Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

SMK merupakan salah satu tingkat pendidikan yang memiliki


keunggulan terlebih dalam bidang kompetensi siap kerja dari setiap lulusannya.
SMK yang merupakan pendidikan vokasi diharapkan mampu menumbuhkan
lulusan – lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing di dunia industri. Kami
peneliti, tertarik untuk memberi kontribusi bagi pendidikan SMK dengan tujuan
menambah kompetensi para siswanya dimana kompetensi lulusan SMK mulai
diragukan di dunia industri merujuk pada komentar dari Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menilai bahwa
manajemen SMK di Indonesia masih kurang baik. Adapun, permasalahan utama
dari pendidikan vokasi adalah kompetensi lulusannya yang tidak sesuai dengan
kebutuhan yang diminta pelaku usaha. Selama ini di Indonesia hanya berkutat pada
pendidikan vokasi berbasis jasa, berbeda dengan negara lain dimana vokasi berbasis
sertifikasi kompetensi agar perusahaan percaya dengan kemampuan lulusan SMK1.

Berdasarkan survey (peninjauan) dari Badan Pusat Statistik (BPS)


mencatatkan jumlah pengangguran di Indonesia hingga Februari 2019 sebanyak
6,82 juta orang. Jumlah ini menurun 50 ribu orang dari posisi Februari 2018 yang
sebanyak 6,87 juta orang.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, jumlah pengangguran terbanyak


masih berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di antara tingkat

1
Safir Makkl, “Lulusan SMK Banyak Menganggur, Menteri Bambang Anggap Anomali”, diakses
dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190403134803-92-383168/lulusan-smk-banyak-
menganggur-menteri-bambang-anggap-anomali, pada tanggal 30 September 2019 pukul 11:45

1
2

pendidikan lainnya. Sedangkan yang terendah dari tingkat pendidikan Sekolah


Dasar (SD) ke bawah.2

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dari 7 juta pengangguran terbuka


per Agustus 2018, 11,24 persennya merupakan lulusan SMK. Persentase itu lebih
tinggi dari pengangguran terbuka lulusan SMA 7,95 %, lulusan SD 2,43 %,
sedangkan untuk lulusan SMP yang menganggur ada sebanyak 4,8 %.

Menteri Pendidikan menyatakan, SMK yang ada tidak sesuai dengan


kebutuhan pasar atau kebutuhan dunia usaha sehingga lulusannya jadi tak terserap.
Bila ditelaah lebih dalam, sebab tersebut diantaranya; Pertama soal kurikulum.
Kurikulum SMK teramat sulit untuk diubah. Akibatnya, saat tantangan atau
kebutuhannya zaman berubah, kurikulum di SMK tak berubah. Hal tersebut dinilai
akibat adanya ego sektoral. Kedua, banyak SMK di Indonesia dimiliki swasta,
tetapi kapasitasnya kecil. Yayasan pengelola SMK tidak punya kapasitas untuk
pengembangan guru, apalagi pengembangan kurikulum yang melibatkan
perusahaan. Akibatnya, SMK lebih banyak mencetak lulusan, bukan mencetak
tenaga kerja. Ketiga, persolan guru. Minimnya guru produktif atau guru yang ahli
sesuai bidang kejuruan di SMK tersebut. Persentasenya sama bahkan kalah dengan
guru normatif. Guru normatif seperti guru agama, guru bahasa, guru untuk pelajaran
yang bukan inti dari SMK itu.

Untuk mengurai satu per satu akar masalah itu, pemerintah pusat
bersama Pemda, sudah memulai melakukan terobosan. Di antaranya mendirikan
SMK-SMK percontohan di beberapa daerah. SMK percontohan fokus kepada
kebutuhan tenaga kerja di daerah tersebut. Misalnya SMK yang fokus ke industri
furniture (mebel) lantaran daerahnya memiliki keunggulan di bidang usaha
furniture.

2
Ully, Y. A., “Pengannguran di Indonesia Paling Banyak Dari SMK”,
https://economy.okezone.com/read/2019/05/06/320/2052138/pengangguran-di-indonesia-paling-
banyak-lulusan-smk, 21 Agustus 2019
3

Sementara terkait dengan keterbatasan guru produksi, pemerintah akan


menarik lebih banyak tenaga ahli di bidangnya untuk mengajar atau menjadi
instruktur di SMK. Ketiga hal itu yakni kualitas, kuantitas dan persebaran yang
merata. Dari sisi kualitas, lulusan SMK maupun SDM Indonesia pada umumnya
memiliki hal itu. Buktinya, para pelajar Indonesia kerap berjaya di berbagai ajang
olimpiade pendidikan.

Peningkatan mutu vokasional training (pelatihan) bagi siswa SMK


sangat penting untuk memperbaiki profil ketenagakerjaan di Indonesia. Saat ini dari
131 juta angkatan kerja pada 2018, sekitar 58 persennya merupakan lulusan sekolah
dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Sementara itu, rata-rata
masyarakat Indonesia yang mengecap pendidikan nasional hanya 8,8 tahun.3

Dalam dunia industri kini menuntut pelamar pekerja dengan beberapa


keahlian yang dimiliki, tidak hanya satu keahlian yang dibutuhkan namun pihak
industri menginginkan pelamar kerja ini memiliki skill yang beragam dan dapat
melakukan pekerjaan dengan pekerjaan ganda (multitasking).

Dari hal tersebut, kami tertarik untuk memberikan kontribusi dengan


cara membagi ilmu yang kami didapat di Universitas Mercu Buana khususnya ilmu
di bidang Broadcasting, kepada para adik – adik siswa SMK sebagai bekal mereka
untuk kedepannya bisa terjun ke dunia industri. Salah satu yang menjadi fokus kami
dalam kegiatan pengabdian ini adalah membagikan ilmu dan wawasan tentang
Produksi Program Televisi dengan menggunakan Sistem Studio. Dari fokus ini ada
banyak hal yang akan kami bagikan mulai dari proses produksi dari pra hingga
pasca, lalu bagaimana merencanakan sebuah konten program televisi hingga
pemahaman teknis dari suatu produksi program televisi.

Untuk kegiatan Tugas Akhir Peduli Negeri ini, kami sebagai pelaksana
mencoba mencari target atau sasaran yang akan kami ajak kerjasama dalam rangka

3
Sukmana, Y., “Lulusan Banyak Yang Menganggur Apa Salah SMK Kita?”,
https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/15/060600226/lulusan-banyak-yang-menganggur-apa-
salah-smk-kita?page=all, 21 Agustus 2019
4

berkontribusi untuk meningkatkan kompetensi para siswa. Ketika pertama kali


kami menginisiasi kegiatan pengabdian ini, kami mencoba mencari masalah yang
akan diangkat sehingga dapat menentukan instansi atau sekolah mana yang bisa
dijadikan sasaran. Masalah yang diangkat terkait dengan bidang studi kami yaitu
Broadcasting (penyiaran). Melalui diskusi dengan dosen pembimbing, muncul lah
ide untuk membantu sekolah – sekolah yang mungkin secara kegiatan belajar
mengajar masih terkendala baik itu kendala logistik atau fasilitas maupun bahan
ajar. Awalnya kami melakukan survei ke beberapa sekolah yang direkomendasikan
oleh dosen pembimbing dan didapat dua sekolah yaitu SMK Media Informatika dan
SMK Budi Mulia.

Pertama kami coba mendatangi SMK Media Informatika untuk


melakukan riset terkait apa yang sedang dijalankan disana dan apa yang bisa kami
bantu selaku mahasiswa dalam kegiatan pengabdian ini. Disana terdapat beberapa
informasi yang kami dapat khususnya untuk jurusan Broadcasting diantaranya:

1. Jurusan Broadcasting di SMK Media Informatika baru ada sejak 2018 yang
berarti baru memiliki dua angkatan dengan jumlah siswa 70 orang.
2. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk pelajaran Broadcasting, bahan ajar
(modul) yang digunakan masih bercampur, belum memiliki benchmark
(pedoman) tetap dalam penggunaan modul.
3. Tenaga pengajar untuk mata pelajaran Broadcasting hanya ada 4 orang
dimana beberapa guru harus mengajar beberapa mata pelajaran.
4. Ruang Studio yang masih dalam tahap pembangunan.
5. Peralatan yang masih terbatas khususnya untuk produksi menggunakan
Sistem Studio.
6. Dalam kegiatan praktik, yang dikerjakan oleh para siswa baru sebatas
liputan/news bahkan dalam pelaksanaannya beberapa siswa masih
menggunakan handphone dikarenakan keterbatasan peralatan tadi.
7. Belum adanya kegiatan produksi yang bersifat Multi Camera System atau
produksi program televisi yang menggunakan Sistem Studio merujuk pada
5

kendala khususnya fasilitas seperti ruang Studio dalam Kegiatan Belajar


Mengajar (KBM) untuk mengakomodir kegiatan praktek secara maksimal.

