Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KOMPREHENSIF

SYSTEM GASTROHEPATOBILIER
DENGAN PENERAPAN TEORI VIRGINIA HANDERSON

Disusun Oleh
Gian Dwi Putra 2221312007
Aprita Ningseh 2221312036

Dosen Pengampu
Elvi Oktarina, M.Kep, Ns.Sp.Kep.MB

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, karena penulis telah diberi
kesempatan untuk menyelesaikan laporan pendahulian ini mengenai “Laporan
Komprehensif system Gastrohepatobilier dengan Penerapan Teori Virginia
Handerson”. Laporan ini ditulis sebagai tugas untuk mata kuliah Pengkajian
Keperawatan Medikal Bedah. Dengan membaca laporan ini, diharapkan para
pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan tentang konsep anatomi, fisiologi
dan patofisiologi sistem imunologi.
Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ibu Elvi
Oktarina, M.Kep Ns.Sp.Kep.MB Selaku Dosen Mata Kuliah Pengkajian
Keperawatan Medikal Bedah yang telah memberikan bimbingan dalam
pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan ini
masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik,
pengarahan serta saran yang membangun demi penyempurnaan makalah penulis
kedepannya. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Atas
semua perhatian pembaca, penulis ucapkan terimakasih.

Padang, Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan professional perlu
ditunjang oleh konsep dasar keilmuan diantaranya pemahaman terhadap
empat konsep sentral keperawatan. Konsep dan teori keperawatan
berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan
pemikiran dan ide-ide yang dituangkan beberapa ahli keperawatan.
Pandangan para ahli tersebut mempunyai kualitas terhadap perbedaan
asumsi , tetapi pada dasarnya mempunyai apresiasi terhadap proses
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien sehingga memerikan
kesempatan untuk berkembang secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan
dalam status kesehatannya.
Asuhan keperawatan yang profesional akan terwujud jika perawat
sendiri benar-benar memahami ilmu keperawatan secara benar dan baik.
Pemahaman yang baik dan benar tentunya merujuk kepada ilmu keperawatan
yang dijadikan dasar dalam pemberian asuhan keperawatan baik di rumah
sakit maupun di  masyarakat. Namun saat ini pemahaman perawat terhadap
ilmu keperawatan yang seharusnya dijadikan dasar dan panduan dalam
memberikan asuhan keperawatan masih sangat kurang, sehingga asuhan
keperawatan dalam berbagai tatanan masih berdasarkan order dari profesi lain
atau pelayanan yang bersifat rutinitas semata. Dengan demikian pemahaman
perawat akan ilmu keperawatan perlu ditingkatkan sehingga akan terlihat
secara jelas  peran perawat sebagai suatu profesi yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat atas dasar suatu keilmuan yang akan membedakan
pelayanan keperawatan dengan pelayanan kesehatan yang lain.
Sehubungan dengan uraian tersebut diatas pada makalah ini, penulis
akan menganalisa aplikasi pengkajian salah satu model/teori keperawatan
pada asuhan keperawatan.  Dalam tulisan ini penulis akan menganalisa
aplikasi pengkajian model/teori keperawatan dari Virginia Henderson.
Penulis mengangkat teori/model Henderson karena teori/model ini 
merupakan teori yang pertama dengan jelas menggambarkan ilmu
keperawatan berbeda dengan ilmu kedokteran. Selain itu, teori ini
menguraikan hal yang lebih spesifik yaitu fokus holistik yang dimudahkan
oleh empat belas (14) kebutuhan dasar manusia yang mudah dikenali, serta
langkah-langkah penyelesaian masalah yang ditujukan untuk kemandirian
pasien dalam memenuhi empat belas (14) kebutuhan dasar manusia yang
menyerupai pendekatan proses keperawatan

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan teori Virginia Handerson dalam melakukan asuhan
keperawatan pada system gastrohepatobilier
2. Tujuan Khusus
 Menjelaskan konseptual model teori Virginia Henderson
 Menjelaskan konsep system gastrohepatobilier
 Membuat aplikasi pengkajian berdasarkan teori Virginia Henderson
pada dengan system gastrohepatobilier
 Memberikan gambaran kelebihan dan kekurangan dari model teori
Henderson pada pengkajian keperawatan pada system
gastrohepatobilier
BAB II
KONSEP TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Model Teori Virginia Henderson


Model keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Henderson
merupakan model konsep aktifitas sehari-hari. Pemahaman model ini didasari
oleh keyakinan dan nilai yang dimilikinya diantaranya (1) manusia akan
mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam
rentang kehidupan, (2) dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari individu
akan mengalami ketergantungan sejak lahir menjadi mandiri pada dewasa
yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan, (3) Dalam
melaksanakan aktifitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktifitas, belum dapat
melaksanakan aktifitas dan tidak dapat melakukan aktifitas (Nursing Library,
2013). Berdasarkan pada pandangan-pandangan dan keyakinan tersebut
diatas, sehingga Virginia Henderson mendefinisikan empat metaparadigma
keperawatan yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan.
https://nursing-theory.org/nursing-theorists/Virginia-Henderson.php
Asumsi teori keperawatan yang dikemukan oleh Virginia Henderson
terbagi menjadi empat asumsi besar antara lain :

1. Perawat merawat pasien sampai pasien dapat merawat dirinya sendiri


2. Pasien berhasrat untuk kembali sehat
3. Perawat bersedia untuk melayani dan perawat akan mencurahkan dirinya
untuk pasien siang maupun malam
4. Perawat harus berpendidikan di tingkat universitas dalam ilmu dan seni
(Current Nursing, 2013).
Teori Henderson dan 4 (empat) konsep utamanya adalah:
https://www.tutorsploit.com/nursing/virginia-henderson-need-theory/
1. Individual.
a. Mempunyai kebutuhan dasar komponen kesehatan.
b. Membutuhkan bantuan untuk mencapai kesehatan dan independen
atau kematian yang damai.
c. Meyakini komponen biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual.
d. Teori Henderson memperlihatkan pasien sebagai penjumlahan dari
berbagai bagian dengan kebutuhan biopsikososial, pasien ataupun
consumer
2. Lingkungan.
a. Tatanan tempat individu belajar pola unik dari kehidupan
b. Semua kondisi eksternal dan factor yang mempengaruhi kehidupan
dan perkembangannya.
c. Sangat individual dalam kaitannya dengan keluarga
d. Sangat minimal mendiskusikan dampaknya di komunitas kepada
individu dan keluarga
e. Mendukung tugas-tugas pribadi dan perkumpulan masyarakat
menginginkan serta mengharapkan perawat untuk melakukan
tindakan untuk individu yang tidak mampu berfungsi secara
independen, pada gilirannya perawat juga mengharapkan
masyarakat dapat berkontribusi kepada pendidikan keperawatan.
f. Asuhan keperawatan dasar mempersiapkan kondisi dimana pasien
dapat melakukan 14 kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
tanpa dibantu.
3. Kesehatan.
a. Definisi kesehataan berdasarkan kemampuan individu untukn
berfungsi independen sebagai yang diuraikan dalam 14 komponen
kebutuhan dasar manusia.
b. Perawat menekankan pad promosi kesehatan dan pencegahan serta
pengobatan penyakit.
c. Kesehatan yang baik adalah tantangan. Dipengaruhi oleh usia, latar
belakang budaya dan kapasitas intelektual, keseimbangan emosi.
4. Keperawatan
a. Membantu individu yang kurang mampu, kurang mau dan kurang
tahu, sampai dan mengetahui untuk mampu dan puas dengan
terpenuhinya satu atau lebih dari 14 kebutuhan dasarnya.
b. Membantu dan mendukung individu dalam kegiatan sehari-harinya
dan mencapai tingkat independen.
c. Perawat melayani untuk membuat pasien “ lengkap” (complete),
“menyeluruh” (whole) atau “independen” (independent).
d. Perawat diharapkan untuk melaksanakan rencana pengobatan dari
medis adalah hasil dari kreativitas perawat dalam merencanakan
asuhan keperawatan.
e. Perawat seharusnya berpraktik secara legal, independen dan
mampu membuat keputusan yang mandiri sejauh tidak
membuat diagnosis, meresepkan obat untuk mengobati penyakit
atau membuatprognosis, karena ini adalah fungsi dokter.
f. Perawat seharusnya memiliki pengetahuan untuk praktik secara
individu dan harus mampu menjadi penyelesai masalah secara
ilmiah.
g. Peran perawat adalah berada dalam diri pasien dan memberikan
suplemen untuk meningkatkan kekuatan atau pengetahuan
sesuai dengan kebutuhannya.
h. Perawat mempunyai tanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan
individu setiap pasien, membantu individu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan menyiapkan lingkungan bagi individu utuk
melaksanakan kegiatannya tanpa dibantu.

B. Komponen Keperawatan menurut Henderson


Virginia Henderson mengidentifikasi 14 kebutuhan dasar pasien yang
menjadi komponen dalam keperawatan yaitu:
1. Bernafas secara normal
2. Tercukupinya kebutuhan makan dan minum
3. Mengurangi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
4. Bergerak dan olahraga untuk menjaga postur tubuh
5. Tercukupinya kebutuhan tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang tepat/sesuai
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan memodifikasi kondisi lingkungan
8. Menjaga kebersihan tubuh dan kerapian
9. Mencegah bahaya dari lingkungan dan menghindari cidera lainnya
10. Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, dan pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing
12. Bekerja dengan semangat untuk mencapai keberhasilan
13. Berperan atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar menemukan hal baru dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan
yang tersedia untuk membantu meningkatkan kondisi kesehatan (Current
Nursing, 2013).

C. Model Substitusi , Suplementasi Dan Komplementasi Henderson


1. Hubungan Perawat dengan Pasien
Virginia Henderson mengidentifikasi tingkat hubungan perawat
dengan pasien yang meliputi :

a. Perawat sebagai pengganti pasien (substitute)


Pada saat sakit perawat menggantikan kebutuhan pasien yang
diakibatkan oleh karena kehilangan kekuatan fisik, ketidakmauan
dan kurangnya pengetahuan. Henderson mengungkapkan bahwa
perawat adalah kesadaran bagi ketidaksadaran, kehidupan dari
kematian, tangan dari orang yang teramputasi, mata bagi orang
buta, pemberi kehangatan bagi bayi, juru bicara bagi orang bisu,
dan sebagainya.
b. Perawat sebagai pembantu pasien (supplementary)
Selama kondisi tidak sadar, perawat membantu pasien
menemukan kemandiriannya. Henderson mengatakan
"Kemandirian adalah suatu hal yang relatif, tidak satupun kita
tidak bergantung pada orang lain, tetapi kita mencoba memberi
kemandirian dalam kesehatan, bukan ketergantungan dalam
kesakitan".
c. Perawat sebagai teman pasien/bekerja bersama
pasien (complementary)
Sebagai partner, pasien dan perawat bersama-sama
memformulasikan rencana keperawatan kebutuhan dasar yang
didiagnosis. Juga dimodifikasi sesuai kondisi, usia, temperamen,
emosi, status sosial, kebudayaan, dan kapasitas intelektual pasien.
Perawat juga harus dapat mengatur lingkungan sekitar bila
diperlukan. Henderson percaya "Perawat yang tahu reaksi
fisiologis dan patologis dari perubahan temperature, pencahayaan,
tekanan gas, bau, kebisingan, bau zat kimia, dan organisme akan
mengorganisasikan lingkungan dan memaksimalkan fungsi
fasilitas yang ada.
Perawat dan pasien harus selalu bekerja sama untuk mencapai
tujuan, baik dalam mencapai kemandirian atau kematian yang
tenang. Salah satu tujuan perawat adalah menjaga aktifitas sehari-
hari pasien senormal mungkin. Peningkatan status kesehatan
adalah tujuan penting dari perawatan. Menurut Henderson, lebih
penting membantu seseorang bagaimana menjadi sehat daripada
mengobati ketika sakit.

2. Hubungan perawat dengan dokter


Henderson menyatakan bahwa perawat mempunyai fungsi yang
unik, berbeda dengan dokter. Keperawatan diatur oleh perawat dan
pasien bersama-sama saling mendukung dengan rencana atau
program terapi dokter.
3. Perawat sebagai anggota Tim Kesehatan
Perawat bekerja saling bergantung pada tenaga kesehatan yang lain.
Perawat dan tenaga kesehatan lain membantu menjalankan seluruh
program perawatan pasien. Henderson mengingatkan bahwa diantara
team kesehatan mempunyai sumbangsih yang sama dalam perawatan
pasien. Tak ada yang lebih besar, masing-masing mempunyai fungsi
unik sendiri- sendiri.

D. Aplikasi Teori Virginia Henderson Dalam Asuhan Keperawatan


Langkah – langkah Proses Keperawatan dan konsep yang terkandung
setiap langkah proses keperawatan menurut Virginia Henderson

Proses Konsep
keperawatan
Pengkajian Mengetahui kebutuhan dasar manusia berdasar 14 unsur dasar
keperawatan keperawatan:
Analisa :
Membandingkan data dengan pengetahuan tentang kesehatan
dan penyakit
Diagnosa Mengidentifikasi kemampuan individu untuk memenuhi
keperawatan kebutuhannya tanpa bantuan dengan mempertimbangkan
kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dimiliki
Rencana Mendokumentasikan cara perawat melayani individu baik sehat
keperawatan maupun sakit
Implementasi Melayani individu sakit maupun sehat dalam beraktifitas dalam
keperawatan menjaga kesehatan, penyembuhan dari sakit, maupun
mengantarkan kematian yang tenang.
Implementasi berdasarkan prinsip psikologi, umur, latar
belakang budaya dan kemampuan fisik dan mental.
Melaksanakan pengobatan sesuai petunjuk dokter.
Evaluasi Menggunakan defenisi keperawatan yang dapat diterima dan
keperawatan aturan hukum yang berhubungan dengan keperawatan. Mutu
keperawatan lebih dipengaruhi oleh persiapan dan kemampuan
dasar perawat daripada lama waktu perawatan. Hasil yang baik
didasarkan pada kecepatan maupun tingkat kemampuan pasien
beraktifitas kembali secara mandiri dalam kehidupan sehari-
hari.

BAB III
APLIKASI TEORI HANDERSON PADA SISTEM
GASTROHEPATOBILIER

A. Pengkajian
1. Identitas
Biasanya berisikan data seperti nama, umur, agama, jenis kelamin, status
perkawinan, Pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat, tanggal masuk
RS, tanggal dilakukan pengkajian, nomor RM, diagnose medis serta data
identitas penanggung jawab pasien.
2. Status Kesehatan
a) Keluhan utama
Biasanya pasien dengan gangguan system gastrohepatobiler
mengeluhkan adanya pembesaran perut yang lebih besar dari
sebelumnya,
b) Riwayat Kesehatan saat ini
Biasanya pasien dengan gangguan system gastrohepatobilier
mengalami sesak yg diakibatkan perut yang membesar dan biasnaya
juga terdapat bengkak pada kedua kaki.
c) Riwayat Kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini biasanya dikaji pola terhadap alergi terhadapa
makanan, obat dan bagaiamana pola kebiasan dalam merokok,kopi
dan alcohol.
d) Riwayat Kesehatan keluarga
Pada pengkajian ini dikaji apakah ada anggota keluarga yang
memiliki Riwayat penyakit yang sama dengan pasien saat ini.
3. Pengkajian 14 Komponen kebutuhan dasar manusia menurut
Virginia Handerson

NO KOMPONEN NURSING PHYSICAL DIAGNOSTIC


PENGKAJIAN HISTORY EXAMINATION &
TREATMENT
1 Bernafas secara Data pasien Berisi data Hasil
normal sebelum misalkan hasil pemeriksaan
dan saat pemriksaan paru pendukung
sakit dada dan tanda- seperti rontgen
tanda vital thorak
2 Tercukupinya Data pasien Berisi data
kebutuhan makan sebelum pemeriksaan fisik
dan minum dan saat IPPA pada bagian
sakit abdomen serta
input dan output
cairan pasien
3 Eleminasi Data pasien Data misalkan
sebelum karakteristik urine
dan saat
sakit
4 Bergerak dan Data pasien Data pemeriksaan
olahraga untuk sebelum ektremitas atas
menjaga postur dan saat dan bawah
tubuh sakit
5 Tercukupinya Data pasien Pemeriksaan
kebutuhan tidur sebelum bagian mata
dan istirahat dan saat
sakit
6 Memilih pakaian Data pasien
yang tepat/sesuai sebelum
dan saat
sakit
7 Mempertahankan Data pasien Pemeriksaan akral
suhu tubuh dalam sebelum
batas normal dan saat
dengan sakit
menyesuaikan
pakaian dan
memodifikasi
kondisi lingkungan
8 Menjaga Data pasien
kebersihan tubuh sebelum
dan kerapian dan saat
sakit
9 Mencegah bahaya Data pasien Resiko jatuh
dari lingkungan sebelum pasien
dan menghindari dan saat
cidera lainnya sakit
10 Berkomunikasi Data pasien
dengan orang lain sebelum
untuk dan saat
mengungkapkan sakit
emosi,
11 Beribadah sesuai Data pasien
dengan keyakinan sebelum
masing-masing dan saat
sakit
12 Bekerja dengan Data pasien
semangat untuk sebelum
mencapai dan saat
keberhasilan sakit
13 Berperan atau Data pasien
berpartisipasi sebelum
dalam berbagai dan saat
bentuk rekreasi sakit
14 Belajar Data pasien
menemukan hal sebelum
baru dan dapat dan saat
menggunakan sakit
fasilitas Kesehatan
yang tersedia
untuk membantu
meningkatkan
kondisi kesehatan
4. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Smeltzer dan Bare (2013) penyakit Hepar dan pengobatannya
ditentukan setelah mengkaji hasil-hasil pemeriksaan diagnostik. Ada
banyak pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk memberikan
informasi tentang fungsi Hepar. Adapun pemeriksaan diagnostik yang
dilakukan pada system gastrohepatobilier adalah sebagai berikut :
a. Tes fungsi Hepar.
Pada disfungsi parenkim Hepar yang berat, kadar albumin serum
cenderung menurun dan kadar globulin serum meningkat.
Pemeriksaan enzim yang menunjukkan adanya kerusakan sel Hepar,
yaitu kadar alkali fosfatase, SGPT (Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase) atau ALT (Alanin Aminotransferase) serta SGOT
(Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) atau AST (Aspartat
aminotransferase) meningkat dan kadar kolinesterase serum dapat
menurun. Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mengukur ekskresi
empedu atau retensi empedu.
b. Laparaskopi.
Pemeriksaan laparaskopi bersamaan dengan biopsi Hepar untuk
melihat Hepar secara langsung.
c. Ultrasonografi (USG).
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat ukuran organ-organ
abdomen dan mendeteksi adanya massa. Pemeriksaan USG juga
untuk mengukur perbedaan sel-sel parenkim Hepar dan adanya
jaringan parut.
d. Analisis gas darah arterial.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat gangguan keseimbangan
ventilasi, perfusi, dan hipoksia pada Sirosis Hepatis.
e. Angiografi.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sirkulasi Hepar dan
keberadaan sifat massa pada Hepar.
f. Biopsi Hepar.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan perubahan anatomis
pada jaringan Hepar.
g. Rontgen torak dan abdomen.
Foto torak untuk memastikan ada atau tidaknya efusi pleura
sedangkan foto polos abdomen menunjukkan adanya kesuraman
yang merata dan batas organ jaringan yang tidak jelas.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kelebihan
Kelebihan dari teori henderson ini adalah :
1. Metode pengkajian dengan pendekatan teori 14 kebutuhan dasar manusia
Virginia Henderson dapat menginterpretasi pengkajian respons pasien
terhadap penyakit yang dideritanya berdasarkan tingkat pemenuhan 14
kebutuhan dasar tersebut. Metode ini mampu mengidentifikasi respons dan
kebutuhan pasien secara holistik sesuai tingkat ketergantungan pasien,
sehingga dapat  digunakan oleh perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. 
2. Perawat dapat melaksanakan fungsinya membantu individu sehat ataupun
sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang
dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas
sehari–harinya, sembuh dari penyakit ataupun meninggal dengan tenang.
3. Teori ini bertujuan untuk memandirikan pasien. Sehingga pada
pelaksanaannya setelah dilakukan asuhan keperawatan dan tujuan tercapai
pasien dapat melakukan aktivitasnya menjadi lebih mandiri dari
kondisinya pada waktu sakit.

B. Kelemahan
Kelemahan dari teori henderson ini adalah :
1. Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada kemandirian individu
saja maka pada satu pihak penyembuhan pada teori ini yaitu hanya pada
penyembuhan fisik semata
2. Beberapa fenomena yang belum teridentifikasi dengan pendekatan
henderson diantaranya adalah aspek biologis terbebas dari nyeri.
3. Aspek psikososial yang lebih kompleks belum mampu terkaji dengan
pendekatan model henderson tersebut, diantaranya adalah bila terdapat
gangguan psikis berat seperti: proses pikir, isi pikir. Butir Pola
komunikasi dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, ketakutan
maupun opini dapat mewakili pengkajian status neurologis klien, seperti
kesadaran umum, disorientasi, kemampuan penerimaan persepsi sensori,
dan penilaian/ penghargaan terhadap diri sendiri. Namun butir ini tidak
dapat menginterpretasi pengkajian fungsi neurologi secara lebih luas dan
dalam atau dengan kata lain butir ini memiliki kekurangan yaitu tidak
dapat dilakukannya pemeriksaan neurologi secara lebih akurat, misalnya
butir ini tidak dapat dijadikan dasar perhitungan perubahan status GCS
akibat iskemia yang menyebar.
4. Perawat yang menggunakan panduan butir-butir teori Henderson akan
mengalami kesulitan jika berhadapan pada respon klien dengan gangguan
khusus sistem yang lain seperti kardiovaskuler dan imunitas karena tidak
terdapatnya butir yang spesifik untuk perawat dalam mendokumentasikan
hasil pengkajian pada kardiovaskuler dan sistem lain yang terkait dengan
keluhan utama klien saat ini. Teori Henderson lebih menekankan pada
kebutuhan oksigenasi, temperature, nutrisi metabolik, eliminasi, aktivitas,
adaptasi lingkungan, interaksi sosial dan spiritual, sementara respons lain
terhadap perubahan seperti tanda-tanda vital yang lengkap, respons
perubahan kesadaran, respons gangguan imunitas dan infeksi belum
tercakup secara spesifik.
5. Tidak ada panduan khusus dalam menegakkan diagnosa keperawatan
hanya berdasarkan masalah di 14 kebutuhan dasar tersebut dengan
mempertimbangkan ketidakmampuan dan pengetahuan pasien.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode pengkajian dengan pendekatan teori 14 kebutuhan dasar manusia
Virginia Henderson dapat menginterpretasi pengkajian respons klien terhadap
penyakit yang dideritanya berdasarkan tingkat pemenuhan 14 kebutuhan
dasar tersebut. Metode ini mampu mengidentifikasi respons dan kebutuhan
klien secara holistik sesuai tingkat ketergantungan klien, sehingga dapat 
digunakan oleh perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
menyeluruh dan berkesinambungan. Namun terdapat beberapa kekurangan
dari teori tersebut dikarenakan kompleksnya respons individu  terhadap
penyakit, sehingga ada beberapa butir metode pengkajian yang harus
dimodifikasi.

B. Saran

Dalam menegakkan diagnosa, hendaknya perawat melakukan pengkajian


yang holistik tetapi tetap fokus pada tujuan yang ingin dicapai untuk
peningkatan derajat kesehatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Aligood, M. R. (2014). Nursing Theorists: and Their Work (8th Ed). Missouri:
Elsevier.

Black M. J.& Hawks H. J. (2010). Medical Surgical Nursing. Clinical


Management for Positive Outcome. Volume 1. (8th Ed.). Saunders Elsevier.
St. Louis. Missouri.
Smeltzer, C. S dan B. G. Bare. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Wijaya, S. A dan Y. M. Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah I. Bengkulu :

Nuha Medika.
https://nursing-theory.org/nursing-theorists/Virginia-Henderson.php
https://www.tutorsploit.com/nursing/virginia-henderson-need-theory/

Anda mungkin juga menyukai