Oleh:
ADAM YUNIARDI
1912121011
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...3
1.1 Latar belakang…………………………………………………………...3
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………13
1.3 Tujuan penelitian……………………………………………………….13
1.4 Manfaat penelitian……………………………………………………...14
1.5 Sistematika penelitian…………………………………………………..14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………16
2.1 Penelitian terdahulu…………………………………………………….16
2.2 Landasan teori…………………………………………………………..21
2.2.2 Pemasaran ……………………………………………………………...22
2.2.3 Manajemen pemasaran…………………………………………………24
2.4 Lokasi…………………………………………………………………..26
2.4.1 Indikator Lokasi……………………………………………………….27
2.5 Perilaku konsumen……………………………………………………..28
2.6 Keputusan pembelian…………………………………………………..31
2.6.1 Faktor faktor mempengaruhi keputusan pembelian………….........35
2.6.2 Indikator keputusan pembelian……………………………………36
2.7 Citra merk…………………………………………………………37
2.7.1 Faktor faktor mempengaruhi citra merk…………………………..41
2.8 Gaya hidup……………………………………………………………..43
2.8.1 Indikator gaya hidup………………………………………………45
2.9 Pelayanan………………………...........................................................46
2.9.1 Faktor faktor mempengaruhi pelayanan…………………………48
2.9.2 Indikator pelayanan………………………………………………51
2.10 Hubungan antar variabel………………………………………….......54
2.12 Hipotesis………………………………………………………………57
2
BAB I
PENDAHULUAN
Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin meningkat, hal ini
dapat dilihat dari banyaknya produsen yang menawarkan produk sejenis dengan
manfaat yang relatif sama di pasar. Persaingan dalam dunia bisnis menuntut para
produsen untuk dapat bersaing secara kompetitif agar produknya tidak kalah dalam
dikenal luas oleh masyarakat dan dipercaya mampu memberikan kepuasan bagi
produk yang dikenal dengan produk yang tidak dikenal. Dalam hal ini, kesadaran
merek menjadi bahan pertimbangan yang paling mendasar serta berperan penting
dalam penentuan keputusan pembelian karena produk dengan merek yang sudah
dikenal dan akrab bagi konsumen akan memiliki peluang yang lebih besar untuk
membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk
rangkaian pilihan-pilihan yang dibuat oleh pembeli sebelum membeli produk yang
mereka inginkan (Pride & Ferrel 2012). Terdapat beberapa faktor yang
kebudayaan, faktor sosial, dan faktor pribadi (Kotler, 2016:179). Konsumen yang
bersifat rasional lebih memiliki wawasan yang sangat luas dan lebih kritis dalam
melakukan proses pembelian suatu produk yang paling mereka sukai diantara yang
lainnya. Untuk itu membuat keputusan harus memiliki beberapa alternatif pilihan
keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak
terhadap suatu produk barang atau jasa. Adanya hal tersebut merupakan suatu
tindakan konsumen yang memiliki tingkat keputusan memilih yang tinggi, dengan
tidak memiliki beberapa alternatif untuk memilih maka tidak dapat dikategorikan
yang sangat penting dalam melakukan proses pembelian suatu produk maupun jasa.
Tujuan adanya proses pengambilan keputusan ini merupakan jalan untuk mencapai
sasaran yang diinginkan. Hal ini tidak lain semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan para pengambil suatu keputusan. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa dalam memecahkan masalah perlu adanya suatu keputusan yang paling
5
maksimal agar sesuai dengan sasaran dan tujuannya. sertifikat label halal adalah
fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang diberikan kepada perusahaan yang
Hokky Surabaya awalnya merupakan toko buah sederhana seluas 25m2 pada
tahun 1992, Hokky Surabaya menjual buah-buahan, sayuran, dan makanan laut
lokal dari seluruh wilayah Indonesia, serta makanan lezat yang menarik dari
integritas dan kejujuran. Hokky Surabaya senantiasa mencari produk dan barang
ditanam secara organik di pertanian sendiri dan sisanya melalui pertanian etika
terjamin.
Citra merek memiliki peranan yang sangat penting dalam pemasaran, karena
brand bukan hanya sekedar sebuah nama ataupun simbol. Brand merupakan suatu
bentuk dari nilai yang ditawarkan sebuah produk bagi konsumen yang memakainya.
Citra merek adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap
brand tertentu. Produk yang memiliki keunikan, serta menarik dan berbeda dari
setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan suatu keunggulan dari
produk itu sendiri sehingga hal ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian
oleh faktor Citra merek yang positif, dengan adanya Citra merek yang kuat dapat
Image dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata
tidak di dukung oleh kemampuan dan keadaan yang mewakili brand sebagai
“wajah” dan juga mutu suatu produk. Menurut (Kotler, 2019) mengemukakan
bahwa Brand Image adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan dan
bahwa Brand Image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan
Jadi citra dapat mempunyai pengaruh pada tingkah laku pembelian pelanggan,
terlebih bagi perusahaan jasa dimana ketika jasa sulit dievaluasi, citra perusahaan
pelanggan atas kepuasan yang dirasakan pelanggan dari jasa yang diberikan. Citra
Citra merek terkait dengan sikap brand seperti keyakinan, kepuasan, dan
konsep yang sederhana untuk dipahami tetapi sulit untuk dijelaskan secara
sistematis karena sifatnya yang abstrak. Citra merek terkait dengan sikap berupa
7
bahwa, Citra merek adalah persepsi suatu brand dalam kaitannya dengan kebiasaan,
gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografi, harga, pesaing, selebriti, dan lain-
konsumen dengan brand atau karena brand lebih sering muncul dalam strategi
komunikasi. Menurut beberapa pendapat di atas, Citra merek adalah sudut pandang
atau persepsi konsumen terhadap suatu brand tertentu. Membangun brand pada
suatu produk sangat penting brand yang kuat menciptakan persepsi konsumen yang
memutuskan untuk membeli suatu produk, baik itu faktor internal maupun
menyatakan bahwa gaya hidup mencakup aktivitas, minat, opini. Semakin banyak
produk impor yang masuk ke Indonesia, kehidupan dan gaya hidup (lifestyle)
masyarakat berubah semakin pesat. Sikap tertentu yang dimiliki oleh konsumen
mamanfaatkan waktunya. Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai gaya hidup
dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia
disekitarnya (pendapat).
lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu atau kelompok
masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak
cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.
aktivitas, minat dan opini konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO
bertujuan untuk memenuhi keinginan konsumen. Terdapat dua faktor utama yang
dan layanan yang diterima oleh pengguna (preceived service). Apabila layanan
yang diterima atau yang dirasakan sesuai dengan layanan yang diharapkan, maka
kualitas layanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Sedangkan jika layanan yang
9
sebagai kualitas yang ideal, sebaliknya layanan yang diterima lebih rendah daripada
(2013:22) memiliki pandangan yang senada dari kualitas jasa pelayanan ini, yaitu
lebih menekankan pada kata pelanggan, pelayanan, kualitas dan level atau tingkat.
Pelayanan terbaik pada pelanggan dan tingkat kualitas pelayanan merupakan cara
terbaik yang konsisten untuk dapat mempertemukan harapan konsumen dan sistem
kinerja pelayanan.
dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan yang baik yaitu
handal, canggih, modern, lengkap, dan cepat dalam merespon konsumen serta lokasi
yang dapat dijangkau dengan mudah dan strategis, dengan begitu konsumen akan
pemakaian jasa tersebut akan timbul sikap tentang kepuasan (Kotler, 2019).
Pelayanan yang baik dapat dijadikan modal untuk menarik minat konsumen karena
jasa tersebut. Perusahaan dapat mengukur menggunakan model service quality yang
sesuai dengan yang dijanjikan sejak awal secara tepat, cepat, akurat dan meyakinkan.
yang memuaskan, tanpa ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas pelayanan yang
adalah untuk merespon keinginan dan kebutuhan pelanggan. Setiap pegawai atau
sehingga diperlukan kemampuan daya tanggap dari pegawai atau karyawan untuk
ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk pelayanan yang tidak diketahuinya. Hal
mekanisme kerja yang berlaku dalam suatu organisasi, sehingga bentuk pelayanan
memerlukan adanya kepastian atas pelayanan yang diberikan. Bentuk kepastian dari
suatu pelayanan sangat ditentukan oleh jaminan dari pegawai atau karyawan yang
memberikan pelayanan, sehingga orang yang menerima pelayanan merasa puas dan
yakin bahwa segala bentukurusan pelayanan yang dilakukan atas tuntas dan selesai
11
Empati (empathy) adalah sikap dan perhatian yang diberikan penyedia jasa
kepada konsumen. Empati dalam suatu pelayanan adalah adanya suatu perhatian,
tersebut. Pihak yang memberi pelayanan harus memiliki empati memahami masalah
dari pihak yang ingin dilayani. Pihak yang dilayani seyogyanya memahami
pihak yang melayani dan mendapat pelayanan memiliki perasaan yang sama
bukti konkret kemampuan suatu perusahaan untuk menampilkan yang terbaik bagi
biasanya berupa sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia, teknologi pelayanan
pelayanan yang diberikan dalam menunjukkan prestasi kerja yang dapat diberikan
karyawan hal ini menyebabkan pada saat toko ramai menyebabkan pelayanannya
untuk menawarkan berbagai macam keunggulan produk impor buah dan sayuran
segar, oleh sebab itu para pebisnis maupun investor di Kota Surabaya perlu melihat
produk impor buah dan sayuran segar di Kota Surabaya mengakibatkan jumlah
Gambar 1.1
Data Jumlah Penjualan Hokky Surabaya Tahun 2016 – 2020
8,000,000,000
7,000,000,000
6,000,000,000
5,000,000,000
4,000,000,000
3,000,000,000
2,000,000,000
1,000,000,000
0
2016 2017 2018 2019 2020
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pada Tahun 2018 sampai
dengan 2019 Hokky Surabaya mengalami kenaikan, sedangkan pada Tahun 2020
dan dimiliki oleh Hokky Surabaya mengenai citra merek yang mengalami
penurunan reputasi, yaitu dengan adanya semakin banyaknya produk impor masuk
13
ke indonesia gaya hidup masyarakat yang hemat dan pelayanan yang kurang
adanya variabel langsung dan tidak langsung yang dapat menjadikan dasar
a. Apakah Citra Merk, Gaya Hidup, dan Pelayanan secara parsial berpengaruh
b. Apakah Citra Merk, Gaya Hidup, dan Pelayanan secara simultan berpengaruh
di Hokky Surabaya?
b. Untuk menguji dan menganalisis apakah Citra Merk, Gaya Hidup dan
b. Bagi Akademis
selanjutnya yang meneliti tentang variabel Citra Merk, Gaya Hidup, dan
secara garis besar penelitian ini. Adapun sistematika penulisan usulan penelitian
ini. Dari penelitian ini dapat disusun sistematika penulisan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam membeli buah apel impor di pasar modern Transmart Semarang. Penelitian
dan analisis regresi logistik. Sebagai variabel dependen (Y) adalah keptusan
gaya hidup, lokasi tampilan produk dan harga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
proses pengambilan keputusan pembelian apel impor terdiri dari tahap pengenalan
tampilan produk dan harga secara serempak berpengaruh sangat nyata terhadap
pembelian. Pelanggan atau konsumen yang berbelanja di Miniso Trans Studio Mall
Cibubur menjadi fokus polling ini. Teknik pengambilan sampel meliputi sampel
diberikan kepada responden untuk pengumpulan data dan regresi berganda. Hasil
keputusan pembelian sebesar 29%, faktor promosi sebesar 53%, dan variabel
kualitas pelayanan sebesar 21%. Di Miniso Trans Studio Mall Cibubur, citra merek,
keseluruhan atau sebagian. Akibatnya, citra merek, promosi, dan kualitas layanan
37% terdiri dari variabel yang tidak termasuk dalam model survei.
menganalisis serta menguraikan pengaruh antara gaya hidup, citra merek dan
kualitas produk pada keputusan pembelian produk sepatu nike di kota Surabaya.
konsumen sepatu nike di kota Surabaya. Pengambilan sampel dari penelitian ini
angket online Google Form dengan menggunakan pengukuran skala likert dan
diolah menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya gaya hidup (X1) memiliki pengaruh
pada keputusan pembelian (Y), Citra merek (X2) memiliki pengaruh pada
keputusan pembelian (Y), Kualitas produk (X3) memiliki pengaruh pada keputusan
pembelian (Y). Sedangkan secara simultan gaya hidup (X1), citra merek (X2),
citra merek, harga, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian pada konsumen
pendekatan kuantitatif bantuan SPSS versi 25. Hasil penelitian ini menunjukkan
19
bahwa citra merek, harga, dan gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan
Penelitian Alverina & Syarif (2023), yang bertujuan untuk bertujuan untuk
menguji pengaruh citra merek, gaya hidup, dan sosial media marketing terhadap
sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek, gaya hidup, dan
dibentuk oleh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control (PBC) yang
(Kotler dan Amstrong, 2019). Teori ini menjadi landasan studi saat ini yang
mengkaji tentang keputusan pembelian. Model ini dikembangkan oleh Ajzen untuk
dengan menambahkan variabel PBC. Teori ini menjelaskan bahwa sikap, norma
perilaku. Konsepnya adalah tingkatan sejauh mana perilaku dinilai positif atau
dimana persepsi ini dipengaruhi oleh penilaian orang di sekitar yang dianggap
berpengaruh, seperti orang tua, pasangan, teman, dan mentor. Perceived behavioral
control (PBC) adalah persepsi mengenai mudah atau sulitnya melakukan perilaku
secara konsep berhubungan dengan self efficacy ((Kotler dan Amstrong, 2019).
TPB merupakan salah satu teori perilaku dengan kekuatan prediktif tinggi,
yang cukup sering memanfaatkan teori ini adalah di bidang pemasaran (perilaku
dan dalam isu baru seperti produk ramah lingkungan, kesehatan (edukasi
2.2.2 Pemasaran
Akan tetapi, jika didefinisikan secara luas pemasaran adalah sebuah proses sosial
dan manajerial dimana seorang individu atau organisasi memperoleh apa yang
mereka inginkan melalui penciptaan atau pertukaran nilai dengan yang lain. Dengan
sasaran nya yaitu untuk menarik pelanggan baru dengan menjanjikan keunggulan
dan juga menjaga pelanggan yang ada dengan memberikan kepuasan (Kotler dan
hanya bagaimana menjual suatu barang atau jasa. Menjual barang atau jasa tersebut
merupakan suatu proses yang berkaitan langsung dengan pelanggan, yang mana
menjawab pelanggan apa yang harus dilayani dan bagaimana cara terbaik
melayani pelanggan.
pelanggan, dan membangun hubungan yang kuat bagi pelanggan. Setelah proses
tersebut, perusahaan menuai hasil dari menciptakan nilai unggul bagi pelanggan.
Hasil tersebut berupa imbalan dalam bentuk penjualan, laba, dan ekuitas pelanggan
dalam jangka panjang (Kotler dan Amstrong, 2019). Menciptakan nilai untuk
dapatlah tujuan dan sasarannya tercapai. Produk yang dihasilkan dapat terjual atau
dibeli oleh konsumen akhir dengan tingkat harga yang memberikan keuntungan
perusahaan jangka panjang. Melalui produk yang dapat dijualnya, perusahaan dapat
produknya, jauh sebelum produk ini dihasilkan sampai produk tersebut di konsumsi
untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu kepuasan pelanggan. Segala aktifitas yang
memberi arti melayani dan memuaskan kebutuhan konsumen yang dilakukan dalam
24
dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada, orientasi ini
2.2.4 Lokasi
Widya Utami (2012) lokasi merupakan struktur fisik dari sebuah usaha
yang merupakan komponen utama yang terlihat dalam membentuk kesan sebuah
perusahaan tersebut. Untuk itu, maka harus diputuskan suatu lokasi umum dan
spesifik. Dalam menentukan lokasi bisnis ritel tidak mudah, karena membutuhkan
25
pertimbangan yang teliti dan informasi yang benar, agar dapat memproyeksikan
keadaan lingkungan pada masa yang akan datang apabila perusahaan melakukan
ekspansi usaha. Tujuan bagi penentuan lokasi yang tepat bagi perusahaan agar dapat
beroperasi dengan efisien dan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam
kelangsungan bisnis, tidak hanya produk yang diandalkan oleh perusahaan hokky
menjadi faktor pendukung. Dari terjadi nya laba bisnis dan kelangsungannya
dengan pemilihan dan analisis yang tepat serta keputusan yang dapat
meminimalkan biaya.
Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana sebuah jasa mampu
bereaksi terhadap situasi perekonomian yang berubah Tjiptono (2019). Dalam hal
dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus
strategis.
26
2. Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlalu
penting tapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap
berkualitas.
a. Akses, yaitu lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transfortasi umum.
b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari
c. Lalu lintas, menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu banyak orang yang
perencanaan dan kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga menjadi
hambatan.
e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha
dikemudian hari.
atau tidak.
2019) perilaku konsumen adalah perilaku akhir, baik individu maupun rumah
tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal. Menurut (Buchari, 2018)
pembelian dan penggunaan barang dan jasa, termasuk proses pemikiran serta proses
penentuan produk atau jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan
mereka
Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau
jasa merupakan saat yang penting bagi pemasar. Keputusan ini dapat menandai
apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan
efektif atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran.
Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Riset
konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satupun pilihan, dapat dijadikan strategi
bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan penjualan dalam jumlah
adalah para konsumen untuk produk, jasa, pengalaman, dan ide yang
hubungan pertukaran. Unit pembelian ini terdiri dari individu, keluarga, atau
dapat berupa konsumen (seperti individu dan rumah tangga) atau organisasi
spesifik yaitu.
dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri dan usaha promosi para
ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak (atau tidak dapat)
yang tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang
suatu keputusan pembelian yaitu sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau
lebih dari berbagai pilihan aternatif. Hal ini dapat dianalisis bahwa ketika
30
nurani yang pas. Secara umum, keputusan pembelian dapat dikatakan sebagai
pemilihan dari dua atau lebih dari berbagai alternative pilihan. Menurut Kotler
mau membeli atau tidak terhadap suatu produk barang atau jasa. Adanya hal
acuan. Jika seorang konsumen tidak memiliki beberapa alternatif untuk memilih
suatu produk yang paling mereka sukai diantara yang lainnya. Untuk itu membuat
keputusan harus memiliki beberapa alternatif pilihan agar sesuai dengan yang
diinginkan.
yang sangat penting dalam melakukan proses pembelian suatu produk maupun jasa.
Tujuan adanya proses pengambilan keputusan ini merupakan jalan untuk mencapai
sasaran yang diinginkan. Hal ini tidak lain semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
31
dan keinginan para pengambil suatu keputusan. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa dalam memecahkan masalah perlu adanya suatu keputusan yang paling
maksimal agar sesuai dengan sasaran dan tujuannya. sertifikat label halal adalah
fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang diberikan kepada perusahaan yang
Perilaku
Mengenali Pencarian Evaluasi Keputusan
Pasca
Masalah Informasi Alternatif Pembelian
Pembelian
1. Pengenalan Masalah
kebutuhan. Saat itu pembeli menyadari adanya suatu perbedaan antara kondisi yang
ada dan kondisi yang diinginkan sebelumnya. Kebutuhan ini disebabkan oleh
adanya rangsangan internal dan rangsangan eksternal. Maka dari itu seorang
pembeli tentunya sudah mengetahui dan belajar dari pengalaman di masa lalu yang
32
dimiliki sehingga dapat lebih terarah untuk mencapai suatu dorongan dengan
memiliki motivasi yaitu untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan yang mereka
harapkan.
2. Pencarian Informasi
dengan memiliki sumber referensi informasi yang banyak. Sumber informasi para
produk.
3. Evaluasi Alternatif
suatu merek.
4. Keputusan Pembelian
33
variasi pilihan. Konsumen lebih memilih produk yang dia sukai dari yang lainnya.
Semua itu didasari oleh dua faktor yaitu sikap dari orang lain dan faktor-faktor
membeli suatu produk, sehingga akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau
informasi dan harapan yang diperoleh dan diinginkan. Namun, jika pada
kenyataannya yang mereka harapkan tidak sesuai maka merasa tidak terpuaskan
dengan produk yang mereka beli. Kemudian proses penjualan perusahaan berasal
dari dua kelompok yaitu pelanggan baru dan pelanggan ulang. Sehingga untuk
perhatian pelanggan yang baru. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu
memperhatikan kepuasan untuk konsumen. Dalam hal ini jika konsumen merasa
puas terhadap suatu produk maka secara langsung ia akan mempertimbangkan dan
2. Faktor Sosial
Proses pembelian juga dapat dipengaruhi oleh faktor sosial selain faktor
kebudayaan yang telah disebutkan diatas. Faktor sosial merupakan faktor dimana
faktor yang mempengaruhi seperti keompok acuan, keluarga, dan status sosial.
3. Faktor Pribadi
Kputusan pembelian suatu produk juga dipengaruhi oleh faktor pribadi, yang
dimana memiliki sifat kepribadian yang berbeda antara satu konsumen dengan yang
lainnya. Faktor tersebut terdiri dari: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan
4. Faktor Psikologis
(Kotler, 2019) terdapat indikator dari keputusan pembelian, dalam hal ini
dapat dipercaya, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan, serta saran dan anjuran
untuk mengikutinya.
d. Melakukan pembelian ulang dalam hal ini ketika seorang konsumen telah
untuk membeli lagi disuatu hari lagi atau kejadian yang berkelanjutan secara
Citra Merek (Brand image) adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan
oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori
konsumen. Suatu brand image yang kuat dapat memberikan keunggulan utama bagi
Salah satu strategi yang tepat untuk mendapatkan keunggulan bersaing dalam
benak konsumen. Perusahaan harus menciptakan brand iamge yang menarik dan
2019). Dengan adanya brand image yang positif di benak konsumen maka
Brand image (Citra Merek) agar dapat tertanam dalam pikiran konsumen,
kontak merek yang tersedia. Citra merek merupakan persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produknya. Citra dapat terbentuk melalui rangsangan yang datang
dari luar sebagai suatu pesan yang menyentuh atau yang disebut informasi yang
diterima oleh seseorang. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar control
perusahaan. Menurut (Kotler, 2019) citra yang efektif akan berpengaruh terhadap
maksud dari kalimat diatas adalah konsumen akan menganut persepsi dan
kepercayaan sesuai dengan pengalaman yang telah mereka rasakan dan terangkum
image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak
seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan dan dipelihara para pemasar, dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa brand image adalah suatu keyakinan
(merek) sebagai nama, istilah, tanda, lambang, desain, atau kombinasinya, yang
dimaksud untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau
kelompok penjual dan mendeferensiasikan mereka dari pesaing maka merek adalah
beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang di rancang untuk memuaskan
kebutuhan yang sama (Kotler, 2019). Image (citra) di definisikan sebagai a picture
Image dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata
tidak di dukung oleh kemampuan dan keadaan yang mewakili brand sebagai
“wajah” dan juga mutu suatu produk. Menurut (Kotler, 2019) mengemukakan
bahwa Brand Image adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan dan
bahwa Brand Image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan
Jadi citra dapat mempunyai pengaruh pada tingkah laku pembelian pelanggan,
terlebih bagi perusahaan jasa dimana ketika jasa sulit dievaluasi, citra perusahaan
pelanggan atas kepuasan yang dirasakan pelanggan dari jasa yang diberikan. Citra
Citra merek terkait dengan sikap brand seperti keyakinan, kepuasan, dan
konsep yang sederhana untuk dipahami tetapi sulit untuk dijelaskan secara
sistematis karena sifatnya yang abstrak. Citra merek terkait dengan sikap berupa
bahwa, Citra merek adalah persepsi suatu brand dalam kaitannya dengan kebiasaan,
gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografi, harga, pesaing, selebriti, dan lain-
konsumen dengan brand atau karena brand lebih sering muncul dalam strategi
komunikasi. Menurut beberapa pendapat di atas, Citra merek adalah sudut pandang
atau persepsi konsumen terhadap suatu brand tertentu. Membangun brand pada
suatu produk sangat penting brand yang kuat menciptakan persepsi konsumen yang
“Dalam membangun brand yang kuat terdapat empat strategi brand, yaitu
(Kotler, 2019:282):
a. Positioning Brand.
Para pemasar harus memposisikan brand branda dengan jelas dalam pikiran
pelanggan sasaran. Pemasar dapat memposisikan brand pada satu dari tiga tingkat
39
posisi brand, yaitu: Atribut produk, manfaat yang diinginkan, kepercayaan dan nilai
yang kuat.
Nama yang baik dan tepat bisa sangat menambah keberhasilan produk.
1. Nama brand harus menunjukkan sesuatu tentang manfaat dan kualitas produk.
5. Nama brand harus dapat diterjemahkan dengan mudah ke dalam bahasa asing.
c. Sponsor brand
d. Pengembangan Brand
Salah satu faktor pembentuk Citra merek adalah keunggulan produk, dimana
produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas (model dan
kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan suatu produk mempunyai
bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Inilah yang akan terus menjadi
cepat dikenal dan akan mempertahankan posisinya di tengah persaingan yang tidak
popularitas merupakan salah satu kunci yang dapat membentuk Citra merek.
produk tersebut. beberapa keuntungan dengan terciptanya Citra merek yang kuat
adalah:
d) Membantu dalam efisiensi marketing, karena brand telah berhasil dikenal dan
Merek mudah diingat: artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang
Merek mudah dikenal: selain dengan logo, sebuah merek dikenal melalui pesan
dan cara dimana produk dikemas dan disajikan kepada para konsumenyang
3) Brand terpercaya
Reputasi merek baik bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap
jati diri perusahaan. persepsi ini didasarkan pasa apa yang masyarakat ketahui
hidup seseorang yang diespresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Menurut
seseorang hidup.
mamanfaatkan waktunya. Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai gaya hidup
dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia
disekitarnya (pendapat).
lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu atau kelompok
masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak
cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.
aktivitas, minat dan opini konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO
(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga
a. Kegiatan sehari-hari
b. Ketertarikan
c. Rekomendasi teman
2.9 Pelayanan
bertujuan untuk memenuhi keinginan konsumen. Terdapat dua faktor utama yang
dan layanan yang diterima oleh pengguna (preceived service). Apabila layanan
44
yang diterima atau yang dirasakan sesuai dengan layanan yang diharapkan, maka
kualitas layanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Sedangkan jika layanan yang
sebagai kualitas yang ideal, sebaliknya layanan yang diterima lebih rendah daripada
(2013:22) memiliki pandangan yang senada dari kualitas jasa pelayanan ini, yaitu
lebih menekankan pada kata pelanggan, pelayanan, kualitas dan level atau tingkat.
Pelayanan terbaik pada pelanggan dan tingkat kualitas pelayanan merupakan cara
terbaik yang konsisten untuk dapat mempertemukan harapan konsumen dan sistem
kinerja pelayanan.
mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Pola konsumsi dan
kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Service Quality dapat
Kualitas pelayanan menjadi hal utama yang diperhatikan serius oleh perusahaan,
45
yang melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan. Definisi mutu jasa
Apabila jasa yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa
dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan
pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. Sebaliknya jika jasa yang
diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dianggap
buruk.
suatu daya tanggap dan realitas dari jasa yang diberikan perusahaan. Kualitas
pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan (Buchari, 2018). Hal ini berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah
terhadap pelayanan prima, mereka bukan lagi sekedar membutuhkan produk yang
karena itu dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, organisasi harus
kualitasnya.
46
a. Kinerja
Yaitu tingkat absolut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci yang
b. Interaksi Pegawai
c. Kehandalan
d. Daya Tahan
Yaitu seberapa cepat produk diserahkan atau diperbaiki, seberapa cepat produk
f. Estetika
Yaitu lebih pada penampilan fisik barang atau toko dan daya tarik penyajian
jasa.
Yaitu dampak positif atau negatif tambahan atas kualitas yang tampak, yang
inti. Misalnya bentuk dan kemasan yang bagus akan lebih menarik pelanggan.
47
atau pelengkap.
e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan. Biasanya pelanggan akan merasa puas bila produk yang dibeli
g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya kemasan
h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk
lebih dikenal masyarakat (brand image) akan lebih dipercaya dari pada merek
(Buchari Alma, 2018) Kualitas pelayanan terdiri dari tiga dimensi atau
a. Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output yang
c. Corporate image, yaitu yaitu profit, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus
suatu perusahaan.
apa yang diharapkan konsumen atas kebutuhan mereka. Pelayanan pada umumnya
a. Pelayanan dengan lisan. Dalam pelayanan dengan lisan ini fungsi humas betul-
pelanggan;
49
berdasarkan pada jarak yang terlalu jauh antara produsen dan konsumen.
perbuatan merupakan suatu tindak lanjut dari suatu pekerjaan pada begian
konsumen.
komunikasi. Faktor – faktor yang termasuk dalam kriteria bukti fisik yaitu,
peralatan atau mesin yang digunakan dalam melakukan pelayanan cukup modern
dan dapat diandalkan, penampilan fisik dari bangunan yang menarik dan mampu
cukup rapi, pantas dan sopan untuk digunakan dalam memberikan pelayanan,
dan lokasi yang cukup mudah untuk dicapai pelanggan dan letak peralatan yang
b. Kehandalan (Reliability)
dengan segera, akurat, dan memuaskan. Faktor – faktor yang termasuk dalam
pelayanan dengan tanggap. Faktor – faktor yang termasuk dalam kriteria daya
benar atas pelayanan yang diberikan dan pertanyaan yang dilontarkan oleh
d. Jaminan (Assurance)
dan sifat dapat dipercaya dimiliki para karyawan, bebas dari bahaya, resiko, atau
keragu – raguan. Faktor – faktor yang termasuk dalam kriteria jaminan yaitu,
e. Empati (Empathy)
untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari konsumen terhadap suatu produk atau
citra merek dan kualitas persepsian yang baik di mata konsumen. Semakin tinggi
citra merek dan tingkat persepsi konsumen terhadap suatu produk atau jasa maka
akan semakin tinggi keputusan konsumen untuk membeli produk atau jasa.
merupakan identitas tersendiri bagi suatu produk. Penetapan merek yang baik akan
52
menimbulkan citra merek yang kuat dibenak konsumen. Karena merek yang sudah
melekat di hati konsumen merupakan asset yang paling berharga bagi perusahaan.
sikap puas akan merek tersebut dan juga berkomitmen terhadap merek tersebut. Hal
gaya hidup digambarkan pola kehidupan seseorang didunia dengan kegiatan, minat
dan pendapat. Gaya hidup seseorang dapat berubah dan tidak permanen
menyesuaikan dengan gaya hidupnya. Menurut Kotler dan Keller (2019:192), gaya
hidup adalah pola hidup seseorang di dunia dalam melakukan aktivitas bentuk
kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup menggambarkan seluruh diri seseorang
hidup mencerminkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial di satu pihak dan
kepribadian di pihak yang lain. Menurut Assael (2001:382) bahwa gaya hidup dapat
Kualitas pelayanan merupakan nilai tambah dari suatu produk dalam hal
memberikan manfaat kepada konsumen, dimana ketika suatu produk barang atau
jasa dilengkapi dengan layanan yang baik, maka akan menimbulkan perasaan
(2019) adalah sesuatu telah yang membandingkan kinerja bisnis dan dinilai tinggi
dan rendah dalam mutu pelayanan oleh pelanggan, mengungkapkan bahwa bisnis
dengan pelayanan yang bermutu tinggi, berhasil menetapkan harga lebih tinggi,
pembelian atau tidaknya seorang pengguna jasa, karena melalui kualitas layanan
akan dapat menilai kinerja dan merasakan puas atau tidaknya mereka dengan
layanan yang diberikan oleh penyedia jasa. Nasution (2004) berpendapat bahwa
Bila penilaian yang dihasilkan merupakan penilaian yang positif, maka kualitas
konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka
konsep ini berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan tentang suatu topik
54
yang akan dibahas. Kerangka konseptual disusun berdasarkan tinjuan teoritis dan
maka kerangka konseptual penelitian ditunjukan pada Gambar 2.1 berikut ini:
Citra Merek H1
(X1)
Keputusan Pembelian
Gaya Hidup (Y)
(X2) H2
Pelayanan
(X3) H3
Keterangan
= Parsial
= Simultan
di Hokky Surabaya
55
BAB III
METODE PENELITIAN
Hipotesis
a. Bahwa Citra Merk, Gaya Hidup, Pelayanan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian di Hokky Surabaya
b. Bahwa Citra Merk, Gaya Hidup, Pelayanan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian di Hokky Surabaya
c. Bahwa Citra Merk, Gaya Hidup, dominan terhadap Keputusan Pembelian
di Hokky Surabaya
Uji Statistik
Analisis Regresi Linier Berganda, R Square, Uji t, Uji F
SKRIPSI
Pengaruh Citra Merk, Gaya Hidup, Dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Di
Hokky Surabaya
Sumber: Peneliti, 2023
Gambar 3.1
Kerangka Proses Berfikir
56
a. Citra Merek
Citra merek adalah sudut pandangan atau persepsi konsumen terhadap suatu
3) Brand terpercaya
1) Kegiatan sehari-hari
2) Ketertarikan
3) Rekomendasi teman
konsumen, yang terdiri atas beberapa indikator menurut Adam (2015 : 143)
yaitu :
2) Kehandalan (Reability).
4) Jaminan (Assurance).
5) Empati (Empathy).
d. Keputusan Pembelian (Y) adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau
lebih dari berbagai pilihan aternatif. Berikut adalah indikator dari variabel
keputusan pembelian:
1) Kemantapan
2) Kebiasaan membeli
3) Rekomendasi
4) Pembelian ulang
Tabel 3.1
Desain Instrumen Penelitian
Item
No Variabel Definisi Variabel Indikator Ukuran Skala
Pernyataan
1 Citra merek Citra merek diukur dengan 1-5 Interval a. Brand
(X1) indikator sebagai berikut: Hokky Suraba
Menurut Kotler
a. Brand mudah diingat ya mudah
(2019:62) Citra merek
b. Brand mudah dikenali diingat
adalah sudut
c. Brand terpercaya b. Brand
pandangan atau
Hokky Suraba
persepsi konsumen
ya mudah
terhadap suatu produk
dikenali
c. Brand
Hokky Suraba
ya terpercaya
2 Gaya Hidup Indikator gaya hidup adalah 1-5 Interval a. Saya
(X2) sebagai berikut: membeli
a. Kegiatan sehari-hari kebutahan
b. Ketertarikan sehari-hari di
Menurut Kotler
c. Rekomendasi teman Hokky Suraba
(2019:98) Gaya hidup
ya
merupakan gaya hidup
b. Saya
yang diidentifikasikan
tertarik
oleh bagaimana orang
membeli di
menghabiskan waktu
Hokky Suraba
mereka (aktivitas) apa
ya
yang mereka anggap
c. Saya
penting dalam
merekomenda
lingkungannya.
sikan
Hokky Suraba
ya kepada
teman
58
Item
No Variabel Definisi Variabel Indikator Ukuran Skala
Pernyataan
3 Pelayanan Pelayanan merupakan Indikator pelayanan terdiri 1-5 Interval a. Karyawan
(X3) merupakan persepsi atas beberapa indikator Hokky Suraba
seseorang mengenai menurut Adam (2015 : 143) ya berpakaian
segala bentuk aktivitas yaitu : rapi saat
yang dilakukan a. Bukti fisik (Tangible). melayani
perusahaan untuk b. Kehandalan (Reability). konsumen
memenuhi harapan c. Daya tanggap b. Karyawan
konsumen (Responsiveness). Hokky Suraba
d. Jaminan (Assurance) ya selalu
e. Empati (Empathy). mengerti
segala produk
yang akan
dibeli
konsumen
c. Karyawan
Hokky Suraba
ya selalu
datang dengan
cepat ketika
konsumen
membutuhkan
d. Karyawan
Hokky Suraba
ya
memberikan
pelayanan
dengan sopan
e. Karyawan
Hokky Suraba
ya selalu
memiliki
kecepatan
dalam
menangani
keluhan
konsumen.
4 Keputusan Keputusan Pembelian Indikator dari variabel 1-5 Interval a. Saya lebih
Pembelian adalah pemilihan suatu keputusan pembelian: memantapkan
(Y) tindakan dari dua atau a. Kemantapan pilihan
lebih dari berbagai b. Kebiasaan membeli Hokky Suraba
pilihan c. Rekomendasi ya memiliki
d. Pembelian ulang kualitas yang
baik
b.Saya
membeli
Hokky Suraba
ya secara
berkelanjutan
dengan
kualifikasi
produk yang
sama
59
Item
No Variabel Definisi Variabel Indikator Ukuran Skala
Pernyataan
c.Saya
menginformas
ikan kepada
orang lain
mengenai
Hokky Suraba
ya
d.Saya telah
melakukan
keputusan
pembelian di
Hokky Suraba
ya
skala likert yang memiliki lima kategori. Skala pengukuran variabel penelitian
Tabel 3.2
Skor Skala Likert
No. Keterangan Skor Positif Skor Negatif
1. Sangat Setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Netral 3 3
4. Tidak Setuju 2 4
5. Sangat Tidak Setuju 1 5
Sumber : Sugiyono (2019:93)
Sampel
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
60
karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Karena besarnya populasi, peneliti
tidak mungkin dapat mempelajari suatu populasi secara keseluruhan, hal ini
Maka peneliti dapat mengambil sampel dari suatu populasi. Kriteria sampel yang
2019:136):
𝑧 2 𝑝𝑞
𝑛= 2
𝑒
(1,96)2 (0,5)(0,5)
𝑛=
(0,10)2
Keterangan:
n = Besar sampel
z = harga dalam kurve normal untuk simpangan 5%, dengan nilai 1,96
e = margin of error 10% (error yang digunakan sebesar 10% mengacu pada Tingkat
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi sehingga dapat mewakili dari jumlah populasi (Sugiyono, 2012: 92).
Kaliasin, Kec. Genteng, Kota Surabaya. Pengambilan data dilakukan pada tahun
2023-2024.
Pada sebuah penelitian, untuk memperoleh data sesuai yang diharapkan maka
a. Kuesioner
b. Wawancara
1. Uji Validalitas
tes melakukan fungsi ukurannya. Model pengujian validitas tiap butir digunakan
analisis item, yaitu mengklorekasikan skor setiap butir. Dalam analisis item,
menurut (Ghozali, 2018) bahwa “ Teknik korelasi untuk menetukan validitas item
ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan”. Pada
validitas pernyataan kuesioner. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
validitas data menguji seberapa baik satu atau perangkat instrument pengukuran
suatu data adalah jika r-hitung (koefisien korelasi) lebih besar dari r-tabel (nilai
2. Uji Reliabilitas
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara one shot
atau pengukuran sekali saja yaitu disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian
uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable
jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60, Sebaliknya apabila variable
memberikan nilai Cronbach Alpha (α) < 0,60 dapat dikatakan tidak reliabel
(Ghozali, 2018).
(Ghozali, 2018), hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel
negative, maka jenis analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
X1 = Citra Merek
X2 = Gaya Hidup
X3 = Pelayanan
e = Standard eror
terhadap variabel dependen 92. Koefisien determinasi (R2) berkisar antara 0 (nol)
sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2≤ 1). Apabila deteminasi (R2) semakin kecil
terhadap pengaruh variabel dependen semakin kecil. Hal ini berarti, model yang
variabel dependen, dan bila R2 mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh
variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini berarti, model
𝐾𝑑 = 𝑅2 𝑋 100%
Keterangan:
sebagai berikut:
1. Uji F
independen (X) secara simultan atau bersama sama terhadap variabel terikat atau
dependen (Y). Dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
berikut:
Menentukan hipotesis :
Kriteria Pengujian :
variabel terikat.
b. Apabila tingkat signifikasi > α 5% (0,05) dan Fhitung < Ftabel maka
2. Uji t
a. Merumuskan hipotesis
variabel Y.
67
variabel Y.
Untuk menentukan nilai t, jika t hitung > t tabel maka statistic tabel dapat
c. Kriteria pengujian
a. Bila signifikansi statistik thitung < ttabel dan nilai signifikansi >
Koefisien tersebut disebut standardized coefficient, jika salah satu variabel bebas
mempunyai nilai standardized coefficient lebih besar daripada variabel bebas yang
lain, maka dapat dijelaskan bahwa variabel bebas tersebut berpengaruh dominan
DAFTAR PUSTAKA
Abshor, M. U., Hasiolan, L. B., & Malik, D. (2018). Pengaruh Harga, Promosi Dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Torabika Duo (Studi
Kasus Di Area Kabupaten Demak). Journal Ekonomi Dan Bisnis.
Aji, Mukson, & Roessali. (2022). Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Konsumen Dalam Membeli Buah Apel Impor (Studi Kasus Pasar
Modern Transmart Kota Semarang). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 29, No.
3.
Alverina & Syarif (2023). Pengaruh Citra Merek, Gaya Hidup, Dan Social Media
Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Pada Brand Sancraft Di Jakarta.
Jurnal Ikrath-Ekonomika Vol 6 No 2
Bairizki, A. (2017). Pengaruh Harga, Promosi Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Dalam Meningkatkan Penjualan ( Studi Kasus Pada Ud
Ratna Cake & Cookies). Jurnal Valid.
Buchari Alma. (2018). Manajemen Pemasaran. In Manajamen Pemasaran Dan
Pemasaran Jasa (P. 392).
Cyasmoro, V. Dan S. P. A. (2020). Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Di Delicio Bakery Cafe Tebet Jakarta. Jurnal
Panorama Nusantara.
Elmiliasari, D. F. (2020). Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Fried Chicken Di Rocket Chicken Bandar Kota Kediri.
Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah.
Https://Doi.Org/10.33367/At.V2i1.1128
Firli Musfar, T. (2020). Buku Ajar Manajemen Pemasaran : Bauran Pemasaran
Sebagai Materi Pokok Dalam Manajemen Pemasaran. In Media Sains
Indonesia.
Ghozali, I. (2018). Aolikasi Analisis Multivariant Dengan Program Ibm Spss 25
Edisi 9. International Journal Of Physiology.
Haris, H., & Prodi Manajemen Fe Universitas Muhammadiyah Jember. (2016).
Mengembangkan Minat Menjadi Wirausaha Mahasiswa Dengan Metode
Problem Based Learning (Pbl). Revista Cenic. Ciencias Biológicas.
Hidayat & Sudarwanto. (2022). Pengaruh gaya hidup, citra merek dan kualitas
produk terhadap keputusan pembelian. Jurnal Manajemen Vol 4 no 2.
Jatmiko, Anggarani, A., & Sudarwan. (2020). Buku Ajar Manajemen Pemasaran.
69