B. Hasil Review
BUKU I (BUKU UTAMA)
Identitas buku
Judul : Penelitian Tindakan Kelas Untuk Mata Pelajaran Kimia
Penulis : Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D
Penerbit : Unimed Press
Kota : Medan
Cetakan : 1 (Pertama)
Ukuran :19 x 24 cm
ISBN : 978-602-8848-31-2
Tahun Terbit : 2010
SAMPUL BUKU
I. PENDAHULUAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) pada mata pelajaran kimia perlu digalakkan kepada
guru kimia profesional, karena melalui penelitian tindakan kelas akan menjadi perbaikan
pembelajaran kimia untuk masing-masing sekolah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa,
kemauan guru untuk melakukan perbaikan melalui penelitian, dan ketersediaan fasilitas
belajar (termasuk laboratorium) dan sarana/prasarana lain yang dapat mendukung
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kimia di sekolah.
Kegiatan PTK akan menjadikan guru kimia sebagai pendidik sekaligus sebagai
peneliti. Seorang guru profesional selalu memperhatikan suasana di dalam kelasnya secara
seksama, melihat persoalan, dan kesulitan yang di hadapi siswa dan selalu berusaha untuk
memperbaiki pembelajaran, yang dapat dilakukan melalui perlakuan dan penelitian. Ketika
adanya permasalahan di dalam kelas, maka peran guru sangat penting dalam mengatasi dan
memperbaiki kekurangan di dalam proses pembelajaran. Hal yang dapat dilakukan guru
adalah dengan cara menerapkan teori-teori belajar menjadi kegiatan praktis yang benar-benar
dirasakan dapat menolong siswa dalam belajar dan pembelajaran di sekolah, dan data hasil
penenlitian dapat direpleksikan menjadi bahan yang kuat dan berdaya guna untuk perbaikan
dan pengembangan berkelanjutan di dalam proses belajar mengajar.
Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang di sahkan
pada Desember 2005, mengatakn bahwa guru adalah tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal, dan pengakuan akan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan adanya
sertifikat pendidik. Selain itu juga, guru diwajibkan memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya untuk menjadi guru yang profesional,
seorang bguru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, serta kompetensi sosial.
Keterampilan yang tinggi dalam penelitian akan menjadi ciri utama dari seorang
guru bidang studi kimia profesional, terutama dalam penelitian tindakan kelas (PTK) untuk
mata pelajaran kimia.
II. RINGKASAN BUKU
1. Penelitian Tindakan dan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan adalah (action research) merupakan intervensi praktik dunia
nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktik. Penelitian tindakan sudah lama
dikembangkan pada ilmu-ilmu sosial untuk meningkatkan kesejahteraan sosial melalui
perubahan sosial, dan untuk meningkatkan pembelajaran siswa melalui orientasi pendidikan.
Penelitian tindakan diperkenalkan pertama kali olej Kurt Lewin pada tahun 1947 untuk
menyelesaikan masalah dalam penelitian sosiologi yang bertujuan untuk membuat perubahan
dalam program sosial. Lalu Lewin membuat pelaksanaan penelitisan tindakan dalam bentuk
siklus pengembangan berkelnjutan, yang terdiri atas perencanaan, tindakan, penemuan fakta
terhadap tindakan yang dilakukan, refleksi, dan rencana perbaikan dalam pengembangan pada
siklus berikutnya.Selanjutnya penelitian tindakan juga dilakukan oleh Kemiss
2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik, meliputi: (a) tindakan
praktis yang dilakukan merupakam subjek penelitian, (b) diperuntukkan untuk mencapai
tindakan, berupa data perubahan, dan penelitian untuk meningkatkan pemahaman terhadap
adanya perubahan yang dihasilkan,(c) berbentuk siklus yang digunakan untuk melihat fakta
perubahan yang dilakukan dari siklus sebelumnya terhadap siklus berikunya, (d) lebih
dominan pada informasi kualitatif dan partisipatif, dan (e) membutuhkan critical self
reflection yang dilakukan sendiri oleh peneliti untuk menggugat apa yang sudah dilakukan
dalam proses penelitian mulai dari perencanaan, metode, dan pengertian baru yng diproleh.
Sebagai bagian dari penelitian pendidikan, maka karakteristik penelitian tindakan
kelas lebih dekat dengan penelitian kualitatif, penelitian terapan, atau evaluasi, dan penelitian
eksperimen ataupun non eksperimen, seperti dijelaskan oleh Cunningham (2008) sebagai
berikut :
1. Penelitian Kualitatif. PTK dikategorikan sebagai penelitian kualitatif karena
analisis data tidak mesti hasrus dilakukan dengan menggunakan perangkat
statistik dalam perhitungan.
2. Penelitian Terapan/Evaluasi. PTK difokuskan kedalam kegiatan
penyelesaian masalah dan berakhir dengan terjadinya peningkatan dalam
praktek pendidikan. Dalam PTK, guru atau dosen berperan ganda sebagai
peneliti dan juga pengevaluasi yang aktif.
3. Penelitian Eksprimen/Non-eksperimen. PTK Penelitian Eksprimen/Non-
eksperimen karena dalam tahapannya dilakukan manipulasi variabel bebas
melalui perlakuan untuk melihat pengaruh tindakan tersebut terhadap variabel
terikat.
Lebih lanjut lagi Cohen dan Manion (1980) jugga mengemukakan beberapa
karakteristik dari PTK, yakni : (a), situasional, praktis dan secara langsung relevan dengan
situasi nyata, (b) memberikan kerangka kerja yang teratur, (c) fleksibel dan adaptif, (d)
partisipatori, (e) self-evaluatif.
3. Kriteria Validasi Penenlitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas harus memenuhi kriteria validitas, yakni dikelompokkan
pada validasi penelitian kualitatif. Anderson, dkk (1994) membagi kriteria yang sesuai untuk
validasi terhadap penelitian, sebagai berikut :
1. Validitas Demokratik, berkenaan dengan kadar kekolaboratifan penelitian dan
pencakupan berbagai pendapat dari teman sejawatnya. Ada kolaborasi antara
peneliti sendiri, guru lain, dan pakar bersama-sama memberikan evaluasi
terhadap setiap tindakan yang direncanakan dan dilakukan di dalam kelas.
2. Validitas Hasil, memberikan gambaran terhadap hasil penelitian yang
diperoleh setelah dilakukan suatu tindakan di dalam kelas. Hasil yang
diperoleh berupa data, deskripsi keadaan, dan perubahan nyata yang diperoleh
di dalam situasi kelas.
3. Validitas Proses, berkenaan dengan proses pelaksanaan tindakan yang dapat
dipercaya sebagai suatu kegiatan yang dapat menyelesaikan masalah.
4. Validitas Katalitik, dapat dilihat dari pemahaman guru terhadap berbagai
faktor yang mempengaruhi pembelajaran seperti kepribadian, penghargaan,
softskill, dan komunikasi.
5. Validitas Dialogis, sejajar dengan proses review sejawat yang umum dipakai
dalam penelitian akademik.
4. Jenis Penelitian Tindakan Kelas
PTK sangat baik digunakan untuk pembelajaran sains, karena dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran sekaligus menyebarluaskan pengembangan pembelajaran dengan
sesama guru sains.
Berbagai pendapat telah dipublikasikan untuk mengelompokkan penelitian tindakan
kelas menjadi beberapa jenis. Menurut Feldmen (1996) PTK dibedakan menjadi :
1. Penelitian refleksi adalah kegiatan penelitian tindakan berupa refleksi dan
evaluasi terhadap pembelajaran oleh guru bidang studi, yang mencakup
keterlibatan guru merefleksikan kegiatan belajar-mengajar berdasarkan data
dan catatan yang dikumpulkan oleh guru dari tugas-tugas siswa selama setahun
di dalam kelasnya.
2. Penelitian penyelesaian masalah adalah jenis penelitian yang dikhususkan
pada proses penyelesaian masalah.
Lebih lanjut, Iskandar (2009) mengemukakan pendapat mengenai jenis PTK yang
dapat diaplikasikan dalam pendidikan, yaitu :
1. Penelitian tindakan diagnostik, penelitian yang mengarahkan pada usaha
perbaikan pembelajaran yang diperoleh dari masalah pembelajaran yang
dihadapi pada pertemuan sebelumnya. Penelitian tindakan diagnostik dapat
diterapkan dalam pembelajaran kimia, yang dilakukan guru/peneliti dengan
mendiagnosa situasi yang telah ada terhadap masalah yang terjadi.
2. Penelitian tindakan partisipan, penelitian yang dirancang guru kimia secara
langsung berpartisipasi dalam pembelajaran kimia dan penelitian. Penelitian
jenis ini mensyaratkan keterlibatan langsung peneliti/guru kimia melalui proses
penelitian sejak awal dengan proses perencanaan, diagnosa masalah, melihat
kesenjangan yang ditemukan dalam pembelajaran kimia, merumuskan
tindakan, melaksanakan tindakan, pemantauan tindakan hingga evaluasi
tindakan.
3. Penelitian tindakan empiris, jenis penelitian tindakan terpadu yang dilakukan
oleh guru kimia yang menyangkut identifikasi masalah, analisa masalah, dan
memberikan jalan keluar. Dalam penelitian tindakan ini berkenaan dengan
penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman dalam pekerjaan sehari-
hari pada pembelajaran kimia, peneliti diharuskan mencatat komponen
berikut : (1) verifikasi hipotesis (diterima/ditolak), (2) prinsip baru yang dapat
ditarik.
4. Penelitian tindakan eksperimental, jenis penelitian yang bertujuan dalam
perbaikan pembelajaran kimia melalui perlakuan pembelajaran yang terbaru
atau penerapan pembelajaran tertentu yang hasilnya dapat dibandingkan
dengan pembelajaran yang sering dilakukan sebelumnya.
5. Kelebihan dan Kekurangan PTK
Penelitian jenis PTK memiliki kelebihan sebagaimana dijelaskan oleh beberapa ahli.
Menurut pendapat shumsky (1982),kelebihan PTK adalah : (1) tumbuhnya rasa memiliki
melalui kerja sama dalam PTK didalam kelas, (2) tumbunya kreativitas dan pemikiran kritis
melalui interaksi terbuka dalam PTK, (3) adanya komitmen dan usaha saling mempengaruhi
dalam menciptakan perubahan, (4) meningkatnya kesempatan lewat kerja sama demokratis
dan dialogis melalui PTK, sedangkan kelemahan PTK diantaranya : (1)kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan dalam teknik dasar penelitian pada diri sendiri, (2) rendahnya
efisiensi waktu, (3) konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang
demokratis, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimpin yang tepat.
Kelebihan lain dari PTK adalah kerjasama dalam PTK memperkuat kesempatan
bagi hasil penelitian tentang praktk penddikan untuk diumpan balikkan ke sistem pendidikan
dengan cara yang lebih substansial dan kritis. Penelitian tindakan kolaboratif secara potensial
lebih memberdayakan. Kelebihan lain dari PTK kolaboratif ( Armanto dan Saragih,2008) :
(1)cakupan dan itensitas penelitian , semakin banyak orang yang dilibatkan akan semakin
banyak cakupan penelitian yang dapat diteliti, (2) validitas dan reliabilitas, yaitu keterlibatan
orang lain akan mempermudah penyelidikan terhadap satu persoalan dari sudut yang berbeda,
(3) motivasi timbal balik lewat dinamika kelompok yang benar. Sedangkan kelebihan PTK
kolaboratif terkait dengan sulitnya mencapai keharmonisan kerjasaama antara guru-guru
bidang studi yang memiliki latar belakang yang berbeda.
6. Proses Penelitian Tindakan Kelas
Begitu pentingnya PTK untuk peningkatan pembelajaran maka berikut ini diberikan
langkah-langkah dan proses PTK untuk penyelesaian masalah dalam pendidikan. Menurut
Tillotson (2000) mengemukakan 5 langkah dalam PTK yang dibuat dalam bentuk siklus,
diantaranya merumuskan masalah, pengambilan data, analisis data, pelaporan hasil, dan
rencana tindakan. Peneliti lain seperti Fieldman (1996) dan Cox dan Craig (1997) juga
menerapkan langkah penelitian tindakan kelas terdiri atas merumuskan masalah,
pengumpulan data, penarikan kesimpulan, dan mengimplementasikan perubahan.
Langkah penelitian tindakan kelas secara kolaborasi juga dijelaskan oleh Krocker,
dkk (2002) terdiri atas: (1) mengidentifikasi masalah, (2) mengajukan pertanyaan yang dapat
diselesaikan bersama-sama oleh guru, (3) membuat rencana aksi yang terperinci, (4)
melakukan tindakan di dalam kelas selama jangka satu semester, dan (5) menggunakan
berbagai sumber data untuk mengevaluasi pengaruh perubahan yang diimplementasikan.
Untuk mata pelajaran kimia, proses dan langkah ini dapat dilakukan oleh guru Kimia
sebagai berikut :
1. Langkah 1, Memulai Penelitian. Guru kimia harus memahami dan menguasai
PTK, karena dengan mngetahui dasar PTK akan berguna dalam melaksanakan
PTK dalam bidang studi kimia.
2. Langkah 2, Merumuskan Permasalahan. Guru kimia mengidentifikasi
permasalahan penting yang dihadapi di dalam kelas dan memulai membuat
bebearapa pertanyaan yang relevan untuk ditindaklanjuti.
3. Langkah 3, Rencana dan Pengumpulan Data. Setelah guru kimia merumuskan
masalah yang akan diselesaiakn, maka selanjutnya kan ditentukan populasi
siswa yang diikutsertakan dalam penelitian. Setelah itu,maka akan ditetapkan
bentuk dan jenis data yang akan dikumpulkan yang berguna dalam menjawab
permasalahan penelitian.
4. Langkah 4, Membuat Kesimpulan dan Menyebarkan Hasil. Setelah
mendapatkan data dan telah mengumpulkan data seluruh informasi dalam
penelitian, selanjutnya guru dapat menyimpulkan apa yang dipelajari dari hasil
penelitian yang dilakukan tersebut, terutama menyimpulakn apakah hasil yang
diperoleh telah menjawab permasalahan yang dirumuskan sebelumnya.
5. Langkah 5, Implementasi Perubahan. Tahapan untuk mengimplementasikan
perubahan dilakukan
1.7.1 Menyusun rencana dalam kegiatan PTK
Menyusun rencana dalam kegiatan PTK merupakan kegiatan awal yang harus
dilakukan oleh guru untuk merencanakan tindakan pembelajaran kelas yang akan dilakukan
didalam kelasnya . rencana kegiatan PTK harus berpusat pada permasalahan yang dihadapi
didalam situasi nyata didalam kelas.
1. Bagaimana guru melibatkan murid-muridnya dari awal ketika membuka
pembelajaran pada saat menyampaikan pokok bahasan perhitungan dan
persamaan reaksi kimia.
2. bagaimana gurumembantu murid-muridnya memahami isi tentang materi
perhitungan dan persamaan reaksi kimia yang disampaikan guru.
3. bagaimana guru mengelola kelas,yaitu dalam mengatur tempat duduk,
megontrol penerangan, mengatur suaranya, mengatur perlibatan siswa secara
aktif dan pemberian giliran,m mengatur kegiatan belajar mengajar membuat
suasana kelas menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.
4. bagaimana guru berpenampilan dan berpakaian sebagai sewajarnya
5. bagaimana murid menanggapi upaya upaya guru dalam semua proses belaja-
mengajar
6. sejauh mana murid aktif dalam mengerjakan soal perhitungan dan persamaan
reaksi kimia
7. hal-hal lain secara teoritis perlu dicata misalnya ketidaksiapan guru dalam hal
media pembelajaran, praktikum, demonstrasi dan metode pembelajaran yang
relavan
Hasil pengamatan awal terhadap proses tersebut dituangkan dalam bentuk catatan-
catatan lapangan lengkap,berdasarkan hasil kesepakatan terhadapa pencermatan data awal.
1.7.2. Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pelaksanaan tindakan kelas merupakan nti dari kegiatan PTK, karena tindakan yang
sudah direncanakan diharapkan akan dapat menyelesaikan masalah yang sudah ditetapkan.
Tindakan hendaknya secara sistematis dituntun oleh rencana yang telah dibuat akan tetapi
harus fleksibel. Pada prinsipnya pelaksanaan tindakan pendidikan mempunyai tujuan untuk
mencari penyelesaian masalah pendidikan untuk perbaikan berkelanjutan,khususnya
perbaikan permasalahan didalam kelas dan pada pembelajaran.
1.7.3. Observasi Kegiatan Tindakan
Semua kegiatan yang dilakukan didalam pelaksanaan tindakan PTK memerlukan
observasi sebagai bagian dari pengumpulan data hasil suatu tindakan. Observsi kegiatan
tindakan didalam kels berfungsi untuk mencatat proses tindakan penyelesaian masalah dan
sekaligus untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terhadap perubahan yang kedepan.
7. Persoalan-Persoalan Praktis Dalam PTK
Berbagai persoalan praktis yang sering dihadapi di dalam PTK yaitu seperti
pemrakarsa penelitian tindakan,pemilik penelitian tindakan,sasaran penelitian tindakan,data
penilitian tindakan.
Penelitian tindakan bukan merupakan teknik pemecahan masalah,namun dorongan
utuk meneliti praktik secara sistematik yang sering timbul Karena ada masalah yang perlu
ditangani lewat tindakan praktis.Jadi penelitian tindakan tidak sesuai dipergunakan untuk
tujuan pengembangan teori karena alasan utama dilakukannya penelitian tindakan adalah
untuk peningkatan praktik dalam situasi kehidupan nyata.
Data dalam penelitian tindakan berfungsi sebagai landasan untuk melakukan
refleksi.Data harus dapat dipergunakan untuk mewakili tindakan sehingga memungkinkan
peneliti utuk merekonstruksi tindakan berikutnya untuk pengembangan.Oleh sebab
itu,pengumpulan data tidak hanya untuk keperluan pembuktian hipotesis melainkan juga
sebagai alat untuk membukukan pengamatan,menjembatani antara tahapan-tahapan tindakan
dan refleksi dalam siklus penelitian tindakan.
Analisis data dapat diwakili oleh momen refleksi siklus penelitian tindakan.Dengan
melakukan refleksi peneliti akan mewakili wawasan autentik yang akan membantu dalam
menafsirkan data yang diperoleh.
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan
focus,menyederhanakan,meringkas dan mengubah bentuk data mentah catatan lapangan
untuk menghasilkan data yang bermakna.Dalam proses ini dilakukan
penajaman,pemilahan,pemfokusan,penyisihan data yang kurang sesuai yang kurang sesuai
dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.
Penelitian tindakan kelas sangat banyak menyertakan data kalitatif berupa rekaman
kejadian dan proses sebab-akibat yang dipengaruhi oleh suatu tindakan.Seperti layaknya yang
terjadi dalam penelitian kualitatif ,analisis data dilakukan sepanjang proses pelaksanaan
tindakan kelas.
8. Teknik-Teknik Pemantauan Dalam PTK
Banyak teknik yang dapat dipergunakan untuk melakukan pemantauan dalam
penelitian tindakan kelas.Penggunaan setiap teknik harus terlebih dahulu didasarkan pada
pertimbangan sesuai dengan sifat dasar data yang akan dikumpulkan.Teknik-teknik tersebut
diantaranya,catatan anekdot,catatan lapangan,deskripsi perilaku ekologis,analisis
doumen,buku logs,kartu cuplikan butir,portofolio,angket,wawancara,metode
sosiometrik,jadwal dan daftar tilik interaksi,rekaman pita.Catatan anekdot adalah riwayat
tertulis deskriptif longitudinal tentang apa yang dikatakan atau dilakukan perseorangan
dalam kelas dalam suatu jangka waktu.
Gambaran tentang persoalan,sekolah atau bagian sekolah,kantor atau bagian kantor
dapat dikronstruksi dengan menggunakan berbagai dokumen,surat memo untuk staf sedaran
untuk orang tua dan karyawan .Dokumen-dokumen itu dapat memberikan informasi yang
berguna untuk bebagai persoalan.
Catatan harian adalah riwayat pribadi yang dilakukan secara teratur seputar topic
yang diminati atau yang diperhatikan.Catatan harian mungkin memuat observasi
,perasaan,reaksi,penafsiran refleksi,dugaan,hipotesis dan penjelasan.
Teknik logs pada dasarnya sama dengan catatan harian tetapi biasanya sama dengan
mempertimbangkan alokasi waktu untuk kegiatan tertentu,pengelompokan kelas dan
sebagainya.Kegunaannya ditingkatkan jika mencakup comentar seperti yang terdapat dalam
catatan harian tentang organisasi dan peristiwa lain.
Teknik portofolio digunakan untuk membuat koleksi bahan yag disusun dengan
tujuan tertentu.Portofolio mungkin memuat hal-hal seperti tambatan rapat staf yang gayut
dengan sejarah suatu persoalan yang diteliti,korespondensi yang berkaitan dengan sejarah
suatu persoalan yang diteliti.
Angket atau kuesioner terdiri atas serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada
responden secara tertulis yang memerlukan jawaban tertulis yang diajukan secara langsung
kepada responden.Angket atau kuesioner memiliki kelebihan dalam jangkauan di bandig
instrument lain karena dapat menjangkau responden dalam jumlah luas dalam waktu relative
singkat baik secara langsung oleh tim peneliti atau melalui pos atau email.
Pertanyaan yang diajukan kepada kuesioner ada berbagai macam yaitu ada 3 jenis :
a. Angket Tertutup atau pilihan ganda meminta responden untuk memilih kalimat
atau deskripsi yang paling dekat dengan pendapat,perasaan,penilaian atau posisi
mereka dengan mengajukan jawaban pilihan secara tertentu
b. Angket terbuka : Meminta informasi atau pendapat dengan kata-kata responden
sendiri.
c. Angket Campuran : Meminta responden untuk menjawab pertanyaan dengan
memberikan pilihan dan dilanjutkan dengan meminta pendapat berupa alasan
mengapa memilih satu pilihan yang diajukan tersebut.
Teknik wawancara memungkinkan meningkatnya fleksibilitas dibanding angket
karena dapat memperoleh konfirmasi langsung terhadap jawaban yang ragu-ragu.Bentuk-
bentuk wawancara dapat berupa :
a. Tak terencana : Misalnya omong-omong informal diantara para pelaku penelitian
atau anatara pelaku penelitian dan subyek penelitian.
b. Terencana tapi tak terstruktur Satu atau dua pertanyaan pembukaan dari
pewancara memberikan kesempatan bagi responden untuk memilih apa yang akan
dibicarakan.Pewawancara boleh mengajukan pertanyaan untuk menggali atau
memperjelas.
c. Terstruktur : Pewawancara telah menyusun serentetan yang akan diajukan dan
mengendalikan percakapan sesuai dengan arah-arah pertanyaan..
Penampilan subyek penelitian pada kegiatan penilaian digunakan untuk menilai
prestasi,penguasaan,untuk mendiagnosis kelemahan dan sebagainya.Alat penelitian itu dapat
dibuat peneliti atau para ahlinya.Pemilihan teknik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis
data yang akan dikumpulkan.
9. Prinsip Etika Dalam Penelitian Tindakan
Prinsip etika dalam penelitian tindakan kelas perlu di pedomani agar hal yang
diperoleh dapat dipercaya,dapat diulang,logis dan sedapat mugkin bisa dibuktikan secara
ilmiah.
Peneliti melakukan penelitian tindakan untuk mempengaruhi orang lain menuju
peningkatan dan perbaikan pendidikan yang diinginkan sehingga diharapkan dalam etis.
Prinsip-prinsip yang perlu diterapkan oleh peneliti dan objek penelitian didalam
melakukan penelitian didalam melakukan penelitian tindakan kelas seperti kelengkapan
dokumen dan menjaga kerahasiaan
III. KEUNGGULAN BUKU
Keunggulan daripada buku ini yang diperoleh ialah :
1. Menggunakan penulisan yang sistematis disertai dengancatatan kaki untuk memudahkan
pembaca merujuk kembali tentang apa yang dimuat dalam buku ini
2. Terdapat contoh PTK yang memudahkan pembaca memahami contoh prosal PTK
3. Materi yang ada saling berkesinambungan satu sama lain, sehingga ketika pembaca
memulai mengulas isi materi akan di dapatkan bahwa setiap sub materi menjadi satu
kesatuan yang utuh
I. PENDAHULUAN
Pelaksanaan PTK harus melibatkan guru lain dan dosen sehingga benar benar
ada kolaborasi atau kerja sama yang saling mengisi. Sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya, kegiatan PTK merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari
pembelajaran tidak menuntut kekhususan waktu. Dalam melaksanakan PTK seorang
guru atau peneliti tidak boleh merubah situasi rutin, karena jika PTK dilakukan pada
situasi lain maka hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi seperti situasi aslinya.
Berbagai cakupan masaalah yang dikaji melalui PTK diantaranya adalah
masalah belajar dikelas, kesalahan atau miskonsepsi, pengelolaan pembelajaran,
interaksi dalam pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar, pengembangan
dan penggunaan instrument penilaian dan sebagainya.
I. RINGKASAN
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (Ptk)
Dari namanya suadah menunjukkan isi yang terkandung didalam nya, yaitu sebuah
kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk
penegertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.
1. Penelitian, - menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
mengguankan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi.
2. Tindakan, - menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu.
3. Kelas, -dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini, yaitu (1) penelitian, (2)
tindakan, (3) kelas, segera dapat disimulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Kesalahan umum yang terdapat dalam
penelitian tindakan guru adalah penonjolan tindakan yang dilakukannya sendiri, misalnya
guru memberiakn tugas kelompok kepada siswa. Seharusnya guru menonjolkan kegiatan
yang harus dilakuakan oleh siswa.
Kata kelas yang kemudaian membentuk istilah Penelitian Tindakan Kelas memang
berasal dari barat yang dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Sebetulnya
dalam penulisan karya tulis ilmiah penegertiannya tidak sesempit itu. Oleh karena itu, dalam
pembicaraan PTK ini kita pahami bukan penelitian tindakan kelas, tetapi penelitian tindakan
saja. Dengan demikian, tindakan yang diberikan bukan hanya dapat dilakukan oleh guru,
tetapi juga oleh Kepala Sekolah, Pengawas, bahkan siapa saja yang berniat melakukan
tindakan dalam rangka pebaikan hasil kerjanya. Kepala sekolah yang statusnya guru dengan
tambahan tugas, masih mempunyai tugas mengajar sehingga dapat melakukan PTK karena
mepunyai kelas.
2. Prinsip Penelitian Tindakan
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang
penelitian tindakan, perlu kiranya di pahami bersama prinsip prinsip yang harus dipenuhi
apabila berminat dan akan melakukan penelitian tindakan kelas. Adapun prinsip prinssip
dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin
Penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal
yang sudah ada. Dengan demikian, apabila guru akan melakukan beberapa kali
penelitian tindakan, tidak menimbulkan kerepotan bagi kepala sekolah dalam
mengelola sekolahnya
2. Adanya Kesadaran Diri untuk Memperbaiki Kinerja
Penelitian tindakan sifatnya buakn menyangkut hal hal statis, tetapi dinamis, yaitu
adanya perubahan. Penelitian tindakan bukan menyangkut materi atau topik pokok
bahasan itu sendiri, tetapi menyangkut penyajian topik pokok bahasan yang
bersangkutan, yaitu strategi, pendekatan, metode atau cara untuk memperoleh hasil
melalui sebuah kegiatan uji coba atau eksperimen.
3. SWOT sebagai Dasar Berpijak
Penilitian tindakan harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri atas unsur
unsur S-Strenght (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan), O-Opportunity
(kesempatan), T-Threat (ancaman). Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang
melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal
tersebut, penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabial ada kesejalanan antara
kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa.
4. Upaya Empiris dan Sistematik
Prinsip keempat ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga. Dengan telah
dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan,
berarti sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistematik,
berpijak pada unsur unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait
dengan objek yang sedang digarap.
5. Ikut Prinsip SMART dalam Perencanaan
Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal hal yang disebutkan
dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus:
1) Khusus spesifik, tidak terlalu luas misalnya melakuakan penelitian untuk pelajaran
bahasa, tetapi hanya satu aspek saja.
2) Mudah dilakukan, tidak sulit atau berbelit
3) Dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan
4) Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi dirinya dan subjek
yang dikenai tindakan
5) Tindakan tersebut sudah tertentu jangka waktunya, yaitu kapan dapat dilihat
hasilnya.
Di antara unsur dalam SMART, unsur yang sangat penting karena terkait dengan
subjek yang dikenai tindakan adalah unsur ketiga, yaitu A: Acceptable, dapat diterima oleh
subjek yang akan diminta melakukan sesuatu oleh guru.
Agar guru dan siswa sama sama puas dengan hasil dari penelitian tindakan yang
dilakukan oleh guru, hal yang perlu dipperhatiakn dalam penilaian karya tulis ilmiah adalah
bahwa metode pemeblajaran yang dilakukan seperti berikut.
1. Bukan seperti biasanya, tetapi harus cermelang
Jika misalnya guru mengguanakan metode diskusi dalam pembelajaran, harus
jelas diterangkan apa perbedaan metode diskusi yang dilakukan dalam
penelitian tindakan ini dengan metode diskusi yang sudah umum dilakukan.
Oleh karena itu, dalam rancangan harus ada uraian tentang
keunggualan/kecermelangan dibanding dengan yang sebelumnya.
2. Terpusat pada proses, bukan semata mata hasil
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak harus selalu berpikir dan
mengejar hasil, tetapi mengamati proses yang terjadi. Hasil yang diperoleh
merupakan dampak dari prosesnya. Untuk mengetahui apakah proses yang
terjadi sudah baik atau belum, guru menggunakan format pengamatan yang
terdiri dari butir butir rincian.
3. Alur Penalaran Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Untuk memulai penelitian tindakan, seperti sudah disebutkan sebelumnya, peneliti
perlu melakuakn identifikasi terhadap hal hal yang merupakan ketidakpuasan, atau dengan
kata lain menemukan masalah. Sebelum melanjutkan pembahasan, ada baiknya kita perjelas
dahulu masalah ini. Dari pengamatan dilapangan ternyata tidak sedikit diantara kita yang
kacau dalam dua pengertian, yaitu antara masalah dan latar belakang atau penyebabnya.
Penentuan tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut telah menggunakan alur penalaran,
suatu persyaratan yang harus diikuti ketika guru menyusun karya tulis ilmiah, tetapi
penalarannya belum benar. Secara garis besar, alur penalaran karya tulis ilmiah adalah
sebagai berikut.
Masalah Tujuan
Teori Pembahasan
Kesimpulan
C. Analisis Mahasiswa
1. Untuk merujuk tentang Pengertian PTK menurut analisis kelompok, dapat dirujuk
pada buku I. Pada buku I, diberikan pengertian awal tentang penelitian tindakan,
setelah itu menjelasakan penelitian tindakan kelas. Jadi bisa terlihat mana bedanya
tentang penelitian tidakan dan penelitian tidakan kelas.
2. Untuk merujuk tentang Prinsip Penelitian Tindakan Kelas menurut analisis
kelompok, daat dirujuk pada buku III. Pada buku III, diberikan penjelasan yang dapat
di mengerti pada tiap tiap point tentang prinsip penelitian tindakan kelas.
3. Dari kesebelas komponen dalam analisis kebutuhan pada bagian pertama, buku yang
memilki keunggulan yang lebih baik, buku I , Buku II, dan Buku III
4. Analisis pada buku pertama menjelaskan pengertian PTK, manfaat, hingga sampai
menyusun Proposal sehingga buku ini sangat baik digunakan dalam pemebelajaran
PTK, namun pada buku kedua penjelasan PTK di jelaskan hanya secara singkat hal
ini dikarenakan buku ini bukan buku yang mengulas PTK secara utuh, buku ketiga
buku ini memilki perincian yang sangat mendalam terutama dalam Penelitian
Tindakan untuk kepala sekolah dan pengawas, sertta penjelasan sasaran yang lebih
terperinci.
E. Daftar Pustaka
Arikunto, S,dkk., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas Untuk Mata Pelajaran Kimia (Dengan
Suplemen), Unimed Press, Medan