061190036
FAKULTAS EKONOMI
INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
yang berjudul “Analisis Penentuan Harga Jual Dengan Metode Cost Plus Pricing
Proposal ini merupakan salah satu tugas yang diajukan untuk memenuhi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
1. Dr. Ir. Angelinus Vincentius, M.Si selaku Rektor Universitas Nusa Nipa
dan juga sebagai Dosen Pembimbing mata kuliah Seminar Akuntansi yang
ii
4. Ibu Katharina Yuneti, S.Ak.,M.Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
5. Ibu Maria Grasella Tunya, S.E selaku Dosen Pembimbing yang telah
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang sudah
Demi kesempurnaan proposal ini, semua saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan. Semoga proposal ini bermanfaat dan dapat
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
iv
2.1.2 Akuntansi Biaya 13
2.1.3 Biaya......................................................................................................14
2.1.6 Laba.......................................................................................................25
v
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................49
3.3.1 Populasi.................................................................................................50
3.3.2 Sampel...................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA 56
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya,
perusahaan. Selain itu, metode dalam penetapan harga jual akan mempengaruhi besar
kecilnya harga jual. Karena setiap metode yang digunakan memiliki tujuan yang
efisien dan efektivitas kerja. Jika perusahaan bekerja secara efisien maka perusahaan
akan mampu bersaing dipasar dan mampu menguasai pasar. Salah satu kebijakan
tersebut dapat berupa penetapan harga jual yang akan menentukan laba dan ruginya
suatu barang yang dijual. Kebijakan ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan agar
ix
laba yang diharapkan dapat tercapai. Untuk itu perusahaan perlu menerapkan
Harga jual adalah nilai dari suatu produk yang ditawarkan oleh produsen atau
penjual. Menurut Kottler dan Keller dalam Sujarweni (2017), menyatakan bahwa
harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Untuk menetapkan harga jual,
pihak manajemen perusahaan harus terlebih dahulu menentukan harga pokok dari
barang yang akan diproduksi. Penentuan harga pokok produksi merupakan komponen
yang sangat penting karena akan menjadi dasar dalam penetapan harga jual, oleh
sendiri. Hal ini mengandung makna bahwa meskipun perusahaan mempunyai produk
yang baik namun harga yang ditawarkan tidak tepat maka konsumen akan enggan
untuk membeli produk tersebut. Penentuan harga yang terlalu tinggi akan
berpengaruh pada tingkat volume penjualan yang cenderung akan semakin kecil.
Penentuan harga yang terlalu rendah juga akan berpengaruh pada tingkat laba yang
akan diperoleh menjadi rendah. Begitu juga apabila penentuan harga sesuai dengan
harga pasar, perusahaan harus tetap mengukur, apakah harga jual yang ditetapkan
oleh perusahaan memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan atau tidak.
Penentuan harga jual tidak didasarkan pada perhitungan yang sesuai dengan
perkiraan saja, melainkan dengan teliti dan akurat.. Penentuan harga jual yang tepat,
x
terutama pada situasi persaingan yang semakin tinggi akan mempengaruhi konsumen
dalam membuat keputusan untuk membeli produk perusahaan (Wardiyah, 2017: 274).
Menurut Mulyadi (2016), empat metode penentuan harga jual yang biasanya
digunakan oleh perusahaan yaitu penentuan harga jual dalam keadaan normal,
penentuan harga jual dalam cost type contract, penentuan harga jual pesanan khusus,
dan penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang
diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam keempat metode penentuan harga jual
tersebut, biaya merupakan titik tolak untuk perumusan kebijakan harga jual.
Faktor utama dalam menentukan harga jual adalah faktor biaya, karena biaya
menunjukkan batas minimum yang harus terpenuhi agar perusahaan tidak mengalami
biaya-biaya non produksi maka dalam menentukan harga jualnya dirasa kurang tepat.
manajemen dalam membuat rumusan strategi mengenai harga jual (Dunia, et al,
menghasilkan satu produk, sejumlah produk, dan suatu tingkat aktivitas tertentu
(Dunia, et al, 2018: 9). Dengan kata lain, salah satu tujuan akuntansi biaya adalah
Harga pokok produksi adalah pembebanan biaya pada objek biaya (produk)
untuk tujuan tertentu dan dapat dilakukan dengan cara menyertakan seluruh unsur
biaya produksi atau hanya unsur biaya variabel (Purwaji, et al., 2016: 40). Harga jual
xi
produk yang tepat sangat bergantung pada keberhasilan dalam menentukan biaya
produksi yang tepat sehingga diharapkan harga jual produk yang ditentukan dapat
menutup semua biaya yang dikeluarkan dan mampu menghasilkan laba. (Salman,
2016:13).
pendekatan full costing dan variablel costing (Mulyadi, 2016). Menurut Szahro &
Purwanto (2021), bahwa pendekatan full costing menghasilkan harga pokok produksi
yang lebih baik dari pada variabel costing. Pendekatan full costing memiliki
secara variabel maupun tetap. Kelebihan lainya adalah harga pokok produksi yang
dihasilkan akan lebih tinggi. Dengan dua kelebihan tersebut perusahaan diharapkan
Harga pokok produksi yang telah ditentukan kemudian dapat digunakan sebagai
dasar dalam menentukan harga jual produk dengan proses penentuan menggunakan
metode berbasis akuntansi biaya yang salah satunya yaitu metode Cost Plus Pricing.
Menurut Krismiaji (dalam Hapsari, 2019), cost plus pricing adalah metode umum
dalam menentukan harga jual produk yaitu dengan cara menambahkan angka
perkiraan laba atau biasa disebut mark up, pada harga pokok produksi.
Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Sikka Inovation Center merupakan salah satu
usaha atau wadah yang dibentuk pada tahun 2017 oleh Kantor Badan Penelitian dan
xii
teknologi untuk mendorong perekonomian yang memberdayakan produk-produk
lokal di Kabupaen Sikka. Salah satu hasil dari inovasi dari UPT SIC adalah Produk
menggunakan bahan baku kakao asli Sikka yang difrementasi oleh petani Sikka,
kemudian diramu oleh putra-putri Sikka dan menghasilkan produk bubuk kakao dan
coklat bar yang berkualitas dengan berbagai jenis varian dan rasa, seperti aneka
varian cokelat bar mente, coklat kenari, coklat candy, minuman coklat, dan lain
sebagainya dengan dua cita rasa yakni cita rasa dark chocolate dan milk chocolate.
Hasil produk Cho-Sik ini selain dijual secara langsung dapat dijual juga dengan
Penentuan harga jual produk dapat dipengaruhi oleh peranan dari harga pokok.
Tepatnya penetapan biaya dapat menghasilkan lebih akuratnya harga pokok produksi.
Oleh karena itu, UPT SIC dalam memproduksi Cho-Sik harus mengelola biaya sebaik
semakin baik pula kualitas dan harga produk yang ditawarkan kepada pelanggan atau
konsumen.
Metode Cost Plus Pricing dalam Menentukan Harga Jual pada Bumdes Sumur Batu
(Studi Kasus pada Bumdes Adikarya Mandiri)” yang dilakukan oleh Wira Ade Putra
(2020), hasil penelitian yang ada menggambarkan bahwa harga pokok produksi dan
xiii
harga jual yang ditetapkan di BUMDes Sumur Batu tersebut dengan hasil olahan data
yang penulis lakukan terdapat perbedaan. Dimana harga jual yang berlaku lebih
terjangkau dibandingkan dengan harga jual berdasarkan metode cost plus pricing. Hal
ini terjadi karena perkiraan BUMDes Sumur Bata salah mengenai bersarnya harga
pokok produksi. Dilihat perbandingan dalam menetapkan harga jual dari penelitian
terdahulu, peneliti membuat putusan untuk meneliti kembali penerapan metode cost
plus pricing. Perbedaan peneliti terdahulu mengenai Penerapan Metode Cost Plus
Pricing dalam menentukan harga jual pada Bumdes Sumur Batu" dengan penelitian
yang akan diteliti adalah terletak pada tempat penelitiannya dan pemicu biayanya.
satu karyawan pada UPT SIC Chosik didapatkan informasi mengenai penetapan
harga jual Cho-Sik, UPT SIC secara umum telah menggunakan rumusan perhitungan
dari harga produksi, biaya bahan baku, biaya proses produksi. Semua keputusan
penetapan harga jual ini akan kembali ke pemerintah daerah untuk di review dan
diputuskan Bupati. Penetapan harga oleh pihak pemerintah ini bertujuan untuk
mengenai harga produk yang dihasilkan, dalam beberapa tahun terakhir ( 2019 –
2020) tidak mengalami kenaikan, namun pada tahun 2021 mengalami kenaikan
dikarenakan adanya inflasi daerah. Berikut ini disajikan tabel harga jual produk pada
UPT SIC :
xiv
Tabel 1.1 Data Harga Jual Produk Cho-Sik
Selain itu, dalam perhitungan harga pokok produksi untuk penentuan harga
jual, UPT SIC belum memperhitungkan BOP (biaya overhead pabrik) secara akurat
sebagai biaya porduksi. Masih ada biaya overhead pabrik yng dikeluarkan dalam
proses produksi tapi tidak dicatat oleh perusahaan yang dimana dimaksudkan seperti
perhitungan harga pokok produksi belum akurat dan penetapan harga jual belum
pokok yang tepat, karena perhitungan harga pokok produksi berpengaruh dalam
penetapan harga jual. Berdasarkan fenomena di atas maka dari itu, penulis tertarik
xv
1.2 Rumusan Masalah
sebagai berikut :
Chosik menggunakan metode cost plus pricing pada UPT Sikka Inovation
Center
xvi
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
UPT SIC dapat mengetahui harga jual yang tepat dan dapat mengambil
Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam bidang akuntansi dan juga
masing-masing.
xvii
1.4.2 Manfaat Praktis
laporan harga pokok produksi dalam penentuan harga pada UPT SIC.
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dasar bagi
penelitian selanjutnya.
Keputusan penentuan harga jual merupakan masalah yang penting dan perlu
diperhitungkan dengan baik, maka dari itu batasan masalah dalam penulisan ini
adalah :
1. Analisis data yang akan dilakukan hanya dibatasi pada biaya-biaya yang
costing dan metode penentuan harga jual menggunakan metode . cost plus
pricing,
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Rumusan
Penulisan.
xviii
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang Teori-Teori yang menjadi Landasan dalam Penelitian ini,
Bab ini berisi tentang Rancangan Penelitian, , Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber
xix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sistem yang dikembangkan oleh Eliyahu M Goldratt sejak awal 1980-an yang
dituangkan dalam buku ciptaannya berjudul “The Goal”. Teori kendala menyatakan
bahwa kinerja perusahaan dibatasi oleh constrain atau kendala. Suharyono (2020),
berpendapat bahwa teori kendala mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi
mendukung tujuan, yaitu kemajuan yang terus menerus suatu perusahaan (continuous
atau hambatan yang dapat memperlambat proses produksi. Menurut TOC jika hendak
pendek dan dalam jangka panjang menemukan cara bagaimana mengatasi kendala
tersebut.
Teori ini memfokuskan diri pada tiga ukuran perusahaan, yaitu throughput,
UPT Skka Inovation Center dalam penentuan harga jual seperti naiknya harga biaya
xx
bahan baku dan masih terdapat biaya-biaya yang tidak diperhitungkan dalam biaya
Menurut Firdaus, Warsilah dan Catur (2019), akuntansi biaya diartikan sebagai
bidang khusus akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya.
dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda. Selanjutnya menurut Mulyadi
penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara
Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah
akuntansi biaya adalah memperoleh informassi biaya yang akan digunakan untuk :
xxi
1. Penentuan Harga Pokok Produk
Tujuan mempelajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh informasi biaya untuk
besarnya laba yang diperoleh dan juga untuk menentukan harga jual.
sebagai perencanaan biaya. Perencanaan biaya apa saja yang akan dikeluarkan di
masa mendatang. Informasi yang dihasilkan akuntansi biaya menjadi dasar bagi
2.1.3 Biaya
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
yang berguna untuk masa yang akan datang. Sedangkan menurut V. Wiratna
Sujarweni (2021), biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi
Dari pengertian biaya menurut menurut para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang,
xxii
baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi untuk tujuan tertentu seperti untuk
memperoleh aktiva.
penggolongan biaya :
biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua
pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.
Contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran dalam perusahaan kertas
adalah sebagai berikut : biaya merang,biaya jerami,biaya gaji dan upah, biaya
kelompok yaitu :
3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan satuan biaya yang dibiayai,
xxiii
1) Biaya Langsung (Direct Cost) adalah biaya yang terjadi dan penyebab satu-
2) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang terjadi tidak hanya
kegiatan yakni :
1) Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah biaya totalnya tetap dalam kisar
volume tertentu.
2) Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
3) Biaya Semi Variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
4) Biaya Semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume keiatan
tertentu dan perubahan dengan jumlah yang konstanta pada volume produksi
tertentu.
tersebut.
xxiv
2.1.4 Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah
total biaya produksi dalam proses pembuatan suatu produk mulai dari bahan mentah
menjadi produk jadi. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya
produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Biaya produksi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu : biaya bahan baku
Biaya bahan baku adalah harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang atau produk jadi. Biaya ini timbul karena
Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada
tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Biaya ini timbul karena
adanya pemakaian tenaga kerja yag dipergunakan untuk mengolah bahan baku
xxv
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya bahan baku dan tenaga kerja tidak
langsung. Biaya overhead pabrik timbul karena adanya pemakaian fasilitas untuk
mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja, dan kemudahan lain.
berikut:
Dalam penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu
nonbiaya.
Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk
sebelumnya.
xxvi
2.1.4.3 Metode Harga Pokok Produksi
Metode Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok
produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga
pokok produksi (biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non
Metode variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
xxvii
Formula harga pokok produksi dengan pendekatan variabel costing :
Harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli untuk
mengganti total biaya yang sudah dikeluarkan oleh penjual ditambah dengan laba
penjumlahan dari biaya produksi (harga pokok produksi) ditambah dengan biaya non
produksi. Sedangkan dalam usaha dagang atau jasa, total biaya adalah total biaya
Penentuan harga jual berhubungan dengan kebijakan penentuan harga jual dan
keputusan penentuan harga jual. Kebijakan penentuan harga jual adalah pernyataan
sikap manajemen terhadap penentuan harga jual produk atau jasa yang dilakukan
dengan menentukan harga jual produk barang atau jasa yang dihasilkan.
Keputusan harga jual tidak tetap dan harus dibuat berulang-ulang karena harga
jual dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Perubahan harga jual bertujuan
agar harga jual yang baru dapat mencerminkan biaya saat ini (current cost) atau biaya
masa depan (future cost), kondisi pasar, reaksi pesaing dan laba yang dinginkan.
Dalam jangka panjang harga jual yang ditentukan harus bisa menghasilkan
xxviii
pendapatan masa depan yang cukup untuk semua biaya masa depan dan berpengaruh
sebagai berikut:
1. Permintaan konsumen
2. Selera konsumen
3. Jumlah pesaing
5. Biaya
sangat mempengaruhi pembentukan harga jual produk atau jasa di pasar. Tetapi dari
faktor tersebut hanya ada satu faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi
Menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga jual yang dapat
menghasilkan harga jual paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah
maksimilisasi laba. Maksimisasi laba sangat sulit dicapai karena sangat sukar
xxix
sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat
Harga jual ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai volume penjualan
(dalam ton, kg, dan lain-lain), nilai penjualan (Rp) atau pangsa pasar (absolut
maupun relatif).
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga
jual. Perusahaan dapat menetapkan harga jual tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga
pemimpin industri.
5. Tujuan-tujuan lainnya.
Menurut Swastha (2010) menyatakan bahwa metode penentuan harga jual yang
xxx
a. Cost plus pricing method
Penentuan harga jual cost plus pricing, biaya yang digunakan sebagai dasar
produk yang digunakan. Dalam menghitung cost plus pricing, digunakan rumus :
Mark up pricing banyak digunakan oleh para pedagang. Para pedagang akan
pada harga beli per satuan. Persentase yang ditetapkan berbeda untuk setiap jenis
komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual produk
atau jasa. Pengertian Cost Plus adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan mark-up
xxxi
yang ditentukan. Sedangkan menurut Garrison (2013 ), menyatakan bahwa cost plus
pricing adalah proses penentuan harga jual dengan cara menghitung biaya produksi
perunit, memutuskan berapa laba yang diinginkan, kemudian menentukan harga jual.
1. Perhitungan harga pokok penuh (full costing ). Dalam pendekatan ini harga
b. Upah langsung
Rumus untuk menghitung harga jual dengan menggunakan metode cost plus
costing dan variabel costing. Menggunakan metode cost plus pricing, semua unsur
xxxii
biaya harus diperhitungkan baik biaya produksi maupun biaya non produksi yang
b. Metode Mark Up
Metode mark up menurut Samryn (2012), mengacu pada selisih antara harga
jual suatu produk atau jasa dengan harga pokoknya. Mark up merupakan persentase
keuntungan yang diharapkan dari suatu unit tertentu yang terjual. Penetapan harga
jual dimana mark up di tetapkan dimuka terhadap sejumlah biaya sebagai dasar untuk
Harga beli merupakan harga barang dari pabrik atau sering disebut dengan
modal. Harga ini diperoleh dari perhitungan mengenai biaya yang dihabiskan untuk
memproduksi suatu barang atau dikenal dengan harga pokok produk sedangkan laba
2.1.6 Laba
lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih
besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Secara umum pengertian laba adalah
xxxiii
keuntungan bersih yang didapatkan oleh suatu perusahaan atau individu dari kegiatan
keuntungan bersih yang didapatkan oleh suatu perusahaan atau individu dari kegiatan
a. Pendapatan
b. Beban
mendapatkan hasil yang diinginkan. Beban juga dapat diartikan sebagai kenaikan
c. Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan suatu
proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang sesuai harga pasar yang
Unsur untung dan rugi merupakan bagian dari laba dimana setiap bisnis pasti akan
xxxiv
berasal dari semua transaksi perusahaan. Sedangkan kerugian adalah penurunan
e. Penghasilan
Penghasilan adalah hasil akhir yang didapatkan dari perhitungan pendapatan serta
keuntungan serta dikurangi dengan beban dan kerugian pada satu periode tertentu.
acuan. Selain itu, untuk menghadiri anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka
dalam kajian pustaka ini peneliti mencantumkan hasil penelitian terduhulu sebagai
berikut :
xxxv
Bpk Sumadi pendekatan full
costing. Perusahaan
menetapkan harga
dan menetapkan
dibandingkan
pricing dengan
pendekatan full
tersebut terjadi
karena perbedaan
metode penentuan
perusahaan dengan
Perusahaan
xxxvi
menetapkan harga
jual berdasarkan
harga pasar
pricing didasarkan
pada perhitungan
diinginkan 10%
ditetapkan sebesar
perhitungan harga
pokok produksi
xxxvii
pendekatan full
costing menghasilkan
Rp. 13.341,8.-
ditambah dengan
14.700.-(3)
perhitungan harga
pendekatan full
costing menghasilkan
keuntungan optimal
sudah dibebankan
dalam perhitungan
dihasilkan laba
bersih.
xxxviii
Ikawati (2020) Jual Dengan Kuantitatif menggambarkan
dengan perhitungan
terdapat perbedaan
rendah jika
diperbandingkan
berdasarkan metode
tersebut terjadi
dikarenakan pemilik
menambah mark up
xxxix
yang sesuai dengan
keinginannya karena
pelanggannya akan
enggan berkunjung
di Warung Sederhana
menentukan harga
pokok produksi
pemilik Warung
Sederhana 2 hanya
didasarkan pada
intuisi dan
perhitungan yang
seadanya tanpa
dilakukannya
pengklasifikasian
biaya yang
dikeluarkan,
sehingga
pembebanan biaya
xl
terhadap produk
dihitung secara
menyeluruh.
pembebanan biaya
Batu hanya
menggunakan
estimasi atau
xli
untuk menetapkan
menginginkan mark
up sebesar 40%,
pada bulan
September hanya
sekitar 17,45%.
Dengan mark up
sebesar Rp350.000.
Sedangkan jika
BUMDes Sumur
Batu menginginkan
seharusnya
ditetapkan yaitu
sebesar Rp445.405
sesuai dengan
xlii
perhitungan metode
melalui pendekatan
full costing.
pedagang tidak
membebankan biaya
upah berdagang,
xliii
biaya transportasi,
dan biaya
administrasi dalam
perhitungan harga
pokok produksi.
Dalam penentuan
sate, pedagang
mainan, pedagang es
menentukan harga
jual tidak
menggunakan
presentase margin
keuntungan yang
ditentukan. Namun
jika menggunakan
pricing dengan
presentase margin
xliv
yang diharapkan,
maka dapat
untuk masing-masing
yang seharusnya.
memperhitungkan
perhitungan dengan
xlv
menggunakan
Rp 5.065.940,73.
Sedangkan
perusahaan
menentukan harga
jual tanpa
menggunakan
Rp 4.875.000.
antara perhitungan
pricing dengan
perhitungan
perusahaan sebesar
Rp 190.940,73
dapat disimpulkan
bahwa dalam
xlvi
menentukan harga
jual, PT.Wonojati
Wijoyo tidak
memperhitungkan
Sehingga perusahaan
dalam menentukan
harga jual
menggunakan
Pricing dengan
ini menggambarkan
biaya yang
dikeluarkan
perusahaan secara
menyeluruh dan
perkiraan saja.
xlvii
(2019) Harga Jual pokok produksi
menggunakan
(Studi pada PT.
metode full costing.
Prima Istiqamah
Hal ini disebabkan
Sejahtera di
karena dalam
Makassar)
perhitungan biaya
overhead pabrik
perusahaan tidak
memperhitungkan
beberapa biaya
produksinya seperti
biaya pemeliharaan
depresiasi pada
xlviii
Selain itu, penetapan
harga jual
perusahaan hanya
melakukan estimasi
dari perhitungan
tingkat mark up
sebesar Rp120.000
untuk menetapkan
kemasan 100gram,
250gram dan
500gram. Sedangkan
dengan
menggunakan
up sebesar 40%
rendah dibandingkan
xlix
menurut perusahaan
yaitu sebesar
Rp12.683.
(100gram), Rp30.488
(250gram), dan
Rp60.798 (500gram)
Rp. 850.000,-/set
sedangkan
berdasarkan
perhitungan yang
penulis lakukan
menggunakan
l
metode cost plus
pricing dengan
pendekatan full
884.020,-/set.
diperoleh UD Maju
dengan metode
perusahaan sebesar
Rp. 5.565.624,-
sedangkan dengan
menggunakan
pricing dengan
pendekatan full
costing sebesarRp.
14.860.344,-. Selisih
diperoleh UD Maju
dengan metode
perusahaan dengan
pendekatan full
li
costing sebesar Rp.
9.294.720,-.
penulisnya terdapat
Jual Pada Rumah
perbedaan yaitu
Makan Soto Ko
harga jual yang
Petrus Cabang
berlaku pada rumah
Megamas
makan lebih kecil
hasil perhitungan
tersebut timbul
lii
dari perkiraan
pemilik. Penentuan
harga pokok
produksi yang
dilakukan pemilik
hanya menggunakan
perkiraan serta
perhitungan yang
dilakukan seadanya
tanpa klasifikasi
biaya yang
dikeluarkan,
sehingga
pembebanan biaya
dihitung secara
menyeluruh.
liii
Cost Plus perusahaan lebih
kemasan Dalam
perusahaan lebih
tinggi dibandingkan
plus pricing
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode cost plus pricing dalam
menentukan harga jual. Cost plus pricing merupakan cara untuk menentukan harga
jual yang dilakukan dengan menambahkan laba atau mark up pada jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi dan pemasaran Metode mark up adalah metode
penentuan harga jual dengan menambahkan harga pokok produksi dengan nilai mark
up-nya. Penentuan harga jual yang tepat oleh perusahaan akan menarik konsumen
lebih banyak yang kemudian akan berpengaruh pada laba perusahaan. Agar lebih
liv
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
lv
BAB III
METODE PENELITIAN
yang berlandaskan pada filsafat positivism, serta digunakan untuk meneliti pada
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji
terdapat data dalam bentuk angka yang diolah dengan menggunakan rumus-rumus
tertentu.
sekarang ini terjadi atau ada. Menurut Yusuf (2014; 62) penelitian deskriptif
terhadap sesuatu masalah dan atau mendapatkan informasi lebih mendalam dan luas
perhitungan harga pokok produksi dan haga jual produk. Artinya metode deskriptif
lvi
mengidentifikasi biaya-biaya produksi (biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel dan tetap) dan biaya non
produksi (biaya penjualan, dan biaya administrasi dan umum) untuk menghitung total
harga pokok produksi melalui perhitungan yang telah ditentukan secara teoritik.
Selain itu metode cost plus pricing digunakan untuk menetapkan harga jual
produk pada perusahaan yang diteliti. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan
tentang analisis penentuan harga jual dengan metode cost plus pricing dalam
Arikunto (2010) metode ex post facto adalah suatu penelitian dan gejala atau masalah
yang berhubungan dengan data atau fakta yang telah terjadi, data pokoknya
karena data yang diperoleh atau diolah tersebut adalah data masa lampau .
(UPT SIC).
dari populasi, survei sampel adalah suatu prosedur di mana hanya sebagian dari
lvii
populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 10 produk Chosil yang dihasilkan dari UPT
SIC.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah Quota Sampling artinya
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2017). Dalam Penelitian ini,
jumlah sampel yang ditentukan akan diteliti sebanyak 2 sampel yakni prudok Chosik
Milk Chocolate (Coklat Susu) 45gr dan Milk Chocolate (Coklat Susu) 85gr sesuai
penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu metode yang bertujuan untuk membuat
gambar atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif yang menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta
atau ada Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-
kaidah ilmiah yang konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan juga sistematis.
lviii
3.4.2 Sumber Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini,
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari wawancara menggunakan dan pengamatan serta
pencatatan secara langsung tentang keadaan UPT Sikka Inovation Center dengan
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan penulis dari sumber yang telah ada
(peneliti sebagai tangan kedua), karena data sekunder dapat diperoleh dari buku-
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang akan
1. Wawancara
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
melakukan wawancara ini, pewawancara membawa pedoman yang hanya berisi garis
besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Adapun yang menjadi sasaran dalam
wawancara ini adalah Bapak Kabid Bappelitbang dan Ibu Pegawai UPT Sikka
lix
2. Observasi
partisipan dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
subjek lakukan, tetapi observasi dilakukan pada saat wawancara. Dalam penelitian ini
mengamati objek penelitian secara langsung dan lebih mendalam guna mendapatkan
informasi.
3. Dokumentasi
yang diperlukan. Penulis mengambil sumber data UPT Sikka Inovation Center bagian
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan
atau mempengaruhi ada atau munculnya segala atau faktor atau unsur lain, yang pada
gilirannya gejala atau faktor atau unsur kedua itu disebut variabel terikat. Variabel
bebas dari penelitian ini adalah Metode Cost Plus. Adapun indikatornya adalah
lx
2. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel terikat adalah variabel yang yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat disini adalah harga jual produk.
Data yang telah didapat dari penelitian ini dihitung dengan menggunakan
perhitungan harga pokok produksi, yaitu dengan menggunakan metode full costing
dianalisis untuk dijadikan dasar penetapan harga pokok produksi yang paling efektif
dan efisien bagi perusahaan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode full costing dalam menentukan harga pokok produksi yang
kemudian informasi tersebut akan dijadikan landasan dalam penentuan harga jual
produk. Melalui pendekatan biaya, harga jual akan ditentukan dengan menggunakan
cost plus pricing. Biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksi akan disajikan
dalam rumus atau konsep-konsep yang telah ditentukan dalam metode full costing.
Dalam hal ini peneliti dalam menentukan harga jual menggunakan metode cost plus
perusahaan.
lxi
3. Mengidentifikasi semua biaya yang terjadi pada perusahaan sesuai dengan
klasifikasinya
e) Menentukan harga pokok produksi tahun 2021 menurut full costing dengan
harga jual dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing. Rumus perhitungan harga
jual adalah :
Dalam penentuan harga jual menggunakan metode cost plus pricing semua
unsur biaya harus diperhitungkan baik biaya produksi maupun biaya non produksi
lxii
yang akan menghasilkan biaya total atau total harga pokok produksi adapun
Selanjutnya harga jual dihitung dengan metode cost plus pricing dengan
pendekatan full costing yaitu dengan cara menjumlahkan total taksiran biaya total
dengan mark up (%) kemudian dibagi dengan volume produksi. Maka perhitungannya
sebagai berikut:
Volume produksi
lxiii
DAFTAR PUSTAKA
Arianingsih, Putri Dea. 2021. Analisis Penetapan Harga Jual Krecek Terasi Pada
Home Industry Dengan Metode Cost Plus Pricing. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Desliane, Wauran. 2016. Analisis Penentuan Harga Pokok Produk dan Penerapan
Cost Plus Pricing Method Dalam Rangka Penetapan Harga Jual Pada Rumah Makan
Soto Rusuk Ko Petrus Cabang Megamas. Jurnal EMBA Vol.4 No, Hal. 652-661.PT.
Rineka Cipta,
Ikawati, Abriyanti Dikah. 2016. Penetapan Harga Jual dengan Metode Cost Plus.
Edisi 3. Jakarta.
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
lxiv
Musleh, 2019. Analisis Penentuan Harga Jual Dengan Metode Cost Plus Pricing
Jual Melalui Metode Cost Plus Pricing Dengan Pendekatan Full Costing (Studi pada
Purnama, Dian.dkk. 2019. Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan Harga Jual
Melalui Metode Cost Plus Pricing Dengan Pendekatan Full Costing (Studi pada PT.
Prima Istiqamah Sejahtera di Makassar). JRAK VOL. 10 No.1 Hlm: 119 – 132.
Putra, Ade Wira. 2020. Penerapan Metode Cost Plus Pricing dalam Menentukan
Harga Jual pada Bumdes Sumur Batu. (Studi Kasus pada Bumdes Adikarya Mandiri).
Purwaji, Agus, Wibowo, dan Sabarudin Muslim. 2016. Akuntansi Biaya, .Edisi 2.
Saleky, Stevan Billy. 2020. “Penentuan Harga Jual Produk Menurut Cost Plus
Pricing dengan Pendekatan Full Costing” Studi Kasus pada Produksi Tahu Bpk
lxv
Sumadi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Sari, Yunita dan Llily Kartina Nasution. 2018. “Analisis Penentuan Harga Jual
Dengan Metode Cost Plus Pricing dan Pengaruhnya Terhadap Laba yang Dihasilkan
Pada UD Maju”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol (4) (2018): halaman. [85-97].
Setiawan, Novan. 2017. Analisis Metode Cost Plus Pricing Untuk Menentukan
Harga Jual Produk Pada PT Surya Zig Zag Kediri. Universotas Nusantara PGRI.
Kediri.
Suharyono,. 2020. Buku - Pengukuran Kinerja Bisnis Untuk Usaha Mikro Kecil
Mencapai Laba Optimal (Studi Pada Sentra UKM Industri Bakpia Di Wilayah
Minomartani Sleman Yogyakarta). Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4. No.
3: 1122.
Setia,.Bandung.
lxvi
Yuningsih, Refti. 2015. Analisis Perhitungan Metode Cost Plus Pricing Dalam
lxvii