Anda di halaman 1dari 46

RANGKUMAN

STRATEGI PEMASARAN

(STRATEGI PRODUK)

DISUSUN OLEH :

GUNTUR RUSTAMAJI 2016410087

BENNY FREDERIKTUS BERUTU 2016410180

RIA ANJELINA 2016410060

DIKY PERMANA PUTRA 2016410168

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2018

i
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
1. Level dan Hirarki Produk ............................................................................. 2
2. Klasifikasi Produk ........................................................................................ 3
3. Strategi Produk ............................................................................................. 9
4. Strategi Positioning Produk ......................................................................... 9
5. Strategi Positioning Produk ....................................................................... 16
6. Strategi Overlap Produk ............................................................................. 18
7. Strategi Lingkup Produk ............................................................................ 20
8. Strategi Desain Produk ............................................................................... 23
9. Strategi Eleminasi Produk .......................................................................... 23
10. Strategi Produk Baru .............................................................................. 24
11. Strategi Diversifikasi .............................................................................. 26
12. Value Marketing Strategy ...................................................................... 28
13. Strategi Pemasaran Jasa .......................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 43

i
BAB I

PENDAHULUAN

Dari sudut pandang produsen, produk merupakan segala sesuatu yang

dapat ditawarkan oleh penjual untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,

digunakan atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan. Lalu bila kita melihat

dari sudut pandang konsumen produk merupakan segala sesuatu yang diterima

pelanggan dari sebuah pertukaran dengan penjual. Produk ini bentuknya berbagai

macam seperti barang fisik, jasa, event, pengalaman, tempat, properti, informasi,

dan ide. Intinya produk bisa bermanfaat tangible dan intangible yang berpotensi

memuaskan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Level dan Hirarki Produk

Dalam merencanakan produk atau market offering, perusahaan

perlu memahami 3 level produk, yaitu ;

a. Core product, yaitu manfaat pokok yang ditawarkan produk

kepada konsumen pemasaran juga berkenaan dengan upaya

menyediakan manfaat bukan sekedar atribut produk

b. Actual produk, yaitu produk fisik atau delivered service yang

memberikan manfaat produk. Maksud dari manfaat sendiri lebih

pada pemberian kepuasan pada pelanggan melalui pelayanannya

ataupun saat menggunakan produk tersebut.

c. Augmented produk, yaitu pelengkap dari actual produk yaitu fitur-

fitur pendukung lainnya.

Setiap produk berkaitan secara hirarki dengan produk-produk

tertentu lainnya. Hirarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar

sampai dengan item tertentuyang dapat memuaskan kebutuhan

tersebut. Hirarki produk terdiri dari 6 tingkatan, yaitu ;

1) Need Family, yaitu kebutuhan dasar yang membentuk product

family

2) Product family, seluruh kelas produk yang dapat memuaskan

suatu kebutuhan dasar dengan efektifitas yang memadai.

2
3) Product class, yaitu sekumpulan produk didalam product

familyyang dianggap memiliki koherensi fungsional tertentu.

4) Product line, yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk

yang berhubungan erat. Hubungan erat ini dapat disebabkan

oleh 4 faktor, diantaranya ;

a). Fungsi sama

b). Dijual kepada kelompok konsumen yang sama

c). Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama

5) Product type, yaitu item-item dalam sebuah lini produk yang

memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan

bentuk produk.

6) Item, yaitu unit khusus dalam sebuah merek/lini produk yang

dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau

atribut lainnya.

2. Klasifikasi Produk

Berdasarkan tangiblity, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kelompok utama, yaitu ;

d. Barang (Goods)

Barang merupakan produk yang berwujud fisik sehingga bisa

mengalami perlakuan fisik. Ditinjau dari aspek durabilitas, terdapat dua

macam barang, yaitu ;

1) Barang tidak tahan lama (Nondurable goods)Ini biasanya adalah

barang yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

3
pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi

pemakaian kurang dari satu tahun. Oleh karena itu barang jenis ini

dikonsumsi dengan cepat dan frekuensi pembeliannya sering

terjadi, maka strategi yang tepat adalah menyediakan barang di

banyak lokasi, menerapkan mark-up yang kecil, dan

mengiklankannya secara gencar untuk mendorong konsumen

mencobanya sekaligus untuk membentuk prefensi.

2) Barang tahan lama (Durable goods)

Barang ini merupakan barang yang biasanya bisa bertahan lama

dengan banyak pemakaian dengan umur ekonomisnya bisa satu

tahun atau lebih. Barang ini membutuhkan personal selling dan

pelayanan yang lebih banyak dibandingkan barang tidak lama,

memberikan margin laba yang lebih besar dan membutuhkan

garansi serta seringkali dibutuhkan panduan dari segi pemakaian

dan perawatan produk tersebut.

e. Jasa (Service)

Merupakan aktifitas, manfaat, dan kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Jasa bercirikan intangible, inseparable, dan perishable.

(B2C) Selain itu produk umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa

konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi. Pada kriteria ini produk

dibedakan menjadi produk konsumen akhir dan produk bisnis.

4
Produk konsumen adalahproduk yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen

akhir sendiri, bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya produk konsumen dapat

diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu ;

a. Convenience products

Convenience products yaitu barang da jasa yang paa umumnya

memiliki frekuensi pembelian tinggi, dibutuhkan dalam waktu

yang cepat, dan hanya membutuhkan usaha yang minimum dalam

pembandingan dan pembeliannya. Kunci sukses dalam

Convenience products itu lebih kepada lokasi, kenyamanan,

kemudahan, transaksi, dan visibility. Convenience products

dikelompokan menjadi 3 jenis. Diantaranya.

1) Stoples merupakan produk yang dibeli konsumen secara

reguler ataupun rutin.

2) Impulse Products merupakan produk yang dibeli tanpa

perencanaan terlebih dahulu / usaha-usaha mencarinya.

Biasanya impulse products tersedia dan dipajang dibanyak

tempat yang tersebar diberbagai daerah sehingga konsumen

tidak perlu repot-repot mencarinya.

3) Emergency product adalah produk yang dibeli bila

kebutuhan spesifik dirasa konsumen sangat mendesak atau

tak terduga.

b. Shopping products

5
Shopping products adalah produk yang dalam proses pemilihan

dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai

alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingannya meliputi harga,

kualitas, dan model. Shopping products terdiri dari 2 jenis.

Diantaranya.

1) Homogeneos shopping products merupakan Shopping

products yang dipersepsikan serupa dalam hal kualitas

tetapi berbeda signifikan dalam hal harga yang dengan

demikian konsumen berusaha mencari harga yang termurah

dengan cara membandingkan harga.

2) Heterogeneous shopping products merupakan Shopping

products yang aspek karakteristik atau fiturnya dianggap

lebih penting oleh konsumen daripada aspek harganya.

Dengan kata lain konsumen mempersepsikannya berbeda

dalam hal kualitas dan fitur.

c. Speciality products adalah produk yang memiliki karakteristik /

merek yang unik bagi sekelompok konsumen tertentu, sehingga

mereka bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.

d. Unsought Products merupakan produk yang tidak diketahui

konsumen atau jika sudah diketahui konsumen pada umumnya

belom terpikir untuk membelinya. Ada dua jenis unsought

products. Diantaranya.

6
1) Regulary Unsought adalah produk yang sebenarnya ada

jarang diketahui bilamana konsumen mengetahui juga

belum tentu terpikirkan untuk membelinya.

2) New unsought products adalah produk yang benar-benar

baru dan sama sekali belum diketahui konsumen. Jenis

produk ini merupakan hasil inovasi dan pengembangan

produk sehingga belum banyak konsumen yang

mengetahuinya.

Setiap perusahaan perlu memahami bahwa krieria sebuah produk termasuk

jenisnya, tergantung pada masing-masing individu. Kualifikasi produk terhadap

produk spesifik dapat berubah seiring dengan semakin lamanya produk

bersangkutan tersedia di pasar.

(B2B) Produk bisnis adalah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

konsumen bisnis untuk keperluan selain dikonsumsi langsung, yaitu ;

a. Untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual

kembali.

b. Untuk dijual kembali tanpa dilakukan transformasi fisik.

Konsumen bisnis adalah tipe konsumen yang profesional. Mereka

menekankan aspek rasionalitas dan efektivitas biaya dalam keputusan pembelian .

oleh karena itu klasifikasi produk bisnis lebih didasarkan pada pemakaian produk

ketimbang perilaku pembelian konsumen. Secara garis besar ada 6 macam produk

bisnis. Diantaranya.

7
a. Installation adalah pembelian utama yang didasarkan pada solusi

tercustomized, termasuk instalisasi konstruksi, pelatihan,

pendanaan, pemeliharaan, reparasi. Sebenarnya ini terasuk

investasi modal untuk pabrik dan pembeliannya membutuhkan

modal besar jadi harus melibatkan banyak keputusan.

b. Accessory equipment adalah produk yang memfasilitasi produksi

atau operasi tetapi tidak menjadi bagian dari produk akhir. Produk

ini memang lebih murah dari yang sebelumnya namun umur dari

produknya juga tidak terlalu lama seperti yang sebelumnya.

Namun harga menjadi pertimbangan pertama dan berpotensi

mempengaruhi pembelian produk.

c. Component parts and process materials adalah produk yang

menjadi bagian dari produk akhir, baik yang tak mengalami

perubahan bentuk dan sifat maupun yang melebur dalam produk

akhir.

d. Raw material (produk jadi) adalah produk yang seluruhnya atau

sepenuhnya masuk kedalam produk jadi yang terdiri dari produk

pertanian dan produk kekayaan alam.

e. MRO (Maintenance, Repair, Operating) supplies (convenience

products) adalah produk yang digunakan dalam proses atau operasi

bisnis, tetapi tidak menjadi bagian dari produk akhir. Produk-

produk seperti umumnya relatif terstandarisasi dan tingkat

kompetisi harga amat intensif. Namun dalam pembeliannya

8
perusahaan tidak terlalu mencurahkan waktunya untuk membuat

keputusan dalam membeli dan biasa dipesan via telepon, email,

fax, atau grosir.

f. Business service (intangible products) adalah produk yang dibeli

perusahaan untuk proses produksi dan operasi.

3. Strategi Produk

Strategi produk menjabarkan kebutuhan pasar yang ingin dilayani dengan

berbagai tawaran produk. Strategi dalam sebuah perusahaan juga didominasi oleh

strategi produk dan pasar biasanya. Implementasi strategi produk ini juga butuh

berkordinasi dan bersinergi dengan bidang lain. Ini yang menjadi tantangan dalam

penerapan strategi produk. Strategi produk juga secara garis besar mempunyai 9

kategori yang diantaranya.

a. Strategi positioning produk

b. Strategi repositioning produk

c. Strategi overlap produk

d. Strategi lingkup produk

e. Strategi desain produk

f. Strategi eliminasi produk

g. Strategi produk baru

h. Strategi diversifikasi

i. Value-marketing strategy

4. Strategi Positioning Produk

9
Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan

diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra

merek atau produk yang lebih superior dibandingkan merek pesaing. Elemen

yang terkandung dalam positioning ada 4 aspek, yaitu :

a. What benefit (Janji merek dan sasaran)

b. For whom (Pasar sasaran)

c. Reason (Elemen faktual dan subyektif)

d. Against whom (Menegaskan pesaing utama)

Namun paling tidak ada 7 ancangan yang dapat diguakan untuk melakukan

positioning, yaitu :

1) Positioning berdasarkan atribut atau fitur produk, yaitu dengan

jalan mengasosiasikan produk dengan atribut tertentu atau fitur

khusus. Pemilihan atribut yang akan dijadikan basis positioning

harus dilandaskan pada 6 kriteria berikut ;

a). Tingkat kepentingan (importance), artinya atribut tersebut

sangat bernilai dimata pelanggan

b). Keunikan (distinctiveness) artinya atribut tersebut tidak

ditawarkan perusahaan lain atau istilahnya dibikin berbeda

dari produk pesaing mau dari segi packagingatau yang lain.

c). Superioritas, artinya atribut tersebut lebih unggul

dibandingkan cara-cara lain untuk mendapatkan manfaat

yang sama.

10
d). Dikomunikasikan (communicability), artinya atribut

tersebut dapat dikomunikasikan secara sederhana dan jelas,

sehingga pelanggan dapat memahaminya.

e). Preeptive, artinya atribut tersebut tidak mudah ditiru

pesaing

f). Terjangkau (affordability), artinya pelanggan sasaran akan

mampu dan bersedia membayar perbedaan atau keunikan

atribut tersebut. Setiap tambahan biaya atas fitur khusus

dipandang sepadan dengan nilai tambahnya.

g). Profitabilitas (profitability), artinya perusahaan bisa

memperoleh tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan

tersebut.

2) Positioning berdasarkan harga dan kualitas, yaitu positioning yang

berusaha menciptakan kesan/citra berkualitas tinggi lewat harga

mahal atau sebaliknya menekan harga murah dengan indikator

nilai.

