XII TITL 1
Disusun Oleh :
1. Abdullah Alkhusain (01)
2. M. Bagas Sandika Pratama (21)
3. Wahyu Hafid Amalufian (32).
PEMERINTAHAN KABUPATEN
MOJOKERTO DINAS PENDIDIKAN
UNIT PELAKSANAAN TEKNISI SATUAN PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 PUNGGING
Jl. Raya Trawas, Pungging – Mojokerto
Telp./Fax. 0321-593257
Email : smkn1pungging_mjk@yahoo.co.id
Website : http://www.smkn1pungging.sch.id
2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
yang senantiasa selalu menyertai. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Produk Kreatif dan Kewirausahaan dalam pembuatan makalah mengenai pengendalian
kualitas jasa” sesuai dengan ketentuan dan waktu yang ditentukan. Makalah ini disusun
berdasarkan analisis dari kelompok kami sebenar - benarnya. Makalah yang telah penulis
susun ini, di buat sebagai syarat mutlak untuk dapat menyelesaikan penugasan, sesuai dengan
ketentuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis
berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semuanya dan bisa menjadi acuan
pembelajaran sesuai dengan bidangnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan utama dari pengendalian kualitas adalah untuk menentukam ruang lingkup proses
produki atau layanan jasa ditetapkan oleh perusahaan..Tujuan pengendalian kualitas secara
umum menurut Munjiati (2015) antara lain.;
A. Produk akhir memiliki spesifikasi dengan standart kualitas yang diberikan peusahaan.
B. Biaya design produk,.biaya inspeksi,.dan biaya proses manufaktur dioprasikan secara
efisien.
C. Prinsip pengendalian kualitas adalah proses yang berkelanjutan untuk dianalisis dalam
mengontrol dan meningkatkan proses yang memiliki fungsi untuk memenuhi spesifikasi
produk yang diinginkan oleh pelanggan.
D. Biaya kualitas.
Biaya kualitas pengaruh yang besar terhadap tingkat pengendalian kualitas dalam proses
produksi dimana biaya kualitas sangat berkaitandengan pencapaian produk berkualitas tingi.
Biaya kualitas meliputi.
3. MENGENAI PELANGGAN
3.1 Identifikasi Pelanggan
Pelanggan dapat didefinisikan sebagai salah satu alat untuk membeli yang
bertujuan untuk menerima produk dan jasa. Pelanggan memiliki dua tipe yaitu
eksternalinternal.
Sangat tergantung pada tiga hal yaitu: sistem, teknologi dan manusia. Faktor
manusia memegang kontribusi terbesar sehingga mutu layanan lebih sulit ditiru
dibandingkan dengan mutu produk dan harga. Salah satu konsep mutu layanan yang
popular adalah Servqual. Berdasarkan konsep ini kualitas layanan diyakini memiliki
lima dimensi yaitu:
- Reliability
- Responsiveness
- Assurance
- Emphaty
- Tangible.
2. Dimensi emosional
3. Dimensi kemudahan
Keandalan
Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan produk
sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan.
Rumusan dari kepuasan pelanggan menurut Tse dan Wilton dalam Tjiptono
(1997:36), dapat diperoleh sebagai berikut:
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa ada dua variabel utama
yang menentukan kepuasan pelanggan, yaitu expectations dan perceived
performance.
3. Keluhan Pelanggan
Mengingat besarnya dampak buruk dari pelanggan yang tidak puas, penting bagi
pemasar untuk menangani pengalaman negatif dengan tepat. Di luar itu, prosedur
berikut dapat membantu memulihkan itikad baik pelanggan:
a. Membuka “hotline” gratis 7 hari, 24 jam (lewat telepon, faks, atau e – mail)
untuk menerima dan menindaklanjuti keluhan pelanggan
b. Meenghubungi pelangan yang menyampaikan keluhan secepat mungkin.
Semakin lambat respon perusahaan, semakin besarlah ketidakpuasan yang
akan menimbulkan berita negatif.
c. Menerima tanggung jawab atas kekecewaan pelanggan; jangan menyalahkan
pelanggan
d. Memperkerjakan orang layanan pelanggan yang memiliki empati
e. Menyelesaikan keluhan dengan cepat dan mengusahakan kepuasan pelanggan.
Sebagian pelanggan yang menyampaikan keluhan sesungguhnya tidak
meminta kompensasi yang besar sebagai tanda bahwa perusahaan peduli.
Kotler, Hayes dan Bloom (2002) menyebutkan ada enam alasan mengapa suatu
institusi perlu mendapatkan loyalitas pelanggannya.
Pertama: pelanggan yang ada lebih prospektif, artinya pelanggan loyal akan
memberi keuntungan besar kepada institusi.
Kedua: biaya mendapatkan pelanggan baru jauh lebih besar berbanding menjaga
dan mempertahankan pelanggan yang ada.
