PERKENALAN
Subsektor peternakan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang
dapat menjadi pendukung pembangunan khususnya di bidang perekonomian. Beberapa
peran penting subsektor peternakan adalah menyediakan produksi daging, telur, dan
susu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sumber protein hewani yang bernilai
gizi tinggi dan sebagai bahan baku industri (Rianzani et al., 2018) . Menurut (Pujosakti,
2016) pasokan daging sapi nasional berasal dari 3 (tiga) sumber utama, yaitu: usaha
peternakan rakyat, industri penggemukan sapi dengan menggunakan benih impor, dan daging sapi impor.
Kebijakan pengembangan usaha sapi potong pada dasarnya dapat berjalan secara sinergis
dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh rumah tangga peternak di pedesaan atau lokal.
Permintaan daging sapi sebagai bahan pangan sumber protein hewani terus meningkat setiap
tahunnya, hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya konsumsi daging sapi.
Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti (2022). Strategi Pengembangan
Usaha Peternakan Sapi Potong Di Indonesia. Jurnal Eduvest. Jil
Cara mengutip: 2 (11): 2362-2367
E-ISSN: 2775-3727
Diterbitkan oleh: https://greenpublisher.id/
Machine Translated by Google
per kapita. Sedangkan jumlah produksi dalam negeri pada tahun 2014-2018 selalu berfluktuasi
setiap tahunnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia mengimpor daging dengan tren
yang cenderung meningkat setiap tahunnya (Wahyudi et al., 2021).
Permintaan terhadap produk peternakan semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring
dengan meningkatnya tingkat kesadaran gizi masyarakat. Namun konsumsi pangan hewani di
Indonesia tidak sepenuhnya dipasok dari produk dalam negeri, melainkan sebagian dipasok
melalui impor seperti daging sapi dan susu (Hubeis, 2020).
Impor daging sapi masih terus dilakukan, karena sapi lokal Indonesia masih belum mampu
menghasilkan daging dengan kualitas premium. Daging impor mempunyai beberapa keunggulan
yaitu lebih empuk, mempunyai kadar marmer yang tinggi sehingga disukai konsumen (Anari et
al., 2018).
Program pengembangan usaha ternak sapi potong perlu diarahkan dengan memanfaatkan
sumber daya secara optimal dan efisien yang disesuaikan dengan kondisi alam, kondisi sosial
ekonomi masyarakat setempat, infrastruktur, teknologi peternakan yang dikembangkan serta
lembaga dan kebijakan pendukungnya (Agustomo et al. , 2020).
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang
digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan realitas peristiwa yang diteliti sehingga
memudahkan memperoleh data yang obyektif (Adhimah, 2020). Pendekatan kualitatif adalah
proses penelitian dan pemahaman berdasarkan metodologi yang menyelidiki suatu fenomena
sosial dan masalah manusia. Dalam pendekatan ini, peneliti membuat gambaran yang kompleks,
mengkaji kata-kata, melaporkan secara rinci dari pandangan responden, dan melakukan kajian
terhadap situasi yang dialami (Arkandito et al., 2016). Sedangkan model penelitian yang
digunakan adalah model analisis interaktif Miles dan Huberman.
Kegiatan analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berkesinambungan hingga tuntas,
sehingga datanya jenuh. Analisis ini terdiri dari 3 hal pokok yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan (Lisabella & Hasmawaty, 2021).
2363 http://eduvest.greenvest.co.id
Machine Translated by Google
Jenis sapi potong yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah sapi Bali yang
merupakan sapi potong andalan Indonesia. Sapi Bali merupakan keturunan sapi liar yang telah
melalui proses panjang. Namun laju peningkatan produksi daging sapi belum mampu memenuhi
permintaan karena berbagai faktor seperti: pasokan daging pada awalnya tidak sesuai dengan
permintaan yang masih mengalami kelebihan permintaan, peningkatan pendapatan rumah tangga
yang cenderung mengubah pola konsumsi ke arah yang lebih baik. protein hewani yang berasal dari
hewan ternak, termasuk daging. daging sapi, perubahan selera masyarakat cenderung mengarah
pada konsumsi daging sapi. Dalam (Priyanto, 2011) penyediaan daging sapi nasional berasal dari
tiga sumber utama, yaitu: usaha peternakan rakyat, industri penggemukan sapi dengan mengimpor
sapi bakalan, dan impor daging sapi.
(Rusman et al., 2020) mengatakan bahwa pusat peternakan sapi potong nasional
merupakan potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong nasional. Penetapan sentra
peternakan sapi potong nasional dilakukan secara parametrik dengan mempertimbangkan: daya
dukung pakan, populasi ternak, prasarana peternakan, status penyakit ternak, rumah tangga
peternak, kelembagaan peternakan dan dukungan rencana induk. Dukungan pemerintah daerah
terhadap pengembangan peternakan juga menjadi pertimbangan dalam menentukan sentra
peternakan.
Analisis SWOT
Pengelolaan usaha peternakan sapi potong mempunyai berbagai kekuatan dan peluang
serta menghadapi kelemahan dan ancaman. Ini berinteraksi satu sama lain dan perlu dikelola
dengan baik agar dapat memberi manfaat bagi petani.
1. Kekuatan
A. Keinginan para petani untuk meningkatkan taraf hidupnya adalah dengan menyikapi
wilayahnya yang merupakan lahan tadah hujan untuk beternak sapi.
B. Peran KUD dalam memberikan motivasi kepada peternak sapi adalah memberikan bimbingan
dan bantuan teknis pengembangan sapi potong, memberikan pinjaman lunak, memberikan
kredit sarana produksi seperti konsentrat, obat-obatan, dan peralatan, serta menampung dan
memasarkan daging yang dihasilkan.
C. Peran pemerintah antara lain: penyelenggaraan inseminasi buatan, pendirian pos pelayanan
inseminasi buatan dan poliklinik hewan di sentra peternakan sapi potong, peningkatan
populasi sapi potong dengan program bantuan pemerintah, pemberian bantuan teknis dan
monitoring, serta diversifikasi produk olahan berbahan dasar daging sapi.
D. Harga pakan terus meningkat, pakan yang diberikan pada sapi potong sangat mempengaruhi
kualitas dagingnya.
e. Kekurangan air pada musim kemarau.
F. Sulitnya mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.
G. Harga daging sapi murah.
H. Usaha peternakan sapi potong belum mencapai skala usaha yang efisien.
3. Peluang
A. Meningkatkan derajat perekonomian masyarakat, dengan peningkatan tersebut maka akan
memperbaiki pola konsumsi masyarakat. Dengan demikian, keinginan untuk mengonsumsi daging
sapi pun akan meningkat.
B. Tingkat sosial di masyarakat meningkat yang menyebabkan daging sapi menjadi andalan
menu utama dalam menyajikan hidangan.
C. Permintaan produk olahan (bakso, sosis, dll) cenderung meningkat.
4. Ancaman
A. Harga impor jauh lebih murah sehingga konsumen beralih.
B. Berbagai produk olahan yang dijual harganya lebih murah dan jenisnya beragam sehingga lebih
menarik.
C. Penghapusan kebijakan pemerintah mengenai busep (bukti serapan) mengenai kebijakan
pemerintah melalui Keputusan Tiga Menteri yang memperbolehkan pembelian daging dalam
negeri.
Strategi Pembangunan
Strategi pengembangan dirumuskan berdasarkan faktor internal dan eksternal yang
teridentifikasi. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan dalam pengembangan usaha peternakan sapi
potong adalah:
1. Strategi JADI
A. Meningkatkan skala usaha di tingkat petani. Lembaga keuangan yang ada perlu memberikan
fasilitas kemudahan berupa pinjaman lunak dengan prosedur sederhana yang dapat digunakan
petani untuk meningkatkan skala usaha agar lebih efisien.
4. Strategi WT
2365 http://eduvest.greenvest.co.id
Machine Translated by Google
Sejalan dengan (Nursan & Sukarne, 2021) menyatakan bahwa strategi pengembangan
agribisnis yang perlu dilaksanakan adalah strategi strenght-opportunity (SO) yang mencakup
strategi peningkatan populasi dan produktivitas ternak dengan memanfaatkan teknologi
reproduksi, dan teknologi pertanian. taman, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
SDM peternak.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang diolah dengan matriks SWOT dapat disimpulkan bahwa
strategi yang cocok dalam mengembangkan usaha peternakan sapi potong di Indonesia
adalah strategi Strength-Opportunities (SO), yaitu dengan memperkuat permodalan agar
berdaya saing, memperluas usaha. mengembangkan peternakan sapi potong, dan
meningkatkan hasil ternak. sapi potong.
REFERENSI
Adhimah, S. (2020). Peran Orang Tua Dalam Menghilangkan Rasa Canggung Anak Usia Dini
(Studi Kasus Di Desa Karangbong Rt. 06 Rw. 02 Gedangan Sidoarjo). Jurnal Pendidikan
Anak, 9(1), 57–62.
Agustomo, M., N Rahmawat, NR, & Sulhadi, S. (2020). Kajian Strategi Pengembangan Usaha
Peternakan Sapi Potong Berbasis Integrasi Tanaman Pangan Padi (Oriza Sativa) Di
Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan.
Prosiding Webminar Nasional Seri Sistem Pertanian Terpadu Dalam Pemberdayaan
Petani Di Era New Normal, 378–392.
Anari, O., Suryahadi, S., & Pandjaitan, NH (2018). Strategi Pengembangan Ternak Sapi
Potong Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Manajemen Ikm: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah, 13(2),
109–115.
Arkandito, GF, Maryani, E., Rahmawan, D., & Wirakusumah, TK (2016).
Komunikasi Verbal Pada Anggota Keluarga Yang Memiliki Anak Indigo.
Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(1).
Hubeis, M. (2020). Strategi Pengembangan Sapi Potong Di Wilayah Pengembangan Sapi Bali
Kabupaten Barru. Manajemen Ikm: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil
Menengah, 15(1), 48–61.
Lisabella, M., & Hasmawaty, H. (2021). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan
Kualitas Kehidupan Kerja (Quality Of Work Life)
Terhadap Keterlibatan Pegawai (Employee Engagement) Serta Implikasinya Pada
Kepuasan Kerja Pegawai. Jurnal Nasional Manajemen Pemasaran & Sdm, 2(4), 209–
226.
2367 http://eduvest.greenvest.co.id