3) Positioning berdasarkan aspek aplikasi, yaitu dalam

mempromosikannya itu seperti kita bisa menarik konsumen dengan

menggambarkan produk kita sebagai produk yang mampu

membuat konsumen berfikir jika menggunakan itu ada dampak

khusus yang akan diterima

4) Positioning berdasarkan pemakaian (user positioning) yaitu

mengaitkan produk dengan kepribadian atau tipe pemakaian.

11
5) Positioning berdasarkan kelas produksi tertentu (product class

positioning) jadi membuat produk dengan membuat sesuatu yang

berbeda dan merubah persepsi orang tentang produk tersebut.

6) Positioning berdasarkan pesaing (competitor positioning), yaitu

mengaitkan produk dengan posisi persaingan terhadap pesaing

utama.

7) Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning), jadi produk

harus menjelaskan kepada konsumen manfaat apa yang akan

didapat bila menggunakan produk tersebut.

Adapun tujuan pokok strategi positioning adalah

1) Untuk menempatkan atau memposisikan produk dalam beak

konsumen sedemikian rupa sehingga produk tersebut terpisah atau

berbeda dengan merek-merek pesaing.

2) Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan

beberapa hal pokok kepada para pelanggan, yaitu what we stand

for, what we are, and how we would like customers to evaluate us.

Dalam khasus positioning multi merek, tujuan pokoknya adalah ;

1) Untuk mencapai pertumbuhan dengan jalan menawarkan

bermacam-macam produk kepada segmen-segmen pasar yang

berbeda.

2) Untuk menghindari ancaman persaingan terhadap merek tunggal.

12
Agar strategi positioning produk dapat dilaksanakan dengan sukses, maka

pemanfaatan variabel-variabel bauran pemasaran perlu dioptimalkan, khususnya

aspek desai dan komunikasi pemasaran terintegrasi. Syarat yang perlu

diperhatikan dalam melaksanakan positioning merek tunggal antara lain;

1) Memposisikan merek dipasar sedemikian rupa sehingga dapat

bertahan dalam persaingan dengan pesaing yang paling kuat.

2) Mempertahankan posisi uniknya dengan menciptakan daya tarik

produk yang berbeda.

Dalam manajemen multimerek, perusahaan harus menentukan posisinya

dengan cermat supaya merek-merek yang ada tersebut tidak saing bersaing satu

sama lain dan agar tidak terjadi kanibalisme (merek yang satu mematikan merek

yang lain). Tingkat kanibaisme dipengaruhi struktur biaya, tingkat kejenuhan

pasar, pesaing baru, jadi segmentasi pasar harus dilakukan dengan hati-hati dan

didukung dengan positioning produk individual secara cermat, yaitu melalui

desain dan komunikasi pemasaran terintegrasi yang unik sesuai dengan segmen

pasar yang dituju. Hasil yang diharapkan dengan melaksanakan strategi

positioning produk antara lain.

1) Pemenuhan secara komprehensif kebutuhan segmen-segmen pasar

yang spesifik.

2) Meminimumkan atau membatasi kemungkinan terjadinya

perubahan yang mendadak dalam penjualan.

13
3) Penciptaan keyakinan pelanggan terhadap merek-merek yang

ditawarkan.

Prosedur untuk melakukan positioning yang tepat meliputi 7 langkah

pokok, yaitu ;

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan.

Jadi umumnya sebuah produkdiaksudkan untuk memenuhi lebih

dari satu keinginan atau kebutuhan. Oleh karena itu produk dapat

di posisikan di di berbagai pasar. Langkah pertama dalam

positioning adalah mendaftar semua kebutuhan dan keinginan yang

dapat dipenuhi produk.

2) Mengidentifikasikan pesaing, baik pesaing primer/sekunder.

Pesaing primer itu pesaing-pesaing yang bersaing untuk memenuhi

kebutuhan inti sedangkan pesaing seunder lebih pada pesaing-

pesaing tak langsung, jadi pesaing yang tidak langsung terpikirkan

oleh konsumen dalam memenuhi kebtuhan/keinginannya.

3) Menentukan cara standar konsumen dalam mengevaluasi pilihan.

Biasanya konsumen akan mengevaluasi berbagai alternatif

pemecahan masalah yang dihadapinya dengan cara tertentu.

Dalam hal ini perusahaan perlu melakukan riset pasar agar

mengetahui cara konsumen mengevaluasi keputusan pembeli.

4) Mengidentifikasi persepsi konsumen terhadap posisi pesaing.

Pemasar perlu mengidentifikasi posisi yang ditempati pesaing

dengan menggunakan perceptual map yang didasarkan pada atribut

14
produk, situasi pemakai, atau kelompok pemakai, perceptual map

bermanfaat untuk.

a). Memahami persepsi berbagai segmen konsumen terhadap

kekuatan dan kelemahan beraneka produk yang saling

bersaing.

b). Memahami kesamaan dan perbedaan antar produk dan jasa.

c). Mengidentifikasikan cara memposisikan produk saat ini

dalam ruang perseptual segmen konsumen

d). Memposisikan produk atau jasa baru dalam pasar yang

telah mapan

e). Melacak kemajuan kampanye promosi atau pemasaran

berdasarkan persepsi segmen pasar sasaran.

5) Mengidentifikasikan dan melaksanakan strategi positioning.

Setelah pasar sasaran ditentukan dan posisi yang dikehendaki

ditetapkan, maka pemasaran harus merancang program pemasaran

yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk

atau merek yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan

persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen. Jantung dari

startegi positioning ini adalah kampanye komunikasi pemasaran

terintegrasi.

6) Mengidentifikasikan senjang atau GAP pada posisi yang ditempati.

15
Melalui analisis terhadap posisi berbagai produk yang saling

bersaing maka dapat ditentukan daerah-daerah atau aspek-aspek

yang belum tergarap maupun yang telah digarap banyak pesaing.

7) Memantau posisi

Posisi aktual setiap produk atau merek perlu dipantau secara

berkesinambungan guna melakukan penyesuaian terhadap setiap

kemungkinan perubahan lingkungan.

5. Strategi Positioning Produk

Positioning produk bersifat dinamis, artinya nisa berubah seiring dinamika

lingkungan pemasaran, khususnya perubahan perilaku konsumen dan intensitas

kompetisi. Dalam sejumlah situasi, perusahaan mungkin saja perlu melakukan

positioning ulang (repositioning). Situasi semacam itu antara lainkarena ada

pesaing yang masuk dan produknya diposisikan berdampingan dengan merek

perusahaan, sehingga membawa dampak buruk terhadap pangsa pasar perusahaan

atau prefensi konsumen telah berubah, sehingga atribut atau manfaat determinan

yang selama ini ditonjolkan berkurang relevansinya, bisa juga ditemukan

kelompok prefensi pelanggan baru, yang diikuti dengan peluang menjajikan dan

bisa juga terjadi kekeliruan dalam positioning.

