Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK

INVESTASI E-COMMERCE DI ERA 4.0.

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Investasi

Dosen Pengampu : Novitri Landong, SE, MM

Disusun Oleh :

Jamila Oktariza (2017353923)

Muhamad Vikrie (2017353924)

JURUSAN AKUNTASI

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS

AHMAD DAHLAN

JAKARTA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena anugerah darinya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Investasi E-Commerce” ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Novitri Landong, SE, MM selaku dosen
mata kuliah manajemen investasi yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada
kami guna menyelesaikan makalah ini dan juga teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan tepat waktu.

Kami berharap makalah ini dapat berguna rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai investasi e-commerce. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang.

Semoga makalah yang kami buat hari ini dapat dipahami oleh siapa saja yang
membacanya dan semoga dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya
bagi siapa saja yang membacanya.

Jakarta, 20 Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................................... i

Kata Pengantar................................................................................................................... ii

Daftar Isi............................................................................................................................. . iii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah................................................................................... 5

Bab II Tinjauan Teori

A. Definisi Investasi Menurut Ahli.................................................................... 5


B. Investasi Menurut Pedoman Yang Berlaku di Indonesia.............................. 6
C. Definisi E-commerce Menurut Ahli.............................................................. 7
D. Landasan Hukum E-commerce..................................................................... 8

Bab III Pembahasan

A. Sejarah dan Perkembangan E-commerce.............................................. 12


B. Model-model E-commerce.................................................................. 13
C. Kelebihan dan Kekurangan E-commerce..................................................... 14
D. Cara Kerja E-commerce................................................................................ 15
E. Software-software E-commerce di Indonesia.............................................. 16
F. Dampak E-commerce di Indonesia............................................................... 18
G. Investasi Dalam E-commerce........................................................................ 18
Bab IV Penutup

A. Kesimpulan.................................................................................................... 20
B. Saran............................................................................................................. 20

Daftar Pustaka .................................................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi saat ini, kehidupan manusia semakin bergantung pada teknologi,
salah satunya yaitu teknologi informasi. Sadar atau tidak, dalam kehidupan sehari-
hari kini telah memanfaatkan layanan jasa yang berbasis teknologi informasi
tersebut dalam berbagai bentuk kegiatan.

Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang


yang berguna untuk mengantisipasi adanya inflasi yang terjadi setiap tahunnya.
Investasi juga dapat diartikan sebagai pembelian suatu aset dengan harapan bahwa
aset tersebut akan menghasilkan keuntungan di masa datang. Namun keuntungan
yang diperoleh terntunya juga akan sebanding dengan resiko yang harus dihadapi
oleh investor dimana keuntungan yang tinggi tentunya juga akan diikuti dengan
resiko yang tinggi.

Saat ini dalam dunia perdagangan global, transaksi elektronik adalah suatu hal yang
sudah tidak asing lagi. Salah satu contoh produk dari kemajuan teknologi informasi
yaitu E-Commerce, dimana transaksi bisnis tidak lagi dilakukan secara konvensional,
yang mengharuskan adanya interaksi langsung antara pembeli dan penjual atau
adanya keharusan menggunakan uang tunai. Tetapi E-Commerce ini, penjual diwakili
oleh suatu sistem yang melayani pembeli secara online melalui jaringan komputer.
Dalam melakukan transaksi, pembeli berhadapan dan berkomunikasi dengan sistem
yang mewakili penjual. Dan tentu, e-commerce ini membutuhkan sistem yang
mampu menjamin keamanan transaksi tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan investasi?


2. Apa yang dimaksud dengan E-Commerce?
3. Bagaimana landasan hukum yang mengatur E-Commerce yang berlaku di
Indonesia?
4. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan E-Commerce?
5. Apa sajakah model E-Commerce?
6. Apa sajakah yang menjadi kelebihan dan kekurangan E-Commerce?
7. Bagaimana cara kerja E-Commerce?
8. Apa sajakah Software E-Commerce yang berlaku di indonesia?
9. Bagaimana dampak dari E-Commerce?
10. Bagaimana berinvestasi dengan E-Commerce?
C. PEMBATASAN MASALAH

1. Bagaimana Legalitas E-commerce di Indonesia?


2. Bagaimana cara kerja E-commerce?
3. Bagaimana cara berinvestasi E-commerce?

BAB II

TINJAUAN MATERI

A. DEFINISI INVESTASI MENURUT AHLI

Menurut Haming dan Basamalah (2003) Investasi ialah pengeluaran pada saat
sekarang untuk membeli aktiva real (tanah, rumah, mobil, dan lain-lain) atau juga
aktiva keuangan mempunyai tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih
besar lagi dimasa yang mendatang, selanjutnya dikatakan juga investasi
ialah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang
digunakan untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan
barang modal tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.

Menurut Deliarnov (1995) arti investasi adalah pengeluaran secara keseluruhan yang
mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku atau material, mesin-mesin dan
peralatan pabrik serta semua modal lain yang diperlukan dalam proses produksi,
pengeluaran untuk keperluang bangungan kantor, bangunan tempat tinggal
karyawan dan bangunan konstruksi lainnya, juga perubahan nilai stok atau barang
cadangan sebagai akibat dari perubahan jumlah dan harga.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) investasi adalah penanaman modal dalam suatu
kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidan usaha.
Penanaman modal yang ditanaman dalam artian sempit berupa proyek tertentu baik
yang bersifat fisik ataupun non fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan,
jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian, dan pengembangan.

Menurut Martalena dan Malinda (2011) investasi adalah bentuk penundaan


konsumsi di masa sekarang untuk memperleh konsumsi di masa yang akan datang,
dimana didalamnya terkandung unsur risiko ketidakpastian sehingga dibutuhkan
kompensasi atas penundaan tersebut.
Menurut Ensiklopedia Indonesia adalah penanaman modal atau penanaman uang
dalam proses produksi dengan membeli gedung-gedung, mesin-mesing, bahan-
bahan cadangan, penyelenggaraan uang kas serta perkembangannya.

B. INVESTASI MENURUT PEDOMAN YANG BERLAKU DI INDONESIA

Menurut PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2004,
investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk menumbuhkan
kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalti, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat
lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui
hubungan perdagangan. Persediaan dan aktiva tetap bukan merupakan investasi.

Lebih jauh dalam PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober
2004, juga menjelaskan tentang beberapa pengertian dari hal-hal berikut :

1. Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan
untuk dimiliki selama setahun atau kurang.
2. Investasi jangka panjang adalah investasi selain investasi lancar.
3. Investasi properti adalah investasi pada tanah dan bangunan yang tidak
digunakan atau dioperasikan oleh perusahaan yang berinvestasi atau perusahaan
lain dalam grup yang sama dengan perusahaan yang berinvestasi.
4. Investasi dagang adalah investasi yang ditujukan untuk mempermudah atau
mempertahankan bisnis atau hubungan perdagangan.

Dalam aktivitasnya, menurut William F Sharpe (2005:1) investasi pada umumnya


dikenal dalam dua bentuk yaitu, pertama investasi nyata (real investment) secara
umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik. Kedua,
investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis, seperti saham
biasa dan obligasi. Kedua bentuk investasi ini, William F Sharpe menegaskan, pada
perekonomian primitif hampir semua investasi lebih condong pada investasi nyata,
sedangkan pada perekonomian modern, lebih banyak dilakukan investasi keuangan.
Saat ini lembaga-lembaga untuk investasi yang berkembang pesat memberi fasilitas
untuk berinvestasi nyata. Jadi kedua bentuk investasi bersifat komplementer, bukan
kompetitif, sehingga kita bisa melihat salah satu ukuran ekonomi suatu negara
tersebut maju, adalah keberadaan dan kualitas dari bursa efeknya diakui oleh para
pebisnis.

Pemahaman investasi menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:181) bahwa
asal-usul investasi tidak harus berasal dari bagian keuangan. Mungkin saja usul
tersebut berasal dari bagian pemasaran (misalnya, membuka jaringan distribusi
baru), bagian produksi (mengganti mesin lama dengan mesin baru), dan melibatkan
berbagai bagian (meluncurkan produk baru, mendirikan pabrik baru). Demikian juga
estimasi arus kas akan memerlukan kerja sama antara bagian yang mengusulkan
dengan bagian keuangan. Evaluasi arus kas mungkin lebih banyak dilakukan oleh
bagian keuangan, demikian juga pemilihan proyek. Akhirnya monitoring memerlukan
kerja sama dengan seluruh bagian yang terlibat.

C. DEFINISI E-COMMERCE MENURUT AHLI

Menurut Loudon (1998) E-Commerce ialah suatu proses yang dilakukan konsumen
dalam membeli dan menjual berbagai produk secara elektronik dari perusahaan ke
perusahaan lain dengan menggunakan komputer sebagai perantara transaksi bisnis
yang dilakukan.

Menurut Kalakota dan Whinston (1997) E-commerce adalah aktivitas belanja online
dengan menggunakan jaringan internet serta cara transaksinya melalui transfer uang
secara digital.

Keduanya meninjau pengertian E-Commerce dari empat perspektif, yaitu:

1. Perspektif Komunikasi; Pengertian E-Commerce adalah sebuah proses


pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan
komputer ataupun peralatan elektronik lainnya.
2. Perspektif Proses Bisnis; Defenisi E-Commerce adalah aplikasi dari sebuah
teknologi menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
3. Perspektif Layanan; E-Commerce adalah alat yang dapat memenuhi keinginan
perusahaan, manajemen, dan konsumen untuk mengurangi biaya layanan
(service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan
layanan pengiriman.
4. Perspektif Online; E-Commerce menyediakan kemudahan untuk menjual dan
membeli produk serta informasi melalui layanan internet maupun sarana online
yang lainnya.

Menurut Vermaat pengertian E-Commerce adalah transaksi bisnis yang terjadi dalam
jaringan elektronik seperti internet. Dengan kata lain, siapapun yang memiliki
jaringan internet dapat berpartisipasi dalam kegiatan E-Commerce.

Menurut Mariza Arfina dan Robert Marpuang e-commerce atau yang biasa dikenal
dengan e-com dapat diartikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang
secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet dimana
terdapat website yang menyediakan layanan “get and deliver”.
D. LANDASAN HUKUM E-COMMERCE

Mengingat pertumbuhan E-Commerce yang pesat, aturan terkait E-Commerce telah


diatur dalam UU nomor 7 tahun 2014 tentang perdagangan. “Pengaturan E-
Commerce merupakan amanah UU nomor 7 tahun 2014 tentang perdagangan,” kata
Direktur Bina Usaha Kementerian Perdagangan, Ir. Fetnayeti, MM. Dalam seminar
perpajakan yang diadakan oleh Direktoral Jenderal Pajak di Jakarta, 27 Agustus 2014.

Pengaturan E-Commerce itu memberikan kepastian dan kesepahaman mengenai apa


yang dimaksud dengan perdangan melalui sistem elektronik (selanjutnya disingkat
PMSE) dan memberikan perlindungan dan kepastian kepada pedagang,
penyelenggara PMSE, dan konsumen dalam melakukan kegiatan perdagangan
melalui sistem elektronik. “Pengaturan E-Commerce juga bertujuan untuk
mempromosikan kegiatan PMSE didalam negeri,” tandas Fetnayati.

Dalam UU Perdagangan diatur bahwa setiap pelaku usaha yang memperdagangkan


barang dan atau jasa dengan menggunakan sistem elektronik wajib menyediakan
data dan atau informasi secara lengkap dan benar. Setiap pelaku dilarang
memperdagangkan barang dan atau jasa dengan menggunakan sistem elektronik
yang tidak sesuai dengan data dan atau informasi dan penggunaan sistem elektronik
tersebut wajib memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Informasi
dan Transaksi Elektronik.

Data dan atau informasi PMSE paling sedikit harus memuat identitas dan legalitas
pelaku usaha sebagai produsen atau pelaku usaha distribusi, persyaratan teknis
barang yang ditawarkan, persyaratan teknis atau kualifikasi jasa yang ditawarkan,
harga dan cara pembayaran barang dan atau jasa, dan cara penyerahan barang.

UU Perdagangan sendiri mendefinisikan PMSE sebagai perdagangan yang


transaksinya dilakukan melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik. Jenis
pelaku usaha PMSE meliputi pedagang (merchant) dan penyelenggara perdagangan
secara elektronik (“PPSE”), terdiri atas penyelenggara komunikasi elektronik, iklan
elektronik, penawaran elektronik, penyelenggara sistem aplikasi transaksi elektronik,
penyelenggara jasa dan sistem aplikasi pembayaran dan penyelenggara jasa dan
sistem aplikasi pengiriman barang.

Bentuk perusahaan PMSE dapat berbentuk orang perseorangan atau berbadan


hukum. Penyelenggara sarana perdagangan secara elektronik dapat berbentuk
perorangan atau berbadan hukum.

Permasalahan Hukum dalam E-Commercedan Penyelesaiannya menurut Hukum


Positif di Indonesia:
Transaksi dan perdagangan secara elektronik tidak dapat dipungkiri sering kali
menimbulkan beberapa permasalahan hukum. Hal ini disebabkan oleh transaski
elektronik yang tidak sama dengan transaksi secara tradisional. Pada transaksi
tradisional semua aktivitas mulai dari penawaran sampai dengan perjanjian
dilakukan dengan menitikberatkan pada dokumen fisik yang tertulis (papered based
transaction) dan bahkan dilakukannya negosiasi secara tatap muka langsung.

Sedangkan pada transaksi e-commerce aktivitas transaksi sejak dilakukannya


penawaran oleh pihak penjual (produsen) sampai dengan lahirnya kesepakatan
perjanjian jual-beli dan pelaksanaannya, semua menggunakan sarana berbentuk
data elektronik dengan memanfaatkan jaringan koneksi internet dan komputer,
sehingga transaksi tersebut dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan
cara yang sangat fleksibel.

