Anda di halaman 1dari 60

STRATEGI KOMUNIKASI BISNIS ONLINE SHOP SHOPEE

DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN


(Studi Kasus Tentang Strategi Komunikasi Bisnis Online Shop UMKM Thrift Shop
Bekaslemariku dalam meningkatkan penjualan melalui Shopee)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi
Oleh:

MUHAMMAD WILDAN KHAIRI


NPM: 10080016479

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNISVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Strategi Komunikasi Bisnis Online Shop


Shopee Dalam Meningkatkan Penjualan
Subjudul : Studi Kasus Tentang Strategi Komunikasi
Bisnis Online Shop UMKM Thrift Shop
Bekaslemariku dalam meningkatkan
penjualan melalui Shopee
Nama Mahasiswa : Muhammad Wildan Khairi

NPM 100080016479

Bidang Kajian : Manajemen Komunikasi

Menyetujui : Pembimbing,

DR. ANNE MARYANI, DRA., M.SI

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama puji syukur saya panjatkan pada Allah SWT atas

terselesaikannya Skripsi ini dengan baik dan lancar. Dan Skripsi ini saya

persembahkan untuk:

1. Ayah & Ibu yang telah memberikan kasih sayang hingga saya dewasa, selalu

mendoakan dan mendukung saya untuk menjalani hidup sesuai keinginan.

2. Wali Dosen saya Ibu DR. Tresna Wiwitan, Dra., M.Si.yang telah

memberikan saran dan membimbing menjadi lebih baik saya selama berkuliah

di UNISBA

3. Pembimbing Skirpsi saya Ibu DR. Anne Maryani , Dra., M.Si yang telah

membimbing saya selama mengerjakan skirpsi ini,memberikan saran terhadap

penelitian saya.

4. Para dosen-dosen S1 UNISBA terimakasih atas bimbingannya selama saya

berkuliah 4 tahun ini.

Karena keterbatasan yang terdapat pada manusia, saya sadar bahwa skripsi ini

masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu saya ingin memohon maaf atas

segala kekurangan tersebut. Meski terasa klise, ungkapan mengharapkan saran dan

kritik itu datang dari lubuk hati penulis yang paling dalam dan disampaikan secara

tulus.

Bandung, 21 November 2022

ii
Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1
1.2 Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian.............................................10
1.2.1 Fokus Penelitian............................................................................10
1.2.2 Pertanyaan Penelitian....................................................................10
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................10
1.4 Manfaat Hasil Penelitian...........................................................................11
1.4.1 Manfaat Praktis.............................................................................11
1.5 Setting Penelitian......................................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................14


2.1 Review Hasil Penelitian Sejenis...............................................................14
2.2 Tinjauan Pustaka/Kerangka Pemikiran.....................................................17
2.2.1 Public Relations............................................................................17
2.2.1.1 Marketing Public Relations............................................18
2.2.1.2 Strategi Marketing Public Relations...............................19
2.2.2 Strategi Komunikasi.....................................................................21
2.2.3 Komunikasi Pemasaran.................................................................24
2.2.4 Bisnis Online.................................................................................24
2.2.5 E-Commerce.................................................................................26
2.2.5.1 Jenis-Jenis E-Commerce.................................................26
2.2.6 New Media....................................................................................28
2.2.7 Media Sosial.................................................................................29
2.2.8 Shopee...........................................................................................30
2.2.9 Penjualan.......................................................................................34

iv
2.2.10 Market Share.................................................................................35
2.3 Kerangka Pemikiran.................................................................................38

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN................................................................40


3.1 Paradigma, Metode, Pendekatan/Anlisis Penelitian.................................40
3.1.1 Metode Penelitian.........................................................................40
3.1.2 Paradigma/Penedekatan Penelitian...............................................41
3.2 Subjek Penelitian......................................................................................43
3.3 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................44
3.4 Teknik Analisi Data..................................................................................45
3.5 Uji Keabsahan Data..................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................49
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................51

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Review Hasil Penelitian Sejenis..................................................................16

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Marketplace pilihan UMKM.....................................................................4

Gambar 1.2 Profil Shopee Bekaslemariku.....................................................................7

Gambar 2.1 Logo Shopee............................................................................................30

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir...................................................................................38

vii
DAFTAR LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pelaku bisnis merupakan individu yang mampu mengamati, menyediakan dan

melengkapi setiap kebutuhan yang sedang dicari oleh setiap kalangan masyarakat

secara luas, dunia bisnis memiliki tujuan secara personal untuk meraih perkembangan

dan menjadi pilihan utama dari setiap pembeli, proses tersebut perlu dilakukan secara

bertahap dengan menjalankan berbagai macam strategi bisnis yang tepat khususnya

dalam bisnis modern yang melengkapi kemudahan pelaku bisnis dalam memasarkan

setiap produk maupun jasa yang dihasilkan.

Salah satu kerangka dalam membangun suatu bisnis yang dapat

menstabilisasikan suatu usaha adalah komunikasi bisnis yang berfungsi sebagai salah

satu penyebaran informasi baik secara langsung maupun tidak langsung, namun

komunikasi bisnis yang lebih diutamakan dalam era milenial lebih diutamakan

melalui komunikasi tidak langsung melalui media sosial.

Seorang public relations merupakan ujung tombak perusahaan. Dimana

mereka berperan untuk membentuk perkembangan usaha agar dapat berkesan di

benak masyarakat. Selain itu seorang public relations tentu saja harus mampu

menjadi jembatan komunikasi antara pimpinan terhadap karyawan serta sebaliknya.

Yang tentu bukan hanya itu saja, public relations harus bisa menjadi jembatan dengan

menghubungkan perusahaan dengan masyarakat dan sebaliknya.

1
Dalam sebuah perusahaan, untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya.

Dibutuhkan seorang marketing untuk membentuk strategi dalam memasarkan produk.

Marketing di dalam perusahaan memiliki tugas salah satunya dalam menarik pembeli.

Bukan hanya itu, kepuasaan pelanggan merupakan hal yang penting bagi seorang

marketing karena kepuasaan mampu membuat orang untuk menjadikan produk

perusahaan tersebut berada dalam daftar teratas dalam benaknya.

Bagaimana jika seorang petugas public relations melakukan kegiatan

marketing? Tentu saja itu sangat mungkin. Karena pada akhirnya kegiatan public

relation tentu saja dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan juga. Dalam

praktiknya, bagaimana seorang public relations mampu menanamkan produk atau

jasa yang dihasilkan dalam benak masyarakat, tentu saja itu bertujuan untuk

penjualan produk. Pada akhirnya itu semua berkesinambungan, bagaimana

pembentukan citra sebuah perusahaan itu satu garis lurus dengan penjualan produk.

Maka dari itu, seorang petugas marketing public relations dalam sebuah

perusahaan sangat dibutuhkan. Seperti yang dijelaskan oleh Harris (2008) yang

ditulis di dalam bukunya yang berjudul “Marketers Guide to Public Relation”

dijelaskan bahwa “Marketing public relations adalah sebuah cara dalam

mengevaluasi serta merencanakan sebuah program dengan tujuan menarik pembeli

serta tercapainya sebuah kepuasan yang dirasakan konsumen dengan tahap

penyebaran serta komunikasi.” Dalam penyebaran tersebut informasi harus bisa

terpercaya serta adanya hubungan antara perusahaan serta produk yang dibuat

berdasarkan keinginan, kebutuhan, ketertarikan konsumen.

2
Pengguna smartphone di Indonesia dalam kebutuhannya untuk berbelanja saat

ini lebih senang melalui media-media seperti e-commerce, hal itu dapat dilihat secara

umum pertumbuhan aplikasi e-commerce seperti Tokopedia, Shopee dan juga Lazada

yang saat ini masih sering digunakan oleh masyarakat untuk melengkapi

kebutuhannya.

E-commerce merupakan platform dalam bentuk aplikasi yang tujuannya

dibuat bagi masyarakat agar berbelanja dengan aman, memudahkan masyarakat

dalam mencari kebutuhan mereka melalui media online, fitur yang tersedia pada

bagian search dinilai memudahkan masyarakat yang hanya tinggal ketik kebutuhan

dan keinginan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, cara

mendaftarnya pun cukup mudah hanya dengan membuat akun dengan mendaftarkan

nomor telepon yang aktif, memasukan nomor rekening dan validasi lainnya seperti

alamat dan email pengguna, tujuan tersebut akan berguna untuk mengirim produk

yang akan dikirim nantinya dan mencairkan uang dengan waktu tertentu yang telah

ditetapkan sesuai prosedur.

Pada dasarnya masyarakat sudah mulai menginginkan media transaksi yang

mudah dilakukan baik itu memesan kebutuhan sandang maupun pangan mereka

sehari-hari, penjualan dan pemasaran yang dilakukan dengan tujuan menawarkan

produk atau jasa yang dihasilkan dan meraih profit yang diharapkan, berikut

marketplace yang menjadi pilihan para pebisnis di masa saat ini:

3
Gambar 1.1
Marketplace pilihan UMKM
Sumber : Katadata Insight Center (KIC)
Berdasarkan perolehan persentase di atas Shopee menjadi peminat paling

tinggi bagi pelaku usaha yang menawarkan produk mereka kepada masyarakat, media

e-commerse seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada dan Blibli menyediakan

bentuk pelayanan sistem rekening bersama sehingga calon pembeli merasa aman dari

maraknya penipuan transaksi Online, salah satu objek yang menggunakan akun e-

commerse yaitu Bekaslemariku. Pelaku bisnis tersebut lebih menyukai pemanfaatan

penjualan dan branding dengan menggunakan platform Shopee, hal itu dikarenakan

banyaknya masyarakat yang menggunakan aplikasi tersebut untuk membeli berbagai

macam kebutuhan, banyaknya potongan harga dan program gratis ongkir yang

ditetapkan oleh platform Shopee menjadi minat tersendiri bagi pengguna, disisi lain

menjadi keuntungan yang memudahkan pelaku usaha dalam menjual setiap produk

maupun jasa yang diunggah ke dalam platform Shopee.

Untuk memudahkan tugas seorang marketing public relations pasti

dibutuhkan sebuah strategi dalam pelaksanaannya. Seperti menurut Ardianto dan

4
Soemirat (2008), “Marketing public relations merupakan sebuah perencanaan serta

pelaksanaan di suatu program dengan mendorong keinginan pembeli serta kepuasan

di dalam konsumen dengan penyampaian sebuah informasi dengan mengaitkan

perusahaan dengan produk sesuai minat pembeli.”

Harris menegaskan bahwa sangat penting peran seorang petugas marketing

public relations dalam sebuah perusahaan. Karena bagaimana kelangsungan hidup

sebuah perusahaan tergantung terhadap bagaimana efektifnya kegiatan yang

dilakukan oleh marketing public relations. Ketika citra positif suatu produk telah

terbangun atau tertanam di benak masyarakat, maka penjualan pun akan lebih mudah.

Semua brand atau produk dari masing-masing perusahaan pastilah memiliki

karakteristiknya. Dengan begitu, tugas untuk menyampaikan pesan suatu ketersediaan

produk tersebut sudah pasti menjadi tugas seorang petugas marketing public

relations.

Hasil riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 pengguna media

online di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah

tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Besarnya pengguna internet di Indonesia

merupakan potensi bagi ekonomi digital nasional, sehingga muncul e-commerce, toko

online dan bisnis lainnya yang berbasis teknologi komunikasi/internet. Dan hal ini

akan menjadi kekuatan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Bahkan pihak e-

commerce mengembangkan aplikasi khusus belanja online yang dapat di download

dan diinstal melalui smartphone. Aplikasi khusus ini membuat aktifitas belanja online

semakin mudah dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja, sehingga diharapkan dapat

5
meningkatkan penjualan.

Internet menjadi alat pemasaran yang efektif dan ideal bagi pelaku bisnis

online shop, karena menjangkau jutaan orang dan dapat digunakan untuk mengejar

target pasar yang terdiri dari sekelompok individu tertentu. Hal ini, karena aktifitas

penggunaan internet yang biasa dilakukan yaitu 24 jam dalam 7 hari sangat menarik

bagi pelaku bisnis online dan tidak terdapat batasan geografis. Salah satu fasilitas

yang ditawarkan oleh internet yaitu para pengguna jasa jual beli online dapat dengan

mudah mengakses online shop yang diinginkan, melihat pilihan barang, harga yang

akan dibelinya, mengetahui kualitas barang melalui komen pembelinya dan cara

pembayarannya. Saat ini ada lebih kurang 5 online shop yang banyak dikunjungi

yaitu: Shoppe, Lazada, Bukalapak, Blibli danTokopedia. (Marketeers.com,2017)

Perencanaan tentu membutuhkan sebuah strategi. Karena agar program

Marketing berjalan dengan lebih efektif dan efisien, dibutuhkan strategi yang matang.

Apalagi dengan era saat ini dimana begitu berkembang pesatnya teknologi komunikai

digital. Seorang marketing public relations harus mampu memanfaatkannya dengan

baik. Karena bisa dikatakan bahwa di atas 50% masyarakat menggunakan teknologi

digital yaitu salah satunya media sosial. Maka itu menjadi salah satu media yang

harus digunakan sesorang marketing public relations dalam memasarkan produknya.

Seiring dengan pesatnya kemajuan transaksi lewat internet masih terdapat

banyak kekurangan didalamnya yang menyebabkan kerugian bagi produsen maupun

konsumen online. Semakin banyak pula pesaing online shop yang terlibat didalamnya

sehingga dibutuhkan strategi komunikasi bisnis yang tepat sehingga produsen dan

6
konsumen pun sama-sama mendapatkan keuntungan, selain peningkatan penjualan

online shop tersebut.

Shoppe adalah salah satu situs belanja online pendatang baru, jika

dibandingkan dengan situs belanja online lainnya. Kehadiran Shoppe di Indonesia

mulai Desember 2015. Prestasi shoppe melalui marketplace nya adalah memalui

promosi yang dalam waktu singkat pengguna shoppe tidak kalah banyak dari para

pesaing online shop lainnya.

Gambar 1.2
Profil Shopee Bekaslemariku
Sumber: Screenshoot Pemilik, 2022
Jika melihat pada gambar tersebut, selama berdiri pada tahun 2016 hingga saat

ini pemilik dari Bekaslemariku baru memanfaatkan platform Shopee sebagai media

penjualan pada tahun 2020 setelah masa covid mulai berakhir, untuk menekan

penjualan Bekaslemariku mencoba mengunggah ketersediaan produknya di dalam

Shopee dengan memiliki jumlah pengikut per tanggal 3 Desember 2022 sebanyak

7
132.

Penyebaran informasi produknya dalam media Shopee dilakukan dalam satu

minggu sebanyak 2 kali unggahan yang terdiri dari 12 produk dari mulai jaket,

sweater, kaos, celana hingga aksesoris seperti tas, pemilik mencoba menekankan

komunikasi secara tidak langsung dengan melakukan promosi menggunakan Shopee

yang salah satunya dengan memanfaatkan metode gratis ongkir serta potongan harga

apabila akan mengadakan sale yang biasa dilakukan oleh platform Shopee.

Ketersediaan produk yang dominan diunggah pada akun Shopee

Bekaslemariku adalah jaket vintage, setiap produk jaketnya memiliki merek yang

memang terbilang masuk dalam kalangan kelas menengah atas, strategi yang

ditampilkan pada platform tersebut dengan menawarkan pembelian gratis ongkir,

Bekaslemariku juga menawarkan pengiriman dengan sistem COD sehingga pembeli

dapat lebih mengecek dan mencoba terlebih dahulu atas produk yang dipilih oleh

konsumen.

Untuk menekankan produknya agar dikenal lebih jauh oleh pengguna Shopee,

Bekaslemariku mencoba mengimplikasikan komunikasi bisnis dengan menawarkan

produknya melalui pesan broadcast apabila sedang mengadakan diskon, lalu

komunikasi lainnya dengan mengunggah promosi dalam bentuk video yang

diharapkan dapat meningkatkan penjualannya saat ini.

Bekaslemariku juga mengajak setiap konsumen yang akan membeli

produknya untuk memanfaatkan aplikasi Shopee dimana terdapat keuntungan bagi

konsumen karena akan mendapatkan gratis ongkir pada fitur Shopee Bekaslemariku,

8
komunikasi ajakan tersebut melalui media pesan secara tidak langsung hal itu juga

dapat memberikan kepercayaan kepada konsumen karena dalam menggunakan

transaksi Shopee tentu saja konsumen merasa aman dan nyaman dalam berbelanja

Jadi berjalannya kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh sebuah pelaku

usaha fashion membutuhkan hasil yang maksimal dari strategi dan pelaksanaan

marketing public relations. Tentu saja itu semua demi tercapainya tujuan dari

perusahaan. Maka dari itu segala kendala dari pelaksanaan kegiatan marketing public

relations ingin peneliti ketahui dan bagaimana cara menangani, bahkan

mencegahnya. Karena kita semua tahu bahwa melakukan sebuah pencegahan dari

pada melakukan pengobatan, maka dari itu peneliti ingin mengetahui cara mencegah

kendala dan menghadapi kendala berdasarkan Bekaslemariku.

Keunikan dalam penelitian ini terletak pada fenoemana thrift shop yang

sedang menjamur diberbagai titik daerah manapun, Bekaslemariku termasuk salah

satu yang dianggap masuk dalam kategori pelaku bisnis di bidang tersebut dalam

waktu yang lama, namun perkembangan bisnis hingga saat ini masih stuck,

pentingnya perubahan dan konsep strategi komunikasi belum mencapai target

maksimal sehingga peningkatan penjualan tidak kunjung menaik di dalam platform

Shopee.

Dalam penelitian studi kasus ini, peneliti akan lebih menitikberatkan terhadap

bagaimana strategi komunikasi bisnis yang dilakukan oleh Bekaslemariku. Banyak

juga akun thrift shop lain lain yang memiliki gaya komunikasi kepada khalayak

mengenai komunikasi bisnis dalam menginformasikan setiap produk yang dimiliki.

9
Namun peneliti merasa dalam hal penjualan, Bekaslemariku kurang unggul dibanding

beberapa pesaingya. Maka dari itu peneliti penasaran dan tertarik untuk mengetahui

lebih dalam tentang penerapan komunikasi bisnis yang dilakukan oleh

Bekaslemariku.

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti akan mencoba mengamati dan

meneliti lebih dalam mengenai pengelolaan Shopee Bekaslemariku yang tujuannya

untuk meningkatkan penjualan, maka fokus konteks penelitian ini akan berjudul

“Strategi Komunikasi Bisnis Online Shop Shoppe Dalam Meningkatkan

Penjualan (Studi Kasus Tentang Strategi Komunikasi Bisnis Online Shop

UMKM Thrift Shop Bekaslemariku dalam meningkatkan penjualan melalui

Shopee”

1.2 Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian


1.2.1 Fokus Penelitian
Setelah memaparkan latar belakang penelitian, penulis akan memfokuskan

pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana Strategi Komunikasi Bisnis Online Shop

Shoppe Dalam Meningkatkan Penjualan Bekaslemariku?

1.2.2 Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana kondisi penjualan di dalam Shopee untuk meningkatkan

penjualan?

2. Bagaimana Bekaslemariku menyampaikan kepada konsumen mengenai

giveaway, content marketing, serta paid media pada akun media sosialnya

(Shopee) dalam komunikasi bisnis?

10
3. Bagaimana kendala yang terjadi dalam pelaksanaan komunikasi bisnis thrift

shop Bekaslemariku dan bagaimana cara mengatasinya?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui kondisi penjualan di dalam Shopee untuk meningkatkan

penjualan.

2. Untuk mengetahui bagaimana Bekaslemariku menyampaikan kepada

konsumen mengenai giveaway, content marketing, serta paid media pada akun

media sosialnya (Shopee) dalam komunikasi bisnis.

3. Untuk mengetahui kendala yang terjadi dalam pelaksanaan komunikasi bisnis

thrift shop Bekaslemariku dan bagaimana cara mengatasinya.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian


Berdasarkan uraian penelitian yang telah diuraikan, maka terdapat kegunaan

pada penelitian ini secara teoritis sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan sebagai

sumbangan pemikiran di UMKM Bekaslemariku.

2. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, dalam

melengkapi kepustakaan agar lebih sempurna kembali dan sebagai bahan

informasi.

1.4.1 Manfaat Praktis


Berdasrkan uraian penelitian yang telah diuraikan, maka terdapat kegunaan

pada penelitian ini secara praktis sebagai berikut:

11
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada masyarakat

khususnya mengenai pengelolaan Shopee dan komunikasi bisnis.

2. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kembali komunikasi bisnis

di dalam Shopee pada sektor thrift shop.

1.5 Setting Penelitian


1. Pringgowidagda (dalam Mulyadi dan Risminawati, 2012) menyatakan bahwa

strategi diartikan suatu cara, teknik, taktik, atau siasat yang dilakukan

seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. (Faztrack, 2012) Internet dijadikan sebagai bagian dari marketing mix dengan

pendekatan yang berbeda dari karakteristik media dan konsumen yang

dijadikan target sasarannya. Langkah yang biasa digunakan dalam beriklan di

internet adalah dengan memasang banner, namun langkah tersebut saat ini

kurang efektif, karena tuntutan komunikasi dalam startegi pemasaran semakin

beragam. Oleh karen itu, maka dibutuhkan strategi dan kreatifitas dalam

strategi pemasaran dengan menggunakan media online. Sebagai contoh yaitu

startegiviral melalui email marketing, membangun situs khusus dari produk

yang terpisah dengan corporate site-nya, merancang webtorial pages,

membuat advert gaming dan online survey.

3. (Opiida, 2014) E-marketplace adalah media online berbasis internet tempat

melakukan kegiatan bisnis dan transaksi antara pembeli dan penjual. Pembeli

12
dapat mencari supplier sebanyak mungkin dengan kriteria yang diinginkan,

sehingga memperoleh sesuai harga pasar. Sedangan bagai penjual dapat

mengetahui keinginan para pembeli.

4. Shopee (Sastika, 2018), merupakan “Jual beli online berbasis aplikasi mobile,

yang sedang berkembang di negara Indonesia”. Secara resmi shopee berdiri di

Indonesia pada tahun 2015. Shopee menfasilitasi fitur-fitur bagi para pemilik

akun dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat dan memberikan

peluan para pelaku usaha untuk menawarkan produk mereka dengan metode

pembayaran rekening bersama dan pembayaran ditempat pada saat barang tiba

sehingga kepercayaan masyarakat akan lebih luas peluangnya, terdapat juga

fitur-fitur menark seperti potongan harga atau diskon lainnya yang akan

menariknya minat pembelian dan memberikan kesempatan peningkatan

penjualan bagi para pelaku usaha.

5. Bekaslemariku merupakan pelaku usaha dalam bidang fashion thrift (pakaian

bekas) yang menjual dan menyediakan produk atasan hingga bawahan adapun

aksesoris produk seperti tas dan juga produk ramah lingkungan dengan

mendaur ulang produk yang sudah tidak layak pakai yang disulap menjadi

suatu produk yang bermanfaat atau biasa disebut reworked.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Review Hasil Penelitian Sejenis


Sebelum melakukan penelitian strategi komunikasi bisnis online

shop shoppe dalam meningkatkan penjualan, peneliti akan

mengemukakan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang dilakukan

dengan penelitian terdahulu yang saling memiliki kaitan antar judul.

Berikut peneliti akan merumukan review hasil penelitian sejenis sebagai

acuan dalam melakukan pembuatan laporan penelitian ini :

1. Penelitian pertama dilakukan oleh Tri Febrianto Gunawan (2019). Tema yang

diangkat oleh Tri berjudul “Strategi Komunikasi Pemasaran Online Toko Kamera

Mbantul Yogyakarta Melalui Media Instagram Dalam Meningkatkan Penjualan

(Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Promosi Pada Akun Instagram)“. Mahasiswa

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

Hasil penelitian ini adalah Hasil penelitian ini Toko Kamera Mbantul sudah

melakukan kegiatan komunikasi pemasaran dengan menerapkan semua tahapan

komunikasi yang terdiri dari segmentasi, targetting, positioning, perencanaan media,

kreatif pesan & visual pemasaran dan semua langkah-langkah bauran pemasaran.

2. Penelitian kedua dilakukan oleh Muhammad Da’al Aula Arrodhi (2018). Tema

yang diangkat oleh Muhammad Da’al mengenai Analisis Strategi Pemasaran dalam

Upaya Peningkatan Omzet di MH Mart Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

14
Hasil dalam penelitian ini meneliti strategi pemasaran pada toko offline, sedangkan

penelitian yang akan dilakukan oleh penulis meneliti strategi pemasaran pada toko

online dan peran Shopee dalam meningkatkan penjualan.

3. Penelitian ketiga dilakukan oleh Tessa Melita (2019). Tema yang diangkat oleh Tessa

berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Online

Sepatu S.Van Decka Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan penjualan online sepatu S. Van

Decka Bandung.

Penggunaan Teori yang digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu strategi komunikasi

pemasaran. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian

berfokus pada pemanfaatan strategi komunikasi pemasaran melalui tokopedia,

Instagram dan juga facebook sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini

berfokus pada bagaimana strategi komunikasi bisnis Bekaslemariku melalui media e-

commerce Shopee.

15
Tabel 2.1
Review Hasil Penelitian Sejenis
Tahun
No. Nama Penulis Jenis Karya dan Judul Hasil Temuan Penelitian
Penelitian
1. Tri Febrianto Strategi Komunikasi Pemasaran 2019 Pada penelitian ini Toko Kamera Mbantul sudah
Gunawan Online Toko Kamera melakukan kegiatan komunikasi pemasaran
Mbantul Yogyakarta dengan menerapkan semua tahapan komunikasi
Melalui Media Instagram yang terdiri dari segmentasi, targetting,
Dalam Meningkatkan positioning, perencanaan media, kreatif pesan &
Penjualan visual pemasaran dan semua langkah-langkah
bauran pemasaran.
2. Muhammad Da’al Analisis Strategi Pemasaran 2018 Penelitian tersebut menelitI strategi pemasaran pada
Aula Arrodhi dalam Upaya Peningkatan toko offline, sedangkan penelitian yang akan
Omzet di MH Mart dilakukan oleh penulis meneliti strategi pemasaran
Kecamatan Paciran pada toko online dan peran Shopee dalam
Kabupaten Lamongan meningkatkan penjualan.
3 Tessa Melita Strategi Komunikasi Pemasaran 2019 Penetapan Sasaran sudah tepat kepada sasaran
Dalam Meningkatkan konsumen, sasarannya dilihat dari segmentasinya
Penjualan Online Sepatu laki-laki usia 20-40 tahun dengan kelas ekonomi
S.Van Decka Bandung menengah ke bawah. Pesan yang disampaikan
adalah untuk menyebarluaskan informasi dengan
melakukan broadcast chat di tokopedia, feed
Instagram dan banner. Pesan yang disampaikan
pun diharapkan dapat diterima dan dipahami
dengan baik oleh setiap customer sehingga
menghasilkan feedback yang baik dari customer.

16
2.2 Tinjauan Pustaka/Kerangka Pemikiran
2.2.1 Public Relations
Menurut Jefkins (2003), “Public relations yaitu sesuatu yang merangkum

keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar organisasi

dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang dilandaskan

pada saling pengertian.” Public relations juga dapat diartikan sebagai interaksi yang

menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah

pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan

faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi dengan secara tepat dan

dengan secara terus-menerus. Karena, public relation merupakan kelangsungan hidup

organisasi yang bersangkutan (Rumanti, 2002). Sedangkan Marston mengatakan

“Public Relations adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi

persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat.” Menurut apa yang dipaparkan

oleh para ahli di atas, dapat dikatakan bahwa Public relations sangat berkaitan

dengan terciptanya opini masyarakat. Dimana seorang public relation harus mampu

membentuk opini masyarakat sesuai tujuan organisasi.

Artinya seorang public relations harus bisa menjadi jembatan untuk

perusahaan dan masyarakat karena dalam upaya membentuk opini, haruslah

menciptakan sebuah citra yang positif di benak masyarakat. Dengan begitu baik atau

buruknya citra sebuah perusahaan tergantung terhadap seberapa efektifnya kegiatan

seorang public relations.

17
Sejalan dengan yang dikatakan oleh Sukandel (1990) (dalam Ardianto, 2009),

“Public relations adalah suatu metode komunikasi untuk peciptaan citra positif dari

mitra institusi atas dasar kesadaran untuk menghormati kepentingan bersama.” Dapat

dikatakan bahwa buruknya sebuah citra perusahaan berarti buruknya juga kinerja

seorang public relations. Citra tidak bisa dipandang sebelah mata, karena tujuan

perusahaan tidak akan pernah tercapai jika citra perusahaan tersebut buruk. Maka dari

itu, public relations haruslah benar-benar mampu menyampaikan opiniya kepada

masyarakat dengan cara sebaik mungkin.

2.2.1.1 Marketing Public Relations


Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau

organisasi memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan, melalui penciptaan

dan pertukaran nilai dengan yang lain (Kotler dan Amstrong, 2008: 6). Itu berarti

dapat dikatakan bahwa pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu

ataupun organisasi yang mencakup proses perencanaan, promosi, harga, dan

distribusi terhadap suatu barang, jasa ataupun ide untuk menciptakan pertukaran yang

menguntungkan.

Sedangkan public relations menurut Oliver (2007:4) adalah manajemen

reputasi organisasi. Relations mengidentifikasi persepsi yang dipegang oleh

organisasi atau perusahaan, dan memberi informasi mengenai kinerja organisasi atau

perusahaan tersebut kepada semua publik yang relevan.

Biasanya masuknya bidang public relations ke dalam marketing, karena

peningkatan kebutuhan dan minat konsumen, harga semakin kompetitif, perlu

18
memperluas distribusi dan banyaknya promosi dari produk atau jasa sejenis

(Ardianto, 2009: 120-121). Jadi dapat dikatakan bahwa marketing public relations

adalah sebuah proses perencanaan, eksekusi, dan evaluasi program-program yang

mendorong atau menganjurkan pembelian dan kepuasan konsumen melalui

komunikasi yang kredibel dalam menyampaikan informasi dan menciptakan impresi

yang mengidentifikasi perusahaan dan produknya dengan kebutuhan, keinginan,

perhatian, dan kepentingan konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2007: 279) Marketing Public Relations (MPR)

dapat membangun kesadaran dengan menempatkan berita di media untuk menarik

perhatian orang pada suatu produk, jasa, orang, organisasi atau gagasan. Marketing

public relations dapat membangun kredibilitas dengan menyampaikan pesan dalam

konteks editorial. Marketing public relations dapat membantu untuk meningkatkan

antusiasme tenaga penjualan dan penyalur dengan cerita-cerita mengenai produk baru

sebelum diluncurkan. Marketing public relations menurunkan biaya promosi karena

marketing public relations menghabiskan biaya yang lebih rendah daripada surat

langsung dan iklan media.

2.2.1.2 Strategi Marketing Public Relations


Strategi public relations merupakan pendekatan menyeluruh bagi sebuah

kampanye atau program dan penjelasan rasional di belakang program taktis dan akan

didikte dan ditentukan oleh persoalan yang muncul dari analisis dan penelitian

(Butterick, 2012: 153). Menurut Hallahan (dalam Iriantara, 2004: 110) bahwa

Strategi komunikasi ini akan berkaitan dengan bagaimana mewujudkan gagasan

19
sehingga bisa mencapai objektif yang ditetapkan. dalam strategi ini biasanya

dinyatakan apa yang akan dilakukan. Dalam menyusun strategi komunikasi ada

beberapa hal yang mesti diperhatikan:

a. Khalayak.

Menentukan khalayak mana yang akan dijangkau oleh kegiatan komunikasi

sejalan dengan objektif yang sudah ditetapkan. Dalam penyusunan strategi ini,

penting untuk memprioritaskan publik organisasi. Namun, dengan tidak

melupakan publik intermediary (berpengaruh) yang akan membantu

mengkomunikasikan pesan.

b. Tema.

Pesan yang disusun pun harus konsisten dengan objektif. tema yang baik adalah

tema yang jelas, langsung, relevan, aktual,dan jujur. Selain itu, bisa juga

kreatif, dramatis atau bernilai berita. harap diingat, tema itu tidak sama dengan

slogan.

c. Event dan Media.

Di sini mempertimbangkan bagaimana pesan itu disampaikan. apakah media

publik, media interaktif, media yang terkontrol, komunikasi tatap muka,

ataukah menyelenggarakan kegiatan atau membuat kegiatan. media dan events

yang dipilih dilakukan dengan mempertimbangkan khalayak yang dijangkau

melalui kegiatan komunikasi tersebut.

Seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa dalam strategi marketing public

relations sangat dibutuhkan perencanaan yang matang untuk pelaksanaannya. Hal-hal

20
yang perlu diperhatikan adalah siapa audiens, menggunakan media apa, dan itu semua

dibungkus dalam tema yang sesuai dengan audiensi atau target market.

Bukan hanya itu saja, tetapi juga mencakup evaluasi terhadap setiap kegiatan yang

telah dilaksanakan karena evaluasi juga sangat penting untuk kegiatan marketing public

relations ke depannya. Apakah efektif atau tidaknya kegiatan akan ditemukan dari hasil

evaluasi.

2.2.2 Strategi Komunikasi


Perusahaan dalam membangun suatu bisnis perlu memikirkan setiap rincian

tahapan dasar mereka sebelum menawarkannya kepada masyarakat seperti laporan

keuangan, lokasi, analisa SWOT dan strategi pemasaran, tahapan tersebut akan

memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya, yang

paling utama yaitu strategi pemasaran perlu tepat saran, maka dari itu peneliti akan

mengutip definisi dari setiap ahli.

Menurut (Effendy, 2015:32) segala perkembangan suatu bidang saat ini

membutuhkan suatu strategi komunikasi, komunikasi bisa dianggap berhasil atau

tidak, banyak ditentukan oleh sebuah strategi komunikasinya. Sedangkan (Sumadiria,

2014) Strategi Komunikasi adalah salah satu cara untuk mengatur pelaksanaan

sebuah proses komunikasi, mulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan

(implementation) hingga evaluasi (evaluation) untuk mencapai suatu tujuan. Strategi

komunikasi adalah salah satu aspek penting yang memungkinkan adanya proses

akselerasi dan keberlanjutan suatu program pembangunan khususnya pada

pemasaran.

21
Berdasarkan paparan definisi di atas strategi komunikasi dapat dikatakan

memiliki peran penting pada perencanaan tujuan yang akan dilakukan, hal tersebut

akan diperlukan bagi Morfin Store dalam menyampaikan pesan secara langsung

maupun tidak langsung dengan tujuan menawarkan suatu produk yang nantinya akan

menumbuhkan tingkat penjualan yang baik.

Menurut (Tommy, 2013:8), dalam merumuskan strategi komunikasi, selain

perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak,

perumusan tersebut merupakan tahapan teoritis guna memperkuat daya persaingan

dengan bisnis sejenis lainnya. Terdapat langkah - langkah mengenai pengenalan

khalayak dan sasaran adalah sebagai berikut:

1. Mengenal Khalayak

Mengenal khalayak haruslah merupakan langkah pertama bagi komunikator

dalam usaha komunikasi yang efektif. Khalayak itu tidak pasif melainkan aktif

sehingga antara komunikator dan komunikan bukan hanya terjadi hubungan, tetapi

juga saling mempengaruhi. Artinya, khalayak dapat dipengaruhi oleh komunikan atau

khalayak. Untuk menjalin komunikasi antara komunikator dengan komunikan harus

terdapat persamaan kepentingan.

2. Menyusun Pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya dalam

perumusan strategi ialah menyusun pesan yaitu menentukan teman dan materi. Syarat

utama dalam mempengaruhi khalayak ialah mampu membangkitkan perhatian. Hal

ini sesuai dengan Attention To Action Procedure (AA Procedure) yaitu

22
membangkitkan perhatian (attention) yang selanjutnya menggerakkan seseorang atau

banyak orang melakukan suatu kegiatan (action) sesuai tujuan yang dirumuskan.

3. Menetapkan Metode

Dalam dunia komunikasi metode penyampaian itu dapat dilihat dari dua aspek

yaitu: menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya. Hal tersebut

diuraikan lebih lanjut bahwa yang pertama, semata-mata melihat komunikasi itu

sendiri dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya.

Sedangkan yang kedua yaitu melihat komunikasi itu dari segi bentuk pernyataan atau

pesan dan maksud yang dikandung. Olehnya itu, yang pertama (menurut cara

pelaksanaannya), dapat diwujudkan dalam dua bentuk yaitu redundancy (repetition)

dan canalizing. Sedangkan yang kedua menurut (menurut bentuk isinya) dikenal

dengn sebutan metode informatif, persuasif, deduktif dan kursif.

4. Seleksi dan Penggunaan

Media Penggunaan media sebagai alat penyalur ide, dalam rangka merebut

pengaruh dalam masyarakat, dalam awal abad 21 adalah suatu hal yang merupakan

keharusan. Media massa dapat menjangkau sejumlah besar khalayak, dan sekarang

ini rasanya tidak bisa hidup tanpa surat, radio dan televisi. Semua alat tersebut

merupakan alat komunikasi, selain berfungsi sebagai alat penyalur juga mempunyai

fungsi yang kompleks. Selain harus berfikir dalam jalani fator-faktor komunikasi juga

hubungannya dengan situasi sosial-psikologis, harus diperhitungkan dikarenakan

masing-masing medium tersebut mempunyai kemampuan dan kelemahan tersendiri

sebagai alat komunikasi.

23
5. Hambatan dalam Komunikasi

Saat penyampaian pesan, dari komunikator pada komunikan sering terjadi

tidak tercapainya pengertian sebagaimana yang dikehendaki sebaliknya timbuln

kesalahpahaman tidak diterimanya pesan tersebut dengan sempurna dikarenakan

perbedaan lambang atau bahasa antara apa yang dipergunakan dengan yang diterima.

Ataupun terdapat hambatan teknis lainnya yang dipergunakan dengan yang diterima

yang menyebabkan gagasan terhadap kelancaran system komunikasi kedua belah

pihak.

2.2.3 Komunikasi Pemasaran


Komunikasi pemasaran sejatinya mendasari penyebaran mengenai produk

atau jasa yang dihasilkan oleh produsen, komunikasi bersifat langsung maupun tidak

langsung sehingga akan menyempurnakan pelaku usaha dalam menargetkan

pasarnya. Penerapan komunikasi pemasaran kepada masyarakat, pelaku usaha

maupun perusahaan perusahaan besar akan dapat menganalisa pangsa pasar yang

terjadi di lingkup masyarakat.

Menurut (Tjiptono, 2012) Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran

yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, mengingatkan

para sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan

loyal terhadap produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran ialah semua elemen

dalam pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen

dan stakeholder di sebuah perusahaan.

24
2.2.4 Bisnis Online
Definisi bisnis online menurut Dwimarta dapat diartikan sebagai sebuah

kegiatan bisnis yang dilakukan secara online dengan menggunakan perangkat

komputer yang terkoneksi ke jaringan internet. Lebih jauh, “ bisnis online merupakan

kegiatan bisnis yang memanfaatkan jaringan internet “. Jadi jika memiliki sebuah

komputer plus jaringan koneksi, adalah sebuah modal yang sangat cukup untuk

memulai bisnis online. Bisnis online merupakan sebuah konsep, ide atau gagasan

tentang cara bertransaksi yang praktis dan mudah dengan memanfaatkan teknologi

internet.

(David Dwimarta, 2012) Internet mampu menyediakan informasi bagi

pengguna internet yang dibutuhkan para pelaku bisnis maupun personal. Mereka

menggunakan internet sebagai media yang ampuh untuk mengkomersilkan dan

promosi atas produk mereka dengan harapan bahwa pengguna internet dapat melihat

dan mengenal hingga akhirnya tertarik menggunakan produknya.

Lalu (David Dwimarta, 2012) mengungkapkan ada tiga tingkatan dalam

interaksi bisnis online yaitu : Tingkat pertama dari interaksi adalah satu ke banyak

orang ( one to many ), hubungan ini ke interaksi “ seluruh pelanggan “. Walaupun

tidak cukup identitas pelanggan, situs menyediakan informasi mendalam yang sama

mengenai produk kepada seluruh pengunjung. Ketika pengguna mampu mengikuti

jalan unik melalui materi , semuanya menerima “ siaran “ yang sama.

Tingkat kedua adalah dengan mengirim informasi yang dituju dan yang

dibutuhkan. Situs dibangun yang menyediakan informasi, produk, dan bahasa yang

25
dibutuhkan tiap kelompok dari pelanggan. Pendekatan ini mirip dengan pemasaran

langsung, dimana pengiriman surat yang ditargetkan dikirim ke daftar pelanggan

khusus dengan perilaku pembelian serupa.

Tingkat yang ketiga adalah komunikasi langsung tetapi tidak interaktif. Dan

Dialog interaktif one toone adalah langkah terakhir. Sementara sebagian besar

informasi masih mengalir dari pemasar ke pelanggan, umpan balik dan dialog masih

memungkinkan.

2.2.5 E-Commerce
Dalam perkembangan bisnis modern pelaku bisnis dimudahkan dengan

berbagai cara dalam memasarkan setiap produk maupun jasa yang dihasilkan

terdapat beberapa perusahaan e-commerce yang mewadahi pelaku bisnis dalam

menjual produk dan memasarkan produk mereka.

Menurut (Kotler dan Amstrong, 2012) E-commerce adalah saluran online

yang dapat dijangkau seseorang melalui komputer, yang digunakan oleh pebisnis

dalam melakukan aktifitas bisnisnya dan digunakan konsumen untuk mendapatkan

informasi dengan menggunakan bantuan komputer yang dalam prosesnya diawali

dengan memberi jasa informasi pada konsumen dalam penentuan pilihan.

Menurut (Wong, 2012) e-commerce adalah proses jual beli dan memasarkan

barang serta jasa melalui sistem elektronik, seperti radio, televisi dan jaringan

komputer atau internet. Berdasarkan paparan teori di atas bahwasanya e-commerce

sebagai sarana saluran online untuk menyampaikan jasa informasi kepada

konsumen, untuk memasarkan dengan sistem elektronik. Sehingga sangat

26
dibutuhkan oleh Morfin Store penyabaran produk melalui platform kepada

masyarakat, jika memiliki rating baik dari konsumen kepada Morfin Store dalam e-

commerce bukan tidak mungkin kedepannya akan terus menumbuhkan penjualan

2.2.5.1 Jenis-Jenis E-Commerce


Menurut (Kotler dan Amstrong, 2012), terdapat empat jenis e-commerce

berdasarkan karasteristiknya:

a. Business to Business (B2B)

1) Mitra bisnis yang sudah saling mengenal dan sudah menjalin

hubungan bisnis yang lama.

2) Pertukaran data yang sudah belangsung berulang dan telah disepakati

bersama.

3) Model yang umum digunakan adalah peer to peer, dimana processing

intelligence dapat didistribusi oleh kedua pelaku bisnis.

b. Business to Consumer (B2C)

1) Terbuka untuk umum dimana informasi dapat disebarkan untuk umum

juga.

2) Servis yang digunakan juga untuk umum sehingga dapat digunakan oleh

banyak orang.

3) Servis yang digunakan berdasarkan permintaan, sehingga produsen harus

mampu merespon dengan baik permintaan konsumen.

4) Sistem pendekatan adalah client-server.

c. Consumer to Consumer (C2C)

27
Yaitu, model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya

membantu mempromosikan barang dagangan saja, melainkan juga memberikan.

2.2.6 New Media


Teori media baru adalah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang

mengemukakan bahwa media baru adalah teori yang membahas tentang evolusi

media tradisional ke digital. Pierre Levy memiliki dua perspektif tentang teori media

baru. Salah satunya adalah perspektif interaksi sosial, yang membedakan media

dengan kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy adalah dunia yang

terbuka, fleksibel dan dinamis dari World Wide Web (WWW) yang memungkinkan

orang untuk mengembangkan arah pengetahuan baru dan terlibat dalam dunia

demokratis yang lebih interaktif untuk saling berbagi dan pemberdayaan. Hal ini

dibayangkan sebagai lingkungan informasi yang khas. Kedua, integrasi sosial

menghadirkan citra media dalam bentuk ritual, bukan dalam bentuk informasi,

interaksi, atau penyebaran, atau dalam bentuk bagaimana orang menggunakan media

sebagai sarana pembentukan masyarakat. Istilah media baru lambat laun menjadi

populer pada tahun 1980-an. Dunia media dan komunikasi mulai terlihat berbeda

karena kehadiran media baru ini, tidak terbatas pada sektor atau elemen tertentu.

Beberapa ahli menggambarkan new media sebagai transisi dari media yang

menggunakan teknologi analog ke media yang menggunakan teknologi digital. Jadi,

28
dapat dikatakan bahwa new media adalah media yang berbasiskan teknologi digital.

Beberapa ahli lain lebih menekankan arti new media pada istilah “new” sebagai tanda

keberlangsungan sejarah perkembangan media. Menurut Lisa Gitelman dan

Geoffrey B. Pingree, yang dimaksud dengan new media adalah semua media yang

pada masa sebelumnya disebut sebagai “new media” dan media darurat yang

dipandang sebagai media yang memiliki potensi maupun risiko. (dalam Huda dan

Ardi, 2021:413)

2.2.7 Media Sosial


Van Dijk (dalam Nasrullah, 2015) menyatakan bahwa “Media sosial adalah

platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi

mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi.” Karena itu media sosial dapat

dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar

pengguna sekaligus sebuah ikatan sosial.

Meike dan Young (dalam Nasrullah, 2015) mengartikan kata “Media sosial

sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara

individu (to be share one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja

tanpa ada kekhususan individu.” Menurut Boyd (dalam Nasrullah, 2015),

Media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan


individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan
dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki
kekuatan pada User-Generated Content (UGC) dimana konten dihasilkan oleh
pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di instansi media massa.
Pada intinya, dengan sosial media dapat dilakukan berbagai aktivitas dua arah

dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk

29
tulisan, visual maupun audiovisual. Sosial media diawali dari tiga hal, yaitu Sharing,

Collaborating dan Connecting (Puntoadi, 2011)

Dari pemaparan beberapa ahli di atas dapat dikatakan bahwa media sosial

merupakan alat untuk bersosialisasi secara digital. Itu tentu saja semakin

memudahkan manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Selain itu media sosial

merupakan alat yang bisa digunakan sebagai media pemasaran (marketing). Karena

saat ini bisa dikatakan hampir sebagian besar masyarakat bersosial media.

2.2.8 Shopee
Shopee merupakan perusahaan e-commerce yang dikelola oleh Garena Group

yang sekarang berubah nama menjadi SEA Group, perusahaan internet di Asia

Tenggara yang berkantor pusat di Singapura. Menjalankan bisnis C2C (consumer to

consumer) mobile marketplace, shopee resmi diperkenalkan di Singapura pada tahun

2015 yang kemudian diperluas ke berbagai negara di Asia-Pasifik, Amerika Latin,

dan Eropa, termasuk Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, India, Vietnam,

Filipina, Brazil, Meksiko, Chili, Kolombia, Spanyol, Prancis, Polandia, dan

Argentina. Kini juga tersedia di Cina daratan, Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan

sebagai pusat penjualan.1

1
https://es.m.wikipedia.org/wiki/Shopee (diakses pada 29 Oktober 2022, pukul 14.15).

30
Gambar 2.3
Logo Shopee
Sumber : Aplikasi Shopee, 2022

Mengusung visi “Menjadi C2C Mobile Marketplace Nomor 1 di Asia

Tenggara”, shopee yang berada dibawah naungan CEO, Chris Feng, seorang pria

lulusan terbaik Universitas Nasional Singapura yang memungkinkan penggunanya

membeli atau menjual barang dagangannya melalui aplikasi yang telah tersedia pada

platform iOS dan android.

Shopee adalah aplikasi marketplace online yang dapat digunakan untuk

transaksi jual beli pada smartphone dengan mudah dan cepat. Shopee menawarkan

berbagai macam produk mulai dari produk fashion, kecantikan bahkan produk untuk

kebutuhan rumah tangga atau sehari-hari. Shopee hadir dalam bentuk aplikasi mobile

untuk memudahkan para penggunanya dalam melakukan kegiatan belanja secara

online tanpa harus membuka website melalui perangkat komputer.

Shopee mulai masuk ke pasar Indonesia pada akhir bulan Mei tahun 2015

dan mulai beroperasi pada akhir bulan Juni 2015. Lokasi Shopee Indonesia berada di

Wisma 77 Tower 2, Jalan Letjen S. Parman, Palmerah, Daerah Khusus Ibukota

31
Jakarta 11410, Indonesia. Shopee hadir di Indonesia untuk membawa pada

pengalaman berbelanja baru. Shopee memfasilitasi para penjual untuk menjual

barang jualannya dengan mudah serta membekali para pembeli atau konsumen

dengan proses pembayaran yang aman dan pengaturan logistik yang terintegrasi. Saat

ini, angka unduhan shopee telah mencapai lebih dari 100 juta unduhan pada Google

Play Store.

Marketplace shopee hadir dilengkapi dengan berbagai macam fitur- fitur yang

memudahkan pembeli dan penjual khususnya dalam mengakses atau menggunakan

aplikasi ini. Berikut merupakan beberapa fitur yang tersedia pada marketplace shopee

untuk mempromosikan produk-produk penjual yang terdapat pada marketplace

shopee:

1. Fitur Promo Toko

Promo pada marketplace shopee diadakan secara berkala dan dapat diikuti

oleh seluruh penjual pada marketplace shopee. Promo pada marketplace shopee

selalu menawarkan promo yang menarik untuk pembeli yang nantinya akan

ditampilkan pada halaman utama situs atau aplikasi shopee.2

2. Fitur Paket Diskon

Paket diskon pada marketplace shopee memungkinkan penjual untuk

membuat promo dalam bentuk paket (bundle) pada toko penjual di shopee. Fitur ini

tersedia di seller centre dan juga pada marketplace shopee.

2
Veronica Viona, dkk. Narasi Shopee Dalam Mengembangkan Ekonomi Kreatif Berbasis Teknologi
E-Commerce Di Era Modern, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.1 No.2, Januari 2021, 59.

32
3. Fitur Voucher Ikuti Toko

Voucher ikuti toko merupakan fitur promosi yang membantu penjual untuk

mendapatkan pengikut toko baru dengan memberikan voucher saat calon pembeli

mulai mengikuti toko penjual tersebut pada marketplace shopee. Fitur ini dapat

membantu penjual untuk meningkatkan jumlah pengikut, sehingga pengikut toko

penjual akan menerima update tentang promosi dan produk terbaru dari toko

penjual pada marketplace shopee.

4. Fitur Voucher Toko Saya

Voucher toko saya merupakan fitur promosi di seller centre dan aplikasi

shopee yang memungkinkan penjual mengatur berbagai jenis diskon untuk

mendorong pembelian. Penjual dapat membuat voucher toko yang berlaku untuk

semua produk di toko penjual atau voucher produk yang berlaku hanya pada produk

tertentu saja.

5. Fitur Flash Sale Shopee

Flash sale shopee adalah promo terbaik dari shopee yang memberikan

penawaran secara ekslusif untuk jangka waktu yang terbatas. Dengan menggunakan

fitur flash sale pada marketplace shopee, maka penjual dapat menominasikan produk

dalam sesi flash sales shopee mendatang. Nominasi flash sale pada marketplace

shopee hanya terbuka untuk penjual yang terpilih untuk diberikan akses

menominasikan produknya. Jika penjual belum terpilih untuk berpartisipasi dalam

promo flash sale pada marketplace shopee, penjual dapat meningkatkan performa

33
tokonya terlebih dahulu.

6. Fitur Kombo Hemat

Kombo hemat membantu penjual pada marketplace shopee untuk mendorong

penjualan produk tertentu serta menarik pembeli untuk menambahkan produk lebih

banyak ke keranjang belanja mereka. Pembeli pada marketplace shopee akan melihat

label kombo hemat atau hadiah gratis pada produk penjual di halaman shopee. Hal ini

akan membuat produk penjual lebih menarik, sehingga dapat menghasilkan banyak

klik serta penjualan.

7. Fitur Chat Penjual

Fitur chat penjual merupakan fitur pengiriman pesan instan secara online yang

memudahkan penjual untuk berinteraksi dengan pembeli dengan mudah dan efisien.

Fitur chat penjual memungkinkan para penjual pada marketplace shopee memberikan

pelayanan kepada pembeli baik sebelum dan setelah penjualan. Fitur chat penjual

dapat diakses melalui aplikasi shopee, portal fitur chat penjual dan seller centre.

8. Fitur Shopee Feed

Shopee feed merupakan fitur pada marketplace shopee yang memungkinkan

penjual untuk menampilkan produknya dan berinteraksi dengan pengikut toko secara

langsung melalui foto serta video. Penjual dapat memposting tentang promosi,

voucher bahkan mengadakan giveaway untuk meningkatkan visibilitas toko pada

marketplace shopee dan menghasilkan penjualan. Untuk mengakses shopee feed, bisa

mengunjungi tab feed pada marketplace shopee.

34
9. Fitur Shopee Live

Shopee live merupakan sebuah fitur yang memungkinkan penjual untuk

membuat sesi streaming dan mempromosikan toko serta produk secara langsung ke

pembeli. Pembeli dapat secara langsung berkomunikasi dengan penjual secara real-

time untuk lebih banyak mengetahui produk-produk penjual dan membelinya secara

langsung tanpa meninggalkan halaman streaming. Penjual yang menayangkan

ulang sesi streaming akan mempunyai tab shopee live pada halaman tokonya.

2.2.9 Penjualan
Aktivitas suatu perusahaan yang paling utama adalah penjualan yang

merupakan salah satu fungsi utama yang cukup penting dalam suatu perusahaan.

Tujuan awal perusahaan adalah untuk mendapatkan laba dari hasil penjualan yang

merupakan unsur terpenting dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Pada umumnya tujuan umum perusahaan adalah mendapatkan laba yang

maksimal dari kegiatan penjualannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan

juga selalu berusaha demi kelanjutan hidup perusahaan dalam jangka waktu lama.

Tujuan tersebut dapat terwujud apabila perusahaan melaksanakan penjualan sesuai

yang direncanakan.

Definisi penjualan menurut (Nitisusastro, 2012) penjualan merupakan

kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang dan jasa dengan impian

akan mendapatkan laba dari terdapatnya transaksitransaksi tersebut dan penjualan

bisa diartikan sebagai mengalihkan atau memindahkan hak kepemilikan atas barang

atau jasa dari pihak penjual ke pembeli. Jadi secara umum penjualan dibagi menjadi

35
dua jenis yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit.

Penjualan tunai terjadi apabila barang atau jasa yang diserahkan juga disertai

dengan pembayaran dari pembeli, sedangkan penjualan kredit terdapat batasan waktu

antara saat menyerahkan barang atau jasa dalam transaksi penjualan. Keuntungan dari

penjualan tunai adalah hasil dari penjualan tersebut langsung terealisir dalam bentuk

kas yang butuhkan perusahaan untuk mempertahankan volume penjualan, biasanya

perusahaan memasarkan barangnya secara kredit. Transaksi menjual secara kredit

tidak bisa cepat menghasilkan pendapatan kas, tapi malah akan tumbuh piutang.

Kerugian dari penjualan kredit adalah timbulnya biaya administrasi piutang dan

merugikan akibat piutang tak tertagih.

2.2.10 Market Share


Menurut Kotler dan Armstrong (2013) Market Share adalah total keseluruhan

penjualan suatu perusahaan dibandingkan dengan total penjualan yang ada di pasar.

Besaran market share dari suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi keuntungan

yang didapat oleh perusahaan. Disamping itu, perusahaan dapat menentukan dimana

posisinya dalam pasar berdasarkan besaran market share yang dimilikinya, dan dapat

memilih strategi apa yang harus digunakan perusahaan untuk memperluas atau

mempertahankan market share.

Menurut West, Ford, dan Ibrahim (2015) Market share adalah presentase atau

proporsi dari jumlah pasar yang tersedia atau segmen pasar yang dipegang atau

dilayani oleh suatu perusahaan, maka dari itu market share sering menjadi sebuah

tujuan dalam jalannya bisnis. Besaran presentase market share dari suatu perusahaan

36
akan mempengaruhi jenis strategi yang akan digunakan. Menurut Kotler dan

Armstrong (2013), ada 4 jenis strategi yang terbentuk dari besaran presentase market

share yang ada. Strategi–strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Market Leader : Sebuah perusahaan dalam suatu industri yang memiliki

presentase market share yang terbesar. Sebagai Market Leader, sebuah

perusahaan dapat menentukan harga yang berbeda dari pada pengikutnya

(Market Follower atau Market Challanger) dipasar yang sama.

2. Market Challenger : Perusahaan yang memiliki presentase market share lebih

kecil dari market leader, namun berusaha untuk memperluas market share

untuk dapat menyaingi atau menggeser posisi market leader.

3. Market Follower : Perusahaan yang tidak memiliki market share yang besar

dalam suatu industri namun ingin tetap mempertahankan market share tanpa

harus menggeser posisi dari market leader atau challenger.

4. Market Nicher : Sebuah perusahaan yang melihat suatu kesempatan dari pasar

yang tidak tersentuh oleh perusahaan lainnya. Market Nicher memiliki

segmentasi pasar yang paling kecil, namun spesifik sehingga bersifat

monopoli karena untuk konsumen di pasar yang tidak diperhatikan perusahaan

lain, hanya ada 1 perusahaan saja yang dapat mengakomodasi kebutuhannya.

37
2.3 Kerangka Pemikiran
Marketing Pubic Relations
(MPR)
(Kotler dan Koller, 2007)

Media Sosial Komunikasi Bisnis

Strategi Komunikasi Bisnis


Dalam Meningkatkan
Penjualan Pada
Bekaslemariku Melalui
Shopee

Giveaway Content Marketing Paid Media

Gambar 2.4
Kerangka Berpikir
Sumber : Diolah Peneliti, 2022
Bekaslemariku merupakan salah satu UMKM yang bergerak di bidang

fashion, namun produk fashion merupakan brand-brand ternama yang masih layak

pakai atau dalam kondisi produk pakaian bekas,setiap produk yang disediakan dari

mulai atasan hingga bawahan bagi para pecinta brand-brand fashion ternama di

dunia, produknya juga memiliki value dan pricy yang cukup tinggi.

Menurut (David Dwimarta, 2012) mengungkapkan ada tiga tingkatan dalam

38
interaksi bisnis online yaitu : Tingkat pertama dari interaksi adalah satu ke banyak

orang ( one to many ), hubungan ini ke interaksi “ seluruh pelanggan “. Walaupun

tidak cukup identitas pelanggan, situs menyediakan informasi mendalam yang sama

mengenai produk kepada seluruh pengunjung. Ketika pengguna mampu mengikuti

jalan unik melalui materi , semuanya menerima “ siaran “ yang sama.

Tingkat kedua adalah dengan mngirim informasi yang dituju dan yang

dibutuhkan. Situs dibangun yang menyediakan informasi, produk, dan bahasa yang

dibutuhkan tiap kelompok dari pelanggan. Pendekatan ini mirip dengan pemasaran

langsung, dimana pengiriman surat yang ditargetkan dikirim ke daftar pelanggan

khusus dengan perilaku pembelian serupa.

Tingkat yang ketiga adalah komunikasi langsung tetapi tidak interaktif. Dan

Dialog interaktif one toone adalah langkah terakhir. Sementara sebagian besar

informasi masih mengalir dari pemasar ke pelanggan, umpan balik dan dialog masih

memungkinkan.

Dari pendekatan teori tersebut peneliti mencoba mengetahui lebih dalam lagi

mengenai setiap penerapan strategi komunikasi bisnis online yang dilakukan oleh

Bekaslemariku melalui platform penjualan Shopee, adapun strategi dalam

menentukan target pasar dan juga cara Bekaslemariku dalam menjaga engagment

konsumen khususnya pada media Shopee-nya

39
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma, Metode, Pendekatan/Anlisis Penelitian


3.1.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian ini

menyelidiki serta memahami terkait sebuah problem melalui pengumpulan informasi

dengan tujuan tercapainya solusi terhadap permasalahan yang dapat terselesaikan.

Rahardjo dan Gidnanto (2010) membuat sebuah penjelasan dalam studi kasus secara

integratif dan kompetitif dalam memahami sebuah individu dengan tujuan

mendapatkan pengalaman agar sebuah permasalahan dapat terpecahkan dan

mendapat diri yang lebih baik lagi.

Penelitian ini dalam melakukan sebuah analisis yang secara spesifik. Dengan

menggunakan analisis triangulasi untuk menganalisis data melalui pengujian

keabsahan dengan tujuan kebenaran secara objektif. Menurut peneliti metode tersebut

sangat tepat digunakan di dalam penelitian ini.

Penelitian kualitatif dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang meliputi suatu permasalahan tertentu.dengan fenomena atau peristiwa

yang terjadi melalui metode wawancara mendalam dengan dokumentasi laporan dan

akan memunclukan analisa pada permasalahan yang terjadi. Alasan penelitian ini

menggunakan metode kualitatif karena akan memfokuskan pembahasan yang lebih

mendalam menganai implikasi yang dilakukan oleh bekaslemariku dalam

40
meningkatkan penjualan melalui platform Shopee.

3.1.2 Paradigma/Penedekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang merupakan

penelitian kualitatif. Tujuan yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu terungkapnya

sebuah fenomena serta fakta yang terjadi di dalam proses penelitian. Data yang

digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan pandangan dalam masyarakat yang

terjadi. Variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan timbul, dengan adanya fakta

dan pengaruh yang berbeda terkait kondisi.

Menurut Tellis (1997) studi kasus ialah termasuk metode yang digunakan

dalam sebuah penelitian yang mempunyai cara analisis dengan acuan sebuah sistem

melalui perbandingan suatu lembaga atau individu. Tujuan secara garis besar dengan

melaksanakan objek di dalam penelitian secara khusus. Sehingga Yin (2009)

memberikan sebuah pernyataan penelitian tersebut tidak hanya terkait menjelaskan

tapi juga proses kasus itu terjadi.

Kasus yang berkaitan dengan kualitatif yang nantinya bisa dilakukan

penyelidikan dan diteliti dengan acuan studi perbandingan, kualitatif dan studi secara

hubungan di antara struktur satu dengan struktur yang lain. Kegiatan yang dilakukan

di dalam penelitian tersebut terkait pengumpulan sebuah data, integrasi data sehingga

munculya sebuah kesimpulan dalam data tersebut.

Dalam kemungkinan yang terjadi peneliti mengambil 3 masalah yang

nantinya akan dilakukan sebuah penelitian oleh peneliti yaitu :

41
1. Masalah yang digunakan peneliti merupakan sebuah masalah yang tetap

dengan judul menggunakan metode kualitatif dari awal sampai akhir dalam

pengajuan laporan akhir sama.

2. Masalah menjadi berkembang dan mendalam setelah peneliti terjun langsung

ke lapangan namun tidak ada sebuah perubahan hanya penyempurnaan.

3. Masalah berubah total saat peneliti terjun ke lapangan sehingga terjadi

pergantian masalah secara menyeluruh dari awal sampai proses ke lapangan

yang dijadikan penelitian

Sebuah penelitian memiliki tujuan masing-masing terutama dalam studi kasus

kualitatif yang dibahas di dalam penelitian ini. Peneliti memiliki tujuan akhir dalam

penelitian tidak hanya berpoin pada penjelasan yang diteliti, tetapi juga tujuannya,

sehingga saat melakukan penelitian peneliti menggunakan pedoman yang berkaitan

dengan metode kualitatif.

Rumusan masalah dalam peneliti atau identifikasi terkait penelitian studi

kasus kualitatif dengan menjawab sebuah jawaban yang berkaitan dengan pernyataan

penelitian maupun identifikasi di dalam masalah tersebut. Dari hal tersebut nantinya

dapat diperoleh cara dalam menganalisis serta melakukan pengelolaan serta analisis

dalam hasil penelitian. Peneliti mengungkapkan sebuah keadaan, baik fenomena

maupun variabel yang sesuai dengan keadaan yang terjadi di dalam proses penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan sebuah penafsiran serta data yang diuraikan

sesuai dengan keadaan maupun situasi, serta sudut pandang yang ada di dalam

masyarakat.

42
3.2 Subjek Penelitian
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini menggunakan metode studi kasus

karena akan menguji data-data yang diperoleh sebelumnya dalam mengisi laporan ini,

perolehan data akan bersifat realitas permasalahan yang sedang terjadi dengan subjek

berupa informan kunci sebagai pemberi informasi dari pihak Bekaslemariku adapaun

informan pendukung lainnya adalah konsumen yang tercatat pernah melakukan

pembelian pada Bekaslemariku.

Subjek & objek penelitian menurut (Sugiyono, 2013:32) adalah subjek

penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan

yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan.

Kriteria subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti yaitu dapat menghasilkan

hasil penelitian yang mendalam dan akurat. Dalam penelititian ini, Pemilihan subjek

berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan informan dengan

pertimbangan tertentu, yaitu orang yang dijadikan informan tersebut adalah orang

yang dianggap paling tahu dan memahami mengenai apa yang ingin peneliti

dapatkan. Serta menjalankan dan terjun langsung dalam mengelola Shopee

Bekaslemariku. Maka dari itu dalam penelitian ini peneliti memilih informan sebagai

berikut:

Informan 1

Nama : Ibrahim Al Farizi

Jabatan : Pemilik Bekaslemariku

43
Informan 2

Nama : Adittya Septian

Jabatan : Divisi media e-commerce Bekaslemariku

Informan 3

Nama : Al-Liqa Alam

Jabatan : Konsumen Shopee

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data ialah tahapan awal dalam memperoleh informasi

data pada penelitian ini , karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

sebuah data. (Sugiyono, 2016:224) Teknik yang digunakan peneliti untuk

memperoleh data sebagai berikut :

1. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara

mendalam (indepth interview). Menurut Dun, Wawancara mendalam adalah suatu

teknik dalam penelitian kualitatif, di mana seorang responden atau kelompok

responden mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan

secara bebas. Wawacara mendalam dapat dilakukan melalui telepon. Seringkali

pewawancara dilatih secara psikologis agar ia dapat menggali perasaan dan sikap

yang tersembunyi dari responden. (Ardianto, 2013:61) Peneliti mewawancarai

pertanyaan yang difokuskan pada strategi komunikasi bisnis yang dilakukan oleh

Bekaslemariku dalam meningkatkan penjualan.

2. Dokumentasi

44
Metode dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

digunakan data yang digunakan dalam metodologi peneliti social untuk menelusuri

data historis. Sebagian besar data yang tersedia berbentuk surat, catatan harian,

kenang-kenangan, dan laporan. (Ardianto, 2013:167). Dokumentasi yang dilakukan

dengan mengunjungi lokasi pada Bekaslemariku.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan ialah salah satu upaya peneliti untuk mendapatkan data

yang bersifat relevansi terkait topik yang diteliti. Bahan yang diperlukan dalam studi

pustaka adalah bahan yang mendukung untuk penulisan tinjauan pustaka. Informasi

tersebut didapat melalui buku jurnal penelitian terdahulu

3.4 Teknik Analisi Data


Setelah mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti, selanjutnya

peneliti harus menganalisis data sehingga dapat menjelaskan fenomena yang terjadi.

Dalam hal ini analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,

sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

(Sugiyono, 2016:245)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Miles

dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman ada tiga jenis kegiatan dalam analisis

data : (Sugiyono, 2016:246)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan merangkum, memilih hal–hal yang pokok,

memfokuskan pada hal–hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian

45
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mecarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2016:247)

Pada tahap ini, peneliti merangkum semua data yang diperoleh dan memilih

data pokok yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Sehingga data dapat

direduksi sesuai dengan tujuan pada penelitian ini.

2. Data Display (Penyajian Data)

Pada tahap setelah data direduksi, selanjutnya peneliti melakukan penyajian

atau penampilan (display) dari data yang sudah di dapatkan, karena pada dasarnya

penelitian kualitatif bersifat analisa wawancara. Konteks tersebut merupakan salah

satu bagian yang relevan dari situasi yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, peneliti

akan menjabarkan data yang relevan sehingga menjadi analisa yang dapat ditarik

kesimpulan dalam menjelaskan penelitian.

3. Conclusion Drawing/Verificatiion (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Selanjutnya adalah tahap penarikan

kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Simpulan akan di

sajikan dalam bentuk penjelasan secara deskriptif, penarikan kesimpulan ini

dilakukan peneliti jika telah selesai mendapatkan data dan informasi terkait objek

penelitian. Dalam penarikan kesimpulan ini merupakan hasil temuan atau sebuah

jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah dipaparkan.

Penelitian yang dilakukan akan menemukan karya ilmiah baru. Laporan

46
penelitian akan berupa deskripsi pada obyek penelitian. Setelah diteliti akan

menyimpulkan analisis yang dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis

atau teori.

3.5 Uji Keabsahan Data


Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep

kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) menurut versi “positivisme” dan

disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri.

(Moleong, 2011:321)

Peneliti menggunakan pengujian triangulasi. Triangulation is qulitative cross-

validation. It Assesses theSufficiency of the data according to the convergence of

mutiple data sources or mutple data collection procedures “Triangulasi adalah

validasi silang qulitatif. Ini Menilai Efisiensi data sesuai dengan konvergensi sumber

data mutiple atau prosedur pengumpulan data mutiple” (Wiersma, 1986)

(Sugiyono, 2016:273) Triangulasi tidak sekedar menilai kebenaran data, tetapi

juga menyelidiki validitas tafsiran kita mengenai data tersebut. Maka dari itu,

triagulasi harus bersifat reflektif.

Pada laporan ini, jenis triangulasi yang diuji yaitu triangulasi dengan sumber.

Model analisa akan berupa perbandingan dan mengecek ulang perolehan suatu

informasi yang telah di dapatkan dalam metode kualitatif. Hal tersebut akan

dijabarkan sebagai berikut:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

47
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

Dalam uji keabsahan data untuk melakukan triangulasi dengan menguji

keabsahan data, peneliti melakukan wawancara kepada narasumber kunci, yaitu

mengenai Bekaslemariku.

48
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, E. (2013). Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif Dan


Kualitatif. Simbiosa Rekatama Media.

Arrodhi, M. D. A. (2018). Analisis Strategi Pemasaran Dalam Upaya Peningkatan


Omzet Di Mh Mart Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

David Dwimarta. (2012). Bisnis Online,. Kata Buku.

Effendy, O. U. (2015). Ilmu, Komunikasi Teori Dan Praktek Komunikasi. Pt. Citra
Aditia Bakti.

Faztrack. (2012). Jenis Media Dalam Online Marketing,.

Gunawan, T. F. (2019). Strategi Komunikasi Pemasaran Online Toko Kamera


Mbantul Yogyakarta Melalui Media Instagram Dalam Meningkatkan
Penjualan (Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Promosi Pada Akun
Instagram). Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakart.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Management. Erlangga.

Melita, T. (2019). Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan


Online Sepatu S. Van Decka Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Strategi
Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Online Sepatu S.
Van Decka Bandung Melalui Marketplace). Unikom.

Moleong, L. . (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif (Revisi). Pt Remaja


Rosdakarya.

Mulyadi, & Risminawati. (2012). Model-Model Pembelajaran Inovatif Di Sekolah


Dasar. Fkip Ums.

Nitisusastro, M. (2012). Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan,.


Alfabaeta.

Opiida. (2014). Pengertian E-Marketplace. Https://Tokohalista.Wordpress.Com

Phillip Dan Amstrong, K. (2012). Prinsip Prinsip Pemasaran Edisi 13. Erlangga.

Ratna, N. K. (2011). Antropologi Sastra: Peranan Unsur-Unsur Kebudayaan Dalam


Proses Kreatif. Pustaka Belajar.

49
Saryono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif,. Pt Alfabeta.

Sastika, W. (2018). Analisis Kualitas Layanan Dengan Menggunakan E-Service


Quality Untuk Mengetahui Kepuasan Pelanggan Belanja Online Shoppe
(Studi Kasus : Pelanggan Shopee Di Kota Bandung 2017). Ikraith-
Humaniora, 2,.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta.Cv.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


Kombinasi, Dan R&D. Alfabeta

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta.

Sumadiria, H. (2014). Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita Dan Feature. Pt Remaja


Rosdakary.

Tjiptono. (2012). Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi.

Tommy, S. (2013). Pengantar Teori Komunikasi,. Agromeda Pustaka.

West, D., Ford, P., & Ibrahim, F. (2015). Strategic Marketing Creating Competitive
Advantage. Oxford University Press.

Wiersma, W. (1986). Research Methods In Education: An Introduction. Allyn And


Bacon.

Wong, J. (2012). Internet Marketing For Beginners. Elex Media Komputindo.

50
LAMPIRAN-LAMPIRAN

51

Anda mungkin juga menyukai