Anda di halaman 1dari 7

Manajemen IKM, September 2018 (109-115) Vol. 13 No.

2
ISSN 2085-8418; EISSN 2622-9250 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/

Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong untuk Meningkatkan Pendapatan


Petani Kabupaten Manokwari, Papua Barat

Marketing Strategy of Beef Cattle to Increase Farmers Income


Manokwari District, Papua Barat

Oktovianus Anari 1, Suryahadi 2 dan Nora Herdiana Pandjaitan3

1 Mahasiswa Program Studi Pengembangan Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor
2 Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga Bogor 16680


3 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Jl. Kamper Kampus IPB Darmaga Bogor 16680

ABSTRAK

Kabupaten Manokwari merupakan basis pemeliharaan ternak sapi potong, serta produksi bibit,
pakan dan sapronak kegiatan ini sangat mendukung tercapainya produktivitas sapi potong yang baik.
Sementara penanganan pascapanen memegang peran yang sangat kuat untuk meningkatkan pendapatan
petani dan nilai tambah (value added) bagi daging sapi. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara
integritas agar terbentuk sistem usaha pemeliharaan ternak sapi yang baik. Tujuan penelitian adalah (1)
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pengembangan usaha pemeliharaan ternak sapi
potong, (2) menyusun skala usaha pemeliharaan ternak sapi potong dan pemasaran yang tepat untuk
Kabupaten Manokwari, dan (3) menyusun alternatif strategi pengembangan usaha ternak sapi potong
untuk peningkatan pendapatan petani Kabupaten Manokwari. Pengolahan dan analisis data
menggunakan: (1) analisis matriks EFE (external factor evaluation) dan IFE (internal factor evaluation); (2)
matriks internal external (IE) untuk melakukan pemetaan terhadap skor total matriks IFE dan EFE; (3)
analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematik untuk merumuskan strategi pemasaran; (4) QSPM (Quantitative Strategic Planning
Matrix) untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi yang
bervariasi yang telah dipilih dan untuk menetapkan strategi mana yang dianggap paling baik.

Kata kunci: kualitas, pemasaran, peternakan, sapi potong

ABSTRACT

Manokwari District is the base of raising beef cattle, and the production of seeds, feed,
livestockproduction facilities.This activity production facilities strongly supports the achievement of
good beef cattle productivity.The objectives of the research were (1) to identify factors influencing the
development of beef cattle business, (2) to establish the scale of beef cattle and appropriate marketing and
(3) to develop alternative strategy of beef cattle business development for improvement income of
farmers of Manokwari District. Processing and data analysis used: (1) External Factor Evaluation (EFE)
andInternal Factor Evaluation (IFE), (2) external internal (IE) matrix; (3) Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats (SWOT); and (4) Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) analysis.
Determination of priority strategies with QSPM, based on the results of alternative strategies resulting
from the SWOT matrix. Based on the calculation of QSPM matrix, there are three strategic priorities that
can be implemented, namely (1) strengthening the capital to compete, (2) expanding the market share of
beef cattle and (3) improving the quality of beef cattle.

Key words: beef cattle, livestock, marketing, quality

________________
*) Korespondensi:
Jl. Percetakan Negara Manokwari, Papua Barat, Papua; email: ottis.anari@gmail.com
110 Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong

PENDAHULUAN Menurut data Dinas Pertanian/Peternakan


Kabupaten Manokwari (2009), jumlah ternak sapi
Usaha peternakan sapi potong merupakan di Kabupaten Manokwari berkisar 16.802 ekor
komoditas sub-sektor peternakan, yang sangat sehingga laju pertumbuhan populasi usaha
potensial dan strategis. Pembangunan peternakan pemeliharaan ternak sapi sangat meningkatkan
mempunyai prospek sangat baik di masa depan ekonomi di Kabupaten Manokwari. Untuk itu
karena permintaan bahan-bahan yang berasal dari perlu diidentifikasi alternatif pola pengembangan
ternak sangat meningkat seiring dengan pening- peternakan rakyat yang mempunyai skala usaha
katan jumlah penduduk, pendapatan dan yang ekonomis dan mampu memberikan
kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi kontribusi terhadap pendapatan keluarga yang
pangan bergizi tinggi, sebagai pengaruh dari cukup memadai. Masyarakat yang tinggal
naiknya tingkat pendidikan dan pendapatan rata- didaerah terpencil kurang mengetahui informasi
rata penduduk. Konsumsi daging sapi di pasar produk-produk peternakan. Kurangnya
Indonesia setiap tahun selalu meningkat, sejalan informasi menyebabkan usaha budidaya ternak
dengan bertambahnya jumlah penduduk, pening- kurang berkembang. Produksi ternak yang
katan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, dihasilkan suatu daerah hanya dapat dijual di
serta semakin tingginya tingkat kesadaran pasar-pasar didaerah yang bersangkutan maupun
masyarakat akan pentingnya protein hewani pasar daerah terdekat (Suresti dan Wati, 2012).
(Tadeta et al., 2016). Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengiden-
Dirjen Peternakan menyatakan bahwa tifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pengem-
potensi besar pengembangan peternakan rumi- bangan usaha pemeliharaan ternak sapi potong;
nansia kemungkinan berasal dari peternakan (2) Menyusun alternatif strategi pemasaran usaha
rakyat (skala usaha), karena 90% produksi sapi ternak sapi potong untuk peningkatan pen-
bakalan dalam negeri dilakukan peternak rakyat. dapatan petani Kabupaten Manokwari.
Impor daging sapi untuk memenuhi kebutuhan
pasar masih terus dilakukan, karena sapi lokal
METODE PENELITIAN
Indonesia masih belum mampu menghasilkan
dagingdengan kualitas premium. Daging yang
Lokasi yang dipilih untuk melakukan
diimpor tersebut mempunyai beberapa kelebihan,
penelitian adalah usaha pemeliharaan sapi potong
yaitu lebih empuk, derajat marbling yang tinggi
di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari, Papua
sehingga sangat disukai oleh konsumen (Priyanto
Barat. Lokasi penelitian memiliki lahan dan usaha
et al., 2015).
peternakan yang baik. Pelaksanaan penelitian
Kabupaten Manokwari memiliki beberapa
akan dilakukan dari bulan November 2017-April
daerah yang sangat baik untuk peningkatan usaha
2018. Usaha pemeliharaan ternak sapi potong
pemeliharaan ternak sapi. Distrik Prafi merupa-
rata-rata memiliki tiga puluh sampai lima puluh
kan daerah yang berpotensi untuk pengembangan
ekor ternak sapi potong, yaitu:
usaha pemeliharaan ternak sapi karena faktor
1. Usaha pemeliharaan sapi potong milik Bapak
lingkungan yang sangat baik, serta adanya lahan
Ismanu yang berada di Prafi SP3 jalur 3 Distrik
dan pakan yang sangat mendukung dalam usaha
Prafi.
pemeliharaan ternak sapi potong. Produktivitas
2. Usaha pemeliharaan sapi potong milik Bapak
ternak sapi dipengaruhi oleh genetik, pakan dan
Yono yang berada di Prafi SP3 jalur 4 Distrik
tatalaksana. Untuk mencapai produksi yang
Prafi.
optimal, peternak perlu memperhatikan umur
3. Usaha pemeliharaan sapi potong milik Bapak
bakalan yang digunakan. Sebaiknya peternak
Sangaji berada di Masni SP3 jalur 3 Distrik
menggunakan sapi bakalan yang berumur di atas
Prafi.
satu tahun (Indrayani et al., 2012). Ternak-ternak
Analisis data dalam kajian ini mengguna-
sapi yang dipelihara pada peternakan rakyat
kan pendekatan kualitatif pada prinsipnya
secara umum akan mengalami kekurangan pakan
berproses secara analisa deskripsi (content
karena jumlah pakan yang diberikan biasanya
analysis). Secara umum sebenarnya proses analisa
tidak sesuai dengan kebutuhan ternak, kualitas-
telah dimulai sejak peneliti menetapkan fokus
nya rendah, dan jarang sekali yang memberikan
permasalahan dan lokasi penelitian, kemudian
pakan tambahan seperti konsentrat (Wiyatna et
menjadi intensif ketika turun ke lapangan.
al., 2012).
Menurut Miles dan Michael (1992), teknik analisis

ANARI ET AL Manajemen IKM


Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong 111

data kualitatif terdiri dari tahapan berikut (a) Tabel 1. Matriks IFE
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor
External Factor Evaluation (EFE), (b) Matriks Kekuatan
Internal External (IE), (c) Analisis SWOT (Strengths, 1. Ketersediaan modal internal 0,14 3,7 0,52
Weaknesses, Opportunities, Threats) dan (d) Matriks 2. Peternakan memberikan 0,1 3,3 0,33
QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix). pendapatan yang optimal
3. Ketersedian lahan yang 0,1 3,7 0,37
cukup
HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Tenaga kerja cukup tersedia 0,06 1,7 0,1
5. Manajemen kuat 0,08 1,7 0,14
Kabupaten Manokwari merupakan salah Kelemahan
satu dari 12 (dua belas) Kabupaten dan satu kota 1. Sistem informasi dan 0,11 1,7 0,19
di Propinsi Papua Barat yang terletak pada posisi komukasi yang kurang
di bawah garis katulistiwa, antara 0"14'S dan 2. Sistem pemasaran masih 0,1 2,3 0,23
tradisional
130"31'E. Secara administrasi Kabupaten
3. Fasilitas pemasaran terbatas 0,1 2 0,37
Manokwari terdiri dari 9 Distrik, 9 kelurahan dan
4. Keterbatasan fasilitas
164 kampung. Dari potensi peternakan selain babi peternakan 0,1 2 0,2
yang sudah menjadi primadona di Papua adalah 5. Kurangnya akses untuk
ternak sapi potong. Adapun usaha pemeliharaan mendapatkan pelayanan 0,11 2,7 0,3
ternak sapi potong yang dijadikan bahan kesehatan ternak
penelitian ini ada 3 usaha ternak sapi potong,
yaitu (1) milik Bapak Ismanu yang berada di Prafi Total 1 2,58
SP3 jalur 3 Distrik Prafi, (2) milik Bapak Yono
yang berada di Prafi SP3 jalur 4 Distrik Prafi, dan Tabel 2. Matriks EFE
(3) milik Bapak Sangaji berada di Masni SP3 jalur Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Skor
3 Distrik Prafi. Peluang
Dari pengamatan di lapangan, diperoleh 1. Kebutuhan daging sapi 0,12 3,3 0,4
data mengenai kondisi usaha ternak sapi tersebut. di masyarakat
Faktor-faktor internal dan eksternal yang telah meningkat
teridentifikasi tersebut selanjutnya dievaluasi 2. Kebutuhan sapi lokal 0,11 3,3 0,36
menggunakan matriks Internal Factor Evaluation yang meningkat
3. Dukungan pemerintah 0,09 3 0,27
(IFE) dan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE).
daerah yang tinggi
Matriks IFE 4. Berkembangnya
Matriks IFE digunakan sebagai evaluasi teknologi 0,09 1,7 0.15
pengembangan ternak
terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
sapi dengan IB
dalam strategi pemasaran ternak sapi potong di
5. Meningkatnya jumlah
Kabupaten Manokwari Papua Barat (Tabel 1). penduduk pendatang 0,1 1,7 0,17
Matriks EFE Ancaman
Matriks EFE digunakan sebagai evaluasi 1. Masuknya pedagang 0,1 1,3 0,13
terhadap peluang dan ancaman yang dimiliki sapi dari luar
dalam strategi pemasaran ternak sapi potong di 2. Investor luar dengan 0,1 1,7 0,17
Kabupaten Manokwari Papua Barat (Tabel 2). modal yang cukup
Total skor faktor internal sebesar 2,58 dan tinggi
total skor faktor eksternal sebesar 2,17. Hal ini 3. Kondisi ekonomi 0,09 2 0,18
menunjukkan bahwa usaha pemasaran ternak masyarakat tidak
merata
sapi potong di Kabupaten Manokwari Papua
4. Terbatasnya akses 0,09 1,3 0,12
Barat berada pada posisi pertumbuhan dan stabil
transportasi di
(2,00-2,99) dalam merespon kekuatan dan peluang Kabupaten Manokwari
serta meminimalkan kelemahan dan ancaman 5. Kurangnya daya beli
eksternal. Menurut Rangkuti (2008), usaha yang masyarakat 0,11 2 0,22
dilakukan berada pada total skor IFE dan EFE
Total 1 2,17
antara 2,00 hingga 2,99 menunjukkan bahwa
posisi pertumbuhan dan stabil.

Vol. 13 No. 2 September 2018


112 Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong

Matriks IE (Internal-Eksternal) Tabel 3. Rekapitulasi IFE dan EFE


Matriks IE didasarkan pada dua dimensi
No. Uraian Nilai
kunci, yaitu total skor matriks IFE pada sumbu x
1. Faktor Internal
dan total skor matriks EFE pada sumbu y. Matriks
Kekuatan 1,46
IE (Gambar 1) dapat mengidentifikasi 10 sel
Kelemahan 1,12
strategi dan dapat dikelompokkan menjadi
2. Faktor Eksternal
strategi utama, yaitu growth strategy, stability
Peluang 1,35
strategy dan retrenchment strategy. Menurut
Ancaman 0,82
Rangkuti (2008), bahwa total skor berbobot untuk
IFE maupun EFE adalah:
Berdasarkan hasil rekapitulasi pada Tabel 3
- Kuat : 3,00 – 4,00
maka strategi keseluruhan dapat diketahui
- Rata-rata : 2,00 – 2,99
dengan menggunakan peluang sebaik-baiknya,
- Lemah : 1,00 – 1,99
mencoba meminimalisir kelemahan, mengguna-
kan tingkat kekuatan sebagai modal utama dasar,
Perumusan Matriks SWOT
serta menekan ancaman yang ada pada
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
pemasaran ternak sapi potong di Kabupaten
Matriks SWOT digunakan untuk merumus- Manokwari Papua Barat. Hasil dari matriks
kan alternatif strategi pemasaran ternak sapi SWOT tersebut.
potong di Kabupaten Manokwari Papua Barat Berdasarkan hasil analisis dengan SWOT
dengan memadukan faktor internal dan eksternal, maka disusun prioritas strategi berdasarkan
hasil dari tahap input matriks IFE dan EFE yang kombinasi strategiyang memiliki nilai paling
dapat dilihat pada Gambar 2. tinggi sampai paling rendah. Berdasarkan hasil
analisis dengan SWOT, terlihat bahwa strategi SO
Rekapitulasi hasil perhitungan kekuatan, menghasilkan bobot tertinggi diikuti dengan
kelemahan, peluang dan ancaman strategi ST, WO dan WT. Strategi SO ini
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah
dan memanfaatkan peluang yang sebesar-
dilakukan, maka didapatkan nilai akhir dari
besarnya. Strategi SO berdasarkan matriks SWOT
faktor-faktor internal yaitu kekuatan dan
memiliki beberapa strategi, yaitu:
kelemahan, serta faktor-faktor eksternal yaitu
peluang dan ancaman, seperti pada Tabel 3.

Skor bobot IFE


4,00 3,00 2,00 1,00
4,00 2,58
1 2 3
Growth Growth Retrenchment

3,00
4 5 6
2,17 Stability Growth Retrenchment
Stability
2,00
7 8 9
Growth Growth Likuidasi

1,00
Gambar 1. Diagram matriks IE

ANARI ET AL Manajemen IKM


Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong 113

Faktor kekuatan (S) Faktor kelemahan (W)


Faktor Internal 1. Ketersediaan modal internal 1. Sistem informasi dan komukasi yang
2. Peternakan memberikan kurang
pendapatan yang optimal 2. Sistem pemasaran yang masih
3. Ketersedian lahan yang cukup tradisional
4. Ketersedian pakan ternak 3. Fasilitas pengembangan peternakan
5. Adanya Pasar terbatas dalam hal pemasaran
Faktor Eksternal 4. Keterbatasan fasilitas peternakan
5. Kurangnya akses untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan ternak

Faktor peluang (O) Strategi SO (agresif) Strategi WO (diversifikasi)


1. Kebutuhan daging sapi di 1. Memperluas pengembangan 1. Meningkatkan volume penjualan
masyarakat sapi potong (O1,O2,O3; (O1,O2,O3; W1,W2,W3)
2. Kebutuhan sapi lokal yang S1,S2,S3,S4,S5) 2. Menyediakan informasi dalam
meningkat 2. Meningkatkan kualitas hasil meningkatkan penjualan (O1,O2;
3. Dukungan Pemerintah Daerah ternak sapi potong (O1, O2; W1,W2,W3)
yang tinggi S3,S5) 3. Mengembangkan peternakan
4. Berkembangnya teknologi 3. Memperkuat permodalan berbasis sumberdaya ternak lokal
pengembangan ternak dengan agar dapat bersaing (O1,O2, (O1,O3; W1,W2,W3)
IB O3; S1,S2)
5. Meningkatnya jumlah
penduduk pendatang

Faktor ancaman (T) Strategi ST (diferensiasi) Strategi WT (defensif)


1. Masuk pedagang sapi dari luar 1. Melakukan pembinaan usaha 1. Menyusun sistem informasi
2. Investor luar dengan modal ternak sapi potong (T1,T2,T3; pengembangan ternak sapi potong
yang cukup tinggi S1,S2,S3) (T1,T2,T3; W1,W2,W3)
3. Kondisi ekonomi masyarakat 2. Meningkatkan pelayanan 2. Meningkatkan kualitas sumberdaya
4. Terbatasnya transportasi di dalam pemasaran ternak sapi manusia (T1,T3; W1,W2)
Kabupaten Manokwari (T2,T3; S1,S3) 3. Meningkatkan jaringan kemitraan
5. Kurangnya daya beli 3. Menciptakan situasi kondusif (T1,T2; W1,W2,W3)
masyarakat dalam pengembangan ternak
sapi potong (T2,T3; S3)

Gambar 2. Rumusan strategi pemasaran dengan matriks SWOT

1. Memperluas pengembangan sapi potong potong memiliki ruang gerak pengembangan


Pengembangan sapi potong menjadi sangat yang luas, karena belum adanya dukungan
penting di Kabupaten Manokwari Papua pasar yang potensial berdasarkan penelusuran
Barat. Karena keterbatasan populasi yang ada, dari sisi penawaran (supply) dan sisi perminta-
permintaan ternak keluar daerah sangat an (demand). Agar tetap eksis sebagai produsen
banyak, namun karena keterbatasan, maka sapi potong, para peternak harus senantiasa
kendala peternak dipenuhi oleh setiap meningkatkan kuantitas dan kualitas sapi yang
pedagang bermodal besar. Tetapi yang paling dihasilkan melalui faktor-faktor produksi
disenangi adalah dengan perputaran tersebut secara efisien yaitu efisien secara teknis: peng-
adanya ternak dari pemerintah daerah gunaan sistem tata kelola pemeliharaan yang
khususnya pemerintah Kabupaten Manokwari dapat meningkatkan pendapatan peternak
Papua Barat menyiapkan dana talangan untuk sehingga menghasilkan nilai tambah (berat
membeli sapi potong yang berada di peternak badan ternak) dan waktu yang lebih singkat
sapi potong. Karena pembelian dalam jumlah dan efisien secara harga, melalui penambahan
yang lebih banyak, pemilihan pola pengem- biaya produksi untuk mendapatkan harga
bangan tersebut sangat efisien dalam menjual jualan produk yang lebih tinggi.
hasil ternak sapi potong dan umumnya 2. Meningkatkan kualitas hasil ternak sapi
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang ada. potong
Berdasarkan uraian tersebut, memperlihatkan Salah satu pemasaran sapi potong adalah
bahwa dimasa yang akan datang komoditi sapi dengan meningkatkan kualitas hasil ternak

Vol. 13 No. 2 September 2018


114 Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong

sapi potong, yaitu dengan meningkatkan skala 5. Menyediakan informasi dalam meningkatkan
usaha yang ada, dengan memacu produksi penjualan
anakan sapi potong, baik dari anakan langsung 6. Mengembangkan peternakan berbasis sumber-
ataupun membeli anakan dari luar daerah. daya ternak lokal
Keunggulan dari wilayah Kabupaten Manok- 7. Melakukan pembinaan usaha ternak sapi
wari yang masih tersedianya pakan alami, hal potong
ini dapat meningkatkan kualitas daging sapi 8. Meningkatkan pelayanan dalam pengembang-
potong. sehingga dapat menambah berat tum- an ternak sapi potong
buh sapi secara cepat, memberikan keuntung- 9. Menciptakan situasi kondusif dalam pengem-
an bagi peternak sapi potong, karena pakan bangan ternak sapi potong
alami tidak terlalu banyak dalam mengeluar- 10. Menyusun sistem informasi pemasaran ternak
kan biaya. Pemberian pakan dan nutrisi pada sapi potong
sapi potong sangat berpengaruh terhadap 11. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
perkembangan sapi potong yang siap dijual. 12. Meningkatkan jaringan kemitraan
3. Memperkuat permodalan agar dapat bersaing Berdasarkan perhitungan matriks QSPM,
Meningkatkan skala usaha di tingkat peternak ada 3 (tiga) prioritas alternatif strategi yang
dengan memanfaatkan peran lembaga keuang- paling tepat diimplementasikan, yaitu (1)
an yang ada di Kabupaten Manokwari Papua memperkuat permodalan agar dapat bersaing, (2)
Barat. Lembaga keuangan yang ada di lokasi Memperluas pengembangan usaha sapi potong,
penelitian memberikan fasilitas kemudahan dan (3) Meningkatkan kualitas hasil ternak sapi
berupa kredit lunak dengan prosedur seder- potong. Hasil ini sesuai dengan hasil strategi
hana yang dapat dimanfaatkan peternak untuk SWOT yang menyatakan strategi SO memiliki
meningkatkan skala usaha sehingga menjadi skor tertinggi diantara strategi yang lain, tetapi
lebih efisien. Misalnya dengan menambah yang menjadi prioritas adalah memperkuat
jumlah sapi potong sehingga mendekati kom- permodalan agar dapat bersaing (skor 5,35).
posisi ternak yang memberikan keuntungan Perhitungan matriks QSPM dengan ketiga strategi
optimal. Hal ini sesuai dengan Barokah (2009), yang paling prioritas dapat dilihat pada Tabel 4.
yaitu meningkatkan dan mengoptimalkan
peran kelembagaan keuangan yang telah ada
KESIMPULAN
untuk memperbaiki manajemen pengelolaan
sapi oleh peternak.
1. Hasil analisis terhadap lingkungan internal
dan eksternal pengembangan sapi potong
Analisis Strategi QSPM
menunjukkan ada 10 faktor internal dan 10
Tahap pengambilan keputusan adalah faktor eksternal yang berpengaruh, menunjuk-
tahap untuk menentukan daftar prioritas kan pengembangan ternak sapi potong di
alternatif strategi yang paling prioritas untuk Kabupaten Manokwari Papua Barat pada
diimplementasikan. Matriks perencanaan strategis matriks IE berada pada posisi pertumbuhan
kuantitatif QSPM merupakan teknik yang secara stabil berdasarkan nilai skor faktor internal
objektif dapat menetapkan alternatif strategi yang 2,58 dan faktor eksternal 2,17.
paling prioritas untuk diimplementasikan. 2. Berdasarkan analisis SWOT, didapatkan priori-
Prioritas alternatif strategi ditentukan dengan tas strategi hasil kombinasi strategiyang memi-
melihat tingkat Total Nilai Daya Tarik (Total liki nilai paling tinggi, yaitu strategi SO
Attractiveness Score/TAS). (strength-opportunity), alternatif strategi dimak-
Penentuan strategi prioritas dilakukan sud adalah (a) Memperkuat permodalan agar
berdasarkan hasil alternatif strategi yang dapat bersaing, (b) Memperluas pengembang-
dihasilkan dari matriks SWOT yang ada dengan an usaha sapi potong, dan (c) Meningkatkan
analisis matriks QSP. kualitas hasil ternak sapi potong.
1. Memperluas pengembangan usaha sapi potong 3. Dari matriks QSP, diperoleh strategi utama
2. Meningkatkan mutu hasil ternak sapi potong yang dapat diimplementasikan adalah mem-
3. Memperkuat permodalan agar dapat bersaing perluas pengembangan usaha sapi potong.
4. Meningkatkan populasi sapi potong

ANARI ET AL Manajemen IKM


Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong 115

Tabel 4. Perhitungan QSPM

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3


Faktor Kunci Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
 Ketersediaan modal internal 0,14 3 0,42 4 0,56 4 0,56
 Peternakan memberikan pendapatan yang optimal 0,1 4 0,4 3 0,3 4 0,4
 Ketersedian lahan yang cukup 0,1 3 0,3 4 0,4 4 0,4
 Ketersediaan tenaga kerja 0,06 3 0,18 4 0,24 4 0,24
 Manajemen yang kuat 0,08 3 0,24 4 0,32 4 0,32
Kelemahan
 Sistem informasi dan komunikasi yang kurang 0,11 2 0,22 2 0,22 2 0,22
 Sistem pemasaran yang masih tradisional 0,1 2 0,2 1 0,1 1 0,1
 Fasilitas pemasaran terbatas 0,1 2 0,2 2 0,2 1 0,1
 Keterbatasan fasilitas peternakan 0,1 2 0,2 2 0,2 1 0,1
 Kurangnya akses untuk mendapatkan pelayanan 0,11 1 0,11 2 0,22 1 0,11
kesehatan ternak
Peluang
 Kebutuhan daging sapi di masyarakat 0,12 4 0,48 4 0,48 4 0,48
 Kebutuhan sapi lokal meningkat 0,11 3 0,33 3 0,33 3 0,33
 Dukungan Pemerintah Daerah yang tinggi 0,09 4 0,36 4 0,36 4 0,36
 Berkembangnya teknologi pengembangan ternak 0,09 4 0,36 4 0,36 3 0,27
dengn IB
 Meningkatnya jumlah penduduk pendatang 0,1 3 0,3 3 0,3 3 0,3
Ancaman
 Masuk Pedagang sapi dari luar 0,1 2 0,2 1 0,1 2 0,2
 Investor luar dengan modal yang cukup tinggi 0,1 2 0,2 2 0,2 2 0,2
 Kondisi ekonomi masyarakat yang tidak merata 0,09 2 0,18 2 0,18 2 0,18
 Terbatasnya transportasi di Kabupaten Manokwari 0,09 1 0,09 2 0,18 2 0,18
 Kurangnya daya beli masyarakat 0,1 1 0,1 1 0,1 2 0,2
Total Nilai Daya Tarik 5,07 5,35 5,25
Urutan Prioritas Strategi 3 1 2

DAFTAR PUSTAKA Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 20(2):


108-114.
Barokah, U. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah
Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kasus Bisnis. Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Kabupaten Boyolali. Jurnal Sains Peternakan. Utama. Jakarta (ID).
7(2): 80-86. Suresti, A., R. Wati. 2012. Strategi Pengembangan
Dinas Peternakan Kabupaten Manokwari. 2009. Usaha Peternakan Sapi Potong di
Laporan Tahunan. Dinas Peternakan Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Peternakan
Kabupaten Manokwari. Manokwari (ID). Indonesia. 14(1): 249-262.
Indrayani, I, R. Nurmalina, A. Fariyanti. 2012. Suroto, K.S., Nurhasan. 2014. Pengaruh Potensi
Analisis Efisiensi Teknis Usaha Peng- Peternak dalam Pengembangan Sapi
gemukan Sapi Potong di Kabupaten Agam Potong di Kecamatan Damsol Kabupaten
Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Peternakan Donggala. Jurnal Buana Sains. 14(1): 11-20.
Indonesia. 14(1): 286-296. Tadeta, M.A., F.H. Elly, L.S. Kalangi, R. Hardju.
Miles, M.B., A.M. Huberman. 1992. Analisis Data 2016. Pengaruh Pendapatan Masyarakat
Kualitatif. Penterjemah Tjetjep Rohendi Terhadap Konsumsi Daging Sapi Di Desa
Rohidi. Jakarta (ID). Terjemahan dari Kotabunan Kecamatan Kotabunan Kabu-
Qualitative Data Analysis. paten Bolaang Mongondow Timur. Jurnal
Priyanto, R., A.M. Fuah, E.L. Aditia. 2015. Pening- Zootek. 36(2): 363-371.
katan Produksi dan Kualitas Daging Sapi Wiyatna, M.F., E. Gurnadi, K. Mukidjo. 2012.
Lokal Melalui Penggemukan Berbasis Produktivitas Sapi Peranakan Ongole pada
Serealia pada Taraf Energi yang Berbeda. Peternakan Rakyat di Kabupaten Sume-
dang. Jurnal Ilmu Ternak. 12(2): 22-25.

Vol. 13 No. 2 September 2018

Anda mungkin juga menyukai