Anda di halaman 1dari 23

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA DAN KONSEP

3.1 Komunikasi Massa

Definisi komunikasi masssa yang paling sederhana dikemukakan oleh


Bittner (Rakhmat, 2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages comunicated through a mass to a lage number of
people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus
menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada
khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh
ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak meggunakan media massa, maka itu
bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah:
radio siaran dan televisi –keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar
dan majalah – keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai
media kounikasi massa adalah film bioskop.
Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh ahli
komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is
the technologically and institutionally based production and distribution of the
most broadly shared continuous flow of massages in industrial societies”.
(Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan
lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki oleh orang dalam
masyarakat industri (Rakhmat, 2003:188).
Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut
disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak
waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwi mingguan atau bulanan. Proses
memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh

15
16

lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa


akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.1

3.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Masa

Dari semua media kommunikasi yang ada, televisilah yang paling


berpengaruh pada kehidupan manusia. 99% orang Amerika memiliki televisi di
rumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka
menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari (Agee, et.
Al. 2001:279).

a. Fungsi Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar
dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.
Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil
penelitian – penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi
UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak
menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk
memperoleh informasi.

b. Karakteristik Televisi

a) Audio Visual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat
dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata
– kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar
yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada
kata – kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

1
Ardianto, E., Dr., M.Si., Komala, L., Dra., M.Si., Karlinah, S., Dr., M.Si., Komunikasi Massa
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) hal. 3
17

b) Berpikir dalam Gambar


Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam
gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata
– kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual.
Tahap kedua dari proses berpikir dalam gambar adalah penggambaran
(picturization), yakni kegiatan merangkai gambar – gambar individual
sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

c) Pengoperasian Lebih Kompleks


Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran
lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara
siaran berita yang dibawakan oleh dua pembawa berita saja dapat melibatkan
10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik,
pengarah studio, pemadu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru
audio, juru rias, juru suara, dan lain – lain.2

3.3 Manajemen Penyiaran , Definisi, Fungsi, & PODC

Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang


paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnnya.
Mengelola media penyiaran media pada dasarnya adalah pada dasarnya mengelola
manusia. Keberhasilan media penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia
yang bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki setiap
media penyiaran yaitu teknik, program, dan pemasaran.
Keberhasilan media penyiaran bergantung pada bagaimana kualitas
orang-orang bekerja pada ketiga bidang tersebut. Namun demikian, kualitas
manusia saja tidak cukup jika tiadk disertai dengan kemapuan pimpinan media

2
Ibid., hal.134
18

penyiaran bersangkutan mengelola sumber daya manusia yang ada. Karena alasan
inilah manajemen yang baik mutlak diperlukan pada media penyiaran.3

3.3.1 Fungsi Manajemen

Pada media penyiaran, manajer umum (general manager) bertanggung


jawab kepada pemilik dan pemegang saham dalam melaksanakan koordinasi
sumber daya yang ada (manusia dan barang) sedemikian sehingga tujuan media
penyiaran bersangkutan dapat tercapai. Manajer umum pada dasarnya bertanggung
jawab dalam setiap aspek operasional suatu stasiun penyiaran. Dalam
melaksanakan tanggung jawab manajemennya, manajer umum melaksanakan
empat fungsi dasar yaitu:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pengarahan dan memberikan pengaruh (directing/influencing)
4. Pengawasan (controlling)4

3.3.2 Fungsi Manajemen Berdasarkan Teori PODC:

a. Fungsi Perencanaan / Planning Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan


membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

b. Fungsi Pengorganisasian / Organizing Fungsi perngorganisasian adalah suatu


kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain
yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan
serta menggapai tujuan perusahaan.

3
Morrisan, M.A., Manajemen Media Penyiaran (Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP, 2018), hal.
133.
4
Ibid., hal. 138.
19

c. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading Fungsi pengarahan adalah suatu


fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat,
dinamis, dan lain sebagainya.

d. Fungsi Pengendalian / Controling Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas


menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat
perubahan atau perbaikan jika diperlukan.5

3.4 Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran adalah proses penyelenggara penyiaran


satu stasiun penyiaran. Bagaimana semua peralatan yang terlibat dalam proses
produksi sampai pada pengudaraan siaran itu bekerja, beserta segala pendukung
administrasinya.
Penyiaran adalah sebuah organisasi yang melibatkan berbagai unsur,
baik aspek software, hardware, maupun brainware, sehingga dalam operasionalnya
berlaku kaidah pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
supervisi/pengontrolan/evaluasi (controlling). Jadi, seluruh siklus penyelenggaraan
penyiaran itu mengikuti kaidah POAC.