Dengan karakteristiknya yang unik tersebut, terkadang menimbulkan masalah dalam


kepastian hukum. Permasalahan yang lebih luas terjadi pada bidang keperdataan
karena transaksi elektronik untuk kegiatan transaksi jual-beli berbasis e-commerce
telah menjadi bagian dari perniagaan nasional dan internasional. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa konvergensi di bidang teknologi informasi, media, dan
informatika (telematika) berkembang terus tanpa dapat dibendung, seiring dengan
ditemukannya perkembangan baru di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Menurut TID UN ESCAP (2007), terdapat sekitar 10 permasalahan utama dalam


penggunaan e-commerce, yaitu:

1. Kontrak elektronik
2. Tandatangan elektronik/tandatangan digital
3. Pembayaran elektronik dan jaminan keamanan
4. Penyelesaian sengketa
5. Batas negara dan hukum yang digunakan
6. Perlindungan konsumen
7. Kejahatan internet
8. Hak kekayaan intelektual
9. Pajak
10. Harmonisasi sistem hukum

Menurut Vera, Ellen dan Melissa (2008), beberapa permasalahan hukum dalam
aktivitas e-commerce:

1. Otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet;


2. Saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan megikat secara hukum;
3. Obyek transasksi yang diperjual belikan;
4. Mekanisme peralihan hak;
5. Hubungan hukum dan pertanggung jawaban para pihak yang terlibat dalam
transaksi baik penjual, pembeli, maupun para pendukung seperti perbankan,
internet service provider (ISP), dan lain sebagainya;
6. Legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat
bukti;
7. Mekanisme penyelesaian sengketa;
8. Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian
sengketa

Hukum perjanjian Indonesia menganut azas kebebasan berkontrak berdasarkan


pasal 1338 KUH Perdata. Azas ini memberikan kebebasan kepada para pihak yang
sepakat untuk membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta
isi suatu suatu perjanjian. Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian
dapat mengatur sendiri hubungan hukum diantara mereka. Sebagaimana dalam
perdagangan konvensional, e-commerce menimbulkan perikatan antara para pihak
untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak
dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat.

Jual beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam KUH Perdata
sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan model transaksi jual beli modern
yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi.
Dengan demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang
perikatan dan perjanjian jual beli yang diatur dalam buku II KUH Perdata berlaku
sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan
transaksi e-commerce tersebut menimbulkan sengketa, maka para pihak dapat
mencari penyelesaiannya dalam ketentuan tersebut.

Menurut Marhum Djauhari (2009), permasalahannya tidaklah sesederhana itu. E-


commerce merupakan model perjanjian jual beli dengan karakteristik dan aksentuasi
yang berbeda dengan model transaksi jual beli konvensional, apalagi dengan daya
jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global. Adaptasi secara langsung
ketentuan jual beli konvensional akan kurang tepat dan tidak sesuai dengan konteks
e-commerce. Sebagai fenomena yang relatif baru, bertransaksi bisnis melalui
internet memang menawarkan kemudahan, namun memanfaatkan internet sebagai
fondasi aktivitas bisnis memerlukan tindakan terencana agar berbagai implikasi yang
menyertainya dapat dikenali dan diatasi.

Dalam aspek hukum, saat ini Indonesia telah memiliki perangkat hukum Undang-
Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU-ITE), yang didalamnya antara lain mengatur upaya melindungi
masyarakat dari transaksi elektronik. Selain itu juga Indonesia telah memiliki
Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 yang mengatur secara khusus mengenai
perdagangan elektronik yang termuat didalamnya. Dengan demikian seluruh
transaksi dan perdagangan elektronik di Indonesia telah memiliki dasar hukum yang
jelas.

Menurut UU Nomor 7 Tahun 2014 Pelaku Usaha dalam perdagangan elektronik


dinyatakan wajib melakukan pendaftaran dan memenuhi ketentuan teknis dari
instansi yang terkait. Setiap pelaku usaha harus memiliki dan mendeklarasikan etika
bisnis (business conduct atau code of practices). Pelaku usaha dilarang mewajibkan
konsumen untuk membayar produk yang dikirim tanpa adanya kesepakatan terlebih
dahulu (inertia selling). Informasi atau dokumen elektronik dapat digunakan sebagai
suatu alat bukti. Informasi atau dokumen elektronik memiliki nilai kekuatan hukum
yang sama dengan fakta otentik.

Terkait pajak, transaksi perdagangan secara elektronik dikenakan pajak sesuai


peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaku Usaha yang menawarkan
secara elektronik kepada Konsumen Indonesia wajib tunduk pada ketentuan
perpajakan Indonesia karena dianggap memenuhi kehadiran secara fisik dan
melakukan kegiatan usaha secara tetap di Indonesia.

Terkait bea materai, pengenaan bea materai terhadap dokumen bukti transaksi
elektronik diberlakukan terhadap bukti transaksi yang dilakukan secara tertulis di
atas kertas. Situs yang telah diaudit berhak memperoleh trustmark. Situs yang tidak
bertanggungjawab dapat dimasukkan dalam blacklist.

Perihal kontrak elektronik, kontrak perdagangan elektronik sah ketika terdapat


kesepakatan para pihak. Kontrak Perdagangan Elektronik paling sedikit harus
memuat identitas para pihak, spesifikasi barang dan atau Jasa yang disepakati,
legalitas barang dan atau jasa, nilai transaksi perdagangan, persyaratan dan jangka
waktu pembayaran, prosedur operasional pengiriman barang dan atau jasa, dan
prosedur pengembalian barang dan atau jika terjadi ketidaksesuain.

Kontrak Perdagangan Elektronik dapat menggunakan tanda tangan elektronik dan


harus dibuat dalam bahasa Indonesia. Kontrak Perdagangan Elektronik harus
disimpan dalam jangka waktu tertentu. PPSE wajib membuat sistem yang
memungkinkan penyimpanan kontrak elektronik.

Dalam hal terjadi sengketa terkait dengan transaksi dagang melalui sistem
elektronik, orang atau badan usaha yang mengalami sengketa dapat menyelesaikan
sengketa tersebut melalui pengadilan atau melalui mekanisme penyelesaian
sengketa lainnya.

Terkait yuridiksi, pilihan hukum dan forum penyelesaian sengketa ditentukan oleh
para pihak dan atau mengikuti kaedah dalam hukum perdagangan internasional.
Atas transaksi antara pelaku usaha asing dengan konsumen Indonesia dan antara
pelaku usaha asing dengan pemerintah Indonesia, berlaku hukum perlindungan
Indonesia.

BAB III

PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN E-COMMERCE

E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali
banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-
web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan
penjualan seharga AS$12,2 miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan
oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika
Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.

Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya,


perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti
penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan
pembelian atau invoice secara elektronik.
Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang
lebih tepat "perdagangan web" pembelian barang dan jasa melalui World Wide
Web melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang
menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan.
Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis
memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru.
Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki
tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan
Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini.

B. MODEL-MODEL E-COMMERCE

1) Business to Business (B2B)


Model E-Commerce B2B ini menjual produknya ke pembeli menengah yang
kemudian menjual produk ke konsumen yang terakhir.
2) Business to Consumer (B2C)
Model E-Commerce B2C ini menjual produk secara langsung kepada pelanggan.
Seorang pelanggan dapat melihat produl yang ditampilkan pada sebuah website
organisasi bisnis. Setelah itu, pelanggan bisa memilih dan memesan produk yang
sama. Setelah itu website akan mengirimkan pemberitahuan kepada organisasi
bisnis melalui email da organisasi akan mengirimkan produk kepada pelanggan.
3) Consumer to Consumer (C2C)
Model E-Commerce C2C ini membantu konsumen untuk menjual aset mereka
seperti kekayaan perumahan, kendaraan mobil, sepeda motor dan lain sebagainya
atau menyewakan kamar dengan menerbitkan informasi mereka di sebuah website.
Akhirnya konsumen yang lain mungkin memilih untuk membeli produk dari
pelanggan pertama dengan melihat iklan di website. Contohnya www.olx.com.
4) Consumer to Business (C2B)
Adalah model dimana pelaku bisnis peroranagn melakukan transaksi dengan suatu
atau beberapa perusahaan. Model jenis ini sangat jarang dilakukan di Indonesia.
Contoh nya www.priceline.com.
5) Business to Government (B2G)
Website ini digunakan oleh pemerintah untuk perdagangan dan pertukaran
informasi dengan berbagai macam organisasi bisnis.
6) Government to Business (G2B)
Pemerintah menggunakan website model bisnis ini untuk mendekati organisasi
bisnis. Selanjutnya website tersebut mendukung sebuah lelang, tender dan
permohonan aplikasi fungsi.
7) Government to Citizen (G2C)
Pemerintah menggunakan website model bisnis ini untuk mendekati warga secara
umum. Website tersebut mendukung penjualan kendaraan, mesin atau bahan yang
lain. Model website seperti ini juga menyediakan layanan seperti pendaftaran
sertifikat akte kelahiran, surat pernikahan atau kematian. Tujuan utama dari model
ini yaitu untuk mengurangi rata-rata waktu untuk memenuhi permintaan orang
untuk berbagai layanan pemerintah.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-COMMERCE

Kelebihan E-Commerce, ada tiga aspek yaitu:

1) Kelebihan bagi organisasi


a. Dapat memperluas pasar hingga pada taraf global/Internasional.
b. Mengurangi biaya pembuatan, pendistribusian, pengambilan dan pengelolaan.
c. Meningkatkan Brand perusahaan.
d. Dapat menyediakan pelayanan kepada pelanggan yang lebih baik.
e. Mempercepat dan efesiensi proses bisnis.

2) Kelebihan bagi pelanggan

a. Dapat memberikan layanan tanpa ada batasan waktu 1 x 24 jam.


b. Mampu memberikan pilihan serta kecepatan dalam pengiriman.
c. Dengan banyaknya pilihan pelanggan dapat membandingkan harga satu dengan
lainnya.
d. Dapat melakukan review komentar terkait produk.
e. Dapat memberikan informasi lebih cepat.

3) Kelebihan bagi masyarakat

a. Tidak perlunya perjalanan dalam kegiatan jual beli.


b. Dapat mengurangi biaya produk, sehingga harga seharusnya dapat lebih
terjangkau.
c. Dapat membantu pemerintah dalam pemberian pelayanan publik.
Kekurangan E-Commerce dalam dua aspek yaitu:
1) Kekurangan dari segi teknis

a. Jika implementasi buruk maka dapat terjadi kelemahan keamanan, keandalan


dan standar sistem yang ada.
b. Jika terjadi kendala pada bandwidth, maka dapat terjadi kegagalan TI.
c. Kesulitan dalam integrasi sistem.
d. Terjadi masalah pada kompatibilitas sistem.

2) Kekurangan dari segi non-teknis

a. Mahalnya biaya pembuatan/pembangunan sebuah sistem E-Commerce.


b. Sulitnya untuk memastikan keamanan dan privasi dalam setiap transaksi secara
online.
c. Masih belum murah dan amannya akses Internet pada suatu negara tertentu.

D. CARA KERJA E-COMMERCE

Ada dua hal utama yang biasa dilakukan oleh konsumen (Customers) di dunia maya
(arena transaksi yang terbentuk karena adanya jaringan internet). Pertama adalah
melihat produk-produk atau jasa-jasa yang diiklankan oleh perusahaan terkait
melalui website-nya (Online Ads). Kedua adalah mencari data atau informasi tertentu
yang dibutuhkan sehubungan dengan proses transaksi bisnis atau dagang (jual beli)
yang akan dilakukan.
Jika tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan, konsumen dapat melakukan
transaksi perdagangan dengan dua cara. Cara pertama adalah secara konvensional
(Standard Orders) seperti yang selama ini dilakukan, baik melalui telepon, faks, atau
langsung datang ke tempat penjualan produk atau jasa terkait. Cara kedua adalah
melakukan pemesanan secara elektronik (Online Orders), yaitu dengan
menggunakan perangkat komputer yang dapat ditemukan dimana saja (rumah,
sekolah, tempat kerja, warnet, dsb).
Berdasarkan pesanan tersebut, penjual produk atau jasa akan mendistribusikan
barangnya kepada konsumen melalui dua jalur (Distribution). Bagi perusahaan yang
melibatkan barang secara fisik, perusahaan akan mengirimkannya melalui kurir ke
tempat pemesan berada. Yang menarik adalah jalur kedua, dimana disediakan bagi
produk atau jasa yang dapat digitisasi (diubah menjadi sinyal digital). Produk-produk
yang berbentuk semacam teks, gambar, video, dan audio secara fisik tidak perlu lagi
dikirimkan, namun dapat disampaikan melalui jalur internet. Contohnya adalah
electronic newspapers, digital library, virtual school, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, melalui internet dapat dilakukan pula aktivitas pasca pembelian, yaitu
pelayanan purna jual (Electronic Customer Support). Proses ini dapat dilakukan
melalui jalur konvensional, seperti telepon, ataupun jalur internet, seperti email, tele
conference, chatting, dan lain-lain. Diharapkan dari interaksi tersebut di atas,
konsumen dapat datang kembali dan melakukan pembelian produk atau jasa di
kemudian hari (Follow-On Sales).

E. SOFTWARE-SOFTWARE E-COMMERCE DI INDONESIA

1) Lazada
Lazada menduduki peringkat pertama e-commerce paling top di Indonesia
dengan jumlah kunjungan ke laman lebih dari 117 juta visit. Aplikasi Lazada di
toko online Apple menempati urutan ke-4 dan di Google PlayStore Lazada berada
di urutan ke-3.E-Commerce yang dimiliki oleh Alibaba Group ini memiliki 345 ribu
pengikut di Twitter, 556 ribu pengikut di Instagram, dan 22,7 juta pengikut di
Facebook.Jumlah karyawannya pun cukup banyak, yakni mencapai 1.479 orang.

2) Tokopedia
Tokopedia yang merupakan pemain lokal berada di posisi kedua sebagai e-
commerce paling top di Tanah Air. Menurut laporan iPrice, jumlah pengunjung
Tokopedia per bulannya lebih dari 117 juta visit. Tidak jauh berbeda dengan
jumlah pengunjung Lazada. Meski begitu, peringkat Tokopedia di Apple Store
maupun Google Play Store berada di posisi kedua. Jumlah pengikutnya di media
sosial kalah jauh dari Lazada, yakni 161 ribu pengikut di Twitter, 391 ribu
pengikut di Instagram, dan 5 juta pengikut di Facebook. Meski begitu, dari
semuanya Tokopedia punya jumlah pegawai yang cukup banyak, yakni 1.611
karyawan.

