Anda di halaman 1dari 39

i

ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT DALAM


PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
DI KELURAHAN KEBALEN KABUPATEN BEKASI

PROPOSAL TESIS

AVI KHARINA
1821622011

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS

2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan izin Allah, penulis dapat menyelesaikan
proposal tesis penelitian ini yang berjudul “Analisis Perilaku Masyarakat dalam
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Kebalen Kabupaten Bekasi”.
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Magister Sains.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih setulusnya kepada


Bapak Dr. Zainal Arifin, M,Hum dan Bapak Rizki Aziz, ST, MT, PhD sebagai dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan tambahan ilmu selama
proses penyusunan tesis ini. Kemudian, ucapan terima kasih yang teristimewa untuk
orang tua, keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan tesis ini.

Bekasi, Juni 2022

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................v
DAFTAR ISTILAH....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Perumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................5
1. Tujuan Umum.............................................................................................5
2. Tujuan Khusus............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian............................................................................................6
1. Pemerintah Daerah.....................................................................................6
2. Masyarakat.................................................................................................6
3. Peneliti........................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................8


A. Perilaku.............................................................................................................8
1. Definisi Perilaku.........................................................................................8
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku..............................................8
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku dalam Pengelolaan Sampah......8
C. Definisi Sampah Rumah Tangga dan Klasifikasi...........................................12
1. Definisi Sampah Rumah Tangga..............................................................12
2. Klasifikasi Sampah...................................................................................13
D. Pengelolaan sampah rumah tangga.................................................................13
E. Penelitian yang terkait dalam pengelolaan sampah rumah tangga.................15
F. Kerangka Pemikiran.......................................................................................17
iii

Halaman

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................19


A. Waktu dan Lokasi Penelitian..........................................................................19

B. Rancangan Penelitian......................................................................................19

C. Populasi dan Sampel.......................................................................................19

D. Jenis Data........................................................................................................21

E. Definisi Operasional.......................................................................................21

F. Alur Pelaksanaan Penelitian...........................................................................23

1. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................24

2. Teknik Pengolahan Data..........................................................................25

G. Analisis Data...................................................................................................27

1. Analisis Univariat.....................................................................................27

2. Analisis Bivariat.......................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................28
iv

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penelitian yang Dilakukan Terkait Analisis Prilaku Masyarakat dalam

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.........................................................................15

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Independen dan Variabel Dependen..........21

Tabel 3.3 Penilaian Skala Likert.................................................................................24

Tabel 3.4 Variabel dan Koding Penelitian..................................................................25


v

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...........................................................................18

Gambar 3.2 Alur Pelaksaan Penelitian..................................................................23


v

DAFTAR ISTILAH
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia terus mengembangkan dan menghasilkan produk produk mutakhir


untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling mendasar, namun produksi dan
konsumsi sumber daya yang dihasilkan berakhir dengan masalah yang menonjol
mengenai timbulan dan pengelolaan limbah padat di berbagai belahan dunia
(Mamady, 2016). Tingginya nilai konsumsi masyarakat perkotaan dalam
memenuhi kebutuhan hidup menjadi penyumbang tingginya sampah rumah
tangga. Permasalahan sampah tidak saja sekedar menjadi masalah lingkungan,
melainkan sudah menjadi masalah sosial ditengah masyarakat. Seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan laju ekonomi disuatu daerah yang meningkat,
volume sampah yang dihasilkan juga akan meningkat, pasalnya setiap warga
mulai dari umur yang masih kecil hingga orangtua sudah pasti menghasilkan sisa
sampah dari kegiatan sehari harinya. Sehingga kenyataan nya penanganan dan
pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah daerah
belum optimal, karena sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh
terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitarnya (Rahman, 2013).

Sampah bagi negara maju telah menjadi bagian penting bagi industri untuk
dilakukan pengelolaan dan pemanfaatan kembali, namun belum demikian dengan
negara berkembang, salah satunya Indonesia. Pada tahun 2020, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaporkan total sampah yang dihasilkan
secara nasional mencapai 68,7 ton, dimana sekitar 185.753 ton sampah dihasilkan
setiap hari oleh 270 juta orang (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
2020).

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional


(SIPSN) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2021, menunjukkan
bahwa sumber sampah terbesar berasal dari sampah domestik atau sampah yang
berasal dari rumah tangga, sebesar 40,31%. Pada jenis komposisi lain nya adalah
Kulit/ Karet (3,38%), Kain (6.3%), Logam (6,45%), Plastik (15,6%),
Kayu/Ranting(12,3%), Kertas/karton(11.9%) (SIPSN, 2021). Berdasarkan data
diatas disebutkan bahwa sampah rumah tangga menjadi urutan sumber sampah
2

terbanyak. Perilaku masyarakat menjadikan salah satu faktor kunci dalam


mengatasi permasalahan sampah di wilayah tersebut. Keterlibatan masyarakat
umumnya terbatas untuk melakukan proses pengelolaan sampah, karena
membuang sampah pada tempatnya saat ini belum cukup untuk mengurangi
dampak pada lingkungan, dibutuhkan upaya untuk pengelolaan sampah dengan
cara memilah sampah organik dan sampah anorganik (Artiningsih, 2008)

Kabupaten Bekasi merupakan salah satu kota yang memiliki masalah dalam
pengelolaan sampah rumah tangga. Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi cukup
besar dan berperan dalam penyumbang sampah yang cukup banyak. Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi, jumlah penduduk pada tahun
2018 sebesar 3.630.907 jiwa (BPS Kab Bekasi, 2018). Sumber sampah yang
terbanyak adalah sampah rumah tangga dari pemukiman penduduk mencapai
hingga 62 % dari total sampah yang dihasilkan. (Hartono et al., 2020). Salah satu
wilayah yang tercatat memiliki jumlah timbunan sampah terbanyak di Kabupaten
Bekasi adalah Kecamatan Babelan di Kelurahan Kebalen, dengan jumlah
timbunan sampah 1,5 ton/hari atau mencapai 500 ton/tahun dalam satu terakhir
(UPTD 1 Persampahan Kab Bekasi, 2021).

Upaya strategi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Unit Pelaksanaan


Teknis Dinas (UPTD) wilayah 1 Persampahan Kab Bekasi di Kelurahan Kebalen,
dimana berawal dari penyediaan sarana prasarana Tempat Pemrosesan Sementara
(TPS) hingga sampai ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), tetapi upaya ini masih
saja menyisakan persoalan. Persoalan tersebut adalah perilaku, kesadaran dan
keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah masih sangat minim.
Masyarakat masih saja membuang sampah secara liar tanpa memikirkan dampak
pencemaran dari sampah. Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) juga tidak sepenuhnya masyarakat memahami dan menerapkan konsep
tersebut. (Riswan, 2011).

Permasalahan sampah erat kaitannya dengan perilaku masyarakat.


Permasalahan tersebut jika tidak cepat diatasi, akan berdampak pada lingkungan,
seperti timbulnya berbagai penyakit, bencana banjir, dan masalah serius lainnya.
Menurut (Lawrence, 1980) dalam (Notoatmodjo, 2003), perilaku dipengaruhi oleh
3

faktor predisposisi (pendidikan, sikap, motivasi), faktor pendukung (ketersediaan


sarana, pendapatan, pekerjaan), dan faktor penguat yaitu regulasi dan peraturan
yang terkait (Notoatmodjo, 2003).

Salah satu bentuk perilaku masyarakat terkait dengan pengelolaan sampah


yaitu belum diterapkannya prinsip 3R secara utuh. Masyarakat belum menerapkan
prinsip 3R secara utuh dikarenakan pengetahuan yang masih rendah, Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yossi Dharma, 2011. yang
mengatakan bahwa rendahya pengetahuan pada masyarakat, akan membentuk
tindakan seseorang dalam berperilaku. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih baik dibandingkan dengan pengetahuan yang masih rendah (Dharma,
2011).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan ke lapangan dan mewawancarai


salah satu staf UPTD 1 Persampahan, diketahui masyarakat setempat masih
banyak yang membuang sampah sembarangan disepanjang jalan dan
dilakukan dengan terang terangan. Segala bentuk aturan sudah diberlakukan
oleh dinas setempat, tapi masih sulit untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat untuk tidak membuang sampah rumah tangga mereka. Berbagai
upaya juga telah dilakukan oleh UPTD Pengelolaan Persampahan dalam
menangani masalah ini, mulai dari memberlakukan sanksi tegas kepada
masyarakat yang membuang sampah liar, melakukan pengangkutan sampah
setiap hari pada lokasi pembuangan sampah liar, pemagaran tempat pembuangan
sampah liar, serta melakukan pemasangan papan himbauan atau spanduk larangan
buang sampah sembarangan hingga melakukan sosialisi kepada masyarakat.
Adapun kendala lain yang dihadapi adalah sarana prasarana untuk menuju ke
pemukiman masyarakat masih terbatas.

Melihat permasalahan diatas serta teori yang terkait, dirasa perlu dilakukan
penelitian mengapa masyarakat di Kelurahan Kebalen Kabupaten Bekasi terkesan
masih suka buang sampah sembarangan bagaimana perilaku masyarakat dalam
pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Kebalen Kabupaten Bekasi.
Kecamatan Babelan memiliki khususnya 9 kelurahan dengan jumlah timbulan
sampah yang berbeda, diantaranya Kelurahan Bahagia mencapai 0,58 ton/tahun,
Kelurahan Kebalen 497,5 ton/tahun, Desa Kedung Pengawas 1,2 ton/tahun, Desa
Kedung jaya 3,9 ton/tahun, Desa Babelan Kota 3,8 ton/tahun, Desa Buni Bakti
4ton/tahun, Desa Muara Bakti 19,7 ton/tahun, Desa Hurip Jaya 1ton/tahun dan
5

Pantai Hurip 1ton/tahun (UPTD 1 Persampahan Kab Bekasi, 2021). Berdasarkan


laporan jumlah timbulan sampah tersebut, bisa dilihat bahwa Kelurahan Kebalen
dengan jumlah timbulan sampah tertinggi mencapai 500 ton/tahun dibanding
dengan jumlah timbulan sampah di kelurahan lainnya. Kelurahan Kebalen juga
lebih banyak mendominasi jumlah penduduknya yang tinggal di pemukiman,
selain itu Kelurahan Kebalen diketahui memiliki lahan kosong yang digunakan
warga untuk membuang sampah liar dan di sekitaran sepanjang jalan masih
ditemukan timbunan sampah, umumnya masyarakat tersebut membuang sampah
tanpa memilah dan memisahkan sampah sesuai dengan konsep 3R (Reuse,
Reduce, Recycle). Hal ini akan menimbulkan berbagai masalah, yaitu semakin
banyaknya timbulan sampah yang dihasilkan dan menyebabkan terjadinya nya
pencemaran lingkungan yang berdampak pada kesehatan masyarakat.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di latar belakang mengenai sampah rumah tangga di


Kelurahan Kebalen, bisa dilihat bahwa jumlah timbulan sampah di Kelurahan ini
memiliki jumlah paling banyak dibandingkan dengan kelurahan lainnya. Upaya
UPTD 1 Persampahan saat ini sudah menyediakan sarana dan regulasi tentang
sampah, serta memberlakukan sanksi kepada masyarakat yang membuang sampah
secara liar, namun usaha yang sudah dilakukan dinas terkait terlihat masih belum
berhasil untuk mengatasi persoalan sampah. Pengamatan yang dilakukan pada
saat pengambilan data awal, terlihat disepanjang jalan di kelurahan ini sangat
banyak sampah liar yang berserakan. Melihat fenomena ini, masalah diasumsikan
bahwa timbunan sampah rumah tangga di Kelurahan Kebalen ini erat kaitannya
dengan perilaku masyarakat nya. Masyarakat di Kelurahan Kebalen ini dinilai
masih buruk dalam menangani sampah rumah tangganya. Oleh sebab itu maka
perlu di teliti faktor-faktor apa yang menyebabkan hal itu terjadi serta dengan
diketahuinya pengaruh faktor tersebut diharapkan dapat memberikan solusi yang
tepat untuk mengatasinya (Pambudi, 2017).

Masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa sampah rumah tangga bisa


dimanfaatkan kembali melalui proses pengelolaan dengan prinsip 3R serta
6

merubah cara pikir masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga


(Tansatrisna, 2014).

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di pengaruhi


oleh beberapa faktor. Menurut Lawrence dalam (Notoatmodjo, 2003), perilaku
masyarakat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor presdisposisi (sikap,
pengetahuan, pendidikan) faktor pemungkin (sarana), dan faktor penguat
(regulasi). Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelilitian ini
adalah :

1. Apa kah yang mendasari perilaku masyakarat di Kelurahan Kebalen suka


dalam membuang sampah sembarangan?

2. Adakah hubungan faktor presdisposisi, faktor pemungkin, dan faktor


penguat terhadap perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah
tangga?

3. Apakah kendala yang dihadapi masyarakat Kelurahan Kebalen dalam


pengelolaan sampah?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di
Kelurahan Kebalen.

2. Tujuan Khusus
1. Menganalisis gambaran karakteristik faktor presdisposisi
(sikap,pendidikan, pengetahuan), faktor pemungkin (regulasi) dan faktor
penguat (sarana) perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah
tangga.

2. Menganalisis hubungan perilaku dengan faktor yang yang mempengaruhi


perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

3. Mengidentifikasi kendala masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah


tangga di Kelurahan Kebalen.S
7

D. Manfaat Penelitian
1. Pemerintah Daerah

Hasil dari penelitian ini secara aplikatif diharapkan menjadi bahan masukan
dalam kebijakan Pemerintah Kabupaten Bekasi khususnya Kelurahan Kebalen
dalam menangani pengelolaan masalah sampah pada masyarakat.

1. Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan dan informasi baru untuk masyarakat tentang
bagaimana pengelolaan sampah sesuai dengan konsep 3R (Reduce, Reuse and
Recycle)

2. Peneliti
Menambah wawasan dan teori dalam penerapan perilaku dengan konsep
wawasan lingkungan serta pengelolaan sampah rumah tangga.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku
1. Definisi Perilaku

Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktifitas dari pada manusia itu
sendiri, perilaku tersebut baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung.
Berdasarkan hal ini perilaku terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi yang disebut rangsangan, dengan demikian suatu
rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi perilaku (Yunus, 2022).

Menurut Notoadmodjo (2003) perilaku adalah kegiatan atau aktifitas


manusia, sedangkan perilaku manusia merupakan aktifitas atau kegiatan manusia
yang sangat luas sifatnya, diantaranya cara berfikir, cara mengendalikan emosi,
seperti contoh cara mengolah dan membuang sampah (Notoatmodjo, 2003)

Manusia memiliki beragam perilaku yang bisa dilihat dari bagaimana


manusia tersebut saling berhubungan dan berinteraksi, begitupun dengan cara
manusia berperilaku terhadap lingkungan, dapat diketahui bagaimana keadaan
lingkungan tersebut jika dilihat dari perilaku manusia nya (Pinto, 2016). Salah
satu penyebab utama tejadinya kerusakan pada lingkungan adalah dari perilaku
manusia, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan masih sangat minim.
Perilaku tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
pendidikan, pengetahuan, sikap, serta sosial masyarakat, dan faktor pendukung
lainnya seperti ketersediaan bak sampah, adanya layanan pengangkutan sampah
dan adanya biaya transportasi layanan sampah (Hill et al., 1975). Kebiasaan
seseorang berperilaku dalam pengelolaan sampah seperti salah satu proses 3R
yaitu pemilahan (reuse), hal ini dipengaruhi oleh faktor sikap, norma sosial, dan
kesadaran berperilaku (Tobias et al., 2009). Perilaku masyarakat menjadi
variabel terpenting dalam pengelolaan sampah dan keberhasilan dalam
pengelolaan tersebut harus ditunjang dari kesadaran masyarakat itu sendiri
(Sukerti et al., 2017).
8

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrens Green 1980 (dalam Notoatmodjo, 2003) Perilaku manusia


dipengaruhi oleh :

a. Faktor Predisposisi (Presdisposing factor)

Faktor Presdisposisi ini menjadi faktor dasar dari sesorang itu berperilaku.
Faktor ini merupakan bawaan yang berifat pribadi untuk mendukung atau
menolak oleh suatu keadaan, dalam penelitian ini mencakup sikap,
pengetahuan dan pendidikan dari masyarakat dalam pengelolaan sampah
rumah tangga.

b. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)

Faktor pemungkin merupakan faktor yang meliputi semua lingkungan fisik,


dalam peneliltian ini meliputi tersedia nya sarana dan prasarana atau fasilitias
pengelolaan sampah rumah tangga (Dharma, 2011). Hal ini mencakup apakah
ada disediakan bak pengangkut sampah oleh petugas kebersihan, atau tersedia
nya Bank Sampah.

c. Faktor Penguat ( Reinforcing Factor )

Faktor ini mencakup peraturan atau regulasi, undang-undang serta


pengawasan dalam suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam pengelolaan
sampah rumah tangga.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat dalam


Pengelolaan Sampah
Berdasarkan penjelasan Lawrens Green (1980) (dalam Notoatmodjo, 2003),
perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga tidak terlepas dari
karakteristik individu maupun faktor eksternal. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku masyarakat, dan menjadi variabel indikator dalam
penelitian ini (Sukerti et al., 2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah :
9

1. Sikap
Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan respon atau reaksi
emosional seseorang terhadap suatu dorongan yang bersifat penilaian atau
pertimbangan yang dilakukan dengan keinginan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu (Notoatmodjo, 2007). Menurut Sarwono dalam (Dharma,
2011) menyebutkan sikap berbeda dengan perilaku dan perilaku belum tentu
mempresentasikan sikap seseorang, karena sering terjadi seseorang
memperlihatkan perilaku yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang
dalam pengelolaan sampah akan mempengaruhi perilakunya, semakin positif
sikap seseorang maka perilaku dalam pengelolaan sampah juga semakin baik,
begitupun sebaliknya (Puspitawati, 2012).

(Azwar, 2008) dalam (Pambudi, 2017) menjelaskan bahwa sikap bisa


bersifat positif dan bersifat negatif. Dalam sikap positif cenderung melakukan
tindakan menyenangi, mendekati, dan menyukai pada objek tertentu,
sedangkan sikap negatif mempunyai kecendrungan untuk menjauhi, tidak
menyenangi atau menolak dari suatu objek tertentu.

Sikap dalam penelitian ini adalah melihat bagaimana masyarakat dalam


menangani pengelolaan sampah melalui tindakan negatif atau positif. Hal ini
bisa dilihat dari indikator yang meliputi : penimbunan sampah, membuang
sampah secara liar, pemisahan sampah secara organik dan anorganik.
(Pambudi, 2017)

2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah tahapan awal sesorang dalam memulai mengetahui
gagasan baru dan gagasan baru tersebut selanjutnya bisa diterima dan
dipahami. Pengetahuan masyarakat dapat diperoleh dari banyak sumber
seperti melalui dunia pendidikan formal, melalui media yang berkembang
saat ini, atau diperoleh dari sosialisasi penyuluhan dan berinteraksi bersama
masyarakat. Adanya pengetahuan ini bisa mengubah sikap atau pola pikir
seseorang dalam melakukan tindakan, karena tindakan seseorang sering kali
salah, tanpa ada pengetahuan sebelumnya dibandingkan seseorang melakukan
tindakan yang benar atas dasar pengetahuan (Sukerti et al., 2017).
10

Kesalahan dalam melakukan tindakan dapat diminimalisir dengan adanya


pengetahuan. Semakin baik dan banyak pengetahuan maka akan semakin
positif juga perilaku seseorang dalam mengelola sampah (Wiryono, 2013).
Pada penelitian ini indikator dalam pengetahuan masyarakat yang meliputi :
bagaimana tingkat pemahaman definisi sampah rumah tangga secara umum,
tingkat pemahaman dengan memilah sampah organik dan anorganik, dan
tingkat pemahaman bagaimana dampak lingkungan dengan membuang
sampah sembarangan (Dharma, 2011).

3. Pendidikan

Menurut (Gurdjita, 2008) pendidikan adalah suatu proses dengan berbagai


metode untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman untuk
bersikap sesuai kebutuhan. Pendidikan merupakan suatu ikhtiar yang
diupayakan untuk meningkatkan wawasan, cara berfikir dan bersikap,
sehingga masyarakat yang memilki pengetahuan tinggi, memiliki perilaku
yang baik dalam mengelola sampah rumah tangga (Mulasari, 2019).
Pendidikan tinggi juga belum menjamin seseorang bisa melakukan
perilaku pengelolaan sampah dengan pemilahan sesuai konsep reuse.
Penelitian Owens (2000) dalam (Sabarinah, 2017), menyebutkan bahwa
orang yang memiliki pengetahuan rendah, banyak melakukan pemilahan
sampah dibanding orang dengan pendidikan yang lebih tinggi, dengan
melakukan daur ulang sampah dan menghasilkan insentif dari kegiatan
tersebut. Hal ini terjadi karena kurang nya kesadaran dalam melakukan
pengelolaan sampah (Mulasari, 2019). Adanya perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Waliki et al., 2020), bahwa pendidikan tinggi
berpengaruh pada pengelolaan sampah rumah tangga, dengan pendidikan
yang tinggi akan menjadikan cara berfikir dan pengetahuan seseorang dalam
mengambil keputusan termasuk pada perilaku pengelolaan sampah rumah
tangga (Waliki et al., 2020).
Pada penelitian ini faktor pendidikan tetap dijadikan indikator dalam
melihat bagaimana seseorang berperilaku dalam pengelolaan sampah, karena
ada keraguan dari kedua hasil penelitian diatas.
11

4. Sarana

Bruce (1990) dalam (Nahampun, 2009) menyebutkan sarana adalah suatu


unsur atau peralatan yang digunakan untung menunjang suatu kegiatan
pelaksanaan organisasi. Sarana dan prasarana erat hubungannya dengan
fasilitas pelayanan dalam pengelolaan sampah rumah tangga, sebagai contoh
tersedia atau tidaknya bak sampah organik dan non organik atau kegiatan
rutin yang dilakukan oleh petugas dalam pengangkutan sampah (Tansatrisna,
2014).

Tersedianya sarana dan prasarana memiliki fungsi penting dalam


meningkatkan pengetahuan sikap serta tindakan masyarakat dalam
pengelolaan sampah berdasarkan konsep 3R, dengan sedikitnya sarana
persampahan yang disediakan oleh dinas setempat, akan menjadikan turunnya
keinginan masyarakat untuk membuang sampah pada fasilitas yang sudah
disediakan (Dharma, 2011).

5. Regulasi Pengelolaan Sampah

Peraturan pemerintah menjadi dasar salah satu pedoman dalam


pengelolaan sampah rumah tangga. Hal tersebut menjadi aspek penting untuk
mengarahkan masyarakat (Thanh et al., 2012). Peraturan dalam pengelolaan
sampah rumah tangga di Indonesia saat ini adalah UU no 18 tahun 2008
tentang Pengelolaan sampah (Undang Undang RI No 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah, 2018), dan dilanjutkan dengan Peraturan Bupati Bekasi
No 33 Tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Kabupaten Bekasi
dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Peraturan Bupati Bekasi No 33
Tahun 2019 Tentang Kebijakan Strategi Daerah Dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga, 2019).

Adanya peraturan yang telah dikeluarkan oleh dinas setempat tentang


pengelolaan sampah rumah tangga, diharapkan masyarakat lebih memahami
bagaimana konsep pengelolaan sampah secara 3R, dan didalam aturan Bupati
tersebut di jelaskan adanya sanksi yang diterima masyarakat jika melakukan
tindakan membuang sampah liar.
12

C. Definisi Sampah Rumah Tangga dan Klasifikasi


1. Definisi Sampah Rumah Tangga

Menurut (Azkha, 2007) dalam (Waliki et al., 2020) sampah merupakan salah
satu permasalahan lingkungan hidup yang memiliki dampak pada kerusakan
lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Manusia sejatinya menghasilkan
sampah dalam kehidupanya sehari-hari, dengan meningkatnya laju pertumbuhan
penduduk, maka volume sampah juga terus meningkat.

Undang-undang no 18 tahun 2008 pasal 2 ayat 2 menjelaskan bahwa sampah


rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari aktifitas sehari hari manusia
dalam rumah tangga, bukan termasuk tinja dan sampah spesifik (Undang
Undang RI No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, 2018). Penjelasan
terkait mengenai sampah rumah tangga dalam Undang-undang no 18 tahun
2008, bahwa pengelolaan sampah rumah tangga dapat terwujud dalam konsep
3R (reuse, reduce, recycle) sehingga bisa di kelola kembali untuk penghematan
energi, sumber daya alam, serta pengendalian pencemaran lingkungan (Widodo
et al., 2021).

Sampah rumah tangga umumnya menghasilkan sampah berupa sisa makanan,


plastik, kain, kayu, kertas, bahkan ukuran besar seperti kasur bekas, tv bekas dan
lainnya. Kumpulan sisa dari aktifitas tersebut dapat meliputi rumah tinggal yang
ditempati oleh sebuah keluarga, atau sekumpulan rumah yang berada dalam
kawasan pemukiman, hasil dari sampah rumah tangga juga dapat menghasilkan
sampah golongan B3 (bahan berbahaya dan beracun) seperti contoh baterai
bekas, obat obatan yang sudah kadaluarsa, oli bekas dan lain nya (Enri
Damanhuri, 2010)
13

2. Klasifikasi Sampah

Menurut (Enri Damanhuri, 2010), sampah dikelompokkan berdasarkan


sumbernya, meliputi :

1. Pemukiman, terdiri dari sampah organik dan anorganik yang berasal dari
aktifitas rumah tangga, seperti sisa makanan, buah, sayuran, bekas
peralatan rumah tangga, sampah kebun, dan sebagainya.

2. Daerah komersial yang meliputi pertokoan, restoran, perkantoran, hotel,


pasar dan lain sebagainya. Jenis sampah yang dihasilkan berupa kertas,
kardus, kayu, sisa makanan rumah makan, limbah berbahaya beracun, dan
lainnya.

3. Institusi yang yang terdiri dari sekolah, universitas, rumah sakit, pusat
pemerintahan dan lainnya. Sampah yang dihasilkan umumnya hampir
sama dengan daerah komersial.

4. Sampah dari sisa kontruksi bangunan, yang berupa sisa sisa beton, debu,
semen, sisa perbaikan jalan.

5. Fasilitas umum, yang banyak ditemui di jalan, pantai, tempat rekreasi,


taman kota. Sampah yang dihasilkan berupa bungkus makanan, ranting
daun, kayu dan lainnya

6. Sampah pertanian yang dihasilkan oleh sisa sisa pertanian yang tidak bisa
diolah kembali.

D. Pengelolaan sampah rumah tangga

Menurut penjelasan Undang-Undang no 18 tahun 2008, pengelolaan sampah


merupakan sisa atau hasil buangan kegiatan sehari hari manusia ataupun hasil
alam yang berbentuk padat. Hasil sisa buangan sampah harus di lakukan secara
menyuluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganann
sampah. Pasal pasal 12 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap orang dalam
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga wajib untuk
menangani dan mengurangi sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan.
(Undang Undang RI No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, 2018).
14

Pengurangan dan penanganan sampah yang dimaksud dalam Undang-Undang


no 18 tahun 2018 yaitu dengan membatasi timbulan sampah, kegiatan daur ulang,
dan pengolahan kembali untuk pemanfaatan sampah. Melaksanakan kegiatan ini,
sangat diperlukan partisipasi dari masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan
sampah yang berwawasan lingkungan. (Tansatrisna, 2014).

Menurut Yolarita (2011) dalam (Nugraha et al., 2018), pengelolaan dalam


sampah rumah tangga lebih mengutamakan pengurangan sampah dari sumbernya
untuk mengurangi efek negatif yang ditimbulkan. Adanya prinsip 3R bertujuan
untuk memusatkan pada pengurangan sampah yang bersumber dari yang paling
tinggi yaitu rumah tangga.

Konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam (Kementerian Pekerjaan Umum,


2010) meliputi :

1.Reduce, yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah dari
sumber nya yang bisa dilakukan sebelum sampah tersebut dihasilkan. Cara
tersebut bisa diwujudkan dengan mengurangi perilaku konsumtif, merubah
kebiasaan boros yang menimbulkan banyak sampah, contoh nya pada
kehidupan sehari hari meliputi membeli produk yang dapat diisi ulang
(refill), mengurangi membeli kemasan plastik, dan lain sebagainya.

2.Reuse, yaitu menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi
sampah baru tanpa ada nya pengolahan, seperti menggunakan kantong
belanja dari kain yang bisa dipakai berkali kali, membawa botol minum,
menggunakan kembali wadah dari produk kebutuhan sehari hari, seperti
ember bekas menjadi pot bunga, bekas botol atau gelas plastik menjadi
tempat bumbu dapur dan lainnya.

3.Recycle, yang berarti memanfaatkan kembali sampah melalui proses daur


ulang setelah dilakukan proses pengolahan dan memilki kegunaan baru.
Proses recycle seperti mengolah sampah dapur berupa sisa makanan diolah
menjadi pupuk kompos, sisa kain yang bisa diolah menjadi keset kaki, dan
lain sebagainya.
15

Pada saat ini, proses pengelolaan sampah di Indonesia masih menerapkan


proses angkut kumpul dan buang, proses ini menimbulkan penumpukan di
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kelurahan Kebalen Kecamatan Babelan,
pemrosesan akhir berlokasi di TPA Burangkeng, yang dimana lahan pembuangan
tersebut sudah overload mecapai 20 ton timbulan sampah per hari (UPTD 1
Persampahan Kab Bekasi, 2021). Oleh karena itu, prinsip 3R dari sumber sampah
yaitu rumah tangga, diharapkan dapat membantu dan mempermudah proses
pengelolaan, disamping itu pengelolaan sampah dengan konsep 3R ini diharapkan
menambah nilai guna serta menghasilkan produk baru yang bisa dimanfaatkan
kembali (Tansatrisna, 2014). Upaya 3R membutuhkan peran masyarakat dalam
menangani masalah sampah, dimana upaya pengurangan timbulan sampah
berkaitan dengan perilaku masyarakat, maka dibutuhkan upaya untuk
menimbulkan kesadaran dan kepedulian masyarakat agar mendorong perilaku
yang berwawasan konsep lingkungan dalam pengelolaan sampah (Kementerian
Pekerjaan Umum, 2010).

E. Penelitian yang terkait dalam pengelolaan sampah rumah tangga

Beberapa penelitian yang terkait dalam Analisis perilaku Masyarakat


dalam pengelolaan sampah rumah tangga, pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian yang Dilakukan Terkait Analisis Prilaku Masyarakat dalam
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Hasil
1. Zakianis, 2017 The Importance of Cross Managing p = 0,05
Sabarinah, Waste Management Sectional Household Waste
Made djaja Knowledge to waste, sorting
Encourage Enviromental behavior at
Household Waste Value, the
Sorting Behaviour in Demogrhapy household
Indonesia level in
indonesia
is only 9%
with waste
management
knowledge
16

Lanjutan Tabel 2.1.


No Peneliti Tahun Judul Desain Variabel Hasil
2. Novriza 2015 Perilaku Masyarakat Cross Pengetahuan Variabel
Yulida dalam membuang Sectional Sikap sikap
sampah di Aliran Sarana merupakan
sungai Batang Implementasi variabel
Bakarek Karek Kota Kebijakan yang paling
Padang Panjang berpengaruh
terhadap
perilaku
masyarakat
di dalam
membuang
sampah.

3. Aditya 2018 Persepsi dan Cross Usia Ada korelasi


Nugraha partisipasi Sectional Jenis Kelamin yang
masyarakat terhadap Tingkat signifikan
pengelolaan sampah Pendidikan antara faktor
rumah tangga Pendapatan internal dan
melalui Bank eksternal
Sampah di Jakarta
Selatan
4. Riswan 2011 Pengelolaan Sampah Analitik Pendidikan Pengelolaan
Rumah Tangga di Observasional Pendapatan sampah
Kecamatan Daha rumah
Selatan tangga di
Kecamatan
Daha
Selatan
belum
dilaksanakan
secara
optimal

5. Nia Astina 2019 Faktor Faktor Yang Cross Pengetahuan p= 0,01


Berhubungan Sectional Pendidikan p= 0,63
dengan Perilaku Sikap p= 0,021
Masyarakat dalam Sarana dan p=0,014
Membuang Sampah Prasarana
rumah Tangga ke
Sungai di desa
Pamarangan Kab
Tabalong
17

F. Kerangka Pemikiran

Permasalahan pengelolaan sampah rumah tangga menjadi tanggung jawab


kita semua agar tidak terjadi kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat
dimasa yang akan datang. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
menjadi pemicu terus bertambahnya timbulan sampah setiap tahunnya.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2021, menunjukkan bahwa
sumber sampah terbesar berasal dari sampah domestik atau sampah yang berasal
dari rumah tangga. Hal ini menujukkan peran masyarakat dalam permasalahan ini
sangat dibutuhkan untuk ikut berpatisipasi dalam pengelolaan sampah.

