Anda di halaman 1dari 78

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN SIKAP

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG KOSMETIK MERK


BENING’S DI KOTA SUNGAI PENUH

PROPOSAL

Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Melakukan penelitian

DISUSUN OLEH:
FEBBY SUSTIKHA
NPM:1910061201269

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SAKTI ALAM KERINCI


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SUNGAI PENUH
2022
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : FEBBY SUSTIKHA


NIM : 1910061201269
Tempat/Tanggal Lahir : PADANG,02 APRIL 2001
Program Studi : MANAJEMEN
Alamat : LEMPUR HILIR KEC.GUNUNG RAYA
No HP : 0822 8220 8491
Judul Proposal : PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN
SIKAP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG KOSMETIK MERK
BENING’S DI KOTA SUNGAI PENUH

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa :

1. Proposal penelitiansaya ini adalah asli dan belum pernah diajukan, baik di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci maupun di Perguruan
Tinggi lainnya.
2. Proposal penelitiansaya ini adalah murni gagasan, rumusan dan pikiran
saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan dari Pembimbing.
3. Dalam Proposal penelitian saya ini tidak terdapat karya atau pendapat
orang lain yang telah ditulis atau dipublikasikan kecuali dicantumkan
sebagai acuan referensi dalam naskah dengan cara menyebutkan nama
pengarang dan mencantumkannya dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dalam keadaan sadar,
agar dapat dipergunakan seperlunya.
Kerinci, Agustus 2022
Saya yang menyatakan,

FEBBY SUSTIKHA

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Proposal

ini dengan judul PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN SIKAP

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG KOSMETIK MERK

BENING’S DI KOTA SUNGAI PENUH

Penulis menyadari bahwa segala yang tertuang dalam proposal penelitian

ini tidaklah semata-mata hasil kerja sendiri. Berbagai pihak baik secara langsung

ataupun tidak langsung telah memberikan bantuan berupa bimbingan, dukungan,

arahan dan sumbangan wawasan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian ini. Pada kesempatan ini dengan penuh kebanggaan dan rasa hormat

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Gampo Haryono, S.E., M.M selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci.

2. Bapak H. M. Afdal Chatra P, S.E., M.ec Dev selaku wakil ketua Sekolah

Tinggi Imu Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci.

3. Ibu Dona Elvia Desi, S.E., M.M Selaku Wakil Ketua 2 Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci.

4. Bapak Dr. Indra Budaya. M.M selaku wakil ketua 3 Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci.

iii
5. Ibu Melifia Liantifa, S.P., M.Si selaku Pembimbing Utama yang telah

mencurahkan perhatian dan meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan serta arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian ini.

6. Bapak Ferry Siswadhi, S.E., M.Si selaku ketua program studi manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) sakti alam kerinci

7. Bapak/ibu dosen dan tenaga kependidikanSTIE Sakti Alam Kerinci yang

telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan melayani penulis selama

menempuh studi di STIE Sakti Alam Kerinci .

Harapan saya, proposal penelitian ini memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu

Pemasaran. Penulis sadari bahwa masih banyak kekurangan dan

kelemahan dalam penulisan ini, namun semoga kekurangan dan

kelemahan ini tidak mengurangi makna dari penelitian ini sehingga dapat

dijadikan acuan penelitian berikutnya.

Kerinci Agustus 2022

Penulis

FEBBY SUSTIKHA
1910061201269

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSALPENELITIAN......................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian.............………………………………... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................. 9
1.3. Tujuan Penelitian...........................……………............................... 10
1.4. Manfaat Penelitian..............................…………………………….. 11
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSPETUAL, DAN
HIPOTESIS
2.1. Kajian Teori…………………….........……..……….…................ 12

2.1.1 Manajemen .....................................................………...…… 12

2.1.1.1 Pengertian manajemen pemasaran............................. 12

2.1.1.2 Fungsi manajemen pemasaran................................... 16

2.1.2 Keputusan Pembelian.............................................…........... 19

2.1.3.1 Pengertian Keputusan pembelian............................. 19

2.1.3.2 faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian... 20

2.1.3.3 Indikator keputusan pembelian .............................. 22

2.1.3 Kualitas Produk.................................................................. 22

2.1.4.1 Pengertian kualitas produk..................................... 22

2.1.4.2 Pengaruh produk terhadap keputusan pembelian... 23

2.1.4.3 Indikator kualitas produk......................................... 24

2.1.4 Harga.................................................................................... 25

2.1.4.1 Pengertian Harga...................................................... 25

2.1.4.2 Pengaruh Harga terhadap keputusan pembelian...... 26

v
2.1.4.3 Indikator Harga........................................................ 26
2.1.5 Sikap..................................................................................... 27
2.1.5.1 Pengertian Sikap........................................................ 27
2.1.5.2 Pengaruh sikap terhadap keputusan pembelian........ 28
2.1.5.3 Indikator Sikap.......................................................... 28
2.2 Penelitian Terdahulu................................................................. 28
2.3 Kerangka Konseptual................................................................ 33
2.4 Hipotesis Penelitian................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1Ruang Lingkup Penelitian……........................................................ 39
3.2 Populasi dan Sampel......................................................................... 40
3.2.1 Populasi................................................................................... 40
3.2.2 Sampel..................................................................................... 40
3.3 Jenis Data…………………………………...................................... 40
3.4 Sumber Data……………………………….............................….... 41
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 42
3.6 Definisi Operasional ......................................................................... 44
3.7 Instrumen Penelitian ......................................................................... 48
3.8 Uji Instrumen ........................……………….................................... 49
3.8.1 Uji validitas............................................................................. 49
3.8.2 Uji reliabilitas.......................................................................... 50
3.9 Metode Analisis Data………………...........................…................. 51
3.9.1 Metode Deskriptif Kualintatif................................................... 51
3.9.2 Metode Deskriptif Kuantitatif................................................. 51
3.10 Alat Analisis Data............................................................................ 52
3.10.1 Analisis Deskriptif.................................................................. 52
3.10.2 Analisis Regresi Berganda..................................................... 53
3.10.3 Koefesien Determinasi........................................................... 54
3.10.4 Pengujian Hipotesis............................................................... 55
3.10.4.1 Uji T ( Uji parsial)………………………………… 55

vi
3.10.4.2 Uji F ( Uji Simultan)……………………………. 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................................

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Harga Produk Kosmetik merk bening;s ….. ……………… 5
Tabel 1.2 Data volume penjualan Produk skincare Bening’s……………… 7
Tabel 2.1 Mapping terdahulu……………………………………………….. 31
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian…………….…………………………………. 41
Tabel 3.2 Daftar Skor Jawaban pertanyaan Skala Likert……………….. 42

Tabel 3.3 Tingkat Capaian Responden (TCR)…………………………. 53

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual…………………………………. 36

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kuesioner uji coba………………………………. 61

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika beredar baik

produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk

kosmetika di pasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap keputusan

pembelian dan pemakaian barang. Pembelian suatu produk bukan lagi untuk

memenuhi kebutuhan (need) melainkan karena keinginan (want). Ditambah

dengan ditemukannya konsumen memutuskan memilih menggunakan produk

tertentu (kosmetika) dalam rangka memperjelas identitas diri agar dipandang baik

dalam komunitas tertentu. Kosmetik merupakan produk yang unik karena selain

memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mendasar wanita akan

kecantikan. Sering kali menjadi sarana bagi konsumen untuk memperjelas

identitas dirinya secara sosial dimata masyarakat. Seiring perkembangan zaman,

kosmetik seolah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian kaum wanita. Kosmetik

merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi seorang wanita.

Disadari atau tidak, dalam kesehariannya wanita tidak bisa lepas dari kosmetik.

Produk perawatan tubuh ini digunakan oleh sebagian besar wanita mulai dari pagi

hari hingga malam hari. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang berusaha

memenuhi kebutuhan akan kosmetik dengan berbagai macam inovasi produk.

1
2

Produk kosmetik yang sudah mendunia seperti Bening’s yang begitu familiar di

telinga para konsumen dan juga salah satu.

2
2

kosmetik terkenal di Indonesia. Produk Bening’s Hadir sejak Januari 2021,

Bening’s Indonesia adalah produk Kosmetik dan skin care pertama di Indonesia

yang dibuat dari hasil kolaborasi antara dokter dan apoteker. Bening’s milik dr.

Oky Pratama, berawal dari klinik kecantikan yang sudah memiliki 50 cabang di

kota-kota besar hanya dalam 5 tahun kemudian berkembang hingga memiliki

sistem kemitraan. Lebih dari 10.000 mitra Bening’s yang tersebar di seluruh

Indonesia telah meningkatkan kualitas hidupnya dari bermitra bersama Bening’s

Indonesia. Selain itu, produk Bening’s Indonesia yang halal, bersertifikasi BPOM,

tidak membuat ketergantungan, dan terjamin karena dimiliki oleh dokter estetika

menanamkan rasa percaya bagi calon konsumen. Branding produk yang kuat

hingga saat ini bahkan membantu mitra mencapai perputaran produk hingga

puluhan ribu paket skincare per bulannya.

Di samping itu, keputusan pembelian konsumen merupakan hal yang

penting dalam hal kemajuan perusahaan, karena dengan semakin besar konsumen

ingin membeli produk atau jasa dalam sebuah perusahaan, maka akan semakin

besar peluang perusahaan tersebut untuk mendapatkan profit dan pelanggan tetap.

Keputusan pembelian tidak hanya dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan dari segi bisnis, namun juga dengan semakin banyaknya

konsumen membeli suatu produk, maka perusahaan tersebut akan dikenal oleh

banyak orang dan juga konsumen akan loyal kepada perusahaan tersebut. Untuk

membuat seseorang memutuskan membeli produk yang perusahaan berikan,

banyak cara yang bisa dicapai oleh perusahaan misalnya dengan memberikan

kualitas terbaik dari produk itu sendiri.


3

Manajemen pemasaran adalah perencanaan kegiatan pemasaran produk

sekaligus menjamin apresiasi konsumen dan pemahaman tentang produk.

Manajemen pemasaran juga harus mengerti tentang kebiasaan dan motif

pembelian konsumen. Seorang manajer pemasaran juga membutuhkan imajinasi

yang tepat dan keterampilan kreatif dalam perencanaan untuk menguasai kondisi

pasar yang berubah dan juga membutuhkan keterampilan mengoordinasikan dan

mengendalikan kegiatan organisasi dinamis yang tersebar luas dan kompleks.

Menurut Kotler dan Amstrong (2017:4) menjelaskan Manajemen Pemasaran

ialah suatu upaya manusia untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan dan

membangun hubungan yang erat dengan konsumen dengan cara yang

menguntungkan bagi perusahaan analisis, perencanaan, implementasi dan

pengendalian program yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang

diinginkan dengan pasar sasaran untuk tujuan mencapai tujuan organisasi Ini

sangat bergantung pada perancangan organisasi yang menawarkan dalam hal

target kebutuhan pasar dan keinginan.

Menurut Kotler (2011:161) Keputusan Pembelian adalah perilaku yang timbul

karena adanya rangsangan atau hubungan dari pihak lain. Biasanya konsumen

melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu pengenalan masalah, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian atau tidak dan perilaku

pembelian.

Menurut Kotler & Armstrong (2014)Kualitas Produk merupakan kemampuan

sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan


4

durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk

dan atribut produk lainnya.

Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap

perusahaan jika ingin produk yang dijual dapat bersaing di pasaran untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Sebelum konsumen melakukan

pembelian ulang terhadap suatu produk mereka terlebih dahulu akan

memperhatikan hal-hal yang menjadi acuan dalam mengambil sebuah keputusan

seperti masalah kualitas produk. Apabila pelanggan puas terhadap kualitas produk

yang diberikan, maka minat pembelian ulang pelanggan akan meningkat dan

dapat membuat pelanggan melakukan pembelian ulang.

Fenomena Kualitas produk , Dari hasil survei langsung ke pusat Kosmetik

Merek Bening’s Di kota sungai penuh bahwa fenomena produk yang tawarkan

biasa di kategorikan sangat baik bermanfaat bagi kulit dan persediaan jenis produk

yang di tawarkan juga cukup lengkap mulai dari produk Kulit badan hingga

perawatan wajah dan bahkan terdapat Beberapa produk Bening’s yang

mengeluarkan beberapa produk baru yaitu Exclusive SkinCare yang berfungsi

untuk mencerahkan kulit wajah dan menghilangkan flek hitam.

Kemudian juga desain kemasan produk yang identik dengan warna abu-abu

muda Dengan perpaduan abu-abu Tua sehingga membuat produk semakin

menarik oleh para Pembeli, lalu terdapat kandungan di dalam produk yang bagus

untuk kulit dan biasa juga menyembuhkan jenis kulit sensitif. Dan daya tahan

produk Bening’s cukup bagus, biasa tahan hingga 6 bulan tergantung tempat di
5

letakkan nya produk seperti cream siang dan cream malam yang tidak boleh di

tempat yang terlalu panas atau terkena cahaya matahari langsung dan tidak boleh

terlalu beku seperti di letakkan di dalam kulkas yang biasa membekukan cream

tersebut karna akan mengurangi kualitas kandungan yang ada di dalam cream itu

sendiri.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Anisa Triadi Salamah (2015) yang berjudul

“Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen

Kosmetik Merek Wardah di Kota Bandung” menyatakan bahwa harga dan

kualitas produk berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Minat Beli

Ulang.

Harga merupakan sebuah nilai yang menyatakan sejumlah uang yang

dibebankan atas sebuah produk atau jasa (Kotler & Armstrong, 2012). Jadi harga

dapat diartikan dengan pendapatan perusahaan dari produk atau jasa yang dijual

dengan membebankan sejumlah uang dari konsumen.

Tabel 1.1

Data Harga Produk Kosmetik Merk Bening’s

No
Jenis Produk Harga
1
Paket Acne skincare Rp. 350.000
2
Paket Exclusive skincare Rp. 375.000
3
Paket Brightening skincare Rp. 350.000
6

Fenomena Harga Dari Tabel harga di atas Hasil survei di pusat penjualan

Kosmetik merek Bening’s kota sungai penuh Harga sangat berpengaruh dalam

penjualan Skincare Bening’s di karnakan produk ini memiliki kualitas yang

sangat bagus, Konsumen tidak merasa rugi karna Kosmetik merek Bening’s ini

sudah menetapkan harga jual produk yang mereka tawarkan sesuai jenis dan

Kebutuhan kulit para pengguna dan membuat para konsumen antusias membeli

ulang produk tersebut. Harga Produk kosmetik merek Bening’s ini sudah

ditetapkan oleh pusat sehingga mereka tidak bisa mengubah atau mengurangi

harga dari produk tersebut, tetapi Harga ini juga ada Perubahan untuk para

Reseller yang ingin menjual Produk itu kembali kepada konsumen.

Sikap Menurut Kotler dan Amstrong (2015:176) Sikap (Attitude) adalah

menggambarkan suatu evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang relatif

konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Sikap menempatkan

orang ke dalam suatu kerangka pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai

sesuatu, untuk bergerak menuju atau meninggalkan sesuatu.

Fenomena Sikap Dari hasil survei di pusat penjualan kosmetik merek

Bening’s di kota sungai penuh pada dasar nya konsumen jika ingin membeli

suatu produk konsumen akan membedakan terhadap produk , pelayanan, promosi

dan merek. Pelayanan akan sangat berpengaruh terhadap konsumen jika

pelayanan penjual kurang baik maka konsumen tidak akan membeli lagi produk

tersebut di tempat yang sama akan tetapi mereka akan membeli di tempat yang

berbeda begitu juga dengan promosi konsumen akan tertarik jika promosi suatu
7

produk akan di promosikan oleh artis ternama atau artis idolanya maka minat

tertarik konsumen akan lebih cepat membeli suatu produk.

klinik kecantikan ternama Indonesia, Bening's Clinic, meraih prestasi

membanggakan dengan memecahkan dua rekor Museum Rekor Dunia Indonesia

(Muri) sekaligus. Adapun rekor Muri yang berhasil diraih Bening's Clinic yakni

Skincare Produksi Dokter dengan Penjualan E-commerce Terbanyak dan Klinik

Kecantikan dengan Fasilitas Perangkat Laser Jenis Terbanyak. Bening's Indonesia

Group mendapatkan dua penghargaan yang paling bergengsi dari Muri. Hal ini

dapat dilihat tercatat volume penjualan produk Skin care Bening’s pada tahun

2020 sampai 2022 sebagai berikut

1.2 Tabel
Data volume penjualan Produk skincare Bening’s tahun 2020-2022

BULAN TAHUN 2021 TAHUN 2022


Januari 580 410
Februari 137 302
Maret 450 126
April 226 104
Mei 300 304
Juni 548 102
Juli 118 509
Agustus 143 106
September 80 208
Oktober 190 340
November 109 120
Desember 345 148
Jumlah 3,226 2,789
Sumber data : 2022
8

Jika dilihat dari data dalam tabel 1.1 di atas volume penjualan Produk Skincare

merk Bening’s dari tahun 2021 ,2012 dilihat dari data diatas penjualan pada tahun

2021 Dibulan September penjualan Produk SkinCare Bening’s Mengalami

penurunan Karena ada beberapa faktor yaitu adanya Pesaing mengeluarkan

keluaran produk baru yang lebih Bagus dan tahun 2021 Bening’s ingin

memproduksi produk dengan model terbaru, pada tahun 2021 penjualan sampai

3,226 unit dan tahun 2022 penjualan sebesar 2,789 unit. Hal ini menunjukkan

bahwa kualitas Skincare Bening’s yang dapat dipercaya.

Merek merupakan hal yang penting dalam menentukan suatu keputusan

pembelian. Merek yang berhasil memiliki potensi yang besar untuk menghasilkan

keuntungan lebih banyak lagi bila perusahaan mampu memanfaatkan merek

tersebut secara agresif dan terus menerus melalui berbagai cara seperti perluasan

merek atau perluasan lini. Bagi banyak bisnis, nama merek (brand name) dan apa

yang dikandungnya merupakan hal terpenting sebagai basis strategi bersaing, dan

sumber pendapatan masa datang.

Berdasarkan dari penelitian yang diatas terdahulu yang sama variabel dan

fenomena yang ada pada kota sungai penuh maka saya tertarik melakukan

penelitian di lokasi dalam penelitian ini di kota sungai penuh karena Sebagian besar

masyarakat di kota sungai penuh ini hampir rata-rata para Wanita menggunakan

produk skin care kosmetik Bening’s . dari uraian di atas saya mengambil judul

penelitian saya adalah “PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN

SIKAP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG KOSMETIK MERK

BENING’S DI KOTA SUNGAI PENUH.”


9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

pembelian ulang kosmetik merek Bening’s di kota sungai penuh dan

berapa besar pengaruh?

2. Apakah terdapat pengaruh Harga terhadap keputusan pembelian ulang

kosmetik merek Bening’s di kota sungai penuh dan berapa besar

pengaruh?

3. Bagaimanakah Pengaruh kualitas Produk, harga , dan sikap terhadap

keputusan pembelian ulang kosmetik merek Bening’s di kota sungai

penuh ?

4. Seberapa besar pengaruh produk, harga, dan sikap terhadap keputusan

pembelian ulang kosmetik merek Bening’s di kota sungai penuh ?


10

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya


maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk Mengetahui pengaruh kualitas produk secara parsial di kosmetik

merek Bening’s di kota sungai penuh dan besarnya pengaruh tersebut.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga secara parsial di kosmetik merek

Bening’s di kota sungai penuh dan besarnya pengaruh tersebut.

3. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap keputusan pembelian

ulang kosmetik merek Bening’s di kota sungai penuh dan besarnya

pengaruh tersebut.

4. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, dan sikap terhadap

keputusan pembelian ulang kosmetik merek Bening’s di kota sungai

penuh.
11

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian yang digunakan akan memberikan beberapa kegunaan dan manfaat

yang lain:

1.4.1 Manfaat Akademis

A. Penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan serta

kajian mengenai pengaruh kualitas Produk, harga, sikap

terhadap pembelian ulang kosmetik merek Bening’s

B. Serta memperkaya Wawasan penelitian yang ada dan dapat

digunakan sebagai perbandingan penelitian berikutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

A. Bagi Peneliti Penelitian Ini Dapat Digunakan Peneliti Untuk

pengalaman Di Bidang Pemasaran Dalam Implementasi Atas

Teori Yang Telah Didapatkan Selama Masa Perkuliahan Serta

Menambah Wawasan Akan Kasus Nyata Dalam Dunia Bisnis.

B. Bagi Pelaku Usaha Sebagai Dasar Yang Objektif Dalam

Pengambilan Keputusan Serta Sebagai Pedoman Untuk

Menentukan Langkah-Langkah Yang Akan Dilakukan Oleh

Perusahaan Di Masa Yang Akan Datang.


BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Manajemen Pemasaran

2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2017:4) menjelaskan manajemen

pemasaran ialah suatu upaya manusia untuk mencapai hasil pertukaran yang

diinginkan dan membangun hubungan yang erat dengan konsumen dengan cara

yang menguntungkan bagi perusahaan analisis, perencanaan, implementasi dan

pengendalian program yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang

diinginkan dengan pasar sasaran untuk tujuan mencapai tujuan organisasi Ini

sangat bergantung pada perancangan organisasi yang menawarkan dalam hal

target kebutuhan pasar dan keinginan

Menurut Assauri (2013:12) Manajemen Pemasaran adalah kegiatan

menganalisis, merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan program-program

yang disusun dalam pembentukan, pembangunan, dan pemeliharaan keuntungan

dari pertukaran/ transaksi melalui sasaran pasar dengan harapan untuk mencapai

tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang. Menurut Swastha (2008:5)

Manajemen Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,

12
13

dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis,

perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan

dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

Dengan demikian manajemen pemasaran sangat penting untuk kemajuan suatu

perusahaan maupun pelaku usaha. Dengan Manajemen Pemasaran diharapkan

perusahaan dapat terus berkembang, bertahan lama dan mencetak keuntungan.

Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan

fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing mix). Bauran

pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat

unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan

dengan pasar yang dituju.

1. Product (Produk)

Produk merupakan sesuatu yang dapat memberikan manfaat, memenuhi

kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya

pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari

sesuatu yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah

manfaat yang didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun

kombinasinya.

2. Price (Harga)
14

Penetapan harga merupakan suatu hal penting. Perusahaan akan melakukan

hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan dapat

mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama

penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran

ragam produkdan pelayanan serta persaingan.

3. Place(Tempat)

Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi

perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga

menjadikan biaya rental atau investasi tempat menjadi semakin mahal.

Tingginya biaya lokasi tersebut dapat ter kompensasi dengan reducing biaya

marketing, sebaliknya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya

marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi

dan desain sering menjadi daya tarik tersendiri bagi para target konsumen.

Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan.

Lokasi pemasaran juga menjadi bagian dari unsur place yang penting. Survey dan

data-data yang efektif mengenai area pemasaran juga akan menjadi sangat penting

sebelum menentukan tempat atau lokasi pemasaran.

4. Promotion (Promosi)

Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya

menggunakan teknik, di bawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat

mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang

ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui


15

pihak yang dapat mempengaruhi pembelian (Salah satunya dengan

menggunakan artis sebagai bintang dalam mengiklankan suatu produk).

Tujuan kegiatan promosi antara lain :

1) Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru

2) Mengkomunikasikan produk baru

3) Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal luas

4) Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas


produk

5) Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk

6) Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk

5. People (Orang)

People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi people

yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan

konsumen terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan

konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang

baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan

pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnya dalam people adalah

attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa. Moment of

truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara karyawan dan konsumen.

Attitude sangat penting, dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti

penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah,


16

dan tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan untuk

mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level

yang diekspetasikan.

6 Process (Proses)

Merupakan mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses

penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak

perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu

layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan harus

dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh

karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap

perusahaan tempatnya bekerja.

7 Physical Evidence

Building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi

persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalam perusahaan jasa

yang memiliki karakter. Perhatian terhadap interior, perlengkapan

bangunan, termasuk lightning system dan tata ruang yang lapang menjadi

perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood pengunjung. Bangunan

harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan ambience

sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat

membrikan nilai tambah bagi pengunjung, khususnya menjadi syarat

utama perusahaan jasa dengan kelas market khusus.

2.1.1.2 Fungsi Manajemen Pemasaran

Adapun fungsi manajemen pemasaran yakni:


17

1. Melakukan riset terhadap konsumen

Riset pemasaran merupakan sebuah langkah penting yang harus dilakukan oleh

perusahaan untuk membantu menyusun perencanaan pemasaran. Program

pemasaran pada tahun yang baru biasanya turut dipengaruhi oleh hasil riset

pemasaran yang dilakukan perusahaan di akhir tahun. Riset pemasaran dapat

diibaratkan sebagai mata dan telinga perusahaan untuk mengetahui bagaimana

pandangan dan keinginan konsumen terhadap perusahaan.

2. Melakukan distribusi produk atau barang

Saat menjalankan bisnis, salah satu target yang harus dipenuhi salah satunya

adalah target penjualan. Misalkan dalam jangka waktu 3 – 6 bulan, perusahaan

harus memiliki target tertentu untuk bisa menjual produk secara luas.

Mendistribusikan produk atau barang merupakan salah satu jantung dalam

berbisnis. Mengetahui pola-pola distribusi dapat membuat kita mampu

meningkatkan penjualan hingga beberapa kali lipat.

3. Memberikan layanan atau service kepada pelanggan

Salah satu target dari strategi pemasaran adalah membangun konsumen yang

setia menggunakan jasa atau produk. Ini bukan perkara mudah karena setiap

perusahaan akan menciptakan strategi pemasaran yang inovatif menuju kesana.

Bagaimana cara membuat konsumen menjadi setia menggunakan jasa atau

produk perusahaan. Yaitu membangun Pentingnya Budaya Melayani . Kualitas

layanan adalah kunci utama dan ini harus menjadi prioritas bagi seluruh bagian

yang ada dalam perusahaan. Pentingnya kualitas layanan tak cukup hanya

dipahami melainkan harus dijalankan pada semua lini perusahaan.


18

4. Meningkatkan dan mengembangkan produk

Pengembangan produk (product development) merupakan sebuah rangkaian

tahapan yang dimulai dari konseptualisasi, desain, prototyping, pengembangan,

uji kelayakan, tes pasar, peluncuran hingga pemasarannya. Tujuan

pengembangan produk adalah memperkuat, mengelola dan meningkatkan

pangsa pasar perusahaan atau UKM dengan memenuhi aspirasi serta kebutuhan

konsumen. Sebelum masuk dalam tahap pengembangan produk, maka

mendefinisikan target pasar yang dibidik merupakan kunci. Bagi perusahaan

atau UKM, pengembangan produk merupakan faktor penting untuk menjadi

sustainable company. Seperti kita ketahui, lingkungan bisnis seringkali

berubah sehingga cara untuk mampu beradaptasi dan tetap relavan harus

mampu melakukan pengembangan produk.

5. Menetapkan harga

Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci dalam

berbagai perusahaan sebagai konsentrasi dari deregulasi, persaingan global

yang kian sengit, rendahnya pertumbuhan di banyak pasar, dan peluang bagi

perusahaan untuk memantapkan posisinya di pasar. Harga mempengaruhi

kinerja keuangan dan juga sangat mempengaruhi persepsi pembeli dan

penentuan posisi merek. Harga menjadi suatu ukuran tentang mutu produk

pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk – produk yang

kompleks.

6. Membuat kegiatan pemasaran menjadi lebih efektif dan efisien


19

Dalam usaha penjualan produk, teknik dan strategi pemasaran sangat

berpengaruh pada jumlah penjualan produk yang akan di jual. Selain

mempertahankan proses marketing, juga dapat membuat para konsumen tetap

loyal terhadap pembelian produk. Oleh karena itu pemasaran memegang

peranan penting dalam penjualan.

2.1.2 Keputusan Pembelian


2.1.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Pada dasarnya keputusan pembelian ialah suatu tindakan atau perilaku

konsumen jadi atau tidaknya melakukan suatu pembelian atau transaksi, banyak

tidaknya jumlah konsumen dalam mengambil keputusan menjadi salah satu

penentu tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan. Konsumen sering dihadapkan

dengan beberapa pilihan dalam menggunakan suatu produk.

Menurut Kotler (2011:161) Keputusan pembelian adalah perilaku yang

timbul karena adanya rangsangan atau hubungan dari pihak lain. Biasanya

konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu pengenalan masalah,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli atau tidak dan

perilaku pembelian.

Menurut Swatha (2007:68) Keputusan pembelian adalah sebuah

pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu

barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari

pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap

alternatif pembelian, keputusan pembelian dan tingkah laku setelah pembelian.

Menurut Assauri (2004:22) keputusan pembelian merupakan suatu proses


20

pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan

dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-

kegiatan sebelumnya. Menurut Schiffman dan Kanuk (2009:112) keputusan

pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan

pembelian, artinya

bahwa seseorang bisa membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif

pilihan. Keputusan untuk membeli bisa mengarah pada bagaimana proses dalam

pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Keputusan pembelian konsumen

dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Menurut Follet (2002: 69), merupakan hasil

dari pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan

merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus

mampu memberikan jawaban pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam

hubungannya dengan perencanaan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan

pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan

manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan

kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian

informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan

tingkah laku setelah pembelian. Suatu keputusan seseorang dimana dia memilih

salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada dan proses integrasi yang

mengombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif dan memilih salah satu diantara-Nya.

2.1.2.2 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian


21

Menurut Kotler (2003:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi


oleh empat faktor, diantara-Nya sebagai berikut:
1. Faktor budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku

pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling

dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat

nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-

lembaga penting lainnya.

2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh

faktor sosial diantarannya sebagai berikut:

1. Kelompok acuan

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan

sebagai kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung

atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut.

 Keluarga

 Peran dan status

2. Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

diantara-Nya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,

gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.

 Usia dan siklus hidup keluarga

 Pekerjaan dan lingkungan ekonomi


22

 Gaya hidup

 Kepribadian

2.1.2.3Indikator Keputusan Pembelian

Menurut pandangan Kotler dan Keller (2016:194-201) :

1. Konsumen memiliki kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh perusahaan

2. Konsumen mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan yang dapat

3. dipenuhi oleh perusahaan

4. Konsumen memilih perusahaan dibanding pesaing

5. Konsumen memutuskan membeli produk yang disediakan oleh

6. perusahaan

7. Konsumen merasa puas setelah membeli produk perusahaan

2.1.3 Kualitas Produk

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Produk

Menurut Kotler & Armstrong (2014)Kualitas produk merupakan

kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk

keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan

reparasi produk dan atribut produk lainnya. Kualitas produk merupakan proses

evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu produk

(Mowen & Minor, 2012).


23

Menurut Kotler dan Amstrong (2002) kualitas produk merupakan salah satu

sarana positioning utama pasar. Kualitas produk mempunyai dampak langsung

pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan

nilai pelanggan. Dalam artian sempit kualitas bisa didefinisikan sebagai bebas dari

kerusakan. Menurut Tjiptono (2007) kualitas produk adalah kualitas meliputi

usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, kualitas mencakup produk,

jasa, manusia, proses, dan lingkungan; kualitas merupakan kondisi yang selalu

berubah Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa;

oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.

Dalam arti lebih sempit, kualitas bisa didefinisikan sebagai “bebas dari

kerusakan.” Tetapi sebagian besar perusahaan yang berpusat pada pelanggan

melangkah jauh melampaui definisi sempit ini. Justru, mereka mendefinisikan

kualitas berdasarkan penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan.

2.1.3.2 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Pada hakikatnya, seseorang membeli suatu produk bukan hanya sekedar

ia ingin memiliki produk tersebut. Para pembeli membeli barang dan jasa, karena

barang atau jasa tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan. Dengan kata lain, seseorang membeli produk bukan

karena fisik produk itu semata-mata, tetapi karena manfaat yang ditimbulkan dari

produk yang dibelinya tersebut. Produsen yang berkawasan produk berpendapat

bahwa konsumen hanya akan memilih produk yang berkualitas, atau mempunyai

kelebihan –kelebihan lain yang sifatnya inovatif menurut anggapan produsen.

Perusahaan berpendapat bahwa konsumen akan menyenangi produk yang


24

menawarkan kualitas dan prestasi yang paling baik serta keistimewaan yang

menonjol dan karena itu organisasi harus mencurahkan usaha terus menerus

dalam perbaikan produk. Para konsumen membeli produk lebih dari pada sekedar

untuk memenuhi kebutuhan. Para konsumen pada mulanya menaruh perhatian

pada mutu produk. Para konsumen mengetahui tinggi rendahnya mutu maupun

perbedaan-perbedaan dalam penampilannya di antara berbagai merek yang

bersaing. Para konsumen menetapkan pilihan di antara berbagai merek yang

bersaing itu. Dengan pedoman mendapatkan mutu terbaik untuk uang yang

mereka belanjakan. Tugas produsen ialah tetap menjaga kualitas produk agar

semakin baik dan hal ini merupakan kunci untuk menarik dan mempertahankan

langganan. Citra kualitas produk dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.

Harga mahal, contohnya, kerap kali dijadikan indikator kualitas tinggi oleh para

konsumen. Upaya menghasilkan produk berkualitas tinggi biasnya membutuhkan

biaya besar, diantara-Nya biaya riset dan pengembangan, serta biaya bahan baku

yang digunakan. Kendati demikian, apabila konsumen mempersepsikan produk

dan merek spesifik berkualitas tinggi, maka produk dan merek bersangkutan

berpeluang survei lebih besar dalam pasar yang sangat kompetitif. Konsumen

mempercayai merek dan kualitas produk tersebut sekalipun harganya lebih mahal.

2.1.3.3 Indikator kualitas Produk

Menurut Kotler (2013) mengatakan bahwa indikator Kualitas produk adalah :

1. Bentuk, meliput ukuran atau karakteristik produk lainnya

2. Desain, meliputi totalitas fitur yang berpengaruh pada tampilan dan fungsi

sesuai kebutuhan pelanggan.


25

3. Fitur, meliputi pelengkap dari fungsi dasar suatu produk tersebut.

4. Kualitas kinerja, meliput tingkat Dimana karakteristik utama produk

beroperasi.

5. Kualitas kesesuaian, meliputi tingkat Dimana semua unit yang diproduksi

identik dan memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.

6. Ketahanan, meliputi ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi

biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk produk-

produk tertentu.

7. Kemudahan perbaikan, meliputi ukuran kemudahan perbaikan produk

ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal.

2.1.4 Harga

2.1.4.1 Pengertian Harga

Harga merupakan sebuah nilai yang menyatakan sejumlah uang yang

dibebankan atas sebuah produk atau jasa (Kotler & Armstrong, 2012). Jadi harga

dapat diartikan dengan pendapatan perusahaan dari produk atau jasa yang dijual

dengan membebankan sejumlah uang dari konsumen.

Menurut Alma (2011), harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya

(termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa sehingga menimbulkan

kepuasan konsumen.
26

Menurut Assauri (2014), harga merupakan satu-satunya unsur marketing

mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya

unsur biaya saja. 

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa. harga

adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk yang ditukar konsumen

atas keunggulan yang dimiliki produk tersebut.

2.1.4.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Ulang

Hubungan antara harga dengan keputusan pembelian yaitu harga

mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian, semakin tinggi

harga maka keputusan pembelian semakin rendah, sebaliknya jika harga rendah

keputusan pembelian berubah semakin tinggi (Kotler dan Amstrong, 2001).

2.1.4.3 Indikator Harga

Terdapat empat indikator harga menurut Kotler & Armstrong (2012), yaitu:

1. Keterjangkauan harga yaitu konsumen menjangkau harga yang telah

diputuskan oleh perusahaan dengan berbagai jenis produk dalam satu

merek menghasilkan harga yang berbeda dari harga termurah sampai

termahal.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk mencerminkan harga sebagai

indikator kualitas untuk konsumen yang memilih harga yang tinggi

diantara barang lain karena terdapat perbedaan kualitas. Konsumen


27

cenderung beranggapan bahwa harga yang tinggi mencerminkan kualitas

yang baik.

3. Kesesuaian harga dengan manfaat mencerminkan seseorang yang membeli

produk apabila manfaat yang dirasakan lebih besar dengan uang yang

dikeluarkan. Apabila manfaat yang dirasakan konsumen lebih kecil dari

uang yang dikeluarkan, maka konsumen beranggapan bahwa produk yang

dibeli mahal dengan kemungkinan kecil konsumen akan kembali membeli

produk tersebut.

4. Daya saing harga yaitu konsumen selalu membandingkan harga satu

barang dengan barang lainnya, tinggi atau rendahnya harga barang

menjadi pertimbangan bagi konsumen ketika membeli suatu barang

tersebut.

2.1.5 Sikap

2.1.5.1 Pengertian Sikap

Menurut Kotler dan Amstrong (2015:176) Sikap (Attitude) adalah

menggambarkan suatu evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang relatif

konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Sikap menempatkan

orang ke dalam suatu kerangka pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai

sesuatu, untuk bergerak menuju atau meninggalkan sesuatu.

Menurut Roger (2003) dalam Rahman (2013:122), bahasan sikap menjadi

konsep kunci dalam psikologi sosial karena sikap dianggap berpengaruh terhadap

perilaku sosial dalam berbagai level. Menurutnya, pada level individual, sikap
28

bisa berpengaruh terhadap persepsi, pikiran, perilaku; pada level interpersonal,

sikap bisa merupakan elemen kunci yang berpengaruh pada bagaimana kita

mengenal dan memperlakukan orang lain; dan pada kelompok (intergroup), sikap

kita terhadap kelompok sendiri (ingroup), dan kelompok lain (outgroup) bisa

menjadi dasar terjadinya kerja sama atau kelompok antar kelompok. Ciri-ciri

Sikap Sikap merupakan suatu kecenderungan yang dapat mendorong dan

menimbulkan perubahan-perubahan atau tingkah laku seseorang terhadap objek

tertentu. Meskipun demikian, sikap memiliki segi perbedan dengan pendorong-

pendorong lain yang ada dalam diri manusia, seperti set, kebiasaan, motivasi dan

minat.

2.1.5.2 Pengaruh Sikap Terhadap Keputusan Pembelian Ulang

Lendo (2013:5) yang meneliti mengenai pengaruh sikap konsumen terhadap

keputusan pembelian pada produk menyimpulkan bahwa sikap konsumen

konsumen memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian, artinya

bahwa semakin positif sikap konsumen maka semakin tinggi pembelian

konsumen pada suatu produk yang di pilihnya.

2.1.5.3 Indikator Sikap

Terdapat Empat Indikator sikap menurut (Kotler dan amstrong 2017:220)

1. Sikap Terhadap Produk


2. Sikap terhadap merek
3. Sikap terhadap Promosi
4. Sikap Terhadap pelayanan
29

2.2 penelitian terlebih dahulu

Penelitian – penelitian yang menyangkut pengaruh kualitas produk , harga , dan

sikap antara lain:

Penyusunan penelitian ini didukung dengan studi literatur yang berkaitan

diantarnya merupakan hasil studi penelitian dari jurnal dan dari penelitian

sebelumnya mengenai Produk, Harga dan Sikap.

Menurut Silvia Nurfitriana dan Francy Iriani dengan judul penelitian nya

Citra Merek, Kualitas Produk, Harga Dan Pengaruhnya Pada Minat Beli Ulang

Produk Kecantikan Wardah, dengan Hasil penelitian ini Variabel Citra Merek

yang terdiri dari dimensi Identitas Merek dan Citra produk berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian ulang.Variabel Kualitas Produk berpengaruh

positif terhadap Minat Beli. Variabel Harga berpengaruh positif terhadap Minat

Beli Ulang Produk. variabel yang paling berpengaruh terhadap Minat Beli Ulang

adalah Kualitas Produk.

Penelitian yang di lakukan oleh Anisa Nurul Ananda dan Nuslih Jamiat,

S.E., M.M. dengan judul Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang

Nature Republic, Berdasarkan uji hipotesis di dalam penelitian ini yang di lakukan

menunjukkan bahwa penelitian ini yaitu variabel Kualitas Produk mempunyai

pengaruh terhadap variabel Minat Beli Ulang sebesar 70,9% dan sisanya 29,1%

dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Penelitian yang di lakukan oleh Arfiani Bahar dan Herman Sjaharuddin

dengan judul Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Ulang, dari hasil penelitian tersebut di
30

nyatakan bahwa Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan

terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Ulang.

Penelitian yang di lakukan oleh Retno Dewanti dan Sylvie deangan judul

Peran Iklan Dan Kelompok Referensi Terhadap Minat beli Ulang Obat Herbal,

dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teoritis meskipun terdapat

kausalitas antara keempat variabel, yakni iklan majalah, kelompok referensi,

persepsi kualitas, dan minat beli ulang. Namun, dalam penelitian ini hanya

ditemukan kausalitas iklan majalah berperan menentukan minat beli secara tidak

langsung melalui persepsi kualitas sedangkan kelompok referensi secara langsung

maupun tidak langsung dapat menentukan minat beli ulang obat Herbal.

peneliti mengambil 4(empat) jurnal yang berhubungan dengan pengaruh kualitas

produk, harga dan sikap keputusan pembelian ulang Jurnal tersebut dipaparkan

dalam tabel berikut :


Tabel 2.1 Mapping terdahulu

31
32
33

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini penulis hanya mengkaji penilaian keputusan pelanggan

terhadap produk kosmetik skincare Bening’s di kota sungai penuh Bila

Pembelian produk berkembang secara baik dan pembeli nya merasa puas, maka

Penilaian kepuasan pelanggan akan semakin meningkat.Dari penilaian kepuasan

pembeli tersebut diharapkan penjual harus dapat lebih mementingkan promosi dan

kualitas terhadap pemasaran Tujuan dari penilaian produk yang harus didapatkan

oleh penjual akan berdampak negatif bagi konsumen tersebut, Selain itu juga

untuk meningkatkan kepercayaan para pelanggan untuk membeli produk tersebut,

dengan adanya kepercayaan tersebut tidak ragu-ragu lagi ketika ada ajakan untuk

melakukan pembelian ulang pada produk.

Dengan adanya penilaian kepuasan pelanggan yang baik akan berpengaruh

terhadap peningkatan penjualan produk tersebut. Jika Kompetensi yang

diharapkan instansi sesuai dengan penjual , maka Penilaian kepuasan pelanggan

akan semakin baik. Meskipun dalam promosi seseorang itu berbeda-beda antara

satu dengan yang lainnya, namun promosi yang diterimanya dengan bentuk uang

atau barang adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pelajaran yang

akan diterima oleh mereka merupakan cermin dari apa yang telah mereka berikan

atau kerjakan kepada organisasi atau perusahaan. Dengan menempatkan promosi

atau pembeli yang sebagaimana sesuai dengan ahli masing-masing penjual yang

dilaksanakan secara benar dapat memuaskan dan menumbuhkan penilaian

kepuasan pelanggan guna mencapai tujuan yang lebih positif.

Penentuan kerangka konseptual oleh peneliti akan sangat membantu


34

dalam menentukan arah kebijakan dalam pelaksanaan penelitian. Kerangka

konseptual merupakan kerangka fikir mengenai hubungan antar variabel-variabel

yang terlibat dalam penelitian atau hubungan antar konsep dengan konsep lainnya

dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada studi

kepustakaan. Konsep dalam hal ini adalah suatu abstraksi atau gambaran yang

dibangun dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh karena itu, konsep

tidak dapat diamati dan diukur secara langsung. Agar supaya konsep tersebut

dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan terlebih dahulu

menjadi variabel-variabel.

Dengan adanya kerangka konseptual akan bermanfaat bagi:

a) Minat penelitian akan lebih terfokus ke dalam bentuk yang layak diuji dan

akan memudahkan penyusunan hipotesis.

b) Memudahkan identifikasi fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel

bebas, tergantung, kendali, dan variabel lainnya.

Cara yang terbaik untuk mengembangkan kerangka konseptual tentu

saja harus memperkaya asumsi-asumsi dasar yang berasal dari bahan-bahan

referensi yang digunakan. Hal ini dapat diperkuat dengan mengadakan

amatan-amatan langsung pada lingkup area masalah yang akan dijadikan

penelitian. Dengan demikian kerangka konseptual yang dibuat merupakan

paduan yang harmonis antara hasil pemikiran dari konsep-konsep (deduksi)

dan hasil (induksi).

Pola berpikir deduksi adalah proses logika yang berdasar dari kebenaran umum

mengenai suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut


35

pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang

bersangkutan. Pola pikir induksi adalah proses logika yang berangkat dari data

lewat observasi menuju kepada suatu teori. Dengan kata lain induksi adalah

proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-hasil pengamatan yang terpisah

menjadi suatu rangkuman hubungan atau suatu generalisasi

Gambar Kerangka Konseptual Sebagai Berikut:


36

Gambar 2.2

Kerangka konseptual

Kualitas Produk (X1)


H1

Harga (X2) H2 Keputusan pembelian (Y)

Sikap (X3) H3

H4

Keterangan:

Pengaruh secara parsial

Pengaruh secara simultan


37

2.4 Hipotesis penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori (Sugiyono, 2009).

Sesuai dengan kajian teoritis, temuan hasil penelitian terdahulu dan kerangka

konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini di rumuskan :Berdasarkan

Penelitian Yang Akan Dilakukan, Hipotesis Yang Dapat Dirumuskan Dalam

Penelitian Ini Adalah Sebagai Berikut:

1. Ho: r = 0 Diduga bahwa Tidak terdapat pengaruh Secara Parsial antar kualitas

Produk terhadap keputusan pembelian Ulang Skin care merk

Bening’s di kota sungai penuh.

H1: r ≠ 0 Diduga bahwa Terdapat pengaruh Secara Parsial antara kualitas

Produk Terhadap keputusan pembelian Ulang skin care merk

Bening’s di Kota Sungai Penuh.

2 Ho: r = 0 Diduga bahwa Tidak terdapat pengaruh Secara Parsial antara

Harga terhadap keputusan pembelian ulang Skin care merk

Bening’s di Kota Sungai Penuh.

H2: r ≠ 0 Diduga bahwa Terdapat pengaruh Secara parsial antara Harga

terhadap keputusan pembelian ulang Skin Care merk Bening’s di

kota Sungai Penuh.

3 Ho:r = 0 Diduga bahwa Tidak terdapat pengaruh Secara Parsial antara


38

sikap terhadap keputusan pembelian ulang Skin Care merk

Bening’s di kota Sungai Penuh.

H3:r ≠ 0 Diduga bahwa Terdapat pengaruh Secara Parsial antara sikap

terhadap keputusan pembelian ulang skin care merk Bening’s di

Kota Sungai Penuh.

4 Ho:r =0 Diduga bahwa Tidak terdapat pengaruh Secara Simultan antara

produk, dan harga terhadap keputusan pembelian Skin Care

Bening’s di kota sungai penuh.

H4: r ≠ 0 Diduga bahwa terdapat pengaruh Secara Simultan antara

Produk, Harga dan Sikap terhadap keputusan pembelian ulang

Skin Care Merk Bening’s di kota sungai penuh.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif kausalitas. Jenis penelitian ini

adalah penelitian deskriptif kausalitas yang tergolong kepada penelitian

kuantitatif. Penelitian deskriptif kausualitas adalah penelitian yang dilakukan

untuk memaparkan pengaruh antara satu variable terhadap variable lainnya atau

bagaimana suatu variable mempengaruhi variable lainya yaitu menjelaskan

Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Sikap terhadap keputusan pembelian ulang

kosmetik merk Bening’s di kota sungai penuh. Penelitian ini dilakukan pada pusat

penjualan dan konsumen pengguna produk skincare bening’s. Adapun waktu

penelitian yaitu dari tanggal 21 agustus sampai tanggal 25 september 2022.

Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
Agustus September Oktober

NO Kegiatan penelitian IV V I II III IV V I II III

1 Uji instrumen

2
Tabulasi data uji instrumen
3
Pengolahan data uji instrumen
4
Menyebar kuisioner penelitian
5 Tabulasi data hasil penyebaran
kuisioner
6
Pengelolahan hasil penelitian
7 Pembuatan laporan
40

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 populasi

Menurut (Sugiyono (2008:55), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek dan subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat

Sungai penuh yang menggunakan produk

SkinCare Merk Bening’s. Sebelum melaksanakan penelitian harus

ditentukan terlebih dahulu populasi yang akan diteliti sebagai objek dari

penelitian.

3.2.2 Sampel

Sampel Adalah Sejumlah atau sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah

anggota yang di pilih dari populasi.

Pengertian sampel Menurut Sugiyono (2015:81) Adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang di ambil oleh populasi tersebut. Apabila populasi tersebut besar

sehingga para peneliti tentunya tidak memungkinkan untuk mempelajari

keseluruhan yang ada pada populasi tersebut beberapa kendala yang akan

dihadapi diantarannya seperti dana yang terbatas, tenaga dan waktu maka dalam

hal ini perlunya menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu.

Selanjutnya, apa yang di pelajari dari sampel tersebut maka akan mendapatkan

kesimpulan yang nanti di berlakukan untuk populasi.

Menurut Handayani(2020), teknik pengambilan sampel atau biasa disebut

dengan sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi yang
41

diteliti untuk dijadikan sampel, dan memahami berbagai sifat atau karakter dari

subjek yang dijadikan sampel, yang nantikan dapat dilakukan generalisasi dari

elemen populasi.

Maka penelitian atau teknik pengumpulan dalam penelitian ini adalah

pengambilan sampel yang di gunakan adalah sampling insidental/ Accidental

sampling. Menurut Sugiyono (2016 ; 124) Sampling insidental/ accidental

Sampling adalah Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja

konsumen yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel bila di pandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data.

3.3 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu

organisasi atau perseorangan langsung dari obyeknya. Data ini berupa informasi

yang diperoleh melalui keterangan dari karyawan, yang berupa pertanyaan yang

diajukan dalam kuesioner atau wawancara maupun pengamatan langsung dengan

responden mengenai produk, harga, dan sikap terhadap keputusan pembelian

ulang kosmetik merk Bening’s di kota sungai penuh.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari organisasi atau perorangan yang

berupa literatur seperti majalah, surat kabar, buku-buku referensi, artikel, jurnal,
42

website maupun keterangan dari kantor yang ada hubungannya dalam penelitian

tersebut dan kaitannya dengan produk, merek, harga, dan sikap . Misalnya,

dengan koordinasi di bagian kepegawaian sehingga telah diperoleh data tentang

perusahaan dan data awal pendukung berkaitan tentang produk, harga, dan sikap

terhadap keputusan pembelian ulang skincare merk Bening’s di kota sungai penuh

3.4 Sumber Data

Data sekunder untuk kelengkapan data dan informasi yang digunakan

dalam penelitian ini, bersumber di Pusat Penjualan skincare merk Bening’s dan

primer untuk kelengkapan data dan informasi bersumber dari Konsumen

pengguna SkinCare Bening’s diwilayah Kota sungai penuh pada umumnya yang

di gunakan penelitian ini bersumber dari:

1. Owner penjual skincare merk Bening’s kota sungai penuh

2. Reseller penjual skincare merk Bening’s di kota sungai penuh.

3. Konsumen atau penggunaan skincare merk Bening’s di kota sungai

penuh.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan akan digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada sehingga data-data tersebut harus benar-benar

dapat dipercaya dan akurat.

1. Penelitian Pustaka (Library Rearch) yaitu Kegiatan mengumpulkan

bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian yaitu peran Pengaruh

kualitas produk, harga dan sikap terhadap keputusan pembelian ulang


43

kosmetik merk bening’s di kota Sungai penuh. yang berasal dari jurnal-

jurnal ilmiah, literarur-literatur serta publikasi-publikasi lain yang layak

dijadikan sumber.

2. Penelitian Lapangan (Field Rearch) yaitu pengumpulan data yang

langsung kepada sumber yang ada pada objek penelitian di lapangan yang

dilakukan dengan cara :

a. Observasi (Pengamatan), yaitu mengadakan tinjauan langsung ke

lapangan tentang permasalahan yang sesuai dengan variabel

penelitian penulis yaitu Pengaruh kualitas produk, harga dan sikap

terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik merk bening’s di

kota Sungai penuh.

b. Kuesioner (Daftar Pertanyaan), yaitu merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya, menurut Arikunto (2010:194) menyatakan

bahwa angket atau kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan pribadi atau hal-hal yang ia ketahui.

a) Tujuan Kuesioner (Angket), adapun beberapa tujuan pokok dalam

pembuatan kuesioner/angket, antara lain :

1. Memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian.

2. Memperoleh data dengan reliabilitas dan validitas yang setinggi mungkin.

b) Fungsi Kuesioner (Angket)


44

1. Untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka

penyusunan catatan permanen.

2. Untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh

3. Untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.

4. Pembuatan evaluasi program bimbingan.

5. Untuk mengambil sampling sikap/pendapat dari responden.

3.6 Defenisi operasional

Menurut Sugiyono (2015), Pengertian definisi operasional dalam variabel

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi Operasional variabel yang

dirancang sedemikian rupa untuk mengetahui Pengaruh kualitas produk harga dan

sikap terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik merk bening’s Di Kota

sungai penuh Kabupaten Kerinci Jambi .Untuk menghindari kesalahan-kesalahan

dalam memahami masing-masing variabel, maka dapat dijelaskan definisi

operasional dan pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Variabel Dependen (Y) Keputusan pembelian

Menurut Kotler (2011:161) Keputusan pembelian adalah perilaku yang timbul

karena adanya rangsangan atau hubungan dari pihak lain. Biasanya konsumen

melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu pengenalan masalah, pencarian


45

informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli atau tidak dan perilaku

pembelian.

Indikator Keputusan pembelian Menurut pandangan Kotler dan Keller

(2016:194-201) :

1) Konsumen memiliki kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh perusahaan

2) Konsumen mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan yang dapat

3) dipenuhi oleh perusahaan

4) Konsumen memilih perusahaan dibanding pesaing

5) Konsumen memutuskan membeli produk yang disediakan oleh

6) perusahaan

7) Konsumen merasa puas setelah membeli produk perusahaan.

2.Variabel Independen ( X1 ) Kualitas Produk

Menurut Kotler & Armstrong (2014)Kualitas produk merupakan kemampuan

sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan

durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk

dan atribut produk lainnya. Kualitas produk merupakan proses evaluasi secara

keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu produk (Mowen &

Minor, 2012).

Menurut Kotler (2013) mengatakan bahwa indikator kualitas produk adalah :

1. Bentuk, meliput ukuran atau karakteristik produk lainnya

2. Desain, meliputi totalitas fitur yang berpengaruh pada tampilan dan fungsi

sesuai kebutuhan pelanggan.


46

3. Fitur, meliputi pelengkap dari fungsi dasar suatu produk tersebut.

4. Kualitas kinerja, meliput tingkat dimana karakteristik utama produk

beroperasi.

5. Kualitas kesesuaian, meliputi tingkat dimana semua unit yang diproduksi

identik dan memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.

6. Ketahanan, meliputi ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi

biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk produk-

produk tertentu.

7. Kemudahan perbaikan, meliputi ukuran kemudahan perbaikan produk

ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal.

3.Variabel independen ( X2) Harga

Harga merupakan sebuah nilai yang menyatakan sejumlah uang yang

dibebankan atas sebuah produk atau jasa (Kotler & Armstrong, 2012). Jadi

harga dapat diartikan dengan pendapatan perusahaan dari produk atau jasa

yang dijual dengan membebankan sejumlah uang dari konsumen.

Terdapat empat indikator harga menurut Kotler & Armstrong (2012), yaitu:

1. Keterjangkauan harga yaitu konsumen menjangkau harga yang telah

diputuskan oleh perusahaan dengan berbagai jenis produk dalam satu

merek menghasilkan harga yang berbeda dari harga termurah sampai

termahal.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk mencerminkan harga sebagai

indikator kualitas untuk konsumen yang memilih harga yang tinggi


47

diantara barang lain karena terdapat perbedaan kualitas. Konsumen

cenderung beranggapan bahwa harga yang tinggi mencerminkan kualitas

yang baik.

3. Kesesuaian harga dengan manfaat mencerminkan seseorang yang membeli

produk apabila manfaat yang dirasakan lebih besar dengan uang yang

dikeluarkan. Apabila manfaat yang dirasakan konsumen lebih kecil dari

uang yang dikeluarkan, maka konsumen beranggapan bahwa produk yang

dibeli mahal dengan kemungkinan kecil konsumen akan kembali membeli

produk tersebut.

4. Daya saing harga yaitu konsumen selalu membandingkan harga satu

barang dengan barang lainnya, tinggi atau rendahnya harga barang

menjadi pertimbangan bagi konsumen ketika membeli suatu barang

tersebut.

4.Variabel independen (X3) Sikap

Menurut Kotler dan Amstrong (2015:176) Sikap (Attitude) adalah

menggambarkan suatu evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang relatif

konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Sikap menempatkan

orang ke dalam suatu kerangka pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai

sesuatu, untuk bergerak menuju atau meninggalkan sesuatu.

Sikap orang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung favorable

maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada objek

tersebut. Menurut Secord dan Backman tahun 1964 dalam Azwar 2007 sikap
48

adalah gabungan dari komponen-komponen kognitif pemikiran, afektif perasaan,

dan konaktif tindakan yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan

berperilaku terhadap suatu objek. Menurut Goldon Allport dalam Azwar 2007

sikap adalah suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dalam suatu

pemikiran tertentu.

Terdapat Empat Indikator sikap menurut (Kotler dan amstrong 2017:220)

1. Sikap Terhadap Produk


2. Sikap terhadap merek
3. Sikap terhadap Promosi
4. Sikap Terhadap pelayanan

3.7 instrumen penelitian

Menurut Arikunto (2019:203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah.

1. Skala Likert

Menurut sugiyono (2010:93) menyatakan bahwa skala likert di gunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

kejadian atau gejala sosial. Gejala sosial ini ditetapkan secara spesifik oleh

penelitian yang selanjutnya disebut variabel penelitian dari daftar kuesioner atau

jawaban dari responden diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 3.2
Daftar skor Jawaban Pertanyaan Skala Likert
49

Alternatif Jawaban Skor


Sangat Benar (SB) 5
Benar(B) 4
Ragu Ragu® 3
Tidak Benar (TB) 2
Sangat Tidak Benar (STB) 1

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa daftar skor jawaban pertanyaan dari

kuesioner yaitu jika alternatif jawabannya Sangat Tidak Setuju (STS) maka skor

yang diberikan adalah 1, jika alternatif jawabannya Tidak Setuju (TS) maka skor

yang diberikan adalah 2, jika alternatif jawabannya Kurang Setuju (KS) maka

skor yang diberikan adalah 3, jika alternatif jawabannya Setuju (S) maka skor

yang diberikan adalah 4, dan jika alternatif jawabannya Sangat Setuju (SS) maka

skor yang diberikan adalah 5, Pengolahan data ini dilakukan menggunakan

aplikasi SPSS.

2. Kuesioner (Angket)

Menurut Walgito (2010:72) menjelaskan bahwa kuesioner adalah suatu daftar

yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh

responden atau orang tua / anak yang ingin diselidiki. Angket ini digunakan untuk

mengetahui tanggapan responden terhadap pertanyaan yang di ajukan. Dengan

angket ini responden mudah memberikan jawaban karena alternatif jawaban sudah

disediakan dan membutuhkan waktu singkat dalam menjawabnya.

3.8 Uji Instrumen

3.8.1 Uji Validitas


50

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner (Ghozali, 2006:45). Instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang validitas yang dimaksud. Dalam peneilitian ini pengujian

tingkat kesahihan alat ukur di lakukan uji validitas, yang biasanya digunakan

batasan ≥ 0,30. Data valid jika nilai corected item total corelation ≥ 0,30

(Azwar, 2008). Kriteria pengujiannya yaitu :

1. Jika nilai corected item total correlation ≥ 0,30 berarti pernyataannya valid.

2. Jika nilai corected item total correlation < 0,30 berarti pernyataannya tidak

valid.

Rhitung .(∑ ) (∑ )
… … … …(1)

Keterangan :

X=SkorVariabel

Y=SkorTotalVariabel

n = Jumlah Responden

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat

pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003:113), Uji

reliabilitas dapat dilakukan dengan program SPSS, hasil analisis tersebut akan

diperoleh melalui cronbach’s alpha, variabel dikatakan reliabel jika nilai

cronbach’s alpha ≥ 0,60 (Ghozali, 2006:42). Kriteria pengujian yaitu :


51

1. Jika nilai cronbach’s alpha sama atau lebih besar dari 0,60 berarti

pernyataannya reliabel.

2. Jika nilai cronbach’s alpha lebih kecil dari 0,60 berarti pernyataannya

tidak reliabel.

R11_ … … … . . (2)

3.9 Metode Analisis Data

3.9.1 Deskriptif Kualitatif

Deskriptif kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan

menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti (David

williams 1995, yang dikutip Moleong 2007:5). Metode deskriptif kualitatif yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan alat analisis yang meliputi suatu objek

pada kondisi atau peristiwa sekarang, tujuan analisis ini untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta yang ada

di lapangan dengan teori, konsep-konsep yang ada pada literatur terkait serta

untuk mengungkapkan fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat

penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi.

3.9.2 Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena

yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk membuat perbedaan

karakteristik individu atau kelompok. Deskriptif kuantitatif merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
52

teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan

(Sugiyono, 2015:14). Menurut Emzir (2009:28) Deskriptif kuantitatif adalah suatu

pendekatan penelitian secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat,

reduksi kepada variabel, hipotesis dan pertanyaan spesifik, menggunakan

pengukuran dan observasi serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian

seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Deskriptif

Kuantitatif juga merupakan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka,

mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan

hasilnya (Arikunto, 2013:27).

3.10 Alat Analisa data

Untuk menganalisis data yang sudah dikumpilkan digunakan alat sebagai

berikut:

3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis ini bermaksud untuk menggambarkan karakteristik masing-masing

variabel penelitian. Proses pengolahan data yang telah didapat dari responden

yaitu dinilai berdasarkan skor. Pengolahan data untuk mendeskripsikan

masingmasing variabel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Rata-rata skor

Rata-rata skor masing-masing item pernyataan dalam kuesioner dihitung

dengan rumus sebagai berikut :


53

Σ Wo
Rata-rata skor = …(3)

Keterangan :

 = Total frekuensi ke i

Wo = Bobot

 = Total frekuensi

2. Tingkat Capaian Responden (TCR)

Persentase Metode analisis deskriptif menggunakan TCR sebagai sebagai

berikut:

Rata-rata skor
TCR = X 100% …….(4)
Skor tertinggi
Kriteria nilai Tingkat Capaian Responden (TCR) dikembangkan dari teori

Arikunto (2002) sehingga untuk variabel-variabel dalam tesis ini dapat

diklarifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.3

Tingkat Capaian Responden (TCR)

Capaian Variabel dan Kriteria


(%)
produk harga Sikap Keputusan
pembelian
90 – 100 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
80 - 89,99 Baik Baik Baik Baik

65 - 79,99 Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik

55 - 64,99 Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik

0 – 54,99 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik


Sumber : Arikunto (2002)
54

3.10.2 Analisa Regresi Liner Berganda

Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistik untuk data yang

memerlukan pengukuran. Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini

analisis statistik menggunakan Analisis Regresi Berganda:

Rumus : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +e

Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
A = Konstanta
= Koefisien regresi variabel kelas social
b1
b2 = Koefisien variabel keadaan ekonomi
b3 = Koefisien variabel kelompok acuan
X1 = Kelas social
X2 = keadaan ekonomi
X3 = kelompok acuan
E = Error

3.10.3 Koefisien Determinasi

1. Koefisien Determinasi (KD) Parsial

Untuk menghitung besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

secara parsial dapat digunakan rumus ,Gujarti (2019),sebagai berikut:

KD: (zero order x beta standardized coeffecient ) X 100 %...........(7)


Dimana:

KD =Koefisien Determinasi Parsial

Zero Order = Korelasi Parsial

Beta standardized coeffecient =Koefisien Parsial


55

2. Koefisien Determinasi (KD) Simultan

Koefisien determinasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin kecil

nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel

bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas. Koefisien

determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel terikat (Ghozali, 2006:83).

Rumus Koefisien determinasi adalah sebagai berikut :

KD = r² x 100%.............(5)
Sumber sugiono (2006 : 109)
Keterangan :
KD = Nilai Koefisien Determinasi
r = Nilai koefisien korelasi

3.10.4 uji Hipotesis

Output regresi linier berganda yang dihasilkan melaui program SPSS perlu

dilakukan uji simultan dengan Uji F, dan uji parsial dengan Uji t, Penjelasan untuk

masing-masing uji tersebut adalah sebagai berikut:

3.10.4.1 Uji t (Uji Parsial)

Untuk menguji pengaruh secara parsial digunakan uji t, adalah bagian

uji statistik yang merupakan uji koefisien korelasi parsial yang digunakan

untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel


56

dependen, dimana salah satu variabel independennya tetap/dikendalikan.

Sugiyono (2009) merumuskan uji t sebagai berikut :

thitung =
Keterangan :

bi = koefisien regresi

s = standar deviasi

sampel n = jumlah sampel

Hasil perhitungan dikonsultasikan Dengan nilai ttingkat dengan taraf kesalah α

5% dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel sebagai berikut :

1. thitung ≥ ttabel : Ho ditolak dan Ha. Berarti terdapat pengaruhyang signifikan

Antara

Kualitas Produk, harga , dan sikap terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik

merek bening’ di kota sungai penuh.

2. thitung < ttabel : Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti tidak terdapat

pengaruh yang signifikan Antara Kualitas Produk, harga, dan sikap

terhadap keputusan pembelian ulang kosmetik merk bening’s di kota

sungai penuh.

3.10.4.2 Uji f (Uji Parsial)

Menurut Ghozali dalam Yudi Arianto (2016) uji F merupakan uji model yang

menunjukkan apakah model regresi bisa untuk di olah lebih lanjut. Pengujian di

lakukan dengan menggunakan signifikan level 0,005 (α=5%). Uji F pengaruh

simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara


57

simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2006:127). Ketentuan

penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

… … … … . (6)

Keterangan : R = Koefisien korelasi ganda

K = Jumlah variable indpenden

N = Jumlah sampel

1. Jika nilai signifikan α ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi

tidak berpengaruh signifikan).

2. Jika nilai signifikan α < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien

berpengaruh signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, S.P.(2002). manajemen sumber daya manusia. Jakarta:


PT Bumi perkasa
Handoko,T.Hani.(2000)manajemen personalia dan sumber manusia, Edisi ke.
Yogyakarta:BPFE
Draft,Richard L..(2002)manajemen edisi kelima,Jakarta:Erlangga Rivai,Veithzal

(2010).manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan darit

teori ke praktik,Jakarta:PT.Raja Grafindo Amirullah.(2015),Pengantar

Manajemen .Jakarta:Mitra Wacana Media

Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesebelas. Jakarta: PT.

Indeks Kelompok Gramedia.

Assauri (2013). Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga Belas. Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Basu Swastha 2008. Manajamen Pemasaran modern,(edisi 2) Yogyakarta:

Suparyanto dan Rosad (2015). Manajemen Pemasaran,In

Media,Yogyakarta

Kotler dan Philip (2011)manajemen pemasaran di indonesia (edisi 1)Jakarta:

Salemba Empat

Basu Swastha ,(2007)manajemen pemasaran,Liberthy Offset, Yogyakarta

Assauri,sofjan (2004) manajemen pemasaran ,Jakarta:Rajawali Press

Schiffman dan Kanuk (2009) perilaku konsumen Edisi 7 Jakarta:Indeks

58
59

Follet,MaryParker.(2007)manajemen,Jakarta:Indeks Kotler,Philip.

(2005).manajemen pemasaran.Jilid 1dan 2 jakarta : PT indeks

Kelompok Gramedia Kotler,Philip (2003) marketing management,11th Edition

Milenium, Jilid 1 Prehallindo,Jakarta

Kotler,Philip (1995) Manajemen pemasaran Analisa,perencanaan ,impelementasi

dan kegunaan,Edisi Kedelapan ,Salemba Empat,Jakarta

Pitrim(2002) kepepimpinan organisasi.Yogyakarta: PT Bumi Aksara Peter J.Paul

dan Jerry C.Olson .2001,consumer behavior Jilid II Jakarta: Erlangga

Putra,Nusa 2012,metode penelitian kualitatif pendidikan ,Jakarta :Rajagrafindo

Persada.

Bilson,Simamora 2001, memenangkan pasar dengan pemasaran efektif dan

proffitabel ,Edisi Pertama,Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama Sumadi

surya brata 1998 psikolog pendidikan .Jakarta :PT Rajagrafindo Persada

Malo,Manasse dkk 2000 metode penelitian masyarakat ,pusat antar universitas

Ilmu-Ilmu Sosial ,UI,Jakarta

Coleman,James & Cressey,Donald 2004,social problem ,second edition.New

York:Harper &Row ,Publishers,Inc

Nasution ,M N 2004 manajemen mutu terpadu,Jakarta :Ghalia Indonesia

Abdulsyani 2008 sosiologi skematika teori dan terapan,Jakarta : PT . Bumi

Aksara.
60

Kotler,Philip (2004) marketing management ,the millennium Edition ,Englewood

Cliffs,New Jersey : Prentice Hall

Schiffman dan Kanuk (2009) perilaku konsumen Edisi 7 Jakarta:Indeks

Kotler,& Amstrong 2001 ,Prinsip prinsip pemasaran ,Edisi 12 ,Jilid 1 .Jakarta:

Erlangga

Fitriyah,ida dan Haryati .2013.”pengaruh distress pada perusahaan property dan

Real Estate:jurnal ilmu manajemen fakultas ekonomi universitas negeri

Surabaya ,Vol,1,No3

Laksono dan Donant 2018 “pengaruh gaya hidup,pendapatan dan kelompok

acuan terhadap keputusan pembelian helm KBC,Jurnal Manajemen

fakultas bisnis institute teknologi dan bisnis kalbis,Jakarta, Indonesia Vol

3,No 2

Kodu(2013).Harga,kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan pengaruhnya terhadap

keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza. Jurnal EMBA Tampi

soegoto,sumarauw(2016). Pengaruh kualitas produk,harga dan daya tarik

iklan terhadap keputusan pembeliansepeda motor Honda scoopy.Jurnal

riset ekonomi manajemen,bisnisdan akutansi

Dewi wahayuni(2008). Pengaruh motivasi,persepsi dan sikap konsumen terhadap

keputusan pembelian sepeda motor merek”Honda”dikawasan Surabaya

barat.jurnal manajemen kewirausahan


LAMPIRAN 1
KUESIONER UJI COBA

Kepada yth,
Masyarakat Sungai Penuh
Di
Tempat

Dalam rangka untuk melakukan penelitian sebagai salah satu syarat dari
kelanjutan validitas kuesioner penelitian.

Bersama ini peneliti memohon kesediaan , saudara/i untuk mengisi kuesioner uji
coba dengan judul “ PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN
SIKAP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG KOSMETIK
MERK BENING’S DI KOTA SUNGAI PENUH”

”.Penelitian ini hanya dapat dilakukan dengan baik bila Masyarakat Sungai Penuh
sekalian berkenan ikut berpartisipasi dalam pengisian kuesioner. Informasi yang
saudara/i berikan adalah untuk kepentingan penelitian dan dijaga kerahasiaannya.

Akhir kata peneliti ucapakan terima kasih atas partisipasi dan kesediaan Saudara/i
sekalian untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

Kerinci, agustus 2021


Hormat saya,
Peneliti

Febby Sustikha
NPM:1910061201269

61
62

KUESIONER UJI ISTRUMEN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN SIKAP


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG
KOSMETIK MERK BENING’S DI KOTA SUNGAI PENUH

A.PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


1. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Sdr.
2. Beri tanda contreng (√) pada kolom jawaban yang Bapak/ibu/sdr pilih.
3. Skor / bobot jawaban :
Jawaban Skor

(SB) : Sangat benar 5


(B) : Benar 4
( R) : Ragu Ragu 3
(TB) : Tidak Benar 2
(STB) : Sangat Tidak Benar 1
B.IDENTITAS RESPONDEN
1.JENIS KELAMIN : Laki-Laki
Perempuan
2.PEKERJAAN : Pelajar/Mahasiswa
Pedagang/Petani
PNS

3. USIA : 15-24 Tahun

25-34 Tahun

35-44 Tahun

4 . PENDAPATAN : 0-1 Juta


1-2 Juta

3>Juta

 KUESIONER UJI INSTRUMEN


63

KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)

Daftar Pertanyaan Indikator SKALA KETERANGAN


No. Kemantapan Pada Sebuah
Produk SB B R TB STB
Saya melakukan pembelian skin
care produk Bening’s karena
1 sudah mengetahui kualitas
produk.

Saya tidak ada keraguan


2 membeli produk skin care
Bening’s.

Saya merasa puas dengan


produk skin care Bening’s.
3

NO Daftar Pertanyaan Indikator Kebiasaan Dalam SKALA KETERANGAN


Membeli Produk
SB B R TB STB

1 Kulit saya sudah Saya sudah cocok


menggunakan skin care Bening’s.

2. Produk skinCare Bening’s memberikan manfaat


yang lebih di bandingkan produk lainya.

3. Harga produk terjangkau dan promosi diberikan


mampu mempengaruhi saya dalam membeli
skinCare Bening’s
64

NO Daftar Pertanyaan Indikator Memberi SKALA KETERANGAN


Rekomendasi Kepada Orang Lain
SB B R TB STB

1 Saya akan merekomendasikan produk skincare


Bening’s kepada orang lain

2. Saya melakukan pembelian produk skincare


Bening’s karena saran dari teman

3. Saya memutuskan untuk membeli produk skin


care bening’s berdasarkan pengalaman orang
lain

NO Daftar Pertanyaan Indikator Melakukan SKALA KETERANGAN


pembelian ulang
SB B R TB STB

1 Saya melakukan pembelian produk skin care


bening’s berulang ulang atau lebih dari satu
kali

2. Melakukan pembelian ulang karena produk


skin care bening’s mudah di dapatkan

3. Kualitas produk skin care bening’s sesuai


keinginan dan harapan saya

PRODUK (X1)
65

NO Daftar Pertanyaan Indikator Pekerjaan SKALA KETERANGAN


mempengaruhi
SB B R TB STB

1 Jenis pekerjaan saya mempengaruhi membeli


produk skin care bening’s

2. Pekerjaan saya mencerminkan gaya hidup


dalam membeli skin care bening’s

3. Pekerjaan dapat menjadi unsur pedoman saya


membeli skin care bening’s

NO Daftar Pertanyaan Indikator Pendidikan SKALA KETERANGAN


mempengaruhi
SB B R TB STB

1 Pendidikan mempengaruhi saya membeli


untuk dapat membeli produk skin care
bening’s
2. Tingginya pendidikan saya memutuskan
membeli skin care bening’s

3. Saya dalam membeli skin care bening’s dilihat


dari pendidikan

NO Daftar Pertanyaan Indikator kekayaan (uang) SKALA KETERANGAN

SB B R TB STB

1 Kekayaan merupakan kelas sosial saya dalam


membeli skin care bening’s

2. Uang menjadi faktor saya membeli skin care


bening’s

3. Saya membeli skin care bening’s dilihat dari


kekayaan

HARGA (X2)

NO Daftar Pertanyaan Indikator pengetahuan SKALA KETERANGAN


66

kelompok referensi SB B R TB STB


1 Saya memilih produk skin care bening’s karena
referensi dari orang terdekat.
2. Informasi yang diberikan oleh teman dapat
dipercaya.
3. Saya membeli produk skin care bening’s karena
saran dari lingkungan atau kerabat sangat
menarik.
NO Daftar Pertanyaan Indikator pengalaman SKALA KETERANGAN
SB B R TB STB
1 Saya membeli produk skin care bening’s karena
pengalaman
2. Saya memilih produk skin care bening’s karena
saya meminta saran pada orang yang
berpengalaman memakai produk tersebut.
3. Saya membeli produk skin care bening’s karena
pengalaman membuat konsumen tertarik pada
Bening’s
NO Daftar Pertanyaan Indikator keaktifan kelompok SKALA KETERANGAN
SB B R TB STB
1 Informasi yang diberikan tentang produk skin
care bening’s sesuai harapan saya
2. Saya membeli skin care bening’s karena
mendapatkan informasi yang lengkap dan
menarik
3. Informasi menjadi motivasi saya dalam membeli
produk skin care bening’s
NO Daftar Pertanyaan Indikator daya tarik SKALA KETERANGAN
SB B R TB STB
1 Saya membeli produk skin care bening’s karena
sering melihat iklan
2. Saya memilih produk skin care bening’s karena
tertarik melihat penampilan dari produk skin
care bening’s
3. Daya tarik produk skin care bening’s sangat
berkualitas

SIKAP (X3)
67

NO Daftar Pertanyaan Indikator pengetahuan SKALA KETERANGAN


kelompok referensi SB B R TB STB
1 Saya memilih produk skin care bening’s karena
referensi dari orang terdekat
2. Informasi yang diberikan oleh teman dapat
dipercaya
3. Saya membeli produk skin care bening’s karena
saran dari lingkungan atau kerabat sangat menarik
NO Daftar Pertanyaan Indikator pengalaman SKALA KETERANGAN
SB B R TB STB
1 Saya membeli produk skin care bening’s karena
pengalaman
2. Saya memilih produk skin care bening’s karena
saya meminta saran pada orang yang
berpengalaman
3. Saya membeli produk skin care bening’s karena
pengalaman membuat konsumen tertarik pada
NO Daftar Pertanyaan Indikator keaktifan kelompok SKALA KETERANGAN
SB B R TB STB
1 Informasi yang diberikan tentang produk skin
care bening’s sesuai harapan saya
2. Saya menggunakan produk skin care bening’s
karena mendapatkan informasi yang lengkap dan
menarik
3. Informasi menjadi motivasi saya dalam membeli
produk skin care bening’s
NO Daftar Pertanyaan Indikator daya tarik SKALA KETERANGAN
SB B R TB STB
1 Saya membeli produk skin care bening’s karena
sering melihat iklan di Televisi.
2. Saya memilih produk skin care bening’s karena
tertarik melihat penampilan dari produk skin care
bening’s
3. Daya tarik saya terhadap produk skin care
bening’s karna produk nya berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai