PROPOSAL
Oleh:
SUCI RAMADANI
NPM.1702080024
proposal, shalawat dan salam tak luput tercurah untuk Nabi besar Muhammad
Sebagai insani yang tak lepas dari ketidak sempurnaan, penulis menyadari
proposal ini, penulis banyak mendapatkan saran, bimbingan serta bantuan baik
2. Ibu Hj. Siti Mujiatun, SE, MM selaku Ketua Program Studi Perbankan
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis hingga selesai proposal ini.
kepustakaan.
5. Orang tua penulis (Ayah Supriatin dan Mama Minah Sulastri) yang selalu
i
dukungannya baik moril maupun materil.
6. Sahabat kuliah penulis Devi Ardianti, Adi Kurniawan, Dwi Frasturi, Fadlan,
7. Rekan- rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
merupakan kekurangan terdapat dalam penulisan ini, baik itu yang menyangkut
penataan kalimat, penelusuran data serta penyajian data secara tuntutan teoritis
dan praktis, itu adalah merupakan gambaran kelemahan dan keterbatasan dari
pihak penulis.
,semoga yang telah penulis lakukan mendapat Ridho Allah SWT. Amin
Suci Ramadani
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III : METODE PENELITIAN ..................................................................34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
susasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
oleh Allah SWT., yang diberikan bentuk sempurna serta akal pikiran agar dapat
dibedakan dengan makhluk hidup yang lainnya. Manusia diberikan akal agar
memengaruhi zaman. Seperti zaman sekarang ini, di mana pada abad ke 21 ini
teknologi berkembang dengan sangat pesat. Itu adalah hasil dari pemikiran
Manusia memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Hal itu terlihat ketika
manusia masih berusia dini. Dengan rasa ingin tahu itulah yang mendorong untuk
mengenal, memahami, dan menjelaskan berbagai hal yang ada dan juga berusaha
1
2
apasaja untuk memenuhi keinginannya, dan tentu saja hal itu dilakukan dengan
cara berpikir.
Namun, tidak semua manusia dapat berpikir dengan cara yang tepat. Di
zaman sekarang ini, di mana teknologi berkembang dengan sangat pesat, manusia
menjadi makhluk yang instan. Yang menginginkan segalanya dengan cara yang
cepat dan mudah, tanpa harus berpikir panjang dan matang. Demikian juga anak
sekolah saat ini, sebagian, memiliki pemikiran yang sangat mudah. Sehingga
memikirkan solusi tanpa memecahkan masalah tersebut agar tidak muncul lagi.
saja, masih ada siswa-siswi yang enggan untuk berbagi cerita dengan guru-guru
atau guru bimbingan dan konseling sekolah. Ketika siswa diajak untuk
bercerita sehingga mereka tidak dapat meluapkan emosi dan tidak dapat membuka
pikirannya dengan baik. Di sinilah peran seorang guru bimbingan dan konseling
X. Saat melakukan konseling dengan beberapa siswa kelas X terlihat dari cara
Pembelajaran 2021/2022”.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Pikir pada siswa dengan menggunakan Layanan Konseling Individual pada Siswa
D. Rumusan Masalah
2021/2022.?”
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
1. Teknik Interpretasi
bimbingan dan konseling) untuk menyampaikan arti dari pesan yang disampaikan
oleh konseli (klien/siswa), agar konseling lebih memahami makna dari setiap
pandangan baru atau penjelasan mengenai tingkah laku dan pikiran interpretasi
mengenai arti suatu tingkah laku yang harus dipikirkan oleh konseli.
6
7
adalah:
Menurut Fauzan Lutfi dkk (2008:57) berikut adalah aturan yang harus
bukan pada awal proses konseling, karena konselor harus terlebih dahulu
memperoleh banyak data sebagai dasar untuk membuat interpretasi dan klien
bias dan nilai-nilai konselor sendiri yang diproyeksikan kepada klien. Jangan
dipertanggungjawabkan.
c. Gunakan kata-kata atau frase yang tepat dalam respon interpretasi. Setelah
2. Pola Pikir
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.
Berpikir dapat juga dikatakan sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu
Berpikir dapat membentuk kebiasan terhadap diri setiap individu, hal ini
Orang yang merasa pusing ketika bangun tidur di pagi hari, itu karena ia
tersendiri dalam dirinya. Mindset yang dimiliki setiap manusia berbeda dengan
10
manusia yang lainnya. Hal ini karena manusia berpikir dan mempunyai kebiasaan
di antaranya:
Seseorang dapat berpikir positif karena pengaruh orang lain. Contoh: ketika
Contoh: perilaku manusia menjadi lebih baik di bulan Ramadhan, hal itu
dikarenakan tak seorangpun mau membuat Allah murka dan semua orang
tentu ingin mendapatkan kebaikan yang banyak di bulan suci. Tetapi setelah
bulan Ramadhan berlalu, ia kembali seperti sedia kala, bahkan bisa lebih
11
keahlian.
Inilah jenis berpikir positif yang paling baik dan paling kuat karena tidak
seperti ini akan menjalani hidupnya dengan damai, tenang, dan bahagia.
1. Masalah dan kesengsaraan hanya ada dalam persepsi. Jika Anda mengubah
Allah, lalu berkonsentrasi pada upaya mencari solusi, maka Anda akan
2. Masalah tidak akan membiarkan Anda dalam kondisi yang ada: ia akan
membawa Anda pada kondisi yang lebih baik atau lebih buruk. Setiap masalah
yang datang kepada kita dalam hidup ini membuat kita keluar dari rasa tenang,
perasaan kita sampai kita dapat melepaskan diri darinya dengan cara-cara
tertentu.
3. Jangan jadi masalah, pisahkan dirimu dari masalah. Masalah hanya romantika
hidup yang dapat kita pelajari agar lebih bijaksana, lebih ahli, dan lebih
berpengalaman. Masalah hanya salah satu kondisi aktivitas hidup yang harus
dihadapi secara wajar dan disikap dengan tenang hingga kita menemukan
Anda.
4. Belajarlah dari masa lalu, hiduplah pada masa kini, dan rencanakanlah masa
depan. Banyak orang yang mengeluhkan masa lalu dan masa depan. Keduanya
tidak ada saat ini. Masa lalu dan segala peristiwa yang ada di dalamnya telah
5. Setiap masalah ada solusi spiritualnya. Ketika kita tawakal kepada Allah,
masalah sesulit apapun bisa diatasi. Allah berfirman, ”Barang siapa tawakal
kenyataan baru.
13
7. Ketika Allah menutup satu pintu, pasti Dia membuka pintu lain yang lebih
baik.
1. Orang yang berpikir positif mengakui bahwa ada unsur-unsur negatif dalam
kehidupan setiap individu, akan tetapi ia yakin bahwa semua masalah dapat
diselesaikan.
2. Orang yang berpikir positif tidak mau kalah oleh berbagai kesulitan dan
rintangan.
3. Orang yang berpikir positif memiliki jiwa yang kuat dan konsisten.
5. Orang yang berpikir positif selalu membicarakan hal-hal yang positif dan
7. Orang yang berpikiran positif yakin bahwa semua orang memiliki daya
kreatif.
1. Menerima diri sendiri bukan berarti pasrah pada keadaan diri. Menerima diri
sendiri berarti bersyukur dengan segala yang dimiliki, seperti kondisi fisik,
2. Meneladani orang-orang yang telah sukses karena pikiran dan sikap positif
mereka.
oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah
pribadi klien. Pembahasan masalah klien di dalam layanan ini bersifat mendalam,
menyentuh hal-hal yang penting tentang diri klien (bahkan sangat penting yang
boleh jadi menyangkut rahasia pribadi klien), bersifat meluas, meliputi berbagai
sisi yang menyangkut permasalahan klien, namun juga bersifat spesifik menuju ke
pembimbing”.
konseling yang dilakukan oleh konselor (guru bimbingan dan konseling) dalam
sebagai berikut:
wawasan berubah, dan akibat dari wawasan baru yang diperoleh, maka
16
timbullah pada diri siswa reorientasi siswa yang positif terhadap kepribadian
dan kehidupannya.
b. Memelihara mencapai kesehatan moral yang positif. Jika hal ini tercapai maka
lainnya.
1) Tujuan Umum
yang sedang dihadapi oleh klien. Apabila masalah klien itu dicirikan sebagai (a)
sesuatu yang tidak disukai adanya, (b) sesuatu yang ingin dihilangkan, dan (c)
hambatan atau kerugian yang ditimbulkan oleh sesuatu yang dimaksudkan itu.
2) Tujuan Khusus
seluk-beluk yang dialami secara mendalam dan komprehensif, serta positif, dan
spesifik masalah yang dialami oleh klien (fungsi pengentasan). Pemahaman dan
pengentasan masalah merupakan fokus yang sangat khas, konkrit, dan langsung
positif yang ada pada dirinya merupakan latar belakang pemahaman dan
positif klien sebagai fokus dan sasaran layanan. Di samping itu, keempat,
pengembangan dan pemeliharaan potensi dan unsur-unsur positif yang ada pada
pencegahan).
dilanggarnya hak-hak klien sehingga klien teraniaya dalam kadar waktu tertentu,
sasaran yang merupakan wujud dari keseluruhuan fungsi konseling itu, secara
Gabungan capaian tujuan umum dan tujuan khusus yang dapat diraih
berikut:: (1) tahap awal (tahap mendefenisiskan masalah); (2) tahap inti (tahap
1) Tahap Awal
Tahap ini dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai
konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa hal yang
terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus
oleh klien.
klien, berisi: (1) kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang
diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan; (2) kontrak tugas, yaitu
berbagi tugas antara konselor dan klien; dan (3) kontrak kerjasama dalam
proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama antara
2) Tahap Inti
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, di antaranya:
20
3) Tahap Akhir
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:
konseling.
Pada tahap akhir ditandai dengan beberapa hal, yaitu: (1) menurunnya
kecemasan klien; (2) perubahan tingkah laku klien ke arah yang lebih positif,
sehat, dan dinamis; (3) pemahaman baru dari klien tentang masalah yang
dihadapinya; dan (4) adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan
B. Kerangka Konseptual
guru bimbingan dan konseling untuk menyampaikan arti dari pesan yang
disampaikan oleh siswa, agar siswa lebih memahami makna dari setiap
Permasalahan yang dihadapi siswa dientaskan dengan solusi yang tidak matang.
masalah yang lainnya. Setiap individu memiliki potensi untuk berpikir secara
tersebut melakukannya.
seorang guru bimbingan dan konseling yang akan membantu untuk menemukan
Gambar 2.1
menggunakan LAYANAN
TEKNIK INTERPRETASI
KONSELI
untuk
POLA mengembang
PIKIR kan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
tiga bulan. Dimulai sejak bulan Juni 2018 dan berakhir pada bulan Agustus 2019.
Tabel 3.1
Bulan / Minggu
N Oktobe Februar
Jenis Kegiatan November Desember Januari
o r i
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 ACC Judul
Pembuatan
3
Proposal
Bimbingan
4
Proposal
Seminar
5
Proposal
6 Revisi Proposal
7 Penelitian
Bimbingan
8
Skripsi
Sidang Meja
9
Hijau
22
23
1. Subjek Penelitian
populasi”.
Adapun yang menjadi subjek di dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
dan guru bimbingan dan konseling SMA MUHAMMDIYAH 01 Medan, Jalan
Utama No.170, Kota Matsum II, Medan Area
Tabel 3.2
2. Objek Penelitian
sample adalah bagian atau waktu populasi yang diteliti”. Objek dalam penelitian
Tabel 3.3
No
Kelas Subjek Objek
.
1 X – AV 1 33 2
2 X – AV 2 33 2
3 X – AV 3 33 -
4 X – KR 1 34 2
5 X – KR 2 33 -
6 X – KR 3 33 -
7 X – KR 4 34 -
8 X – TSM 1 34 -
9 X – TSM 2 32 -
10 X – PL 22 2
Jumlah 321 8
digunakan guru bimbingan dan konseling untuk menyampaikan arti dari pesan
yang disampaikan oleh siswa, agar siswa lebih memahami makna dari setiap
25
Berpikir dapat membentuk kebiasan terhadap diri setiap individu, hal ini
tempat dan waktu serta diperkuat dengan keyakinan dan proyeksi sehingga
menjadi kenyataan dan dapat dipastikan di setiap tempat dan waktu yang sama.
oleh seorang guru bimbingan dan konseling terhadap seorang siswa dalam rangka
ini bersifat mendalam, menyentuh hal-hal yang penting tentang diri siswa (bahkan
sangat penting yang boleh jadi menyangkut rahasia pribadi siswa), bersifat
meluas, meliputi berbagai sisi yang menyangkut permasalahan siswa, namun juga
Tindakan BK. Data yang dikumpulkan adalah berupa penjelasan kata-kata atau
Tindakan BK adalah sebuah proses investigasi, terkendali yang berdaur ulang dan
26
menafsirkan dan menyimpulkan data yang diperoleh dari suatu tindakan atau
E. Langkah-langkah Penelitian
bimbingan dan konseling (PTBK), dengan model siklus sepreti yang dikemukakan
oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Hidayat dan Badrujaman (2012). Setiap
siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencenaan, tindakan, observasi, dan
Gambar 3.1
Perencanaa
Tindakan I
Evaluasi Observasi
Refleksi
27
sampai dengan selesai apabila siswa sudah memiliki pola pikir yang positif dan
matang.
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan penelitian ini digunakan alat
atau disebut juga dengan instrumen penelitian. Alat yang digunakan dalam
1. Observasi
diadakan dengan menggunakan alat indra, atau bantuan benda perekam atas
Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah siswa kelas X yang memiliki
2. Wawancara
28
teknik untuk mengumpulkan data tentang diri pribadi, tentang pribadi siswa pada
kesimpulan.
penelitian tindakan ini, maka perlu kelengkapan data, kualitas alat pengumpul
data dan ketepatan alat analisisnya Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
a. Redukasi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah diredukasi akan memberikan gambaran yang lebih
b. Penyajian Data
29
Dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Hal ini
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dianalisis dengan cara mencatat
yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal ini diberi kode agar sumber
30