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga merupakan


keterlibatan dari masing masing masyarakat itu sendiri. Perilaku dengan konsep
pengelolaan 3R harus sedini mungkin diterapkan dalam keseharian masyarakat.
Kepedulian dan pemahaman atas dampak yang ditimbulkan sampah diharapkan
bisa membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan tempat
tinggalnya. Perilaku tersebut bisa dilihat dari bagaimana masyarakat bersikap,
melalui tingkat pendidikan, dan pengetahuan, serta ditunjang dengan adanya
sarana dan regulasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, diupayakan solusi kepada
masyarakat untuk bisa menerapkan konsep lingkungan dalam pengelolaan sampah
rumah tangga, salah satunya dengan upaya pengelolaan sampah rumah tangga
menggunakan konsep 3R. Untuk lebih singkat nya, kerangka pemikiran bisa
dilihat pada gambar dibawah ini. Kerangka pemikiran dilihat pada gambar 2.1
18

Permasalahan Sampah

Sumber sampah terbanyak


berasal dari sampah domestik
(sampah rumah tangga) Sikap

Pengetahuann

Perilaku Masyarakat dalam


Pendidikan
pengelolaan sampah rumah tangga

Sarana

Ragulasi

Menerapkan Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R

Reuse Recycle
Reduce

Gambar 2.1Kerangka Pemikiran


BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Kebalen Kabupaten Bekasi.
Pemilihan Kelurahan Kebalen berdasarkan data timbulan sampah terbanyak
dibandingkan dengan desa lainnya, mencapai 500 ton/ tahun dalam jumlah
terakhir tahun 2021 (UPTD 1 Persampahan Kab Bekasi, 2021). Penelitian ini akan
dilakukan pada bulan April 2022 sampai dengan Juli 2022. Kegiatan penelitian ini
meliputi penyusunan proposal tesis, kolokium, pengumpulan data di lapangan,
seminar, penulisan draft tesis serta perbaikan laporan tesis.

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif dengan desain


penelitian cross sectional. Metode kuantitatif merupakan penelitian yang
melibatkan teori, desain, hipotesis dan penentuan subjek yang didukung dengan
pengumpulan data dan melakukan analisa data sebelum pengambilan keputusan
(Burhan, 2017). Desain penelitian cross sectional adalah desain penelitian yang
mempelajari korelasi resiko dengan efek, pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada satu waktu pada sampel yang telah ditentukan
(Notoatmodjo, 2012).

Studi cross sectional merupakan studi observasional analitik yang


menyelidiki hubungan antara dua parameter yang terkait dan tidak terkait. Desain
studi cross sectional digunakan untuk mengetahui gabungan antara perilaku
lingkungan dengan faktor resikonya (Najmah, 2016).

B. Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah total kepala keluarga (KK) yang terpilih
atau individu dari masyarakat sebagai suami/istri, atau invidu lain yang terlibat
dalam suatu pekerjaan kebersihan rumah tangga yang berada di Kelurahan
Kebalen dengan tingkat ketelitian 90%. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan jumlah
banyaknya penduduk tertinggi dan timbulan sampah terbanyak dalam satu tahun
20

terakhir, yaitu Kelurahan Kebalen dengan jumlah populasi 16.569 KK. Teknik
purposive sampling ini diambil karena sesuai dengan metode penelitian kuantitatif
dan menghasilkan sampel yang secara valid dapat dianggap mewakili populasi
(Sugiyono, 2018).
Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin
(Sevilla, Ochaves, Punsalan, Reggala dan Uriatare 1993) yaitu rumus yang
digunakan untuk menghitung banyaknya sampel minimum dalam suatu survey
populasi yang bertujuan untuk mengestimasi proporsi populasi. (Dharma, 2011).
Berdasarkan Rumus Slovin, diperoleh jumlah responden :

n = Jumlah Sampel (responden) yang diperlukan

N = Jumlah kepala keluarga pada satu kelurahan terpilih

(N= 16,569 KK)

e = Batas Kesalahan 10 %

n= 16,569

1 + 16,569 x 0,12

= 99,4.

Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah responden yang dibutuhkan

berjumlah 99,4 dan dibulatkan menjadi 100 orang.


21

C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer pada penelitian ini didapatkan secara langsung dari sumber
pertama melalui wawancara kuisioner kepada responden. Data sekunder adalah
data yang sudah ada sebelumnya guna untuk melengkapi data primer, meliputi
data jumlah penduduk, data timbulan sampah, dokumen instansi dinas terkait,
jurnal, serta artikel yang mendukung kelengkapan data penelitian (Sugiyono,
2018). Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain :
a. Undang-Undang RI no 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
b. Laporan jumlah timbulan sampah dalam satu tahun terakhir oleh dinas
UPTD 1 Wilayah Kabupaten Bekasi.
c. Data jumlah penduduk Kelurahan Kebalen
d. Data geografis beserta gambaran lokasi Kelurahan Kebalen dari kantor
kelurahan.
e. Jurnal nasional maupun internasional terkait dengan masalah penelitian.

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan suatu petunjuk berdasarkan karakteristik


mengenai hal yang dapat diobservasi, dan diamati untuk mengukur masing-
masing variabel (Sugiyono, 2018).

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini bisa dilihat pada Tabel
3.2 dibawah ini :
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Independen dan Variabel Dependen
Cara Alat
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Pengukuran Ukur Skala

Perilaku Tindakan masyarakat Wawancara Kuisione 0. Kurang Ordinal


dalam mencegah r baik, jika total
timbulnya volume skor median (≤
sampah, mengguna 20)
ulang, dan mendaur 1. Baik, jika
sampah total skor
median (≥20)
22

Lanjutan Tabel 3.2.

Cara Alat
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala
Pengukuran Ukur

Pendidikan Jenjang pendidikan Wawancara Kuisioner 0. Rendah ≤ Ordinal


terakhir yang ditempuh SMP (tidak
responden sekolah)
1. Tinggi ≥
SMA

Pengetahuan Tingkat pemahaman Wawancara Kuisioner 0. Buruk, jika Ordinal


masyarakat terhadap total skor (≤ 17)
sampah yg dihasilkan 1. Baik, jika total
dan pengelolaan skor (≥17)
sampah

Sikap Perilaku yang belum Wawancara Kuisioner 0. Negatif, jika Ordinal


diiringi tindakan total skor
langsung, atau median (≤ 10)
perasaan mendukung 1. Positif, jika
atau tidak terhadap total skor
objek median (≥10)

Sarana Ketersediaan sarana Wawancara Kuisioner 0. Kurang baik, Ordinal


utama dan penunjang jika total skor
persampaham dengan median (≤ 7).
jumlah dan jarak yang 1. Baik, jika total
memadai di sekitar skor median
pemukiman (≥7)
masyarakat.

Regulasi Tingkat kesediaan Wawancara Kuisioner 0. Kurang Baik, Ordinal


masyarakat dalam jika total skor
mengikuti aturan median (≤ 10)
kebijakan dari 1. Baik, jika total
Pemerintah dengan skor median
perubahan perilaku (≥10)
pengelolaan sampah

Sumber (Dharma, 2011).


23

E. Alur Pelaksanaan Penelitian

Berikut ini adalah tahapan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian :

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Menentukan Variabel Penelitian

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Analisis Data

Hasil Penelitian

Gambar 3.2 Alur Pelaksaan Penelitian


24

1. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara melalui
kuisioner. Kuisioner merupakan satu instrument dalam pengumpulan data
penelitian, khususnya pengumpulan untuk data primer. Kuisioner sangat
dibutuhkan untuk mengumpulkan informasi yang tidak bisa didapat melalui data
sekunder (Burhan, 2017). Kuisioner ini berisikan daftar pertanyaan atau
pernyataan secara tertulis yang ditujukan kepada masyarakat atau responden
pada penelitian (Dharma, 2011). Jawaban dari hasil pertanyaan masing masing
variabel independen dan variabel dependen diberikan skoring menggunakan
Skala Likert. Skala likert merupakan skala penelitian yang digunakan untuk
mengukur sikap dan pendapat, maksudnya disini kuisioner yang
menginstruksikan responden menujukkan tingkat persetujuan terhadap rangkaian
pertanyaan. Skala likert ini dilakukan untuk mengumpulkan data atau mengukur
data yang bersifat kuantitatif ataupun kualitatif terhadap fenomena sosial yang
menjadi objek penelitian (Sugiyono, 2018). Skala likert berdasarkan penjelasan
disajikan pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Penilaian Skala Likert

Variabel Nilai Pertanyaan/Pernyataan


Perilaku,Sikap,Pengetahuan,
Positif Negatif
Pendidikan,Sarana,Regulasi
Sangat Setuju/Sangat Sering 5 1
Sering/Setuju 4 2
Kadang-kadang/Tidak setuju 3 3
Jarang sekali/Sanga tidak setuju 2 4
Tidak pernah/Tidak peduli/Tidak tahu 1 5
Sumber : (Sugiyono, 2018)
25

2. Teknik Pengolahan Data

Data yang sudah diperoleh selanjutnya akan dilakukan pengolahan data agar
informasi yang telah didapatkan sesuai dan benar sebelum dilakukan analisis data.

Menurut Notoadmodjo (2012) Beberapa tahapan yang dilakukan dalam


pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. Editing Data
Editing data dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan hasil kuisioner
yang telah di isi responden. Kuisioner yang sudah di isi akan diperiksa
kembali oleh peneliti sebelum dilakukan pengkodingan data.

2. Koding
Setelah data dari variabel yang diperlukan sudah terkumpul dengan
menghitung total skor, selanjutnya dilakukan pengkodean dengan
memberikan koding berdasarkan hasil skor yang tertera pada definisi
operasional. Pada penelitian ini, kode 0 digunakan untuk kondisi yang kurang
baik, atau negatif, sedangkan kode 1 digunakan untuk kondisi baik atau
positif. Kode ini ditentukan dengan melihat tolak ukur pada masing-masing
variabel berdasarkan tinjauan pustaka dan jumlah skor dari hasil kuisioner
yang telah diisi responden, dapat dilihat dari Tabel 3.4
Tabel 3.4 Variabel dan Koding Penelitian

No Variabel Kode Keterangan


1 Perilaku 0 Responden yang belum melakukan pengelolaan sampah
sesuai konsep lingkungan
Total skor ≤ 20
1 Responden yang sudah melakukan pengelolaan sampah
sesuai dengan konsep lingkungan, total skor ≥20
2 Sikap 0 Responden dengan sikap negatif , total skor ≤ 20
Responden dengan sikap positif , total skor ≥ 20
1
3 Pengetahuan 0 Responden dengan pengetahuan buruk,
total skor ≤ 17
1 Responden dengan pengetahuan baik, total skor ≥17

4 Pendidikan 0 Pendidikan terakhir yang telah atau belum diselesaikan


responden ≤ SMP
1 Pendidikan terakhir yang telah diselesaikan responden ≥
SMA
26

Lanjutan tabel 3.4.


No Variabel Kode Keterangan
5 Sarana 0 Penilaian responden terhadap ketersediaan tempat
pemilahan sampah, kurang baik jika skor ≤7
Penilaian responden terhadap ketersediaan tempat
1 pemilahan sampah, baik jika skor ≥7
6 Regulasi 0 Tingkat kesediaan masyarakat dalam mematuhi
kebijakan pemerintah, kurang baik jika skor ≤10
1 Tingkat kesediaan masyarakat dalam mematuhi
kebijakan pemerintah, kurang baik jika skor ≥10
Sumber (Dharma, 2011).
Setelah dilakukan pengkodean, selanjutnya data tersebut dimasukkan pada
kode jawaban pada program analisis data yaitu SPSS (Statistikal Package for
The Social Sciences). SPSS merupakan program aplikasi yang digunakan
untuk menganalisis statistik dalam penerapan sosial (Budiyanto, 2013).

3. Entry Data
Setelah semua data sudah dilakukan pengkodingan, maka tahapan
selanjutnya memproses data sebelum dilakukan analisis. Proses entry data
dilakukan dengan cara menginput data dari kuisioner ke master table pada
perangkat komputer.

4. Pembersihan Data

Langkah terakhir dalam proses pengolahan data ini adalah pembersihan


data, dilakukan untuk mengkoreksi kembali apakah data yang sudah dinput
telah benar dan tidak hilang serta memastikan ketetapan kode yang sudah
ditetapkan tidak salah sesuai dengan kriteria (Notoatmodjo, 2012).
27

F. Analisis Data

Berdasarkan tujuan penelitian dalam penelitian ini, data yang didapatkan


melalui data primer dan data sekunder, data yang sudah diolah selanjutnya akan
di analisis. Analisis yang dilakukan dalam peneltian ini adalah analisis univariat
dan analisis bivariat.
1. Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat gambaran


parameter dari masing masing variabel yang akan diteliti, setelah itu disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dari keseluruhan variabel. Analisis ini
menggambarkan masing masing variabel dependen, independen, dalam bentuk
tabel dan grafik (Heryana, 2020). Pada penelitian ini, analisis univariat
dilakukan untuk mendeskripsikan perilaku, sikap masyarakat, pengetahuan
masyarakat, pendidikan masyarakat, sarana persampahan dan regulasi.
3. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel


independen yaitu perilaku, dengan variabel dependen yaitu sikap pendidikan,
pengetahuan, sarana persampahan, dan regulasi. Analisis ini melakukan uji
hipotetis dua arah untuk melihat hubungan dari variabel tersebut. Pada penelitian
ini seluruh data yang di analisis merupakan jenis data kategorik, maka dilakukan
dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji chi-
square dilakukan untuk menguji perbedaan persentase antara beberapa
kelompok (Saryono, 2003). Melalui analisis menggunakan uji chi-square, akan
ditarik satu kesimpulan, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) P value < 0,05, (Ho di tolak), menunjukkan adanya hubungan yang


bermakna atau signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen.

b) P value > 0,05, (Ho di terima), menunjukkan tidak adanya hubungan yang
bermakn atau signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
28

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, L. (2017). Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Membuang Sampah


Rumah Tangga Disungai Muaro Penyalinan Kota Padang.
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/9445
Artiningsih, A. (2008). Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga (studi kasus Jomblang, Kota Semarang) (Vol. 1, Issue 2).
http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/sa/article/view/29
Azkha, N. (2007). Pemanfaatan Komposter Berskala Rumah Tangga. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Kesehatan Masyarakat.
Azwar, A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan.
Peraturan Bupati Bekasi No 33 Tahun 2019 tentang Kebijakan Strategi Daerah
dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, (2019).
BPS Kab Bekasi. (2018). Jumlah Penduduk Kab Bekasi.
Budiyanto. (2013). Diklat Fungsional Statistik SPSS (B. P. Statistik (ed.)).
https://doi.org/10.4135/9781506326139.n655
Burhan. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Edisi kedua (P. F. I. Mandiri
(ed.)).
Dharma, Y. (2011). Analisis Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga di Kecamatan Pauh, Universitas Andalas Padang.
Enri Damanhuri, T. P. (2010). Pengelolaan Sampah, Diktat Teknik Lingkungan
Institusi Teknologi Bandung (p. 10).
Gurdjita. (2008). Hubungan Antara Pendidikan Formal dan Sikap Warga dengan
Perilakunya Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan. Jurnal
Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, 53–67.
Hartono, Widiasih, S., & Ismowati, M. (2020). Analisis Inovasi Bank Sampah
Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Perkotaan Di Kelurahan
Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi. Reformasi Administrasi,
7(1), 41–49.
Heryana, A. (2020). Analisis Data Penelitian Kuantitatif.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.31268.91529
Hill, R. J., Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention and
Behavior: An Introduction to Theory and Research. Contemporary
Sociology, 6(2), 244. https://doi.org/10.2307/2065853
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, K. L. H. dan K. (2020).
Membenahi Tata Kelola Nasional.
Kementerian Pekerjaan Umum. (2010). Modul Pengolahan Sampah Berbasis 3R.
In Badan Penelitian dan Pengembangan - Pusat Penelitian dan
Pengembangan Permukiman.
Lawrence, G. (1980). Health Education Planning, A Diagnostic Approuch (H. U.
Mayfield (ed.)).
Mamady, K. (2016). Factors influencing attitude, safety behavior, and knowledge
regarding household waste management in Guinea: A cross-sectional study.
Journal of Environmental and Public Health.
https://doi.org/10.1155/2016/9305768
Mulasari, Z. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pengelolaan
Sampah Pada Ibu Rumah Tangga Di Dusun Janti Kidul, Jatisarono,
Nanggulan, Kulon Progo. Kesehatan Masyarakat, 12.
Nahampun, H. S. (2009). Gambaran Pelaksanaan Prosedur tetap pengelolaan
Limbah Cair di Intalasi Rumah Sakit, Tangerang.
Najmah. (2016). Epidemiologi untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Edisi
kedua (P. R. G. Persada (ed.)).
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (P. R. Cipta (ed.)).
Notoatmodjo, S. (2003). Konsep Pengetahuan, Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. In J. Rineka Cipta (Ed.), Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (R. Cipta (ed.)).
Nugraha, A., Sutjahjo, S. H., & Amin, A. A. (2018). Analisis Persepsi Dan
Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di
Jakarta Selatan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan
(Journal of Natural Resources and Environmental Management), 8(1), 7–14.
https://doi.org/10.29244/jpsl.8.1.7-14
Pambudi. (2017). Analisis Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Tentang Pengelolaan
Sampah Terhadap Perilaku Warga Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga
Di Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Jurnal Kesehatan
Kusuma Husada, 101–108. https://doi.org/10.34035/jk.v8i2.226
Pinto, Z. (2016). Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang Mengakibatkan
Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Desa Poncosari,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY). Jurnal Wilayah
Dan Lingkungan, 3(3), 163. https://doi.org/10.14710/jwl.3.3.163-174
Puspitawati. (2012). Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dengan
Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Kelurahan Larangan Kota Cirebon.
Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 8(4), 349.
https://doi.org/10.14710/pwk.v8i4.6490
Rahman, A. (2013). Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga (Studi Kasus di Kelurahan Pasar Sarolangun). Jurnal Bina Praja,
05(04), 215–220. https://doi.org/10.21787/jbp.05.2013.215-220
Riswan, D. (2011). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Daha
Selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 9(1), 31–39.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/2085
Sabarinah, Z. (2017). The Importance of Waste Management Knowledge to
Encourage Household Waste-Sorting Behaviour in Indonesia. International
Journal of Waste Resources, 07(04). https://doi.org/10.4172/2252-
5211.1000309
Saryono, M. A. (2003). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam
bidang Kesehatan (Nuha Medika (ed.)).
SIPSN. (2021). Komposisi sampah Berdasarkan Sumber Sampah.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (B. Alfabeta
(ed.)).
Sukerti, N. L. G., Sudarma, I. M., & Pujaastawa, I. B. . (2017). Perilaku
Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Di Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar, Provinsi
Bali. In ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental
Science) (Vol. 11, Issue 2). https://doi.org/10.24843/ejes.2017.v11.i02.p05
Tansatrisna, D. (2014). Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga.
Thanh, N. P., Matsui, Y., & Fujiwara, T. (2012). An assessment on household
attitudes and behavior towards household solid waste discard and recycling
in the mekong delta region - southern Vietnam. Environmental Engineering
and Management Journal, 11(8), 1445–1454.
https://doi.org/10.30638/eemj.2012.180
Tobias, R., Brügger, A., & Mosler, H. J. (2009). Developing Strategies for Waste
Reduction by Means of Tailored Interventions in Santiago de Cuba.
Environment and Behavior, 41(6).
https://doi.org/10.1177/0013916509338004
UPTD 1 Persampahan Kab Bekasi. (2021). Jumlah Timbunan Sampah Kelurahan
Kebalen.
Undang Undang RI No 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, (2018).
Waliki, Y., Tjolli, I., & Warami, H. (2020). Community Perilaku Masyarakat
dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga di Distrik Manokwari Timur
Kabupaten Manokwari. Cassowary, 3(2), 127–140.
https://doi.org/10.30862/casssowary.cs.v3.i2.59
Widodo, D., Kristianto, S., Susilawaty, A., & Rakhmad, A. (2021). Ekologi dan
Ilmu Lingkungan. In Yayasan Kita Menulis.
Wiryono. (2013). Pengantar Ilmu Lingkungan (P. Media (ed.)).
Yunus, A. T. M. (2022). Sosiologi Lingkungan, Memaknai Entitas Manusia dan
Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai