Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REVIEW : KONSEP DASAR DAN KOMPONEN PTK

A. Analisis Kebutuhan Materi


Komponen Buku
I II III
Isi Keterangan
Pendahuluan -
Pengertian PTK
Prinsip PTK -
Karakteristik PTK -
Tujuan PTK -
Langkah Pelaksanaan
PTK
Kriteria Validasi PTK - -
Kelebihan PTK -
Kekurangan PTK - -
Manfaat PTK
Pelaksanaan PTK

B. Hasil Review
BUKU I (BUKU UTAMA)
Identitas buku
Judul : Penelitian Tindakan Kelas Untuk Mata Pelajaran Kimia
Penulis : Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D
Penerbit : Unimed Press
Kota : Medan
Cetakan : 1 (Pertama)
Ukuran :19 x 24 cm
ISBN : 978-602-8848-31-2
Tahun Terbit : 2010
SAMPUL BUKU

I. PENDAHULUAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) pada mata pelajaran kimia perlu digalakkan kepada
guru kimia profesional, karena melalui penelitian tindakan kelas akan menjadi perbaikan
pembelajaran kimia untuk masing-masing sekolah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa,
kemauan guru untuk melakukan perbaikan melalui penelitian, dan ketersediaan fasilitas
belajar (termasuk laboratorium) dan sarana/prasarana lain yang dapat mendukung
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kimia di sekolah.
Kegiatan PTK akan menjadikan guru kimia sebagai pendidik sekaligus sebagai
peneliti. Seorang guru profesional selalu memperhatikan suasana di dalam kelasnya secara
seksama, melihat persoalan, dan kesulitan yang di hadapi siswa dan selalu berusaha untuk
memperbaiki pembelajaran, yang dapat dilakukan melalui perlakuan dan penelitian. Ketika
adanya permasalahan di dalam kelas, maka peran guru sangat penting dalam mengatasi dan
memperbaiki kekurangan di dalam proses pembelajaran. Hal yang dapat dilakukan guru
adalah dengan cara menerapkan teori-teori belajar menjadi kegiatan praktis yang benar-benar
dirasakan dapat menolong siswa dalam belajar dan pembelajaran di sekolah, dan data hasil
penenlitian dapat direpleksikan menjadi bahan yang kuat dan berdaya guna untuk perbaikan
dan pengembangan berkelanjutan di dalam proses belajar mengajar.
Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang di sahkan
pada Desember 2005, mengatakn bahwa guru adalah tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal, dan pengakuan akan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan adanya
sertifikat pendidik. Selain itu juga, guru diwajibkan memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya untuk menjadi guru yang profesional,
seorang bguru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, serta kompetensi sosial.
Keterampilan yang tinggi dalam penelitian akan menjadi ciri utama dari seorang
guru bidang studi kimia profesional, terutama dalam penelitian tindakan kelas (PTK) untuk
mata pelajaran kimia.
II. RINGKASAN BUKU
1. Penelitian Tindakan dan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan adalah (action research) merupakan intervensi praktik dunia
nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktik. Penelitian tindakan sudah lama
dikembangkan pada ilmu-ilmu sosial untuk meningkatkan kesejahteraan sosial melalui
perubahan sosial, dan untuk meningkatkan pembelajaran siswa melalui orientasi pendidikan.
Penelitian tindakan diperkenalkan pertama kali olej Kurt Lewin pada tahun 1947 untuk
menyelesaikan masalah dalam penelitian sosiologi yang bertujuan untuk membuat perubahan
dalam program sosial. Lalu Lewin membuat pelaksanaan penelitisan tindakan dalam bentuk
siklus pengembangan berkelnjutan, yang terdiri atas perencanaan, tindakan, penemuan fakta
terhadap tindakan yang dilakukan, refleksi, dan rencana perbaikan dalam pengembangan pada
siklus berikutnya.Selanjutnya penelitian tindakan juga dilakukan oleh Kemiss
2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik, meliputi: (a) tindakan
praktis yang dilakukan merupakam subjek penelitian, (b) diperuntukkan untuk mencapai
tindakan, berupa data perubahan, dan penelitian untuk meningkatkan pemahaman terhadap
adanya perubahan yang dihasilkan,(c) berbentuk siklus yang digunakan untuk melihat fakta
perubahan yang dilakukan dari siklus sebelumnya terhadap siklus berikunya, (d) lebih
dominan pada informasi kualitatif dan partisipatif, dan (e) membutuhkan critical self
reflection yang dilakukan sendiri oleh peneliti untuk menggugat apa yang sudah dilakukan
dalam proses penelitian mulai dari perencanaan, metode, dan pengertian baru yng diproleh.
Sebagai bagian dari penelitian pendidikan, maka karakteristik penelitian tindakan
kelas lebih dekat dengan penelitian kualitatif, penelitian terapan, atau evaluasi, dan penelitian
eksperimen ataupun non eksperimen, seperti dijelaskan oleh Cunningham (2008) sebagai
berikut :
1. Penelitian Kualitatif. PTK dikategorikan sebagai penelitian kualitatif karena
analisis data tidak mesti hasrus dilakukan dengan menggunakan perangkat
statistik dalam perhitungan.
2. Penelitian Terapan/Evaluasi. PTK difokuskan kedalam kegiatan
penyelesaian masalah dan berakhir dengan terjadinya peningkatan dalam
praktek pendidikan. Dalam PTK, guru atau dosen berperan ganda sebagai
peneliti dan juga pengevaluasi yang aktif.
3. Penelitian Eksprimen/Non-eksperimen. PTK Penelitian Eksprimen/Non-
eksperimen karena dalam tahapannya dilakukan manipulasi variabel bebas
melalui perlakuan untuk melihat pengaruh tindakan tersebut terhadap variabel
terikat.
Lebih lanjut lagi Cohen dan Manion (1980) jugga mengemukakan beberapa
karakteristik dari PTK, yakni : (a), situasional, praktis dan secara langsung relevan dengan
situasi nyata, (b) memberikan kerangka kerja yang teratur, (c) fleksibel dan adaptif, (d)
partisipatori, (e) self-evaluatif.
3. Kriteria Validasi Penenlitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas harus memenuhi kriteria validitas, yakni dikelompokkan
pada validasi penelitian kualitatif. Anderson, dkk (1994) membagi kriteria yang sesuai untuk
validasi terhadap penelitian, sebagai berikut :
1. Validitas Demokratik, berkenaan dengan kadar kekolaboratifan penelitian dan
pencakupan berbagai pendapat dari teman sejawatnya. Ada kolaborasi antara
peneliti sendiri, guru lain, dan pakar bersama-sama memberikan evaluasi
terhadap setiap tindakan yang direncanakan dan dilakukan di dalam kelas.
2. Validitas Hasil, memberikan gambaran terhadap hasil penelitian yang
diperoleh setelah dilakukan suatu tindakan di dalam kelas. Hasil yang
diperoleh berupa data, deskripsi keadaan, dan perubahan nyata yang diperoleh
di dalam situasi kelas.
3. Validitas Proses, berkenaan dengan proses pelaksanaan tindakan yang dapat
dipercaya sebagai suatu kegiatan yang dapat menyelesaikan masalah.
4. Validitas Katalitik, dapat dilihat dari pemahaman guru terhadap berbagai
faktor yang mempengaruhi pembelajaran seperti kepribadian, penghargaan,
softskill, dan komunikasi.
5. Validitas Dialogis, sejajar dengan proses review sejawat yang umum dipakai
dalam penelitian akademik.
4. Jenis Penelitian Tindakan Kelas
PTK sangat baik digunakan untuk pembelajaran sains, karena dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran sekaligus menyebarluaskan pengembangan pembelajaran dengan
sesama guru sains.
Berbagai pendapat telah dipublikasikan untuk mengelompokkan penelitian tindakan
kelas menjadi beberapa jenis. Menurut Feldmen (1996) PTK dibedakan menjadi :
1. Penelitian refleksi adalah kegiatan penelitian tindakan berupa refleksi dan
evaluasi terhadap pembelajaran oleh guru bidang studi, yang mencakup
keterlibatan guru merefleksikan kegiatan belajar-mengajar berdasarkan data
dan catatan yang dikumpulkan oleh guru dari tugas-tugas siswa selama setahun
di dalam kelasnya.
2. Penelitian penyelesaian masalah adalah jenis penelitian yang dikhususkan
pada proses penyelesaian masalah.
Lebih lanjut, Iskandar (2009) mengemukakan pendapat mengenai jenis PTK yang
dapat diaplikasikan dalam pendidikan, yaitu :
1. Penelitian tindakan diagnostik, penelitian yang mengarahkan pada usaha
perbaikan pembelajaran yang diperoleh dari masalah pembelajaran yang
dihadapi pada pertemuan sebelumnya. Penelitian tindakan diagnostik dapat
diterapkan dalam pembelajaran kimia, yang dilakukan guru/peneliti dengan
mendiagnosa situasi yang telah ada terhadap masalah yang terjadi.
2. Penelitian tindakan partisipan, penelitian yang dirancang guru kimia secara
langsung berpartisipasi dalam pembelajaran kimia dan penelitian. Penelitian
jenis ini mensyaratkan keterlibatan langsung peneliti/guru kimia melalui proses
penelitian sejak awal dengan proses perencanaan, diagnosa masalah, melihat
kesenjangan yang ditemukan dalam pembelajaran kimia, merumuskan
tindakan, melaksanakan tindakan, pemantauan tindakan hingga evaluasi
tindakan.
3. Penelitian tindakan empiris, jenis penelitian tindakan terpadu yang dilakukan
oleh guru kimia yang menyangkut identifikasi masalah, analisa masalah, dan
memberikan jalan keluar. Dalam penelitian tindakan ini berkenaan dengan
penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman dalam pekerjaan sehari-
hari pada pembelajaran kimia, peneliti diharuskan mencatat komponen
berikut : (1) verifikasi hipotesis (diterima/ditolak), (2) prinsip baru yang dapat
ditarik.
4. Penelitian tindakan eksperimental, jenis penelitian yang bertujuan dalam
perbaikan pembelajaran kimia melalui perlakuan pembelajaran yang terbaru
atau penerapan pembelajaran tertentu yang hasilnya dapat dibandingkan
dengan pembelajaran yang sering dilakukan sebelumnya.
5. Kelebihan dan Kekurangan PTK
Penelitian jenis PTK memiliki kelebihan sebagaimana dijelaskan oleh beberapa ahli.
Menurut pendapat shumsky (1982),kelebihan PTK adalah : (1) tumbuhnya rasa memiliki
melalui kerja sama dalam PTK didalam kelas, (2) tumbunya kreativitas dan pemikiran kritis
melalui interaksi terbuka dalam PTK, (3) adanya komitmen dan usaha saling mempengaruhi
dalam menciptakan perubahan, (4) meningkatnya kesempatan lewat kerja sama demokratis
dan dialogis melalui PTK, sedangkan kelemahan PTK diantaranya : (1)kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan dalam teknik dasar penelitian pada diri sendiri, (2) rendahnya
efisiensi waktu, (3) konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang
demokratis, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimpin yang tepat.
Kelebihan lain dari PTK adalah kerjasama dalam PTK memperkuat kesempatan
bagi hasil penelitian tentang praktk penddikan untuk diumpan balikkan ke sistem pendidikan
dengan cara yang lebih substansial dan kritis. Penelitian tindakan kolaboratif secara potensial
lebih memberdayakan. Kelebihan lain dari PTK kolaboratif ( Armanto dan Saragih,2008) :
(1)cakupan dan itensitas penelitian , semakin banyak orang yang dilibatkan akan semakin
banyak cakupan penelitian yang dapat diteliti, (2) validitas dan reliabilitas, yaitu keterlibatan
orang lain akan mempermudah penyelidikan terhadap satu persoalan dari sudut yang berbeda,
(3) motivasi timbal balik lewat dinamika kelompok yang benar. Sedangkan kelebihan PTK
kolaboratif terkait dengan sulitnya mencapai keharmonisan kerjasaama antara guru-guru
bidang studi yang memiliki latar belakang yang berbeda.
6. Proses Penelitian Tindakan Kelas
Begitu pentingnya PTK untuk peningkatan pembelajaran maka berikut ini diberikan
langkah-langkah dan proses PTK untuk penyelesaian masalah dalam pendidikan. Menurut
Tillotson (2000) mengemukakan 5 langkah dalam PTK yang dibuat dalam bentuk siklus,
diantaranya merumuskan masalah, pengambilan data, analisis data, pelaporan hasil, dan
rencana tindakan. Peneliti lain seperti Fieldman (1996) dan Cox dan Craig (1997) juga
menerapkan langkah penelitian tindakan kelas terdiri atas merumuskan masalah,
pengumpulan data, penarikan kesimpulan, dan mengimplementasikan perubahan.
Langkah penelitian tindakan kelas secara kolaborasi juga dijelaskan oleh Krocker,
dkk (2002) terdiri atas: (1) mengidentifikasi masalah, (2) mengajukan pertanyaan yang dapat
diselesaikan bersama-sama oleh guru, (3) membuat rencana aksi yang terperinci, (4)
melakukan tindakan di dalam kelas selama jangka satu semester, dan (5) menggunakan
berbagai sumber data untuk mengevaluasi pengaruh perubahan yang diimplementasikan.
Untuk mata pelajaran kimia, proses dan langkah ini dapat dilakukan oleh guru Kimia
sebagai berikut :
1. Langkah 1, Memulai Penelitian. Guru kimia harus memahami dan menguasai
PTK, karena dengan mngetahui dasar PTK akan berguna dalam melaksanakan
PTK dalam bidang studi kimia.
2. Langkah 2, Merumuskan Permasalahan. Guru kimia mengidentifikasi
permasalahan penting yang dihadapi di dalam kelas dan memulai membuat
bebearapa pertanyaan yang relevan untuk ditindaklanjuti.
3. Langkah 3, Rencana dan Pengumpulan Data. Setelah guru kimia merumuskan
masalah yang akan diselesaiakn, maka selanjutnya kan ditentukan populasi
siswa yang diikutsertakan dalam penelitian. Setelah itu,maka akan ditetapkan
bentuk dan jenis data yang akan dikumpulkan yang berguna dalam menjawab
permasalahan penelitian.
4. Langkah 4, Membuat Kesimpulan dan Menyebarkan Hasil. Setelah
mendapatkan data dan telah mengumpulkan data seluruh informasi dalam
penelitian, selanjutnya guru dapat menyimpulkan apa yang dipelajari dari hasil
penelitian yang dilakukan tersebut, terutama menyimpulakn apakah hasil yang
diperoleh telah menjawab permasalahan yang dirumuskan sebelumnya.
5. Langkah 5, Implementasi Perubahan. Tahapan untuk mengimplementasikan
perubahan dilakukan
1.7.1 Menyusun rencana dalam kegiatan PTK
Menyusun rencana dalam kegiatan PTK merupakan kegiatan awal yang harus
dilakukan oleh guru untuk merencanakan tindakan pembelajaran kelas yang akan dilakukan
didalam kelasnya . rencana kegiatan PTK harus berpusat pada permasalahan yang dihadapi
didalam situasi nyata didalam kelas.
1. Bagaimana guru melibatkan murid-muridnya dari awal ketika membuka
pembelajaran pada saat menyampaikan pokok bahasan perhitungan dan
persamaan reaksi kimia.
2. bagaimana gurumembantu murid-muridnya memahami isi tentang materi
perhitungan dan persamaan reaksi kimia yang disampaikan guru.
3. bagaimana guru mengelola kelas,yaitu dalam mengatur tempat duduk,
megontrol penerangan, mengatur suaranya, mengatur perlibatan siswa secara
aktif dan pemberian giliran,m mengatur kegiatan belajar mengajar membuat
suasana kelas menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.
4. bagaimana guru berpenampilan dan berpakaian sebagai sewajarnya
5. bagaimana murid menanggapi upaya upaya guru dalam semua proses belaja-
mengajar
6. sejauh mana murid aktif dalam mengerjakan soal perhitungan dan persamaan
reaksi kimia
7. hal-hal lain secara teoritis perlu dicata misalnya ketidaksiapan guru dalam hal
media pembelajaran, praktikum, demonstrasi dan metode pembelajaran yang
relavan
Hasil pengamatan awal terhadap proses tersebut dituangkan dalam bentuk catatan-
catatan lapangan lengkap,berdasarkan hasil kesepakatan terhadapa pencermatan data awal.
1.7.2. Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pelaksanaan tindakan kelas merupakan nti dari kegiatan PTK, karena tindakan yang
sudah direncanakan diharapkan akan dapat menyelesaikan masalah yang sudah ditetapkan.
Tindakan hendaknya secara sistematis dituntun oleh rencana yang telah dibuat akan tetapi
harus fleksibel. Pada prinsipnya pelaksanaan tindakan pendidikan mempunyai tujuan untuk
mencari penyelesaian masalah pendidikan untuk perbaikan berkelanjutan,khususnya
perbaikan permasalahan didalam kelas dan pada pembelajaran.
1.7.3. Observasi Kegiatan Tindakan
Semua kegiatan yang dilakukan didalam pelaksanaan tindakan PTK memerlukan
observasi sebagai bagian dari pengumpulan data hasil suatu tindakan. Observsi kegiatan
tindakan didalam kels berfungsi untuk mencatat proses tindakan penyelesaian masalah dan
sekaligus untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terhadap perubahan yang kedepan.
7. Persoalan-Persoalan Praktis Dalam PTK
Berbagai persoalan praktis yang sering dihadapi di dalam PTK yaitu seperti
pemrakarsa penelitian tindakan,pemilik penelitian tindakan,sasaran penelitian tindakan,data
penilitian tindakan.
Penelitian tindakan bukan merupakan teknik pemecahan masalah,namun dorongan
utuk meneliti praktik secara sistematik yang sering timbul Karena ada masalah yang perlu
ditangani lewat tindakan praktis.Jadi penelitian tindakan tidak sesuai dipergunakan untuk
tujuan pengembangan teori karena alasan utama dilakukannya penelitian tindakan adalah
untuk peningkatan praktik dalam situasi kehidupan nyata.
Data dalam penelitian tindakan berfungsi sebagai landasan untuk melakukan
refleksi.Data harus dapat dipergunakan untuk mewakili tindakan sehingga memungkinkan
peneliti utuk merekonstruksi tindakan berikutnya untuk pengembangan.Oleh sebab
itu,pengumpulan data tidak hanya untuk keperluan pembuktian hipotesis melainkan juga
sebagai alat untuk membukukan pengamatan,menjembatani antara tahapan-tahapan tindakan
dan refleksi dalam siklus penelitian tindakan.
Analisis data dapat diwakili oleh momen refleksi siklus penelitian tindakan.Dengan
melakukan refleksi peneliti akan mewakili wawasan autentik yang akan membantu dalam
menafsirkan data yang diperoleh.
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan
focus,menyederhanakan,meringkas dan mengubah bentuk data mentah catatan lapangan
untuk menghasilkan data yang bermakna.Dalam proses ini dilakukan
penajaman,pemilahan,pemfokusan,penyisihan data yang kurang sesuai yang kurang sesuai
dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.
Penelitian tindakan kelas sangat banyak menyertakan data kalitatif berupa rekaman
kejadian dan proses sebab-akibat yang dipengaruhi oleh suatu tindakan.Seperti layaknya yang
terjadi dalam penelitian kualitatif ,analisis data dilakukan sepanjang proses pelaksanaan
tindakan kelas.
8. Teknik-Teknik Pemantauan Dalam PTK
Banyak teknik yang dapat dipergunakan untuk melakukan pemantauan dalam
penelitian tindakan kelas.Penggunaan setiap teknik harus terlebih dahulu didasarkan pada
pertimbangan sesuai dengan sifat dasar data yang akan dikumpulkan.Teknik-teknik tersebut
diantaranya,catatan anekdot,catatan lapangan,deskripsi perilaku ekologis,analisis
doumen,buku logs,kartu cuplikan butir,portofolio,angket,wawancara,metode
sosiometrik,jadwal dan daftar tilik interaksi,rekaman pita.Catatan anekdot adalah riwayat
tertulis deskriptif longitudinal tentang apa yang dikatakan atau dilakukan perseorangan
dalam kelas dalam suatu jangka waktu.
Gambaran tentang persoalan,sekolah atau bagian sekolah,kantor atau bagian kantor
dapat dikronstruksi dengan menggunakan berbagai dokumen,surat memo untuk staf sedaran
untuk orang tua dan karyawan .Dokumen-dokumen itu dapat memberikan informasi yang
berguna untuk bebagai persoalan.
Catatan harian adalah riwayat pribadi yang dilakukan secara teratur seputar topic
yang diminati atau yang diperhatikan.Catatan harian mungkin memuat observasi
,perasaan,reaksi,penafsiran refleksi,dugaan,hipotesis dan penjelasan.
Teknik logs pada dasarnya sama dengan catatan harian tetapi biasanya sama dengan
mempertimbangkan alokasi waktu untuk kegiatan tertentu,pengelompokan kelas dan
sebagainya.Kegunaannya ditingkatkan jika mencakup comentar seperti yang terdapat dalam
catatan harian tentang organisasi dan peristiwa lain.
Teknik portofolio digunakan untuk membuat koleksi bahan yag disusun dengan
tujuan tertentu.Portofolio mungkin memuat hal-hal seperti tambatan rapat staf yang gayut
dengan sejarah suatu persoalan yang diteliti,korespondensi yang berkaitan dengan sejarah
suatu persoalan yang diteliti.
Angket atau kuesioner terdiri atas serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada
responden secara tertulis yang memerlukan jawaban tertulis yang diajukan secara langsung
kepada responden.Angket atau kuesioner memiliki kelebihan dalam jangkauan di bandig
instrument lain karena dapat menjangkau responden dalam jumlah luas dalam waktu relative
singkat baik secara langsung oleh tim peneliti atau melalui pos atau email.
Pertanyaan yang diajukan kepada kuesioner ada berbagai macam yaitu ada 3 jenis :
a. Angket Tertutup atau pilihan ganda meminta responden untuk memilih kalimat
atau deskripsi yang paling dekat dengan pendapat,perasaan,penilaian atau posisi
mereka dengan mengajukan jawaban pilihan secara tertentu
b. Angket terbuka : Meminta informasi atau pendapat dengan kata-kata responden
sendiri.
c. Angket Campuran : Meminta responden untuk menjawab pertanyaan dengan
memberikan pilihan dan dilanjutkan dengan meminta pendapat berupa alasan
mengapa memilih satu pilihan yang diajukan tersebut.
Teknik wawancara memungkinkan meningkatnya fleksibilitas dibanding angket
karena dapat memperoleh konfirmasi langsung terhadap jawaban yang ragu-ragu.Bentuk-
bentuk wawancara dapat berupa :
a. Tak terencana : Misalnya omong-omong informal diantara para pelaku penelitian
atau anatara pelaku penelitian dan subyek penelitian.
b. Terencana tapi tak terstruktur Satu atau dua pertanyaan pembukaan dari
pewancara memberikan kesempatan bagi responden untuk memilih apa yang akan
dibicarakan.Pewawancara boleh mengajukan pertanyaan untuk menggali atau
memperjelas.
c. Terstruktur : Pewawancara telah menyusun serentetan yang akan diajukan dan
mengendalikan percakapan sesuai dengan arah-arah pertanyaan..
Penampilan subyek penelitian pada kegiatan penilaian digunakan untuk menilai
prestasi,penguasaan,untuk mendiagnosis kelemahan dan sebagainya.Alat penelitian itu dapat
dibuat peneliti atau para ahlinya.Pemilihan teknik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis
data yang akan dikumpulkan.
9. Prinsip Etika Dalam Penelitian Tindakan
Prinsip etika dalam penelitian tindakan kelas perlu di pedomani agar hal yang
diperoleh dapat dipercaya,dapat diulang,logis dan sedapat mugkin bisa dibuktikan secara
ilmiah.
Peneliti melakukan penelitian tindakan untuk mempengaruhi orang lain menuju
peningkatan dan perbaikan pendidikan yang diinginkan sehingga diharapkan dalam etis.
Prinsip-prinsip yang perlu diterapkan oleh peneliti dan objek penelitian didalam
melakukan penelitian didalam melakukan penelitian tindakan kelas seperti kelengkapan
dokumen dan menjaga kerahasiaan
III. KEUNGGULAN BUKU
Keunggulan daripada buku ini yang diperoleh ialah :
1. Menggunakan penulisan yang sistematis disertai dengancatatan kaki untuk memudahkan
pembaca merujuk kembali tentang apa yang dimuat dalam buku ini
2. Terdapat contoh PTK yang memudahkan pembaca memahami contoh prosal PTK
3. Materi yang ada saling berkesinambungan satu sama lain, sehingga ketika pembaca
memulai mengulas isi materi akan di dapatkan bahwa setiap sub materi menjadi satu
kesatuan yang utuh

IV. KELEMAHAN BUKU


Kelemahan dalam buku ini yaitu :
1. Pada bahasan tentang komponen penyusunan proposal PTK tidak dijelaskan secara
terperinci atau perbagian bagian yang membuat pembaca bingung.
2. Ukuran penulisan yang tidak konsisten seperti pada halaman 25,27, dan 29

BUKU II (BUKU PEMBANDING)


Identitas Buku
Judul : Metodologi Penelitian Pendidikan
Penulis : Drs. P.M Silitonga, M.S
Penerbit : FMIPA Unimed
Kota : Medan
Cetakan Ke : Pertama
Ukuran : 19 x 23 cm
ISBN : 978-979-16240-5-3
Tahun Terbit : 2011
Sampul Buku

I. PENDAHULUAN
Pelaksanaan PTK harus melibatkan guru lain dan dosen sehingga benar benar
ada kolaborasi atau kerja sama yang saling mengisi. Sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya, kegiatan PTK merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari
pembelajaran tidak menuntut kekhususan waktu. Dalam melaksanakan PTK seorang
guru atau peneliti tidak boleh merubah situasi rutin, karena jika PTK dilakukan pada
situasi lain maka hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi seperti situasi aslinya.
Berbagai cakupan masaalah yang dikaji melalui PTK diantaranya adalah
masalah belajar dikelas, kesalahan atau miskonsepsi, pengelolaan pembelajaran,
interaksi dalam pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar, pengembangan
dan penggunaan instrument penilaian dan sebagainya.

II. RINGKASAN BUKU


1. Pengertian dan Prinsip PTK
1.1 Pengertian PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) atau Clasroom Action Research (CAR) adalah
penelitian yang dilakukan oleh sekelompok guru di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki
atau meningkatkan mutu pembelajaran. Pada hakekatnya, PTK merupakan rangkaian riset-
tindakan-riset-tindakan... yang dilakukan dalam beberapa siklus di kelas untuk memecahkan
masalah hingga masalah itu dapat dipecahkan.
1.2 Prinsip PTK
Beberapa prinsip dasar PTK diantaranya adalah : (1) dilakukan secara berkelanjutan
dan terdiri dari dua siklus atau lebih, (2) kegiatanya merupakan bagian integral yang tidak
terpisahkan dari pembelajaran, (3) identifikasi masalahnya berdasarkan kejadian atau situasi
nyata di kelas, (4) motivasi untuk memperbaiki mutu pembelajaran tumbuh dari dalam diri
guru yang bersangkutan atau kepala sekolah, (5) lingkup masalah tidak dibatasi pada masalah
pembelajaran di dalam kelas.
2. Perbedaan Penelitian Biasa dengan PTK
Ada beberapa perbedaan yang mendasar antara penelitian biasa dengan
PTK, diantaranya dapat dilihat pada tabel berikut:
No. Penelitian Eksperimen Biasa Penelitian Tindakan Kelas
1 Bisa dilakukan oleh orang luar Harus dilakukan guru yang
yang bukan guru di kelas tersebut bersangkutan
2 Sampel harus benar-benar mewakili Sampel tidak harus representatif,
populasi (representatif) fokus penelitian dilakukan pada
subjek atau kelas yang bermasalah
3 Kesimpulan merupakan hasil Kesimpulan yang diperoleh hanya
generalisasi, berlaku untuk semua berlaku untuk kelas yang diteliti
anggota populasi
4 Ada kelompok pembanding Tidak ada kelompok kontrol,
(kelompok kontrol), tanpa ada tindakan dilakukan secara
perlakuan berulang-ulang
5 Instrumen harus valid dan reliabel Validitas dan reliabilitas tidak
menjadi keharusan
6 Dibutuhkan analisis statistik yang Tidak menggunakan analisis
rumit statistik yang rumit
7 Pada umumnya selalu memiliki Tidak selalu menggunakan
hipotesis hipotesis
8 Mengembangkan teori, tidak Secara langsung memperbaiki
meperbaiki praktek secara langsung praktek pembelajaran
3. Karakteristik PTK
Beberapa prinsip dasar PTK diantaranya adalah : (1) permasalahan yang dikaji
merupakan permasalahan yang di alami secara nyata di dalam kelas, (2) melibatkan guru lain
dan dosen, sehingga terjalin kolaborasi yang saling mengisi, (3) tidak menggangu proses
pembelajaran di kelas, melainkan dalam situasi yang aslinya.
4. Tujuan Pelaksanaan PTK
Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakannya PTK adalah : (1) memecahkan
permasalahan nyata dikela, (2) meningkatkan kinerja guru dalam rangka pengembangan
kompetensinya, (3) meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, serta hasil pembelajaran, (4)
menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi guru agar lebih proaktif mencari solusi
terhadap permasalahan pembelajaran, (5) meningkatkan kerjasama antara dosen (perguruan
tinggi) dengan guru (sekolah) dalam memecahkan permasalahan pembelajaran.
5. Keunggulan PTK
Ada beberapa keunggulan dilaksanakannya PTK, dianataranya : (1) kegiatan
dilakukan tanpa menggangu tugas utama guru, (2) permasalahan yang diteliti benar-benar
berasal dari kelas tersebut, (3) rancangan yang digunakan sangat fleksibel, dapat disesuaikan
dengan situasi kegiatan belajar mengajar yang sedang berjalan, (4) hasil atau kesimpulan
yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan evaluasi diri bagi guru yang bersangkutan.
6. Manfaat PTK
Dengan melaksanakan PTK akan diperoleh beberapa manfaat, diantaranya adalah :
(1) meningkatkan aktivitas belajar siswa di sekolah, (2) memperbaiki mutu proses
pembelajaran di kelas, (3) memperbaiki kualitas media, alat bantu belajar dan sumber belajar
lainnya, (4) memperbaiki prosedur dan alat evaluasi hasil belajar siswa, dan (5) memperbaiki
penerapan kurikulum di sekolah.
7. Langkah-Langkah Praktis Pelaksanaan PTK
Dalam melaksanakan PTK, ada empat tahapan besar yang harus dilakukan yaitu :
Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Pengamatan (Observing), dan Refleksi
(Reflection). Keempat tahapan tersebut dilakukan satu kali disebut satu siklus.
7.1 Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan dalam PTK mencakup hal-hal sebagi berikut :
a. Identifikasi Masalah
Tidak semua masalah dalam bidang pendidikan yang dapat diselesaikan
dengan pendekatan PTK, oleh karena itu ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi, diantaranya : (1) masalah tersebut benar-benar nyata
muncul sebagai tanggung jawab guru, (2) masalah tersebut realistis, (3)
solusi yang diberikan harus memberi manfaat yang jelas, dan (4) masalah
tersebut harus feasible/dapat dipecahkan.
b. Perumusan Masalah
Apabila masalah telah teridentifikasi, maka selanjutnya adalah
merumuskan masalah tersebut dengan kalimat pertanyaan, yang harus
menyangkut faktor-faktor berikut :
(1) Berapa banyak yang bermasalah? (How much)
(2) Siapa yang bermasalah? (Who)
(3) Dimana masalah itu terjadi? (Where)
(4) Kapan masalah itu terjadi? (When)
(5) Apa masalahnya? (What)
c. Analisis Penyebab Masalah
Analisi penyebab masalah merupakan langkah untuk menetapkan akar
penyebab masalah tersebut. Dalam kegiatan ini, peneliti dapat melakukan
diskusi dengan tim/mengedarkan angket, melakukan wawancara dengan
siswa, observasi di kelas dan lain sebagainya sehingga diperoleh beberapa
kemungkinan akar penyebab masalah tesebut.
d. Pengembangan Tindakan/ Intervensi/Action
Pengembangan tindakan/intervensi/action merupakan langkah terakhir
dalam tahap perencanaan (planning). Tahap ini dilakukan jika akar
masalah/ penyebab timbulnya masalah telah ditemukan.
7.2 Pelaksanaan (Acting)
Tahap pelaksanaan (Acting) dimaksudkan untuk melakukan tindakan dalam rangka
mengatasi masalah yang telah ditemukan. Pada tahap pelaksanaan ini perlu disusun langkah-
langkah praktis yang akan dilaksanakan, misalnya : (1) apa saja yang pertama kali dilakukan,
(2) bagaimana organisasi kelas, (3) siapa yang menjadi pengamat, (4) siapa yang mengambil
data, (5) bagaimana cara mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan
kegiatan di kelas, dan (6) bagaimana cara untuk memberdayakan siswa selama proses
pembelajaran , dan sebagainya.
Selama melakukan tindakan, hendaknya peneliti/guru benar-benar mengacu kepada
perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Instrumen dalam pengamatan hendaknya benar-
benar dipersiapkan guna merekam kejadian yang muncul pada saat pelaksanaan tindakan.
7.3 Pengamatan (Observing)
Observasi merupakan kegiatan pengamatan/ pengambilan data untuk merekam
seberapa jauh pengaruh tindakan yang dilakukan telah mencapai sasaran. Selama
pengamatan, harus dilakukan secara efektif, dan tetap memperhatikan tentang data apa
saja yang harus dikumpulkan, alat pengumpul data, dan kapan data akan dikumpulkan.
7.4 Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah kegiatan mengulas kembali tentang perubahan yang terjadi pada
siswa, perubahan suasana kelas dan guru. Dalam kegiatan refleksi ini, guru akan menemukan
akan kelebihan, kekurangan, hambatan, langkah langkah penyempurnaan tindakan dan lain
sebagainya. Hasil refleksi dan evaluasi dari tindakan I akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam membuat perencanaan untuk tindakan II (pada siklus berikutnya).

III. KEUNGGULAN BUKU


Berdasarkan hasil bacaan dan ringkasan yang dilakukan, dapat diketahui/ dilihat
beberapa keunggulan buku yang telh di review, diantarnya :
1. Kalimat yang dituangkan di dalam buku sesuai dengan kaidah EYD.
2. Penggunaan bahasa yang jelas, lugas, dan mudah dipahami oleh pembaca.
3. Materi yang ada dituliskan secara rinci, singkat, dan saling berkesinambungan
satu sama lain, sehingga ketika pembaca memulai mengulas isi materi akan di
dapatkan bahwa setiap sub materi menjadi satu kesatuan yang utuh.
4. Disertai dengan contoh, untuk memperkuat pernyataan yang sesuai dengan
materi yang ada, sehingga pembaca juga menjadi lebih mengerti maksud
tulisan tersebut.

IV. KELEMAHAN BUKU


Berdasarkan hasil bacaan dan ringkasan yang dilakukan, dapat diketahui/ dilihat
beberapa keunggulan buku yang telh di review, diantarnya :
1. Ada sub materi yang disatukan dengan submateri yang lainnya, kalau bisa
dipisahkan, sehingga akan lebih mudah dipahami apabila submateri tersebut
dipisahkan.
2. Ada submateri yang tidak dicantumkan di dalam buku ini, terutama
mengenai penelitian tindakan kelas. Pada bagian ini, diberikan penjelasan
tentang kelebihan PTK itu sendiri, namun tidak dijelaskan mengenai
kekurangan PTK ketika diterapkan.
BUKU III (BUKU PEMBANDING)
Identitas buku
Judul : Penelitian Tindakan Kelas
Penulis : Prof. Suharsimi Arikunto, Prof. Suhardjono,dan Prof. Supardi
Penerbit : PT. Bumi Aksara
Kota : Jakarta
Cetakan Ke : 8
Ukuran : 14,5 x 21 cm
ISBN : 976-526-259-9
Tahun Terbit : 2009
Sampul Buku
PENDAHULUAN
Menurut P3G, ada sepuluh kemampuan yang diperlukan bagi seorang guru yang
profesional. Meskipun demikian, dijelaskan pula oleh P3G bahwa bukan hanya kemampuan
profesional yang diperlukan bagi seorang guru yang sangat diidamkan, melainkan diperlukan
juga kemampuan lain, yaitu kemampuan pribadi dan kemampuan sosial.
Dalam Standar Nasional Ppendidikan (2005), sepuluh komentensi tersebut
disempurnakan menjadi mpat kompetensi, yaitu: (1) kepribadian, (2) profesional, (3)
kependidikan, dan (4) Sosial. Diantara butir dari kompetensi profesional guru tersebut yang
langsung terkait dengan kebutuhan para guru untuk promosi kenaikan pangkat dan jabatan
mulai dari golongan IVa keatas sesuai dengan yang lama adalah kompetensi profesional, yaitu
kemampuan melakukan penelitian sederhana dalam rangka meningkatkan kualitas profesional
guru, khususnya kualitas pembelajaran.
Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, misalnya
penelitian deskriptif, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Diantara jenis penelitian
tersebut yang diutamakan dan disarankan adalah penelitian tindakan. Arah dan tujuan
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sudah jelas, yaitu demi kepentingan peserta
didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan (jadi bukanlah kepentingan guru).
Dikarenakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka
harus berkaitan dengan pembelajaran. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus
menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran. Namun demikian, ada hal yang
sangat perlu dipahami bahwa penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti
biasanya, tetapi harus mengandung satu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan
didasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya.

I. RINGKASAN
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (Ptk)
Dari namanya suadah menunjukkan isi yang terkandung didalam nya, yaitu sebuah
kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk
penegertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.
1. Penelitian, - menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
mengguankan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi.
2. Tindakan, - menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu.
3. Kelas, -dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini, yaitu (1) penelitian, (2)
tindakan, (3) kelas, segera dapat disimulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Kesalahan umum yang terdapat dalam
penelitian tindakan guru adalah penonjolan tindakan yang dilakukannya sendiri, misalnya
guru memberiakn tugas kelompok kepada siswa. Seharusnya guru menonjolkan kegiatan
yang harus dilakuakan oleh siswa.
Kata kelas yang kemudaian membentuk istilah Penelitian Tindakan Kelas memang
berasal dari barat yang dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Sebetulnya
dalam penulisan karya tulis ilmiah penegertiannya tidak sesempit itu. Oleh karena itu, dalam
pembicaraan PTK ini kita pahami bukan penelitian tindakan kelas, tetapi penelitian tindakan
saja. Dengan demikian, tindakan yang diberikan bukan hanya dapat dilakukan oleh guru,
tetapi juga oleh Kepala Sekolah, Pengawas, bahkan siapa saja yang berniat melakukan
tindakan dalam rangka pebaikan hasil kerjanya. Kepala sekolah yang statusnya guru dengan
tambahan tugas, masih mempunyai tugas mengajar sehingga dapat melakukan PTK karena
mepunyai kelas.
2. Prinsip Penelitian Tindakan
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang
penelitian tindakan, perlu kiranya di pahami bersama prinsip prinsip yang harus dipenuhi
apabila berminat dan akan melakukan penelitian tindakan kelas. Adapun prinsip prinssip
dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin
Penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal
yang sudah ada. Dengan demikian, apabila guru akan melakukan beberapa kali
penelitian tindakan, tidak menimbulkan kerepotan bagi kepala sekolah dalam
mengelola sekolahnya
2. Adanya Kesadaran Diri untuk Memperbaiki Kinerja
Penelitian tindakan sifatnya buakn menyangkut hal hal statis, tetapi dinamis, yaitu
adanya perubahan. Penelitian tindakan bukan menyangkut materi atau topik pokok
bahasan itu sendiri, tetapi menyangkut penyajian topik pokok bahasan yang
bersangkutan, yaitu strategi, pendekatan, metode atau cara untuk memperoleh hasil
melalui sebuah kegiatan uji coba atau eksperimen.
3. SWOT sebagai Dasar Berpijak
Penilitian tindakan harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri atas unsur
unsur S-Strenght (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan), O-Opportunity
(kesempatan), T-Threat (ancaman). Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang
melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal
tersebut, penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabial ada kesejalanan antara
kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa.
4. Upaya Empiris dan Sistematik
Prinsip keempat ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga. Dengan telah
dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan,
berarti sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistematik,
berpijak pada unsur unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait
dengan objek yang sedang digarap.
5. Ikut Prinsip SMART dalam Perencanaan
Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal hal yang disebutkan
dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus:
1) Khusus spesifik, tidak terlalu luas misalnya melakuakan penelitian untuk pelajaran
bahasa, tetapi hanya satu aspek saja.
2) Mudah dilakukan, tidak sulit atau berbelit
3) Dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan
4) Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi dirinya dan subjek
yang dikenai tindakan
5) Tindakan tersebut sudah tertentu jangka waktunya, yaitu kapan dapat dilihat
hasilnya.
Di antara unsur dalam SMART, unsur yang sangat penting karena terkait dengan
subjek yang dikenai tindakan adalah unsur ketiga, yaitu A: Acceptable, dapat diterima oleh
subjek yang akan diminta melakukan sesuatu oleh guru.
Agar guru dan siswa sama sama puas dengan hasil dari penelitian tindakan yang
dilakukan oleh guru, hal yang perlu dipperhatiakn dalam penilaian karya tulis ilmiah adalah
bahwa metode pemeblajaran yang dilakukan seperti berikut.
1. Bukan seperti biasanya, tetapi harus cermelang
Jika misalnya guru mengguanakan metode diskusi dalam pembelajaran, harus
jelas diterangkan apa perbedaan metode diskusi yang dilakukan dalam
penelitian tindakan ini dengan metode diskusi yang sudah umum dilakukan.
Oleh karena itu, dalam rancangan harus ada uraian tentang
keunggualan/kecermelangan dibanding dengan yang sebelumnya.
2. Terpusat pada proses, bukan semata mata hasil
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak harus selalu berpikir dan
mengejar hasil, tetapi mengamati proses yang terjadi. Hasil yang diperoleh
merupakan dampak dari prosesnya. Untuk mengetahui apakah proses yang
terjadi sudah baik atau belum, guru menggunakan format pengamatan yang
terdiri dari butir butir rincian.
3. Alur Penalaran Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Untuk memulai penelitian tindakan, seperti sudah disebutkan sebelumnya, peneliti
perlu melakuakn identifikasi terhadap hal hal yang merupakan ketidakpuasan, atau dengan
kata lain menemukan masalah. Sebelum melanjutkan pembahasan, ada baiknya kita perjelas
dahulu masalah ini. Dari pengamatan dilapangan ternyata tidak sedikit diantara kita yang
kacau dalam dua pengertian, yaitu antara masalah dan latar belakang atau penyebabnya.
Penentuan tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut telah menggunakan alur penalaran,
suatu persyaratan yang harus diikuti ketika guru menyusun karya tulis ilmiah, tetapi
penalarannya belum benar. Secara garis besar, alur penalaran karya tulis ilmiah adalah
sebagai berikut.
Masalah Tujuan

Teori Pembahasan

Ide/ gagasan asli penulis

Kesimpulan

Tidak dilaksanakan Dicoba dilaksanakan


(Tinjauan/ Ulasan) (Penelitian Tindakan)
Dari alur penalaran kita dapat melanjutkannya menjadi alur penelitian tindakan,
yaitu mencoba ide atau gagasan asli yang sudah dikemukakan oleh peneliti dan diambil
kesimpulan. Jadi kesimpulan dari ide atau gagasan ini hanya ditulis dan disajikan dalam
bentuk karya tulis dan disajikan dalam bentuk karya tulis, termasuk kategori tinjauan atau
ulasan.

4. Model Penelitian Tindakan


Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan
yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Tahapan 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)
Dalam tahap ini penelitian menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya
dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang
mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.
Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang
perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen
pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung.
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan
Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksanaan guru harus
ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi pula berlaku
wajar, tidak dibuat buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan
perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula. Oleh
karena itu, bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan
yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian.
Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya
sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena
seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Oleh karena itu,
kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan pengamatan balik
terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.
Tahap 4 : Refleksi (Reflecting)
Tahap ke 4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai
melakukan tindakan, kemudaian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketiak guru
pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal hal yang dirasakan
sudah berjalan dengan baik dan bagaimana yang belum.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk
sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali kelangkah semula. Jadi,
satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain
adalah evaluasi. Maka, bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal,
tetapi selalu harus berupa rangakauan kegiatan yang akan kembali keasal, yaitu dalam bentuk
siklus.
5. Persyaratan Penelitian Tindakan Oleh Guru
Beberapa hal dibawah ini antara lain merupakan persyaratan untuk diterimanya
laporan penelitian tindakan yang dilakukan guru oleh Tim Penilai Angka Kredit kenaiakan
jabatan guru.
1. Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal hal yang terjadi di dalam
pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan secara terus
menerus, objektif, dan sistematis.
3. Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang kurangnya dalam dua siklus tindakan
yang berurutan.
4. Penelitian tindakan terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah
ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.
5. Penelitian tindakan harus betul betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya
sehingga pihak pihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang
dilakuakan.
6. Penelitian tindakan harus benar benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakuakn
oleh sasaran tindakan, yaitu siswa yang sedang belajar.
6. Sasaran Atau Objek Penelitian Tindakan Kelas
Apabila kita berpikir sistematis (memandang sesuatu selalu dalam keseluruhan dan
dalam kaitan dengan unsur lain), yaitu mengajak alam berpikir kita kedalam kerangka sebuah
unit atau kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen pembentuk sistem, maka sebuah
kelas dapat kita lihat sebagai kesatuan unsur yang bersangkut paut dan bekerja menuju tujuan
tertentu. Komponen komponen dri sebuah kelas adalah (1) siswa itu sendiri, (2) guru yang
sedang mengajar, (3) materi pelajaran, (4) peralatan yang digunakan, (5) hasil pembelajaran,
(6) lingkungan pembelajaran, (7) pengelolaan/pengaturan yang dilakukan oleh pimpinan
sekolah.
Hal hal yang dapat diamati sehubungan dengan setiap unsur pembelajaran tersebut
antara lain adalah sebagaiman disajikan dalam bagian berikut.
1. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik
mengikuti proses pemebajaran dikelas/lapanagn/laboratorium/bengkel dan lain - lain
2. Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar dikelas,
terutama cara guru memberi bantuan kepada siswa.
3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati dalam GBPP dan yang sudah dikembangkan
dalam Rencan Tahunan, Rencana Semesteran, dan Analisis Materi Pelajaran.
4. Unsur peralatan atau sasaran pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh
siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun peralatan
yang disediakan dan digunakan dikelas dan di laboratorium.
5. Unsur hasil pembelajaran, yang ditunjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan
yang harus dicapai siswa melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat
pencapaian.
6. Unsur Lingkungan, baik lingkungan siswa dikelas, sekolah, maupun yang melingkupi
siswa dirumahnya.
7. Unsur pengelolaan, yang jelas jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah
diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan.
7. Kaitan Penelitian Tindakan Dengan Penelitian Model Lain
Jika dibandingkan dengan penelitian deskriptif atau eksperimen, penelitian tindakan
berada di ujung depan.
1. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengumpilkan informasi atau data tentang
fenomena yang diteliti, misalnya suatu kejadian, yang dideskripsikan secara rinci,
urut, dan jujur.
2. Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang
akibat dari adanya suatu treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan
untuk mengetes suatu hipotesis yang dilandasi dengan asumsi yang kuat akan adanya
hubungan sebab akibat antara dua variabel.
Kesimpulan:
Jika dibandingkan dengan penelitian lain, peneliti tindakan sudah lebih jauh
kedepan. Penelitian tindakan bukan lagi mengetes sebuah perlakuan, tetapi sudah mempunyai
keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan, dengan mengikuti setiap langkah dari proses
serta dampak perlakuan dimaksud. Dengan demikian, penelitian tindakan ini dapat dipandang
sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun eksperimen.
8. Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan
Sistematika laporan penelitian tidak jauh berbeda dengan laporan penelitian yang
lain. Satu hal yang sangat dicermati oleh penilai KTI dalam laporan PTK adalah bagaimana
siklus dilaksanakan, dan penjelasan tentang proses yang berlangsung. Kesalahan yang sering
terjadi adalah guru hanya menyebutkan sedikit dari tindakan yang dilakukan, dan langsung
menunjukkan data yang dikumpulkan melalui tes. Hasil tes antarsiklus dibandingkan dengan
atau tanpa rumus, kemudian disimpulkan. Dalam penelitian tindakan ini guru tidak
diharuskan menonjolkan analisis data, tetapi seperti sudah dikemukan didepan harus
menekankan pada proses.
Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh guru anta lain adalah uraian tentang
model tindakan tidak cukup hanya di bab II kajian pustaka atau teori, tetapi harus dijelaskan
pula di bab-III -metodologi atau metode penelitian. Di bab IV dibahas lagi bagaiman
kenyataan yang dilakukan. Kedua, uraian yang ada belum menggambarkan pristiwa yang
sesungguhnya terjadi, tetapi seolah olah yang digambarkan merupakan khayalan, bukan
realita.
9. Contoh Rencana Penelitian Tindakan Kelas
Kita akan mulai dengan mengidentifikasi masalah yang akan dijadikan objek
penelitian tindakan. Marialh kita ambil satu contoh mata pelajaran matematika SD. Apabila
kita cermati proses pembelajaran, hal yang terasa kurang sekali pada saat ini adalah
kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah hitungan sederhana. Masalah hafalan
dialrang keras karena dianggap mekanistis. Padahal kalau dilihat dari segi kemanfaatan hidup
sehari hari, menghafal operasi hitung sederhana seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian bilangan kecil dan bilangan baik akan sangat membantu
mempercepat mendapat kerja untuk memperoleh uang. Jadi, judul dari penelitiannya adalah
Meningkatkan Kemampuan Siswa untuk Menghafal Hasil Perkalian Melalui Model
Berbelanja.
Mengingat bahwa peneliti tindakan merupakan kegiatan ilmiah maka sebelum
memulai kegiatan, guru mencari dukungan teorinya. Alur penalaran dalam proses berpikir
adalah bahwa dengan model belanja, siswa akan tertarik dan dengan senang hati
melakukannya. Dalam hal ini guru mengajak siswa untuk berpikir bersama, misalnya
berjualan barang barang apa saja yang menarik mereka untuk dijadikan barang dagangan
sekaligus dengan harga masing masing barang. Proses persiapan yang dilakukan furu adalah
sebagai berikut.
1. Rencana Untuk Tahap 1
Hal hal yang perlu direncanakan antara lain (a) perkalian bilangan berapa saja yang
akan dihafal berturut turut dalam urutan pertemuan, (b) bagaimana bentuk perkaliannya, (c)
berapa macam kartu, (d) siapa yang membuat, (e) berapa lam disiapkan , dan sebagainya.
Hal yang membedakannya dari pembelajaran biasa adalah bahwa guru menggunakan
kartu kelompok perkalian bilangan yang dibuat sendiri oleh siswa sebagai bahan untuk
dihafal. Hasil dari kebiasaan menghafal hasil perkalian dapat dicek dengan mencongak lisan
misalnya apabila guru sempat bertemu dengan siswa.
2. Rencana untuk Tahap 2
Guru bersama sama dengan siswa membicarakan proses yang akan terjadi ketika
jual beli berlangsung. Perencanaaan yang dilakukan adalah (1) berapa lama kegiatan jual beli
akan berlangsung, (2) siapa yang menjadi pembeli dan siapa yang menjadi penjual, dan
sebaiknya ada siswa lain yang mengamati, agar dapat melaorkan keramaian jual beli
berlangsung, (3) bagaimana tanda bahwa jual beli selesai, dan lain
3. Rencana untuk Tahap 3
Letak titik titik krusial dalam pelaksanaan tindakan antara lain: (a) semangat siswa,
(b) kelancaran jual beli, (c) keseriusan menghafal bilangan, (d) tingkatan kesalahan, (e)
tanggapan siswa setelah peristiwa jual beli, (f) tanggapan siswa ketika menghafal dan
mengamati, dan sebagainya.
4. Rencana untuk Tahap 4
Guru memikirkan rencana ketika sudah sampai saat refleksi, meliputi (a) kapan- hari
dan jam akan dilaksanakan refleksi, (b) caranya bagaimana, (c) siapa saja yang diharapkan
datang, (d) bagaiman proses refleksi akan terjadi, (e) siapa yang menjadi pencatat hasil, (f)
bagaiman tanda mulai dan berhenti diberikan dan sebagainya.
Apabila perencanaan sudah selesai, selnjutnya dalam proses atau tahapan berikutnya,
guru lalu mengecek apakah semua implementasi dalam tahap berikutnya sesuai dengan apa
yang sudah direncanakan. Penegcekan ini penting karena informasi yang diperoleh
manfaatnya sangat penting dan akan digunakan sebagai bahan penyempurnaan siklus
berikutnya.
10. Contoh Penelitian Tindakan Untuk Kepala Sekolah
Kepala Sekolah masih boleh melakukan penelitian tindakan di kelas karena diantara
tugasnya adalah mengajar. Selain itu, kepala sekolah juga mempunyai tugas sebagai
supervisor. Dengan demikian, ruang lingkup garapan Kepala Sekolah cukup luas karena
meliputi tugas yang dimiliki guru maupun pengawas.
Sebagai contoh salah adalah apabila Kepala Sekolah ingin melakukan tindakan untuk
meningkatkan disiplin guru dengan cara memberikan anjuran, pemantauan, dan contoh atau
teladan. Dalam hal seperti ini, guru tidak diapa apakan, tetapi hanya diberi peringatana agar
mau mencontoh dirinya. Demikian juga misalnya Kepala Sekolah ingin meningkatkan
kebersihan kamar kecil, tindakan yang dilakukan adalah membuat pengumuman yang di
tempel di dekat kamar kecil.
11. Proposal Penelitian Tindakan
Selain peneliti akan tenang dalam melaksankan tindakan, juga akan dipermudah
dalam menyusun laporan, karena bagian awal dari laporan penelitian sudah ada di dalam
proposal, hanya penomorannya saja yang berbeda. Dalam proposal nomor yang digunakan
biasanya dengan huruf besar, sedangkan dalam laporan digunakan bab I,II, dan seterusnya.
Akan tetapi. Tidak salah juga apabila penomoran dalam proposal juga mengguanakan angka
Romawi, tetapi tanpa menyebut bab.
Garis besar atau kerangka proposal penelitian tindakan tidak jauh bebeda dengan proposal
penelitian yang lain, baik isi dari komponen maupun urutannya. Garis besar proposal
penelitian tindakan adalah sebagai berikut.
Judul penelitian:..........
Peneliti :...............
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam bagian latar belakang masalah ini peneliti mengemukakan kondisi yang
seharusnya dan kondisi yang ada sehingga jelas adanya kesenjangan yang merupakan
masalah yang menuntut untuk dicari solusinya melalui penelitian tindakan yang tepat
sesuai dengan prinsip SMART. Pada bagian yang paling penting disebutkan tindakan
yang akan dikenakan pada subjek pelaku tindakan. Dalam menyebutkan tindakan,
peneliti perlu menjelaskan apa sebab tindakan itu paling tepat diberikan kepada subjek
pelaku, dengan alasan yang berkaitan dengan permasalahan yang dicari solusinya.
B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan atau sebutan yang umum digunakan adalah subjek pelaku tindakan
bukan subjek yang dikenai tindakan.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan adalah beberapa pertanyaan yang akan
terjawab setelah tindakan selesai dilakukan.
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah
E. Manfaat Hasil Penelitian
Dalam menyampaikan manfaat penelitian tindakan, sebaiknya peneliti tidak terlalu
ambisius. Rumuskan hanya yang terkait dengan siswa, tetapi tidak dilarang jika akan
diperluas untuk guru.
II. KAJIAN PUSTAKA
Tidak sedikit dari peneliti yang kebingungan dan mengeluh karena susah mencari kajian teori
dengan berbagai alasan. Dalam penilaian karya tulis ilmiah, di antara tulisan yang diajukan
oleh peneliti, masih ada yang tidak berpikir holistis, tetapi sangat partial. Kesalahan umum
yang sering dilakukan oleh peneliti dengan bab II ini adalah peneliti belum menyampaikan
tindakan terhadap tindakan yang dilakukan. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dalam
bab II harus tampak teori yang menunjukkan hubungan sebab-akibat, jika ada tindakan begini
akibatnya akan begini. Jadi, kajian pustaka bukan hanya penjelasan untuk pengertian tentang
hal hal yang diteliti saja.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Hal yang penting disampaikan dalam bab III adalah rencana tindakan, yang dimuali dengan
gambaran tentang lokasi penelitian dan setting-nya. Garis besar isi bab III adalah sebagai
berikut.
1. Setting penelitian, menjelaskan tentang lokasi dan gambaran tentang kelompok siswa
atau subjek yang dikenai tindakan.
2. Sasaran penelitian, perubahan apa yang diinginkan dari subjek yang dikenai tindakan,
yaitu target yang diharapkan.
3. Rencana tindakan, gambaran tentang langkah langkah rill yang akan dilakukan
dalam tindakan.
4. Data dan cara pengambilannya, menjelaskan tentang informasi yang menyangkut
indikator yang ada dalam tindakan.
5. Analisis data, yang menjelaskan bagaimana data yang diperoleh tersebut dianalisis
untuk mengetahui hasil akhir.
III. KEUNGGULAN BUKU
1. Penulisan yang sistematis dan cara penulisan yang konsisten
2. Memuat pendalaman PTK terhadap kepala sekolah dan Pengawas
3. Terdapat contoh PTK yang memudahkan pembaca memahami contoh prosal PTK
4. Terdapat kesimpulan kesimpulan kecil yang membantu pembaca dalam memahami
uraian cerita dalam buku yang di tulis dengan jenis huruf yang berbeda sehingga
memberikan kemudahan pada pembaca (seperti hal : 13,17,20,22,dan 28)
5. Materi yang ada dituliskan secara rinci, singkat, dan saling berkesinambungan satu
sama lain, sehingga ketika pembaca memulai mengulas isi materi akan di dapatkan
bahwa setiap sub materi menjadi satu kesatuan yang utuh.
IV. KELEMAHAN BUKU
1. Menggunakan bahasa yang terlalu terlalu sulit untuk dipahami oleh pembaca
2. Kurang memperjelas dalam komponen komponen PTK, sehingga pembaca bingung
ketika melihat ke contoh proposal PTK langsung
3. Kurang memuat gambar dan bagan dihal 16 yang tidak diberi penjelasan singkat
tentang bagan tersebut sehingga pembaca akan kesulitan dalam memahami maksud
bagan tersebut.

C. Analisis Mahasiswa
1. Untuk merujuk tentang Pengertian PTK menurut analisis kelompok, dapat dirujuk
pada buku I. Pada buku I, diberikan pengertian awal tentang penelitian tindakan,
setelah itu menjelasakan penelitian tindakan kelas. Jadi bisa terlihat mana bedanya
tentang penelitian tidakan dan penelitian tidakan kelas.
2. Untuk merujuk tentang Prinsip Penelitian Tindakan Kelas menurut analisis
kelompok, daat dirujuk pada buku III. Pada buku III, diberikan penjelasan yang dapat
di mengerti pada tiap tiap point tentang prinsip penelitian tindakan kelas.
3. Dari kesebelas komponen dalam analisis kebutuhan pada bagian pertama, buku yang
memilki keunggulan yang lebih baik, buku I , Buku II, dan Buku III
4. Analisis pada buku pertama menjelaskan pengertian PTK, manfaat, hingga sampai
menyusun Proposal sehingga buku ini sangat baik digunakan dalam pemebelajaran
PTK, namun pada buku kedua penjelasan PTK di jelaskan hanya secara singkat hal
ini dikarenakan buku ini bukan buku yang mengulas PTK secara utuh, buku ketiga
buku ini memilki perincian yang sangat mendalam terutama dalam Penelitian
Tindakan untuk kepala sekolah dan pengawas, sertta penjelasan sasaran yang lebih
terperinci.

D. Kesimpulan Dan Saran


Pada dasarnya penelitian tindakan adalah penelitian yang berulang dan
berkesinambungan.Sekali prosedur tertentu teruji,masalah baru dirumuskan berdasarkan
temuan terdahulu.
Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditunjukan untuk
meningkatkan situasi praktis. Penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian tindakan memiliki kelemahan dan keunggulan tertentu,tergantung
bagaimana seseorang akan menerapkannya guna memperbaiki atau situasi masalah yang
terjadi di lingkungannya.Sebagai kegiatan ilmiah peneliti ini harus dilakukan secara
sistematik teratur dan tertib. Kegiatannya berlangsung selangkah demi selangkah untuk
menjamin ditemukannya kebenaran yang objektif.
Dalam penelitian tindakan langkah langkah dalam pelaksanaannya yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan refleksi. Dan dalam penyususan proposal PTK terdiri
dari beberapa komponen yaitu komponen pendahuluan, tinjauan pustaka dan metodelogi.
Penelitian tindakan menjamin ditemukannya pemecahan masalah yang tepat untuk
memperbaiki keadaan.Penelitian tindakan tidak hanya berhenti hanya pada
membuktikan,menerangkan atau mengungkapkan sesuatu itu dan mengapa terjadi dan sebab-
sebab terjadinya. Hal ini diakhiri dengan menyusun implementasu tindak lanjut berupa saran-
saran tindakan untuk mengatasi keadaan tersebut agar dapat berlangsung seperti yang
diharapkan.
Saran :
Saran yang diberikan dalam makalah ini, agar pembaca dapat lagi menggali lagi
tentang revisi buku PTK sehingga nantinya penyusunan propoasl PTK, makalah ini sebagai
revinsi sehingga memudahkan pembaca memilih buku PTK yang baik.

E. Daftar Pustaka
Arikunto, S,dkk., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas Untuk Mata Pelajaran Kimia (Dengan
Suplemen), Unimed Press, Medan

Anda mungkin juga menyukai