Disusun Oleh:
Agnes Nurlita 20200510114
Ilham Juang Pratama 20200510349
Santi Permatasari 20200510113
Rizky Tresna Maulana 20200510070
Putri Dwynitasari 20200510327
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah yang kami buat ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan perkembangan dunia pendidikan. Akhir kata, kami mengucapkan
terima kasih. Jika ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf.
Penyusun
i
“PENGARUH INDIVIDU DAN KELOMPOK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PT.
Agung Podomoro”
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh variabel Individu
terhadap Keputusan Pembelian PT. Agung Podomoro. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh
variabel Kelompok Referensi terhadap Keputusan Pembelian. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh
variabel individu dan Kelompok secara bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian.
Perusahaan harus mencermati dan menganalisis kinerja perusahaan agar dapat bertahan, salah satunya
adalah dengan melakukan analisis kinerja dari sisi keuangan terhadap laporan keuangan. Sebagaimana
kita ketahui bahwa keuangan merupakan bidang yang sangat penting. Menurut Brealey (2010:72),
rasio keuangan merupakan cara nyaman untuk merangkum sejumlah besar data keuangan dan
membandingkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus bijak dalam mencermati
kondisi dan kinerja melalui proses analisis yang tepat. Gambaran internal perusahaan akan tercermin
dari kinerjanya. Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan pada akhirnya akan mempengaruhi
kinerjanya sendiri, yang mencerminkan prestasi dan kondisi perusahaan tersebut. Salah satu kinerja
yang harus diperhatikan adalah kinerja keuangannya, keuangan perusahaan dapat menggambarkan
keadaan perusahaan tersebut sendiri yang akan dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan
yang tepat untuk pengembangan perusahaan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
ABSTRAK.......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Masalah Saat ini kita berada pada era persaingan bebas dimana akan semakin banyak
tantangan yang mungkin akan dihadapi. Perkembangan zaman mengharuskan setiap industri
dan perusahaan mengupayakan berbagai usaha untuk tetap bertahan, mampu bersaing dan
meningkatkan kinerja serta labanya. Melihat kondisi perekonomian global yang tidak pasti
mengharuskan juga setiap perusahaan untuk terus berupaya memikirikan strategi-strategi
yang dapat memberikan hasil yang terbaik. PT. Agung Podomoro Land, Tbk (APLN)
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis real estate, termasuk akuisisi
lahan, pengembangan, dan penjualan tanah, baik lahan untuk perumahan, atau lahan untuk
industri, dan penjualan tanah beserta bangunannya. Perusahaan ini mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 2004, yang saat ini berada dibawah pimpinan Trihatma Haliman
dengan Agung Podomoro Group sebagai induknya. Demi menjaga pertumbuhan kinerjanya,
Agung Podomoro Land terus melakukan pengembangan proyek – proyek di lokasi-lokasi
yang memiliki potensi menjanjikan di masa mendatang. Usulan prospek usaha 2 yang
disusun oleh manajemen, selalu mengedepankan strategi untuk terus bertumbuh. Pada tahun
2013 sebagian pengamat memperkirakan pertumbuhan bisnis properti di tahun 2014 akan
mengalami penurunan. Adanya prediksi ini dikarenakan adanya ketidakpastian kondisi
ekonomi global, selain itu disebabkan oleh melemahnya kinerja ekonomi makro di tahun
2013 yang berkemungkinan masih akan berlanjut hingga tahun 2014. Walaupun prediksi
yang kurang menjanjikan seperti ini, perseroan akan terus maju melakukan pengembangan
salah satunya dengan melakukan merger/akuisisi anak usaha untuk pengembangan usahanya,
yaitu dengan mengambil alih perusahaan PT. Wahana Sentra Sejati pada 25 Maret 2014.
1
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1. Perilaku Konsumen
2.1.1.Definisi Perilaku Konsumen
American Marketing Association dalam Setiadi (2003:3) menyatakan bahwa perilaku
konsumen merupakan interaksi dinamis antara efeksi dan kognisi, perilaku dan
lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2010:7) Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku
yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
menghabiskan produk dan jasa yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan.
2.2. Gaya Hidup
2.2.1.Definisi Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah
tergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup bisa
dilihat dari cara berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif
tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa dijadikan contoh dan juga bisa
dijadikan hal tabu. Setiadi (2013) medefinisikan gaya hidup secara luas yaitu bagaimana
orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam
lingkungannya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan
dunia sekitarnya (pendapat). Mowen dan Minor (2016) mendefinisikan gaya hidup secara
sederhana sebagai bagaimana seseorang hidup. Gaya hidup juga dipergunakan untuk
mengurangikan tingkat yang berinteraksi, dan kelompok orang yang lebih besar (misalnya
segmen pasar). Konsep gaya hidup menunjukan bagaimana mereka membelanjakan uangnya,
dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Oleh karenanya, hal ini berhubungan
dengan tindakan dan perilaku sejak lahir, berbeda dengan kepribadian, yang menggambarkan
konsumen dari perpektif yang lebih internal yaitu karakteristik pola berpikir, perasaan dan
memandang konsumen Mowen dan Minor (2016).
2.3 Kelompok Referensi
2.3.1 Pengertian Kelompok Reverensi Kelompok referensi (reference group)
merupakan seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi
prilaku seseorang. Kelompok referensi digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk
perbandingan sebuah referensi dalam membentuk respon afektif, kognitif dan prilaku.
Kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku
seseorang. Kotler dan Keller (2016) menyatakan bahwa kelompok referensi adalah semua
kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku orang tersebut. Sumarwan (2014) mendefinisikan bahwa kelompok
Referensi adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi
perilaku seseorang. Menurut Mangkunegara dalam Zulfikri (2015), “Kelompok referensi
adalah suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku
konsumen. Sebuah kelompok dapat menjadi kelompok referensi ketika kelompok tersebut
membuat seseorang individu itu mengambil nilai, sikap, atau perilaku para anggota
kelompok”.
2
2.4 Hubungan Laporan Keuangan dan Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Harahap (2006:190), analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos
laporan keuangan menjadi unit imformasi yang lebih kecil melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau mempuyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non- kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Selanjutnya menurut Astuti (2004:29) analisis laporan keuangan adalah segalah sesuatu yang
menyangkut penggunaan informasi akuntansi untuk pembuatan bisnis dan investasi.
2.4.1 Analisis
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas (liquidity ratio) yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek.
1) Current Ratio (Rasio Lancar) Current Ratio PT Agung Podomoro Land Tbk Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui current ratio perusahaan pada tahun 2010 adalah
sebesar 140,37%. Pada tahun 2011 current ratio perusahaan adalah sebesar 92,10% . Pada
tahun 2012 current ratio perusahaan adalah sebesar 156,49%. Pada tahun 2013 current ratio
perusahaan adalah sebesar 167,93%. Pada tahun 2014 current ratio perusahaan adalah sebesar
183,22%. Jadi terlihat bahwa rasio lancar cenderung meningkat yang menandakan keadaan
likuiditas perusahaan baik.
2) Quick Ratio Quick Ratio pada PT Agung Podomoro Land Tbk yang terdaftar dibursa
efek indonesia dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Dari Tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 quick ratio PT Agung Podomoro
Land, Tbk adalah sebesar 74,54% , tahun 2011 quick ratio adalah sebesar 55,83% , tahun
2012 quick ratio adalah 116,05% ,tahun 2013 quick ratio adalah 110,75% , tahun 2014 quick
3
ratio adalah 114,34%. Tahun 2012, 2013 dan 2014 quick ratio menunjukan bahwa aktiva
lancar sangat memadai untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio Manajemen Aset
(Aktivitas) Rasio manajemen aset mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola asetnya.
1) Inventory Turn Over (Rasio Perputaran) Inventory Turn over pada PT Agung Podomoro
Land Tbk yang terdaftar dibursa efek indonesia dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7 di atas menampilkan bahwa pada tahun 2010 ITR PT Agung Podomoro Land, Tbk
adalah sebesar 0,86 kali, tahun 2011 ITR perusahaan adalah 1,85 kali, tahun 2012 ITR adalah
sebesar 2,70 kali, tahun 2013 ITR adalah sebesar 1,64 kali, tahun 2014 ITR adalah sebesar
1,29 kali.Jadi terlihat dari hasil perhitungan bahwa ITR mengalami fluktuasi dan masi
dikatakan stabil.
2) Fixed Assets Turn Over Dari data laporan keuangan yang dimiliki PT Agung Podomoro
Land Tbk dapat kita ketahui nilai Fixed Assets Turnover-nya yang ditunjukkan oleh
Tabel 8 berikut ini.
Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 fixed assets turnover PT
Agung Podomoro Lan Tbk adalah sebesar 0,70 kali., tahun 2011 adalah sebesar 0,69 kali,
tahun 2012 adalah sebesar 0,55 kali, tahun 2013 adalah sebesar 0,45 kali, tahun 2014 adalah
sebesar 0.41 kali. Jadi terlihat dari hasil perhitungan bahwa fixed assets turnover cenderung
menurun.
3) Assets Turn Over Dari data laporan keuangan yang dimiliki PT Agung Podomoro Land
Tbk dapat kita ketahui nilai Assets Turnover-nya yang ditunjukkan oleh Tabel 9 berikut
ini.
4
Dari tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 assets turnover PT Agung Podomoro
Land Tbk adalah 0,26 kali, tahun 2011 assets turnover PT Agung Podomoro Land Tbk adalah
0,35 kali, tahun 2012 assets turnover PT Agung Podomoro Land Tbk adalah 0,31 kali, tahun
2013 assets turnover PT Agung Podomoro Land Tbk adalah 0,25 kali, tahun 2014 assets
turnover PT Agung Podomoro Land Tbk adalah 0,22 kali.Jadi dilihat dari hasil perhitungan
assets turnover mengalami fluktuasi.
5
Penjelasannya jika suatu perusahaan memiliki total asesst turnover yang rendah dalam
perusahaan berarti perusahaan tersebut kurang mampu mengelola aktivanya dengan efisien,
maka perusahaan kurang dapat meningkatkan ROA dan ROE tersebut, begitu juga
sebaliknya. Karena perusahaan kurang dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk
meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat
menaikkan profitabilitas yang berdampak pada kinerja keuangan perusahaan nantinya.
Dengan peningkatan likuiditas berarti akan meningkatnya net profit margin dan
meningkatkan net working capital (modal sendiri). Jika Modal nettonya meningkat maka
profitabilitasnya akan meningkat. Michell Suharli (2007:10) mengatakan bahwa perusahaan
yang memiliki likuiditas lebih baik maka akan mampu membayar dividen lebih banyak. Pada
perusahaan yang membukukan keuntungan lebih tinggi (profitabilitas tinggi), ditambah
likuiditas yang lebih baik, maka semakin besar jumlah dividen yang dibagikan. Dengan
meningkatnya leverage maka meningkat pengguna modal, ini juga dapat meningkatkan profit
sepanjang tingkat keuntungan usaha lebih tinggi dari pada biaya yang ditanggung perusahaan.
Riyanto (2009:51) makin tinggi rasio utang (leverage) ini mengakibatkan makin tinggi pula
rentabilitas modal sendiri.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dari sisi rasio likuiditas, ternyata bahwa secara umum kondisi keuangan PT Agung
Podomoro Land, Tbk dalam keadaan baik, karena dilihat dari hasil persentase pada tahun
2010 sampai 2014 current ratio dan quick ratio mengalami peningkatan dari tahun ke
tahunnya, yang menandakan bahwa perusahaan dalam hal ini mampu memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
2. Dari sisi rasio leverage, ternyata bahwa kondisi keuangan PT Agung Podomoro Land Tbk
dikatakan dalam baik, karena dilihat dari hasil persentase debt ratio, debt to equity ratio, dan
term long to equity ratio mengalami kenaikan setiap tahunnya. Karena penggunaan utang
untuk membiayai kegiatan operasional, serta dalam pelunasan kewajibannya dapat dilakukan
dengan baik oleh PT Agung Podomoro Land, Tbk.
3. Dari sisi rasio aktivas, ternyata bahwa kondisi secara umum dalam keadaan stabil, karena
PT Agung Pomoro Lad, Tbk mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efektif
dan efisien. d. Dari sisi rasio profitabilitas, ternyata bahwa secara keseluruhan dikatakan
dalam keadaan baik, kecuali pada tahun 2010 dimana PT Agung Podomoro Land, Tbk dapat
menghasilkan laba yang cukup sedikit.
3.2 Saran
1. PT Agung Podomoro Land, Tbk sebaiknya mengurangi pinjaman dana dari pihak lain,
karena semakin tinggi hutang perusahaan, maka resiko kebangkrutan juga semakin tinggi.
Selain itu perusahaan sebaiknya meningkatkan oprasionalnya serta penggunaaan dananya.
2. PT Agung Podomoro Land, Tbk hendaknya tetap mempertahankan likuiditasnya yang dari
tahun ke tahun selalu meningkat, melalui mempertahankan hutang lancar lebih kecil dari aset
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anggelina Rani, (2020) pengaruh kelompok referensi,gaya hidup dan sikap terhadap
keputusan pembelian produk oriflame pada pada masyarakat kota Pekanbaru . Pekanbaru,
Rani Anggelina
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/512/Ika%20Risma.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
Apriyandi Hendri, Yulianto Edy, Sunarti (2017) pengaruh gaya hidup dan kelompok
referensi terhadap keputusan pembelian , Malang
Saputra Siahaan Sandi (2016) analisis laporan keuangan untuk mengukur kinerja
keuangan pada PT. Agung Podomoro Land TBK yang terdaftar pada bursa efek Indonesia.