TESIS
Oleh
ADIRMAN LAFAU
177046044/ KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
THESIS
By
ADIRMAN LAFAU
177046044 / MEDICAL SURGICAL NURSING
TESIS
Oleh:
ADIRMAN LAFAU
177046044 / MEDICAL SURGICAL NURSING
Telah diuji
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai salah satu
Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya
sendiri.
pada bagian bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan ini, telah
dicantukan sumbernya seecara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika dalam
penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian isi tesis
ini bukan hasil karya penulis sendiri, atau adanya plagiat dalam bagian bagian
Penulis
Adirman lafau
ABSTRAK
Kata kunci : Pasien Pasca Stroke, Terapi Tradisional, Suku Nias, Pengalaman
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan proposal tesis dengan judul “Pengalaman Pasien Pasca Stroke dalam
Menjalani Rehabilitasi pada Suku Nias”. Penyusunan proposal tesis ini dapat
terselesaikan dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Setiawan, SKp., MNS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara beserta jajaran yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi
Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dewi Elizadiani Suza, SKp., MNS., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dra. Nurmaini, M.K.M., Ph.D selaku pembimbing 1, Ibu Jenny
Marlindawarni Purba, S.Kp, MNS., P.hD selaku pembimbing II, Bapak Mula
Tarigan, S.Kp, M.Kes, Ph.D selaku Penguji I dan Prof. Dr. dr. Kiking
Ritarwan., Sp.S (K)., MKT selaku penguji II yang telah meluangkan waktu
dan mencurahkan perhatiannya pada penulis, sejak awal hingga penulis dapat
menyelesaikan proposal tesis ini.
4. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan do‟a yang
berarti bagi penulis hingga akhirnya mampu menyelesaikan tesis ini.
Penyusunan proposal tesis ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu masukan
dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan proposal tesis ini.
Besar harapan penulis, jika penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Adirman Lafau
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
Gambar 2.1 Kerangka relevansi teori ………………………………… 48
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema
Skema 2.1 Relevansi Teori .................................................................... 48
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
Tabel 2.1 Demografi Partisipan....................................................... 62
Table 2.2 distribusi berdasarkan pilihan terapi…………………… 63
Table 2.3 Tingkat keberhasilan berdasarkan jenis terapi…………. 63
Tabel 2.4 Matriks Tema ................................................................... 79
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
a. Lembar Penjelasan Tentang Penelitian................................... .... 100
b. Lembar Persetujuan Menjadi Responden.................................... 101
c. Kuisioner Data Demografi .................................... ..................... 102
d. Panduan Wawancara .......................................................... ........ 103
e. Biodata Expert ............................................................................ 104
f. Lembar izin penelitian ................................................................ 105
g. Surat izin dekan .......................................................................... 106
h. Surat ethical clearance ................................................................ 107
i. Surat izin pengambilan data ....................................................... 108
j. Surat telah selesai melakukan penelitian .................................... 109
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
menjadi kecatatan jangka panjang nomor satu di dunia. Menurut World Health
Dari angka ini, 5 juta meninggal dunia dan 5 juta lainnya mengalami cacat
utama penyebab kecatatan diseluruh dunia (Song et al. 2015). Stroke adalah tanda
klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal atau global
dengan gejala gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih tanpa adanya
stroke dan 7,8 juta kematian akibat stroke pada tahun 2030, Di Amerika 700.000
orang menderita stroke setiap tahunnya (NINDS 2014). Di Inggris, ada sekitar
152.000 penderita stroke setiap tahun dengan 1.1 juta penderita stroke (Stroke
Assocition UK 2015). Di Australia, lebih dari 437.000 orang hidup dengan efek
stroke pada tahun 2014 National Stroke Foundation (Kamal et al., 2015).
dialami akibat serangan stroke, sehingga untuk upaya mendukung proses terapi
pasca stroke di Belanda perlu adanya renovasi pada rumah tempat tinggal pasien
Tindakan medis utama pada pasien pasca stroke di Cina dan Asia Timur
stroke dan 63 % pasien percaya akupuntur efektif dapat mengobatin stroke (Jun
Zhang et al., 2013). Di Korea selatan sebuah survey pada pasien stroke antara
global, stroke adalah penyebab kedua kematian setelah penyakit jantung iskemik,
dengan sekitar 6,7 juta kematian stroke pada 2015 (Benjamin et al. 2017).
dengan prevalensi 6,6 % pada tahun 2016. Beban stroke diperkirakan meningkat
kematian berjumlah 5,7 juta (Carlo et al., 2015). Data statistic dari American
Heart Association (AHA) menunjukan bahwa lebih dari 600.000 orang menderita
stroke di Amerika setiap tahun (Zhang et al, 2013) sebuah studi epidemiologi di
mengarah ke 8-2.000.000 orang mengalami stroke baru atau berulang setiap tahun
(Wang et al. 2012). Di Cina diperkirakan ada lebih tujuh juta penderita stroke dan
bahwa Indonesia peringkat tiga tingkat kematian akibat stroke tertinggi setelah
Filipina dan Singapura dan diikuti oleh Brunei, Malaysia dan Thailand. Statistik
dari Kementerian Kesehatan Brunei menunjukkan stroke tetap salah satu dari
empat penyebab utama kematian dekade terakhir di antara orang Brunei setelah
kanker, penyakit jantung dan diabetes, dengan rata-rata tingkat kematian sekitar
antara 31 dan 50 tahun. Tren ini menggambarkan hal yang besar jumlah pasien
stroke dalam populasi usia kerja, yang belum dapat aset berharga untuk
gejala) dari 8,3 per 1000 (2007) menjadi 12,1 per 1000 (2013). Prevalensi stroke
berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan sebesar 7 per 1000 dan yang terdiagnosis
Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta
Sulawesi Tengah (16,6 %), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil. Prevalensi
stroke berdasarkan provinsi Sumatera Utara terdiagnosis nakes sebesar (6,0 %),
terdiagnosis nakes dan gejala sebesar 10,3 per mil (Kementerian Kesehatan
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan pekerjaan dapat
memicu stres, sedangkan faktor pola makan dapat memicu penyakit lain seperti
sosio-ekonomi yang besar, dan juga merupakan beban yang sangat besar bagi
pelayanan kesehatan secara global (Muscogiuri et al., 2016). Cedera Iskemik atau
penyebab utama kecatatan dan kematian di Amerika Serikat dan seluruh dunia
pasien paska stroke menyatakan rehabilitasi perlu dilakukan setelah pasien keluar
dari rumah sakit. Sementara itu 92% caregiver mengemukakan bahwa informasi
menyediakan rehabilitasi berupa pijat Melayu bagi pasien pasca stroke. Pijat
seluruh tubuh, dilakukan untuk berbagai jenis kondisi penyakit. Ini sebagian
bersifat spiritual, dengan praktisi secara eksklusif menggunakan tangan dan jari-
jari mereka. Hasil yang lebih baik dikaitkan dengan inisiasi awal pijat Melayu
adalah pasien yang mengalami stroke dapat mengikuti terapi pijat Melayu di
memberi solusi pada masalah perawatan pada pasien pasca stroke (Peterson et al.,
2017).
Sampai saat ini belum ada rehabilitasi yang efektif dalam pengobatan
berbagai faktor. Upaya yang dilakukan dalam pengobatan stroke secara umum
(Nurgiawatai, 2015).
mengalami peningkatan penggunaan obat tradisional Cina dari 2000 sampai tahun
2009. Penduduk yang berpenghasilan tinggi dan juga kalangan muda serta
pasien pasca stroke dibandingkan dengan pasien dengan penyakit umum ( Liao et
al., 2012). Luqman et al. (2017) menambahkan bahwa alasan pasien pasca stroke
memilih pijat alternatif dikarenakan manfaat yang dirasakan dari pijat alterniatif.
Mereka merasakan adanya perubahan pada kondisi tubuh dari yang tidak memiliki
kekuatan mengalami kemajuan bisa lebih kuat dan merasa lebih baik.
Selain terapi pijat, akupuntur juga menjadi salah satu alternative terapi
bagi pasien pasca stroke. Suatu penelitian yang dilakukan Harry et al. (2015)
pasca stroke di klinik bina sejahtera Jember. Pasien pasca stroke yang menjalani
mengalami gangguan bicara dan gangguan lesi otot sesudah menjalani akupuntur
Suku Nias merupakan salah satu suku di Propinsi Sumatera Utara. Mereka
RSUP H Adam Malik Medan, pasien suku nias yang menjalani pengobatan stroke
minyak dan keluarga pasien memiliki rencana setelah selesai berobat dari rumah
mengurangi menkonsumsi daging serta menghindari mandi malam dan juga pergi
Rumusan Masalah
dunia sehingga perlu adanya informasi yang jelas dalam penerapan rehabilitasi
pasca stroke. Namun di Indonesia pasien pasca serangan stroke memilih berobat
pada alternatif dan datang kerumah sakit hanya untuk pengambilan obat medis.
Hal ini dikuatkan saat peneliti melakukan survey pada pasien pasca stroke di
RSUP H. Adam Malik Medan, didapatkan dari 21 pasien yang menjalani rawat
jalan rehabilitasi stroke, 13 pasien rawat jalan menjalani pengobatan medis dan
untuk menanyakan perihal penyebab terjadinya penyakit apakah karna dosa pada
Tuhan, leluhur atau diguna-guna oleh orang yang membenci keluarga mereka.
Dari Ny. G juga menyatakan alasan bahwasanya memang masyarakat Nias jika
sakit tidak hanya mengandalkan pengobatan dari rumah sakit, namun untuk
dengan pengobatan alternatif yang telah dipercayakan oleh leluhurnya dan juga
Hal ini tentunya sangat penting untuk digali lebih dalam sehingga dapat
tradisional pada suku Nias. Dengan demikian rumusan masalah pada penelitian
ini adalah bagaimana pengalaman pasien paska stroke dalam menjalani terapi
Tujuan
Manfaat
Hasil penelitian ini dapat digunakansebagai bahan rujukan dan data dasar
terkait dengan pengalaman pasien paska stroke dalam menjalani terapi tradisional.
dapat mencari penanganan yang cepat dan tepat dalam mengatasi masalah stroke,
Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan pada dinas kesehatan sebagai
pembuat kebijakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana
prasarana dalam melakukan pengobatan pada pasien paska stroke terutama pada
pelayanan dasar (puskesmas dan klinik fisioterapi). Selain itu dinas kesehatan
dapat melakukan pembinaan pada tempat praktek pengobatan tradisional yang ada
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi stroke
Disease (CVD), Cerebro Vascular Accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah sebagian otak (Smeltzer dan Bare
2008), Sedangkan menurut Ginsberg (2007), stroke adalah sindrom yang terdiri
dari tanda dan atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal atau global
yang berkembang cepat. Stroke atau penyakit penurunan fungsi neurologic yang
serebral yang disebabkan karena proses patologis pembuluh darah serebral yang
pada lumen pembuluh darah otak oleh trombus atau embolus, pecahnya pembuluh
darah serebri, lesi atau perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan
Tingginya angka kejadian stroke bukan hanya di negara maju saja, tapi
laku dan pola hidup masyarakat. Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota
sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang beresiko terkena stroke yaitu faktor
medis, faktor perilaku dan faktor lain. Faktor medis meliputi hipertensi, diabetes,
kolesterol, penyakit jantung, riwayat stroke dalam keluarga. Faktor lain meliputi
sistem saraf pusat, kelainan hematologis, miksoma atrium dan faktor perilaku
yaitu gaya hidup yang meliputi kurang olahraga dan kurang aktifitas, kebiasaan
berubahnya gaya hidup diperkotaan yang mengikuti era globalisasi, kasus stroke
terus meningkat, gaya hidup yang gemar makan makanan fast food yang kaya
bisa memicu terjadinya serangan stroke (Junaidi, 2011 dalam Luqman, 2012).
fungsi syaraf lokal atau global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat.
Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain:
kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas
(Riskesdas, 2013).
kanker dan penyakit jantung. Lebih dari 275.000 orang meninggal karena stroke
jangka panjang. Lebih dari 4 juta penderita stroke hidup dalam derajat
bahkan sampai 7 tahun setelah terkena stroke, dan 16% membutuhkan perawatan
serebral yang disebabkan karena proses patologis pembuluh darah serebral yang
pada lumen pembuluh darah otak oleh trombus atau embolus, pecahnya pembuluh
darah serebri, lesi atau perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan
Center,2009).
Klasifikasi Stroke
Stroke Iskemik
Stroke iskemik ini menduduki 80-85% dari seluruh kasus stroke. Penyakit
serbrovaskular iskemik ini dibagi menjadi dua kategori besar yaitu oklusi
trombolitik dan oklusi embolitik. Penyebab pasti stroke iskemik masih belum
dapat ditentukan dengan pasti. Lima belas persen stroke iskemik disebabkan oleh
darah ke otak yang berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa menit,
dimana bila terjadi lebih dari beberapa menit akan terjadi infark pada jaringan
Lewis et al. (2011) menyatakan bahwa stroke iskemik dihasilkan dari tidak
adekuatnya aliran darah ke otak yang disebabkan adanya sumbatan sebagian atau
total pembuluh darah arteri. Transient Ischemic Attack (TIA) biasanya prekursor
stroke iskemik dapat dibagi menjadi: Transient Ischemic Attack (TIA), Trombotic
StrokeHemoragik
Pendarahan intrakranium ini dapat terjadi di jaringan otak itu sendiri (parenkim),
ruang subarachnoid, subdural atau epidural. Stroke jenis ini disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadian
berlangsung saat melakukan aktifitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat
a. PerdarahanIntraserebral
yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak. Peningkatan tekanan
b. Perdarahan Subarachnoid
malformation (AVM). Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah
serebral yang berakibat disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran)
timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dij.umpai kaku kuduk dan tanda- tanda
PenyebabStroke
Menurut Smelzer (2009) stroke diakibatkan dari salah satu dari empat
kejadian, yaitu :
kejang.
b. Embolisme selebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
dari bagian tubuh yang lain). Abnormalitas patologik pada jantung kiri,
antikoagulan pascaoperatif.
ke otak.
otak.
Faktor Risiko
Lewis et al. (2011) membagi faktor resiko stroke menjadi dua bagian
yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi meliputi usia, riwayat
keluarga, jenis kelamin, dan ras. Usia sangat berperan dalam resiko peningkatan
penyakit stroke, yaitu pada usia 55 tahun ke atas. Prevalensi kejadian stroke pada
pria dan wanita hampir sama, hanya saja wanita lebih banyak meninggal akibat
stroke dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan wanita lebih rendah dalam
bertahan hidup.
yang dapat diubah ini sangat berhubungan dengan gaya hidup, sehingga sangat
diperlukan kerjasama keluarga dalam perubahan gaya hidup ke arah yang lebih
sehat
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC, 2014). faktor
1. Kondisi : Riwayat stroke atau T.I.A, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol
tobacco
Manifestasi stroke
berbagai defisit neurologis yang bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah
mana yang terkena), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah
yang dapat ditimbulkan akibat stroke yaitu defisit motorik, defisit sensori,
dan efek psikologik, disfungsi aktifitas mental dan psikologi, dan gangguan
umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi tubuh), dan hemiparesis
(kelemahan pada salah satu sisi tubuh). Defisit motorik yang lainnya adalah
(Smeltzer & Bare 2002). Lewis et al. (2011) menjelaskan bahwa defisit
motorik pada stroke adalah efek yang paling sering ditemukan. Defisi motorik
meliputi kerusakan (1) mobilitas, (2) fungsi respirasi, (3) menelan dan
untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh) serta kesulitan dalam
2008). Defisit visual umum terjadi karena jaras visual terpotong sebagian besar
pada hemisfer serebri. Defisit visual ini terdiri dari hemianopsia homonimosa
(kehilangan pandangan pada setengah bidang pandang pada sisi yang sama),
sensori yang lain yaitu hilangnya respon terhadap sensasi superfisial (sentuhan,
nyeri, tekanan, panas dan dingin) dan tidak memberikan atau hilangnya respon
menginterpretasi diri dan/ atau lingkungan) juga dapat terjadi pada penderita
itu juga dapat terjadi kelainan dalam menemukan letak objek dalam ruang,
mengingat letak spasial objek atau tempat, serta disorientasi kanan kiri
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
berikut yaitu afasia ekspresif, berupa kesulitan dalam mengubah suara menjadi
pola-pola bicara yang dapat dipahami. Pada afasia ekspresif, pasien stroke
dapat berbicara dengan menggunakan respons satu kata. Afasia reseptif yaitu
kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan. Pada afasia jenis ini, pasien
tepat dan tidak sadar tentang kesalahan ini. Afasia global adalah kombinasi
afasia ekspresif dan reseptif, dimana pasien stroke tidak mampu berkomunikasi
Bare, 2002).
muncul bila terjadi kerusakan pada lobus frontal serebrum. Disfungsi dapat
situasi yang lain, dan kurang motivasi yang menyebabkan pasien mengalami
rasa frustasi dalam program rehabilitasi yang dilakukan (Smeltzer & Bare,
2008).
menunjukkan reaksi dengan mudah atau ridak tepat. Selain itu, biasanya pasien
toleransi terhadap stres, rasa ketakutan, pemusuhan, frustasi, dan mudah marah.
Pada tahap lanjut dapat terjadi kekacauan mental, menarik diri, isolasi dan
inkontinesia urinarius yang biasanya terjadi sementara. Hal ini terjadi karena
motorik dan postural. Lesi unilateral karena stroke mengakibatkan sensasi dan
ingin berkemih dan inkontinensia urine. Jika lesi ada pada batang otak, maka
akan terjadi kerusakan lateral yang mengakibatkan neuron motorik bagian atas
dan pengerasan feses pada pasien stroke. Inkontinensia urine dan alvi yang
kecacatan stroke, berikut ada skala yang digunakan yaitu Skala Kecacatan
1. Kecacatan derajat 0
2. Kecacatan derajat 1
sehari-hari.
lain.
tongkat.
Pasien tidak dapat berjalan tanpa bantuan orang lain, perlu bantuan
dan perhatian.
7. Derajat 6 (Kematian)
Penatalaksanaan Stroke
yang cedera agari tidak terjadi nekrosis, serta agar proses patologis lainnya yang
beberapa fungsi diantaranya respirasi yang ahrus dijaga agar tetap bersih dan
bebas dari benda asing. Fungsi jantung harus tetap dipertahankan pada tingkat
yang optimal agar tidak menurunkan perfusi otak. Kadar gula darah yang tinggi
Bila pasien telah masuk dalam kondisi kegawatan dan terjadi penurunan
kesadaran, maka kesimbangan cairan, elektrolit dan asam basa darah harus
darah dan metabolisme otak diantaranya adalah obat-obatan anti edema seperti
gliserol 10% dan kortikosteroid. Selain itu digunakan anti agregasi trombosit dan
sekaligus melatih keterampilan baru untuk anggota tubuh yang tidak mengalami
kelumpuhan, memperoleh kembali hal-hal atau kapasitas yang telah hilang diluar
Rehabilitasi PaskaStroke
hidup mandiri dan optimal seperti sediakala sebelum terserang stroke (Junaidi,
bicara, latihan mental, terapi okupasi, psikoterapi, memberi alat bantu, ortotik
medik yang ditujukan untuk merancang, membuat dan mengepas alat bantu guna
pemeliharaan dan pemulihan fungsi atau pengganti alat tubuh atau anggota gerak
Olahraga yang data dilakukan pasien paska stroke adalah berjalan kaki rutin tiga
kali seminggu.
Tahap Rehabilitasi.
otot menelan yang biasanya terganggu pada stadium akut. Psikolog dan
kesulitan keluarga.
Pada saat ini terapi kelompok telah ditekankan, dimana terapi ini
yang lebih lagi dengan melakukan rehabilitasi dengan berbagai macam terapi.
a. Fisioterapi
peralatan makan.
b. Terapiokupasi
penderita stroke. Pada terapi ini penderita dibantu untuk mengatasi kebersihan
pribadi dan kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian, buang air besar,
c. Terapi bicara
Kusumoputro,2009).
menjadi 12% dan 9% dalam tahun terakhir selama 3 tahun. Hal ini dikarenakan
akses layanan rehabilitasi stroke yang begitu jauh serta factor ekonomi
stroke mulai dari layanan terapi local dengan 1 dan 2 profesional sampai dengan
Cina tepatnya di Asia Timur, Akupuntur telah menjadi intervensi utama untuk
terhadap dokter dari 247 rumah sakit di Cina 63% dokter di cina mengunakan
survei pada pasien sebanyak 202 pasien stroke akut di tiongkok menun jukan
tradisional sebanyak 54% dan dari 54% yang memilih pengobatan tradisional,
Dalam penelitian Van der reit (2014) are tradiditional thai therapies better
seperti yoga, tai chi, pijat dan terapi herbal. Dari 40 partisipan pada pusat
instrument selain itu, ada terapi nyaman jenis metode persuasi psikologis yang
bertujuan untuk penyakit psikologis, seperti emosi negatif, yang gelisah dan
selama periode sakit. Hal ini dapat membuat pasien merasa santai psikologis,
periode pemulihan vakum lebih baik. Latihan fungsional melatih pasien dengan
metode terapi operasi, sistem rehabilitasi cerdas umum dan lain-lain juga
peran perawat dalam rehabilitasi juga sangat penting. Royal College of Nursing
yang berpusat pada pasien. proses aktif dan kreatif melibatkan adaptasi terhadap
perubahan dalam keadaan kehidupan, hal ini merupakan aktivitas bersama antara
pasien, orang yang dekat dengan pasien dan multi tim profesional yang
par keunggulan”. menyoroti fitur utama peran perawat dalam rehabilitasi stroke.
sampel, setting studi dan negara tempat Penelitian dilakukan. Namun, terlihat
stroke memiliki pengaruh penting dalam pemulihan pasien (Ali et all, 2014).
harus sesuai dengan kriteria penderita stroke. Pada salah satu contoh kasus yang
ditemui pada penderita stroke yang dimana fungsi tangan dari penderita stroke
pada tangan (armrest) agar tidak mengalami subluksasi. Bagi penderita stroke
latihan pergerakan tangannya agar mendapatkan kentungan yang lebih dari pada
tersebut lebih nyaman, holistik dan lebih personal sesuai dengan kebutuhan
memiliki efek samping karena lebih alami, serta dapat melengkapi terapi medis
terapi, dan persepsi tentang penyakit yang diderita (Ismiati et all, 2013)
Pengobatan Tradisional
tempat mereka hidup serta kearifan lokal yang mereka miliki menjadi penyebab
terdapat dilingkungan mereka hidup menjadi sumber alam yang sangat potensial
leukimia, mengobati luka baru, obat bengkak dan obat bisul (Darmastuti & Sari
et al., 2011)
komplementer yang sering digunakan oleh pasien stroke adalah mind body
digunakan dari jenis terapi biological based therapy. Chiropractic dan massage
merupakan jenis terapi yang sering digunakan untuk tipe manipulative and body
based, akupuntur dan homeopathy lebih sering digunakan dari jenis alternative
medical system.
terapi alternatif yang akan diberikan, baik dari segi manfaat dan mencoba
tidak berhubungan dengan hal mistik ataupun agama dan bertujuan untuk terapi
dalam memilih terapi kesehatan yang akan dijalaninya. Kelompok sosial dapat
terhadap sakit. Klien sering bereaksi secara positif terhadap dukungan sosial saat
mempraktekkan tingkah laku kesehatan yang positif. Faktor sosial juga sangat
(Smith et al, 2009) menemukan bahwa pasien sangat dipengaruh oleh nilai-nilai
yang dijalani oleh pasien. Pasien merasa lebih nyaman dan percaya dengan
Faktor Psikologis
merasa lebih nyaman, holistik dan lebih personal sesuai dengan kebutuhannya.
Pasien merasa yakin bahwa kondisi kesehatannya akan lebih baik dengan
perawatan yang dilakukan oleh terapis. Sikap caring yang ditunjukkan oleh
berdampak positif terhadap efektifitas terapi yang dijalani oleh pasien. Banyak
pasien yang meyakini bahwa penyembuhan dapat tercapai dengan sentuhan dan
sikap caring serta empati yang ditunjukkan oleh terapis pada mereka (Smith et
al., 2009).
Faktor Ekonomi
layanan kesehatan berkaitan erat dengan faktor ekonomi (Potter & Perry, 2009).
salah satu faktor yang mempengaruhi pasien memilih terapi pijat sebagai terapi
untuk memilih terapi. Pasien yang memilih terapi pijat merasakan banyak
pikiran dan tubuh merupakan manfaat pijat yang banyak dirasakan oleh pasien
Budaya
terhadap sakit. Klien sering bereaksi secara positif terhadap dukungan sosial saat
mempraktekkan tingkah laku kesehatan yang positif. Faktor sosial juga sangat
Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar pada
berhubungan dengan kesehatan terwujud dalam bentuk obat tradisional dan cara
dibidang kesehatan. Hal ini senada dengan Undang-undang No. 36 tahun 2009,
memiliki obat tradisional yang berbeda dengan masyarakat daerah lainnya, hal
mereka hidup serta kearifan lokal yang mereka miliki menjadi penyebab
terdapat dilingkungan mereka hidup menjadi sumber alam yang sangat potensial
leukimia, mengobati luka baru, obat bengkak dan obat bisul (Darmastuti, 2011
Suku Nias
Istilah Ono Niha (masyarakat Nias) dalam Bahasa Indonesia artinya yang terdiri
dari dua kata yaitu Ono dan Niha, istilah kata ono adalah anak atau keturunan
dan istilah dari kata Niha adalah manusia. Mitos asal-usul suku Nias berasal dari
sebuah pohon kehidupan yang disebut “sigaru Tora‟a” yang terlatak di desa
pertama di Pulau Nias yaitu pada zaman Raja Sirao yang memiliki 9 orang putra
dan namun diantara yang 9 putranya tersebut 5 orang yang disuruh keluar
sebagai borenadu yang terletak di Gomo; (2) Gozo helaheladano yang tinggal di
Kecamatan Lahewa; (3) Huluhada atau Hulu borodano yang tinggal dilaehuwa
yang menginjakkan kaki di pulau Nias (Harefa.,et.al. 200, dalam Meda P., et all
2012 ).
Pulau Nias sejak tahun 1999 dan hasilnya ada yang dimuat di Tempointeraktif,
Humaniora menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak 12.000
tahun silam yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa
paleolitikum, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau kata Prof. Harry
Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada
masa itu hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di
Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia
Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan
kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut
“fondrako” yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai
yang menjadi landasan kehidupan Ono Niha (masyarakat Nias). Masyarakat Nias
digunakan untuk tujuan sakral, pemujaan roh leluhur dan dikaitakan dengan
pengobatan tradisional yang biasa di manfaatkan oleh keluarga suku Nias (Meda.
P et al, 2015).
mengurut.
ramuan tradisional.
3. Dukun beranak (sondurusi sabeto atau bida dane), yaitu seseorang yang
konsep sehat atau pengertian suku nias tentang sehat beraneka ragam.
Secara umum, sehat menurut mereka dapat dilihat secara fisik dan juga secara
psikis. Secara fisik dikatakan sehat jika terlihat segar, badan tidak terasa sakit,
gemuk, kulit bersih, wajah tampak cerah, dan memiliki fisik atau tenaga yang
kuat. Secara psikis, seseorang dikatakan sehat jika mempunyai pikiran yang
tenang dan tidak banyak masalah yang mengganggu pikiran. Secara umum,
menurut suku Nias seseorang dikatakan sehat jika masih bisa beraktivitas atau
tidak sehat, seperti terlampau banyak makan buah, dan stres yang disebabkan
penyebab sakit adalah hal-hal gaib dan juga karena perbuatan manusia.
adanya setan yang berkeliaran pada waktu-waktu tertentu, seperti pada malam
Jumat atau pada saat gerimis. Masyarakat yang menjumpai setan tersebut akan
mengalami penyakit yang mereka sebut tesafo, yang biasanya menyerang anak-
melewati kuburan pada malam hari dan juga dilarang keluar rumah pada saat
Famökhö merupakan cara seseorang untuk berbuat jahat kepada orang lain,
contohnya melalui sihir dan pemberian racun. perbuatan seperti itu sudah jarang
dilakukan. Namun harus tetap diwaspadai karena sihir tersebut biasanya melalui
angin ataupun dengan cara menanam suatu benda di suatu tempat. Jika melewati
tempat tersebut, kita akan sakit. Selain melalui sihir, masyarakat juga mengenal
cara famökhö lainnya, yakni melalui racun. Jenis-jenis racun yang dikenal
masyarakat antara lain biobio (racun berbentuk salep yang biasanya dioleskan
pada pakaian, tempattempat tertentu, atau pada saat bersalaman) dan racun
(Meda. P, 2015)
sakit ringan, sakit sedang, dan sakit berat. Tingkatan derajat sakit ini dilihat dari
jika penderita bisa sembuh sendiri tanpa melakukan tindakan apa-apa, contohnya
sakit kepala. Penyakit sedang adalah penyakit yang lebih parah daripada
penyakit ringan dan masih bisa diobati dengan membeli obat-obatan di warung
atau dikusuk oleh tukang kusuk, contohnya adalah sakit perut, demam, batuk,
dan malaria. Sementara penyakit berat adalah penyakit yang sulit untuk
medis. Biasanya penyakit berat ini diderita dalam waktu yang cukup lama.
Contoh penyakit berat yang sering diderita adalah TBC, darah tinggi,
pembengkakan pada kaki (gambu gahe), tesafo, buru, dan penyakit lainnya yang
tidak sembuh juga maka biasanya mereka membeli obat di warung atau
memanggil tukang kusuk. Jika tidak kunjung sembuh juga setelah itu maka si
Mereka akan memenuhi apa pun permintaan orang sakit tersebut. Jika penyakit
yang diderita termasuk kategori berat, tetangga dan masyarakat lainnya juga
tetangga yang datang untuk menengok dan biasanya mereka akan memberikan
usul untuk mengobati penyakit tersebut, dan biasanya diadakan juga kebaktian di
bahwa pandangan masyarakat nias Pada Penyakit stroke Menurut informan yang
pernah mendengar tentang penyakit stroke, penyebab penyakit ini adalah karena
pertamanya sakit kepala, susah ngomong, dan nanti mati sebelah (Depkes, 2012).
menggurangi frekuensi (tidak sering) makan daging babi dan tidak mandi
Transcultural Nursing
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
budaya dan juga keyakinan tiap manusia. Dari pengertian diatas dapat diartikan
perbedaan dalam nilai-nilai dan keyakinan dari tiap kelompok dalam masyarakat.
Dengan tidak adanya definisi secara jelas di bidang medis dan juga penerapan
mengandung arti banyak budaya dan mengandung makna akan martabat manusia
(Muhammedi, 2016)
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat
pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang
setiap pagi.
pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan
Konsep Fenomenologi
yang memiliki akar disipilin ilmu filsafat maupun psikologi yang berfokus pada
fenomenologi yang didukung oleh Edmen Husserl pada tahun 1859-1938. Husserl
individu yang diteliti. Pengalaman individu dapat berupa persepsi individu tentang
dimaksud adalah yang bersifat universal yang dialami seorang individu terhadap
dari pengalaman tersebut dan dibentuk dalam bentuk cerita, narasi, dan bahasa
Fenomenologi Deskriptif
tahun 1962, dimana pada penelitian ini menekankan pada deskripsi pengalaman
fenomena yang diteliti. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh data yang benar-
benar alamiah dari partisipan tanpa dipengaruhi oleh asumsi, pengetahuan dan
keyakinan peneliti.
Fenomenologi Interpretative
1962. Filosofi yang dianut oleh Heidegger berbeda dengan Husserl. Inti
suatu proses interpretatif dan pemahaman yang merupakan ciri dasar keberadaan
yang cukup dalam (in-depth interview) antara peneliti dan partisipan dimana
adanya suatu diskusi. Melalui perbincangan yang cukup dalam peneliti berusaha
untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari partisipan (Polit & Beck, 2012).
sendiri, dan alat bantu lainnya seperti panduan wawancara, panduan observasi,
analisis data. Fenomenologist dalam proses analisis data yang terkenal adalah
Colaizzi, Giorgi dan Van Kaam. Ketiga tokoh tersebut berpedoman pada filosofi
fenomena (Polit & Beck, 2012). Colaizzi (1978, dalam Polit & Beck, 2012)
menyatakan bahwa ada tujuh langkah yang harus dilalui untuk menganalisa data.
Pada uji keabsahan data dapat dilakukan dengan memberi check yaitu
partisipan yang telah diwawancarai diminta untuk membaca transkrip yang telah
dilembar pengesahan pada transkrip wawancara. Tujuan uji keabsahan data adalah
untuk meningkatkan derajat kepercayaan data. Adapun uji keabsahan data ini
dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya
oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan.
partisipan yang sedang ditelitinya, dalam hal ini kesadaran peneliti merupakan
suatu hal yang esensial. Kredibilitas dapat dicapai dengan prolonged engagement,
catatan lapangan yang komprehensif, hasil rekaman dan transkrip, triangulasi data
penelitian ini dapat dilakukan pada situasi dan di tempat yang berbeda. Seorang
peneliti harus dapat menyediakan deskripsi data yang baik pada laporan
yang berbeda.
untuk menarik kesimpulan. Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah
proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak. Teknik terbaik adalah audit trail
kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan
hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam
penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Confirmability merupakan
kenyataan yang terjadi. Keaslian muncul dalam laporan ketika laporan tersebut
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and
universality, atau yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya,
kemudian dia menemukan teori cultural diversity and universality yang semula
disadarinya dari kebutuhan khusus anak karena didasari latar belakang budaya
1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya
lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi
model ini bukan merupakan teori, namun setidaknya model ini dapat dijadikan
akhirnya, klien akan merasa bahwa perawat tidak hanya melihat penyakit serta
kondisi emosional yang dimiliki pasien. Namun, merawat pasien secara lebih
berbasis budaya kepada klien, perawat harus menyadari dan memahami terlebih
dahulu budaya yang dimilki oleh dirinya sendiri. Jika tidak, maka bisa saja terjadi
urut atau pijat yaitu penanganan penyakit stroke dengan cara melakukan
pijatan pada bagian tubuh tertentu, Pijat ini dilakukan oleh tukang kusuk yang
pelatihan (Faguru).
penyembuhan.
Dukun atau peramal dinias adalah orang yang dipercaya untuk memberi
pengobatan pada pasien pasca stroke dimana dukun dapat memberikan informasi
yang menyebabkan sipasien bisa terkena penyakit baik karna dosa pada agama,
leluhur maupun guna-guna dari orang lain yang diyakini dapat diperoleh solusi
Terapi tradisional
Pasca stroeke pada
Suku Nias
BAB 3
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
terapi tradisional pasca stroke dapat diketahui dengan jelas. Selain itu, penelitian
ini merupakan ekplorasi, analisis dan deskriptif secara langsung pada fenomena
pengalaman pasien suku nias dalam menjalani trapi tradisional pasca stroke pada
pengobatan alternative dengan sebebas mungkin dari sebuah intuisi yang tidak
sadar dialami oleh partisipan baik yang termasuk mendengar, melihat, melakukan,
Metode ini sangat tepat digunakan untuk menggali fenomena pasien dalam
menjalani terapi tradisional pasca stroke sesuai dengan pengalaman yang dialami
oleh pasien. Desain metode ini diharapkan dapat dihasilkan berbagai topik tentang
pengalaman pasien dalam menjalani pengobatan terapi tradisional pada suku nias
Lokasi penelitian
jumlah penduduk yang padat sehingga dapat memenuhi jumlah partisipan yang
Waktu penelitian
sampai april 2020. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data dan analisa data yang
Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah pasien pasca stroke yang menjalani
dengan saturasi data sampai pada satu titik kejenuhan dimana tidak ada informasi
dan kemampuannya tentang fenomena yang akan dikaji dan bersedia untuk
membagi pengetahuan.
Semua partisipan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pasien yang
interview) yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan durasi 30-60 menit dalam
durasi 30-60 menit belum mendapatkan apa yang menjadi tujuan penelitian, maka
60 menit.
interview) atau yang disebut juga sebagai wawancara tidak terstruktur yang
kusioner data demografi, panduan wawancara, field note, dan voice recorder. Alat
pengumpulan data utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan kata
nomor partisipan, usia partisipan, jenis kelamin partisipan, agama partisipan, suku
stroke. Selain itu, peneliti juga menggunakan panduan wawancara selama proses
diajukan kepada partisipan adalah pertanyaan yang dibuat oleh peneliti dan telah
dimulai dengan pertanyaan terbuka, dan tidak bersifat kaku. Pertanyaan dapat
sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu panduan wawancara digunakan untuk
al, 2011).
Prosedur PengumpulanData
Prosedur pengumpulan data dimulai dari surat keterangan lulus uji etik
yang akan dilakukan dan meminta data pasien stroke yang menjalani terapi
melakukan pilot study yang bertujuan sebagai latihan dalam melakukan teknik
mewawancarai seorang pasien pasca stroke. Pilot study pada penelitian ini
dilakukan untuk menguji apakah peneliti sebagai instrumen sudah cukup baik
melakukan pilot study, hasil wawancara dari pilot study dibuat dalam bentuk
berikutnya
dengan calon pasien, untuk membina dan meningkatkan hubungan saling percaya
antara peneliti sehingga memudahkan dalam proses wawancara. Dalam hal ini
memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan, serta rencana kegiatan
partisipan. Setelah itu, peneliti membuat kontrak waktu dan tempat untuk
partisipan dengan durasi waktu 30-60 menit di tempat yang telah disepakati.
Wawancara dilakukan ditempat yang tenang dan nyaman serta terjaga privasi
partisipan dan apabila wawancara tidak selesai dilakukan dalam satu kali
Peneliti juga meminta izin kepada partisipan untuk merekam percakapan selama
telah disusun.
ataupun pernyataan apabila ada jawaban ataupun pernyataan yang kurang jelas
pengumpulan data melalui tiga tahap yaitu : tahap persiapan, tahap pelaksanaan
dan tahapterminasi.
Definisi operasional dari variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah
suku nias yaitu terapi yang dipilih oleh pasien pasca stroke sebagai pengobatan
yang didasarkan pada pandangan budaya dari leluhurnya yaitu; pijat tradisional,
penaganan medis.
Analisa data
wawancara, yaitu dari hari kedua sampai hari kelima bergantung pada lamanya
membaca transkrip berulang ulang agar dapat memahami data dengan baik dan
dapat melakukan analisis data. Unit analisis yang digunakan adalah unit analisis
kelompok.
Analisis data menggunakan metode Colaizzi yang terdiri dari tujuh tahapan
sebagai berikut Colaizzi (1978) dalam Polit, D.F., & Beck, (2004):
dalam naskah transkrip yang signifikan dan sesuai dengan tujuan khusus
penelitian dan memilih kata kunci pada pernyataan yang telah dipilih
3. Peneliti
menguraikanartidarisetiappernyataanpenting(merumuskanmakna).
mencoba menemukan makna atau esensi dari kata kunci tersebut untuk
membentuk kategori.
validasi
apakahhasiltemuanpenelitiansesuaidengankeadaanyangdialamipartisipan
KeabsahanData
Penelitiankualitatifakandinyatakanabsahbila memilikiderajatkepercayaan
1. Kredibilitas (crediability)
penelitian ini.
2. Keteralihan (transferability)
masuk akal. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, sampai mana
dalam bentuk transkrip yang dapat dibaca oleh pembimbing dan penguji
3. Ketergantungan (dependability)
dependabilitydisebutjugadenganreliabilitas.Penelitianyangreliabeladalah
dilakukan oleh auditor yang independen yaitu pembimbing tesis mulai dari
menentukan
sumberdata,melakukananalisisdata,melakukanujikeabsahandata,sampai
kegiatanpenelitian,caramelakukananalisisdatasampaidenganpenyusunan
4. Kepastian(confirmability)
dalampenelitankualitatifadalahjikahasilpenelitiantelahdisepakatibanyak
orangmakapenelitiandikatakanobyektif.Temuanpenelitianharuslahbenar-
benarmerupakanhasildariidedanpengalamanpartisipandanbukanlahhasil
dari apa yang diinginkan oleh peneliti. Maka dari itu peneliti meminta
konfirmasi dari partisipan terkait dengan verbatim dan hasil tema yang
telah disusun.
yangtepat.
5. Authenticity
Pertimbangan Etik
peneliti mencari partisipan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan
penelitian berlangsung.
hanya informasi yang diperlukan saja yang akan dituliskan dan dicantumkan
Memberikan lingkungan yang nyaman dan aman pada saat wawancara dilakukan.
partisipan mendapatkan memperlakukan dan hak yang sama baik partisipan laki-
laki dan perempuan baik sebelum, selama proses maupun setelah selesai dalam
proses penelitian.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang berisi data tentang
pengalaman pasien pasca stroke dalam menjalani terapi tradisional pada suku nias
Tahun dan paling lama 10 tahun. Sumber dana dalam pengobatan stroke secara
keseluruhan dari BPJS, dan juga dari keluarga dengan penghasilan umum
sebanyak 700 ribu - 4 juta rupian perbulan. Data pasien didapat dari informasi
partisipan dapat dilihat dalam bentuk tabel matriks karakteristik demografi berikut
ini.
Gunungsitoli
L : Laki laki
P : Perempuan
KP : Kristen Protestasn
K : Katolik
Tabel 4.2
Table 4.3
Keterangan :
tyradisional. Proses analisa tematik dalam penelitian ini didapatkan 5 tema, yaitu
Adanya informasi
Pasien pasca stroke pada umumnya memiliki rasa cemas dan keinginan
untuk segera sembuh terhadap penyakit yang ia derita, sehingga berupaya mencari
sumber informasi tentang pengobatan pasca stroke hal ini menyebabkan pasien
memilih pengobatan tradisional dari sumber yang telah mereka dapatkan baik dari
“sudah tapi karena dipuskesmas sering tidak ada dokter jadi anakku
dapat informasi dari kawanny, mereka mengatakan harus pakai obat tradisional
biar cepat sembuh jadi saya pakai obat kampung dan obat rumah sakit” P8
“kami langsung berusaha mencari obat dari alam karna dari kebiasaan
yang kami tau dari keluarga banyak yang sakit stroke berobat sama ahli kusut
“ sudah seperti itu kalau sakit kami, kami memanggil terapis kerumah dan
terutama situasi saat ini pada masa pandemik lebih baik berobat kampong” P13
“yah pernah, yang seringnya saya dikusuk dan juga mengosumsi obat
rumah sakit biar cepat pulih dan juga kami langsung berusaha mencari obat alam
karna itu yang kami tau selama ini dari orangtua kami” P7
“orang tua dikampung saya yang memberikan saran kepada saya untuk
tidak bergantung dengan obat dari rumah sakit lebih baik memakai obat
kampung/tradisional” P2
Kenyamanan
Pasien pasca stroke dalam memilih terapi tradisional salah satu faktor
penentu memilih jenis terapi tradisional pada suku nias dipengaruhi oleh
kecocokan baik rasa nyaman pasien pada ahli pengobatan tradisional maupun
tersebut kecocokan dalam pemilihan terapi tradisional ini dapat dilihat dari
pernyatan pasien yang menyatakan badan nyaman, ada kemajuan atau badan
“Obat tradisional dari nias sangatlah bagus, saya selama sakit selalu
“karena obat tradisional ini banyak yang sudah sembuh ketika kita rutin
minum obat dan juga dikusuk jika serasi akan sembuh contohnya saya, saya lebih
manfaat. Dalam pengobatan pasca stroke efek samping dari pengobatan medis dan
juga rasa khawatir dan keinginan sembuh menjadi faktor pendukung pasien
“Saya sebagai istri sakit jadi suami mendapat informasi dari keluarganya
saya percaya, ada juga keluarga dekat saya yang juga mengalami penyakit yang
sama dengan saya. Jadi, mungkin karena ketakutan dari keluarga sudah di bawa
ke klinik dan sudah dilakukan penyuntikan oleh Bidan. Lalu, keluarga saya
tersebut membawa ke Rumah Sakit di Jakarta dan akhirnya selama 6 tahun dia
sudah tidak bisa melakukan aktivitas seperti beranjak dari tempat tidur, pergi ke
efek samping” P7
pengobatan tradisional seperti pijat dengan minyak dan ramuan oukup dan
menjadi pilihan masyarakat suku nias dalam menjalanin terapi tradisional pasca
Pijat Tradisional
“obat tradisional banyak jenis, ada yang kusuk pakai minyak, ada juga
“saya selama sakit selalu dikusuk dan jikalau tukang kusuk meminta saya
sebagian menggunakan daun pepaya yang dibaluri dengan minyak yang sudah
Ramuan herbal
“Cuma kalau minum obat ini pahit lebih pahit dari obat rumah sakit bisa
sampai mau muntah, yah pahit karna rasa daun daunya, dan yang bagus obatnya
katanya sih makin pahit, dan makin bagus bisa buat cepat sembuh penyakit” P5
“daun manawodano cara memakainya yaitu lima helai daun itu masing
masing diperas secara mentah lalu airnya diminum yang akan dicampur dengan
air jahe tersebut satu biji bawang merah dan setengah suing bawang putih”.P3
”ada juga yang diminum ramuan berbagai macamlah pokoknya pak yang
pastinya apapun jenis ramuan yang disarankan pasti saya minum karna saya tau
itu untuk kesembuhan saya, dan hampir semua minumannya ramuannya ada
disekitar rumah seperti daun sirsak, daun jambu, daun seremi, dan masih banyak
yang lainnya” P8
sampai mendidih. Setelah itu, air dari daun-dauanan yang sudah di masak
mendidih di letakkan dibawah kursi dan saya duduk diatas kursi tersebut dan
diselimuti menggunakan kain tebal atau tikar supaya asap tersebut tidak
menyebar. cara tersebut di lakukan sampai saya berkeringat banyak dan nanti
badannya segar.”P 15
tergantung kebutuhan dek, kalau mau fokus pada yang sakit bisa dengan dikusuk
atau kalau mau semua badan biar segar bisa dengan di asapin kalau yang
diasapin biasa untuk membuat badan segar,.. segala daun daun yang diyakini
sebagai obat akan di ambil dan dimasak uap dari dedaunan tersebut dijadikan
sebagai obat bagi yang sakit, misalkan 1 minggu yang lalu saya diuap dengan
“ya pengobatan bisa dengan minum ramua obat, tapi saya lebih suka
diasapin pak,.. jika diasapin badan saya terasa segar saya seperti merasa dapat
kekuatan baru… kalau obatkan kita minum pahit tapi kalau diasapin kan tidak
pahit karna tidak diminum tapi justru kita mersa badan kita habis mandi pak jadi
segar.”P7
adanya manfaat dari pengobatan yang telah mereka jalani, manfaat yang
didapatkan pasien pasca stroke dalam menjalani terapi tradisional pada suku nias
mengalami kesembuhan dalam menjalani pengobatan yang terbagi dua sub tema
perubahan fisik
pijat diantaranya adalah merasa lebih bertenaga, pergerakan sudah terasa enak dan
“ yang saya tahu pak yang biasa dikasi sama saya , obat tradisional yang
lain yang sering saya konsumsi yaitu obat yang berasal dari daun-daunan sangat
obat kampung, obat kampung juga banyak sembuh pak misalkan saya dulu untuk
kekamar mandi harus dibantu sekarang saya sudah bisa berdiri bisa kekamar
mandi dan juga bisa makan sendiri… banyak kemajuan perubahan fisik yang
“ada kalau gak ada gak mungkin gak dipakai, kami berobat ini karna
dari keluarga dan juga saudara kasitau kalau ada yang sembuh karna sudah
dipercaya dimasyarakatlah ada bukti jadi kami pun gunakan, ya kalau saya ya
begitu merasa lebih sehat dari yang sakit parah sekarang bisa lebih bagus berdiri
belajar berjalanpun” P5
perubahan psikologis
pada suku nias, perasaan nyaman, percaya terhadap jenis pengobatan yang
“Yang saya rasakan yaitu adanya kemajuan baru dan keringanan dalam
melakukan aktivitas sehinggah membuat saya nyaman dan tetap semangat dalam
menjalani pengobatan, intinya saya yakin pasti akan sembuh dan selalu
membawakan dalam doa agar tuhan juga menjadikan pengobatan yang saya
obat tradisional tersebut. Dan juga semangat dari keluarga suami untuk saya
untuk meyakinkan bahwasanya penyakitku pasti sembuh. Karna sesuatu apa pun
yang kita yakini pasti akan berpengaruh terhadap diri kita. Bahkan saya sudah
bisa bantu bantu kerja dirumah. Hanya saja kelemahan nya sekarang tidak bisa
berbicara dengan jelas namun itu pastinya ada proses saya sudah mulai harus
“kemajuannya bapak dari yang tidak bisa bergerak sudah mulai bisa
jalan dan bisa menggerakkan kakinya, rasanya ringan tidak ada beban”P11
yang dialami dan proses penanganan yang dilakukan. Menurut pendapat praktisi
terapi tradisional baik praktisi pijat, minuman herbal pada umumnya menyatakan
bahwa tingkat kesembuhan partisipan tergantung pada kondisi pasien itu sendiri,
jika semakin ringan maka proses penyembuhansemkain cepat, jika semakin berat
spiritual, ada dua sub tema yaitu dengan 1) mengandalkan tuhan, 2) keyakinan
mengandalkan tuhan
dengan tuhan agar diberi kesembuhan, partisipan juga menganggap kalau penyakit
ini adalah ujian yang harus dijalankan agar partisipan lebih dekat dengan
“Ya saya tetap berusaha berobat, berusaha yang terbaik, apapun hasilnya
nanti kedepan kalaupun kemungkinan saya tidak sembuh, saya serahkan ke Tuhan
pak ini cobaan saya dan keluarga, usaha selajutnya terserah bagaimana
“Harapan saya sangat besar keinginan agar saya bisa sembuh total dan
saya percaya semua pengobatan yang dialami oleh saya baik itu pengusukan,
mustahil. saya juga selalu melakukan ibadah seperti berdoa setiap mengonsumsi
tradisional memiliki keyakinan akan sembuh bahkan dengan harapan sembuh total
dibawah ini :
“harapan saya semoga dengan obat tradisional ini dapat membuat saya
modren
Pasien pasca stroke dalam menjalani terapi tradisional pada suku nias
pengobatan tradisional pada suku itu sendiri maupun dengan pengobatan lain dan
herbal lainnya.
stroke memiliki keinginan untuk segera sembuh hal ini menjadi pertimbangan
tradisional dan juga pengobatan medis hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan
berikut :
“sudah tapi karna dipuskesmas sering tidak ada dokter jadi anak saya
bilang harus pakai obat tradisional juga jadi saya pakai obat kampung dan obat
“Kebetulan suami saya pernah jadi salah satu anggota di bagian obat
Herbal Kellyng. Jadi, selama saya sakit, saya juga mengonsumsi obat Herbal
Kellyng yang juga bermanfaat untuk penyakitnya karna tidak mengandung bahan
kimia.” P1
juga yang dikusuk. sodara menganjurkan yakan di campur untuk daya tahan
tubuh kita mungkin yakan, minum teh yang dari cina itu obat TIENS ini semacam
enggak-enggak bentrok sama ini medis, enggak bentrok sama kimia, gak ada
Tabel 4.2
BAB 5
PEMBAHASAN
tradisional pada suku. Tema-tema ini akan dibandingkan dengan literatur terkait,
tradisional pijat karena memiliki rasa cemas dan keinginan untuk segera sembuh
terhadap penyakit yang diderita. Selain itu, pemilihan terapi tradisional karena
dipengaruhi oleh kecocokan, baik rasa nyaman pasien pada ahli pengobatan
menjalani pengobatan tersebut. Dalam pengobatan pasca stroke efek samping dari
pengobatan medis dan juga rasa khawatir dan keinginan sembuh juga menjadi
pasien pasca stroke di Cina dan Asia Timur menggunakan akupuntur sebagai
salah satu terapi pasca stroke, 66 % dokter Tiongkok secara rutin menggunakan
akupuntur efektif dapat mengobatin stroke (Jun Zhang et al., 2013). Di Korea
selatan sebuah survey pada pasien stroke antara tahun 2005 dan 2014 menyatakan
Selain itu, dalam sepuluh tahun terakhir, beberapa rumah sakit telah
urut Melayu untuk pasien pasca stroke. Urut Melayu adalah pijat tradisional
untuk berbagai jenis kondisi penyakit. Ini sebagian bersifat spiritual, dengan
praktisi secara eksklusif menggunakan tangan dan jari-jari mereka. Hasil yang
lebih baik dikaitkan dengan inisiasi awal urut Melayu. pasien yang mengalami
stroke akan mengikuti urut Melayu di salah satu rumah sakit (Fadzil et al., 2012).
Terapi urut Melayu dan pijat pada suku Nias ini tentunya memiliku berbagai
Pengobatan tradisional suku Nias memiliki berbagai jenis dan yang menjadi
pilihan masyarakat suku Nias untuk terapi tradisional pasca stroke pada penelitian
ini terdiri dari : 1) Pijat Tradisional, 2) ramuan herbal, 3) pengasapan atau oukup.
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Meda et al. (2015), yang menyebutkan ada
beberapa jenis pengobatan tradisional yang biasa dimanfaatkan oleh suku Nias,
yaitu:
Dukun beranak (sondurusi sabeto atau bida dane). Di Nias dukun beranak
secara turun temurun, tetapi ada juga yang mendapatkan keahliannya karena
sudah terasa enak dan badan sudah normal. Perubahan pada kekuatan otot di
tandai dengan bertambahnya tenaga yang dirasakan atau adanya kemajuan yang
lebih menerima keadaan, yang membuat pasien merasa ingin terus menjalani
Temuan ini sesuai dengan konsep sehat yang dianut oleh suku Nias,
dimana sehat menurut mereka dapat dilihat secara fisik dan juga secara psikis.
Secara fisik dikatakan sehat jika terlihat segar, badan tidak terasa sakit, gemuk,
kulit bersih, wajah tampak cerah, dan memiliki fisik atau tenaga yang kuat.
Secara psikis, seseorang dikatakan sehat jika mempunyai pikiran yang tenang
dan tidak banyak masalah yang mengganggu pikiran. Secara umum, menurut
suku nias seseorang dikatakan sehat jika masih bisa beraktivitas atau melakukan
kesembuhan yang berbeda beda, tergantung manifestasi klinik yang dialami dan
baik praktisi pijat, minuman herbal pada umumnya menyatakan bahwa tingkat
kesembuhan partisipan tergantung pada kondisi pasien itu sendiri, jika semakin
ringan maka proses penyembuhan semakin cepat, jika semakin berat maka perlu
penyakit ini adalah ujian yang harus dijalankan agar partisipan lebih dekat dengan
Mereka akan memenuhi apa pun permintaan orang sakit tersebut. Jika penyakit
yang diderita termasuk kategori berat, saudara, tetangga dan masyarakat lainnya
memberikan usul untuk mengobati penyakit tersebut, dan biasanya diadakan juga
tradisional memiliki keyakinan akan sembuh bahkan dengan harapan sembuh total
seperti semula. Tentunya temuan ini sesuai dengan penelitian Harry et al. (2015)
pada pasien pasca stroke di klinik bina sejahtera jember, menyatakan bahwa
mengalami peningkatan skore. Pada pasien yang mengalami gangguan bicara dan
gangguan lesi otot sesudah menjalani akupuntur sebanyak 5 kali, juga mengalami
peningkatan. Selain itu, dalam penelitian Luqman et al. (2017) pengalaman pasien
menyatakan alasan pasien pasca stroke memilih pijat alternative dikarenakan rata-
rata pasien jika sakit stroke datang ke tempat urut dan adanya manfaat pijat
alterniatif pada fisik mereka. adanya perubahan pada kondisi tubuh dari yang
tidak memiliki kekuatan mengalami kemajuan bisa lebih kuat dan merasa lebih
baik.
modren
Pada akhirnya, dalam menjalani terapi tradisional pasca stroke pada suku
Nias memiliki berbagai macam pandangan terhadap pengobatan stroke, baik pada
pengobatan tradisional pada suku itu sendiri maupun dengan pengobatan lain dan
besar menyatakan bahwa sakit disebabkan karena kuman, perilaku tidak sehat,
seperti terlampau banyak makan buah, dan stres yang disebabkan oleh
penyebab sakit adalah hal-hal gaib atau oleh dosa yang telah ia perbuat (Meda et
al., 2015).
memiliki keinginan untuk segera sembuh dan hal ini menjadi pertimbangan
untuk memilih menjalani pengobatan tradisional dan juga pengobatan medis. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitain Litbang Etnografi Kesehatan pada suku Nias
ini adalah karena darah tinggi, kurang aktivitas, atau keturunan dimana gejalanya
adalah pertamanya sakit kepala, susah ngomong, dan nanti mati sebelah. Stroke
frekuensi (tidak sering) makan daging babi dan tidak mandi malam. (Depkes,
Keterbatasan Penelitian
Metodologi
pasien pasca stroke yang tidak memungkinkan untuk diwawancara, trauma untuk
cendrung lama. Selain itu, pandemic ini juga menyebabkan penelit melakukan
Bias
Bias dalam penelitian ini dapat terjadi karena ini merupakan pengalaman
pasca stroke dalam memilih penanganan yang tepat dalam mengatasi masalah
stroke. Selain itu penelitian ini juga dapat memberikan masukan khususnya
pelayanan kesehatan tingkat dasar (Puskesmas) agar dapat berperan aktif dan
stroke.
penggunaan CAM yang tepat pada saat di lapangan. Selain itu hasil penelitian ini
pasca stroke agar dapat lebih selektif dan mencari informasi dalam memilih terapi
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada dinas kesehatan untuk
dapat lebih melakukan seleksi dan sosialisasi pada pengobat tradisional dalam
penertiban izin praktek serta dapat melakukan monitoring evaluasi terkait izin
stroke.
BAB 6
Kesimpulan
pengalaman terapi pasca stroke pada suku Nias cukup bervariasi yang meliputi
penggunaan terapi tradisional dan alternatif serta juga penanganan medis dengan
sekitar pasien.
Saran
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pasien pasca stroke,
optimal.
yang tepat kepada pasien pasca stroke. Selain itu perlunya dukungan
Daftar Pustaka
Benjamin, E. J., Blaha, M. J., Chiuve, S. E., Cushman, M., Das, S. R., Deo, R., ...
e603.
Black, J. M., Hawks, J. H., & Keene, A. (2009). Medical Surgical Nursing:
Saunders Elsevier.
Fadzil, F., Anuar, H. M., Ismail, S., Abd Ghani, N., & Ahmad, N. (2012). Urut
Friedman Marilyn, M., Bowden Vicky, R., & Jones Elaine, G. (2003). Family
Nursing.
Gillespie, D. C., Bowen, A., Chung, C. S., Cockburn, J., Knapp, P., & Pollock, A.
Haji Ali, M., Koh Soo, Q., & Collier, L. (2014). Community stroke rehabilitation
Dan Activities Of Daily Living (Adl) Pada Pasien Stroke Non Hemoragik Di
Kamal, A. K., Shaikh, Q., Pasha, O., Azam, I., Islam, M., Memon, A. A., ... &
Kamalakannan, S., Venkata, M. G., Prost, A., Natarajan, S., Pant, H., Chitalurri,
N., ... & Kuper, H. (2016). Rehabilitation needs of stroke survivors after
Kim, G. J., Hinojosa, J., Rao, A. K., Batavia, M., & O'Dell, M. W. (2017).
Kusumawardani, N., Soerachman, R., Laksono, A. D., Indrawati, L., Sari, P., &
Lakhan, S. E., Kirchgessner, A., Tepper, D., & Aidan, L. (2013). Matrix
Liang, W., Krishnamurthi, R., Kasabov, N., & Feigin, V. (2014). Information
Liao, C. C., Lin, J. G., Tsai, C. C., Lane, H. L., Su, T. C., Wang, H. H., ... & Shih,
Medicine, 2012.
Luqman, L., Tahlil, T., & Mudatsir, M. (2017). Pengalaman Pasien Post-Stroke
Lui, S. K., & Nguyen, M. H. (2018). Elderly stroke rehabilitation: overcoming the
Marler, J. R. (2007). NINDS clinical trials in stroke: lessons learned and future
Meda, P. (2015). Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012.
stroke. A qualitative study among Dutch stroke survivors. Health & place,
37, 35-42.
Patchick, E. L., Horne, M., Woodward‐Nutt, K., Vail, A., & Bowen, A. (2015).
3213-3224.
Pei, L., Zang, X. Y., Wang, Y., Chai, Q. W., Wang, J. Y., Sun, C. Y., & Zhang, Q.
(2016). Factors associated with activities of daily living among the disabled
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2004). Nursing research: Principles and methods.
Potter, P. A., Perry, A. G. E., Hall, A. E., & Stockert, P. A. (2009). Fundamentals
Wilkins.
poststroke cognition. In Seminars in neurology (Vol. 34, No. 05, pp. 496-
Stiawan, B., Effendy, A. D. P., Zahra, K., Mandasari, R. I. M., & Azimi, I. (2018).
Science, 4(2).
Song, J., Nair, V. A., Young, B. M., Walton, L. M., Nigogosyan, Z., Remsik, A.,
... & Williams, J. C. (2015). DTI measures track and predict motor function
Van der Riet, P., Dedkhard, S., & Srithong, K. (2012). Complementary therapies
Wan-Fei, K., Hassan, S. T. S., Sann, L. M., Ismail, S. I. F., Raman, R. A., &
Wolf, K. M., Umland, K. N., & Lo, C. (2018). The Current State of Transcultural
Zhiyan, H., Li, N. I. N., Baoyun, C., Zunke, G., Qinghong, W., & Lange, F.
Zhang, J. H., Wang, D., & Liu, M. (2014). Overview of systematic reviews and
LAMPIRAN 1 INSTRUMENT
Petunjuk Pengisian:
Bapak/Ibu yang sebenarnya, dengan memberi tanda checklist (√) pada kotak
No. Partisipan :
1. Usia Partisipan :
3. Pendidikan 4 Agama
( ) SD ( ) Kristen
( ) SMP ( ) Katolik
( ) SMA ( ) Budha
4 Agama
( ) Islam
( ) Kristen
( ) Katolik
( ) Budha
( ) Hindu
5 Pekerjaan
( ) PNS
( ) Karyawan Swasta
( ) Wiraswasta
( ) Petani
( ) Lainya, sebutkan__
PANDUAN WAWANCARA
Pertanyaan:
mengobati stroke?
bapak/ibu jalani?
tradisional ini ?
Lala Halewe:
da‟a.
No. Partisipan :
1. Ndrόfi :
3. Sikola
( ) lo Sikola
( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) Perguruan Tinggi
4 Agama
( ) Islam
( ) Kristen
( ) Katolik
( ) Budha
( ) Hindu
5 Halόwό
( ) PNS
( ) Karyawan Swasta
( ) Wiraswasta
( ) Mohalόwό ba danό
( ) lό halόwό
( ) Tanό bό‟ό
simalapari
PANDUAN WAWANCARA
Danό Niha”
Fanofu :
7. Hadia bua gόraόra nama/ina ba dalu dalu mbanua tanό beόnia baero sino
nama/ina όfake
8. Hadia sonasa sinangea omasi ama/ina mufatuno ngawalό dalu dalu mbanua ?