Anda di halaman 1dari 7

MENENTUKAN POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN

Jihan Marselina Buana (1405091)


Departemen Pendidikan Geografi 2014
Universitas Pendidikan Indonesia

PENDAHULUAN
Penelitian merupakan suatu proses penyelidikan yang ilmiyah melalui
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan,
metode, dan teknik tertentu untuk menjawab suatu permasalahan (Arifin, 2012,
hlm. 2). Dalam melakukan sebuah penelitian salah satu hal yang paling penting dan
sangat diperlukan ialah menentukan populasi dan sampel penelitian, dalam
menentukan populasi dan sampel penenilitian haruslah sesuai dengan langkah-
langkah yang sesuai dengan aturan serta harus tepat dan efisien. Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualiatas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007, hlm. 90), sedangkan sampel merupakan
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2006, hlm. 118).
Dalam sebuah penelitian untuk dapat menentukan atau menetapkan sampel
yang tepat diperlukan pemahaman yang baik dari peneliti mengenai sampling, baik
dalam hal penentuan jumlah maupun dalam menentukan sampel mana yang
diambil. Sampel yang baik ditentukan oleh bagaimana kita memilih subyek
penelitian dari populasi. Kesalahan dalam menentukan populasi akan berakibat
tidak tepatnya data yang dikumpulkan sehingga hasil penelitian pun tidak memiliki
kualitas yang baik, tidak representatif, dan tidak memiliki daya generalisasi yang
baik. Prinsip ini terlihat mudah tetapi pada praktektnya tidaklah selalu mudah
terutama pada penelitian di masyarakat.
Pemahaman peneliti mengenai populasi dan sampel merupakan yang sangat
penting terutama dikalangan para calon peneliti. Oleh karena itu diperlukan
pendalaman banyak pendalaman materi mengenai populasi dan sampel.
PEMBAHASAN
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari satuan-satuan elementer yang mempunyai
karakteristik dasar yang sama atau dianggap sama (Yunus, 2010, hlm. 260).
Sedangkan menurut Sugiyono (2001, hlm. 55) menyatakan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan ukuran populasi
dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1) Populasi terbatas atau populasi terhingga (finite population), yakni
populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memilki
karakteristik yang terbatas/ tetap masih bisa dihitung (cauntable).
2) Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga (infinite population),
yakni populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak
dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif / tidak bisa
dihitung (uncountable).

2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2001, hlm. 56). Pengertian lain dari sampel menurut
Sukmadinata, 2009), sampel merupakan kelompok kecil yang secara nyata
diteliti dan ditarik kesimpulan. Keunggulan melakukan penelitian dengan
menggunakan sampel ialah dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga
dibandingkan menggunakan populasi dalam penelitian. Sedangkan sampling
adalah suatu proses memilih sebagian dari unsur populasi yang jumlahnya
mencukupi secara statistik sehingga dengan mempelajari sampel serta
memahami karakteristik-karakteristiknya (ciri-cirinya) akan diketahui informasi
tentang keadaan populasi. Dalam (Margono, 2004, hlm. 121) menyatakan bahwa
sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:
1. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya
jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
2. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya,
dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau
kejadian yang lebih luas.
Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan berbagai
alasan, (Margoino, 2004: 121) mengungkapkan beberapa alasan tersebut, yaitu:
1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi ta terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang
jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual.
Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti
itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat
besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid
sekolah dasar yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, misalnya.
2. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang
diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang
diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh
karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
3. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia
terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,
dalam hal ini, lebih tepat.
4. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena
dapat merusak atau merugikan.
5. Masalah ketelitian
Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan
cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini meliputi
pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum
tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan dalam
melaksanakan tugasnya.
6. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti; apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang
telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata
lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian
populasi.

3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono,
2001, hlm. 56). Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya
sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih
dalam penelitian dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah
maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi. Secara skematis, menurut
(Sugiyono, 2001, hlm. 57) teknik sampling ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Dari gambar di atas terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability
Sampling. Probability sampling meliputi: simple random sampling, proportionate
stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area
(cluster) sampling (sampling menurut daerah). Nonprobability sampling meliputi:
sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling,
sampling jenuh, dan snowball sampling
a. Tipe Sampling
Sampling dapat dibedakan berdasarkan dua hal, yaitu tipe sampling
berdasarkan proses pemilihannya dan tipe sampling berdasarkan peluang
pemilihannya. Tipe sampling berdasarkan proses pemilihannya terbagi atas: (1)
Sampling dengan pengembalian (sampling with replacement), yaitu setiap
anggota sampel yang terpilih dikembalikan lagi ke tempatnya sebelum
pemilihan selanjutnya dilakukan, sehingga ada kemungkinan bahwa suatu
satuan sampling akan terpilih lebih dari sekali. (2) Sampling tanpa pengembalian
(sampling without replacement), yaitu setiap anggota sampel yang terpilih tidak
dikembalikan lagi ke dalam satuan populasi.

b. Kriteria Sampling
Kriteria yang harus diperhatikan untuk menentukan tipe sampling yang baik,
diantaranya:
1) Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi,
2) Dapat menentukan presisi dari hasil penelitian,
3) Sederhana, mudah dilaksanakan, dan
4) Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin tentang populasi dengan
biaya minimal.

c. Prosedur Penarikan Sampel


Langkah atau prosedur dalam melakukan pengambilan sampel dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Pertama yang harus ditentukan dalam langkah mendesain penarikan
sampel adalah menentukan populasi sasaran dengan tegas, yang
dilanjutkan dengan penentuan populasi studi dari populasi sasaran tadi.
2. Menentukan area populasi, hal ini berkaitan dengan data penelitian yang
akan dijadikan lokasi penelitian.
3. Menentukan ukuran populasi (size of population) sebagai dasar untuk
menarik sampel. Biasanya populasi diambil dari data sensus. Carilah data
tersebut secara lengkap, dapatkan data yang akurat dan up to date.
4. Buatlah kerangka sampling dengan memasukan data dari populasi studi
secara lengkap dan jelas, serta hal yang terpenting adalah satuan-satuan
sampling diberi nomor sesuai dengan jumlah digit populasinya, secara
berurutan dari nomor paling kecil sampai dengan nomor yang paling
besar.
5. Tentukan ukuran sampel dengan menggunakan rumus-rumus yang
sesuai.
6. Gunakan tabel angka random ataupun program komputer sebagai alat
seleksi.
7. Satuan sampling terpilih sebagai anggota sampel, merupakan langkah
terakhir dari desain sampling yang pada hakikatnya merupakan cerminan
dari populasi.

d. Prinsip Menentukan Ukuran Sampel (Sample Size)


Ukuran sampel bisa ditentukan melalui dua dasar pemikiran, yaitu
ditentukan atas dasar pemikiran statistis, dan atau ditentukan atas dasar
pemikiran non statistis.
1. Ditinjau dari aspek statistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa
faktor, diantaranya:
a) Bentuk parameter yang menjadi tolak ukur analisis, dalam arti
apakah tujuan penelitian ini untuk menaksir rata-rata, persentase,
atau menguji kebermaknaan hipotesis,
b) Tipe sampling, apakah simple random sampling, stratified random
sampling atau yang lainnya. Tipe sampling ini berkaitan dengan
penentuan rumus-rumus yang harus dipakai untuk memperoleh
ukuran sampel, dan
c) Variabilitas variabel yang diteliti (keseragaman variabel yang
diteliti), makin tidak seragam atau heterogen variabel yang diteliti,
makin besar ukuran sampel minimal.
2. Ditinjau dari aspek nonstatistis, ukuran sampel ditentukan oleh
beberapa faktor, diantaranya:
a) Kendala waktu atau time constraint,
b) biaya, dan
c) ketersediaan satuan sampling.
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Yunus, S. (2010). Metodologi Penenlitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Margono. 2004, Metodologi Penelitian Pendidika, Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2001, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35429607/sampling_dan_tekn
ik_sampling.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Exp
ires=1496378056&Signature=uBhnb9Pxq%2B1OOJlG8SoYnU6WWAk%3
D&response-content-
disposition=attachment%3B%20filename%3DMODUL_MODUL_MODU
L_MODUL_6_POPULASI_DAN_S.pdf

Anda mungkin juga menyukai