Abstrak
Film masih menjadi pilihan masyarakat sebagai media hiburan. Selain itu, film jugadijadikan alat konstruksi
akan realitas sosial. Penonton banyak yang menganggap bahwa apa yang disuguhkan dalam film merupakan gambaran
realitas sosial. Salah satu konstruksi yang digambarkan oleh film adalah depresi.contoh film yang menggambarkan
depresi dalam anggota keluarga adalah “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”. Film berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang
Hari Ini” merupakan salah satu karya dari sutradara Angga Dwimas Sasongko yang diadaptasi dari novel Marcella FP
dengan judul yang sama. Penelitian ini menggunakan teori semiotika milik Ferdinand De Saussure. Teori ini
menyebutkan bahwa suatu tanda tersusun dari dua bagian yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda). Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif, paradigma konstruktivisme, dan metode analisis semiotika. Pengambilan data
diambil dari adegan film berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”. Adegan yang diambil adalah cerita yang
merepresentasikan tentang ciri-ciri depresi secara psikis, fisik, dan sosial dari setiap karakter yang diperankan oleh
aktor. Hasil dari penelitian ini menggambarkan adanya representasi depresi dalam film berjudul “Nanti Kita Cerita
Tentang Hari Ini” depresi tersebut dialami oleh anggota keluarga. Ayah dan Ibu mengalami depresi psikis berupa
timbulnya rasa sedih, cemas, atau hampa yang terus-menerus. Angkasa mengalami depresi fisik berupa kesulitan
memutuskan sesuatu. Sedangkan Awan dan Aurora mengalami depresi sosial berupa menurunnya aktivitas dan minat
sehari-hari (menarik diri, menyendiri, dan malas) serta perasaan mudah tersinggung.
Kata Kunci : Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”, Semiotika, Depresi
Abstract
Film is still the people's choice as a medium of entertainment. In addition, films are also used as tools construction
of social reality. Many viewers think that what is presented in film is a picture of social reality. One of the
constructions depicted by the film is depression. An example of a film that depicts depression in family members is
"Later We Tell About Today". The film entitled "Later We Tell About Today” is one of the works of director Angga
Dwimas Sasongko which was adapted from Marcella FP's novel with the same title. This research uses Ferdinand De
Saussure's semiotic theory. This theory states that a sign is composed of two parts, namely the signifier and the
signified. This research using a qualitative approach, constructivism paradigm, and semiotic analysis methods. Data
collection was taken from a movie scene entitled "Later We Tell About Today". That scene taken is a story that
represents the psychological, physical, and social characteristics of depression from each character played by the actor.
The results of this study describe the representation of depression in the film titled "Later We Tell About Today"
depression is experienced by members family. Father and Mother experience psychological depression in the form of
feelings of sadness, anxiety, or emptiness that continously. Angkasa experienced physical depression in the form of
difficulty making decisions. Whereas Awan and Aurora experience social depression in the form of decreased daily
activities and interests (interestingself, aloof, and lazy) and irritability.
PENDAHULUAN
Film sebagai salah satu produk komunikasi masih produksi film dari tahun ke tahun (Sanelin, 2019:33).
menjadi pilihan beberapa kalangan masyarakat sebagai Alasan-alasan khusus mengapa seseorang menyukai film
hiburan. Hal ini dibuktikan dengan bertahannya bioskop karena ada unsurnya dalam usaha manusia untuk
hingga sekarang. Selain itu, Dunia Perfilman Indonesia mencari hiburan dan meluangkan waktu (Mudjiono,
semakin maju ditandai dengan banyaknya jumlah 2011:126). Film menyajikan cerita dengan audio visual
95
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
yang tidak membosankan. Bandingkan saja dengan secara terus-menerus. Banyak dampak buruk yang
novel atau cerita bergambar biasa yang lebih banyak terjadi didalam keluarga mereka ketika masalah demi
tulisannya, film terlihat lebih menarik untuk dinikmati. masalah tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Selain sebagai hiburan, film juga dijadikan alat Peluncuran film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari
konstruksi sosial. Bagi sebagian orang, menonton film Ini” mendapat respon yang menarik. Alur cerita yang
berarti melihat gambaran realitas sosial yang ada di dibawakan terasa sama dengan realitas yang ada.
masyarakat. Realitas merupakan konstruksi sosial yang Beberapa review penonton mengatakan bahwa
diciptakan individu (Santoso, 2016:31). Konstruksi depresi yang dibawakan dalam film “Nanti Kita
sosial mampu membuat individu meyakini bahwa Cerita Tentang Hari Ini” adalah gambaran realitas
budaya tersebut nyata adanya atau menciptakan budaya sebenarnya. Dengan demikian, film “Nanti Kita
baru berdasarkan sebuah kepentingan. Dengan Cerita Tentang Hari Ini” mampu mengkonstruksi
menggambarkan realitas sosial melalui media yang realitas sosial melalui adegan-adegan yang selaras
menarik seperti film, budaya akan lebih mudah diubah dengan makna tentang depresi itu sendiri.
maupun diterima oleh masyarakat. Secara tidak langsung
hal ini merupakan propaganda kepentingan beberapa Representasi adalah gambaran tentang realitas
orang maupun kelompok. yang ditampilkan melalui kode-kode, symbol,
makna, dan tanda serta ideologi dari suatu
Akhir-akhir ini, isu depresi dan kesehatan mental kebudayaan (Aprilia dalam Hapsari dan Sukardani,
menjadi topik yang hangat dibicarakan terutama oleh 2019:59). Representasi depresi dalam film “Nanti
remaja. Kesehatan mental merupakan isu yang masih Kita Cerita Tentang Hari Ini” digambarkan secara
terpinggirkan di Indonesia (Febrianti dan Huda, 2020:1). tajam melalui tanda-tanda disetiap adegannya.
Hal ini selaras dengan hasil riset Kementerian Kesehatan Tanda-tanda inilah yang nantinya akan dianalisis
Republik Indonesia bahwa sampai tahun 2019, depresi peneliti dengan menggunakan metode Semiotika.
masih menjadi kasus kesehatan mental nomor satu Semiotika merupakan studi ilmu atau metode analisis
selama tiga dekade terakhir. Kasus depresi mulai dialami untuk mengakaji tanda dalam suatu konteks scenario,
masyarakat dengan rentang usia 15-24 tahun. Febrianti gambar, teks, dan adegan di film menjadi sesuatu
(2020) menjelaskan bahwa kurangnya kesadaran yang dimaknai (Mudjiono, 2011:129). Semiotika
terhadap isu kesehatan mental dapat menjadikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari
penderitanya menjadi terisolasi dan sulit mendapatkan Ferdinand De Saussure. Saussure dalam teorinya
penanganan. Tingginya kasus tersebut mendorong mengatakan bahwa tanda (sign) dimaknai dengan
respon tajam dari masyarakat. Beberapa individu penanda (signifier) dan petanda (signified). Dengan
maupun kelompok banyak yang mulai sadar pentingnya menganalisis signifier dan signified yang terdapat
kasus depresi untuk didiskusikan secara terbuka. dalam film, makna depresi yang direpresentasikan
dapat dijelaskan dengan lebih rinci dan mengerucut.
Pembahasan mengenai depresi akhirnya tidak hanya
menjadi konsentrasi pegiat kesehatan mental saja, Penelitian Representasi Depresi Dalam Film
banyak yang mulai tertarik. Salah satu penulis yang Berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”
akhirnya menggeluti dunia kesehatan mental adalah dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Pembahasan
Marcella FP. Lewat buku “Nanti Kita Cerita Tentang dari penelitian ini berupa analisis teks secara
Hari Ini”, Marcella mengajak pembaca memahami apa mendalam mengenai tanda-tanda depresi yang
itu depresi dan bagaimana cara mengatasinya. Salah satu direpresentasikan dalam film “Nanti Kita Cerita
kutipan dari buku tersebut tertulis “jalan yang jauh, Tentang Hari Ini”. Sedangkan paradigma yang
jangan lupa pulang”. Kalimat tersebut mengajak para digunakan adalah konstruktivistik dimana antara
pembaca untuk ikhlas dan saling menjaga lewat doa subyek dan obyek penelitian tidak memiliki batas.
menghadapi tekanan-tekanan yang ada di rumah.
METODE
Keberhasilan buku “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Penelitian Representasi Depresi Dalam Film
Ini” hingga menjadi best seller memikat sutradara Angga Berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”
Dwimas Sasongko untuk mengangkat cerita yang ada menggunakan paradigma konstruktivistik dimana
didalamnya kedalam sebuah film. Peran Ayah/Narendra penafsiran peneliti tidak memiliki jarak dengan data
oleh Donny Damara, Ibu/Ajeng oleh Susan Bachtiar, ilmiah. Dengan kata lain, antara subyek dan objek
Angkasa oleh Rio Dewanto, Aurora oleh Dara Aisha, dan penelitian tidak terbatas. Jenis analisis untuk
Awan oleh Rachel Amanda menceritakan depresi yang paradigma konstruktivistik berupa teks sehingga
dialami oleh setiap anggota keluarga dengan lebih cocok digunakan untuk membedah film sebagai
kompleks. Mereka harus berupaya menghadapi objek dari penelitian ini. Selain itu, penelitian dengan
ketakutan, hilang, tumbuh, jatuh, bangun, dan patah objek film membutuhkan analisis mendalam yang
96
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
melibatkan pengetahuandan sumber referensi peneliti melihat. Pesan yang diterima dengan mudah mampu
sebagai bahan utama. Peneliti akan membedah membentuk konstruksi sosial dengan cepat. Dengan
simbol-simbol depresi yang ada dalam film berjudul demikian, jika adegan dimainkan dengan rapi dan
“Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” dari setiap detail hingga secara mudah mengkonstruksi
adegannya. Menurut teori ini realitas tidak penontonnya, hal tersebut menjadi indikator produksi
menunjukkan dirinya dalam bentuk yang kasar tetapi film berhasil.
harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana
cara seseorang. Secara garis besar, ada lima poin adegan dalam
film berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yang merepresentasikan depresi dari setiap anggota
adalah kualitatif. Creswell (2008) mendefinisikan keluarga. Adegan tersebut secara detail dapat
kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran diuraikan dengan semiotika Ferdonand De
untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala Saussure untuk mengetahui makna pesan yang
sentral (dalam Raco, 2010). Penelitian kualitatif lebih sesungguhnya. Adegan yang dimaksud adalah
banyak membahas tentang kasus yang unik, sebagai berikut :
mengandung kompleksitas, kedalaman, dan terdapat
proses atau dinamika. Dalam menyusun penelitian 1. Ayah yang cenderung memberi ruang gerak
kualitatif, peneliti mencari sebuah fenomena terlebih anaknya dan terkesan memberi tekanan
dahulu yang selanjutnya dihubungkan dengan sebuah yang lebih terutama pada Angkasa.
teori. Fenomena yang dibahas adalah mengenai kasus 2. Ibu yang lebih banyak diam dalam setiap
depresi yang direpresentasikan dalam sebuah film. masalah yang dihadapi oleh keluarganya.
Teori yang berhubungan dengan fenomena ini adalah 3. Angkasa yang selalu menyampingkan
konstruksi sosial. Representasi depresi dalam film perasaannya demi menuruti semua perintah
berjudul “Nanti Kita CeritaTentang Hari Ini” akan Ayah.
dianalisis dalam bentuk teks. 4. Aurora cenderung diam dan menghindar
dari keluarganya.
Penelitian Representasi Depresi Dalam film 5. Awan yang sering menetang dan melawan
Berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” terutama kepada ayah.
menggunakan analisis semiotika. Semiotika
merupakan studi tentang tanda-tanda, makna, dan B. Hasil Analisis Semiotika yang
komunikasi. Sedangkan semiotika yang digunakan Menggambarkan Depresi dalam Film
adalah versi Ferdinand De Saussure. Saussure Berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang Hari
mengklaim bahasa merupakan sebuah sistem tanda Ini”
(sign) yang terlibat dalam sebuah proses penandaan Analisis film ini akan diuraikan berdasarkan
(signification) yang kompleks. Tanda tersebut akan adegan yang menggambarkan depresi yang dialami
dibagi menjadi dua yaitu penanda (signifier) dan oleh setiap anggota keluarga, mulai dari ayah, ibu,
petanda (signified). Peneliti akan membedah tanda Angkasa, Aurora, dan Awan. Secara garis besar,
depresi yang ada dalam film berjudul “Nanti Kita awal mula keluarga tersebut mengalami depresi
Cerita Tentang Hari Ini” dengan menganalisis adalah ketika saudara kembar Awan meninggal.
penanda dan petandanya. Tanda-tanda dianalisis dan Penegasan visualisasi karakter mereka dibantu
diselaraskan dengan teori dan sesuai dengan dengan teknik pengambilan gambar yang tepat.
fenomena yang diangkat dalam penelitian. Riky Santoso dalam Kee Indonesia menjelaskan
ada beberapa teknik pengambilan gambar yaitu
Extreme Long Shoot, Long Shoot, Medium Long
HASIL DAN PEMBAHASAN Shoot, Medium Shoot, Close Up, Big Close Up dan
A. Adegan-Adegan Dalam Film “Nanti Kita Cerita Extreme Close Up. Hal itu sangat mempengaruhi
Tentang Hari Ini” karakter yang ada dalam film, terutama Ayah dan
Penyampaian pesan dalam sebuah film Ibu. Berikut merupakan analisis film dengan
divisualisasikan melalui adegan-adegannya. Adegan menggunakan metode semiotika Ferdinand De
yang dimainkan oleh aktor dibuat seemosional Saussure.
mungkin agar penonton menangkap dengan baik
a) Ayah/Narendra (Oka Antara/Donny
pesan apa yang ingin disampaikan dalam film
Damara)
tersebut. Termasuk dalam film berjudul “Nanti Kita
Karakter Ayah yang cenderung memberi ruang
Cerita Tentang Hari Ini”, dalam setiap adegannya
gerak anaknya dan terkesan memberi tekanan yang
didramatisir secara emosional agar pesan yang ingin
lebih terutama pada Angkasa merupakan bentuk
disampaikan secara mudah dicerna oleh yang
97
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
depresi yang dialami. Uraian adegan yang 3. Ayah menekan Angkasa untuk menjaga adik-
mendukung adalah sebagai berikut. adiknya
Dialog Visual
1. Ayah yang menyalahkan Angkasa saat Awan Ayah : “Mas Angkasa
kecelakaan (waktu kecil) tau nggak tugas seorang
Dialog Visual kakak itu apa? Ayah
Ayah : “Jangan pernah kasih tahu ya …”
lepasin adik-adik kamu, Gambar 3 adegan menit ke
mereka tanggung jawab 42.48
kamu, mas” Gambar 1 adegan menit ke Penanda Petanda
24.12 Angkasa sudah diberi Ayah memberi tanggung
tanggung jawab yang jawab yang berat kepada
Penanda Petanda
berat untuk menjaga Angkasa untuk menjaga
Di dalam adegan Ayah memarahi Angkasa
adik-adiknya oleh Ayah adik-adiknya diusia yang
tersebut Ayah karena menganggap ia lalai
diusianya yang masih masih kecil. Tanpa Ayah
memarahi Angkasa dalam menjaga adik-
kecil. Intonasi suara sadari, hal tersebut menjadi
karena dianggap tidak adiknya terutama Awan.
Ayah penuh dengan tekanan tersendiri bagi
bisa menjaga adik- Ayah menganggap bahwa
tekanan dan harapan Angkasa.
adiknya hingga Awan tanggung jawab anak
yang besar.
kecelakaan. Raut wajah pertama adalah menjaga
dan gerakan tangan adik-adiknya.
Ayah menunjukkan 4. Ayah memarahi Awan karena pulang malam
marah besar dengan mengendarai motor bersama Kale
(menyudutkan Angkasa Dialog Visual
ke tembok, mendekap Ayah : “Awan
dan berbicara dengan darimana? Siapa yang
intonasi yang ngizinin kamu pulang
menekan). naik motor? …” Gambar 4 adegan menit ke
57.06
2. Ayah yang menyalahkan Angkasa saat Awan Penanda Petanda
kecelakaan (waktu besar) Ayah menganggap Ayah memarahi Awan
Dialog Visual Awan bersalah karena karena ia pulang malam
Ayah : “Denger Ang, tidak mematuhi bersama Kale dengan
kalau saya minta kamu perintahnya dan susah mengendarai motor. Selain
untuk jemput Awan di dihubungi. Gerakan itu, ia juga susah
kantor …” tubuh Ayah dihubungi. Ayah yang
Gambar 2 adegan menit ke menunjukkan marah selama ini tidak
27.17 yang bercampur dengan memperbolehkan Awan
Penanda Petanda khawatir (dialog yang naik motor menganggap
Ayah memarahi Ayah memarahi Angkasa panic disertai raut kejadian ini merupakan
Angkasa karena tidak karena ia dianggap lalai wajah marah dan tidak sebuah pelanggaran. Ayah
menjemput Awan di dalam menjaga Awan dan tenang) juga menganggap bahwa
kantor. Angkasa melanggar perintah Ayah. memasukkan Awan ke
dianggap tidak Hal tersebut merupakan perusahaan pak Anto
bertanggung jawab dan kesalahan yang dengan memanfaatkan
melanggar perintah dilimpahkan Ayah kepada nasabahnya merupakanhal
Ayah diusianya yang Angkasa karena sebagai yang wajar demi kebaikan
sudah dewasa. Raut anak pertama, ia gagal Awan. Hal tersebut yang
wajah dan gerakan menjaga adik-adiknya. membuat rasa kesal Awan
tangannya sama dengan semakin bertambah.
Ayah memarahi
Angkasa kecil ketika
Awan kecelakaan. 5. Ayah menyalahkan Angkasa karena Awan
tidak bisa dihubungi saat pameran Aurora
Dialog Visual
98
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
99
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
Analisis semiotika : Pada gambar 1 dan 2 Berdasarkan gambar, dialog, penanda, dan petanda
menggunakan teknik penganbilan gambar dapat ditarik kesimpulan bahwa Ayah memberi
medium shoot. Teknik pengambilan gambar ini tanggung jawab yang berat kepada Angkasa
biasanya dimulai dari sekitar pinggang sampai sebagai anak pertama untuk menjaga adik-adiknya
dengan kepala objek. Teknik ini digunakan untuk sejak usianya masih kecil. Bahkan tanggung jawab
pengambilan bahasa tubuh dan ekspresi subyek itu berlaku sampai Angkasa dewasa. Ayah juga
dengan lebih menonjol. Adegan tersebut memberi ruang gerak terbatas untuk Awan sebagai
menunjukkan Ayah yang sedang memarahi anak terakhir. Alih-alih tidak ingin kehilangan lagi,
Angkasa karena dirasa tidak dapat menjaga Awan Ayah justru terkesan mengekang Awan. Perlakuan
hingga kecelakaan baik saat kecil maupun sudah Ayah kepada anak-anaknya merupakan bentuk
besar. Pada gambar 3 menggunakan teknik depresi psikis yaitu rasa cemas yang berlebihan.
pengambilan gambar close up. Teknik Rasa cemas yang dialami Ayah dilatarbelakangi
pengambilan gambar ini diambil dari bagian oleh rasa takut setelah kehilangan anaknya.
bawah bahu sampai dengan kepala objek. Teknik Kecemasan itu membuat Ayah was-was dan
ini digunakan untuk pengambilan ekspresi dan memberi ruang gerak anak-anaknya agar ia tidak
mimik seseorang secara detail. Adegan tersebut kehilangan lagi.
menunjukkan Ayah yang sedang memberi amanah b) Ibu/Ajeng (Susan Bachtiar/Niken Anjani)
kepada Angkasa untuk menjaga adik-adiknya Karakter Ibu yang lebih banyak diam dalam
diusianya yang masih kecil. Pada gambar 4 setiap masalah yang dihadapi oleh keluarganya
menggunakan teknik pengambilan gambar merupakan bentuk depresi yang dialami.
medium shoot. Teknik ini digunakan untuk Uraian adegan yang mendukung adalah sebagai
pengambilan bahasa tubuh dan ekspresi subyek berikut.
dengan lebih menonjol. Adegan tersebut
1. Ibu yang menangis di kamar mandi dan tidak
menunjukkan Awan yang dimarahi Ayah karena
mau mengurus Awan ketika menangis
pulang terlambat dan naik motor bersama Kale.
Dialog Visual
Pada gambar 5 menggunakan teknik pengambilan
Ayah : “Bu? Ajeng?”
gambar big close up. Teknik pengambilan gambar
ini dimulai dari leher hingga atas kepala. Teknik ini
digunakan untuk pengambilan ekspresi dan mimik
seseorang secara lebih detail. Adegan tersebut Gambar 9 adegan menit
menunjukkan isi pesan Ayah yang memarahi ke 44.47
Angkasa karena Awan tidak dapat dihubungi Penanda Petanda
dengan detail. Pada gambar 6 menggunakan teknik Ibu yang tidak Ibu yang menangis di
pengambilan gambar close up. Teknik ini merespon ketika kamar mandi
digunakan untuk pengambilan ekspresi dan mimik dipanggil Ayah dan disebabkan oleh rasa
seseorang secara detail. Adegan tersebut tidak mau sedih yang mendalam
menunjukkan Ayah yang sedang memarahi menenangkan Awan. karena kehilangan salah
Angkasa karena dating ke pameran Aurora tidak Ibu terlihat masih satu anaknya.
bersama Awan. Pada gambar 7 menggunakan tidak terima dengan Perasaannya yang masih
teknik pengambilan gambar medium long shoot. kenyataan bahwa berantakan membuat
Teknik pengambilan gambar ini biasanya dimulai anak satunya tidak Ibu tidak memedulikan
dari lutut hingga kepala. Teknik ini digunakan terselamatkan. Hal Awan yang menangis.
untuk pengambilan ekspresi dan kegiatan subyek tersebut didukung
secara lebih sempit. Adegan tersebut menunjukkan dengan adegan ibu
Ayah yang sedang memarahi Awan karena datang yang mengelak
terlambat ke pameran Aurora dan tidak dapat ketika dipeluk oleh
dihubungi. Pada gambar 8 menggunakan teknik Ayah dan memukul
pengambilan gambar medium shoot. Teknik ini Ayah sambil
digunakan untuk pengambilan bahasa tubuh dan menangis tersedu-
ekspresi subyek dengan lebih menonjol. Adegan sedu.
tersebut menunjukkan Ayah yang memarahi anak-
anaknya setelah kejadian di pameran Aurora.
100
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
101
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
102
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
103
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
Analisis Semiotika : Pada gambar 14 bentuk depresi yang dialami. Uraian adegan
menggunakan teknik pengambilan gambar yang mendukung adalah sebagai berikut.
medium shoot. Teknik ini digunakan untuk
pengambilan bahasa tubuh dan ekspresi subyek 1. Aurora memilih ke studio saat Ayah tidak
jadi merayakan Anniversarynya
dengan lebih menonjol. Adegan 14 menunjukkan
Dialog Visual
Angkasa yang bingung karena ditelepon untuk
Ayah : “Ajak aja Lika
menjemput Awan padahal ia sedang merayakan
kesini Ang, Ayah
hari jadian dengan Lika. Pada gambar 15
mau bikin masakan
menggunakan teknik pengambilan gambar long
enak nih …” Gambar 19 adegan
shoot. Teknik pengambilan gambar ini
memperlihatkan seluruh tubuh tanpa terpotong menit ke 13.44
frame. Teknik ini digunakan untuk pengambilan Penanda Petanda
ekspresi dan kegiatan subyek tanpa ada bagian Aurora tidak tertarik Aurora memilih ke
tubuh yang terpotong. Adegan gambar 15 ikut makan bersama studio saat Ayah
menunjukkan Angkasa yang memberontak ke dengan keluarganya tidak jadi
Ayah karena disalahkan saat memukul Rio demi padahal Ayah sudah merayakan
melindungi Awan. Pada gambar 16 dan 17 berniat masak enak. Anniversarynya.
menggunakan teknik pengambilan gambar Wajah Aurora Aurora sangat tidak
medium shoot. Teknik ini digunakan untuk Nampak datar dan tertarik untuk
pengambilan bahasa tubuh dan ekspresi subyek tidak tertarik untuk berkumpul dengan
dengan lebih menonjol. Adegan 16 menunjukkan berkumpul bersama keluarganya. Ia
Angkasa yang dimarahi atasannya karena tidak keluarganya. yang merasa asing
fokus rapat dan membuka hp terus-terusan untuk dengan
melihat pesan dari Ayah. Adegan 17 keluarganya lebih
menunjukkan Angkasa bertengkar dengan Lika nyaman
karena ia bingung dengan keberadaan Awan. menyendiri dan
Pada gambar 18 menggunakan teknik diam di studio
pengambilan gambar big close up. Teknik ini maupun kamar
digunakan untuk pengambilan ekspresi dan daripada ikut
mimik wajah seseorang dengan lebih detail. nimbrung dengan
Adegan 18 menunjukkan Angkasa yang yang lainnya.
memberontak ke Ayah dan membongkar rahasia
keluarganya yang selama ini ia pendam. 2. Aurora memilih meninggalkan kamar rawat
Awan saat Awan kecelakaan (masa kecil)
Berdasarkan gambar, dialog, penanda, dan
Dialog Visual
petanda dpat disimpulkan bahwa tanggung
Ayah : “Tenang ya,
jawab yang diberikan Ayah kepada Angkasa
tenang. Ada aku”
untuk menjaga adik-adiknya merupakan sebuah
Aurora :
tekanan yang cukup berat. Akibatnya, ruang
(meninggalkan Gambar 20 adegan
gerak Angkasa sedikit dan sulit memutuskan
ruangan) menit ke 26.03
sesuatu untuk diringa sendiri. Depresi yang
dialami Angkasa merupakan bentuk depresi fisik Penanda Petanda
yaitu kesulitan memutuskan sesuatu. Angkasa Aurora tidak tertarik Aurora memilih
yang terbiasa menerima perintah Ayah tanpa ada untuk ikut meninggalkan
persetujuan darinya secara tidak langsung berkumpul dengan kamar rawat Awan
membentuk sifatnya yang penurut dan kesulitan Ayah dan Ibu untuk saat Awan
memutuskan sesuatu. menjaga Awan. kecelakaan (masa
Aurora hanya kecil). Aurora tidak
d) Aurora (Syaqila Afiffah Putri/Nayla D. menghela nafas dan tertarik untuk
Purnama/Sheila Dara Aisha) berpaling setelah berkumpul dengan
Karakter Aurora yang cenderung diam dan melihat Ayah, Ibu, Ayah dan Ibu untuk
menghindar dari keluarganya merupakan dan Awan. menjaga Awan. Ia
merasa
104
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
105
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
106
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
107
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
Berdasarkan gambar, dialob, penanda, dan 2. Awan bertengkar dengan Pak Rifai karena
petanda dapat disimpulkan bahwa sejak kecil desain maketnya tidak sesuai
Aurora merasa asing dengan keberadaan Dialog Visual
keluarganya. Sikap Ayah yang terlalu Pak Rifai : “Tropical
memperhatikan Awan membuat Aurora kecewa, adalah desain yang
apalagi setiap usaha Aurora minim apresiasi dari diminta oleh klien
Ayah. Aurora yang menghindar dari keberadaan kita …” Gambar 30 adegan
keluarganya merupakan bentuk depresi secara menit ke 17.19
sosial yaitu menurunnya aktivitas dan minat Penanda Petanda
sehari-hari (menarik diri, menyendiri, dan malas). Gerakan tubuh Awan Awan bertengkar
Aurora sangat tidak tertarik dengan apapun yang terlihat menentang, dengan Pak Rifai
dilakukan anggota keluarganya. Minimnya diikuti dengan raut karena desain
apresiasi kepada Aurora membentuknya menjadi wajah yang maketnya tidak
pribadi yang pendiam dan penyendiri. meremehkan Pak sesuai pesanan klien.
