TESIS
Oleh
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
Oleh :
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
ABSTRAK
Tujuan dari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Pressure (Tekanan), Opportunity(Kesempatan),Rationalization (Rasionalisasi),
Capability(Kemampuan),Greed (Keserakahan) dan Exposure(Pengungkapan) baik secara
simultan dan parsial terhadap Fraud (Kecurangan) pada perusahaan farmasi di Sumatera
Utara.Populasi penelitian yaitu Karyawan perusahaan farmasi sebanyak154karyawan. Sampel
dipilih menggunakan metode purposive sampling yang menghasilkan 61karyawan sebagai
responden sampel. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, analisis
regresi berganda (Multiple Regression Analysis), serta untuk mengetahui koefisien regresi
menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), uji asumsi klasik, uji hipotesis. Data
penelitian ini diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science
(SPSS) 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pressure (Tekanan) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Fraud (kecurangan), Opportunity (Kesempatan) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Fraud (kecurangan), Rationalization (Rasionalisasi) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Fraud (kecurangan), Capability (Kemampuan) berpengaruh
positif dan signifikanterhadap Fraud (kecurangan), Greed (Keserakahan) berpengaruh negatif
dan tidaksignifikan terhadap Fraud (kecurangan), dan Exposure (Pengungkapan)berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap Fraud (kecurangan)pada perusahaan farmasi di Sumatera
Utara.
ABSTRACT
The objective of the research was to discover and analyze either simultaneous and
partial influence of Pressure, Oppoortunity, Rationalization, Capability, Greed, and Exposure
on Fraud in pharmacy companies in North Sumatera Province. The population was all
employees in pharmacy companies i.e. 154 people. Purposive sampling technique was
employes to select 61 employees as the samples. The data were analyzed by applying
descriptive analysis and Multiple Regression Analysis; the regression coefficient was
discovered by using Ordinary Least Square, classicla assumption and hypothesis testing.
Software of Statistical Package for Social Science (SPSS) 21 was used to process the data. The
research results demonstrated that Pressure, had positive and significant influence on Fraud,
Opportunity had positive and significant influence on Fraud, Rationalization had positive and
significant influence on Fraud, Capability had positive and significant influence on Fraud,
Greed had negative and insignificant influence on Fraud, and Exposure had positive and
insignificant influence ofn Fraud in the pharmacy companies in North Sumatera Province.
ii
RIWAYAT HIDUP
3. Agama : Islam
4. Orang Tua
Ayah : Narwan, SH
5. Status : Menikah
8. Email : riski.albar30@gmail.com
9. Pendidikan:
b. PT. Kimia Farma Trading & Distribution Cab. Medan 2015 – Sekarang
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan berkah-Nya, sehingga
penulisan tesis yang berjudul “Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya fraud pada
Penulis menyadari bahwa meskipun penulis telah berupaya untuk dapat menyusun dan
pengetahuan yang penulis miliki, maka tesis ini masih jauh dari yang diharapkan, baik ditinjau
dari aspek gaya bahasa maupun kedalaman materinya. Oleh karena itu sebagai salah satu
upaya untuk lebih menyempurnakan tesis ini, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan
Tesis ini merupakan tugas akhir dan syarat mencapai gelar Kesarjanaan Strata Dua
pada Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya atas bantuan, dukungan, doa, dan bimbingan yang telah penulis terima
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum, selaku rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Erlina, S.E, M.Si, Ph.D, Ak, CA, CMA selaku Ketua Program Studi Magister
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen
pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan, saran, serta masukan kepada
iv
4. Bapak Dr. Iskandar Muda, S.E, M.Si, Ak, CA selaku sekretaris Program Studi Magister
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen
pembimbing II yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis
5. Ibu DR. Rina Bukit SE, M.Si, Ak, CA selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan
6. Bapak Keulana Erwin , S.E , M.Si, Ak, CA, PhD selaku dosen pembanding yang telah
memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan
7. Bapak Keulana Prof. Dr. Badaruddin M.Si selaku dosen pembanding yang telah
memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis sehingga mampu menghasilkan
8. Seluruh dosen dan staf administrasi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara, karena atas dedikasi dan kerja kerasnya telah banyak
9. Teristimewa untuk Orangtuaku Tercinta, Bapak Narwan dan Ibu Seminar Hati, serta untuk
Abang dan Kakak , yang selalu memberikan motivasi, semangat, serta doa, sehingga
10. Secara khusus penulis ucapkan terimakasih kepada Istriku tercinta dan tersayang Latifah
Sopi Permadani S.E, untuk segala kasih sayang, cinta, doa, kesabaran, dukungan, dan
pengertiannya selama perkuliahan hingga akhir selalu jadi motivator dan penyemangat
11. Pimpinan Perusahaan farmasi tempat saya melakukan riset penelitian yang telah
membantu dalam memperoleh data penelitian sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
12. Pimpinan perusahaan ditempat saya bekerja terkhusus untuk Branch Manager dan
Supervisor penjualan saya yang telah banyak memberikan bantuan dan izin menjalankan
13. Teman-teman kuliah Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara Kelas Paralel 16, serta teruntuk semua pihak yang telah membantu yang
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada seluruh pihak yang
telah memberikan banyak bantuan dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan maupun
dalam penyusunan tesis ini. Penulis menyadari bahwa keterbatasan penulis membuat penelitian
ini menjadi kurang sempurna, karena itu masih diperlukan saran maupun masukan dari
pembaca. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………………………… i
ABSTRACT………………………………………………………………………………… ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ …………………. vii
DAFTAR TABEL.................................................................................... ………………... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... …………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... …………………. x
vii
ix
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Tindakan kecurangan (fraud) menjadi salah satu permasalahan besar yang terus-
menerus dialami oleh berbagai sektor, baik itu sektor pemerintah ataupun sektor swasta yang
terus akan merusak tatanan kebijakan bahkan kredibilitas dari suatu entitas bisnis. Hamdani
(2015) menyatakan bahwa dalam jangka waktu yang panjang, korupsi yang merupakan bagian
dari fraud itu sendiri dapat mengakibatkan kerusakan moral bagi banyak individu, keluarga,
masyarakat Indonesia maupun dunia, bahkan merendahkan legitimasi dan kredibilitas negara
di mata masyarakat.
Komisi Pemberantasan Korupsi (2017), tingkat kerawanan korupsi bisa dilihat dari
banyaknya kasus korupsi. Dari data kasus tindak pidana korupsi dunia pendidikan 2006-2015,
tak kurang dari 400 kasus dengan kerugian negara mencapai Rp 1,3 triliun. Sedangkan kasus
korupsi di bidang kesehatan pada 2001-2013, terdapat 100-an kasus korupsi yang berdampak
pada kerugian negara mencapai Rp 594 miliar. Indonesian Corruption Watch (ICW) (2017)
menyatakan bahwa sektor pelayanan publik sangat rentan untuk dikorupsi dalam proses
pengadaan barang dan jasa. Sepanjang tahun 2017 terdapat 84 kasus korupsi pada sektor
pelayanan publik dengan total kerugian negara setidak-tidaknya Rp 1.02 triliun dengan modus
yang banyak digunakan adalah penyalahgunaan anggaran, penggelembungan harga (mark up),
dan pungutan liar serta suap dan gratifikasi. Kemudian hasil laporan ICW (2018), ditemukan
bahwa masih banyaknya praktik kecurangan pengadaan barang dan jasa di bidang kesehatan
mendapat status “red” oleh KPK, menempatkan Provinsi Sumatera Utara pada urutan pertama
di tahun 2016 dan hanya bergesar keurutan kedua di tahun 2018. Sementara itu, untuk praktik
kecurangan pengadaan barang dan jasa bidang kesehatan di Provinsi Sumatera Utara
mengakibatkan total kerugian negara setidak-tidaknya Rp 122 miliar yang didominasi oleh
Aparatur Sipil Negara (ASN), dengan komposisi 61 orang ASN dan 21 orang pihak swasta
Beberapa kasus kecurangan dalam hal pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan di
Sumatera Utara yang melibatkan beberapa penyelenggara negara hingga sektor swasta
diantaranya seperti yang dilansir oleh Okezone.com (2018) terkait keterlibatan Pejabat
Pembuat Komitmen, Ketua Panitia dan Sekretaris panitia pengadaan alat kesehatan (Alkes)
dan pil KB di Rumah Sakit Umum (RSU) Swadana Tarutung Tahun Anggaran 2012. Nilai
dari kerugian Negara diperkirakan lebih dari Rp 1,2 miliar. Merdeka.com (2018) juga
memberitakan kasus korupsi alat kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Panyabungan Mandailing Natal SUMUT APBNP tahun 2012, kerugian Negara mencapai Rp
4,2 miliar. Masih tahun anggaran yang sama, yaitu kasus korupsi alat kesehatan di RSUD
Pirngadi Kota Medan pada Tahun Anggaran 2012, nilai kerugian Rp 1,1 miliar dan Kasus
Pengadaan Alat Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Kota Binjai Tahun Anggara
2012 yang merugikan Negara hingga Rp 3,5 M (Tribun, 2018). Keempat kasus tersebut
terungkap berdasarkan pemeriksaan dari BPKP pada tahun berjalan dan merupakan bentuk
kecurangan dari pihak-pihak melalui sikap kepribadian dan melibatkan entitas sebagai
tersangka kasus Korupsi tersebut tidak lain mereka adalah pihak Swasta rekanan atau Penyedia
dalam pengadaan.
Banyak upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kasus korupsi Pengadaan
Barang dan Jasa. Namun upaya atau metode yang dilakukan dalam pemberantasan korupsi di
Indonesia masih cenderung parsial dan tidak memiliki desain strategis yang jelas sehingga
dalam banyak hal tidak mampu mengurangi secara signifikan tingkat korupsi yang terjadi
pemberantasan korupsi di Indonesia masih lambat karena hanya berfokus di sektor birokrasi
padahal sektor tersebut hanya menyumbang kenaikan nilai rata-rata 1-2 poin saja per tahunnya
dalam Corruption Perception Index yang merupakan suatu indikator pemberantasan korupsi di
dunia.
Keterlibatan sektor swasta yang notabene sebagai sebuah entitas bisnis yang
bersinggungan dengan pemerintahan dalam praktik bisnisnya juga turut andil dalam peran
serta banyak praktik kecurangan (fraud) berupa korupsi pengadaan barang dan jasa terkhusus
bidang kesehatan sebagaimana kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan yang dibutuhkan
oleh pemerintah daerah baik Dinas Kesehatan yang mendistribusikan kepada puskesmas ke
berbagai pelosok kecamatan dan desa maupun Unit Layanan Terpadu seperti Rumah Sakit
Salah satu penelitian yang dilakukan Hafiz (2017), mengungkapkan bahwa kasus-kasus
kecurangan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu dengan tujuan untuk
memperkaya dirinya sendiri dan kelompok tertentu di provinsi Sumatera Utara didominasi
karena adanya tekanan yang berasal dari diri sendiri, kebutuhan keuangan serta tekanan dari
lingkungan pekerjaan. Selain itu, peluang-peluang yang terbuka atas lemahnya sistem
pengendalian internal perusahaan maupun pemerintah menjadi celah bagi pelaku untuk
terjadinya korupsi atau kecurangan berasal dari internal yang didukung oleh faktor eksternal
lain adalah, Tekanan/ pressure, merupakan satu dari 3 faktor dalam Teori Triangle Fraud yang
dikemukanan oleh Cressay (1953) yang kemudian digunakan dalam banyak penelitian untuk
(2016) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara tekanan terhadap perilaku
kecurangan. Kemudian hasil penelitian Purwanto, Mulyadi & Anwar (2017) menunjukkan
bahwa tekanan berpengaruh terhadap fraud dalam pengadaan barang dan jasa pada
pemerintahan kota Bogor. Sejalan dengan itu penelitian manossoh (2016) menunjukkan
kecurangan melakukan fraud hal ini dibuktikan oleh Hanapi (2017) dalam penelitiannya bahwa
sebagian besar tindakan kecurangan pada pengadaan barang dan jasa dikarenakan Peluang
yang cukup besar pada proses kegiatan pengadaan barang dan jasa. Kemudian Ristianingsih
(2017) menempatkan hal yang sama bahwa peluang atas lemahnya pengendalian internal dan
Selain tekanan dan peluang yang menjadi faktor penyebb terjadinya fraud adalah
Rasionalisasi dari diri pelaku bahwa tindakan yang dilakukan karena suatu kesalahan. Sejalan
dengan hal tersebut albretch et al. (2011) yang mengungkapkan seorang pelaku kecurangan
menganggap tindakan yang dilakukannya adalah bukan suatu kesalahan melainkan entitas
berhutang jasa kepada pelaku fraud. Hal serupa di ungkapkan oleh Widyasari (2016) bahwa
rasionalisasi pelaku fraud dikarenakan pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa tindakannya
bukan merupakan suatu kecurangan melaikan suatu hal yang menjadi hak atas kinerjanya.
Perkembangan teori fraud menghasilkan suatu tambahan faktor pelaku fraud melakukan
Wolfe & Hermanson (2004) hasil penelitian mereka menunjukkan penipuan tidak akan terjadi
tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat untuk melaksanakan setiap detail
kecurangan tersebut. Walaupun listia ningsih 2017 menyatakan bahwa elemen capability /
kemampuan tidak dapat diteliti secara langsung karena masih harus memerlukan proksi-proksi
menjadi hal yang tidak terpisahkan daripada faktor-faktor fraud lainnya untuk menilai resiko
terjadinya fraud.
Teori fraud lainnya menyebutkan bahwa Keserakahan / greed pada individu pelaku fraud
juga memicu tindakan kecurangan. Hal tersebut diungkapkan oleh J.Bologne (1993) yang
memperkenalan keserakahan / greed dari ke-empat faktor penyebab terjadinya fraud dalam
teori GONE. Hasil penelitian Dewi (2017) terkait dana bantuan partai politik menyebutkan
yang diinginkan mampu melakukan apapun walaupun hal tersebut bertentangan. Hal tersebut
diperkuat oleh Hakim (2017) yang mengungkapkan bahwa pelaku kecurangan yang
mengungkapkan bahwa keserakahan menjadi faktor penyebab pelaku melakukan fraud yang di
atau umum yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan.
Selanjutnya exposure dipandang sebagai hal yang berkaitan dengan hukuman pada pelaku
korupsi yang rendah, hukuman yang tidak membuat jera pelaku atau orang lain dan efek jera
yang minim. Hukuman yang rendah / exposure dikemukanan oleh dewani & chairi (2015)
sebagai hal yang berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku
kecurangan apabila pelaku ditekukan melakukan kecurangan. Hukuman yang rendah belum
menjamin tidak terulangnya kecurangan tersebut baik pelaku yang sama maupun oleh pelaku
yang lain. Sementara itu hasil penelitian isgiyata, indayani dan budioni (2018) menyebutkan
bahwa exposure berpengaruh positif pada perilaku fraud tetapi penelitian yang sama
menyebutkan bahwa faktor exposure akan menurunkan prilaku fraud apabila idealisme yang
dimiliki oleh pimpinan suatu entitas. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Anfas, Mahdi, dan
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang dikemas dalam judul “Faktor-faktor yang
Utara”.
Berdasarkan pada paparan latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi
Tujuan penelitian adalah segala sesuatu yang hendak dilakukan dan dicapai di dalam
penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
2. Bagi Ilmu Pengetahuan, kontribusi bahan pustaka, referensi, serta dapat membantu
judul yang sama dengan penelitian ini dan juga menambah khasanah penelitian bagi
3. Bagi Objek Penelitian, penelitian ini memberi manfaat berupa masukan/saran untuk
Penelitian ini dikembangkan dari dua penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Zulaikha dan Hadiprajitno (2016) yang berjudul “Faktor-faktor yang
metode survei kuesioner yang dijalankan (running) kepada Auditor Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan Kantor Perwakilan Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pressure
(Kelemahan Sistem & Kualitas Panitia Pengadaan) berpengaruh signifikan terhadap fraud,
rationalization (Sikap terhadap perilaku fraud, Norma Subjektif Akan tindakan Fraud dan
Kontrol Perilaku yang dipersepsikan) signifikan terhadap Niat Berbuat Fraud (Intention to
Selanjutnya, penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan Hafiz (2017) yang
Sumatera Utara (Studi Atas Persepsi Akademisi dan Praktisi di Provinsi Sumatera Utara).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pertanyaan yang semi
terstruktur yang dijalankan (running) kepada rektor-rektor yang memenuhi kriteria tertentu
sebagai perwakilan akademisi dan pihak-pihak terkait sebagai perwakilan dari praktisi.
Penelitian ini menggunakan analisis tematik dan menghasilkan kesimpulan bahwa alasan
pelaku tindak kecurangan dalam melakukan kecurangan yang didominasi oleh pressure
(tekanan keuangan dan lingkungan pekerjaan), opportunity (kesempatan yang dimiliki karena
memiliki jabatan dan lemahnya sistem yang ada), dan rationalization (rasionalisasi bahwa
yang dilakukannya bukanlah sebuah kesalahan karena pelaku berpikir bahwa ia telah berjasa
untuk Negara).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Zulaikha dan Hadiprajitno (2016) dan Hafiz
(2017) adalah:
penelitian.
to engage, dan locus of control sebagai variable intervening. Penelitian ini tidak
dengan studi kasus dan mengajukam pertanyaan semi tersturktur secara langsung
dari responden.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Zulaikha dan Hadiprajitno (2016) dan Hafiz
perilaku Greed
yang 6. Pengun
dipersepsik gkapan /
an Eksposu
re
Variabel
Intervening : Variabel Dependen
1. Niat / Eksogen :
Berbuat 1. Fraud /
Fraud Kecurangan
Variabel Dependen
/ Eksogen :
1. Fraud
(Penyimpan
gan dalam
pengadaan
Barang /
Jasa
Jenis
2 Kuantitatif Kualitatif Kuantitatif
Penelitian
3 Responden Auditor Eksternal / Rektor Perusahaan
/ Informan BPK Universitas se Farmasi di
Sumatera Utara Sumatera Utara.
& Praktis di
Sumatera Utara
BAB II
LANDASAN TEORI
Behavior) mencakup 3 hal, yaitu keyakinan tentang kemungkinan hasil dan evaluasi dari
keyakinan perilaku tersebut (behavioral beliefs), keyakinan tentang norma yang diharapkan
dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs), serta keyakinan tentang
adanya faktor yang dapat mendukung atau menghalangi perilaku dan kesadaran akan kekuatan
Ajzen (2005), mengembangkan teori ini dengan menambahkan konstruk yang belum ada
di TRA. Konstruk ini disebut dengan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral
control). Konstruk ini ditambahkan di TPB untuk mengontrol perilaku individu yang dibatasi
oleh kelemahan dan keterbatasan dari kekurangan sumber daya yang digunakan untuk
bahwa mereka tidak mempunyai sumber daya yang ada atau tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan membentuk minat
berperilaku yang kuat untuk melakukannya, walaupun mereka mempunyai sikap yang
positif terhadap perilakunya dan percaya bahwa orang lain akan menyetujui seandainya
12
antara kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) dengan minat yang
behavioral control) dengan perilaku. Di banyak contoh, kinerja dari suatu perilaku
tergantung tidak hanya pada motivasi untuk melakukannya tetapi juga kontrol yang
cukup terhadap perilaku yang dilakukan. Dengan demikian. Kontrol perilaku persepsian
melalui minat dan juga dapat memprediksi perilaku secara langsung. Di model hubungan
Kontrol perilaku yang dirasakan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan
seseorang mengenai sulit atau tidaknya untuk melakukan perilaku tertentu (Azwar 2003). TPB
mengganggap bahwa teori sebelumnya mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan
sebelumnya oleh individu melainkan, juga dipengaruhi oleh faktor mengenai faktor non
motivasional yang dianggap sebagai kesempatan atau sumber daya yang dibutuhkan agar
perilaku dapat dilakukan. Sehingga dalam teorinya, Ajzen (2005), menambahkan satu
dertiminan lagi, yaitu kontrol persepsi perilaku mengenai mudah atau sulitnya perilaku yang
dilakukan. Oleh karena itu menurut TPB, intensi dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: sikap, norma
subjektif, kontrol perilaku. TPB tidak secara langsung berhubungan dengan jumlah dari
kontrol yang sebenarnya dimiliki oleh seseorang, tetapi teori ini mempertimbangkan pengaruh-
pengaruh yang mungkin dari kontrol perilaku yang dipersepsikan dalam pencapaian tujuan-
tujuan perilaku.
financially benefit the deceiver” yang diinterpretasikan sebagai sebuah kejahatan berupa
penipuan yang bermaksud untuk memberi manfaat keuangan kepada si pelaku. Kriminal
berarti setiap tindakan kesalahan serius yang dilakukan dengan maksud jahat dan dari tindakan
Menurut Albercht et al., (2011), “Fraud is a generic term, and embraces all the
multivararious means which human ingenuity can devise, which are resorted to by one
invariable rule can be laid down as a general proposition in definiting fraud, as it includes
surprise, trickery, cunning and unfair ways by which another is cheated. The only boundaries
defining it are those which limit human knavery”. Artinya, fraud merupakan hal yang bersifat
umum dan memiliki banyak makna, yang terjadi karena kecerdikan manusia dan ditujukan
untuk satu pihak untuk memperoleh keuntungan lebih dengan penyajian yang salah. Tidak ada
aturan khusus yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam mengartikan fraud yang terdiri dari
kejutan, penipuan, kelicikan dan cara yang tidak wajar yang digunakan sebagai cara untuk
menipu orang lain. Satu-satunya cara untuk menjelaskannya adalah bahwa fraud merupakan
organisasi anti-fraud di dunia dan sebagai penyedia utama pendidikan dan pelatihan anti-fraud.
ACFE mendefinisikan kecurangan (fraud) sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang
dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat
mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain.
Sedangkan menurut Purba (2015 : hal 2 ) fraud adalah setiap perbuatan tidak jujur
(harta/ sumber daya orang lain/ organisasi) melalui akal bulus, tipu muslihat, penipuan,
kelicikan, penghilangan, kecurangan, saran yang salah, penyembunyian atau cara-cara lainnya
yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang, yang mengakibatkan kerugian organisasi atau
Berdasarkan definisi di atas fraud atau kecurangan dapat disimpulkan sebagai tindakan
kejahatan yang dilakukan secara sengaja baik individu atau entitas yang dapat mengakibatkan
kerugian banyak pihak atau masyarakan secara luas karena moral rendah pelaku dengan
berbagai tindakan melawan hukum dengan harapan keuntungan yang dilakukan dari tindakan
fraud tersebut
dalam bentuk fraud tree. Pohon ini menggambarkan cabang-cabang dari fraud dalam
hubungan kerja, beserta ranting dan anak rantingnya. Occupational fraud tree ini memiliki tiga
a. Korupsi (Corruption)
(conflict of interest), (2) suap (bribery), (3) pemberian ilegal (illegal gratuity), dan (4)
yaitu: (1) penyalahgunaan kas (cash misappropriation) yang dapat dilakukan dalam
bentuk skimming, larceny, atau fraudulent disbursement, dan (2) penyalahgunaan non-
melalui beberapa cara, yaitu dengan (1) mencatat pendapatan pendapatan fiktif (fictitious
revenues), (2) mencatat pendapatan (revenue) dan/atau beban (expenses) dalam periode
yang tidak tepat, (3) menyembunyikan kewajiban dan beban (concealed liabilities and
expenses) yang bertujuan untuk mengecilkan jumlah kewajiban dan beban agar
mencantumkan informasi yang salah secara sengaja dari catatan atas laporan keuangan
(improper disclosure), atau (5) menilai aset dengan tidak tepat (improper asset
valuation).
tiga kondisi yang secara umum menyebabkan kecurangan (fraud) terjadi, yaitu: (1)
adanya dorongan atau tekanan (incentive or pressure) yang menjadi motivasi bagi pelaku
kecurangan (fraud) untuk melakukan kecurangan (fraud), (2) adanya peluang atau
kecurangan tersebut.
yang bernilai dengan tujuan untuk mempengaruhi tindakan orang yang menerima.
b. Kickback merupakan salah satu bentuk penyuapan dimana penjual dengan ikhlas
c. Bid rigging adalah skema dimana karyawan membantu sebuah vendor untuk
e. Conflicts of interest atau benturan kepentingan sering kita jumpai dalam berbagai
bentuk, diantaranya bisnis pelat merah atau bisnis pejabat (penguasa) dan keluarga
menjadi pemasok :
Selama bertahun-tahun. Bukan saja selama pejabat tersebut berkuasa. Melalui kontrak
jangka panjang, bisnis berjalan terus meskipun pejabat tersebut sudah lengser.
a. Nilai kontrak-kontrak itu relative mahal ketimbang kontrak yang dibuat at arms
length. Dalam bahasa sehari-hari praktik ini dikenal sebagai mark up atau
mark up maupun mark down merupakan bagian dari praktik bisnis yang sehat.
b. Para rekanan ini, meskipun hanya segelintir, menguasai pangsa pembelian yang
c. Meskipun rekanan ini keluar sebagai pemenang dlaam proses tender yang resmi,
d. Hubungan antara penjual dan pembeli lebih dari hubungan bisnis. Pejabat atau
yakni pembuktian tindak pidana korupsi yang mengandung unsur (bestanddeel) conflict of
interest relatif lebih mudah. Kemudahan pembuktian tindak pidana korupsi ini bermanfaat
Dalam tindakan asset misappropriation atau pengambilan aset secara illegal terdapat
berbagai 3 bentuk skema modus operandinya seperti yang digambarkan dalam fraud tree.
a. Skimming, yaitu pencurian atau penjarahan uang sebelum uang tersebut secara fisik
b. Larceny, yaitu pencurian atau penjarahan uang dimana uang tersebut secara fisik
telah masuk ke perusahaan, hal ini berkaitan erat dengan lemahnya pengendalian
2) Payroll scheme, yaitu skema permainan melalui pembayaran gaji. Dengan cara
membuat karyawan fiktif (ghost employee) atau dalam pemalsuan jumlah gaji
perusahaan mau mengganti biaya tersebut atas pengeluaran yang tidak diganti
4) Check tampering, yaitu skema permainan melalui pelmasuan cek. Hal yang
register. Yaitu dengan false refund yaitu, penggelapan dengan seolah-olah ada
Yang kedua adalah false void, hampir sama dengan false refund namun yang
6) Pass-through vendors, yaitu skema yang hampir sama dengan shell company,
tetapi dalam skema ini vendor mengirimkan barang yang dipesan, tetapi harga
yang dibayar terlalu tinggi. Pelaku membuat perusahaan semu untuk menipu
karyawan agar membayar sejumlah barang atau jasa yang dipesan dan
auditor, masyarakat, atau para LSM, namun tidak menjadi perhatian akuntan
forensik. Fraud dalam menyusun laporan keuangan dapat berupa salah saji
a. Related – party transaction, yaitu perjanjian bisnis yang dilakukan oleh kedua belah
kepentingan.
c. Bill and hold sales, yaitu pemesanan atas barang yang masih disimpan oleh
pemasok, kecurangan ini terjadi karena pembeli belum siap membeli barang
tersebut.
d. Side agreements, adalah syarat dan perjanjian penjualan yang dibuat diluar dari
ketentuan yang biasanya, hal ini menjadi kecurangan, ketika perjanjian tersebut
merusak syarat dan ketentuan atas kontrak yang berjalan sehingga melanggar
e. Consignment sales, transaksi dimana salah satu perusahaan menahan dan menjual
k. Improper cut off, terjadi ketika suatu transaksi dicatat di periode yang salah.
l. Round – tipping, kecurangan yang melibatkan penjualan aset yang tidak digunakan
dan menjanjikan akan membeli aset yang sama atau sejenis dengan harga yang
sama.
sebagai berikut:
a. Understating account payable, yang dapat dilakukan dengan kombinasi dari tidak
mencatat pembelian atau mencatat pembelian setelah akhir tahun, melebihkan retur
pembelian atau diskon pembelian, dan membuat liabities seolah-olah telah dibayar
atau dihapus.
e. Not recording or underrecording various type of debt, dapat berupa tindakan tidak
tapi tidak dilakukan pengungkapan, tidak mencatat pinjaman yang terjadi, dan
mengakui bahwa hutang yang ada telah dilupakan dan dihapus oleh kreditor.
Teori segitiga kecurangan (fraud triangle theory) merupakan suatu gagasan yang
meneliti tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini pertama kali diciptakan oleh
Donald R. Cressey (1953) dan diperkenalkan dalam literatur profesional pada SAS No. 99,
yang dinamakan fraud triangle atau segitiga kecurangan. Fraud triangle menjelaskan tiga
Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi,
dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan serta lingkungan pekerjaan.
Menurut SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada
wewenang. Diantara elemen fraud yang lain, opportunity merupakan elemen yang
kecurangan, atau orang orang yang berada dalam lingkungan yang cukup menekan
(attitude) yang paling banyak digunakan adalah hanya meminjam (borrowing) aset
yang dicuri dan alasan bahwa tindakannya untuk Membahagiakan orang-orang yang
dilakukan oleh pelaku berupa asumsi dari diri pelaku bahwa entitas bisnis berhutang
orang banyak.
dan diperkenalkan oleh Wolfe dan Hermanson (2004). Wolfe dan Hermanson mengatakan
bahwa “many frauds would not have occurred without the right person with the capabilities
Opportunity
Pressure Rationalization
Capability
1. Pressure
2. opportunity,
3. rationalization dan
4. capability.
Ketiga komponen dari fraud diamond telah dijelaskan dalam fraud triangle theory.
Kemudian capability dijelaskan oleh Wolfe dan Hermanson sebagai suatu kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang dalam hal ini pelaku untuk memanfaatkan keadaan yang ada karena
hanya dia yang memiliki kemampuan di bidang tertentu dan hal tersebut yang mendorong
Menurut Kassem dan Higson (2012) Tiga hal yang dapat diamati dalam
pengendalian internal.
3) Keyakinan bahwa dia tidak akan terdeteksi atau jika tertangkap dia akan keluar
dengan mudah.
Wolfe dan Hermanson (2004) menjelaskan sifat-sifat terkait elemen capability yang
a. Positioning,
posisi otoritas memiliki pengaruh lebih besar atas situasi tertentu atau lingkungan.
c. Convidence / Ego
Individu harus memiliki ego yang kuat dan keyakinan yang besar dia tidak akan
berhasil di semua biaya, egois, percaya diri, dan sering mencintai diri sendiri
kurangnya empati untuk orang lain. Individu dengan gangguan ini percaya bahwa
kemampuan mereka.
d. Coercion
Pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau
dapat lebih berhasil meyakinkan orang lain untuk pergi bersama dengan penipuan
e. Deceit
Penipuan yang sukses membutuhkan kebohongan efektif dan konsisten. Untuk
f. Stress
Individu harus mampu mengendalikan stres karena melakukan tindakan
stres.
Teori GONE dikemukakan oleh Jack Bologne atau sering disebut GONE Theory, yang
a. Greeds (keserakahan),
Berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada di dalam
b. Opportunities (kesempatan),
kecurangan.
c. Needs (kebutuhan),
komponen tekanan yang sudah dijelaskan dalam teori fraud triangle dan diamond.
d. Exposures (pengungkapan),
Greeds dan Needs berkaitan dengan individu pelaku (perpetrator) korupsi, yaitu
individu atau kelompok baik dalam organisasi maupun di luar organisasi yang melakukan
korupsi yang merugikan pihak korban. Sedangkan faktor-faktor Opportunities dan Exposures
berkaitan dengan korban perbuatan korupsi (victim) yaitu organisasi, instansi, masyarakat
korupsi yaitu faktor dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan, hasrat, kehendak, dan
sebagainya) dan faktor rangsangan dari luar (misalnya dorongan dari teman-teman,
Penelitian mengenai faktor-faktor terjadinya fraud banyak sekali telah diteliti terkhusus
untuk fraud pengadaan barang dan jasa, terkait beberapa variabel penelitian yang menjadi
Exposures (Pengungkapan) juga menunjukkan hasil yang berbeda. Diantara penelitian tersebut
adalah hasil penelitian Fatoni (2016) menunjukan bahwa Pressure (Tekanan) dari internal dan
ekternal mengakibatkan prilaku tidak etis dan tindakan penyimpangan yang terjadi di PD BPR
Bank Daerah X dengan melakukan talangan angsuran kepada debitur merupakan tekanan
eksternal. Sedangkan talangan internal seperti lemahnya sistem pengendalian internal yang ada
dan rendahnya moralitas dari masing-masing individu menyebabkan terjadinya fraud. Adapaun
disebabkan hal Lemahnya Sistem penegndalian internal yang dimiliki BPR, Sanksi yang tidak
tetgas bagi para pelaku fraud dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan direktur menjadi
pemicu fraud untuk Opportunity ( Peluang). (Rationalization) Rasionalisasi juga menjadi salah
dalam diri seseorang menjadi elemen yang tidak terpisahkan yang menjadi faktor terjadinya
tindakan fraud. Review jurnal terdahulu dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran.
BAB III
Kerangka konsep didasarkan pada latar belakang yang didukung oleh landasan teoritis
dan tinjauan penelitian terdahulu tentang pengaruh variabel Pressure/ Tekanan (X1),
Kemampuan (X4), Greed/ Keserakahan (X5), dan Exposure/ Pengungkapan (X6) sebagai
Pressure (X1)
Opportunity (X2)
Rationalization (X3)
Fraud (Y)
Capability (X4)
Greed (X5)
Exposure (X6)
29
Pada penelitian ini akan dianalisis hubungan antara variable (X) berupa pressure (X1),
opportunity (X2), rationalization (X3), capability (X4), greed (X5), dan exposure (X6) secara
Untuk menjawab permasalah penelitian ini, maka sangat perlu untuk menentukan
hipotesis penelitian. Hal ini dilakukan agar tujuan dari dilakukannya penelitian ini dapat
tercapai. Berdasarkan pada kerangka konseptual penelitian ini, yang disusun berdasarkan teori
dan penelitian terdahulu yang ada, maka dapat disusun yang menjadi hipotesis penelitian ini
Variabel Pressure/ Tekanan digunakan untuk mengukur sejauh mana tekanan baik itu
terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya fraud atau kecurangan pada kegiatan
pengadaan barang dan jasa terkhususnya pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan. Dellaporta
(2012) menjelaskan Pressure / tekanan hadir dari setiap tindakan kecurangan yang dilakukan
oleh pelanggar dalam penelitian yang dilakukan dimana tekanan finansial mempengaruhi
Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yaitu Mufakkir & Listiadi (2016) Tekanan
Mulyadi & Anwar (2017) juga dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pressure
berpengaruh terhadap fraud pengadaan barang dan jasa dan Al Hakim (2017) juga demikian.
dapat memicu terjadinya fraud pengadaan barang dan jasa. situasi yang membuka kesempatan
untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Biasanya terjadi karena pengendalian internal
(2012) telah menemukan dalam penelitian yang dilakukannya bahwa opportunity / kesempatan
sebagai akuntan profesional untuk menipu atau melakukan kecurangan kepada orang lain
ketika mereka dihadapkan dengan keadaan krisis yang mengakibatkan perilaku kriminal.
Hal ini didukung oleh beberapa penelitian Zahara (2017) pada narapidana tipikor yang ada
di Lapas Kelas II A Kota Pekanbaru yaitu kesempatan berpengaruh signifikan positif terhadap
tindakan kecurangan (fraud), setelah itu dalam penelitian Zulaikha & Hadiprajitno (2016)
hasilnya bahwa secara empiris sistem dan prosedur pengadaan yang lemah (peluang / fraud)
barang/jasa pemerintah, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanto, Mulyadi
rasionalisasi berperan terhadap tindak kecurangan fraud pengadaan barang dan jasa, karena
alasan dari pada rasionalisasi adalah pembenaran yang dilakukan pelaku fraud tersebut. Sesuai
dengan teori yang dijelaskan oleh Cressey, di mana salah satu faktor pelaku melakukan
kecurangan yaitu dengan mencari-cari pembenaran atas tindakannya. Pelaku kecurangan pada
umumnya menganganggap bahwa tindakan yang ia lakukan merupakan tindakan yang benar
dan memang hak nya, sehingga apa yang ia lakukan bukanlah suatu tindakan kecurangan.
penelitian Ruankaew (2016) menunjukkan Rasionalisasi adalah hal yang tidak terpisahkan
terhadap pemicu terjadinya fraud yang tidak terpisahkan dari pada tekanan dan kesempatan.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dellaportas (2012)
yang menyebutkan bahwa, kejahatan kerah putih adalah kurangnya perasaan atau ketidak
pedulian oleh pelaku yang berasal dari serangkaian alasan atau rasionalisasi untuk
membebaskan diri dari rasa bersalah yang timbul dari perilaku menyimpang sehingga mereka
Hal ini didukung oleh penelitian Zahara (2017) diaman variabel Rationalization /
(2014) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa Rasionalisasi hadir untuk melakukan
tindakan korupsi dengan sadar atau tidak sadar melakukan tindakannya dengan menilai semua
terjadiny fraud sebagaimana temuan Wolfe dan Hermanson (2004) sebagai pengembangan dari
pada teori Crassey Triangle Fraud sehingga Capability / kemampuan ini juga ditetapkan
sebagai variabel untuk melihat sejauh mana capability berpengaruh terhadap Fraud pengadaan
barang dan jasa. Kemampuan menjadi hal penting yang saling berkaitan dari pada elemen yang
ada dalam penyempurnaan prilaku kecurangan yang terjadi. Penelitian Purwanto, Mulyadi &
Anwar (2017) juga menunjukan bahwa capability/ kemampuan berpengaruh terhadap fraud
disebabkan pada dasarnya manusia itu serakah dan tidak pernah merasa puas. Koruptor adalah
orang yang tidak puas pada keadaan dirinya. Selalu merasa tidak puas diri atas apa yang sudah
dimiliki karena melihat orang lain memiliki lebih dari yang dimiliki oleh pelaku. Hasil dari
penelitian Dewi (2017) menyatakan salah satu faktor terjadinya korupasi atas dana bantuan
politik karena adanya keserakahan yang berhubungan dengan uang dan jabatan. Dewani &
Chariri (2015) Faktor keserakahan cenderung membuat seseorang buta akan tindakannya,
menghalalkan segala cara untuk dapat memenuhi hasrat materialnya atau dengan kata lain
hanya diungkap tetapi didalami lebih luas yaitu dari sisi penegakan hukum/ law enforcement
secara konsisten. Seorang koruptor harus dihukum sesuai kesalahnnya sehingga memberikan
efek jera bagi yang lain. Tidak boleh ada tindakan main-main oleh penegak hukum terutama
Hakim yang memimpin jalannya sidang karena selama ini diketahui ada beberapa oknum
penegak hukum yang masih bisa disuap yang menandakan bahwa proses hukum dapat
Hasil penelitian Isgiyata, Indayani & Budiyoni (2018) menunjukkan variabel Exposure
/pengungkapan berpengaruh secara positif terhadap perilaku fraud pada pengadaan barang/jasa
pemerintah. Dan hasil penelitian Anfas, Mahdi, dan Umasugi (2018) dilingkungan Universitas
masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas
masalah yang dirumuskan. Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka
Utara.
BAB IV
METODE PENELITIAN
penelitian yang dilakukan untuk menggabungkan antara dua variabel dan mengetahui
pengaruh antara variabel satu dengan yang lainnya (Sugiyono, 2008). Penelitian ini
menggunakan desain penelitian \ eksplanatori yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau
hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang
sudah ada. Penelitian eksplanatori bersifat mendasar dan bertujuan untuk memperoleh
Lokasi penelitian ini dilakukan pada tiga perusahaan farmasi di Provinsi Sumatera
Utara, yaitu:
Tiga perusahaan di atas adalah perusahaan BUMN atau plat merah yang sudah sering
menjadi pelaksana pengadaan barang dan jasa (pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan) di
instansi pemerintah seperti Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
35
Sugiyono (2008) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh steakholder pada perusahan farmasi dan obat-obatan di Sumatera
Utara. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah dengan menggunakan teknik
purposive sampling karena teknik tersebut digunakan untuk menentukan sampel penelitian
dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa
lebih representatif (Sugiyono, 2010). Maka dari itu, dalam penelitian ini, peneliti memberikan
beberapa kriteria pada populasi yang ada sehingga didapatkan sampel yang representatif.
1. Divisi yang berkaitan dengan proses penjualan dan pengadaan barang dan jasa;
2. Individu yang memiliki otorisasi atas proses pengadaan barang dan jasa di RSUD dan
Dinas Kesehatan;
3. Individu yang masa kerjanya di atas dua tahun karena dianggap lebih memahami tentang
entitas bisnis.
Sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu merupakan data yang langsung
diperoleh dari sumbernya. Instrumen pengumpulan data yang penulis gunakan adalah
kuesioner (angket). Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variable yang akan diukur dan nilai apa yang diharapkan dari responden. Selain
itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di
wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan tertutup atau terbuka, dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono,
2010).
Skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2008). Tingkat skala
Likert dengan bentuk checklist, dimana setiap setiap pernyataan mempunyai lima (5) opsi
sebagai berikut:
Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi
konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup obyek
penelitian/obyek yang diteliti. Definisi variabel menjelaskan pengertian konsep dari masing-
masing variabel dan hubungan antara variabel independen dan dependennya (Safitri, 2016).
Sedangkan dalam penelitian ini, variabel yang digunakan yakni ada enam variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah
1. Fraud / Kecurangan
telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas. Black’s
Law Dictionary menguraikan pengertian fraud mencakup segala macam yang dapat
keuntungan dari orang lain dengan cara yang salah atau pemaksaan kebenaran dan
mencakup semua cara yang tidak terduga, penuh siasat, licik, tersembunyi, dan setiap
cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. Sedangkan dalam Arens
yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang atau pihak lain.
(fraud) sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau
manfaat yang tidak baik kepada individu atau pihak lain. ACFE mengklasifikasikan
kecurangan (fraud) dalam beberapa klasifikasi dan dikenal dengan istilah “Fraud
Tree” yaitu sistem klasifikasi mengenai hal-hal yang ditimbulkan oleh kecurangan
yang sama (uniform occuptional fraud classification system) membagi fraud menjadi
3) Korupsi (Corruption)
Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai
hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Sugiyono, 2015).
1. Tekanan / Pressure
Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi,
dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan serta lingkungan pekerjaan.
Menurut SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure
2. Kesempatan / Opportunity
kecurangan terjadi. Biasanya terjadi karena pengendalian internal entitas bisnis yang
melalui penerapan proses, prosedur, dan upaya deteksi dini terhadap fraud.
3. Rasionalisasi / Raztionalization
orang yang berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka
merasionalisasi tindakan fraud. Rasionalisasi atau sikap (attitude) yang paling banyak
digunakan adalah hanya meminjam (borrowing) aset yang dicuri dan alasan bahwa
Albretch et al. (2011) mengungkapkan rasionalisasi yang dilakukan oleh pelaku berupa
asumsi dari diri pelaku bahwa entitas bisnis berhutang atas kinerjanya dan tindakan
4. Kemampuan / Capability
Wolfe dan Hermanson (2004) menjelaskan sifat-sifat terkait elemen capability yang
a. Positioning,
posisi otoritas memiliki pengaruh lebih besar atas situasi tertentu atau lingkungan.
c. Convidence / Ego
Individu harus memiliki ego yang kuat dan keyakinan yang besar dia tidak akan
berhasil di semua biaya, egois, percaya diri, dan sering mencintai diri sendiri
(narsisme).
d. Coercion
dapat lebih berhasil meyakinkan orang lain untuk pergi bersama dengan penipuan
e. Deceit
f. Stress
stres.
5. Keserakahan / Greed
Greed terkait keserakahan dan kerakusan para pelaku korupsi yang secara potensial ada
dalam diri setiap orang. Greed atau keserakahan sebagai faktor yang pertama
seseorang buta akan tindakannya, menghalalkan segala cara untuk dapat memenuhi
hasrat materialnya Dewani & Chariri (2015), sehingga semakin tinggi tingkat
keserakahan sesorang maka semakin tinggi pula potensinya untuk melakukan tindakan
fraud
6. Pengungkapan / Exposure
Hukuman yang rendah (exposes) adalah hal yang berkaitan dengan tindakan atau
konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan
kecurangan (Dewani & Chariri, 2015). Hukuman yang rendah (exposes) belum menjamin
tidak terulangnya kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun oleh pelaku yang
lain. Semakin rendah tingkat hukuman maka semakin tinggi pula potensi seseorang untuk
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, analisis regresi
berganda (Multiple Regression Analysis) variabel. Data penelitian ini diolah dengan
Statistik deskriptif merupakan suatu teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan
situasi objek penelitian tanpa bermaksud menarik kesimpulan berdasarkan semua data yang
telah dikumpulkan. Pada penelitian ini, metode analisis statistik deskriptif mencakup kegiatan
Dalam analisis statistik deskriptif ini dipaparkan juga distribusi frekuensinya dimana
deviasi dan persentase sehingga diketahui tingkat persepsi responden terhadap seluruh
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2015).
mencerminkan isi sesuai hal dan sifat yang diukur, artinya setiap butir instrumen telah benar-
benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar
penyusunan instrumen.
Uji validitas pada penelitian ini akan dilakukan pada responden dengan melihat nilai
Corrected Item-Total Correlation setiap butir pertanyaan dengan kriteria sebagai berikut :
Uji reliabilitas digunakan dengan menghitung nilai alfa atau dengan Cronbach’s Alpha.
butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Secara umum, Sekaran (2010), menyatakan bahwa
reliabilitas yang ditentukan oleh Cronbach’s Alpha (α) – kurang dari 0,60 dinyatakan kurang
baik. Cronbach’s Alpha (α) dengan nilai range 0.70 dinyatakan dapat diterima dan nilai lebih
Uji asumsi dasar klasik dilakukan untuk memperoleh model regresi yang menunjukkan
hubungan signifikan dan representatif dalam arti secara statistik adalah BLUE (Best Linear
Unbiased Estimations). Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual
memiliki distribusi normal. Pada penelitian digunakan uji statistik untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik dapat digunakan adalah uji statistik non
parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S), analisis grafik, dan uji statistik. Data dikatakan normal
apabila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05 (Ghazali, 2012). Analisis grafik dengan melihat
grafik histogram dan normal P-P Plot. Untuk grafik histogram berbentuk lonceng sempurna
dan grafik normal P-P Plot tersebar sepanjang garis diagonal. Ujistatistik untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik dapat digunakan adalah uji
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali,
(VIF) dan tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas
adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2012). Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastis pada suatu model dapat dilihat dari pola
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
Uji hipotesis berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan populasi atau nilai data
yang diteliti dengan nilai ekspektasi (hipotesis) peneliti (Erlina, 2008). Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan Uji Koefisien Determinasi (R 2), uji Simultan (F) dan uji
Dimana :
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghazali,
2012).
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian :
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara
individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel terikat. Adapun langkah-langkah
Kriteria pengujian :
BAB V
PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) adalah anak perusahaan Perseroan
yang didirikan pada tanggal 4 Januari 2003, bergerak di bidang layanan distribusi dan
perdagangan produk kesehatan dan memiliki wilayah layanan yang luas mencakup 34 Propinsi
dan 511 Kabupaten atau Kota. Sebagai penyedia Jasa Layanan Distribusi,KFTD menyalurkan
aneka produk dari Perseroan, produk dari keagenan lainnya, serta produk-produk non-
apotek (apotek Kimia Farma dan apotek non Kimia Farma), rumah sakit, Toko
PT. Indofarma Global Medika (PT. IGM) adalah anak perusahaan Indofarma (Persero),
Tbk yang bergerak di bidang distribusi obat, alat keseharan, dan makanan sehat. Awal tahun
2007, PT. IGM melakukan reorganisasi menjadi divisi perdagangan dan distribusi dengan
jumlah cabang yang totalnya bertambah menjadi 30 cabang. Cakupan layanan di 30 cabang
PT. IGM tersebut telah menerapkan sistem informasi berbasis ERP Azecsoft yang
bersifat online dan terintegrasi di seluruh cabang dalam mengembangkan bisnis alat kesehatan.
Line baru perusahaan “Si Jempol”. Menyiapkan dan memproses Sertifikasi Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB) dan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB). Beberapa
49
perusahaan tertua di Indonesia dengan ukiran sejarah yang cemerlang. Pada awalnya
Perusahaan bernama Kian Gwan Company Limited NV didirikan dengan akta No.85 dari Tan
A Sioe Notaris di Semarang tanggal 22 Juli 1955 yang bernaung di dalam grup Oei Tiong Ham
Concern. Anggaran dasar telah mengalami perubahan dengan akta No. 91 tanggal 30 Agustus
1955 dari Notaris yang sama dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI
No.32/1961 EKS tanggal 10 Juli 1961 yang kemudian dikukuhkan dengan Keputusan
berada dibawah penguasaan Menteri / Jaksa Agung untuk selanjutnya pada tanggal 20 Juli
1963 penguasaan diserahterimakan dari Jaksa Agung kepada Menteri Urusan Pendapatan
Pembiayaan dan Pengawasan (P3) yang sekarang menjadi Departemen Keuangan Republik
Indonesia.
1964 No.0642/M.K.3/64 dari seluruh harta Oei Tiong Ham Concern oleh Pemerintah
Dalam perkembangannya sesuai dengan akte No.5 dari Joeni Moelyani Notaris di Semarang
tanggal 1 Pebruari 1971 telah diadakan perubahan Anggaran Dasar Perseroan Kian Gwan
Company Indonesia Limited NV dengan merubah nama perusahaan tersebut menjadi PT.
Rajawali Impor Ekspor dan pada tanggal 18 Juni 1971 terjadi lagi perubahan Anggaran Dasar
Perseroan dengan akta No.37 dari Notaris yang sama dengan merubah kembali nama
perusahaan menjadi PT. Perusahaan Impor Ekspor Rajawali Nusindo dan perubahan tersebut
1971
dahulu mendeskripsikan data responden yang telah ditentukan sebagai sampel dalam penelitian
ini. Adapun objek yang menjadi sampel adalah 61 orang yang terdiri dari karyawan di
farmasi.
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada penjelasan Tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1
Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden Proporsi (%)
1 Pria 39 63,93
2 Wanita 22 36,0
Jumlah 61 100
Sumber : data primer diolah, 2019
Dari Tabel 5 terlihat bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin
pria berjumlah 39 orang atau 63,93%, sedangkan jumlah karyawan yang berjenis kelamin
wanita ada 22 orang atau 36,00%. Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan
farmasi di Provinsi Sumatera Utara berjenis kelamin pria. Hal ini dikarenakan dalam
penempatan karyawan, pimpinan lebih mengutamakan karyawan berjenis kelamin pria yang
ditempatkan pada beberapa bagian dan subbagian terutama pada bagian atau subbagian dimana
pekerjaan yang ada lebih menitik beratkan pada keterampilan dan tenaga fisik dalam bekerja.
Tabel 5.2
Responden Menurut Usia
Proporsi
No Usia Jumlah
(%)
1 25 – 30 Tahun 33 54,09
2 31 – 35 Tahun 18 25,50
3 36 – 40 Tahun 7 11,47
4 41 – 50 Tahun 3 4,91
Jumlah 61 100
Sumber : data primer diolah, 2019
perusahaan farmasi di Provinsi Sumatera Utara dengan sebaran usia direntang 25-30 tahun
berjumlah 33 orang atau 54,09%, usia 31-35 tahun berjumlah 18 orang atau 25,50% , usia 36-
40 tahun berjumlah 7 orang atau 11,47% , usia 41-50 tahun berjumlah 3 orang atau 4,91%
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa karyawan yang berusia direntang 41-50 tahun
merupakan karyawan paling sedikit dengan hanya berjumlah 3 orang atau 4,91% dari
keseluruhan. Hal ini merupakan implikasi dari kebijakan perusahaan farmasi pada beberapa
tahun terakhir sehingga regenerasi karyawan berjalan dengan baik. Saat ini karyawan
perusahaan farmasi di Provinsi Sumatera Sedangkan untuk rentang usia mayoritas karyawan di
lingkungan Perusahaan yang diteliti adalah karyawan dengan usia antara 25-30 tahun sebanyak
33 orang atau 54,09%. Hal ini menunjukkan mayoritas karyawan berada pada usia produktif
dimana karyawan tersebut telah memiliki pengalaman dan kematangan dalam bekerja sehingga
Tabel 5.3
Proporsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Proporsi
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
(%)
2 SMA, SMK, STM 1 1,63
3 D3 17 27,86
4 S1 39 63,93
5 S2 4 6,55
Jumlah 61 100
Sumber: data primer diolah, 2019
peneliti lakukan pendidikan SMA berjumlah 1 orang atau 1,63%, , pendidikan D3 berjumlah
17 orang atau 27,86%, pendidikan Strata – 1 (S1) berjumlah 39 orang atau 63,93% pendidikan
Dari data tersebut diketahui mayoritas tingkat pendidikan karyawan adalah Sarjana
Strata-1 (S1) dengan jumlah 39 orang atau 63,93%. Tentunya hal ini menunjukkan tingkat
tersebut mampu bekerja dengan menggunakan analisis dan metode kerja yang baik sehingga
dapat memberikan kontribusi bersar terutama dalam hal efisiensi dan efektivitas kerja dalam
Lama bekerja responden juga dapat terlihat pada penjelasan tabel 5.4 di bawah ini:
Tabel 5.4
Proporsi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Proporsi
No Masa Kerja Jumlah Responden
(%)
1 1 – 5 Tahun 17 27,86
2 6 – 10 Tahun 29 47,54
3 11 – 15 Tahun 5 8,19
4 16 – 20 Tahun 7 11,47
5 >20 Tahun 3 4,91
Jumlah 61 100
Sumber: data primer diolah, 2019
Dari tabel 5.3 berdasarkan masa kerja karyawan di lingkungan Perusahaan farmasi di
sumatera utara, diketahui masa kerja 1-5 tahun berjumlah 17 orang atau 27,86%, masa kerja 6-
10 tahun berjumlah 29 orang atau 47,54% , masa kerja 11-15 tahun berjumlah 5 orang atau
8,19%, masa kerja 16-20 tahun berjumlah 7 orang atau 11,47% dan masa kerja > 20 tahun
Berdasarkan data tersebut masa kerja responden mayoritas memiliki masa kerja 6-10
tahun. Hal ini mengidikasikan bahwa mayoritas karyawan di lingkungan Perusahaan farmasi di
sumatera utara telah memiliki pengalaman dalam pekerjaannya, baik dalam menganalisis
ataupun mengatasi permasalahan dalam pekerjaan serta menggunakan metode yang lebih
Statistik deskriptif dalam penelitian ini merangkum serta memberikan gambaran secara
keseluruhan atas jawaban responden pada setiap butir pernyataan yang digunakan dalam
mengukur setiap variabel penelitian. Setiap butir pernyataan diukur dengan menggunakan lima
kategori jawaban yang berhubungan dengan kesetujuan reponden pada pernyataan yang
diberikan.
utara yang menjadi tempat penelitian. Statistik deskriptif penelitian hanya bertujuan untuk
menjelaskan jawaban dari responden penelitian dan tidak untuk digeneralisasi. Statistik
deskriptif penelitian ditabulasi berdasarkan jawaban dari seluruh responden terhadap setiap
butir pernyataan dalam kuesioner dan diperoleh rangkuman jawaban yang selanjutnya
dikategorikan dalam kelompok kesimpulan berdasarkan nilai rata-rata (mean) dari jawaban
responden.
Tabel 5.5
Pengkategorian Nilai Rata-rata Jawaban Responden
Nilai Rata-rata Kesimpulan Kesimpulan
Kategori
(Mean) Jawaban Variabel
Variabel Pressure diukur melalui item-item pernyataan yang ada pada kuesioner
berjumlah 4 pernyataan. Pada setiap item pernyataan, terdapat 5 poin skala likert yang
digunakan (sangat tidak setuju s/d sangat setuju). Berikut adalah distribusi frekuensi variabel
Pressure :
Tabel 5.6
Jawaban Responden Variabel Pressure
Skor Jawaban Responden
Item
STS TS KS S SS Mean
Pernyataan
F % F % F % F % F %
1 0 0,0 0 0,0 7 11,4 24 39,3 30 49,1 4,4
2 0 0,0 0 0,0 8 13,1 23 37,7 30 49,1 4,4
3 0 0,0 0 0,0 8 13,1 23 37,7 30 49,1 4,4
4 0 0,0 0 0,0 5 8,1 42 68,8 14 22,9 4,1
Sumber : Hasil penelitian, 2019 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa pada pernyataan 1, menunjukkan frekuensi
tertinggi sebesar 49,1,5% (sangat setuju) dan frekuensi terendah 0% (tidak setuju). Pernyataan
2 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 49,1% (sangat setuju) dan frekuensi terendah 0%
(tidak setuju). Pernyataan 3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 49,1% (sangat setuju) dan
Variabel Opportunity diukur melalui item-item pernyataan yang ada pada kuesioner
berjumlah 4 pernyataan. Pada setiap item pernyataan, terdapat 5 poin skala likert yang
digunakan (sangat tidak setuju s/d sangat setuju). Berikut adalah distribusi frekuensi variabel
Opportunity.
Tabel 5.7
Jawaban Responden Variabel Opportunity
Skor Jawaban Responden
Item
STS TS KS S SS Mean
Pernyataan
F % F % F % F % F %
1 0 0,0 1 1,6 3 4,9 37 60,6 20 32,7 4,2
2 0 0,0 4 6,5 15 24,5 33 54,0 9 14,7 3,8
3 0 0,0 2 3,2 7 11,4 35 57,3 17 27,8 4,1
4 0 0,0 4 6,5 14 22,9 24 39,3 19 31,1 4,0
Sumber : Hasil penelitian, 2019 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa pada pernyataan 1, menunjukkan frekuensi
tertinggi sebesar 60,6% (setuju) dan frekuensi terendah 0% (sangat tidak setuju). Pernyataan 2
menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 54,0% (setuju) dan frekuensi terendah 0% (sangat
tidak setuju). Pernyataan 3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 57,3% (setuju) dan
Variabel Ratinalization diukur melalui item-item pernyataan yang ada pada kuesioner
berjumlah 4 pernyataan. Pada setiap item pernyataan, terdapat 5 poin skala likert yang
digunakan (sangat tidak setuju s/d sangat setuju). Berikut adalah distribusi frekuensi variabel
Ratinalization.
Tabel 5.8
Jawaban Responden Variabel Rationalization
Skor Jawaban Responden
Item
STS TS KS S SS Mean
Pernyataan
F % F % F % F % F %
1 0 0,0 0 0,0 5 8,1 33 54,0 23 37,7 4,3
2 0 0,0 0 0,0 9 14,7 24 39,3 28 45,9 4,3
3 0 0,0 0 0,0 7 11,4 30 49,1 24 39,3 4,3
4 0 0,0 0 0,0 3 4,9 38 62,2 20 32,7 4,3
Sumber : Hasil penelitian, 2019 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa pada pernyataan 1, menunjukkan frekuensi
tertinggi sebesar 54,0% (setuju) dan frekuensi terendah 0% (sangat tidak setuju). Pernyataan 2
menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 45,9% (sangat setuju) dan frekuensi terendah 0%
(sangat tidak setuju). Pernyataan 3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 49,1% (setuju) dan
Variabel Capability diukur melalui item-item pernyataan yang ada pada kuesioner
berjumlah 4 pernyataan. Pada setiap item pernyataan, terdapat 5 poin skala likert yang
digunakan (sangat tidak setuju s/d sangat setuju). Berikut adalah distribusi frekuensi variabel
Capability :
Tabel 5.9
Jawaban Responden Variabel Capability
Skor Jawaban Responden
Item
STS TS KS S SS Mean
Pernyataan
F % F % F % F % F %
1 0 0,0 0 0,0 29 47,5 27 44,2 5 8,1 3,6
2 0 0,0 3 4,9 26 42,6 30 49,1 2 3,2 3,5
3 0 0,0 3 4,9 26 42,6 26 42,6 6 9,8 3,6
4 2 3,2 2 3,2 30 49,1 23 37,7 4 6,5 3,4
Sumber : Hasil penelitian, 2019 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa pada pernyataan 1, menunjukkan frekuensi
tertinggi sebesar 47,5% (netral) dan frekuensi terendah 0% (sangat tidak setuju). Pernyataan 2
menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 49,1% (setuju) dan frekuensi terendah 0% (sangat
tidak setuju). Pernyataan 3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 42,6% (setuju dan sangat
setuju) dan frekuensi terendah 0% (sangat tidak setuju). Pernyataan 4 menunjukkan frekuensi
tertinggi sebesar 49,1% (netral) dan frekuensi terendah 2% (sangat tidak setuju dan tidak
setuju).
Variabel Greed diukur melalui item-item pernyataan yang ada pada kuesioner
berjumlah 4 pernyataan. Pada setiap item pernyataan, terdapat 5 poin skala likert yang
digunakan (sangat tidak setuju s/d sangat setuju). Berikut adalah distribusi frekuensi variabel
Greed :
Tabel 5.10
Jawaban Responden Variabel Greed
Skor Jawaban Responden
Item
STS TS KS S SS Mean
Pernyataan
F % F % F % F % F %
1 1 1,6 2 3,2 26 42,6 26 42,6 6 9,8 3,6
2 5 8,1 2 3,2 28 45,9 11 18,0 15 24,5 3,5
3 6 9,8 2 3,2 33 54,0 12 19,6 8 13,1 3,2
4 1 1,6 6 9,8 35 57,3 13 21,3 6 9,8 3,3
Sumber : Hasil penelitian, 2019 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa pada pernyataan 1, menunjukkan frekuensi
tertinggi sebesar 42,6% (netral dan setuju) dan frekuensi terendah 1% (sangat tidak setuju).
Pernyataan 2 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 45,9% (netral) dan frekuensi terendah
2% (tidak setuju). Pernyataan 3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 54,0% (netral) dan
Variabel Exposure diukur melalui item-item pernyataan yang ada pada kuesioner
berjumlah 4 pernyataan. Pada setiap item pernyataan, terdapat 5 poin skala likert yang
digunakan (sangat tidak setuju s/d sangat setuju). Berikut adalah distribusi frekuensi variabel
Exposure
Tabel 5.11
Jawaban Responden Variabel Exposure
Skor Jawaban Responden
Item
STS TS KS S SS Mean
Pernyataan
F % F % F % F % F %
1 0 0,0 11 18,0 13 21,3 34 55,7 3 4,9 3,5
2 0 0,0 5 8,1 10 16,3 40 65,5 6 9,8 3,8
3 0 0,0 0 0,0 9 14,7 36 59,0 16 26,2 4,1
4 0 0,0 1 1,6 12 19,6 36 59,0 12 19,6 4,0
Sumber : Hasil penelitian, 2019 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa pada pernyataan 1, menunjukkan frekuensi
tertinggi sebesar 55,7% (setuju) dan frekuensi terendah 0% (sangat tidak setuju). Pernyataan 2
menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 65,5% (setuju) dan frekuensi terendah 0% (sangat
tidak setuju). Pernyataan 3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 59,0% (setuju) dan
Variabel Fraud diukur melalui item-item pernyataan yang ada pada kuesioner
berjumlah 4 pernyataan. Pada setiap item pernyataan, terdapat 5 poin skala likert yang
digunakan (sangat tidak setuju s/d sangat setuju). Berikut adalah distribusi frekuensi variabel
Fraud / Kecurangan :
Tabel 5.12
Jawaban Responden Variabel Fraud
Skor Jawaban Responden
Item
STS TS KS S SS Mean
Pernyataan
F % F % F % F % F %
1 0 0,0 2 3,2 15 24,5 26 42,6 18 29,5 4,0
2 1 1,6 3 4,9 20 32,7 20 32,7 17 27,8 3,8
3 1 1,6 3 4,9 13 21,3 30 49,1 14 22,9 3,9
4 0 0,0 5 8,1 9 14,7 29 47,5 18 29,5 4,0
Sumber : Hasil penelitian, 2019 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 5.12 dapat dilihat bahwa pada pernyataan 1, menunjukkan frekuensi
tertinggi sebesar 42,6% (setuju) dan frekuensi terendah 0% (sangat tidak setuju). Pernyataan 2
menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 32,7% (netral dan setuju) dan frekuensi terendah 1%
(sangat tidak setuju). Pernyataan 3 menunjukkan frekuensi tertinggi sebesar 49,1% (setuju) dan
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghazali, 2013). Uji validitas dalam
penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan kecermatan fungsi alat
ukurnya. Pengujian menggunakan 2 sisi dengan taraf signifikan 0,05 jika r hitung ≥ rtable maka
instrument atau item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan
Nilai rtabel untuk uji dua sisi pada taraf signifikansi 5% (p = 0,05) dengan jumlah N = 61
Tabel 5.13
Uji Validitas Variabel Pressure
rhitung rtabel Keterangan
pernyataan 1 0,830 0,252 Valid
pernyataan 2 0,738 0,252 Valid
pernyataan 3 0,832 0,252 Valid
pernyataan 4 0,581 0,252 Valid
Sumber: data primer diolah, 2019
Dari Tabel 5.13 di atas dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan variabel
pressure / Tekanan memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
butir kuisioner dinyatakan valid dan layak untuk di analisis lebih lanjut.
Tabel 5.14
Uji Validitas Variabel Opportunity
rhitung rtabel Keterangan
pernyataan 1 0,734 0,252 Valid
pernyataan 2 0,654 0,252 Valid
pernyataan 3 0,650 0,252 Valid
pernyataan 4 0,745 0,252 Valid
Sumber: data primer diolah, 2019
Dari Tabel 5.14 di atas dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan variabel
opportunity / kesempatan memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
seluruh butir kuisioner dinyatakan valid dan layak untuk di analisis lebih lanjut.
Tabel 5.15
Uji Validitas Variabel Rationalization
rhitung rtabel Keterangan
pernyataan 1 0,731 0,252 Valid
pernyataan 2 0,818 0,252 Valid
pernyataan 3 0,639 0,252 Valid
pernyataan 4 0,580 0,252 Valid
Sumber: data primer diolah, 2019
Dari Tabel 5.15 di atas dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan variabel
rationalization / rasionalisasi memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
seluruh butir kuisioner dinyatakan valid dan layak untuk di analisis lebih lanjut
Tabel 5.16
Uji Validitas Variabel Capability
rhitung rtabel Keterangan
pernyataan 1 0,841 0,252 Valid
pernyataan 2 0,912 0,252 Valid
pernyataan 3 0,900 0,252 Valid
pernyataan 4 0,706 0,252 Valid
Sumber: data primer diolah, 2019
Dari Tabel 5.16 di atas dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan variabel
capability / kemampuan memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
butir kuisioner dinyatakan valid dan layak untuk di analisis lebih lanjut
Tabel 5.17
Uji Validitas Variabel Greed
rhitung rtabel Keterangan
pernyataan 1 0,418 0,252 Valid
pernyataan 2 0,780 0,252 Valid
pernyataan 3 0,931 0,252 Valid
pernyataan 4 0,854 0,252 Valid
Sumber: data primer diolah, 2019
Dari Tabel 5.17 di atas dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan variabel greed /
keserakahan memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir
Tabel 5.18
Uji Validitas Variabel Exposure
rhitung rtabel Keterangan
pernyataan 1 0,717 0,252 Valid
pernyataan 2 0,755 0,252 Valid
pernyataan 3 0,649 0,252 Valid
pernyataan 4 0,515 0,252 Valid
Sumber: data primer diolah, 2019
Dari Tabel 5.18 di atas dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan variabel
exposure / pengungkapan memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
seluruh butir kuisioner dinyatakan valid dan layak untuk di analisis lebih lanjut
Tabel 5.19
Uji Validitas Variabel Fraud
rhitung rtabel Keterangan
pernyataan 1 0,546 0,252 Valid
pernyataan 2 0,842 0,252 Valid
pernyataan 3 0,813 0,252 Valid
pernyataan 4 0,752 0,252 Valid
Sumber: data primer diolah, 2019
Dari Tabel 5.19 di atas dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan variabel fraud /
Kecurangan memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur
yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Adapun cara yang dugunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam peneitan ini adalah
menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah
reliable akan dilakukan pengujian reabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program
1) Apabila hasil koefisien alpha lebih besar dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka
2) Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka
Tabel 5.20
Uji Reliabilitas
Cronbach’s
Variabel Nilai Kritis Keterangan
Alpha
Pressure 0,742 0,60 Reliabel
Opportunity 0,634 0,60 Reliabel
Rationalization 0,645 0,60 Reliabel
Capability 0,850 0,60 Reliabel
Greed 0,748 0,60 Reliabel
Exposure 0,669 0,60 Reliabel
Fraud 0,728 0,60 Reliabel
Sumber: data primer diolah, 2019
Berdasarkan uji reliabilitas pada semua variabel diketahui nilai Alpha pada kolom
Analisa dilakukan dengan model analisa regresi berganda. Sebelum dilakukan uji
hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen dan dependen
yang digunakan dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
layak adalah model yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Penelitian ini
Jika sig atau p-value < 0,05, maka asumsi normal terpenuhi.
Jika sig atau p-value> 0,05, maka asumsi normal tidak terpenuhi.
Uji normalitas data sangat penting dalam analisis statistik parametrik agar model
regresi terbebas dari kesalahan prediksi. Hasil Uji SPSS untuk normalitas data dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 5.21
Uji Normalitas dengan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 61
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,61537803
Most Extreme Differences Absolute ,058
Positive ,058
Negative -,128
Test Statistic ,128
Asymp. Sig. (2-tailed) ,314c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: data diolah, SPSS
Dari hasil pengolahan data pada tabel 5.21 diatas dilihat bahwa nilai signifikansi
Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah 0,314 maka dapat disimpulkan bahwa data variabel
terdistribusi normal karena signifikansi > 0,05. Pengujian normalitas data juga dapat diketahui
dengan melihat gambar grafik dan kurva distribusi normal. Data akan terdistribusi secara
normal jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas harapan
dan probabilitas pengamatan ditunjukan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan
antara garis probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Berikut ini merupakan
pengujian hasil normalitas data dalam bentuk grafik histogram dan kurva P-P Plots seperti
Berdasarkan gambar grafik histogram pada gambar 5.1 dapat disimpulkan bahwa data
telah berdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat pada data yang mengikuti garis diagonal
Berdasarkan gambar kurva PP-Plos pada gambar 5.2 dapat disimpulkan bahwa kurva telah
berdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat pada kurva normal PP-Plots terlihat titik-titik
berkolerasi atau tidak yang dapat dilihat melalui nilai VIF.Model regresi yang baik adalah
model regresi yang tidak terdapat multikolinieritas. Jika tolerance value> 0,1 atau VIF < 10,
Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.22
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Pressure ,535 1,868
Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dilihat bahwa nilai VIF dari variabel Pressure
sebesar 1,322 dan Exposure (Pengungkapan) sebesar 1,197 dimana masing- masing memilliki
nilai VIF < 10. Pada nilai tolerance dari Pressure (Tekanan) sebesar 0,535, Opportunity
(Pengungkapan) sebesar 0,836 dimana masing- masing memilliki nilai tolerance < 0.10 .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat multikolinieritas.
suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Analisis heteroskedastisitas menggunakan uji
grafik scatterplot. Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada
grafik scatterplot, dimana bila ada titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y serta tidak membetuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik scatterplot
Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi
pertama menggunakan analisis regresi berganda yang dilakukan untuk menganalisis pengaruh
Kesurangan. Untuk melihat pengaruh secara simultan yaitu dengan menggunakan uji statistik
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, maka analisa statistik yang digunakan
adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis linear berganda dapat
Dari hasil regresi linear berganda, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai
berikut:
Y =2,758+0,007X1+0,014X2+0,023X3+0,138X4-0.045X5+0,449X6
2) Nilai koefesien untuk variabel X 1 (presurre) adalah sebesar 0,007 artinya setiap
kenaikan variabel presurre sebesar 1% maka Fraud akan naik sebesar 0,007 kali
3) Nilai koefesien untuk variabel X 2 (opportunity) adalah sebesar 0,014 artinya setiap
kenaikan variabel opportunity sebesar 1% maka fraud akan naik sebesar 0,014 kali
4) Nilai koefesien untuk variabel X 3 (rationalization) adalah sebesar 0,023 artinya setiap
kenaikan variabel rationalization sebesar 1% maka fraud akan naik sebesar 0,023 kali
5) Nilai koefesien untuk variabel X 4 (capability) adalah sebesar 0,138 artinya setiap
kenaikan variabel capability sebesar 1% maka fraud akan naik sebesar 0,138 kali
6) Nilai koefesien untuk variabel X 5 (greed) adalah sebesar -0,045 artinya setiap
kenaikan variabel greed sebesar 1% maka fraud akan naik sebesar -0,045 kali dengan
7) Nilai koefesien untuk variabel X 6 (exposure) adalah sebesar 0,049 artinya setiap
kenaikan variabel exposure sebesar 1% maka fraudakan naik sebesar 0,049 kali
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, maka analisa statistik yang digunakan
adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis linear berganda dapat
Tabel 5.24
Hasil Uji Parsial (t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,758 1,575 1,751 ,056
1. Dari Tabel dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel pressure lebih kecil dari
0,05. pressure menunjukkan nilai signifikansi 0,027 (Sig = 0,000 > 0,05) sehingga
2. Dari Tabel dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel opportunity lebih kecil
dari 0,05. opportunity menunjukkan nilai signifikansi 0,009 (Sig = 0,000 > 0,05)
3. Dari Tabel dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel Rasionalization lebih
kecil dari 0,05. Rasionalition menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (Sig = 0,000 >
4. Dari Tabel dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel capability lebih kecil
dari 0,05. capability menunjukkan nilai signifikansi 0,003 (Sig = 0,000 > 0,05)
5. Dari Tabel dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel greed lebih besar dari
0,05. greed menunjukkan nilai signifikansi 0,172 (Sig = 0,000 > 0,05) sehingga
secara parsial variabel greed berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
6. Dari Tabel dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel exposure lebih besar
dari 0,05. exposure menunjukkan nilai signifikansi 0,062 (Sig = 0,000 > 0,05)
sehingga secara parsial variabel exposure berpengaruh positif dan tidak signifikan
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhahap variabel dependen.
Tabel 5.25
Uji Simultan (F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3,533 7 ,589 1,399 ,032b
Residual 22,721 54 ,421
Total 26,254 61
a. Dependent Variable: FRAUD
b. Predictors: (Constant), EXPOSURE, GREED, PRESSURE, CAPABILITY, OPPORTUNITY,
RATIONALIZATION
Sumber: Lampiran Output SPSS
Berdasarkan Tabel 5.25 diketahui bahwa nilai signifikan 0,026 lebih kecil dari 0,05
(Sig = 0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi (R 2) dapat
Tabel 5.26
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,667 ,735 ,738 ,64867
a. Predictors: (Constant), EXPOSURE, GREED, PRESSURE, CAPABILITY,
OPPORTUNITY, RATIONALIZATION
b. Dependent Variable: FRAUD
Berdasarkan Tabel 5.26 nilai Koefisien (R) sebesar 0,667 yang menunjukkan besarnya
hubungan antara variabel, dengan koefisien determinasi (Adjusted R square) sebesar 0,738
atau 73,8%. Hal ini berarti variabel pressure, capability, opportunity, rasionalization, greed,
exposure dapat menjelaskan variabel fraud / kecurangan pada perusahaan farmasi di suamtera
utara sebesar 73,80%. Sedangkan sisanya 26,20% dijelaskan oleh variabel lain diluar model
estimasi ini.
Dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel pressure menunjukkan nilai sebesar
0,027 atau lebih kecil dari nilai alpha 0,05 sehingga secara parsial variabel pressure
berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap Fraud pada Perusahaan Farmasi di
Sumatera Utara. Maka dari itu variabel pressure atau tekanan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa tekanan yang dihadapi seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan
mampu memicu seseorang melakukan perbuatan fraud atau kecurangan dengan banyak faktor
perkerjaan. Sejalan dengan peleitian Al-Hakim (2017) menyatakan bahwa faktor penyebab
fraud yang dominan menurut pandangan auditor berupa pressure / tekanan dari adanya
Hal ini didukung dan sejalan oleh beberapa penelitian yaitu Mufakkir & Listiadi
penelitian Purwanto, Mulyadi & Anwar (2017) juga dalam hasil penelitiannya menunjukkan
Dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel opportunity nilai signifikansi 0,009
atau lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 sehingga secara parsial variabel opportunity
berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraud / kecurangan pada Perusahaan
kesempatan dapat memicu terjadinya fraud pengadaan barang dan jasa. situasi yang membuka
wewenang sehingga dapat memicu terjadinya perbuatan fraud atau kecurangan. Cressey
(1973) mengungkap bahwa Dalam fraud triangle , sistem pengendalian yang mengandung
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
Zulaikha & Hadiprajitno (2016) dimana penelitiannya menunjukkan bahwa secara empiris
adanya Peluang / opportunity yaitu prosedur yang lemah berpengaruh positif signifikan
menunjukkan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai apha sebesar 0,05 sehingga secara
parsial variabel berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap Fraud pada
kecurangan / fraud, karena alasan dari pada rasionalisasi adalah pembenaran yang dilakukan
pelaku fraud tersebut. penelitian Ruankaew (2016) menunjukkan Rasionalisasi adalah hal yang
tidak terpisahkan terhadap pemicu terjadinya fraud yang tidak terpisahkan dari pada tekanan
dan kesempatan. Hasil penelitian Al-Hakim (2017) juga menyatakan bahwa adapun faktor
yang paling dominan penyebab terjadinya fraud menurut pengakuan pelaku ialah rasionalisasi
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Mulyadi & Anwar
(2017) dimana Secara simultan rasionalisasi berpengaruh fraud dan begitu juga penelitian yang
dilakukan oleh Mufakkir & Listiadi (2016) dalam penelitiannya berkaitan dengan perilaku
Dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel capability / kemampuan adalah 0,003
yaitu lebih kecil dari nilai alpha 0,05 sehingga secara parsial variabel capability berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Fraud pada Perusahaan Farmasi di Sumatera Utara.
Merupakan salah satu elemen penting penyebab terjadiny fraud sebagaimana temuan
Wolfe dan Hermanson (2004) sebagai pengembangan dari pada teori Cressey Triangle Fraud
sehingga Capability / kemampuan ini juga ditetapkan sebagai variabel untuk melihat sejauh
mana capability berpengaruh terhadap Fraud pengadaan barang dan jasa. Kemampuan menjadi
hal penting yang saling berkaitan dari pada elemen yang ada dalam penyempurnaan prilaku
kecurangan yang terjadi. Penelitian Purwanto, Mulyadi & Anwar (2017) juga menunjukan
bahwa capability / kemampuan berpengaruh terhadap fraud pengadaan barang dan jasa.
Dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel greed / keserakahan menunjukkan nilai
signifikansi 0,172 atau lebih besar dari nilai alpha 0,05 sehingga secara parsial variabel greed
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Fraud pada Perusahaan Farmasi di
Sumatera Utara.
Dasarnya ketika seseorang melakukan korupsi disebabkan pada dasarnya manusia itu
serakah dan tidak pernah merasa puas. Koruptor adalah orang yang tidak puas pada keadaan
dirinya. Selalu merasa tidak puas diri atas apa yang sudah dimiliki karena melihat orang lain
memiliki lebih dari yang dimiliki oleh pelaku. Greed atau keserakahan sebagai faktor yang
membuat seseorang buta akan tindakannya, menghalalkan segala cara untuk dapat memenuhi
hasrat materialnya Dewani & Chariri (2015) Hasil dari penelitian Dewi (2017) menyatakan
salah satu faktor terjadinya korupasi atas dana bantuan politik karena adanya keserakahan yang
berhubungan dengan uang dan jabatan. Dan penelitian lain Isgiyata, Indayani & Budiyoni
(2018) Greed tidak berpengaruh secara positif terhadap perilaku kecurangan/fraud pada
pengadaan barang/jasa pemerintah. Sejalan dengan pada perusahaan farmasi di sumatera utara
greed / keserakahan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap fraud. Hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan Teori GONE dari Bologne (1993) yang menyebutkan bahwa Greed
menunjukkan nilai signifikansi 0,062 atau lebih besar dari nilai alpha 0,05 sehingga secara
parsial variabel exposure berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Fraud pada
Kasus yang sudah terungkap seharusnya tidak hanya diungkap tetapi didalami lebih
luas yaitu dari sisi penegakan hukum/ law enforcement secara konsisten. Seorang koruptor
harus dihukum sesuai kesalahnnya sehingga memberikan efek jera bagi yang lain. Tidak boleh
ada tindakan main-main oleh penegak hukum terutama Hakim yang memimpin jalannya
sidang karena selama ini diketahui ada beberapa oknum penegak hukum yang masih bisa
disuap yang menandakan bahwa proses hukum dapat dipermainkan sehingga menimbulkan
deterrence effect yang minim. Hukuman yang rendah (exposes) adalah hal yang berkaitan
dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku
diketemukan melakukan kecurangan (Dewani & Chariri, 2015). Hukuman yang rendah
(exposes) belum menjamin tidak terulangnya kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama
maupun oleh pelaku yang lain. Semakin rendah tingkat hukuman maka semakin tinggi pula
Hasil penelitian dari Isgiyata, Indayani & Budiyoni (2018) menunjukkan variabel
Exposeru /pengungkapan berpengaruh secara positif terhadap perilaku fraud pada pengadaan
barang/jasa pemerintah.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
Namun diketahui bahwa pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dapat
1. Pada penelitian ini yang menjadi sampel perusahaan hanya memakai 3 perusahaan
79
mampu menjelaskan Fraud yang terjadi pada perusahaan farmasi disumatera utara
sebesar 73,8% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya diluar penelitian ini.
6.2 Saran
insentif atau bonus atas kinerja yang diberikan secara berkala agar fraud / kecurangan
yang disebabkan tekanan finansial dapat diatasi.selain itu juga peningkatan sistem
ataupun prosedur yang menjadi peluang untuk memicu tindakan fraud / kecurangan itu
dapat terjadi.
3. Peneliti selanjutnya dapat menambah sampel perusahaan yang lebih banyak dan
DAFTAR PUSTAKA
Abdullahi, Mansor, Nuhu (2015), Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond Theory :
Understanding the Convergent and Divergent for Future Research
Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality, and Behavior. Edisi Kedua. England: Open
University Press.
Ajzen, Icek dan Fishbein, Martin. 2005. The Influence of Attitudes on Behavior. Prentice-Hall,
Englewood-Cliffs. New Jersey.
Al Hakim (2017), Persepsi Auditor dan Pelaku Terhadap Faktor Penyebab Fraud (Kasus di
Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta)
Albrecht, et al. 2011. Asset Misappropriation Research White Paper for the Institute for Fraud
Prevention
Arifianti, Santoso, Handajani (2015) Perspektif Triangle Fraud Theory Dalam Pengadaan
Barang/Jasa Di Pemerintah Provinsi Ntb
Arikunto, Suharimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bologna, G. Jack., Robert J.Lindquist and Joseph T. Wells. (1993). Investigation Audit. 4th
Edition, New Jersey: Prentice-Hall
Cressey, D. R. (1953). Other People’s Money. Montclair, NJ: Patterson Smith, pp.1300
Dorminey , Fleming, Kranacher & Riley (2012), The Evolution of Fraud Theory
Dadang. 2017. “Indeks Persepsi Korupsi 2016, Indonesia Hanya Naik 1 Poin”. 25 Januari
2017. Diakses pada 29 Desember 2018.
http://news.okezone.com/read/2017/01/25/337/1600848/indeks-persepsi-korupsi-2016-
indonesia-hanya-naik-1-poin
Dellaportas (2012), Conversations with inmate accountans : Motivation, Opportunity and the
Fraud Triangle
Dewani, R. A., & Chariri, A. (2015). Money laundering dan keterlibatan wanita (Artis):
Tantangan baru bagi auditor investigasi. Diponegoro Journal of Accounting, 4(3), 1-
6.
Hamdani, Rizki. 2015. Korupsi di Indonesia: Alasan, Tujuan, Pandangan, dan Klasifikasi.
Yogyakarta: Tesis Program Magister Akuntansi, Universitas Islam Indonesia.
81
Hanapi (2017), Analisis Fraud Pada Pengadaan Barang dan Jasa (Studi Kasus Kabupaten
Buol)
Indonesian Corruption Watch. 2017. “Sektor Pelayanan Publik Paling Rawan Dikorupsi”
Diakses pada tanggal 26 Desember 2018.
https://antikorupsi.org/id/news/sektor-pelayanan-publik-paling-rawan-dikorupsi
Indonesian Corruption Watch. 2018. “Outlook Korupsi Politik 2018” Diakses pada tanggal 27
Desmeber 2018.
https://antikorupsi.org/sites/default/files/outlook_korupsi_politik_2018_110118.pdf
Isgiyata, Indayani, Budioni, 2018. Studi Tentang Teori Gone dan Pengaruhnya Terhadap Fraud
Dengan Idealisme Pimpinan Sebagai Variabel Moderasi: Studi Pada Pengadaan
Barang/Jasa di Pemerintahan. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis.Vol. 5(1), pp 31 -42 .
Kassem and Higson. 2012. The New Fraud Triangle Model. Journal of Emerging Trends in
Economics and Management Sciences (JETEMS) 3(3): 191-195 © Scholarlink
Research Institute Journals, 2012 (ISSN: 2141-7024). British University. UK
Komisi Pemberantasan Korupsi. 2017 . “Laporan Tahunan 2017” Diakses pada tanggal 26
Desember 2018.
https://www.kpk.go.id/nuweb/images/Laporan%20Tahunan%20KPK%202017.pdf
Mufakkir & Listiadi (2016) , Pengaruh Faktor Yang Terdapat Dalam Dimensi Fraud
Triangle Terhadap Perilaku Kecurangan
Merdeka.com. 2018. “Kejaksaan setor uang pengganti korupsi alkes di Sumut Rp 4,2 M ke kas
https://www.merdeka.com/peristiwa/kejaksaan-setor-uang-pengganti-korupsi-alkes-di-
sumut-rp-42-m-ke-kas-negara.html
Okezone.com. 2018. “Kejati Sumut Tahan Tersangka Korupsi Alkes Senilai Rp1,2 Miliar”
Diakses tanggal 05 Desember 2018.
https://news.okezone.com/read/2018/03/10/340/1870668/kejati-sumut-tahan-
tersangka-korupsi-alkes-senilai-rp1-2-miliar.
Purwanto, Mulyadi & Anwar (2017), Kajian Konsep Diamond Fraud Theory Dalam
Menunjang Efektivitas Pengadaan Barang/Jasa Di Pemerintah Kota Bogor
Ristianingsih (2017), Telaah Konsep Fraud Diamond Theory Dalam Mendeteksi Perilaku
Fraud Di Perguruan Tinggi
Sopotan, Tinangon, dan Lambey (2017), Analisis Resiko Kecurangan terhadap Sistem
Pengelolaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Di FKTP Pemerintah Kota
Bitung
Sorunke, Abayomi (2016), Personal Ethics and Fraudster Motivation : The Missing Link in
Fraud Triangle and Fraud Diamond Theories
Tribunmedan.com. 2018. “Mau Ditangkap Tersangka Korupsi Alat Kesehatan Sembunyi Di-Dalam
Lemari” Diakses tanggal 06 Desember 2018.
http://medan.tribunnews.com/2017/11/29/mau-ditangkap-tersangka-korupsi-alat-
kesehatan-sembunyi-di-dalam-lemari.
Wolfe, David T.; Hermanson, Dana R. 2004. The Fraud Diamond: Considering the Four
Elements of Fraud. CPA Journal; Dec2004, Vol. 74 Issue 12, p38.
Nama
Judul
No Peneliti / Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
Tahun
1. Mufakkir Pengaruh Variabel Independen Terdapat pengaruh
& Listiadi Faktor Yang : positif signifikan antara
(2016) Terdapat Tekanan Akademik, factor-faktor dalam
Kesempatan dimensi fraud triangle
Dalam
Menyontek, dan yaitu tekanan
Dimensi Rasionalisasi akademik, kesempatan
Fraud Menyontek. menyontek, dan
Triangle rasionalisasi
Terhadap Variabel Dependen : menyontek secara
Perilaku Perilaku Kecurangan simultan terhadap
Kecurangan Akademik Siswa perilaku kecurangan
akademik siswa kelas
Akademik
XI Akuntansi di SMK
Negeri 10 Surabaya.
Terdapat pengaruh
positif signifikan antara
tekanan akademik &
Rasionalisasi
Menyontek terhadap
perilaku kecurangan
akademik siswa kelas
XI Akuntansi di SMK
Negeri 10 Surabaya.
Dan Tidak terdapat
pengaruh kesempatan
menyontek terhadap
perilaku kecurangan
akademik siswa kelas
XI Akuntansi di SMK
Negeri 10 Surabaya.
Hal ini berarti
kesempatan yang
dimiliki siswa tidak
mempengaruhi perilaku
kecurangan akademik
terjadi pada kelas XI di
SMK Negeri 10
Surabaya.
2. Purwanto, Kajian Variabel Independen 1. hasil penelitian
Mulyadi & Konsep : yang diperoleh
Anwar Diamond Pressure , menunjukkan
(2017) Opportunity, bahwa pressure,
2. Henelitian
diperoleh
bahwa pressure
berpengaruh
terhadap fraud
Pengadaan
Barang/Jasa di
Pemerintah
Kota Bogor.
Pressure
memiliki
hubungan
negatif terhadap
fraud
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
yang artinya
semakin
meningkatnya
pressure/tekana
n dalam
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
maka semakin
menurun tingkat
terjadinya fraud
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah di
Pemerintah
Kota Bogor.
3. Hasil penelitian
diperoleh
bahwa
opportunity,
rationalization
dan capability
berpengaruh
terhadap fraud
Pengadaan
Barang/Jasa di
Pemerintah
Kota Bogor,
yang artinya
semakin
meningkat
opportunity/Kes
empatan,
rationalization
dan capability
dalam
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
maka semakin
meningkat pula
tingkat
terjadinya fraud
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah di
Pemerintah kota
Bogor.
Penyebab pandangan
Fraud (Kasus Auditor &
di Wilayah Pelaku adalah
Daerah Kurangnya
Istimewa pengawasan
Yogyakarta) dari atasan
langsung dan
tidak langsung,
adanya posisi
jabatan
(Kewenangan)
berkenaan
dengan
Capability /
Kemampuan,
Kebutuhan,
Gaya hidup dan
sistem politik
yang ada.
2. Faktor
penyebab fraud
yang diakui
pelaku tetapi
tidak ada
pandangan dari
auditor adalah
Tekanan dari
Oknum
(Pressure),
Keserakahan ,
Sistem
penegakan
hukum tidak
optimal,
kurangnya
pemahaman
terhadap
peraturan,
kesamaan
perbuatan
(Rasionalisasi)
dan meminjam
dan akan
mengembalikan
(rasionalisasi).
7. Nurharjant Faktor-faktor Variabel Independen Dalam penelitian ini
i (2017) yang : menemukan bahwa
berhubungan Kualitas Panitia, Kualitas Panitia,
resiko kecurangan
dengan adanya
pemotongan belanja
jasa pelayanan
kesehatan.
11. Sorunke, Personal Fraud, Personal Penelitian ini
Abayomi Ethics and Ethics,Fraud menekankan bahwa
(2016) Fraudster Triangle, Fraud Personal Ethics adalah
Motivation : Diamond, Fraud variabel baru untuk
The Missing Pentagon mempermudah dalam
Link in menyingkap terjadinya
Fraud fraud yang telah
Triangle and dikembangkan dari
Fraud teori Fraud Triangle
Diamond dan Fraud Diamond
Theories untuk lebih dalam
melihat penyebab
terjadinya fraud.
para pelaku
dalam penelitian ini
dipengaruhi oleh strain
yang secara luas
diklasifikasikan ke
dalam keuangan
(kegagalan bisnis dan
investasi serta
keserakahan)
14. Wolfe , The Fraud The Fraud Diamond Kemampuan /
Hermanso Diamond : : Considering the Capability Menjadi
n (2004) Considering Four elements of suatu hal penting
the Four fraud menurut penelitian
elements of mereka dalam
fraud membentuk kasus fraud
yang dilakukan
individu. Dimana
sebagai pelengkap
daripada elemen
penyebab terjadinya
fraud.
15. Prabowo To be corrupt Corruption, Penelitian ini
(2014) or not to be Indonesia, Fraud, menunjukkan dalam
Corrupt : Fraud Triangle, diskusinya Setiap kali
Understandin Rationality, Fraud pelaku korupsi
g the Investigation, potensial masuk
behavioral Reasearch Paper lingkungan di mana
side of tekanan / motivasi,
corruption in peluang dan
Indonesia. rasionalisasi untuk
melakukan korupsi
hadir, pelaku tersebut
akan melakukannya
secara sadar atau tidak
sadar menilai semua
manfaat dan biaya yang
akan ditanggungnya
sebelumnya
memutuskan untuk
melakukan atau tidak
melakukan
korupsi. Dengan
demikian, dia akan
menugaskan
nilai subjektif untuk
setiap elemen biaya-
manfaat untuk
melakukan
pertimbangan dan
mempertimbangkan
manfaat yang akan
didapatkan secara
besar.
16. Kassem & The New Fraud, Fraud Motivasi, Peluang, dan
Higson Fraud Triangle, Cressey’s Personal Integritas
(2012) Triangle Fraud Theory, Fraud yang merupangan
Model Models, Fraud variabel pengubah
Detection rasionalisasi serta
kapabilitas atau
kemampuan menjadi
model baru untuk
mengembangkan
kerangka konsep dalam
menyelami penyebab
terjadinya fraud dan
menjadikan elemen
tersebut untuk menjadi
penilai resiko bagi
seorang Auditor
Eksternal dalam
meninimalisir
terjadinya Fraud.
17. Abdullahi, Fraud Fraud, Fraud Capability atau
Mansor, Triangle diamond theory, Kemampuan adalah
Nuhu Theory and Fraud Triangle elemen penting dari
(2015) Fraud Theory, Forensic tambahan teori Segitiga
Diamond Accounting Fraud yang terjadi.
Theory : Meyakini bahwa
Understandin seseorang tidak dapat
g the melakukan fraud tanpa
Convergent memiliki kemampuan
and untuk menutupi
Divergent for tindakan fraud tersebut.
Future
Research
18. Dorminey The Fraud, Fraudster, Meta-model disajikan
, Fleming, Evolution of Predator, Risk sebagai kerangka kerja
Kranacher Fraud Theory Assessment , Fraud untuk mengidentifikasi
& Riley Triangle, Fraud area potensial Fraud
(2012) Diamond, Fraud untuk kemudian hari
Pentagon, dalam
Accidental penelitian, menyoroti
Fraudster, Predator pertanyaan terbuka
Fraudsetr, berkenaan dengan
Management karakteristik penipu,
Override, Collusion, pemahaman kombinasi
PRESSURE / TEKANAN
RESP/Q 1 2 3 4
1 5 4 5 4
2 5 5 5 4
3 5 4 5 4
4 4 5 4 4
5 5 4 5 4
6 5 5 5 4
7 4 5 4 3
8 4 4 4 5
9 5 5 5 4
10 4 5 4 4
11 4 5 4 4
12 5 5 5 4
13 4 5 4 4
14 4 5 4 4
15 5 5 5 4
16 4 5 4 4
17 4 5 4 4
18 3 5 3 4
19 4 3 4 4
20 5 5 5 4
21 5 5 5 4
22 4 3 4 4
23 4 5 5 4
24 4 5 5 4
25 5 4 5 4
26 4 4 4 4
27 5 4 5 4
28 5 4 5 4
29 4 4 4 4
30 5 4 5 4
31 4 4 4 5
32 5 4 5 4
33 5 4 5 4
34 5 5 4 5
35 5 4 4 4
36 5 4 5 4
37 5 3 5 3
38 3 4 3 4
39 4 4 4 5
40 5 4 4 5
41 5 4 4 4
42 5 5 3 5
43 5 5 5 5
44 5 5 5 4
45 5 5 5 5
46 4 5 5 5
47 5 5 5 5
48 4 5 5 4
49 5 5 5 5
50 4 5 5 5
51 5 5 5 5
52 5 5 5 5
53 4 4 4 4
54 4 4 4 3
55 3 3 3 3
56 3 3 3 4
57 3 3 3 3
58 3 3 3 4
59 4 4 4 4
60 4 4 4 4
61 3 3 3 4
OPPORTUNITY / KESEMPATAN
RESP/Q 1 2 3 4
1 4 4 4 5
2 4 5 4 5
3 4 4 5 5
4 4 5 3 4
5 4 3 3 4
6 4 2 5 5
7 4 4 4 4
8 4 4 2 4
9 4 4 4 4
10 3 3 4 3
11 5 3 4 3
12 5 4 5 5
13 5 4 5 5
14 5 5 5 4
15 4 4 4 5
16 5 5 4 4
17 4 5 5 3
18 5 4 4 5
19 5 4 5 4
20 5 3 4 4
21 5 4 5 4
22 5 4 5 4
23 5 3 4 4
24 4 4 4 3
25 4 3 4 3
26 5 3 5 3
27 4 3 4 4
28 4 2 5 3
29 4 4 4 2
30 4 2 4 2
31 4 3 4 2
32 2 3 2 3
33 5 4 5 5
34 5 4 5 5
35 5 5 5 4
36 4 4 4 5
37 5 5 4 4
38 5 4 5 4
39 5 3 4 4
40 4 2 5 3
41 4 4 4 2
42 4 4 4 5
43 5 5 5 5
44 4 4 4 5
45 4 4 4 4
46 4 4 4 5
47 4 5 4 5
48 4 4 4 4
49 5 4 4 5
50 4 4 4 4
51 4 4 4 5
52 4 4 4 5
53 4 4 3 4
54 4 4 4 4
55 3 3 3 3
56 3 4 3 3
57 4 3 4 3
58 4 3 3 3
59 4 4 4 4
60 4 3 3 4
61 4 4 4 3
RATIONALIZATION / RASIONALISASI
RESP/Q 1 2 3 4
1 4 3 3 5
2 4 5 4 5
3 5 4 4 4
4 5 4 5 4
5 4 4 4 4
6 4 4 4 5
7 5 4 4 4
8 5 5 5 5
9 4 4 4 4
10 4 4 5 5
11 4 5 4 4
12 4 4 4 4
13 4 4 4 4
14 4 5 4 5
15 5 5 5 4
16 4 5 4 4
17 4 4 5 4
18 5 5 3 4
19 4 5 5 4
20 4 4 5 5
21 5 5 5 4
22 4 4 4 4
23 4 4 5 5
24 5 4 4 4
25 5 5 5 4
26 5 5 5 5
27 4 4 4 4
28 5 5 5 4
29 4 5 5 5
30 5 5 5 5
31 5 5 5 4
32 4 3 5 5
33 5 3 5 3
34 5 5 5 5
35 4 5 5 5
36 4 5 5 4
37 4 3 5 4
38 5 5 3 5
39 4 5 5 5
40 5 5 5 5
41 5 5 3 5
42 4 4 4 4
43 5 4 4 4
44 4 5 4 4
45 4 4 4 4
46 5 5 4 4
47 5 5 4 4
48 4 4 4 4
49 5 5 4 4
50 4 4 4 5
51 4 5 4 5
52 5 5 5 4
53 4 4 4 4
54 4 4 3 4
55 3 3 3 3
56 3 3 4 3
57 3 3 3 4
58 3 3 4 4
59 4 4 4 4
60 4 4 4 4
61 3 3 4 4
CAPABILITY / KEMAMPUAN
RESP/Q 1 2 3 4
1 4 4 4 4
2 4 4 4 4
3 4 4 4 4
4 3 3 2 2
5 4 4 4 4
6 3 3 3 3
7 3 3 3 3
8 3 3 3 3
9 3 3 3 3
10 3 3 3 3
11 3 2 3 2
12 3 3 3 3
13 4 4 4 4
14 3 2 2 3
15 4 4 4 3
16 3 3 3 1
17 4 4 4 4
18 3 3 3 3
19 4 4 4 4
20 3 3 3 3
21 3 3 3 3
22 3 3 3 3
23 3 3 3 3
24 3 3 3 3
25 4 4 4 4
26 3 4 4 3
27 4 4 4 4
28 3 3 3 4
29 4 4 4 3
30 3 3 4 3
31 4 4 4 3
32 4 4 3 4
33 3 3 3 3
34 4 4 4 4
35 3 2 2 3
36 4 4 4 3
37 3 3 3 1
38 3 3 3 3
39 3 3 3 3
40 3 3 3 4
41 4 4 4 3
42 4 5 5 5
43 4 5 5 5
44 5 4 5 4
45 4 4 4 4
46 5 4 5 3
47 5 4 5 3
48 4 4 4 3
49 5 4 5 3
50 4 4 4 4
51 5 4 4 4
52 4 4 4 3
53 4 3 3 4
54 4 4 4 4
55 3 3 4 5
56 4 3 3 4
57 3 4 3 5
58 3 3 3 4
59 4 4 4 4
60 3 3 3 3
61 4 4 4 4
GREED / KESERAKAHAN
RESP/Q 1 2 3 4
1 3 5 5 5
2 3 5 5 4
3 4 3 3 3
4 5 5 5 5
5 4 1 1 2
6 4 1 1 3
7 2 4 4 4
8 3 3 3 3
9 2 3 3 3
10 3 3 3 3
11 4 1 1 2
12 3 5 3 3
13 4 2 2 2
14 4 1 1 2
15 3 5 3 3
16 3 5 3 3
17 3 3 3 3
18 3 3 4 4
19 4 3 3 3
20 4 5 5 5
21 1 5 1 1
22 4 3 3 3
23 4 3 3 3
24 4 3 3 3
25 4 3 3 3
26 3 3 3 3
27 3 3 3 3
28 3 3 3 3
29 3 3 3 3
30 3 3 3 3
31 4 3 3 3
32 4 3 3 3
33 3 5 3 3
34 4 2 2 2
35 4 1 1 2
36 3 5 3 3
37 3 5 3 3
38 4 3 3 3
39 4 3 3 3
40 3 3 3 3
41 3 3 3 3
42 5 5 5 4
43 5 5 5 4
44 4 4 4 4
45 4 4 3 4
46 3 3 3 3
47 3 3 4 3
48 3 3 3 4
49 3 3 4 4
50 4 4 4 4
51 4 4 4 4
52 3 3 4 4
53 4 4 3 3
54 3 4 4 3
55 5 5 5 5
56 4 4 3 3
57 5 5 5 4
58 3 4 4 3
59 4 4 4 5
60 4 3 3 5
61 5 4 4 3
EXPOSURE / PENGUNGKAPAN
RESP/Q 1 2 3 4
1 4 4 4 4
2 4 4 4 4
3 4 4 4 4
4 3 4 4 4
5 2 2 4 3
6 4 4 5 5
7 4 4 5 4
8 4 4 5 5
9 4 5 5 4
10 3 4 5 5
11 3 3 4 4
12 2 3 4 4
13 4 5 5 4
14 2 4 4 4
15 3 4 4 4
16 2 2 4 4
17 4 4 4 4
18 2 2 4 4
19 2 4 4 4
20 2 4 4 4
21 2 2 5 5
22 4 4 5 4
23 3 4 4 4
24 5 5 5 4
25 4 4 5 4
26 4 4 5 4
27 4 4 5 4
28 4 4 4 5
29 4 4 4 5
30 4 4 4 5
31 4 3 4 3
32 3 4 4 5
33 2 3 4 4
34 4 5 5 4
35 2 4 4 4
36 3 4 4 4
37 2 2 4 4
38 4 4 5 4
39 3 4 4 4
40 4 4 4 5
41 4 4 4 5
42 4 4 3 3
43 4 4 4 3
44 4 3 3 3
45 4 4 4 2
46 3 3 4 3
47 4 3 3 4
48 3 4 3 4
49 3 3 3 3
50 4 4 4 4
51 3 3 3 4
52 4 4 4 3
53 4 4 3 3
54 4 4 4 4
55 5 4 5 5
56 4 4 3 3
57 5 4 5 4
58 4 4 4 4
59 4 5 4 3
60 3 5 3 5
61 4 3 4 3
FRAUD / KECURANGAN
RESP/Q 1 2 3 4
1 5 4 4 5
2 4 5 4 5
3 4 5 5 5
4 4 5 4 5
5 5 4 4 4
6 4 5 5 5
7 5 5 5 5
8 4 4 4 4
9 5 4 4 4
10 4 5 4 5
11 4 4 5 5
12 4 4 4 4
13 5 4 5 4
14 4 5 4 5
15 4 5 4 4
16 4 4 5 4
17 4 5 5 4
18 4 4 5 4
19 5 5 4 4
20 4 4 4 5
21 4 4 5 4
22 5 4 4 5
23 4 4 4 4
24 4 4 5 4
25 5 4 4 5
26 4 5 5 5
27 4 5 4 4
28 5 4 4 4
29 5 4 4 5
30 4 5 4 4
31 5 5 5 5
32 3 5 5 5
33 5 3 3 3
34 5 3 3 2
35 3 3 3 4
36 3 4 4 2
37 3 3 3 2
38 5 5 5 2
39 5 1 1 2
40 3 3 3 4
41 3 3 3 3
42 4 3 4 4
43 3 3 4 4
44 3 3 4 4
45 4 3 2 4
46 3 3 2 3
47 4 3 2 4
48 4 3 3 3
49 3 3 3 3
50 4 5 4 4
51 3 3 4 4
52 3 2 4 4
53 3 2 3 3
54 3 4 4 3
55 5 4 4 5
56 4 3 3 4
57 5 2 4 5
58 5 3 3 3
59 2 3 4 4
60 2 3 3 3
61 3 3 3 4
UJI VALIDITAS
PRESSURE (X1)
Correlations
PRE1 PRE2 PRE3 PRE4 PRESSURE
PRE1 Pearson Correlation 1 ,367** ,778** ,295* ,830**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,021 ,000
N 61 61 61 61 61
PRE2 Pearson Correlation ,367** 1 ,435** ,380** ,738**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,003 ,000
N 61 61 61 61 61
PRE3 Pearson Correlation ,778** ,435** 1 ,206 ,832**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,111 ,000
N 61 61 61 61 61
PRE4 Pearson Correlation ,295* ,380** ,206 1 ,581**
Sig. (2-tailed) ,021 ,003 ,111 ,000
N 61 61 61 61 61
PRESSURE Pearson Correlation ,830** ,738** ,832** ,581** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
OPPORTUNITY (X2)
Correlations
OPP1 OPP2 OPP3 OPP4 OPPORTUNITY
OPP1 Pearson Correlation 1 ,254* ,611** ,318* ,734**
Sig. (2-tailed) ,048 ,000 ,012 ,000
N 61 61 61 61 61
OPP2 Pearson Correlation ,254* 1 ,099 ,408** ,654**
Sig. (2-tailed) ,048 ,446 ,001 ,000
N 61 61 61 61 61
OPP3 Pearson Correlation ,611** ,099 1 ,212 ,650**
Sig. (2-tailed) ,000 ,446 ,101 ,000
N 61 61 61 61 61
OPP4 Pearson Correlation ,318* ,408** ,212 1 ,745**
Sig. (2-tailed) ,012 ,001 ,101 ,000
N 61 61 61 61 61
OPPORTUNITY Pearson Correlation ,734** ,654** ,650** ,745** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
RATIONALIZATION (X3)
Correlations
RATIONALIZAT
RAT1 RAT2 RAT3 RAT4 ION
RAT1 Pearson Correlation 1 ,580** ,286* ,147 ,731**
Sig. (2-tailed) ,000 ,025 ,260 ,000
N 61 61 61 61 61
RAT2 Pearson Correlation ,580** 1 ,270* ,365** ,818**
Sig. (2-tailed) ,000 ,036 ,004 ,000
N 61 61 61 61 61
RAT3 Pearson Correlation ,286* ,270* 1 ,195 ,639**
Sig. (2-tailed) ,025 ,036 ,133 ,000
N 61 61 61 61 61
RAT4 Pearson Correlation ,147 ,365** ,195 1 ,580**
Sig. (2-tailed) ,260 ,004 ,133 ,000
N 61 61 61 61 61
RATIONALIZATION Pearson Correlation ,731** ,818** ,639** ,580** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
CAPABILITY (X4)
Correlations
CAP1 CAP2 CAP3 CAP4 CAPABILITY
CAP1 Pearson Correlation 1 ,731** ,801** ,351** ,841**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,006 ,000
N 61 61 61 61 61
CAP2 Pearson Correlation ,731** 1 ,840** ,521** ,912**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
CAP3 Pearson Correlation ,801** ,840** 1 ,410** ,900**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000
N 61 61 61 61 61
CAP4 Pearson Correlation ,351** ,521** ,410** 1 ,706**
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,001 ,000
N 61 61 61 61 61
CAPABILITY Pearson Correlation ,841** ,912** ,900** ,706** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
GREED (X5)
Correlations
GRE1 GRE2 GRE3 GRE4 GREED
GRE1 Pearson Correlation 1 -,040 ,225 ,291* ,418**
Sig. (2-tailed) ,760 ,081 ,023 ,001
N 61 61 61 61 61
GRE2 Pearson Correlation -,040 1 ,706** ,500** ,780**
Sig. (2-tailed) ,760 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
GRE3 Pearson Correlation ,225 ,706** 1 ,811** ,931**
Sig. (2-tailed) ,081 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
GRE4 Pearson Correlation ,291* ,500** ,811** 1 ,854**
Sig. (2-tailed) ,023 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
GREED Pearson Correlation ,418** ,780** ,931** ,854** 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
EXPOSURE (X6)
Correlations
EXP1 EXP2 EXP3 EXP4 EXPOSURE
EXP1 Pearson Correlation 1 ,549** ,237 -,030 ,717**
Sig. (2-tailed) ,000 ,066 ,817 ,000
N 61 61 61 61 61
EXP2 Pearson Correlation ,549** 1 ,235 ,150 ,755**
Sig. (2-tailed) ,000 ,069 ,248 ,000
N 61 61 61 61 61
EXP3 Pearson Correlation ,237 ,235 1 ,355** ,649**
Sig. (2-tailed) ,066 ,069 ,005 ,000
N 61 61 61 61 61
EXP4 Pearson Correlation -,030 ,150 ,355** 1 ,515**
Sig. (2-tailed) ,817 ,248 ,005 ,000
N 61 61 61 61 61
EXPOSURE Pearson Correlation ,717** ,755** ,649** ,515** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
FRAUD (Y)
Correlations
FRA1 FRA2 FRA3 FRA4 FRAUD
FRA1 Pearson Correlation 1 ,268* ,179 ,228 ,546**
Sig. (2-tailed) ,037 ,167 ,078 ,000
N 61 61 61 61 61
FRA2 Pearson Correlation ,268* 1 ,693** ,485** ,842**
Sig. (2-tailed) ,037 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
FRA3 Pearson Correlation ,179 ,693** 1 ,508** ,813**
Sig. (2-tailed) ,167 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
FRA4 Pearson Correlation ,228 ,485** ,508** 1 ,752**
Sig. (2-tailed) ,078 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
FRAUD Pearson Correlation ,546** ,842** ,813** ,752** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 61 61 61 61 61
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UJI RELIABILITAS
PRESSURE
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 61 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 61 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,742 4
OPPORTUNITY
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 61 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 61 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,634 4
RATIONALIZATION
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 61 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 61 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,645 4
CAPABILITY
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 61 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 61 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,850 4
GREED
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 61 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 61 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,748 4
EXPOSURE
FRAUD
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 61 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 61 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,728 4
REGGRESSION
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
FRAUD 3,9098 ,66149 61
PRESSURE 4,3115 ,49928 61
OPPORTUNITY 4,0164 ,52810 61
RATIONALIZATION 4,2910 ,44530 61
CAPABILITY 3,5246 ,59109 61
GREED 3,3852 ,73111 61
EXPOSURE 3,8320 ,48244 61
Correlations
FRAU PRESSUR OPPORTU RATIONA CAPABI GREE EXPOS
D E NITY LIZATION LITY D URE
Pearson FRAUD 1,000 -,081 -,124 ,062 -,149 -,101 ,334
Correlation PRESSURE -,081 1,000 ,340 ,541 ,224 -,157 -,216
OPPORTUNI -,124 ,340 1,000 ,148 ,032 -,046 -,353
TY
RATIONALI ,062 ,541 ,148 1,000 -,131 -,404 ,028
ZATION
CAPABILIT -,149 ,224 ,032 -,131 1,000 ,332 -,022
Y
GREED -,101 -,157 -,046 -,404 ,332 1,000 -,011
EXPOSURE ,334 -,216 -,353 ,028 -,022 -,011 1,000
Sig. (1- FRAUD . ,268 ,171 ,317 ,126 ,218 ,004
tailed) PRESSURE ,268 . ,004 ,000 ,041 ,113 ,047
OPPORTUNI ,171 ,004 . ,128 ,403 ,362 ,003
TY
RATIONALI ,317 ,000 ,128 . ,158 ,001 ,416
ZATION
CAPABILIT ,126 ,041 ,403 ,158 . ,004 ,434
Y
GREED ,218 ,113 ,362 ,001 ,004 . ,466
EXPOSURE ,004 ,047 ,003 ,416 ,434 ,466 .
N FRAUD 61 61 61 61 61 61 61
PRESSURE 61 61 61 61 61 61 61
OPPORTUNI 61 61 61 61 61 61 61
TY
RATIONALI 61 61 61 61 61 61 61
ZATION
CAPABILIT 61 61 61 61 61 61 61
Y
GREED 61 61 61 61 61 61 61
EXPOSURE 61 61 61 61 61 61 61
Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 EXPOSURE, GREED, . Enter
PRESSURE,
CAPABILITY,
OPPORTUNITY,
RATIONALIZATIONb
a. Dependent Variable: FRAUD
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,667a ,735 ,738 ,64867
a. Predictors: (Constant), EXPOSURE, GREED, PRESSURE, CAPABILITY,
OPPORTUNITY, RATIONALIZATION
b. Dependent Variable: FRAUD
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3,533 7 ,589 1,399 ,032b
Residual 22,721 54 ,421
Total 26,254 61
a. Dependent Variable: FRAUD
b. Predictors: (Constant), EXPOSURE, GREED, PRESSURE, CAPABILITY, OPPORTUNITY,
RATIONALIZATION
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2,758 1,575 1,751 ,056
PRESSURE ,007 ,229 ,005 ,029 ,067 ,535 1,868
OPPORTUNITY ,014 ,177 ,011 ,076 ,009 ,801 1,248
RATIONALIZATION ,023 ,251 ,016 ,093 ,000 ,561 1,782
CAPABILITY ,138 ,161 ,124 ,861 ,003 ,776 1,289
GREED -,045 ,132 -,050 -,344 ,172 ,756 1,322
EXPOSURE ,449 ,190 ,327 2,363 ,062 ,836 1,197
a. Dependent Variable: FRAUD
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
RATION CAPA
Dimensio Eigenv Condition PRESSU OPPORT ALIZATI BILIT GREE EXPOSU
Model n alue Index (Constant) RE UNITY ON Y D RE
1 1 6,893 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,048 12,029 ,00 ,01 ,01 ,02 ,02 ,47 ,00
3 ,023 17,176 ,00 ,02 ,11 ,00 ,09 ,00 ,34
4 ,020 18,681 ,00 ,00 ,13 ,00 ,69 ,23 ,01
5 ,010 26,183 ,00 ,18 ,52 ,11 ,05 ,15 ,12
6 ,004 41,138 ,03 ,79 ,00 ,58 ,10 ,00 ,24
7 ,002 55,340 ,97 ,00 ,23 ,29 ,04 ,16 ,29
a. Dependent Variable: FRAUD
Medan, 2019
Yang Terhormat
Bapak/Ibu
Di Tempat
Dengan Hormat,
Besama ini saya sampaikan bahwa saya bermaksud mengadakan penelitian pada Perusahaan
Farmasi yang ada di Kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka penulisan Tesis
sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada program Magister Ilmu Akuntansi di
Universitas Sumatera Utara , dengan judul penelitian “Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya Fraud / Kecurangan pada Perusahaan Farmasi di Provinsi Sumatera Utara”.
Sehubungan dengan maksud di atas, saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk
bersedia mengisi instrumen penelitian ini sesuai dengan keadaan dan pengalaman yang
dimiliki. Instrumen ini dirancang sedemikian rupa sehingga tidak seorangpun dapat menelusuri
sumber informasinya. Oleh karena itu Bapak/Ibu diharapkan dapat memberikan jawaban yang
sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan sesungguhnya, dan jawaban tersebut tidak berpengaruh
terhadap kondisi Bapak/Ibu.
Bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi
terselenggaranya penelitian ilmiah ini. Dan untuk itu semua saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
KUESIONER PENELITIAN
I. Pengantar
Bersama ini saya sampaikan daftar pertanyaan kepada Bapak/Ibu dengan permohonan
agar berkenan kiranya meluangkan waktu untuk mengisinya. Pertanyaan dalam daftar ini
berkenaan dengan tanggapan Anda terhadap faktor tekanan, kesempatan, rasionalisasi,
kemampuan, keserakahan, dan pengungkapan terhadap faktor kecurangan. Dalam pengisian
jawaban atas pernyataan dibawah ini tidak ada jawaban yang benar dan salah. Saya bermohon
sekali agar Bapak/Ibu dapat mengisi seluruh pernyataan yang tersedia. Sebab, jika ada salah
satu pernyataan tidak dijawab, maka kuesioner ini tidak dapat digunakan dan di proses lebih
lanjut. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan semata-mata hanya untuk kepentingan akademis.
2. Pilihan jawaban terdiri dari 5 jawaban dengan keterangan seperti di bawah ini :
STS : Apabila jawaban Anda adalah “Sangat Tidak Setuju”
TS : Apabila jawaban Anda adalah “Tidak Setuju”
KS : Apabila jawaban Anda adalah “Kurang Setuju”
S : Apabila jawaban Anda adalah “Setuju”
SS : Apabila jawaban Anda adalah “Sangat Setuju”
Contoh :
NO. PERNYATAAN STS TS KS S SS
1 (Contoh pernyataan...)
III. Kuesioner
1. Tekanan (Pressure)
2. Kesempatan (Opportunity)
3. Rasionalisasi (Rationalization)
4. Kemampuan (Capability)
5. Keserakahan (Greed)
tersaingi.
6. Pengungkapan (Exposure)
7. Kecurangan (Fraud)