Anda di halaman 1dari 14

KONSEP KEPEGAWAIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

Josua Pangestu NIM 043-315-15-1-044

Eky Aditya NIM 043-315-15-1-047

Risna Yuntami NIM 043-315-15-1-047

Mediana Virgin Nirwani NIM 043-315-15-1-047

Serlina NIM 043-315-15-1-052

STIKEP PPNI JAWABARAT

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dan
dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa. Tidak
lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk perbaikan makalah kami ini.

Bandung, September 2017.

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Puskesmas
1. Batasan Puskesmas
a. Pengertian Puskesmas .................................................................... 3
b. VISI Puskesmas.............................................................................. 8
c. MISI Puskesmas ............................................................................. 12
d. Kedudukan Puskesmas ...................................................................
e. Wilayah Kerja Puskesmas ..............................................................
f. Fasilitas Penunjang Puskesmas ......................................................
B. Nursing Center
1. Konsep Nursing Center ........................................................................ 18
2. Aplikasi Nursing Center ....................................................................... 23
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 30
B. Saran ......................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Administrasi kepegawaian berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia
dalam suatu organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam kegiatan belajar ini telah
dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian, ruang lingkup, dan
fungsi/aktivitas kepegawaian.
Sistem Administrasi Kepegawaian
Sistem administrasi kepegawaian adalah bagian dari administrasi negara yang
kebijaksanaannya ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pola kebijaksanaannya
tergantung pada bentuk negara yang dianut suatu negara, apakah federal ataukah
kesatuan.
Kebijaksanaan dasar sistem administrasi kepegawaian di negara kita mengacu
pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Dalam undang-undang
tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional untuk
mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
adil, dan bermoral tinggi, diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur
negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan
secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan
kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Teknis Kepegawaian


Konsep kepegawaian pada hakikatnya melakukan dua fungsi yaitu fungsi
manajerial dan fungsi operatif (teknis). Fungsi manajerial berkaitan dengan pekerjaan
pikiran atau menggunakan pikiran (mental) meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian pegawai. Sedangkan fungsi operatif (teknis), berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan fisik, meliputi pengadaan,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemensiunan pegawai.
B. Fungsi Umum Kepegawaian
Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai dapat didefinisikan sebagai proses penentuan kebutuhan
pegawai pada masa yang akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi
dan persediaan tenaga kerja yang ada. Perencanaan pegawai merupakan bagian penting
dari dan sebagai kontributor pada proses perencanaan strategis karena membantu
organisasi dalam menentukan sumber-sumber yang diperlukan dan membantu
menentukan apa yang benar-benar dapat dicapai dengan sumber-sumber yang tersedia.
Perencanaan pegawai yang baik akan memperbaiki pemanfaatan pegawai,
menyesuaikan aktivitas pegawai dan kebutuhan di masa depan secara efisien,
meningkatkan efisiensi dalam merekrut pegawai baru serta melengkapi informasi
tentang kepegawaian yang dapat membantu kegiatan kepegawaian dan unit organisasi
lainnya. Melalui perencanaan dapat diketahui kekurangan dibanding kebutuhan
sehingga dapat dilakukan perekrutan pegawai baru, promosi, dan transfer secara
proaktif sehingga tidak mengganggu kegiatan organisasi.
Dalam membuat perencanaan pegawai perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal
organisasi. Di samping itu, perlu pula diperhatikan langkah-langkah yang harus
ditempuh sebagaimana dikemukakan Miller Burack dan Maryann.
Pengorganisasian Kepegawaian
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong-
golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang perlu, penetapan
tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka untuk
mencapai tujuan. Pengorganisasian mengantarkan semua sumber dasar (manusia dan
nonmanusia) ke dalam suatu pola tertentu sedemikian rupa sehingga orang-orang yang
bekerja di dalamnya dapat bekerja sama secara berdaya guna dan berhasil guna dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu akibat dari pengorganisasian adalah
terbentuknya struktur organisasi dan dalam struktur organisasi akan nampak bagaimana
hubungan antara satu unit dengan unit lain. Dengan kata lain, struktur organisasi akan
mempengaruhi aliran kerja, delegasi wewenang dan tanggung jawab, sistem kontrol
dan pengendalian, serta arus perintah dan pertanggungjawaban. Oleh karena itu, dalam
mendesain struktur organisasi bagian kepegawaian perlu dipertimbangkan berbagai
faktor sebagaimana telah diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
Pengarahan Pegawai
Ada banyak teori dan keyakinan tentang apa yang memotivasi pegawai. Secara
keseluruhan tidak ada kesepakatan tentang motivasi. Oleh karena itu, sangat sulit bagi
organisasi untuk sampai pada kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan semua
pegawai. Selain itu, bagi organisasi dengan skala apa pun, membuat analisis mendalam
tentang apa yang memotivasi setiap pegawai adalah tidak praktis. Namun, ada aturan-
aturan praktis yang dapat diikuti setidak-tidaknya untuk membantu memotivasi
pegawai dan meningkatkan kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut.
1. Jelaskan kepada para pegawai apa yang dimaksud dengan kinerja efektif dan pastikan
bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka;
2. Pastikan bahwa ada hubungan jelas antara kinerja dan penghargaan (imbalan) dan
bahwa setiap hubungan semacam itu dikomunikasikan kepada para pegawai;
3. Pastikan bahwa semua pegawai diperlakukan secara adil dan penilaian tentang kinerja
adalah objektif;
4. Bilamana mungkin, kembangkan jenis-jenis penghargaan yang berbeda, tidak semua
orang dapat dinaikkan pangkatnya (dipromosikan) atau perlu dinaikkan pangkatnya;
5. Doronglah semangat seluwes mungkin di dalam lingkungan kerja dan kembangkan
gaya manajemen yang mudah diserap dan mampu diubah-ubah untuk menyesuaikan
orang dan lingkungan
6. Kembangkan sebuah sistem manajemen kinerja atau setidaknya tetapkan sasaran yang
dapat dicapai tetapi dapat terus berkembang;
7. Perhitungkan semua faktor lingkungan dan sosial, seperti kenyamanan dan sarana
lingkungan kerja, interaksi sosial diantara pegawai, pokoknya semua faktor yang dapat
menjadi sumber ketidakpuasan.
Pengendalian Pegawai
Pengawasan sebagai bagian dari pengendalian merupakan proses pengukuran
dan penilaian tingkat efektivitas kerja pegawai dan tingkat efisiensi penggunaan
sarana kerja dalam memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.
Setiap kegiatan pengawasan memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur
tingkat keberhasilan dalam bekerja, yang dalam penilaian kinerja disebut standar
pekerjaan.

Standar adalah suatu kriteria atau model baku yang akan diperbandingkan
dengan hasil nyata. Banyak jenis standar yang dapat dipergunakan dalam pengendalian
kegiatan-kegiatan kepegawaian. Dalam mengendalikan unit/bagian kepegawaian,
pimpinan harus mampu menemukan butir-butir pengendalian strategis yang dapat
dipantau berdasarkan penyimpangan.

Perencanaan dan Rekrutmen


Salah satu fungsi Kepegawaian adalah pengadaan pegawai. Dalam kegiatan
pengadaan pegawai ini harus dilihat apakah ada formasi yang lowong, di samping itu
perlu pula dilihat kebutuhan sumber daya manusia, banyaknya kebutuhan dan jenisnya
pekerjaan. Setelah pasti ada formasi yang lowong, maka baru diadakan serangkaian
kegiatan untuk menjaring pegawai yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit
beserta kualifikasinya.
Sedangkan perekrutan merupakan proses penarikan sejumlah calon yang
memiliki potensi untuk ditarik menjadi pegawai yang dilakukan melalui berbagai
macam kegiatan. Perekrutan yang efektif secara konseptual memiliki beberapa
hambatan yang dapat bersumber dari kebijakan organisasi maupun dari perencanaan
sumber daya manusia. Dalam ketentuan perundang-undangan Kepegawaian Negara
terdapat ketentuan yang mengatur formasi yaitu Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun
2003 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.
Dalam rangka menentukan jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan oleh suatu
unit organisasi, harus ditetapkan oleh seorang pejabat yang berwenang dalam jangka
waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan, dengan
tujuan agar unit organisasi itu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Seleksi, Orientasi, dan Pengangkatan
Kegiatan seleksi tidak hanya merupakan proses pemilihan pegawai dari sekian
banyak pelamar yang dijaring melalui proses perekrutan, tetapi juga proses pemilihan
calon pegawai terhadap organisasi yang akan dimasuki. Pegawai yang telah lolos
seleksi akan diprioritaskan untuk mengikuti kegiatan orientasi sebelum yang
bersangkutan ditempatkan dan mulai bekerja. Orientasi sangat penting terutama bagi
pegawai baru. Hal ini dikarenakan apa yang diperoleh pertama kali seseorang
memasuki dunia kerja akan berkesan lama, dan ini akan mempengaruhi pegawai
tersebut.
Orientasi merupakan upaya untuk mensosialisasikan nilai-nilai organisasi, pekerjaan,
dan rekan-rekan pada pegawai baru, yang dilakukan melalui sebuah program formal
maupun informal. Bagi pegawai lama yang akan menduduki jabatan baru, orientasi juga
perlu. Mereka dapat belajar terlebih dahulu tanggung jawab yang akan dikerjakannya

C. Pengertian Administrasi Kepegawaian


Administrasi kepegawian adalah suatu tatacara didalam mengorganisasi dari
pada manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan birokrasi khususnya
Pemerintah (1) Edward H. Litcfield study of public administration . Dan disini sudah
jelas mengapa administrasi kepegawaian perlu dilakukan, yaitu :

1. Adanya satu badan yang menyelenggarakan administrasi kepegawaian, dan yang


bersangkutan bertanggungjawab langsung kepada pimpinan yang ditunjuk oleh
pemerintah didalam sebuah birokrasi serta unit-unit dari birokrasi tersebut.
2. Perumusan yang jelas terhadap klasifikasi kerja serta jabatan kepegawaian.
3. Untuk mengetahui dan mempermudah pengevaluasi terhadap kinerja, prestasi kerja,
kedisiplinan, pengangkatan, mutasi dan pemberhentian seorang pegawai di suatu
birokrasi.
Untuk mempermudah sistem gaji yang diterima berdasarkan ketentuan-
ketentuan tertentu yang bersifat obyektif sesuai dengan pekerjaan dan hal ini berkaitan
langsung dengan kesejahteraan dan masa pensiun
D. Sistem Karir
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa sistem karir pegawai didasarkan
atas prestasi kerja, masa kerja dan tingkat pendidikan yang perlu dikembangkan
didalam administrasi kepegawaian.

Sistem karir berdasarkan prestasi kerja


Sistem karir berdasarkan prestasi kerja dimaksudkan sebagai prinsip bahwa
seseorang yang bekerja di sebuah birokrasi pemerintahan didalam hal kedinasan,
penempatan, promosi kepada pangkat yang lebih tiggi bahkan masa pensiunnya
dilakukan atas dasar ketentuan-ketentuan serja melalui ujian obyektif terhadap
prestasi maupun kemampuannya.

Sistem karir berdasarkan masa kerja


Masa kerja merupakan sebuah prestasi yang dapat membuat karir seorang
pegawai menjadi lebih meningkat dan hal ini juga berkaitan erat dengan pemberian
gaji kepada pegawai yang bersangkutan.

Sistem karir berdasarkan pendidikan


Pendidikan merupakan pendongkrak pola fikir seorang pegawai terhadap apa
tugas yang di embannya, sangat jelas pula bahwa pendidikan semakin tinggi maka
lebih luas pula wawasannya.

Ketiga hal tersebut diatas merupakan hal-hal yang perlu dibina, karena
sistem karis merupakan sebuah penentu dari tinggi rendahnya gaji yang diterima
oleh seorang pegawai.(2) Bintoro Tjokroamidjojo Pengantar administrasi
pembangunan halaman 125.

E. Pengklasifikasian Pegawai
Dalam membantu atau membina sistem karir dibidang administrasi
kepegawaian, usaha yang pertama adalah mengadakan klasifikasi dan penggolongan
jabatan atau kepangkatan. Dengan adanya klasifikasi ini maka ada kriteri-kriteria dalam
pelihan pegawai serta adanya keseragaman didalam pembinaan pangkat, gaji untuk
sebuah pekerjaan yang sama didalam birokrasi pemerintahan. Standar atau ketentuan
yang menentukan klasifikasi dan golongan adalah beban kerja, luasnya tugas-tugas dan
tanggungjawab, seta kualifikasi pendidikan dan lamanya masa kerja.
Mengenai klasifikasi ini ada dua sistem yan digunakan diantaranya adalah :

1. Klasifikasi menurut tugas dan jabatan


Kategori ini dimaksudkan untuk memberikan gaji yang sama utuk sebuah pekerjaan yang
sama yang bertujuan untuk kepentingan dan efisiensi manajemen. Dengan demikian pula
sudah jelas perincian tanggungjawab dalam setiap jabatan yang memberikan uraian
pekerjaan dan kewajiban masing-masing.