Repositioning dilaksanakan dengan jalan kembali posisi produk dan

bauran pamasaran saat ini. Serta berusaha mencari posisi baru yang lebih tepat

bagi produk bersangkutan. Sasaran utamanya adalah memperpanjang usia produk

16
dan memperbaiki kesalahan positioning sebelumnya. Beberapa kriteria atau

persyaratan yang perlu dipertimbangkan secara seksama meliputi ;

1) Apabila repositioning ditujukan bagi para pelanggan saat ini, maka

implementasinya diwujudkan melalui upaya promosi mengenai

berbagai variasi penggunaan produk.

2) Apabila perusahaan bermaksud menjaring para pemakai baru,

repositioning membutuhkan perubahan terhadap sejumlah elemen

produk maupun cara mempresentasikannya kepada calon

konsumen yang sebelumnya tidak tertarik dengan produk

perusahaan. Namun patut diingat bahwa dalam proses memikat

pelanggan baru, pelanggan saat ini jangan sampai merasa

dikucilkan atau diabaikan.

3) Apabila repositioning diaksudkan untuk menyajikan manfaat baru

atas produk, maka diperlukan usaha mencari manfaat laten produk

bila ada. Meskipun tidak semua produk memiliki manfaat laten,

ada produk-produk tertentu yang mungkin digunakan untuk

keperluan yang bukan tujuan semula.

Hasil yang ingin dicapai dari strategi repositioning meliputi ;

1) Peningkatan pertumbuhan penjualan dan produktivitas

2) Perluasan pasarsecara keseluruhan jadi, perusahaan berharap pada

menempatkan produk pada jalur pertumbuhan dan profitabilitas

yang meningkat.

17
3) Peningkatan penjualan, pangsa pasar, dan profitabilitas

6. Strategi Overlap Produk

Strategi ini bertujuan untuk menciptakan persaingan bagi merek tertentu

milik perusahaan sendiri. Persaingan semacam ini dibentuk melalui 3 cara, yaitu ;

1) Peluncuran produk yang bersaing dengan produk milik perusahaan

sendiri yang sudah ada

2) Penggunanaan strategi private labeling, dalam artian menjadi

pemasok private label bagi ditributor atau perusahaan lain.

3) Menjual komponen-komponen yang dipergunakan dalam

perusahaan sendiri kepada para pesaing. Faktor yang mendasarinya

adalah keinginan untuk berproduksi pada tingkat kapasitas penuh

dan keinginan untuk meningkatkan permintaan primer.

Tujuan penerapan strategi ini kurang lebih untuk menarik lebih banyak

pelanggan agar membeli produk, yang pada gilirannya meningkatkan pasar

keseluruhan, lalu mengupayakan pemanfaatan kapasitas penuh dan menutup biaya

overhead serta menjual produk kepada para pesaing sehingga mampu

mewujudkan skala ekonomis dan penekanan biaya.

Ada sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan secara cermat dalam

menerapkan strategi ini diantaranya.

1) Setiap produk yang bersaing harus memiliki organisasi

pemasarannya masing-masing agar dapat berkompetisi dipasar

18
secara efektif. Namun jaringan wiraniaga dapat dishare antar

produk.

2) Private labeb jangan sampai malah menjadi pengurang laba.

Strategi ini mengacu pada pemanufakturan produk yang

menggunakan nama merek perusahaan lain. Keuntungan dari

strategi ini private label mencerminkan segmen pasar yang besar

dan pertumbuhannya sangat cepat, skala ekonomis pada setiap

tahapan sistem bisnis menjustifikasi upaya mencari tambahan

volume penjualan, memasok private labelbakal meningkatkan

relasi dengan jejaring distribusi yang kuat, kendali atas teknologi

dan bahan mentah mengurangi resiko, ada segmentasi pasar yang

jelas antara produk branded dan unbranded, yang mendukung

penyediaan private label, private label membuka peluang untuk

bersaing dengan harga melawan produk-produk bermerek, serta

dapat menaikan pangsa shall space, yang pada gilirannya

memotivasi pembelian impulsif ke konsumen. Sedangkan

kerugiannya mencakup pertumbuhan pangsa pasar melalui

pasokan private label berdampak negatif terhadap profitabilitas,

karena memicu sensitivitas harga dan penurunan margin laba,

membeberkan informasi biaya kepada distributor berdampak

negatif terhadap branded product milik perusahaan, berpotensi

memicu perang harga terutama dengan pendatang baru, private

19
labeb dinilai tidak konsisten dengan strategi merek dan produk

global pemimpin pasar.

3) tiap-tiap merek harus melayani ceruk pasar khusus untuk membuat

pelanggan tidak bingung.

4) Dalam jangka panjang, salah satu diantara merek-merek tersebut

mungkin saja ditarik dan posisinya digantkan dengan merek lain.

7. Strategi Lingkup Produk

Strategi lini menyangkut perspektif terhadap bauran produk sebuah

perusahaan, seperti jumlah lini produk dan banyaknya item dalam setiap lini yang

ditawarkan. Strategi diterapkan berdasarkan misi keseluruhan sebuah unit bisnis,

karena didalam pernyataan misi perusahaan tercantum bisnis pokok yang digeluti.

Istilah product mix atau product assortment mengacu pada ”complete set of all

product offered by a firm.” Bauran terdiri atas beberapa lini product line yaitu

sekelompok produk yang sama, dipasarkan melalui tipe gerai distribusi yang

sama, atau harganya berada dalam rentang yang sama.keputusan product mix

menyangkut 4 dimensi pokok yaitu width, length, depth, dan concictency. Product

mix width mengacu pada jumlah lini produk yang dimiliki perusahaan. Product

mix length adalah jumlah item yang dimiliki perusahaan untuk setiap lini produk.

product mix depth merupakan jumlah versiyang ditawarkan setiap produk dalam

lini produk yang dimiliki perusahaan. Product mix concictency mencerminkan

seberapa erat ketertarikan antar lini produk dalam hal pemakaian, persyaratan

produksi, saluran distribusi, atau aspek lainnya. Pemasar dapat meningkatkan

bisnisnya dengan 4 yaitu, menambah lini produk baru, memperpanjang, lini

20
produk saat ini, menambah versi masing-masing produk, serta mengubah tingkat

konsistensi lini produk dalam rangka mmbangun reputasi kuat dalam bidang

tertentu atau dalam berbagai bidang.dalam hal pengelolaan lini produk, setap

perusahaan perlu memutuskan product line lenght, yakni jumlah item dalam

sebuah lini produk. adapun tujuan lini produk meliputi cross selling, up-selling,

memanfaatkan GAP peluang pasar sebelum dimasuki pesaing, serta proteksi

terhadap volatilitas kondisi ekonomi. Ekspansi lini produk juga bisa dilakukan

dengan 2 cara, yaitu ;

