Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TINGKAT DAN STRUKTUR TROFIK EKOSISTEM

MATA KULIAH AGROEKOLOGI

Dosen Pembimbing

Dr. Ir Soesilo Wibowo, M.S

Disusun Oleh

Fahmi Kurniawan 02.01.21.210

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

KEMENTERIAN PERTANIAN

2022

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tingkat dan Struktur
Trofik Ekosistem” dengan tepat waktu.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pengampu Bapak Susilo Wibowo pada mata kuliah Agroekologi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang tingkat dan
struktur trofik ekosistem.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Susilo Wibowo,


selaku dosen pengampu mata kuliah agroekologi yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang tingkat dan
struktur trofik ekosistem. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran saya harapkan dari pembaca dan
dengan segenap hati akan saya sempurnakan makalah ini atas kritik dan saran
yang telah saya tampung.

Bogor, 2 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... I
KATA PENGANTAR .................................................................................... II
DAFTAR ISI .................................................................................................. III
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... IV
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 5
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 5
1.2. Tujuan ................................................................................... 6
1.3. Manfaat ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
2.1. Pengertian Ekologi ..................................................................... 7

2.2. Paradigma dan Perspektif Agroekologi............................................. 8

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 9

3.1 Struktur Trofik........................................................................................ 9

A. Komponen Autotropik ......................................................... 11


B. Komponen Heterotropik ......................................................12
C. Komponen Biotik..................................................................13
D. Dekomposer .........................................................................14
E. Komponen Abiotik................................................................ 14
F. Piramida Ekologi.................................................................. 20
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 23

4.1. Kesimpulan.................................................................................. 23

4.2. Saran........................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................25

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tingkatan Trofik .......................................................................... 11


Gambar 2. Tingkatan Trofik .......................................................................... 12
Gambar 3. Transfer energi dan materi melalui organisme ............................18
Gambar 4. Rantai Makanan .......................................................................... 19
Gambar. 5 Rantai makanan .......................................................................... 20
Gambar 6. Piramida energi ...........................................................................21
Gambar. 7 Piramida Biomassa .....................................................................21
Gambar. 8 Piramida Jumlah .........................................................................22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ekologi pertanian merupakan salah satu cabang ilmu ekologi yang
fokus dalam mempelajarai berbagai eksosistem dalam lingkungan
pertanian. Dalam kaitannya dengan pertanian, ekologi mempunyai peran
penting agar tercipta suatu strategi pembangunan pertanian yang
berwawasan dan berkelanjutan. Secara umum, cabang ilmu ini kita kenal
sebagai agroekologi. Agroekologi terdiri dari dua kata yaitu agro yang
berarti pertanian dan ekologi yang berarti lingkungan hidup. Dewasa ini,
seringkali kita lihat dan dengar banyak sekali kerusakan lingkungan yang
terjadi di sekitar kita. Mirisnya lagi, pelaku utama dari perusakan
lingkungan tersebut adalah manusia. Padahal lingkungan merupakan
salah satu faktor utama terciptanya kehidupan. Jika lingkungan rusak,
maka dapat dipastikan kehidupan manusia akan terancam.
Agroekologi merupakan salah satu solusi untuk menghindari
kerusakan lingkungan, terutama yang diakibatkan oleh manusia. Di dalam
agroekologi, kita diwajibkan untuk mempelajari mengenai paradigma dan
perpektif agroekologi, ekosistem, komponen biotik dan abiotik, proses
produksi, dekomposisi, dan suksesi, aliran energi, rantai makanan dan
piramida, keanekaragaman hayati, pencemaran dan dampaknya, serta
pola tanam. Semua materi tersebut wajib diperlajari dengan tujuan agar
kita mampu menciptakan suatu strategi yang memberikan solusi terhadap
pelestarian lingkungan hidup, utamanya lingkungan pertanian.
Bidang pertanian merupakan bidang yang menyediakan
kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan. Dapat kita bayangkan jika
pembangunan dan pengembangan Kawasan pertanian tidak diikuti
dengan penciptaan strategi dan solusi yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. Tanpa diikuti faktor tersebut, akan tercipta suatu
pembangunan pertanian yang berfokus pada produksi dengan
mengabaikan kelestarian lingkungan, akibatnya lingkungan tidak lagi
menjadi produktif dan rusak.

5
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Agroekologi,
b. Menambah pengetahuan tentang ekosistem,
c. Menambah pengetahuan tentang ekologi,
d. Mengetahui tingkat dan struktur topik ekosistem, dan
e. Menambah pengetahuan tentang struktur topik ekosistem.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari ekosistem,
b. Mahasiswa dapat mengetahui struktur dan tingkat topik ekosistem,
dan
c. Mahasiswa dapat terlatih untuk mengerjakan makalah.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ekologi

Secara bahasa agroekologi terdiri dari dua kata yaitu agro


memiliki arti pertanian, tanah, atau ladang, sedangkan ekologi dari dua
kata Bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti rumah dan Logos yang
berarti ilmu pengetahuan. Menurut Fatah (2006), pertanian memiliki dua
arti baik dalam arti luas maupun sempit, yaitu:

 Pertanian dalam arti sempit yaitu suatu usaha hanya bidang


tanaman saja.
 Pertanian dalam arti luas, yaitu suatu bidang usaha yang
mencakup bidang tanaman, peternakan dan perikanan.
Menurut Ernst Haeckel (1869), agroekologi adalah ilmu yang
memelajari hubungan mahluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena
itu, dapat kita simpulkan bahwa agroekologi merupakan suatu ilmu yang
memelajari interaksi antara manusia dengan lingkungan pertanian.
Tujuan mempelajari agroekologi adalah agar pertanian di Indonesia dapat
berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan menyakup 3 pilar yaitu pilar
ekonomi, sosial dan ekologi. Pembangunan pertanian yang hanya
menitikberatkan pada aspek ekonomi saja tanpa memerhatikan aspek
lingkungan akan mengakibatkan terjadinya malapetaka karena tidak
tercapainya keseimbangan ekosistem.
Ekologi dapat dibagi menurut jenis lingkungan dan habitatnya,
jenis individunya dan bahan kajiannnya. Berdasarkan jenis lingkungannya
dan habitat (tempat hidupnya) ekologi dapat dibagi menjadi ekologi lautan
(marine ecology), ekologi air tawar (fresh water ecology) dan ekologi
daratan (terrestrial ecology).
Ekologi berdasarkan jenis individunya, dapat dibagi menjadi
ekologi binatang, tumbuhan dan ekologi manusia, sedangkan
berdasarkan kajian ilmunya, ekologi dapat dibagi menjadi :

7
 Autekologi yaitu ilmu yang membahas sejarah hidup dan
pola adaptasi individu-individu organisme terhadap
lingkungan.
 Sinekologi yaitu ilmu yang membahas golongan atau
kumpulan organisme yang berasosiasi bersama sebagai
satu kesatuan. 4 Bila studi dilakukan untuk mengetahui
hubungan jenis serangga dengan lingkungannya, maka
kajian ini bersifat autekologi, namun apabila studi
dilakukan untuk mengetahui karakteristik lingkungan
dimana seranggaitu hidup maka pendekatannya bersifat
sinekologi.

2.2. Paradigma dan Perspektif Agroekologi

Paradigma adalah pandangan dunia (world view) dimana teori, praktek,


pengetahuan, ilmu, pola fikir dikonseptualisasikan. Penerimaan atas suatu
paradigma berlangsung tanpa konsensus yang bersifat tertulis bahkan
terkadang diadopsi tanpa sadar. Paradigma adalah pandangan dunia (world
view) dimana teori, praktek, pengetahuan, ilmu, pola fikir
dikonseptualisasikan. Umumnya penerimaan atas suatu paradigma
berlangsung tanpa konsensus yang bersifat tertulis bahkan terkadang
diadopsi tanpa sadar Paradigma ada dua yaitu paradigm yang mekanistik
(Cartesian) versus Non Mekanistik (Ekologi) dan paradigm Yin Yang.

 Paradigma Mekanistik dan Non Mekanistik biasanya pandangannya


dibagi pada 3 aspek yaitu deskripsi utama, karakter utama dan
karakter sekunder
 Paradigma Yin Yang merupakan konsep dalam filosofi Tionghoa
yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sifat kekuatan
yang saling berhubungan dan berlawanan di dunia ini dan
bagaimana mereka saling membangun satu sama lain.

Paradigma akar permasalahan terjadinya krisis lingkungan dapat


dijelaskan sebagai berikut :

 Terjadinya kesalahan dalam penetapan kebijakan


kebijakan pemerintah, Beberapa kebijakan yang dibuat

8
oleh pemerintah kurang tepat yaitu pada hal-hal
sebagai berikut :
 Pada sektor pertanian : dengan ditetapkannya
kebijakan tentang rekayasa genetika meliputi
pangan transgenik, tanaman transgenik, dan
hewan transgenik telah menimbulkan
permasalahan agroekologi.
 Pada sektor kehutanan: dengan adanya
kebijakan pembukaan lahan hutan untuk
berbagai kegiatan telah menimbulkan
pembalakan/illegal logging sehingga terjadi
kebakaran hutan yang menimbulkan
pencemaran sehingga menimbulkan
perubahan iklim global, penipisan lapisan
ozon dan menimbulkan erosi sehingga terjadi
pencemaran sungai , danau dan laut. Pada
bidang pemasaran hasil pertanian, 7
penetapan kebijakannya kurang tepat
sehingga tidak ada mekanisme pasar
sehingga terjadi kegagalan pasar yaitu pada
saat tertentu harga melambung tinggi dan
pada saat lain harganya sangat rendah
sehingga merugikan petani.
 Kondisi masyarakat yang miskin dan gaya hidupnya,
Kondisi masyarakat yang miskin dan gaya hidupnya
menyebabkan terjadinya:
 Ketidakmampuan mengadopsi teknologi
dan mengatur kelahiran sehingga tidak
mampu mengelola SDA sehingga
menyebabkan terjadinya degradasi lahan
dan erosi lahan.
 Hilangnya nilai-nilai inti karena terlalu
berfokus pada manusia (antroposentris) dan
kotemposentris, sehingga pudarnya adat.

9
 Terjadinya simplifikasi ekologi dengan
adanya penanaman monokultur
(perkebunan sawit), sehingga terjadi
kepunahan spesies dan hilangnya habitat
hidup liar.

 Konsep Ekosistem Dalam ekologi

Ekosistem merupakan konsep sentral. Di alam terdapat unsur


biotik dan abiotik, di mana ke dua unsur tersebut akan saling berinteraksi,
saling memengaruhi, ada arus energi dan ada siklus materi yang
membentuk suatu ekosistem. Ekosistem dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal-balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, dengan demikian ekosistem di
suatu tempat akan terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.

Ekosistem menurut UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) adalah tatanan unsur
lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan
produktivitas lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya yang memengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.

Menurut Alikodra (2009) sistem ekologi atau ekosistem adalah


komponen community dan abiotik yang berfungsi secara bersama-sama.
Pada sistem biologi yang luas yaitu biosphere atau ecosphere yang
meliputi seluruh organisme hidup berinteraksi dengan lingkungan fisik
secara jkeseluruhan memelihara keseimbangan ekosistem. Prinsip Dasar
Ekosistem, menurut Alikodra (2009) prinsip dasar ekosistem yaitu:

 Harmony atau keseimbangan


 Diversity atau keragaman

10
 Interdependency atau keterkaitan
 Utility atau manfaat
 Sustainability atau kelestarian

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Struktur Trofik

Struktur trofik merupakan salah satu faktor kunci dinamika


komunitas. Suatu komunitas ditentukan oleh hubungan makan dimakan
diantara organisme di dalam komunitas. transfer energi makanan dari
sumber utamanya (organisme fotosintetik) melalui herbivora dan karnivora
dinamakan rantai makanan.

Materi dan energi berasal dari lingkungan abiotik akan kembali lagi
ke lingkungan abiotik. Dalam hal ini komunitas dalam lingkungan abiotiknya
merupakan suatu sistem yang disebut ekosistem. Jadi konsep ekosistem
menyangkut semua hubungan dalam suatu komunitas dan di samping itu
juga semua hubungan antara komunitas dan lingkungan abiotiknya.

Hubungan dinamis dalam ekosistem melibatkan beberapa


komponen-komponen. Komponen-komponen tersebut dapat dilihat dari dua
aspek yang berbeda, yaitu dari aspek jenjang makan (trophic level/chain
food level) dan aspek kehidupan. Dari aspek jenjang makan, ekosistem
terdiri dari komponen autotrofik dan komponen heterotrofik, yang ditekankan
pada level transfer energi.

Tingkatan Trofik IV
(Dekomposer)

Tingkatan Trofik III


(Konsumen II)

Tingkatan Trofik II
(Konsumen I)

Tingkatan Trofik I
(Produsen)

11
Gambar 1. Tingkatan Trofik

Gambar. 2 Tingkatan Trofik

A. Komponen Autotropik
Autotropik berasal dari kata Auto = sendiri dan trophikos =
menyediakan makan. Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/ mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan
organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti
matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai
produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau. Komponen
autotropik (memberi makanan sendiri), disini terjadi pengikatan
energi sinar matahari menggunakan senyawa-senyawa anorganik
sederhana dan membangun senyawa kompleks. Contoh :
Tumbuhan hijau.

B. Komponen Heterotropik

12
Heterotropik berasal dari kata Heteros = berbeda dan trophikos =
makanan. Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan
bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut
disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah
manusia, hewan, jamur, dan mikroba. Komponen heterotropik
(memakan yang lainnya), di sini terjadi pemakaian, pengaturan
kembali dan perombakan bahan-bahan yang kompleks.
Menurut Wiegert Van Owens (1970), komponen Heterotropik :
 Biophag : organisme yang makan organisme hidup.
 Saprophag : organisme yang makan organisme mati.
Dari aspek kehidupan, ekosistem terdiri dari komponen
biotik dan komponen abiotik yang berkaitan erat dan
memiliki hubungan timbal balik satu dengan lainnya.

C. Komponen Biotik
Manusia, hewan dan tumbuhan termasuk komponen biotik
yang terdapat dalam suatu ekosistem. Komponen biotik di
bedakan menjadi 3 golongan yaitu produsen, konsumen dan
decomposer.
 Produsen
Semua produsen dapat menghasilkan makanannya
sendiri sehingga disebut organisme autotrof.
Sebagai produsen, tumbuhan hijau mnghasilkan
makanan (karbohidrat) melalui proses potosintesis.
Makanan di manfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri
maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian
produsen merupakan sumber energi utama bagi
organisme lain, yaitu konsumen.
 Konsumen
Semua konsumen tidak dapat membuat makanan
sendiri di dalam tubuhnya sehingga disebut
heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik
yang telah di bentuk oleh produsen, atau dari
konsumen lain yang menjadi mangsanya.

13
Berdasarkan jenis makanannya,konsumen di
kelompokkan sebagai berikut:
 Pemakan tumbuhan (herbivora), misalnya
kambing, kerbau, kelinci dan sapi.
 Pemakan daging (karnivora), misalnya
harimau, burung, elang, dan serigala.
 Pemeken tmbuhan dan daging (omnivore),
misalnya ayam, itik, dan orang hutan.
D. Dekomposer
Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem. Jika
kelompok ini tidak ada, kita akan melihat sampah yang
menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh selamanya.
Dekomposer berperan sebagai pengurai, yang menguraikan zat-
zat organik (dari bangkai) menjadi zat-zat organik penyusunnya.

E. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen yang kedua
dalam ekosistem ditinjau dari aspek kehidupan. Komponen ini
terdiri dari bahan tak hidup berupa unsur-unsur fisik (lingkungan)
dan unsur- unsur kimia (senyawa organik dan senyawa
anorganik), misalnya tanah, air, udara, sinar matahari dan
sebagainya, yang berada di lingkungan dalam bentuk medium
atau substrat melangsungkan kehidupan. Misalnya pada ekosistem
danau ditemukan komponen abiotik yang terdiri dari senyawa
anorganik seperti H2O, CO2, O2, K, Na, dan P, dan senyawa
organik seperti senyawa asam amino dan senyawa karbon
(humus).
Bagian dari komponen abiotik adalah :
 Tanah
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam
ekosistem meliputi tekstur,kematangan, dan
kemapuan menahan air.
 Air

14
Hal-hal penting pada air yang mempengaruri
kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar
mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan
kedalaman air.
 Udara
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa
gas. Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi
makhluk hidup. Oksigen, karbon dioksida, dan
nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi
kehidupan makhluk hidup. Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama
bagi kehidupan di bumi ini. Namun
demikian,penyebaran cahaya di bumi belum
merata. Oleh karena itu, organisme harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
 Suhu atau temperature
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum
untuk kegiatan metabolisme dan
perkembangbiakannya.

Ekosistem dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak


terpisahkan. Dalam pembahasan mengenai ekosistem, lingkungan juga
akan menjadi objek pembahasan. Secara fisik, lingkungan berarti wadah
atau tempat berlangsungnya suatu sistem kehidupan organisme atau
suatu komunitas. Kondisi lingkungan akan berubah jika terjadi perubahan
di dalam ekosistem atau sebaliknya, masing-masing saling
mempengaruhi dalam suatu keseimbangan yang dinamis dan merupakan
satu kesatuan fungsional.

Dengan begitu, ekosistem meliputi seluruh mahluk hidup dan


lingkungan fisik yang mengelilinginya, dan merupakan suatu unit yang

15
mencakup semua mahluk hidup dalam suatu area yang memungkinkan
terjadinya interaksi dengan lingkungannya, baik yang bersifat abiotik
meupun biotik. Semua bentuk pada interkasi antara komponen ekosistem
merupakan suatu azas, yakni azas keanekaragaman, azas kerjasama,
azas persaingan, azas interkasi dan azas keanekaragaman.

Azas-azas tersebut berfungsi sebagai sarana untuk tetap


mempertahankan adanya kelanggengan dalam hubungan timbal balik
antara komponen ekosistem dan antara komponen tersebut dengan
lingkungannya. Jika setiap komponen tersebut bekerjasama sesuai
dengan fungsinya, maka keseimbangan dan keserasian dalam
lingkungan hidup akan tetap terjaga dan berlangsung dengan baik.

Manusia adalah penentu kualitas lingkungan, sehingga dalam


pemanfaatan sumber daya lingkungan hidup, manusia dapat melakukan
aktifitas yang berdampak positif atau negatif terhadap lingkungan.
Manusia juga mempunyai pengaruh yang paling kuat dalam mengubah
ekosistem, baik langsung maupun tidak langsung aktifitas manusia
seringkali dapat mengubah volume, susunan dan struktur komponen
organik lingkungan dengan mengubah bahan organik yang ada.

Hubungan antara organisme dan lingkungan fisiknya begitu erat


dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Mengubah hubungan
organisme dan lingkungan fisiknya berarti melakukan perubahan
terhadap susunan dan struktur biotik dan abiotik, atau mengubah
lingkungan hidup yang bermuara pada munculnya berbagai dampak dan
resiko bagi manusia itu sendiri. Manusia berinteraksi dengan lingkungan,
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan hidup tersebut. Hubungan
manusia dan lingkungannya bersifat sirkuler. Berbagai kegiatan manusia
dari sekedar bernafas hingga membendung sungai, sedikit banyak akan
mengubah lingkungannya dan perubahan lingkungan itu pada saatnya
akan kembali mempengaruhi manusia.

Pengaruh terhadap satu unsur akan merambat pada unsur lainnya


yang bergerak merambat secara halus, seringkali pengaruhnya terhadap
manusia tidak dapat terlihat dan terasakan, namun pada suatu saat
pengaruh tersebut akan terakumulasi dan memberikan dampak yang
nyata. Kualitas kehidupan tergantung dari derajat pemenuhan kebutuhan

16
dasar yang diperoleh dari suatu lingkungan, dan kualitas lingkungan
dapat menjadi ukuran derajat pmenuhan kebutuhan dasar tersebut.
Semakin tinggi derajat kualitas kehidupan dalam suatu lingkungan berarti
semakin tinggi pula derajat pemenuhan kebutuhan dasar, atau
sebaliknya.

Dengan begitu kualitas lingkungan yang baik akan menghasilkan


derajat kulaitas pemenuhan kebutuhan dasar yang baik, dan selanjutnya
menghasilkan kualitas lingkungan yang baik. Jika kualitas lingkungan
mengalami penurunan, maka penurunan kualitas tersebut akan
mengakibatkan beberapa hal antara lain:

a) Kesehatan, penyakit infeksi


 Zat beracun dalam udara, makanan dan air
 Pengaruh energi fisik yang tidak terkontrol terhadap
Kesehatan
b) Kenyamanan, efisiensi dan estetik
 Pandangan tidak sedap, bau menyengat dan rasa
tidak enak
 Panas, suara gaduh/bising dan cahaya
 Ciri struktur: kemudahan dan efisiensi
c) Pengaruh terhadap kesembangan ekosistem dan sumber
daya alam

Dari segi fungsional, ekosistem dapat dianalisis menurut :

1. Lingkaran Energi
Sesuai dengan azas pertama dari azas dasar ilmu lingkungan, yaitu
semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup atau
populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang
tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk
ke bentuk yang lainnya tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan, atau
diciptakan.

17
Gambar 3. Transfer energi dan materi melalui organisme

2. Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan perpindahan energi makanan dari
sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang
makan (tumbuhan-herbivora-carnivora). Pada setiap tahap
pemindahan energi, 80 – 90% energi potensial hilang sebagai panas,
karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5
langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan
semakin besar pula energi yang tersedia.

Ada dua tipe dasar rantai makanan:

a. Rantai makanan rerumputan


(grazing food chain) Misal,
tumbuhan-herbivora-carnivora.

18
b. Rantai makanan sisa (detritus food chain
Bahan mati mikroorganisme (detrivora = organisme pemakan
sisa) predator.

Gambar 4. Rantai makanan

3. Pola keragaman waktu dan ruang

Merupakan azas ketiga dari azas dasar ilmu


lingkungan yaitu materi, energi, ruang, waktu dan
keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumber
alam.
4. Perkembangan dan evolusi

Dapat didekati dengan azas ketiga belas dari azas


dasar ilmu lingkungan, yaitu lingkungan yang secara fisik

19
mantap memungkinkan terjadinya penimbunan
keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap,
yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi
lebih jauh lagi.

Gambar. 5 Rantai makanan

F. Piramida Ekologi

Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan


makan dan dimakan antar trofik yang secara umum
memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid.
Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan
gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada
tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida
ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai
konsumen puncak.
Macam – macam piramida ekologi yaitu :
1) Piramida energi adalah piramida yang
menggambarkan hilangnya energi pada saat
perpindahan energi makanan di setiap tingkat
trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida

20
energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-
turut yang tersedia di tiap tingkat trofik.

Gambar 6. Piramida energi

2) Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang


menggambarkan berkurangnya transfer energi
pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik
menunjukkan berat kering dari seluruh organisme
di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2.
Umumnya bentuk piramida biomassa akan
mengecil ke arah puncak, karena perpindahan
energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi
piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.

21
Gambar. 7 Piramida Biomassa
G. Piramida Jumlah
Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada
setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Piramida jumlah
umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida
jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama
seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan
konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah
tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada
hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua.

Gambar. 8 Piramida Jumlah

22
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Ekologi pertanian merupakan salah satu cabang ilmu
ekologi yang fokus dalam mempelajarai berbagai eksosistem
dalam lingkungan pertanian. Agroekologi merupakan salah satu
solusi untuk menghindari kerusakan lingkungan, terutama yang
diakibatkan oleh manusia.
Ekosistem menurut UU No. 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) adalah
tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup.

Struktur trofik merupakan salah satu faktor kunci dinamika


komunitas. Suatu komunitas ditentukan oleh hubungan makan
dimakan diantara organisme di dalam komunitas. transfer energi
makanan dari sumber utamanya (organisme fotosintetik) melalui
herbivora dan karnivora dinamakan rantai makanan.

Autotropik berasal dari kata Auto = sendiri dan trophikos =


menyediakan makan. Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/ mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan
organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti
matahari dan kimia.

23
Heterotropik berasal dari kata Heteros = berbeda dan
trophikos = makanan. Heterotrof merupakan organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan
bahan tersebut disediakan oleh organisme lain.

Komponen biotik terdiri dari produsen dan konsumen.


Sementara itu komponen abiotic terdiri dari air, tanah, suhu dan
masih banyak lagi. Rantai makanan merupakan perpindahan
energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri
organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-
carnivora). Macam – macam piramida ekologi yaitu piramida
jumlah, piramida biomassa dan piramida energi.

4.2. Saran

Adapun saran dari makalah ini yaitu, kita sebagai manusia harus menjaga
lingkungan agar tetap lestari dan terjaga.

24
DAFTAR PUSTAKA

ALANINDRA SAPUTRA. KOMUNITAS TUMBUHAN: Struktut Trofik, Aliran


Energi, Produktivitas.

Djohar Maknun, S.,Si., M.,Si. 2017. Ekologi, populasi, komunitas, ekosistem


mewujudkan kampus hijau asri, islami, dan alamiah.

25

Anda mungkin juga menyukai