Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah tugas Mata kuliah Dasar Agronomi yang berjudul Dasar Agronomi “kegiatan
agronomis dalam pemanfaatan lahan lebak menjadi sumber pangan”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
penulisan makalah ini baik yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan materi maupun pikirannya.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki oleh penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepanya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2. Mengetahui ruang lingkup serta cakupan ilmu Agronomi khusus nya dalam
pembudidayaan tanaman serta pemanfaatanya di bidang pertanian
Pertanian sudah erat dalam kehidupan sehari – hari, salah satu yang menjadi
penunjang dalam terjadinya keberlangsungan sebuah pertanian adalah dengan
adanya alat – alat pertanian. Indonesia merupakan negara agraris yang sudah
sejak dahulu menjadikan sektor pertanian sebagai penopang perekonomian
negara. Sampai saat ini pun sektor pertanian masih tetap menyumbang devisa
yang cukup besar bagi sebuah perekonomian negara. Bahkan pada saat
Indonesia dilanda krisis ekonomi yang menghancurkan perekonomian negara,
sektor pertanian melalui agribisnis dam agroindustri justru dapat terus
berekembang menjadi penyelamat perekonomian negara.
1. Pengertian Agronomi
3
4
pengeloaan tanaman dan tanah di mana tanaman tumbuh untuk memperoleh hasil
yang maksimal.
Berdasarkan pengertian - pengertian tersebut, terdapat tiga pokok pikiran
utama yang terkandung di dalam agronomi. Ketiganya adalah lingkungan
tanaman, pengelolaan, dan juga produksi maksimal.
dari Pelaksanaan Lapang Produksi yang dahulu dikenal sebagai Ilmu Bercocok
Tanam, agar menghasilkan produksi maksimum dengan tetap mementingkan
kelestarian daya dukung lahan dan kelestarian jenis tanaman.
Hasil pertanian dalam bahasan agronomi ditinjau dari dua aspek yaitu hasil
fisik dan non fisik. Hasil fisik terkait dengan produktivitas atau daya hasil,
merupakan besaran yang dapat diukur atau dihitung. Hasil non-fisik cenderung
membahas mutu hasil. Mutu hasil sering tidak dapat diukur secara langsung, tetapi
berpengaruh kepada nilai ekonomi produk. Pengelolaan hasil produksi
membuahkan cabang ilmu agronomi yaitu Panen dan Pasca Panen.
Agronomi berbeda dari usaha tani. Dalam agronomi, aspek ekonomis tidak
diperhatikan. Efektivitas dan efisiensi produksi hasil tanaman tidak masuk dalam
aspek agronomis. Yang ada hanyalah bagaimana membuat tanaman menghasilkan
hasil panen setinggi-tingginya terlepas seberapa besarnya modal yang dikeluarkan
untuk membuat hasil panen maksimal. Aspek dalam agronomi hanya meliputi
pemuliaan tanaman, fisiologi, ekologi, dan tentunya teknik budidaya
tanaman.
2. Tindakan Agronomi
Pertanian purba belum bisa dikatan sebagai bagian dari agronomi karena
belum melakukan tindakan agronomi, misalnya:
Pada umunya tingkat agronomi terkait dengan tingkat pengetahuan petani pada saat
itu. Relevansi demikian berwujud suatu kesadaran untuk melakukan tindakan
agronomi. Tingkat awal dari tindakan agronomi dimulai ketika menetapnya
seseorang peladang menghuni suatu areal. Di sekitar rumahnya, peladang tersebut
menanam tanaman lebih intensif.
unsur-unsur genetik dan lingkungan dari objek agronomi. Kedua unsur agronomi
tercakup dalam lingkup agronomi.
3. Aspek Agronomi
Ketiga aspek agronomi di atas merupakan suatu gugus ilmu tanaman (crop
science) yang langsung berperan terhadap tindak agronomi dan akan terlihat pada
produksi tanaman. Faktor ekologi yang berperan sangat penting pada pertumbuhan
tanaman adalah tanah dan iklim.
Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting yang
dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman. Dalam mendukung
kehidupan tanaman, tanah mempunyai tiga fungsi utama yaitu memberikan unsur
hara untuk tanaman, memberikan air dan reservoar, menunjang tanaman atau
sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.
b) Kelompok tanaman C4, proses fotosintesis menurut daur Hatch dan Slack.
Produk pertama dari fotosintesis adalah asam malat, lebih efisien dalam
penggunaan sinar surya dan CO2, contohnya pada tanaman jagung, tebu,
sorgum, rumput.
c) Kelompok CAM (Crassulacea acid metabolism) umumnya adalah tanaman
sukulen berkutikula tebal, hidup di daerah kering seperti kaktus, anggrek,
nanas. Tanaman CAM ini meningkatkan kandungan asamnya secara cepat
pada malam hari dan menurun pada siang hari. Pada siang hari terjadi
penangkapan energi surya dan diubah menjadi energi biokimia. Pada malam
daun menyerap CO2 dari udara dan terjadilah sintesis CO2 menjadi bahan
organik.
Hal ini antara lain disebabkan oleh menurunnya kualitas sumber daya lahan
dan air, pengaruh iklim global, dan penyusutan lahan produktif untuk tanaman
pangan. Dari data yang ada rata-rata penyusutan lahan tersebut diperkirakan sekitar
delapan ribu hektar pertahun (Noor, 2007).
Dari hasil penelitian yang ada, telah dilaporkan bahwa dengan menerapkan
teknologi agronomi lahan tersebut dapat dijadikan sebagai sumber produksi pangan
bagi masyarakat (Alihamsyah, 2005).
Luas lahan lebak di Indonesia diperkirakan lebih dari 13 juta hektar yang
tersebar dari Papua Barat sampai Sumatera. Akan tetapi baru dimanfaatkan untuk
produksi pangan sekitar 5 persen dari luas tersebut. Hal ini berarti masih terbuka
luas untuk peningkatan produktivitas lahan lebak baik secara ekstensifikasi maupun
intensifikasi.
Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa luas lahan lebak cukup
potensial untuk dikembangkan dalam upaya meningkatkan produksi pangan.
(Irianto 2006).
Apabila lahan lebak dikelola dengan tepat melalui hasil penelitian sesuai
dengan lokasi, lahan lebak dapat dijadikan untuk mendukung ketahanan pangan,
diverifikasi produksi, pengembangan agroindustri, pengembangan agribisnis dan
lapangan kerja (Djafar, 2012).
Hal ini sependapat dengan Achmadi dan Irsal (2006) bahwa usaha tani yang
cocok dikembangkan di lahan lebak adalah usaha tani berbasis tanaman pangan dari
komoditas unggulan.
Dengan pengendalian air yang baik dan perbaikan kesuburan lahan, lahan
lebak mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk dikembangkan sebagai pusat
12
3. Upaya Pengembangan
Teknologi pengendalian air pada dasarnya adalah menyediakan air yang cukup
bagi tanaman dan menjaga kelestarian sumber daya lahan agar terhindar dari
kerusakan akibat drainase atau kekeringan, menjaga agar lahan selalu basah atau
lembab untuk mencegah terjadinya kerusakan lahan.
tanah tetap basah dan kebutuhan air tanaman terpenuhi. Hal ini dapat
meningkatkan produktivitas lahan untuk berbagai tanaman terutama pangan dan
holtikultura, serta kemungkinan dapat meningkatkan indeks panen (IP) sampai
300 panen (Djafar, 2012).
Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan di dalam pengendalian air,
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap pelestarian terhadap
sumber daya lahan.
Hal tersebut antara lain adalah :
a) Lama dan dalam genangan air;
b) Ketebalan, kandungan hara dan kematangan gambut;
c) Kedalaman lapisan pirit dan kemasaman tanah; dan
d) Pegaruh luapan banjir, dan tinggi muka air tanah.
