Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAAN PETERNAK BABI DI DESA LOBALAIN KABUPATEN ROTE NDAO

OLEH

THERSI FRISKA ABUSAMAN

2005030112

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ternak babi adalah salah satu sumber daging dan merupakan sumber pemenuhan gizi
yang sangat efesiensi sehingga arti ekonomi sebagai ternak potong cukup tinggi. Secara
ekonomis ternak babi sangat menguntungkan bila dilihat dari sistem reproduksinya karena babi
merupakan hewan prolific. Hal ini dapat dicapai dengan reproduksi, manajemen pakan,
ketepatan perkawinan, calving interfal, presentase konsepsi, dan perbaikan mutu genetik
(Ginting dan Aritonang, 1988).

Tujuan utama dari seorang produsen ternak babi adalah mengusahakan agar diperoleh
keuntungan yang memuaskan dari penjualan stock bibit, bibit potong atau hasil ternak babi.
Tujuan kedua mungkin termasuk hal-hal seperti melestarikan suatu tradisi keluarga, memenuhi
corak kehidupan desa dan berpartisipasi aktif dalam pengadaan pangan nasional atau
internasional ( Sihombing, 1997).

Pulau Rote di kabupaten Rote Ndao sebagai salah satu pulau kecil paling selatan di
wilayah NKRI, hanya memiliki luas daratan 1,280,50 km2 dan luas lautan 2,376 km2 dengan total
panjang garispantai kurang lebih 330 km (Rote Ndao Dalam Angka, 2015). Pada skala makro
menunjukan bahwa kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Rote Ndao masih
lebih rendah dibandingkan dengan sub sektor tanaman pangan dan peternakan (Rote Ndao
Dalam Angka, 2015). Umes, et al. (2015) menyatakan bahwa ternak babi merupakan usaha
masyarakat di Nigeria untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat.

Ternak babi lokal mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan babi ras, yakni ; pengolahannya sederhana, toleran terhadap
sembarang makanan, lebih tahan terhadap penyakit dan sangat cocok diusahakan di pedesaan
( Aritonang, 1997). Keberhasilan suatu peternakan babi dipengaruhi oleh faktor bangsa babi
yang memiliki sifat mothering ability yang tinggi, kualitas pakan yang bermutu tinggi dan tata
laksana atau manajemen pemeliharaan yang baik. Salah satu ciri manajemen yang baik adalah
dilakukan pencatatan (recording) yang baik.
Walaupun peranan ternak babi telah dirasakan penting oleh masyarakat di kecamatan
lobalain, namun permasalahannya belum mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pendapatan dari usaha ternak babi milik mereka. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul “ Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak
babi di kecamatan lobalain kabupaten Rote Ndao “

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penilitian ini adalah bagaimana analisis faktor- faktor yang
mempengaruhi pendapatan peternak babi di kecamatan lobalain?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pendapatan peternak babi di kecamatan Lobalain

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak babi di


kecamatan Lobalain.

3. Menganalisis populasi ternak babi di kecamatan Lobalain.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai


pendapatan peternak babi di kecamatan Lobalain.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman serta menjadi rujukan informasi bagi peneliti lain


sehingga memberikan referensi untuk peneliti terkait.

b. Bagi Akademis

Memberikan sumbangan pemikiran serta kajian untuk mengembangkan ilmu


pengetahuan di bidang peternakan pada masa yang akan datang.
c. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi mengenai pendapatan peternak babi di kecamatan Lobalain .


BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Konsep usahatani

Usahatani mempunyai arti yang sangat penting dalam pertanian karena usahatani
merupakan suatu tempat di permukaan bumi ini dimana kegiatan pertanian diselenggarakan.
Suatu usahatani dapat diukur dari nilai mutlak pendapatan dan tingkat keberhasilannya
(Suratiyah 2009). Usahatani dapat pula dinyatakan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam
sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang baik. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu
usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan,
dan mengkondisikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin
sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang maksimal (Soekartawi 1986). Usahatani
menurut Mosher (1965) adalah himpunan sumber-sumber alam yang terdapat di permukaan
bumi tempat pertanian diselenggarakan oleh petani tertentu.

Petani atau produsen akan menghasilkan produktivitas usahatani yang tinggi apabila
mereka dapat mengalokasikan sumberdaya dengan seefisien dan seefektif mugkin. Faktor
produksi usahatani memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk berproduksi secara
berkelanjutan, namun nilai produktivitas dapat ditingkatkan apabila dengan pengelolaan yang
sesuai. Unsur-unsur dalam usahatani meliputi tanah atau lahan, tenaga kerja, modal dan
manajemen (Suratiyah 2015)

2.2 Usaha Ternak Babi

Usaha peternakan babi merupakan usaha yang sudah dilakukan dalam kurun waktu yang
cukup lama di Indonesia. Peternakan babi dilapangan menunjukkan skala usaha sangat beragam.
Beberapa daerah tempat bekembangnya peternakan babi adalah Tapanuli Utara, Nias, Toraja,
Nusa tenggara Timur, Bali , Kalimantan Barat dan Irian Jaya ternak babi hanya sebagai sambilan
usaha keluarga.Ternak babi yang dipelihara secara intensif akan dapat menghasilkan produksi
daging yang baik dengan menjalankan manajemen yang baik.
Ternak babi juga merupakan ternak yang paling subur untuk dipelihara dan kemudian
dijual. Jumlah anak yang dilahirkan lebih dari satu, serta jarak dari satu kelahiran dan kelahiran
berikutnya pendek, hal ini memungkinkan untuk menjual dalam jmlah yang besar. Babi yang
besar dapat dengan mudah memproduksi litter size yang masing-masing terdiri dari rata-rata 10
ekor babi perkelahiran.

Ternak babi tergolong dalam ternak monogastrik dimana memiliki kemampuan dalam
mengubah bahan makanan secara efesien apabila ditunjang dalam kualitas ransum yang
dikonsumsinya. Menurut Rothschild dan Ruvinsky (2010) bahwa spesies babi yang ada di dunia
ini ada tujuh spesies. Tujuh spesies dari babi adalah Sus scrofa, Sus verrucosus, Sus barbatus,
Sus celebenis, Sus philippensis, Sus cebifrons, dan Sus salvanius.

2.3 Faktor Produksi

Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi.
Fungsi produksi dapat menunjukkan sifat hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat
produksi yang dihasilkan(Soekartawi 2003).

Adapun empat macam faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan proses produksi,
yakni:

a. Tanah

Dalam peternakan luas lahan mempunyai kedudukan yang sangat penting artinya untuk
menentukan tingkat produktivitas dari suatu usahatani. Menurut Adiwilaga (1992) produktivitas
adalah sebagai perbandingan antara hasil produksi dengan faktor produksi dalam sutu satuan
tertentu. Produktivitas lahan dapat diartikan sebagai perbandingan hasil produksi dengan faktor
produksi lahan dalam satuan hektar. Dalam usaha ternak kambing, tanah dibutuhkan untuk
pembuatan kandang dan lahan pakan.

b. TenagaKerja

Menurut Sumarsono (2003) tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk
sanggup bekerja. Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri
ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah atau mereka yang
sesungguhnya bersedia dan mampu bekerja namun tidak ada pekerjaan, dalam arti mereka
menganggur karena tidak ada kesempatan kerja. Dalam usaha ternak kambing, tenaga kerja
digunakan untuk pemeliharaan ternak kambing.

c. Modal

Modal merupakan hal yang utama dalam menjalankan suatu usaha, termasuk berdagang.
Menurut Rosyidi (2009) modal merupakan faktor produksi yang meliputi semua jenis barang
yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa. Selanjutnya
menurut Kasmir modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan
mulai dari berdiri sampai beroperasi. Modal terdiri dari uang dan tenaga kerja (keahlian). Dalam
usaha ternak kambing, modal digunakan untuk membeli ternak serta lahan yang disewa dan
kebutuhan-kebutahan lain yang digunakan dalam pemeliharaan ternak kambing.

d. Manajemen(Pengelolaan)

Menurut Hasibuan (2011), manajemen ialah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Menurut Rivai (2010), manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses
pendayagunaan sumber daya lainnya secara efektif, efisien, dan produktif dan merupakan hal
penting untuk mencapaisuatu tujuan. Menurut Stoner 1955 dalam Choliq (2011) menyebutkan
bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan (Choliq2011).

Berdasarkan pengertian dari faktor-faktor produksi di atas dalam usaha ternak babi faktor
produksi tanah atau lahan dialokasikan untuk pengadaan kandang dan juga untuk penanaman
pakan bagi ternak, tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga,
modal digunakan untuk membeli ternak dan manajemen sebagai penggerak usaha ternak
tersebut. Usaha berternak babi mempunyai dua tujuan yaitu untuk menghasilkan daging dan
untuk memperoleh keuntungan maksimum.

BIAYA

Hoddi dkk (2011) menyatakan bahwa biaya pada usaha ternak rakyat dapat dibedakan
menjadi biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tunai adalah biaya yang digunakan untuk
membayar langsung faktor-faktor produksi dalam proses produksi. Biaya tidak tunai adalah
biaya yang tidak pernah dibayar langsung atau berupa kegiatan jerih payah pencurahan tenaga
kerja dan pikiran peternak beserta keluarganya.

Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan langsung dengan divisi produksinya, yaitu
biaya yang timbul dalam pengolahan bahan menjadi produk jadi sampai akhirnya produk
tersebut siap untuk dijual (Purwaji, Wibowo dan Muslim 2017). Biaya didefinisikan sebagai
kasatau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan memberikan manfaat saat ini atau dimasa yang

Kadarsan (1995) penerimaan adalah nilai hasil dari output atau produksi karena
perusahaan telah menjual atau menyerahkan sejumlah barang atau jasa kepada pihak pembeli.
Ditambahkan oleh Harnanto (1992), bahwa penerimaan setiap peternak bervariasi tergantung
pada jumlah populasi ternak yang dimiliki oleh setiap peternak dengan menggunakan hubungan
antara penerimaan akan datang bagi organisasi (Hansen2004).

PENERIMAAN

Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual
(Soekartawi 2006). Penerimaan juga sangat ditentukan oleh besar kecilnya produksi yang
dihasilkan dan harga dari produksi tersebut. Menurut dan biaya maka dapat diketahui cabang-
cabang usaha tani yang menguntungkan untuk diusahakan.

Bentuk umum penerimaan dan penjualan adalah:

TR=QxP

dimana:

TR=Total penerimaan (total revenue)

Q= Jumlah produk yang dihasilkan (quantity

P=Harga tiap satuan barang (price)


Penerimaan berupa dari hasil penjualan ternak kambing, pupuk kandang dan juga
penerimaan berupa daging kambing.

PENDAPATAN

Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh
penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan
maupun tahunan. Mubyarto (1991) dan Pangandaheng (2012), menyatakan pendapatan
merupakan penerimaan yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Pendapatan
seseorang pada dasarnya tergantung dari pekerjaan dibidang jasa atau produksi, serta waktu jam
kerja yang dicurahkan, tingkat pendapatan perjam yang diterima.

Sukirno (2008) dalam teori ekonomi mikro menyatakan bahwa pendapatan adalah
perolehan yang berasal dari biaya-biaya faktor produksi atau jasa-jasa produktif. Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa pendapatan adalah seluruh perolehan baik yang berasal dari biaya
faktor produksi maupun total output yang dihasilkan untuk seluruh produksi dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Ternak babi di Kecamatan Lobalain sudah turun temurun dipelihara dari generasi ke
generasi dan telah memberi manfaat bagi petani peternak. Oleh karena itu, ternak babi masih
terus dipelihara sampai saat ini walaupun pemeliharaannya masih bersifat ekstensif tradisional.

Walaupun sistem pemeliharaannya demikian, pada usaha ini dibutuhkan biaya seperti
biaya kandang dan peralatan, biaya pakan, tenaga kerja dan biaya tak terduga lainnya. Fakta
menunjukkan bahwa ternak babi yang dipelihara, pada umumnya dijual pada saat peternak dan
keluarganya membutuhkan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tidak dapat
dihasilkannya sendiri. Ketika penjualan dilakukan karena ada kebutuhan yang mendesak, maka
harga yang diterima pun akan rendah. Dengan demikian, patut diduga bahwa usaha ternak babi
yang sedang dijalankan ini belum memberikan penghasilan yang layak bagi peternak itu sendiri.

Salah satu ukuran keberhasilan suatu usaha adalah pendapatan yang cukup untuk
membayar semua sumber daya yang dikeluarkan dalam proses produksi tersebut. Pendapatan
merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan dalam
proses pemeliharaan. Oleh karena itu perlu dilakukanan alisis pendapatan.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotetis dari penelitian ini adalah:

1. Pendapatan peternak dipengaruhi pada struktur populasi ternak.

2. Pendapatan peternak di Kecamatan Lobalain belum memberikan keuntungan.

3. Pendapatan peternak dipengaruhi oleh faktor pengalaman, tanggungan keluarga, tenaga


kerja, kepemilikan ternak, dan modal usaha.

3.3 Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Lobalain kabupaten Rote Ndao selama enam
bulan dihitung sejak penulisan proposal hingga pertanggungjawaban penelitian dengan jangka
waktu pengumpulan data selama satu bulan.

3.4 Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah peternak babi di Kecamatan Lobalain Kabupaten
Rote Ndao, sedangkan sampelnya adalah petani peternak babi yang dipilih berdasarkan kriteria-
kriteria yang digunakan. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut: peternak memiliki
ternak babi paling kurang dua ekor dan pernah menjual ternak dalam satu tahun terakhir.

3.5 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat, kata, dan gambar. Data kualitatif
dapat diperoleh melalui observasi, wawancara, diskusi, atau pengamatan. Data kuantitatif adalah
data berbentuk angka yang dapat dilakukan analisis.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer bersumber dari hasil pengamatan dan hasil wawancara peneliti terhadap peternak
responden berpedomankan pada daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun sebelumnya.
Data primer digunakan untuk menghimpun data antara lain tentang identitas responden, jumlah
pemilikan ternak kambing yang dipelihara, serta data lainnya yang sesuai dengan kebutuhan
analisis. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lobalain,
Kabupaten Rote Ndao dan laporan-laporan dari instansi lain serta hasil-hasil penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian ini.

3.6 Metode Analisis Data

Untuk menjawab tujuan 1 dilakukan dengan alat analisis kuantitatif dengan pendekatan
statistik deskriptiif. Analisis deskriptif ini berbentuk data yang diperoleh dari responden yang
digambarkan pada tabel frekuensi dari setiap indikator atau dimensi.

Parameter yang diukur :

1. Tingkat kelahiran Babi pertahun

Jumlah Kelahiran Babi Pertahun


presentase Kelahiran= × 100 %
Jumlah Populasi Pertahun
2. Tingkat kematian babi pertahun

Jumlah Kematian Babi Pertahun


Presentase Kematian= ×100 %
Jumlah Populasi Pertahun

3. Tingkat pemotongan ternak babi pertahun.

4. Tingkat penjualan dan pengeluaran ternak babi pertahun.

5. Tingkat pembelian dan pemasukan ternak babi pertahun.

6. Struktur populasi ternak babi.

Untuk menjawab tujuan 2 dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisis


pendapatan. Analisis pendapatan untuk mengetahui atau menghitung besarnya pendapatan
peternak babi di Kecamatan Lobalain didasarkan pada pendapat Soekartawi 1993 dalam Premisti
dkk 2019 digunakan persamaan:

π=TR–TC

dimana:

Π=Pendapatan (rupiah/bulan)

TC=Biaya produksi (rupiah/bulan)

TR=Penerimaan (rupiah/bulan)

Untuk menjawab tujuan 3 dilakukan analisis regresi dengan menggunakan Cobb-Douglas


sesuai petunjuk Soekartawi (2003) untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pendapatan. Fungsi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut :

Y = a X_1^b1.X_2^b2. X_i^bi…X_n^bn

Dimana:

Y = Peubah yang dijelaskan(dependent variabel)


Xi= Peubah yang menjelaskan (Independent/explanatory variabel)

a,b= Besaran yang diduga

Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan regresi tersebut maka, persamaan


tersebut diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakannya. Sehingga
diperoleh model sebagai berikut :

Log Y = Log a + b_1 log X_1 + b_2 log X_2 + b_3 log X_3 +…+ b_n log X_n

Dalam penelitian ini ada lima faktor yang diduga mempengaruhi pendapatan usaha ternak
babi . Hubungan dari faktor-faktor tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

Y = a X_1^b1.X_2^b2.X_3^b3.X_4^b4. X5b5.

Dimana:

Y = Pendapatan tunai usaha ternak babi

a = Konstanta

b1,b2,b3,b4,b5 = Koefisien regresi faktor-faktor yang diidentifikasikan

X1 = Pengalaman

X2 = Tanggungan keluarga

X3= Tenaga Kerja

X4= Kepemilikan Ternak

X5= Modal usaha

3.7 Definisi Operasional Dan Konsep Pengukuran

Berdasarkan definisi operasional dan konsep pengukuran yang digunakan dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah kepemilikan ternak babi yaitu jumlah ternak babi yang dimiliki oleh petani
peternak contoh pada saat pengembalian data yang dihitung dalam satuan ternak (ST)
yakni anak babi (umur <½ tahun) = 0,035 ST, babi muda (umur½ – 1 tahun) = 0,7 ST
dan babi dewasa (umur >1 tahun) = 0,14 ST.

2. Biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan sejak usaha tersebut dilaksanakan sampai
usaha tersebut beroperasi. Biaya modal mencakup penyediaan ternak babi (Rp)/tahun.

3. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan peternak yang bersifat tetap sebelum usaha
berjalan dengan satuan rupiah (Rp)/tahun.

a. Biaya kandang dan peralatan kandang adalah biaya yang dikeluarkan untuk
pengadaan dan perbaikankan serta peralatannya yang dinyatakan dalam rupiah
(Rp)/tahun.

b. Biaya tenaga kerja adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membayar
tenaga kerja yang bekerja dalam proses produksi memelihara ternak babi
(Rp/tahun).

4.Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan peternak yang bersifat tidak tetap
sebelum maupun sesudah usaha berjalan dengan satuan rupiah (Rp)/tahun.

a. Biaya pakan adalah keseluruhan biaya pakan yang dikeluarkan dalam


prosesproduksi ternak babi (Rp/tahun).

b. Biaya obat-obatan dan vaksin adalah jumlah keseluruhan uang yang digunakan
untuk membayar obat dan vaksin dalam proses produksi ternak babi
(Rp/tahun).

5. Biaya total adalah jumlah keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam suatu periode tertentu.

6. Penerimaan adalah sejumlah nilai yang diterima oleh peternak dari hasil penjualan
ternak babi, ternak yang digunakan untuk urusan adat dan nilai ternak babi yang
berlaku didaerah penelitian (Rp/tahun).
7. Pendapatan adalah nilai yang diperoleh dari selisih antara penerimaan (yang terdiri dari
nilai ternak yang dijual, nilai ternak yang digunakan dalam upacara adat dan nilai
ternak sisa) dengan biaya produksi (Rp/tahun).

8. Jenis biaya atau pengeluaran dan penerimaan dicatat dalam jangka waktu satu tahun
lalu dirata-ratakan berdasarkan rata-rata kepemilikan dalam satuan ternak (ST) dan
dihitung dalam satuan (Rp/tahun).
DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, A. 1992. Ilmu usahatani. Bandung: Alumni

Aritonang, M.R. 1997. Fenomena Wanita Merokok. Jurnal Psikologi Universitas Gadja Mada,
Yogyakarta: Universitas Gadja Mada Press.

Choliq A. 2011. Pengantar Manajemen. Semarang: Rafi Sarana Perkasa

Hasubuan, Melayu S.P, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Askara.

Harnanto, 1992. Akutansi Biaya : Perhitungan Harga Pokok Produk, Edisi Pertama, BPFE,
Yogyakarta

Mubyarto. 1991. Pengantar ekonomi pertanian. LP3ES. Jakarta

Pangadaheng Y. 2012. Analisis Pendapatan Petani Kelapa di Kecamatan Saliabu Kabupaten


Talaud. Skripsi, Universitas Sam Ratulangi Manado.

Purwaji, Agus, Wibowo, dan Muslim S. 2017, Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Jakarta.

Rosyidi S. 2009. Pengantar Teori Ekonomi. Peberbit PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi, A.S,J.L,Dillon, dan J.B Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk
Pengembangan Petani Kecil. Cetakan Ketiga, Penerbit Universitas Indonesia, Salemba
Jakarta.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb-Douglas. Raja
Grafindo Perkasa. Jakarta.

Soekartawi. 2006. Teori Ekonomi Produksi Metode Perhitungan Pendapatan BersihnUsaha Tani
Ternak. Penerbit PT Radja Grafindo Persada: Jakarta.

Sumarsono S.2003. Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia dan Ketenagakerjaan. Edisi


Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Suratiyah K. 2009. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta.


Anda mungkin juga menyukai