Ketiga: pelanggan yang sudah percaya pada institusi dalam suatu urusan akan
percaya juga dalam urusan lainnya.
Keempat: biaya operasi institusi akan menjadi efisien jika memiliki banyak
pelanggan loyal.
Keenam: pelanggan loyal akan selalu membela institusi bahkan berusaha pula
untuk menarik dan memberi saran kepada orang lain untuk menjadi pelanggan.
Membangun loyalitas dengan cara menciptakan hubungan yang kuat dan erat
dengan pelanggan merupakan mimpi semua pemasar, dan hal ini sering menjadi kunci
keberhasilan pemasaran jangka panjang. Berikut 4 jenis kegiatan pemasaran yang penting
dalam meningkatkan loyalitas pelanggan:
a. Berinteraksi dengan pelanggan
- Program frekuensi
Program ini dapat membantu membangun loyalitas jangka
panjang dengan pelanggan, menciptakan lintas penjualan dalam proses.
c. Mempersonalikan pemasaran
1. Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku berfokus pada perilaku konsumen purnapembelian
dan mengukur loyalitas pelanggan berdasarkan tingkat pembelian
(frekuensi dan kemungkinan membeli lagi).
2. Pendekatan sikap
Pendekatan sikap menyimpulkan loyalitas pelanggan dari aspek
keterlibatan psikologis, favoritisme, dan sense of goodwill pada jasa
tertentu.
3. Pendekatan terintegrasi
Pendekatan terintegrasi mengkombinasikan dua variabel untuk
menciptakan sendiri konsep loyalitas pelanggan yaitu kombinasi sikap
senang pelanggan dan perilaku pembelian ulang.
2. Loyalitas Afektif
3. Loyalitas Konatif
Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja
sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi eksektasi,
pelanggan akan puas atau senang. Jika pemasar meningkatkan ekspektasi terlalu tinggi,
pembeli akan kecewa. Meskipun demikian, jika perusahaan menetapkan ekspektasi
terlalu rendah, perusahaan tidak akan menarik cukup pembeli (meskipun perusahaan
dapat memuaskan pelanggan yang membeli).
Jasa tidak dapat dipisahkan dari pemberi jasa itu, baik pemberi jasa itu
adalah orang maupun mesin. Jasa tidak dapat dijejerkan pada rak-rak
penjualan dan dibeli oleh konsumen kapan saja dibutuhkan.
c. Variability (Keanekarupaan)
Jasa tidak dapat tahan lama merupakan jasa yang dibuat yang
kegunaanya atau fungsinya tidak akan bertahan lama, karenanya tidak dapat
disimpan untuk penjualan atau penggunaan di kemudian hari. Sifat jasa yang
tidak tahan lama ini bukanlah masalah kalau permintaan tetap/teratur, karena
jasa-jasa sebelumnya dapat dengan mudah disusun terlebih dahulu, kalau
permintaan berfluktasi, perusahaan jasa akan dihadapkan pada berbagai
masalah yang sulit.
3.5 Model Kualitas Jasa Dari Parsuraman, Et Al.
Model kualitas layanan yang paling popular dan hingga kini banyak dijadikan
acuan dalam riset manajemen dan pemasaran jasa adalah model SERVQUAL (singkatan
dari service quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry
(1985,1988, 1990, 1993, 1994) dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam
sektor jasa; reparasi peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon
jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang sekuritas (Tjiptono,2011). Dalam serangkaian
penelitian mereka terhadap sektor-sektor jasa, model ini juga dikenal dengan istilah gap
analysis model.
Model ini berkaitan erat dengan model kepuasan pelanggan yang sebagian
besar didasarkan pada pendekatan diskonfirmasi. (Oliver,1997) dalam Tjiptono,2011.
Dalam pendekatan ini ditegaskan bahwa bila kinerja pada suatu atribut (attribute
performance) meningkat lebih besar dari pada harapan (expectations) atau atribut
yang bersangkutan, maka kepuasan dan kualitas jasa pun akan meningkat, begitu pula
sebaliknya (Tjiptono,2005). Menurut Parasuraman, et al. (1988) terkait dengan model
SERVQUAL, kualitas jasa didefinisikan sebagai penilaian atau sikap global berkenaan
dengan superioritas suatu jasa.
Masih dalam Tjiptono, 2011 disebutkan bahwa kolaborasi antara tiga pakar
terkemuka kualitas layana, A. Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, dan Leonard L. Berry
dimulai pada tahun 1983. Reputasi dan kontribusi ketiga pakar ini dimulai dari paper
konseptual mereka berjudul” A Conceptual Model of Service Quality and Its
Implications for future Research” yang dipublikasikan di Journal of Marketing . Dalam
paper tersebut, mereka memaparkan secara rinci lima gap kualitas layanan yang
berpotensi menjadi sumber masalah kualitas layanan.
Dalam penelitiannya, Parasuraman, et al., (1994) dalam Nasution (2004)
mengidentifikasikan lima kesenjangan (gap) yang menyebabkan kegagalan penyampaian
jasa. Lima gap utama tersebut adalah:
1. Gap antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen (knowledge gap)
Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas jasa tidak konsisten dengan
persepsi manajemen terhadap ekspektasi kualitas. Kadangkala manajemen
mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan pelanggan, tetapi mereka
tidak menyusun suatu standard kinerja tertentu yang jelas. Hal ini dikarenakan
tiga faktor, yaitu : tidak adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas
jasa, kekurangan sumberdaya, adanya kelebihan permintaan.
3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa (delivery gap)
Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas tidak terpenuhi oleh kinerja
dalam proses produksi dan penyampaian jasa.
5. Gap antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan (service gap)
Gap ini berarti bahwa jasa yang dipersepsikan tidak konsisten dengan
jasa yang diharapkan. Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja atau
prestasi perusahaan berdasarkan kriteria yang berbeda, atau bisa juga mereka
keliru menginterpretasikan kualitas jasa yang bersangkutan.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghilangkan gap-gap dalam
SERVQUAL adalah sebagai berikut:
a. Memperlancar arus komunikasi antara unit promosi/ iklan dan unit operasi,
antara
b. unit penjualan dan unit operasi, dan antara unit personalia, pemasaran, dan
operasi.
c. Memberikan layanan yang konsisten disemua tingkatan perusahaan.
d. Memberikan perhatian yang lebih besar pada aspek-aspek vital kualitas
pelayanan.
e. Menjaga agar pesan-pesan yang disampaikan secara eksternal tidak
membentuk harapan para pelanggan yang melebihi kemampuan perusahaan.
f. Mendorong para pelanggan untuk menjadi pelanggan yang baik dan setia.
3.6 Pengertian dan Jenis – Jenis Product Liability
Dan jaminan garansi tersurat ini sangat terbukti akurat dan terpercaya.
Karena memiliki bukti tertulis yang tercantum berbagai ketentuan – ketentuan
yang tertera di dalamnya atas pembelian yang dilakukan oleh pelanggan
tersebut. Dan hal ini memberikan konsumen rasa kepercayaan atas produk
yang mereka beli terhadap perushaan tersebut.
Jaminan garansi tersirat memberikan bahwa produk ini cukup cocok untuk
tujuan umum yang produk itu dirancang. tugas untuk menyediakan cukup
sesuai untuk produk tersirat oleh hukum.
Contoh dari jaminan garansi tersirat ialah produk kosmetik yang tidak
memilki penanda BPOM di label produk tersebut. Menandakan bahwa produk
yang di produksi oleh suuatu perusahaan yang tidak mencantumkan label atau
tanda BPOM maka produk tersebut ilegal atau tidak berbadan hukum.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil dari diskusi kami ialah bahwa apabila suatu perusahaan ingin memuaskan
pelanggan dengan cara memberikan suatu produk atau jasa yang berkualitas, terpercaya,
dan aman bagi pelanggan. Dan yang terpenting ialah bahwa perusahaan harus melihat
dari berbagi macam aspek terhadap pelanggan itu sendiri.
Dalam melihat unsur – unsur kesalahan yang ada pada proses perusahaan atau
pemasar kepada pelanggan dapat dilihat melalui model SERQUAL atau Model
Parasuraman Et Al. Dalam model tersebut sangat jelas terlihat apa saja yang menjadi
masalah – masalah yang timbul terhadap poin – poin kepusaan konsumen dengan poin –
poin pelayanan perusahaan terhadap konsumen atau pelanggan.
Maka adanya ilmu Product Liability yang menjelaskan tentang tanggung jawab
perusahaan terhadap produk atau jasa yang mereka hasilkan yang di peruntukan kepada
pelanggan sangat penting dalam hal mencapai kepusasan pelanggan dan menjadikan
pelanggan loyal terhadap perusahaan tersebut. Product Liability meruapakan ilmu yang
menjelaskan tentang produk yang seperti apa yang baik untuk di konsumsi pelanggann,
karena product liability merupakan jaminan atas produk agar pelanggan tidak meresa
kecewa terhadap produk atau jasa yang mereka konsumsi.
Product liability pun memilki dua jenis yaitu jaminan tersurat dan jaminan
tersirat. Jaminan tersurat merupakan jaminan yang memiliki bukti kongkrit yang secara
tertulis dan telah berbadan hukum, yang membuat produk atau jasa tersebut terpercaya
dan tidak ada unsur penipuan di dalamnya. Sedangkan jaminan terseriat jaminan yang
tidak berbadan hukum dan tidak memiliki bukti yang kongkrit. Mengakibatkan produk
atau jasa tersebut sulit untuk dipercaya pelanggan, dan membuat pelanggan tidak tertarik
untuk mengkonsumsi produk atau jasa yang tidak memilki jamina tersurat tersebut
DAFTAR PUSTAKA