2) Ameliorasi Lahan
3) Pola Tanam
pendapatan petani, maka perlu dilakukan penataan lahan berdasarkan tipe lahan
dan pola hujan.
Pemilihan pola tanam lebak harus didasarkan kepada penataan lahan serta
periode kering lahan dan pola curah hujannya. Tanaman yang ditanam pada akhir
musim penghujan berupa tanaman pangan (padi dan palawija), daerah yang tidak
tergenang pada musim penghujan ditanami tanaman buah tahunan. Untuk
pematang sawah biasanya ditanam tanaman holtikultura (sayuran atau buahan
semusim). Menurut Noor (2007) lahan lebak dangkal dapat ditanami padi dua
kali setahun, tanam pertama dilaksanakan pada awal musim kemarau, tanam
kedua pada akhir musim kemarau.
3.1 Kesimpulan
Agronomi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala aspek biofisik yang
berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh
produksi fisik secara maksimal. (Sumantri,1980).
16
17
intensifikasi, pengelolaan lahan lebak belum optimal, baru terbatas pada lahan
binaan; Dengan menerapkan teknologi agronomi seperti pengendalian air,
ameliorasi lahan, pengolahan lahan dan penggunaan varietas unggul lahan lebak
dapat dijadikan lahan pertanian untuk mendukung ketahanan pangan, diverifikasi
produksi, pengembangan agroindustri dan lapangan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H.O. and N.C. Brady. 1969. The Nature and properties of Soil
Copy Right. Macmill Company. New York.
Chaudary, H.K. 1982. Elementary Principles of Plant Breeding. Oxford and
I B H Publishing Co. New Delhi, Calcuta.
Coen Reijtjes, Bertus Haverkort and Ann Waters-Bayer. 1999. Farming for
the future. Kanisius Jakarta.
Asparno Mardjuki, 1990, Pertanian dan Masalahnya, Andi Offset,
Yogyakarta
Gardner, F.P., R. Brent Pearce dan Roger Mitchell, 1991, Fisiologi
Tanaman Budidaya, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Harjadi, Sri Setyati, 1982, Pengantar Agronomi , PT. Gramedia, Jakarta
Hasan Basri Jumin, 1991, Dasar-dasar Agronomi , CV. Rajawali, Jakarta
Hendarto Kuswanto, 2003, Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan
Penyimpanan Benih, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Yusnita, 2003, Kultur Jaringan, Agromedia, Pustaka, Jakarta
Kamil, J, 1982, Teknologi Benih I , Universitas Andalas, Padang
Mahida, U.N., 1984, Pencemaran air dan Pemanfaatan Limbah Industri,
Kata Pengantar Otto Soemarwoto, Penerbit CV. Radjawali, Jakarta
Moenandir, J., 1994, Agronomi , Fakultas Pertanian, UNIBRAW, Malang
Nuryadi, 1978, Kumpulan Makalah Lokakarya, Pola Tanam Tumpanggilir
, Cipayung
Orchard, P.W. and D.C. Goodwin, 1979, Environmental Factors, Plant and
Crop Growth , University of New England (AAUCS)
Rachman Sutanto, 2002, Penerapan Pertanian Organik , Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
Achmadi, dan L Irsal. 2006. Inovasi Teknologi Pengembangan Pertanian
di Lahan Rawa Lebak. Proseding Seminar Nasional Pengelolaan Rawa Lebak
Terpadu. Balittra. Banjarbaru. Hal : 21−36.
Alihamsyah T. 2004. Potensi dan Penggunaan Lahan Rawa dalam Rangka
Peningkatan Produksi Padi. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Alihamsyah T.
2005.Pengembangan Lahan Rawa Lebak Mitra Usaha Pertanian. Balittra,
Banjarbaru. 53 hal.
Djafar ZR. 2012a. Budidaya Tanaman di Lahan Pasang Surut. Unsri Press,
Palembang. 168 hal. Djafar ZR. 2012b. Peningkatan Pemanfaatan Lahan Rawa
untuk Lumbung Pangan dan Energi di Negera Kesejahteraan.