Dari beberapa data tersebut, kami jadikan acuan utama untuk


pembanding dengan sekolah berikutnya yang akan kami survei yaitu SMK Budi
Mulia. Selain itu, data diatas yang membuat kami memutuskan untuk concern
terhadap Produksi Program Televisi menggunakan Sistem Studio. Untuk survei
menuju SMK Budi Mulia, adanya kendala waktu untuk berkunjung, kami pada
akhirnya tidak survei ke sekolah tersebut. Alasan lain yang membuat kami tidak
melakukan survei adalah ketika kami datang ke sekolah tersebut, kami mencoba
mencari tahu melalui brosur serta kondisi sekolah secara kasar. Dilihat dari kondisi
sekolah serta para siswanya, SMK Budi Mulia lebih memiliki keunggulan
dibanding SMK Media Informatika.

Setelah melakukan survei – survei tersebut, kami selanjutnya berdiskusi


dengan dosen pembimbing tentang kondisi sekolah yang kami datangi. Pada
akhirnya kami memilih SMK Media Informatika sebagai sasaran kegiatan
pengabdian kami. Selain beberapa kendala yang dialami sekolah tersebut,
antusiasme yang ditunjukkan para siswanya cukup besar berdasarkan informasi dari
Kepala Jurusan yang kami wawancarai. Itu yang membuat kami memilih SMK
Media Informatika sebagai mitra untuk diajak kerjasama dalam kegiatan
pengabdian Tugas Akhir Peduli Negeri kami.

1.2 Tujuan Kegiatan

Merujuk dari permasalahan dan latar belakang yang diangkat diatas,


bahwa lulusan SMK masih menjadi tingkat pendidikan yang memiliki jumlah
pengangguran cukup tinggi dengan salah satu faktornya adalah daya serap yang
rendah karena kurang percaya nya industri dengan kompetensi lulusan SMK, maka
kami melalui kegiatan pengabdian ini memiliki tujuan untuk memberi bekal lebih
serta memberi pemahaman tentang kompetensi yang mereka jalani yaitu bidang
Broadcasting dengan fokus pada pemahaman produksi program televisi sehingga
kedepannya para siswa ini tidak hanya unggul secara pemahaman teori tetapi juga
6

memahami secara praktik di lapangan. Tujuan lain adalah kami ingin ilmu yang
kam bagikan bisa bermanfaat tidak hanya untuk siswa yang hadir disaat kegiatan
berlangsung, tetapi juga kepada generasi – generasi setelahnya yang tidak terlibat
langsung dalam kegiatan dengan cara membagi ilmu kami kepada para tenaga
pengajar dan juga kami akan menyiapkan mini module untuk selanjutnya bisa
dijadikan bahan ajar yang berkelanjutan bagi para siswa siswi di generasi – generasi
berikutnya.

1.3 Hasil Luaran

Hasil yang ingin dicapai oleh kami selaku pelaksana kegiatan dalam
pengabdian ini adalah bahwa siswa – siswi bisa memiliki pemahaman yang
komprehensif dari ilmu yang kami bagikan. Selain itu, harapan kami kegiatan ini
tidak hanya dinikmati manfaatnya oleh siswa – siswi yang hadir saat kegiatan tetapi
juga tenaga pengajar yang selanjutnya bisa menjadi ilmu yang berkelanjutan untuk
diteruskan kepada para siswa – siswi di masa – masa mendatang.

Adapun hasil luaran yang kami harapkan dari kegiatan pengabdian ini
diantaranya adalah :

1. Para siswa – siswi dapat memahami bagaimana sebuah program televisi


diproduksi dengan semua proses yang dijalankan menggunakan sistem studio
televisi.

2. Para siswa – siswi diharapkan mampu mengoperasikan fasilitas sistem studio


pada ruang control room.

3. Para siswa dapat mengeksekusi program televisi dan menjalankan naskah


program yang ada sebagai Technical Director.

4. Para siswa – siswi bisa menjalin kerjasama tim dan berkoordinasi dengan
sesama anggotatim dengan baik dan lancar.
7

5. Para siswa – siswi bisa mengeluarkan kemampuan terbaik mereka serta


mengekspresikan keinginan mereka dengan memilih kompetensi yang
mereka inginkan didalam sebuah tahapan produksi program televisi yang
selama kegiatan dipahami lebih dalam melalui diskusi dengan kami sebagai
tim pelaksana.

6. Para siswa – siswi dapat memahami tidak hanya perencanaan program yang
baik, tetapi bagaimana perencanaan itu bisa dieksekusi sesuai dengan
perencanaan yang dibuat sehingga menghasilkan program televisi yang baik
dan memberi manfaat kepada penonton.

7. Eksekusi yang baik tidak hanya dari perencanaan yang baik, maka dari itu
para siswa – siswi pun perlu memahami bagaimana proses produksi
dijalankan mulai dari pemahaman teknis berdasarkan peralatan yang
digunakan sampai sistem yang dibangun dalam rangka mengakomodir
sebuah tim produksi dalam mengeksekusi suatu program televisi.

8. Para siswa – siswi mampu menganalisa setiap proses produksi televisi dengan
mengadakan evaluasi diakhir kegiatan sebagai review dari apa yang
dijalankan selama kegiatan pengabdian berlangsung.

9. Para tenaga pengajar mendapat pemahaman yang berkenaan dengan sistem


studio suatu program televisi sehingga bisa menjadi acuan untuk bahan ajar
generasi selanjutnya.

1.4 Manfaat Kegiatan

Dari kegiatan pengabdian, kami selaku pelaksana kegiatan


mengharapkan adanya manfaat yang didapat baik bagi kami sebagai pelaksana
maupun mitra serta para siswa – siswi yang terlibat dalam kegiatan ini. Adapun
beberapa manfaat yang diharapkan diantaranya :
8

1.4.1 Manfaat Akademis Bagi Pelaksana

a. Memberikan pengalaman bagaimana merencanakan, mengelola serta


mengevaluasi sebuah kegiatan terlebih dalam pengabdian ini kami
mengadakan beberapa kegiatan besar diantaranya workshop broadcasting
dan juga event utama yang dilaksanakan di hari terakhir kegiatan pengabdian
ini.

b. Memberikan pengalaman baru bagaimana berkomunikasi serta membangun


kerjasama dan kepercayaan dengan pihak diluar lingkup perkuliahan seperti
dengan mitra dalam melakukan negosiasi baik tempat, waktu, hingga teknis
pelaksanaan.

c. Memberi pengalaman bagaimana menjadi seorang tenaga pengajar dalam


menyampaikan sebuah materi kepada para siswa – siswi yang secara kondisi
berbeda dengan mahasiswa dimana ada hal yang perlu diperhatikan lebih
detail ketika memberi materi kepada siswa – siswi yang terbiasa dengan
kegiatan belajar mengajar yang sepenuhnya materi diberikan oleh tenaga
pengajar.

1.4.2 Manfaat Akademis bagi Mitra

a. Melalui pengabdian ini diharapkan SMK Media Informatika sebagai mitra


kegiatan mendapatkan manfaat yang berkesinambungan melalui kegiatan
workshop yang dilaksanakan berkenaan dengan ilmu broadcasting dimana
jurusan ini sendiri baru berlangsung 2 angkatan sehingga melalui kegiatan ini
bisa menambah pengetahuan yang mungkin belum didapat di bangku SMK.

b. Terjalinnya kerjasama yang baik antara Universitas Mercu Buana dengan


SMK Media Informatika yang diharapkan akan terus berkelanjutan di masa
mendatang khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
9

1.4.3 Manfaat Praktis

Dengan dilaksanakannya kegiatan pengabdian ini, para siswa – siswi


khususnya kelas 11 SMK Media Informatika jurusan Broadcasting yang terlibat
langsung dalam kegiatan, mampu mengaplikasikan apa yang didapat dalam
workshop dalam kegiatan belajar mengajar khususnya untuk mata pelajaran yang
berhubungan dengan broadcasting (produktif) baik dari teori maupun praktik
dilapangan.

Selain itu, ilmu yang didapat bisa sangat diterpakan ketika para siswa –
siswi menjalani kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di industri sehingga
mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk ditunjukkan langsung di dunia
industri.

1.4.4 Manfaat Sosial

Sedari awal kegiatan ini bertujuan untuk bisa memberi dampak tidak
hanya untuk waktu singkat tetapi untuk jangka panjang. Kegiatan pengabdian ini
diharapkan mampu menjadikan para siswa – siswi lebih berkembang, mampu
mengaplikasikan apa yang didapat, bisa membagi dengan generasi selanjutnya dan
yang paling utama para siswa – siswi ini memiliki kompetensi yang bisa menjadi
daya tarik dunia industri sehingga lulusan SMK tidak lagi dipandang sebelah mata
dan memiliki daya saing tinggi dengan lulusan akademis lainnya yang pada
akhirnya semoga bisa menurunkan tingkat pengangguran yang saat ini masih
didominasi lulusan SMK.

Anda mungkin juga menyukai