mixed-method model that combines quantitative and qualitative approaches. The
test results show that the concept of profit influences the business development of the
half system. There are two concepts: half of the money, half of the money, and half of
the calves. Types of benefits include material and non-material services. Material gain is
interpreted to find the leading fortune, as additional income, as savings. Meanwhile, non-
material is interpreted as (1) a gift of productivity, (2) collective charity, (3) connecting
siblings, (4) upholding a culture.
Keywords: Cow, Paroan, Madura, Mix Method, Phenomenology.

PENDAHULUAN kearifan lokal pula Madura yang memiliki


Berbicara tentang Madura memang tidak ciri khas yang unik dan diakui masyarakat
bisa dilepaskan dari tradisi karapan sapi. internasional. Hal itu mendorong jumlah
Suatu tradisi di Madura yang telah terkenal sapi di Madura relatif melimpah selain untuk
di dunia. Karapan sapi adalah suatu tujuan karapan juga untuk sapi potong.

Corresponding author : Page: 68-87
Email : bambang.haryadi@trunojoyo.ac.id
p-ISSN 2301-9948 | e-ISSN 2407-6260
AGRIEKONOMIKA, 10(1) 2021: 68-87 | 69

Bahkan Propinsi Jawa Timur menjadikan dan lingkungan sekitar, termasuk alam
pulau ini sebagai pula sapi dikarenakan semesta.
pulau ini memiliki kontur tanah serta iklim Usaha ternak atau budidaya sapi telah
yang sangat mendukung kehidupan dan banyak dikembangkan oleh masyarakat
budi daya sapi. Pusat Data dan Informasi Madura dengan pola kerjasama dan
Kementan (2018), menunjukkan bahwa menghasilkan keuntungan, termasuk
pusat populasi sapi potong Jawa Timur penggemukan sapi. Proses penggemukan
merupakan propinsi yang memiliki tingkat sapi secara kultural dilakukan tidak
kontribusi yang besar yaitu mencapai rata- sendiri oleh para pemilik sapi. Namun
rata 4,39 juta ekor. Dari jumlah sapi potong dilakukan dengan cara kerjasama yang
di Jawa Timur itu ternyata pulau Madura disebut dengan “Sistem Paroan”. Dalam
merupakan daerah yang berkontribusi perkembangannya sistem ini telah menjadi
sangat besar hingga mencapai 974.548 tradisi bisnis di pulau Madura. Sudah
ekor sapi (BPS, 2017). berpuluh-puluh tahun umurnya tradisi
Sapi di Madura menghasilkan kualitas ini melekat dalam kehidupan ekonomi di
daging sapi yang bagus, berkualitas pulau Madura.
premium (Kutsiyah, 2012; Nurlaila dkk., Menyadari bahwa “sistem paroan” ini
2018). Daging sapi madura  menurut para adalah merupakan perkembangan sistem
ahli memiliki keistimewaan tersendiri. bisnis lokal yang harus dibudidayakan,
Tekstur dari dagingnya lembut, kemudian maka peneliti tertarik untuk mengangkatnya
memiliki warna merah cerah dan bisa sebagai riset budaya. Peneliti meyakini
terlihat dagingnya segar, empuk, serta bahwa dalam sistem bisnis ini pasti
rendah lemak yang dikandungnya memiliki nila-nilai luhur keuntungan
(Firmansyah & Sunyigono, 2020). bagi seluruh pihak. Selanjutnya setelah
Ini semua tidak bisa dilepaskan dari peneliti menemukan nilai-nilai luhur dalam
kehidupan masyarakat lokal yang sangat ekonomi (akuntansi) maka akan diungkap
menhargai sapi karena memiliki nilai makna yang terkandung di dalam nilai-nilai
kultural, sejarah yang sangat tinggi bagi tersebut.
masyarakat Madura. Beberapa penelitian tentang makna
Secara umum definisi keuntungan keuntungan dilakukan oleh Mursy & Rosidi
atau laba adalah kenaikan manfaat (2013), yang bertujuan mengungkap makna
ekonomi yang diperoleh selama periode laba melalui kebiasaan, adat istiadat,
akuntansi, kenaikan aset atau penurunan dan ritual di rumah sakit. Hasil penelitian
kewajiban yang menghasilkan peningkatan menunjukkan bahwa pemaknaan laba
ekuitas (Themin, 2012). Keuntungan juga adalah sebagai bentuk abstrak yang
bermakna atau laba didefinisikan oleh berupa rasa syukur dan rasa bahagia serta
para ahli akuntansi sebagai kelebihan penebar rasa bahagia.
pendapatan di atas beban yang dikeluarga Penelitian senada juga dilakukan
dalam suatu kegiatan bisnis (Richard dkk., oleh Ubaidillah dkk. (2013), yang berhasil
2020). mengungkap makna keuntungan bagi
Dalam perkembangannya, pemakna- pedagang kaki lima di Bangsri Jepara.
an laba tidak lagi ditinjau dari sudut materi, Penelitian tersebut menyatakan bahwa
namun juga dari non materi (Subiyantoro terdapat tiga makna keuntungan, yaitu
& Triyuwono, 2004; Triyuwono, 2017). “keuntungan materi”, “keuntungan
Keuntungan didefinisikan menjadi spiritual”, dan “keuntungan kepuasan
lebih humanis dan religius dan tidak batin”. Penelitian Mursy & Rosid (2013),
selalu bermakna materi. Keuntungan tentang eksplorasi makna laba pada
merupakan seluruh manfaat baik materi Rumah Sakit Aisyiyah, bahwa makna laba
maupun non materi yang diperoleh tidak sebagai bentuk fisik berupa uang atau
hanya pihak manajemen, namun juga materi, alat untuk membayar kewajiban
pihak lain misalkan pekerja, masyarakat rumah sakit pasa pihak eksternal, alat
70 | Bambang Haryadi dkk., Makna “Keuntungan”pada Sistem Paroan Penggemukan Sapi Madura

untuk meningkatkan kesejahteraan, untuk berbasis literasi ilmu pengetahuan,


mendanai dakwah Muhammadiyah. kompetensi belajar untuk belajar.
Meskipun sudah ada beberapa Topik penelitian tentang sapi telah
penelitian tentang mengungkap makna banyak dilakukan misalnya oleh Kutsiyah
keuntungan serta bagi hasil peternakan (2012), tentang proses pembibitan sapi
khususnya sapi, ternyata belum banyak potong di Madura. Hasilnya bahwa
menyentuh sistem bisnis budaya dan pembibitan sapi ditentukan oleh sistem
lebih banyak berfokus pada bagaimana seleksi kearah pemanfaatan sapi Madura
perjanjian dan proses bagi hasil usaha unggul (sapi Sonok dan sapi karapan),
ternak (Ikhsan dkk., 2018; Yarmunida, pelestarian plasma nutfah sapi Madura
2018). di Pulau Sapudi, dan kehati-hatian dalam
Sapi Madura salah satu jenis sapi yang pelaksanaan program persilangan sapi
relatif lebih komplit kebermanfaatannya. Madura dengan sapi exotic. Selanjutnya
Guntoro (2012), menyebutkan bahwa sapi oleh Sahala dkk. (2016), dan Sunarto dkk.
Madura merupakan hasil persilangan jenis (2016), tentang jumlah kepemilikan sapi
sapi Bali (Bos Sundaicus) dengan jenis potong yang dipengaruhi oleh luas lahan
sapi Gir (Mysore). Ciri khasnya menurut pertanian, pengalaman usaha serta jumlah
Karnaen & Arifin (2007), adalah sifat ketersediaan tenaga kerja. Sedangkan
reproduksi maupun sifat produksi pada Nurwahidah dkk. (2015), meneliti tentang
musim kemarau berbeda dibandingkan pengaruh pemberian pakan konsentrat
dengan sifat reproduksi dan sifat produksi dan urea molases blok (UMB) terhadap
pada musim hujan. Itulah mengapa pertambahan berat badan sapi potong,
masyarakat Madura memiliki kelebihan Penelitian akuntansi dengan objek
senang memelihara dan beternak sapi sapi dilakukan oleh Rahayu (2013),
(Aziz, 2019). rata-rata pendapatan peternak selama
Secara umum proses penggemukan satu tahun sebesar Rp.7.803.395,833
sapi potong dimulai dari membeli sapi yang artinya usaha ternak sapi perah
bakalan jantan berumur antara 2 tahun bisa dipertahankan sebagai sumber
sampai 2,5 tahun untuk digemukkan selama pendapatan. Nugraha (2014), menunjukkan
3 sampai 4 bulan, kemudian dijual kembali. bahwa ketiga perlakuan akuntansi atas
Berbeda dengan usaha pembibitan, aset biologis tersebut memiliki banyak
dimana kegiatannya dimulai dengan sekali perbedaan. Sedangkan Muyasaroh
memelihara sapi induk hingga dewasa dan dkk. (2015), serta Pratiwi & Sudaryanti
menghasilkan bibit-bibit baru sapi bakalan (2016), yang senada penelitiannya bahwa
untuk digemukkan.. Besarnya keuntungan masyarakat Madura mengikuti perlombaan
diperoleh jika dapat menggemukan sapi Karapan Sapi ini sebagai bentuk kecintaan
dengan pemberian pakan yang lebih dan pelestarian nilai budaya khususnya
efisien. Misalkan dengan memberi pakan Madura. Paramiswari & Hayati (2017),
berupa konsentrat dan limbah pertanian, menunjukkan peternak di Desa Kapedi
peternak dapat menghemat biaya pakan berada pada tingkat umur produktif, tingkat
(Sudarmono & Sugeng, 2016). pendidikan SD/MI, lama pengalaman
Berkenaan dengan aspek budaya, sekitar 10-20 tahun, sedangkan riset
Abdoellah (2020), menyataan bahwa akuntansi tentang nilai dan makna
budaya merupakan hasil rekayasa manusia dilakukan oleh Hafni (2017), menunjukkan
setempat dan bersifat kultur dipunyai bahwa akuntansi yang dilakukan oleh
oleh sekelompok masyarakat di daerah wirausahawan adalah dalam bentuk
dan berkembang dengan daya nalar dan catatan keuangan dan memori. Kemudian
karakter manusia. Perkembangan sebuah Sakri et al. (2018), bahwa masing-masing
budaya sangat dipengaruhi oleh faktor informan menganggap bahwa akuntansi
kompetensi dasar (basic competence) yang hanya untuk perusahaan besar saja
meliputi kompetensi spiritual, kompetensi karena akuntansi untuk usaha informal
AGRIEKONOMIKA, 10(1) 2021: 68-87 | 71

belum dipelajari di sekolah. Adapun Serta (3) mengetahui jenis bisnis


Zahri & Haryadi (2019), menunjukkan dan keuntungan yang diperoleh serta
bahwa: (1) Pemilik tak selalu berharap makna apa saja yang terkandung di balik
keuntungan materi (2) Yakin rejeki dari keuntungan.
allah (3) Keuntungan non materilah yang
dicari. Meraih Keutamaan Akhirat, bisa METODE PENELITIAN
menyanyangi, melayani sapi dengan baik, Pendekatan penelitian yang digunakan
tidak menyiksa terhadap hewan peliharaan adalah metode campuran atau perpadu-
an kuantitatif dan kualitatif (mix method).
Berdasarkan riset-riset sebelumnya
Perpaduan baik pada tahap pengumpulan
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
data maupun semua tahapan proses pe-
memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
nelitian (Creswell, 2014; Tashakkori & Ted-
Riset tentang menyingkap nilai dan makna
dlie, 2010). Dengan pendekatan ini akan
akuntansi “sistem paroan” penggemukan
mendapatkan sebuah fakta hasil riset yang
sapi Madura dengan pendekatan komprehensif dan lebih bagus, lebih lelua-
Fenomenologi ini sepanjang pemantauan sa menggali dan menjawab riset dan saling
peneliti belum pernah dilakukan oleh menguatkan dengan menggunakan berba-
peneliti-peneliti sebelumnya. Selama ini gai alat riset yang ada (Mertens, 2010).
riset bidang akuntansi belum mengarah Penelitian ini menggunakan salah
pada upaya mengungkap nilai dan makna satu model mix method yang di kemukakan
sistem penggemukan sapi dengan model oleh Creswell (2014), yaitu Embedded
paroan. Selain itu riset tentang pendapatan Correlation Model. Model ini nantinya akan
akuntansi penggemukan sapi sebatas digunakan dalam waktu yang berbeda
pada profitabilitas saja, belum dilihat yaitu saat setelah penelitian kuantitatif
makna di dalam memperolehnya. dilakukan. Alasan pemilihan model ini
Oleh karena itu tujuan dari penelitian karena tujuan dalam penelitian ini adalah
ini adalah untuk (1) memperoleh gambaran pendekatan kualitatif akan memperkuat
tentang proses penggemukan sapi atau mendukung riset kuantitatif yang telah
dengan metode paroan di budaya Madura. dilakukan sebelumnya.
Kemudian (2) menentukan faktor apa saja
yang mempengaruhi “sistem paroan”.

Sumber: Creswell (2014)


Gambar 1
Proses Mix Method
72 | Bambang Haryadi dkk., Makna “Keuntungan”pada Sistem Paroan Penggemukan Sapi Madura

Kompetensi Spiritual
(X1)

Kompetensi Ilmu
Pengetahuan (X2)

Kompetensi Belajar
(X3)
Bisnis Sistem Paroan
Kompetensi Fisiologis (Y)
(X4)

Kompetensi Rasa
Aman dan Keselamatan
(X5)

Kompetensi Kebutuhan
Prikologis (X6)

Sumber: Data Primer Diolah, 2021


Gambar 2
Model Uji Kuantitatif (Regresi Berganda)

DATA
KUALITATIF

TRIANGULASI

NOEMA NOESIS

Bagaimana Penentuan Kesadaran Pihak Pemilik


Nilai-Nilai Akuntansi dan Pemelihara Sapi
Terhadap Nilai Akuntansi

EPOCHE

Eidetic Reduction
Kesadaran Pihak Pemilik dan Pemelihara Sapi Atas Nilai Akuntansi
Dalam Sistem Penggemukan Paroan

Conclusion

Sumber: Creswell (2014)


Gambar 3
Proses Fenomenologi
Peneliti akan menggunakan metode dilakukan pengujian jenis-jenis konsep
uji regresi dalam menguji faktor-faktor bisnis “Paroan” yang ada dan berkembang
apa saja yang mempengaruhi keberadaan dalam tradisi penggemukan sapi di Madura.
“sistem paroan”. Sebagai prasyarat dalam Model pengujian yang dikembangkan oleh
pengujian hipotesis maka penelitian di peneliti yaitu dijabarkan pada gambar
awal akan melakukan uji asumsi klasik. berikut.
Disamping itu secara deskriptif nanti akan
AGRIEKONOMIKA, 10(1) 2021: 68-87 | 73

Populasi pada penelitian ini yaitu bisnis dan keuntungan serta makna yang
Pembudidaya Sapi Sistem Paroan yang diperoleh dalam penggemukan sapi.
ada di Pulau Madura yang tersebar di 4
Kabupaten dengan sampel yang berhasil HASIL DAN PEMBAHASAN
dikumpulkan yaitu 236 sampel penelitian. Hasil pengujian Secara Kuantitatif
Data kuantitatif dikumpulkan dengan Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
menggunakan kuesioner menggunakan Sumenep yang luas wilayah kabupaten
skala likert. ini sekitar 2.093,45 km², dengan
Uji fenomenologi digunakan sebagai jumlah populasi masyarakatnya kurang
bagian dari pendekatan mix method. lebih 1.041.915 jiwa (BPS Kabupaten
Uji ini bertujuan untuk memotret lebih Sumenep). Penelitian kuantitatif dilakukan
dekat mengenai kesadaran pemilik dan di 27 kecamatan di Kabupaten Sumenep,
penggemuk sapi dalam memaknai nilai 2021, sedangkan penelitian kualitatif
keuntungan. Fenomenologi mencoba sebagai pelengkap dilakukan di desa
menjelaskan atau mengungkapkan konsep Lalangon Kecamatan Manding Kabupaten
pemaknaan dan pengalaman fenomena Sumenep.
yang didasari atas kesadaran individu( Jumlah responden ditentukan
Auliyah, 2014; Moleong, 2017). dengan system keterwakilan dari 27
Uji kualitatif, peneliti meng-gunakan kecamatan yang ada. Maka diperkirakan
metode pengumpulan data dengan akan ada responden sebanyak 270.
melakukan observasi (pengamatan) dan Jumlah responden yang berhasil ditemui
wawancara. Beberapa hal utama dalam dan mengembalikan kusioner kepada
metode analisis data fenomenologi peneliti sebanyak 265 sedangkan sisanya
transcendental yang harus dipahami sebanyak 5 kuisioner tidak dikembalikan
menurut Kamayanti (2016), yaitu: oleh responden dengan berbagai alasan
1) Noema; 2) Noesis; 3) Ephoche karena kesibukan dan lain sebagainya.
(Bracketing); 4) Intentional Analysis; 5) Uji statistik F dalam riset ini
Eidetic Reduction. Terakhir, peneliti akan menunjukkan bahwa variabel X1
mendapatkan hasil dari seluruh proses sampai dengan X6 mempengaruhi
yang dilakukan dan dapat menyimpulkan perkembangan bisnis sistem paroan
fenomena yang disebut eidetic reduction. (Y) dalam penggemukan sapi Madura
Eidetic reduction merupakan proses secara simultan. Adapun uji model regresi
menemukan intisari esensi dari hakikat menunjukkan bahwa nilai R Square
kesadaran atau pengalaman dengan bernilai 0,845 yang berarti bahwa besarnya
refleksi penelitian(Hardiansyah, 2013). pengaruh semua variabel X terhadap Y
Proses menemukan esensi noetic/ yaitu bernilai 84,5%. Sedangkan sisanya
noumatic corelates untuk mengungkap yaitu 15,5% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
esensi atau makna keseluruhan dari Uji t untuk menguji tingkat atau besarnya
fenomena yang diteliti. pengaruh satu variabel independen secara
Novelty penelitian ini adalah individual dalam menjelaskan variabel
menggunakan pendekatan mix method. dependen yaitu perkembangan bisnis
Metode kuantitaif digunakan untuk sistem paroan nilai probabilitas t lebih kecil
mengetahui faktor yang mempengaruhi dari 0.05 maka hipotesis diterima.
sistem paroan, dan fenomenologi Uji t dalam riset ini dilakukan bertujuan
untuk memperdalam jenis dan makna untuk menguji tingkat atau besarnya
keuntungan yang diperoleh petani dalam pengaruh satu variabel independen secara
sistem tersebut. Sehingga rumusan individual yaitu variable kompetensi spiritual
masalah riset ini adalah (1) faktor apa (X1), kompetensi literasi ilmu pengetahuan:
saja yang mempengaruhi “sistem paroan” konsep keuntungan (X2), kompetensi
dalam penggemukan sapi? (2) Jenis belajar untuk belajar (X3), kebutuhan
74 | Bambang Haryadi dkk., Makna “Keuntungan”pada Sistem Paroan Penggemukan Sapi Madura

fisiologis (X4), kebutuhan rasa aman dan c. Kompetensi Belajar untuk belajar
keselamatan (X5), kebutuhan psikologis (X3) memiliki tingkat signifikansi
(X6) dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 0,007 yang berarti nilainya
yaitu perkembangan bisnis sistem paroan. lebih kecil dari nilai signifikan 0,05.
Hasil pengujian sebagaimana dalam Tabel Ini berarti bahwa Kompetensi Belajar
4.5 menggambarkan jika nilai probabilitas untuk belajar (X3) memiliki pengaruh
t lebih kecil dari 0.05 maka hipotesis signifkan terhadap Perkembangan
diterima. Bisnis Sistem Paroan (Y).
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 1 d. Kebutuhan Fisiologis (X4) memiliki
menunjukkan pengaruh variabel-variabel tingkat signifikansi sebesar 0,000
independen terhadap perkembangan yang berarti nilainya lebih kecil
bisnis sistem paroan (Y) penggemukan dari nilai signifikan 0,05. Ini berarti
sapi Madura. Hasilnya adalah sebagai bahwa Kebutuhan Fisiologis (X4)
berikut: memiliki pengaruh signifikan terhadap
a. Kompetensi Spiritual (X1) memiliki Perkembangan Bisnis Sistem Paroan
tingkat signifikansi sebesar 0,756 (Y).
yang berarti nilainya lebih besar dari e. Kebutuhan Rasa Aman dan
nilai signifikan 0,05. Ini berarti bahwa Keselamatan (X5) memiliki tingkat
Kompetensi Spiritual (X1) tidak signifikansi sebesar 0,406 yang berarti
memiliki pengaruh signifkan terhadap nilainya lebih besar dari nilai signifikan
Perkembangan Bisnis Sistem Paroan 0,05. Ini berarti bahwa Kebutuhan
(Y). Rasa Aman dan Keselamatan (X5)
b. Kompetensi Literasi Ilmu Pengetahuan: tidak berpengaruh signifikan terhadap
Konsep Keuntungan (X2) memiliki Perkembangan Bisnis Sistem Paroan
tingkat signifikansi sebesar 0,000 (Y).
yang berarti nilainya lebih kecil f. Kebutuhan Psikologis (X6) memiliki
dari nilai signifikan 0,05. Ini berarti tingkat signifikansi sebesar 0,726
bahwa Kompetensi Literasi Ilmu yang berarti nilainya lebih besar
Pengetahuan: Konsep Keuntungan dari nilai signifikan 0,05. Ini berarti
(X2) memiliki pengaruh signifkan bahwa Kebutuhan Psikologis (X6)
terhadap Perkembangan Bisnis Sistem tidak berpengaruh signifikan terhadap
Paroan (Y). Perkembangan Bisnis Sistem Paroan
(Y).
Tabel 1
Uji T
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model t Sig.
Std. 
B Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 1,364 ,956 1,426 ,155
Spirit (X1) ,006 ,018 ,008 ,310 ,756 ,951 1,051
Untung (X2) ,595 ,024 ,795 25,256 ,000 ,608 1,644
Belajar (X3) ,050 ,018 ,071 2,718 ,007 ,884 1,131
Fisio (X4) ,062 ,012 ,156 5,113 ,000 ,646 1,547
Aman (X5) ,015 ,018 ,021 ,832 ,406 ,958 1,044
Psiko (X6) -,005 ,015 -,009 -,350 ,726 ,943 1,060
a. Dependent Variable: Paroan (Y)
Sumber: Data Diolah, 2021
AGRIEKONOMIKA, 10(1) 2021: 68-87 | 75

Kompetensi Spiritual (X1) Tidak menemukan pengaruh signifikan terhadap


Berpengaruh terhadap Perkembangan perkembangan usaha. Pengusaha
Bisnis Sistem Paroan (Y).  di bidang ini bisa jadi tidak terbiasa
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang mengaitkan antara usaha yang digelutinya
dilakukan, terdapat hasil bahwa kompetensi dengan spiritualitasnya. Hal ini dipicu
spiritual tidak berhasil memperoleh biasanya rasionalitas yang secara alamiah
pengaruh yang signifikan terhadap tanpa sadar berperan lebih dominan.
perkembangan bisnis sistem paroan.
Hal ini tidak sejalan dengan beberapa Kompetensi Literasi Ilmu Pengetahuan:
penelitian yang dilakukan oleh Ludin & Konsep Keuntungan (X2) berpengaruh
Saleh (2018); Paisal & Anggraini (2010), signifikan terhadap Perkembangan
bahwa kompetensi spiritual berpengaruh Bisnis Sistem Paroan (Y).
signifikan terhadap kinerja dan usaha Berdasarkan hasil uji hipotesis yang sudah
atau bisnis. Akan tetapi, hasil penelitian ini dilakukan, terdapat temuan bahwa literasi
konsisten dengan hasil penelitian Santoso ilmu pengetahuan: kosep keuntungan
dkk. (2017), yaitu kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap
tidak berpengaruh terhadap peningkatan perkembangan bisnis sistem paroan.
usaha IKM. Ketidakberhasilan menemukan Temuan ini diperkuat oleh beberapa
pengaruh signifikan ini terjadi karena penelitian sebelumnya yaitu Kaharti
beberapa hal seperti yang dinyatakan oleh dkk. (2019), menyatakan optimalisasi
Sumediyani (2011), yaitu ada beberapa laba berpengaruh signifikan terhadap
hal yang menghambat berkembangnya pengembangan usaha. Sejalan dengan
kecerdasan spiritual dalam diri seseorang, Arina (2015), bahwa salah satu tujuan
diantaranya: 1) adanya ketidakseimbangan usaha atau bisnis adalah memperoleh
yang dinamis antara ide, ego, superego, laba yang mana merupakan cerminan
dan ketidakseimbangan antara ego sadar pertumbuhan harta atau pertumbuhan
yang rasional  dan  tuntutan dari  alam  tak  bisnis. Beberapa kajian tentang laba
sadar  secara  umum; 2) adanya orang menunjukkan bahwa laba digunakan
tua yang tidak cukup menyayangi; 3) sebagai acuan yang penting dalam
mengharapkan terlalu banyak; 4) Adanya menilai suatu perusahaan (Andayani,
ajaran yang mengajarkan menekan insting; 2006; Beaver, 1966). Laba juga seringkali
5) adanya aturan moral yang menekan digunakan sebagai indikator dalam menilai
insting alamiah; 6) adanya luka jiwa, yaitu keberhasilan sebuah entitas bisnis (Mursy
jiwa yang menggambarkan pengalaman & Rosidi, 2013).
menyangkut perasaan terasing dan tidak Konteks literasi ilmu pengetahuan pada
berharga. bisnis sistem paroan, konsep keuntungan
Jalil (2013), memaknai kecerdasan perlu dipahami secara menyeluruh oleh
spiritual sebagai kemampuan untuk semua pihak yang terlibat dalam bisnis
menghubungkan unsur-unsur spiritual tersebut agar dapat meningkatkan ke-
dalam menyelesaikan masalah dalam berhasilan dan perkembangan bisnis
kehidupan. Jadi semua yang dilalui dalam tersebut. Bisa dinyatakan bahwa jika
kehidupan ini adalah semata-mata pasti investor dan penggemuk kompeten dalam
ada kaitannya dengan aspek spiritualitas optimalisasi laba dalam bisnis, maka dapat
manusia. meningkatkan juga perkembangan bisnis
Dikaitkan dengan bisnis sistem sistem paroan di Sumenep tersebut.
paroan pada usaha penggemukan
sapi di Sumenep, dapat dijustifikasi
bahwa ada konteks bisnis sapi paroan,
kompetensi spiritual tidak berhasil
76 | Bambang Haryadi dkk., Makna “Keuntungan”pada Sistem Paroan Penggemukan Sapi Madura

Kompetensi Belajar untuk Belajar Kebutuhan Fisiologis (X4) Berpengaruh


(X3) Berpengaruh Signifikan terhadap Signifikan terhadap Perkembangan
Perkembangan Bisnis Sistem Paroan Bisnis Sistem Paroan (Y).
(Y). Hasil uji hipotesis menunjukkan kebutuhan
Berdasarkan uji hipotesis, terdapat fisiologis berpengaruh signifikan ter-
hasil kompetensi belajar untuk belajar hadap perkembangan bisnis sistem
berpengaruh signifikan terhadap paroan. Searah dengan (Dewi, 2018;
perkembangan bisnis sistem paroan. Iskandar, 2016; Yonanda dkk., 2016),
Kompetensi diartikan sebagai bahwa dorongan akan pemenuhan
pengetahuan, keterampilan dan kebutuhan fisiologis atau kebutuhan dasar
kemampuan individu yang langsung mempengaruhi prestasi kerja seseorang
berpengaruh pada kinerja(Fithri & Sari, maupun semangat wirausahawan,
2012). Dalam konteks bisnis, lebih lanjut sehingga linier dengan hasil penelitian
Fithri & Sari (2012) menjelaskan bahwa ini. Kebutuhan fisiologis ini merupakan
usahawan atau pebisnis yang sukses pada kebutuhan yang paling mendasar pada
umumnya adalah mereka yang memiliki diri seseorang sesuai dengan teori
kompetensi yaitu jika dikembalikan kepada motivasi yang dikemukakan oleh maslow.
konsep kompetensi, adalah seseorang Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan
yang memiliki ilmu pengetahuan dan mempertahankan hidupnya secara fisik.
keterampilan di bidang bisnis serta kualitas Kebutuhan itu meliputi kebutuhan akan
individu itu sendiri yang meliputi sikap, nilai makanan, minuman, tempat tinggal, dsb.
serta tingkah laku yang diperlukan untuk Dalam konteks bisnis sistem paroan,
melaksanakan pekerjaan atau kegiatan. kebutuhan fisiologis berpengaruh signifikan
Hasil penelitian ini diperkuat oleh dikarenakan seseorang menjalankan bisnis
Wei (2009), kompetensi yang dimiliki sistem paroan atas dasar dorongan untuk
oleh seseorang yang menggeluti bisnis berusaha memenuhi kebutuhan dasar
adalah: 1) kemampuan menganalisis hidupnya yaitu sandang, pangan, papan.
secara sistematis; 2) kemampuan untuk Dorongan yang kuat inilah yang akhirnya
mengambil peluang dan mengelola membuat pebisnis sistem paroan berusaha
sumber daya yang ada; 3) kemampuan untuk meningkatkan kapasitas usahanya
untuk menemukan kebutuhan internal dengan berbagai langkah-langkah yang
dan eksternal dari konsumen; 4) dianggap efektif dan efisien dan berharap
kemampuan untuk belajar dan bisnis yang digelutinya tersebut dapat
meningkatkan kompetensi yang dimiliki; berkembang. Berangkat dari sinilah maka
dan 5) kemampuan untuk berkomunikasi. dorongan akan kebutuhan dasar atau
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat fisiologis berpengaruh signifikan terhadap
dipahami bahwa kompetensi seseorang perkembangan bisnis sistem paroan. 
untuk selalu belajar secara berkelanjutan
menjadi salah satu hal penting dalam Kebutuhan Rasa Aman dan
menungjang keberhasilan bisnis dan Keselamatan (X5) Tidak Berpengaruh
perkembangan bisnis. Seseorang yang terhadap Perkembangan Bisnis Sistem
mampu belajar dari pengalaman setiap Paroan (Y).
saat, yang mampu memperkaya diri terkait Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa
bidang bisnisnya sehingga semakin mahir aman dan keselamatan tidak berhasil
dalam berbisnis di bidangnya, maka penemukan pengaruh signifikan terhadap
peluang untuk mengembangkan bisnisnya perkembangan bisnis sistem paroan.
menjadi besar. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian
AGRIEKONOMIKA, 10(1) 2021: 68-87 | 77

Dewi (2018), yang menyatakan bahwa Kebutuhan Psikologis (X6) Tidak


kebutuhan rasa aman dan keselamatan Berpengaruh terhadap Perkembangan
memberikan dorongan atau peningkatan Bisnis Sistem Paroan (Y).
motivasi untuk berwirausaha. Kebutuhan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
rasa aman yaitu kebutuhan akan kebutuhan psikologis tidak berpengaruh
perlindungan dari ancaman, bahaya, terhadap perkembangan bisnis sistem
pertentangan dan lingkungan hidup, tidak paroan. Hasil ini tidak sejalan dengan
dalam arti fisik semata, melainkan mental, penelitian sebelumnya yaitu Nawawi
psikologikal dan intelektual (Maslow dalam (2011), bahwa dari segi psikologis
Dewi, 2018). kenyataannya menunjukkan bahwa
Dimensi dari kebutuhan rasa aman bergairahnya atau bersemangatnya
adalah adanya jaminan keselamatan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan
kerja dan keamanan dari lingkungan sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja
pekerjaan, adanya dukungan untuk yang mendorongnya. Salah satu temuan
memperbaiki kehidupan di masa yang paling menarik dari riset-riset dengan
akan datang. Dalam konteks hubungan pendekatan sifat/psikologi adalah tipologi
interpersonal bergantung pada banyak wirausaha atau bisnis berdasarkan
faktor, seperti keadaan cuaca atau situasi karakteristik psikologi mereka. Tipologi ini
dalam melaksanakan pekerjaan atau bermanfaat bagi pengembangan teori dan
suatu perlindungan dari ancaman seperti praktis (Husnam, 2017).
hujan, panas dan sebagainya. Beberapa Berbeda dengan penelitian se-
hal kadang membuat perasaan cemas dan belumnya, pada konteks penelitian bisnis
tidak aman. sistem paroan ini, kebutuhan psikologis
Berbeda dengan hasil penelitian tidak berpengaruh signifikan, artinya
ini, pada konteks bisnis sistem paroan, Perkembangan bisnis di sistem ini, tidak
kebutuhan akan rasa aman dan terlalu terpengaruh dengan psikologis
keselamatan tidak berpengaruh signifikan pelaku bisnisnya. Pelaku bisnis pada tipe
terhadap perkembangan bisnis. Hal ini apapun, tidak terlalu merubah kondisi
dipicu beberapa hal berdasarkan telaah perkembangan bisnis pada sistem paroan
lebih detil terhadap hasil kuesioner, yaitu: ini. Hal ini dikarenakan pada konteks bisnis
1) jarang ada pengalaman yang tidak ini, berbagai tipe pelaku bisnis yang ada di
menyenangkan terkait lingkungan yang lapangan, menunjukkan trend pengaruh
tidak kondusif seperti cuaca, keamanan perkembangan bisnis yang positif. Hal
dan keselamatan hewan ternak dan ini dijustifikasi dengan melihat berbagai
sebagainya sehingga memungkinkan para karakteristik dan tipe pelaku bisnisnya.
pelaku bisnis di bidang ini tidak memikirkan
hal rasa aman dan keselamatan; 2) para Hasil Pengujian Pendekatan Kualitatif -
pelaku bisnis jarang menjumpai proses Fenomenologi
bisnis yang tidak selamat sehingga Berdasarkan hasil kajian kuantitatif
justru membuat kebutuhan akan hal membutikan bahwa faktor keuntungan
ini  dianggap sebagai kebutuhan yang memiliki pengaruh yang sangat signifikan.
biasa saja; 3) Berdasar pengalaman, Temuan ini bisa menjadi pembenar
bisnis ini dapat berjalan pada kondisi peneliti mengangkat topik menyingkap
seperti apapun, cuaca berubah seperti tabir “keuntungan” yang akan dikaji
apapun dan keadaan masysrakat seperti dalam sudut pandang akuntansi dan
apapun sehingga bisnis ini tidak terlalu akan dikembangkan lebih lanjut dengan
terpengaruh akan kebutuhan keamanan metode kualitatif sebagai pendukung
dan keselamatan. Mindset pemikiran (mix method). Embedded Correlation
akan kebutuhan ini sudah terpatri secara Model Creswell (2014), adalah model
alamiah sehingga sampai tidak terpikirkan mix metod yang dipilih peneliti dalam
oleh pelaku bisnis sistem paroan. mengembangkan riset ini. Dimana
78 | Bambang Haryadi dkk., Makna “Keuntungan”pada Sistem Paroan Penggemukan Sapi Madura

metode penelitian ini mencampurkan Kalau hanya nyari uang tidak banyak
kedua pendekatan kuantitatif dan kualitatif kadang pak, tapi pokoknya seneng hati
secara tidak berimbang prosentasenya. saya dan punya kegiatan setiap harinya.
Pendekatan kualitatif dengan embedded Itu penting pak biar tidak bingung saya.
correlation model ini akan memperkuat Hal yang sama disampaikan oleh
atau mendukung riset kuantitatif yang telah informan lain bernama pak H. Handoko
dilakukan sebelumnya. Wijoyo, bahwa memang disamping
Informan yang dipilih dalam penelitian mendapatkan hasil uang dari usaha ini juga
ini merupakan narasumber yang berkaitan manfaat lain yang tidak kalah “bahagianya”
dengan pengelolahan usaha ternak dibandingkan dengan materi (uang) yang
penggemukan sapi dengan sistem paroan. diperoleh.
Informan utama adalah pihak peternak Banyak mas untung lain selain uang,
dan pemilik dana (investor) usaha saya bisa bantu orang yang punya biar
penggemukan sapi yaitu bapak H. Buna’am dapat pekerjaan. Padahal mereka nggak
dan bapak H. Handoko Wijoyo, yang punya modal sama sekali, ya tetap saya
juga seorang investor dan juga sekaligus bantu, seneng rasanya mereka bahagia.
peternak yang aktif menggerakkan usaha Saya ini jadi tempat curhatan tetangga
budi daya penggemukan ini di desanya. kalua butuh apa-apa. Saya sebagai
Melalui serangkaian analisis data ketua kelompok usaha pingin semuanya
dalam riset kualitatif fenomenologi antara punya usaha karena potensi banyak di
lain tahapan (1) noema, (2) noesis, (3) desa ini.
ephoche, (4) intentional analysis, serta Berdasarkan penuturan inroman jelas
tahapan akhir yaitu (5) eidetic reduction, bahwa usaha budidaya penggemukan
maka diperoleh hasil tentang berbagai sapi Madura yang telah berlangsung
makna keuntungan akuntansi yang timbul berpuluh-puluh tahun lamanya ini sangat
dari kegiatan sistem paroan penggemukan besar manfaatnya dan menghasilkan uang
sapi Madura di daerah objek penelitian, bagi hasil atau uang paroan yang cukup
sebagaimana diurai dalam penjelasan besar dan sangat dirasakan masyarakat.
berikut. Meskipun tentu hasilnya beragam antara
satu peternak dengan peternak lainnya.
Keuntungan Materi: Dapat Penghasilan Ungkapan senada tentang hasil secara
Utama, Tapi Bukan Segalanya materi penggemukan sapi ini sebagaimana
Dari sudut pandang seorang informan disampaikan oleh H. Buna’am:
yang merupakan seorang peternak sapi Saya ini pensiunan pak, dulu pernah
yang berusaha menggemukkan sapi jadi guru di SD. Untuk ngisi waktu saya
orang lain, mendapatkan uang sebagai ya sambil kerja ini. Seneng sekali saya
penghasilan memang adalah hal yang dengan kegiatan ini, ya lumayan dapat
utama. Karena niat awalnya memang penghasilan tambahan sehingga bisa
mereka mendapatkan uang dengan cukup biaya kebutuhan bersama istri.
bekerja menggemukkan sapi dengan
sistem paroan. Namun demikian ternyata Meraih Keuntungan Diatas Sekedar
ada keuntungan atau manfaat lain yang Materi:
diperoleh selain materi, sebagaimana Manusia menurut Akhirudin (2015), akan
disampaikan Pak H. Buna’am: senantiasa membutuhkan keseimbangan
Nyari rejeki itu wajib pak, pokoknya dalam menjalani kehidupannya. Meski
usaha, kalau tidak usaha mana bisa materi menjadi awal motivasi bagi
dapat uang. Percaya pada yang Kuasa masyarakat peternak desa lalangon dalam
pasti akan dikasih. Niat saya tapi nggak melakukan usaha penggemukan sapi
hanya nyari uang pak. Nggak banyak Madura dengan sistem paroan mereka
sebenarnya tapi saya dapat manfaat lain memaknai secara luas dan tidak sekedar
dari sapi ini. mengejar dunia materi.
AGRIEKONOMIKA, 10(1) 2021: 68-87 | 79

Anugerah Produktivitas Masyarakat waktu nggak nganggur. Lumayanlah pak


Secara Alami nambah-nambah uang untuk keluarga.
Faktor alam yang sejenis di suatu wilayah Justru tidak melihara sapi yang jenuh,
desa menurut Ningrum (2014), tentu akan melihara sapi itu justru hiburan. Saya
sangat mempengaruhi tata kehidupan bias ngorol sama sapi, bias melihat
masyarakat. Potensi sumber daya alam, perkembangn sapi, seneng lihat sapi
suasana dan kondisi cuaca suatu wilayah saya sehat, gemuk dan bersih.
sangat mempengaruhi produktivitas dan Ningrum (2014), bahwa semua potensi
keberagaman jenis usaha yang spesifik wilayah yang ada di daerah khususnya
dengan lokasi tersebut. desa berupa sumber daya alam jika
Dengan sistem paroan kebanyakan digunakan secara maksimal akan dapat
masyarakat melakukannya sebagai meningkatkan kinerja atau produktivitas
bagian dari mata pencaharian mereka. Hal petani atau masyarakat desa setempat.
ini sebagaimana diutarakan oleh pak H. Produktivitas yang dimaksud adalah
Buna’am: meningkatnya pengetahuan, wawasan,
Rata-rata peternak sapi semua, karena penghasilan perubahan cara pandang dan
disini jika tidak punya ternak sapi itu pergaulan dari masyarakat desa di level
rugi, karena memanfaatkan ampas tahu yang lebih luas.
itu. Disini ini makanan pokok sapi itu
ampas tahu, bukan rumput. Makanya Bersama-sama Beramal Akhirat: Jhak-
sapi bias lebih cepat gemuk jika ada di Ajhak Kaangguy Ibede
daerah desa lalangon ini pak. Karakterisitik masyarakat desa yang masih
Hampir semua peternak me- kuat dalam tatan kehidupannya ditandai
manfaatkan potensi sumberdaya lokal dengan tingkat solidaritas, kegotong-
yang ada untuk meningkatkan usaha sapi royongan, serta homogen dalam masalah
Madura mata pencaharian (Ningrum, 2014). Hasil
Bersyukur saya ada di desa ini, mumpung riset Faraby (2016), menunjukkan bahwa
usaha sapi bisa lebih hemat dan sapi kebersamaan dan etos kerjan yang tinggi
cepat gemuk jika menggunakaj ampas dikarenakan bagi masyarakat setempat
pabrik tahu yangg banyak tersedia di bekerja itu adalah ibadah sesuai petunjuk
desa lalangon ini. agama Islam. Maka tidak heran jika
Untung sekali di desa ini ada usaha pernyataan pak H. Handoko Wijoyo bahwa
penggemukan sapi. Banyak manfaatnya bekerja dalam penggemukan sapi itu
melihara sapi ini, selain mengisi waktu saling membantu dan itu bernilai ibadah di
luang, juga untuk olahraga secara mata Allah:
gratis. Saya setiap saat bergerak angkat Tidak ada namanya saling iri,
pakan, narik gerobak rumput, memberi disini orang saling membantu, ada
pakan dan lainnya. Badan terasa selalu perkumpulan ternak juga disini, jadi
sehat dan bersemangat bekerja. ketika ada permasalahan dengan
Lain lagi apa yang disampaikan pak sapi, bisa saling didiskusikan, saling
H. Handoko Wijoyo, dia menekankan membantu. Misalnya ada sapi yang
bahwa suasana alam di desa ini benar- sakit, ini obatnya apa, harus bagaimana,
benar bermanfaat baginya dalam mencari itu bisa dikomunikasikan pada saat
penghidupan, membiaya keluarganya perkumpulan itu.
dan bisa memotivasi hidupnya dalam Pak H. Buna’am memperkuat apa
kesehariannya. yang disampaikan oleh pak Handoko
Kalau untuk saya usaha ini adalah utama bahwa dari bekerja penggemukan ini
pak, jadi disini ada yang utama ada mereka akan bisa mengajak saudara,
yang sambilan, kebetulan saya sukwan tetangga atau masyarakat lainnya di
guru disini.pulang ngajar saya bisa ngisi desa itu untuk bersama-sama. Mereka
80 | Bambang Haryadi dkk., Makna “Keuntungan”pada Sistem Paroan Penggemukan Sapi Madura

tidak sekedar bekerja sendiri namun Saya ini malah jaga sapinya orang
akan memperhatikan saudara lainnya jika lain, dan anehnya sapi saya dititipkan
mengalami kendala. ke orang lain. Entah karena memang
Orang tua kami sejak dulu mengajarkan keyakinan dan kebiasaan disini begitu
untk saling memperhatikan saudara, sejak lama.
tetngga dan sanak family. Apalagi jika Pertemanan yang muncul dari
tinggal di satu desa yang sama pak. kegiatan pengemukan sapi ini tentu
Entah mungkin karena sudah biasa ya sangat bermanfaat dalam kehidupan
pak, kami sering kumpul dan sering mereka. Sebagaimana disampaikan
cerita satu sama lain tentang berbagai Anggraini (2017), bahwa pertemanan
hal termasuk mata penghidupan. akan punya banyak bermanfaat
Sungguh nilai-nilai yang muncul dari diantaranya bisa menjadi penyemangat
usaha penggemukan sapi ini tidak bisa dalam menghadapi kehidupan dan bisa
lepas dari kekuatan masyarakat Madura membantu menemukan tujuan hidup.
yang sangat percaya kepada nilai-nilai Banyaknya manfaat pertemanan diakui
agama disamping nilai etos kerja yang Pak H. Handoko Wijoyo. Dari pertemanan
sangat tinggi (Tohirin, 2019). Dalam tumbuh keinginan untuk saling berkumpul
istilah Madura etos kerja yang tinggi ini atau silaturhami secara rutin.
dikenal dengan sebutan bharenteng atau Adanya usaha penggemukan ini kami
semangat atau giat bekerjanya orang bisa sering kumpul rutin ngadain arisan,
Madura, kar-ngakar colpe’ yakni motivasi diskusi dan pengajian.masyarakat jadi
dan semangat kerja yang tetap tangguh rukun dan saling sapa satu sama lain.
dan keras, nyaronen yakni ikhtiar appun
akan senantisa dilakukan dalam setiap Menjunjung Warisan Budaya Desa
usaha, serta jhak-ajhak yakni semangat Sejauh ini pemerintah masih memberi
rasa solidaritas yang tinggi serta kerjasama kepercayaan kepada pulau Madura
salaing membantu dalam bekerja (Faraby, sebagai kawasan budidaya sapi. Hal ini
2016). tidak lepas dari nilai kultur dan sejarah
yang tinggi di mata orang Madura. Karena
Menyambung Saudara: Bennyak Tretan sapi Madura memiliki nilai kultural dan
Odhi’ Sajen Sennneng historis tinggi, sekaligus menjadi tabungan
Teman atau kawan menurut Akin keluarga (Aziz, 2019).
(2015), merupakan kekuatan atau Sapi sebagai salah satu tradisi di
sumber daya kognitif serta afektif yang Madura menjadi bagian dari kehidupan
dapat memunculkan harga diri serta masyarakat, termasuk salah satunya
meningkatkan kesejahteraan. Hasil riset adalah usaha budidaya pengemukan
membukti pernyataan tersebut bahwa sapi. Sebagaimana pak H. Buna’am
persahabatan akan mempengaruhi menyampaikan tentang budidaya ini
tingkat kesejahteraan suatu individu dan sebagai sebuah warisan budaya.
tentu akan mempengaruhi penyesuaian Sudah lama ini ada mas, sejak kakek-
psikologis (Mendelson & Aboud, 1999). kakek saya sudah diajarkan cara
Pak H. Buna’am merasa dengan memelihara sapi agar gemuk. Tradisi
makin bertambahnya teman yang dia leluhur kami, turun temurun pak
temukan dari hasil usaha sapi ini meupakan istilahnya, kami hanya melanjutkan saja
keuntungan baginya. apa yang telah diwariskan orang tua
Makin banyak hewan titipan artinya Tradisi kesenangan memelihara
kita banyak dipercaya teman-teman, dan beternak sapi ibarat sudah menjadi
tetangga sendiri. Berarti banyak teman keharusan dalam kehiduapn masyarakat
kita yang mau mempercayakan sapinya Madura. Hal ini dibenarkan oleh pak H.
ke kita. Handoko Wijoyo, bahwa sesungguhnya ini
mereka hanya melanjutkan saja.
AGRIEKONOMIKA, 10(1) 2021: 68-87 | 81

Nggak tahu mas, sejak kecil karena mengandalkan dari sapi saja kadang
diberitahu orang tua maka saya suka ndak cukup dan lama nunggunya.
melihara sapi. Dulu waktu kecil diajak Kalau mau lebih banyak bisa tapi capek,
bapak bantu kasih makan sapi, nonton tenaga ini yang tidak mampu jaga sapi
karapan, lomba sapi sonok. Pokoknya yang banyak lagi Coba hanya ngurus
sudah sering lihat sapi saya itu. sapi masih bisa tapi kan ngurus yang
Ciri khasnya adalah bahwa sapi yang lain juga. Kalau masih muda dan banyak
dimiliki oleh peternak rata-rata bukan orangnya bisa juga lebih dari 3 sapi.
milik sendiri namun titipan orang lain yang Dari beberapa kali melihat kandang
mempercayakan kepada mereka. Pak sapi warga memang hampir semua
Handoko kembali memberikan pernyataan jumlahnya hanya 3 atau malah 2 ekor
pembenaran atas pernyataan ini. saja. Pak Handoko Wijoyo, lebih jauh
Iya benar disini ada kepercayaan yang menjelaskan mengapa hal ini terjadi:
sudah lama, kalau memelihara sapi Warga memang tidak banyak
sendiri biasanya tak jodoh, tapi kalau memelihara sapi pak, sebisanya
punya orang lain kok jodoh. Dipelihara memang. Banyak sih alasannya antara
sendiri itu tidak cocok, lebih cocok lain pakan sapi terbatas, ampas tahu itu
dipelihara orang lain, kurang telaten juga kalua beli banyak ya berat bagi kita.
katanya. Modalnya yang ndak cukup pak. Coba
punya banyak ya bisa beli banyak juga.
Sisi Lain Penggemukan Sapi: Kontribusi Memang banyak faktor menurut
Pendapatan Rendah Ke Peternak Heryadi (2010), mengapa pada akhirnya
Penghasilan dari seekor sapi saja usaha peternakan sapi di Madura
dalam kurun waktu tiga bulan berkisar khususnya belum bisa menghasilkan
mendapatkan 1,4 hingga 1,6 juta saja. kontribusi yang maksimal bagi keluarga
Sistem paroan penggemukan sapi ini mereka. Ketersediaan pakan di musim
dikatakan sebagai pekerjaan sampingan kemarau adalah salah satu faktornya karea
dikarenakan perolehan dari bagi hasil yang disaat itu mencari pakan sangat kesulitan.
diterima sangat tidak mencukupi kebutuhan Industrilasisasi yang dimaksud dalam bi-
hidup kedua belah pihak terkhusus pihak dang peternakan rakyat adalah dengan
peternak. Bagi pihak peternak yang cara menjadikannya sebagai usaha utama
memelihara sapi lebih banyak misal 5 ke atau pokok pekerjaan bukan sampingan.
atas, bagi hasil ini mungkin dapat menjadi Kemudian dikembangan pula tentang
pekerjaan utama. teknis perawatan, penggemukan dan pola
Aziz (2019), berpendapat bahwa makannya. Termasuk penyediaan pakan
dalam usaha ternak atau penggemukan sapi secara regular perlu dipikirkan secara
sapi Madura selama ini memang belum baik.
dapat mencukupi seluruh kebutuhan Secara terpisah pak Sutikno
peternak secara maksimal. Paling tidak memberikan usulan yang sama yaitu
kontribusinya berkisar antara 18 sampai mendorong agar usaha penggemukan sapi
dengan 28 persen dari pendapatan ini tidak lagi dijadikan usaha sampingan
keluarga. namun agar lebih berkontribusi secara
Bahkan juga ada masyarakat yang ekonomi tidak lain dengan menjadikannya
motivasi memelihara sapi itu hanya sebagai usaha utama keluarga.
sekedar memenuhi kesenangan atau hobi Harusnya begitu, agar lebih optimal
dalam memelihara sapi menurut pak H. pekerjaannya bukan sampingan. Jika
Buna’am. sampingan ya kesannya adalah sekedar
Iya benar betul sekali itu pak,meski kita ada waktu saja, tidak terlalu optimal
dapat penghasilan itu, hasilnya tidak mengurus dan mengoptimalkan waktu
banyak mencukupi biaya keluarga. pengerjaan penggemukan sapi.
Pasti kami cari-cari dari yang lain. Kalau
82 | Bambang Haryadi dkk., Makna “Keuntungan”pada Sistem Paroan Penggemukan Sapi Madura

Sekalian jika benar-benar serius kotoran layak untuk dijual dan menguntungkan.
dari sapi didaur ulang untuk menjadi Kemudian materi lainnya berupa hasil anak
bahan biogas untuk mengurangi beban sapi yang lahir dari induknya dan dibagi
lain dalam proses penggemukan. dua untuk pemilik modal dan peternak.
Menurut saya minimal 5 sapi untuk setiap Secara material tentu aktivitas ini sangat
keluarga melakukan penggemukan sapi bermanfaat bagi para peternak dan pemilik
untuk bisa optimal dan bisa segera balik modal, meski dipersepsikan berbeda-
modal biaya lain yang dikeluarkan. Tentu beda yaitu ada menganggap sebagai
tenaga kerja dari setiap keluarga harus hasil utama keluarga, hasil sampingan
focus mengurus sapi secara sungguh- sebagai penambah penghasilan, serta
sungguh. sebagai hasil lain untuk tujuan tabungan di
Upaya industrialisasi peternakan masa yang akan datang. Sedangkan nilai
dengan melakukan perubahan teknis, non material yang didapat dari usaha ini
manajemen, penyediaan pangan dan pola dirasakan sebagai bagian dari kehidupan
budidaya mau tidak mau merupakan satu- sosial mereka di masyarakat antara lain (1)
satunya pilihan agar segera memberikan anugerah produktivitas masyarakat secara
kontribusi riil dan optimal bagi para alami, (2) bersama-sama beramal akhirat,
peternak itu sendiri. Cara-cara yang dapat (3) menyambung saudara, (4) menjunjung
dilakukan dengan arah industrialisasi warisan budaya desa, sedang temuan lain
peternakan sapi(Yusdja & Ilham, 2007). berupa (5) sisi lain penggemukan sapi:
Menurut Winarso(2015) jika industrialisasi kontribusi pendapatan rendah ke peternak
peternakan diciptakan maka swasembada Keuntungan usaha penggemukan sapi
daging akan tercukupi secara nasional. dengan sistem paroan di Madura dalam
perspektif materi dimaknai sebagai usaha
SIMPULAN mencari rejeki utama untuk keluarga,
Hasil pengujian secara kuantitatif kemudian sebagai penghasilan tambahan,
menunjukkan bahwa: konsep keuntungan, serta sebagai tabungan untuk masa depan.
kompetensi belajar untuk belajar,kebutuhan Sedangkan dalam perspektif non materi
fisiologis memiliki pengaruh signifikan keuntungan adanya usaha penggemukan
terhadap perkembangan bisnis sistem sapi dengan sistem paroan ini dimaknai
paroan. Hal ini berarti sejalan dengan sebagai (1) kesempatan yang wajib diikuti,
tema penelitian ini bahwa memang mengisi waktu sambil berolahraga, waktu
terdapat “keuntungan akuntansi” baik berguna tidak ngangur, dan ada hiburan
secara material dan non material. Adapun (anugerah produktivitas masyarakat
konsep bisnis paroan yang dijalankan secara alami); (2) kesempatan membantu
selama ini dalam masyarakat meliputi (1) orang lain, bisa bergotong royong,
paroan uang hasil jual sapi setelah sapi maju bersama (bersama-sama beramal
cukup besar, cukup gemuk dan memang akhirat), (3) ajang pertemanan, pertemuan
sudak layak untuk dijual. Kemudian (2) rutin dan arisan, memupuk kepercayaan
paroan hasil anak sapi yang lahir dari pada warga lain (menyambung saudara),
induknya jika memang memungkinkan (4) bermakna melanjutkan tradisi leluhur,
karena jumlahnya lebih dari satu ekor anak kegemaran memelihara sapi, kepercayaan
sapi. Sedangkan prosentase pembagian menitipkan lebih baik dari memelihara
selama ini beraneka ragam mulai dari sendiri (menjunjung warisan budaya
20-80, 50-50, 40-60 dan 60-40. Jenis desa) dan (5) sisi lain penghasilan belum
keuntungan akuntansi yang telah diperoleh maksimal tapi senang, pendapatan tidak
dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu maksimal katena alam, perlu fokus sebagai
berupa keuntungan material dan juga kerja utama bukan sampingan (kontrbusi
keuntungan non material. Keuntungan penghasilan masih rendah). Dikarenakan
yang bersfiat material berupa uang hasil banyak kendala dalam prakteknya
paroan penjualan sapi setelah sapi cukup untuk mendapatkan kontribusi secara
AGRIEKONOMIKA, 10(1) 2021: 68-87 | 83

maksimal dari usaha ini maka peneliti Auliyah, R. (2014). Studi Fenomenologi
mengusulkan saran (1) Pemerintah daerah Peranan Manajemen Masjid At-
Kabupaten Sumenep perlu secara serius Taqwa Dalam Pemberdayaan
mengarahkan kepada seluruh peternak Ekonomi Masyarakat Bangkalan.
untuk benar-benar menjadikan usaha ini Competence (Journal of Management
sebagai kerja utama dan professional, (2) Studies), 8(1), 74–91. https://doi.org/
perlu adanya perhatian secara sungguh- https://doi.org/10.21107/kompetensi.
sungguh dari pihak yang berwenang dalam v8i1.650.
mengatasi kendala ketersediaan pangan,
Aziz, A. (2019). Sapi Madura, Antara
(3) penelitian dan pengabdian masyarakat
Nilai Ekonomi dan Identitas Sosial.
dari para akademisi berikutnya perlu
Antaranews.com. https://www.
diadakan agar dapat sedikit demi sedikit
antaranews.com/berita/1105322/
bisa mengatasi keterbatasan yang ada
sapi-madura-antara-nilai-ekonomi-
dalam usaha ini.
dan-identitas-sosial.
DAFTAR PUSTAKA Beaver, W. H. (1966). Financial Ratios
Abdoellah, O. S. (2020). Faktor-Faktor as Predictors of Failure. Journal
Yang Mempengaruhi Kebudayaan of Accounting Research, 4, 71–
dan Berdampak terhadap Ekologi 111. https://doi.org/https://doi.
Manusia. Yayasan Abdurrahman org/10.2307/2490171.
Baswedan Timoho. BPS. (2017). Populasi Sapi Potong
Akhirudin. (2015). Hidup Seimbang Hidup menurut Kabupaten/Kota di Jawa
Bahagia (Cetakan ke). Gemilang- Timur Tahun 2009-2017 (ekor).
Pustaka Alvabet. Creswell, J. W. (2014). Research Design
Akin, A., & Akin, U. (2015). Friendship Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
Quality and Subjective Happiness: dan Mixed (Edisi Keti). Pustaka
The Mediator Role of Subjective Pelajar.
Vitality. Education and Science, Dewi, R. D. L. (2018). Pengaruh Faktor-
40(177), 233–242. https://doi. Faktor Motivasi terhadap Kinerja
org/10.15390/EB.2015.3786. Wirausaha Martabak Di Kecamatan
Andayani. (2006). Analisis Kinerja BUMN Baleendah [Universitas Pasundan
yang Listed di BEJ Sebelum dan Bandung]. http://repository.unpas.
Sesudah di Privatisasi. Jurnal ac.id/40117/.
Akuntansi, Manajemen Bisnis, Dan Faraby, E. M. (2016). Etos Kerja Islam
Sektor Publik, 3(1). http://www. Masyarakat Etnis Madura. SALAM:
stiesia.ac.id/jurnal/index.php/journal/ Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I,
list_journal/2/1/J201203. 3(1), 21–38. https://doi.org/10.15408/
Anggraini, A. P. (2017). Mengapa Kita Perlu sjsbs.v3i1.3095.
Memiliki Teman? Kompas.com. Firmansyah, D., & Sunyigono, A. (2020).
Arina, A. (2015). Pengaruh Beban Peran Kelembagaan pada Usaha
Operasional, Pendapatan Sapi Madura Ditinjau dari Aspek
Operasional, dan Rasio Kecukupan Kultural dan Struktural. Agriscience,
Modal terhadap Pertumbuhan Laba 1(2).
Bersih PT Bank Muamalat Indonesia
[IAIN Tulungagung]. http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/1679/.
84 | Bambang Haryadi dkk., Makna “Keuntungan”pada Sistem Paroan Penggemukan Sapi Madura

Fithri, P., & Sari, A. F. (2012). Analisis Kaharti, E., Artati, D., & Susilowati,
Kompetensi Kewirausahaan Industri I. (2019). Analisis Kompetensi
Kecil Suku Cadang di Kota Padang. Pengelolaan Keuangan UMKM
Jurnal Optimasi Sistem Industri, dalam Upaya Optimalisasi Laba,
11(2), 279–292. Pengembangan Usaha untuk
Menciptakan Going Concern dalam
Guntoro, S. (2012). Membudidayakan Sapi
Kompetisi Bisnis (Study Kasus pada
Bali (Cetakan ke). Penerbit Kanisius.
UMKM Kabupaten Kebumen, Jawa
Hafni, D. A. (2017). Studi Fenomenologi: Tengah). Prosiding Seminar Nasional
Praktik dan Makna Akuntansi Bagi Fakultas Ekonomi Untidar, 692–700.
Wirausahawan Difabel Netra pada https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/
Usaha Mikro. Kompartemen (Jurnal semnasfe/article/view/2141.
Ilmiah Akuntansi), XV(2), 82–97.
Kamayanti, A. (2016). Metodologi
http://jurnalnasional.ump.ac.id/
Penelitian Kualitatif Akuntansi:
index.php/kompartemen/.
Pengantar Religiositas Keilmuan
Hardiansyah. (2013). Teori Pengetahuan (Cetakan Ke). Yayasan Rumah
Edmund Husserl. Substantia (Jurnal Peneleh.
Ilmu-Ilmu Eshuluddin), 15(2), 228–
Karnaen, & Arifin, J. (2007). Kajian
238. https://doi.org/http://dx.doi.
Produktivitas Sapi Madura (Study
org/10.22373/substantia.v15i2.4897.
on Productivity of Madura Cattle).
Heryadi, A. Y. (2010). Bisnis Penggemukan Jurnal Ilmu Ternak Universitas
(Fattening) Sapi Madura di Padjadjaran (Journal of Animal
Kabupaten Pamekasan [Universitas Science Padjajaran University), 7(2),
Pembangunan Nasional “Veteran” 135–139. https://doi.org/https://doi.
Jawa Timur]. http://eprints.upnjatim. org/10.24198/jit.v7i2.2247.
ac.id/1501/1/File_1.pdf.
Kementan, P. D. (2018). Outlook 2018
Husnam, N. A. (2017). Psikologi Komoditas Pertanian Subsektor
Kewirausahaan: Potensi Riset Peternakan Daging Sapi.
dalam Konteks Indonesia. The 6¬th
Kutsiyah, F. (2012). Analisis Pembibitan
University Research Colloquium.
Sapi Potong di Pulau Madura.
Ikhsan, A., Baheri, & Nuddin. (2018). Studi Wartazoa (Indonesian Bulletin of
Praktik Bagi Hasil Antara Pemilik Animal and Veterinary Sciences,
dan Pemelihara Sapi di Kelurahan 22(3), 113–126. http://medpub.
Sendang Mulya Sari Kecamatan litbang.pertanian.go.id/index.php/
Tongauna Kabupaten Konawe. JEP wartazoa/issue/archive.
(Jurnal Ekonomi Pembangunan),
Ludin, I., & Saleh, S. (2018). Pengaruh
8(1), 50–62. http://www.jep.uho@
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
uho.ac.id.
Emosional, dan Kecerdasan Spiritual
Iskandar. (2016). Implementasi Teori terhadap Kinerja Wirausaha Muslim
Hirarki Kebutuhan Abraham di Kabupaten Purwakarta. Jurnal
Maslom terhadap Peningkatan Ekonomi dan Bisnis, 8(1), 8–18.
Kinerja Pustakawan. Jurnal Ilmu
Perpustakaan, 4(1), 24–34.
Jalil, A. (2013). Spiritual Entrepreneurship
(Studi Transformasi Spiritualitas
Pengusaha Kudus). Institut Agama
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
AGRIEKONOMIKA, 10(1) 2021: 68-87 | 85

Mendelson, M. J., & Aboud, F. E. (1999). Nurlaila, S., Kurnadi, B., Zali, M., & Nining,
Measuring Friendship Quality in H. (2018). Status Reproduksi dan
Late Adolescene and Young Adults: Potensi Sapi Sonok di Kabupaten
McGrill Friendship Questionnaires. Pamekasan. Jurnal Ilmiah
Canadian Journal of Behavioural Peternakan Terpadu, 6(3), 147–154.
Science / Revue Canadienne Des
Nurwahidah, Tolleng, A. L., & Hidayat,
Sciences Du Comportement, 31(2),
M. N. (2015). Pengaruh Pemberian
130–132. https://doi.org/https://doi.
Pakan Konsentrat Dan Urea Molases
org/10.1037/h0087080.
Blok (Umb) Terhadap Pertambahan
Mertens, D. M. (2010). Research and Berat Badan Sapi Potong. Jurnal
Evaluation in Education and Ilmu Dan Industri Peternakan, 2(2),
Psychology: Integrating Diversity 111–121. https://doi.org/https://doi.
With Quantitative, Qualitative, and org/10.24252/jiip.v2i2.1564.
Mixed Methods. SAGE Publication.
Paisal, & Anggraini. (2010). Pengaruh
Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kecerdasan Emosional dan
Kualitatif (Cetakan ke). PT Remaja Kecerdasan Spiritual terhadap
Rosdakarya Offset. Kinerja Karyawan pada LBPP-Lia
Palembang. Jurnal Ilmiah Orasi
Mursy, A. L., & Rosidi. (2013). Sentuhan
Bisnis, 4(1).
Rasa di Balik Makna Laba. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma, 4(1), Paramiswari, R. D., & Hayati, M. (2017).
165–329. https://doi.org/http://dx.doi. Pendapatan Usaha Ternak Sapi
org/10.18202/jamal.2013.08.7190. Madura (Studi Khasus Desa Kapedi
Kecamatan Bluto Kabupaten
Muyasaroh, S., Budisatria, I. G. S., &
Sumenep). Pamator (Jurnal Ilmiah
Kustantinah. (2015). Income Over
Universitas Trunojoyo), 10(2),
Feed Cost Penggemukan Sapi Oleh
107–111. https://doi.org/https://doi.
Kelompok Sarjana Membangun
org/10.21107/pamator.v10i2.4144.
Desa (SMD) Di Kabupaten Bantul
dan Sleman. Buletin Peternakan Pratiwi, A. I., & Sudaryanti, D. (2016).
(Bulleting of Animal Science), 39(3), Akuntansi Karapan Sapi pada
205–211. https://doi.org/https:// Masyarakat Madura dengan
doi.org/10.21059/buletinpeternak. Pendekatan Etnografi. Jurnal Ilmiah
v39i3.7989. Bisnis Dan Ekonomi STIE ASIA,
10(1), 6–9. https://doi.org/https://doi.
Nawawi. (2011). Manajemen Sumber
org/10.32812/jibeka.v10i1.80.
Daya Manusia: Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Gajahmada University Rahayu, E. T. (2013). Analisis Pendapatan
Press. Usaha Ternak Sapi Perah Di
Kecamatan Cepogo Kabupaten
Ningrum, E. (2014). Pendayagunaan
Boyolali. Sains Peternakan (Jurnal
Potensi Wilayah untuk Menigkakan
Penelitian Ilmu Peternakan),
Produktivitas Petani. Mimbar (Jurnal
11(2), 99–105. https://jurnal.uns.
Sosial Dan Pembangunan), 31(2),
ac.id/Sains-Peternakan/article/
181–188. https://doi.org/https://doi.
view/4852/4194#.
org/10.29313/mimbar.v30i2.706.
Richard, Clark, & Cathey. (2020). Teori
Nugraha, B. P. (2014). Perlakuan Akuntansi
Akuntansi Keuangan: Teori dan
Aset Biologis pada Peternakan
Kasus (Edisi ke 1). Salemba Empat.
Sapi Perah (Studi Kasus Pada
KPSP “Setia Kawan”) [Universitas
Jember]. http://repository.unej.ac.id/
handle/123456789/59255.
86 | Bambang Haryadi dkk., Makna “Keuntungan”pada Sistem Paroan Penggemukan Sapi Madura

Sahala, J., Widiati, R., & Baliati, E. (2016). Tashakkori, A., & Teddlie, Charles.
Analisis Kelayakan Finansial Usaha (2010). Mixed Methodology: Me-
Penggemukan Sapi Simmental kombinasikan Pendekatan Kualitatif
Peranakan Ongole dan Faktor-Faktor dan Kuantitatif. Pustaka Pelajar.
yang Berpengaruh terhadap Jumlah
Themin, S. (2012). Akuntansi Keuangan
Kepemilikan pada Peternakan
(Edisi IFRS) (Edisi 8, J). Erlangga.
Rakyat Buletin Peternakan di
Kabupaten Karanganyar. Buletin Tohirin, M. (2019). Nilai Budaya Madura
Peternakan (Bulleting of Animal pada Program Televisi J-Town di
Science), 40(1), 75–82. https:// Net TV. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial
doi.org/https://doi.org/10.21059/ Dan Ilmu Politik, 8(1), 1–14. https://
buletinpeternak.v40i1.9823. publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/
article/view/1524/1131
Sakri, N., Majid, J., & Juardi, M. S. S.
(2018). Mengungkap Informasi Triyuwono, I. (2017). Akuntansi Syariah:
Akuntansi Usaha Kecil (Sebuah Perspektif, Metodologi dan Teori
Studi Fenomenologi). Jurnal Ilmiah Akuntansi Syariah. PT. Rajawali
Akuntansi Peradaban, 4(2), 75– Pers.
100. https://doi.org/https://doi. Ubaidillah, A., Mulyani, S., & Effendi, D.
org/10.24252/jiap.v4i2.6932. E. (2013). Makna Keuntungan Bagi
Santoso, Rudi, Candraningrat, Binawati, Pedagang Kaki Lima (Studi Pada
& Lilis. (2017). Elemen Kecerdasan Pedagang Kaki Lima di Bangsri
Wirausaha untuk Meningkatkan Jepara). Jurnal Akuntansi & Investasi,
Kinerja Industri Kecil dan Menengah 14(1), 65–77. https://journal.umy.
(IKM) di Surabaya. Jurnal Bisnis Dan ac.id/index.php/ai/article/view/496.
Manajemen (BISMA), 10(1), 73–89. Wei, W. W. (2009). A competency
Subiyantoro, & Triyuwono, I. (2004). based Model for Success of An
Laba Humanis: Tafsir Sosial atas Entrepreneurial Start-up. Jurnal of
Konsep Laba dengan Pendekatan WSEAS Transaction on Business
Hermeneutika (Edisi Pert). Bayu and Economics, 6(6), 279–291.
Media Publishing. Winarso, B. (2015). Peranan Ternak
Sudarmono, A. S., & Sugeng, Y. B. (2016). Dalam Menopang Ekonomi Rumah
Panduan Beternak Sapi Potong. Tangga Di Perdesaan Pada Wilayah
Penebar Swadaya. Agroekosistem Perkebunan , Panel
Petani Nasional: Rekonstruksi
Sumediyani, M. (2011). Kecerdasan
Agenda Peningkatan Kesejahteraan
Spiritual dan Problema Bangsa Ini.
Petani. Media Neliti Journal.
Www.Google.Com.
https://media.neliti.com/media/
Sunarto, E., Nono, O. H., Lole, U. R., publications/710-ID-peranan-ternak-
& Henuk, Y. L. (2016). Kondisi dalam-menopang-ekonomi-rumah-
Ekonomi Rumahtangga Peternak tangga-di-perdesaan-pada-wilayah-
Penggemukan Sapi Potong Pada agr.pdf.
Peternakan Rakyat di Kabupaten
Yarmunida, M. (2018). Dimensi Syariah
Kupang. Jurnal Peternakan
Compliance Pada Operasional Bank
Indonesia (Indonesian Journal
Syariah. Al Intaj - Jurnal Ekonomi
of Animal Science), 18(1), 21–
Dan Perbankan Syariah, 4(1).
28. https://doi.org/https://doi.
org/10.25077/jpi.18.1.21-28.2016.
AGRIEKONOMIKA, 10(1) 2021: 68-87 | 87

Yonanda, C., Susilo, H., & Arik, P. (2016). Yusdja, Y., & Ilham, N. (2007). Suatu
Pengaruh Kebutuhan Fisiologis, Gagasan tentang Peternakan Masa
Keamanan, Sosial, Penghargaan, Depan dan Strategi Mewujudkannya.
dan Aktualisasi Diri terhadap Forum Penelitian Agro Ekonomi,
Prestasi Kerja Karyawan (Studi pada 25(1), 19–28.
Karyawan PT Asuransi Jiwasraya
Zahri, & Haryadi. (2019). Sapeh Sonok
(Persero) Malang Regional
(Sokonah Nongkok): Mengungkap
Office). Jurnal Administrasi Bisnis,
“Laba Lain” Dalam Perspektif
30(1). http://administrasibisnis.
Pemilik. Prosiding Seminar Nasional
studentjournal.ub.ac.id/index.php/
Dan Call for Paper V.
jab/article/view/1194.

Anda mungkin juga menyukai