Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ayuni Puspita Sari

Nim : 5404420003
Prodi : Pendidikan Tata Boga

1. JERMAN
Ausbildung di Jerman
Pendidikan Vokasi Sistem Dual atau dalam bahasa Jermannya Duale
Berufsbildung atau Duale Berufsausbildung dan sering disingkat Ausbildung adalah program
pendidikan setelah seseorang menamatkan sekolah di Jerman. Adapun sekolah yang dimaksud
adalah sekolah yang termasuk dalam sistem pendidikan dasar dan menengah di Jerman yaitu 
Hauptschule , Realschule, Gymnasium maupun Gesamtschule. 
Berbeda dengan jalur pendidikan di sekolah tinggi (Hochschule) di mana siswa melanjutkan
pendidikan di Universitas (Universität), Sekolah Tinggi Ilmu Terapan (Fachhochschule) dan
setingkatnya, siswa melanjutkan pendidikan di dua tempat (Dual-System), yaitu:
1. Latihan kerja di sebuah badan usaha (perusahaan, industri, sektor perdagangan) atau
lembaga lain yang memiliki kualifikasi, misalnya kantor pengacara, praktek dokter, atau
bahkan lembaga negara dan
2. di sekolah kejuruan, yaitu: Berufschule atau Berufsakademie. 
Sebelum pendidikan kejuruan ini dilakukan, dibuat perjanjian kontrak kerja
(Ausbildungsvertrag) oleh kedua belah pihak. Dalam kontrak tersebut diatur berbagai hal teknis
dan administrasi sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku di Jerman.Pada umumnya,
program Ausbildung berlangsung 2 atau 3 tahun.Pendidikan kejuruan di Jerman diakhiri dengan
ujian, baik ujian teori maupun praktek. Hal inilah yang membedakan antara kerja biasa
dengan Ausbildung, di mana seseorang dapat dikatakan nantinya menjadi seorang tenaga ahli
profesional (Fachkraft, Meister, dan gelar setara lainnya).
Yang bertindak sebagai lembaga penguji adalah
1. IHK (Industrie und Handelskammer) yaitu Kamar Dagang dan Industri di kota tempat
berlangsungnya Ausbildung jika siswa mengikuti teorinya di sekolah
kejuruan Berufsschule atau
2. Akademi Kejuruan (Berufsakademie), jika program Ausbildung tersebut dilakukan
di Berufsakademie.
3. Setelah masa Program Ausbildung selesai, Azubi dapat melanjutkan karirnya sebagai
karyawan di perusahaan tersebut atau melanjutkan ke program pendidikan lanjutan
(Fortbildung/Weiterbildung).
2. FINLANDIA
Pendidikan dan pelatihan guru kejuruan diselenggarakan di perguruan tinggi pendidikan guru
kejuruan, yang terkait dengan institusi politeknik. Program studi bervariasi berdasarkan bidang;
Namun, inti umum adalah studi pedagogi. Jika guru kejuruan ingin bekerja sebagai guru kelas
atau guru mata pelajaran di sekolah yang komprehensif, mereka harus menyelesaikan studi mata
pelajaran mereka. Studi pedagogis mereka diakui.Instruksi guru pendidikan orang dewasa
umumnya berlangsung dalam berbagai program pendidikan guru mata pelajaran. Studi pedagogis
guru, bagaimanapun, adalah inti dari kompetensi yang harus diperoleh. Mereka yang berniat
untuk mengajar di lembaga pendidikan orang dewasa dapat mengambil studi pedagogis di tahun
fakultas mereka dalam program guru mata pelajaran. Di bidang pendidikan, ada banyak
kemungkinan khusus dan lokal untuk guru pendidikan kejuruan dan orang dewasa,menurut
pendidikan sebelumnya dan pengalaman kerja para kandidat
Pendidikan dan pelatihan vokasi terdiri dari 8 bidang pendidikan yang memberikan lebih dari
50 sertifikasi vokasi.Pendidikan vokasi terdiri dari tiga tahun pembelajaran yang mencakup
penempatan kerja selama minimal 1,5 tahun.Kerangka kualifikasi pendidikan vokasi di Finlandia
berdasarkan pada kerangka yang telah ada sejak awal tahun 1990-an yang bergantung banyak
pada kerjasama dari pihak industri.Rencana pembelajaran bersifat unik dimana setiap siswa
memiliki rencana pembelajarannya masing-masing yang terdiri dari modul wajib dan modul
pilihan.Evaluasi utama dari para siswa pendidikan vokasi adalah keterampilan praktek vokasi
mereka.
Status rendah pendidikan dan pelatihan kejuruan awal (IVET) ditawarkan sebagai pasca-
wajib belajar sering menjadi perhatian bagi pembuat kebijakan dan pendidikan penyedia
pendidikan (Billett, 2014; Polesel, 2010; Young and Raffe, 1998).Sebagai rute pendidikan, IVET
telah membawa stigma mengarah ke pekerjaan dengan upah rendah pekerjaan dan status rendah
dibandingkan dengan program pendidikan tinggi. Selain itu, telah dilihat sebagai pilihan bagi
mereka yang orang tuanya berasal dari latar belakang pendidikan lebih rendah, sedangkan anak-
anak dari orang tua dengan pendidikan tinggi ikuti contoh orang tua mereka dan lebih sering
lulus dari pendidikan tinggi (Nori, 2010; Paterson dan Iannelli, 2007). Di sebagian besar
masyarakat, seleksi sosial, yang terjadi melalui sistem sekunder atas yang dilacak,menciptakan
IVET sebagai rute untuk yang kurang beruntung sehubungan dengan pendidikan umum
(Bourdieu dan Passeron, 1977). Secara umum, status IVET yang rendah terkait dengan masalah
partisipasi dan angka putus sekolah yang tinggi dibandingkan dengan sekolah menengah atas dan
pendidikan tinggi umum. Namun, peran IVET sangat penting bagi masyarakat karena kebutuhan
akan kecukupan pasokan tenaga kerja yang kompeten.
Pendidikan dan pelatihan vokasi terdiri dari 8 bidang pendidikan yang memberikan lebih dari
50 sertifikasi vokasi. Pendidikan vokasi terdiri dari tiga tahun pembelajaran yang mencakup
penempatan kerja selama minimal 1,5 tahun. Kerangka kualifikasi pendidikan vokasi di
Finlandia berdasarkan pada kerangka yang telah ada sejak awal tahun 1990-an yang bergantung
banyak pada kerjasama dari pihak industri. Rencana pembelajaran bersifat unik dimana setiap
siswa memiliki rencana pembelajarannya masing-masing yang terdiri dari modul wajib dan
modul pilihan. Evaluasi utama dari para siswa pendidikan vokasi adalah keterampilan praktek
vokasi mereka.

3. SINGAPURA
Titik balik pendidikan vokasi di negara itu dimulai pada 1992, saat pemerintah Singapura
melakukan restrukturisasi VITB menjadi institusi selepas sekolah menengah. Institusi itu
kemudian dinamakan Institute of Technical Education (ITE) atau Institut Pendidikan
Keteknikan.Sejak 1992, ITE telah memberikan pelatihan kepada 1,5 juta lulusan maupun
masyarakat di sejumlah bidang. Hasilnya, Singapura meraih ranking satu dalam bidang keahlian
teknik.
ITE sama halnya dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Tanah Air dengan lama
belajar di ITE dua hingga empat tahun.Jumlah keahlian yang dimiliki pada 2000 sebanyak
delapan bidang dan 29 keahlian. Saat ini berkembang pesat menjadi 12 sektor dan 97 keahlian.
Bidang keahlian tersebut di antaranya teknik (26 persen), bisnis (15 persen), teknologi informasi
(12), elektronika (9), media kreatif (7), transportasi dan logistik (7), keuangan (6), hotel dan
restoran (4), pariwisata (3), ritel (2), kimia dan biomedika (4), dan kesehatan (5).
Terdapat tiga ITE di Singapua. Masing-masing ITE memiliki bidang yang berbeda-beda. ITE
College East yang didirikan pada 2005 dan  terletak di Simei Ave 10 ini memiliki
keunggulan sekolah bisnis dan layanan, sekolah elektronika dan teknologi informasi, sekolah
teknik, dan sekolah ilmu kesehatan dan terapan. Jumlah muridnya saat ini mencapai 8.400 siswa.
ITE College West didirikan pada 2010 dan saat ini memiliki murid sebanyak 8.400. Bidang
keunggulannya adalah sekolah perhotelan, sekolah bisnis dan layanan, sekolah elektronika dan
teknologi informasi, dan sekolah teknik.ITE Pusat yang didirikan pada 2013 dengan jumlah
siswa sebanyak 11.700. Sekolah ini memiliki keunggulan yakni sekolah desain dan media,
sekolah bisnis dan layanan, sekolah elektronika dan teknologi informasi, dan sekolah teknik.
Pemerintah Singapura bergerak cepat untuk membangun pendidikan vokasi. Pada tahun 1979,
pemerintah Up Grade dengan mendirikan Vocational and Industrial Training Board (VITB), atau
Lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Industri. Lembaga ini merupakan peleburan dari ITB
dan lembaga pendidikan kejuruan bagi orang dewasa (AEB).
4. CHINA
Pendidikan dan Kebudayaan pada Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya menjelaskan:
1. Bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi di China salah satunya ditopang oleh sistem
pendidikan kejuruan (vokasional).
2. China mengintegrasikan industri dengan pendidikan.
3. Ada 56 komite pengawas pendidikan kejuruan dan 1.400 kelompok pendidikan kejuruan
dengan melibatkan lebih dari 30.000 perusahaan yang berpartisipasi di sana.
4. Pemerintah China mewajibkan semua perusahaan bekerja sama dengan lembaga pendidikan
vokasi.
5. Pihak perusahaan bisa mendapat akses permodalan, perbankan, perizinan, dan ketersediaan
lahan karena di China lahan dikuasai oleh negara.
6. China telah memiliki 11.700 unit lembaga pendidikan vokasi dengan jumlah siswa sebanyak
26,9 juta.
7. Dalam lima tahun ke depan China berencana membangun 50 kota industri yang terintegrasi
dengan lembaga pendidikan vokasi terintegrasi.
8. Gaji pekerja lulusan sekolah menengah kejuruan di China melampaui gaji lulusan sarjana
(S1). Di China, pekerja lulusan SMK bisa menerima gaji pertama sebesar Rp5-8 juta, sedangkan
gaji lulusan sarjana baru hanya Rp4-5 juta.
9. Sistem pendidikan di China tidak mengarahkan lulusannya untuk bekerja di luar negeri karena
pangsa pasar tenaga kerja dalam negeri sangat besar, terutama untuk menggerakkan sektor
industri.
5. AUSTRALIA
Untuk jenjang pendidikan selepas SMA dan di bawah level universitas tersedia dua jalur: pendidikan
vokasi serta college. Pendidikan vokasional, berkonsentrasi pada keterampilan praktis dan pelatihan
industri siap kerja. Pendidikan vokasi ini dapat ditempuh pada institusi pendidikan negeri yang didanai
pemerintah Australia seperti institusi TAFE (Technical and Further Education), maupun pada institusi
swasta. Kemudian yang kedua, ialah college yang menawarkan sistem kredit yang bisa diteruskan saat
melanjutkan studi ke universitas.

Pendidikan vokasional yang mulai dikenalkan pada siswa yang benrencana tidak melanjutkan
ke perguruan tinggi. Program vokasional ini disebut VET (Vocational Education & Training).
Kadang disebut juga VETiS : VET in Schools, Pendidikan Vokasional dan Pelatihan di Sekolah.
Jadi, pada saat siswa memasuki kelas 11 (Upper School), berdasarkan interview dan kuesioner
yang diberikan, para siswa mulai dipilah-pilah. Bagi yang akan melanjutkan ke pendidikan tinggi
akan memperoleh pelajaran reguler seperti yang digariskan oleh kurikulum. Sedangkan siswa
yang benar-benar tidak melanjutkan kuliah, diarahkan mengikuti VETiS. Program Vetis meliputi
pendidikan vokasional dengan bidang-bidang ketrampilan antara lain pertanian, peternakan sapi,
pertukangan, perkayuan, memasak, menjahit sampai memproduksi wine yang diekspor ke Eropa.
Sekolah ini bisa melakukan aktifitas pembelajaran yang demikian bagus lantaran berbagai sarana
penunjang  memang sangat memadai.Termasuk gurunya juga mumpuni.
Program Vetis kegiatan pendidikan dan pelatihannya disesuaikan dengan kebutuhan dan akses
ke dunia kerja dan industri. Agar lebih optimal,  program VETiS juga ditunjang dengan Program
Workplace Learning Course yang lebih menekankan pada pengembangan pengetahuan, skills
serta nilai-nilai sikap  yang dibutuhkan saat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai