Anda di halaman 1dari 100

PENGARUH KEPERCAYAAN KONSUMEN, KUALITAS

PRODUK, DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN DI FLAMINGGO COLLECTION

SKRIPSI

Disusun Oleh:

AZALIA CALVINA OCTAVIA

1701201007/FEB/EM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2021
ii
iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah,

rahamat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahakan kepada

penulis, sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENGARUH KEPERCAYAAN, KUALITAS PRODUK, DAN

PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI

FLAMINGGO COLLECTION” sebagai syarat untuk menyelesaiakan

Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomidan

Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”Jawa Timur.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan

yang penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat

adanya bimbingan dan bantuan dari berbgai pihak baik secara moral

maupu spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terimakasih kepada:

1. Dra. Ec. Sulastri Irbayuni, S.E., M.M. selaku koordinator

Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ugy Soebiantoro, S.E., M.M selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan banyak ilmu, bimbingan, dukungan, dan

motivasi selamaproses penyusunan skripsi.

iv
3. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UniversitasPembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Kedua Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan

selama prosespembuatan skripsi.

5. Teman-temanku Sitta dan Sola yang selalu mendengarkan

keluh kesah,memberikan motivasi, dan mendukung setiap

harinya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. My support system dari awal perkuliahan yaitu Rivaldi Adi

yahya yang selalu menyuport proses skripsi saya.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantumemberikan dukungan.

Penulis mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk mendorong

penelitianpenelitian selanjutnya.

Surabaya, 10 Februari 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
USULAN PENELITIAN ...............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN………………..……………………………iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………...…viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix
ABSTRAKSI INTISARI…………………………………………………..x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….12
1.1 Latar Belakang……………………………………………………..12
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….19
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………..19
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………….20
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................ 21
2.1 Penelitian Terdahulu……………………………………………….21
2.2 Landasan Teori…………………………………………………….26
2.2.1 Pengertian Pemasaran……………………………………….26

2.2.2 Kepercayaan Konsumen…………………………………….27


2.2.3 Indikator Kepercayaan Konsumen………………………….29

2.2.4 Kualitas Produk……………………………………………..30

2.2.5 Indikator Kualitas Produk…………………………………..30


2.2.6 Persepsi Harga………………………………………………36

2.2.7 Indikator Persepsi Harga…………………………………….36

2.2.8 Keputusan Pembelian .............................................................. 37


2.2.9 Indikator Keputusan Pembelian .............................................. 38

2.3 Hubungan antar Variabel .................................................................. 39


2.3.1 Pengaruh Kepercayaan Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian ................................................................................ 39

vi
2.3.2 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian .... 39
2.3.3 Pengaruh Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian ...... 40
2.4 Kerangka Konseptual...............................................................................41
2.5 Hipotesis Penelitian.................................................................................41
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................43
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.................................................43
3.1.1 Kepercayaan Konsumen (X1)……………………………….43
3.1.2 Kualitas Produk (X2) .............................................................. 43

3.1.3 Persepsi Harga (X3)…………………………………………44


3.2 Teknik Penentuan Sampel...................................................................................48
3.3 Teknik Pengumpulan Data...................................................................................49
3.3.1 Jenis Data……………………………………………………49
3.3.2 Sumber Data…………………………………………………49

3.3.3 Pengumpulan Data…………………………………………..49


3.4 Metode Analisi Data dan Uji Hipotesis………………………………………..50

3.4.1 Metode Analisis Data………………………………………………50

3.4.2 Model Indikator Reflektif………………………………………….52

3.4.3 Kegunaan Metode Partial Least Square (PLS)…………………….54

3.4.4 Pengukuran Metode Partial Least Square (PLS)…………………..54

3.4.5 Langkah-Langkah Partial Least Square (PLS)…………………….55

3.4.6 Asumsi Partial Least Square (PLS)………………………………..63

3.4.7 Ukuran Sampel…………………………………………………….63

3.4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………………64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………………..67

4.1 Deskripsi Objek Penelitian………………………………………………………67

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………………………….67

4.2.1 Analisis Karakteristik Responden……………………………...…67

4.2.2 Deskripsi Data Variabel………………………………………….69

viii
4.3 Analisis Data………………………………………………………………..…..76

4.3.1 Interpretasi PLS…………………………………………………..76

4.4 Pengujian Hipotesis……………………………………………………………..84

4.5 Pembahasan……………………………………………………………………..86

4.5.1 Pengaruh Kepercayaan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian……86

4.5.2 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian…………….87

4.5.3 Pengaruh Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian……………...89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………91

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………91

5.2 Saran……………………………………………………………………………..91

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...93
LAMPIRAN……………………………………………………………………95

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………………………………………42

Gambar 3.1 Principal Factor (Reflective)……………………………….53

Gambar 3.3 Langkah-Langkah Analisis PLS……………………………56

Gambar 3.4 Diagram Jalur PLS………………………………………….58

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Penjualan Flaminggo Collection 2016-2020……………..17

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia…………………………….67

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan……………………..68

Tabel 4.3 Frekuensi Hasil Jawaban Responden untuk Variabel X1………………69

Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden untuk Variabel X2………………70

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden untuk Variabel X3………………72

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden untuk Variabel Y………………..74

Tabel 4.7 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)…………………………....77

Tabel 4.8 Cross Loading…………………………………………………………..79

Tabel 4.9 Average Variance Extracted……………………………………………80

Tabel 4.10 Composite Reliability…………………………………………………80

Tabel 4.11 Latent Variable Correlations…………………………………………..81

Tabel 4.12 R-square……………………………………………………………….82

Tabel 4.13 Path Coefficients (Mean,STDEV, T-Values)…………………………84

ix
PENGARUH KEPERCAYAAN KONSUMEN, KUALITAS PRODUK DAN
PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI
FLAMINGGO COLLECTION

Azalia Calvina Octavia


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”, Jawa Timur
Email: oktavazalia@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan

konsumen, kualitas produk, dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian pada

Flaminggo Collection. Teknik analisis penelitian ini dilakukan dengan metode SEM

berbasis komponen dengan pendekatan Partial Least Square. Dasar yang digunakan

untuk pengujian hipotesis pada PLS adalah resampling dengan bootest strapping

yang dikembangkan oleh Geisser dan Stone. Variabel tersebut adalah Kepercayaan

Konsumen (X1), Kualitas Produk (X2), Persepsi Harga (X3), dan Keputusan

Pembelian (Y). Data primer dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan

kuesioner kepada konsumen koleksi flaminggo. Penelitian ini melibatkan 60

responden dengan usia 16-33 tahun. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Flaminggo Collection selama 6 tahun

terakhir (2014-2020). Hasil analisis menunjukkan bahwa Kepercayaan Konsumen

dapat berperan penting dalam Keputusan Pembelian pada Flaminggo Collection

karena semakin tinggi kepercayaan konsumen maka semakin tinggi keputusan

pembelian pada toko pakaian tersebut. Kualitas produk dapat berperan penting

dalam Flaminggo Collection karena semakin tinggi kualitas produk maka semakin

tinggi pula keputusan pembelian pada toko pakaian tersebut. Persepsi harga dapat

berperan penting dalam keputusan pembelian di Flaminggo Collection karena

x
semakin tinggi persepsi harga maka semakin tinggi keputusan pembelian di toko

pakaian.

Kata kunci: kepercayaan konsumen, kualitas produk, persepsi harga, dan

keputusan pembelian.

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi

agar dapat melanjutkan kehidupannya, apabila tidak terpenuhi maka

suatu makhluk hidup tidak dapat melanjutkan hidup atau akan mati.

Kebutuhan tersebut disebut kebutuhan primer, yaitu kebutuhan utama

makhluk hidup yang bersifat mutlak ataupun tidak dapat digantikan dan

dihilangkan, antara lain seperti makanan, minuman, udara, sinar

matahari, tempat tinggal, serta pakaian. Manusia sebagai satu-satunya

jenis makhluk hidup yang memiliki kebutuhan lain selain kebutuhan

primer (utama) dalam kehidupannya, kebutuhan lainitu adalah

kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Kebutuhan sekunder akan

dipenuhi setelah kebutuhanprimer telah tercukupi. Kebutuhan ini tidak

bersifat memaksa, namun dengan pemenuhan kebutuhan ini maka

manusia akan menjadi lebih baik dan akan tetap hidup apabila tidak

terpenuhi. Kebutuhan sekunder meliputi pendidikan, wisata, dan

hiburan.

Kebutuhan lain yang tidak terlalu perlu dalam menentukan

kelangsungan hidup yang sifatnya dibawah primer dan sekunder adalah

kebutuhan tersier. Pada umumnya berupa barang yang dianggap mewah

seperti mobil, perhiasan, dan peralatan elektronik. Dalam kehidupan

12
13

sehari-hari, manusia selalu melakukan keputusan ekonomi untuk

memilih prioritas dalam kehidupannya untuk memenuhikebutuhan dan

kebutuhan primer ini harus dipenuhi pertama, sebelum kebutuhan

sekunder dan tersier. Kebutuhan primer yang mudah didapatkan dengan

Cuma - cuma yaitu seperti matahari, udara, air namun untuk kebutuhan

tempat tinggal dan pakaian manusia harus berusaha untuk

mendapatkannya. Pakaian sebagai salah satu kebutuhan primer manusia

di era modern seperti ini menjadi sesuatu hal yangsangat diperhatikan.

Model berpakaian setiap orang atau biasa disebut dengan fashion di

Indonesia semakin berkembang mengikuti arusmodernisasi. Fashion

adalah cara orang berpakaian untuk mempercantik penampilan, Banyak

orang mengatakan bahwa fashion itu penting untuk kehidupan sehari-

hari karena fashionbukan untuk mempercantik penampilan saja, tetapi

fashion dapat menggambarkankarakter diri kita. Dengan adanya fashion

tidak menuntut kemungkinan akan menunjang penampilan seseorang

dalam berpakaian lebih utamanya agar menjadi trand center di

lingkungan masyarakat. Produk fashion meliputi Pakaian, tas, aksesoris,

dan lain sebagainya.


14

Produk Fashion ini juga termasuk salah satu produk yang dapat

dikonsumsi dalam jangka masa waktu yang panjang yang dapat

digunakan dengan pemakaian normal satu tahun. Dengan

Perkembangan Fashion yang sangat efektif dan setiap bulannya selalu

naik drastis ini menyebabkanmasyarakat lebih banyak memilih produk

fashion untuk tampil bergaya tidak hanya dikalangan Wanita saja

bahkan Pria.

Bahkan pesaing bisnis pada bidang fashion sangat ketat terutama

pada bidang pakaian, pemasar bersaing dalam menawarkan barang

dagangan ataupun produk yang dijualnya dengan berbagai cara untuk

menarik minat konsumen untuk membeli produk yang dijual oleh

perusahaan tersebut. Terutama produk baju pemasar harus sering

mengupdate dan mengikuti trend baju yang lagi trending minimal dua

minggu sekali pemasar harus memperbarui produk yang dijualkan.


15

Dengan adanya pembaruan produk tersebut maka konsumen tidak

akan jenuh dengan produk baju pemasar yang dijualkan. Salah satu

faktor penting konsume tertarik untuk melakukkan keputusan pembelian

adalah harga. Konsumen sekarang ini sangat sensitif terhadap harga

suatu produk. Harga adalah jumlah keseluruhan nilai yang

diperuntukkan konsumen untuk manfaat yang didapatkan atau

digunakannya atas produk dan jasa (Kotler dan Amstrong 2001:34).

Apabila hargayang ditetapkan oleh perusahaan tepat dan sesuai dengan

daya beli konsumen, maka pemilihan suatu produk tertentu akan

dijatuhkan pada produk tersebut (Swastha dan Irawan, 2008:78). Suatu

produk akan lebih mudah diterima konsumen ketika harga produk

tersebut bisa dijangkau oleh konsumen. Berkembangnya teknologi

menyebabkan banyak perusahaan berlomba-lomba memberikan kualitas

produk yang baik. Perusahaan harus dapat membuat kualitasyang baik

untuk para konsumennya agar konsumen tidak bosan dengan produk

yang ditawarkan. Salah satunya adalah toko flamingo collection, toko

baju ini adalah toko baju yang cukup dikenal di daerah Pabean-Sedati,

Sidoarjo. Toko baju flamingo tersebut menjual beberapa pakaian khusus

Wanita. Mulai dari atasan, kaos, celana ataupun gamis. Toko baju

tersebut didirikan sejak tahun 2016. Penulis membagikan kuesioner

kepada 20 responden yang melakukan pembelian di Toko Flaminggo

Collection.

Dalam penyebaran kuesioner sebanyak 20 responden dapat dilihat 18


16

responden atau 90% memberikan jawaban YA atas kepercayaan konsumen,

sehingga banyak konsumen mempercayai toko tersebut sebagai waadah untuk

mereka berbelanja pakaian. Pada pernyataan yang kedua terdapat 17 responden atau

85% menyatakan YA atas produk yang berkualitas pada toko flaminggo collection.

Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memiliki anggapan produk yang dijualkan

pada toko Flaminggo Collection adalah produk yang berkualitas. Selanjutnya pada

pernyataan yang ketiga terdapat 16 responden atau 80% Kotler menyatakan TIDAK

atas harga produk yang terbilang murah bagi konsumen dikarenakan dekat dengan

Flaminggo Collection ada beberapa toko yang menjual produk sejenis dengan harga

yang terbilang sangat murah dibandingkan dengan harga pada Flaminggo

Collection. Salah satunya adalah Toko All items, toko tersebut menjual produk

pakaian yang sejenis dengan Flaminggo Collection hanyamulai dari 35.000 saja.

Tetapi kualitas produk tidak sebagus dengan kualitas produk pada Flaminggo

Collection . Menurut Keller (2009:179) menyatakan bahwa yang dilakukan oleh

konsumen pada saat membuat keputusan pembelian antara lain: pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku

setelah membeli. Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa keputusan

pembelian yang dilakukan berdasarkan dengan apa yang telah konsumen

pertimbangkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Walaupun

Flaminggo Collection selalu dipenuhi dengan pengunjung. Namun, penjualan

Flaminggo Collection juga mengalami penurunan di setiap tahunnya. Hal ini dapat

dilihat dari tabel berikut:


17

Tabel 1.1
Data Jumlah Penjualan Flaminggo
CollectionTahun 2016-2020
Tahun Jumlah
Penjualan
Per Tahun
2016 298.699.000

2017 275.000.000

2018 270.500.000

2019 281.850.000

2020 283.125.000

Sumber: Data Penjualan Flaminggo Collection (2016-2020)

Dapat disimpulkan dari tabel diatas omset penjualan Toko Baju

Flaminggo Collection ini mengalami sedikit penurunan di tahun 2018

sebanyak Rp 5.500.000dari tahun 2017. Hal ini yang menjadi perhatian

oleh pemilik toko untuk lebih memahami keinginan konsumen agar

dapat mempengaruhi keputusan pembelian sehingga, pada tahun 2019

sampai dengan tahun 2020 mengalami peningkatan yang cukup baik.

Mengingat kepercayaan merupakan pengetahuan kongnitif tentang

sebuah objek atau produk, sehingga memunculkan sikap yang

memberikan sebuah tanggapan perasaan tentang objek atau produk.

Semakin tinggi kepercayaan konsumen, maka semakin besar pula

keputusan konsumen dalam membeli suatu produk.Sebaliknya, apabila

kepercayaan konsumen rendah atau minim, maka semakin kecil pula

kemungkinan konsumen dalam melalukan keputusan pembelian suatu


18

produk. Faktor kepercayaan merupakan salah satu kunci dalam setiap

jual beli. Bila pada pihak penjual dan pembeli tidak ada rasa saling

percaya maka tidak akan terjadi transaksi.

Sebelum konsumen membeli suatu produk, tentu konsumen

mementingkan seberapa baik kualitas produk yang dimiliki oleh masing-

masing pelaku usaha. Jika kualitas produk sesuai harapan maka

konsumen akan membeli produk tersebut. Kualitas produk yang bagus

akan dapat meningkatkan keinginan konsumen untuk membeli produk

tersebut. Semakin tinggi kualitas produk, maka semakin besar pula

keputusan pembelian konsumen. Sebaliknya, apabila kualitas produk

rendah, maka semakin kecil pula kemungkinan konsumen dalam

melalukan keputusan pembelian suatu produk.

Konsumen biasanya akan membanding-bandingkan harga dan hal

yang mereka dapat saat membeli produk yang harga dasarnya murah.

Pengertian dari persepsi harga sendiri adalah evaluasi menyeluruh dari

kegunaan suatu produk yang didasari oleh persepsi konsumen tehadap

sejumlah manfaat yang akan diterima dibandingkan dengan

pengorbanan yang dilakukkan atau secara umum dipikirkan konsumen.

Dari uraian diatas penelitian ini lebih memfokuskan pada faktor

kepercayaan konsumen, kualitas produk, serta lokasi berpengaruh

terhadap keputusan pembelian di Flaminggo Collection, sehingga

berdasarkan latar belakang tersebut mengangkat topik “Pengaruh

kepercayaan konsumen, kualitas produk, dan persepsi harga


19

berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Flaminggo Collection”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Apakah kepercayaan konsumen berpengaruh terhadap

keputusan pembelian di Flaminggo Collection?

b. Apakah Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan

pembelian di Flaminggo Collection?

c. Apakah persepsi harga berpengaruh terhadap keputusan

pembelian diFlaminggo Collection?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan konsumen terhadap

keputusan pembelian di Flaminggo Collection.

2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap

keputusan di Flaminggo Collecition.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap

keputusan pembelian di Flaminggo Collection?


20

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin penulis harapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis

Adanya penelitian diharapkan penulis mendapatkan banyak

pengetahuan mengenai pengaruh faktor kepercayaan konsumen,

kualitas produk, serta lokasi memiliki pengaruh terhadap

keputusan pembelian.

2. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan

pengetahuan dalam bidang pemasaran, terutama pengambilan

keputusan pembelian.

3. Bagi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi

kepada para mahasiswa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Telah dilakukannya penelitian sebelum penelitian ini, penelitian tersebut

berkaitan dengan faktor kepercayaan konsumen, kualitas produk, dan lokasi

terhadap keputusan pembelian, yaitu :

2.1.1 Istiqomah, Zainul Hidayat, Ainun Jariah (2019)

Judul dari penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Kepercayaan,

Iklan dan Persepsi Resiko terhadap Keputusan Pembelian di Situs

Shope di Kota Lumajang“. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh kepercayaan, iklan dan persepsi risiko terhadap keputusan

pembelian di situs Shopee di Kota Lumajang baik secara parsial

maupun simultan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

pendekatan asosiatif kausal. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukkan dengan jumlah responden

sebanyak 60 konsumen. Hasil penelitian menunjukan secara parsial

variabel kepercayaan, iklan, persepsi risiko berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan pembelian di situs Shopee di Kota

Lumajang. Dan secara simultan kepercayaan, iklan dan persepsi risiko

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian di situs Shopee

di Kota Lumajang, dengan koefisien determinasi (R Square) diperoleh

nilai sebesar 0,113 yang menunjukan bahwa 77%keputusan pembelian

dapat dijelaskan oleh kepercayaan, iklan dan persepsi risiko

21
22

sedangkan sisanya 23% keputusan dipengaruhi oleh variable-variabel lainnya

yangtidak diteliti dalam penelitian ini.

2.1.1 Wahyu Setia Dewi , Leonardo Budi Hasiolan , Maria M


Minarsih(2016)

Judul dari penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Setia Dewi, Leonardo Budi

Hasiolan dan Maria M Minarsih (2016) adalah “Pengaruh Kualitas Produk,

Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian dengan Kepuasan Konsumen,

sebagai Variabel Intervening’’ studi kasus pada susu Bebelac pada Giant

Hypermarket Karangayu Semarang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh kualitas produk dan kepercayaan keputusan pembelian dan kepuasan

konsumen. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan: 1). Terdapat

pengaruh positif yang signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan

pembelian. 2). Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kepercayaan

terhadap keputusan pembelian. 3). Terdapat pengaruh positif yang signifikan

antara kualitas produk dan kepercayaan secara bersamasama terhadap

keputusan pembelian. 4). Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara

kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.5). Terdapat pengaruh positif

yang signifikan antarakepercayaan terhadap kepuasan konsumen.6). Terdapat

pengaruh positif yang signifikan antara keputusan pembelian terhadap

kepuasan konsumen.7). Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara

kualitas produk,
23

kepercayaan dan keputusan pembelian secara bersama-sama

terhadap kepuasan konsumen.

2.1.2 Charlie Bernando Halomoan Samosir dan Arief Bowo


Prayoga K (2015)

Judul dari penelitian yang akan dilakukan oleh Charlie Bernando

Halomoan Samosir dan Arief Bowo Prayoga K (2015) adalah

“Pengaruh Persepsi Harga dan Promosi terhadap Keputusan

Pembelian konsumen produk Enervon-C”. Penelitian ini bertujuan

untuk menguji apakah terdapat pengaruh persepsi harga dan promosi

produk Enervon-C terhadap keputusan pembelian produk. Hasil

penlitian ini menunjukkan bahwa persepsi harga dan promosi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

produk Enervon-C, namun hanya memberikan kontribusi 50,2%

terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukkan di

Supermarket Tip-Top khususnya cabang Ciputat yang setiap harinya

ramai dikunjungi konsumen yang membeli kebutuhan multivitamin

dan obat-obatan beserta kebutuhan rumah tangga lainnya selama bulan

Juli 2015. Teknik pengumpulan data yang dilakukkan oleh peneliti

adalah menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pembeli Enervon-C di Supermareket Tip-Top Ciputat.

2.1.1 Achmad Jamaludin, Zainul Arifin, dan Kadarismasn Hidayat


(2015)

Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Jamaludin, Zainul

Arifin, dan Kadarismasn Hidayat (2015) ini mengambil judul “Pengaruh


24

Promosi Online dan Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian

(survei pada pelanggan Aryka Shop di Kota Malang”. Tujuan utama dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh promosi online dan

persepsi harga terhadap keputusan pembelian. Populasi penelitian

berjumlah 91 orang yang merupakan pelanggan Aryka Shop. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik judgmental sampling. Jenis penelitian yang

dilakukkan adalah explanatory research atau penelitian penjelasan

dengan menggunakan uji hipotesis dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan

analisis regresi linier berganda. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa

secara simultan variabel bebas promosi online dan Persepsi harga

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan pembelian.


25

2.1.2 Agnes Ligia Pratistia Walukow, Lisbeth Mananeke, dan

Jantje Sepang(2014)

Penelitian yang dilakukan Agnes Ligia Pratistia Walukow, Lisbeth

Mananeke,dan Jantje Sepang (2014) ini berjudul “Pengaruh Kualitas

Produk, Harga, Promosi dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian

konsumen di Bentenan Center Sonder Minahasa”.Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruhkualitas produk, harga, promosi

dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen di Bantenan

Center Minahasa. Metode penelitian yang digunakan asosiatif

dengan teknik analisis regresi linier berganda. Populasi

penelitian ini adalah pengguna kain di bentenan center. Jumlah

sampel sebanyak 90 responden. Hasil Penelitian ini menyatakan

bahwa Kualitas produk,harga,promosi,dan lokasi secara simultan

memiliki pengaruh yang positif dansignifikan terhadap keputusan

pembelian.

2.1.3 Hendri Ariyan (2013)

Penelitian yang dilakukkan Hendri Ariyan (2013) penelitian ini

berjudul “Pengaruh Brand Awareness dan Kepercayaan Konsumen

atas merek terhadap Keputusan Pembelian Ulang minuman aqua di

kota Padang”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh brand

awareness dan kepercayaan konsumen atas merek terhadap keputusan


26

pembelian ulang minuman Aqua di kota Padang. Penelitian ini

merupakan penelitian kausatif yang menggambarkan dan menjelaskan

bagaimana pengaruh brand awareness dan kepercayaan konsumen atas

merek terhadap keputusan pembelian ulang minuman Aqua di kota

Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di kota

Padang, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 150 responden

yang berada di Kecamatan Nanggalo, Kecamatan Padang Utara, dan

Kecamatan Koto Tangah yang pernah melakukkan pembelian terhadap

minuman Aqua. Hasil Penelitian ini mengemukkan bahwa brand

awareness dan kepercayaan konsumen atas merek berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian ulang minuman Aqua di kota

Padang.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran memiliki arti yang beragam. “Dari sudut manajerial,

pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,

penetapan harga,promosi,dan distribusi gagasan, barang dan jasa

untuk menciptakan pertukaranyang memuaskan tujuan individu dan

organisasi” (Kotler dan Keller, 2007:38). “Pemasaran adalah suatu

proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktorsosial, budaya,

politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai

faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok


27

mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,

menawarkan dan menukarkanproduk yang memiliki nilai komoditas.”

(Freddy Rangkuti, 2001:48) Daripengertian–pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa pemasaran merupakansuatu proses sosial dan

manajerial yang dapat memenuhi kebutuhan individu ataupun

kelompok lewat penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan

oranglain.

Pemasaran merupakan hal yang penting dalam sebuah bisnis,semakin baik

strategi marketing pada bisnis Anda, semakin cepat bisnisAnda berkembang.

dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan,maupun konsekuensi sosial

perusahaan. Manajemen pemasaran terjadi bilamana salah satu pihak

dalam pertukaran produk mempertimbangkan sasaran dan sarana

untuk memperoleh tanggapan yang diinginkan dari pihak lain.Pemasaran

merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh

pengusaha dalam hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Sebuah perusahaan dikatakan berhasil menjalankan fungsinya apabila

mampu menjual produknya pada konsumen dan memperoleh profit

semaksimal mungkin. Konsumen sebagai salah satu elemen, memegang

peranan penting dimana dari waktu ke waktu mereka semakin kritis dalam

menyikapi suatu produk. Kepercayaan Konsumen usahanya untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2.2.2 Kepercayaan Konsumen


Menurut Costabile (2004) kepercayaan konsumen atau consumer trust
28

didefinisikan sebagai: Persepsi akan keterhandalan dari sudut pandang

konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urut-urutan

transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan

kinerja produk dan kepuasan. Kepercayaan menurut Priansa (2017:115)

tiang dari bisnis, dimana membangun dan menciptakan konsumen

merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menciptakan

loyalitas konsumen. Kepercayaan konsumen sangatlah penting bagi

keberhasilan penjualan suatu produk, sehingga kepercayaan konsumen

membuktikan bahwa produk tersebut layak untuk dipasarkan.

Kedekatan ini memiliki tiga titik tolak, yaitu kedekatan Fisik, kedekatan

intelektal dan kedekatanemosional. (a) Kedekatan Fisik, adalah bahwa

perusahaan harus bisa membangunkomunikasi yang baik dengan para

konsumennya. (b) Kedekatan Intelektual,kedekatan fisik saja ternyata

belum lengkap dalam membangun kepercayaan konsumen. Kedekatan

intelektual perlu diterapkanjuga agar kepercayaan tidak hanya pada

permukaan saja, tapi juga bisa meraih ke pikiran. (3) Kedekatan

Emosional, kedekatan fisik dan intelektual memang perlu dibangun,

tetapi yang paling penting adalah mempertahankan kedekatan secara

emosional. Kedekatan emosional inilah yang ServQual & Purchasing

Decision 248 membuka kunci “kepercayaan”. Jadi disini perusahaan

harus dapat membangun kedekatan emosional dengan para

pelanggannya.
29

Mowen dan Minor (2002:312) seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan

yaitu:

1. Kepercayaan Atribut-Objek (object-attribute beliefts)

Yaitu pengetahuan tentang sebuah objek memiliki atribut khusus

yang disebut kepercayaan atribut-objek. Kepercayaan atribut -

objek menghubung atribut dengan objek, seperti seseorang,

barang, atau jasa.

2. Kepercayaan manfaat-attribute (atrrribute-benefit beliefts)

Yaitu seseorang mencari produk dan jasa yang akan

menyelesaikan masalah-masalah mereka dan memenuhi

kebutuhan mereka. Dengan kata lain, memiliki atribut yang akan

memberikan manfaat yang dapat dikenal.

3. Kepercayaan manfaat-objek (object-benefit beliefts)

Yaitu jenis kepercayaan ketiga dibentuk dengan menghubungkan

objek dan manfaatnya. Kepercayaan objek-manfaat merupakan

persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, orang, atau jasa

tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.

2.2.3 Indikator Kepercayaan Konsumen

Kepercayaan konsumen menurut Costabile (2004) adalah

pandangan yangdidasari pada sudut pandang konsumen berdasarkan

pengalaman, atau lebih padaurut-urutan transaksi atau interaksi yang

dicirikan oleh terpenuhinya harapan akankinerja produk dan kepuasan.

Adapun indikator kepercayaan konsumen berdasarkan pada


30

(Ishak,2011:60) :

1. Percaya merupakan suatu keyakinan akan produk

yang dipakaisaat ini.

2. Merasa dapat mengandalkan produk untuk melayani kebutuhan dengan

baik.

3. Produk dapat memenuhi keinginan pelanggan yang diartikan semua


produk.

2.2.4 Kualitas Produk


2.2.4.1 Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut Thamrin

Abdullah dan Francis Tantri (2012:153) mendefinisikan produk sebagai

segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian,

dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan

atau kebutuhan. Menurut Kotler dalam Tjiptono (2008:89), mendefinisikan

produk sebagai “segala sesuatu yang bisa ditawarkan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan”.

Produk juga merupakan sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar,

digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Sesuatu hal yang dinilai

mampu memuaskan kebutuhan seseorang dikatakan produk. Produk

memiliki nilai dan nilai tersebut adalah kemampuan untuk memberikan rasa

puas atas kebutuhan konsumen. Produk merupakan alat pemuas kebutuhan

dan kualitas produk dan kualitas produk menentukkan seberapa tinggi


31

tingkat kepuasan yang didapatkan oleh konsumen ketika mengkonsumsi

produk tersebut, dengan mengelompokkan produk menjadi dua kategori

yaitu consumers good dan industrial goods.

Dari definisi para Ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa produk adalah

segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepasar baik yang terliat maupun tidak

dan bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan.

2.2.4.2 Pengertian Kualitas Produk

Kualitas Produk merupakan salah satu alat yang digunakan oleh

para pemasar untuk menentukan positioning produknya di pasar.

Setiap perusahaan harus memilih tingkat kualitas produk yang

dihasilkannya sehingga akan membantu atau menunjang usaha untuk

meningkatkan atau mempertahankan positioning produk itu dalam

pasar sasarannya. Kotler dan Amstrong (2007), menyebutkan bahwa

kualitas adalah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsi-

fungsinya, kemampuan itu meliputi daya tahan,kehandalan, ketelitian

yangdihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki dan atribut

lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.

Terdapat beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam memilih

produk yang akan dijual menurut, diantaranya yaitu:

1. Variety (kelengkapan poduk)

Seberapa jauh perusahaan dapat menyediakan produk sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Width pf breath (keluasan)


32

Ketersediaan produk-produk pelengkap dari produk utama

yang ditawarkan.

3. Depth (Kedalaman)

Macam dan jenis dari suatu produk yang ditawarkan, misalnya

warna, ukuran jumlah, dan karakteristik.

4. Balance (keseimbangan)

Retailer harus dapat menyeimbangkan antara produk utama

dengan produk pelengkap yang ditawarkan di gerai.

5. Flexibility (kelenturan)

Produk yang ditawarkan harus selalu diperbarui dan

disesuaikan dengan mode dan trend saat ini.

2.2.5 Indikator Kualitas Produk

Kualitas produk adalah kemampuan dari suatu produk yang dapat

memberikan segalanya lebih besar atau lebih unggul sebagai

pembanding atau alternatifbersaing dengan pemasar lainnya. Adapun

Indikator Kualitas produk menurut menurut Tjiptono 2008 dalam

Wifky Muharam dan Euis Soliha (2017):

1. Performance (Kinerja)

2. Perceived Quality (Kesan Kualitas)

3. Conformance to specification (Kesesuaian dengan Spesifikasi)


33

2.2.6 Persepsi Harga

2.2.6.1 Pengertian Harga


Kotler dan Amstrong (2007:122) mengemukakkan bahwa harga adalah

jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi,

harga adalah jumlah dari sejumlah nilai yang ditukar konsumen atas

manfaat-manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. di

masa lalu harga telah menjadi hal penting yang memengaruhi pilihan

pembeli. Harga merupakan salah satu elemen yang fleksibel dari bauran

pemasaran, tifak seperti sifat-sifat produk dan komitmen jalur distribusi,

harga dapat berubah cepat.

2.2.6.2 Pengertian Persepsi Harga


Menurut Kotler dan Keller (2009:126) persepsi adalah proses yang

digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran

dunia yang memiliki arti. Persepsi harga merupakan kecenderungan

konsumen untuk memakai suatu harga dalam memeberikan evaluasi

mengenai kesesuaian dan manfaat produk yang mana memiliki

pengaruh yang kuat terhadap keputusan pembelian. Evaluasi terhadap

harga pada suatu manfaat produk dikatakan mahal, sedang, atau

murah dari masing-masing konsumen, hal tersebut tergantung dari

pendapat konsumenitu sendiri. Harga merupakan salah satu penentu

keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukkan seberapa

besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan

produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu


34

tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga

terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh

perusahaan. Menurut pada umumnya, harga mempunyai pengaruh

yang positif dengan kualitas, semakin tinggi harga maka akan semakin

tinggi kualitas. Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan

yang positif antaraharga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan

membandingkan antara produk yang satu dengan produk yang

lainnya, dan barulah konsumen untuk membeli produk.

2.2.6.3 Peranan Harga

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan

keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi

(Tjiptono,2008):

1) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu

para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau

utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.

Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli

untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada

berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga

dari berbagai alternative yang tersedia, kemudia memutuskan

alokasi dana yang dikehendaki.

2) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam ‘mendidik’

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini


35

terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalsmi

kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara

objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah harga yang mahal

mencerminkan kualitas yang tinggi.


36

2.2.7 Indikator Persepsi Harga

Persepsi harga adalah berkaitan dengan bagaimana informasi harga

dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang

dalam bagi mereka. Harga diukur dengan indikator menurut

Tjiptono (2008:172) sebagai berikut:

1. Kesesuaian harga dengan manfaat

2. Keterjangkauan harga

3. Daya saing harga

2.2.8 Keputusan Pembelian

Kotler dan Keller (2010:179) mengemukakan yang dilakukan oleh

konsumenpada saat membuat keputusan pembelian adalah pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian

dan perilaku setelah membeli. Berdasarkan teori tersebut disimpulkan

bahwa keputusan pembelian yang dilakukan adalah berdasarkan

dengan apa yang telah konsumen pertimbangkan


37

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Pengertian lain

keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi

atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. (Kotler dan

Keller, 2009:240). Jadi, keputusan pembelian merupakan suatu proses

dimana konsumen melalui tahapan-tahapan tertentu untuk melakukan

pembelian suatu produk.

2.2.9 Dimensi Keputusan Pembelian menurut Sutisna (2014) sebagai

berikut:

1. Benefit association

Konsumen menemukan mamfaat yang digunakan dari produk yang

dibeli dan menghubungkan kriteria manfaat itu dengan karakteristik

merek. Kiriteria manfaat yang bias diambil adalah kemudahan

mengingat nama produk ketika dihadapkan dalam keputusan

membeli produk.

2. Frekuensi Pembelian

Ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas

dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli

kembali produk tersebut kapan pun dia membutuhkannya.


38

2.2.10 Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2003: 257) pengambilan keputusan oleh

konsumen adalah tahap penilaian yang menyebabkan konsumen

membentuk suatu pilihan yangmengakibatkan konsumen tertarik

untuk membeli produk yang ditawarkan.Sedangkan definisi

keputusan pembelian menurut Setiadi (2004:415) adalah suatuproses

pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk

mengevaluasidua atau lebih perilaku alternative, dan memilih salah

satu diantaranya. Hasil dariproses pengintegrasian ini adalah suatu

pilihan (choice) yang disajikan secarakognitif sebagai keinginan

berprilaku. Adapun indikator- indikator dari keputusanpembelian

menurut Kotler dan Keller dalam Senggetang, Silvya, dan Sileyljova

(2019):

1. Kebiasaan dalam membeli produk

2. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

3. Melakukan pembelian ulang


39

2.1 Hubungan antar Variabel

2.1.1 Pengaruh Kepercayaan Konsumen terhadap Keputusan


Pembelian

Kepercayaan konsumen memiliki pengaruh terhadap Keputusan

pembelian. Konsumen yang percaya akan suatu produk yang dijualkan,

maka akan cenderungmelakukan keputusan untuk membeli produk

tersebut. Hal itu juga berbanding terbalik dengan konsumen yang

memiliki kepercayaan yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

keputusan pembelian dipengaruhi oleh kepercayaan konsumen.

Kepercayaan terdahap suatu produk membuat konsumen memilih untuk

membeli dan menggunakan produk tersebut. Pendapat serupa juga

dikemukakan oleh Istiqomah, Zainul Hidayat, Ainun Jariah (2019) yang

menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap

Keputusan pembelian.

2.1.2 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas produk memiliki pengaruh terhadap Keputusan pembelian. Apabila

kualitas produk yang ditawarkan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan

konsumen maka produk tersebut akan mempengaruhi keputusan

pembeliannya. Produk yang diterima oleh para konsumen adalah produk yang

kualitasnya dapat memuaskan para konsumen, kualitas produk sangat

berpengaruh untuk meyakinkan para konsumen melakukan keputusan

pembelian.Salah satu tujuan pelaksanaan kualitas produk adalah untuk


40

mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya untuk

menggunakan produk buatannya sehingga memudahkan konsumen dalam

pengambilan keputusan pembelian. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh

Agnes Ligia Pratistia Walukow, Lisbeth Mananeke,dan Jantje Sepang

(2014)bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk menjadi

pertimbangan responden dalam menentukan keputusan pembelian.


41

2.1.3 Pengaruh Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian

Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan

keputusan para pembeli, yaitu pernan alokasi dan pernan informasi.

Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas

tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatanmembelinya. Dengan

demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk

memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai

jenis barang dan jasa. Berdasarkan dari bahasan di atas dapat dikatakan

bahwa harga yang dipatok secara rasional dan sepadan dengan manfaat

produk diberikan dapat mempengaruhi keputusan pemelian konsumen

terhadap suatu produk. Hasil Penelitian Hasil penelitian Achmad

Jamaludin, Zainul Arifin, Kadarismasn Hidayat (2015) membuktikkan

bahwa secara simultan variabel bebas Persepsi Harga berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian.


42

2.2 Kerangka Konseptual

Kepercayaan
Konsumen
(X1)

Keputusan
Kualitas Produk
Pembelian
(X2)
(Y)

Persepsi Harga
(X3)

Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual

2.3 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah

dibentuk di atas, maka dapat ditarik kesimpulan hipotesis sebagai acuan

dalam penelitian ini yang didasarkan pada teori dan penelitian terdahulu.

Berikut adalah hipotesis yangdiajukan :

H1 : Diduga Kepercayaan Konsumen berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian di Flaminggo Collection.

H2 : Diduga Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian di Flaminggo Collection.

H3 : Diduga Persepsi Harga berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian di Flaminggo Collection.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran. Variabel berisi pernyataan

tentang pengoperasian atau pendefinisian konsep penelitian termasuk

penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai

berikut:

3.1.1 Kepercayaan Konsumen (X1)

Kepercayaan konsumen adalah keyakinan konsumen bahwa

perusahaan memiliki kompetensi integritas, dan dapat diandalkan,

mampu menunaikan apa yang dijanjikan. Kepercayaan konsumen

adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan

semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen.

Adapun indikator-indikator dari variabel kepercayaan

konsumen menurut(Ishak, 2011:60):

1) X1.1 = Percaya merupakan suatu keyakinan akan


produk yang dipakai saat ini.

2) X1.2 = Merasa dapat mengandalkan produk untuk


melayani kebutuhan dengan baik.

3) X1.3 = Produk dapat memenuhi keinginan pelanggan


yang diartikan semua produk.

43
3.1.2 Kualitas Produk (X2)

Kualitas Produk adalah produk dalam menjalankan tugasnya yang

mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan,

kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri

lainnya. Adapun indikator-indikator dari variabel kualitas produk

menurut Tjiptono 2008 dalam Wifky Muharam dan EuisSoliha (2017):

1) X2.1 = Performance (Kinerja)


Karakteristik dimana produk tersebut mudah saat pengoperasian

atau digunakan oleh konsumen.

2) X2.2 = Perceived Quality (Kesan Kualitas)

Merupakan pendapat konsumen tentang keseluruhan baiknya

suatuproduk atau keunggulannya.

3) X2.3 = Conformance to specification (Kesesuaian dengan

Spesifikasi)

Diartikan sebagai tingkat kesesuaian produk dengan standar

yang telah ditetapkan.

3.1.3 Persepsi Harga (X3)

Persepsi harga sebagai suatu proses dimana pelanggan menerjemahkan

nilai harga dan atribut ke barang ataupun jasa yang

diinginkannya.Adapun Indikator persepsi harga yang digunakan yaitu

mengacu pada (Saputro & Khasanah 2016). Indikator yang digunakan

untuk mengukur persepsi

44
45

harga diantaranya:

1. X3.1 = Kesesuaian harga dengan manfaat

Harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaat yang dirasakan

oleh konsumen.

2. X3.2 = Keterjangkauan Harga

Harga terjangkau oleh pengguna adalah harga yang murah

sehingga dapat dibeli oleh semua orang.

3. X3.2 = Daya saing harga

Harga yang ditawarkan kompetitif disbanding produk tok baju

lainnya.

5) Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan pemikiran dimana

individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan

pilihan pada suatu produk dari sekian banyak pilihan.

Pengertian lain keputusan pembelian adalah keputusan

konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yangada di

dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keller,2009:240).

Adapun indikator – indikator dalam keputusan pembelian

menurut Kotler dan Keller dalam Senggetang, Silvya, dan

Sileyljeova (2019):

1) Y1= Kebiasaan dalam membeli produk

Merupakan kecenderungan konsumen untuk melakukan

pembelian produk di flaminggo collection.


46

Y2= Memberikan rekomendasi kepada orang lain

Menggambarkan perilaku konsumen dimana mewja

memberikan rekomendasi atau pilihan maupun saran bagi orang

lain dari suatu produk yang mereka anggap mempunyai nilai

bagus dan berkualitas terhadap produk di flaminggo collection.

2) Y3= Melakukan pembelian ulang

Menggambarkan perilaku seseorang yang merasa terpuaskan

keinginanya dari flaminggo collection dan akan melakukan

pembelian ulang karena dianggap flaminggo collection mampu

memberikan apa yang diinginkankonsumen.


47

6) Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

ordinal dengan teknik pembobotan likert. Menurut Riduwan

(2010:84) definisi Skala Ordinal adalah Skala Ordinal adalah

skala yang didasarkan pada rangking, diurutkan dari jenjang

yang lebih tinggi sampai jenjang yang terendah atau

sebaliknya. Skala ordinal sering disebut juga sebagai skala

peringkat yang menunjukkan urutan atau tingkat objek yang

diukur menurut karakteristik tertentu. Menurut Sugiyono

(2010:93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur

yang dapatberupa pertanyaan atau pernyataan. Analisis yang

dilakukan dengan meminta responden untuk memberikan

penilaian terhadap suatu konsep tertentu, dimana setiap

kategori jawaban dibuat dengan menggunakan skala

1-5.
48

1 2 3 4 5

STS TS N S SS

a) Sangat TidakSetuju (STS) = 1

b) TidakSetuju (TS) =2

c) Netral (N) =3

d) Setuju (S) =4

e) SangatSetuju (SS) =5

3.2 Teknik Penentuan Sampel


a. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satu-

satuan atau individu- individu) yang karakteristiknya

homogen (Djarwanto dan Subagyo, 2000:107). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli

produk di toko baju Flaminggo Collection.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi,

untuk penarikan sampel menggunakan teknik Accidental

Sampling yaitu teknik penentuan sampel kebetulan, yaitu

konsumen yang secara kebetulan atau incidental bertemu

dengan peneliti dpat digunakan sebagai sampel, bila


49

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data. Menurut Ferdinand (2002:48)yaitu tergantung

pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah

5- 10 kali jumlah parameter yang diestimasi. Karena

terdapat indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 12x5=60 maka jumlah sampel yang digunakan

adalah minimal sebesar 60 responden.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

a) Data Primer

Data primer dalam penelitian ini dengan menyebarkan

kuesioner kepadakonsumen Flaminggo Collection.

b) Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh dari Flaminggo Collection selama 6 tahun

terakhir (2014-2020).

3.3.2 Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah konsumen yang

melalukan pembelian di toko baju Flaminggo Collection dengan

menyebarkan kuesioner.

3.3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan

menggunakan cara Kuesioner yaitu Pengumpulan data dengan


50

menyebarkan kuesioner kepada konsumen yang membeli produk di

toko baju Flaminggo Collection.

3.4 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.4.1 Metode Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode SEM

berbasis komponen dengan menggunakan PLS dipilih sebagai alat

analisis pada penelitian ini. Teknik Partial Least Square (PLS) dipilih

karena perangkat ini banyak dipakai untuk analisis kausal- produktif

yang rumit dan merupakan teknik yang sesuai untuk digunakan dalam

aplikasi prediktif dan pengembangan teori seperti pada penelitian ini.

PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal

initerutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan

variabel laten berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi

nilai dari variabel laten dapat dengan mudah diperoleh, sehingga

prediksi terhadap variabel laten yang dipengaruhinya juga dapat

dengan mudah dilakukan (Ghozali,2008).

SEM berbasis kovarian membutuhkan banyak asumsi

parametrik, misalnya variabel yang diobservasi harus memiliki

multivariate normal distribution yang dapat terpenuhi jika ukuran

sampel yang digunakan besar (antara200–800).Dengan ukuran sampel

yang lebih kecil akan memberikan hasilparameter dan model statistic

yang tidak baik (Ghozali,2008). Cara kerja PLS estimasi parameter

yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Kategori


51

pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor

atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path

estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten

dan indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi

parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.

Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses

literasi tiga tahap dan setiap tahap literasi menghasilkan estimasi.

Tahap pertama menghasilkan weight estimate,tahap kedua

menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap

ketiga menghasilkan estimasi mean dan lokasi (konstanta). PLS tidak

membutuhkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi normal

multivariate dan jumlah sampel tidak harus besar.(Ghozali

merekomendasikan antara 30-100). Karena jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini kecil (<100) maka digunakan PLS

sebagai alat analisisnya. Untuk melakukan pengujian dengan SEM

berbasiskomponen atau PLS, digunakan dengan bantuan Smart PLS.

PLS mengenal duamacam komponen dalam model kausal yaitu model

pengukuran (measurement models) dan model structural (structural

model).

Melalui pendekatan ini, diasumsikan bahwa semua varian yang

dihitung merupakan varian yang berguna untuk penjelasan.

Pendekatan pendugaan variabel laten dalam PLS adalah sebagai exact

kombinasi linear dari indikator., sehingga mampu menghindari


52

masalah indeterminancy dan menghasilkan skor kemasan yang tepat.

Dengan menggunakan algoritma interative yang terdiri daribeberapa

analisis dengan metode kuadrat kecil biasa (ordinary least square) maka

persoalan identifikasi tidak menjadi masalah, karena model bersifat

rekursif. Pendekatan PLS didasarkan pada pergeseran analisis dari

pengukuran estimasi parameter model menjadi pengukuran prediksi

yang relevan. Sehingga fokus analisis bergeser dari hanya estimasi

dari penafsiran signifikan parameter menjadi validitas dan akurasi

prediksi. Di dalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pencerminan

indikatornya, diistilahkan dengan indikator refleksi (reflective

indicator). Disamping itu, juga bisa konstruk dibentuk (formatif) oleh

indikatornya, diistilahkan dengan indikator formatif (formative

indicator).

3.4.2 Model Indikator Refleksif

Dikembangkan berdasarkan pada classical test theory yang

mengasumsikan bahwa variasi kopengukuran konstruk merupakan

fungsi dari true score ditambaherror. Jadi konstruklaten seolah – olah

mempengaruhi variasi pengukuran dan asumsi hubungan kausalitas

dari konstruk ke indikator. Model refleksif sering juga disebut

principal factor model dimana kovarian pengukuran indikator seolah

olah dipengaruhi oleh konstruk laten atau mencerminakan variasi dari

konstruk laten. Pada model refleksif, konstruk (uni dimensional)

digambarkan dengan bentuk elips dengan beberapa anak panah dari


53

konstruk ke indikator. Model ini menghipotesiskan bahwa perubahan

pada konstruk laten akan mempengaruhi perubahan pada indikator.

Model indikator reflektif harus memiliki internal konsistensi karena

semua indikator diasumsikan mengukur satu konstruk, sehingga dua

indikator yang sama reliabilitasnya dapat saling dipertukarkan.

Walaupun reliabilitas (cronbachalpha) suatu konstruk akan rendah

jika hanya ada sedikit indicator, tetapi validitas konstruk tidak akan

berubah jika satu indikator dihilangkan.

Contoh model indikator refleksif adalah konstruk yang

berkaitan dengan sikap (attitude) dan niat membeli (purchase

intention). Sikap umumnya dipandang sebagai jawaban dalam bentuk

favorable (positif) atau unfavorable (negatif) terhadap suatu obyek

yang biasanya diukur dengan skala multi item dalam bentuk semantic

differences seperti, good-bad,like- dislike, dan favorableunfavorable.

Sedangkan niat membeli umumnya diukur dengan ukuran subyektif

seperti how likely-unlikely, probable- improbable, dan possible-

impossible.

X1 e1

Principal Factor X2 e2

X3 e3
54

Gambar 3.1 Principal Factor (Reflective)

Model Sumber: Ghozali (2005:9)

Ciri – ciri model indikator reflektif adalah:

a) Arah hubungan kausalitas seolah – olah dari konstruk keindikator.

b) Antar indikator diharapkan saling berkorelasi (memiliki

internal consistency reliability).

c) Menghilangkan satu indikator dari model pengukur tidak akan

merubah makna dari arti konstruk.

d) Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada

tingkatan indikator.

3.4.3 Kegunaan Metode Partial Least Square (PLS)

Kegunaan PLS adalah untuk mendapatkan model structural

yang powerfull untuk tujuan prediksi. Pada PLS, penduga bobot

(weight estimate) untuk menghasilkan skor variabel laten dari

indikatornya dispesifikasikan dalam outer model, sedangkan inner

model adalah model structural yang menghubungkan

antar variabel laten.

3.4.4 Pengukuran Metode Partial Least Square (PLS)

Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu:

1) Weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel


55

laten.

2) Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel

laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan

indikatornya.

3) Means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi,intersep) untuk

indikator dan variabel laten.

Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, LPS menggunakan proses

iterasi tiga tahap dan setiap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap

pertama menghasilkan penduga bobot (weight estimate), tahap kedua

menghasilkan estimasi untuk innermodel dan outer model, dan tahap

ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta). Pada dua

tahap pertama proses iterasi dilakukan dengan pendekatan deviasi

(penyimpangan) dari nilai means (rata-rata).Pada tahap

ketiga,estimasi bisa didasarkan pada matriks data asli dan hasil penduga

bobot dan koefisien jalur pada tahap kedua, tujuannya untuk

menghitung means dan lokasi parameter.

3.4.5 Langkah – Langkah Partial Least Square (PLS)

Langkah – langkah permodelan persamaan structural PLS

dengan softwareadalah seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut

ini:
56

Merancang Model Struktural

(Inner Model)

Merancang Model Pengukuran

(Outer Model)

Mengkonstruksi Diagram Jalur

Konversi Diagram Jalur ke Sistem


Persamaan

Estimasi: Weight, Koefisien Jalur,

dan Loading

Evaluasi Goodness of fit

Pengujian Hipotesis

(Resampling Bootstraping)

Gambar 3.3 Langkah – Langkah Analisis PLS

Langkah Pertama: Merancang Model Struktural (innermodel).

Perancangan model structural inner model adalah merancang

hubungan antara variabel laten pada analisis PLS didasarkan pada

rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

• Teori, kalau sudah ada


57

• Hasil penelitian empiris

• Analogi,hubungan antar variable pada bidang ilmu yang lain

• Normatif, misal peraturan pemerintah, undang – undang, dan lain


sebagainya.

• Rasional

Maka dari itu, pada Teknik analisis PLS dimungkinkan untuk

melakukan eksplorasi hubungan antara variabel laten, sehingga dapat

digunakan sebagai dasar perancangan model structural dapat berupa

proposisi. Pada hal ini tidak direkomendasikan dalam SEM, yaitu

perancangan model yang berbasis teori. Sehingga permodelan

didasarkan pada hubungan antar variabel laten yang ada pada

hipotesis.

Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model).

Dalam teknik analisis PLS, perancangan model pengukuran

(outer model) menjadi sangat penting, karena terkait dengan apakah

indikator bersifat refleksif atau formatif. Perancangan model

pengukuran yang dimaksud pada analisis PLSadalah menentukan sifat

indikator pada masing- masing variabel laten, apakah refleksi atau

formatif. Jika terdapat kesalahan dalam menentukan model

pengukuran ini akan bersifat fatal yaitu mendapat hasil analisis yang

salah. Untukmenentukan sifat indikator apakah refleksi atau formatif

dapat dilihat pada teori dan penelitian empiris sebelumnya. Pada tahap
58

awal penerapan analisis PLS, tampaknya rujukan berupa teori atau

penelitian empiris sebelumnya masih jarang, atau bahkan belum ada.

Maka dari itu, dengan merujuk pada definisi konseptual dan definisi

operasional variabel, diharapkan dapat sekaligus dilakukanidentifikasi

sifat indikatornya, bersifat refleksi atauformatif.

Langkah Ketiga: Mengkonstruksi Diagram Jalur.

Gambar 3.4 Diagram Jalur PLS

Langkah Keempat: Konversi Diagram Jalur Ke Dalam Sistem


Persamaan
a) InnerModel

Yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural

model), disebut juga dengan inner relation, menggambarkan

hubungan antar variabel laten berdasarkan teori substansif

penelitian. Tanpa kehilangan sifat umumnya, diasumsikan

bahwa variabel laten dan indikator atau variabel laten dan


59

indikator atau variable manifest di skala zero means dan unit

varian sama dengan satu, sehingga parameter lokasi (parameter

konstanta) dapat dihilangkan dari model.

• Diukur menggunakan Q-Square PredictiveRelevance.

• RumusQ-Square:

𝑄2=1 −(1 − 1𝑅12 )(1 − 1𝑅22 )…(1 − 𝑅p2)

• Dimana 𝑅12 ,𝑅22… 𝑅p2adalah variabel R-square


variabel endogen dalam model

• Interpretasi 𝑄2 sama dengan koefisien

determinasi total padaanalisis jalur (mirip dengan

𝑅2 pada regresi).

b) OuterModel

Bilamana indikator refleksif, maka diperlukan evaluasi

berupakalibrasiinstrument,yaitu dengan pemeriksaan validitas

dan realibilitas instrument. oleh karena itu, penerapan PLS

pada hasil data ujicoba (tryout) pada prinsipnya adalah suatu

kegiatan kalibrasi instrument penelitian, yaitu pelaksanaan uji

validitas dan realibilitas. Dengan kata lain, PLS dapat

digunakan untuk uji validitas dan realibilitas instrumen

penelitian, seperti halnya SEM.

Langkah Kelima : Estimasi.


60

Metode pendugaan parameter (estimasi) didalam analisis PLS

adalah metode kuadrat terkecil (least square methods). Kemudian

proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi,dimana iterasi akan

berhenti jika telah mencapai kondisi konvergen. Pendugaan

parameter di dalam analisis PLS meliputi 3 hal,yaitu:

• Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel


laten.

• Estimasi jalur (Path Estimate) yang menghubungkan antara

variabel latendan estimasi loading antara variabel laten

dengan indikatornya.

• Means dan parameter lokasi (nilai konstanta regresi intersep)

untukindikator dan variabel laten.

Langkah Keenam: Evaluasi Goodness ofFit.

Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif

dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari

indikatornya dan composite realibility untuk keseluruhan indikator.

Sedangkan outer model dengan indikator formatif dievaluasi

berdasarkan pada substantive content-nya yaitu dengan

membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari

ukuran weight tersebut. Model structural inner model dievaluasi

dengan melihat presentase varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat

2 untuk variabel laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone-


61

Geisser Q Square test dan juga melihat besarnya koefisien jalur

strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan

menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur

bootstrapping.

• Convergent Validity

Korelasi antar skor indicator refleksif dengan skor

variable latennya.Untuk hal ini loading 0.5 sampai 0.6

dianggap cukup, pada jumlah indikator per variabel laten

tidak besar, berkisar antara 3 sampai 7 indikator.

• Descriminant Validity

Metode lain dengan membandingkan nilai square root of

variance extracted (AVE) setiap variabel laten dengan korelasi

antar variabel laten lainnya dalam model, jika square root of

average variance extracted (AVE) variabel laten lebih besar

dari korelasi dengan seluruh variabel laten lainnya maka

dikatakan memiliki discriminant validity yang baik.

Direkomendasikan nilai pengukuran harus lebih besar dari0.50.

• Composit Reliability

Kelompok indikator yang mengukur sebuah variabel memiliki

relibilitas komposit yang baik jika memiliki composite


62

reliability 0,7 walaupun bukan merupakan standar absolute.

Langkah Ketujuh: Pengujian Hipotesis.

Pengujian hipotesis (𝛽, 𝛾, 𝑑𝑎𝑛 𝜆) dilakukan dengan metode

re- samplingBootstrap yang dikembangkan oleh Geisser dan Stone.

Statistik uji yang digunakan adalah statistic t atau uji t, dengan

hipotesis statistic sebagai berikut:

Hipotesis statistic untuk outer model adalah:

lawan
Sedangkan hipotesis statistik untuk inner model: pengaruh

variabellaten eksogen terhadap endogen adalah:

𝐻0∶ 𝛾𝔦=0 lawan

Sedangkan hipotesis statistik untuk inner model: pengaruh

variabellaten endogen terhadap endogen adalah:

𝐻0∶ 𝛽𝔦=0 lawan


𝐻0 ∶ 𝛽 𝔦 ≠

Penerapan metode resampling, memungkinkan berlakunya data

terdistribusi bebas (distribution free) tidak memerlukan asumsi

distribusi normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar

(direkomendasikan sampel minimum 30). Pengujian dilakukan dengan

t-test, bilamana memperoleh p-value ≤0,05 (alpha 5%),maka


63

disimpulkan signifikan dan sebaliknya.Bilamana hasil pengujian

hipotesis pada outer model signifikan, hal ini menunjukkan bahwa

indikator dipandang dapat digunakan sebagai instrument pengukur

variabel laten. Sedangkan bilamana hasil pengujian pada inner model

adalah signifikan, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang

bermakna variabel laten terhadap variabel laten lainnya.

3.4.6 Asumsi Partial Least Square (PLS)

Asumsi pada PLS hanya berkait dengan permodelan

persamaan struktural, dan tidak terkait dengan pengujian hipotesis,

yaitu:

1. Hubungan antar variabel laten dalam inner model adalah

linier dan aditif.

2. Model struktural bersifat rekrusif.

3.4.7 Ukuran Sampel

Dasar yang digunakan untuk pengujian hipotesis pada PLS

adalah resampling dengan bootest strapping yang dikembangkan oleh

Geisser danStone.

Ukuran sampel dalam PLS dengan perkiraan sebagai berikut:

1. Sepuluh kali jumlah indikator formatif


(mengabaikan indikator refleksif).
64

2. Sepuluh kali jumlah jalur struktural (structural paths) pada inner


model.

3. Sampel size kecil 30 – 50 atau sampel besar lebih dari200.

3.4.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas

Hasil pengumpulan data yang didapat dari kuesioner harus

diujikan validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian dikatakan valid,

bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Menurut Sugiyono

(2008) instrument yang valid berartialat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berrarti instrument

dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Pada LPS evaluasi validitas model pengukuran atau outer model

yangmenggunakan indikator refleksif dievaluasi dengan convergent

dan diskriminan validity.

Sedangkan outer model dengan formatif indikator dievaluasi


berdasaarkan

pada substantive contentnya yaitu dengan membandingkan besarnya

relative weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut

berdasarkan pada Chin dalam (Ghozali, 2008:24). Convergent validity

dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan

korelasi antara item score / component score dengan construct score

yang dihitung dengan PLS. ukuran refleksif individual dikatakan

tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,07dengan konstruk yang ingin


65

diukur. Namun demikian menurut Chin (Ghozali,2008:24) untuk

penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai

loading 0,05 sampai 0,6 dianggap cukup. Sedangkan discriminant

validity dinilai berdasarkan cross loading, jika korelasi konstruk

dengan item pengukuran lebihbesar dari pada ukuran konstruk lainnya,

maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran

pada blok. Mereka lebih baik dari blok lainnya. Bisa juga dinilai

dengan Square Root Of Average Extracted (AVE), jika nilai akar

kuadrat AVE setaip konstruk lebih besar dari nilai korelasi antar

konstruk dengan konstruk lainnya dalam model maka dikatakan

memiliki nilai discriminant validity yang baik (Fornell dan Lacker

dalam Ghozali:2008).

Hasil penelitian dikatakan reliable bila terdapat kesamaan


data dalam

waktu yang berbeda, artinya instrument yang memiliki reliabilitas

adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama juga (Sugiyono:2008). Instrument

yang baik tidak bersifat mengarahkan responden untuk memilih

jawaban tertentu sebagaimana yang dikehendaki oleh peneliti. Untuk

menguji apakah instrument tersebut reliable dilihat dari nilai

composite. Reliability blok indikator yang mengukur suatu blok

indikator , konstruk, dan nilai cronbach alpha. Jika nilai composite


66

reliability maupun cronbach alpha diatas 0,70 berarti nilai konstruk

dinyatakan reliable (Ghozali:2008).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Flaminggo Collection merupakan usaha pertokoan yang terletak di

Jl. Abd. Rachman no. 20 Payan Pabean Sidoarjo. Flaminggo Collection

menjual berbagai macam baju khusus wanita. Mulai dari kemeja,

blouse, dress, hijab, dan lain sebagainya. Flaminggo Collection telah

berdiri sejak tahun 2016. Flaminggo Collection ramai akan pelanggan,

masyarakat sekitar menjadikan Flaminggo Collection sebagai wadah

untuk mereka berbelanja pakaian.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden yang dapat diketahui melalui

jawaban responden dari pernyataan – pernyataan yang telah diajukan

ketika menyebar kuesioner.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia


No. Usia Jumlah Presentase (%)

1. 16-21 28 46,6%

2. 22-27 14 23,3%

3. 28-33 7 11,7%

4. >33 11 18,4%

TOTAL 60 100%

67
68

Sumber: Data Kuesioner Diolah, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang

berkunjung dan melakukkan pembelian di Flaminggo Collection dan

mengisi kuesioner yang dibagikan sebanyak 60 responden lebih didominasi

oleh responden yang berusia 16-21 tahun sebanyak 28 responden, kemudian

pada peringkat kedua adalah responden yang berusia 22-27 tahun sebanyak

14 responden, kemudian pada peringkat ketiga adalah responden yang

berusia 28-33 tahun sebanyak 7 responden, sedangkan sisanya pada usia >33

tahun sebanyak 11 responden.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

No. Pendapatan Jumlah Presentase


(100%)
1. 500.000 – 1.000.000 36 60%
2. >1.000.000 – 5.000.000 21 35%
3. >5.000.000 3 5%
TOTAL 60 100%
Sumber: Data Diolah,2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang

berkunjung dan membeli produk Flaminggo Collection dan mengisi

kuesioner yang dibagikan sebanyak 60 kuesioner dari tabel diatas lebih

dominan responden yang berpendapatan 500.000 – 1.000.000 sebanyak

36 responden sedangkan pendapatan >1.000.000 – 5.000.000 sebanyak

21 responden dan responden yang berpendapatan >5.000.000 sebanyak 3

responden.
69

4.2.2 Deskripsi Data Variabel

4.2.2.1 Kepercayaan Konsumen (X1)

Tabel 4.3 Frekuensi Hasil Jawaban Responden untuk Variabel X1

No. Pernyataan Skor Jawaban Total


1 2 3 4 5
1. Saya percaya dengan - - 2 15 43 60
Flaminggo Collection - - 3,3% 25,0% 71,7% 100%
sebagai wadah untuk
berbelanja pakaian
2. Saya dapat - - 4 14 42 60
mengandalkan
Flaminggo Collection - - 6,7% 23,3% 70,0% 100%
untuk mencari
kebutuhan fashion
dengan baik
3. Saya merasa bahwa - - 24 10 26 60
produk Flaminggo
Collection sesuai - - 40,0% 16,7% 43,3% 100%
dengan keinginan
Sumber: Data Kuesioner Diolah

Deskripsi Tabel:

1. Indikator pertama dari variable kepercayaan konsumen yaitu konsumen

percaya dengan Flaminggo Collection sebagai wadah untuk berbelanja

pakaian, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden

sebanyak 43 atau 71,7%. Urutan kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah

responden sebanyak 15 atau 25,0%.Urutan Ketiga terdapat pada skor 3

dengan jumlah responden sebanyak 2 atau 3,3%. Artinya sebagian

responden menjawab sangat setuju.

2. Indikator kedua dari variable kepercayaan konsumen yaitu konsumen dapat

mengandalkan Flaminggo Collection untuk mencari kebutuhan fashion

dengan baik, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah


70

responden 42 atau 70,0%. Urutan kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah

responden sebanyak 14 atau 23,3%. Urutan ketiga terdapat pada skor 3

dengan jumlah responden sebsnysk 4 atau 6,7%. Artinya Sebagian

responden menjawab sangat setuju.

3 Indikator ketiga dari variable kepercayaan konsumen yaitu konsumen

merasa bahwa produk Flaminggo Collection sesuai dengan keinginan,

mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden

sebanyak 26 atau 43,3%. Urutan kedua terdapat pada skor 3 dengan

jumlah responden sebanyak 24 atau 40,0%. Urutan ketiga terdapat pada

skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 10 atau 16,7%. Artinya

sebagian responden menjawab sangat setuju.

4.2.2.2 Kualitas Produk (X2)

Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden untuk variable X2

No. Pernyataan Skor Jawaban Total


1 2 3 4 5
1. Menurut Saya produk - - 6 11 43 60
Flaminggo Collection - - 10,0% 18,3% 71,7% 100%
nyaman saat
digunakan
2. Menurut Saya - - 5 13 42 60
Flaminggo Collection
memiliki banyak - - 8,3% 21,7% 70,0% 100%
variasi produk yang
dijual serta bahan yang
berkualitas daripada
toko lainnya
3. Menurut Saya produk - - 24 10 26 60
Flaminggo Collection
memiliki produk - - 40,0% 16,7% 43,3% 100%
pakaian dengan
standar jahitan yang
rapi dan tidak
ditemukannya cacat
71

pada produk

Sumber: Data Kuesioner Diolah

Deskripsi Tabel:

3. Indikator pertama dari variable kualitas produk yaitu produk Flaminggo

Collection nyaman saat digunakan, mendapat respon terbanyak pada skor 5

dengan jumlah responden sebanyak 43 atau sebesar 71,7%. Urutan kedua

terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden 11 atau 18,3%. Urutan ketiga

terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden 6 atau 10,0%. Artinya

sebagian responden menjawab sangat setuju.

4. Indikator kedua dari variable kualitas produk yaitu Flaminggo Collection

memiliki banyak variasi produk yang dijual serta bahan berkualitas daripada

toko lainnya, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah

responden sebanyak 42 atau 70,0%. Urutan kedua terdapat pada skor 4

dengan jumlah responden sebanyak 13 atau 21,7%. Urutan ketiga terdapat

pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 5 atau 8,3%. Artinya

sebagian responden menjawab sangat setuju.

5. Indikator ketiga dari variable kualitas produk yaitu Flaminggo Collection

memiliki produk pakaian dengan standar jahitan yang rapi dan tidak

ditemukannya cacat pada produk , mendapat respon terbanyak pada skor 5

dengan jumlah responden sebanyak 26 atau 43,3%. Urutan kedua terdapat

pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 24 atau 40,0%. Urutan


72

ketiga terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 10 atau

16,7% . Artinya sebagian responden menjawab sangat setuju.

4.2.2.3 Persepsi Harga (X3)

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden untuk variable X3

No. Pernyataan Skor Jawaban Total


1 2 3 4 5
1. Menurut Saya - - 4 12 44 60
harga yang - - 6,7% 20,0% 73,3% 100%
ditawarkan sesuai
dengan manfaat
yang saya rasakan
2. Menurut Saya - - 44 7 9 60
Flaminggo
Collection - - 73,3% 11,7% 15,0% 100%
menjual
produknya dengan
harga yang
terjangkau
73

3. Menurut Saya 33 8 16 2 1 60
produk
Flaminggo 55,0% 13,3% 26,7% 3,3% 1,7% 100%
Collection
menjual produk
dengan harga
yang murah
daripada toko
baju lainnya.
Sumber: Data Kuesioner Diolah

Deskripsi Tabel :

1. Indikator pertama dari variabel persepsi harga yaitu harga yang

ditawarkan sesuai dengan manfaat yang dirasakan, mendapat respon

terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 44 atau 73,3%.

Urutan kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 12

atau 20,0%. Urutan ketiga terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden

sebanyak 4 atau 6,7%. Artinya sebagian responden menjawab sangat

setuju.

2. Indikator kedua dari variabel persepsi harga yaitu Flaminggo Collection

menjual produknya dengan harga yang terjangkau, mendapat respon

terbanyak pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 44 atau 73,3%.

Urutan kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 9

atau 15,0%. Urutan ketiga terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden

sebanyak 7 atau 11,7%. Artinya sebagian responden menjawab netral.

3. Indikator ketiga dari variabel persepsi harga yaitu Flaminggo Collection

menjual produk dengan harga yang murah daripada toko baju lainnya,
74

mendapat respon terbanyak pada skor 1 dengan jumlah responden sebanyak

33 atau 55,0%. Urutan kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden

16 atau 26,7%. Urutan ketiga terdapat pada skor 2 dengan jumlah responden

8 atau 13,3%. Urutan keempat dan kelima terdapat pada skor 4 dengan

jumlah responden sebanyak 2 atau 3,3% dan skor 5 dengan jumlah

responden sebanyak 1 atau 1,7%. Artinya sebagian responden menjawab

sangat tidak setuju.

4.2.2.4 Keputusan Pembelian (Y)

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden untuk variabel Y

No. Pernyataan Skor Jawaban Total


1 2 3 4 5
1. Saya selalu - 1 10 5 44 60
berbelanja pakaian - 1,7% 16,7% 8,3% 73,3% 100%
di Flaminggo
Collection
2. Saya selalu - 1 9 6 44 60
merekomendasikan
Flaminggo - 1,7% 15,0% 10,0% 73,3% 100%
Collection kepada
orang-orang
disekeliling saya
sebagai shopping
centre untuk
berbelanja pakaian
3. Saya melakukkan - - 3 10 47 60
pembelian produk
di Flaminggo - - 5,0% 16,7% 78,3% 100%
Collection
Sumber : Data Kuesioner Diolah

Deskripsi Tabel:

1. Indikator pertama dari variabel keputusan pembelian yaitu konsumen selalu

berbelanja pakaian di Flaminggo Collection, mendapat respon terbanyak

pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 44 atau 73,3%. Urutan


75

kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 10 atau

16,7%. Urutan ketiga dan keempat terdapat pada skor 4 dengan jumlah

responden 5 atau 8,3% dan pada skor 2 dengan jumlah responden 1 atau

1,7%. Artinya sebagian responden menjawab sangat setuju.

2. Indikator kedua dari variabel keputusan pembelian yaitu selalu

merekomendasikan Flaminggo Collection kepada orang-orang disekeliling

sebagai shopping centre untuk berbelanja pakaian, mendapat respon

terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 44 atau 73,3%.

Urutan kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden sebanyak 9

atau 15,0%. Urutan ketiga dan keempat terdapat pada skor 4 dengan jumlah

responden sebanyak 6 atau 10,0% dan pada skor 2 dengan jumlah responden

sebanyak 1 atau 1,7%. Artinya sebagian responden menjawab sangat setuju.

3. Indikator ketiga dari variabel keputusan pembelian yaitu melakukkan

pembelian produk di Flaminggo Collectio, mendapat respon terbanyak pada

skor 5 dengan jumlah responden 47 atau 78,3%. Urutan kedua terdapat pada

skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 10 atau 16,7%. Urutan ketiga

terdapat pada skor 3 dengan jumlah responden 3 atau 5,0%. Artinya

sebagian responden menjawab sangat setuju.


76

4.3 Analisis Data

4.3.1 Interpretasi PLS


Gambar Outer Model dengan factor loading, Path Coefficient dan R-Square

Sumber : olah data, output SmartPLS

Dari gambar output PLS diatas dapat dilihat besarnya nilai factor

loading tiap indikator yang terletak diatas tanda panah diantara variabel dan

indikator, juga bisa dilihat besarnya koefisien jalur (path coeffieients) yang

berada diatas garis panah antara variabel eksogen terhadap variabel

endogen. Selain itu bisa juga dilihat besarnya R-Square yang berada tepat

didalam lingkaran variabel endogen (variabel Keputusan Pembelian).

1. Outer Model (Model Pengukuran dan Validitas Indikator)


77

Model pengukuran dalam penelitian ini menggunakan variabel

eksogen dengan indikator reflektif antara lain variabel Kepercayaan

Konsumen (X1), Kualitas Produk (X2), dan Persepsi Harga (X3), serta

variabel endogen yaitu Keputusan Pembelian (Y). Untuk mengukur

validitas indikator salah satunya dengan didasarkan pada output tabel outer

Loading, yaitu dengan melihat besarnya nilai factor loadingnya, karena

dalam pemodelan ini seluruh indikator menggunakan reflektif, maka tabel

yang digunakan adalah output Outer Loadings.

Tabel 4.7 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)

Factor Sample Standard Standard


T Statistics
Loading Mean Deviation Error
(|O/STERR|)
(O) (M) (STDEV) (STERR)
X1.1 <-
KEPERCAYAAN 0.841436 0.844566 0.042043 0.042043 20.013596
KONSUMEN (X1)

X1.2 <-
KEPERCAYAAN 0.798054 0.786736 0.051502 0.051502 15.495696
KONSUMEN (X1)

X1.3 <-
KEPERCAYAAN 0.880249 0.881318 0.022199 0.022199 39.653095
KONSUMEN (X1)

X2.1 <-
KUALITAS 0.896345 0.897258 0.015543 0.015543 57.667786
PRODUK (X2)

X2.2 <-
KUALITAS 0.854709 0.854358 0.028535 0.028535 29.952965
PRODUK (X2)

X2.3 <-
KUALITAS 0.823577 0.821899 0.032493 0.032493 25.346286
PRODUK (X2)
X3.1 <-
PERSEPSI 0.804077 0.800905 0.056668 0.056668 14.189377
HARGA (X3)

X3.2 <-
PERSEPSI 0.882747 0.886011 0.020064 0.020064 43.996720
HARGA (X3)
78

X3.3 <-
PERSEPSI 0.778551 0.779781 0.072810 0.072810 10.692978
HARGA (X3)

Y1 <-
KEPUTUSAN 0.745126 0.736591 0.062245 0.062245 11.970801
PEMBELIAN (Y)

Y2 <-
KEPUTUSAN 0.901972 0.899711 0.023117 0.023117 39.018404
PEMBELIAN (Y)
Y3 <-
KEPUTUSAN 0.844437 0.840844 0.037722 0.037722 22.385850
PEMBELIAN (Y)

Dari tabel diatas, validitas indikator diukur dengan melihat Nilai

Factor Loading dari variable ke indikatornya, dikatakan validitasnya

mencukupi apabila lebih besar dari 0,5 dan atau nilai T-Statistic lebih besar

dari 1,96 (nilai Z pada α = 0,05). Factor Loading merupakan korelasi antara

indikator dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 dianggap validitasnya

terpenuhi begitu juga jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 maka

signifikansinya terpenuhi.

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, seluruh indikator

reflektif pada variable Kepercayaan Konsumen (X1), Kualitas Produk (X2),

Persepsi Harga (X3), dan Keputusan Pembelian (Y), menunjukan factor

loading (original sample) lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai

T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 ), dengan demikian hasil

estimasi seluruh indikator telah memenuhi Convergen vailidity atau

validitasnya baik.

Pengukuran validitas indikator juga bisa dilihat dari tabel Cross Loading,

apabila nilai loading faktor setiap indikator pada masing-masing variabel


79

lebih besar dari 0,6 dan nilai loading faktornya lebih besar daripada loading

faktor tiap indikator pada variabel lainnya maka loading faktor tersebut

dikatakan valid, namun jika sebaliknya maka dikatakan tidak valid.

Tabel 4.8 Cross Loading

KEPERCAYAAN KEPUTUSAN KUALITAS PERSEPSI


INDIKATOR
KONSUMEN (X1) PEMBELIAN (Y) PRODUK (X2) HARGA (X3)

X1.1 0.841436 0.475179 0.525868 0.608812

X1.2 0.798054 0.449728 0.566725 0.609715

X1.3 0.880249 0.555229 0.649309 0.602519

X2.1 0.658243 0.559628 0.896345 0.527122

X2.2 0.646656 0.481619 0.854709 0.593481

X2.3 0.468020 0.449129 0.823577 0.326930

X3.1 0.599955 0.387830 0.477691 0.804077

X3.2 0.622064 0.562105 0.436158 0.882747

X3.3 0.558587 0.347677 0.521458 0.778551

Y1 0.328229 0.745126 0.419139 0.347405

Y2 0.567542 0.901972 0.519237 0.532331

Y3 0.542952 0.844437 0.508316 0.458509

Dari hasil olah data cross loading diperoleh seluruh nilai loading

faktor (diarsir) pada masing-masing indikator baik pada variabel

Kepercayaan Konsumen (X1), Kualitas Produk (X2), Persepsi Harga (X3),

dan Keputusan Pembelian (Y), menunjukan nilai loading faktor diatas 0,6

dan lebih besar dibandingkan dengan loading faktor indikator dari variabel

lainnya, sehingga dapat dikatakan seluruh indikator pada penelitian ini

terpenuhi validitasnya atau validitasnya baik.


80

Tabel 4.9 Average Variance Extracted (AVE)

AVE

KEPERCAYAAN KONSUMEN (X1) 0.706581

KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y) 0.693947

KUALITAS PRODUK (X2) 0.737414

PERSEPSI HARGA (X3) 0.677308

Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance

Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang

dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5

menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada

variabel indikator reflektif dapat dilihat dari nilai Avarage variance

extracted (AVE) untuk setiap konstruk (variabel). Dipersyaratkan model

yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5.

Hasil pengujian AVE untuk variabel Kepercayaan Konsumen (X1)

sebesar 0.706581, variabel Kualitas Produk (X2) sebesar 0.737414, variabel

Persepsi Harga (X3) sebesar 0.677308, dan Keputusan Pembelian (Y)

sebesar 0.693947, keempat variabel tersebut menunjukkan nilai lebih dari

0,5, jadi secara keseluruhan variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan

validitasnya baik.

Tabel 4.10 Composite Reliability

Composite Reliability
KEPERCAYAAN KONSUMEN (X1) 0.878238

KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y) 0.871152


KUALITAS PRODUK (X2) 0.893783

PERSEPSI HARGA (X3) 0.862609

Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability,


81

konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator

disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya.

Hasil pengujian Composite Reliability menunjukkan bahwa variabel

variabel Kepercayaan Konsumen (X1) sebesar 0.878238, variabel Kualitas

Produk (X2) sebesar 0.893783, variabel Persepsi Harga (X3) sebesar

0.862609, dan Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0.871152, keempat

variabel tersebut menunjukkan nilai Composite Reliability diatas 0,70

sehingga dapat dikatakan seluruh variabel pada penelitian ini reliabel.

Tabel 4.11 Latent Variable Correlations

KEPUTUSAN KUALITAS
KEPERCAYAAN PERSEPSI
PEMBELIAN PRODUK
KONSUMEN (X1) HARGA (X3)
(Y) (X2)

KEPERCAYAAN
1.000000
KONSUMEN (X1)

KEPUTUSAN
0.590254 1.000000
PEMBELIAN (Y)

KUALITAS
0.693614 0.782047 1.000000
PRODUK (X2)

PERSEPSI HARGA
0.719881 0.544395 0.567084 1.000000
(X3)

Didalam PLS hubungan variabel atau konstruk satu dengan yang lain bisa

saling berkorelasi satu dengan yang lain, baik itu variabel eksogen dengan

endogen, atau variabel eksogen dengan eksogen seperti tampak pada tabel

latent variabel correlations diatas. 7emakin mendekati nilai 1 maka

memiliki korelasi semakin baik.

Dari tabel latent variabel correlations diatas diperoleh nilai korelasi

rata-rata antar variabel satu dengan lainnya menunjukan nilai korelasi yang

cukup tinggi dan bervariasi. Nilai korelasi tertinggi terdapat antara variabel
82

Kualitas Produk (X2) dengan Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0.782047,

hal ini juga bisa dinyatakan bahwa diantara variabel yang ada didalam

model penelitian, hubungan antara variabel Kualitas Produk (X2) dengan

Keputusan Pembelian (Y) menunjukan hubungan yang lebih kuat daripada

hubungan antara variabel lainnya, hal ini juga bisa diinterpretasikan bahwa

dalam model penelitian ini tinggi rendahnya Keputusan Pembelian lebih

banyak dipengaruhi oleh variabel Kualitas Produk dibandingkan variabel

Kepercayaan Konsumen dan Persepsi Harga.

2. Inner Model (Pengujian Modal Strktural)

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai

R-Square yang merupakan uji goodness-fit model. Pengujian inner

model dapat dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel

latent. Nilai R2 menjelaskan seberapa besar variabel eksogen

(independen/bebas) pada model mampu menerangkan variabel endogen

(dependen/terikat)0

Tabel 4.12 R-square

R Square

KEPERCAYAAN KONSUMEN (X1)


KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y) 0.425707

KUALITAS PRODUK (X2)

PERSEPSI HARGA (X3)

Nilai R2 = 0.425707. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa model

mampu menjelaskan fenomena Keputusan Pembelian yang dipengaruhi


83

oleh variabel bebas antara lain Kepercayaan Konsumen, Kualitas

Produk dan Persepsi Harga dengan varian sebesar 42,57%. Sedangkan

sisannya sebesar 57,43% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian

ini (selain Kepercayaan Konsumen, Kualitas Produk dan Persepsi

Harga).

Selain diketahui nilai R2, Goodness of Fit Model penelitian bisa

diketahui dari besarnya Q2 atau Q-Square predictive relevance untuk

model struktural, yaitu untuk mengukur seberapa baik nilai observasi

yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-

square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance;

sebaliknya jika nilai Q-Square ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki

predictive relevance. Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:

Q2 = 1 – ( 1 – R12 ) ( 1 – R22 ) ... ( 1- Rp2 ) dimana R12 , R22 ... Rp2 adalah

R-square variabel endogen dalam model persamaan. Besaran Q2

memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin mendekati 1

berarti model semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan koefisien

determinasi total pada analisis jalur (path analysis).

Pada penelitian ini besarnya nilai Q2 yaitu sebesar :

Q2= 1 – (1 - 0.425707) = 0.425707.

Dari hasil perhitungan Q2 dengan hasil 0.425707, maka dapat

disimpulkan model penelitian dapat dikatakan memenuhi predictive

relevance.
84

4.4 Pengujian Hipotesis

Selanjutnya untuk pengujian hipotesis dapat dilihat hasil koefisien dan nilai T-

statistic dari inner model pada tabel berikut ini.

Tabel 4.13 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Path Sample Standard Standard


T Statistics
Coefficients Mean Deviation Error
(|O/STERR|)
(O) (M) (STDEV) (STERR)

KEPERCAYAAN
KONSUMEN (X1) -
0.230497 0.220397 0.112537 0.112537 2.048186
> KEPUTUSAN
PEMBELIAN (Y)
KUALITAS
PRODUK (X2) ->
0.305933 0.305721 0.080707 0.080707 3.790647
KEPUTUSAN
PEMBELIAN (Y)

PERSEPSI HARGA
(X3) ->
0.204976 0.223298 0.091060 0.091060 2.250990
KEPUTUSAN
PEMBELIAN (Y)

Dari tabel diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan :

H1. Kepercayaan Konsumen (X1) berpengaruh positip terhadap

Keputusan Pembelian (Y) dapat diterima, dengan path coefficients

sebesar 0.230497, dan nilai T-statistic sebesar 2.048186 > 1,96

(nilai T-tabel dari Zα = 0,05), maka Signifikan (positif).

H2. Kualitas Produk (X2) berpengaruh positip terhadap Keputusan

Pembelian (Y) dapat diterima, dengan path coefficients sebesar

0.305933, dan nilai T-statistic sebesar 3.790647 > 1,96 (nilai T-

tabel dari Zα = 0,05), maka Signifikan (positif).

H3. Persepsi Harga (X3) berpengaruh positip terhadap Keputusan

Pembelian (Y) dapat diterima, dengan path coefficients sebesar

0.204976, dan nilai T-statistic sebesar 2.250990 > 1,96 (nilai T-


85

tabel dari Zα = 0,05), maka Signifikan (positif).

Sebagaimana signifikansi hasil nilai T-Statistic dapat dilihat dari output

smartPLS dengan bootstraping pada gambar sebagai berikut :

Gambar Inner Model dengan nilai signifikansi T-Statistic Bootstraping

Sumber : olah data, output smartPLS


4.5 Pembahasan

4.5.1 Pengaruh Kepercayaan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Kepercayaan konsumen

diartikan sebagai pandangan yang didasari pada sudut pandang konsumen

berdasarkan pengalaman, atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interksi

yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.

Secara umum, kepercayaan konsumen adalah tiang dari bisnis, dimana

membangun dan menciptakan konsumen merupakan salah satu faktor yang

paling penting bagi keberhasilan penjualan suatu produk, sehingga

kepercayaan konsumen membuktikkan bahwa produk tersebut layak untuk

dipasarkan.

Konsumen yang percaya akan suatu produk yang dijualkan, maka


86

akan cenderung melakukkan keputusan puntuk membeli produk tersebut. Hal

itu juga berbanding terbalik dengan konsumen yang memiliki kepercayaan

yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi

oleh kepercayaan konsumen. Kepercayaan terhadap suatu produk membuat

konsumen memilih untuk membeli atau menggunakkan produk tersebut.

Dengan demikian Flaminggo Collection harus lebih memperhatikan atau

menjaga kepercayaan para konsumennya agar kepercayaan yang dibentuk

oleh konsumen diharapkan dapat mempengaruhi konsumen dalam

menentukkan keputusan pembelian.

Hasil Penelitian dari Istiqomah, Zainul Hidayat, Ainun Jariah

(2019), menyatakkan bahwa kepercayaan konsumen berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian. Hasil Wahyu Setia Dewi, Leonardo Budi

Hasiolan, Maria M Minarsih (2016), menyatakkan bahwa Kepercayaan

konsumen berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.

Hasil penelitian ini didukung oleh kedua penelitian di atas , yaitu kepercayaan

konsumen memberikkan dampak positif yang signifikan terhadap keputusan

pembelian. Hal ini berarti bahwa semakin baik kepercayaan konsumen, maka

semakin tinggi kecenderungan konsumen dalam melakukkan keputusan

pembelian.

4.5.2 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dimana kualitas produk

memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Kualitas produk


87

merupakkan salah satu alat yang digunakkan oleh para pemasar untuk

menentukkan positioning produknya di pasar. Setiap perusahaan harus

memilih tingkat kualitas produk yang dihaasilkannya sehingga akan

membantu ataumenunjang usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan

positioning produk itu dalam pasar sasarannya.

Apabila kualitas produk yang ditawarkan dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen maka produk tersebut akan

mempengaruhi keputusan pembeliannya. Produk yang diterima oleh para

konsumen adalah produk yang kualitasnya dapat memuaskan para konsumen,

kualitas produk sangat berpengaruh untuk meyakinkan para konsumen

melakukkan keputusan pembelian. Salah satu tujuan pelaksanaan kualitas

produk adalah untuk mempengaruhi konsumen dalam menentukkan

pilihannya untuk menggunakkan produk buatannya sehingga memudahkan

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

Hasil penelitian dari Agnes Ligia Pratistia Walukow, Lisbeth

Mananeke, dan Jantje Sepang (2014), menyatakan bahwa kualitas produk

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian Wahyu

Setia Dewi, Leonardo Budi Hasiolan, Maria M Minarsih (2016) menyatakan

bahwa kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

pembelian. Hal ini berarti semakin baik kualitas pada produk yang

ditawarkan Flaminggo Collection dalam memasarkan sebuah produknya,

semakin besar kecenderungan yang dimiliki konsumen untuk melakukkan

keputusan pembelian.
88

4.5.3 Pengaruh Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi harga beperngaruh

positif terhadap keputusan pembelian. Persepsi harga diartikan sebagai suatu

proses dimana seorang menyeleksi, mengorganisasikan, menginterpretasikan

stimulus dalam suatu gambaran yang berarti menyeluruh. Secara umum,

persepsi harga adalah salah satu pertimbangan penting dalam proses

keputusan pembelian, dan kebanyakan konsumen mengevaluasi nilai

(kombinasi antara harga dengan kualitas dan manfaat produk) dalam

keputusan pembelian.

Tidak selamanya harga yang murah akan mencerminkan tingkat

kualitas produk yang buruk. Begitu juga sebaliknya, harga yang mahal tidak

selalu mencerminkan kualitas yang baik pula. Penilaian terhadap harga suatu

produk dikatakan mahal, murah, atau biasa saja dari setiap konsumen tidak

harus selalu sama. Hal ini tergantung dari persepsi harga konsumen yang

dilator belakangi oleh lingkungan dan kondisi dari tiap konsumen itu sendiri.

Sebagian besar konsumen akan mempersepsikan harga suatu produk dengan

baik apabila harga yang ditetapkan perusahaan dirasa sesuai dengan kualitas

dan manfaat produk yang didapatkan konsumen agar persepsi harga yang

dibentuk oleh tiap individu diharapkan dapat mempengaruhi konsumen

dalam menentukan keputusan pembelian.

Hasil penelitian dari Achmad Jamaludin, Zainul Arifin,

Kadarismasn Hidayat (2015), menyatakan bahwa persepsi harga berpengaruh

positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil Charlie Bernando


89

Halomoan Samosir dan Arief Bowo Prayoga K (2015), menyatakan bahwa

persepsi harga berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.

Hasil penelitian ini didukung oleh kedua penelitian di atas, yaitu persepsi

harga memberikan dampak positif yang signifikan terhadap keputusan

pembelian. Hal ini berarti bahwa semakin baik persepsi harga yang sesuai

dengan manfaat sebuah produk, maka semakin tinggi kecenderungan

konsumen dalam melakukkan keputusan pembelian.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepercayaan Konsumen dapat menjadi peran penting terhadap Keputusan

Pembelian pada Flaminggo Collection. Semakin tinggi kepercayaan

konsumen maka semakin tinggi pula keputusan pembelian pada toko baju

tersebut.

2. Kualitas Produk dapat memberikan peran penting pada Flaminggo

Collection. Semakin tinggi kualitas produk maka semakin tinggi pula

keputusan pembelian pada toko baju tersebut.

3. Persepsi Harga dapat memberikan peran penting terhadap keputusan

pembelian pada Flaminggo Collection. Semakin tinggi persepsi harga maka

semakin tinggi pula keputusan pembelian pada toko baju tersebut.

5.2 Saran

Dapat dikemukakan beberapa saran yang diharap dapat

bermanfaat Sebagai berikut:

a. Kualitas produk yang ditawarkan oleh Flaminggo Collection

mempunyai kualitas yang sangat baik di bandingkan toko baju

lainnya, dimana Flaminggo Collection harus bias mempertahankan

kualitas pada produk yang sudah dimiliki sehingga konsumen tidak

beralih ke produk di toko baju lainnya.

90
91

b. Dengan lebih memperhatikkan persepsi harga melalui indikator

kesesuaian harga dengan manfaat produk. Flaminggo Collection

dapat menetapkan harga beli baju yang sesuai dengan manfaat

produk yang didapatkan konsumen dan sesuai dengan keinginan dan

harapan konsumen dalam memilih produk baju tersebut. Sehingga

diharapkan dapat mendorong jumlah pembelian baju di masa yang

akan datang.

c. Flaminggo Collection harus mempertahankan dan tetap

memperhatikan kepercayaan konsumennya. Dikarenakan

kepercayaan konsumen memiliki pengaruh terhadap keputusan

pembelian. Konsumen yang percaya akan suatu produk yang

dijualkan oleh Flaminggo Collection maka akan cenderung

melakukan keputusan untuk membeli produk tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Wahyu Setia L. B. (2016). Pengaruh Kualitas Produk,


Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Kepuasan
Konsumen Sebagai Variabel Intervening. Journal Of Management , 2.

Gerung, Christy Jacklin J. S. (2017). Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan


Promosi terhadap Keputusan Pembelian mobil nissan X-trail pada PT.
Wahana Wirawan Manado.Jurnal EMBA , 2221.

Ishak, A. (2011). Manajemen Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Istiqomah, Z. H. (2019). Analisis Pengaruh Kepercayaan, Iklan dan Persepsi


Resiko terhadap Keputusan Pembelian di Situs Shopee di Kota Lumajang.
Progress Coference ,557.

Laurensia, J. (2016, Februari 26). Mengapa Fashion Itu Penting? Dipetik


Februari 26,2021, dari kompasiana:
https://www.kompasiana.com/jesicalaurensia/56d04cdc717a6126165faf9b
/mengapa- fashion-itu-penting

Maris, s. (2020, Maret 6). Persaingan Semakin Ketat, Ini Kiat Jitu
Kembangkan Bisnis UMKM. Dipetik Februari 26, 2021, dari today.line.me:
https://today.line.me/id/v2/article/Persaingan+Semakin+Ketat+Ini+Kiat+Jitu
+Kembangk a n+Bisnis+UMKM-zoYY15

Melalui Situs Web: Tinjauan Kritis Pengetahuan Yang


Masih Ada. Jurnaldari Akademi Ilmu Pemasaran. Vol. 30,
No. 4, hlm.362-375.

Philip Kotler, K. L. (2007). Manajemen Pemasaran Jilid 1, Edisi kedua belas.


Jakarta: PT. Indeks. Philip Kotler, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran Jilid 2
Edisi 13. Dalam K.
L. Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi 13 (hal. 179). Jakarta:
Erlangga.

Rangkuti, F. (2001). RISET PEMASARAN. Jakarta: PT. GRAMEDIA


PUSTAKAUTAMA.

Riduwan (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.

Bandung: AlfabetaSantoso, I. (2016). Peran Kualitas Produk dan

92
93

Layanan, Harga dan Atmosfer


Rumah Makan Cepat Saji terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan
Konsumen. Jurnal Manajemen Teknologi , 94.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


kualitatif, danR&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan


R&D. Bandung :ALFABETA

Walukow, Agnes Ligia Pratistia L. M. (2014). Pengaruh Kualitas Produk,


Harga, Promosidan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di
Bentenan Center Sonder Minahasa. Jurnal EMBA , 1737.

Wariki, Grace Marleen L. M. (2015). Pengaruh Bauran Promosi, Persepsi


Harga DanLokasi Terhadap Keputusan Pembelian Dan Kepuasan
Konsumen Pada Perumahan Tamansari Metropolitan Manado. Jurnal
EMBA , 1073.

Zeithaml, V.A., Parasuraman, A. dan Malhotra, A. 2002. Service Quality Delive


94

Lampiran 2

Hasil Kuesioner Pra Survei di Flaminggo Collection

N Daftar Pernyataan YA TIDAK


o.

1. Saya percaya dengan Flaminggo Collection 90% 10%


sebagai wadah untuk berbelanja pakaian.

2. Flaminggo Collection memiliki produk yang 85% 15%


berkualitas.

3. Flaminggo Collection menjual produk dengan 20% 80%


harga yang murah.

Sumber: Data Hasil Pra Survei di Toko Flaminggo Collection (2020)


No. Responden : .........

KUESIONER

Karakteristik Responden

Nama (dapat diisi inisial) :.....................................................................................


Umur :.....................................................................................
Pendapatan Perbulan : ....................................................................................
Jenis Kelamin : .....................................................................................

PETUNJUK PENGISIAN :
1. Pilihlah jawaban dengan memberikan checklist (✓) pada salah satu jawaban
yang paling sesuai menurut anda. Penilaian dilakukkan berdasarkan skala
1-5 yang memiliki makna sebagai berikut :
5 = Sangat Setuju

4 = Setuju

3 = Netral

2 = Tidak Setuju

1= Sangat Tidak Setuju

2. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja.

3. Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya.

4. Setelah melakukkan pengisian, mohon Bapak / Ibu mengembalikan kepada

yang menyerahkan kuesioner.

95
96

Kepercayaan (X1)

No Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya Percaya dengan
Flaminggo Collection sebagai
wadah untuk berbelanja
pakaian.
2. Saya dapat mengandalkan
Flaminggo Collection untuk
mencari kebutuhan fashion
dengan baik.
3. Saya merasa bahwa produk
Flaminggo Collection sesuai
dengan keinginan

Kualitas Produk (X2)

No. Pernyataan STS TS N S SS


1. Menurut Saya produk
Flaminggo Collection
nyaman saat digunakan.
2. Menurut Saya Flaminggo
Collection memiliki banyak
variasi produk yang dijual
sertabahan yang
berkualitas,daripada toko
baju lainnya.
3. Menurut Saya produk
Flaminggo Collection
memiliki produk pakaian
yang seseuai dengan
keinginan konsumen.
97

Persepsi Harga (X3)


No. Pernyataan STS TS N S SS
1. Menurut Saya harga yang
ditawarkan sesuai dengan
manfaat yang saya rasakan.

2. Menurut Saya Flaminggo


Collection menjual produknya
dengan harga yang terjangkau.

3. Menurut Saya Flaminggo


Collection menjual produk
dengan harga yang murah
daripada toko baju lainnya.

Keputusan Pembelian (Y)


No. Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya selalu berbelanja pakaian di
Flaminggo Collection.
2. Saya selalu merekomendasikan
Flaminggo Collection kepada
orang-orang disekeliling saya
sebagai shopping centre untuk
berbelanja pakaian.

3. Saya melakukan pembelian


produk di Flaminggo Collection
Responden X1.1 X1.2 X1.3 X2.1 X2.2 X2.3 X3.1 X3.2 X3.3 Y1 Y2 Y3
1 5 5 5 5 5 5 5 3 2 5 5 5
2 5 4 3 5 4 3 5 3 2 5 5 5
3 5 5 5 5 5 5 5 3 2 5 5 5
4 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
5 5 5 5 5 5 3 5 3 1 5 5 5
6 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
7 5 5 3 5 5 3 5 3 1 5 5 5
8 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
9 5 5 3 5 5 3 5 3 1 5 5 5
10 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
11 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5
12 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5
13 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
14 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5
15 5 5 5 5 5 3 5 3 1 5 5 5
16 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
17 5 5 3 5 5 3 5 3 3 5 5 5
18 5 5 3 5 5 3 5 5 1 5 5 5
19 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5
20 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
21 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
22 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5
23 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
24 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
25 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5
26 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5
27 5 5 3 5 5 3 5 3 3 5 5 5
28 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5
29 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5
30 5 5 5 5 5 3 5 3 1 5 5 5
31 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5
32 5 5 5 5 5 3 5 5 1 5 5 5
33 5 5 3 5 5 3 5 3 1 5 5 5
34 5 5 3 5 5 3 5 4 1 5 5 5
35 5 5 3 5 5 3 5 3 1 5 5 5
36 5 5 3 5 5 3 5 3 1 5 5 5
37 5 5 3 5 5 5 5 3 1 5 5 5
38 5 5 3 5 5 5 5 3 1 5 5 5
39 5 5 3 5 5 3 5 3 1 5 5 5
40 5 5 3 5 5 3 5 5 1 5 5 5
41 4 4 4 4 5 3 5 5 1 5 5 5
42 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4
43 5 5 4 5 4 4 4 4 1 3 4 4
44 5 5 3 5 5 5 5 3 1 5 5 5
45 5 5 3 5 5 5 5 4 1 5 5 5
46 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5
48 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4
49 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
50 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3
51 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 5
52 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4
53 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 5
54 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
55 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
56 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
57 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4
58 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4
59 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
60 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3

Anda mungkin juga menyukai