Anda di halaman 1dari 124

PERILAKU CARING PERAWAT MENURUT PERSEPSI

PERAWAT DAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


SWASTA DAN NEGERI DI MEDAN

TESIS

Oleh

EVI RAMAYANTI PURBA


137046036 / ADMINISTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
PERILAKU CARING PERAWAT MENURUT PERSEPSI
PERAWAT DAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
SWASTA DAN NEGERI DI MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Keperawatan (M.Kep)
dalam Program Studi Magister Ilmu Keperawatan
Minat Studi Administrasi Keperawatan
pada Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara

Oleh

EVI RAMAYANTI PURBA


137046036 / ADMINISTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
Judul Tesis : Perilaku Caring Perawat Menurut Persepsi

Perawat dan Pasien di Rumah Sakit

Swasta dan Negeri di Medan

Nama Mahasiswa : Evi Ramayanti Purba

Nomor Induk Mahasiswa : 137046036

Program Studi : Magister Ilmu keperawatan

Minat Studi : Administrasi Keperawatan

Pembimbing I: Komite Penguji:

(Ketua)
(Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D) (Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D)

Pembimbing II:

(Erniyati, S.Kp., MNS) (Erniyati, S.Kp., MNS)

(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M)

(Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep)

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui tesis inii


sebagai pemenuhan persyaratan untuk Gelar Magister Keperawatan.

..............................................................
(dr. Dedi Ardinata, M.Kes)
Dekan
Telah diuji
Pada tanggal: 29 Agustus 2015

KOMISI PENGUJI TESIS


Ketua : Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D
Anggota : 1. Erniyati, S.Kp., MNS
2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M
3. Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep
PERNYATAAN

PERILAKU CARING PERAWAT MENURUT PERSEPSI


PERAWAT DAN PASIEN DI RUMAH SAKIT SWASTA
DAN NEGERI DI MEDAN

Tesis

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademis di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskan ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 29 Agustus 2015

(Evi Ramayanti Purba)


Judul Tesis : Perilaku Caring Perawat menurut Persepsi

Perawat dan Pasien di Rumah Sakit

Swasta dan Negeri di Medan

Nama Mahasiswa : Evi Ramayanti Purba

Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan

Minat Studi : Administrasi Keperawatan

Tahun : 2015

ABSTRAK

Peningkatan peran caring merupakan dasar bagi peningkatan mutu pelayanan

keperawatan. Perilaku caring sebagai fokus sentral dari keperawatan merupakan

indikator caring yang paling penting. Perilaku caring perawat sangat erat

hubungannya dengan kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakan indikator

kualitas dan efisiensi sistem pelayanan kesehatan. Praktik perawat yang

didasarkan pada prinsip caring dapat memberikan dampak yang positif bagi

pasien dan perawat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perilaku

caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien di rumah sakit swasta dan

negeri di Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif yang

bertujuan untuk membandingkan persepsi perawat dan pasien tentang perilaku

caring perawat di rumah sakit negeri dan swasta di Medan dengan pengambilan

sampel multistage cluster sampling yang berjumlah 200 orang. Kuesioner CBI-24

terdiri dari 24 pernyataan untuk mengukur perilaku caring perawat yang terbagi

menjadi 4 dimensi caring. Analisa data menggunakan uji Mann Whitney U.

i
Berdasarkan hasil analisis perbandingan antara persepsi perawat dan pasien

tentang perilaku caring perawat di rumah sakit negeri menunjukan ada perbedaan

yang signifikan dengan nilai p=0,00 (p<0,05) sedangkan di rumah sakit swasta

menunjukan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,53 (p>0,05). Perbedaan

persepsi tersebut mengindikasikan bahwa perawat kurang optimal dalam mengkaji

dan memenuhi kebutuhan pasien. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi

terhadap penerapan caring oleh perawat di rumah sakit serta memfasilitasi

perawat dalam mengaplikasikan caring dalam asuhan keperawatan.

Kata kunci: perilaku caring, perawat, pasien, persepsi

ii
Thesis Title : Nurses’ Caring Behavior according to Nurse and

Patients’ Perception at Private and State

Hospitals in Medan

Name : Evi Ramayanti Purba

Study Program : Master of Nursing

Field of Specialization : Nursing Administration

Year : 2015

ABSTRACT

Enhancement the role of caring is basic for nursing care quality improvement.

Caring behavior as the central focus of nursing is the most important nusing

indicator. Caring behavior has a relationship with patient satisfaction. Patient

satisfaction is the indicator of quality and efficiency of health care system.

Nursing practice which is based on caring principle gives positive impact for

nurses and patients. The objective of this study is to compare the perception of

nurse and patient in private and state hospital in Medan. This study uses

descriptive comparative design to compare nurse and patient perception about

caring behavior in private and state hospital in Medan using multistage cluster

sampling with 200 respondent. CBI-24 instrumen consist of 24 statements to

measure caring behavior which is devided into 4 dimensions. Data analysis using

Mann Wjitney U test. The analysis interprets any differences between nurse and

patient perception in State Hospital with p value = 0,00 (p<0,05) while in private

hospital there in no difference with p value = 0.53 (p>0.05). The difference

iii
indicates that the nurse less optimum assessing and meet the patient necessity. It is

important to evaluate caring application by nurse in hospital and fascilitate the

nurse to apply caring in nursing care.

Keywords: caring behavior, nurse, patient, perception

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan

judul “ Perilaku Caring Perawat Menurut Persepsi Perawat dan Pasien di Rumah

Sakit Swasta dan Negeri di Medan”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dr. Dedi Ardinata, M.Kes, Ketua

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Bapak Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Elizadiani Suza, S.Kp.,

MNS., Ph.D dan Ibu Erniyati, S.Kp., MNS selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. R.

Kintoko Rochadi, M.K.M dan Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku

Komisi Penguji yang telah banyak memberikan saran kepada penulis demi

penyempurnaan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Direktur RSUD dr.

Pirngadi Medan, Direktur RS Royal Prima Medan, dan Direktur RS Sari Mutiara

Medan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian

ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua, abang dan kakak yang telah banyak memberikan bantuan moril dan

materil.

v
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Program

Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara Angkatan III dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah banyak membantu dan memberi dukungan untuk menyelesaikan tesis

ini.

Penulis menyadari tesis ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh

karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan tesis ini dan harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat demi

kemajuan ilmu pengetahuan khususnya profesi keperawatan.

Medan, 29 Agustus 2015

Penulis

Evi Ramayanti Purba

vi
RIWAYAT HIDUP

Nama : Evi Ramayanti Purba

Tempat/Tanggal Lahir : Marjandi, 12 Juli 1982

Alamat : Jln. Sriwijaya No.115/173 Pematangsiantar

No.Telp/HP : 0821 6339 1397

Riwayat pendidikan:

Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Lulus

SD SD Negeri 054903 Kabupaten Langkat 1994

SLTP SMP Negeri 1 Pematangsiantar 1997

SMU SMU Negeri 2 Pematangsiantar 2000

Sarjana Keperawatan PSIK FK USU, Medan 2004

Ners PSIK FK USU, Medan 2005

Magister Fakultas Keperawatan USU, Medan 2015

Riwayat Pekerjaan:

Dosen di Akper Harapan Mama Deli Serdang tahun 2007-2008

Dosen di Akper Kesdam I/Bukit Barisan Pematangsiantar tahun 2008-2009

Perawat di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2009-sekarang

vii
Kegiatan Akademik Penunjang Studi:

Seminar “Riset Kesehatan yang Berlandaskan Etika”, 6 November 2013, Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Seminar “Diagnostic Reasoning NANDA dan ISDA Basic”, 24 Nopember 2013,

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Workshop “Diagnostic Reasoning NANDA dan ISDA Basic”, 24 Nopember

2013, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Seminar “Utilisasi Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif dalam Riset

Keperawatan dan Kesehatan”, 7 Desember 2013, Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Workshop “Computer Assited Qualitative Data Analysis Software (CAQDAS)”, 7

Desember 2013, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Seminar Nasional Keperawatan, 15 April 2015, Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Seminar Nasional Keperawatan “Sistem Jenjang Karir Perawat di Indonesia”, 28

April 2015, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR SKEMA ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Permasalahan ................................................................................ 7
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
1.4. Hipotesis ........................................................................................ 8
1.5. Manfaat Penelitian......................................................................... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10


2.1. Perilaku Caring Perawat ............................................................... 10
2.1.1. Konsep perilaku ................................................................ 10
2.1.2. Konsep caring ................................................................... 11
2.1.3. Konsep perawat ................................................................ 19
2.1.4. Faktor yang mempengaruhi perilaku caring perawat ....... 22
2.1.5. Pengukuran perilaku caring .............................................. 24
2.2. Konsep Persepsi ............................................................................ 27
2.2.1. Definisi persepsi ............................................................... 27
2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ..................... 28
2.2.3. Bentuk-bentuk persepsi .................................................... 28
2.2.4. Konsep persepsi dalam keperawatan ................................ 29
2.3. Konsep Rumah Sakit .................................................................... 33
2.3.1. Definisi rumah sakit .......................................................... 33
2.3.2. Tugas dan fungsi rumah sakit ........................................... 33
2.3.3. Hak dan kewajiban rumah sakit ........................................ 33
2.3.4. Jenis dan klasifikasi rumah sakit ...................................... 35
2.4. Landasan Teori ............................................................................. 36
2.5. Kerangka Konsep ......................................................................... 37

BAB 3. METODE PENELITIAN .............................................................. 38


3.1. Jenis Penelitian ............................................................................. 38
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 38
3.3. Populasi dan Sampel ..................................................................... 38
ix
3.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 40
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ............................................... 41
3.6. Metode Pengukuran ...................................................................... 42
3.7. Metode Analisis Data ................................................................... 52
3.8. Pertimbangan Etik ........................................................................ 53

BAB 4. HASIL PENELITIAN ................................................................... 54


4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian........................................................... 54
4.2. Data Demografi Perawat dan Pasien di Rumah Sakit Negeri dan
Swasta ........................................................................................... 55
4.3. Perilaku Caring Perawat menurut Persepsi Perawat dan Pasien di
Rumah Sakit Negeri dan Swasta .................................................. 59
4.4. Perbandingan Karakteristik antara Perawat dan Pasien di Rumah
Sakit Negeri dan Swasta ................................................................ 60
4.5. Perbandingan Perilaku Caring Perawat antara Persepsi
Perawat dan Pasien di Rumah Sakit Negeri dan Swasta pada 4
Dimensi Caring ............................................................................. 64
4.6. Perbandingan Perilaku Caring Perawat antara Persepsi
Perawat dan Pasien di Rumah Sakit Negeri dan Swasta ............... 68

BAB 5. PEMBAHASAN ............................................................................. 70


5.1. Perbandingan Persepsi Perawat tentang Perilaku Caring
Perawat di Rumah Sakit Negeri dan Swasta ................................ 70
5.2. Perbandingan Persepsi Pasien tentang Perilaku Caring
Perawat di Rumah Sakit Negeri dan Swasta ................................ 74
5.3. Perbandingan Persepsi antara Perawat dan Pasien tentang
Perilaku Caring Perawat ............................................................... 76
5.4. Kekuatan dan Keterbatasan Penelitian ......................................... 80

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 81


6.1. Kesimpulan ................................................................................... 81
6.2. Saran ............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 84


LAMPIRAN ................................................................................................. 89

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.2 Hubungan dimensi perilaku caring dengan carative factors .. 19

Tabel 2.1.3 Klasifikasi perawat berdasarkan jenjang pendidikan.............. 20

Tabel 2.1.5 Alat ukur perilaku caring perawat .......................................... 26

Tabel 2.2.2 Matriks hubungan carative factors, dimensi perilaku caring


dan CBI-24 ............................................................................. 32

Tabel 3.5.1 Variabel dan Defenisi Operasional ......................................... 41

Tabel 3.6.4 Hasil pilot study di RSUD dr. Djasamen Saragih


Pematangsiantar dan RSU Vita Insani Pematangsiantar
(n=60) ..................................................................................... 48

Tabel 3.6.5 Distribusi frekuensi dan persentase data demografi perawat


di rumah sakit negeri dan swasta hasil pilot study ................. 49

Tabel 3.6.6 Distribusi frekuensi dan persentase data demografi pasien


di rumah sakit negeri dan swasta hasil pilot study ................. 50

Tabel 4.2.1 Distribusi frekuensi dan persentase data demografi perawat


dan pasien di rumah sakit negeri dan swasta ......................... 56

Tabel 4.3.1 Distribusi frekuensi dan persentase perilaku caring perawat


menurut persepsi perawat di rumah sakit negeri dan swasta
Medan ..................................................................................... 59

Tabel 4.3.2 Distribusi frekuensi dan persentase perilaku caring perawat


menurut persepsi pasien di rumah sakit negeri dan swasta
Medan ..................................................................................... 60

Tabel 4.4.1 Perbandingan karakteristik perawat di rumah sakit negeri


dan swasta............................................................................... 60

Tabel 4.4.2 Perbandingan karakteristik pasien di rumah sakit negeri dan


swasta ..................................................................................... 61

Tabel 4.4.3 Perbandingan karakteristik perawat dan pasien di rumah


sakit negeri.............................................................................. 63

xi
Tabel 4.4.4 Perbandingan karakteristik perawat dan pasien di rumah
sakit swasta............................................................................. 63

Tabel 4.5.1 Perbandingan persepsi perawat di rumah sakit negeri dan


swasta pada 4 dimensi perilaku caring................................... 65

Tabel 4.5.2 Perbandingan persepsi pasien di rumah sakit negeri dan


swasta pada 4 dimensi perilaku caring................................... 65

Tabel 4.5.3 Perbandingan persepsi perawat dan pasien di rumah sakit


negeri terhadap 4 dimensi perilaku caring ............................. 66

Tabel 4.5.4 Perbandingan persepsi perawat dan pasien di rumah sakit


swasta terhadap 4 dimensi perilaku caring ............................ 67

Tabel 4.6.1 Perbandingan persepsi perawat tentang perilaku caring


perawat di RS Negeri dan swasta ........................................... 68

Tabel 4.6.2 Perbandingan persepsi pasien tentang perilaku caring


perawat di RS Negeri dan swasta ........................................... 68

Tabel 4.6.3 Perbandingan persepsi perawat dan pasien tentang perilaku


caring perawat di rumah sakit negeri dan swasta................... 69

xii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.4 Landasan Teori......................................................................... 36

Skema 2.5 Kerangka Konsep ..................................................................... 37

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ............................................................... 89

Lampiran 2 Biodata expert ........................................................................ 95

Lampiran 3 Izin Penelitian ......................................................................... 99

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang

memiliki kontribusi yang besar dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, rumah sakit memiliki kewajiban yaitu

memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif

dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan

rumah sakit (UU No. 44 Tahun 2009).

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu profesi yang dapat

mendukung kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan adalah suatu

bentuk pelayanan profesional (UU No. 38 Tahun 2014). Pasien sebagai pengguna

jasa pelayanan keperawatan berhak memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil,

jujur, dan tanpa diskriminasi, sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur

operasional, memperoleh layanan yang efektif dan efisien (UU No. 44 Tahun

2009).

Penerapan prinsip caring merupakan dasar bagi peningkatan mutu

pelayanan keperawatan. Caring adalah kebutuhan dasar manusia dan komponen

dasar bagi profesi keperawatan (Salimi & Azimpour, 2013). Caring merupakan

fokus sentral dalam keperawatan (Papastavrou, Efstathiou, & Chaaralambous,

2011), konsep inti bagi praktik keperawatan (Sossong & Pirier, 2013) dan konsep

1
2

yang signifikan pada ilmu dan seni keperawatan (Udomluck, Tonmukayakul,

Tiansawad, & Srisuphan, 2010).

Caring merupakan perilaku yang mencakup kognitif, afektif, psikomotor

dan keterampilan administratif yang ditampilkan oleh seorang profesional

(Wilkin, 2003). Perilaku caring sebagai fokus sentral dari keperawatan

(Glembocki & Dunn, 2010) merupakan indikator caring yang paling penting

(Baldusdottir, Jonsdottir, & Iceland, 2002).

Perilaku caring perawat sangat erat hubungannya dengan kepuasan pasien.

Kepuasan pasien merupakan indikator kualitas dan efisiensi sistem pelayanan

kesehatan (Merkouris, Andreadou, Athini, Hatzimbalasi, Rovithis, &

Papastavrou, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Raffi, Hajinezhad, dan

Haghani (2007; 2008) di Iran dan penelitian yang dilakukan oleh Wolf et al.

(1998) di Philadelphia menunjukan ada hubungan antara perawat yang caring

dengan kepuasan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Gurusinga (2013) di

Lubuk Pakam Sumatera Utara juga menunjukan ada hubungan antara perilaku

caring perawat dengan kepuasan pasien.

Praktik perawat yang didasarkan pada prinsip caring dapat memberikan

dampak yang positif bagi pasien dan perawat. Pasien mengalami peningkatan

harga diri, kualitas hidup, pengetahuan dan mekanisme koping, penurunan length

of stay (LOS) dan juga penurunan biaya pengobatan (Desmond, Horn, Keith,

Kelby, Ryan, & Smith, 2014). Dampak positif yang dirasakan perawat yaitu

merasa puas, terarah dan senang dengan pekerjaannya (Desmond, Horn, Keith,

Kelby, Ryan, & Smith, 2014; Glembocki & Dunn, 2010). Meningkatkan dan

2
3

mengaplikasikan nilai-nilai caring dalam keperawatan dapat meningkatkan

kesehatan perawat dan perawat merasa pekerjaannya menjadi lebih bermakna

(Clerico et al., 2011). Sebaliknya, praktik yang tidak didasarkan pada prinsip

caring akan memberikan dampak negatif bagi perawat dan pasien. Pasien merasa

direndahkan, tersinggung, ketakutan dan proses pemulihan terhambat. Perawat

juga menjadi kaku, tertekan dan kelelahan dengan pekerjaannya (Desmond, Horn,

Keith, Kelby, Ryan, & Smith, 2014).

Persepsi pasien tentang perilaku caring perawat menekankan pada

keterampilan teknis dimana perilaku yang menunjukan kompetensi dalam

melakukan intervensi keperawatan merupakan hal yang lebih penting, sedangkan

persepsi perawat lebih menekankan pada keterampilan psikologsis dan perilaku

ekspresif (Papastavrou et al., 2011). Hal ini sejalan dengan pernyataan Abdullah,

Sulaiman, Ahmed, Lalji, Damani, dan Merchant (2007) bahwa perawat

mempersepsikan keterampilan psikologis sebagai perilaku caring mereka.

Pasien dan perawat dapat memiliki persepsi yang berbeda tentang caring.

Komunikasi dan interaksi antara perawat dan pasien yang terjadi secara verbal

maupun non verbal dapat mempengaruhi persepsi pasien dan perawat tentang

perawatan (Coughlin, 2012). Pasien dan perawat dengan latar belakang budaya

berbeda yang berinteraksi dalam asuhan keperawatan tidak selalu mempunyai

pengalaman yang sama tentang caring (Wikberg & Eriksson, 2008). Beberapa

penelitian menunjukan adanya perbedaan persepsi perawat dan pasien tentang

perilaku caring perawat. Penelitian yang dilakukan oleh Papastavrou et al. (2011;

2012) di enam negara Eropa dan penelitan yang dilakukan oleh Sossong dan

3
4

Poirier (2013) di Amerika menunjukan adanya perbedaan persepsi perawat dan

pasien tentang perilaku caring perawat.

Perilaku caring perawat dapat dipersepsikan oleh perawat. Penelitian yang

dilakukan oleh Green (2004) menyatakan bahwa perilaku caring perawat menurut

persepsi perawat adalah menghormati orang lain, berada ditempat saat dibutuhkan

pasien, menjalin hubungan serta mempelajari tentang pasien dan keluarga,

profesional, mempunyai pengetahuan dan terampil. Hal ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Brunton dan Beaman (2000) bahwa perilaku

caring perawat menurut persepsi perawat adalah sensitif, berbicara kepada pasien,

merahasiakan informasi, memperlakukan pasien sebagai individu, menunjukan

perhatian, menganjurkan untuk memanggil, jujur, dan memberikan instruksi.

Penelitian yang dilakukan oleh Alexis (2009) tentang persepsi perawat luar negeri

terhadap sikap caring kolega mereka di Inggris yaitu mencakup empati,

pemahaman dan perspektif caring, dampak emosional dan kurangnya tim kerja.

Perilaku caring perawat dapat juga dipersepsikan oleh pasien. Menurut

penelitian Baldursdottir, Jonsdottir, Reykjavik, dan Iceland (2002) perilaku caring

perawat menurut persepsi pasien adalah kompetensi klinis sedangkan menurut

penelitian Suliman, Welmann, Omer, dan Thomas (2009) adalah rasa

kemanusiaan, kejujuran dan harapan, sensitifitas, lingkungan yang mendukung,

melindungi, memulihkan dan membantu dalam memenuhi kebutuhan dasar.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurbiyati (2013) tentang persepsi pasien tentang

perilaku caring perawat dalam pelayanan keperawatan di Semarang menyatakan

bahwa persepsi pasien tentang perilaku caring perawat adalah perawat memberi

4
5

perhatian lebih pada pasien dan pasien dianggap keluarga. Perilaku caring

perawat yang dirasakan oleh pasien adalah perawat aktif bertanya, berbicara

lembut, memberi dukungan, responsif, terampil, menghargai, dan menjelaskan

tindakan pada pasien.

Pandangan pasien dan perawat merupakan hal yang penting ketika

mempelajari perilaku caring sebagai dasar bagi persepsi pasien tentang perawatan

(Peterson, Essen, & Sjoden, 1998). Semakin besar perhatian yang diperoleh

pasien dari perawat maka semakin besar kesempatan mereka untuk sembuh

(Abdullah, Sulaiman, Ahmed, Lalji, Damani, & Merchant, 2007) dan sebaliknya

perawat yang tidak mengkaji persepsi pasien tentang caring secara akurat dapat

menyebabkan pelayanan keperawatan yang diberikan tidak sejalan dengan

harapan pasien (Papastavrou et al., 2011) dan hal ini dapat mempengaruhi

kepuasan pasien akan pelayanan keperawatan.

Perilaku caring perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi (Salimi & Azimpour,

2013). Persepsi dan perilaku mempunyai hubungan yang sangat erat dimana

persepsi dapat mempengaruhi perilaku dan sebaliknya perilaku mempengaruhi

persepsi (Sekuler & Blake, 2002).

Mengkaji perilaku perawat berdasarkan persepsi perawat dan pasien

merupakan hal yang penting sebab perilaku perawat mempengaruhi persepsi

perawat dan sebaliknya (King, 1981). Persepsi perawat tentang perilaku caring

perawat akan mendorong perawat berperilaku caring sesuai dengan apa yang

dipersepsikan. Perilaku caring perawat juga dapat mempengaruhi persepsi pasien

5
6

dan selanjutnya mempengaruhi kepuasan pasien. Penelitan yang dilakukan Palese

et al. (2011) di enam negara Eropa menunjukan adanya hubungan positif yang

signifikan antara persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dengan

kepuasan pasien.

Berbagai penelitian dilakukan untuk mendukung perkembangan ilmu dan

praktik keperawatan, termasuk dalam hal ini adalah penelitian tentang perilaku

caring perawat. Penelitian yang dilakukan oleh Rika (2013) pada 55 orang

perawat pelaksana di Tanjungbalai Sumatera Utara menunjukan bahwa 52,7%

perawat menunjukan perilaku caring baik dan 47,3% menunjukan perilaku

caring cukup. Penelitian yang dilakukan oleh Darmawati (2013) di Langsa

menunjukan bahwa mayoritas pasien yaitu sebesar 80% menyatakan bahwa

perawat di ruang rawat inap sudah menunjukan perilaku caring dalam melakukan

asuhan keperawatan kepada pasien dan 20% perawat tidak caring.

Penelitian yang mengkaji perilaku caring perawat menurut persepsi

perawat dan pasien masih terbatas. Pada tahun 2002, Erniyati melakukan

penelitian tentang perilaku caring perawat dalam manajemen nyeri yang

dipersepsikan oleh perawat dan pasien di Medan. Penelitian tersebut menunjukan

adanya perbedaan persepsi antara perawat dan pasien pada seluruh kategori

perilaku caring perawat pada manajemen nyeri pasien pasca bedah. Sejak tahun

2002 sampai sekarang, selama tiga belas tahun belum ada penelitian lain terkait

perilaku caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien.

Pentingnya perilaku caring perawat bagi kepuasan perawat dan pasien

serta peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dan terbatasnya penelitian yang

6
7

mengkaji perilaku caring perawat berdasarkan persepsi perawat dan pasien

khususnya di Kota Medan menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian

tentang perilaku caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien di Medan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain komparatif yang bertujuan

untuk membandingkan perilaku caring perawat menurut persepsi perawat dan

pasien. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perilaku

caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien yang dapat digunakan

sebagai evaluasi sejauh mana pelayanan keperawatan yang telah dilakukan oleh

perawat.

1.2. Permasalahan

Beberapa penelitian di negara maju seperti di Eropa dan Amerika

menunjukan adanya perbedaan persepsi perawat dan pasien tentang perilaku

caring perawat. Penelitian di Indonesia juga menunjukan hal yang sama yaitu

adanya perbedaan persepsi perawat dan pasien tentang perilaku caring perawat.

Perbedaan persepsi antara perawat dan pasien tentang perilaku caring

perawat mengindikasikan adanya kesenjangan antara harapan pasien dengan

pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh perawat. Hal ini dapat mempengaruhi

kepuasan perawat dan pasien serta berdampak pada kualitas pelayanan

keperawatan. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang

dinyatakan dengan pertanyaan penelitian apakah ada perbedaan perilaku caring

perawat menurut persepsi perawat dan pasien di rumah sakit swasta dan negeri di

Medan.

7
8

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Membandingkan perilaku caring perawat menurut persepsi perawat di rumah

sakit swasta dan negeri di Medan.

2. Membandingkan perilaku caring perawat menurut persepsi pasien di rumah

sakit swasta dan negeri di Medan.

3. Membandingkan perilaku caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien

di rumah sakit swasta dan negeri di Medan.

1.4. Hipotesis

Persepsi pasien tentang perilaku caring perawat yang sejalan dengan

persepsi perawat dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dan

sebaliknya perbedaan persepsi dapat menurunkan kualitas pelayanan keperawatan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan perilaku caring perawat

menurut persepsi perawat dan pasien di rumah sakit swasta dan negeri di Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Praktik keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai evidence based bagi

administrator rumah sakit dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan

perilaku caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien yaitu melakukan

evaluasi sejauh mana aplikasi caring dalam praktek klinis keperawatan.

8
9

1.5.2. Pendidikan keperawatan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai evidence based bagi administrator

pendidikan keperawatan untuk menanamkan prinsip caring dalam proses

pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi caring.

1.5.3. Penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evidence based bagi

penelitian keperawatan dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya yang

berkaitan dengan perilaku caring perawat.

9
10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Caring Perawat

2.1.1. Konsep perilaku

Perilaku merupakan sesuatu proses yang kompleks dan cepat berubah.

Perilaku didorong oleh faktor internal yang meliputi neurologis, psikis, dan

konseptual (Skinner, 2014). Secara luas, perilaku dapat diartikan sebagai reaksi

dan interaksi organisme terhadap organisme lain dan lingkungan. Dalam

pengertian umum, segala sesuatu yang dilakukan oleh organisme adalah perilaku.

Perilaku manusia adalah segala sesutu yang difikirkan, dirasakan dan dilakukan

oleh manusia (Bloom et al., 2000).

Perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan

(Purwanto,1999). Faktor keturunan meliputi aktifitas gen yang membawa sifat

pada keturunan. Variasi gen yang mengontrol dapat menyebabkan perilaku yang

berbeda (Bloom et al., 2000). Perilaku juga dapat dipengaruhi oleh faktor

lingkungan. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap

individu dalam berperilaku yang dapat meliputi lingkungan manusia, lingkungan

benda, dan lingkungan geografis (Purwanto,1999).

Seseorang harus mengekspresikan perilaku untuk dapat bertahan hidup

dan untuk dapat melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kehidupan

sosial. Perilaku dapat dipelajari dan dapat juga terjadi secara alami. Beberapa

perilaku didorong oleh kebutuhan biologis dasar dan kebutuhan sosial. Perilaku

10
11

yang normal secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan

sesorang dan berapa lama seseorang dapat bertahan. (Bloom et al., 2000).

2.1.2. Konsep caring

Konsep caring dalam pelayanan kesehatan memberikan gambaran tentang

perkembangan dan perubahan dalam praktik keperawatan yang dilakukan oleh

perawat dan yang dirasakan oleh pasien (Papastavrou, Efstathiou &

Chaaralambous, 2010).

Caring diartikan sebagai proses interaktif antara pasien dengan perawat

dan sesama perawat yang memberikan perlindungan, meningkatkan dan

melindungi martabat manusia serta dimanifestasikan melalui serangkaian tindakan

yang bertujuan untuk memberikan perawatan sesuai dengan harapan pasien

(Alexis, 2009; Chen, Yen, Lin, Lee & Lu, 2012).

Caring adalah ciri dan ekspresi yang esensial sebagai manusia. Caring

adalah proses dimana setiap orang sepanjang kehidupannya tumbuh dalam

kapasitas untuk mengekspresikan caring. Dengan kata lain setiap orang tumbuh

dalam kompetensinya untuk mengekspresikan diri sebagai orang yang caring.

Lima konsep utama caring yaitu ciri manusia, moral yang sangat penting, afek,

interaksi interpersonal dan intervensi (Boykin & Schoenhofer, 2013)

Caring adalah komitmen yang saling mempengaruhi dimana seseorang

yang caring mampu, melalui konsep diri yang kuat, menyusun aktivitas sehari-

hari dan adanya keterbukaan terhadap kebutuhan orang lain dan kemampuan

memotivasi orang lain, untuk mengarahkan perilaku caring pada pertumbuhan

orang lain baik secara individu maupun kelompok. Caring dapat diartikan sebagai
12

beban, sebagai tanggung jawab dan sebagai perasaan terhadap orang lain (Nyberg,

1998).

Caring menurut Swanson didefenisikan sebagai sebuah cara dalam

memelihara hubungan dengan orang lain dengan adanya rasa kedekatan pribadi

melalui komitmen dan tanggung jawab. Hubungan yang dimaksud adalah

hubungan perawat terhadap pasien, perawat terhadap perawat dan perawat

terhadap dirinya sendiri. Caring menurut Swanson terdiri dari lima proses yaitu:

1) maintaining belief yaitu sebuah orientasi terhadap caring diawali dengan

keyakinan dasar pada seseorang dan kapasitasnya untuk menjadikan hal tersebut

melalui kejadian dan transisi dan menghadapi masa depan dengan lebih

bermakna, 2) knowing yaitu tempat dimana keyakinan perawat terhadap

kenyataan kehidupan yang terjadi, 3) being with yaitu adanya kedekatan

emosional dengan orang lain, menyampaikan kepada klien bahwa mereka dan

pengalaman mereka berarti bagi perawat, 4) doing for meliputi tindakan perawat

yang dilakukan bagi kesejahteraan klien, 5) enabling yaitu memfasilitasi orang

lain menghadapi masa transisi dan kejadian yang baru, mencakup pelatihan,

pemberitahuan, menjelaskan kepada orang lain, mendukung orang lain, dan

mendukung orang lain dalam merawat diri (Swanson, 1993).

Caring menurut Watson (1979) adalah proses yang mencakup

pengetahuan, tindakan dan konsekuensi dan menggambarkan 10 carative factors

yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan caring dalam berbagai situasi klinis

praktik keperawatan. Watson (2009) juga menyatakan caring profesional sebagai

intisari dari keperawatan profesional yang dapat dilihat pada praktik keperawatan,
13

teori keperawatan, kurikulum keperawatan, falsafah, dan perspektif etik terhadap

kemanusiaan dan hubungan caring dengan pasien.

Konsep utama dari teori caring menurut Watson terdiri dari teori human

caring, transpersonal caring relationship dan caring moment (Watson, 2009).

Transpersonal caring relationship (hubungan caring transpersonal) merupakan

panduan dalam menyusun Caritas Consciousness. Hal tersebut menekankan pada

perhatian terhadap kehidupan dan makna subjektif seseorang. Transpersonal

mencakup menyayangi, kebaikan dan ketenangan hati seseorang dalam caring

moment (Watson, 2008). Caring moment merupakan bagian yang penting bagi

seseorang. Hal ini dapat mempengaruhi perawat dan pasien dan memancarkan

hubungan dengan lingkungan dimana manusia berada (Watson, 2008). Caring

moment merupakan saat dimana perawat berhubungan dengan orang lain

mencakup kepribadian, penampilan fisik, penyakit, diagnosis bahkan perilaku.

Perawat tersebut mengenali seseorang melalui lingkungannya. Caritas nurse

(perawat caritas) dalam caring moment menggunakan seluruh keterampilan,

pengetahuan dan sumber daya yang dimiliki, membuat moment tersebut menjadi

sangat penting (Watson, 2008).

Inti dan struktur dari teori human caring adalah 10 carative factors.

Carative factors diidentifikasi sebagai aspek yang penting dari keperawatan

dimana tanpa caring perawat tidak menampilkan keperawatan profesional tetapi

berfungsi sebagai teknisi atau pekerja terampil didalam lingkup kerja ilmu medis

(Watson, 2008). Sepuluh carative factors tersebut adalah:


14

1. Humanistic-altruistic system of values (sistem nilai humanistic dan

altruistic).

Pembentukan sistem nilai humanistic - altruistic mulai berkembang di usia

dini dengan nilai-nilai yang berasal dari orang tuanya. Sistem nilai ini

menjembatani pengalaman hidup seseorang dan mengantarkan ke arah

kemanusiaan. Perawatan yang berdasarkan nilai-nilai humanistik dan altruistik

dapat dikembangkan melalui penilaian terhadap pandangan diri seseorang,

kepercayaan, interaksi dengan berbagai kebudayaan dari pengalaman pribadi. Hal

ini dianggap penting untuk pendewasaan diri perawat yang kemudian akan

meningkatkan sikap altruistik. Melalui sistem nilai humanistik dan altruistik ini

perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada

klien.

2. Installation of faith and hope (Menanamkan sikap kepercayaan dan penuh

harapan).

Kepercayaan dan pengharapan sangat penting bagi proses karatif maupun

kuratif. Perawat perlu memberikan alternatif-alternatif bagi pasien jika

pengobatan modern tidak berhasil; berupa meditasi, penyembuhan sendiri, dan

spiritual. Dengan menggunakan faktor karatif ini akan tercipta perasaan lebih baik

melalui kepercayaan dan atau keyakinan yang sangat berarti bagi seseorang secara

individu (Watson, 1979). Perawat memberikan kepercayaan dengan cara

memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Dalam

hubungan perawat-klien yang efektif, perawat memfasilitasi perasaan optimis,

harapan, dan kepercayaan.


15

3. Cultivation of sensitivity to oneself and others (menanamkan sensitifitas

terhadap diri sendiri dan orang lain).

Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia

sendiri dapat menjadi lebih sensitif dan murni dan bersikap wajar pada orang lain.

Pengembangan perasaan ini akan membawa pada aktualisasi diri melalui

penerimaan diri antara perawat dan klien. Perawat yang mampu untuk mengenali

dan mengekspresikan perasaannya akan lebih mampu untuk membuat orang lain

mengekspresikan perasaan mereka (Watson, 1979).

Pengembangan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengeksplorasi

kebutuhan perawat untuk mulai merasakan suatu emosi yang muncul dengan

sendirinya. Hal itu hanya dapat berkembang melalui perasaan diri seseorang yang

peka dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika perawat berusaha meningkatkan

kepekaan dirinya, maka ia akan lebih autentik (tampil apa adanya). Autentik akan

menambah pertumbuhan diri dan aktualisasi diri baik bagi perawat sendiri

maupun bagi orang-orang yang berinteraksi dengan perawat itu (Watson, 1979).

4. Developing a helping – trusting relationship (mengembangkan hubungan

saling membantu dan saling percaya).

Pengembangan hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah

sangat krusial bagi transpersonal caring. Hubungan saling percaya akan

meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif. Pengembangan

hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin

hubungan dalam keperawatan. Karakteristik faktor ini adalah kongruen, empati,

dan ramah. Kongruen berarti menyatakan apa adanya dalam berrinteraksi dan
16

tidak menyembunyikan kesalahan. Perawat bertindak dengan cara yang terbuka

dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah

berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui

bahasa tubuh, ucapan, tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah dan lain-lain.

5. Promotion and acceptance of the expression of positive and negative

feelings (meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif).

Perawat menyediakan dan mendengarkan semua keluhan dan perasaan

klien. Berbagi perasaan merupakan pengalaman yang cukup beresiko baik bagi

perawat maupun klien. Perawat harus siap untuk ekspresi perasaan positif maupun

negatif bagi klien. Perawat harus menggunakan pemahaman intelektual maupun

emosional pada keadaan yang berbeda.

6. Systematic use of the scientific problem-solving method for decision

making (menggunakan metode penyelesaian masalah ilmiah sistematis dalam

pengambilan keputusan).

Perawat menggunakan metode proses keperawatan sebagai pola pikir dan

pendekatan asuhan kepada klien, sehingga akan mengubah gambaran tradisional

perawat sebagai “pembantu” dokter. Proses keperawatan adalah proses yang

sistematis dan terstruktur seperti halnya proses penelitian.

7. Promotion of interpersonal teaching and learning (meningkatkan proses

belajar - mengajar interpersonal).

Faktor ini adalah konsep yang penting dalam keperawatan, yang

membedakan antara caring dan curing. Perawat memberikan informasi kepada

klien. Perawat bertanggung jawab akan kesejahteraan dan kesehatan klien.


17

Perawat memfasilitasi proses belajar mengajar yang didesain untuk memampukan

klien memenuhi kebutuhan pribadinya, memberikan asuhan mandiri, menetapkan

kebutuhan personal klien.

8. Attending to a supportive, protective, and/or corrective mental, physical,

societal, and spiritual environment (menciptakan lingkungan mental, fisik, sosial

dan spiritual yang suportif, protektif atau korektif).

Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien

terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Konsep yang relevan terhadap

lingkungan internal yang mencakup kesejahteraan mental dan spiritual, dan

kepercayaan sosiokultural bagi seorang individu. Sedangkan lingkungan eksternal

mencakup variabel epidemiologi, kenyamanan, privasi, keselamatan, kebersihan

dan lingkungan yang estetik. Karena klien bisa saja mengalami perubahan baik

dari lingkungan internal maupun eksternal, maka perawat harus mengkaji dan

memfasilitasi kemampuan klien untuk beradaptasi dengan perubahan fisik,

mental, dan emosional.

9. Assistance with gratification of human needs (memenuhi kebutuhan dasar

manusia).

Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan

biofisik, psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan

yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya.

Nutrisi, eliminasi, dan ventilasi adalah contoh dari kebutuhan biofisik yang paling

rendah. Pencapaian dan hubungan merupakan kebutuhan psikososial yang tinggi,

dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan interpersonal yang paling tinggi.


18

10. Allowance for existential - phenomenological forces (menghargai

kekuatan existential - phenomenological).

Faktor ini bertujuan agar penyembuhan diri dan kematangaan diri dan jiwa

klien dapat dicapai. Terkadang klien perlu dihadapkan pada pengalaman /

pemikiran yang bersifat proaktif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan

pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri. Diakuinya faktor ini dalam ilmu

keperawatan membantu perawat untuk memahami jalan hidup seseorang dalam

menemukan arti kesulitan hidup. Karena adanya dasar yang irrasional tentang

kehidupan, penyakit dan kematian, perawat menggunakan faktor karatif ini untuk

membantu memperoleh kekuatan atau daya untuk menghadapi kehidupan atau

kematian.

Penelitian yang dilakukan oleh Wolf, Giardino, Osborne, dan Ambrose

(1994) terhadap 278 perawat dan 263 pasien di Philadelphia dengan menggunakan

pendekatan faktor analisis menghasilkan 5 dimensi perilaku caring perawat yaitu

1) respectful deference to the other (menghormati orang lain), 2) assurance of

human presence (mengakui keberadaan manusia), 3) positive connectedness

(menciptakan hubungan yang positif), 4) professional knowledge and skill

(pengetahuan dan keterampilan yang profesional), dan 5) attentiveness to the

other’s experience (perhatian terhadap pengalaman orang lain).


19

Tabel 2.1.2
Hubungan dimensi perilaku caring dengan carative factors
No 5 Dimensi perilaku 10 Carative Factors
caring (Wolf, 1994) (Watson, 2009)
1 Respectful deference 1. Humanistic-altruistic system of values
to the other (sistem nilai humanistic dan altruistic)
(menghormati orang 2. Installation of faith and hope (Menanamkan
lain) sikap kepercayaan dan penuh harapan)
3. Cultivation of sensitivity to oneself and
others (menanamkan sensitifitas terhadap diri
sendiri dan orang lain)
2 Assurance of human 4. Developing a helping – trusting relationship
presence (mengakui (mengembangkan hubungan saling
keberadaan manusia) membantu dan saling percaya)
5. Promotion and acceptance of the expression
of positive and negative feelings
(meningkatkan dan menerima ekspresi
perasaan positif dan negatif)
3 Positive 6. Systematic use of the scientific problem-
connectedness solving method for decision making
(menciptakan (menggunakan metode penyelesaian masalah
hubungan yang ilmiah sistematis dalam pengambilan
positif) keputusan)
7. Promotion of interpersonal teaching and
learning (meningkatkan proses belajar -
mengajar interpersonal).
4 Professional 8. Attending to a supportive, protective, and/or
knowledge and skill corrective mental, physical, societal, and
(pengetahuan dan spiritual environment (menciptakan
keterampilan yang lingkungan mental, fisik, sosial dan spiritual
profesional) yang suportif, protektif atau korektif).
5 Attentiveness to the 9. Assistance with gratification of human needs
other’s experience (memenuhi kebutuhan dasar manusia).
(perhatian terhadap 10. Allowance for existential - phenomenological
pengalaman orang forces (menghargai kekuatan existential -
lain) phenomenological).

2.1.3. Konsep perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan,

baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan (UU No.38 tahun 2014).


20

Klasifikasi perawat berdasarkan jenjang pendidikan yaitu: 1) Perawat Ahli

Madya adalah perawat yang telah menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma

Tiga (D III) Keperawatan, 2) Ners adalah perawat profesional yang telah

menyelesaikan pendidikan profesi dalam bidang keperawatan umum dan memiliki

kemampuan sebagai perawat profesional jenjang pertama (first professional

degree), 3) Magister Keperawatan adalah perawat profesional jenjang pertama

(first professional degree) yang telah menyelesaikan pendidikan magister pada

Program Magister Keperawatan, 4) Ners spesialis adalah perawat yang telah

menyelesaikan pendidikan spesialis keperawatan, dan 5) Doktor Keperawatan

adalah perawat profesional yang telah menyelesaikan pendidikan doktor

keperawatan (Dikti, 2012).

Tabel 2.1.3
Klasifikasi perawat berdasarkan jenjang pendidikan (Dikti, 2012)
Jenis Pendidikan Jenjang Pendidikan
Vokasi Diploma Tiga Keperawatan
Profesi Ners
Ners Spesialis Keperawatan
Akademik Magister Keperawatan
Doktor Keperawatan

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab

yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat

dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Elemen-elemen

kompetensi terdiri atas a) landasan kepribadian, b) penguasaan ilmu dan

keterampilan, c) kemampuan berkarya, d) sikap dan perilaku dalam berkarya

menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, dan
21

e) Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan

keahlian dalam berkarya (Dikti, 2012).

Menurut Benner (1984) dalam Sumijatun (2010), kompetensi perawat

dapat dibagi menjadi lima tingkatan yang mempunyai karakteristik sebagai

berikut:

1. Novice (pemula, belum mempunyai pengalaman)

a. Perawat yang belum mempunyai pengalaman kerja, belum bisa

mengatisipasi situasi secara luas.

b. Masih terikat dengan data-data objektif, misalnya vital sign, intake, output.

c. Menentukan kondisi pasien sesuai dengan buku atau prosedur yang

ditetapkan.

d. Diperlukan supervisi yang ketat dan bantuan pada situasi non rutin.

e. Memerlukan pendidikan yang kontinyu, baik formal maupun non formal.

2. Advanced Beginner (pemula, sudah punya pengalaman)

a. Cukup mengetahui situasi riil, dapat mencatat aspek situasi klinik.

b. Masih minta bantuan pada kasus kompleks, belum bisa menentukan

intervensi yang esensial.

c. Tidak perlu disupervisi secara ketat.

d. Perlu penuntun (mentor) dan support dari kelompok kerja.

e. Pengalaman lebih kurang satu tahun.

3. Competent (mampu melaksanakan tugas utama)

a. Dapat menganalisa masalah klien, dapat mengelola situasi kompleks.


22

b. Dapat memutuskan, menilai kondisi pasien serta dapat memprediksi situasi

klien dan menentukan apa yang penting dalam tujuan jangka panjangnya.

c. Sudah mempunyai feeling, minta bantuan sedikit dan selektif.

d. Berpengalaman kerja 2-3 tahun.

4. Proficient (cakap)

a. Sudah dapat mengetahui dan menentukan situasi secara luas.

b. Dapat menentukan penanganan dan bisa merencanakan asuhan klien

selanjutnya.

c. Bekerja efisien, dapat mengidentifikasi masalah.

d. Melakukan keputusan dengan cepat dan luas serta dapat menangani situasi.

e. Pengalaman kerja 3-5 tahun.

5. Expert (ahli)

a. Intuisinya bagus dan tanggap bila melakukan pemecahan masalah.

b. Dapat mengantisipasi komplikasi.

c. Dapat melatih perawat-perawat lain.

d. Pendidikan formal masih diperlukan, sedangkan pendidikan informal sudah

cukup.

e. Pengalaman kerja lebih dari lima tahun.

2.1.4. Faktor yang mempengaruhi perilaku caring perawat

Perilaku caring adalah tindakan yang berhubungan dengan kesejahteraan

pasien seperti sensitifitas, kenyamanan, mendengarkan dengan penuh perhatian,

kejujuran dan penerimaan (Salimi & Azimpour, 2013).


23

Perilaku caring perawat memiliki makna yang berbeda pada lingkungan

yang berbeda seperti pada unit perawatan gawat darurat (Baldursdottir,

Jonsdottir, Reykjavik, & Iceland, 2002), unit perawatan luka ((Oskouie, Rafii, &

Nikravesh, 2006), unit perawatan kritis (Landers & O’Connell, 2008).

Perilaku caring perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salimi

dan Azimpour (2013) menyatakan bahwa persepsi, metode penugasan perawat,

waktu dan dukungan dapat mempengaruhi perilaku caring perawat dan menurut

Suliman, Welmann, Omer, dan Thomas (2009) perbedaan budaya perawat dan

pasien juga dapat mempengaruhi perilaku caring perawat.

Penelitian yang dilakukan oleh Oskouie, Rafii, dan Nikravesh (2006)

menyatakan bahwa karakteristik perawat dan pasien dapat mempengaruhi

perilaku caring. Karakteristik perawat meliputi hati nurani, agama, falsafah

pribadi, rasa tanggung jawab dan altruism (mendahulukan kepentingan orang

lain). Kurangnya jumlah perawat, kurangnya dukungan organisasi, beban kerja

yang tinggi, upah yang rendah, perasaan perawat yang tertekan, kurangnya

motivasi perawat dan usia pasien juga dapat mempengaruhi perilaku caring

perawat.

Penelitian yang dilakukan oleh Cox, James, dan Hunt (2006) pada unit

perawatan luka di Inggris menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

pengalaman perawat berperilaku caring terhadap pasien kritis di unit bangsal

yaitu lingkungan klinis, hubungan profesional, pengkajian pasien, perasaan

perawat dan kebutuhan akan pelatihan.


24

2.1.5. Pengukuran perilaku caring

Perilaku caring dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan berbeda

pada setiap daerah, oleh karena itu dibutuhkan instrumen yang valid dan reliabel

untuk mengukur perilaku caring pada situasi yang berbeda (Salimi & Azimpour,

2013).

Caring Behaviors Inventory (CBI) dikembangkan oleh Wolf (1986)

dengan menggunakan konsep dasar caring secara umum dan teori Transpersonal

Caring Watson (1988). CBI telah digunakan lebih dari 132 penelitian dari

berbagai negara dan merupakan satu-satunya instrumen yang menggambarkan

caring sebagai intervensi interpersonal. CBI juga merupakan instrumen yang

dapat digunakan pada perawat dan pasien tanpa perubahan dan untuk mendukung

perbedaan antara perawat dan pasien (Watson, 2008).

Caring Behaviors Inventory (CBI) yang dibuat oleh Wolf (1986) dan Wolf

et al. (1994) merupakan salah satu instrumen yang dikembangkan berdasarkan

teori konseptual yang memperhatikan proses caring sebagai kedekatan antara

perawat dan pasien yang dapat meningkatkan pertumbuhan perawat dan pasien

(Papastavrou, Efstathiou & Chaaralambous, 2011). Instrumen ini sangat sesuai

digunakan pada pengkajian pasien dan perawat yaitu perbandingan antara evaluasi

diri oleh perawat dan penilaian pasien tentang caring perawat (Papastavrou et al,

2010).

Teori Watson tentang caring pada manusia mengusulkan 10 carative

factors sebagai panduan praktik caring dalam keperawatan. Carative factors ini

mengidentifikasi komponen kemanusiaan dalam hubungan terapetik pada


25

aktifitas klinis dalam pelayanan keperawatan, oleh karena itu CBI konsisten

dengan teori caring Watson carative factors (Papastavrou et al, 2010).

Versi pertama alat ukur ini terdiri dari 75 item pernyataan yang dengan

proses psikometrik berkurang menjadi 43 item kemudian berkurang lagi menjadi

42 item dengan alternatif jawaban menggunakan skala Likert 4 poin yaitu

1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju dan 4=sangat setuju. CBI 43 item

pernyataan diuji pada 541 subjek yang terdiri dari 278 perawat dan 263 pasien.

Konsistensi reliabilitas internal mencapai 0.96 pada tahun 1994. Terdapat 1 item

pernyataan yang tidak memberikan pengaruh sehingga dieliminasi menjadi 42

item pernyataan. Setelah tahun 1994, skala Likert pada CBI-42 direvisi menjadi 6

skala yaitu: 1=tidak pernah, 2=hampir tidak pernah, 3=kadang-kadang,

4=biasanya, 5=hampir selalu, dan 6=selalu (Watson, 2008).

Terdapat hubungan antara 42 item dalam CBI dengan 5 dimensi perilaku

caring yaitu 1) respectful deference to the other (menghormati orang lain), 2)

assurance of human presence (mengakui keberadaan manusia), 3) positive

connectedness (menciptakan hubungan yang positif), 4) professional knowledge

and skill (pengetahuan dan keterampilan yang profesional), dan 5) attentiveness to

the other’s experience (perhatian terhadap pengalaman orang lain) (Watson,

2009).

Instrumen Caring Behaviors Inventory (CBI) mengalami pengurangan

item dari 42 menjadi 24 item pernyataan dan disebut sebagai CBI-24.

Pengurangan item ini berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Wu et al. (2006)

pada 362 pasien, yang digunakan untuk mengembangkan format yang lebih
26

singkat menggunakan faktor analisis. Pengujian ulang reliabilitas dilakukan

terhadap format tersebut pada 64 pasien dan 42 perawat, yang menunjukan hasil

yaitu: 1) mencakup 4 dimensi utama yang terdapat pada CBI-42, 2) nilai

konsistensi internal (alpha=.96) dan convergent validity (r=.62) sama dengan

CBI-42, 3) menampilkan kembali 97% varian pada CBI-42 pada pasien dan

perawat, 4) memberikan hasil statistik yang sama dengan CBI-42 pada skoring

perilaku caring oleh pasien dan perawat, 5) memiliki sensitifitas yang sama dalam

mendeteksi perbedaan persepsi antar pasien, 6) memperoleh nilai stabiltas yang

baik (r=.88 untuk pasien dan r=.82 untuk perawat, dan 7) nilai internal konsistensi

yang tinggi (alpha.95). CBI-24 ekuivalen dengan CBI-42 pada kajian

psikometrik, validitas, reliabilitas, dan skoring perilaku caring diantara pasien dan

perawat. Instrumen ini memiliki dasar konsep teori yang jelas, menggunakan

bahasa yang konsisten dan instruksi yang mudah dipahami. Instrumen ini

mencakup empat faktor dimensi perilaku caring (Palese et al., 2011).

Tabel 2.1.5
Alat ukur perilaku caring perawat
Jumlah
Faktor Dimensi perilaku caring Nomor item
item
1 Respectful deference to the other 16, 17, 18, 20, 8
(menghormati orang lain) 21, 22, 23,24
2 Assurance of human presence (mengakui 9, 10, 11, 12, 5
keberadaan manusia) 15
3 Positive connectedness (menciptakan 1, 3, 5, 6, 13, 6
hubungan yang positif) 19
4 Professional knowledge and skill 2, 4, 7, 8, 14 5
(pengetahuan dan keterampilan yang
profesional)
Jumlah 24
Caring Behaviors Inventory (CBI-24) (Wu, Larrabe, & Putman, 2006 dalam
Papstavrou et al., 2010).
27

2.2. Konsep Persepsi

2.2.1. Definisi persepsi

Persepsi merupakan sesuatu yang mendorong manusia untuk berinteraksi

dengan aman dan efektif terhadap lingkungan. Persepsi mengutamakan hal yang

penting dan mengabaikan hal yang tidak relevan. Persepsi berasal dari pengaruh

kompleks dari suatu kejadian. Untuk dapat memahami persepsi dibutuhkan

pengetahuan tentang seluruh komponen yang terlibat didalam proses dan

bagaimana seluruh komponen tersebut berinteraksi (Sekuler & Blake, 2002).

Otak memiliki peran sentral bagi persepsi. Untuk dapat memahami

persepsi, dibutuhkan pengetahuan tentang bagaimana bagian dari otak memproses

pola dari rangsangan saraf yang membawa informasi yang mencakup bagaimana

aktifitas diterjemahkan menjadi sebuah rasa (Sekuler & Blake, 2002).

Pemahaman yang menyeluruh tentang persepsi harus mencakup deskripsi

yang menyeluruh tentang penampilan objek dan kejadian. Dengan mengkaji

hubungan antara fisik dan perseptual, psikofisik memberikan petunjuk untuk

memahami beberapa langkah untuk mempersepsikan objek dan kejadian (Sekuler

& Blake, 2002).

Persepsi merupakan serangkaian kejadian yang diawali dengan sesuatu

yang terjadi pada dunia eksternal seseorang. Proses perseptual dimulai dengan

menterjemahkan kejadian eksternal menjadi pola aktifitas didalam sistem nervus

seseorang dan menghasilkan reaksi perilaku terhadap kejadian tersebut. Kejadian

ini membentuk persepsi yang mempengaruhi perilaku dan sebaliknya perilaku

mempengaruhi persepsi (Sekuler & Blake, 2002).


28

Persepsi adalah ketertarikan terhadap segala sesuatu yang diketahui oleh

seseorang tentang situasi yang dirasakan dan diinterpretasikan (Cherry & Jacob,

2005). Persepsi adalah interpretasi dari rangsangan dan apresiasi yang sadar

terhadap rangsangan tersebut (Pollock, 1993 dalam Tomey & Alligood, 2010).

Persepsi merupakan pengalaman individu dan dipengaruhi oleh nilai-nilai

individu (Davis & Newstrom, 1985).

2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Pieter, Janiwarti, dan

Saragih (2011) adalah:

1. Minat, artinya semakin tinggi minat seseorang terhadap suatu objek atau

peristiwa maka semakin tinggi juga minatnya dalam mempersepsikan objek

atau peristiwa.

2. Kepentingan, artinya semakin dirasakan penting terhadap suatu objek atau

peristiwa bagi diri seseorang maka semakin peka dia terhadap objek-objek

persepsinya.

3. Kebiasaan, artinya semakn sering dirasakan orang objek atau perstiwa maka

semakin terbiasa dalam membentuk persepsi.

4. Konstani, artinya adanya kecenderungan seseorang untuk melihat objek atau

kejadian secara konstan sekalipun bervariasi dalam bentuk, ukuran, warna dan

kecemerlangan.

2.2.3. Bentuk-bentuk persepsi

Bentuk-bentuk persepsi menurut Pieter, Janiwarti, dan Saragih (2011) adalah:

1. Persepsi jarak
29

Stimulus visual memiliki ciri-ciri yang berkaitan dengan jarak pengamatan

(distance cues). Faktor ini ada bila penglihatan dipandang dengan kedua mata

(isyarat binokuler) dan sebagian lagi ada dalam stimulus luas pada tiap mata

(isyarat monokuler).

2. Persepsi gerakan

Isyarat persepsi gerakan ada di lingkungan sekitar manusia. Benda

dikatakan bergerak bila benda itu bergerak, sebagian menutupi dan sebagian lagi

tidak menutupi latar belakang yang tidak bergerak. Benda juga bergerak saat

berubah jarak, bagian baru terlihat ketika bagian lain hilang dari pandangan.

3. Persepsi kedalaman

Persepsi kedalaman dimungkinkan muncul melalui penggunaan isyarat-

isyarat fisik seperti akomodasi, konvergensi dan disparitas selaput jala mata dan

isyarat-isyarat yang dipelajari dari perspektif linier dan udara interposisi atau

meletakan ditengah-tengah dimana ukuran relatif dari objek dalam penjajaran,

bayangan, ketinggian tekstur atau susunan.

2.2.4. Konsep persepsi dalam keperawatan

Teori Goal Attainment menurut King berasal dari kerangka konsep yang

menyusun elemen-elemen dalam proses interaksi antara perawat dengan pasien

dalam mencapai tujuan. Kerangka konsep tersebut terdiri dari sistem personal,

sistem interpersonal, dan sistem sosial (King, 1981).

Sistem personal terdiri dari: 1) persepsi, 2) diri sendiri, 3) gambaran tubuh,

4) pertumbuhan dan perkembangan, 5) waktu, dan 6) ruang. Sistem interpersonal

terdiri dari: 1) peran, 2) interaksi, 3) komunikasi, 4) transaksi, dan 5) stres.


30

Sistem sosial terdiri dari sistem keluarga, 2) sistem agama atau keyakinan, 3)

sistem pendidikan dan 4) sistem kerja (King, 1981).

Konsep yang terdapat pada sistem personal mempengaruhi sistem

interpersonal. Pemahaman tentang konsep tersebut membantu perawat memahami

diri sendiri dan perilaku orang lain. Selama proses interaksi, perawat dan pasien

berbagi informasi melalui komunikasi dan melakukan transaksi untuk mencapai

tujuan. Ketika tujuan perawat tidak sejalan dengan tujuan pasien maka masalah

dapat terjadi dan meningkatkan stres baik bagi perawat maupun bagi pasien

(King, 1981).

Teori goal attainment menggambarkan interaksi alami antara perawat dan

pasien yang mengarah pada pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan didasarkan

pada pengkajian perawat terhadap pasien yang meliputi persepsi. Pemahaman

perawat tentang persepsi dapat mempengaruhi perilaku perawat tersebut.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi adalah aspek biologis,

pengalaman masa lalu, status sosial ekonomi dan pendidikan (King, 1981).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi perawat tentang perilaku

caring perawat adalah tingkat pendidikan, pengalaman kerja, budaya dan

penghasilan sedangkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi pasien

tentang perilaku caring perawat adalah pengalaman pasien tentang perawatan,

kondisi penyakit, masa rawat dan suku.

Penelitian yang dilakukan oleh Papastavrou et al (2011; 2012) di enam

negara Eropa dan penelitan yang dilakukan oleh Sossong dan Poirier (2013) di

Amerika menunjukan adanya perbedaan persepsi perawat dan pasien tentang


31

perilaku caring perawat. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Widmark-Petersson, Essen dan Sjoden (1998) yang menunjukan tidak ada

perbedaan persepsi antara perawat dan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh

Landers dan O’Connell (2008) tentang persepsi perawat dan keluarga pasien

menyatakan ada persamaan persepsi antara kedua kelompok tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh (Green, 2004) tentang perilaku caring

perawat menurut persepsi perawat adalah menghormati orang lain, berada

ditempat saat dibutuhkan pasien, menjalin hubungan serta mempelajari tentang

pasien dan keluarga, profesional, mempunyai pengetahuan dan terampil,

sedangkan menurut Brunton dan Beaman (2000) adalah sensitif, berbicara kepada

pasien, merahasiakan informasi, memperlakukan pasien sebagai individu,

menunjukan perhatian, menganjurkan untuk memanggil, jujur, dan memberikan

instruksi. Penelitian yang dilakukan oleh Alexis (2009) tentang persepsi perawat

luar negeri terhadap sikap caring kolega mereka di Inggris yaitu mencakup

empati, pemahaman dan perspektif caring, dampak emosional dan kurangnya tim

kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Baldursdottir, Jonsdottir, Reykjavik, dan

Iceland (2002) tentang perilaku caring perawat menurut persepsi pasien adalah

kompetensi klinis, sedangkan menurut Suliman, Welmann, Omer, dan Thomas

(2009) adalah rasa kemanusiaan, kejujuran-harapan, sensitifitas, lingkungan yang

mendukung, melindungi, memulihkan dan membantu dalam memenuhi kebutuhan

dasar.
32

Penelitian yang dilakukan oleh Glembocki dan Dunn (2010) menyatakan

bahwa ada perbedaan persepsi perawat tentang perilaku caring sebelum dan

setelah intervensi pendidikan (Reigniting the Spirit of Caring) dan penelitian yang

dilakukan oleh Desmon et al. (2014) menunjukan ada peningkatan persepsi

perawat tentang sikap dan perilaku caring perawat setelah pelatihan.

Tabel 2.2.2
Matriks hubungan carative factors, dimensi perilaku caring dan CBI-24
Dimensi perilaku
No Carative Factors CBI-24
caring
1 Humanistic-altruistic system of values 1. Respectful No.
(sistem nilai humanistic dan altruistic) deference to the Pernyataan
2 Installation of faith and hope other 16,17,18,20
(Menanamkan sikap kepercayaan dan (menghormati ,2122,23,24
penuh harapan) orang lain)
3 Cultivation of sensitivity to oneself and
others (menanamkan sensitifitas
terhadap diri sendiri dan orang lain)
4 Developing a helping – trusting 2. Assurance of No.
relationship (mengembangkan hubungan human presence Pernyataan
saling membantu dan saling percaya) (mengakui 9,10,11,12,
5 Promotion and acceptance of the keberadaan 15
expression of positive and negative manusia)
feelings (meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positif dan negatif)
6 Systematic use of the scientific problem- 3. Positive No.
solving method for decision making connectedness Pernyataan
(menggunakan metode penyelesaian (menciptakan 1,3,5,6,13,1
masalah ilmiah sistematis dalam hubungan yang 9
pengambilan keputusan) positif)
7 Promotion of interpersonal teaching and
learning (meningkatkan proses belajar -
mengajar interpersonal).
8 Attending to a supportive, protective, 4. Professional No.
and/or corrective mental, physical, knowledge and Pernyataan
societal, and spiritual environment skill 2,4,7,8,14
(menciptakan lingkungan mental, fisik, (pengetahuan
sosial dan spiritual yang suportif, dan
protektif atau korektif). keterampilan
yang
profesional)
33

2.3. Konsep Rumah Sakit

2.3.1. Definisi rumah sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No.44 tahun 2009).

2.3.2. Tugas dan fungsi rumah sakit

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut, rumah sakit

mempunyai fungsi : a) penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, B) pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna

tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis, c) penyelenggaraan pendidikan

dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam

pemberian pelayanan kesehatan, dan d) penyelenggaraan penelitian dan

pengembangan serta pemanfaatan teknologi bidang kesehatan dalam rangka

peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan

bidang kesehatan (UU No.44 tahun 2009).

2.3.3. Hak dan kewajiban rumah sakit

Setiap rumah sakit mempunyai hak: a) menentukan jumlah, jenis, dan

kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi rumah sakit, b)

menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan

penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, c)

melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan


34

pelayanan, d) menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, e) menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian, f)

mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, g)

mempromosikan layanan kesehatan yang ada di rumah sakit sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, dan h) mendapatkan insentif pajak bagi

rumah sakit publik dan rumah sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit

Pendidikan (UU No.44 tahun 2009).

Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban : a) memberikan informasi yang

benar tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat, b) memberi pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan

mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,

c) memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan

pelayanannya, d) berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada

bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya, e) menyediakan sarana dan

pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin, f) melaksanakan fungsi

sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak

mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis,

pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi

kemanusiaan, g) membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan

kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien, h)

menyelenggarakan rekam medis, i) menyediakan sarana dan prasarana umum

yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang

cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia, j) melaksanakan sistem rujukan,


35

k) menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika

serta peraturan perundang-undangan, l) memberikan informasi yang benar, jelas

dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien, m) menghormati dan melindungi

hak-hak pasien, n) melaksanakan etika rumah sakit, o) memiliki sistem

pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana, p) melaksanakan program

pemerintah dibidang kesehatan baik secara regional maupun nasional, q) membuat

daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran

gigi dan tenaga kesehatan lainnya, r) menyusun dan melaksanakan peraturan

internal rumah sakit (hospital by laws), s) melindungi dan memberikan bantuan

hukum bagi semua petugas rumah sakit dalam melaksanakan tugas, dan t)

memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.

(UU No.44 tahun 2009).

2.3.4. Jenis dan klasifikasi rumah sakit

Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan

dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus dan berdasarkan

pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit Publik dan Rumah

Sakit Privat (UU No.44 tahun 2009).

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan

fungsi rujukan, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan

berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit yang terdiri dari 1)

Rumah Sakit Umum kelas A, 2) Rumah Sakit Umum kelas B, 3) Rumah Sakit

Umum kelas C, dan 4) Rumah Sakit Umum kelas D (UU No.44 tahun 2009).
36

Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar, 4

(empat) pelayanan spesialis penunjang medik, 8 (delapan) pelayanan medik

spesialis lainnya dan 2 (dua) pelayanan medik subspesialis dasar (Permenkes

No.340 tahun 2010).

2.4. Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Goal

Attainment menurut King (1981) dan teori Human Caring (Watson, 2009). Teori

Goal Attainment menggambarkan interaksi antara perawat dan pasien yang

mengarah pada pencapaian tujuan yaitu perilaku caring perawat yang didasarkan

pada 10 carative factors menurut Watson. Persepsi perawat dan pasien tentang

perilaku caring perawat dapat mempengaruhi perilaku caring perawat. Perilaku

caring perawat yang dipengaruhi oleh persepsi perawat dan pasien dapat

dipersepsikan secara berbeda maupun sama.

Perawat Persepsi

Sama
Perilaku caring
perawat
Berbeda

Pasien Persepsi

Skema 2.4 Landasan teori


37

2.5. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian ini disusun berdasarkan teori Carative

Factors (sepuluh faktor karatif) Watson yang berhubungan dengan lima dimensi

perilaku caring (Wolf, Giardino, Osborne & Ambrose, 1994). Perilaku caring

perawat berdasarkan lima dimensi tersebut diukur dengan menggunakan CBI-24

(Wu, Larrabee & Putman, 2006) untuk mengetahui persepsi perawat dan pasien

tentang perilaku caring perawat. Perilaku caring perawat yang dipengaruhi oleh

persepsi perawat dan pasien dapat dipersepsikan secara berbeda maupun sama.

Peneliti menggunakan desain komparatif untuk membandingkan persepsi perawat

tentang perilaku caring perawat dengan persepsi pasien tentang perilaku caring

perawat. Kesimpulan dari teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar berikut.

10 Carative Factors (Watson)


1. Humanistic-altruistic system of
values
2. Installation of faith and hope
3. Cultivation of sensitivity to persepsi
5 dimensi perilaku
oneself and others perawat
caring (Wolf)
4. Developing a helping –
1. respectful
trusting relationship
deference to the
5. Promotion and acceptance of
other,
the expression of positive and
2. assurance of perilaku Sama
negative feelings
human presence, caring
6. Systematic use of the scientific
3. positive perawat
problem-solving method for
connectedness, (CBI-24)
decision making
4. professional Berbeda
7. Promotion of interpersonal
knowledge and
teaching and learning
skill,
8. Attending to a supportive,
5. attentiveness to
protective, and/or corrective persepsi
the other’s
mental, physical, societal, and pasien
experience
spiritual environment
9. Assistance with gratification of
human needs
10. Allowance for existential -
phenomenological forces

Skema 2.5 Kerangka konsep


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif yang bertujuan

untuk membandingkan persepsi perawat dan pasien tentang perilaku caring

perawat di rumah sakit negeri dan swasta di Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan, RSU Royal Prima

Medan dan RSU Sari Mutiara Medan. Pemilihan rumah sakit didasarkan pada

kelas rumah sakit yang sama. Waktu penelitian dimulai pada bulan Juni s/d Juli

2015.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu perawat yang

bekerja di rumah sakit negeri dan swasta di Medan dan pasien yang dirawat inap

di rumah sakit tersebut. Kriteria inklusi perawat: 1) pendidikan ners, 2) masa kerja

minimal 2 tahun sebagai perawat, dan 3) tidak sedang cuti. Ners dengan

pengalaman lebih dari 2 tahun sudah mampu menganalisa masalah klien dan

dapat mengelola situasi kompleks (Benner,1984 dalam Sumijatun, 2010).

Kriteria inklusi pasien: 1) pasien dewasa, 2) tingkat ketergantungan

minimal dan parsial, dan 3) lama rawat minimal dua hari. Pasien dewasa dengan

38
39

tingkat ketergantungan minimal dan parsial diharapkan dapat bekerja sama selama

proses penelitian yaitu dapat menjawab pernyataan-pernyataan dalam instrumen

dengan baik dan benar, 2 hari merupakan waktu yang cukup bagi pasien untuk

dapat mengidentifikasi perilaku caring perawat.

3.3.1. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode multistage

cluster sampling yaitu pengambilan jumlah sampel secara bertahap yang

disebabkan jumlah sampel yang banyak dan tersebar secara luas sehingga tidak

memungkinkan untuk memperoleh seluruh daftar populasi (Polit & Beck, 2012).

Tahap pertama yang dilakukan adalah membuat daftar nama rumah sakit

swasta dan negeri di Kota Medan dengan jenis yang sama yaitu rumah sakit kelas

B. Setelah memperoleh daftar rumah sakit maka tahap selanjutnya adalah

menentukan proporsi sampel dari masing-masing rumah sakit dengan

menggunakan proportionate sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan

proporsi yang sama dari masing-masing rumah sakit. Semakin banyak jumlah

sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi maka semakin besar proporsi sampel

dari rumah sakit tersebut. Persentase sampel pada masing-masing rumah sakit

adalah 50% dari RSUD Dr. Pirngadi Medan, 30% dari RSU Royal Prima Medan

dan 20% dari RSU Sari Mutiara Medan. Cara pengambilan sampel dilakukan

secara acak dengan melakukan undian. Perawat dan pasien yang sesuai dengan

kriteria inklusi dipilih secara acak pada setiap ruang rawat inap.
40

3.3.2. Ukuran sampel

Penghitungan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan power analysis. Power analysis digunakan untuk memperoleh hasil

penelitian yang signifikansi. Ada tiga komponen yang diperlukan untuk

menghitung sampel size yaitu dengan menggunakan alpha (“α” = level of

significance), 1-beta (1-β =power), gamma (“γ” = effect size) (Polit & Beck,

2012).

Penelitian ini mengukur dua variabel yaitu persepsi perawat tentang

perilaku caring perawat dan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat

dengan menggunakan medium effect size (1-β) = .40, alfa level (α) = .05 dan

power (γ) = .80, maka sampel penelitian ini sesuai dengan tabel power analysis

berjumlah 100 perawat dan 100 pasien.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

kuesioner. Peneliti membagi kuesioner kepada perawat dan pasien yang sesuai

dengan kriteria inklusi. Selama proses pengisian kuesioner, peneliti mendampingi

responden agar dapat menjelaskan pernyataan yang tidak dimengerti oleh

responden. Selanjutnya peneliti mengumpulkan seluruh kuesioner.

3.4.1. Tahap persiapan

Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapat surat izin

penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan ethical

clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan


41

Universitas Sumatera Utara, selanjutnya peneliti menyampaikan surat izin

tersebut ke rumah sakit tempat penelitian.

3.4.2. Tahap pelaksanaan

Setelah mendapat persetujuan dari rumah sakit, peneliti meminta bantuan

kepada Kepala Ruangan untuk melihat data perawat dan data pasien yang sesuai

dengan kriteria inklusi, selanjutnya peneliti menemui perawat dan pasien. Peneliti

menjelaskan pada perawat dan pasien tentang tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan cara pengisian kuesioner. Peneliti meminta kesediaan perawat dan

pasien untuk menjadi responden dalam penelitian. Setelah memperoleh kesediaan

dan perawat dan pasien telah menandatangani lembar persetujuan, selanjutnya

peneliti membagikan kuisioner. Selama proses pengisian kuisioner, peneliti

mendampingi perawat dan pasien agar dapat menjelaskan pernyataan yang tidak

dimengerti. Selanjutnya peneliti mengumpulkan seluruh kuesioner.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi perawat tentang

perilaku caring perawat dan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat

sedangkan variabel dependen adalah perilaku caring perawat.

Tabel 3.5.1
Variabel dan Definisi Operasional
Variabel Independen Definisi Operasional
Persepsi perawat Tanggapan perawat tentang tindakan yang mereka
tentang perilaku lakukan saat memberikan asuhan keperawatan kepada
caring perawat pasien.
Persepsi pasien Tanggapan pasien tentang tindakan yang dilakukan
tentang perilaku oleh perawat saat memberikan asuhan keperawatan
caring perawat kepada pasien.
42

Variabel Dependen Definisi Operasional


Perilaku caring Merupakan perilaku perawat dalam memberikan
perawat asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan lima
dimensi perilaku caring yaitu: 1) respectful deference
to the other (menghormati orang lain), 2) assurance of
human presence (mengakui keberadaan manusia), 3)
positive connectedness (menciptakan hubungan yang
positif), 4) professional knowledge and skill
(pengetahuan dan keterampilan yang profesional), dan
5) attentiveness to the other’s experience (Perhatian
terhadap pengalaman orang lain).

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku caring perawat yang

dipersepsikan oleh perawat dan pasien adalah Caring Behavior Inventory (CBI-

24) yang dikembangkan oleh Wu et al. (2006). Kuesioner perilaku caring perawat

terdiri dari 24 butir pernyataan yang didasari oleh sepuluh carative factors yang

berhubungan dengan 5 dimensi perilaku caring yaitu respectful deference to the

other (menghormati orang lain), assurance of human presence (mengakui

keberadaan manusia), positive connectedness (menciptakan hubungan yang

positif), professional knowledge and skill (pengetahuan dan keterampilan yang

profesional), dan attentiveness to the other’s experience (perhatian terhadap

pengalaman orang lain).

Versi pertama alat ukur ini terdiri dari 75 item pernyataan yang dengan

proses psikometrik berkurang menjadi 43 item kemudian berkurang lagi menjadi

42 item dengan alternatif jawaban menggunakan skala Likert 4 poin yaitu

1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju dan 4=sangat setuju. CBI 43 item

pernyataan diuji pada 541 subjek yang terdiri dari 278 perawat dan 263 pasien.
43

Konsistensi reliabilitas internal mencapai 0.96 pada tahun 1994. Terdapat 1 item

pernyataan yang tidak memberikan pengaruh sehingga dieliminasi menjadi 42

item pernyataan. Setelah tahun 1994, skala Likert pada CBI-42 direvisi menjadi 6

skala yaitu: 1=tidak pernah, 2=hampir tidak pernah, 3=kadang-kadang,

4=biasanya, 5=hampir selalu, dan 6=selalu (Watson, 2008).

3.6.2. Back Translation

Back Translation Merupakan proses menterjemahkan insrumen dari

sumber dengan bahasa asli ke bahasa target dan kemudian diterjemahkan kembali

ke bahasa asli oleh penterjemah yang tidak mengetahui tentang sumber yang asli

(Polit & Beck, 2012).

Caring Behavior Inventory (CBI-24) yang dikembangkan oleh Wu et al.

(2006) menggunakan bahasa Inggris. Dalam penelitian ini, peneliti dan subjek

penelitian menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi oleh karena itu

kuesioner ini harus diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Jika sumber asli dan hasil

terjemahan back translation sama maka item-item pernyataan dalam instrumen

tersebut sudah memiliki makna yang sama.

3.6.3. Validitas

Validitas adalah kemampuan instrumen untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang

berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Caring behavior inventory-24 merupakan instrumen hasil reduksi dari

Caring behavior inventory-42 (Wolf et al., 1994) yang dilakukan oleh Wu et al.
44

(2006). Pengujian dilakukan pada 362 pasien dengan nilai convergent validity

(r=.62) sama dengan CBI-42. CBI-24 ekuivalen dengan CBI-42 pada kajian

psikometrik, validitas, reliabilitas, dan skoring perilaku caring diantara pasien dan

perawat.

Uji validitas dilakukan untuk mengevaluasi kejelasan ringkasan dari setiap

item kuisioner dengan persentasi skor item pada ranting 3 dan 4. Tujuan dari

Content Validity Indeks (CVI) ini adalah untuk menilai relevansi dari masing-

masing item terhadap apa yang akan di ukur oleh peneliti. Para ahli diberikan

pertanyaan dan diminta pendapatnya tentang data demografi dan kuisioner

perilaku caring perawat. Untuk mendapatkan total CVI dengan cara

menjumlahkan persentase skor item pada ranting 3 dan 4 yang disetujui oleh para

expert. CVI diterima minimal 0.80 (Polit & Beck, 2012).

Hasil CVI dari 24 item pernyataan perilaku caring perawat dinyatakan

relevan namun perlu dilakukan revisi pada item pernyataan nomor 2, 7, 8, 12, 13,

16, 23. Nilai CVI yang diperoleh untuk kuesioner perilaku caring perawat adalah

1.

Peserta

Para ahli terdiri dari 3 orang magister keperawatan yang terdiri dari Staf

Pengajar pada Poltekes Kemenkes Medan dan Stikes Medistra Lubuk Pakam serta

Kepala Seksi Penelitian pada RSUD Dr. Pirngadi Medan. Para expert akan

menganalisa dan menilai instrumen perilaku caring perawat dengan menggunakan

skala 1-6. Skala 1 tidak pernah, skala 2 hampir tidak pernah, skala 3 kadang-

kadang, skala 4 biasanya, skala 5 hampir selalu dan skala 6 selalu.


45

Prosedur

Istrumen perilaku caring perawat terdiri dari 4 kategori yaitu kategori 1

(relevance) relevansi terdiri dari: 1 = item tidak relevan, 2 = item perlu revisi

banyak, 3 = item relevan tetapi perlu sedikit revisi, 4= item sudah relevan.

kategori 2 (clarity) kejelasan terdiri dari: 1 = item tidak jelas, 2 = item perlu revisi

banyak agar jelas, 3 = item jelas tetapi perlu sedikit revisi, 4= item sudah jelas.

Kategori 3 (simplicity) kesederhanaan terdiri dari: 1 = item tidak sederhana, 2 =

item perlu revisi banyak agar sederhana, 3 = item sederhana tetapi perlu sedikit

revisi, 4= item sudah sederhana. Kategori 4 (ambiguity) ambiguitas terdiri dari: 1

= item sangat ambigu, 2 = item perlu beberapa revisi, 3 = tidak ambigu tetapi

perlu sedikit revisi, 4= item mempunyai makna yang jelas.

Hasil

Expert pertama diperoleh hasil CVI=0,93 dengan nilai 4 pada masing-

masing kategori relevansi, kesederhanaan, ambiguitas dan nilai 3 pada kategori

kejelasan. Dilakukan penambahan kata perawat disetiap pernyataan pada awal

kalimat pada kuesioner perilaku caring perawat menurut persepsi pasien. Expert

kedua diperoleh hasil CVI=0,98 dengan nilai 4 pada seluruh kategori pada 23 item

pernyataan namun terdapat nilai 3 pada item pernyataan nomor 8 pada seluruh

kategori. Expert ketiga diperoleh hasil CVI=0,91 dengan nilai 4 pada seluruh

kategori pada 16 item pernyataan dan terdapat nilai 3 pada 8 item pernyataan pada

seluruh kategori. Berdasarkan penilaian ketiga expert tersebut dapat disimpulkan

bahwa para expert mengerti tentang konsep perilaku caring perawat dan instrumen
46

perilaku caring perawat dinyatakan valid dan selanjutnya peneliti dapat

melakukan pilot study.

3.6.4. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta

diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara

mengukur memegang peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan.

Reliabilitas adalah konsistensi instrumen dalam mengukur atribut target.

Reliabilitas juga menyangkut akurasi instrumen. Pengukuran yang reliabel dapat

memaksimalkan komponen nilai yang benar dan meminimalkan kesalahan. Uji

reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi alat ukur, apakah

alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang. Metode yang paling sering digunakan untuk

melakukan evaluasi terhadap konsistensi internal adalah coefficient alpha atau

cronbach’s alpha. Kuesioner dapat dikatakan reliabilitas tinggi jika nilai alpha

cronbach melebihi 0,70. Semakin tinggi nilai alpha maka semakin tinggi

konsistensi internal (Polit & Beck, 2012).

Caring behavior inventory-24 merupakan instrumen hasil reduksi dari

Caring behavior inventory-42 (Wolf et al, 1994) yang dilakukan oleh Wu et al.

(2006) pada 362 pasien. Pengujian ulang reliabilitas (test-retest reliability)

dilakukan pada 64 pasien dan 42 perawat dan diperoleh nilai r=0,88 untuk pasien

dan r=0,82 untuk perawat dan nilai konsistensi internal (internal consistency)

yang tinggi yaitu alpha=0.96.


47

Beberapa penelitian tentang perilaku caring perawat dilakukan dengan

menggunakan CBI-24. Rata-rata nilai reliabilitas yang diperoleh pada masing-

masing penelitian tersebut lebih besar dari 0,80. Penelitian yang dilakukan oleh

Papastavrou et al. (2011; 2012) di enam negara Eropa diperoleh nilai alpha=0,94

untuk perawat dan 0,96 untuk pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Palese et al.

(2011) pada 1565 pasien di enam negara Eropa juga memperoleh nilai reliabilitas

yang tinggi yaitu 0,96.

Pengujian reliabilitas instrumen CBI-24 dalam versi bahasa Inggris

dilakukan oleh Papastavrou et al. (2010) pada 362 pasien dan 90 perawat di

Amerika dan diperoleh nilai konsistensi internal (internal consistency) cronbach’s

alpha=0,96 dan nilai pengujian ulang reliabilitas (test-retest reliability) r=0,88

untuk pasien dan 0,82 untuk perawat.

Pilot study adalah pengambilan data awal dengan jumlah responden yang

lebih sedikit dari jumlah sampel penelitian yaitu 30 orang perawat dan 30 orang

pasien. Pilot study dilakukan untuk mengevaluasi metode dan prosedur penelitian

yang akan dilakukan, proses pemilihan sampel penelitian, kesesuaian instrumen

yang digunakan, kekuatan hubungan antara kedua variabel penelitian, variabel

perancu yang perlu dikontrol, kesiapan peneliti, ketepatan hasil penelitian dan

biaya yang diperlukan (Polit & Beck, 2012).

Pilot study dilakukan pada dua rumah sakit yaitu RSUD dr. Djasamen

Saragih Pematangsiantar dan RSU Vita Insani Pematangsiantar terhadap 30 orang

perawat dan 30 orang pasien dengan perincian masing-masing 15 orang dari

setiap rumah sakit dengan metode multistage cluster sampling dan diperoleh nilai
48

cronbach’s alpha 0,96 untuk instrumen perilaku caring perawat menurut persepsi

perawat dan 0,94 untuk instrumen perilaku caring perawat menurut persepsi

pasien sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dalam

kuesioner dinyatakan reliabel. Nilai corrected item total correlation untuk

dimensi I (8 item) tertinggi 0.75 dan yang terendah 0.57 dan nilai cronbach alpha

= 0,88. Nilai corrected item total correlation untuk dimensi II (5 item) tertinggi

0.78 dan yang terendah 0.46 dan nilai cronbach alpha = 0,81. Nilai corrected

item total correlation untuk dimensi III (6 item) tertinggi 0.62 dan yang terendah

0.48 dan nilai cronbach alpha = 0,79. Nilai corrected item total correlation untuk

dimensi IV (5 item) tertinggi 0.73 dan yang terendah 0.34 dan nilai cronbach

alpha = 0,78.

Kendala yang dihadapi selama melakukan pilot study adalah sebagian

besar perawat menyatakan bahwa mereka sedang sibuk bekerja sehingga mereka

tidak bersedia didampingi oleh peneliti selama mengisi kuesioner dan meminta

waktu 2-3 hari untuk melengkapi kuesioner sedangkan kendala yang dihadapi dari

pasien adalah ada beberapa item pernyataan yang kurang dimengerti oleh pasien

sehingga peneliti memberikan penjelasan tentang pernyataan tersebut.

Tabel 3.6.4
Hasil pilot study di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dan RSU Vita
Insani Pematangsiantar (n=60)
Standar item
Item soal croncbach’s
alpha
Dimensi 1 (item no 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24) 0,88
Dimensi 2 (item no 9, 10, 11, 12, 15) 0,81
Dimensi 3 (item no 1, 3, 5, 6, 13, 19) 0,79
Dimensi 4 (item no 2,4,7,8,14) 0,78
49

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata croncbach’s alpha

lebih besar dari 0,7 dan hal ini menunjukan bahwa pernyataan yang ada pada

masing-masing dimensi caring sudah reliabel. Data demografi dari kedua rumah

sakit tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6.5
Distribusi frekuensi dan persentase data demografi perawat di rumah sakit negeri
dan swasta hasil pilot study
RS negeri RS swasta
Data demografi perawat
f % F %
Jenis kelamin
Laki-laki 1 6,7 2 13,3
Perempuan 14 93,3 13 86,7
Usia
Remaja akhir 17-25 tahun 0 0 1 6,7
Dewasa awal 25-35 tahun 5 33,3 7 46,7
Dewasa akhir 36-45 tahun 9 60 7 46,7
Lansia awal 46-55 tahun 1 6,7 0 0
Suku
Batak 13 86,7 12 80
Jawa 2 13,3 2 13,3
Melayu 0 0 1 6,7
Masa kerja
Advanced beginner/ pemula berpengalaman 0 0 2 13,3
(1-2 tahun)
Competent/kompeten (2-5 tahun) 1 6,7 0 0
Proficient/cakap (3-5 tahun) 2 13,3 0 0
Expert/ahli (> 5 tahun) 12 80 13 86,7
Penghasilan
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 7 46,7 13 86,7
Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 8 53,3 2 13,3

Pilot study yang dilakukan pada 15 orang perawat di rumah sakit negeri

diperoleh data sebagai berikut: mayoritas responden berjenis kelamin perempuan

14 orang (93,9%), rentang usia dewasa akhir yaitu 36-45 tahun sebanyak 9 orang

(60%), suku batak 13 orang (86,7%), berdasarkan masa kerja tergolong sebagai
50

expert/ahli (> 5 tahun) sebanyak 12 orang (80%), penghasilan Rp. 3.000.000,- s/d

Rp. 5.000.000,- sebanyak 8 orang (53,3%).

Perawat yang bekerja di rumah sakit swasta memiliki sedikit perbedaan

pada usia dan penghasilan. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan 13

orang (86,7%), suku batak 12 orang (80%), berdasarkan masa kerja tergolong

sebagai expert/ahli (> 5 tahun) sebanyak 13 orang (86,7%). Berdasarkan rentang

usia, responden terbanyak terdapat pada dua kategori yang sama yaitu dewasa

awal 25-35 tahun dan dewasa akhir 36-45 tahun masing-masing sebanyak 7 orang

(46,7%) dan berdasarkan penghasilan, responden terbanyak berpenghasilan Rp.

1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- sebanyak 13 orang (86,7%).

Tabel 3.6.6
Distribusi frekuensi dan persentase data demografi pasien di rumah sakit negeri dan
swasta hasil pilot study
RS negeri RS swasta
Data demografi pasien
f % f %
Usia
Remaja awal 12-16 tahun 1 6,7 5 33,3
Remaja akhir 17-25 tahun 1 6,7 2 13,3
Dewasa awal 25-35 tahun 1 6,7 3 20
Dewasa akhir 36-45 tahun 3 20 2 13,3
Lansia awal 46-55 tahun 4 26,7 2 13,3
Lansia akhir 56-65 tahun 3 20 1 6,7
Manula > 65 tahun 2 13,3 0 0
Suku
Batak 12 80 13 86,7
Jawa 2 13,3 2 13,3
China 1 6,7 0 0
Jenis kelamin
Laki-laki 6 40 8 53,3
Perempuan 9 60 7 46,7
Pendidikan
Tidak sekolah 1 6,7 1 6,7
SD 5 33,3 3 20
SMP 3 20 1 6,7
SMA 6 40 8 53,3
Perguruan Tinggi 0 0 2 13,3
51

RS negeri RS swasta
Data demografi pasien
f % f %
Pekerjaan
Pegawai negeri 0 0 1 6,7
Pegawai swasta 0 0 1 6,7
Wiraswasta 5 33,3 5 33,3
Petani 3 20 0 0
Pelajar/mahasiswa 1 6,7 6 40
Ibu rumah tangga 5 33,3 2 13,3
Pensiunan 1 6,7 0 0
Penghasilan
Belum berpenghasilan 1 6,7 6 40
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 14 93,3 9 60
Lama rawat
2-5 Hari 11 73,3 14 93,3
>5 hari 4 26,7 1 6,7
Pengalaman dirawat
Pernah 7 46,7 3 20
Tidak pernah 8 53,3 12 80

Pilot study yang dilakukan pada 15 orang pasien di rumah sakit negeri

diperoleh data sebagai berikut: mayoritas responden berusia lansia awal 46-55

tahun sebanyak 4 orang (26,7%), suku batak 12 orang (80%), berjenis kelamin

perempuan 9 orang (60%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 6 orang (40%),

pekerjaan wiraswasta dan ibu rumah tangga dengan masing-masing 5 orang

(33,3%), penghasilan Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- sebanyak 14 orang

(93,3%).

Pasien yang dirawat di rumah sakit swasta memiliki perbedaan pada usia,

jenis kelamin dan pekerjaan. Mayoritas responden suku batak 13 orang (86,7%),

tingkat pendidikan SMA sebanyak 8 orang (53,3%), penghasilan Rp. 1.000.000,-

s/d Rp. 3.000.000,- sebanyak 9 orang (60%). Sedangkan pada data usia, jenis

kelamin dan pekerjaan, sebagian besar responden berusia remaja awal 12-16 tahun
52

sebanyak 5 orang (33,3%), berjenis kelamin laki-laki 8 orang (53,3%), pekerjaan

sebagai pelajar/mahasiswa 6 orang (40%).

Berdasarkan lama kerja dan pengalaman dirawat, terdapat kesamaan pada

pasien yang dirawat di rumah sakit negeri dan swasta yaitu mayoritas pasien

dirawat selama 2-5 hari dengan jumlah masin-masing 11 orang (73,3%) dan 14

orang (93,3%) dengan pengalaman tidak pernah dirawat masing-masing

berjumlah 8 orang (53,3%) dan 12 orang (80%).

3.7. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini analisa univariat ditampilkan berupa distribusi

frekuensi dan persentase dari data demografi perawat dan pasien, persepsi perawat

tentang perilaku caring perawat dan persepsi pasien tentang perilaku caring

perawat. Caring Behavior Inventory mengunakan skala Likert yang menggunakan

6 alternatif jawaban, yaitu tidak pernah, hampir tidak pernah, kadang-kadang,

biasanya, hampir selalu dan selalu. Nilai terendah yang dicapai untuk instrumen

perilaku caring perawat adalah 24 dan nilai tertinggi adalah 144. Berdasarkan

rumus statistik penghitungan jumlah kelas, p adalah panjang kelas (nilai tertinggi

dikurang nilai terendah) yaitu sebesar 120, dan banyak kelas dibagi menjadi tiga

katagori untuk perilaku caring, maka akan diperoleh interval sebesar 40. Nilai

terendah 24 sebagai batas bawah kelas pertama, maka persepsi perawat tentang

perilaku caring perawat dan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat di

rumah sakit swasta dan negeri di Medan dikatagorikan menjadi, Baik= ≥104,

Cukup=64–103, Kurang=24–63.
53

Analisa bivariat merupakan analisa statistik yang digunakan oleh peneliti

untuk menganalisa perbedaan persepsi perawat dan persepsi pasien tentang

perilaku caring perawat. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji Mann

Whitney U dimana bila nilai p ≤ α maka Ho ditolak yang artinya ada perbedaan

persepsi perawat dan pasien tentang perilaku caring perawat.

Peneliti menggunakan uji non parametrik sebab uji asumsi pada uji

parametrik tidak terpenuhi. Data tidak normal meskipun telah dilakukan transform

dan cleaning.

3.8. Pertimbangan Etik

Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti dengan mempertimbangkan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian yaitu peneliti memastikan

lingkungan yang kondusif bagi perawat dan pasien pada saat pengambilan data,

perawat dan pasien dalam keadaan tenang. Pada penelitian ini seluruh responden

diberikan lembar persetujuan yang ditandatangani sebagai bukti kesediaannya

menjadi responden. Sebelum menyerahkan lembar persetujuan, peneliti terlebih

dahulu menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden. Peneliti

merancang kuesioner dengan strategi anonimitas identitas untuk menjaga

kerahasiaan dari responden. Peneliti menjelaskan prosedur penelitian dan

penghormatan terhadap hak-hak individu selama mengikuti jalannya penelitian.


BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama bulan Juni dan

Juli 2015 pada rumah sakit negeri dan swasta yang ada di Kota Medan yaitu

RSUD Dr. Pirngadi Medan, RSU Royal Prima Medan dan RSU Sari Mutiara

Medan.

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

RSUD Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit pemerintah kelas B

yang berada di Jalan Prof. H. M. Yamin, SH No.7 Medan. Pada tanggal 27

Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Propinsi Sumatera

Utara kepada Pemerintah Kota Medan. Peraturan Daerah Kota Medan No. 30

Tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang Perubahan Kelembagaan RSU Dr.

Pirngadi menjadi Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.

Pada tanggal 10 April 2007 Badan Pelayanan Kesehatan RSUD Dr. Pirngadi Kota

Medan resmi menjadi Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor: 433/Menkes/SK/IV/2007.

Rumah Sakit Royal Prima Medan merupakan rumah sakit swasta kelas B

yang berada di jalan Jl. Ayahanda No. 68 A Medan. Rumah Sakit Royal Prima

Medan diresmikan pada tanggal 16 Februari 2014 dengan dasar Pemberian Izin

Operasional Sementara dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara No.

54
55

440.442/1641/II/Tahun 2014 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara tertanggal 14 Februari 2014.

RSU Sari Mutiara Medan merupakan rumah sakit swasta kelas B yang

beralamat di jl. Jalan Kapten Muslim No. 79 Medan. Yayasan Sari Mutiara Medan

berawal dari Yayasan Sitanggang Purba. Yayasan ini telah berdiri sejak tanggal

28 Oktober 1970 dengan Akta Notaris Nomor 148 dan berkedudukan di Medan.

Perubahan nama Yayasan Sitanggang Purba menjadi Yayasan Sari Mutiara

dilakukan pada tahun 1992 yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Medan pada 1

Desember 1994. Perkembangan selanjutnya, berdasarkan hasil rapat Badan

Pengurus Yayasan Sari Mutiara tanggal 10 Mei 2000 dilakukan penambahan

bidang usaha yayasan, melalui Akte Notaris Nomor 58 tanggal 12 Mei 2000,

mendirikan dan membina rumah sakit umum atau rumah sakit bersalin serta

melakukan dan mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal

tersebut.

4.2. Data Demografi Perawat dan Pasien di Rumah Sakit Negeri dan Swasta

Peneliti membagikan kuisioner kepada perawat dan pasien pada tiga

rumah sakit dengan rincian 50 orang perawat dan 50 orang pasien di RSUD Dr.

Pirngadi Medan, 30 orang perawat dan 30 orang pasien di RSU Royal Prima

Medan serta 20 orang perawat dan 20 orang pasien di RSU Sari Mutiara Medan.
56

Tabel 4.2.1
Distribusi frekuensi dan persentase data demografi perawat dan pasien di rumah
sakit negeri dan swasta
RS negeri RS swasta
Data demografi
f % f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 16 1 2
Perawat
Perempuan 42 84 49 98
Jenis Kelamin
Laki-laki 39 78 22 44
Pasien
Perempuan 11 22 28 56
Usia
Remaja akhir 17-25 tahun 1 2 28 56
Dewasa awal 25-35 tahun 24 48 19 38
Perawat
Dewasa akhir 36-45 tahun 11 22 3 6
Lansia awal 46-55 tahun 14 28 0 0
Usia
Remaja awal 12-16 tahun 1 2 3 6
Remaja akhir 17-25 tahun 9 18 11 22
Dewasa awal 25-35 tahun 4 8 9 18
Dewasa akhir 36-45 tahun Pasien 7 14 9 18
Lansia awal 46-55 tahun 12 24 9 18
Lansia akhir 56-65 tahun 12 24 5 10
Manula > 65 tahun 5 10 4 8
Suku
Batak 30 60 37 74
Jawa 12 24 6 12
Melayu 2 4 1 2
Aceh 3 6 2 4
Perawat
Padang 1 2 1 2
Banjar 1 2 0 0
Betawi 1 2 0 0
Nias 0 0 3 6
Suku
Batak 32 64 24 48
Jawa 7 14 20 40
Melayu 4 8 1 2
Aceh Pasien 2 4 1 2
Padang 2 4 3 6
Nias 3 6 0 0
Sunda 0 0 1 2
Penghasilan
Rp. 1 juta s/d Rp. 3 juta Perawat 24 48 47 94
Rp. 3 juta s/d Rp. 5 juta 22 44 0 0
Lebih dari Rp. 5 juta 4 8 3 6
57

RS negeri RS swasta
Data demografi
f % f %
Penghasilan
Belum berpenghasilan 7 14 7 14
Rp. 1 juta s/d Rp. 3 juta Pasien 34 68 30 60
Rp. 3 juta s/d Rp. 5 juta 9 18 13 26
Masa kerja
Advanced beginner (1-2 tahun) 3 6 25 50
Competent (2-3 tahun) 44 88 11 22
Perawat
Proficient (3-5 tahun) 0 0 3 6
Expert (> 5 tahun) 3 6 11 22
Pendidikan
Tidak sekolah 1 2 0 0
SD 7 14 4 8
SMP Pasien 12 24 5 10
SMA 19 38 23 46
Perguruan Tinggi 11 22 18 36
Pekerjaan
Pegawai negeri 5 10 5 10
Pegawai swasta 10 20 16 32
Wiraswasta 16 32 12 24
Petani Pasien 2 4 0 0
Pelajar/mahasiswa 6 12 8 16
Ibu rumah tangga 4 8 9 18
Pensiunan 7 14 0 0
Lama rawat
2-5 Hari 33 66 41 82
Pasien
>5 hari 17 34 9 18
Pengalaman dirawat
Pernah 29 58 17 34
Pasien
Tidak pernah 21 42 33 66

Berdasarkan data demografi perawat di rumah sakit negeri diperoleh data

sebagai berikut: mayoritas responden berjenis kelamin perempuan 42 orang

(84,0%), rentang usia dewasa awal 25-35 tahun sebanyak 24 orang (48,0%), suku

batak 30 orang (60%), berdasarkan masa kerja tergolong sebagai

competent/kompeten (2-3 tahun) sebanyak 44 orang (88%), penghasilan Rp.

1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- sebanyak 24 orang (48,0%).


58

Perawat yang bekerja di rumah sakit swasta memiliki perbedaan pada usia

dan masa kerja. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan 49 orang

(98%), suku batak 37 orang (74%), dan berdasarkan penghasilan, responden

terbanyak berpenghasilan Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- sebanyak 47 orang

(94%). Berdasarkan rentang usia dan masa kerja, responden terbanyak berusia

remaja akhir 17-25 tahun sebanyak 28 orang (56%) dan masa kerja tergolong

sebagai advanced beginner (1-2 tahun) sebanyak 25 orang (50%).

Karakteristik pasien di rumah sakit sebagai berikut: mayoritas responden

berusia lansia awal 46-55 tahun dan lansia akhir 56-65 tahun masing-masing

sebanyak 12 orang (24%), suku batak 32 orang (64%), berjenis kelamin laki-laki

39 orang (78%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 19 orang (38%), pekerjaan

wiraswasta 16 orang (32%), penghasilan Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,-

sebanyak 34 orang (68%).

Pasien yang dirawat di rumah sakit swasta memiliki perbedaan pada usia,

jenis kelamin dan pekerjaan. Mayoritas responden suku batak 24 orang (48%),

tingkat pendidikan SMA sebanyak 23 orang (46%), penghasilan Rp. 1.000.000,-

s/d Rp. 3.000.000,- sebanyak 30 orang (60%). Sedangkan pada data usia, jenis

kelamin dan pekerjaan, sebagian besar responden berusia remaja akhir 17-25

tahun sebanyak 11 orang (22%), berjenis kelamin perempuan 28 orang (56%),

pekerjaan sebagai pegawai swasta 16 orang (32%).

Berdasarkan lama rawat dan pengalaman dirawat, mayoritas pasien

memiliki kesamaan baik drumah sakit negeri maupun swasta yaitu 2-5 hari

dengan nilai masing-masing 33 orang (66%) dan 41 orang (82%). Pada rumah
59

sakit negeri mayoritas pasien pernah dirawat sebanyak 29 orang (58%) sedangkan

dirumah sakit swasta mayoritas pasien tidak pernah dirawat sebanyak 33 orang

(66%).

4.3. Perilaku Caring Perawat menurut Persepsi Perawat dan Pasien di


Rumah Sakit Negeri dan Swasta

Berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa perawat dan pasien

memiliki persepsi yang baik tentang perilaku caring perawat.

Tabel 4.3.1
Distribusi frekuensi dan persentase perilaku caring perawat menurut persepsi
perawat di rumah sakit negeri dan swasta Medan
RS negeri RS swasta
Perilaku caring perawat menurut persepsi perawat
f % f %
Baik 49 98 50 100
Cukup 1 2 0 0
Kurang 0 0 0 0

Perawat di rumah sakit negeri dan swasa memiliki persepsi yang baik

tentang perilaku caring mereka, hal ini dapat dilihat dari tabel diatas dimana

mayoritas responden memiliki persepsi yang baik tentang perilaku caring yang

ditampilkan oleh perawat. Seluruh perawat di rumah sakit swasta menilai perilaku

caring mereka sudah baik dan sedikit berbeda dengan perawat yang bekerja di

rumah sakit negeri dimana sebanyak 49 orang (98%) perawat mempersepsikan

perilaku caring mereka sudah baik, selebihnya yaitu sebanyak 1 orang (2%)

cukup.
60

Tabel 4.3.2
Distribusi frekuensi dan persentase perilaku caring perawat menurut persepsi
pasien di rumah sakit negeri dan swasta Medan
RS negeri RS swasta
Perilaku caring perawat menurut persepsi pasien
f % f %
Baik 39 78 46 92
Cukup 10 20 4 8
Kurang 1 2 0 0

Perilaku caring perawat yang dipersepsikan oleh perawat tidak jauh

berbeda dengan persepsi pasien dimana mayoritas pasien juga mempersepsikan

perilaku caring perawat sudah baik. Sebanyak 46 orang (92%) pasien di rumah

sakit swasta dan 39 orang (78%) pasien di rumah sakit negeri memiliki persepsi

yang baik tentang perilaku caring perawat, selebihnya termasuk kategori cukup

dan hanya 1 orang (2%) pasien di rumah sakit negeri yang mempersepsikan

perilaku caring perawat dalam kategori kurang.

4.4. Perbandingan Karakteristik antara Perawat dan Pasien di Rumah Sakit


Negeri dan Swasta

Uji statistik Chi Square digunakan untuk mengkaji apakah ada perbedaan

proporsi pada data demografi perawat dan pasien. Perbandingan karakteristik

perawat di rumah sakit negeri dan swasta dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4.1
Perbandingan karakteristik perawat di rumah sakit negeri dan swasta
RS RS
Karakteristik perawat X² p
negeri swasta
Jenis kelamin
Laki-laki 8 1 0,19 0,65
Perempuan 42 49
Usia
Remaja akhir 17-25 tahun 1 28 3,92 0,68
Dewasa awal 25-35 tahun 24 19
61

RS RS
Karakteristik perawat X² p
negeri swasta
Dewasa akhir 36-45 tahun 11 3
Lansia awal 46-55 tahun 14 0
Suku
Batak 30 37 9,04 1,00
Jawa 12 6
Melayu 2 1
Aceh 3 2
Padang 1 1
Banjar 1 0
Betawi 1 0
Nias 0 3
Penghasilan
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 24 47 0,57 0,75
Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 22 0
Lebih dari Rp.5.000.000,- 4 3
Masa kerja
Advanced beginner (1-2 tahun) 3 25 6,09 0,41
Competent / Kompeten (2-3 tahun) 44 11
Proficient/cakap (3-5 tahun) 0 3
Expert/ahli (> 5 tahun) 3 11

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai p untuk seluruh data

demografi lebih besar dari pada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan jenis kelamin, usia, suku, penghasilan dan masa kerja perawat antara

rumah sakit negeri dan swasta.

Tabel 4.4.2
Perbandingan karakteristik pasien di rumah sakit negeri dan swasta
RS RS
Karakteristik pasien X² p
negeri swasta
Usia
Remaja awal 12-16 tahun 1 3 44,07 0,16
Remaja akhir 17-25 tahun 9 11
Dewasa awal 25-35 tahun 4 9
Dewasa akhir 36-45 tahun 7 9
Lansia awal 46-55 tahun 12 9
Lansia akhir 56-65 tahun 12 5
Manula > 65 tahun 5 4
Suku
Batak 32 24 16,22 0,90
62

RS RS
Karakteristik pasien X² p
negeri swasta
Jawa 7 20
Melayu 4 1
Aceh 2 1
Padang 2 3
Nias 3 0
Sunda 0 1
Jenis kelamin
Laki-laki 39 22 1,60 0,20
Perempuan 11 28
Pendidikan
Tidak sekolah 1 0 19,00 0,08
SD 7 4
SMP 12 5
SMA 19 23
Perguruan Tinggi 11 18
Pekerjaan
Pegawai negeri 5 5 17,68 0,81
Pegawai swasta 10 16
Wiraswasta 16 12
Petani 2 0
Pelajar/mahasiswa 6 8
Ibu rumah tangga 4 9
Pensiunan 7 0
Penghasilan
Belum berpenghasilan 7 7 1,33 0,85
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 34 30
Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 9 13
Lebih dari Rp. 5.000.000,- 0 0
Lama rawat
2-5 Hari 33 41 0,53 0,46
>5 hari 17 9
Pengalaman dirawat
Pernah 29 17 0,47 0,49
Tidak pernah 21 33

Perbandingan karakteristik pasien yang meliputi usia, suku, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, lama rawat dan pengalaman dirawat

dilakukan pada rumah sakit negeri dan swasta. Berdasarkan tabel diatas dapat
63

dilihat bahwa tidak ada perbedaan karakteristik pasien antara rumah sakit negeri

dan swasta.

Tabel 4.4.3
Perbandingan karakteristik perawat dan pasien di rumah sakit negeri
Data demografi Perawat Pasien X² p
Jenis kelamin
Laki-laki 8 39 0,501 0,48
Perempuan 42 11
Usia
Remaja awal 12-16 tahun 0 1 20,91 0,28
Remaja akhir 17-25 tahun 1 9
Dewasa awal 25-35 tahun 24 4
Dewasa akhir 36-45 tahun 11 7
Lansia awal 46-55 tahun 14 12
Lansia akhir 56-65 tahun 0 12
Manula > 65 tahun 0 5
Suku
Batak 30 32 25,84 0,68
Jawa 12 7
Melayu 2 4
Aceh 3 2
Padang 1 2
Banjar 1 0
Betawi 1 0
Nias 0 3
Penghasilan
Belum berpenghasilan 0 7 8,83 0,07
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 24 34
Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 22 9
Lebih dari Rp.5.000.000,- 4 0

Pada rumah sakit negeri terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan

antara karakteristik demografi perawat dan pasien baik pada jenis kelamin, usia,

suku maupun penghasilan.

Tabel 4.4.4
Perbandingan karakteristik perawat dan pasien di rumah sakit swasta
Data demografi Perawat Pasien X² p
Jenis kelamin
Laki-laki 1 22 1,29 0,254
Perempuan 49 28
64

Data demografi Perawat Pasien X² p


Usia
Remaja awal 12-16 tahun 0 3 12,31 0,420
Remaja akhir 17-25 tahun 28 11
Dewasa awal 25-35 tahun 19 9
Dewasa akhir 36-45 tahun 3 9
Lansia awal 46-55 tahun 0 9
Lansia akhir 56-65 tahun 0 5
Manula > 65 tahun 0 4
Suku
Batak 37 24
Jawa 6 20
Melayu 1 1
Aceh 2 1 12,20 0,985
Padang 1 3
Nias 3 0
Sunda 0 1
Penghasilan
Belum berpenghasilan 0 7 1,70 0,426
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,- 47 30
Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 0 13
Lebih dari Rp. 5.000.000,- 3 0

Pada rumah sakit swasta juga menunjukan tidak ada perbedaan yang

signifikan antara karakteristik demografi perawat dan pasien baik pada jenis

kelamin, usia, suku maupun penghasilan.

4.5. Perbandingan Perilaku Caring Perawat antara Persepsi Perawat dan


Pasien di Rumah Sakit Negeri dan Swasta pada 4 Dimensi Caring

Uji asumsi dilakukan pada data yang telah diperoleh. Data yang

terdistribusi secara normal dapat diketahui melalui uji normalitas dengan

menggunakan nilai skewness dan kurtosis dan diperoleh bahwa data tidak normal.

Kemudian dilakukan transform data dan dilakukan uji normalitas kembali dan

diperoleh data tetap tidak normal. Karena uji asumsi normalitas tidak terpenuhi
65

maka uji statistik yang digunakan adalah uji non parametrik yaitu uji Mann

Whitney U.

Tabel 4.5.1
Perbandingan persepsi perawat di rumah sakit negeri dan swasta pada 4 dimensi
perilaku caring
Mean Sum of
Dimensi caring Kelompok n U p
Rank Rank
1. Respectful RS Negeri 50 57,23 2861,50 913,50 0,02
deference to the RS Swasta 50 43,77 2188,50
other
(menghormati
orang lain)
2. Assurance of RS Negeri 50 54,89 2744,50 1030,50 0,13
human presence RS Swasta 50 46,11 2305,50
(mengakui
keberadaan
manusia)
3. Positive RS Negeri 50 57,00 2850,00 925,00 0,02
connectedness RS Swasta 50 44,00 2200,00
(menciptakan
hubungan yang
positif)
4. Professional RS Negeri 50 54,44 2722,00 1053,00 0,17
knowledge and RS Swasta 50 46,56 2328,00
skill (pengetahuan
dan keterampilan
yang profesional)

Terdapat perbedaan persepsi tentang perilaku caring perawat antara

perawat di rumah sakit negeri dan swasta pada dimensi 1 dan 3 sedangkan pada

dimensi 2 dan 4 tidak ada perbedaan.

Tabel 4.5.2
Perbandingan persepsi pasien di rumah sakit negeri dan swasta pada 4 dimensi
perilaku caring
Mean Sum of
Dimensi caring Kelompok n U p
Rank Rank
1. Respectful deference RS Negeri 50 50,92 2546,00 1229,00 0,89
to the other RS Swasta 50 50,08 2504,00
(menghormati orang
lain)
66

Mean Sum of
Dimensi caring Kelompok n U p
Rank Rank
2. Assurance of human RS Negeri 50 48,10 2405,00 1130,00 0,41
presence (mengakui RS Swasta 50 52.90 2645.00
keberadaan
manusia)
3. Positive RS Negeri 50 46,72 2336,00 1061,00 0,19
connectedness RS Swasta 50 54.28 2714.00
(menciptakan
hubungan yang
positif)
4. Professional RS Negeri 50 49,40 2470,00 1195,00 0.70
knowledge and skill RS Swasta 50 51,60 2580,00
(pengetahuan dan
keterampilan yang
profesional)

Tidak ada perbedaan persepsi tentang perilaku caring menurut persepsi

pasien antara rumah sakit negeri dan swasta pada seluruh dimensi caring.

Tabel 4.5.3
Perbandingan persepsi perawat dan pasien di rumah sakit negeri terhadap 4
dimensi perilaku caring
Mean Sum of
Dimensi caring Kelompok n U p
Rank Rank
1. Respectful deference Perawat 50 57,20 2860,00 915,00 0,02
to the other Pasien 50 43,80 2190,00
(menghormati orang
lain)
2. Assurance of human Perawat 50 58,54 2927,00 848,00 0,00
presence (mengakui Pasien 50 42,46 2123,00
keberadaan manusia)
3. Positive Perawat 50 61,55 3077,50 697,50 0,00
connectedness Pasien 50 39,45 1972,50
(menciptakan
hubungan yang
positif)
4. Professional Perawat 50 55,53 2776,50 998,50 0,08
knowledge and skill Pasien 50 45,47 2273,50
(pengetahuan dan
keterampilan yang
profesional)
67

Perbandingan persepsi tentang perilaku caring perawat antara perawat dan

pasien pada empat dimensi caring di rumah sakit negeri ditemukan bahwa hanya

pada dimensi keempat terlihat tidak ada perbedaan sedangkan pada dimensi 1,2

dan 3 terlihat ada perbedaan.

Tabel 4.5.4
Perbandingan persepsi perawat dan pasien di rumah sakit swasta terhadap 4
dimensi perilaku caring
Mean Sum of
Dimensi caring Kelompok n U p
Rank Rank
1. Respectful Perawat 50 52,28 2614,00 1161,00 0,54
deference to the Pasien 50 48,72 2436,00
other
(menghormati
orang lain)
2. Assurance of Perawat 50 53,88 2694,00 1081,00 0,24
human presence Pasien 50 47,12 2356,00
(mengakui
keberadaan
manusia)
3. Positive Perawat 50 54,40 2720,00 1055,00 0,17
connectedness Pasien 50 46,60 2330,00
(menciptakan
hubungan yang
positif)
4. Professional Perawat 50 50,86 2543,00 1232,00 0,90
knowledge and Pasien 50 50,14 2507,00
skill (pengetahuan
dan keterampilan
yang profesional)

Hal yang berbeda terjadi pada perbandingan persepsi tentang perilaku

caring perawat antara perawat dan pasien pada empat dimensi caring di rumah

sakit swasta dimana tidak ada perbedaan pada seluruh dimensi caring.
68

4.6. Perbandingan Perilaku Caring Perawat antara Persepsi Perawat dan


Pasien di Rumah Sakit Negeri dan Swasta

Perbandingan perilaku caring perawat antara persepsi perawat dan pasien

di rumah sakit negeri dan swasta dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6.1
Perbandingan persepsi perawat tentang perilaku caring perawat di RS negeri dan
swasta
RS negeri RS swasta
Variabel Mean Sum of Mean Sum of U p
Rank Rank Rank Rank
Persepsi perawat
tentang perilaku 57,65 2882,50 43,35 2167,50 892,50 0,01
caring perawat

Perbandingan persepsi perawat tentang perilaku caring perawat antara

rumah sakit negeri dan swasta menunjukan ada perbedaan dengan nilai p=0,01

(p<0,05).

Tabel 4.6.2
Perbandingan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat di RS negeri dan
swasta
RS negeri RS swasta
Variabel Mean Sum of Mean Sum of U p
Rank Rank Rank Rank
Persepsi pasien
tentang perilaku 48,18 2409,00 52,82 2641,00 1134,00 0,42
caring perawat

Perbandingan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat antara

rumah sakit negeri dan swasta menunjukan tidak ada perbedaan dengan nilai

p=0,42 (p>0,05).
69

Tabel 4.6.3
Perbandingan persepsi perawat dan pasien tentang perilaku caring perawat di
rumah sakit negeri dan swasta
Perawat Pasien
Variabel Mean Sum of Mean Sum of U p
Rank Rank Rank Rank
Persepsi tentang
perilaku caring
59,22 2961,00 41,78 2089,00 814,00 0,00
perawat di rumah sakit
negeri
Persepsi tentang
perilaku caring
52,32 2616,00 48,68 2434,00 1159,00 0,53
perawat di rumah sakit
swasta

Perbandingan antara persepsi perawat tentang perilaku caring perawat di

rumah sakit negeri dengan persepsi pasien di rumah sakit negeri menunjukan ada

perbedaan dengan nilai p=0,00 (p<0,05) sedangkan antara persepsi perawat

tentang perilaku caring perawat di rumah sakit swasta dengan persepsi pasien di

rumah sakit swasta menunjukan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,53

(p>0,05).
BAB 5

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, secara keseluruhan perawat dan pasien memiliki

persepsi yang baik tentang perilaku caring perawat di rumah sakit negeri dan

swasta. Distribusi frekuensi dan persentase perilaku caring perawat menurut

persepsi perawat dan pasien di rumah sakit negeri dan swasta menunjukan bahwa

mayoritas perawat dan pasien (> 70%) memiliki persepsi yang baik tentang

perilaku caring perawat. Pemahaman perawat tentang caring yang ditampilkan

melalui perilaku caring dapat dimengerti dan diterima oleh pasien.

Perbandingan persepsi antara perawat dan pasien serta antara di rumah

sakit negeri dan swasta menunjukan ada perbedaan yang signifikan. Perawat

memiliki respon yang lebih tinggi dibandingkan pasien dan di rumah sakit swasta

lebih tinggi dari pada di rumah sakit negeri.

5.1 Perbandingan Persepsi Perawat tentang Perilaku Caring Perawat di


Rumah Sakit Negeri dan Swasta

Perilaku caring perawat dapat dipersepsikan sendiri oleh perawat sebagai

pemberi asuhan keperawatan. Perilaku caring perawat mencakup nilai-nilai

humanistik yang diaplikasikan oleh perawat. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Brunton dan Beaman (2000) bahwa perilaku caring perawat menurut persepsi

perawat adalah merahasiakan informasi tentang pasien, memperlakukan pasien

sebagai individu dan menunjukan perhatian kepada pasien. Selain nilai-nilai

70
71

humanstik, perilaku caring perawat juga mencakup pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki perawat, hal ini sejalan dengan pernyataan Green (2004) bahwa

perilaku caring perawat juga mencakup pengetahuan dan keterampilan.

Perawat memiliki persepsi yang berbeda tentang perilaku caring perawat

di rumah sakit negeri dan swasta dengan nilai p=0,01 (p<0,05) dimana nilai rata-

rata lebih tinggi pada rumah sakit negeri. Hal ini menunjukan bahwa perawat di

rumah sakit negeri memiliki persepsi yang lebih baik daripada di rumah sakit

swasta.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi persepsi adalah kebiasaan

(Pieter, Janiwarti & Saragih, 2011). Tindakan yang dilakukan secara berulang dan

dalam waktu yang lama akan berubah menjadi sebuah kebiasaan. Sama dengan

perilaku perawat, tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien dapat menjadi sebuah kebiasaan apabila

dilakukan secara berulang dan dalam waktu yang lama. Kebiasaan yang sudah

terbentuk akan sulit dirubah meskipun kebiasaan tersebut merupakan sesuatu yang

kurang baik.

Kebutuhan fisik pasien merupakan kebutuhan utama pasien menurut

perawat sehingga apabila kebutuhan fisik pasien telah terpenuhi maka perawat

merasa sudah melakukan tugasnya dengan baik.. Perilaku perawat dalam

memenuhi kebutuhan fisik pasien di rumah sakit negeri sudah menjadi sebuah

kebiasaan yang akan diikuti oleh perawat lainnya karena menganggap bahwa

perilaku tersebut adalah perilaku caring kepada pasien. Hal yang berbeda terjadi

di rumah sakit swasta dimana bukan hanya kebutuhan fisik saja yang harus
72

terpenuhi tetapi juga kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual pasien seperti

kebutuhan pasien untuk dihormati (dimensi 1) dan hubungan yang saling

menguntungkan antara perawat dan pasien (dimensi 3).

Perilaku caring perawat dapat dipengaruhi oleh karakteristik demografi

perawat (Oskouie, Rafii, & Nikravesh, 2006; Suliman, Welmann, Omer, &

Thomas, 2009), namun pada penelitian ini menunjukan tidak ada perbedaaan

yang signifikan pada karakteristik demografi perawat di rumah sakit negeri dan

swasta yang meliputi jenis kelamin, usia, suku, penghasilan dan masa kerja

sehingga dapat diasumsikan bahwa karakterstik demografi perawat tidak

mempengaruhi perbedaan yang signifikan antara persepsi perawat di rumah sakit

negeri dan swasta.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku caring perawat adalah

lingkungan kerja (Cox, James, & Hunt, 2006; Oskouie, Rafii, & Nikravesh, 2006;

Salimi & Azimpour, 2013). Menurut UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit dinyatakan bahwa rumah sakit mempunyai tugas dan fungsi. Rumah sakit

negeri dan swasta memiliki tugas dan fungsi yang sama dalam memberikan

pelayanan kesehatan namun dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut rumah

sakit membuat kebijakan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

Pada rumah sakit swasta, kepuasan pasien menjadi hal yang sangat penting

sebab dapat berdampak langsung pada finansial rumah sakit. Pasien yang merasa

puas terhadap pelayanan yang diperoleh akan cenderung berobat lagi ke rumah

sakit tersebut ketika mngalami sakit. Untuk mencapai kepuasan pasien tersebut,

rumah sakit memberikan dukungan seperti melengkapi jumlah dan kualifikasi


73

perawat sesuai dengan kebutuhan, melengkapi fasilitas, membuat standar dan

peraturan yang ketat serta menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.

Kondisi tersebut selain meningkatkan kepuasan pasien secara langsung juga

meningkatkan motivasi perawat dalam bekerja. Pada sistem ketenagaan termasuk

didalamnya sistem ketenagaan perawat, perawat dengan kinerja yang tidak baik

akan menjadi ancaman bagi rumah sakit sehingga rumah sakit dapat melakukan

pemutusan hubungan kerja. Kondisi tersebut mendorong perawat untuk bekerja

dengan baik sehingga dapat mencapai kepuasan pasien.

Hal yang berbeda terjadi pada rumah sakit negeri dimana sebagian besar

kebijakan yang dibuat memerlukan birokrasi yang panjang dan lama seperti dalam

hal memenuhi kebutuhan tenaga perawat berdasarkan jumlah dan kualifikasi,

melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana. Keputusan yang dibuat oleh rumah

sakit tidak terlepas dari peran serta pemerintah setempat. Beban kerja perawat

yang tinggi juga dapat mempengaruhi. Perawat banyak melakukan pekerjaan non

keperawatan seperti kegiatan kebersihan, melengkapi administrasi dan

sebagainya.

Keempat dimensi caring juga menunjukan perbedaan yang signifikan

yaitu pada dimensi 1 (mengakui keberadaan manusia) dan dimensi 3

(menghormati orang lain). Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh pandangan

perawat bahwa pasien di rumah sakit swasta adalah pasien yang memiliki

kemampuan yang lebih secara finansial (pasien di rumah sakit swasta memiliki

penghasilan lebih tinggi daripada pasien di rumah sakit negeri) sehingga

kebutuhan dan harapan pasien akan pelayanan di rumah sakit swasta juga
74

meningkat. Selain kebutuhan secara fisik seperti kesembuhan pasien dari

penyakitnya, kebutuhan psikologis pasien juga mempengaruhi kepuasan pasien.

Terpenuhinya kebutuhan fisik dan psikologis pasien yang menjadi indikator

kepuasan pasien merupakan hal yang paling penting. Kepuasan pasien terhadap

pelayanan tidak dapat diwujudkan hanya melalui keterampilan perawat saja, sikap

perawat seperti menghormati pasien dan mengakui keberadaan pasien juga

merupakan penilaian yang penting bagi pasien. Tuntutan pasien terhadap

pelayanan di rumah swasta lebih tinggi daripada di rumah sakit negeri, oleh

karena itu perawat mengasumsikan bahwa memenuhi kebutuhan psikologis pasien

yang sejalan dengan dimensi 1 dan 3 merupakan hal yang lebih penting di rumah

sakit swasta.

5.2 Perbandingan Persepsi Pasien tentang Perilaku Caring Perawat di


Rumah Sakit Negeri dan Swasta

Perilaku caring perawat juga dapat dipersepsikan oleh pasien sebagai

penerima asuhan keperawatan. Pasien memiliki harapan untuk memperoleh

kepuasan akan asuhan keperawatan dan hal ini dapat diwujudkan melalui perilaku

caring perawat. Penelitian yang dilakukan oleh Raffi, Hajinezhad, dan Haghani

(2007; 2008) di Iran dan penelitian yang dilakukan oleh Wolf et al. (1998) di

Philadelphia menunjukan ada hubungan antara perawat yang caring dengan

kepuasan pasien. Kepuasan pasien akan pelayanan tidak hanya mencakup

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh perawat tetapi juga sikap

perawat dalam melakukan asuhan keperawatan.


75

Asuhan keperawatan yang menerapkan nilai-nilai caring akan

memberikan dampak positif bagi pasien seperti pasien mengalami peningkatan

harga diri, kualitas hidup, pengetahuan dan mekanisme koping, penurunan length

of stay (LOS) dan juga penurunan biaya pengobatan (Desmond, Horn, Keith,

Kelby, Ryan, & Smith, 2014).

Pasien memiliki persepsi yang sama tentang perilaku caring perawat di

rumah sakit negeri dan swasta dengan nilai p=0,53 (p>0,05). Karakteristik

demografi pasien dan keempat dimensi caring juga tidak menunjukan perbedaan

yang signifikan antara di rumah sakit negeri dan swasta. Hal tersebut menunjukan

bahwa konteks rumah sakit apakah rumah sakit negeri maupun swasta tidak

mempengaruhi persepsi pasien tentang perilaku caring perawat tetapi pasien lebih

menitik beratkan pada pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.

Pasien yang berobat ke rumah sakit berharap akan memperoleh kepuasan

akan pelayanan dimana pun pasien tersebut dirawat, apakah di rumah sakit negeri

maupun di rumah sakit swasta. Kepuasan pasien akan pelayanan tidak hanya

mencakup pengetahuan dan keterampilan perawat dalam melakukan intervensi

keperawatan (dimensi 2) tetapi juga sikap yang ditampilkan oleh perawat. Ketika

dirawat, pasien berharap perawat dapat mengakui keberadaan pasien,

menghormati pasien serta menciptakan hubungan yang baik dengan pasien

(dimensi 1,3 dan 4).


76

5.3 Perbandingan Persepsi antara Perawat dan Pasien tentang Perilaku


Caring Perawat

Perilaku caring perawat dapat dipersepsikan baik oleh perawat maupun

oleh pasien. Perawat dapat menilai diri mereka sendiri tentang sejauh mana

mereka telah berperilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien dan pasien dapat menilai perilaku caring perawat berdasarkan apa yang

dirasakan pasien selama memperoleh asuhan keperawatan dari perawat.

Pada rumah sakit negeri terdapat perbedaan yang signifikan antara

persepsi perawat dengan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dengan

nilai p=0,00 (p<0,05). Perawat dan pasien memiliki persepsi yang berbeda tentang

perilaku caring perawat, perilaku caring perawat yang dipersepsikan oleh perawat

lebih tinggi dibandingkan yang dipersepsikan oleh pasien meskipun berada dalam

lingkungan rumah sakit yang sama. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Papastavrou et al. (2011, 2012) di enam negara Eropa serta

penelitian yang dilakukan oleh Sossong dan Poirier (2013) di Amerika

menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara persepsi perawat dan pasien

tentang perilaku caring perawat.

Perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi psikis

(Skinner, 2014). Kebutuhan seseorang untuk dihargai dan dinilai baik oleh orang

lain akan mempengaruhi penilaian orang tersebut terhadap dirinya sendiri. Hal

yang sama terjadi pada perawat dimana saat perawat menilai perilakunya sendiri

maka perawat akan cenderung menilai dirinya lebih baik dibandingkan penilaian

oleh pasien.
77

Perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi konseptual

(Skinner, 2014). Perbedaan pemahaman tentang perilaku caring perawat antara

perawat dan pasien juga dapat mempengaruhi perbedaan persepsi antara perawat

dan pasien. Perilaku caring perawat menurut perawat mencakup pengatahuan,

sikap dan keterampilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

sedangkan menurut pasien lebih menekankan pada keterampilan perawat dalam

melakukan intervensi keperawatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Papastavrou

et al. (2011) yang menyatakan bahwa persepsi pasien tentang perilaku caring

perawat menekankan pada keterampilan teknis dimana perilaku yang menunjukan

kompetensi dalam melakukan intervensi keperawatan merupakan hal yang lebih

penting sedangkan persepsi perawat lebih menekankan pada keterampilan

psikologis. Green (2004) juga menyatakan bahwa perilaku caring perawat

menurut persepsi perawat mencakup pengatahuan, keterampilan dan aspek

psikologis sedangkan menurut Baldursdottir, Jonsdottir, Reykjavik dan Iceland

(2002) perilaku caring perawat menurut persepsi pasien adalah kompetensi klinis.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi perbedaan persepsi antara perawat

dan pasien tentang perilaku caring perawat adalah lingkungan kerja (Salimi &

Azimpour, 2013; Oskouie, Rafii, & Nikravesh, 2006; Cox, James, & Hunt, 2006),

karakteristik perawat (Suliman, Welmann, Omer, & Thomas, 2009; Oskouie,

Rafii, & Nikravesh, 2006) serta karakteristik pasien (Oskouie, Rafii, & Nikravesh,

2006).

Karakteristik demografi yang meliputi jenis kelamin, usia, suku dan

penghasilan tidak menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara perawat dan
78

pasien sedangkan pada lingkungan kerja terdapat perbedaan antara rumah sakit

negeri dan swasta yang mencakup sistem dan kebijakan yang diterapkan di rumah

sakit tersebut.

Perbedaan persepsi antara perawat dan pasien tentang perilaku caring

perawat mengindikasikan perawat kurang optimal dalam mengkaji dan memenuhi

kebutuhan dan harapan pasien. Hal ini dapat dilihat pada dimensi caring yang

berbeda antara perawat dan pasien yaitu pada dimensi 1 (menghormati orang

lain), dimensi 2 (mengakui keberadaan manusia) dan dimensi 3 (menciptakan

hubungan yang positif).

Peningkatan kemampuan finansial pasien akan diikuti peningkatan tuntutan

pasien terhadap pelayanan keperawatan, bukan hanya tuntutan pasien pada

pengetahuan dan keterampilan perawat tetapi juga tuntutan pasien pada kebutuhan

psikologis seperti kebutuhan pasien untuk dihormati, pasien memperoleh

informasi yang jelas tentang pelayanan yang diperoleh, pasien ikut terlibat dalam

pengambilan keputusan berkaitan dengan pelayanan yang diperoleh dan adanya

hubungan yang positif antara perawat dan pasien. Apabila hal ini tidak terpenuhi

maka pasien akan mencari alternatif rumah sakit lain yang memberikan pelayanan

yang lebih baik. Peningkatan jumlah pasien yang berobat keluar negeri khususnya

ke negara tetangga merupakan salah satu dampak dari ketidak puasan pasien akan

pelayanan yang ada di rumah sakit di dalam negeri.

Hal yang berbeda terjadi antara persepsi perawat dengan persepsi pasien

tentang perilaku caring perawat di rumah sakit swasta yang menunjukan tidak ada

perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,53 (p>0,05). Keempat dimensi caring
79

dan karakteristik demografi antara perawat dan pasien di rumah sakit swasta juga

menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku caring perawat adalah

karakteristik perawat dan pasien (Oskouie, Rafii, & Nikravesh, 2006).

Karakteristik demografi perawat dan pasien di rumah sakit swasta yang meliputi

jenis kelamin, usia, dan suku tidak berbeda secara signifikan, hal ini dapat dilihat

dimana perawat dan pasien di rumah sakit swasta sama-sama mayoritas

perempuan, usia remaja akhir dan suku batak.

Persepsi perawat dan pasien yang sama tentang perilaku caring perawat

menunjukan bahwa perilaku caring yang ditampilkan oleh perawat dalam

melakukan asuhan keperawatan dapat dipahami dan diterima oleh pasien, hal ini

dapat dipengaruhi oleh interaksi antara perawat dan pasien. Interaksi merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku caring perawat (Oskouie,

Rafii, & Nikravesh, 2006). Keberhasilan perawat mengkaji dan memenuhi

kebutuhan pasien akan mempengaruhi persepsi pasien dan secara tidak langsung

juga akan mempengaruhi persepsi perawat tentang perilaku caring perawat.

Perilaku dan persepsi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling

mempengaruhi. Perilaku dapat mempengaruhi persepsi dan sebaliknya persepsi

dapat mempengaruhi perilaku (Sekuler & Blake, 2002). Persepsi pasien yang

sejalan dengan harapan pasien akan mendorong perawat berperilaku caring untuk

memenuhi harapan pasien tersebut. Dimana pun pasien di rawat baik di rumah

sakit negeri maupun swasta pasien berharap mendapatkan kepuasan akan

pelayanan keperawatan yang dapat diwujudkan melalui perilaku caring perawat,


80

sebab kepuasan pasien merupakan outcome dari perilaku caring perawat. Hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Raffi, Hajinezhad dan Haghani

(2007, 2008) yang menunjukan ada hubungan antara perawat yang caring dengan

kepuasan pasien.

5.4 Kekuatan dan Keterbatasan Penelitian

Kekuatan dari penelitian ini adalah menggunakan instrumen Caring

Behavior Inventory-24 yang merupakan instrumen hasil reduksi dari Caring

Behavior Inventory-42 (Wolf et al., 1994) yang dikembangkan oleh Wu et al.

(2006) dan telah digunakan pada beberapa penelitian seperti penelitian yang

dilakukan oleh Papastavrou et al. pada tahun 2010, 2011 dan 2012, serta

penelitian yang dilakukan oleh palese et al. (2011). Uji validitas dilakukan oleh

tiga expert keperawatan dengan nilai CVI= 1. Pilot study dilakukan pada 60 orang

sampel dengan nilai cronbach’s alpha = 0,95. Menentukan jumlah sampel

dilakukan menggunakan power analysis dengan teknik pengambilan sampel

menggunakan metode multistage cluster sampling.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa uji non

parametrik sebab data tidak terdistribusi secara normal. Tidak dilakukan kontrol

pada confounding factor seperti penyakit pasien dan klasifikasi unit rawat.
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa perawat dan pasien memiliki

persepsi yang baik tentang perilaku caring perawat di rumah sakit negeri dan

swasta. Hal ini dapat dilihat pada distribusi frekuensi dan persentase perilaku

caring perawat menurut persepsi perawat dan pasien di rumah sakit negeri dan

swasta yang menunjukan bahwa mayoritas perawat dan pasien (> 70%) berada

pada kategori baik. Perbandingan persepsi tentang perilaku caring perawat antara

perawat dan pasien di rumah sakit negeri dan swasta menunjukan ada perbedaan

yang signifikan. Perawat memiliki respon yang lebih tinggi daripada pasien.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi perawat tentang

perilaku caring perawat di rumah sakit negeri dan swasta adalah karakteristik

demografi perawat dan kesadaran perawat akan pentingnya perilaku caring

sedangkan perbandingan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat di

rumah sakit negeri dan swasta menunjukan tidak ada perbedaan dan hal ini

dipengaruhi oleh harapan pasien akan pelayanan keperawatan. Perbandingan

persepsi antara perawat dengan pasien tentang perilaku caring perawat di rumah

sakit negeri menunjukan ada perbedaan sedangkan pada rumah sakit swasta

menunjukan tidak ada perbedaan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

adalah perbedaan pemahaman antara perawat dan pasien tentang perilaku caring

perawat serta interaksi yang terjalin selama proses asuhan keperawatan.

81
82

Perbedaan persepsi antara perawat dan pasien tentang perilaku caring perawat di

rumah sakit negeri mengindikasikan perawat belum optimal mengkaji dan

memnuhi kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual pasien. Oleh karena itu

penting bagi rumah sakit negeri melakukan evaluasi sejauh mana perilaku caring

yang ditampilkan oleh perawat serta memfasilitasi perawat untuk dapat

meningkatkan perilaku caring tersebut.

6.2. Saran

6.2.1. Praktik keperawatan

Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator mutu pelayanan dan hal

ini dapat tercapai melalui perilaku caring perawat. Perilaku caring perawat dapat

tercapai melalui dukungan rumah sakit seperti memasukan nilai-nilai caring

dalam misi rumah sakit, menggunakan perilaku caring perawat sebagai salah satu

indikator mutu pelayanan keperawatan dan mengevaluasi aplikasi perilaku caring

perawat di rumah sakit.

6.2.2. Pendidikan keperawatan

Perilaku caring dalam lingkungan pendidikan akan berdampak pada

keharmonisan hubungan antar dosen dan mahasiswa. Hal ini dapat terwujud

melalui penerapan nilai-nilai caring dalam kode etik di lingkungan pendidikan

serta membuat sistem evaluasi terhadap penerapannya.

6.2.3. Penelitian keperawatan

Penelitian lebih lanjut tentang perilaku caring perawat dengan mengontrol

seluruh confounding factor serta menganalisis faktor yang mempengaruhi


83

perbedaan persepsi antara perawat dan pasien seperti penyakit pasien, klasifikasi

ruang rawat pasien serta seberapa besar perbedaan persepsi antara perawat dan

pasien tersebut akan mempengaruhi kepuasan pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah L., Sulaiman Z., Ahmed N., Lalji S., Damani S., & Merchant A. (2007).
Perception of caring: Patients, nurses, physicians, and administrators.
International Journal for Human Caring, 11 (4).

Alexis O. (2009). Overseas trained nurses’ perception of UK nurses’ caring


attitudes: A quality study. International Journal of Nursing Practice, 15,
265-270.

Alligood M. R. & Tomey A. M. (2010). Nursing theorists and their work. Seventh
Edition. Missouri: Elsevier Inc.

Baldursdottir G., Jonsdottir H., Reykjavik, & Iceland. (2002). The importance of
nurse caring behaviors as perceived by patients receiving care at an
emergency department. Heart & Lung, 31 (1).

Bloom et al. (2000). Genes, Environment, and Human Behavior. Colorado:


Colorado Springs.

Boykin A. & Schoenhofer S. O. (2013). Nursing as caring. A model for


transforming practice. NLN Press.

Brunton B. & Beaman M. (2000). Nurse practitioners’ perceptions of their caring


behaviors. Journal of the American Academy of Nurse Practitioners, 12
(11).

Chen S. Y., Yen W. J., Lin Y. J., Lee C. H., & Lu Y. C. (2012). A Chinese
version of the caring assessment report evaluation Q-Sort Scale for
measuring patients’ perception on nurses’ caring behaviours: Reliability
and validity assessment. International Journal of Nursing Practice, 18,
388-395.

Cherry B. & Jacob S. (2005). Contemporary Nursing. Edition 3. Elsevier Inc:


Missouri.

Clerico E. et al. (2011). Caring for the nurse in the hospital environment.
International Journal for Human Caring, 15 (4).

Coughlin C. (2012). An ethnographic Study of main events during hospitalisation:


Perceptions of nurses and patients. Journal of Clinical Nursing, 22, 2327-
2337.

84
85

Cox H., James J., & Hunt J. (2006). The experiences of trained nurses caring for
critically ill patients within a general wardsetting. Intensive and Critical
Care Nursing, 22, 283-293.

Darmawati. (2013). Persepsi pasien tentang perilaku caring perawat di Rumah


Sakit Umum Daerah Kota Langsa. (Skripsi). Diakses dari
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37915/1/Appendix.pdf pada
tanggal 17 April 2015.

Davis K. & Newstrom J. W. (1985). Human behavior at work: Organizational


behavior. Seventh edition. United States of America: McGraw-Hill, Inc.

Desmond M., Horn S., Keith K., Kelby S., Ryan L., & Smith J. (2014).
Incorporating caring theory into personal and professional nursing practice
to improve perception of care. International Journal for Human Caring,
18 (1).

Dikti. (2012). Draft naskah akademik sistem pendidikan keperawatan di


Indonesia. Diakses dari www.hpeq.dikti.go.id pada tanggal 25 Maret 2015.

Erniyati (2002). Nurses’ caring behavior in pain management as perceived by


nurses and patients with postoperative pain in Medan, Indonesia. (Thesis).

Finch L. P. (2008). Development of substantive theory of nurse caring.


International journal for human caring, 12 (1).

Glembocki M. M. & Dunn K. S. (2010). Building an organizational culture of


caring: Caring perceptions enhanced with education. The Journal of
Continuing Education in Nursing, 41 (12).

Green A. (2004). Caring behaviors as perceived by nurse practitioners. Journal of


the American Academy of Nurse Practitioners, 16.

Gurusinga R. (2013). Perilaku caring perawat dan kepuasan pasien rawat inap.
(Tesis).

King I. M. (1981). A theory for nursing. systems, concepts, process. Canada: John
Wiley & Sons, Inc.

Marston L. (2010). Introductory statistics for health and nursing using SPSS.
SAGE Publications Ltd.

Nurbiyati T. (2013). Persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dalam


pelayanan keperawatan. Diakses dari jurnal.unimus.ac.id › Home › 2013 ›
Nurbiyati pada tanggal 17 April 2015.
86

Nyberg J. J. (1998). A caring approach in nursing administration. Colorado:


University Press of Colorado.

O’Connel E. & Landers M. (2008). The importance of critical care nurses’ caring
behaviours as perceived by nurses and relatives. Intensive and Critical
Care Nursing, 24, 349-358.

Oskouie F. H., Rafii F., & Nikravesh M. Y. (2006). Major determinants of caring
behavior. Harvard Health Policy Review, 7 (1).

Palese A. et al. (2011). Surgical patients satisfaction as an outcome of nurses’


caring behaviors: A descriptive and correlational study in six European
countries. Journal of Nursing Scholarship, 43 (4), 341-350.

Papastavrou E. et al. (2010). Cross-cultural validation and psychometric


properties of the Greek version of the caring behaviors inventory: A
methodological study. Journal of Evaluation in Clinical Practice, 17,
435-443.

Papastavrou E. et al. (2011). A cross-cultural study of the concept of caring


through behaviours: Patients’ and nurses’ perspectives in six different EU
countries. Journal of Advanced Nursing, 68, 1026-1037.

Papastavrou E. et al. (2011). Patients’ and nurses’ perceptions of respect and


human presence through caring behaviours: A comparative study. Nursing
Ethics, 19, 369-379.

Permenkes RI Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah


Sakit. Diakses dari bppsdmk.depkes.go.id/web/filesa/peraturan/2.pdf pada
tanggal 25 Maret 2015.

Petersson V. W., Essen L., V., Sjoden P. O. (1998). Cancer patient and staff
perceptions of caring and clinical care in free versus forced choice
response formats. Original Article, 12, 238-245.

Pieter Z. H., Janiwarti B., & Saragih M. (2011). Pengantar psikopatologi untuk
keperwatan. Jakarta: Kencana.

Polit D. F. & Beck C. T. (2012). Nursing research. Generating and assessing


evidence for nursing practice. Ninth edition. Philadelphia: J. B. Lippincott
Company.

Purwanto H. (1999). Pengantar perilaku manusia. Jakarta: EGC.


87

Raffi F., Hajinezhad M. E., & Haghani H. (2007). Nurse caring in Iran and it’s
relationship with patient satisfaction. Australian Journal of Advanced
Nursing, 26 (2).

Raffi F., Hajinezhad M. E., & Haghani H. (2008). Nurse caring and patients
satisfaction in Iran. International Journal for Human Caring, 12 (3).

Rika. (2013). Perilaku caring perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada
pasien di Ruang rawat inap RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai.
(Skripsi). Diakses dari
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39084/7/Cover.pdf pada tanggal
17 April 2015.

Salimi S. & Azimpour A. (2013). Determinants of nurses’ caring behaviors


(DNCB): Preliminary validation of a scale. Journal of Caring Sciences, 2
(4), 269-278

Sekuler R. & Blake R. (2002). Perception. Fourth edition. New York: McGraw-
Hill Companies. Inc.

Skinner B. F. (2014). Science and human behavior. Massachusetts: Pearson


Education, Inc.

Sossong A. & Poirier P. (2013). Patients and nurse perceptions of caring in rural
United States. International Journal for Human Caring, 17 (1).

Suliman W. A., Welmann E., Omer T., & Thomas L. (2009). Applying Watson’s
nursing theory to assess patients perceptions of being cared for in a
multicultural environment. Journal of Nursing Research, 17 (4).

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta:


Trans Info Media.

Swanson K. M. (1993). Nursing as informed caring for the well-being of others.


Journal of Nursing Scholarship, 25 (4).

Udomluck S., Tonmukayakul O., Tiansawad S., & Srisuphan W. (2010).


Development of Thai nurses’ caring behavior scale. Pacific Rim Int Nurs
Res, 14 (1).

Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan. Diakses dari


www.hukor.depkes.go.id/...uu/UU%20No.%2038%20Th%202014%20ttg
%20Keperawatan.pdf pada tanggal 12 Maret 2015.
88

Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Diakses dari


www.gizikia.depkes.go.id/.../UU-No.-44-Th-2009-ttg-Rumah-Sakit.pdf
pada tanggal 28 Februari 2015.

Watson J. (2008). Nursing. The philosophy and science of caring. Revised edition.
Colorado: University press of Colorado.

Watson J. (2009). Assessing and measuring caring in nursing and health sciences.
Second edition. Newyork: Springer Publishing Company.

Watson J. (2009). Caring as the essence and science of nursing and health care.
Research report, 33 (2), 143-149.

Widmark-Petersson V., Essen L. V., & Sjoden P. (1998). Cancer patient and staff
perceptions of caring and clinical care in free versus forced choice
response formats. Original Article, 12, 238-245.

Wikberg A. & Eriksson K. (2008). Intercultural caring-an abductive model.


Journal Compilation.

Wilkin K. (2003). The meaning of caring in the practice of intensive care nursing.
British Journal of Nursing, 12 (20).

Wolf Z. R., Giardino E. R., Osborne P. A., & Ambrose M. S. (1994). Dimensions
of nurse caring. Journal of Nursing Scholarship, 26 (2).

Wolf Z. R., Colahan M., Costello A., Warwick F., Ambrose M. S., & Giardino E.
R. (1998). Relationship between nurse caring and patient satisfaction.
Medsurg Nursing, 7 (2).

Wu. Y., Larrabee J. H.,& Putman H. P. (2006). Caring Behaviors Inventory: A


Reduction of the 42-Item Instrument. Diakses dari
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=rzh&AN=200911
4454&site=ehost-live.

Wysong P. R. & Driver E. (2009). Patients ‘ perceptions of nurses’ skill. Clinical


article, 29 (4).
 
 

INSTRUMEN PENELITIAN

Perilaku Caring Perawat Menurut Persepsi Perawat dan Pasien


di Rumah Sakit Swasta dan Negeri di Medan

Kode :
No. Responden :
Tanggal :
I. Kuesioner Data Demografi Perawat

Petunjuk Pengisian :
Bapak/ Ibu/ saudara/i diharapkan :
1. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda
checklist (√ ) pada tempat yang tersedia.

2. Semua pernyataan harus dijawab.

3. Tiap satu pernyataan ini diisi dengan satu jawaban.

4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

1. Jenis Kelamin :

Laki-laki

Perempuan

2. Usia :.............Tahun

3. Suku :.......................

4. Masa kerja :.............Tahun

5. Penghasilan:

Rp. 1.000.000,- s/d 3.000.000,-

Rp. 3.000.000,- s/d 5.000.000,-

Lebih dari Rp. 5.000.000,-


  88  
 
 

II. Kuesioner Perilaku Caring Perawat

Petunjuk pengisian:

Bacalah pernyataan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√) pada
jawaban yang sesuai dengan pengalaman saudara/i selama memberi asuhan
keperawatan kepada pasien di rumah sakit.

Pilihan Jawaban
Hampir
No Pernyataan Tidak Kadang Hampir
tidak Biasanya Selalu
pernah kadang selalu
pernah
1. Berbicara dengan
pasien
2. Mendengarkan pasien
dengan penuh
perhatian
3. Merasa empati dan
mengenali pasien
4. Menunjukkan
perhatian kepada
pasien
5. Memperlakukan
pasien sebagai
individu
6. Meluangkan waktu
bersama pasien
7. Mendukung pasien
8. Membantu pasien
untuk sembuh
9. Sabar dan tidak
merasa bosan
menghadapi pasien
10. Percaya diri dalam
menghadapi pasien
11. Melibatkan pasien
dalam perencanaan
perawatannya
12. Memberi kesempatan
pada pasien untuk
menyatakan
perasaannya tentang
penyakitnya dan
pengobatannya

  89  

 
 

Pilihan Jawaban
Hampir
No Pernyataan Tidak Kadang Hampir
tidak Biasanya Selalu
pernah kadang selalu
pernah
13. Menjaga kerahasiaan
informasi pasien
14. Memenuhi kebutuhan
pasien yang
diinginkannya
15. Membantu
mengurangi sakit
pasien
16. Mendatangi pasien
dengan sukarela
17. Memberikan saran
atau mengajari pasien
18. Menunjukkan
pengetahuan dan
keterampilan
professional
19. Menggunakan
peralatan dengan
terampil
20. Mengetahui cara
memberikan suntikan,
dll
21. Menganjurkan pasien
untuk memanggil jika
ada masalah
22. Menjawab panggilan
pasien dengan cepat
23. Memberikan
perawatan dan
pengobatan tepat
waktu
24. Mengurangi keluhan
pasien

  90  

 
 

INSTRUMEN PENELITIAN

Perilaku Caring Perawat Menurut Persepsi Perawat dan Pasien


di Rumah Sakit Swasta dan Negeri di Medan
Kode :
No. Responden :
Tanggal :
I. Kuesioner Data Demografi Pasien
Petunjuk Pengisian :
Bapak/ Ibu/ saudara/i diharapkan :
1. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda
checklist (√ ) pada tempat yang tersedia.
2. Semua pernyataan harus dijawab.
3. Tiap satu pernyataan ini diisi dengan satu jawaban.
4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

1. Tanggal masuk rumah sakit:............................


2. Usia :..............Tahun
3. Suku:........................
4. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
5. Pendidikan:
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
6. Pekerjaan:.........................................................
7. Pengalaman dirawat di rumah sakit yang sama:
Pernah
Tidak pernah
6. Penghasilan:
Rp. 1.000.000,- s/d 3.000.000,-

Rp. 3.000.000,- s/d 5.000.000,-

Lebih dari Rp. 5.000.000,-

  91  

 
 

II. Kuesioner Perilaku Caring Pasien

Petunjuk pengisian:

Bacalah pernyataan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√) pada
jawaban yang sesuai dengan pengalaman saudara/i selama memperoleh asuhan
keperawatan dari perawat di rumah sakit.

Pilihan Jawaban
Hampir
No Pernyataan Tidak Kadang Hampir
tidak Biasanya Selalu
pernah kadang selalu
pernah
1. Perawat berbicara
dengan pasien
2. Perawat mendengarkan
pasien dengan penuh
perhatian
3. Perawat merasa empati
dan mengenali pasien
4. Perawat menunjukkan
perhatian kepada pasien
5. Perawat memperlakukan
pasien sebagai individu
6. Perawat meluangkan
waktu bersama pasien
7. Perawat memberikan
dukungan kepada pasien
8. Perawat membantu
pasien untuk sembuh
9. Perawat bersikap sabar
dan tidak merasa bosan
menghadapi pasien
10. Perawat bersikap percaya
diri dalam menghadapi
pasien
11. Perawat melibatkan
pasien dalam
perencanaan
perawatannya
12. Perawat memberi
kesempatan pada pasien
untuk menyatakan
perasaannya tentang
penyakitnya dan
pengobatannya

  92  

 
 

Pilihan Jawaban
Hampir
No Pernyataan Tidak Kadang Hampir
tidak Biasanya Selalu
pernah kadang selalu
pernah
13. Perawat menjaga
kerahasiaan informasi
pasien
14. Perawat memenuhi
kebutuhan pasien yang
diinginkannya
15. Perawat membantu
mengurangi rasa sakit
yang dialami pasien
16. Perawat mendatangi
pasien dengan sukarela
17. Perawat memberikan
saran atau mengajari
pasien
18. Perawat menunjukkan
pengetahuan dan
keterampilan
professional
19. Perawat menggunakan
peralatan dengan
terampil
20. Perawat mengetahui cara
memberikan suntikan, dll
21. Perawat menganjurkan
pasien untuk memanggil
jika ada masalah
22. Perawat menjawab
panggilan pasien dengan
cepat
23. Perawat memberikan
perawatan dan
pengobatan tepat waktu
24. Perawat mengurangi
keluhan pasien

  93  

BIODATA

Nama : Rahmad Gurusinga, S.Kep., Ns., M.Kep

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 11Oktober 1985

Alamat : Jl.Jenderal Sudirman No.38 Lubuk Pakam

Kab. Deli Serdang

No. Hp : 081362104623

Riwayat Pendidikan :

Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Lulus

SD SD Inpres 060422 Medan-Sumatera Utara 1998

SLTP SLTP Negeri 21Medan-Sumatera Utara 2001

SMU SMU St.Petrus Medan-Sumatera Utara 2004

Diploma III Akper Deli HusadaMedan-Sumatera Utara 2007

Ners STIKes Deli Husada Medan-Sumatera Utara 2010

Magister Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2013

Riwayat Pekerjaan:

1. Staf Dosen di Akper Deli Husada Medan-Sumatera Utara mulai 17Juli 2007

s.d 18Maret 2011.

2. Staf Dosen di STIKes Medistra Lubuk Pakam mulai 20 Maret 2011 s.d

sekarang.

3. Sekretaris Program Studi Ners STIKes Medistra Lubuk Pakam mulai 2011

s.d sekarang.

95
BIODATA

Nama : Syarif Zen Yahya, S.Kp., M.Kep

Tempat dan Tanggal Lahir : Cirebon, 12 Desember 1964

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Alamat : JL.Setia Budi Pasar I Gg.Gayo no.9 Tanjung Sari

Medan 20132

Riwayat Pendidikan:

Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Lulus

SD SD Negeri I Jungjang 1977

SLTP SLTP Negeri I Arjawinangun 1981

SLTA SLTA Negeri I Palimanan 1984

DIPLOMA III AKPER Depkes RI Jakarta 1987

SARJANA Fakultas Ilmu Keperawatan UI 1996

MAGISTER Fakultas Keperawatan USU 2013

Riwayat Pekerjaan

1. Dosen Akper Depkes RI/Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Medan 1988 s/d Sekarang.

2. Dosen Luar Biasa di PSIK-FK USU 1998 s/d 2003

3. Direktur Akper Wirahusada 1996 s/d 2000.

4. Kaprodi D-III Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan tahun 2006 s/d 2010.

96
BIODATA

Nama : Roslina, SKM., S.Kep., Ns., M.Kep

Tempat/Tanggal Lahir : Aek Kanopan, 20 Juli 1969

Alamat : Komplek Classic III No. 45 Pasar 1 Tanjung Sari

Medan

No. Telp./Hp : 081 260 98 8572

Riwayat Pendidikan:

Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Lulus

SD SDN 112282- Aek Kanopan 1981

SLTP SLTP Negeri -1 Aek Kanopan 1984

SMU SMUN – 1 Aek Kanopan 1987

Diploma III Akper Universitas Darma Agung Medan 1990

Akbid Universitas Prima Medan 2005

Strata I FKM Universitas Prima Medan 2007

Ners STIKes Binalita Sudama Medan 2009

Magister Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2013

Riwayat Pekerjaan:

1 Tenaga Perawat di PT. Smart Coorporation mulai dari 1990 s.d 2005

2 Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai Perawat Pelaksana di RSUD

Dr. Pirngadi Kota Medan mulai dari 2005 s.d 2007

97
3 PNS sebagai Ketua Tim Perawat di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan mulai

dari 2007 s.d 2009

4 PNS sebagai Kepala Ruangan di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan mulai dari

2009 s.d Juli 2013

5 PNS sebagai Pelaksana Tugas Kaseksi Penelitian di RSUD Dr. Pirngadi

Kota Medan mulai dari Juli 2013 s.d sekarang

98
KEMENTERIAN PENDIDIKAFI DAN KEBUDAYAAN
T]NIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jalan Prof. illa'as No. 3 Kampus USU Medan 20155
Telp.l Fax: (061) 82r33r8

2 MAY ?015

Nomor : gero /trNs.2. t. I 3/PPIvr/20 I5


Lampiran :-
Perihal : Ijin Pengambilan Data

Yth. Direktur RSUD Dr. Pirngadi


di
Medan

Sehubungan dengan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan mahasiswa Fakultas


Keperawatan Universitas Sumatera Utara, maka kami mohon kesediaan BapaMbu
memberikan ijin untuk pengambilan data bagi mahasiswa kami yang tersebut di bawah ini :

Nama Evi Ramayanti Purba


NIM 137046036
Prog.StudilJurusan Magister Ilmu Keperawatan / Administrasi Keperawatan.
Judul Perilaku Caring Perawat Menurut Persepsi Perawat dan Pasien
di Rumah Sakit Swasta dan Negeri di Medan.

Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

M.Kes
199802 I 002

Tembusan:
1. Yang bersangkutan


KEMENTERIA}{ PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAh{
TNI-IVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jalan Prof. Ma'as No. 3 Kampus USU Medan 20155
Telp./ Fax: (06,l} 8213318
Laman : htb:/Ifkep.usu.ac.id/

1 2 I'{AY 20:5

(\6
Nomor ,Q /uN5.2. l. r 3/PPt\,{/20 I 5
Lampiran
Perihal : Ijin Pengambilan Data

Yth. Direktur RSU Royal Prima


di
Medan

Sehubungan dengan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan mahasiswa Fakultas


Keperawatan Universitas Sumatera lltara, maka kami mohon kesediaan Bapak/lbu
memberikan iiin untuk pengambilan databagi mahasiswa kami yang tersebut di bawah ini :

Nama Evi Ramayanti Purba


NIM t37046036
Prog.Studi/Jurusan Magister llmu Keperawatan / Administrasi Keperawatan.
Judul Perilaku Caring Perawat Menurut Persepsi Perawat dan Pasien
di Rumah Sakit Swasta dan Negeri di Medan.

Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

ea.S inata M.Kes


f,'nr* 1227 199802 t

Tembusan:
1. Yang bersangkutan


KEMENTERIAN PENDIDTKAIT DAN KEBUDAYAAN
T]MVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jalan Prof. Ma'as No.3 Kampus USU iiedan 20155
Telp./ Fax: (061) 82{33{8
Laman : http://ftep.usu.ac.id/

I ? MAY lni6
Nomor , 923 ruN5.2.l.t3 tPPMJzors
Lampiran
Perihal : Ijin Pengambilan Data

Yth. Direktur RS Sari Mutiara


di
Medan

Sehubungan dengan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan mahasiswa Fakultas


Keperawatan Universitas Sumatera Utarq maka kami mohon kesediaan BapaMbu
memberikan ijin untuk pengambilan data bagi mahasiswa kami yang tersebut di bawah ini :

Nama Evi Ramayanti Purba


NTM 137046A36
Prog.Studi/Jurusan Magister llmu Keperawatan / Administrasi Keperawatan.
Judul Perilaku Caring Perawat Menurut Persepsi Perawat dan Pasien
di Rumah Sakit Swasta dan Negeri di Medan.

Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

9- W8(&zz

Tembusan:
1. Yang bersangkutan


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
F'AI(ULTAS KEPERAWATA}I
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAI{
JL Prof.ll{us No.3 Krupus USU 20155 M€ds II{DONE$IA* Tel : +62-61-8283f 8
Fex: +62-6 1-&l 133 18, E-Mait : Fkep_keplr@yahooco.id

Nomor :473rulsP2015
htdt : khmran Komisi Hk Mfit[an Keselrnrtan Hrrulh Kefemw'alan USIJ

KomisiEtik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawahn USU, dengan inincnyatakan penelitian :

Nama : EviRamayanti Purba


NIM :137046036
Judul : Perilaku Caring Perawat Menurut Persepsi Peraumtdan Pasien di Rumah Sakit
Swash dan Negeri di lvledan

telah dikaji dan diputuskan bahrva proposal penelitian tersebut tidak bertentangan dengan nilai dan
norma kemanusiaan.

Medan,l'l Mei 2015

re#ffi
Nasution, S.Kp, MNS
1m052m1122001



Page 1 of 1
PEMBRINTAH KOTAMEDAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI
(AKREDITASI DEP. KES. RI NO : HK.00.06.3.5.738 TGL.9 FEBRUARI2007 )
Jalan Prof. H.M. Yamin, SH No. 47 MEDAN ffi
Nomor
Sifat lNt *za.z,wza$ Medan, 3l tai za1'5
Lampiran
Perihal i"tesal Penelitian
An. Evi Ramayanti Purba

fiepada kh:
Dekan Fakultas Keperawatan
U*ivers*;ssW-
Di-
Tempat

Dengan hormat,
Membalas surat saudara no : 920lUN5.2.l.13lPPMl20l5 tanggal: 12 May 2015 perihal :

Izin Pengambilan Data, dengan idkami hahwe

NAMA : EW RATITAYANTI PURBA


NIM : 137(H6{13#Kqerc*araa Ad;ainis*asi
Institusi : S-2 Fakullos Keperawatan USU
T€tah selesai melaksanakan Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngndi Kofa
Medan dengan judul :

Peritaks Curing Perswst Menurut Percepsi Perawat Dsn Pasien Di Rumak Sfikft
Swasta Dan Negeri Di Medan.

Untuk kelangsungan kegiatan Penelitian, kiranya saudara dapat memberikan kepada kami
I (satu) eksp Tesis jilid Lux dan I (satu) buatr dalam bentuk CD.
Demikian disampaikan atas perhatian dan kerjasamanya diucapkanterima kasih.

.iAH (o
/,Y* r\\ -/.,-

ffirs
,a
o-

tr\
\ Elfendi M.Sc
Utamri Muda
NrP. 19610815 198710 I 001


w
Jl. Ayahanda No. 68 A
Medan 20118
Tlp : (061) 888 13182 - 888 13183 (Hunting)
Fax: (061) 800 13181
Web : www.royalpriina.com
RS. RO YAL PRIMA Email : contact@royalprima.com

Medan, l0 Juni 2015


No ' 149 /DrR/Exr/RSRp/vr/2015
Lamp : -
Hal : Konfirmasi Iiin Peneambilan Data

Kepada Yth,
Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Di-
Tempat

Dengan hormat,

Berdasarkan surat Nomor. 9164JN5.2.l.l3/PPMt20l5 pada tanggal 12 /ray 2015


perihal Permohonan Ijin Pengambilan Data, bersama dengan ini kami sampaikan kepada
Bapak/ Ibu bahwasanya mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan / Administrasi Keperawatan
dibawah ini :

Nama : Evi Ramayanti Purba


NIM :137046036
Kekhususan : Ilmu Keperawatan

Diizinkan untuk melakukan pengambilan data di RS Royal Prima Medan, pada bulan Juni
2015.

Demikianlah surat ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Tembusan:
1. Arsip

"F{rGH qUALrry CnnE rs OUR Pruonlry" 


ffi
i#*
MM dryl
"d:
Fffi{&'MT'Hffi
trI+dsl,ifl Telp I)
ffiUffiMMtr
:. 4i
I

I{rprer,\Iuslinrl.Io. 19 } i:1. (06 S{5 }8] Exr { i ). Fsx [06 U 845i I-14
Losdih.ssrwF-staail. ce
Medan, 22 Juni 2015

Nomor : 9 8/D ikl it/ RSU -S l4/{4/ 2 0 I 5


Sfat : Penting
Lamp
Hal : Izin Penelitian

Dengan hormat,

Menindak lanjuti Disposisi Surat dari Direlctur No. 819/11.1/RSUSb[/VI/20]5 tertanggal


03 Juni 2015 tentang perihal diatas mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara Fakuhas
Keperawatan atas natna :
No Nama NIM Judul
T Evi Ramayanti 137046036 Perilaku Caring Perawat Menurut
Purba Persepsi Perawat Dan Pasien Di Rutwh
Sakit Swasta Dan Neperi Di Medan

Maka dengan ini kami sampaiknn kepada Ka. Instalasi / Ruangan agar membantu
mahasiswa tersebut dalam pengambilan data sesuai yang diharapkan. Dalam hal ini mahasiswa
tersebut bersedia mematuhi peraturanyang berlaku di RSU Sari Mutiara.
Demikianlah surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terimakasih.

Tembusan:
- Direldur RSU Sari Mutiara Medan



Anda mungkin juga menyukai