Rifai. Awan yang tidak
e) Awan (Alleyra Fakhira/Rachel Amanda)
pernah memilih
Karakter Awan yang sering menentang dan
melawan terutama kepada Ayah merupakan sebuah keputusan
merasa bahwa apa
bentuk depresi yang dialami. Uraian adegan
yang ia lakukan
yang mendukung adalah sebagai berikut.
adalah hal terbaik
1. Awan yang menyela bisa mengerjakan tanpa
tugas maketnya sendiri saat Ayah memperhatikan
menawarkan bantuan orang lain. Awan
Dialog Visual secara keas kepala
Ayah : “Kamu masih mengkritik Pak Rifai
ngerjain maket? yang posisinya
Nanti kita kerjain adalah leader di
sama-sama ya” Gambar 29 adegan proyek tersebut.
menit ke 13.01
Penanda Petanda 3. Awan menyela Ayah saat beliau
Awan yang merasa Awan yang menyela menyalahkan Angkasa ketika kecelakaan
bisa mengerjakan bisa mengerjakan Dialog Visual
tugasnya tugas maketnya Awan : “Ini kenapa
menyayangkan sikap sendiri saat Ayah jadi kalian yang ribut
Ayah yang memilih menawarkan sih …”
membatalkan bantuan. Awan yang Gambar 31 adegan
acaranya dan dari kecil tidak menit ke 27.44
memilihi pulang. pernah diberi pilihan Penanda Petanda
Dengan mengangkat oleh Ayahnya sangat Awan yang merasa Awan menyela Ayah
alis dan nada heran, menyayangkan semuanya bukan saat beliau
Awan kejadian tersebut, masalah besar tidak menyalahkan
mempertanyakan apalagi hingga terima dengan sikap Angkasa ketika
keputusan Ayah membatalkan Ayah yang memarahi kecelakaan. Awan
yang memilih pulang acaranya. Awan Angkasa. Awan yang tidak pernah
kembali. merasa ia tidak perlu dengan raut wajah memutuskan sesuatu
dibantu dan Ayah yang heran membantah Ayah
juga tidak perlu mempertanyakan karena ia tidak
melakukan hal kenapa Ayah merasa minta untuk
semacam itu. memarahi Angkasa. diantar jemput oleh
Angkasa setiap hari.
Awan dengan keras
108
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
109
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
Awan yang menyela bantuan Ayah untuk sebagai alat konstruksi atas realitas sosial.
mengerjakan maketnya bersama-sama dan ia Banyak realitas sosial yang direpresentasikan
merasa bisa mengerjakan sendiri tanpa bantuan dalam sebuah film, salah satunya mengenai
keluarganya. Pada gambar 30 dan 31 depresi. Salah satu film yang membahas
menggunakan teknik pengambilan gambar tentang depresi adalah “Nanti Kita Cerita
close up. Teknik ini digunakan untuk Tentang Hari Ini”. Film “Nanti Kita Cerita
pengambilan ekspresi dan mimik seseorang Tentang Hari Ini” membahas mengenai
secara detail. Adegan 30 menunujukkan Awan depresi yang dialami oleh setiap anggota
yang sedang membantah Pak Rifai mengenai keluarga. Penelitian kualitatif ini menganalisis
deain maket yang tidak sesuai dengan pesanan. bagaimana film “Nanti Kita Cerita Tentang
Adegan 31 menunjukkan Awan yang menyela Hari Ini” merepresentasikan depresi anggota
Ayah ketika memarahi Angkasa di depan keluarga dimana pada realitas sosialnya hal
rumah sakit dan menganggap sikap Ayah tersebut masih menjadi pembahasan sedikit
terlalu berlebihan. Pada gambar 32 tabu jika dibawa ke ranah publik. Penelitian
menggunakan teknik pengambilan gambar ini membedah adegan demi adegan yang
medium shoot. Teknik ini digunakan untuk dialami setiap anggota keluarga dengan
pengambilan bahasa tubuh dan ekspresi subyek tujuan mengetahui bagaimana representasi
dengan lebih menonjol. Adegan 23 depresi dalam film berjudul “Nanti Kita Cerita
menunjukkan Awan yang memberontak ketika Tentang Hari Ini”. Dari lima anggota keluarga
Ayah menyalahkannya karena pulang malam yang ada dalam film tersebut, mereka
dan naik motor bersama Kale, Awan juga tidak memiliki bentuk depresi yang berbeda-beda.
terima dengan keputusan Ayah yang Bentuk depresi inilah yang menjadi konstruksi
memasukkannya kembali di perusahaan Pak atas realitas sosial dan menjadi isu yang
Anton lewat nasabahnya. Pada gambar 33 dan diangkat oleh film berjudul “Nanti Kita Cerita
34 menggunakan teknik pengambilan gambar Tentang Hari Ini”.
medium long shoot. Teknik ini digunakan untuk
pengambilan ekspresi dan kegiatan subyek Film yang tayang pada awal tahun 2020 ini
dengan lebih sempit. Adegan 33 menunjukkan berhasil memvisualisasikan depresi dengan
Awan yang memberontak di pameran Aurora kompleks. Masalah yang saat ini dihadapi
karena menilai sikap Ayah terlalu berlebihan keluarga Awan berawal dari tidak selamatnya
kepadanya. Adegan 34 menunjukkan Awan salah satu anak ketika dilahirkan. Perasaan
membantah Ayah ketika disalahkan di ruang yang campur aduk terutama dari Ayah, Ibu,
tengah. Berdasarkan gambar, dialog, penanda, dan Angkasa berdampak besar terhadap
dan petanda dapat disimpulkan bahwa sikap kehidupannya yang sekarang. Ayah dan Ibu
Awan yang banyak menyela, menentang, mengalami depresi yang cenderung sama
ataupun membantah dilatarbelakangi karena yaitu adanya rasa cemas yang berlebihan.
kebiasaannya yang tidak pernah memilih Sedangkan ketiga anaknya terkena imbas dari
sesuatu. Ayah terlalu membatasi ruang gerak rasa cemas orang tua yang berdampak
Awan dan apapun yang diinginkan Awan pasti berbeda-beda. Namun, pada akhirnya hal
tercapai meskipun bukan dari jerih payahnya tersebut menjadi bumerang bagi mereka.
sendiri. Hal tersebut merupakan bentuk depresi Analisis dan teori yang digunakan untuk
sosial yaitu perasaan mudah tersinggung. Awan penelitian ini adalah semiotika milik
merasa bisa melakukan apapun tanpa bantuan Ferdinand De Saussure. Setiap tanda akan
dari keluarganya. Maka dari itu, ia sering dianalisis berdasarkan penanda dan
membantah jika dikatakan tidak bisa petandanya. Dalam sebuah film, tanda yang
bertanggung jawab atas keputusannya terutama dimaksud adalah adegan yang sesuai dengan
oleh Ayah. apa yang ingin dianalisis. Dalam penelitian
C. Pembahasan ini, setiap adegan yang berhubungan dengan
depresi akan dibedah satu-persatu dari setiap
Film masih menjadi pilihan beberapa orang
anggota keluarga Awan sehingga ditemukan
sebagai media hiburan yang efektif. Selain
sebagai media hiburan, film juga digunakan
110
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
bagaimana film ini merepresentasikan depresi Ayah), dan ketika ia memutuskan sesuatu
itu sendiri. selalu dianggap tidak bisa bertanggung jawab.
111
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
yang dialami ayah cenderung kearah was- masyarakat tentang ciri-ciri depresi.
was dan memberi ruang gerak anak-anaknya Lembaga juga membantu dalam
agar ia tidak kehilangan lagi. Sedangkan menganalisis kasus depresi agar tidak
representasi depresi yang keluar dari bentuk terjadi self diagnosis yang tambah
rasa sedih dan cemas Ibu adalah diam. membahayakan pasien.
2. Depresi fisik dialami oleh Angkasa yaitu 3. Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”
kesulitan memutuskan sesuatu. Angkasa dapat dijadikan referensi para kreator film
yang terbiasa menerima perintah Ayah jika ingin membuat karya dengan tema
tanpa ada persetujuan darinya secara tidak yang sama.
langsung membentuk sifatnya yang penurut
dan kesulitan memutuskan sesuatu. DAFTAR PUSTAKA
3. Depresi sosial dialami oleh Aurora dan Adella, L. (2020). Nilai-Nilai Sosial Religius Dalam
Awan yaitu menurunnya aktivitas dan minat Film Alangkah Lucunya Negeri Ini (Analisis
sehari-hari (menarik diri, menyendiri, dan Semiotik Ferdinand de Saussure) (Doctoral
malas) dan perasaan mudah tersinggung. dissertation, UIN SMH BANTEN).
Minimnya apresiasi kepada Aurora Asri, R. (2020). Membaca Film Sebagai Sebuah
membentuknya menjadi pribadi yang Teks: Analisis Isi Film “Nanti Kita Cerita
pendiam dan penyendiri. Sedangkan Tentang Hari Ini (NKCTHI)”. Jurnal Al Azhar
perasaan mudah tersinggung yang dialami Indonesia Seri Ilmu Sosial, 1(2), 74-86.
Awan direpresentasikan dengan sikapnya Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri, penyebab dan
yang sering membantah jika dikatakan tidak penangannya. Journal An-Nafs: Kajian Penelitian
bertanggung jawab atas keputusannya Psikologi, 1(1), 1-14.
terutama oleh Ayah. Chandler, D. (1997). An introduction to genre
Representasi depresi dalam film berjudul theory.
“Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” Darojah, R. U. (2011). Peningkatan Kemampuan
digambarkan melalui adegan yang Berbicara Melaporkan dengan Media Film Animasi
konsisten. Hal tersebut menjadi benang pada Siswa Kelas VIII SMPN 12 Yogyakarta.
merah dari alur cerita yang maju mundur. Skripsi. UNY, Yogayakarta.
Ada 2 adegan yang sangat berpengaruh http://eprints.uny.ac.id/1296/1/Rid
dalam cerita ini. Pertama adalah adegan an_07201241029.pdf. Diakses tanggal 23 April
Ayah dan Ibu kehilangan salah satu anaknya 2021.
yang memicu awal mula depresi terjadi. Febrianti, Melinda. (2020). Pesan Kesehatan Mental
Kedua adalah adegan pertengkaran Ayah Pada Akun Instagram (Analisis Isi Akun @riliv).
dengan anak-anaknya yang menjadi puncak Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
depresi sekaligus titik balik cerita yaitu FP, Marcella. (2019).Nanti Kita Cerita Tentang Hari
meredanya depresi yang dialami. Ini (Pesan Tambahan Pagi). Jakarta: PT.
Gramedia.
Saran Hamad, I. (2004). Konstruksi realitas politik dalam
Dari penelitian yang sudah dilakukan, ada media massa: Sebuah studi critical discourse analysis
beberapa saran yang diberikan peneliti yaitu : terhadap berita-berita politik. Yayasan Obor
Indonesia.
1. Penelitian Representasi Depresi Dalam Hapsari, Ayustin Budi dan Sukardani, Puspita Sari.
Film Berjudul “Nanti Kita Cerita Tentang (2019). Representasi Konsep Kecantikan Perempuan
Hari Ini” secara tersirat dapat dijadikan di Era Millenials Melalui Beauty Influencer Pada
gambaran penonoton (terutama yang Media Sosial Instagram. Surabaya: Universitas
sudah berkeluarga) untuk menganalisis Negeri Surabaya.
secara mandiri mengenai ciri-ciri depresi Hidayat, R. (2014). Analisis Semiotika Makna
yang sama dengan film. Motivasi Pada Lirik Lagu “Laskar Pelangi”
2. Lembaga yang terkait dalam menangani Karya Nidji. eJournal Ilmu Komunikasi.
kasus depresi dapat menjadikan film Samarinda: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
“Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” Universitas Mulawarman.
sebagai referensi untuk mengedukasi
112
Commercium, Volume 05 Nomor 01 Tahun 2022, 95-113
Indrayani, Yoeyoen Aryanti dan Wahyudi, Tri. Mantovani) (Doctoral dissertation, UIN SMH
(2019). Situasi Kesehatan Jiwa Di Indonesia. BANTEN).
Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Sanelin, Farizka Tiara. (2019). Representasi
Santoso, Riky. (2019). Beberapa Macam Teknik Perempuan Dalam Organisasi Pada Film “Nyai
Pengambilan Gambar. Ahmad Dahlan”. Surabaya: Universitas Negeri
https://www.keeindonesia.com/blogs/keeless Surabaya.
on/beberapa-macam-teknik-pengambilan- Santoso, P. (2016). Konstruksi sosial media
gambar. Diakses pada November 2020 pukul massa. AL-BALAGH: Jurnal Komunikasi
20.04. Islam, 1(1).
Manesah, D. (2019). REPRESENTASI Sari, Y. M., Sihombing, R. M., & Damajanti, I. (2019).
PERJUANGAN HIDUP DALAM FILM “ANAK BUKU PENGEMBANGAN DIRI SEBAGAI
SASADA” SUTRADARA PONTY MEDIA ART AS THERAPY (STUDI KASUS:
GEA. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan BUKU “NANTI KITA CERITAa TENTANG
Industri Kreatif, 1(2), 179-189. HARI INI”). JURNAL KREATIF: DESAIN
McQuail, D. (2011). Teori komunikasi massa. PRODUK INDUSTRI DAN ARSITEKTUR, 7(1).
Melani, B. A. (2020). Representasi Perempuan Modern Silalahi, U. (2006). Metode penelitian sosial.
Urban Dalam Web series Toyota Indonesia Versi Suryana, M. S. (2010). Metodologi Penelitian,
“Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”(Analisis Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan
Semiotika Roland Barthes) (Doctoral dissertation, Kualitatif. Jakarta: Universits Pendidikan
Universitas Bakrie). Indonesia.
Mudjiono, Y. (2011). Kajian Semiotika dalam Wibawa, S. (2020). Representasi Anak-Anak dalam
film. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1), 125-138. Film Jermal.
Pardede, J. A., Hutajulu, J., & Pasaribu, P. E. (2020). Winarni, R. W. (2015). Representasi Kecantikan
Harga Diri dengan Depresi Pasien Perempuan dalam Iklan. Deiksis, 2(02), 134-152.
Hiv/aids. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Wisnubrata. (2019). Depresi dan Bunuh Diri di
Kesehatan Makassar, 11(01). Indonesia Diprediksi Meningkat, Mangapa?.
Raco, J. (2018). Metode penelitian kualitatif: jenis, https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/2
karakteristik dan keunggulannya. 2/194548020/depresi-dan-bunuh-diri-di-
Rudiatna, A. (2020). Pesan Dakwah Dalam Film indonesia-diprediksi-meningkat-
Chrisye (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure mengapa?page=all. Diakses pada Desember
Dalam Film Chrisye Karya Rizal 2020 pukul 8.49.
113