Anda di halaman 1dari 8

Sumber data terkait dengan sistem Pendidikan kedua negera tersebut 1:

I. SISTEM PENDIDIKAN JEPANG


A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan Jepang ditegaskan dalam undang-undang pokok pendidikan tahun
1947 ayat 1 undang-undang tersebut menyatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan sepenuhnya kepribadian, membangun setiap individu baik fisik maupun
pikirannya, yang cinta pada kebenaran dan keadilan, menghormati nilai-nilai pribadi orang
lain, menghargai pekerjaan, memiliki rasa tanggung jawab, dan tergugah dengan semangat
kemerdekaan sebagai pendiri negara dan masyarakat yang damai.
Pendidikan di Jepang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan dasar dalam
diri generasi muda, bukan pada keterampilan vokasional yang khusus dengan asumsi bahwa
mereka harus siap menyesuaikan dengan fleksibel kemajuan dalam ilmu pengetahuan dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat.
B. Struktur Jenis Pendidikan
1. Taman Kanak-kanak yang naungi Kementerian Pendidikan untuk anak-anak usia 3-5
tahun.
2. Pendidikan Dasar, pada usia enam tahun anak-anak mulai masuk sekolah dasar yang
wajib bagi semua orang. Sekolah dasar berlangsung selama enam tahun.
3. Pendidikan Menengah. Sekolah menengah tingkat pertama adalah wajib dan berlangsung
selama tiga tahun. Setelah menempuh pendidikan wajib selama sembilan tahun, anak-
anak dapat memasuki sekolah menengah tingkat atas selama 3-4 tahun setelah diseleksi
melalui ujian masuk.
4. Pendidikan Tinggi. Setelah menamatkan sekolah menengah tingkat atas, siswa
melanjutkan pendidikannya ke Daigaku (Universitas) atau ke- Tanki-daigaku (Junior
college) dengan persyaratan lulus ujian masuk. Jika siswa ingin masuk universitas
nasional (negeri) maka siswa harus mengambil ujian masuk yang sama berupa
achievement test, kemudian ujian masuk yang terdiri interview, tes esai, dan ujian-ujian
lainnya yang diatur oleh masing-masing universitas.
5. Pendidikan Nonformal. Di Jepang pendidikan ini disebut pendidikan sosial. Sekolah ini
meliputi: sekolah untuk orang dewasa, kursus-kursus bagi para remaja, kursus-kursus
untuk wanita lanjut usia, kursus surat menyurat untuk pengembangan keterampilan dasar,
kursus untk pengembangan/penyaluran hobbi dan lain-lain.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita, pada level nasional, kementerian pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan
merupakan badan utama yang bertanggung jawab di kabinet dan DIET untuk
mempersiapkan perkiraan anggaran, membuat draft aturan-aturan pendidikan serta
memformulasikan kebijakan-kebijakan pendidikan.
2. Pendanaan, sistem administrasi keuangan Jepang menyediakan dana secara bersama-sama
bagi institusi-institusi pendidikan pemerintah yaitu pemerintah pusat, distrik, maupun
kotapraja. Dana-dana ini berasal dari berbagai jenis pajak dan dari sumber-sumber lain.

1
Sumber data Review book karya Ridwan S.Pd., Review buku “Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara” yang ditulis
oleh Prof. Dr. Drs. H. Agustiar Syah Nur, MA
3. Pendidikan Guru, guru-guru untuk sekolah dasar dan menengah dididik dan dilatih
dilembaga-lembaga pendidikan tinggi, yaitu universitas, program pascasarjana, dan junior
college yang dipilih oleh Kementerian Pendidikan.
4. Kurikulum, kurikulum sekolah didasarkan pada program studi seperti yang ditentukan
oleh kementerian pendidikan. Ketentuan ini menetapkan kerangka dasar kurikulum untuk
setiap level termasuk di dalamnya, objektif, isi instruksional dan waktu yang disediakan.
Dewan Pendidikan Distrik dan Kotapraja menyiapkan pedoman atau panduan
pengembangan kurikulum di sekolah dalam daerah mereka dan masing-masing sekolah
diminta menjabarkannya kedalam program-program yang lebih rinci.
5. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi. Pada semua tingkat dalam sistem sekolah di
Jepang, berbagai jenis ujian dan sumber-sumber informasi lain digunakan untuk menilai
apakah siswa dapat dinaikkan dari level yang satu ke level berikutnya, apakah siswa
boleh mendaftar ke sekolah tertentu, atau apakah mereka dapat diberi surat keterangan
atau sertifikat bahwa mereka menamatkan pendidikannya. Ditingkat sekolah dasar,
keputusan untuk kenaikan kelas anak-anak, dan soal ketentuan tamat atau tidak,
seluruhnya ditentukan oleh ujian-ujian lain yang diselenggarakan sekolah itu sendiri.
Tidak ada ujian-ujian yang sifatnya eksternal.
Sekolah menengah atas memilih pelamarnya atas dasar hasil ujian kemampuan
akademik yang diselenggarakan oleh dewan Pendidikan masing-masing dan transkip nilai
yang diterima dari masing-masing sekolah tempat asal calon.
Pelamar ke universitas atau akademi diseleksi oleh masing-masing lembaga penerima
dengan persyaratan telah menyelesaikan pendidikan formal minimal 12 tahun, memperoleh
skor ujian masuk yang ditentukan, dan hasil pendidikan di sekolah menengah tingkat atas
yang dinyatakan transkip sekolah.

II. SISTEM PENDIDIKAN JERMAN


A. Politik dan Tujuan Pendidikan
Berdasarkan sejarah, pendidikan di Jerman berasal dari dua sumber yaitu gerja dan
negara. Masalah pendidikan terletak pada kekuatan politik, para guru, orang tua,
siswa/mahasiswa untuk menentukan keadaan pendidikan, serta perubahan-perubahan dalam
sistem pendidikan.
Tujuan umum pendidikan dalam konstitusi Negara serta dalam pembukaan Undang-Undang
tentang Sekolah Khusus dan Universitas adalah memberikan tekanan pada pengembangan
individualitas dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat.
B. Sturktur dan Jenis Pendidikan
1. Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Tinggi.
Wajib sekolah di jerman 9-10 tahun dengan normal anak masuk sekolah pada usia 6
tahun. Peraturan khusus pendidikan di jerman yang harus dipenuhi adalah keterlambatan
anak masuk sekolah dan tinggal kelas. Jika anak gagal mendapatkan sertifikat tamat
belajar maka tidak berhak mendapatkan pelayanan pendidikan formal.
Pendidikan dasar berlangsung selama 4 tahun. Dan tambahan 2 tahun pada grade 5 dan 6
pada sebagian negara bagian dan memberikan pelajaran khusus pada grade 5 dan 6 dan
dapat dengan mudah pindah sekolah yang program sekolah yang diinginkan. Hari belajar
190 hari setahun pada tingkat dasar yang dimulai dari pukul 08:00 pagi -12:00
terhgantung pada tingkat kelas.
Grade 5-6 pada beberapa tempat diarahkan ke program yang berbeda yang tersedia di
sekolah menengah dan banyak dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan tergantung oleh
orang tua serta peran guru dalam pembuat keputusan terbatas.
Grade 7 sekolah mulai mengajarkan bahasa asing kedua. Program pendidikan menengah
adalah di garade 7-9 adalah :
a. Hauptschule yaitu pengajaran yang diarahkan untuk memasuki pemagangan setelah
siswa menerima sertifikat tamat belajar.
b. Realschule yaitu pengajaran yang mempersiapkan siswa untuk memasuki karir
sebagai pegawai atau buruh kelas menengah dan sertifikat yang diperoleh menjadi
kunci untuk memesuki berbagai jalur pendidikan yang lebih tinggi.
c. Gymnasium yaitu mempersiapkan siswa untuk pendidikan tinggi.
Pada grade 5-10 isi kurikulum sekolah bervariasi menurut jenis sekolah yang dimasuki,
sekurang kurangnya ada 2 atau 3 bahasa asing diwajibkan.
Pada grade 11 siswa dapat memilih bidang spesialisasi dalam susunan yang agak rumit
yaitu 1/3 dalam bidang bahasa dan seni, 1/3 bidang ilmu sosial, 1/3 bidang matematika
dan ilmu pengetahuan alam. Pendidikan penjas adalah pelajaran wajib.
Pada grade 13 siswa berhak memasuki perguruan tinggi
2. Pendidikan prasekolah
Melayani anak anak usia 3 tahun dan gurunya disiapkan melalui pendidikan khusus,
pendidikan prasekolah tidak memiliki kurikulum, program yang disiapkan adalah
schulkindergarden.
3. Pendidikan khusus
Sistem sekolah khusu bagi anak anak yang punya bakat istimewah dalam bidang seni atau
olahraga.
4. Pendidikan Vokasional, Teknik, dan Bisnis
Pendidikan vokasional diselenggarakan oleh sekolah-sekolah negeri, sedangkan ijazah
diberikan oleh kamar dagang, industri atau keungan, program ini disebut “sistem ganda”
5. Pendidikan Orang Dewas dan Pendidikan Nonformal
Pendidikan orang dewasa ada 3 yaitu; umum, vokasional, dan politik. Mata pelajarannya
dalah bahasa, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, kesehatan, kerajinan tangan,
sekolah persamaan, politik dan ilmu-ilmu sosial, pendidikan, psikologi, dan teologi serta
sesusastraan dan seni.
C. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Lander adalah pembuat ketentuan dalam konsitusi mengenai pengaturan masalah masalah
pendidikan, dan seluruhnya melalui proses legislative.
Supervisi atau inspeksi terhadap sekolah merupakan tugas kementerian negara bagian,
secara langsung atau tidak. Dengan beberapa pengecualian, gereja-gereja negara bagian
tidak lagi melakukan fungsi supervisi terhadap sekolah. Secara resmi, ada tiga fungsi
supervisi sekolah: fungsi pedagogis, hukum, dan servis terhadap masyarakat.
2. Pendanaan
Dengan pengecualian pendidikan tinggi, keuangan pendidikan sepenuhnya berada di
tangan Lander dan masyarakat setempat. Secara umum, seluruh biaya personil
ditanggung oleh pemerintah negara bagian, dan infra struktur oleh masyarakat. Tanggung
jawab pemerintah Federal untuk pendidikan tinggi, pengadaan penelitian serta peralatan
pengajaran, dan secara umum memberi dukungan terhadap kegiatan penelitian.
3. Personalia
Biasanya, hanya guru-guru Gymnasien dan sebagian guru-guru spesialis untuk bidang
keuangan yang dididik di tingkat universitas, dengan tekanan utama pada bidang keahlian
dibandingkan dengan bidang keguruan. Staf pengajar untuk sekolah lain termasuk
berbagai bentuk sekolah vokasional dan teknik.
Bagi staf pengajar, sertifikasi adalah urusan negara bagian. Pendidikan di universitas ,
diakhiri dengan ujian yang di awasi negara dan staf universitas sebagai penguji.
4. Kurikulum
Menteri-menteri Pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mereka melakukan itu melalui tiga jenis
instrumen: a) tabel yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu. serta mata
pelajaran sesuai dengan "grade" dan jenis sekolah; b) pedoman kurikulum; dan c)
pemberian wewenang penulisan dan pengaduan buku teks.
Tujuan umum kurikulum ditemukan oleh peraturan sekolah (sering dinyalakan pada
Mukadimah suatu Keputusan, sedangkan tujuan khusus diterbitkan dalam kaitannya
dengan pedoman kurikulum. Ini diputuskan oleh kementerian negara bagian dan
mencakup silabus, rekomendasi metode mengajar, dan kadang-kadang juga model
rencana pelajaran. Hanya silabus yang dianggap wajib, sedangkan metodologi diserahkan
kepada guru. Pedoman kurikulum biasanya dijabarkan oleh tim ahli yang khusus ditunjuk
untuk itu. yang kadang-kadang bekerja sama dengan universitas atau dengan lembaga
penelitian.
5. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Pendekatan yang dipakai untuk mengetahui pencapaian murid ialah menyerahkan
sepenuhnya kepada guru untuk menyusun tes tertulis sendiri ditambah dengan interaksi
lisan murid-guru selama proses belajar berlangsung. Hasilnya digambarkan dalam bentuk
laporan kemajuan tertulis (terutama pada pendidikan dasar) atau dalam bentuk nilai pada
skala 6 butir. Tes tidak resmi diberikan dengan ketentuan frekuensi minimum (pada grade
yang lebih tinggi hanya sampai 5 jam lamanya). Bobot yang lebih besar terletak pada
partisipasi murid yang haik dalam interaksi kelas. Tugas rumah juga dapat digunakan
untuk dasar penilaian.
6. Evaluasi, dan Penelitian Pendidikan
Tidak ada evaluasi nasional yang dilakukan secara teratur mengenai hasil pendidikan.
Komponen Jerman dalam Asosia Internasional untuk penelitian penilaian pencapaian
pendidikan dalam bidang “Membaca” merupakan survei pertama dalam dua dekade
terakhir yang didasarkan pada sampel probabilitas siswa secara nasional.
Apabila dibandingkan dengan negara-negara lain. Jerman belum banyak melakukan
penelitian empiris dalam bidang pendidikan. Hal yang sama juga terjadi dalam hal inovasi
metodologi pendidikan yang dimulai oleh ahli-ahli Jerman. Di Jerman Timur, ada
kebiasaan melakukan penelitian empiris berskala kecil, tetapi sering sekali sangat terbatas
karena kurangnya akses terhadap fasilitas komputer.

Survei: Produk Jerman Punya Reputasi


Tertinggi, China Terburuk2
Deutsche Welle (DW) - detikNews
Selasa, 01 Okt 2019 10:20 WIB

Berlin -
Menurut sebuah studi yang dilakukan lembaga survei YouGov
bersama dengan University of Cambridge, produk-produk buatan
Jerman atau berlabel "Made in Germany" masih tetap memegang
reputasi tertinggi di pasar internasional.

Hasil survei yang dirilis hari Senin itu (30/9) menunjukkan, citra
produk buatan Jerman berada jauh di atas produk-produk dari
negara lain. Survei tersebut melibatkan konsumen di 23 negara.

Produk AS hanya menempati ranking ketujuh, sedangkan produk


dari Cina punya citra yang paling buruk.

Cina peringkat terbawah

2
https://news.detik.com/dw/d-4728672/survei-produk-jerman-punya-reputasi-tertinggi-china-terburuk,
Selasa, 01 Okt 2019 10:20 WIB, diakses pada minggu, 9/08/2020
50% responden yang berasal dari 23 negara peserta survei
mengatakan, bahwa mereka menilai label "Made in Germany"
dengan positif, dan hanya 6% responden yang menilai label itu
sebagai sesuatu yang negatif. Jerman dalam survei itu mendapat
nilai rata-rata 45 poin.

"Studi kami menunjukkan bahwa negara asal produk memang masih


memainkan peran penting dalam penilaian (konsumen)," kata Phillip
Schneider, kepala pemasaran di YouGov Jerman.

Dalam studi yang dilakukan YouGov bekerjasama dengan University


of Cambridge, Italia menempati peringkat kedua dengan 38 poin,
sementara Inggris dan Prancis berada di tempat ketiga, keduanya
mendapat 34 poin.

Dari 12 besar produsen barang, Cina berada di urutan terakhir


dengan penilaian negatif 29 poin. 44% responden menilai produk
Cina punya kualitas buruk dan hanya 15% yang memberi penilaian
positif.

Publik Jerman "tuan rumah yang bersahaja"

Survei ini juga meminta konsumen di masing-masing negara untuk


memberikan pendapat mereka tentang produk negara mereka
sendiri, apa yang disebut YouGov sebagai "keuntungan tim tuan
rumah."

Meskipun Jerman secara global memiliki skor tertinggi, konsumen


Jerman cukup bersahaja dalam menilai produk negara mereka.
Hanya 59% konsumen Jerman memberi nilai positif pada produk
yang diproduksi di dalam negeri.

Sebaliknya, konsumen Meksiko, Kanada, Jepang, Prancis, dan Italia


misalnya, semuanya menilai produk yang diproduksi di negara
mereka lebih tinggi daripada yang diproduksi di negara lain.

Sedangkan barang-barang dari Cina mendapat penilaian negatif dari


konsumen internasional, sekalipun makin banyak barang elektronik
asal Cina yang menguasai pasaran.

Negara-negara yang diikutsertakan dalam survei ini tidak hanya


yang berpenghasilan tinggi seperti Amerika Serikat dan Australia,
melainkan juga negara-negara berpenghasilan rendah seperti
Nigeria dan Meksiko.

hp/yp (dpa)
Sumber data: https://www.dw.com/id/yougov-made-in-germany-masih-tetap-punya-reputasi-
tertinggi, diakses 9/08/2020
Daftar lengkap skor PISA 2018 "kemampuan sains" Selain kemampuan literasi dan matematika,
PISA 2018 juga memberikan hasil skor dan pemeringkatan negara-negara OECD dalam
kemampuan sains. Berikut skor PISA 2018 dan peringkat negara berdasarkan penilaian
kemampuan sains:

1. China: 590
2. Singapura: 551
3. Makao: 544
4. Estonia: 530
5. Jepang: 529
6. Finlandia: 522
7. Korea: 519
8. Kanada: 518
9. Hong Kong: 517
10. Taipe: 516
11. Polandia: 511
12. Selandia Baru: 508
13. Slovenia: 507
14. Inggris: 505
15. Australia: 503
16. Jerman: 503
17. Belanda: 503
18. Amerika Serikat: 502
19. Swedia: 499
20. Belarusia: 499

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Skor PISA 2018: Peringkat
Lengkap Sains Siswa di 78 Negara, Ini Posisi Indonesia", Klik untuk
baca: https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/07/10225401/skor-pisa-2018-peringkat-
lengkap-sains-siswa-di-78-negara-ini-posisi.

Anda mungkin juga menyukai