Oleh:
Leon Petra
41819205
BAB I PENDAHULUAN 4
HIPOTESIS ......................................................................................................... 11
1
2.3.2. Sifat Komunikasi Interpersonal...........................................................
PENDAHULUAN
Bisnis adalah kegiatan memperjual belikan barang atau jasa dengan tujuan
oleh pihak swasta dan pemerintah, seiring berjalannya waktu bisnis juga di geluti
perorangan atau biasa disebut bisnis rumahan, mulai dari baju,bahan makanan dan
cemilan. Berbicara mengenai cemilan salah satu contoh usaha bisnis yang ada dan
masih berjalan sampai saat ini yaitu bisnis makanan yang saat ini bervariasi, tidak
hanya lauk pauk atau makanan pokok saja, melainkan berupa roti, kue, mulai dari
kue tradisional, kue kering sampai makanan mancanegara yang mulai digemari
masyarakat Indonesia.
banyaknya pilihan hidangan kue dengan variasi bentuk serta rasa, tekstur, maupun
harga yang sesuai dengan kualitas produk yang dihadirkan. Hal ini membuat para
pengusaha dalam bidang ini berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dalam
bidangnya dengan berbagai macam program terobosan mereka agar unggul dari
dibentuk terus menerus, supaya pandangan konsumen menjadi lebih baik dan konsumen akan
menjadi loyal. Jika citra perusahaan baik, maka respon yang diberikan oleh konsumen juga baik,
begitupun sebaliknya jika citra perusahaan buruk dan dalam waktu dekat tidak ada perbaikan maka
kepercayaan konsumen akan hilang dan secara otomatis konsumen akan mencari pelayanan lain
Sama halnya dengan Perusahaan Kue Kering dan pastry Home Made, Kartikasari yang
terlibat dalam persaingan ketat kuliner di Bandung ini harus tetap menjaga citra perusahaannya di
mata konsumen. Hal ini mendorong Kartikasari untuk mengeluarkan program-program baru dan
inovasi-inovasi baru agar konsumen lebih percaya kepada Kartikasari mengenai kualitas dan rasa
kue mereka dan tertarik untuk membeli kue dan pastry produksi Kartikasari dan menjadi pelanggan
setia.
Kartika Sari Dewi Bandung adalah sebuah toko oleh-oleh khas Bandung, yang menyediakan
berbagai kue-kue dan roti, yang berlokasi di Jalan Akbar. Berbagai jenis kue yang dijual ditempat
ini memiliki cita rasa yang lezat. Awalnya Kartika Sari Bandung ini adalah sebuah bisnis rumahan
yang didirikan pada tahun 1970–an. Saat itu, tempat ini hanya menyediakan berbagai kue-kue
sederhana seperti kue lapis, bolu kukus, dan berbagai kue rumahan lainnya.Seiring dengan
berjalannya waktu, banyak dari masyarakat yang gemar dengan rasa kue-kue yang
ditawarkan.Menyebar dari mulut ke mulut membuat Kartika Sari menjadi salah satu toko kue
Pentingnya pembentukan citra dalam sebuah perusahaan didasari pada kemampuan (tingkat dasar
dan lanjut) dalam menghadapi sebuah krisis persaingan ketat yang terjadi, baik itu dari segi rasa,
penampilan, cara penyajian, hingga lokasi tempat toko itu berada. Keberadaan Public Relations (PR)
sebagai salah satu fungsi manajemen yang penting diperhitungkan mempunyai kredibilitas yang tinggi
dalam mengatasi persaingan dan permasalahan-permasalahan yang ada dalam perusahahaan atau
diharapkan dapat menjadi tonggak utama berdiri dan bertahannya suatu perusahaan. Menurut Jefkins
“Public Relations senantiasa berkenaaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan
dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni berupa perubahan
Sehingga divisi Marketing Humas dari Kartikasari Bandung berinisasi untuk melakukan
program Kunjungan Home Industri kepada konsumen yang ingin melihat langsung bagaimana proses
pembuatan kue andalan mereka, mulai dari pemilihan bahan baku mereka, bagaimana adonan di olah
dan komposisi apa saja yang dimasukan dalam pembuatan kue, bagaimana kue dipanggang hingga kue
kering jadi dan dikemas dalam kemasan yang telah mereka persiapkan dengan beberapa bentuk
Program ini ditujukkan kepada kepada peserta Kunjungan Home Industri ini lebih mengetahui
seluk beluk dari produk yang akan mereka beli ataupun konsumsi, mulai dari bahan baku hingga
kemasannya. Sehingga diharapkan timbul kepercayaan dari konsumen sehingga citra dari Kartikasari
lebih unggul dari perusahaan kue dan pastry lainnya yang ada di Bandung.
1.2. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah peneliti tertarik untuk mengambil garis merah dari
sebuah permasalahan yang terjadi sebagai berikut:
“Sejauhmana Daya Tarik Program Kunjungan Home Industri oleh Divisi Marketing Humas
Kartikasari Bandung terhadap Citra Perusahaan dikalangan Peserta Kegiatan?
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan “Sejauhmana
Daya Tarik Program Kunjungan Home Industri oleh Divisi Marketing Humas
Kartikasari Bandung terhadap Citra Perusahaan dikalangan Peserta Kegiatan?
oleh humas. Penelitian ini pun diharapkan dapat berguna bagi penelitian-penelitian
yang berkaitan mengenai Daya Tarik program Kunjungan Home Industri oleh
Kegunaan penelitian ini yaitu sebagai pengaplikasian ilmu yang selama ini
diterima oleh peneliti baik teori maupun praktik, serta guna menambah
Peserta Kegiatan.
Kegunaan penelitian ini yaitu bagi mahasiswa UNIKOM secara umum, ilmu
pecinta kuliner terhadap Daya Tarik Program Kunjungan Home Industri oleh
Peserta Kegiatan.
Kegunaan penelitian ini yaitu sebagai evaluasi Daya Tarik Program Kunjungan
Dalam tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu yang
berkaitan serta relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Dengan demikian,
peneliti mendapat rujukan pendukung, pelengkap, serta pembanding dalam menyusun skripsi ini
hingga lebih memadai. Selain itu, telaah pada penelitian terdahulu berguna untuk memberikan
gambaran awal mengenai kajian terkait dengan masalah dalam penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai daya tarik dari program kunjungan Home
Industry yang dilakukan oleh divisi Marketing Humas Kartikasari Bandung terhadap citra
melakukan tinjauan terhadap penelitian terdahulu mengenai daya tarik dan citra.
Hal tersebut penting dilakukan untuk mengetahui teori dan indikator yang dilakukan
peneliti terdahulu, sehingga menjadi rujukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian.
beberapa penelitian mengenai daya tarik dan citra yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu,
yaitu:
No. Judul Peneliti Metode Penelitian Universitas Tahun
Peserta Kegiatan
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin
communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya
adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi
atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si
penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2005:42).
Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar atau yang salah.
Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemamfaatan untuk menjelaskan fenomena
yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya
“Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik”, atau terlalu luas, misalnya
“Komunikasi adalah interaksi antara dua pihak atau lebih sehingga peserta komunikasi memahami
Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang
di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi
Teori dan Peraktek” ilmu komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara
tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.(Effendy, 2001:10)
Hovland juga menungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan
hanya penyampain informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan
sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan
peranan yang amat penting. Tetapi dalam pengertian khusus komunikasi, Hovland mengatakan
Komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify
mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang
diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau
perilaku orang lain, hal itu bisaterjadi apabila komunikasi yang disampaikanya bersifat
dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan komunikasi yang komunikatif.
“Communication Research In The United States”. Menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil
apabila pesan yang disampaikan oleh komunikastor cocok dengan kerangka acuan (frame of
reference), yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of expreiences and meanings)
Pengirim pesan yang dimaksud disini adalah manusia yang mengambil inisiatif dalam
b. Komunikan
Komunikan disebut juga penerima. Dalam konteks komunikasi massa, komunikan disebut
c. Pesan
Pesan pada dasarnya bersipat abstrak. Untuk membuatnya kongkret agar dapat dikirim dan
diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambing
komunikasi berupa suara, mimic, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
d. Saluran komunikasi dan media komunikasi
Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan komunikator untuk sampai kepada
to-face, tatap muka) atau dengan media. Media yang dimaksud disini adalah media
komunikasi. Media komunikasi dilihat dari jumlah target komunikannya dapat dibedakan
e. Umpan balik
Umpan balik dapat diartikan sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikatoryang
terus-menerus saling bertukar peran. Karenanya, umpan balik pada dasarnya pesan juga,
c. Fungsi pengaruh dan persuasi atau motivasi (influence and persuasion function)
Komunikasi dapat menumbuhkan motivasi karyawan dan dapat mempengaruhi perilaku
karyawan.
Adalah komunikasi yang berfungsi untuk memberikan laporan, dari bawahan kepada
atasan
• G.R Miller dan M. Steinberg (1975): Komunikasi interpersonal dapat dipandang sebagai
dua orang dalam sebuah situasi yang memungkinkan adanya kesempatan yang sama bagi
nonverbal antara dua (atau kadang-kadang lebih dari dua) orang yang saling tergantung
• Ronald B. Adler, dkk (2009) : Komunikasi interpersonal adalah semua komunikasi antara
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang dilakukan dalam suatu hubungan interpersonal antara dua orang atau lebih, baik
secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan makna.
Menurut Joseph A. DeVito (2013), komunikasi interpersonal memiliki beberapa sifat, yaitu
• Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua individu atau lebih
Pada umumnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang atau biasa
disebut juga dengan komunikasi diadik. Misalnya komunikasi antara seorang anak dan ayah dan
lain-lain. Meskipun begitu, komunikasi interpersonal juga merujuk pada komunikasi dalam
kelompok kecil seperti misalnya keluarga. Walau dalam keluarga, komunikasi berlangsung dalam
dan bersifat sangat penting. Komunikasi interpersonal berperan dalam sebuah hubungan yang
berdampak pada hubungan dan mengartikan hubungan itu sendiri. Komunikasi yang berlangsung
dalam sebuah hubungan adalah bagian dari fungsi hubungan itu sendiri. Oleh karena itu, cara kita
berkomunikasi sebagian besar ditentukan oleh jenis hubungan yang ada antara kita dan orang lain.
Perlu dipahami pula bahwa cara kita berkomunikasi, cara kita berinteraksi, akan mempengaruhi
Komunikasi interpersonal berada dalam sebuah rangkaian kesatuan yang panjang yang
membentang dari impersonal ke personal yang lebih tinggi. Pada titik impersonal, kita
berkomunikasi secara sederhana antara orang-orang yang tidak saling mengenal, misalnya pembeli
dan penjual. Sedangkan pada titik personal yang lebih tinggi, komunikasi berlangsung antara
orang-orang yang secara akrab terhubung satu sama lain, misalnya ayah dan anak.
Komunikasi interpersonal melibatkan pertukaran pesan baik pesan verbal maupun pesan
nonverbal. Kata-kata yang kita gunakan dalam komunikasi tatap muka dengan orang lain biasanya
disertai dengan petunjuk nonverbal seperti ekspresi wajah, kontak mata, dan gerak tubuh atau
bahasa tubuh. Kita menerima pesan interpersonal melalui panca indera yang kita miliki seperti
mendengar, melihat, mencium, dan menyenuh. Kita bersikap diam pun sebernarnya mengirimkan
suatu pesan interpersonal. Pesan-pesan yang disampaikan sebagian besar bergantung pada faktor-
Komunikasi interpersonal pada umumnya berlangsung secara tatap muka, misalnya ketika kita
berbicara dengan ibu atau ayah kita. Di era kemajuan teknologi komunikasi seperti sekarang,
media komunikasi serta media komunikasi modern lainnya menjadikan komunikasi interpersonal
dapat dilakukan melalui surat eletronik atau media sosial. Beberapa bentuk komunikasi
interpersonal masa kini bersifat real time, dalam artian pesan yang dikirim dan diterima pada satu
waktu sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Pesan yang dikirimkan dan diterima melalui
berbagai media sosial dalam konteks komunikasi interpersonal jelas memiliki pengaruh media
sosial serta efek media sosial bagi hubungan interpersonal yang dibangun.
Pesan-pesan interpersonal yang kita komunikasikan kepada orang lain adalah hasil dari
berbagai pilihan yang telah kita buat. Dalam kehidupan interpersonal kita dan interaksi kita dengan
orang lain, kita disajikan dengan berbagai pilihan. Maksudnya adalah momen ketika kita harus
membuat pilihan kepada siapa kita berkomunikasi, apa yang akan kita katakan, apa yang tidak
boleh kita katakan, apakah pilihan frasa yang ingin kita katakan, dan lain sebagainya. Pilihan-
pilihan komunikasi interpersonal beserta alasannya, dalam beberapa situasi, berbagai pilihan yang
sebagai berikut :
1. Komunikasi interpersonal adalah suatu proses transaksional. Komunikasi interpersonal
adalah sebuah proses, atau kejadian yang berkelanjutan, dimana masing-masing elemen
saling bergantung satu sama lain. Komunikasi interpersonal secara konstan terus terjadi dan
o belajar – komunikasi interpersonal membuat kita dapat belajar memahami orang lain
keperawatan.
masing-masing orang akan memberikan makna yang berbeda terhadap pesan yang sama.
6. Komunikasi interpersonal adalah dapat diberi tanda atau ditandai karenanya setiap orang
7. Komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari, tidak dapat diulang, dan tidak dapat diubah.
Ketika berada dalam sebuah situasi interpersonal, kita tidak dapat tidak berkomunikasi, dan
kita tidak dapat mengulang secara tepat sebuah pesan secara spesifik. (baca: Konvergensi
Media)
Sementara itu, menurut Paul Watzlawick, Janet Beavin, dan Don Jackson, terdapat 5
(lima) prinsip-prinsip komunikasi atau aksioma komunikasi yang dapat membantu kita memahami
4. Pesan berupa simbol-simbol verbal dan petunjuk nonverbal. Pertukaran pesan bersifat
Berawal dari pertentangan, Public Relations itu fungsi tersendiri dalam organisasi, Public
Relations merupakan bagian dari pemasaran. Akan tetapi dibanding berkonflik lebih baik kita
menemukan solusi. Dan pemasaran dalam hal ini mendominasi, menurunkan teori, serta
menggenggam Marketing Public Relations. Dimulai dari konsep pemasaran. Turun kepada bauran
pemasaran yang telah begitu menggema produk, harga, distribusi, dan promosi. Promosi pun
demikian mempunyai bauran iklan, promosi penjualan, pemasaran langsung, penjualan langsung,
Public Relations. Public Relations terpecah ke dalam Marketing Public Relations, Corporate
Public Relations. Tampak jelas disini Public Relations yang bergrand teori pemasaran tidak lain
Marketing Public Relations dimana berlangsung percampuran konsep Public Relations dengan
pemasaran. Apabila ditanyakan, Untuk apa Marketing Public Relations? terjawab singkat ternyata
Pada awalnya kegiatan pemasaran dan Public Relations merupakan bagian yang terpisah. Satu perbedaan utama
adalah pemasaran berorientasi pada hasil akhir berupa pencapaian tujuan- tujuan pemasaran yang salah satunya
adalah penjualan, sedangkan Public Relations adalah kegiatan menyiapkan dan menyebarkan informasi dengan
tujuan mendidik dan menanamkan pemahaman yang baik pada publik sasaran. Namun perbedaan tersebut sudah
mulai hilang karenaperusahaan membentuk Public Relations yang lebih berorientasi kepada pasar dan perusahaan
membentuk kelompok Public Relations yang berorientasi pemasaran untuk secara langsungmendukung promosi
dan citra perusahaan. Sinergi antara pemasaran dan Public Relations ini kemudian dinamakan sebagai Marketing
Public Relations
.
“Marketing Public Relations diciptakan untuk menambah atau memberikan nilai bagi produk
melalui kemampuan yang unik untuk menunjukkan kredibilitas pesan produk”. (Ruslan, 2002,
p.254).
Belch and Belch (1998;518) MPR adalah kegiatan Public Relations yang mendukung
pemasaran
“Fill (1995:401) menyatakan bahwa MPR adalah salah satu fungsi manajemen untuk
mengidentifikasi, membangun, dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan antara
organisasi dan publik yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu perusahaan, dan juga dengan
public khusus yaitu pelanggan, konsumen, dan klien yang menentukan apakah suatu transaksi akan
dilakukan atau tidak.”
Hal tersebut, telah diteliti sendiri Marketing Public Relations berpengaruh terhadap citra
perusahaan, citra perusahaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Namun, secara langsung
Marketing Public Relations tidak begitu serta merta mendorong keputusan pembelian melainkan
meski secara tidak langsung melalui citra perusahaan. Tidak sekedar berguna meningkatkan
volume penjualan, Marketing Public Relations lebih bertenaga untuk mempertahankan dan
Marketing Humas atau biasa disebut dengan Marketing Public Relation (MPR) sebagai suatu
terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen (nasabah) melalui komunikasi yang baik mengenai
impresi dari perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan
kesan dari konsumen. Keberadaan MPR di perusahaan dianggap efektif, hal ini dikarenakan :
1. MPR dianggap mampu dalam membangun brand awareness ( kesadaran akan merek) dan
2. MPR dianggap potensial untuk membangun efektivitas pada area ”increasing category
3. Dengan adanya MPR dalam beberapa hal dianggap lebih hemat biaya bila dibandingkan
dengan perusahaan memasukkan produknya melalui iklan. Lebih cost-effective dari biaya
Peranan Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi menurut
Rosady Ruslan :
itu.
2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas
3. Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang
4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan
tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan
8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik dari segi
9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan
Menurut Onong Uchjana Effendi yang ditulis dalam kamus komunikasi dijelaskan, ”Daya tarik
adalah kekuatan atau penampilan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang
mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media komunikasi”. (Effendy,
1989: 18)
Industri”, mengemukakan bahwa, ”Daya tarik adalah sikap yang membuat orang senang
akan objek situasi atau ide – ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan
kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya itu”. (As’ad, 1992: 89)
Dengan demikian program Kunjungan Home Industry ini merupakan stimulus yang harus
menampilkan daya tarik tertentu yaitu baik dari kekuatan, penampilan komunikator, pesan,
maupun medianya sehingga dapat mempengaruhi citra JNC Cookies Bandung dikalangan peserta
kegiatan.
2.5. Tinjauan Tentang Citra
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah: (1) kata benda: gambar, rupa,
gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau
produk; (3) kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat,
dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi; (4) data atau informasi dari potret
Katz dalam Soemirat dan Ardianto (2004) mengatakan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain
memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan
mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya.
Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf
perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor
Jefkins (2003) menyebutkan beberapa jenis citra (image). Berikut ini lima jenis citra yang
dikemukakan, yakni:
a. Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota
organisasinya.
b. Citra yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh
c. Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen.
d. Citra perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan,
e. Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau
perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum
Soemirat dan Ardianto (2004) menjelaskan efek kognitif dari komunikasi sangat
mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan
perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang
lingkungan. Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah
pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau
perilaku tertentu.
Efektivitas PR di dalam pembentukan citra (nyata, cermin dan aneka ragam) organisasi, erat
kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin dalam menyelesaikan tugas
organisasinya, baik secara individual maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job
design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/ perubahan
dalam mengelola sumberdaya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan
efektif, yaitu mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan
dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan identitas diri yang mencakup aspek fisik,
personil, kultur, hubungan organisasi dengan pihak pengguna, respons dan mentalitas pengguna
(Hubeis, 2001).
Praktisi humas senantiasa dihadapkan pada tantangan dan harus menangani berbagai macam
fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih, atau abu-abu. Perkembangan
komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Citra
humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan,
serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti citra tidak seharusnya “dipoles agar
lebih indah dari warna aslinya”, karena hal itu justru dapat mengacaukannya (Anggoro, 2002).
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif, peneliti menggunakan penelitian kualitatif
ini karena peneliti bermaksud untuk meanalisis semiotika tentang “Sejauhmana Daya Tarik Program
Kunjungan Home Industri oleh Divisi Marketing Humas Kartikasari Bandung terhadap Citra Perusahaan
Dalam penelitian ini selain menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik
pengumpulan data yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Menurut J. Supranto seperti yang dikutip Ruslan dalam bukunya metode Penelitian Public
Relations dan Komunikasi, bahwa studi kepustakaan adalah dilakukan mencari data atau
informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-baham
publikasi yang tersedia di perpustakaan (Ruslan, 2008:31). Studi kepustakaan digunakan untuk
mempelajari sumber bacaan yang dapat memberikan informasi yang ada hubungannya dengan
Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan
data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian. Menurut Danial dan
Warsiah Studi Literatur adalah merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan dengan masalah dan tujuan
penelitian.
Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang
relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan rujukan dalam
pembahasan hasil penelitian. Pengertian Lain tentang Studi literatur adalah mencari referensi
Secara Umum Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan
menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah
Studi Literatur ini juga sangat familier dengan sebutan studi pustaka. Dalam sebuah penelitian
yang hendak dijalankan, tentu saja seorang peneliti harus memiliki wawasan yang luas terkait
objek yang akan diteliti. Jika tidak, maka dapat dipastikan dalam persentasi yang besar bahwa
- Internet Searching
Internet Searching atau pencarian secara online adalah pencarian dengan mengunakan
komputer yang dilakukan melalui internet dengan alat atau software pencarian tertentu pada
server-server yang tersambung dengan internet yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
website guna melengkapi data penelitian yang saling terhubung ke seleuruh dunia dan
merupakan sumber daya informasi suatu database atau perpustakaan multimedia yang sangat
Penggunaan internet sebagai salah satu sumber dalam teknik pengumpulan data
dikarenakan dalam internet terdapat banyak informasi yang berkaitan dengan penelitian.
Beragam informasi ini tentunya sangat berguna bagi penelitian, serta dilengkapi sengan
beragam literatur yang berasal dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dari berbagai
belahan dunia. Aksesibilitas yang fleksibel dan aplikasi yang mudah juga menjadi point
penting untuk menjadikan pencarian data dalam intenet sebagai salah satu teknikpengumpulan
1. Wawancara
Wawancara yaitu tanya jawab secara terbuka dan langsung kepada responden yang
menjadi sampel dalam penelitian ini. Wawancara atau interview adalah sebuah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap
muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarainya. (Nazir,
1999 : 234).
percakapan yang diarahkan pada suatu tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan,
dimana 2 orang atau lebih yang berhadapan secara fisik. Untuk mendukung kegiatan ini
atau lisan dengan Kepala Humas Rumah Sakit Advent Bandung. Bentuk wawancara yang
disusun terlebih dahulu dalam daftar dengan maksud agar semua pertanyaan tidak
2. Angket
informasi dari responden”, (Arikunto 2006 : 151) dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia (responden) ketahui. Adapun pengertian lain dari angket adalah
sebagai berikut :
Kegiatan Kunjungan Home Industri. Angket yang digunakan adalah angket tertutupyaitu
daftar pernyataan yang sudah memiliki alternatif jawaban, responden tinggal memilih
3. Dokumentasi
(sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan. Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di
fahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Proses analisis data dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah siatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang
tak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga diperoleh kesimpulan akhir
dan diverivikasi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok,memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dalam hal ini,ketika
peneliti memperoleh data dari lapangan dengan jumlah yang cukup banyak. Maka perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Adapun hasil darimereduksi data, peneliti telah
memfokuskan bagaimana Daya Tarik Program Kunjungan Home Industri oleh Divisi Marketing
Humas Kartikasari Bandung terhadap Citra Perusahaan dikalangan Peserta Kegiatan. Hal ini dilakukan
peneliti dengan mengamati serta meninjau kembali hasil wawancara.
2. Menyajikan Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data atau menyajikan
data. Dengan mendisplaykan data atau menyajikan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang telah dipahami tersebut. Dalam hal ini, peneliti memfokuskan pada Daya
Tarik Program Kunjungan Home Industri oleh Divisi Marketing Humas Kartikasari Bandung
terhadap Citra Perusahaan dikalangan Peserta Kegiatan. Dengan demikian, hasil dari data
display ini mampumemudahkan peneliti dalam upaya pemeparan dan penegasan kesimpulan.
Langkah ketiga dalam analisis kualitatif menurut Miles dan Hubermanadalah penarikan
kesimpulan berdasarkan data-data yang telah ada. Dalam hal ini, peneliti berusaha dan
berharapkesimpulan yang dicapai mampu menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan
sejak awal yaitu yang berkaitan pada Daya Tarik Program Kunjungan Home Industri oleh Divisi
Marketing Humas Kartikasari Bandung terhadap Citra Perusahaan dikalangan Peserta Kegiatan.
Daftar Pustaka
https://www.google.com/search?q=sejarah+kartoka+sari&oq=sejarah+kartoka+sari&aqs
=chrome..69i57j0i13.7202j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF8
https://emakalahonline.blogspot.com/2017/04/sejarah-marketing-public-relation.html
https://www.studilmu.com/blogs/details/apa-saja-unsur-unsur-komunikasi-yang-perlu-
kita-ketahui
Danial, E, & Warsiah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Laboraterium Pendidikan
Kewarganegaraan.
Rismawaty, Desayu Eka Surya, Sangra Juliano Prakasa, 2014. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Bandung: Rekayasa Sains
Silalahi, UIber, 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
mmanuelle, O. (2019). repository UNIKA. Retrieved from BAB III Metode Penelitian:
http://repository.unika.ac.id/19538/4/14.M1.0028%20OEI%20TIARA%20AZALLIA
%20IMMANUELLE%20%20%288.1%29..pdf%20BAB%20III.pdf