Anda di halaman 1dari 67

PROPOSAL

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS

PRICING DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN PADA UPT.

SIKKA INOVATION CENTER (SIC)

GENOVEVA MILENIA PATI

061190036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NUSA NIPA

INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal

yang berjudul “Analisis Penentuan Harga Jual Dengan Metode Cost Plus Pricing

Dalam Meningkatkan Laba Perusahaan Pada UPT. Sikka Inovation Center”.

Proposal ini merupakan salah satu tugas yang diajukan untuk memenuhi

syarat dalam memperoleh nilai Seminar Akuntansi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Angelinus Vincentius, M.Si selaku Rektor Universitas Nusa Nipa

Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengembangkan kepribadian dan menempuh pendididkan di Universitas

Nusa Nipa Indonesia.

2. Bapak Andreas Rengga, SE.,MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Nusa Nipa Maumere yang telah memberikan dukungan dan

memberikan ilmu-ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan.

3. Bapak Hendrikus Herdi, SE.,M.S.A selaku Ketua Program Studi Akuntansi

dan juga sebagai Dosen Pembimbing mata kuliah Seminar Akuntansi yang

telah memberikan restu dan pengarahan kepada penulis.

ii
4. Ibu Katharina Yuneti, S.Ak.,M.Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan memberikan masukan, saran, dan bimbingan sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

5. Ibu Maria Grasella Tunya, S.E selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan memberikan masukan, saran, dan bimbingan sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

6. Bapak, Mama, Adik serta keluarga tercinta yang telah memberikan

kepercayaan, bimbingan, bantuan moril dan materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal ini.

7. Sahabat dan teman seperjuangan Akuntansi A angkatan 2019 yang sudah

memotivasi dalam penyusunan proposal ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang sudah

membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

Demi kesempurnaan proposal ini, semua saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan. Semoga proposal ini bermanfaat dan dapat

memberi sumbangan yang berarti bagi yang membutuhkan.

Maumere, 20 November 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................8

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................8

1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................9

1.4.1 Manfaat Teoritis 9

1.4.2 Manfaat Praktis 10

1.5 Batasan Masalah...........................................................................................10

1.6 Sistematika Penulisan...................................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

2.1 Tinjauan Teori dan Konsep ..........................................................................12

2.1.1 Theory Of Constrain 12

iv
2.1.2 Akuntansi Biaya 13

2.1.2.1 Tujuan Pokok Akuntansi Biaya 13

2.1.3 Biaya......................................................................................................14

2.1.3.1 Penggolongan Biaya 15

2.1.4 Harga Pokok Produksi...........................................................................17

2.1.4.1 Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi 17

2.1.4.2 Manfaat Harga Pokok Produksi 18

2.1.4.3 Metode Harga Pokok Produksi 19

2.1.5 Harga Jual..............................................................................................20

2.1.5.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Jual 21

2.1.5.2 Tujuan Penetapan Harga Jual 21

2.1.5.3 Metode Penetapan Harga Jual22

2.1.5.3 Metode Penetapan Harga Jual Berdasarkan Pendekatan Biaya 23

2.1.6 Laba.......................................................................................................25

2.1.6.1 Unsur – Unsur Laba 26

2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................................27

2.3 Kerangka Pemikiran .....................................................................................46

BAB III METODE PENELITIAN 48

3.1 Rancangan Penelitian....................................................................................48

v
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................49

3.2.1 Tempat Penelitian..................................................................................49

3.2.2 Waktu Penelitian...................................................................................49

3.3 Populasi dan Sampel.....................................................................................49

3.3.1 Populasi.................................................................................................50

3.3.2 Sampel...................................................................................................50

3.4 Jenis dan Sumber Data..................................................................................50

3.4.1 Jenis Penelitian 50

3.4.2 Sumber Data 51

3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................................51

3.6 Variabel Penelitian........................................................................................52

3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA 56

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................27

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir..............................................................................47

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan atau organisasi bisnis yang didirikan pada umumnya

mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya,

agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya serta dapat memperluas

usahanya. Selain laba, tujuan lain perusahaan adalah mampu menyediakan

berbagai jenis barang untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumennya.

Ketersediaan barang atau produk yang diinginkan konsumen akan meningkatkan

kepuasan konsumen sehingga tingkat loyalitas konsumen untuk berbelanja akan

semakin tinggi, hal tersebut akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh

perusahaan. Selain itu, metode dalam penetapan harga jual akan mempengaruhi besar

kecilnya harga jual. Karena setiap metode yang digunakan memiliki tujuan yang

berbeda sesuai dengan keperluan dan kebutuhan dari perusahaan tersebut.

Untuk itu setiap kebijakan perusahaan haruslah mengacu pada terciptanya

efisien dan efektivitas kerja. Jika perusahaan bekerja secara efisien maka perusahaan

akan mampu bersaing dipasar dan mampu menguasai pasar. Salah satu kebijakan

tersebut dapat berupa penetapan harga jual yang akan menentukan laba dan ruginya

suatu barang yang dijual. Kebijakan ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan agar

ix
laba yang diharapkan dapat tercapai. Untuk itu perusahaan perlu menerapkan

penetapan harga jual yang tepat.

Harga jual adalah nilai dari suatu produk yang ditawarkan oleh produsen atau

penjual. Menurut Kottler dan Keller dalam Sujarweni (2017), menyatakan bahwa

harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau

jumlah-jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat, karena

memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Untuk menetapkan harga jual,

pihak manajemen perusahaan harus terlebih dahulu menentukan harga pokok dari

barang yang akan diproduksi. Penentuan harga pokok produksi merupakan komponen

yang sangat penting karena akan menjadi dasar dalam penetapan harga jual, oleh

karena itu harus dilakukan secara cermat dan teliti.

Menentukan harga produk sama pentingnya dengan merancang produk itu

sendiri. Hal ini mengandung makna bahwa meskipun perusahaan mempunyai produk

yang baik namun harga yang ditawarkan tidak tepat maka konsumen akan enggan

untuk membeli produk tersebut. Penentuan harga yang terlalu tinggi akan

berpengaruh pada tingkat volume penjualan yang cenderung akan semakin kecil.

Penentuan harga yang terlalu rendah juga akan berpengaruh pada tingkat laba yang

akan diperoleh menjadi rendah. Begitu juga apabila penentuan harga sesuai dengan

harga pasar, perusahaan harus tetap mengukur, apakah harga jual yang ditetapkan

oleh perusahaan memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan atau tidak.

Penentuan harga jual tidak didasarkan pada perhitungan yang sesuai dengan

perkiraan saja, melainkan dengan teliti dan akurat.. Penentuan harga jual yang tepat,

x
terutama pada situasi persaingan yang semakin tinggi akan mempengaruhi konsumen

dalam membuat keputusan untuk membeli produk perusahaan (Wardiyah, 2017: 274).

Menurut Mulyadi (2016), empat metode penentuan harga jual yang biasanya

digunakan oleh perusahaan yaitu penentuan harga jual dalam keadaan normal,

penentuan harga jual dalam cost type contract, penentuan harga jual pesanan khusus,

dan penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang

diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam keempat metode penentuan harga jual

tersebut, biaya merupakan titik tolak untuk perumusan kebijakan harga jual.

Faktor utama dalam menentukan harga jual adalah faktor biaya, karena biaya

menunjukkan batas minimum yang harus terpenuhi agar perusahaan tidak mengalami

kerugian. Apabila hanya memperhatikan biaya produksi tanpa memperhitungkan

biaya-biaya non produksi maka dalam menentukan harga jualnya dirasa kurang tepat.

Biaya total harus diperhitungkan dalam proses produksi.

Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang dapat membantu

manajemen dalam membuat rumusan strategi mengenai harga jual (Dunia, et al,

2018: 4). Akuntansi biaya membantu menentukan biaya seharusnya untuk

menghasilkan satu produk, sejumlah produk, dan suatu tingkat aktivitas tertentu

(Dunia, et al, 2018: 9). Dengan kata lain, salah satu tujuan akuntansi biaya adalah

untuk menentukan harga pokok produksi.

Harga pokok produksi adalah pembebanan biaya pada objek biaya (produk)

untuk tujuan tertentu dan dapat dilakukan dengan cara menyertakan seluruh unsur

biaya produksi atau hanya unsur biaya variabel (Purwaji, et al., 2016: 40). Harga jual

xi
produk yang tepat sangat bergantung pada keberhasilan dalam menentukan biaya

produksi yang tepat sehingga diharapkan harga jual produk yang ditentukan dapat

menutup semua biaya yang dikeluarkan dan mampu menghasilkan laba. (Salman,

2016:13).

Perhitungan harga pokok produksi dapat melalui dua pendekatan yaitu

pendekatan full costing dan variablel costing (Mulyadi, 2016). Menurut Szahro &

Purwanto (2021), bahwa pendekatan full costing menghasilkan harga pokok produksi

yang lebih baik dari pada variabel costing. Pendekatan full costing memiliki

kelebihan dengan membebankan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan, baik

secara variabel maupun tetap. Kelebihan lainya adalah harga pokok produksi yang

dihasilkan akan lebih tinggi. Dengan dua kelebihan tersebut perusahaan diharapkan

dapat memperoleh laba yang lebih optimal dan meminimalkan kerugian.

Harga pokok produksi yang telah ditentukan kemudian dapat digunakan sebagai

dasar dalam menentukan harga jual produk dengan proses penentuan menggunakan

metode berbasis akuntansi biaya yang salah satunya yaitu metode Cost Plus Pricing.

Menurut Krismiaji (dalam Hapsari, 2019), cost plus pricing adalah metode umum

dalam menentukan harga jual produk yaitu dengan cara menambahkan angka

perkiraan laba atau biasa disebut mark up, pada harga pokok produksi.

Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Sikka Inovation Center merupakan salah satu

usaha atau wadah yang dibentuk pada tahun 2017 oleh Kantor Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah (Bappelitbang) Kabupaten Sikka dengan tujuan agar bisa

melakukan berbagai macam penelitian, melakukan inovasi,sebagai pusat penerapan

xii
teknologi untuk mendorong perekonomian yang memberdayakan produk-produk

lokal di Kabupaen Sikka. Salah satu hasil dari inovasi dari UPT SIC adalah Produk

Choklat Sikka (Cho-Sik).

Choklat Sikka (Cho-Sik) diproduksi oleh Bappelitbang Sikka dengan

menggunakan bahan baku kakao asli Sikka yang difrementasi oleh petani Sikka,

kemudian diramu oleh putra-putri Sikka dan menghasilkan produk bubuk kakao dan

coklat bar yang berkualitas dengan berbagai jenis varian dan rasa, seperti aneka

varian cokelat bar mente, coklat kenari, coklat candy, minuman coklat, dan lain

sebagainya dengan dua cita rasa yakni cita rasa dark chocolate dan milk chocolate.

Hasil produk Cho-Sik ini selain dijual secara langsung dapat dijual juga dengan

menggandeng Re-Seller Cho-Sik yang ada di Maumere dan luar Maumere.

Penentuan harga jual produk dapat dipengaruhi oleh peranan dari harga pokok.

Tepatnya penetapan biaya dapat menghasilkan lebih akuratnya harga pokok produksi.

Oleh karena itu, UPT SIC dalam memproduksi Cho-Sik harus mengelola biaya sebaik

mungkin, mengevaluasi kinerja serta mengidentifikasi strategi dalam upaya untuk

menghadapi persaingan ketat. Semakin baik kemampuan mengelola biaya, maka

semakin baik pula kualitas dan harga produk yang ditawarkan kepada pelanggan atau

konsumen.

Menurut penelitian terdahulu dalam penelitian yang berjudul "Penerapan

Metode Cost Plus Pricing dalam Menentukan Harga Jual pada Bumdes Sumur Batu

(Studi Kasus pada Bumdes Adikarya Mandiri)” yang dilakukan oleh Wira Ade Putra

(2020), hasil penelitian yang ada menggambarkan bahwa harga pokok produksi dan

xiii
harga jual yang ditetapkan di BUMDes Sumur Batu tersebut dengan hasil olahan data

yang penulis lakukan terdapat perbedaan. Dimana harga jual yang berlaku lebih

terjangkau dibandingkan dengan harga jual berdasarkan metode cost plus pricing. Hal

ini terjadi karena perkiraan BUMDes Sumur Bata salah mengenai bersarnya harga

pokok produksi. Dilihat perbandingan dalam menetapkan harga jual dari penelitian

terdahulu, peneliti membuat putusan untuk meneliti kembali penerapan metode cost

plus pricing. Perbedaan peneliti terdahulu mengenai Penerapan Metode Cost Plus

Pricing dalam menentukan harga jual pada Bumdes Sumur Batu" dengan penelitian

yang akan diteliti adalah terletak pada tempat penelitiannya dan pemicu biayanya.

Berdasarkan observasi langsung dan wawancara yang dilakukan dengan salah

satu karyawan pada UPT SIC Chosik didapatkan informasi mengenai penetapan

harga jual Cho-Sik, UPT SIC secara umum telah menggunakan rumusan perhitungan

dari harga produksi, biaya bahan baku, biaya proses produksi. Semua keputusan

penetapan harga jual ini akan kembali ke pemerintah daerah untuk di review dan

diputuskan Bupati. Penetapan harga oleh pihak pemerintah ini bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan daerah. Berdasarkan informasi dari pihak UPT SIC

mengenai harga produk yang dihasilkan, dalam beberapa tahun terakhir ( 2019 –

2020) tidak mengalami kenaikan, namun pada tahun 2021 mengalami kenaikan

dikarenakan adanya inflasi daerah. Berikut ini disajikan tabel harga jual produk pada

UPT SIC :

xiv
Tabel 1.1 Data Harga Jual Produk Cho-Sik

Selain itu, dalam perhitungan harga pokok produksi untuk penentuan harga

jual, UPT SIC belum memperhitungkan BOP (biaya overhead pabrik) secara akurat

sebagai biaya porduksi. Masih ada biaya overhead pabrik yng dikeluarkan dalam

proses produksi tapi tidak dicatat oleh perusahaan yang dimana dimaksudkan seperti

biaya depresiasi dan biaya pemeliharaan gedung, sehingga mengakibatkan

perhitungan harga pokok produksi belum akurat dan penetapan harga jual belum

menggambarkan keadaan yang sewajarnya untuk mencapai laba yang diinginkan.

Perusahaan juga harus melakukan pengklasifikasi biaya dan perhitungan harga

pokok yang tepat, karena perhitungan harga pokok produksi berpengaruh dalam

penetapan harga jual. Berdasarkan fenomena di atas maka dari itu, penulis tertarik

untuk mengambil judul “ ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN

METODE COST PLUS PRICING DALAM MENINGKATKAN LABA

PERUSAHAAN PADA UPT. SIKKA INOVATION CENTER (SIC) ”

xv
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah peneliti

sebagai berikut :

1. Bagaimana menghitung analisis harga pokok produksi Chosik pada UPT

Sikka Inovation Center ?

2. Bagaimana perhitungan penentuan harga jual Chosik dengan metode cost

plus pricing pada UPT Sikka Inovation Center ?

3. Bagaimana perhitungan harga jual yang efektif sehingga dapat

menghasilkan harga yang kompetitif dan keuntungan yang optimal pada

UPT Sikka Inovation Center?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis perhitungan harga pokok produksi

krecek terasi pada Chosik pada UPT Sikka Inovation Center.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis perhitungan penentuan harga jual

Chosik menggunakan metode cost plus pricing pada UPT Sikka Inovation

Center

3. Untuk mengetahui dan menganalisis perhitungan harga jual yang efektif

sehingga dapat menghasilkan harga yang kompetitif dan keuntungan yang

optimal pada UPT Sikka Inovation Center.

xvi
1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk

menambah atau memperoleh pengetahuan dan wawasan serta pengalaman

praktis dalam menganalisis penentuan harga pokok produksi untuk

penentapan harga jual yang tepat.

2. Bagi UPT Sikka Inovation Center

UPT SIC dapat mengetahui harga jual yang tepat dan dapat mengambil

kebijakan-kebijakan yang dapat diambil serta dapat memperbaiki kekurangan-

kekurangan yang ada kemudian dievaluasi dan pada akhirnya mampu

memperoleh laba yang maksimal pada tahun-tahun berikutnya.

3. Bagi Universitas Nusa Nipa Indonesia

Hasil Penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian

dimasa yang akan datang khususnya bagi mahasiswa S1 Akuntansi.

4. Bagi Peneliti Lain (Umum)

Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam bidang akuntansi dan juga

memberikan sumbangan pikiran yang dapat digunakan sesuai kepentingan

masing-masing.

xvii
1.4.2 Manfaat Praktis

1. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan tentang pentingnya menambahkan

laporan harga pokok produksi dalam penentuan harga pada UPT SIC.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dasar bagi

penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan Masalah

Keputusan penentuan harga jual merupakan masalah yang penting dan perlu

diperhitungkan dengan baik, maka dari itu batasan masalah dalam penulisan ini

adalah :

1. Analisis data yang akan dilakukan hanya dibatasi pada biaya-biaya yang

terjadi dalam proses produksi pada tahun 2021.

2. Metode penentuan harga pokok produksi menggunakan pendekatan full

costing dan metode penentuan harga jual menggunakan metode . cost plus

pricing,

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah, dan Sistematika

Penulisan.

xviii
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang Teori-Teori yang menjadi Landasan dalam Penelitian ini,

Penelitian Terdahulu, dan Kerangka Pemikiran.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang Rancangan Penelitian, , Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber

Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

xix
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori dan Konsep

2.1.1 Theory of constrain (TOC)

Theory of constrain (TOC) atau teori kendala merupakan filosofi manajemen

sistem yang dikembangkan oleh Eliyahu M Goldratt sejak awal 1980-an yang

dituangkan dalam buku ciptaannya berjudul “The Goal”. Teori kendala menyatakan

bahwa kinerja perusahaan dibatasi oleh constrain atau kendala. Suharyono (2020),

berpendapat bahwa teori kendala mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi

oleh kendala-kendalanya yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk

mendukung tujuan, yaitu kemajuan yang terus menerus suatu perusahaan (continuous

improvement). Dengan kata lain, TOC memusatkan perhatian pada kendala-kendala

atau hambatan yang dapat memperlambat proses produksi. Menurut TOC jika hendak

meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, maka manajer perlu

mengidentifikasi kendala-kendala yang ada, mengeksploitasinya dalam jangka

pendek dan dalam jangka panjang menemukan cara bagaimana mengatasi kendala

tersebut.

Teori ini memfokuskan diri pada tiga ukuran perusahaan, yaitu throughput,

persediaan, dan biaya-biaya operasional. Implikasi teori kendala terhadap penelitian

ini yaitu dapat menjelaskan dan mengidentifikasi mengenai kendala-kendala pada

UPT Skka Inovation Center dalam penentuan harga jual seperti naiknya harga biaya

xx
bahan baku dan masih terdapat biaya-biaya yang tidak diperhitungkan dalam biaya

produksi maupun biaya non produksi,

2.1.2 Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan

akuntansi keuangan tentang bagaimana informasi biaya dikumpulkan dan dianalisis.

Akuntansi biaya lebih menekankan pada pengendalian maupun penetapan biaya,

terutama yang berhubungan dengan biaya produksi.

Menurut Firdaus, Warsilah dan Catur (2019), akuntansi biaya diartikan sebagai

bidang khusus akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya.

Bidang ini terutama berhubungan dengan biaya-biaya untuk memproduksi suatu

barang serta merupakan sistem informasi akuntansi yang bertujuan untuk

menyediakan informasi tentang biaya organisasi kepada manajemen organisasi yang

dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda. Selanjutnya menurut Mulyadi

(2015), akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan

penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara

tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah

proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya yang dapat

membantu manajemen memperoleh informasi tentang biaya organisasi yang

digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda.

2.1.2.1 Tujuan Pokok Akuntansi Biaya

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2021), ada 3 tujuan pokok dalam mempelajari

akuntansi biaya adalah memperoleh informassi biaya yang akan digunakan untuk :

xxi
1. Penentuan Harga Pokok Produk

Tujuan mempelajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh informasi biaya untuk

penentuan harga pokok produk yang digunakan perusahaan untuk menentukan

besarnya laba yang diperoleh dan juga untuk menentukan harga jual.

2. Perencanaan Biaya dan Pengendalian Biaya

Tujuan mempelajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh informasi biaya

sebagai perencanaan biaya. Perencanaan biaya apa saja yang akan dikeluarkan di

masa mendatang. Informasi yang dihasilkan akuntansi biaya menjadi dasar bagi

manajemen untuk menyusun perencanaan biaya

3. Pengambilan Keputusan Khusus

Tujuan mempelajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh informasi biaya

sebagai pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemilihan berbagai

tindakan alternatif yang akan dilakukan perusahaan.

2.1.3 Biaya

Menurut Mulyadi (2012), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk

tujuan tertentu. Menurut Firdaus,Warsilah dan Catur (2019), biaya adalah

pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa

yang berguna untuk masa yang akan datang. Sedangkan menurut V. Wiratna

Sujarweni (2021), biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi

dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva.

Dari pengertian biaya menurut menurut para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang,

xxii
baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi untuk tujuan tertentu seperti untuk

memperoleh aktiva.

2.1.3.1 Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi (2015), biaya dapat digolongkan ke dalam lima macam

penggolongan biaya :

1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan

biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua

pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.

Contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran dalam perusahaan kertas

adalah sebagai berikut : biaya merang,biaya jerami,biaya gaji dan upah, biaya

soda,biaya depresiasi mesin,biaya asuransi,biaya bunga,biaya zat warna.

2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan di bagi atas 3

kelompok yaitu :

1) Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi mengelola bahan baku

menjadi bahan jadi yang siap untuk di jual.

2) Biaya Pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan

kegiatan pemasaran produk.

3) Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk.

3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan satuan biaya yang dibiayai,

dapat digolongkan atas :

xxiii
1) Biaya Langsung (Direct Cost) adalah biaya yang terjadi dan penyebab satu-

satunya adalah karena adanya suatu yang dibiayai.

2) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang terjadi tidak hanya

disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

4. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume

kegiatan yakni :

1) Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah biaya totalnya tetap dalam kisar

volume tertentu.

2) Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan.

3) Biaya Semi Variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan.

4) Biaya Semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume keiatan

tertentu dan perubahan dengan jumlah yang konstanta pada volume produksi

tertentu.

5. Penggolongan biaya atas jangka waktu manfaat terdiri atas:

1) Pengeluaran Modal (Capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai

manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue expenditures) adalah biaya yang hanya

mempunyai manfaat dalam satu periode akuntansi terjadinya pengeluaran

tersebut.

xxiv
2.1.4 Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah

perusahaan manufaktur. Dengan menghitung harga pokok tersebut akan diketahui

total biaya produksi dalam proses pembuatan suatu produk mulai dari bahan mentah

menjadi produk jadi. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya

produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk

jadi. Biaya produksi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu : biaya bahan baku

langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.

2.1.4.1 Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi

Menurut Firmansyah (2014) menegaskan bahwa dalam akuntansi yang

konvensional terdapat tiga komponen harga pokok produksi yaitu:

1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses

produksi untuk menghasilkan barang atau produk jadi. Biaya ini timbul karena

adanya pemakaian bahan baku.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada

tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Biaya ini timbul karena

adanya pemakaian tenaga kerja yag dipergunakan untuk mengolah bahan baku

menjadi barang atau produk jadi.

xxv
3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya bahan baku dan tenaga kerja tidak

langsung. Biaya overhead pabrik timbul karena adanya pemakaian fasilitas untuk

mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja, dan kemudahan lain.

2.1.4.2 Manfaat Harga Pokok Produksi

Manfaat harga pokok produksi menurut Mulyadi (2012), adalah sebagai

berikut:

1. Menentukan harga jual produk

Dalam penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu

informasi yang dipertimbangkan disamping informasi biaya lain serta informasi

nonbiaya.

2. Memantau realisasi biaya produksi

Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk

dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang

sesungguhnya dikeluarkan didalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh

karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya

produksi mengkonsumsi total biaya produsksi sesuai dengan yang diperhitungkan

sebelumnya.

3. Menghitung laba atau rugi priode

Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam

periode tertentu mampu menghasilkan laba atau mengakibatkan rugi, manajemen

memerlukan informasi biaya produksi yag telah dikeluarkan untuk memproduksi

produk dalam periode tertentu.

xxvi
2.1.4.3 Metode Harga Pokok Produksi

1. Perhitungan Harga Pokok Penuh (Full Costing)

Metode Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi,

yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok

produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga

pokok produksi (biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead

pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non

produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

Formula harga pokok produksi dengan pendekatan full costing :

Biaya Bahan Baku Rp. XXX

Biaya Tenaga Kerja Rp. XXX

Biaya Overhead pabrik Tetap Rp. XXX

Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. XXX+

Harga Pokok Produksi Rp. XXX

2. Perhitungan Harga Pokok Variabel (Variable Costing)

Metode variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang

hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga

pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

dan biaya overhead pabrik variabel.

xxvii
Formula harga pokok produksi dengan pendekatan variabel costing :

Biaya Bahan Baku Rp. XXX

Biaya Tenaga Kerja Rp. XXX

Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. XXX+

Harga Pokok Produksi Rp. XXX

2.1.5 Harga Jual

Harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli untuk

mengganti total biaya yang sudah dikeluarkan oleh penjual ditambah dengan laba

yang diinginkan. Dalam perusahaan manufaktur total biaya ini merupakan

penjumlahan dari biaya produksi (harga pokok produksi) ditambah dengan biaya non

produksi. Sedangkan dalam usaha dagang atau jasa, total biaya adalah total biaya

pembelian ditambah dengan laba yang ditetapkan.

Penentuan harga jual berhubungan dengan kebijakan penentuan harga jual dan

keputusan penentuan harga jual. Kebijakan penentuan harga jual adalah pernyataan

sikap manajemen terhadap penentuan harga jual produk atau jasa yang dilakukan

dengan menetapkan faktor-faktor yang dipertimbangkan. Sedangkan keputusan

penentuan harga jual merupakan pengambilan keputusan manajemen yang dilakukan

dengan menentukan harga jual produk barang atau jasa yang dihasilkan.

Keputusan harga jual tidak tetap dan harus dibuat berulang-ulang karena harga

jual dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Perubahan harga jual bertujuan

agar harga jual yang baru dapat mencerminkan biaya saat ini (current cost) atau biaya

masa depan (future cost), kondisi pasar, reaksi pesaing dan laba yang dinginkan.

Dalam jangka panjang harga jual yang ditentukan harus bisa menghasilkan

xxviii
pendapatan masa depan yang cukup untuk semua biaya masa depan dan berpengaruh

terhadap laba masa depan yang diinginkan.

2.1.5.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Jual

Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan penentuan harga jual.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual menurut Mulyadi (2015 ) adalah

sebagai berikut:

1. Permintaan konsumen

2. Selera konsumen

3. Jumlah pesaing

4. Harga jual yang ditentukan pesaing

5. Biaya

Faktor-faktor diatas merupakan faktor-faktor yang sulit untuk diramalkan, yang

sangat mempengaruhi pembentukan harga jual produk atau jasa di pasar. Tetapi dari

faktor tersebut hanya ada satu faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi

berpengaruh dalam penentuan harga jual adalah faktor biaya.

2.1.5.2 Tujuan Penetapan Harga Jual

Menurut Tjiptono (2010) mengemukakan bahwa penetapan harga jual

mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1. Tujuan berorientasi pada laba.

Menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga jual yang dapat

menghasilkan harga jual paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah

maksimilisasi laba. Maksimisasi laba sangat sulit dicapai karena sangat sukar

xxix
sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat

dicapai pada tingkat harga jual tertentu.

2. Tujuan berorientasi pada volume.

Harga jual ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai volume penjualan

(dalam ton, kg, dan lain-lain), nilai penjualan (Rp) atau pangsa pasar (absolut

maupun relatif).

3. Tujuan berorientasi citra.

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga

jual. Perusahaan dapat menetapkan harga jual tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra perusahaan. Harga rendah dapat digunakan untuk

membentuk citra nilai tertentu.

4. Tujuan stabilisasi harga jual.

Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk

mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga

pemimpin industri.

5. Tujuan-tujuan lainnya.

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,

mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau

menghindari campur tangan pemerintah.

2.1.5.3 Metode Penentuan Harga Jual

Menurut Swastha (2010) menyatakan bahwa metode penentuan harga jual yang

berdasarkan biaya dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu :

xxx
a. Cost plus pricing method

Penentuan harga jual cost plus pricing, biaya yang digunakan sebagai dasar

penentuan, dapat didefinisikan sesuai dengan metode penentuan harga pokok

produk yang digunakan. Dalam menghitung cost plus pricing, digunakan rumus :

Harga Jual = Biaya Total + Margin

b. Mark up pricing method

Mark up pricing banyak digunakan oleh para pedagang. Para pedagang akan

menentukan harga jualnya dengan cara menambahkan mark up yang diinginkan

pada harga beli per satuan. Persentase yang ditetapkan berbeda untuk setiap jenis

barang. Dalam menghitung harga jual, menggunakan rumus :

Harga jual = Harga beli + Mark up

2.1.5.4 Metode Penetapan Harga Jual Berdasarkan Pendekatan Biaya

Metode ini menentukan harga berdasarkan total dari biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk memproduksi produk yang dijual dan menambah sejumlah

persentase tertentu sebagai laba.

Ada dua pendekatan dengan metode penetapan harga jual berdasarkan

pendekatan biaya yaitu :

a. Metode Cost Plus Pricing

Menurut Kamaruddin (2013), menyatakan bahwa biaya (cost) plus merupakan

komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual produk

atau jasa. Pengertian Cost Plus adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan mark-up

xxxi
yang ditentukan. Sedangkan menurut Garrison (2013 ), menyatakan bahwa cost plus

pricing adalah proses penentuan harga jual dengan cara menghitung biaya produksi

perunit, memutuskan berapa laba yang diinginkan, kemudian menentukan harga jual.

Didalam konsep perhitungan harga pokok dikenal dua pendekatan yakni :

1. Perhitungan harga pokok penuh (full costing ). Dalam pendekatan ini harga

pokok produksi terdiri dari biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan

produk baik yang bersifat variabel maupun yang bersiat tetap.

a. Bahan baku langsung

b. Upah langsung

c. Biaya overhead pabrik- variable

d. Biaya overhead pabrik –tetap

2. Perhitungan harga pokok variabel (variabel costing). Dalam pendekatan ini

yang dimasukkan sebagai komponen harga pokok produk adalah seluruh

biaya-biaya yang bersifat variabel. Biaya variabel tersebut yaitu :

a. Biaya bahan baku langsung

b. Biaya tenaga kerja langsung

c. Biaya penjualan variable

d. Biaya umum dan administrasi vriabel.

Rumus untuk menghitung harga jual dengan menggunakan metode cost plus

pricing sebagai berikut :

Harga jual = Total Biaya + Mark Up


Perhitungan total biaya dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu full

costing dan variabel costing. Menggunakan metode cost plus pricing, semua unsur

xxxii
biaya harus diperhitungkan baik biaya produksi maupun biaya non produksi yang

akan menghasilkan biaya total. Adapun perhitungan biaya total yaitu:

b. Metode Mark Up

Metode mark up menurut Samryn (2012), mengacu pada selisih antara harga

jual suatu produk atau jasa dengan harga pokoknya. Mark up merupakan persentase

keuntungan yang diharapkan dari suatu unit tertentu yang terjual. Penetapan harga

jual dimana mark up di tetapkan dimuka terhadap sejumlah biaya sebagai dasar untuk

menentukan target harga jual dengan metode cost plus pricing.

Rumus untuk menghitung harga jual dengan menggunakan metode mark up

adalah sebagai berikut :

Harga Jual = Harga Beli + Laba

Harga beli merupakan harga barang dari pabrik atau sering disebut dengan

modal. Harga ini diperoleh dari perhitungan mengenai biaya yang dihabiskan untuk

memproduksi suatu barang atau dikenal dengan harga pokok produk sedangkan laba

merupakan presentase keuntungan yang diharapkan perusahaan atau biasa disebut

juga dengan mark up.

2.1.6 Laba

Laba yang diperoleh perusahaan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup

perusahaan tersebut. Menurut Soemarso (2009) mendefinisikan laba sebagai selisih

lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih

besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Secara umum pengertian laba adalah

xxxiii
keuntungan bersih yang didapatkan oleh suatu perusahaan atau individu dari kegiatan

ekonomi yang dilakukannya.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Laba adalah

keuntungan bersih yang didapatkan oleh suatu perusahaan atau individu dari kegiatan

produksi yang dilakukannya.

2.1.6.1 Unsur – Unsur Laba

Menurut M, Prawiro (2019), dalam menentukan laba terdapat beberapa unsur di

dalamnya, berikut beberapa unsur laba :

a. Pendapatan

Pendapatan adalah kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan dalam

satu periode akuntansi. Sederhananya pendapatan merupakan hasil yang

didapatkan setelah melakukan kegiatan bisnis atau pekerjaan.

b. Beban

Beban adalah sesuatu yang menjadi pengeluaran perusahaan demi untuk

mendapatkan hasil yang diinginkan. Beban juga dapat diartikan sebagai kenaikan

kewajiban untuk menunjang kebutuhan operasional dalam satu periode.

c. Biaya

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan suatu

proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang sesuai harga pasar yang

berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terja

d. Untung dan Rugi (Profit and Loss)

Unsur untung dan rugi merupakan bagian dari laba dimana setiap bisnis pasti akan

mengalaminya. Keuntungan adalah peningkatan ekuitas atau aktiva bersih yang

xxxiv
berasal dari semua transaksi perusahaan. Sedangkan kerugian adalah penurunan

aktiva bersih atau ekuitas yang berasal dari transaksi tambahan.

e. Penghasilan

Penghasilan adalah hasil akhir yang didapatkan dari perhitungan pendapatan serta

keuntungan serta dikurangi dengan beban dan kerugian pada satu periode tertentu.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan

acuan. Selain itu, untuk menghadiri anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka

dalam kajian pustaka ini peneliti mencantumkan hasil penelitian terduhulu sebagai

berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

Dan Tahun Penelitian

1 Billy Stevan Penentuan Harga Deskriptif Hasil penelitian

Saleky (2020) Jual Produk Kuantitatif menunjukkan bahwa

Menurut Cost terdapat perbedaan

Plus Pricing harga jual menurut

dengan metode Produksi

Pendekatan Full Tahu Bpk Sumadi

Costing, Studi dan harga jual

Kasus pada menurut metode cost

Produksi Tahu plus pricing dengan

xxxv
Bpk Sumadi pendekatan full

costing. Perusahaan

menetapkan harga

jual tahu putih lebih

tinggi 1,47%, harga

jual tahu kuning

lebih rendah 0,88%,

dan menetapkan

harga jual tahu pong

lebih rendah 15,58%,

dibandingkan

menurut cost plus

pricing dengan

pendekatan full

costing. Selisih harga

tersebut terjadi

karena perbedaan

metode penentuan

harga jual menurut

perusahaan dengan

cost plus pricing.

Perusahaan

xxxvi
menetapkan harga

jual berdasarkan

harga pasar

sedangkan cost plus

pricing didasarkan

pada perhitungan

biaya dan mark up.

2 Dea Putri Analisis Deskriptif Hasil dalam

Arianingsih Penetapan Harga Kuantitatif penelitian ini adalah

(2022) Jual Krecek (1) perhitungan harga

Terasi Pada pokok produksi home

Home Industry industry Bapak

Dengan Metode Gunari menghasilkan

Cost Plus sebesar Rp.

Pricing 13.153,2.- ditambah

dengan laba yang

diinginkan 10%

maka harga jual

ditetapkan sebesar

Rp. 14.500.- (2)

perhitungan harga

pokok produksi

xxxvii
pendekatan full

costing menghasilkan

Rp. 13.341,8.-

ditambah dengan

laba yang diinginkan

10% maka harga jual

dengan metode cost

plus pricing Rp.

14.700.-(3)

perhitungan harga

jual dengan metode

cost plus pricing

pendekatan full

costing menghasilkan

keuntungan optimal

karena seluruh biaya

sudah dibebankan

dalam perhitungan

sehingga laba yang

dihasilkan laba

bersih.

3 Abriyana Diyah Penetapan Harga Deskriptif Hasil penelitian ini

xxxviii
Ikawati (2020) Jual Dengan Kuantitatif menggambarkan

Metode Cost bahwa harga pokok

Plus Pricing produksi dan harga

Pada Warung jual yang telah

Sederhana 2 Jetis ditetapkan pemilik di

Kulon Surabaya Warung Sederhana 2

dengan perhitungan

hasil olah data yang

penulis telah lakukan

terdapat perbedaan

yaitu dimana harga

jual yang berlaku

saat ini jauh lebih

rendah jika

diperbandingkan

dengan harga jual

berdasarkan metode

cost plus pricing. Hal

tersebut terjadi

dikarenakan pemilik

tidak berani untuk

menambah mark up

xxxix
yang sesuai dengan

keinginannya karena

pemilik takut jika

harganya tinggi maka

pelanggannya akan

enggan berkunjung

di Warung Sederhana

2. Selain itu dalam

menentukan harga

pokok produksi

pemilik Warung

Sederhana 2 hanya

didasarkan pada

intuisi dan

perhitungan yang

seadanya tanpa

dilakukannya

pengklasifikasian

biaya yang

dikeluarkan,

sehingga

pembebanan biaya

xl
terhadap produk

dihitung secara

menyeluruh.

4 Wira Ade Putra Penerapan Deskriptif Berdasarkan hasil

(2020) Metode Cost Kualitatif penelitian

Plus Pricing menunjukan bahwa

dalam terdapat perbedaan

Menentukan hasil antara yang

Harga Jual pada ditentukan oleh

Bumdes Sumur BUMDes Sumur

Batu. (Studi Batu dengan

Kasus pada menggunakan

Bumdes metode full costing.

Adikarya Hal ini terjadi karena

Mandiri). adanya perbedaaan

pembebanan biaya

sejak awal. Sumur

Batu hanya

menggunakan

estimasi atau

perkiraan dari harga

per unit tong sampah

xli
untuk menetapkan

harga jual. BUMDes

Sumur Batu ini

menginginkan mark

up sebesar 40%,

namun yang di capai

pada bulan

September hanya

sekitar 17,45%.

Dengan mark up

sekian, harga jual

yang diperoleh yaitu

sebesar Rp350.000.

Sedangkan jika

BUMDes Sumur

Batu menginginkan

mark up sebesar 40%

maka harga jual yang

seharusnya

ditetapkan yaitu

sebesar Rp445.405

sesuai dengan

xlii
perhitungan metode

cost plus pricing

melalui pendekatan

full costing.

5 Musleh (2019) Analisis Deskriptif Hasil penelitian ini

Penentuan Harga Kuantitatif menunjukkan

Jual Dengan terdapat kelemahan

Metode Cost dalam perhitungan

Plus Pricing harga pokok

Dalam produksi yang

Meningkatkan dilakukan pedagang

Laba Yang yaitu kalkulasi harga

Dihasilkan pokok produk yang

Pedagang dilakukan pedagang

Asongan di lebih rendah dari

Taman harga pokok produk

Sangkareang menurut cost plus

Kota Mataram pricing, karena

pedagang tidak

membebankan biaya

produksi yaitu biaya

upah berdagang,

xliii
biaya transportasi,

dan biaya

administrasi dalam

perhitungan harga

pokok produksi.

Dalam penentuan

harga jual, pedagang

sate, pedagang

mainan, pedagang es

dan pedagang cilok

menentukan harga

jual tidak

menggunakan

presentase margin

yang jelas sehingga

keuntungan yang

diperoleh tidak bisa

ditentukan. Namun

jika menggunakan

perhitungan cost plus

pricing dengan

presentase margin

xliv
yang diharapkan,

maka dapat

ditentukan harga jual

untuk masing-masing

produk, harga jual

sate sesuai dengan

yang seharusnya.

6 Refti Yuningsih Analisis Analisis Hasil yang diperoleh

(2017) Perhitungan Kuantitatif menunjukkan bahwa

Metode Cost harga jual produk

Plus Pricingn meja terdapat selisih

Dalam antara perhitungan

Menentukan perusahaan dengan

Harga Jual perhitungan

Produk Pada PT. menggunakan

Wonojati Wijoyo metode Cost Plus

Kediri Pricing yang

memperhitungkan

biaya produksi dan

biaya non produksi.

Seperti di tahun 2013

perhitungan dengan

xlv
menggunakan

metode cost plus

pricing yaitu sebesar

Rp 5.065.940,73.

Sedangkan

perusahaan

menentukan harga

jual tanpa

menggunakan

metode cost plus

pricing yaitu sebesar

Rp 4.875.000.

Sehingga ada selisih

antara perhitungan

metode cost plus

pricing dengan

perhitungan

perusahaan sebesar

Rp 190.940,73

Dalam penelitian ini

dapat disimpulkan

bahwa dalam

xlvi
menentukan harga

jual, PT.Wonojati

Wijoyo tidak

memperhitungkan

biaya non produksi.

Sehingga perusahaan

dalam menentukan

harga jual

menggunakan

metode Cost Plus

Pricing dengan

metode full costing

ini menggambarkan

biaya yang

dikeluarkan

perusahaan secara

menyeluruh dan

bukan hanya sekedar

perkiraan saja.

7 Dian Purnama, Harga Pokok Deskriptif Hasil penelitian

Saiful Muchlis, Produksi Dalam Kuantitatif menunjukkan bahwa

Andi Wawo Menentukan perhitungan harga

xlvii
(2019) Harga Jual pokok produksi

Melalui Metode perusahaan lebih

Cost Plus rendah dibandingkan

Pricing Dengan dengan perhitungan

Pendekatan Full harga pokok

Costing produksi dengan

menggunakan
(Studi pada PT.
metode full costing.
Prima Istiqamah
Hal ini disebabkan
Sejahtera di
karena dalam
Makassar)
perhitungan biaya

overhead pabrik

perusahaan tidak

memperhitungkan

beberapa biaya

kedalam harga pokok

produksinya seperti

biaya pemeliharaan

dan perawatan alat

produksi, dan biaya

depresiasi pada

produk abon ikan.

xlviii
Selain itu, penetapan

harga jual

perusahaan hanya

melakukan estimasi

dari perhitungan

harga jual per kg

abon ikan dengan

tingkat mark up

sebesar 40%, yaitu

sebesar Rp120.000

untuk menetapkan

harga jual pada

kemasan 100gram,

250gram dan

500gram. Sedangkan

dengan

menggunakan

metode cost plus

pricing dengan mark

up sebesar 40%

harga jual lebih

rendah dibandingkan

xlix
menurut perusahaan

yaitu sebesar

Rp12.683.

(100gram), Rp30.488

(250gram), dan

Rp60.798 (500gram)

8 Yunita Sari, Analisis Deskriptif Hasil penelitian

Lily Karlina Penentuan Harga Kuantitatif dapat disimpulkan

Nasution Jual dengan bahwa penetapan

(2018) metode Cost harga jual yang

Plus Pricing dan selama ini dilakukan

Pengaruhnya oleh UD Maju belum

terhadap Laba tepat. Harga jual

yang dihasilkan yang ditetapkan UD

pada UD Maju Maju untuk produk

kursi betawi sebesar

Rp. 850.000,-/set

sedangkan

berdasarkan

perhitungan yang

penulis lakukan

menggunakan

l
metode cost plus

pricing dengan

pendekatan full

costing sebesar Rp.

884.020,-/set.

Laba bersih yang

diperoleh UD Maju

dengan metode

perusahaan sebesar

Rp. 5.565.624,-

sedangkan dengan

menggunakan

metode cost plus

pricing dengan

pendekatan full

costing sebesarRp.

14.860.344,-. Selisih

antara laba yang

diperoleh UD Maju

dengan metode

perusahaan dengan

pendekatan full

li
costing sebesar Rp.

9.294.720,-.

9 Desliane Analisis Deskriptif Hasil penelitian yang

Wauran (2017) Penentuan Harga Kuantitatif ada menggambarkan

Pokok Produk bahwa harga pokok

dan Penerapan produksi dan harga

Cost Plus jual yang ditetapkan

Pricing Method di Rumah Makan ini

Dalam Rangka dengan hasil olah

Penetapan Harga data yang dilakukan

penulisnya terdapat
Jual Pada Rumah
perbedaan yaitu
Makan Soto Ko
harga jual yang
Petrus Cabang
berlaku pada rumah
Megamas
makan lebih kecil

daripada harga jual

hasil perhitungan

dengan metode cost

plus pricing. Hal

tersebut timbul

karena harga pokok

produksi lebih tinggi

lii
dari perkiraan

pemilik. Penentuan

harga pokok

produksi yang

dilakukan pemilik

hanya menggunakan

perkiraan serta

perhitungan yang

dilakukan seadanya

tanpa klasifikasi

biaya yang

dikeluarkan,

sehingga

pembebanan biaya

dihitung secara

menyeluruh.

10 Dian Purnama Perhitungan Deskriptif Hasil penelitian

(2017) Harga Pokok Kuantitatif menunjukkan

Produksi Dalam perhitungan harga

Menentukan jual abon ikan

Harga Jual untuk kemasan kg

Melalui Metode yang di tetapkan oleh

liii
Cost Plus perusahaan lebih

Pricing Dengan rendah dari metode

Pendekatan Full cost plus pricing.

Costing Namun untuk

kemasan Dalam

bentuk gram harga

jual yang di tawarkan

perusahaan lebih

tinggi dibandingkan

menurut metode cost

plus pricing

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode cost plus pricing dalam

menentukan harga jual. Cost plus pricing merupakan cara untuk menentukan harga

jual yang dilakukan dengan menambahkan laba atau mark up pada jumlah biaya yang

dikeluarkan untuk proses produksi dan pemasaran Metode mark up adalah metode

penentuan harga jual dengan menambahkan harga pokok produksi dengan nilai mark

up-nya. Penentuan harga jual yang tepat oleh perusahaan akan menarik konsumen

lebih banyak yang kemudian akan berpengaruh pada laba perusahaan. Agar lebih

jelas berikut ini disajikan gambar kerangka berpikir sebagai berikut :

liv
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

lv
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Menurut Sugiyono (2017), penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivism, serta digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data tersebut menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Karena disini dalam menganalisa

terdapat data dalam bentuk angka yang diolah dengan menggunakan rumus-rumus

tertentu.

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk

mendeskripsikan apa-apa yang sedang berlaku, di dalamnya terdapat upaya

mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang

sekarang ini terjadi atau ada. Menurut Yusuf (2014; 62) penelitian deskriptif

kuantitatif merupakan usaha sadar dan sistematis untuk memberikan jawaban

terhadap sesuatu masalah dan atau mendapatkan informasi lebih mendalam dan luas

terhadap suatu fenomen.

Penelitian deskriptif kuantitatif dipilih karena bertujuan untuk mengetahui

perhitungan harga pokok produksi dan haga jual produk. Artinya metode deskriptif

kuantitatif akan menggambarkan bagaimana metode full costing dalam

lvi
mengidentifikasi biaya-biaya produksi (biaya bahan baku langsung, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel dan tetap) dan biaya non

produksi (biaya penjualan, dan biaya administrasi dan umum) untuk menghitung total

harga pokok produksi melalui perhitungan yang telah ditentukan secara teoritik.

Selain itu metode cost plus pricing digunakan untuk menetapkan harga jual

produk pada perusahaan yang diteliti. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan

tentang analisis penentuan harga jual dengan metode cost plus pricing dalam

meningkatkan laba yang dihasilkan UPT SIC.

Peneltian ini menggunakan pendekatan metode Ex Post Facto. Menurut

Arikunto (2010) metode ex post facto adalah suatu penelitian dan gejala atau masalah

yang berhubungan dengan data atau fakta yang telah terjadi, data pokoknya

dikumpulkan setelah terjadi sesuatu. Peneliti menggunakan metode penelitian ini

karena data yang diperoleh atau diolah tersebut adalah data masa lampau .

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis Sikka Inovation Center

(UPT SIC).

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 November 2022 sampai dengan

tanggal 21 November 2022.

3.3 Pupolasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian

dari populasi, survei sampel adalah suatu prosedur di mana hanya sebagian dari

lvii
populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang

dikehendaki dari populasi.

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 10 produk Chosil yang dihasilkan dari UPT

SIC.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah Quota Sampling artinya

teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu

sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2017). Dalam Penelitian ini,

jumlah sampel yang ditentukan akan diteliti sebanyak 2 sampel yakni prudok Chosik

Milk Chocolate (Coklat Susu) 45gr dan Milk Chocolate (Coklat Susu) 85gr sesuai

dengan kriteria atau ciri tertentu yang ditentukan oleh penulis.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode

penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu metode yang bertujuan untuk membuat

gambar atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif yang menggunakan

angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta

penampilan dan hasilnya (Arikunto, 2006) yang bertujuan untuk mendeskripsikan

apa-apa yang sedang berlaku, di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi

atau ada Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-

kaidah ilmiah yang konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan juga sistematis.

lviii
3.4.2 Sumber Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini,

penulis menggunakan data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari wawancara menggunakan dan pengamatan serta

pencatatan secara langsung tentang keadaan UPT Sikka Inovation Center dengan

pihak-pihak atau orang-orang yang dinilai mampu meberikan penjelasan tentang

data-data yang diperlukan sebagai tambahan data.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh atau dikumpulkan penulis dari sumber yang telah ada

(peneliti sebagai tangan kedua), karena data sekunder dapat diperoleh dari buku-

buku, jurnal-jurnal, artikel, website.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang akan

peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

pewawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam

melakukan wawancara ini, pewawancara membawa pedoman yang hanya berisi garis

besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Adapun yang menjadi sasaran dalam

wawancara ini adalah Bapak Kabid Bappelitbang dan Ibu Pegawai UPT Sikka

Inovation Center Bagian Administrasi.

lix
2. Observasi

Menurut Tanzeht (2016:115) observasi adalah kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu

dengan pancaindra lainnya. Penelitian ini menggunakan jenis observasi non

partisipan dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang

subjek lakukan, tetapi observasi dilakukan pada saat wawancara. Dalam penelitian ini

penulis melakukan observasi langsung di UPT Sikka Inovation Center untuk

mengamati objek penelitian secara langsung dan lebih mendalam guna mendapatkan

informasi.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini merupakan suatu cara untuk memperoleh data-data

yang diperlukan. Penulis mengambil sumber data UPT Sikka Inovation Center bagian

administrasi yang berkaitan dengan penentuan harga jual.

3.6 Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan

atau mempengaruhi ada atau munculnya segala atau faktor atau unsur lain, yang pada

gilirannya gejala atau faktor atau unsur kedua itu disebut variabel terikat. Variabel

bebas dari penelitian ini adalah Metode Cost Plus. Adapun indikatornya adalah

keseluruhan biaya yang dikorbankan dalam membuat suatu produk.

lx
2. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel terikat adalah variabel yang yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat disini adalah harga jual produk.

Adapun Indikatornya adalah perhitungan prosentase laba yang diinginkan.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang telah didapat dari penelitian ini dihitung dengan menggunakan

perhitungan harga pokok produksi, yaitu dengan menggunakan metode full costing

untuk menentukan harga jual kepada konsumen. Hasil perhitungan kemudian

dianalisis untuk dijadikan dasar penetapan harga pokok produksi yang paling efektif

dan efisien bagi perusahaan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

analisis deskriptif kuantitatif.

Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjelasan perhitungan dengan

menggunakan metode full costing dalam menentukan harga pokok produksi yang

kemudian informasi tersebut akan dijadikan landasan dalam penentuan harga jual

produk. Melalui pendekatan biaya, harga jual akan ditentukan dengan menggunakan

cost plus pricing. Biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksi akan disajikan

dalam rumus atau konsep-konsep yang telah ditentukan dalam metode full costing.

Dalam hal ini peneliti dalam menentukan harga jual menggunakan metode cost plus

pricing dengan perhitungan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan penentuan harga pokok produksi tahun 2021 menurut

perusahaan.

2. Mendeskripsikan penentuan harga jual produk menurut perusahaan

lxi
3. Mengidentifikasi semua biaya yang terjadi pada perusahaan sesuai dengan

klasifikasinya

4. Mendeskripsikan penentuan harga pokok produksi dengan metode perhitungan full

costing melalui tahap - tahap berikut ini:

a) Menghitung biaya bahan baku aktual tahun 2021.

b) Menghitung biaya tenaga kerja langsung aktual tahun 2121.

c) Menghitung biaya aktual overhead pabrik tetap tahun 2021.

d) Menghitung biaya aktual overhead pabrik variabel bulan tahun 2021.

e) Menentukan harga pokok produksi tahun 2021 menurut full costing dengan

rumus seperti berikut:

Biaya bahan baku Rp XXX

Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX

Biaya overhead pabrik tetap Rp XXX

Biaya overhead pabrik variabel Rp XXX +

Harga Pokok Produksi Rp XXX

Hasil perhitungan harga pokok produksi dijadikan dasar untuk menghitung

harga jual dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing. Rumus perhitungan harga

jual adalah :

Dalam penentuan harga jual menggunakan metode cost plus pricing semua

unsur biaya harus diperhitungkan baik biaya produksi maupun biaya non produksi

lxii
yang akan menghasilkan biaya total atau total harga pokok produksi adapun

perhitungan biaya total yaitu:

Biaya total = Biaya produksi + Biaya

Selanjutnya harga jual dihitung dengan metode cost plus pricing dengan

pendekatan full costing yaitu dengan cara menjumlahkan total taksiran biaya total

dengan mark up (%) kemudian dibagi dengan volume produksi. Maka perhitungannya

sebagai berikut:

Total biaya produksi +

Harga jual produk per unit = Mark up

Volume produksi

5. Membandingkan perhitungan harga jual produk menurut perusahaan dengan

perhitungan harga jual produk dengan metode cost plus pricing.

6. Mengetahui pengaruh penentuan harga jual produk dengan menggunakan metode

cost plus pricing terhadap laba perusahaan.

lxiii
DAFTAR PUSTAKA

Arianingsih, Putri Dea. 2021. Analisis Penetapan Harga Jual Krecek Terasi Pada

Home Industry Dengan Metode Cost Plus Pricing. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Nusantara PGRI. Kediri.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Desliane, Wauran. 2016. Analisis Penentuan Harga Pokok Produk dan Penerapan

Cost Plus Pricing Method Dalam Rangka Penetapan Harga Jual Pada Rumah Makan

Soto Rusuk Ko Petrus Cabang Megamas. Jurnal EMBA Vol.4 No, Hal. 652-661.PT.

Rineka Cipta,

Dunia, Firdaus A, Abdullah,Wasilah dan Sasongko, Catur. 2019. Akuntansi Biaya,

Edisi kelima. Salemba Empat. Jakarta.

Ikawati, Abriyanti Dikah. 2016. Penetapan Harga Jual dengan Metode Cost Plus.

Pricing pada Warung Sederhana 2 Jetis Kulon. Surabaya. Skripsi.

Kamaruddin, Ahmad. 2013. Akuntansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya. Dan

Pengambil Keputusan. Jakarta

Mulyadi. 2015. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat & Rekayasa. Cetakan 3.

Edisi 3. Jakarta.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

lxiv
Musleh, 2019. Analisis Penentuan Harga Jual Dengan Metode Cost Plus Pricing

Dalam Meningkatkan Laba yang Dihasilkan Pedagang Asongan di Taman

Sangkareang Kota Mataram. Universitas Islam Negeri. Mataram

Mustofa, Ayyub. 2018, . “3 Pertimbangan Penting dalam Menentukan Harga Jual

Produk”.Tech in Asia. https://id.techinasia.com/pertimbangan-menentukan-harga-

produk. Diakses tanggal 19 November 2022

Purnama, D. (2017). Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan Harga

Jual Melalui Metode Cost Plus Pricing Dengan Pendekatan Full Costing (Studi pada

PT. Prima Istiqamah Sejahtera Di Makasar) (Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar). Retrieved from http://repositori.uin- alauddin.ac.id/3142.

Purnama, Dian.dkk. 2019. Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan Harga Jual

Melalui Metode Cost Plus Pricing Dengan Pendekatan Full Costing (Studi pada PT.

Prima Istiqamah Sejahtera di Makassar). JRAK VOL. 10 No.1 Hlm: 119 – 132.

Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Putra, Ade Wira. 2020. Penerapan Metode Cost Plus Pricing dalam Menentukan

Harga Jual pada Bumdes Sumur Batu. (Studi Kasus pada Bumdes Adikarya Mandiri).

Universitas Pakuan. Bogor. Skripsi

Purwaji, Agus, Wibowo, dan Sabarudin Muslim. 2016. Akuntansi Biaya, .Edisi 2.

Salemba Empat, Jakarta Selatan.

Saleky, Stevan Billy. 2020. “Penentuan Harga Jual Produk Menurut Cost Plus

Pricing dengan Pendekatan Full Costing” Studi Kasus pada Produksi Tahu Bpk

lxv
Sumadi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Salman, Kautsar Riza. 2013. Akuntansi Biaya Pendekatan Product Costing.Akademia

Permata, Jakarta Barat.

Samryn, L.M. 2012. Akuntansi Manajemen. Edisi 1. Penerbit Kencana. Jakarta.

Sari, Yunita dan Llily Kartina Nasution. 2018. “Analisis Penentuan Harga Jual

Dengan Metode Cost Plus Pricing dan Pengaruhnya Terhadap Laba yang Dihasilkan

Pada UD Maju”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol (4) (2018): halaman. [85-97].

diakses tanggal 20 November 2022.

Setiawan, Novan. 2017. Analisis Metode Cost Plus Pricing Untuk Menentukan

Harga Jual Produk Pada PT Surya Zig Zag Kediri. Universotas Nusantara PGRI.

Kediri.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: IKAPI

Suharyono,. 2020. Buku - Pengukuran Kinerja Bisnis Untuk Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM). Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS).

Sujarwerni, V. Wiratna. 2016. Implementasi Penentuan Harga Pokok Produksi Untuk

Mencapai Laba Optimal (Studi Pada Sentra UKM Industri Bakpia Di Wilayah

Minomartani Sleman Yogyakarta). Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4. No.

3: 1122.

Wardiyah, Mia Lasmi. 2017. “Analisis Laporan Keuangan”. CV Pustaka

Setia,.Bandung.

lxvi
Yuningsih, Refti. 2015. Analisis Perhitungan Metode Cost Plus Pricing Dalam

Menentukan Harga Jual Produk Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri. Universotas

Nusantara PGRI. Kediri.

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Penamedia Group,

lxvii

Anda mungkin juga menyukai