Anda di halaman 1dari 2

Peran dan Fungsi Kebijakan Fiskal

Apa peran dan fungsi kebijakan fiskal? Berikut uraian mengenai peran dan fungsi kebijakan fiskal.
Peran Kebijakan Fiskal
Peran kebijakan fiskal dalam perekonomian dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Meningkatkan Produksi Nasional (PDB) dan Pertumbuhan Ekonomi
Saat perekonomian lesu akibat turunnya daya beli masyarakat, jumlah produksi nasional akan
menurun. Saat kelesuan ekonomi (resesi), pemerintah akan menambah anggaran belanja untuk
membeli barang dan/atau jasa. Anggaran yang ditambahkan pemerintah dapat meningkatkan
produksi suatu perusahaan sehingga produksi nasional meningkat. Jika produksi nasional meningkat,
pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh pada kebijakan fiskal
yang terwujud dalam APBN.
2. Memperluas Kesempatan Kerja dalam Rangka Mengatasi Pengangguran dan
Kemiskinan
Pengeluaran pemerintah untuk menyediakan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi bertujuan
menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan usaha produktif. Dengan kebijakan fiskal, pemerintah
dapat memusatkan pembangunan di perdesaan. Pemerintah juga dapat mendorong industri rumah
tangga melalui pemberian modal atau pelatihan bagi usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
agar pengangguran dan kemiskinan berkurang. Selain itu, pemerintah harus mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Jika jumlah penduduk tidak terkendali akan menambah
angkatan kerja sehingga kesempatan kerja makin berkurang. Pembangunan ekonomi yang pesat dapat
terjadi jika kesempatan kerja luas dan pendapatan lebih tinggi daripada laju pertumbuhan penduduk.
3. Menstabilkan Harga-Harga Barang
Penurunan harga-harga umum akan memicu timbulnya pengangguran karena sektor usaha
swasta akan merugi. Investasi yang dilakukan swasta akan berkurang. Sebaliknya, naiknya harga-
harga umum (inflasi) akan menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Inflasi memang
menciptakan kesempatan kerja penuh dan memberikan keuntungan pada beberapa kelompok
orang. Akan tetapi, inflasi menimbulkan kerugian bagi orang yang berpenghasilan tetap dan rendah.
Inflasi juga melemahkan sektor usaha swasta karena investasi produktif berubah menjadi investasi
harta tetap seperti rumah, tanah, dan kendaraan. Dengan kebijakan fiskal, kenaikan atau penurunan
harga-harga secara tajam dapat dicegah.
4. Menciptakan Pemerataan Distribusi Pendapatan
Penerimaan negara yang optimal menunjukkan anggaran untuk melaksanakan pembangunan
dalam kondisi cukup atau berlebihan. Jika anggaran dikelola secara optimal akan mencukupi
pembiayaan pembangunan, terutama pembangunan di daerah terpencil dan tertinggal. Dengan
pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik yang dianggarkan dari APBN, kondisi perekonomian
masyarakat makin meningkat. Dengan demikian, kesenjangan pendapatan antara masyarakat daerah
satu dengan daerah lain dapat dikurangi. Jika anggaran APBN digunakan sesuai dengan waktu dan
tempat yang tepat berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang merata.
Fungsi Kebijakan Fiskal
Dalam konstruksi sistem fiskal diperlukan pemahaman mengenai fungsi dari fiskal itu sendiri.
Merujuk Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 3 ayat (4), kebijakan
fiskal terkait anggaran (APBN) memiliki fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan
stabilisasi. Fungsi otorisasi menjelaskan anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan
dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan adalah anggaran negara menjadi pedoman
bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. Fungsi pengawasan
mengandung arti anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai kegiatan penyelenggaraan negara
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi fiskal selanjutnya, yaitu alokasi, distribusi, dan stabilisasi sangat berkaitan erat dengan
kebijaksanaan ekonomi yang biasanya disebut trilogi kebijaksanaan ekonomi. Trilogi ini juga berkaitan
erat dengan tujuan subkebijakan ekonomi termasuk kebijakan fiskal.
1. Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi bertujuan mendorong terciptanya efisiensi perekonomian dan stimulasi
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan fiskal berperan aktif mengalokasikan faktor-
faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi dan
berdampak positif terhadap perekonomian.
2. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi berkaitan dengan sarana distribusi kemakmuran, mengurangi kesenjangan,
serta mewujudkan keadilan ekonomi dan pembangunan. Distribusi kemakmuran dapat dicapai
melalui pemerataan distribusi pendapatan. Pemerataan distribusi pendapatan akan mengurangi
kesenjangan antara masyarakat golongan ekonomi atas dan masyarakat golongan ekonomi bawah.

Pembangunan infrastruktur menggambarkan penerapan fungsi distribusi fiskal


Sumber: https://bit.ly/3qQQYps, diunduh 15 Maret 2021

3. Fungsi Stabilisasi
Fungsi stabilisasi bertujuan mendorong terwujudnya stabilitas fundamental perekonomian.
Fungsi stabilisasi dimaksudkan untuk memelihara keseimbangan ekonomi terutama kesempatan
kerja yang tinggi, tingkat harga barang pokok relatif stabil, dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
memadai.
Berdasarkan trilogi fungsi fiskal tersebut mempunyai esensi pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi, serta terciptanya stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Dalam implementasinya terdapat
impossible trinity, di mana ketiga fungsi kebijakan fiskal tersebut tidak dapat dilaksanakan secara simultan
(bersamaan) untuk mencapai tujuannya masing-masing. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman mengenai
ketiga fungsi tersebut secara komprehensif sehingga kebijakan fiskal dapat berjalan dengan baik.
Sumber: Prasetyia, Ferry. (2011). ”Rekonstruksi Sistem Fiskal Nasional Dalam Bingkai Konstitusi”. Journal of Indonesian Applied Economics. 5 (2).
150-152. https://media.neliti.com/media/publications/37893-ID-rekonstruksi-sistem-fiskal-nasional-dalam-bingkai-konstitusi.pdf, diakses
28 Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai