Sekolah kejuruan atau vocational school banyak terdapat di Amerika bagi siswa yang tidak
bermaksud melanjutkan pendidikan tinggi di universitas atau perguruan tinggi.Sekolah
kejuruan ini menekankan pendidikan praktis bagi siswa tamatan SMA. Tujuannya, supaya
setelah belajar di sekolah itu, siswa bisa langsung mencari pekerjaan di bidang yang terkait.
Sekolah kejuruan bukan hanya untuk anak-anak muda yang ingin langsung bekerja, tapi juga
bisa dimanfaatkan oleh orang dewasa yang sudah pensiun atau yang berhenti dari satu
pekerjaan, supaya ia bisa kembali bekerja dalam bidang yang lain.
Pelajaran yang diperoleh dari sekolah kejuruan difokuskan pada kepandaian atau
keterampilan untuk bekerja dalam bidang industri tertentu, tanpa harus mengambil mata-
mata kuliah yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan yang diminati.Sekolah
kejuruan biasanya memberikan kursus-kursus pendek selama 10 minggu atau kurang, tapi
ada juga yang bisa berlangsung sampai dua tahun.Sejumlah negara bagian menyediakan
sekolah kejuruan pada apa yang disebut community college. Community college adalah
semacam lembaga pendidikan non-universitas atau untuk persiapan bagi siswa yang akan
melanjutkan pelajaran ke tingkat yang lebih tinggi. Untuk itu angka-angka ujian yang
diperoleh di community college bisa ditransfer ke universitas sebagai syarat masuk.
ommunity college bisa mengeluarkan sertifikat, diploma atau pun associate degree,
C
yang di Amerika diartikan sebagai undergraduate degree, yang bisa diperoleh setelah
belajar selama dua atau tiga tahun setelah SMA. Atau dengan kata
lain, undergraduate degree adalah tingkat kualifikasi antara diploma SMA
dengan diploma bachelor’s degree.
Kembali ke sekolah kejuruan atau vocational school, di Amerika biasanya pelajaran
hanya dipusatkan pada satu bidang saja, seperti keterampilan automotif atau bidang
perawatan kesehatan.
Sekolah kejuruan kosmetologi, misalnya, juga memberikan pelajaran dalam bidang
terkait seperti penata rambut, tukang cukur, dan perawatan kuku.
ISTILAH PENDIDIKAN KEJURUAN DI JERMAN
Beberapa negara Uni Eropa mencoba menerapkan sistem pendidikan kejuruan Jerman untuk memerangi
pengangguran kaum muda. Pabrik mobil Seat di Spanyol mencoba menerapkan ”dual system”. Di Jerman
situasinya lain: hanya delapan persen warga berusia di bawah 25 tahun yang menganggur. Karena itu, negara-
negara di Eropa Selatan yang punya angka pengangguran tinggi mulai melirik sistem pendidikan kejuruan yang
diterapkan di Jerman. Sistem pendidikan kejuruan Jerman dinamakan ”duale Ausbildung”, di kalangan
internasional disebut sebagai ”dual system”. Prinsip pendidikannya adalah, para pelajar langsung belajar praktek di
perusahaan. Lalu selama beberapa hari dalam seminggu mereka mendapat pelajaran di sekolah kejuruan.
Perusahaan Spanyol pertama yang mencoba dual system adalah perusahaan mobil Seat.
Pendidikan dual system berarti perubahan yang sangat mendasar. Pelajaran teori di sekolah
dan praktek kerja di perusahaan mendapat bobot yang sama”, demikian penjelasan Manuel
Moreno Hernandez kepada Deutsche Welle. Ia mempimpin bagian pendidikan di pabrik
mobil Seat. Perbedaan terpenting dari pendidikan kejuruan yang selama ini diterapkan di
Spanyol adalah, pelajar sekarang langsung bekerja di perusahaan. Tahun 2012 ada sekitar
60 orang peserta pendidikan kejuruan di Seat, yang belajar dengan dual system. Masa
pendidikan adalah tiga tahun. Selama masa itu, para pelajar bekerja sekitar 1700 jam di
bagian produksi.
Itulah alasan mengapa negara-negara Eropa yang punya tingkat pengangguran kaum muda yang
tinggi ingin mencoba pendidikan kejuruan model Jerman. Bulan Desember 2012, Menteri
Pendidikan Jerman Annette Shavan menandatangani kerjasama dengan Yunani, Portugal, Italia,
Slowakia dan Latvia. Menurut rencana itu, sekitar 30.000 anak muda akan ikut serta dalam
program pertukaran magang. Di negara-negara mitra akan dibangun 30 jaringan pendidikan
kejuruan regional. Tujuannya: sampai tahun 2020, 80 persen anak muda di Uni Eropa bisa
mendapat pekerjaan. Saat ini, kuotanya berada pada 76,5 persen.
Yorck Sievers dari Kamar Dagang dan Industri (IHK) menerangkan, ini bukan pertama kalinya
negara lain tertarik pada pendidikan kejuruan di Jerman. ”Tahun 80-an juga pernah terjadi
semacam gelombang ekspor.” Ketika itu, sistem ini dicoba ditiru begitu saja di negara lain
tanpa penyesuaian, dan ternyata memang tidak cocok dengan kondisi di negara itu.” Jadi sistem
ini harus disesuaikan lebih dulu dengan kondisi setempat”, kata Sievers. Saat ini memang ada
permintaan dari banyak negara untuk sistem pendidikan kejuruan Jerman. Ini situasi yang
menguntungkan. ”Kebanyakan permintaan muncul dari perusahaan Jerman di luar negeri, yang
perlu tenaga kerja dengan pendidikan yang lebih baik”, demikian Sievers.
ISTILAH PENDIDIKAN PERGURUAN DI
FINLANDIA