Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Definisi dan Konsep Manajemen Kinerja

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. Wilopo, M.AB

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Kausar Abdurrafi 225030200111011

Hansel Elvan Reta 225030200111012

Helmi Fauzan Risnanda 225030200111013

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

ADMINISTRASI BISNIS

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan berarti dan sesuai dengan harapan. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada Bapak Dr. Drs. Wilopo, M.AB Sebagai dosen pengampu mata
kuliah Ekonomi Bisnis yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 23 Februari 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
BAB I........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II.......................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Dari manajemen kinerja Bisnis...................................................... 2
2.2 Kontribusi manajemen kinerja..........................................................................2
2.3 Mengetahui Kekurangan / Bahaya sistem PM yang diterapkan dengan buruk.
2
BAB III......................................................................................................................... 3
PENUTUP....................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh


manajemen perusahaan untuk mengukur dan mengembangkan performa kerja
individu atau tim agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam konteks ini,
sistem manajemen kinerja yang buruk dapat menyebabkan ketidakadilan
dalam penilaian kinerja, meningkatkan tingkat stres pegawai, dan mengurangi
kepuasan kerja1. Selain itu, risiko litigasi juga meningkat akibat ketidakadilan
dalam sistem penilaian, yang dapat mendorong karyawan untuk menuntut
perusahaan, mengakibatkan biaya besar, dan menimbulkan ketidakpuasan
pada sumber daya manajer dan karyawan.

Penerapan sistem manajemen kinerja yang baik memiliki berbagai


keuntungan, seperti peningkatan motivasi untuk berprestasi, peningkatan
harga diri karyawan, hingga memungkinkan manajer mendapatkan wawasan
lebih baik tentang bawahannya. Selain itu, sistem ini juga membantu dalam
menjelaskan definisi pekerjaan dan kriteria kerja secara lebih jelas,
meningkatkan pengembangan diri karyawan, serta meminimalkan
pelanggaran karyawan melalui identifikasi dini. Dengan demikian,
implementasi yang baik dari sistem manajemen kinerja tidak hanya
memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya
tetapi juga melindungi perusahaan dari potensi tuntutan hukum.

Namun, sebaliknya, pengimplementasian sistem manajemen kinerja


yang buruk dapat berdampak negatif bagi perusahaan. Dampak buruk tersebut
antara lain adalah meningkatnya angka pengunduran diri pegawai,
penggunaan informasi yang salah, berkurangnya self-esteem karyawan,
terbuangnya waktu dan uang perusahaan, hingga menurunnya motivasi kerja
dan meningkatnya tingkat stres pegawai. Oleh karena itu, penting bagi sebuah
perusahaan untuk memahami betapa vitalnya sistem manajemen kinerja yang
baik guna mencapai keseimbangan antara peningkatan performa individu atau
tim dengan tujuan keseluruhan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Dari manajemen kinerja Bisnis

2. Apa Itu Kontribusi manajemen kinerja

3, Apa Kekurangan / Bahaya sistem PM yang diterapkan dengan buruk

1.3 Tujuan

1. Memahami Pengertian Dari manajemen kinerja Bisnis

2. Mengetahui Kontribusi manajemen kinerja

3, Mengetahui Kekurangan / Bahaya sistem PM yang diterapkan


dengan buruk
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian manajemen kinerja Bisnis

2.1.1 Pengertian dan Komponen pada Manajemen Kinerja Bisnis

Manajemen kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen


perusahaan dalam rangka mengukur dan mengembangkan performa kerja individu
atau tim yang diselaraskan dengan tujuan suatu perusahaan. Manajemen kinerja bisnis
ini sendiri terdiri dari 2 komponen yaitu :

● Proses yang berkelanjutan, manajemen kinerja dalam suatu bisnis


dilakukan secara berkelanjutan. Karena dalam proses tersebut
perusahaan akan terus menetapkan tujuan, memantau performa kerja,
dan memberi pelatihan atau saran
● Keselarasan dengan tujuan perusahaan, seorang manajer di dalam
sebuah perusahaan harus memastikan bahwa kinerja staff nya sesuai
dengan tujuan perusahaan agar memudahkan perusahaan mencapai
visi dan misinya

Dari 2 komponen tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen kinerja


berhubungan langsung dengan kinerja karyawan, kontribusi karyawan, dan tujuan
perusahaan.

2.1.2 Perbedaan Manajemen Kinerja dengan Penilaian Kinerja

Seringkali orang awam tidak bisa membedakan antara manajemen kinerja


dengan penilaian kinerja padahal dua hal ini sangat berbeda. Penilaian kinerja adalah
gambaran tentang kekuatan dan kelemahan karyawan di mana menjadi salah satu
bagian dari manajemen kinerja. Sementara itu manajemen kinerja jauh lebih besar
daripada sekedar penilaian kinerja, yaitu tentang mengukur dan mengembangkan
performa kerja individu atau tim yang diselaraskan dengan tujuan suatu perusahaan.

2.2 Kontribusi manajemen kinerja

Ada banyak keuntungan jika menerapkan sistem manajemen kerja, adalah


sebagai berikut:

1. Motivasi untuk berprestasi meningkat

Dengan menerima sebuah hasil dari kinerja seseorang dapat


meningkatkan kinerja nya di masa depan karena dengan adanya pengakuan
tentang pencapaiannya di masa lampau akan membuat semangat kinerja
seseorang tersebut terbakar untuk memberikan yang terbaik untuk kedepanya

2. Harga diri meningkat

Dengan menerima sebuah umpan balik tentang kinerja seseorang dapat


memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu tentang harga diri karyawan seperti
yang ada di teori maslow tentang kebutuhan mendapatkan penghargaan bahwa
seseorang karyawan pantas mendapatkan harga diri mereka masing masing
entah itu dari diri sendiri maupun dari orang lain.

3. Manajer mendapatkan wawasan tentang bawahan

Para manajer atau supervisor langsung yang menilai kinerja para bawahan
nya akan mendapatkan wawasan baru tentang para bawahan, dengan wawasan
tersebut para supervisor atau manajer tersebut bisa mengenal lebih baik serta
membangun hubungan yang kuat kepada bawahan. yang bisa membuat suatu
pekerjaan bisa lebih cepat selesai dengan memahami kontribusi para
pekerjanya.

4. Definisi perkerjaan dan kriterianya diperjelas

Dengan adanya penilaian kinerja akan membuahkan sebuah hasil yang


nantinya akan memperjelas pekerjaan atau bagaimana kriteria pekerjaannya,
yang dimana para karyawan akan lebih paham dengan tentang bagaimana
harus berperilaku di posisi spesifik mereka dan mereka juga akan tahu hasil
dari perilaku dalam pekerjaannya tersebut. Yang membuat para pekerja tahu
apa yang harus mereka lakukan untuk membuat pekerjaan mereka menjadi
lebih baik.

5. Wawasan diri dan pengemabngan ditingkatkan

Dengan penerapan sistem kontribusi kinerja, para perkerja akan dapat


mengembagkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan
jenis kegiatan pengembangakn ini akan sangat berharga untuk kemajuan
mereka dalam berorganisasi, karena para pekerja akan paham tentang
kelebihan ataupun kekurangan mereka dalam bekerja yang membantu
jenjang karir mereka di masa depan.

6. Tindakan administratif lebih adil dan tepat

Dengan diberlakukannya sistem manajemen kinerja di suatu


organisasi, suatu tindakan administratif akan mengeluarkan informasi yang
tepat dan adil misal nya dalam promosi suatu karyawan, peningkatan prestasi
karyawan, transfer karyawan serta pemberhentian karyawan. Dengan sistem
manajemen kinerja yang baik juga tentu akan membuat kepercayaan antara
atasan dan bawahan dalam suatu organisasi
7. Tujuan organisasi menjadi lebih jelas

Dengan adanya sistem manajemen kinerja yang baik suatu tujuan


dalam organisasi akan di buat dengan jelas dan tercapai dengan jelas, para
karyawan pun akan paham tentang kontribusi yang mereka lakukan untuk
mencapai sebuah keberhasilan organisasi, yang bisa dicapai dengan
komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan,
serta bawahan dengan para bawahan. Yang akan membuat suatu pekerjaan
diselesaikan dengan kerjasama yang baik untuk sebuah organisasi

8. Karyawan menjadi lebih kompeten

Sistem manajemen kinerja dalam sebuah organisasi dapat membuat


karyawan menjadi lebih kompeten dalam pekerjaannya yang bisa dilihat dari
peningkatan kinerja karyawan dalam suatu organisasi, yang bisa membuat
karyawan tersebut untuk menjadi sukses dengan merencanakan
pengembangan karir karyawan tersebut.

9. Pelanggaran karyawan diminimalkan

Perilaku buruk karyawan dalam suatu perusahaan merupakan


fenomena yang semakin meluas dan dapat menarik media liputan secara luas
yang bisa merusak nama citra perusahaan menjadi tidak baik. Pelanggaran
seperti penyimpangan akuntansi, pergantian rekening pelanggan,
menggunakan sumber daya perusahaan untuk kepentingan sendiri, dan lain
lain sering dilakukan oleh beberapa individu yang tidak bertanggung jawab,
namun dengan adanya sistem manajemen kinerja yang baik pelanggaran
pelanggaran tersebut dapat diidentifikasikan dengan jelas, ditemukan sebelum
tindakan tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan kekacauan di
perusahaan.
10. Ada perlindungan yang lebih baik dari tuntutan hukum

Melalui sistem manajemen kinerja dapat dikumpulkan beberapa data -


data yang dapat membantu mendokumentasikan kepatuhan para karyawan
dengan aturan yang ada didalam sebuah organisasi misal nya perlakuan yang
sama terhadap seluruh karyawan tanpa memandang jenis kelamian atau latar
belakang etnis karyawan tersebut.

11. Ada pembedaan yang lebih baik dan tepat waktu antara yang
berkinerja baik dan buruk

Dengan sistem manajemen kinerja suatu organisasi dapat


mengidentifikasi lebih cepat antara yang berkinerja baik dan buruk, dan juga
bisa mengidentifikasi masalah untuk bisa diselesaikan dan dan diatasi agar
tidak ada lagi masalah yang berakar.

12. Pandangan supervisor mengenai kinerja dikomunikasikan dengan


lebih jelas

Sistem manajemen kinerja akan memungkinkan seorang manajer


untuk mengkomunikasikan penilaian mereka mengenai kinerja kepada
bawahan, yang akan membuat bawahannya menerima informasi yang berguna
tentang bagaimana kinerja mereka dilihat oleh atasan mereka.

13.Perubahan organisasi difasilitasi

Dengan adanya sistem manajemen kinerja dapat mengubah suatu


budaya organisasi dengan menyelaraskan tujuan dan sasaran organisasi..
Evaluasi kinerja setiap anggota dalam organisasi didasarkan pada peringkat
kepuasan pelanggan. Manajemen kinerja memberikan alat dan juga motivasi
bagi individu untuk berubah, yang pada gilirannya membantu mendorong
perubahan organisasi. Perubahan budaya didorong oleh perubahan kinerja dan
dapat dipandu dan dipengaruhi oleh kebijakan, praktik, keterampilan, dan
prosedur yang diterapkan dan diperkuat

14. Motivasi, komitmen dan niat untuk bertahan dalam organisasi


ditingkatkan

Karyawan yang puas dengan sistem manajemen kinerja organisasi nya


cenderung akan termotivasi untuk bekerja dengan baik, akan tetap berada di
organisasi nya dan ingin terus berkembang agar organisasinya menjadi lebih
baik, dikarenakan dengan adanya kepuasan dari seorang karyawan akan
membuat organisasi menjadi arti yang lebih besar untuk mereka.

15. Perilaku suara dianjurkan

Perilaku suara sangat dibutuhkan oleh sistem manajemen kerja yang


baik, dalam organisasi akan ada sebuah perubahan atau perbaikan untuk
peningkatan proses organisasi, yang memungkinkan para karyawan untuk
terlibat dalam pengambilan suara untuk melakukan sebuah perubahan atau
perbaikan yang lebih inovatif untuk sebuah organisasi

16. Keterlibatan karyawan ditingkatkan

Sistem manajemen kinerja yang baik akan meningkatkan keterlibatan


karyawan, dengan adanya karyawan yang merasa terlibat akan membuat
seorang karyawan menjadi lebih berkomitmen, lebih bersemangat, dan lebih
berdaya didalam suatu organisasi dengan sikap ini para karyawan akan
membuat suatu perubahan yang inovatif untuk sebuah organisasi.
2.3 Mengetahui Kekurangan / Bahaya sistem PM yang diterapkan dengan
buruk

Sistem PM yang baik dapat membuat kinerja perusahaan menjadi baik pula,
begitupun sebaliknya apabila pengimplementasian sistem PM buruk akan berdampak
besar bagi perusahaan berikut adalah dampak buruk dari pengimplementasian sistem
PM yang tidak baik:

1. Meningkatnya angka pengunduran diri, sistem PM yang buruk akan


membuat pegawai merasa tidak dihargai dengan baik dan akan
membuat mereka keluar dengan mengajukan surat pengunduran diri
atau kinerja mereka akan mulai menurun karena sudah tidak ada lagi
motivasi untuk bekerja dengan baik (biasanya mereka sedang berada
pada tahapan mencari kerja di tempat lain yang lebih baik).
2. Penggunaan informasi yang salah, apabila sistem standarisasi tidak
berjalan dengan baik maka akan memunculkan kemungkinan untuk
pemalsuan kinerja karyawan.
3. Berkurangnya self-esteem, dengan tanggapan yang buruk akan kinerja
karyawan maka akan membuat rasa self-esteem mereka berkurang dan
membuat karyawan menjadi tidak suka dengan perusahaan.
4. Terbuangnya waktu dan uang, PM sistem memerlukan modal dan
waktu yang banyak, sehingga apabila pengimplementasian PM buruk
hanya membuang-buang uang dan waktu yang diberikan.
5. Hubungan yang buruk, sistem PM yang buruk akan membuat
hubungan antara individu di perusahaan menjadi buruk.
6. Berkurangnya motivasi untuk bekerja, motivasi ini dapat berkurang
karena kurangnya hadiah yang diberikan atas performanya yang baik.
Baik berupa apresiasi berbentuk fisik maupun apresiasi secara verbal.
7. Meningkatnya stress pegawai dan ketidakpuasan pekerjaan, sistem PM
yang buruk dapat mengakibatkan ketidakadilan dalam penilaian
kinerja dan dapat membuat meningkatnya tingkat stress pegawai dan
berkurangnya kepuasaan kerja.
8. Meningkatnya risiko litigasi, Dari ketidakadilan sistem penilaian
dapat membuat karyawan menuntut perusahaan dan bisa jadi butuh
biaya yang besar untuk perusahaan memenangkan tuntutan tersebut.
9. Tuntutan yang tidak dapat dibenarkan pada sumber daya manajer dan
karyawan. Sistem yang diimplementasikan dengan buruk tidak
memberikan manfaat yang diberikan oleh sistem yang diterapkan
dengan baik, namun mereka menghabiskan waktu manajer dan
karyawan. Sistem seperti itu akan ditolak karena adanya bentrokan
kewajiban dan alokasi sumber daya (misalnya, waktu). Dan lebih
buruknya, manajer mungkin hanya memilih untuk menghindari sistem
sama sekali, dan karyawan mungkin merasa peningkatan tingkat
kelebihan beban .
10. Standar dan peringkat yang bervariasi dan tidak adil, baik standar
maupun peringkat individu dapat bervariasi di seluruh dan di dalam
unit dan tidak adil.
11. Adanya bias, kualitas pribadi, bias, dan hubungan cenderung akan
menggantikan standar perusahaan.
12. Tidak jelasnya sistem penilaian, buruknya komunikasi dalam
perusahaan, membuat pegawai tidak mengetahui dengan jelas
bagaimana sistem penilaian untuk akhirnya menjadi dasar pemberian
apresiasi.

Dengan demikian sistem PM menjadi hal yang tidak bisa dianggap remeh
dalam sebuah perusahaan. Dengan sistem PM yang baik pegawai dalam
perusahaan akan memiliki kinerja yang baik juga, sehingga dapat membuat
kinerja perusahaan lebih baik untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu
mendapatkan keuntungan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebuah organisasi mendapatkan banyak manfaat dari penerapan sistem


manajemen kinerja. Penilaian kinerja individu memungkinkan manajer untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang karyawan mereka,
meningkatkan motivasi mereka, dan meningkatkan harga diri mereka.
Sementara pemahaman karyawan tentang diri mereka dan kemajuan mereka
meningkat, definisi pekerjaan dan standar menjadi lebih jelas. Sistem ini
membantu tindakan administrasi menjadi lebih adil, tujuan organisasi menjadi
lebih jelas, dan karyawan menjadi lebih mahir. Dimungkinkan untuk
mengurangi pelanggaran karyawan, meningkatkan perlindungan hukum, dan
meningkatkan perbedaan antara kinerja yang baik dan buruk.

Sebaliknya, ketidakmampuan untuk menerapkan sistem manajemen


kinerja dengan baik dapat memiliki konsekuensi yang signifikan. Ini termasuk
peningkatan tingkat pengunduran diri, penggunaan informasi yang salah,
penurunan kepercayaan diri karyawan, pemborosan uang dan waktu, dan
penurunan semangat kerja. Stres pegawai meningkat, potensi litigasi
meningkat, dan tuntutan yang tidak masuk akal pada sumber daya manajer
dan karyawan. Kerumitan sistem penilaian semakin meningkat karena standar
dan peringkat yang tidak adil, bias, dan ketidakjelasan.

Oleh karena itu, penting untuk mengingat bahwa sistem manajemen


kinerja yang baik membantu mencapai tujuan perusahaan dan menjaga
keseimbangan yang baik antara kebutuhan karyawan dan keberhasilan
organisasi. Sistem manajemen kinerja yang efektif juga membantu mencegah
efek buruk dari ketidakpraktisan atau implementasi yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA

Aguinis, Herman (2013). Performance management, third edition

Anda mungkin juga menyukai