1) Product line stretching, yaitu memperpanjang lini produk

melampaui rentang produk yang sudah ada saat ini. Yang memiliki

3 cara, yaitu :

a) Downward stretching, yakni perusahaan yang melayani

segmen kalangan atas meluncurkan pula lini produk produk

yang harganya lebih murah dan ditunjukan bagi konsumen

kelas menengah atau bawah.

b) Upward stretching, yakni perusahaan yang semula berfokus

pada segmen konsumen kalangan bawah kemudia

meluncurkan pula lini produk bagi segmen kalangan

menengah atau atas.

c) Both-direction stretching, yaitu perusahaan yang melayani

segmen kalangan menengah menambah lini produk bagi

kalangan bawah dan atas.

21
2) Product line filling, yakni menambah item pada lini produk yang

sudah ada saat ini. Tujuan memakai strategi ini untuk memperoleh

laba lebih, memuaskan dealer, memanfaatkan kapasitas berlebih,

berusaha menjadi perusahaan full-line terkemuka, dan menutup

celah peluang bisnis untuk pesaing.

Perusahaan dapat menerapkan strategi produk tunggal, strategi multi

produk, atau strategi system of products. Masing-masing strategi tersebut

dijabarkan sebagai berikut.

1) Strategi produk tunggal. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan

skala ekonomis, efisiensi, dan daya saing dengan jalan

berspesialisasi pada satu produk saja. Strategi produk tunggal

mensyaratkan perusahaan mampu memperbaharui produk secara

berkesinambungan dan bahkan menjadi pemimpin teknologi agar

bisa menghindari ketinggalan jaman. Strategi ini memiliki 3

keunggulan yaitu konsentrasi pada produk tunggal mengarah pada

spesialisasi, yang berpotensi mewujudkan skala ekonomis dan

produktifitas yang meningkat, yang kedua manajemen operasi

lebih efisien manakala hanya mengelola satu produk, yang terakhir

spesialisasi produk tunggal berpotensi menciptakan reputasi dan

track record unik dalambidang bisnis yang digeluti. Serta kendala

dalam strategi ini jika lingkungan bisnis berubah dan produk yang

dihasilkan menjadi ketinggalan jaman, maka produk perusahaan

produk tunggal berada dalam kesulitan besar.

22
2) Strategi multiproduk. Strategi ini bertujuan mengantisipasi risiko

ketinggalan jaman potensial sebuah produk tunggal dengan

menambah beberapa produk lain, strategi multiproduk

mensyaratkan bahwa masing-masing produk harus saling

melengkapi dalam portofolio perusahaan.

3) Strategi system of products. Alternatif ini bertujuan meningkatkan

ketergantungan pelanggan terhadap produk perusahaan, sehingga

mencegah pesaing masuk ke pasar. Strategi ini dapat diwujudkan

dengan menciptakan produk komplementer dan pelayanan

purnajual. Perusahaan berusaha memberikan solusi terintegrasi

atau one stopshopping buat para pelanggan.

8. Strategi Desain Produk

Aspek ini menyangkut tingkat standarisasi produk. perusahaan

memiliki tiga alternatif desain produk: produk standar, customized product

(produk disesuaikan dengan kebutuhan dan keiginan pelanggan spesifik),

dan produk standar dengan modifikasi. Tujuan desain produk standar

adalah meningkatkan skala ekonomis perusahaan melalui prodksi masaal.

9. Strategi Eleminasi Produk

Pada hakikatnya, produk gagal atau produk yang tidak sesuai

dengan portofolio produk perusahaan merupakan kandidat. Kuat untuk

dieliminasi, karena bisa merugikan perusahaan bersangkutan, baik dalam

23
jangka pendek maupun jangka panjang. Ada tiga alternatif dalam strategi

ini, yaitu:

1) Harvesting, yaitu menyedot segala kemungkinan arus kas

masuk selagi produk berangkutan masih ada.

2) Perampingan lini produk, yaitu memangkas lini produk

sedemikian rupa sehingga menjadi lebih sedikit dan lebih

mudah dikelola.

3) Total line divestment, yaitu melepaskan produk yang tidak

berkembang atau tidak sesuai dengan rencana strategi

perusahaan.

10. Strategi Produk Baru

Pengembangan dan peluncuran produk baru merupakan aktivitas

yang beresiko (risiko finansial, sosial, psikologis, dan fisik) dan

membutuhkan biaya yang besar. risiko pengembangan produk baru kian

hari kian meningkat. Penyebabnya antara lain: konsumen semakin banyak

banyak menuntut dan sulit dipuaskan. Ada dua pilihan cara untuk

menambah produk baru sebuah perusahaan:

1) Akuisisi, yaitu membeli perusahaan lain, membeli lisensi

atau waralaba, dan membeli paten.

2) Pengembangan prodk baru internal,yaitu bisa berupa

pengembangan secara internal oleh tim riset dan

pengembangan perusahaan.

24
Produk yang dikembangkan juga bisa gagal karena beberap faktor,

antara lain:

1) Target pasar yang dituju terlalu kecil, sehingga penjualan

tidak dapat menutupi biaya riset dan pengembangan, biaya

produk, dan biaya pemasaran.

2) Kualitas produk tidak memadai dan bahkan tidak lebih

bagus dibandingkan produk-produk yang sudah ada.

3) Timing tidak tepat, artinya produk baru diluncurkan terlalu

cepat, terlalu lambat, atau bahkan selera konsumen sudah

berubah.

Ada 8 cara yang dapar dilaukan agar timing memasuki pasar bisa

optimal ;

1) Kepastian preferensi pelanggan

2) Tingkat pengembangan teknologi semakin baik

3) Karateristik teknologi pendukung

4) Karakteristik produk komplementer

5) Ancaman pendatag baru

6) Kemungkinan mendapatkan increasing returns to adoption

7) Ketersediaan dan akses sumber daya organisasi

8) Reputasi dan kredibilitas perusahaan

Keputusan mengenai perlu tidaknya menambah produk baru perlu

dilandasi pertimbangan matang atas sejumlah faktor, diantaranya:

25
1) Harus ada permintaan pasar yang cukup besar

2) Produk harus sesuai dengan standar sosial dan lingkungan

3) Produk harus sesuai dengan struktur pemasaran perusahaan

yang sedang berjalan

4) Gagasan produk hendaknya cocok degan fasilitas produksi,

tenaga kerja, dan kemampuan manajemen yang baik

5) Produk harus layak secara finansial

6) Harus tidak ada permasalahan hukum

7) Manajemen perusahaan harus memeiliki waktu dan

kemampuan mengelola produk baru tersebut

8) Produk harus sesuai dengan citra dan tujuan perusahaan

11. Strategi Diversifikasi

Diversifikasi adalah upaya mencari dan mengembangkan produk

atau pasar yang baru,atau keduanya. Dalam rangka mengejar pertumbuhan

, peningkatan penjualan , profitabilitas , dan fleksi. Diversifikasi dapat

dilakukan melalui tiga cara, yaitu ;

1) Diversifikasi konsentris, dimana produk – produk baru

yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam

hal pemasaran atau teknologi dengan produk yang sudah

ada. Contohnya Unilever selain memproduksi pasta

gigi,juga membuat sikat gigi.

2) Diversifikasi horizontal, dimana perushan menambah

produk produk baru yang tidak berkaitan dengan produk

26
yang telah ada , tetapi dijual kepada pelanggan yang sama.

Contoh klasik mengenai diversifikasi horizontal adalah

ketika procter dan gamble (yang secara tradisional

merupakan perusahaan penghasil sabun).

3) Diversifikasi konglomerat, dimana produk produk yang

dihasilkan sama sekali baru, tidak memiliki hubungan

dalam hal pemasaran maupun teknologi dengan produk

yang sudah ada, serta dijual kepada pelanggan yang

berbeda . Contohnya , canon yang memproduksi mesin

fotocopy juga memasuki pasar kamera , komputer , dan

printer.

Secara garis besar , strategi diversifikasi dikembangkan dengan

berbagai tujuan , di antaranya ;

1) meningkatkan pertumbuhan bila pasar produk yang ada

telah mencapai tahap kedewasaan

2) menjaga stabilitas ,dengan jalan menyebarkan resiko

fluktuasi laba

3) meningkatkan kredibilitas di pasar modal

Untuk mengurangi resiko yang melekat dalam strategi diversifikasi

, unit bisnis seharusnya memperhatikan hal-hal berikut:

1) mendiversifikasi kegiatan-kegiatannya hanya bila peluang

produk pasar yang ada terbatas

27
2) memiliki pemahaman yang baik dalam bidang-bidang yang

diddiversifikasi

3) memberikan dukungan yang memadai pada produk yang di

perkenalkan.

4) memprediksi pengaruh diversifikasi

12. Value Marketing Strategy

Value marketing bermakna penyediaan produk yang berkinerja

sesuai klaim.

1) Quality strategy

Strategi ini menekankan pentignya ancaman TQM di mana

kualitas didasarkan pada preferensi konsumen, dan bukan

atas dasarevaluasi internal. Sasarannya adalah mencapai

kesempurnaan dalam segala aspek yang ditawrkan bagi

pelanggan.

2) Customer service strategy

Strategi ini berupaya memberikan pelayanan prima kepada

para pelanggan.

3) Time based strategy

Strategi ini menekankan kecepatan dalam merespon setiap

perubahan pasar.

28
Produk berupa jasa berbeda dengan produk berupa barang . ini

dikarenkanakan jasa memiliki empat karakteristik unik yang memberikan

tantangan tersendiri bagi pemasaran. keempat karakteristik tersebut adalah:

1) Intangibility

Jasa berbeda dengan barang .jika barang merupakan suatu

objek , alat , atau benda.maka jasa adalah perbuatan ,kinerja

atau usaha.

2) Inseparability

Brang bisanya diproduksi , kemudian, dijual, lalu

dikonsumsi. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan

merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa.

3) Variability

Jasa yang bersifat sangat variabel karena merupakan non-

standardlized output, artinya banyak variasi bentuk kualitas

dan jenis.

4) Perishability

Jasa yang memberikan kenyamnan dalam ke efisiensian .

contoh kursi kereta api yg kosong, kamar hotel yg kosong

dan tempat praktik dokter.

Secara garis besar, strategi pemasaran jasa yang pokok berkaitan

dengan empat aspek utama, yaitu ;

29
1) Melakukan diferensiasi kompetitif. Perusahaan jasa wajib

melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre-

emptive dalam janga panjang. Pre-emptive disini

maksudnya adalah implementasi strategi yang baru bagi

bisnis tertentu, sehingga bisa menghasilkan keterampilan

atau aset yang dapat merintangi , mencegah, atau

menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau

membuat tandingannya. Perusahaan jasa dapat

mendiferensiasi dirinya melalui citra dimata pelanggan.

Selain itu perusahaan dapat melakukan diferensiasi

kompetitif dalam penyampaian jasa melalui 3 aspek yang

juga dikenal 3P tambahan dalam perusahaan jasa, yaitu

melalui :

a) Orang (people)

personil yang menyampaikan jasa merupakan

elemen kunci dalam memberikan pengalaman

positif dan berkesan bagi pelanggan. Oleh sebab itu,

perusahaan jasa dapat membedakan dirinya dengan

cara merekrut dan melatih karyawan yang lebih

mampu dan lebih dapat diandalkan dalam

berhubungan dengan pelanggan daripada karyawan

pesaing.

b) Bukti fisik (physical evidence)

30
pelanggan jasa ecapkali sukar menilai kulaitas jasa.

Implikasinya, penyediaan bukti fisik kualitas jasa

dalam wujud fitur fisik yang dapat dilihat pelanggan

berperan penting dalam meyakinkan pelanggan

bahwa mereka menerima layanan berkualitas prima.

pelanggan jasa ecapkali sukar menilai kulaitas jasa.

Implikasinya, penyediaan bukti fisik kualitas jasa

dalam wujud fitur fisik yang dapat dilihat pelanggan

berperan penting dalam meyakinkan pelanggan

bahwa mereka menerima layanan berkualitas prima.

c) Proses (Prosess)

perusahaan jasa wajib merancang proses

penyampaian jasa yang superior, tidak birokratis,

dan berorientasi pada pelanggan. Dalam high-

contact service, pelanggan terlibat dalam proses

penyampaian jasa, sehingga mereka perlu

memahami perannya dengan baik. Sementara itu,

teknologi memainkan peran strategik dalam

penyampaian layanan secara online.

2) Mengelola kualitas jasa Melakukan diferensiasi secara

konsisten memberikan kualitas jasa yang lebih dibandigkan

para pesaing. Hal ini dapat tercapai dengan memenuhi atau

melampaui kualitas jasa yang diharapkan oleh para pesaing.

31
Kualitas jasa dipengaruhi oleh dua variabel perceived

service dan expected service. Bila jasa yang dipersepsikan

lebih kecil daripada yang diharapkan, maka para pelanggan

menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa bersangkutan.

Sebaliknya (perceived > expected), maka besar

kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia

jasa itu lagi. Berry, Parasuraman, zeithaml mengidentifikasi

5 GAP yang berpotemsi menyebabkan kegagalan

penyampaian jasa, yaitu :

a). Gap antara ekspektasi konsumen dan persepsi

manajemen.

b). Gap antara manajemen terhadap ekspetasikonsumen

dan spesifikasi kualitas jasa.

c). Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan

penyampaian jasa.

d). Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi

internal

e). Gap antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang

diharapkan.

3) Mengelola produktifitas

Ada enam pendekatan yang dapat diterapkan untuk

meningkatkan produktifitas jasa,yaitu ;

32
a). Penyedia jasa bekerja lebih keras atau dengan lebih

cekatan daripada biasanya.

b). Meningkatkan kuantitas jasa dengan mengurangi

sebagian kualitas.

c). Mengindustrialisasikan jasa tersebut dengan

merambah perlengkapan dan melakukan standarisasi

produksi.

d). Mengurangi atau menggantikan kebutuhan terhadap

suatu jasa tertentu dengan jalan menemukan solusi

beberapa produk.

e). Merancang jasa yang lebih efektif.

f). Memberikan intensif kepada para pelanggan untuk

melakukan sebagian tugas perusahaan.

4) Mengelola penawaran dan permintaan jasa

Dalam perusahaan jasa penyesuaian kapasitas dan

permntaan sulit, karena jasa bersifat tidak tahan lama, selain

itu variabilitas dalam kapasitas jasa sangat tinggi.

Penyebabnya adalah partisipasi pelanggan dalam

penyampaian jasa, padahal setiap pelanggan bersifat unik.

Sebagian operasi jasa memiliki batas maksimum kapasitas

produktif. Jika permintaan melampaui penawaran, maka ada

kemungkinan perusahaan akan kehilangan sebagian

pelanggan atau mungkin pelanggan akan terpaksa

33
menunggu. Kondisi ini kontras dengan keadaan bila

penawaran melebihi permintaan, dimana kapasitas produktif

tersebut akan hilang begitu saja karena tidak dapat

disimpan. Karena itu setiap perusahaan jasa perlu

memahami faktor-faktor yang membatasi kapasitasnya dan

pola permintaan yang dihadapi. Ada enam ancangan yang

bisa dipilih setiap penyedia jasa, yaitu :

a). Tidak melakukan apapun

b). Mengurangi permintaan

c). Meningkatkan permintaan

d). Menyimpan permintaan dengan sistem reservasi

e). Menyimpan permintaan dengan antrean formal

f). Mengembangkan jasa atau pelayanan komplementer

dalam waktu sibuk

Sementara itu strategi yang bisa dipilih

perusahaan jasa untuk menyesuaikan kapasitasnya

dengan tingkat permintaan yang berfluktuasi antara

lain.

a). Menggunakan karyawan paruh waktu

b). Menyewa berbagai fasilitas dan peralatan tambahan

c). Menjadwalkan aktifitas downtime selama periode

permintaan sepi

d). Melakukan pelatihan silang terhadap karyawan

34
e). Meningkatkan partisipasi pelanggan.

13. Strategi Pemasaran Jasa

Strategi pemasaran jasa sendiri pengertiannya adalah upaya memasarkan

suatu jasa (layanan) dengan menggunakan pola rencana dan taktik tertentu

sehingga jumlah penjualan menjadi lebih tinggi. Jasa menurut Lovelock, dapat

dikelompokan berdasarkan 5 kriteria, yaitu :

f. Berdasarkan sifat tindakan

g. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan

h. Berdasarkan tingkat cuztomization dan judgment

i. Berdasarkan sifat dan penawaran jasa

j. Berdasarkan metode penyampaian jasa

Lalu produk berupa jasa memiliki 4 karakteristik yang diantaranya.

a. Intangibility

b. Inseparability

c. Variability

d. Perishability

Lalu secara garis besar strategi pemasaran jasa yang pokok berkaitan

dengan 4 aspek, yaitu ;

a. Melakukan diferensiasi kompetitif

Perusahaan jasa wajib melakukan inovasi yang sifatnya pre-

emptive dimana pre-emptive ini dimaksudkan pengimplementasi

35
strategi baru sehingga bisa menghasilkan keterampilan atau aset

yang tidak dapat ditiru oleh pesaing dalam jangka panjang.

Perusahaan juga dapat mendiferensiasikan melalui citra yaitu

melalui simbol atau merek. Selain itu perusahaan dapat melakukan

diferensiasi secara kompetitif dalam penyampaian jasa melalui 3

aspek, yaitu ;

1) Orang

2) Bukti Fisik

3) Proses

b. Mengelola kealitas jasa

Cara lainya dengan secara konsisten memberikan kualitas jasa

yang lebih baik dibandingkan para pesaing. Kualitas jasa sendiri

terdapat 2 variabel didalamnya yaitu jasa yang dipersepsikan

(perceived service) dan jasa yang diharapkan (expected service).

Lalu ada 5 GAP yang berpotensi menyebabkan kegagalan

penyampaian jasa, yaitu ;

1) Gap antara ekpetasi konsumen dan ekpetasi

manajemen.dalam pratik pihak manajemen sebuah perusaan

tidak selalu dapat merasakan atau memahami apa yg

inginkan para pelanggan secera akurat. Akibatnya

manajemen tidak mengetahui bagaimana suatu jasa

didesain dan jasa-jasa pendukung /skunder apa saja yang

36
diinginkan konsumen. Contohnya ,pengelolah katering

mungkin mengira para pelanggannya lebih mengutamakan

ketepatan waktu mengantar makanannya,padahal para

pelanggan tersebut mungkin lebih memperhatikan variasi

menu yang di sajikan.

2) Gap antara persepsi manajemen terhadap ekpetasi

konsumen dan sertifikasi data kualitas jasa.ada kalanya

manajemen mampu memahami secara akurat apa yang

diinginkan oleh pelanggan,tetapi mereka tidak menyusun

standar kinerja sesesifik yang jelas. Contoh, manajemen

sebuah bank meminta para stafnya memberican pelanyan

secara “cepat “ tampa menentukan standar atau ukuran

ukuran waktu pelayanan yang dapat dikatagorikan cepat.

3) Gap spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa ada

beberapa penyebab terjadinya gab ini karyawan kurang

telitih (belum menguasai tugasnya) beban kerja melampaui

batas tidak dapat memenuhi standar kerja,atau bahkan tidak

mau memenuhi standar kinerja yang di tetapkan.contoh

para juru perawat di haruskan meluangkan waktu untuk

mendengarkan keluhan atau masalah pasien,tetapi di sisi

lain mereka juga harus meyakini para pasien dengan cepat.

4) Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi ekternal

seringkali ekpetasi pelanggan di pengaruhi oleh iklan dan

37
peryataan oleh janji yang di buat oleh perusaan. Contoh

brosur sebuah lembaga pendidikan menyatakan bahwa

lembaganya merupakan yang terbaik,memiliki sarana

kuliah pratikum dan perpustakaan lengkap,dan staf

pengajarnya propesional.

5) Gap antara jasa yang dipersisipkan dan jasa yang di

harapkan .gab ini terjadi apabila pelangan mengukur kinerja

/pretasi perusaan dengan cara berlainan atau bisa juga

keliru mempetrsipkan kualitas jasa bersangkutan. Misalnya

seorang dokter bisa saja terus mengunjugi pasien untuk

menunjukan perhatiannya.

c. Mengelola produktifitas jasa

mengelolah produktivitas ada enam pendekatan yang dapat

diterapkan untukmeningkatkan produtivitas jasa, yaitu:

1) Penyedian jasa kerja lebih keras atau dengan lebih cekatan

dari pada biasanya.

2) Meningkatkan kualitas jasa degan mengurangi sebagian

kualitasnya.

3) Mengindustrialisasikan jasa tersebut dengan nasabah

perlengkapan dan melakukan standardisasi produksi.

4) Menguragi atau mengutamakan kebutuhan terhadap jasa

tertentu dengan jalan menemukan solusi berupa produk.

5) Merancang jasa yang lebih efektif.

38
6) Membriarkan insentif kepada para pelanggan untuk

melalukan sebagian tugas perusahaan.

d. Mengelola penawaran dan permintaan jasa

Mengelolah penawaran dan permintaan jasa. Menyusaikan

kapasitas dan permintaan perusahaan jasa umumnya sulit

dilakukan karena jasa bersifat tidak lama (perisha ble). Selama itu

variabilitas dalam kapasitas jasa juga sanggat tinggi.penyebabnya

adalah parsitipas pelanggan dalam penyampaian jasa.Padahal

setiap pelanggan bersifat unik sebagai besar operasi jasa mimiliki

batas maksimum kapasitas produksi jika permintaan akan

kehilagan sebagian pelanggannya atau mungkin juga pelanggan

terpaksa menunggu. Permintaan jasa ada 6 ancaman yang bisa di

pilih setiap penyedian jasa yakni ;

1) Tidak melakukan apapun

Dalam pendekatan ini perusaan memberikan tingkat

permintaan seperti apa adanya tanpa melakukan

pengurangan atau penambahan. Ada tiga kemungkinan

yang bisa terjadi pertama situasi kapasitas tidak memadahi

(permintaan berlebih) dua kapasitas memedahi (permintaan

memuaskan) tiga (kapasitas berlebih)

2) Mengurangi permintaan

Ancaman ini dilaksanakan dengan cara mengurangi

permintaan pada priode permintaan puncak.dalam kondisi

39
permintaan jam melampaui kapasitas,penetapan harga lebih

mahal dapat meningkatkan laba namum demikian

perusahaan harus pertimbangkan secara cermat elastis

harga terhadap jasa perusahaan yaitu secara besar pengaruh

perusahaan harga terhap perusahaan volume permintaan

pelanggan atas jasa perusahan setiap tipe pelanggan

memiliki tingkat sensitivitas harga yg berbeda. Contohnya

para eksekutif dan pelaku bisnis cendrung lebih berdaya

beli dia besedia membayar lebih mahal untuk jasa

penerbangan di bandingkan mahasiswa

3) Meningkatkan permintaan

Ancaman ini bertujuan meningkatkan permintaan padasaat

terjadi kapasitas berlebih harga dapat diturun kan secara

selektif agar semua biaya relevan (relevan costs) tertutupi

di samping itu, perusahaan juga perlu memanfaatkan

komunikasi pemasaran dan distribusi (lokasi dan timing

penyapaian jasa) serta menciptakan variasi jasa (yang

memberikan nilai tambah) agar dapat menaikkan tingkat

penggunaan jasa oleh pelanggan, contohnya , untuk

menaikkan tingkat hunian sebuah resot.hotel selama priode

sepi hotel tersebut di gunakan pula sebagai tempat retret

kapasitas berlebihan sering menjadi masalah utama pada

40
fasilitas jasa yg sifatnya sangat di pengaruhi oleh faktor

musiman.

4) Penyimpanan permintaan dengan sistem reservasi dan janji

(oppointment).

Ancaman ini bertujuan ‘menyimpan“ permintaan sampai

tersedia kapasitas yang memadai cara yang di tempuh

adalah membuat sistem reservasi dan janji di mana

pelanggan di janjikan di layani pada waktu tertentu.degan

demi kian pelanggan tidak perlu mengantri banyak.

5) Menyimpan permintaan degan antrian mahal.

Ancaman ini bertujuan menyimpan permintaan denga cara

mengembangkan dengan sistem antri formal perusahaan

perlu menjaga kenyamanan selama pelayanan menanti

giliran di layanibacaan,makanan ringan,minuman ruang

tunggu ber-AC kursi yang nyaman dsb.

6) Mengembangkan jasa pelayan komplementer selama waktu

sibuk

Jasa komplementar di sediakan untuk memberikan

alternatif para pelanggan yang sedang menunggu. Misalnya

pengunaan ATM ( Automatic Taller Machine) di bank-

bank,penambahan barpada restoran dan bioskop

menyediakan pula videogame di lobby jasa komplementer

dapat memberikan berbagai macam manfaat pertama

41
kegelisahan dengan aktivitas lain.kedua perusahaan bisa

memperoleh penghasilan tambahan. Ketiga permintaan

agregat terhadap jasa perusahaan bisa menjadi lebih

seragam atau merata.

Sementara itu strstegi yang bisa di pilih perusahaan jasa untuk

memyesuaikan kapasitasnya degan tingkat permintaan yang berkualitas antara

lain.

a) Menggunakan karyawan separu-waktu

b) Menyewa atau berbagai fasilitas peralatan

tambahan.

c) Menjadwalkan aktivitas dowtime selama

priode permintaan sepi.

d) Melakukan pelatihan silang (cross training)

terhadap karyawan.

e) Meningkatkatkan pratisipasi para pelanggan

42
DAFTAR PUSTAKA

Fandy Tjiptono, P. (2015). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

43
44

Anda mungkin juga menyukai