Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PENGGEMUKAN SAPI PEDAGING


DI UD. WAHYU ABADI FARM

Di susun oleh :

MOHAMMAD LALANG NUR ALIF A


NIS : 4465/744.084

PEMERINTAH PROVI NSI JAWATIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
TULUNGAGUNG
Jl. Raya Boyolangu KM 5 Telp. (0355) 325853 Fax. 325853 Tulungagung
Email : smknegeri1tulungagung@gmail.com
TULUNGAGUNG Kode Pos : 66217
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Siswa : Mohammad Lalang Nur Alif A.


NIS : 4465/744.084
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Ruminansia
Judul Laporan : Penggemukan sapi pedaging di UD. Wahyu Abadi Farm

Telah disahkan dan disetujui oleh:

Pembimbing IDUKA, Pembimbing Sekolah,

SUNARTO IIT MAMLUATUL K,S,Pt


NIP NIP. 19800711 200901 2 002

Pimpinan IDUKA, Ketua Program Keahlian,

SUNARTO : IIT MAMLUATUL K,S,Pt


NIP NIP. 19800711 200901 2 002

Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Tulungagung.

Drs. MUHARI, M.Pd


NIP. 19640514 198903 1 009

v
LEMBAGA PENGESAHAN PENGUJI
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

JUDUL

PENGGEMUKAN SAPI PEDAGING


DI UD. WAHYU ABADI FARM

Telah dilakukan Ujian


Dan
Disahkan pada :
Tanggal…Bulan…..Tahun 2022

Mengesahkan,

Penguji I,

ELYAS HANDARIYATUL MASRURI, S.Pt

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
penulis dapat menyeselesaikan LAPORAN KERJA INDUSTRI yang berjudul
PENGGEMUKAN SAPI PEDAGING yang berlokasi di UD.WAHYU ABADI
FARM.
Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan memperoleh bantuan dari
beberapa pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan laporan ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan laporan ini. Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan laporan PRAKERIN ini,
Maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa (YME)
2. Bapak Drs. MUHARI, M.Pd. selaku kepala sekolah SMKN 1
TULUNGAGUNG
3. Bu IIT MAMLUATUL K, S.Pt selaku guru pembimbing dan ketua
kompetensi keahlian AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA (ATR)
4. Bapak SUNARTO selaku kepala dan pemimpin UD WAHYU ABADI
5. Orang tua, saudara, dan teman teman PRAKERIN yang selalu mendukung
saya.
Diharapkan laporan ini bisa menambah pengetahuan, serta memberikan
manfaat maupun inspirasi kepada para pembaca. Namun terlepas dari itu semua
penulis memohon maaf jika laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik.

Tulungagu, April 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1

BAB II TINJAUAN PUSATAKA


2.1 Sapi Pedaging 2
2.2 Pakan Konsentrat 3
2.3 Pengelolaan Pakan 4
2.4 Kebersihan Kandang 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Gambaran Umum Perusahaan7
3.2 Waktu dan Lokasi 7
3.3 Kegiatan-Kegiatan 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil 9
4.2 Pembahasan 14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 16
5.2 Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17
DAFTAR LAMPIRAN 19

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 3.1 8

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 4.1 Kegiatan Menguras Tempat air minum 9

Gambar 4.2 Pemberian Pakansari Konsentrat Pada Sapi 10

Gambar 4.3 Pemberian Pakan Ketela 10

Gambar 4.4 Pemotongan Rumput Gajah di Kebun 11

Gambar 4.5 Proses pemotongan rumput gajah menggunakan mesin chopper


11

Gambar 4.6 Pemberian Pakan Hijauan 11

Gambar 4.7 Proses Mengaduk Bahan Pakan Konsentrat 12

Gambar 4.8 Membersihkan Kotoran Sapi 12

Gambar 4.9 Memandikan Sapi 13

Gambar 4.10 Vitamin Untuk Sapi 13

Gambar 4.11 Obat Kembung Hewan 14

x
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan 19

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Sapi pedaging adalah hewan ternak anggota family bovidae dan subfamili
bovinae. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai
pangan manusia. Hasil sampingannya seperti kulit, jeroan, tanduk dan kotorannya
juga dimafaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Kebutuhan daging sapi
sebagai salah satu sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi yang seimbang,
pertambahan penduduk dan meningkatnya daya beli masyarakat
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan daging yaitu dengan
meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas sapi pedaging. Untuk itu
pembibitan/penggemukan sapi pedaging merupakan salah satu faktor produksi
yang menentukan dan mempunyai nilai strategis dalam upaya mendukung
terpenuhinya kebutuhan daging secara berkelanjutan.
Sapi pedaging adalah suatu usaha pemeliharaan sapi dengan menghasilkan
peranakan sapi dengan bibit dan indukan yang berkualitas baik maupun
penggemukan sapi pedaging dengan cara pemeliharaan sapi dewasa umur kurang
lebih 2,5 tahun atau yang sudah berganti gigi (powel) dalam keadaan kurus untuk
ditingkatkan berat badannya (gemuk) melalui pemeliharaan dalam waktu relatif
singkat yaitu sekitar 3-5 bulan.

1.2. Tujuan
Tujuan usaha penggemukan sapi pedaging:
1. Meningkatkan produksi daging persatuan ekor
2. Meningkatkan jumlah penawaran daging secara efisien tanpa memotong
sapi lebih banyak
3. Menanggulangi populasi ternak sapi yang menurun akibat pemotongan
dan dapat menghindari pemotongan sapi betina di umur produktif

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sapi Pedaging


Sapi pedaging adalah ternak yang dipelihara secara intensif untuk
mendapatkan pertumbuhan daging secara maksimal, dari pakan, minum dan
kegiatan ternak sapi tersebut diatur sedemikian rupa oleh peternak (Adrial 2010).
Ciri-ciri sapi pedaging memiliki tubuh besar, kualitas dagingnya maksimum, laju
pertumbuhan cepat, efisiensi pakan tinggi, dan mudah dipasarkan (Pawere dkk.
2012). Kebutuhan daging sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan, namun
penambahan produksi dan populasi sapi pedaging pertumbuhannya rendah
sehingga belum mampu mengimbangi angka permintaan.
Pemenuhan akan permintaan daging sapi, juga harus diimbangi dengan
calon bakalan yang tersedia, manajemen pemeliharaan bagus,dan hasil akhir yang
didapat akan bisa memenuhi kebutuhan daging sapi. Hal-hal yang harus di
perhatikan dalam pemilihan bakalan antara lain jenis kelamin, umur, penampilan
fisik sapi, dan pertumbuhan berat badan (Adrial 2010). Namun dalam pemenuhan
bantalan daging tersebut banyak permasalahan yang menjadi kendala dalam
pengembangan sapi pedaging.
Kendala dalam pengembangan sapi pedaging diantaranya terkait dengan
keterbatasan pejantan unggul pada usaha pembibitan ternak, ketersediaan pakan
yang tidak kontinyu, rendahnya indeks reproduksi dan kualitas sumberdaya
manusia (Suryana 2009). Selain hal itu hasil penelitian yang lain menunjukkan,
keberhasilan peternakan berhubungan dengan kualitas sumberdaya manusia,
tingkat pendidikan yang rendah dapat menjadi faktor penghambat dalam pola
pengembangan usaha ternak (Rusnan dkk. 2015). Selanjutnya ada faktor
produktivitas ternak yang merupakan indikator keberhasilan dalam manajemen
pemeliharaan yang dapat dilihat melalui pertambahan bobot badan (Kadarsih
2003).
Pakan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk proses biologis
ternak, termasuk proses reproduksi (Endrawati dkk. 2010). Tampilan produksi

2
tidak dapat tercapai secara optimal apabila kebutuhan pakan ternak tidak
terpenuhi (Astuti 2009). Usaha peternakan rakyat khususnya sapi pedaging di
Indonesia, sebagian besar masih menggunakan sistem pemeliharaan secara
tradisional dengan mengoptimalkan hijauan dan limbah pertanian sebagai pakan
ternak (Elly dkk. 2008). Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat konsumsi ternak dan kandungan gizi yang terkandung
dalam hijauan pakan. Keadaan lingkungan yang ideal untuk laju pertumbuhan
ternak yang optimal adalah 10 - 270C (Williamson dan Payne 1993). Temperatur
yang tinggi dan fluktuasi kelembaban pada lingkungan peternakan dapat
berpengaruh terhadap metabolisme ternak yang berdampak pada laju
pertumbuhan dan proses reproduksi (Yani dan Purwanto 2005). Kecukupan
nutrien dalam pakan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas ternak.

2.2. Pakan Konsentrat


Pakan konsentrat ialah campuran bahan pakan yang sudah memenuhi
kebutuhan serat kasar, protein, energy, dan kebutuhan nutrisi lainnya. Konsentrat
adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk
meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan untuk
disatukan dan dicampur sebagai suplemen (pelengkap) atau pakan pelengkap
(Hartadi dkk. 1991). Karena juga berfungsi sebagai pelengkap, maka dalam
pemberian pakan perlu dibarengi dengan pakan hijauan bagi ternak.
Konsentrat sebagai pakan tambahan dapat mengurangi kebutuhan pakan
persatuan ternak (Sarwono dan Arianto 2002). Pemberian pakan konsentrat yang
dipadukan dengan pakan hijauan dengan mengatur jarak waktunya, akan bisa
meningkatkan produksi (Syahwani 2004). Pemberian konsentrat 2 jam sebelum
hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum,
yang akan meningkatkan konsumsi bahan kering ransum (Siregar 2010).
Pakan yang diberikan pada ternak sapi penggemukan diarahkan untuk
mencapai pertumbuhan bobot badan yang se-maksimal munkin dengan waktu
yang relatif singkat. Untuk itu mempersembahkan yang sesuai dengan kebutuhan
ternak, baik dari segi kuantitas maupun jumlah gizinya. Pakan konsentrat

3
diberikan sesuai kebutuhan sapi yaitu 1-2% dari berat badannya sedangkan pakan
hijauan sebanyak 10-12%, dan tambahan pakan ketela yag dihaluskan kemudian
dicampur dengan pakan konsentrat untuk menambah nafsu makan sapi.
Pemberian pakan hijauan dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul 07:00
pagi, 14:00 siang dan pukul 20:00 malam. Sedangkan pakan konsentat dan ketela
cukup 2 kali sehari yaitu pagi dan siang sebelum pemberian pakan hijauan.
Ketersediaan air minum untuk ternak sapi juga harus diperhatikan, kebutuhan air
minum pada sapi sebanyak 20-40 liter/ekor/hari, namun sebaiknya diberikan
secara ad libitum (tidak terbatas). Saat pemberian hiajuan sebaiknya di potong
pendek-pendek atau jika ingin lebih mudah bisa di potong menggunakan mesin
chopper agar mudah dikonsumsi oleh sapi.

2.3. Pengelolaan Pakan


Dalam bentuk konsentrat pakan ini merupakan pakan ternak sapi yang
campurannya paling kompleks dibandingkan dengan jenis pakan lainnya. Pakan
dalam bentuk konsentrat ini memiliki nutrisi yang sangat tinggi sehingga sapi,
domba ataupun kambing yang diternak tumbuh sehat dengan alami. Sebelum saya
menjelaskan komposisi dari konsentrat yang biasanya digunakan sebagai pakan
penggemuk sapi, saya akan menjelaskan perbandingan pemebrian pakan hijau
dengan pakan konsentrat adalah 30%: 70%
1. Bungkil kopra 2 karung
2. Jagung giling 2 karung
3. Bekatul halus 2 karung
4. Bekatul kasar 2 karung
5. Ampas jagung Manis 4 karung
6. Tepung ampas kedelai 3 karung
7. Kulit kopi 2 karung
8. Inpurity 2 karung
9. Sawit giling 3 karung
10. Bekatul PK 2 karung
11. Wafer explayer 2 karung

4
12. FML 6 gembor
2.4. Kebersihan Kandang
Kegiatan sanitasi sangat penting dalam perusahaan peternakan agar ternak
selalu dalam keadaan sehat dan sebagai pengendalian penyakit pada ternak.
Sanitasi yang dilakukan menyangkut kebersihan kandang, kebersihan ternak, dan
lingkungan sekitar kandang. Sanitasi kandang dilakukan beberapa tahap yaitu
dengan membersihkan tempat makan dan minum, serta membersihkan kotoran
sapi yang berada di dalam kandang (Qomarudin dan Purnomo 2011). Tujuan dari
adanya kegiatan sanitasi untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus
penyebab penyakit (Herlambang 2014). Selain dengan sanitasi, usaha
pengendalian penyakit yaitu dengan pemanfaatan kandang karantina, dan
vaksinasi untuk bakalan baru.
Sanitasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk menjaga
kesehatan ternak melalui kegiatan yang dilakukan. Melakukan sanitasi yang baik
dan berkala, meminimalisir kejadian-kejadian pada peternakan sapi baik yang
disebabkabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun mikroorganisme pencemar.
Adapun rangkaian kegiatan (sanitasi) yang dapat kita lakukan setiap hari yaitu:
1. Rutin memebersihkan peralatan yang telah digunakan dengan cara:
a. Membersihkannya dengan sabun
b. Menggunakan desinfektan seperti Lysol dan tepung kapur
c. Setelah dibersihkan langsung dijemur dibawah sinar matahari

2. Menjaga kebersihan kandang, misalnya:


a. Kandang harus memiliki ventilasi yang baik agar aliran udara dapat
bersirkulasi dengan lancer, hal ini sangat penting dalam
pertumbuhan dan kesehatan sapi pedagimg yaitu mengurangi kadar
ammonia pada kandang
b. Bangunan kandang yang dibangun tidak boleh menahan sinar
matahari masuk ke dalam kandang
c. Bangunan kandang didesai agar memudahkan saatdibersihkan,hal ini
sangat penting untuk mencegah stres pada ternak sapi

5
d. Kotoran sapi sebaiknya tidak dibiarkan terlalu lama didalam
kandang dan harus segera dibersihkan
e. Sisa pakan yang tidak termakan oleh sapi harus segera dibersihkan
f. Membersihkan latai kandang yang kotor untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme pencemar

3. Menjaga kebersihan area luar kandang


Tumpukan sampah sampah maupun limbah dari kandang agar segera
dibuang dan tidak dibiarkan menumpuk.

4. Mensucikan badan ternak apabila dibutuhkan:


a. Ketika terjadi luka pada kulit sapi yang disebabkan kotoran dan lalat
dapat memperparah keadaan, oleh karena itu kita harus
memperhatikan kebersihan ternak dan rutin membersihkan ternak
dari kotoran yang menempel di kulit dengan cara di mandikan
b. Adapun salah satu pengaruh pengaruh dari kotoran sapi yang
melekat pada kulit/bulu sapi yaitu mengganggu kenyamanan sapi
kesulitan ternak untuk mengatur suhu tubuhnya

5. Menjaga kebersihan petugas kandang


Petugas kandang agar menjaga kebersihan diri sendiri untuk menghindari
penyebarluasan penyakit dengan cara membersihkan anggota badan dengan sabun
atau desinfektan.

6. Selalu memeperhatikan pakan yang diberikan pada ternak sapi


Segera membuang pakan yang telah bercampur dengan tanah/terinjak
sepatu, pakan berjamur atau cendawan.

6
BAB III
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI DU/DI

3.1 Gambaran Umum Perusahaan


UD WAHYU ABADI adalah salah satu peternakan sapi pedaging yang
berlokasi di Desa Purwodadi Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, peternakan ini
berdiri sejak tahun 2016 yang di pimpin oleh Bapak Sunarto. Usaha peternakan
sapi pedaging ini menghasilkan sapi dengan kualitas daging yang mampu untuk
bersaing di pasaran. Penjualan sapi pedaging tersebut diarahkan ke para pejagal
sapi, kios daging dan para petani yang membutuhkan daging dengan kualitas yang
baik.
Fasilitas yang disediakan di UD. Wahyu Abadi Farm yaitu disediakan 2
kamar dan 1 dapur dengan berbagai fasilitas seperti:
1. Tempat tidur (Kasur dan bantal)
2. Kamar mandi
3. Dapur
4. Alat alat masak
5. Musholla
6. Alat sholat dan tempat wudhu

3.2 Waktu dan lokasi


Praktek kerja industri ini dilaksanakan mulai tanggal 3 Desember 2021
sapai dengan 31 Maret 2022 yang berlokasi di UD WAHYU ABADI alamat
Dusun Purwodadi Kecamatan Kras Kabupaten Kediri.

7
3.3 Kegiatan-Kegiatan

Tabel 3.1 Kegiatan-Kegiatan Praktek Kerja Lapang


NO Jenis Kegiatan
1 Pembersihan Kandang
2 Pemberian Pakan
3 Pemotongan Rumput Gajah
4 Pemotongan Rumput Gajah dengan Mesin Chopper
5 Pembuatan Pakan Konsentrat
6 Pemberian Vitamin
7 Pemberian Obat
Sumber: diolah oleh penulis

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Membersihkan Kandang
Membersihkan kandang dilakukan setiap pagi dengan menyapu.
Selanjutnya dilakukan membersihkan tempat pakan dan menguras tempat air
minum serta mengisinya kembali dengan air bersih. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kebersihan kandang serta mencegah berkembangnya bibit-bibit
dikandang yang dapat menyebabkan sapi sakit.

Gambar 4.1 Kegiatan menguras tempat air minum


4.1.2 Pemberian Pakan Konsentrat
Pakan konsentrat adalah pakan yang mengandung banyak energi dan
protein yang berfungsi untuk mempercepat proses penggemukan sapi. Pakan
konsentrat pada sapi sebanyak 1-2% dari berat badan sapi. Pakan konsentrat
tersebut harus diberikan 2 kali sehari yaitu pagi hari pukul 07:00 dan siang hari
pukul 12:00.

9
Gambar 4.2 Pemberian pakan konsentrat pada sapi
4.1.3 Pemberian Pakan Ketela
Pakan ketela diberikan setelah pakan konsentrat. Cara pemberiannya yaitu
dicampur dengan pakan konsentrat di tempat makan. Fungsinya untuk menambah
nafsu makan pada sapi sehingga sapi makan dengan lahap dan memenuhi target
ADG. Ketela dipotong dengan ukuran kecil terlebih dulu menggunakan mesin
chopper supaya mudah untuk di konsumsi.

Gambar 4.3 Pemberian pakan ketela


4.1.4 Pemotongan Rumput Gajah
Sebelum melakukan pemotongan rumput gajah hal pertama yang
dilakukan adalah mengasah clurit yang digunakan untuk memotong rumput gajah,
setelah itu rumput gajah yang sudah dipotong masih harus dipotong kembali
dengan mesin chopper untuk mempermudah sapi saat memakannya.

10
Gambar 4.4 Pemotongan rumput gajah di kebun

Gambar 4.5 Proses pemotongan rumput gajah menggunakan mesin chopper

Gambar 4.6 Pemberian pakan hijauan

11
Setelah sapi diberikan pakan konsentrat dan ketela dalam waktu kurang dari 2 jam
sapi harus segera diberi pakan hijauan untuk mencegah terjadinya kembung pada
sapi dan juga untuk memenuhi kebutuhan serat kasar pada pencernaan sapi.
4.1.5 Proses Pembuatan Pakan Konsentrat
Pembuatan dilakukan dengan cara menumpuk semua bahan yang sudah
disebutkan tadi diberi FML. Kemudian diaduk menggunakan cangkul sampai
semua bahan tercampur rata. Setelah itu konsentrat ditutup menggunakan terpal
agar kedap udara dan proses fermentasi berhasil.

Gambar 4.7 Proses mengaduk bahan pakan konsentrat


Setelah kegiatan memberi makan sapi selesai kemudian dilanjutkan dengan
membersihkan kotoran dan memandikan sapi.

Gambar 4.8 Membersihkan kotoran sapi

12
Gambar 4.9 Memandikan sapi
4.1.6 Pemberian Vitamin Pada Sapi
Vitamin diberikan untuk menjaga daya tahan tubuh sapi agar tidak mudah
terserang penyakit. Contoh pemberian vitamin pada sapi ialah vitamin B
kompleks. Cara pemberian vitamin ini dicampur dengan pakan atau minuman
sapi.

Gambar 4.10 Vitamin untuk sapi


4.1.7 Pengobatan Sapi Kembung
Kembung pada sapi disebabkan oleh adanya fermentasi terhadap pakan
yang masuk dan membentuk gas. Gas tersebut tidak bisa dikeluarkan sehingga
tertahan di dalam perut sapi. Penyebab kembung adalah pemberian pakan
leguminose dengan kadar protein yang tinggi dalam jumlah yang banyak.maka
harus segera di tolong dengan obat berikut ini:

13
Gambar 4.11 Obat kembung hewan

4.2 Pembahasan
Pada dasarnya, sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk hijauan
dan konsentrat. Sumber pakan di peternakan sapi UD WAHYU ABADI FARM
sudah memenuhi untuk usaha penggemukan sapi pedaging. Pakan hijauan yang
diberikan berupa rumput gajah dan ketela, sedangkan pakan konsentrat berupa
bahan pakan yang difermentasikan.
Dalam usaha penggemukan sapi pedaging, pemberian pakan ditujuakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok produksi. Kebutuhan hidup pokok
sangat tergantung dari bobot badan ternak, yaitu semakin berat bobot badan ternak
maka semakin tinggi jumlah kebutuhan pakannya. Sedangkan kebutuhan produksi
sangat tergantung dari pertambahan bobot badan yang dicapai, yaitu makin tinggi
pertambahan bobot badan yang dicapai maka makin banyak pula jumlah
kebutuhan pakannya (Sulaiman 2009).
Selain itu kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada
kondisi ternak. Kesehatan mutlak diperlukan karena dapat mencegah kerugian bila
terjangkit penyakit. Dengan demikian diperlukan pencegahan, penangan dan

14
penanggulangan penyakit. Penggemukan sapi pedaging kemungkinan terjangkit
penyakit tidak terlalu besar karena waktu yang dibutuhkan untuk penggemukan
tidak terlalu lama.
Penyakit yang sering menyerang sapi di peternakan UD WAHYU ABADI
FARM adalah pilek atau flu yang ditandai dengan keluar cairan dari hidung dan
nafsu makan menurun. Hal ini disebabkan karena gangguan sistem pernapasan
pada hewan ternak dan perubahan cuaca. Pengobatan yang dilakukan ialah dengan
pemberian vitamin B kompleks untuk meningkatkan nafsu makan. Usaha
pencegahan sapi dari penyakit kembung ialah dengan pemberian obat kembung
Tympanol-SB.
Penangan yang dilakukan selain dengan menggunakan obat-obatan ialah
menjaga kebersihan kandang. Hal ini dilakukan untuk pencegahan timbulnya bibit
penyakit. Kebersihan kandang dilakukan setiap hari dengan membersihkan tempat
pakan, menguras air minum hingga membersihkan kotoran serta memandikan
sapi. Sanitasi lingkungan dilakukan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman
bagi peternak maupun ternak yang dipelihara, serta bebas dari gangguan infeksi
penyakit yang dapat merugikan ternak (Sugeng 2005)

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Memproduksi daging sapi dalam persatuan ekor dari sapi dewasa
umur kurang lebih 2,5 tahun. Serta memelihara sapi pedaging dalam waktu
relatif singkat yaitu sekitar 3-5 bulan merupakan cara penggemukan sapi yang
dilakukan oleh UD WAHYU ABADI FARM. Usaha peternakan sapi
pedaging ini mampu menghasilkan sapi dengan kualitas daging yang mampu
untuk bersaing di pasaran. Hal ini dikarenakan usaha peternakan ini
memperhatikan faktor-faktor dalam pengembangan sapi pedaging, yakni
sebagai berikut:
1. Membersihkan kandang setiap pagi dengan cara menyapu,
membersihkan tempat pakan dan menguras tempat air minum sapi.
2. Pemberian Pakat Konsentrat pada sapi sebanyak 1-2% dari berat
sapi. Diberikan 2 kali sehari yaitu pukul 7 pagi dan 12 siang.
3. Pemberian Pakan ketela dengan cara mencampurnya dengan
pakan konsentrat.
4. Pemberian pakan hijau yakni rumput gajah, dengan cara diberikan
setelah pakan konsentrat dalam kurun waktu kurang dari 2 jam.
5. Pemberian vitamin B kompleks pada sapi.
6. Pemberian obat kembung pada sapi seperti Tympanol-SB.

5.2 Saran
Terkait masih kurangnya fasilitas di tempat penggemukan sapi di UD
WAHYU ABADI FARM, dengan adanya laporan ini penulis berharap
pemerintah lebih memerhatikan kemajuan di bidang peternakan sapi ini

16
DAFTAR PUSTAKA

Adrial, 2010. Potensi sapi pesisir dan upaya pengembangannya di sumatera


barat. Jurnal penelitian dan pengembangan pertanian 29(2):66-72.
Astuti, 2009. Petunjuk Praktis Menggemukkan Domba, Kambing, dan Sapi
Potong. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Elly, F.H., B.M. Sinaga., S.U. Kuntjoro and N. Kusnadi. 2008. Pengembangan
Usaha Ternak Sapi Melalui Integrasi Ternak Sapi Tanaman di Sulawesi
Utara. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor.
Endrawati, E., E. Baliarti, dan S.P.S. Budhi. 2010. Performans induk sapi
silangan simmental-peranakan Ongole dan induk sapi peranakan Ongole
dengan pakan hijauan dan konsetrat Buletin Peternakan 34(2):86-93.
Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A. D. Tillman. 1991. Tabel Komposisi Bahan
Makanan Ternak Untuk Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Herlambang, B. 2014. Beternak Sapi Potong dan Sapi Perah. Bogor: Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Kadarsih, S. 2003. Peranan Ukuran Tubuh Terhadap Bobot Badan Sapi Bali di
Provinsi Bengkulu. J. Penelitian Unib. 9(1): 45-48.
Pawere, F. R, Baliarti E, Nurtini S. 2012. Proporsi Bangsa, Umur, Bobot Badan
Awal Dan Skor Kondisi Tubuh Sapi Bakalan Pada Usaha Penggemukan.
Buletin Peternakan 36 : 193-198.
Qomrudin, M. Dan Purnomo, A. N. 2011. Studi Manajemen Pemberian Pakan.
Pada Ternak Sapi Potong Di Kelompok Tani Ternak Mekar Sari Desa
Lembakrigadung Kecamatan Likung Kabupaten Lamongan. Jurnal
Ternak, Vol. 02, No. 01, Januari 2011.
Rusnan. H, Ch.L. Kaunang, Y.L.R. Tulung. 2015. Analisis Potensi dan Strategi
Pengembangan Sapi Potong dengan Pola Integrasi Kelapa–Sapi Di
Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. Jurnal Zootek
(“Zootek Journal”) Vol 35 No 2 :187- 200. Fakultas Peternakan
Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Sarwono, B. dan Arianto H. B. 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Siregar, S. B. 2010. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sugeng, Y. B. 2005. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

17
Sulaiman, Nanang. 2009. Manajemen Pakan Pada Perusahaan Peternakan Sapi
Potong CV. Sumber Baja Perkasa Kabupaten Klaten. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi
Agribisnis Dengan Pola Kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian, 28(1), hal
29-37.
Syahwani, R. 2004. Pengaruh Cara Pemberian Pakan dan Penambahan
Probiotik pada Pakan terhadap Konsumsi dan Kecernaan Serat Kasar
pada Domba. Thesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Williamson, G. dan W.J.A. Payne. 1983. Pengantar Peternakan di Daerah
Tropis. Cetakan I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
(Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja).
Yani, A. dan B. P. Purwanto. 2005. Pengaruh iklim mikro terhadap respons
fisiologis sapi Peranakan Fries Holland dan modifikasi lingkungan untuk
meningkatkan produktivitasnya (Ulasan). J. Media Peternakan. Vol. 29
No. 1: 35-46.

18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Ket: Kegiatan menguras tempat air minum

Ket: Pemberian pakan konsentrat pada sapi

19
Ket: Pemberian pakan ketela

Ket: Pemotongan rumput gajah di kebun

Ket: Proses pemotongan rumput gajah menggunakan mesin chopper

Ket: Pemberian pakan hijauan

20
Ket: Proses mengaduk bahan pakan konsentrat

Ket: Membersihkan kotoran sapi

Ket: Memandikan sapi

21
Ket: Vitamin untuk sapi

Ket: Obat kembung hewan

22

Anda mungkin juga menyukai