3.4.1 Studio

Studio merupakan tempat berlangsungnya proses rekaman program


acara atau proses penayangan langsung program acara apabila siaran live. Studio
mempunyai dua ruang, yaitu studio floor dan ruang kontrolnya (atau biasa disebut
dengan Control Room).
Dalam Control Room terinstall peralatan audio maupun video.
Kelompok peralatan sinyal audio adalah audio mixer, audio tape/cassete, recorder,

5
Z. Muchlas, “MANAJEMEN DAN ORGANISASI”
(https://zainulmuchlas.files.wordpress.com/2012/10/manajemen-dan-organisasi2.pdf, 30
September 2019, 2019)
20

CD Player, digital audio recorder, loudspeaker. Sedang untuk sinyal videonya


adalah video monitor untuk preview dan on air; camera control panel.

Gambar.3.1 Design Meja Control Room

Gambar.3.2 Suasana Control Room

3.4.2 Studio Floor

Studio Floor merupakan tempat objek rekaman ditata, seperti dialogue,


program news, drama, sampai segala jenis program musik studio floor merupakan
suatu ruangan tertutup dengan sifat kedap suara (syarat akustik) serta kedap medan
magnet (dilengkapi sangkar Faraday) yang mempunyai lantai sangat datar dan
dilengkapi sistem pendingin ruangan memadai. Selain itu pula dilengkapi dengan
satu set lampu sistem tata cahaya yang mempunyai spesifikasi studio (32000 K,
1200-1500 lux).
Untuk keperluan rekaman, studio floor dilengkai dengan beberapa
kamera televisi serta kelengkapannya (pedestal/tripod, camera teleprompter,
21

camera boom/crane), sistem audio (beberapa jenis mikrofon, loudspeaker, sistem


intercom), dan beberapa video monitor untuk preview.6

Gambar. 3.3 Suasana Studio Floor

3.4.3 Operasional Studio


Studio adalah sarana dan prasarana stasiun penyiaran yang digunakan
untuk proses produksi suatu program. Produksi yang dimaksud adalah produksi
indoor, yaitu di dalam satu ruang yang didesain khusus sebagai kedap suara (syarat
akustik) dan kedap pengaruh gelombang elektromagnetis (syarat EMI,
Electromagnetic Interference). Selanjutnya, ruang studio tersebut dilengkapi
dengan sistem pendingin udara yang cukup besar kapasitasnya dan dilengkapi satu
sistem tata cahaya yang sesuai dengan kondisi studio.
Sehingga, bicara tentang studio produksi tidak akan lepas dari persoalan
kamera serta kelengkapan mounting-nya dan sistem tata cahaya dalam berbagai
fungsi yang ditunjukkan oleh posisi penempatannya terhadap objek. Di samping
itu, sistem sound dengan berbagai jenis mikrofon merupakan satu hal yang tidak
dapat terlepas dari proses produksi.

6
Djamal, H., Seluk Beluk Operasional Stasiun Penyiaran & Produksi Kreatif (Yogyakarta: CV
ANDI OFFSET, 2014) hal. 1
22

3.4.4 Mode Rekaman


Dalam proses ini, satu rekaman paket produksi dipimpin oleh seorang
produser yang dibantu oleh seorang asisten produser yang keberadaannya
tergantung dari skala besarnya produksi. Kalau skala produksinya besar seperti
acara rekaman paket musk orkestra maka lebih dari seorang asisten produser
diperlukan. Selanjutnya pelaksanaan produksi, proses dipandu oleh seorang
pengarah acara (Programme Director/PD/Sutradara) dan dibantu oleh asisten PD
yang umumnya berada di studio floor. Pelaksanaan produksi didukung crew teknik
dari beberapa profesi, seperti soundman, camera person, video engineer, switcher,
lighting operator, dan asistennya, serta tenaga dekorasi yang menyiapkan segala
properti dalam rekaman. Sedang pengisi acara di-make up oleh petugas talent dalam
tim produksi tersebut. Komunikasi selama produksi dengan semua crew teknik di
studio floor dilakukan melalui sistem intercom (inter communication), yaitu antara
PD dengan semua camera person atau antara PD dengan asisten PD (floor
director).7
Semua peralatan kontrol studio termasuk yang mengontrol output
kamera, ditata dalam satu ruang studio kontrol (sub-control room) yang berada di
lantai atas (tidak satu lantai dengan studio floor) dalam ruangan tersebut di tata
audio-mixer dan beberapa player-nya, video-mixer, lighting control, alat rekam
(VCR, video cassete recorder), serta beberapa video monitor.
Di antara peraltan tersebut sound mixer dan vision mixer. Pada sound
mixer atau biasa disebut juga dengan audio mixer terdapat beberapa tombol pegatur:
input modul, master modul, dan equalizer. Masing-masing fungsi pengatur ini
sebagai berikut:

7
Ibid., hal. 33
23

Gambar.3.4 Gambar Audio Mixer

a. Input modul, adalah satu penguat awal yang berfungsi untuk menguatkan
setiap sumber input mixer seperti mikrofon, turntable (pemutar piringan
hitam), DAT (Digital Audio Tape Recorder), CD-Player, dan beberapa input
audio yang lain.
b. Master modul, adalah satu penguat akhir yang berfungsi untuk menguatkan
sinyal hasil penjumlahan ke delapan input modul itu ke level output umumnya
+0 dBm atau +6 dBm yang tergantung pada standar level yang digunakan di
studio berssangkutan. Output ini sudah merupakan output studio tersebut
yang dapat direkam.
c. Equalizer, adalah penguat setelah input modul yang berfungsi untuk menata
penguatan per pita frekuensi yang dikehendaki, seperti spektrum frekuensi
rendahnya, middle frequency, atau spektrum frekuensi tingginya.

Sebagai catatan bahwa, konektor audio standar untuk studio ialah, XLR.

Adapun untuk vision mixer atau biasa disebut juga sebagai video mixer
seperti salah astu jenisnya, mempunyai beberapa tombol pengatur, di antaranya
deretan tombol input yang umumnya 2 bus atau 2 deret, tombol pengatur wipe
24

pattern, dan 1 fader level (bila inputnya hanya 2 bus). Semua konektor untuk input
dan output vision mixer adalah jenis BNC. Masing-masing tombol pengatur ini
mempunyai fungsi sebagai berikut:

Gambar.3.5 Gambar Video Mixer (switcher)

a. Input-bus, adalah satu deret tombol yang digunakan untuk memilih salah satu
dari beberapa input mixer yang tersedia. Untuk contoh mixer gambar di atas
memiliki jumlah video input sebanyak 10 buah, yang biasanya di atur untuk
input 1 – 3 atau 4 adalah C1, C2, C3, yaitu input dari kamera 1 – 3. Selebihnya
adalah input dari VCR1, VC2, Chargen (character generator), dan spares.
Kedua deret yang biasanya disebut bus A dan bus B mempunyai input yang
sama. Dalam hal ini misalnya, untuk bus A dipilih dari C1, dan bus B dapat
dipilih C3.
b. Fader level atau fade control, adalah satu pengontrol model tuas yang
berfungsi untnuk mengatur perpindahan input video dari bus A ke bus B atau
sebaliknya, untuk menjadi output sutdio ke alat perekam bila dilakukan
rekaman, atau menuju jalur input pemancar bila produksi merupakan siaran
langsung (live). Bus input yang terpilih menjadi output ditunjukkan oleh
posisi fader. Apabila jatuh pada deretan bus A, maka output studio adalah
input terpilih pada bus A tersebut. Demikian juga untuk bus B. Perpindahan
25

antara bus A ke bus B atau sebaliknya, mengikuti satu efek tertentu yang
dipilih. Pemilihan ini dilakukan melalui tombol pengatur wipe.
c. Wipe pattern, adalah kelompok tombol pilih bentuk pola perpindahan video
antarbus input. Pada contoh mixer, jumlah pola (pattern) yang ada sebanyak
12 mamcam. Jadi, bila salah satu dipilih misalnya merupakan sapuan dari kiri
ke kanan, maka perpindahan input video antar bus mengikuti pola itu.8

3.4.5 Kamera
Kamera merupakan senjata bagi tim produksi dalam proses produksi.
Tanpa kamera, produksi studio tidak dapat berlangsung. Dari kamera inilah
dihasilkan sinyal gambar sesuai dengan skenario yang dituangkan dalam shooting
script. Tentu saja kemudian, kamera selalu dilengkapi dengan lensa yang disebut
sebagai zoom lens, karena memang dengan unit lensa tersebut, umumnya kamera
dapat mengambil gambar secara zooming, dari posisi long shot (zoom out) sampai
kepada closed up (zoom in).

Gambar.3.6 Bagian-bagian kamera

Beberapa bagian camera head, yaitu zoom lens dimana tally light
terpasang, view finder 6 inci, zoom control dan camera cable. View finder berfungsi
sebagai monitor untuk melihat frame gambar utama yang ditangkap oleh kamera
bersangkutan atau kamera lain yang sedang on air sebagai pilihan. Tally light yang

8
Djamal, H., Fachruddin, A., Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan
Regulasi (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hal.143
26

terpasang pada zoom lens berfungsi sebagai petunjuk (terutama bagi pengisi acara)
bila satu kamerea sedang menjadi sinyal output studio saat lampu tersebut menyala.
Sedangkan zoom control yang berada di sisi kiri gagang putar (pannng
handle) berfungsi untuk mengatur zooming kamera; zoom out dan zoom in dengan
mengatur kontrol tersebut ke kiri atau ke kanan.
Kamera diinstal di atas penyangga kamera yang disebut sebagai camera
mounting, yang dapat berbentuk tripod, pedestal, camera boom atau camera crane.

Gambar.3.7 Mounting kamera yang digunakan di stasiun TV

3.4.6 Lampu Tata Cahaya

Sistem tata cahaya yang memenuhi kondisi studio, yaitu tingkat


iluminasi lamput tata cahaya diukur dalam besaran lux dan tingkat color
temperature lampu tata cahaya yang diukur dalam derajat kelvin. Di dalam studio
produksi TV, kedua nilai tersebut adalah 1200 lux – 2000 lux dan 32000 K (pada
kamera terdapat selektor untuk beberapa nilai yang lain)1.

Satu objek tunggal misalnya, harus mendapat pencahayaan dasar (basic


lighting/three point lighting) dari tiga arah yaitu dari arah belakang yang disebut
sebagai back light, dari arah depan serong lebih kurang 300 ke kiri/kanan yang
disebut sebagai key light, serta dari arah depan serong lebih kurang 300 ke kanan/kiri
yang disebut fill light.
27

Gbr.3.8. Pencahayaan Dasar Studio (Basic Lighting)

Back light berfungsi untuk membuat objek menjadi muncul (tidak


seolah menempel pada latar belakang) dan nampak berada dalam satu ruang. Jenis
lampu tata cahaya untuk posisi back light ini adalah tipe fresnel spotlight yang
mempunyai daya sebesar 5-10 kWatt.

Key light berfungsi untuk membuat detail objek menjadi nampak,


seperti mata, hidung dan mulut, kalau objek tersebut adalah seorang presenter.
Detail tersebut dibantu dengan adanya bayangan agak ke samping, seperti misalnya
untuk hidung. Jenis lampu yang digunakan untuk posisi key light adalah dari tipe
fresnel spotlight juga yang mempunyai daya sebesar 1-5 kWatt.

Sementara, fill light mempunyai fungsi untuk mengurangi ketajaman


bayangan (shadowless illumination) akibat key light, sehingga detail objek menjadi
lebih natural dilihat oleh kamera. Jenis lampu yang digunakan pada posisi fill light
ini adalah tipe soft light (mempunyai bidang reflektor yang doft dan lebar). Jenis
28

lampu soft light ini mempunyai daya antara 1-5 kWatt. Illuminasi fill light ini akan
menghasilkan bayangan yang soft (tidak tajam akibat key light). 9

3.4.7 Audio

a. Area Kontrol Audio: Studio

Ketika berjalan ke bilik kontrol audio televisi, ruang kontrol, variasi


dan kompleksitas peralatan akan dengan cepat mengesankan Anda tentang
pentingnya kontrol studio.

b. Booth kontrol audio

Stan kontrol audio menampung audio, atau konsol yang hilang;


peralatan perekaman dan pemutaran analog dan digital, seperti perekam kaset,
pemutar reel-to-reel, mesin CD-RAW dan / atau DVD; dan, sebagian besar karena
alasan nostalgia meja putar. ada juga tambalan fisik meskipun ada tambalan
komputer, dan satu atau lebih komputer desktop memenuhi berbagai fungsi. Anda
juga akan menemukan petunjuk dan pengeras suara program, sistem interkom, jam,
dan monitor saluran. Seorang insinyur audio (atau operator audio atau teknisi
audio) mengoperasikan kontrol audio selama pertunjukan. Stan audio paling
terpisah dari bagian kontrol program namun dekat, atau setidaknya, ke ruang
kontrol program.10

Beberapa mikrofon yang digunakan di dalam studio:

a. Mikrofon Dinamik

Mikrofon dinamik mempunyai bentuk fisik yang tersusun dari


windscreen, housing, dan XLR connector. Kabel yang digunakan yaitu dari standar
600 ohm. Dilengkapi dengan pengatur on-off.

9
Djamal, Op.Cit., hal.36
10
Zettl, H., Televesion Production Handbook (San Fransisco State University: Thomson
Wadsworth, 2003), hal.236
29

Mikrofon dinamik merupakan sebuah mikrofon serba guna, yaitu


digunakan untuk segala keperluan seperti pembicara tunggal, vokalis, dan rekaman
musik di studio.
Mikrofon dinamik mempunyai desain sederhana, yaitu dengan
menggunakan kumparan bergerak yang ditempatkan di tengah medan magnet tetap
yang dapat menerima level suara cukup besar tanpa memerlukan catu tegangan
baterai atau sumber tegangan luar.
Kumparan koil menempel pada membran mikrofon yang terletak di
depan yang dapat langsung menerima getaran suara. Akibat dari getaran membran
ini, koil ikut bergerak sesuai gerakan membran. Akibat gerakan koil ini yang
berbeda dalam medan magnet tetap, maka pada kil ini diinduksikan tegangan. Tentu
saja akhirnya tegangan induksi itu sebanding dengan getaran membran. Sehingga
saat itu telah terjadi transformasi besasran sinyal suara, yaitu dari akustik ke
elektrik.

b. Mikrofon Kondensator

Kondensator di sini yang dimaksudkan ialah sebuah kapasitor, yaitu


satu jenis komponen elektronik yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentk
medan elektrostatika. Mikrofon kondensator dalam bahasa Inggrisnya adalah
condenser microphone. Dari pengertian kondensator memang, sebuah mikrofon
jenis kondensator memanfaatkan sifat kapasitor tu untuk mengubah energi akustik
menjadi energi listrik.
Agar memberikan awal kerja atau memicu bekerjanya sebuah mikrofon
kondensator, diperlukan sumber catu tegangan luar yang biasanya sebuah baterai.
Akibat dari ini, sinyal audio yang dihasilkan lebih kuat daripada yang dihasilkan
oleh sebuah mikrofon dinamik, karena dia lebih sensitif dan responsif, sehingga
kelompok mikrofon ini sangat cocok untuk menangkap suara lembut. Sebaliknya,
mikrofon kondensator tidak cocok untuk sumber suara yang bervolume tinggi
karena akan dihasilkan output yang terdistorsi.
Bagaimana mikrofon itu bekerja? Kembali kepada sifat sebuah
kapasitor yang mempunyai dua bidang metal yang saling berhadapan dengan jarak
30

pisah tertentu, dan di antaranya terpasang satu tegangan (berasal dari batere yang
disebut di atas). Jarak pisah kedua bidang metal itu menentukan nilai kapasitas
susunan kapasitor itu. Pada struktur kapasitor, satu bidang metal itu terbuat dari
bahan yang ringan dan dapat melentur yang berfungsi sebagai satu diafragma
(membran).
Berbagai bentuk mikrofon tersebut diantaranya, clip-on mic (baik
sambungan langsung maupun wireless) yang biasa digunakan pada topik diskusi
atau wawancara. Jenis clip-on diasang dengan penjepot pada kerah baju atau jas
sehingga tidak begitu tampak.
Bentuk mikrofon yang lain ialah, parabolic mic yang digunakan dalam
acara olahraga, baik indoor maupun outdoor. Sebetulnya bentuk ini adalah
mikrofon biasa yang di-install pada titik fokus satu parabola. Tujuannya merupakan
untuk mendapat suara yang mengarah pada satu sumber suara seperti, satu
tendangan bola yang akan terdengar lebih jelas. Dengan tujuan yang sama, didesain
mikrofon yang mempunyai kemampuan sama dengan parabolic mic, yaitu gun
mic.11

3.5 Program Televisi

Program televisi atau program siaran dapat di definisikan sebagai suatu


bagian segmen dari isi siaran televisi secara keseluruhan, sehingga memberikan
pengertian bahwa dalam siaran keseluruhan terdapat beberapa program yang
diudarakan. Atau dapat dikatakan bahwa siaran suatu stasiun penyiaran yang
tersusun dari beberapa program acara siaran.

3.5.1 Karakteristik

Salah satu karakteristik dari program televisi adalah sifat persuasif


seperti terdapat pada siaran iklan misalnya. Dengan iklan produk sabun detergen
tertentu, seorang ibu tidak hanya menirukan lagu ilustrasinya, bahkan langsung
membelinya di supermarket untuk mencobanya .

11
Fachruddin, Op.Cit., hal.205
31

Yang dikhawatirkan dalam tayangan program televisi ialah dampak


negatif yang terjadi dimanapun berada, sepanjang siaran televisi itu dapat ditangkap
dan ditonton. Misalnya, pada informasi tentang kriminalitas. Dalam program ini
ditayangkan jelas bagaimana pelaku kriminal itu melakukan aksinya (dalam adegan
reka ulang/rekonstruksi kejadian oleh kepolisian). Dampak positif disini lebih kecil
dibandingkan yang negatifnya, tetapi justru hal negatifnya, dan yang bersangkutan
belajar bagaimana melakukan tindak pidana itu yang lebih cermat.
Dari beberapa contoh pengaruh siaran program televisi itu
menunjukkan, bahwa dampak siaran tidak mengenal tingkat usia pemirsa, dan tidak
mengenal lokus pemirsa. Sehingga dalam hal ini memang pengelola penyiaran
diharapkan mempunyai kepekaan yang tinggi tentang pengaruh siaran televisi
tersebut, dan untuk selanjutnya merancang berbagai program itu dengan cermat,
tepat waktu dan tepat sasaran.

3.5.2 Jenis – Jenis Program Televisi

Jenis program pada umumnya dapat dikelompokkan dalam tiga


kelompok besar, yaitu hiburan, informasi dan berita. Tetapi dari ketiganya dapat
diperinci lagi menjadi jenis – jenis program yang lebih spesifik dan dengan nama
yang bervariasi seperti: talent show, kompetitif show.
Terdapat juga klasifikasi jenis program tersebut hanya dua kelompok
besar, yaitu program acara karya artistik dan karya jurnalistik. Kedua jenis program
itu dapat disebutkan sifat proses produksi dan jenisnya sebagai berikut.
a. Program Karya Artisik
Sumber : Ide gagasan dari perorangan maupun tim kreatif.
Proses produksi : Mengutamakan keindahan dan kesempurnaan
sesuai perencanaan.
Jenis : 1. Drama/Sinetron.
2. Musik.
3. Lawak/Akrobat.
4. Quiz (ada pertanyaan, ada jawaban).
5. Informasi IPTEK.
32

6. Informasi Pendidikan.
7. Informasi Pembangunan.
8. Informasi Kebudayaan
9. Informasi Hasil Produksi, termasuk iklan dan public service.
10. Informasi Flora dan Fauna.
11. Informasi Sejarah/Dokumenter.
12. Informasi apa saja yang bersifat non politis.

b. Program Karya Jurnalistik


Sumber : Masalah hangat (peristiwa dan pendapat).
Proses Produksi : Mengutamakan kecepatan dan kebenaran.
Jenis : 1. Berita aktual (siaran berita).
2. Berita non actual (feature, majalah udara).
3. Penjelasan tentang masalah hangat (dialog, monolog, panel
diskusi, current affairs).

3.5.3 Format Program Televisi

Menurut Naratama, kunci keberhasilan suatu program televisi ialah


penentuan format acara televisi tersebut. Adapun definisi format acara menurut
Naratama adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang
akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam
berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara
tersebut .
Ada tiga bagian dari format acara televisi, yaitu drama, non – drama,
dan berita olahraga. Bisa juga dikategorikan menjadi fiksi, nonfiksi, dan news –
sport.
Fiksi (DRAMA) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
dan dicipta melalui proses imajinatif kreatif dari kisah – kisah drama atau fiksi yang
direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi
kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah
adegan. Adegan – adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan
33

hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh: Drama
Percintaan (love story), Tragedi, Horror, Komedi, Legenda, Aksi (action) dan
sebagainya.
Nonfiksi (NONDRAMA) adalah sebuah format acara televisi yang
diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas
kehidupan sehari – hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi
dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap
pelakunya. Untuk itu, format – format program acara non-drama merupakan sebuah
runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi
dengan aksi, gaya dan musik. Contoh: Talk Show, Konser Musik dan Variety Show.
Berita dan Olahraga adalah sebuah format acara televisi yang
diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang
berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari – hari. Format ini memerlukan nilai
– nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu
dimana dibutuhkan sifat liputan yang independent. Contoh: Berita Ekonomi,
Liputan Siang dan Laporan Olahraga12.

3.5.4 Genre Program Televisi

Genre adalah istilah serapan untuk ragam, yaitu pembagian suatu


bentuk seni atau tutur tertentu menurut kriteria yang sesuai untuk bentuk tersebut.
Dalam semua jenis seni, genre adalah suatu kategorisasi tanpa batas – batas yang
jelas. Genre terbentuk melalui konvensi, dan banyak karya melintasi beberapa
genre dengan meminjam dan menggabungkan konvensi – konvensi tersebut.
Lingkup kata “genre” biasanya dibatasi pada istilah dalam bidang seni dan budaya.

12
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi: dengan Single dan Multi Camera (Jakarta: Grasindo
Anggota Ikapi, 2006), hlm. 65-66.
34

Gambar 3.9 Skema Genre Program TV

Bignell & Orlebar (2005) menjelaskan genre televisi adalah komedi


situasi, detektif (police story), percakapan (talk show) dan realitas (reality show).
Williams (1990), Tulloch (2000) oleh Dunn dalam Fulton (2005: 125)
mengungkapkan genre televisi adalah news, drama, variety, sport, advertising, cop
series, soap opera, documentary, cartoons, situation comedy, childrens tv, popular
entertainment.
Nielsen Audience Measurement membagi genre program televisi
berdasarkan kebutuhan industri televisi seperti berikut ini:
a. Seri (series); drama, action/adventure, horror/mystery, sitcom/comedy.
b. Film (movie); drama, action/adventure, horror/mystery, sitcom/comedy,
animation/puppet.
c. Hiburan (entertainment); tradisional, light entertainment, music, variety
show, quiz, gameshow, realityshow, comedy.
d. Anak – anak (children); series, series animation/puppet, light
entertainment, music/variety, quiz/gameshow, infotainment, edutainment.
35

e. Informasi (information); talk show, documentary, infotainment,


infomercial tv, tv magazine, education, skill/hobbies.
f. Berita (news); special news, hard news, talk show, feature.
g. Agama (religious); preach, special event, variety show.
h. Olahraga (sport); journal/highlights, match, exercise, special event.
i. Pengisi jeda (filler); news, public announcement, music, quiz, others13.

3.6 Pengertian Talkshow

Talkshow yaitu sebuah program interaktif atau dialog dimana


broadcasting dalam televisi menghadirkan seseorang dalam bidang kesehatan,
politik, ekonomi yang berkaitan dengan tema talkshow tersebut. Konsep talkshow
sendiri memberikan informasi secara ringkas agar mudah dipahami oleh penonton.
Obrolan yang dikembangkan biasanya mengangkat isi kemanusiaan, Feature
semacam ini bisa dikategorikan dengan news feature yaitu sisi lain dari suatu berita
starlight news yang biasanya lebih menekankan pada sisi human interest dari suatu
berita.
Talkshow dewasa ini merupakan program unggulan. Dengan siaran
langsung yang interaktif dan atraktif ditambah lagi dengan sifatnya yang menghibur
(Entertanment). Entertaiment yang tidak hanya sekedar mengibur tetapi juga
dinamis. Maka dari itu pemandu acara atau biasa disebut host akan berpengaruh
dengan jalannya acara. Tak hanya pada host tetapi narasumber yang bersangkutan
juga akan menjadi penentu kelancaran acara. Program acara talkshow juga tidak
selalu disiarkan secara langsung. Melainkan rekaman, dimana acara tersebut
dilakukan terlebih dahulu sebelum akhirnya beberapa hari kemudian disiarkan pada
televisi.14

13
Andi Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi (Yogyakarta: Andi Offset, 2015),
hlm. 68-70.
14
Erliya Herawati, Skripsi: “PESAN MORAL PADA PROGRAM TALK SHOW TELEVISI SWASTA
INDONESIA (Analisis Isi Program Acara "Kick Andy" eps. 14 Desember 2018 di Metro TV dan
"Hitam Putih" eps. 31 Januari 2019 di Trans7)” (Malang: University of Muhammadiyah Malang,
2019), Hal. 22.
36

3.7 Peran Pengarah Teknik Dalam Produksi Program Televisi

Pengarah Teknik (Technical Director) adalah elemen yang sangat


penting dalam produksi pertunjukan televisi. Ia mengawasi dan mengatur kualitas
teknik dari suatu program baik televisi maupun radio. Dalam suatu produksi ia
mengoperasikan peralatan switcher yang merupakan unit control yang terdiri dari
tombol-tombol yang dapat mengganti gambar, mencampur gambar, dan bahkan
dapat memberikan efek gambar.
TD adalah penghubung atau perantara yang prinsip antara pengarah
acara dan kru teknik dalam menetapkan produksi. TD selalu mengawasi teknisi
studio dalam produksi. Bila dalam stasiun tidak memiliki lighting director, TD
sering berperan dalam mengambil alih tanggung jawabnya.
Selama tahapan pra produksi, TD melakukan analisis secara spesifik
terhadap perlengkapan produksi dan membuat rekomendasi perihal keteknikan
kepada pengarah acara. Selanjutnya pada saat gladi bersih dan produksi, TD selalu
duduk di sebelah kanan pengarah acara di ruang kontrol dan menginstruksikan
lewat headphones kepada kamerawan tentang posisi kamera dan memerintahkan
semua personel teknik lainnya yang berada di studio dan ruang kontrol.
TD juga memerintahkan switcher dan mengikuti instruksi pengarah
acara tentang perubahan bentuk satu shot kamera ke lainnya dan memilih sumber
gambar yang lain seperti film dan video. TD mengontrol switcher untuk spesial efek
elektronik dan peralihan gambar sesuai petunjuk Pengarah Acara.
Dalam posisi normal, TD membuat laporan kepada engineering
supervisor dan menerima perintahnya bila ada produksi yang bersifat khusus.
Sebagaimana ditunjukkan di atas, TD melaporkan program pengarah acara selama
produksi berlangsung. Di kebanyakan stasiun kecil dimana mereka tidak memiliki
staff, TD sering membagi tanggung jawabnya kepada engineering supervisor dan
37

asisten pengarah acara. Di stasiun yang sangat kecil, pengarah acara bekerja sendiri
sebagai switcher.15
Kebutuhan TD untuk menentukan sistem studio tv yang akan
digunakan tidak hanya bergantung pada format program nya saja melainkan melihat
juga dari segi kebutuhan konten acara, lokasi pengambilan gambar, dan juga format
penayangan baik itu live ataupun tapping. Sehingga untuk menentukan sistem
studio tv yang akan digunakan tidak ada patokan khusus, harus disesuaikan dengan
beberapa kebutuhan yang sudah dijelaskan tadi.

15
Suprapto, T., Drs., M.S., Berkarier Di Bidang Broadcasting (Yogyakarta: CAPS (Center of
Academic Publishing Service), 2013) hal. 75

Anda mungkin juga menyukai