Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Investasi
Disusun Oleh :
JURUSAN AKUNTASI
AHMAD DAHLAN
JAKARTA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena anugerah darinya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Investasi E-Commerce” ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Novitri Landong, SE, MM selaku dosen
mata kuliah manajemen investasi yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada
kami guna menyelesaikan makalah ini dan juga teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan tepat waktu.
Kami berharap makalah ini dapat berguna rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai investasi e-commerce. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah yang kami buat hari ini dapat dipahami oleh siapa saja yang
membacanya dan semoga dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya
bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah................................................................................... 5
A. Kesimpulan.................................................................................................... 20
B. Saran............................................................................................................. 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi saat ini, kehidupan manusia semakin bergantung pada teknologi,
salah satunya yaitu teknologi informasi. Sadar atau tidak, dalam kehidupan sehari-
hari kini telah memanfaatkan layanan jasa yang berbasis teknologi informasi
tersebut dalam berbagai bentuk kegiatan.
Saat ini dalam dunia perdagangan global, transaksi elektronik adalah suatu hal yang
sudah tidak asing lagi. Salah satu contoh produk dari kemajuan teknologi informasi
yaitu E-Commerce, dimana transaksi bisnis tidak lagi dilakukan secara konvensional,
yang mengharuskan adanya interaksi langsung antara pembeli dan penjual atau
adanya keharusan menggunakan uang tunai. Tetapi E-Commerce ini, penjual diwakili
oleh suatu sistem yang melayani pembeli secara online melalui jaringan komputer.
Dalam melakukan transaksi, pembeli berhadapan dan berkomunikasi dengan sistem
yang mewakili penjual. Dan tentu, e-commerce ini membutuhkan sistem yang
mampu menjamin keamanan transaksi tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
TINJAUAN MATERI
Menurut Haming dan Basamalah (2003) Investasi ialah pengeluaran pada saat
sekarang untuk membeli aktiva real (tanah, rumah, mobil, dan lain-lain) atau juga
aktiva keuangan mempunyai tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih
besar lagi dimasa yang mendatang, selanjutnya dikatakan juga investasi
ialah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang
digunakan untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan
barang modal tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.
Menurut Deliarnov (1995) arti investasi adalah pengeluaran secara keseluruhan yang
mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku atau material, mesin-mesin dan
peralatan pabrik serta semua modal lain yang diperlukan dalam proses produksi,
pengeluaran untuk keperluang bangungan kantor, bangunan tempat tinggal
karyawan dan bangunan konstruksi lainnya, juga perubahan nilai stok atau barang
cadangan sebagai akibat dari perubahan jumlah dan harga.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) investasi adalah penanaman modal dalam suatu
kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidan usaha.
Penanaman modal yang ditanaman dalam artian sempit berupa proyek tertentu baik
yang bersifat fisik ataupun non fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan,
jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian, dan pengembangan.
Menurut PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2004,
investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk menumbuhkan
kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalti, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat
lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui
hubungan perdagangan. Persediaan dan aktiva tetap bukan merupakan investasi.
Lebih jauh dalam PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober
2004, juga menjelaskan tentang beberapa pengertian dari hal-hal berikut :
1. Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan
untuk dimiliki selama setahun atau kurang.
2. Investasi jangka panjang adalah investasi selain investasi lancar.
3. Investasi properti adalah investasi pada tanah dan bangunan yang tidak
digunakan atau dioperasikan oleh perusahaan yang berinvestasi atau perusahaan
lain dalam grup yang sama dengan perusahaan yang berinvestasi.
4. Investasi dagang adalah investasi yang ditujukan untuk mempermudah atau
mempertahankan bisnis atau hubungan perdagangan.
Pemahaman investasi menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:181) bahwa
asal-usul investasi tidak harus berasal dari bagian keuangan. Mungkin saja usul
tersebut berasal dari bagian pemasaran (misalnya, membuka jaringan distribusi
baru), bagian produksi (mengganti mesin lama dengan mesin baru), dan melibatkan
berbagai bagian (meluncurkan produk baru, mendirikan pabrik baru). Demikian juga
estimasi arus kas akan memerlukan kerja sama antara bagian yang mengusulkan
dengan bagian keuangan. Evaluasi arus kas mungkin lebih banyak dilakukan oleh
bagian keuangan, demikian juga pemilihan proyek. Akhirnya monitoring memerlukan
kerja sama dengan seluruh bagian yang terlibat.
Menurut Loudon (1998) E-Commerce ialah suatu proses yang dilakukan konsumen
dalam membeli dan menjual berbagai produk secara elektronik dari perusahaan ke
perusahaan lain dengan menggunakan komputer sebagai perantara transaksi bisnis
yang dilakukan.
Menurut Kalakota dan Whinston (1997) E-commerce adalah aktivitas belanja online
dengan menggunakan jaringan internet serta cara transaksinya melalui transfer uang
secara digital.
Menurut Vermaat pengertian E-Commerce adalah transaksi bisnis yang terjadi dalam
jaringan elektronik seperti internet. Dengan kata lain, siapapun yang memiliki
jaringan internet dapat berpartisipasi dalam kegiatan E-Commerce.
Menurut Mariza Arfina dan Robert Marpuang e-commerce atau yang biasa dikenal
dengan e-com dapat diartikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang
secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet dimana
terdapat website yang menyediakan layanan “get and deliver”.
D. LANDASAN HUKUM E-COMMERCE
Data dan atau informasi PMSE paling sedikit harus memuat identitas dan legalitas
pelaku usaha sebagai produsen atau pelaku usaha distribusi, persyaratan teknis
barang yang ditawarkan, persyaratan teknis atau kualifikasi jasa yang ditawarkan,
harga dan cara pembayaran barang dan atau jasa, dan cara penyerahan barang.
1. Kontrak elektronik
2. Tandatangan elektronik/tandatangan digital
3. Pembayaran elektronik dan jaminan keamanan
4. Penyelesaian sengketa
5. Batas negara dan hukum yang digunakan
6. Perlindungan konsumen
7. Kejahatan internet
8. Hak kekayaan intelektual
9. Pajak
10. Harmonisasi sistem hukum
Menurut Vera, Ellen dan Melissa (2008), beberapa permasalahan hukum dalam
aktivitas e-commerce:
Jual beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam KUH Perdata
sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan model transaksi jual beli modern
yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi.
Dengan demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang
perikatan dan perjanjian jual beli yang diatur dalam buku II KUH Perdata berlaku
sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan
transaksi e-commerce tersebut menimbulkan sengketa, maka para pihak dapat
mencari penyelesaiannya dalam ketentuan tersebut.
Dalam aspek hukum, saat ini Indonesia telah memiliki perangkat hukum Undang-
Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU-ITE), yang didalamnya antara lain mengatur upaya melindungi
masyarakat dari transaksi elektronik. Selain itu juga Indonesia telah memiliki
Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 yang mengatur secara khusus mengenai
perdagangan elektronik yang termuat didalamnya. Dengan demikian seluruh
transaksi dan perdagangan elektronik di Indonesia telah memiliki dasar hukum yang
jelas.
Terkait bea materai, pengenaan bea materai terhadap dokumen bukti transaksi
elektronik diberlakukan terhadap bukti transaksi yang dilakukan secara tertulis di
atas kertas. Situs yang telah diaudit berhak memperoleh trustmark. Situs yang tidak
bertanggungjawab dapat dimasukkan dalam blacklist.
Dalam hal terjadi sengketa terkait dengan transaksi dagang melalui sistem
elektronik, orang atau badan usaha yang mengalami sengketa dapat menyelesaikan
sengketa tersebut melalui pengadilan atau melalui mekanisme penyelesaian
sengketa lainnya.
Terkait yuridiksi, pilihan hukum dan forum penyelesaian sengketa ditentukan oleh
para pihak dan atau mengikuti kaedah dalam hukum perdagangan internasional.
Atas transaksi antara pelaku usaha asing dengan konsumen Indonesia dan antara
pelaku usaha asing dengan pemerintah Indonesia, berlaku hukum perlindungan
Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN
E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali
banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-
web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan
penjualan seharga AS$12,2 miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan
oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika
Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
B. MODEL-MODEL E-COMMERCE
Ada dua hal utama yang biasa dilakukan oleh konsumen (Customers) di dunia maya
(arena transaksi yang terbentuk karena adanya jaringan internet). Pertama adalah
melihat produk-produk atau jasa-jasa yang diiklankan oleh perusahaan terkait
melalui website-nya (Online Ads). Kedua adalah mencari data atau informasi tertentu
yang dibutuhkan sehubungan dengan proses transaksi bisnis atau dagang (jual beli)
yang akan dilakukan.
Jika tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan, konsumen dapat melakukan
transaksi perdagangan dengan dua cara. Cara pertama adalah secara konvensional
(Standard Orders) seperti yang selama ini dilakukan, baik melalui telepon, faks, atau
langsung datang ke tempat penjualan produk atau jasa terkait. Cara kedua adalah
melakukan pemesanan secara elektronik (Online Orders), yaitu dengan
menggunakan perangkat komputer yang dapat ditemukan dimana saja (rumah,
sekolah, tempat kerja, warnet, dsb).
Berdasarkan pesanan tersebut, penjual produk atau jasa akan mendistribusikan
barangnya kepada konsumen melalui dua jalur (Distribution). Bagi perusahaan yang
melibatkan barang secara fisik, perusahaan akan mengirimkannya melalui kurir ke
tempat pemesan berada. Yang menarik adalah jalur kedua, dimana disediakan bagi
produk atau jasa yang dapat digitisasi (diubah menjadi sinyal digital). Produk-produk
yang berbentuk semacam teks, gambar, video, dan audio secara fisik tidak perlu lagi
dikirimkan, namun dapat disampaikan melalui jalur internet. Contohnya adalah
electronic newspapers, digital library, virtual school, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, melalui internet dapat dilakukan pula aktivitas pasca pembelian, yaitu
pelayanan purna jual (Electronic Customer Support). Proses ini dapat dilakukan
melalui jalur konvensional, seperti telepon, ataupun jalur internet, seperti email, tele
conference, chatting, dan lain-lain. Diharapkan dari interaksi tersebut di atas,
konsumen dapat datang kembali dan melakukan pembelian produk atau jasa di
kemudian hari (Follow-On Sales).
1) Lazada
Lazada menduduki peringkat pertama e-commerce paling top di Indonesia
dengan jumlah kunjungan ke laman lebih dari 117 juta visit. Aplikasi Lazada di
toko online Apple menempati urutan ke-4 dan di Google PlayStore Lazada berada
di urutan ke-3.E-Commerce yang dimiliki oleh Alibaba Group ini memiliki 345 ribu
pengikut di Twitter, 556 ribu pengikut di Instagram, dan 22,7 juta pengikut di
Facebook.Jumlah karyawannya pun cukup banyak, yakni mencapai 1.479 orang.
2) Tokopedia
Tokopedia yang merupakan pemain lokal berada di posisi kedua sebagai e-
commerce paling top di Tanah Air. Menurut laporan iPrice, jumlah pengunjung
Tokopedia per bulannya lebih dari 117 juta visit. Tidak jauh berbeda dengan
jumlah pengunjung Lazada. Meski begitu, peringkat Tokopedia di Apple Store
maupun Google Play Store berada di posisi kedua. Jumlah pengikutnya di media
sosial kalah jauh dari Lazada, yakni 161 ribu pengikut di Twitter, 391 ribu
pengikut di Instagram, dan 5 juta pengikut di Facebook. Meski begitu, dari
semuanya Tokopedia punya jumlah pegawai yang cukup banyak, yakni 1.611
karyawan.
3) Bukalapak
Selain Tokopedia, Bukalapak juga menjadi pemain e-commerce lokal di Indonesia.
Jumlah kunjungan ke Bukalapak lebih dari 93 juta visit tiap bulannya.Selain itu,
aplikasi yang terus ditingkatkan membuat Bukalapak berada di ranking ketiga
pada toko aplikasi Apple Store dan peringkat ke-4 di Google Play Store.Bukalapak
memiliki 131 ribu pengikut di Twitter, 258 ribu pengikut di Instagram, dan 2 juta
pengikut di Facebook. Saat ini, e-commerce rintisan Achmad Zaky tersebut sudah
memiliki 1.233 karyawan yang tersebar tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di
Bandung.
4) Blibli
Blibli juga merupakan salah satu pemain e-commerce besar di Indonesia. Blibli
menempati posisi ke-4 dalam daftar top 5 e-commerce Indonesia oleh iPrice.
Toko online anak usaha Grup Djarum ini dikunjungi oleh 45 juta pengunjung tiap
bulannya. Sementara di Apple Store, aplikasinya menempati ranking ke-6 dan di
Google Play Store menempati urutan ke-5.Blibli.com punya follower paling
banyak di Twitter dibandingkan dengan toko online lainnya, yakni 470
ribu followers. Sementara di Instagram, Blibli diikuti oleh 167 ribu akun dan di
Facebook ada 7,3 juta pengikut.Dibandingkan dua toko online lokal lain, Blibli
paling sedikit pegawainya, yakni 797 karyawan.
5) Shopee
Pemain e-commerce asal Singapura ini menempati urutan kelima sebagai top 5 e-
commerce di Indonesia. Shopee dikunjungi oleh lebih dari 34,5 juta pengunjung
tiap bulannya. Hebatnya, aplikasi Shopee menempati urutan pertama, baik di
Apple Store maupun Google Play Store. Kini Shopee punya 29 ribu pengikut
Twitter, 712 pengikut Instagram, dan 9 juta pengikut di Facebook.Tidak mau
kalah, e-commerce yang dipimpin Chris Feng ini memiliki 1.129 karyawan di
Indonesia.
6) Bhineka.com
Bhinneka bisa dibilang sebagai pelopor bisnis e-commerce di dalam negeri.
Bagaimana tidak, mereka telah merintis bisnis sejak tahun 1999. Produk yang
ditawarkan Bhinneka berupa perangkat komputer dan gadget. E-commerce ini
berambisi untuk menjadi ‘Amazon-nya Indonesia.’ Untuk melancarkan hal
tersebut, mereka telah memiliki aplikasi mobile untuk Android sejak Juni 2012
lalu.
7) Lamido
Lamido merupakan marketplace lulusan Rocket Internet yang beroperasi di
bawah nama Lazada. Aplikasi mobile milik Lamido pertama kali diperkenalkan
pada akhir 2013. Startup ini menjadi yang pertama menawarkan fitur cash on
delivery (COD) dan lelang di Indonesia. Melalui aplikasi ini pengguna dapat
melihat rangkaian produk yang dijual, bertukar pesan dengan konsumen lainnya,
dan berlangganan informasi promo.
8) Rakuten Shopping
Rakuten Belanja Online pertama kali diperkenalkan di awal 2010 oleh raksasa
media di Indonesia, MNC Group. Namun keduanya ternyata memutuskan kerja
sama di awal 2013, banyak rumor yang dikabarkan terjadi di balik perpisahan ini.
Setelah melepaskan diri dengan MNC, kini Rakuten Belanja Online fokus untuk
menggarap pasar Indonesia dengan menawarkan berbagai produk layaknya
Lazada dan Tokopedia.
9) Dinomarket.com
Dengan tagline ‘Belanja Online Bebas Resiko’, DinoMarket pertama kali
meluncurkan aplikasi untuk platform BlackBerry di tahun 2010. Tak lama
berselang, mereka juga akhirnya meluncurkan aplikasi untuk perangkat Android.
DinoMarket menawarkan berbagai kategori produk layaknya Rakuten, Blibli,
Lazada, dan juga Tokopedia.
F. DAMPAK E-COMMERCE DI INDONESIA
A. KESIMPULAN
Berdasarkan isi makalah yang kami susun ini, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa investasi memungkinkan seseorang bisa memenuhi kebutuhan masa
depannya dengan menentukan prioritas kebutuhan, menetapkan perencanaan yang
baik dan implementasi secara disiplin pada perusahaannya secara konsisten. Selain
itu, dengan investasi seseorang dapat memberikan peluang kesejahteraan hidup bagi
keluarganya.
B. SARAN
Dalam perkembangan perekonomian pada era saat ini, sulit untuk mengatakan
seperti apa prospek e-commerce. Akan tetapi untuk melihat kedepan secara optimis,
maka ada peluang besar untuk para informatikawan mengembangkan e-commerce
untuk menghasilkan layanan yang lebih lengkap kepada para penggunanya supaya
para investor akan lebih memercayai untuk melakukan investasi dalam e-commerce
ini.
DAFTAR PUSTAKA