3) Bukalapak
Selain Tokopedia, Bukalapak juga menjadi pemain e-commerce lokal di Indonesia.
Jumlah kunjungan ke Bukalapak lebih dari 93 juta visit tiap bulannya.Selain itu,
aplikasi yang terus ditingkatkan membuat Bukalapak berada di ranking ketiga
pada toko aplikasi Apple Store dan peringkat ke-4 di Google Play Store.Bukalapak
memiliki 131 ribu pengikut di Twitter, 258 ribu pengikut di Instagram, dan 2 juta
pengikut di Facebook. Saat ini, e-commerce rintisan Achmad Zaky tersebut sudah
memiliki 1.233 karyawan yang tersebar tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di
Bandung.

4) Blibli
Blibli juga merupakan salah satu pemain e-commerce besar di Indonesia. Blibli
menempati posisi ke-4 dalam daftar top 5 e-commerce Indonesia oleh iPrice.
Toko online anak usaha Grup Djarum ini dikunjungi oleh 45 juta pengunjung tiap
bulannya. Sementara di Apple Store, aplikasinya menempati ranking ke-6 dan di
Google Play Store menempati urutan ke-5.Blibli.com punya follower paling
banyak di Twitter dibandingkan dengan toko online lainnya, yakni 470
ribu followers. Sementara di Instagram, Blibli diikuti oleh 167 ribu akun dan di
Facebook ada 7,3 juta pengikut.Dibandingkan dua toko online lokal lain, Blibli
paling sedikit pegawainya, yakni 797 karyawan.

5) Shopee
Pemain e-commerce asal Singapura ini menempati urutan kelima sebagai top 5 e-
commerce di Indonesia. Shopee dikunjungi oleh lebih dari 34,5 juta pengunjung
tiap bulannya. Hebatnya, aplikasi Shopee menempati urutan pertama, baik di
Apple Store maupun Google Play Store. Kini Shopee punya 29 ribu pengikut
Twitter, 712 pengikut Instagram, dan 9 juta pengikut di Facebook.Tidak mau
kalah, e-commerce yang dipimpin Chris Feng ini memiliki 1.129 karyawan di
Indonesia.

6) Bhineka.com
Bhinneka bisa dibilang sebagai pelopor bisnis e-commerce di dalam negeri.
Bagaimana tidak, mereka telah merintis bisnis sejak tahun 1999. Produk yang
ditawarkan Bhinneka berupa perangkat komputer dan gadget. E-commerce ini
berambisi untuk menjadi ‘Amazon-nya Indonesia.’ Untuk melancarkan hal
tersebut, mereka telah memiliki aplikasi mobile untuk Android sejak Juni 2012
lalu.

7) Lamido
Lamido merupakan marketplace lulusan Rocket Internet yang beroperasi di
bawah nama Lazada. Aplikasi mobile milik Lamido pertama kali diperkenalkan
pada akhir 2013. Startup ini menjadi yang pertama menawarkan fitur cash on
delivery (COD) dan lelang di Indonesia. Melalui aplikasi ini pengguna dapat
melihat rangkaian produk yang dijual, bertukar pesan dengan konsumen lainnya,
dan berlangganan informasi promo.

8) Rakuten Shopping
Rakuten Belanja Online pertama kali diperkenalkan di awal 2010 oleh raksasa
media di Indonesia, MNC Group. Namun keduanya ternyata memutuskan kerja
sama di awal 2013, banyak rumor yang dikabarkan terjadi di balik perpisahan ini.
Setelah melepaskan diri dengan MNC, kini Rakuten Belanja Online fokus untuk
menggarap pasar Indonesia dengan menawarkan berbagai produk layaknya
Lazada dan Tokopedia.

9) Dinomarket.com
Dengan tagline ‘Belanja Online Bebas Resiko’, DinoMarket pertama kali
meluncurkan aplikasi untuk platform BlackBerry di tahun 2010. Tak lama
berselang, mereka juga akhirnya meluncurkan aplikasi untuk perangkat Android.
DinoMarket menawarkan berbagai kategori produk layaknya Rakuten, Blibli,
Lazada, dan juga Tokopedia.
F. DAMPAK E-COMMERCE DI INDONESIA

1. Dampak positifnya yaitu:


a) Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan
yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
b) Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
c) Menurunkan biaya operasional (operating cost).
d) Melebarkan jangkauan (global reach).
e) Meningkatkan customer loyality.
f) Meningkatkan supplier management.
g) Memperpendek waktu produksi.
h) Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).

2. Dampak negatif dari E-Commerce yaitu:


a) Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu
mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah
mengganti semua data finansial yang ada.
b) Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa
menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak
berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
c) Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini
bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
d) Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang
hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia
memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
e) Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam
faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang
berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
f) Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan
dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan
faktor manusia, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.

G. INVESTASI DALAM E-COMMERCE

1) Memastikan aspek legalitasnya


Hal pertama yang harus Anda lakukan jika akan berinvestasi adalah memastikan
lembaga atau tempat investasi online memiliki legalitas yang baik. Selain
lembaganya, jenis produk investasi yang diminati juga harus diperiksa terlebih
dahulu. Lembaga yang legal biasanya akan mendapatkan persetujuan dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berbadan hukum. Untuk produk investasi juga
sama, produk akan mendapatkan keterangan persetujuan dari OJK dan biasanya
akan dicantumkan pada situs lembaga atau perusahaan. Untuk melihat
perusahaan atau lembaga apa saja yang terdaftar dan diawasi oleh OJK Anda
dapat mengeceknya di website OJK. Anda juga dapat melaporkan lembaga atau
perusahaan investasi bodong kepada OJK. Sehingga Anda dapat mencegah
korban penipuan investasi bodong.

2) Menghitung keuntungan wajar


Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam berinvestasi adalah
keuntungan yang ditawarkan. Salah satu ciri-ciri lembaga investasi yang aman
adalah penawaran keuntungan yang wajar. Jika Anda diberikan janji keuntungan
yang tinggi dalam waktu yang singkat, sebaiknya Anda berhati-hati. Keuntungan
wajar yang biasanya ditawarkan oleh beberapa produk investasi seperti reksa
dana, obligasi, atau saham biasanya berkisar antara 10% – 20% setiap tahunnya.
Investasi bodong biasanya akan menawarkan lebih tinggi dari angka tersebut,
misal 50% per tahun. Jika di logika saja sudah tidak masuk akal bukan? Investasi
bukanlah sebuah sulap yang langsung jadi seketika, dia membutuhkan waktu dan
proses. Oleh karena itu, jangan pernah terburu-buru dalam memutuskan
investasi dengan melihat keuntungan.

3) Memahami skema investasi e-commerce


Lembaga legal pasti memahami produk-produk yang mereka tawarkan. Mereka
akan menjelaskan secara rinci produk yang mereka miliki kepada calon
investornya. Informasi yang biasanya diberikan seperti jumlah atau besarnya
dana, aliran dana dan keuntungan yang akan diberikan.Anda sebagai calon
investor juga sebaiknya memahami jenis-jenis produk investasi. Jangan hanya
bergantung pada penjelasan perusahaan, jika Anda tidak memahami sedikit saja
Anda akan mudah untuk dibohongi. Dan jangan lupa untuk menanyakan semua
hal terkait investasi Anda sampai sejelas-jelasnya.

4) Mencari struktur organisasi yang jelas


Perusahaan investasi yang kredibel memiliki struktur organisasi yang jelas.
Sebaiknya sebelum memutuskan investasi, cari tahu informasi rekam jejak
perusahaan tersebut di internet. Jika perusahaan atau lembaga memiliki reputasi
yang baik maka akan banyak informasi, review dan testimoni dari orang-orang. Di
samping struktur organisasi, informasi seperti alamat, informasi lain seperti
kantor dan lainnya juga Anda cek di web. Ataupun jika perlu Anda melakukan
survei lokasinya.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan melihat tujuan-tujuan diatas, dapat disimpulkan bahwa e-commerce


merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas dalam berbisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi
untuk meningkatkan kualitas dari produk dan atau servis dan informasi serta
mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan sehingga harga dari produk dan atau
servis dan informasi tersebut dapat ditekan sedemikian rupa tanpa mengurangi dari
kualitas yang ada.

Jenis-jenis e-commerce secara umum aktivitas dari direct marketing,search jobs,


online banking, banking, e-government, e-purchasing, B2B exchanges, c-commerce,
e-commerce, auctions, travel, online publishing dan consumer service.

Pengembangan aplikasi e-commerce bagi sebuah perusahaan atau lembaga


merupakan peroses yang cukup kompleks. Melibatkan beberapa organisasi atau
situs dalam penanganan keamanan dan otorisasi. Perangkat lunak aplikasi e-
commerce dalam era globalisasi dapat mendukung pemotongan rantai distribusi
sehingga konsumen dapat memperoleh suatu produk dengan harga yang lebih
murah. Jenis antarmuka web dipilih dengan pertimbangan fleksibilitas implementasi
perangkat lunak ini yang dapat dilakukan dijaringan intranet dan internet,
kemudahan untuk deployment, serta kemampuan cross platform.

Berdasarkan isi makalah yang kami susun ini, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa investasi memungkinkan seseorang bisa memenuhi kebutuhan masa
depannya dengan menentukan prioritas kebutuhan, menetapkan perencanaan yang
baik dan implementasi secara disiplin pada perusahaannya secara konsisten. Selain
itu, dengan investasi seseorang dapat memberikan peluang kesejahteraan hidup bagi
keluarganya.

B. SARAN

Dalam perkembangan perekonomian pada era saat ini, sulit untuk mengatakan
seperti apa prospek e-commerce. Akan tetapi untuk melihat kedepan secara optimis,
maka ada peluang besar untuk para informatikawan mengembangkan e-commerce
untuk menghasilkan layanan yang lebih lengkap kepada para penggunanya supaya
para investor akan lebih memercayai untuk melakukan investasi dalam e-commerce
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai