Di susun oleh :
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Tulungagung.
v
LEMBAGA PENGESAHAN PENGUJI
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
JUDUL
Mengesahkan,
Penguji I,
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
penulis dapat menyeselesaikan LAPORAN KERJA INDUSTRI yang berjudul
PENGGEMUKAN SAPI PEDAGING yang berlokasi di UD.WAHYU ABADI
FARM.
Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan memperoleh bantuan dari
beberapa pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan laporan ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan laporan ini. Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan laporan PRAKERIN ini,
Maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa (YME)
2. Bapak Drs. MUHARI, M.Pd. selaku kepala sekolah SMKN 1
TULUNGAGUNG
3. Bu IIT MAMLUATUL K, S.Pt selaku guru pembimbing dan ketua
kompetensi keahlian AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA (ATR)
4. Bapak SUNARTO selaku kepala dan pemimpin UD WAHYU ABADI
5. Orang tua, saudara, dan teman teman PRAKERIN yang selalu mendukung
saya.
Diharapkan laporan ini bisa menambah pengetahuan, serta memberikan
manfaat maupun inspirasi kepada para pembaca. Namun terlepas dari itu semua
penulis memohon maaf jika laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
DAFTAR PUSTAKA 17
DAFTAR LAMPIRAN 19
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 8
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.1 Kegiatan Menguras Tempat air minum 9
x
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan 19
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan usaha penggemukan sapi pedaging:
1. Meningkatkan produksi daging persatuan ekor
2. Meningkatkan jumlah penawaran daging secara efisien tanpa memotong
sapi lebih banyak
3. Menanggulangi populasi ternak sapi yang menurun akibat pemotongan
dan dapat menghindari pemotongan sapi betina di umur produktif
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
tidak dapat tercapai secara optimal apabila kebutuhan pakan ternak tidak
terpenuhi (Astuti 2009). Usaha peternakan rakyat khususnya sapi pedaging di
Indonesia, sebagian besar masih menggunakan sistem pemeliharaan secara
tradisional dengan mengoptimalkan hijauan dan limbah pertanian sebagai pakan
ternak (Elly dkk. 2008). Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat konsumsi ternak dan kandungan gizi yang terkandung
dalam hijauan pakan. Keadaan lingkungan yang ideal untuk laju pertumbuhan
ternak yang optimal adalah 10 - 270C (Williamson dan Payne 1993). Temperatur
yang tinggi dan fluktuasi kelembaban pada lingkungan peternakan dapat
berpengaruh terhadap metabolisme ternak yang berdampak pada laju
pertumbuhan dan proses reproduksi (Yani dan Purwanto 2005). Kecukupan
nutrien dalam pakan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas ternak.
3
diberikan sesuai kebutuhan sapi yaitu 1-2% dari berat badannya sedangkan pakan
hijauan sebanyak 10-12%, dan tambahan pakan ketela yag dihaluskan kemudian
dicampur dengan pakan konsentrat untuk menambah nafsu makan sapi.
Pemberian pakan hijauan dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul 07:00
pagi, 14:00 siang dan pukul 20:00 malam. Sedangkan pakan konsentat dan ketela
cukup 2 kali sehari yaitu pagi dan siang sebelum pemberian pakan hijauan.
Ketersediaan air minum untuk ternak sapi juga harus diperhatikan, kebutuhan air
minum pada sapi sebanyak 20-40 liter/ekor/hari, namun sebaiknya diberikan
secara ad libitum (tidak terbatas). Saat pemberian hiajuan sebaiknya di potong
pendek-pendek atau jika ingin lebih mudah bisa di potong menggunakan mesin
chopper agar mudah dikonsumsi oleh sapi.
4
12. FML 6 gembor
2.4. Kebersihan Kandang
Kegiatan sanitasi sangat penting dalam perusahaan peternakan agar ternak
selalu dalam keadaan sehat dan sebagai pengendalian penyakit pada ternak.
Sanitasi yang dilakukan menyangkut kebersihan kandang, kebersihan ternak, dan
lingkungan sekitar kandang. Sanitasi kandang dilakukan beberapa tahap yaitu
dengan membersihkan tempat makan dan minum, serta membersihkan kotoran
sapi yang berada di dalam kandang (Qomarudin dan Purnomo 2011). Tujuan dari
adanya kegiatan sanitasi untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus
penyebab penyakit (Herlambang 2014). Selain dengan sanitasi, usaha
pengendalian penyakit yaitu dengan pemanfaatan kandang karantina, dan
vaksinasi untuk bakalan baru.
Sanitasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk menjaga
kesehatan ternak melalui kegiatan yang dilakukan. Melakukan sanitasi yang baik
dan berkala, meminimalisir kejadian-kejadian pada peternakan sapi baik yang
disebabkabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun mikroorganisme pencemar.
Adapun rangkaian kegiatan (sanitasi) yang dapat kita lakukan setiap hari yaitu:
1. Rutin memebersihkan peralatan yang telah digunakan dengan cara:
a. Membersihkannya dengan sabun
b. Menggunakan desinfektan seperti Lysol dan tepung kapur
c. Setelah dibersihkan langsung dijemur dibawah sinar matahari
5
d. Kotoran sapi sebaiknya tidak dibiarkan terlalu lama didalam
kandang dan harus segera dibersihkan
e. Sisa pakan yang tidak termakan oleh sapi harus segera dibersihkan
f. Membersihkan latai kandang yang kotor untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme pencemar
6
BAB III
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI DU/DI
7
3.3 Kegiatan-Kegiatan
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Membersihkan Kandang
Membersihkan kandang dilakukan setiap pagi dengan menyapu.
Selanjutnya dilakukan membersihkan tempat pakan dan menguras tempat air
minum serta mengisinya kembali dengan air bersih. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kebersihan kandang serta mencegah berkembangnya bibit-bibit
dikandang yang dapat menyebabkan sapi sakit.
9
Gambar 4.2 Pemberian pakan konsentrat pada sapi
4.1.3 Pemberian Pakan Ketela
Pakan ketela diberikan setelah pakan konsentrat. Cara pemberiannya yaitu
dicampur dengan pakan konsentrat di tempat makan. Fungsinya untuk menambah
nafsu makan pada sapi sehingga sapi makan dengan lahap dan memenuhi target
ADG. Ketela dipotong dengan ukuran kecil terlebih dulu menggunakan mesin
chopper supaya mudah untuk di konsumsi.
10
Gambar 4.4 Pemotongan rumput gajah di kebun
11
Setelah sapi diberikan pakan konsentrat dan ketela dalam waktu kurang dari 2 jam
sapi harus segera diberi pakan hijauan untuk mencegah terjadinya kembung pada
sapi dan juga untuk memenuhi kebutuhan serat kasar pada pencernaan sapi.
4.1.5 Proses Pembuatan Pakan Konsentrat
Pembuatan dilakukan dengan cara menumpuk semua bahan yang sudah
disebutkan tadi diberi FML. Kemudian diaduk menggunakan cangkul sampai
semua bahan tercampur rata. Setelah itu konsentrat ditutup menggunakan terpal
agar kedap udara dan proses fermentasi berhasil.
12
Gambar 4.9 Memandikan sapi
4.1.6 Pemberian Vitamin Pada Sapi
Vitamin diberikan untuk menjaga daya tahan tubuh sapi agar tidak mudah
terserang penyakit. Contoh pemberian vitamin pada sapi ialah vitamin B
kompleks. Cara pemberian vitamin ini dicampur dengan pakan atau minuman
sapi.
13
Gambar 4.11 Obat kembung hewan
4.2 Pembahasan
Pada dasarnya, sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk hijauan
dan konsentrat. Sumber pakan di peternakan sapi UD WAHYU ABADI FARM
sudah memenuhi untuk usaha penggemukan sapi pedaging. Pakan hijauan yang
diberikan berupa rumput gajah dan ketela, sedangkan pakan konsentrat berupa
bahan pakan yang difermentasikan.
Dalam usaha penggemukan sapi pedaging, pemberian pakan ditujuakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok produksi. Kebutuhan hidup pokok
sangat tergantung dari bobot badan ternak, yaitu semakin berat bobot badan ternak
maka semakin tinggi jumlah kebutuhan pakannya. Sedangkan kebutuhan produksi
sangat tergantung dari pertambahan bobot badan yang dicapai, yaitu makin tinggi
pertambahan bobot badan yang dicapai maka makin banyak pula jumlah
kebutuhan pakannya (Sulaiman 2009).
Selain itu kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada
kondisi ternak. Kesehatan mutlak diperlukan karena dapat mencegah kerugian bila
terjangkit penyakit. Dengan demikian diperlukan pencegahan, penangan dan
14
penanggulangan penyakit. Penggemukan sapi pedaging kemungkinan terjangkit
penyakit tidak terlalu besar karena waktu yang dibutuhkan untuk penggemukan
tidak terlalu lama.
Penyakit yang sering menyerang sapi di peternakan UD WAHYU ABADI
FARM adalah pilek atau flu yang ditandai dengan keluar cairan dari hidung dan
nafsu makan menurun. Hal ini disebabkan karena gangguan sistem pernapasan
pada hewan ternak dan perubahan cuaca. Pengobatan yang dilakukan ialah dengan
pemberian vitamin B kompleks untuk meningkatkan nafsu makan. Usaha
pencegahan sapi dari penyakit kembung ialah dengan pemberian obat kembung
Tympanol-SB.
Penangan yang dilakukan selain dengan menggunakan obat-obatan ialah
menjaga kebersihan kandang. Hal ini dilakukan untuk pencegahan timbulnya bibit
penyakit. Kebersihan kandang dilakukan setiap hari dengan membersihkan tempat
pakan, menguras air minum hingga membersihkan kotoran serta memandikan
sapi. Sanitasi lingkungan dilakukan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman
bagi peternak maupun ternak yang dipelihara, serta bebas dari gangguan infeksi
penyakit yang dapat merugikan ternak (Sugeng 2005)
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Memproduksi daging sapi dalam persatuan ekor dari sapi dewasa
umur kurang lebih 2,5 tahun. Serta memelihara sapi pedaging dalam waktu
relatif singkat yaitu sekitar 3-5 bulan merupakan cara penggemukan sapi yang
dilakukan oleh UD WAHYU ABADI FARM. Usaha peternakan sapi
pedaging ini mampu menghasilkan sapi dengan kualitas daging yang mampu
untuk bersaing di pasaran. Hal ini dikarenakan usaha peternakan ini
memperhatikan faktor-faktor dalam pengembangan sapi pedaging, yakni
sebagai berikut:
1. Membersihkan kandang setiap pagi dengan cara menyapu,
membersihkan tempat pakan dan menguras tempat air minum sapi.
2. Pemberian Pakat Konsentrat pada sapi sebanyak 1-2% dari berat
sapi. Diberikan 2 kali sehari yaitu pukul 7 pagi dan 12 siang.
3. Pemberian Pakan ketela dengan cara mencampurnya dengan
pakan konsentrat.
4. Pemberian pakan hijau yakni rumput gajah, dengan cara diberikan
setelah pakan konsentrat dalam kurun waktu kurang dari 2 jam.
5. Pemberian vitamin B kompleks pada sapi.
6. Pemberian obat kembung pada sapi seperti Tympanol-SB.
5.2 Saran
Terkait masih kurangnya fasilitas di tempat penggemukan sapi di UD
WAHYU ABADI FARM, dengan adanya laporan ini penulis berharap
pemerintah lebih memerhatikan kemajuan di bidang peternakan sapi ini
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Sulaiman, Nanang. 2009. Manajemen Pakan Pada Perusahaan Peternakan Sapi
Potong CV. Sumber Baja Perkasa Kabupaten Klaten. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi
Agribisnis Dengan Pola Kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian, 28(1), hal
29-37.
Syahwani, R. 2004. Pengaruh Cara Pemberian Pakan dan Penambahan
Probiotik pada Pakan terhadap Konsumsi dan Kecernaan Serat Kasar
pada Domba. Thesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Williamson, G. dan W.J.A. Payne. 1983. Pengantar Peternakan di Daerah
Tropis. Cetakan I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
(Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja).
Yani, A. dan B. P. Purwanto. 2005. Pengaruh iklim mikro terhadap respons
fisiologis sapi Peranakan Fries Holland dan modifikasi lingkungan untuk
meningkatkan produktivitasnya (Ulasan). J. Media Peternakan. Vol. 29
No. 1: 35-46.
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan
19
Ket: Pemberian pakan ketela
20
Ket: Proses mengaduk bahan pakan konsentrat
21
Ket: Vitamin untuk sapi
22