Oleh
SARI UMMUKHAIRUN
105400 4194 10
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang saya susun ini, berisi tentang paradigma penelitian kualitatif, semoga
makalah ini sangat bermanfaat bagi para pendidik untuk menambah wawasan khususnya dalam
bidang penelitian.
Penulisan makalah ini tidak luput dari hambatan dan kesulitan bila tanpa bimbingan,
dorongan, saran, kritik dan bantuan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan penulisan
makalah ini. Untuk itu pada kesempatan kali ini saya mengucapkan rasa terima kasih bagi semua
pihak yang telah membantu, atas bantuan baik materil dan moril sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan mereka dan senantiasa melimpahakan
pahala yang sebesar besarnya. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, baik masa kini maupun masa akan datang. Kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat diharapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
Daftar Isi.......................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Penelitian Kualitatif........................................................................... 3
B. Pengertian paradigma.......................................................................................... 4
C. Paradigma Penelitian Kualitatif........................................................................... 5
D. Jenis Jenis Paradigma Dalam Penelitian Kualitatif........................................... 5
E. Perbedaan Paradigma Positivisme Dan Alamiah................................................. 6
F. Asumsi Asumsi Dasar Dalam Paradigma Alamiah........................................... 7
G. Perbandingan Paradigma Kualitatif Dan Kuantitatif.......................................... 9
BAB III Penutup
A. Simpulan.............................................................................................................. 10
B. Saran ................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar tahun 1920-an, para ahli sosiologi dari mazhab chicago sudah mulai menggunakan
penelitian kualitatif, yaitu menganalisis suatu fenomena dalam kehidupan manusia. Dalam waktu
yang bersamaan, para ahli antropologi juga menggambarkan kerangka dari metode karya
lapangan, yaitu melakukan observasi langsung ke lapangan untuk mempelajari adat dan budaya
masyarakat setempat. Menyimak fokus kajian dari kedua kelompok pakar tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan bidang penelitian tersendiri. Fungsi utama
penelitian kualitatif adalah menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada
pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata kata, laporan
terperinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian
kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis maupun lisan dari orang
orang dan perilaku yang diamati.
Pada mulanya, orang memandang bahwa apa yang terjadi bersifat alamiah. Peneliti bersifat
pasif dan hanya memberi makna dari apa yang terjadi tanpa ada usaha untuk mengubah. Masa ini
disebut masa prapositvisme. Setelah itu timbul pandangan baru, yakni peneliti dapat melakukan
perubahan dengan sengaja terhadap dunia sekitar melalui berbagai eksperimen, maka timbullah
metode ilmiah. Masa ini disebut masa positivisme. Pandangan ini pun dibantah oleh pendirian
baru yang disebut postpositivisme. Menurut pandangan terakhir ini, kebenaran tidak hanya satu,
tetapi lebih kompleks, sehingga tidak dapat diikat oleh satu teori tertentu saja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian kualitatif ?
2. Apa pengertian paradigma ?
3. Bagaimana jenis jenis paradigma dalam penelitian kualitatif ?
4. Bagaimana paradigma positivisme dan alamiah
5. Bagaimana perbedaan paradigma positivisme dan alamiah ?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah salah satu jenis penelitian yang
proses penelitiannya menghasilkan data deskriptif dari sesuatu yang diteliti.(Hadi dan Haryono,
1998: 56)
(interview), analisis isi, dan metode pengumpul data lainnya untuk menyajikan respons respons
Sementara menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif adalah penelitian yang secara umum
digunakan untuk meneliti tentang kehidupan masyarakat, tingkah laku, dan aktivitas sosial.(Hadi
Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang dilakukan secara alamiah sesuai
dengan kondisi yang terjadi di lapangan tanpa adanya rekayasa dan jenis data yang dikumpulkan
Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah penelitian yang berakar pada paradigma
konstruktivisme yang bermaksud menggali makna perilaku yang ada dibalik tindakan manusia.
B. Pengertian Paradigma
A paradigm is a world view, a general perspective , a way of breaking down the complexity of
the real world. As such, paradigms are deeply embedded in the socialization of adherents and
practitioners: paradigms tell them what is important, legitimate, and reasonable. Paradigms are
also normative, telling the practitioner what to do without the necessity of long existential or
epistemological consideration. But it is this aspect of paradigms that constitutes both their
strength and their weakness-their strength in that it makes action possible, their weakness in that
the very reason for action is hidden in the unquestioned assumptions of the paradigm.
Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti di dalam
mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya.(Arifin, 2012: 146)
Paradigma menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Tahir (2011:59), adalah sekumpulan
anggapan dasar mengenai pokok permasalahan, tujuan, dan sifat dasar bahan kajian yang akan
diteliti.
Deddy Mulyana (2003) dalam Tahir (2011:59) mendefinisikan paradigma sebagai suatu
kerangka berpikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (ilmuwan) yang menganut suatu
pandangan yang dijadikan landasan untuk mengungkap suatu fenomena dalam rangka mencari
fakta.
Jadi, paradigma dapat didefinisikan sebagai acuan yang menjadi dasar bagi setiap peneliti
untuk mengungkapkan fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya .(Arifin,
2012: 146)
1. Postpositivisme
bahwa peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu kenyataan apabila si peneliti membuat
jarak (distance) dengan kenyataan yang ada. Hubungan peneliti dengan realitas harus bersifat
interaktif. Oleh karena itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi, yaitu penggunaan bermacam
2. Konstruktivisme
Paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu
sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan
ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan
manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan
paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan
hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang
diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek,
hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga
Teori kritis memandang bahwa kenyataan itu sangat berhubungan dengan pengamat yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain serta nilai nilai yang dianut oleh pengamat tersebut turut
mempengaruhi fakta dari kenyataan tersebut. Paradigma teori kritis ini sama dengan paradigma
Menurut Susman dan Evered (1978) dalam Emzir (2012:243-244), paradigma positivisme
merupakan paradigma yang didasarkan pada perpaduan atau kombinasi antara angka dan
mengungkapkan suatu fenomena secara objektif. Paradigma ini berpandangan bahwa suatu ilmu
dan penelitian berasal dari data data yang diukur secara tepat yang dapat diperoleh dari survei,
Paradigma alamiah lahir sebagai paradigma yang ingin memodifikasi kelemahan kelemahan
peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu kenyataan apabila si peneliti membuat jarak
Perbedaan paradigma positivisme dan alamiah dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat perbedaan aksioma paradigma positivisme dan alamiah.
Asumsi atau anggapan dasar adalah suatu pernyataan yang tidak diragukan lagi kebenarannya
sebagai titk tolak dalam suatu penelitian.(Arifin, 2012: 196)
Menurut Lincoln dan Guba dalam, asumsi-asumsi dasar pada paradigma alamiah dapat
Kajian utama dalam paradigma alamiah adalah berusaha mendapatkan pemahaman yang
mendalam dari suatu fenomena yang diteliti atau berusaha mencari makna dibalik fenomena.
Dalam penelitian kualitatif peneliti ingin mendapatkan makna di balik fenomena, untuk itu
peneliti perlu mendapatkan pemahaman yang mendalam dari suatu fenomena (verstehen).
Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam (verstehen), tidak cukup apabila hanya
mengetahui tentang apa dari suatu fenomena tetapi juga mengapa dan bagaimana dari suatu
fenomena. Mengapa suatu fenomena ada atau terjadi, bagaimana suatu fenomena terjadi atau
bagaimana proses terjadinya suatu fenomena. Oleh karena itu, pengetahuan tentang apa,
terikat dengan konteks harus diinterpretasikan kasus perkasus. Dalam penelitian kualitatif karena
tidak bertujuan menggeneralisasikan hasil penelitiannya, maka penelitian kualitatif tidak perlu
meneliti banyak kasus atau subjek. Dalam studi kasus subjek yang diteliti dapat satu tetapi dapat
juga banyak, bahkan mungkin penduduk suatu negara. Karena dalam studi kasus yang sangat
penting adalah sifatnya yang sangat spesifik. Contoh penelitian tentang Perkembangan
Sebagai contoh tidak seperti dalam penelitian kuantitatif yang mematok jumlah subjek minimal
sebanyak tiga puluh individu agar dapat dianalisis dengan statistik , maka dalam penelitian
kualitatif tidak mematok jumlah subjek yang ditelit tetapi lebih mengarah kepada kasus kasus
tertentu.(Tahir, 2011:61)
Secara lebih rinci perbandingan antara paradigma penenelitian kualitatif dan kuantitatif , dapat
PENUTUP
A. Simpulan
1. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain
2. Paradigma adalah pandangan mendasar mengenai pokok persoalan, tujuan, dan sifat dasar bahan
kajian. Dalam suatu paradigma terkandung sejumlah pendekatan. Dalam suatu pendekatan
terkandung sejumlah metode. Dalam suatu metode terkandung sejumlah teknik. Sedangkan
a) Postpositivisme
b) Konstruktivisme
4. a) Paradigma positivisme
Paradigma ini didasarkan pada sejumlah prinsip, termasuk suatu kepercayaan di dalam kenyataan
objektif, pengetahuan yang hanya diperoleh dari data yang dimengerti yang dapat secara
Dengan penekanannya pada hubungan yang secara sosial terjadi antara formasi konsep dan
bahasa, itu dapat dikenal sebagai paradigma interpretif, yang berisi seperti pendekatan
metodologis kualitatif, seperti fenomenologi, etnografi, dan hermeneutik, yang ditandai oleh
kepercayaan di dalam kenyataan sosial yang dibangun berdasarkan subjektif, sesuatu yang
Paradigma dalam penelitian kuantitatif adalah Positivisme, yaitu suatu keyakinan dasar yang
berakar dari paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas itu ada (exist) dalam
kenyataan yang berjalan sesuai dengan hukum alam (natural laws). Sedangkan Paradigma
Penelitian kuantitatif dan kualitatif memiliki perbedaan paradigma yang amat mendasar.
Penelitian kuantitatif dibangun berlandaskan paradigma positivisme dari August Comte (1798-
B. Saran
Sebagai mahasiswa, kita harus memahami paradigma penelitian kualitatif. Karena hal ini sangat
berguna jika kita ingin melakukan suatu penelitian, terutama jika kita ingin melakukan penelitian
dalam bidang ilmu sosial. Sebagaimana diketahui bahwa paradigma penelitian kualitatif
memusatkan perhatiannya pada prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala
yang ada dalam kehidupan manusia, atau pola-pola. Gejala-gejala sosial dan budaya dianalisis
gambaran mengenai pola-pola yang berlaku, dan pola-pola yang ditemukan tadi dianalisis lagi
DAFTAR PUSTAKA
Makassar.