Anda di halaman 1dari 40

PENGARUH CELEBRITY ENDORSE DAN KUALITAS

PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


BUSANA MUSLIM RABBANI DI
KOTA LANGSA

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Program Pendidikan Strata Satu
Program Studi Manajemen

MUTIA SARI
16012227

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN SUKMA
MEDAN
2019

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH swt yang telah melimpahkan
rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis masih diberikan kesehatan untuk
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dengan judul “ Pengaruh Celebrity
Endorse dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Muslim
di Rabbani Kota Langsa”
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua
orang tua yang telah banyak membantu baik moril maupun materil selama
menyelesaikan perkuliahan. Penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain :
1. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma Medan Wardayani, SE.,
M.Si
2. Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma Medan Edi Winata,
SE., MM
3. Ketua Program Studi Riandani Rezki Prana, SEI, M.Si
4. Seluruh dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma Medan
5. Teristimewa untuk kedua orang tua, ayah saya Syahrul Effendi, dan ibu
saya Nurhasanah, serta suami tercinta dr. Arinal Fauzi yang selalu
memberikan dukungan baik moril maupun materil.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan tulisan ini

Medan, Oktober 2019


Penulis

Mutia Sari
16012227

DAFTAR ISI
Halaman
3

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah..................................................... 1


1.2. Perumusan Masalah............................................................ 4
1.3. Batasan Masalah................................................................. 4
1.4. Tujuan Penelitian................................................................ 4
1.5. Manfaat Penelitian.............................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Celebriy endorse................................................................. 6


2.1.1. Pengertian Selebriti.................................................. 6
2.2.2. Endorse..................................................................... 6
2.1.3. Faktor-faktor penenetapan celebriti endorse............ 7
2.1.4. Indikator Celebrity Endorse..................................... 9
2.2. Pelayanan ......................................................................... 10
2.2.1. Pengertian Pelayanan............................................... 10
2.2.2. Pelayanan dalam Pandangan Islam.......................... 12
2.2.3. Pengertian Kualitas Pelayanan................................. 15
2.2.4. Indikator Kualitas Pelayanan................................... 18
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Pelayanan................................................. 19
2.3. Keputusan pembelian........................................................... 20
2.4.1. Pengertian Keputusan Pembelian............................. 20
2.4.2. Tahap-tahap proses pengambilan keputusan ........... 21
2.4.5. Indikator Keputusan pembelian............................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 23
3.2. Jenis dan Sumber data........................................................ 23
3.3. Metode Pengumpulan Data................................................ 24
3.4. Populasi dan Sampel.......................................................... 25
3.5. Definisi Operasionalisasi Variabel..................................... 26
3.6. Analisa Data....................................................................... 27
3.7. Uji Validitas dan Reabilitas................................................ 28
3.8. Reviu penelitian Terdahulu................................................. 29
3.9. Kerangka Berpikir.............................................................. 35
3.10. Hipotesis............................................................................. 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


4

Persaingan bisnis dunia fasion pada era globalisasi tidak dapat

dihindarkan. Produsen yang akan memasarkan produknya berupa barang dan jasa

harus mampu memenuhi kebutuhan para konsumen, sehingga para konsumen bisa

memberi nilai mana yang paling baik dari pesaing-pesaingnya. Produsen harus

bisa menarik para konsumen dengan segala cara agar konsumen bersedia membeli

produk yang ditawarkannya seperti menggunakan selebrity atau artis terkenal

untuk mempromosikan barang yang sedang dijual. Celebrity Endorser adalah

penggunaan orang terkenal (Public Figure) dalam mendukung suatu iklan, selain

penggunaan celebrity endorser untuk menarik minat pembeli kualitas pelayanan

pada kepada konsumen juga menjadi pertimbangan bagi para pembeli untuk

memtuskan apakah akan membeli barang tersebut atau tidak. Kualitas pelayanan

bisa disebut sebagai suatu kegiatan yang menolong menyediakan segala apa yang

diperlukan orang lain atau konsumen dengan penampilan produk yang sebaik-

baiknya sehingga pembeli memutuskan untuk membeli barang tersebut. Kualitas

pelayanan yang baik dan juga pengaruh celebrity yang baik akan mempengaruhi

keputusan pembelian suatu barang.


Penelitian yang dilakukan oleh Iva Hidayatika (2016) dengan judul

“Pengaruh Kualitas Produk Dan Brand Awareness Terhadap Keputusan

Pembelian Produk Rabbani Di Toko Asya Darussalam Semarang” hasil penelitian

menunjukkan bahwa kualitas produk dan brand awarenes sama-sama memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wulandari (2018) dengan judul

Pengaruh Harga Terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen Pada Produk

Merek Rabbani. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara Harga dalam

pengambilan keputusan konsumen pada produk merek Rabbani. Dan harga yang
5

telah ditentukan oleh CV. Rabbani Asysa Palembang mampu mempengaruhi

pengambilan keputusan konsumen untuk tetap membeli produk merek Rabbani.

Top Brand Busana Muslim Indonesia


Tahun 2018
Merek TBI TOP
Rabbani 16,0% TOP
Zoya 10,2% TOP
Elzata 4,6%
Sumber : http://www.topbrandaward.com

Dari data diatas dapat diketahui bahwa Rabbani menajdi nomor satu Top

Brand Indonesia yang dilakukan oleh Majalah Marketing dan Frontier Consulting

Group. dan dapat disimpulkan bahwa penjualan busana muslim di Indonesia lebih

tinggi dibandingakna dengan merek zoya dan elzata dan menunjukkan bahwa

rabbani tetap menjadi nomor 1 di Indonesia ditengah persaingan bisnis yang

semakin ketat. Penggunaan Celebrity endorser merupakan salah satu cara untuk

mempengaruhi minat beli, biasanya masyarakat akan merasa tertarik berbelanja

dengan adanya iklan yang dapat meyakinkan dari seorang publik figur apalagi

public figur tersebut justru memiliki persamaan dengan masyarakat itu sendiri

selain celebrity endorse, kualitas pelayanan pegawai dari toko rabbani juga

menjadi alasan utama apakah pelanggan ingin membeli barang di rabbani atau

tidak. Hasil kutipan wawancara kepada salah satu masyarakat yang penulis jumpai

di Lapangan merdeka Kota Langsa bernama Irna mengatakan bahwa ia pernah

masuk kedalam toko rabbani untuk membeli jilbab, akan tetapi pegawai rabbani

tidak terlalu melayani, sehingga saya keluar dan tidak berniat untuk membeli

barang-barang di toko rabbani lagi (Hasil Kutipan Wawancara Masyarakat 20

Agustus 2019 11:00 WIB). Akan tetapi penuturan dari salah satu karyawan

rabbani sangat berbanding terbalik, ia mengatakan bahwa kualitas pelayanan yang


6

keislaman seperti memberi salam saat ada pelanggan yang masuk dan bersikap

ramah memperlakukan pelanggan sebagai raja adalah keutamaan dari rabbani

(Hasil Kutipan Wawancara Pegawai Toko 20 Agustus 2019 14:00 WIB).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjusul “Pengaruh Celebrity Endorse, Kualitas Pelayanan

terhadap Keputusan Pembelian Produk Pakaian Muslim Rabbani di Kota Langsa”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Celebriti Endorse terhadap keputusan pembelian

pakaian muslim rabbani di kota langsa?


2. Bagaimana pengaruh Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian pakaian muslim rabbani di kota langsa?


3. Bagaimana pengaruh Celebrty Endorse dan Kualitas Pelayanan terhadap

keputusan pembelian pakaian muslim rabbani di kota langsa?

1.3. Batasan Masalah


Penelitian ini hanya dibatasi pada masyarakat Kota Langsa, dan hanya

Toko Rabbani Cabang Langsa yang akan diteliti pada tahun 2019.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh Celebriti Endorse berpengaruh terhadap

keputusan pembelian pakaian muslim rabbani di kota langsa.


2. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Pelayanan berpengaruh

berpengaruh terhadap keputusan pembelian pakaian muslim rabbani di

kota langsa.
7

3. Untuk mengetahui Celebrty Endorse dan Kualitas Pelayanan berpengaruh

terhadap keputusan pembelian pakaian muslim rabbani di kota langsa


1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya

berkenaan dengan pengaruh Celebrity endorse, kualitas pelayanan

terhadap keputusan pembelian produk pakaian muslim rabbani di Kota

Langsa
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan mengenai penggunaan celebrity

endorse dan kualitas pelayanan yang terkait dengan keputusan pembelian

masyarakat kota langsa terhadap produk busana muslim rabbani


3. Bagi STIM Sukma, sebagai tambahan hasil penelitian yang dapat

dikembangkan lebih lanjut


4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi/ rujukan, khususnya

berkaitan dengan celebrity endorse, kualitas pelayanan dan keputusan

pembelian

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Celebrity Endorse


2.1.1. Pengertian Selebriti
Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atlet) yang dikenal masyarakat

akan prestasinya dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang

didukung. Terdapat beberapa peran selebriti yang berbeda dari golongan produk

yang didukung:
8

1. Testimonial, selebriti secara pribadi memakai sebuah produk atau jasa dalam

kehidupan sehari-hari, kemudian memberikan kesaksian atau membuktikan

kualitas dan manffat produk atau jasa yang dikonsumsinya.


2. Ambassadors, selebriti meminjamkan namanya untuk dipergunakan dalam

iklan satu produk atau jasa yang tampil mewakili produk sponsor tersebut

(Kertamukti, 2015:29)

2.1.2. Endorser
Endorser adalah pendukung iklan atau yang dikenal juga sebagai bintang

iklan untuk mendukung suatu produk (Gitosudarmo, 2015:4)


Menurut Kertamukti endorser adalah pendukung iklan atau yang dikenal

juga sebagai bintang iklan dalam mendukung iklan produknya. Shimp juga

membagi endorser dalam 2 (dua) jenis, yaitu : (Kertamukti, 2015:74)


1. Typical-Person Endorser adalah orang-orang biasa yang tidak terkenal

untuk mengiklankan suatu produk

2. Celebrity Endorser adalah penggunaan orang terkenal (Public Figure)


dalam mendukung suatu iklan (Kertamukti, 2015:76)
Celebrity endorser didefinisikan sebagai seorang figure yang dikenal baik

oleh publik dan memerankan dirinya sebagai konsumen dalam iklan. Selebriti

meliputi bintang film maupun bintang televisi, bintang olahraga, penyanyi dan

orang-orang tertentu lainnya yang berpengaruh.

2.1.3. Faktor-Faktor Penetapan Celebrty Endorse


Banyak faktor yang dipertimbangkan produsen dalam memilih endorser

sebagai bintang iklan. Berikut beberapa faktor yang digunakan untuk memilih

celebrity endorser adalah (Kertamukti, 2015:180)


1. Risk
Faktor risiko ini sendiri terdiri dari biaya untuk memperoleh layanan

dari selebriti (endorcement fee), citra resiko perubahan besar kecilnya

kemungkinan bahwa selebriti akan berada dalam masalah setelah

dukungan dilakukan (image change risk), sulit atau mudahnya selebriti


9

bekerjasama (exclusive representation), berapa banyak merek lain yang

sedang didukung selebriti tersebut (overshadowing) dan perbedaan

karakter selebriti dengan produk yang diiklankan (differentiation).


2. Physical Attractiviness
Sifat yang dimiliki seorang yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan

terhadap dirinya. Daya tarik fisik seorang selebriti adalah salah satu

alasan untuk seorang selebriti disukai oleh penonton. Faktor Physical

Attractivines ini sendiri terdiri dari Kecakapan/ kecantikan (handsome/

pretty), modis (fashionable), sexi (sexy), daya tarik (attractiviness), dan

elegan ( elegant).
3. Credibility
Credibility juga dianggap penting sebagai alasan utama dan faktor

penentu dalam pemilihan celebrity endorser. Kredibilitas adalah sebuah

sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan kepercayaan

orang lain terhadap dirinya atas kebenaran yang disampaikan melalui

iklan. Faktor tersebut meliputi Reputasi (reputation), popularitas

seorang celebrity endorser (popularity), Citra publik tentang celebrity

endorser (public image), kepercayaan (trustworthiness), dan laku

tidaknya celebrity endorser (deporment).


4. Amiability
Amiability mengacu pada kemampuan selebriti untuk menjaga

keramahan dengan masyarakat sehingga bisa diterima dan disukai oleh

masyarakat. Oleh karena itu praktisi lebih mendukung selebriti yang

sangat ramah. Faktor Amiability ini sendiri terdiri dari Keberanian

(outgoing and bold), disukai (likeability), dan celebrity yang dapat

membina hubungan sosial (social association/ intercourse).


5. Celebrity Product Match
10

Para eksekutif periklanan menuntut agar citra selebriti, nilai, dan

perilakunya sesuai dengan kesan yang diinginkan untuk produk yang

diiklankan. Faktor tersebut terdiri dari penampilan celebrity endorser

yang cocok dengan produk (celebrity appearance/ image product

match), dan kelebihan selebriti yang cocok dengan produk (celebrity

value product match).


6. Proffesion
Orang akan menghormati profesi apa pun, seperti sebagai pekerja keras

dan seseorang yang bertanggung jawab. Apabila profesi selebriti

memiliki beberapa hubungan dengan produk yang didukung sehingga

dapat dipercaya untuk berbicara tentang produk yang didukung, hal

tersebut akan menjadikan pengaruh yang besar bagi masyarakat untuk

memilih produk yang diiklankan oleh celebrity endorser tersebut.Faktor

ini terdiri dari Keahlian (expertise), pekerja keras (hardworking and

responsible) dan berpengetahuan (knowledge/ qualified to talk about

product).

2.1.4. Indikator Celebrity Endorser

Berikut ini adalah indikator selebriti sebagai model iklan yang bisa

digunakan perusahaan dalam sebuah iklan (Tafdila, 2015 : 25)

1. Testimonials

Jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut, maka pihak

dia bisa memberikan kesaksian tentang kualitas maupun benefit dari

produk atau merek yang diiklankan tersebut.

2. Endorsement
Ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk dimana dia

secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.


11

3. Actor
Selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu

terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program

tayangan tertentu.
4. Spokeperson
Selebriti yang mempromosikan produk, merek, atau suatu perusahaan

dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran spokeperson.

Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau produk yang

mereka wakili.
Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik

tersendiri. Selain memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh

perhatiana dari konsumen, selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan

sebagai alat untuk membujuk, merayu, serta mempengaruhi konsumen sasaran,

yaitu dengan ketenaran yang dimilikinya. Dengan memanfaatkan ketenaran

tersebut diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian

terhadap produk yang diiklankan (Sari & Saiful, 2016:112).

2.2. Pelayanan

2.2.1. Pengertian Pelayanan

Pelayanan bisa disebut sebagai suatu kegiatan yang menolong

menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain atau konsumen dengan

penampilan produk yang sebaik-baiknya sehingga diperoleh kepuasan pelanggan

dan usaha pembelian yang berulang-ulang (Kasmir, 2015 :15).

Kemampuan memberikan pelayanan secara profesional merupakan

tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi hal ini diperkuat dengan telah

diberlakukannya Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan


12

konsumen yang pada dasarnya mengatur hak-hak konsumen, dimana konsumen

harus diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur, tidak diskriminatif, serta

untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang atau jasa yang digunakan

(Ginanjar, 2014 :25).

Pelayanan (customer service) secara umum adalah setiap kegiatan yang

diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan,

melalui pelayanan ini keinginan dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi. Dalam

Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan adalah sebagai usaha

melayani kebutuhan orang lain, sedangkan melayani yaitu membantu menyiapkan

(membantu apa yang diperlukan seseorang). Pada hakekatnya pelayanan adalah

serangkaian kegiatan yang merupakan proses. Sebagai proses pelayanan

berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang

dalam masyarakat, proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain

(Ginanjar, 2014 :27).

Pelayanan adalah kegiatan yang diselenggarakan organisasi menyangkut

kebutuhan pihak konsumen dan akan menimbulkan kesan tersendiri, dengan

adanya pelayanan yang baik maka konsumen akan merasa puas,dengan demikian

pelayanan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menarik konsumen

untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Sedangkan definisi yang

lain menyatakan bahwa pelayanan atau service adalah setiap kegiatan atau

manfaat yang diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat

atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik (Hasibuan , 2015 : 152).

2.2.2. Pelayanan Dalam Pandangan Islam


13

Dalam Islam terdapat nilai-nilai islami yang harus diterapkan

dalam memberikan pelayanan yang maksimal yaitu (Hendri & Dindin, 2015 :63) :

1. Profesional (Fathanaah)

Profesional adalah bekerja dengan maksimal dan penuh komitmen dan

kesungguhan. Sifat profesional digambarkan dalam Al-Quran surat Al-Israa yang

artinya: “ Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka

Tuhan mu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.”(QS. Al-israa: 84).

Maksudnya, “ Katakanlah, ‘Tiap-tiap orang’,” dari manusia “ Berbuat

menurut keadaanya,” sesuai dengan kondisi masing-masing. Apabila mereka

termasuk orang-orang pilihan lagi baik, maka tidaklah sesuatu itu selaras dengan

mereka melainkan pasti amalan mereka itu diperuntukkan bagi Allah. Sedangkan

orang-orang selain mereka yang tidak mendapatkan curahan hidayah, maka

tidaklah ada amalan yang selaras dengan mereka melainkan pasti amalan yang

tertuju untuk makhluk, dan tidaklah amalan itu sesuai dengan mereka kecuali

amalan yang sejalan dengan keinginan-keinginan mereka.” Lebih mengetahui

siapa yang lebih benar jalannya ” Allah mngetahui siapakah yang berhak untuk

mendapat hidayah, sehingga Allah memberinya hidayah, dan siapakah yang tidak

berhak untuk mendapatkan hidayah sehingga Allah menelantarkan nya dan tidak

memberi hidayah (Abdurrahman, 2015 :29).

Hubungan ayat diatas dengan profesional (fathanah) adalah seseorang

yang bekerja sesuai dengan profesinya maka akan menghasilkan sesuatu yang

baik bagi orang lain. Selain itu tidak melupakan akhirat ketika sedang

menjalankan bisnisnya tidak boleh terlalu menyibukkan dirinya semata mata

untuk mencari keuntungan materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat.


14

Sehingga jika datang waktu shalat, mereka wajib melaksanakanya sebelum habis

waktunya.

2. Kesopanan dan Keramahan (Tabligh)

Tabligh artinya komunikatif dan argumentatif orang yang memiliki sifat

tabligh akan menyampaikan dengan benar dan tutur kata yang tepat (Kertajaya &

Syula, 2016 : 132). Kesopanan dan keramahan merupakan inti dalam memberikan

pelayanan kepada orang lain. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran surat Thaahaa

yang artinya : “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang

lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS. thaahaa: 44).

Maksudnya ” Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut”, yaitu perkataan yang enak (didengar), lunak dengan

kelembutan, persuasif, etika dalam tutur kata, tanpa ada unsur kekejian, pamer

kekuatan dan kekeraan dalam perkataan, serta sikap kasar dalam tindakan.

“Mudah-mudahan”, melalui perkataan yang lembut “Ia ingat” tentang perkara-

perkara yang bermanfaat bagi dirinya hingga tergugah untuk mengerjakanya

“atau takut” akan sesuatu yang membahayakan dirinya sehingga meninggalkanya

(Abdurrahman, 2015 :450).

Hubungan ayat diatas dengan profesional (fathanah) adalah seseorang

yang bekerja sesuai dengan profesinya maka akan menghasilkan sesuatu yang

baik bagi orang lain. Selain itu tidak melupakan akhirat ketika sedang

menjalankan bisnisnya tidak boleh terlalu menyibukkan dirinya semata mata

untuk mencari keuntungan materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat.

Sehingga jika datang waktu shalat, mereka wajib melaksanakanya sebelum habis

waktunya.
15

3. Kesopanan dan Keramahan (Tabligh)

Tabligh artinya komunikatif dan argumentatif orang yang memiliki sifat

tabligh akan menyampaikan dengan benar dan tutur kata yang tepat (Kertajaya &

Syula, 2016 : 132). Kesopanan dan keramahan merupakan inti dalam memberikan

pelayanan kepada orang lain. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran surat Thaahaa

yang artinya : “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang

lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS. thaahaa: 44).

Maksudnya ” Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-

kata yang lemah lembut”, yaitu perkataan yang enak (didengar), lunak dengan

kelembutan, persuasif, etika dalam tutur kata, tanpa ada unsur kekejian, pamer

kekuatan dan kekeraan dalam perkataan, serta sikap kasar dalam tindakan.

“Mudah-mudahan”, melalui perkataan yang lembut “Ia ingat” tentang perkara-

perkara yang bermanfaat bagi dirinya hingga tergugah untuk mengerjakanya

“atau takut” akan sesuatu yang membahayakan dirinya sehingga

meninggalkanya. Sesungguhnya tutur kata lembut akan mengundang perubahan

itu, dan omongan yang kasar akan melahirkan antisipasii pada dirinya

(Abdurrahman, 2015 :439).

Apabila melayani orang dengan sopan dan ramah maka orang yang

dilayani akan puas dan akan mengingat nya. Selain itu melayani dengan rendah

hati (khidmah) yaitu sikap ramah tamah, sopan santun, murah senyum, suka

mengalah namun penuh dengan tanggung jawab juga akan memberikan perubahan

yang baik bagi orang yang dilayani.

4. Jujur (Sidik)
16

Jujur yaitu tidak pernah berdusta dalam melakukan transaksi. Jujur adalah

kesesuaian antara berita yang disampaikan dan fakta, antara fenomena yang

diberikan, serta bentuk dan subtansi (Kertajaya & Syula , 2016 : 98). Tidak

menipu adalah suatu sikap yang sangat mulia seperti praktek dagang dan bisnis

yang diterapkan oleh Rasulullah SAW.

5. Amanah

Amanah bearti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas

dan kewajiban, amanah bearti terpecaya dan bertanggug jawab. Setiap manusia

berhak amanat kepada orang yang berhak menerimanya. Sifat amanah harus

dimiliki oleh setiap muslim. Amanah dapat diaplikasikan dalam bentuk pelayanan

yang optimal, termasuk yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan

pelayanan bagi masyarakat.

2.2.3. Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan penilaian pelanggan atas keunggulan atau

keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh yang dimulai dari

kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelangga. Kualitas pelayanan

dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan

para pelanggan atas pelayanan yang mereka terima. Kualitas pelayanan ukurannya

bukan hanya ditentukan oleh pihak yang melayani saja, tetapi lebih banyak

ditentukan oleh pihak yang dilayani. Hal tersebut dikarenakan pihak yang dilayani

adalah menikmati layanan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan

berdasarkan harapan-harapan mereka dalam memenuhi kepuasannya (Keller &

Kotler 2015:16).
17

Menurut alamgir dan syamsuddoha mendefinisikan “ service quality is an

assessment of the custumers about how well the service fulfils their exspectation

in term of perception of the service”. Menurut devinisi diatas intinya kualitas

pelayanan merupakan penilaian pelanggan tentang seberapa baik layanan

memenuhi harapan mereka dalam hal persepsi layanan (Alamgir &

Syamssuddoha, 2014 : 3)

Kualitas pelayanan adalah “seluruh ciri serta sifat suatu produk atau

pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau yang tersirat”. Ini jelas merupakan definisi kualitas yang berpusat

pada konsumen, seorang produsen dapat memberikan kualitas bila produk atau

pelayanan yang diberikan dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan

kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat

dipertangungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus (Rangkuti,

2015 : 23).

Kualitas pelayanan jasa pada hakekatnya bertujuan untuk menciptakan

kepuasan konsumen sebagai pengguna jasa. Jasa pada dasarnya merupakan suatu

kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketidakberwujudan yang dapat diberikan

oleh suatu pihak kepada pihak lainya dan memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang terkait. Setiap pemberi jasa perlu mengetahui, mengantisipasi, dan

memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan memperhatikan karakteristik

jasa. Servise memiliki empat karakteristik utama yang membedakan dari suatu

barang yaitu : (Philip & Ketller , 2015 : 36-35)


18

1. Intangintibility

Jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (perfor-mance). Atau usaha yang

hanya bisa dikonsumsi tapi tidak bisa dimiliki. Jasa bersifat intangible maksudnya

tidak dapat dillihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibelidan

dikonsumsi. Dengan demikian seseorang tidak dapat menilai kualitas dari jasa

sebelum merasakan/mengkonsumsi sendiri.

2. Inseparability

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan

jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi

secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri

khusus dalam pelayanan jasa. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini,

evektivitas individu yang menyampaikan jasa ( contack-personel ) merupakan

unsur penting.

3. Variability

Jasa bersifat sangat variabrel karena merupakan non-standarized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa, kapan,

dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli dengan

variabilitas yang tinggi dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain

sebelum memutuskan untuk memilih

4. Perishability

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Hal

ini tidak menjadi masalah bila permintaanya tetap karena mudah untuk

menyiapkan pelayanan untuk permintaan tersebut sebelumnya. Bila permintaan

berfluktuasi, berbagai masalah muncul berkaitan dengan kapasitas menganggur


19

(saat permintaan sepi) dan pelanggan tidak melayani dengan resiko mereka

kecewaatau beralih ke penyedia jasa lainya (saat permintaan puncak ).

2.2.4. Indikator Kualitas Pelayanan

Empat dimensi karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam

mengevaluasi kualitas pelayanan, antara lain sebagai berikut (Lupiyoadi, 2016 :

148)

1. Bukti langsung

Kemampuaan dari pihak toko rabbani dalam menampilkan fasilitas yang

baik, kondisi gedung yang bersih, nyaman dan interior menarik, tempat parkir

yang aman, keamanan serta menjaga penampilan dan keterampilan para

pegawai,para pegawai berpakaian sopan dan bersikap ramah. Cara kerja para

pegawai juga dapat memberikan bukti langsung kepada pelanggan bahwa pegawai

telah memenuhi harapan dari para pelanggan.

2. Keandalan (Reability)

Keandalan (Reability) merupakan kemampuan untuk meningkatkan

pelayanan dengan segera, tepat waktu, akurat dan memuaskan, kemudahan proses

transaksi di kasir, program promosi yang dilaksanankan sesuai dengan program

yang disosialisasikan dan fasilitas yang lengkap berdasarkan dengan fungsinya

dan manfaatnya masing-masing. Begitu juga pelayanan akan dapat dikatakan

reliabel apabila dalam perjanjian yang telah diungkapkan dicapai secara akurat.

Ketepatan dan keakuratan inilah yang menimbulkan kepercayaan kepada

pelanggan untuk terus menggunakan produk-produk dari rabbani. Dalam hal ini

Allah SWT juga menghendaki setiap umatnya untuk menepati janji yang telah

dibuat dan dinyatakan.


20

3. Daya tanggap (Responsivinnes)

Daya Tanggap (Responsivinnes) Adalah elemen yang berkaitan dengan

kesediaan petugas dalam membantu dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi

pelanggan, petugas dapat memberikan informasi yang jelas, petugas dapat

memberikan layanan dengan segera dan tepat waktu, petugas memberikan

pelayanan dengan baik. Daya tanggap merupakan bagian dari profesionalitas,

dalam pelaksanaan suatu pekerjaan pegawai dapat dikatakan profesionalitas

apabila bekerja sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki.

Daya tanggap merupakan bagian dari profesionalitas.

4. Jaminan (Assurance)

Jaminan adalah hal yang mencangkup pengetahuan, kemampuan,

kesopanan dan sifat dapat dipercaya. Selain itu, bebas dari bahaya saat pelayanan

merupakan jaminan juga. Apabila para pegawai menunjukkan sikap respek, sopan

santun dan kelemah lembutan maka akan meningkatkan persepsi positif dan nilai

bagi konsumen terhadap produk-produk rabbani.

2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah

(Philip & Keller, 2015 : 20):

1. Kecepatan

Meliputi cepat kerjanya dengan hasil yang baik, cepat tanggap terhadap

suatu permasalahan, dan selalu siap dalam melayani pelanggan.


21

2. Ketepatan

Meliputi tepat dalam bidangnya, tepat dalam waktu, menguasai

pengetahuan dan keterampilan yang mendukung, tepat dalam menangani keluhan

pelanggan.

3. Keramahan

Meliputi sopan, ramah terhadap pelanggan, ramah dalam berbicara, dan

rapi dan sopan dalam berpakaian dan penampilan.

4. Kenyamanan

Meliputi tempat dan ruangan yang memberikan rasa nyaman kepada

pelanggan.

2.3. Keputusan Pembelian


2.3.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen adalah tahap dimana konsumen

membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai, dimana keputusan

konsumen untuk

memodifikasi, menunda, atau menghindar sangat dipengaruhi resiko yang

dirasakan.

Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat

kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur

penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh

perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa

yang ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan

setelah melakukan pembelian produk tersebut. Adanya kecenderungan pengaruh,

harga, kemasan, dan promosi terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh

konsumen tersebut, mengisyaratkan bahwa manajemen perusahaan perlu


22

mempertimbangkan aspek perilaku konsumen, terutama proses pengambilan

keputusan pembeliannya. Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima

macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi

Pemprakarsa (Initiator), Pemberi pengaruh (Influencer), Pengambil keputusan

(Decider), Pembeli (Buyer), Pemakai (User) (Amstrong & Kotler, 2018:203).

2.3.2. Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan


Menurut Kotler dan Keller proses pengambilan keputusan pembelian

terdiri dari lima tahapan sebagai berikut (Amstrong & Kotler, 2018:208):
1. Pengenalan Masalah
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan

tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.


2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akanterdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak.


3. Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi

konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,

konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen

memandang masingmasing produk sebagai kumpulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang

digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.

4. Keputusan Pembelian
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima

sub kebutuhan : merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.


5. Perilaku Paska Pembelian
Setiap pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena

memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-

hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap

informasi yang mendukung keputusannya.


23

2.3.3. Indikator keputusan pembeilan

Menurut Handoko dkk, indikator-indikator keputusan pembelian adalah

sebagai berikut (Handoko dkk, 2018:110):

1. Product Selection: pemilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen

2. Brand Selection: preferensi konsumen tentang sebuah merek selama proses

konsumsi

3. Store selection: pemilihan toko-toko tertentu yang dilakukan konsumen untuk

membeliproduk.
24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kota Langsa yang dilaksanakan pada bulan

November sampai Desember 2019, dengan perincian sebagai berikut :

Bulan
No Kegiatan Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
Penulisan proposal
2
penelitian
3 Seminar Proposal
Pengajuan izin
4
Penelitian
5 Pelaksanaan Penelitian
6 Penulisan Skripsi
7 Bimbingan Skripsi
8 Sidang Skripsi

3.2. Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

skunder.
1. Data primer, yaitu data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan

oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya dan

data tersebut sebelumnya tidak ada seperti, wawancara, angket dan

pengamatan atau observasi. Data primer diperoleh secara langsung dari

obyek penelitian yaitu dari responden (Sugiyono, 2018:487).


2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak

langsung oleh media perantara yang diperoleh atau dicatat oleh orang lain.

Seperti diperoleh dari literatur, dokumen, skripsi, tesis, jurnal, buku-buku

yang berkaitan dengan ekonomi atau data-data lain yang berhubungan

dengan penelitian untuk dijadikan sebagai bahan referensi (Sugiyono,

2018:487).
25

3. Data internal yaitu data yang didapat dari tempat penelitian dengan cara

membagikan dan mengumpulkan kembali kuesioner kepada masyarakat

Kota Langsa. Dimana data tersebut adalah data mentah yang akan diolah

kembali sebelum dituangkan kedalam skripsi


4. Data eksternal adalah data yang didapat dari luar tempat penelitian seperti

internet dan perpustakaan


3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:
1. Studi dokumentasi: pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari

informasi berdasarkan dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan

dengan penelitian
2. Kuesioner: metode pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan

dalam bentuk angket yang ditunjukkan kepada responden yang dijadikan

sampel
3. Observarsi: pengamatan data melalui pengamatan secara langsung di Toko

Rabbani di Kota Langsa.

3.4. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang dilakukan bagi

populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak. Apabila subjeknya kurang

dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau

20-15% atau lebih (Suharsii, 2014:108). Dalam penelitian ini populasinya adalah

seluruh masyarakat Kota Langsa yang berumur diatas 20-24 tahun sebanyak

13.409 (BPS Kota Langsa).


Penentuan besarnya ukuran sampel penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan teknik probability sampling. Sampel acak (probabilitas) adalah

teknik pengambilan sampel di mana seluruh anggota atau elemen populasi


26

memiliki peluang yang sama untuk di jadikan sebagai sampel. Metode memakai

Simple Random Sampling. Yaitu pengambilan anggota sampel dari seluruh

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam

populasi tersebut. Maka itulah yang menjadi sampel di penelitian ini, Pada

penelitian ini responden akan di datangi langsung ke lokasi (Sugiyono, 2016 : 5 )


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Berdasarkan data yang telah diperoleh diketahui bahwa jumlah Seluruh

masyarakat Kota Langsa yang berumur diatas 20-24 tahun sebanyak 13.409.

penentuan ukuran sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Bunging,

2019:105):

Keterangan: n = Jumah sampel yang dicari


N = Jumlah populasi
d = Nilai presisi (10% atau 0,1)

Penghitungan sampelnya yaitu:

= 99,25 dibulatkan menjadi 100

3.5. Definisi Operasional

Berdasarkan perumusan masalah, maka variabel-variabel dalam penelitian

ini diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Variabel bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi

perubahan pada variabel terikat, terdiri dari celebriti endorse (X1) ,

Kualitas pelayanna (X2)


2. Variabel Terikat (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi

karena adanya perubahan dari variabel bebas, yaitu variabel keputusan

pembelian(Y)
Tabel 3.2
Operasional Variabel
variable Definisi Indikator Skala
Variabel Ukur
27

Celebrity Sebagai seorang 1. Testimonial Skala


Endorse (X1) figure yang 2. Endorsment Likert
dikenal baik oleh 3. Actor
publik dan 4. spokeperson
memerankan
dirinya sebagai
konsumen dalam
iklan. Selebriti
meliputi bintang
film maupun
bintang tekevisi,
bintang olahraga,
penyanyi dan
orang-orang
tertentu lainya
yang
berpengaruh.
Kualitas penilaian 1.Bukti langsung Skala
Pelayanan (X2) pelanggan atas 2. Keandalan Likert
keunggulan atau 3. Daya tanggap
keistimewaan 4. Jaminan
suatu produk atau
layanan secara
menyeluruh yang
dimulai dari
kebutuhan
pelanggan dan
berakhir pada
persepsi
pelanggan

Keputusan tahap dimana 1. produk Skala


Pembelian (Y) konsumen selection Likert
membentuk niat 2. brand
untuk membeli selection
produk yang 3. store selection
paling disukai,
dimana
keputusan
konsumen untuk
memodifikasi,
menunda, atau
menghindar
sangat
dipengaruhi
resiko yang
28

dirasakan

Sumber : Tafdila (2015: 30), Lupiyoadi (2016 :48), Basu & Handoko (2018:110)

3.6. Metode Analisa Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kuantitatif, sedangkan model analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis regresi berganda, dengan model persamaan


Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Celebrity Endorse
X2 =Kualitas Pelayanan
a =Konstanta
b1 =Koefisien regresi celebrity endorse
b2 = Koefisien regresi kualitas pelayanan
e = Error of term (variabel yang tidak diteliti)

3.7. Uji Validitas dan Reabilitas


Validitas adalah kemampuan pertanyaan dalam mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur. Dalam hal ini digunakan rumus kolerasi Pearson Produck-

Moment. Yaitu dengan membandingkan hasil koefisiensi korelasi dengan nilai

kritis rtabel. Berdasarkan taraf signiffikan 5% dengan menggunakan bantuan

computer program SPSS for windows release 20,00 (Santoso, 2017 : 277). Suatu

pengujian dikatakan valid atau shahih apabila:


 Jika r hasil positif, setara r hasil > r tabel, maka variabel valid.
 Jika r hasil negatif, setara r hasil< r table, maka variabel tidak valid.
Selain mengetahui validitas alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini,

perlu diketahui juga kosistensi atau reabilitas alat ukur tersebut. Reabilitas adalah

alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.

suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.


Uji Reabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui

seberapa jauh sebuah ala ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Apabila suatu alat

ukur digunakan berulang dan hasilnya yang diperoleh relative konsisten maka alat
29

ukur tersebut dianggap handal (Reliabel). Dikatakan reliabel jika nilai cronbach

alfa >0,6 dan dikatakan tidak reliabel jika nilai cronbach alfa < 0,6 (Machfudz

&Supiyanto, 2017:250).

3.8. Review penelitian terdahulu

Tabel 3.1
Review Penelelitian Terdahulu
Nama Tahun Judul Hasil dan Prebedaan dan
Peneliti Penelitian Pembahasan Persamaan.
Dewi 2018 “Pengaruh Berdasarkan hasil Perbedaan
Yuniar Harga Dan analisis regresi penelitian
Magetana Kepercayaan linier berganda terdahulu dengan
dan Djoko Terhadap Minat yang telah penelitian yang
Suwandi Beli Baju dilakukan dilakukan penulis
Muslimah Di menunjukkan adalah pada
Online Shop bahwa variabel variabel yamg
Pada citra merek digunakan,
Mahasiswi (brand image) penelitian
Universitas memiliki nilai terdahulu
Muhammadiyah beta -0,204 Pada menggunakan
Surakarta” hasil uji statistik t variabel minat
diperoleh t hitung sebagai variabel
-1,840 sedangkan terikat sedangakan
t tabel 1,661 atau penulis
t hitung lebih mengunakan
rendahdari t tabel keputusan
sedangkan nilai pembelian sebagai
signifikansi variabel terikat.
berada pada Perbedaan lain
angka 0,069 lebih terdapat pada
besar dari 0,05. lokasi penelitian
nya, jika peneliti
terdahulu
menggunakan
mahasiswi
universitas
muhammadiyah
surakarta sebagai
lokasi penelitian
sedangkan penulis
memilih
masyarakat kota
langsa sebagai
lokasi penelitian.
30

Sedangkan
persamaan antara
penelitian
terdahulu dengan
penulis sama sama
menggunakan
analisis regresi
berganda.
Iva 2017 Pengaruh Hasil dari Perbedaan
Hidayatika Kualitas penelitian yang penelitian
Produk Dan dilakukan oleh terdahulu dengan
Brand Iva Hidayatika penelitian yang
Awareness adalah Hipotesis dilakukan penulis
Terhadap pertama (H1) adalah pada
Keputusan yang menyatakan variabel yamg
Pembelian bahwa kualitas digunakan,
Produk produk penelitian
Rabbani Di berpengaruh terdahulu
Toko Asya positif dan menggunakan
Darussalam signifikan variabel kualitas
Semarang terhadap produk dan brand
keputusan awwarnes sebagai
pembelian produk variabel bebas
Rabbani di toko sedangakan
ASYA penulis
Darussalam mengunakan
terbukti celebrity endorse,
kebenarannya. harga dan
Hal ini dapat kualiatas sebagai
dilihat pada hasil variabel bebas.
analisis regresi Perbedaan lain
berganda yang terdapat pada
menunjukkan lokasi penelitian
besarnya nya, jika peneliti
pengaruh kualitas terdahulu
produk (X1) menggunakan
terhadap Toko Asya
keputusan Darusallam
pembelian (Y) Semarang sebagai
adalah 0,786 dan lokasi penelitian
nilai t hitung sedangkan penulis
sebesar 6,149 memilih
dengan tingkat masyarakat kota
signifikansi langsa sebagai
0,000. Artinya lokasi penelitian.
bahwa kualitas Sedangkan
produk persamaan antara
berpengaruh penelitian
31

terhadap terdahulu dengan


keputusan penulis sama sama
pembelian produk menggunakan
Rabbani di toko analisis regresi
ASYA berganda dan
Darussalam sama-ssama
Semarang. menggunakan
Hipotesis kedua produk rabbani
(H2) yang sebagai objek
menyatakan penelitian.
bahwa brand
awareness
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian produk
Rabbani di toko
ASYA
Darussalam
Semarang
terbukti
kebenarannya.
Hal ini dapat
dilihat pada hasil
analisis regresi
berganda yang
menunjukkan
besarnya
pengaruh brand
awareness (X2)
sebesar 0,152
terhadap
keputusan
pembelian (Y)
dan nilai t hitung
sebesar 1,104
dengan tingkat
signifikan 0,275.
Artinya bahwa
brand awareness
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian produk
Rabbani di toko
ASYA
32

Darussalam
Semarang.
Sri 2015 “ Pengaruh Hasil penelitian Perbedaan
Wulandari Harga yang dilakukan penelitian
Terhadap oleh Sri terdahulu dengan
Pengambilan Wulandari penelitian yang
Keputusan berdasarkan hasil dilakukan penulis
Konsumen uji hipotesis adalah pada
Pada Produk diperoleh nilai variabel yang
Merek Rabbani thitung > ttabel digunakan,
(32,478 > 1,980) penelitian
yang berarti H1 terdahulu
diterima dan H0 menggunakan
ditolak. Dengan variabel harga
kata lain ada sebagai variabel
pengaruh antara bebas sedangakan
Harga dalam penulis
pengambilan mengunakan
keputusan celebrity endorse,
konsumen pada harga dan
produk merek kualiatas sebagai
Rabbani. Dan variabel bebas.
harga yang telah Perbedaan lain
ditentukan oleh terlihat pada
CV. Rabbani metode yang
Asysa Palembang digunakan peneliti
mampu terdahulu
mempengaruhi menggunakan
pengambilan analisis regresi
keputusan sederhana,
konsumen untuk sedangkan penulis
tetap membeli menggunakan
produk merek analisis regresi
Rabbani. berganda.
Persamaan nya
terdapat ada objek
yang diteliti yaitu
sama sama
meneliti tentang
Toko Rabbani.
Nila 2015 Pengaruh Berdasark Perbedaan
Wijayasari Brand Image, akn hasil penelitian
dan Kualitas, penelitian yang terdahulu dengan
Machfus Persepsi Harga dilakukan oleh penelitian yang
Dan Variasi Nila Wijayasari dilakukan penulis
Produk dan Machfus adalah pada
Terhadap Minat Berdasarkan hasil variabel yang
Beli Konsumen analisis regresi digunakan,
33

Sarung Gajah linier berganda penelitian


Duduk Di yang telah terdahulu
Kabupaten dilakukan menggunakan
Pekalongan menunjukkan variabel brand
bahwa variabel image, kualitas ,
citra merek persepsi harga dan
(brand image) variasi produk
memiliki nilai sebagai variabel
beta -0,204.Pada bebas sedangakan
hasil uji statistik t penulis
diperoleh t hitung mengunakan
-1,840 sedangkan celebrity endorse,
t tabel 1,661 atau harga dan
t hitung lebih kualiatas sebagai
rendah dari t tabel variabel bebas.
sedangkan nilai Perbedaan lain
signifikansi terdapat pada
berada pada lokasi penelitian
angka 0,069 lebih nya, jika peneliti
besar dari 0,05 terdahulu
maka menggunakan
kesimpulannya konsumen toko
adalah H0 di sarung gajah
terima dan H1 duduk pekalongan
ditolak atau lokasi penelitian
variabel tidak sedangkan penulis
berpengaruh memilih
positif. masyarakat kota
Berdasarkan hasil langsa sebagai
analisis regresi lokasi penelitian.
linier berganda Sedangkan
yang telah persamaan antara
dilakukan penelitian
menunjukkan terdahulu dengan
bahwa variabel penulis sama sama
kualitas memiliki menggunakan
nilai beta 0,390. analisis regresi
Pada hasil uji berganda.
statistik t
diperoleh t hitung
3,464 sedangkan t
tabel 1,661 atau t
hitung lebih
tinggi dari t tabel
sedangkan nilai
signifikansi
berada pada
angka 0,001 lebih
34

kecil dari 0,05


maka
kesimpulannya
adalah H0 ditolak
dan H1 diterima
atau variabel
berpengaruh
positif terhadap
minat beli
konsumen.
Berdasarkan hasil
analisis regresi
linier berganda
yang telah
dilakukan
menunjukkan
bahwa variabel
persepsi harga
memiliki nilai
beta 0,187. Pada
hasil uji statistik t
diperoleh t hitung
1,769 sedangkan t
tabel 1,661 atau t
hitung lebih
tinggi dari t tabel
sedangkan nilai
signifikansi
berada pada
angka 0,080 lebih
kecil dari 0,05
maka
kesimpulannya
adalah H0 di
tolak dan H1
diterima atau
variabel
berpengaruh
positif terhadap
minat beli
konsumen.
Berdasarkan hasil
analisis regresi
linier berganda
yang telah
dilakukan
menunjukkan
bahwa variabel
35

variasi produk
memiliki nilai
beta 0,335 dapat
dilihat pada Tabel
4. Pada hasil uji
statistik t
diperoleh t hitung
3,132 sedangkan t
tabel 1,661 atau t
hitung lebih
tinggi dari t tabel
sedangkan nilai
signifikansi
berada pada
angka 0,002 lebih
kecil dari 0,05
maka
kesimpulannya
adalah H0 di
tolak dan H1
diterima atau
variabel
berpengaruh
positif terhadap
minat beli
konsumen.

3.9. Kerangka Berpikir

Adapun bentuk kerangka teoritis dalam penelitian saya adalah sebagai

berikut:

Celebrity endorse (X1)

Keputusan pembelian (Y)


Kualitas Pelayanan (X2)

Gambar 3.1. Kerangka Berpikir


36

3.10. Hipotesis

Berdasarkan pada kajian pustaka, penelitian terdahulu dan rumusan

masalah, serta kerangka teori tersebut diatas, maka hipotesis yang diajukan

penulis adalah:

Ho1 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara celebrity endorse

terhadap keputusan pembelian pakaian muslim rabbani di kota langsa

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara celebrity endorse

terhadap keputusan pembelian pakaian muslim rabbani di kota langsa

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas pelayanan

terhadap keputusan pembelian pakaian muslim rabbani di kota langsa

H2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas pelayanan

terhadap keputusan pembelian pakaian muslim rabbani di kota langsa

Ho3 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara celebrity endorse

dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pakaian muslim

rabbani di kota langsa

H3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara celebrity endorse dan

kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pakaian muslim

rabbani di kota langsa

3.11. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi ( )
37

Koefisien determinasi( ) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Namun

penggunaan koefisien determinasi R2 memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan

suatu variabel maka R2 meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu,

dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2(Juliandi & Irfan 2013 : 534).

b. Uji F
Uji ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel

bebas yaitu X1, X2 .....Xn, untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau

keragaman variabel tidak bebas Y. Uji global juga dimaksudkan untuk mengetahui

apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol

(Juliandi & Irfan 2013 : 532). Untuk menganalisis hipotesis diterima atau ditolak,

maka dapat dilihat nilai F yakni nilai probabilitasnya, berpengaruh signifikan jika

nilai probabilitas yang dihitung < 0,05 (signifikansi yang ditetapkan) (Juliandi &

Irfan 2013 : 533).


c. Uji T

Uji stastitik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secacara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Gozali, 2015:89).

Pengambilan kesimpulanya adalah dengan melihat nilai signifikan yang

dibandingkan dengan nilai a (5 %) dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika nilai Sig <a maka H0 ditolak.


b) Jika nilai Sig >a maka H0 diterima.
38

DAFTAR PUSTAKA

Azuar Juliandi dan Irfan (2013), Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu-
Ilmu Bisnis, Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Burhan Bungin. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,


Ekonomi, Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta:
Kencana

Fatmaningrum.(2017). Pengaruh Shipping Lifestyle dan Celebriti Endorse


Terhadap Minat Beli. Skripsi

Ginanjar. (2014), Kualitas Produk: Alat Strategi Yang Penting Jakarta: Free Press

Gitosudarmo, (2015). Manajemen Pemasaran Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE

Hasil Kutipan Wawancara Mahasiswa Unsam .

Hasil Kutipan Wawancara Masyarakat

Hasil Kutipan Wawancara Pegawai Rabbani Kota Langsa

Kertajaya & Syula. (2016), Strategi Kreatif Dalam Periklanan : Konsep Pesan,
Media Branding, Anggaran , Jakarta: Rajawali Pers

Philip Kotler & Lene Kevin Keller. (2015). Manajemen Pemasaran, Jakarta:
Prenhallindo

Philip Kotler dan Gary Amstrong. (2018). Dasar – dasar Pemasaran, Jakarta:
Prehlindo,

Singgih Santoso, (2017). Buku Laatihan SPSS Stastitik Parametrik. Jakarta: PT.
Elex Media Computindi.

Sugiyono. (2018), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2016), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,


Kuantitatif dan R&D, Bandung:Alfabeda

Sumber BPS Kota Langsa


39

Supranto dan Nandan Limakrisna,(2018). Perilaku Konsumen dan Strategi


Pemasaran, Jakarta: Mitra Wacana Media

Supiyanto dan Machfudz, (2017). Metodelogi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif


Bandung: Citapustaka

Syaiful, I. A., & Sari, A. V. K. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Perilaku Konsumen dalam Bertransaksi di Media Sosial.
Psikohumaniora : Jurnal Penelitian Psikologi.
40

Belum ada: Perbaiki templatenya sesuai


Cover proposal catatan dan buku panduan
Kata pengantar
Daftar isi File yang revisi file yang berasal
dari saya dan nama file tidak
boleh dirubah

Setelah diperbaiki sesuai catatan


dan buku panduan baru kirim
ulang ya..

Di buku panduan hal 7 & 41-43 latar belakang hanya boleh 3 paragrap, ini terlalu banyak

Table dan judul table 1 spasi

Di buku panduan ini tidak di bold

Di buku panduan 1.2. Perumusan masalah

Di buku panduan 1.3. Batasan masalah

Di buku panduan 1.5. Manfaat penelitian Contoh hal 43

Di buku panduan bab ii judulnya apa..?

Jangan ada ini, artinya saja Yang lain juga perbaiki

Lihat strukutur di buku panduan

Anda mungkin juga menyukai