2. Klasifikasi menurut kepangkatan


Dalam setiap golongan kepangkatan dapat terdiri dari bebagai macam tugas pekerjaan dan
jabatan yang dianggap mempunyai status yang sama. Cara ini lebih mempermudah apabila
terjadi mutasi-mutasi terhadap pegawai di suatu birokrasi ke birokrasi lain, maka si pegawai
tetap mempunyai kepastian tentang pangkat dan statusnya.

Didalam administrasi kepegawaian pada umunya terdapat kelompok-kelompok


golongan kepegawaian sebagai berikut :

1. Kelompok administratif tingkat tinggi, yang mempunyai fungsi sebagai pengambil


keputusan atau pemimpin.
2. Kelompok pegawai yang memiliki keterampilan dan latihan serta ilmu pengetahuan
khusus yang bersifat profesionil dalam jabatan-jabatan tertentu.
3. Jabatan-jabatan diplomatik dalam rangka hubungan luar negeri.
4. Angkatan bersenjata
5. Kelompok kepegawaian dalam instansi-instansi pemerintah, baik Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah.
6. Kelompok kepegawaian pelayanan administratif
7. Pekerja-pekerja harian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu
dengan ketentuan diluar kepegawaian negeri (tenaga honorer). (3) Badan Kepegawaian
Negara rencana pembangunan lima tahun (1999/2000)

F. Formasi dan Pengadaan Pegawai

Formasi dalam bidang kepegawaian menyangkut masalah rencana kepegawaian


untuk instansi-instansi pemerintah, dengan adanya formasi kepegawaian diharapkan
dalam jumlah dan susunan pegawai untuk masing-masing instansi pemerintah dapat
sesuai dengan fungsi, tugas dann beban kerja yang diembannya.
Formasi merupakan penentuan kualitas dan kuantitas pegawai yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang sesuai dengan jenis dan beban kerja yang harus dilaksanakan
dengan tujuan agas organisasi itu dapat melaksanakan tugasnya dan berdaya guna untuk
melayani masyarakat.

Faktor-faktor yang menentukan penetapan formasi adalah sebagai berikut :

1. Jenis pekerjaan
2. Sifat pekerjaan
3. Kapasitas pekerjaan
4. Beban kerja
5. Prinsip pelaksanaan pekerjaan
6. Jenjang dan jumlah jabatan dan pangkat yang tersedia dalam organisasi

Yang berkaitan erat dengan formasi adalah pengadaan (recruitment) dan


penempatan (placement). Pengadaan perlu dilakukan dengan melalui sistem seleksi
terhadap calon pegawai, dan didalam pengadaan pegawai seharusnya tidak melalui cara-
cara hubungan pribadi aka tetapi di sebar luaskan kepada masyarakat dengan tujuan
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengabdikan diri kepada pemerintah.

G. Pembinaan, Promosi dan Penilaian Kerja

Suatu jabatan karir pada pegawai negeri dimaksudkan sebagai suatu jabatan
selama hidup. Oleh karena itu suatu sistem promosi sangat penting bagi pegawai negeri
untuk dapat melihat adanya prespektif hidupnya daimasa yang akan datang. Sistem
promosi dimaksudkan untuk memberikan peluang terhadap hal penyediaan tenaga
pegawai negeri tingkat tinggi yang berpengalaman.

Sistem promosi sering kali dikaitkan dengan klasifikasi pendidikan, dan latihan
jabatan. Karena pendidikan dan latihan tersebut dianggaps sebagai peningkatan dalam
kemampuan. Oleh karena itu promosi pada tingkat-tingkat tertentu diperlukan sebuah
tes sertifiksi terhadap jabatan yang lebih tinggi.

H. Pendidikan dan Latihan


Pendidikan dan latihan bagi pegawai negeri merupakan salah satu aspek penting
didalam pembinaan kepegawaian. Pendidikan dan keadaan pendidikan di suatu negara
sangat berpengaruh terhadap kondisi kepegawaian di negara tersebut dan pendidikan
pula menjadi sumber bagi tersedianya regenerasi kepegawaian.

Beberapa alasan pentingnya pendidikan dan latihan dalam kepegawaian, yang


diantaranya adalah :

1. Perlunya pembaharuan dan peningkatan penyempurnaan di bidang administrasi untuk


dapat menganggulagi dan mendukung perkembangan sosial dan ekonomi.
2. Perlu diberikan orientasi baru, penekanan kepada berbagai teknik-teknik administrasi
maupun manajemen yang di anggap masih lemah.
3. Kurangnya atau masih adanya kelangkaan terhadap tenaga-tenaga ahli dibidang
tertentu.
4. Untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dan informasi.
Oleh karena itu pendidikan dan pelatihan pegawai perlu mendapat prioritas yang
tinggi didalam usaha pembangunan berencana. Seperti yang telah disebutkan diatas
bahwa pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sebaiknya dilakukan dengan sistem
promosi karena pendidikan dan pelatihan juga merupakan penentu didalam suatu
jenjang karir pegawai negeri.

I. Gaji dan Pensiun

Gaji merupakan hal penting bagi pegawai negeri dalam hal administrasi
kepegawaian. Secara ideal gaji pegawai dan sistemnya harus memenuhi tiga unsur:
yaitu adil, cukup dan merangsang, serta berorientasi pada prestasi kerja. Gaji yang
rendah seringkali bahkan bukan sebagi penghematan, akan tetapi merupakan tambahan
beban karena produktivitas kerja pegawai yang rendah. Lain halnya dengan gaji yang
cukup, yang pastinya akan membuat seorang pegawai menjadi makmur dengan adanya
gaji yang cukup, tidak hanya cukup disini pada saat ini pemerintah mulai merangsang
pegawai negeri dengan berbagai macam cara, misalnya melalui pemberian tunjangan-
tunjangan, progam kredit rumah dengan cicilan yang ringan, pinjaman tunai dengan
ansuran yang terjangkau dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa keseriusan
pemerintah untuk memakmurkan pegawai negeri dengan berbagai program yang sudah
dijalankan.
Berkaitan dengan masalah gaji tidak lain yaitu pemberian pensiun. Hal ini
disebabkan karena suatu sistem yang mendasarkan pekerjaan dan pengamdiannya pada
pemerintah selama hidup. Pensiun harus dilakukan pada saat seseorang mencapai umur
tertentu, atau mencapai jangka waktu tertentu bekerja pada pemerintah, kecuali dapat
dilakukan apabila jasa pekerjaan seseorang memang masih dibutuhkan, serta apabila
orang tersebut masih mampu fisik psikis didalam melakukannya.

Mengapa seseorang harus pensiun didalam pekerjaannya? hal ini disebabkan


karena pada waktu tertentu atau umur tertentu, kapasitas dan kemampuan secara fisik
(3)
seseorang didalam melaksanakan pekerjaannya akan menurun. Bintoro
Tjokoamidjojo Pengantar Administrasi Pembangunan
Penutup / Kesimpulan

Suatu administrasi kepegawaian biasanya selalu dibarengi dengan kebijakan-


kebijakan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang sering kali
harus mengalami penambahan dan perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan
jaman.Didalam administrasi kepegawaian yang diprioritaskan adalah pendidikan dan
pelatihan, karena dengan pendidikan dan pelatihan seorang pegawai dapat mempunyai
wawasan yang luas sehingga dapat membawa pembaharuan bagi pembangunan.

Dan sistem pendidikan dan keadaan pendidikan di suatu negara dapat pula
mempengaruhi pola fikir seseorang dan pastinya sangat berpengaruh bagi pembangunan di
negara tersebut. Pegawai negeri yang mempunyai wawasan yang luas tentunya ia dapat
membawa dan mengayomi masyarakat kearah yang lebih baik dan dapat melayani
kebutuhan masyarakat dengan optimal sehingga masyarakat tidak lagi kebingungan
didalam masalah yang menyangkut administrasi kependudukan.

Anda mungkin juga menyukai