Anda di halaman 1dari 138

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT KUALITAS AUDIT


TERHADAP KEPUASAN KLIEN
(Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat, Malili, Luwu
Timur, Sulawesi Selatan)

disusun dan diajukan oleh

FILDZAH AMALIA
A31113036

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020

i
SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT KUALITAS AUDIT


TERHADAP KEPUASAN KLIEN
(Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat, Malili, Luwu
Timur, Sulawesi Selatan)

disusun dan diajukan oleh

FILDZAH AMALIA
A31113036

telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Makassar, Juni 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Kartini, S.E., M.Si., Ak., CA. Drs. Haerial, M.Si., Ak., CA.
NIP 19650305 199203 2 001 NIP 19631015 199103 1 002

Ketua Departemen Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Andi Kusumawati, S.E., M.Si.,Ak.,CA


NIP. 19660405 199203 2 003

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : Fildzah Amalia

NIM : A31113036

departemen/program studi : Akuntansi/Strata 1

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

Analisis Pengaruh Atribut Kualitas Audit terhadap Kepuasan Klien


(Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat Malili, Luwu Timur, Sulawesi
Selatan)

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam
naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan
dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, Juni 2020

Yang membuat pernyataan,

Fildzah Amalia

iii
PRAKATA

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT,

Tuhan yang Maha meliputi segalanya, Zat yang menghidupkan tumbuhan bebijian

yang dengan-Nya manusia memeroleh manfaat, tidak ada yang luput dari

penglihatan-Nya, Zat pemilik pengetahuan. Maha suci Allah dengan segala firman-

Nya.

Shalawat dan Salam kepada kekasih-Nya, Muhammad SAW yang

kemuliaannya melahirkan kerinduan dan tapak kakinya menggoreskan kesucian,

juga untuk keluarganya yang telah disucikan dari segala noda dan nista serta para

sahabat yang berjihad bersamanya dan selalu setia sepanjang zaman.

Proses belajar di dunia kampus hingga terselesainya skripsi ini adalah

berkat bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan

terima kasih terutama kepada:Kedua orang tua peneliti, yaitu Bapak Akp. Selfi L.

Kadir dan Ibu Ramlah .P yang senantiasa mendampingi dan memberikan

dukungan moral dan materi serta do’a kepada peneliti.

1. Untuk suami tercinta Gunawan dan anak saya Yusuf Al Rayyan yang

senantiasa mendampingi dan memberikan dukungan, mengajarkan arti

kesabaran, serta do'a kepada peneliti.

2. Untuk saudara kandung saya, terima kasih sudah beri dukungan dan doa

kepada peneliti.

3. Bapak Prof. Dr. Abd Rahman Kadir, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

iv
4. Ibu Dr. Hj. Andi Kusumawati SE.,M.SI.,AK.,CA dan bapak Dr. H.

Syarifuddin Rasyid, SE.,M.SI selaku Ketua dan Sekertaris Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

5. Bapak Drs. Achmad Yamang Paddere, M.Soc, Sc, Ak., CA, selaku

Penasehat Akademik yang selalu membimbing peneliti dalam perkuliahan

dari awal hingga akhir serta selalu memberikan motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dr. Hj. Kartini, S.E., M.Si., Ak., CA, selaku Dosen Pembimbing I dan

Bapak Drs. Haerial, M.Si., Ak., CA, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak mengarahkan perhatiannya demi kesempurnaan penelitian ini.

7. Ibu Dr. Hj. Nirwana, S.E., M.Si., Ak., CA, dan Ibu Dr. Hj. Sri Sundari, S.E.,

Ak., M.Si., CA, selaku Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-

saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan

skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin yang

telah menitipkan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama menjalani

perkuliahan dan seluruh Pegawai Akademik yang telah banyak membantu

peneliti selama aktif sebagai mahasiswa.

9. Kakek, Nenek, Om, Tante peneliti yang banyak membantu peneliti baik

dalam memberikan saran dan bantuan kepada peneliti serta doa yang tiada

hentinya.

10. Kepala Bank Perkreditan Rakyat Malili yang telah menerima serta

mengizinkan dan membantu peneliti dalam proses penelitian dan

pengambilan data.

v
11. A St Haniah Pratiwi yang telah banyak membantu peneliti dalam proses

penelitian dan pengambilan data.

12. Sahabat-sahabat peneliti Anna Fauziyah, Ardiansyah Hakdir, Yana,

Nabilah, Angga yang telah menjadi keluarga baru bagi peneliti selama

kuliah di Makassar.

13. 13ONAFIDE (Akuntansi Angkatan 2013) yang telah mengisi hari-hari

peneliti selama kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dimana kalian

semua sungguh luar biasa.

14. Keluarga besar KKN Gel.99 Universitas Hasanuddin Ain, Au l , W i n d u ,

A r i , F a i s a l yang sudah berbagi suka dan duka dengan peneliti selama

kurang lebih dua bulan di lokasi KKN.

15. Serta semua pihak yang telah membantu peneliti dalam seluruh proses

selama berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas. Terima kasih atas

segala bentuk bantuannya. Semoga senantiasa mendapat berkah dari

Allah.

Dengan segala kerendahan hati, peneliti memohon maaf dan membuka diri

untuk setiap kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang akuntansi.

Makassar, Juni 2020

Peneliti

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis dua belas


atribut kualitas audit, yaitu pengalaman melakukan audit, memahami industri klien,
responsif terhadap kebutuhan klien, taat pada standar umum, independensi, sikap
hati-hati, komitmen yang kuat terhadap kualitas audit, keterlibatan pimpinan KAP,
melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, keterlibatan komite audit, standar
etika yang tinggi, dan tidak mudah percaya memiliki pengaruh terhadap kepuasan
klien.
Populasinya adalah seluruh kepala bagian keuangan dan Nasabah pada
Bank Perkreditan Rakyat. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah kepala
bagian keuangan dan nasabah Bank Perkreditan Rakyat di malili, Sulawesi
Selatan. Data yang digunakan adalah data primer, data dikumpulkan melalui
kuesioner . Dianalasis menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan
program SPSS ver 23.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa hanya 4 atribut variabel kualitas
audit yaitu responsif terhadap kebutuhan klien, Independensi, sikap hati-hati,
komitmen yang kuat terhadap kualitas audit yang berpengaruh terhadap
kepuasaan klien

Kata kunci : Atribut kualitas audit, kepuasan klien.

vii
ABSTRACT

This research aims to examine whether twelve audit quality attributes,


namely auditing experience, understand the client's industry, responsive to the
needs of clients, adhering to common standards, independence,
conscientiousness, a strong commitment to quality audits, the involvement of the
leadership of CAC, field work precisely, the involvement of audit committees, high
ethical standards, and not easy to believe has an influence on client satisfaction.
The population in this study were all heads of department of finance and
Costumers at the Bank. While the sample of this research is the head of the
financial section and costumers of BPR in Malili, Sulawesi Selatan. Data used are
primary data, data collected by questionnaire. Analyzed using multiple linear
regression with the help SPSS program ver 23.
The results of this study indicate that only a 4 variable quality variabel that
is Indenpendence, responsive to the needs of clients, careful attitude, strong
commitment to quality audits that has a significant effect on clien satistaction

Keywords: Attribute audit quality, client satisfaction

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMANSAMPUL ...........................................................................................................i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................... iii
Pernyataan Keaslian ........................................................................................................iv
Kata Pengantar ................................................................................................................ v
Abstrak ............................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 6
1.4 Kegunaan Penelitian................................................................................. 7
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PrUSTAKA........................................................................................ 9


2.1 Landasan Teori......................................................................................... 9
2.1.1 Teori Atribusi .................................................................................... 9
2.1.2 Teori Kualitas ................................................................................... 9
2.2 Konsep Audit ......................................................................................... 10
2.3 Atribusi Kualitas Audit............................................................................ 16
2.4 Kerangka Pemikiran .................................................................... 29
2.5 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 30
2.6 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................... 41


3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 41
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 41
3.3 Populasi dan Sampel............................................................................. 41
3.4 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 42
3.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 42
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional..................................... 43
3.6.1 Variabel Penelitian ........................................................................ 43
3.6.2 Definisi Operasional ...................................................................... 44
3.7 Instrumen Penelitian .............................................................................. 45
3.8 Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 47
3.8.1 Uji Normalitas ................................................................................. 47
3.8.2 Uji Multikolonieritas ....................................................................... 47
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 47
3.9 Uji Hipotesis ............................................................................................ 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 51


4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................................... 51
4.1.1 Pengambilan Data di Lapangan .................................................. 51
4.1.2 Karakteristik Responden ............................................................. 51
4.2 Deskriptif Karakteristik variabel Penelitian......................................... 53

ix
4.3 Metode Analisis Data ........................................................................... 61
4.3.1 Statistik Deskriptif .......................................................................... 61
4.3.2 Uji Validitas .................................................................................... 65
4.3.3 Uji Realibilitas................................................................................. 66
4.4 Pengujian Asumsi Klasik ...................................................................... 67
4.4.1 Uji Normalitas ................................................................................. 67
4.4.2 Uji Multikolonieritas ....................................................................... 69
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 70
4.5 Analisis Faktor ....................................................................................... 70
4.6 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 78
4.6.1 Uji Koefiersien Determinan (r2) ................................................... 78
4.6.2 Uji F ................................................................................................ 79
4.6.3 Uji T ................................................................................................. 80
4.7 Pembahasan ........................................................................................ 85
BAB V Penutup .............................................................................................................. 93
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 93
5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 95
5.3 Saran Penelitian ...................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 98


LAMPIRAN ................................................................................................................... 100

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir .......................................................................................... 29
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas P-Plot...................................................................... 63
Gambar 4.2 Scatterplot ................................................................................................ 71
Gambar 4.3 Kerangka Pikir .......................................................................................... 73

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 31
Tabel 4.1 Hasil Data Sampel Penelitian .................................................................. 51
Tabel 4.2 Karakteristik Responden menurut jenis Kelamin ............................ 52
Tabel 4.3 Karakteristik Responden menurut Masa Kerja ............................... 52
Tabel 4.4 Karakteristik Responden menurut Tingkat Umur .......................... 53
Tabel 4.5 Skala penelitian jawaban responden................................................. 54
Tabel 4.6 Nilai( skor) Atribut Kualitas audit ........................................................ 54
Tabel 4.7 Nilai( skor) Atribut Kepuasaan Klien ................................................. 60
Tabel 4.8 Descriptive Statistics Atribut Kualitas Audit .................................... 65
Tabel 4.9 Descriptive Statistics Kepuasaan Klien............................................. 65
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas ..................................................................................... 66
Tabel 4.11 Hasil Realibel ............................................................................................ 67
Tabel 4.12 One Sample Kolmogrof-Sminorv ........................................................ 68
Tabel 4.13 Hasil Uji Multiolinieritas ........................................................................ 69
Tabel 4.14 Kami and bsrtletss’s rest ...................................................................... 71
Tabel 4.15 Componeny Matrix .................................................................................. 72
Tabel 4.16 Rotared component Matrix.................................................................... 73
Tabel 4.17 Analisis Regresi Berganda .................................................................. 74
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 78
Tabel 4.19 Hasil Uji F ................................................................................................... 79
Tabel 4.20 Hasil Uji T ................................................................................................... 81
Tabel 4.21 Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................................... 84

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri sektor jasa akhir-akhir ini sangat berkembang dan

meningkat. Industri sektor jasa juga sangat berperan dalam mendukung

perekonomian negara. Oleh karena itu, banyak pihak yang ingin mencoba bisnis

disektor jasa ini. Permasalahan yang banyak dihadapi dalam bisnis sektor jasa

seperti kualitas jasa dan masalah kepuasan klien pengguna jasa. Hal-hal tersebut

dapat diperoleh jawabannya melalui riset kepada klien pengguna jasa.

Para Pemakai informasi akuntansi terbagi menjadi 2 (dua) kategori,

kategori pertama yaitu “pemakai internal” ialah pihak manajemen yang

bertanggungjawab terhadap pengelolaan entitas perusahaan dan kategori kedua

yaitu ”pemakai eksternal” ialah investor atau calon investor, pemerintah, bank,

kreditur, dan analisa keuangan. Bagi perusahaan swasta pemeriksaan laporan

keuangan dilakukan oleh akuntan publik, sedangkan bagi perusahaan milik negara

atau departemen pemeriksaan laporan keuangan dilakukan oleh Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), atau oleh akuntan publik atas

penunjukkan BPKP. (Hanafi dan halim, 2016:27-28)

Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk

dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Selain itu, laporan

keuangan berisi informasi tentang kinerja perusahaan dalam satu periode. Banyak

pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan, diantaranya

1
2

pemilik perusahaan itu sendiri, kreditur, lembaga keuangan, investor, pemerintah

dimana perusahaan itu berdomisili, masyarakat umum, dan pihak-pihak lainnya.

Atribut kualitas jasa audit seharusnya memberikan penjelasan mengenai

faktor faktor yang menentukan kepuasan klien. Tetapi berbagai pendapat

mengambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan audit dan kepuasan klien

merupakan sesuatu yang berdiri sendiri. Di antara peneliti pemasaran terdapat

kesepakatan bahwa pelayanan dan kepuasan klien adalah konstruk yang berbeda

tetapi memiliki hubungan yang dekat (Taylor dan Baker, 1994 dalam widagdo

2002).

Fornell et. al. (1996) dalam Widagdo (2002), untuk mengetahui kepuasan

klien diperlukan sebuah tolok ukur, yaitu apabila mengetahui cara tercapainya

keseimbangan dari apa yang diharapkan dengan apa yang dirasakan, misalnya

dalam menggunakan suatu jasa, bila sesuatu yang dirasakan oleh pelanggan itu

melebihi harapan mereka maka ia akan merasa puas. Kepuasan pada dasarnya

meliputi tiga hal yaitu kualitas yang dirasakan, nilai yang dirasakan, dan harapan

pelanggan.

Taylor dan Baker (1994) dalam Widagdo (2002), adanya kesepakatan

diantara peneliti pemasaran bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan

klien/konsumen adalah konstruksi yang berbeda tetapi memiliki hubungan yang

dekat. Jadi kualitas audit seharusnya memberikan penjelasan mengenai atribut-

atribut yang menentukan kepuasan klien, tetapi berbagai pendapat mengambil

kesimpulan bahwa kualitas pelayanan audit dan kepuasan klien merupakan

sesuatu yang berdiri sendiri.

Carcello et, al (1992) dalam Indriani (2012) bahwa berusaha lebih luas

memasukkan orang-orang yang menyiapkan laporan keuangan dan pengguna


3

laporan keuangan sebagai bagian dari atribut kualitas audit telah memberikan

informasi lebih menyeluruh tentang kualitas audit dari sudut pandang klien.

Penelitian yang direplikasi dari Widagdo (2002), dengan judul Analisis

Pengaruh Atribut-Atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh antara atribut-atribut kualitas audit terhadap kepuasan

klien ternyata tidak sepenuhnya terbukti. Hal ini bisa dilihat dari hasil output

masing-masing atribut yang menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

Tujuh atribut dari kualitas audit, yaitu pengalaman melakukan audit,

memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum,

keterlibatan pimpinan KAP, komitmen kuat terhadap kualitas audit, serta hubungan

KAP dengan komite audit menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap

kepuasan klien, sedangkan lima variabel lainnya, yaitu independensi, sikap hati-

hati anggota tim audit, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, standar etika

yang tinggi dan tidak mudah percaya menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan.

Bhen et al. (1997) melakukan penelitian yang sama tentang atribut kualitas

audit dengan melihat apakah atribut kualitas audit mempunyai pengaruh secara

langsung dengan kepuasan klien dengan menggunakan 12 atribut kualitas audit

yang dikembangkan oleh Carcello et al. (1992), yang meliputi: pengalaman tim

audit dan KAP dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan klien,

pemahaman terhadap industri klien, responsif, kompetensi anggota tim audit

terhadap prinsip-prinsip akuntansi dan norma-norma pemeriksaan, independensi,

sikap hati-hati, komitmen yang kuat, keterlibatan pimpinan KAP dalam

pelaksanaan audit, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, keterlibatan

komite audit, etika yang tinggi, dan menjaga sikap skeptis dari anggota-anggota

tim audit.
4

Penelitian Bhen et al. (1997) menemukan adanya enam atribut yang

memiliki pengaruh positif dengan kepuasan klien, yaitu pengalaman melakukan

audit dalam pemeriksaan laporan keuangan klien, keahlian atau pemahaman

terhadap industri klien, responsif, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat,

keterlibatan pimpinan KAP dalam pelaksanaan audit, dan komite audit sebelum,

pada saat, dan sesudah audit.

Putri (2010) dengan judul penelitian Pengaruh Kualitas Audit terhadap

Kepuasan Klien (studi empiris Bank Perkreditan Rakyat di Daerah Istimewa

Yogyakarta). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat di

Yogyakarta. Penelitian ini mencoba menghubungkan 12 atribut kualitas audit

(variabel independen) dengan kepuasan klien (variabel dependen). Hasil

pengujian menunjukkan bahwa dari 12 atribut, 8 atribut yang signifikan, antara lain

pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif terhadap

keinginan klien, taat pada standar umum, sikap hati-hati, komitmen yang kuat

terhadap kualitas audit, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat dan standar

etika yang tingi, sedangkan 4 atribut dari kualitas audit menunjukkan pengaruh

yang tidak signifikan.

Penelitian ini pada dasarnya mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh

Behn et al. (1997), Widagdo (2002) dan Putri (2010. Alasan untuk menguji kembali

penelitian yang sudah pernah adalah untuk mengetahui apakah atribut-atribut

kualitas audit berpengaruh terhadap kepuasan klien dengan waktu dan sampel

yang berbeda yaitu pada tahun 2020 dan pada Bank Perkreditan Rakyat Malili,

Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Atas dasar latar belakang inilah, peneliti

mengangkat judul “Analisis Pengaruh Atribut Kualitas Audit terhadap

Kepuasan Klien (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat di Malili)”.


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah pengalaman audit dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan

klien berpengaruh terhadap kepuasan klien pada BPR?

2. Apakah keahlian atau pemahaman terhadap industri klien (memahami industri

klien) berpengaruh terhadap kepuasan klien pada BPR?

3. Apakah responsif terhadap kebutuhan klien berpengaruh terhadap kepuasan

klien pada BPR?

4. Apakah sikap independensi dari individu tim audit berpengaruh terhadap

kepuasan klien pada BPR?

5. Apakah standar etika yang tinggi berpengaruh terhadap kepuasan klien pada

BPR?

6. Apakah taat pada standar umum berpengaruh terhadap kepuasan klien pada

BPR?

7. Apakah sikap hati-hati berpengaruh terhadap kepuasan klien pada BPR?

8. Apakah komitmen yang kuat terhadap kualitas audit berpengaruh terhadap

kepuasan klien pada BPR?

9. Apakah keterlibatan pimpnan KAP berpengaruh terhadap kepuasan klien

pada BPR?

10. Apakah melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat berpengaruh terhadap

kepuasan klien pada BPR?


6

11. Apakah keterlibatan komite audit berpengaruh terhadap kepuasan klien pada

BPR?

12. Apakah tidak mudah percaya berpengaruh terhadap kepuasan klien pada

BPR?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk menguji apakah pengalaman audit berpengaruh terhadap kepuasan

klien pada BPR.

2. Untuk menguji apakah industri klien berpengaruh terhadap kepuasan klien

pada BPR.

3. Untuk menguji apakah responsiif terhadap kebutuhan klien berpengaruh

terhadap kepuasan klien pada BPR.

4. Untuk menguji apakah etika berpengaruh terhadap kepuasan klien pada BPR.

5. Untuk menguji apakah independensi berpengaruh terhadap kepuasan klien

pada BPR.

6. Untuk menguji apakah taat pada standar umum berpengaruh terhadap

kepuasa klien pada BPR.

7. Untuk menguji apakah sikap hati-hari berpengaruh terhadap kepuasan klien

pada BPR.

8. Untuk menguji apakah komitmen yang kuat berpengaruh terhadap kepuasan

klien pada BPR.

9. Untuk menguji apakah keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh terhadap

kepuasan klien pada BPR.

10. Untuk menguji apakah melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat

berpengaruh terhadap kepuasan klien pada BPR.


7

11. Untuk menguji apakah keterlibatan komite audit berpengaruh terhadap

kepuasan klien pada BPR.

12. Untuk menguji apakah tidak mudah percaya berpengaruh terhadap kepuasan

klien pada BPR.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis yang di harapkan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi penulis menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh

atribusi kualitas audit terhadap kepuasan klien. Dan juga sebagai salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Hasanuddin.

2. Peneliti Dalam penelitian ini mencoba memberikan bukti empiris tentang

pengaruh atribut kualitas audit terhadap kepuasan klien di BPR.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan

tim akuntansi terutama yang berkaitan dengan auditing tentang kualitas jasa

audit, dan pemasaran yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan.

4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bacaan dan

pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai salah satu

acuan dalam melakukan pengkajian masalah yang berkaitan dengan topik

yang dibahas dalam penelitian ini.

1.4.2 Kegunaan praktis

Kegunaan Praktis diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang

pengaruh atribut kualitas audit dalam meningkatkan kepercayaan mereka

terhadap laporan yang dihasilkan oleh auditor, sehingga dapat dijadikan


8

sebagai informasi yang relevan dalam menentukan keputusan yang akan

dilaksanakan.

1.5 Sistematika Penelitian

Dalam penelitian ini, pembahasan proses dan penyajian hasil penelitian

akan disusun dengan gambaran sistematika sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika

penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan landasan teori, deskripsi teoritis,

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang akan diuji.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan rancangan penelitian, tempat dan

waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik

pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional, instrumen

penelitian, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan hasil-hasil yang ditemukan

selama penelitian dan pembahasan hasil pengujian hipotesis.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan, saran dan

keterbatasan dari penelitian


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Atribusi

Teori atribusi menurut (Ikhsan dan Ishak, 2005:55) merupakan suatu

proses untuk menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilaku

seseorang. Teori ini ingin menjelaskan tentang perilaku seseorang terhadap

peristiwa di sekitarnya dan mengetahui alasan-alasan melakukan perilaku seperti

itu. Teori atribusi yang dikemukakan oleh (Robbins, 2006:172) menjelaskan

perilaku seseorang yang disebabkan oleh faktor internal atau faktor eksternal. Jadi

dapat disimpulkan bahwa teori atribusi adalah teori yang menjelaskan upaya untuk

memahami penyebab dibalik perilaku orang lain.

2.1.2 Teori Kualitas Audit

Menurut Parasuraman et al. (1985:47) dalam Putri (2010), terdapat lima

dimensi yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian terhadap kualitas

jasa. Berdasarkan tingkat kepentingannya, kelima dimensi tersebut disajikan

berurut sebagai berikut.

1. Keandalan (reliability)

Keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan yang disajikan secara terpercaya dan akurat. Kinerja harus sesuai

dengan harapan pelanggan sehingga diperlukan ketepatan waktu, pelayanan

yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan

dengan akurasi yang tinggi.

9
10

2. Daya tanggap (responsiveness)

Daya tanggap diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk membantu

dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan

dengan penyampaian informasi yang jelas.

3. Jaminan (assurance)

Jaminan mencakup pengetahuan, keahlian, kesopanan, dan dapat dipercaya

yang dimiliki oleh para staf (bebas dari risiko dan keragu-raguan) untuk

menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi

komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi, dan sopan santun.

4. Empati (empathy)

Empati adalah kemampuan perusahaan untuk bersikap peduli dan

memberikan perhatian yang tulus dan pribadi kepada pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan mereka.

5. Wujud fisik (tangible)

Wujud fisik dapat dipahami sebagai kemampuan perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan serta

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan

merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa, meliputi

fasilitas fisik (gedung dan perlengkapan), teknologi yang digunakan, dan

penampilan pegawainya.

2.2 Konsep Audit

1. Pengertian Audit

Audit berasal dari bahasa latin Audire yang dalam Bahasa Inggris berarti

to hear. Maksudnya adalah “hearing about the account’s balances” yaitu


11

mendengarkan kesesuaian akun. Menurut sejarahnya, pada zaman dahulu

apabila seorang pemilik organisasi usaha merasa ada suatu kesalahan atau

penyalahgunaan, maka ia mendengarkan kesaksian orang tertentu. Kemudian

apabila pemilik organisasi usaha mencurigai adanya kecurangan, maka ia akan

menunjuk orang tertentu untuk memeriksa rekening atau akun perusahaan.

Auditor yang ditunjuk tersebut “mendengar” kemudian “didengar” pernyataan

pendapatnya (opininya) mengenai kebenaran catatan akun perusahaan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan (Gondodiyoto,2007:28).

Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan

mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan klien.

Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari-cari kesalahan atau

menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaannya sangat

memungkinkan ditemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan atas

laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan,

berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sacara umum di Indonesia

(Agoes,2013:1-3). Sementara itu (Arens et al. 2011:4) mendefinisikan auditing

sebagai berikut:

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information


to determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a
competent, independent person”.

Artinya auditing adalah pengumpulan dan pengevaluasian bukti mengenai

berbagai kejadian ekonomi (informasi) guna menentukan dan melaporkan derajat

kesesuaian antara asersi-asersi (informasi) dengan kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan. Auditing harus dilaksanakan oleh orang yang kompeten dan

independen. Sedangkan definisi auditing menurut (Boynton,2006:6) yang berasal


12

dari The report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American

Accounting Association (Accounting Review, Vol 47) adalah sebagai berikut.

“A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding


assertions about economic actions and events to ascertain the degree of
correspondence between those assertions and established criteria and
communicating the results to interested users”.

Definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari ASOBAC (A

Statement of Basic Auditing Concepts) dalam Abdul (2015:1) mendefinisikan

auditing sebagai:

“Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti


secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan
kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan
hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.”

Selain itu, Auditing Practices Committee (APC) dalam Halim (2015:3)

mengemukakan definisi auditing sebagai berikut:

“An audit is the independent examination of, and expression of opinion on,
the financial statements of enterprise by an appointed auditor in pursuance
of that appointment and in compliance with any relevant statutory
obligation.”

Sedangkan, menurut Miller dan Bailley dalam Abdul Halim (2015:3) audit adalah:

“An audit is a methodical review and objective examination of an item,


including the verification of specific information as determined by the
auditor or as established by general practice. Generally, the purpose of an
audit is to express an opinion on or reach a conclusion about what was
audited.”

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (Ikatan Akuntan Indonesia,

2011:100.1) auditing adalah Proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan

bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang

dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menetukan dan

melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan.
13

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan oleh ahlinya dalam bidang

auditing, maka pengertian auditing adalah suatu proses sistematis dan kritis yang

dilakukan oleh pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti

secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai kejadian ekonomi

(informasi) dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan derajat kesesuaian

antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta

menyampaikan hasilnya kepada para pemakai laporan keuangan audit yang

berkepentingan.

Dari beberapa definisi tentang auditing diatas sampai pada pemahaman

penulis bahwa ada beberapa hal penting, yakni yang pertama auditing merupakan

suatu proses yang sistematis atau teratur dengan baik. Yang kedua, suatu proses

yang mengevaluasi bukti-bukti yang berkaitan dengan informasi serta kejadian

ekonomi yang diperiksa. Yang ketiga, proses audit dilaksanakan oleh seseorang

yang independen, dan yang terakhir adalah bertujuan untuk melihat kesesuaian

antara informasi dengan aturan yang relevan serta memberikan pendapat atas

kewajaran dari informasi yang diperiksa.

2. Tujuan Audit

Menurut Halim (2015:157) tujuan umum audit adalah untuk menyatakan

pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan

hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Sedangkan tujuan audit menurut SA 700 adalah untuk merumuskan suatu opini

atas laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas kesimpulan yang ditarik

dari bukti audit yang diperoleh dan untuk menyatakan suatu opini secara jelas

melalui suatu laporan tertulis yang juga menjelaskan basis opini tersebut.
14

Tujuan audit khusus lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos-pos

yang terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen.

Pengklasifikasian asersi tersebut menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam

Standar Profesional Akuntan Publik (Ikatan Akuntan Indonesia, 2011:326.2) yaitu:

1. Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Accurence)

Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan apakah

aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu.

2. Kelengkapan (Completeness)

Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi

dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah

dicantumkan didalamnya.

3. Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)

Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah komponen-

komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan

dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.

4. Penilaian atau Alokasi (Valuation or Allocation)

Asersi tentang apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan

beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang

semestinya.

5. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure)

Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah

komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan,

dijelaskan dan diungkapkan semestinya.

3. Standar Audit
15

Standar audit berbeda dengan prosedur auditing. “Prosedur” berkaitan

dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkenaan

dengan kriteria atau kinerja dari tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan

yang akan dicapai melalui prosedur auditing.

Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan

demikian tidak diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak diberikan, maka

alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat

pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang

dipikul oleh auditor. Standar audit berbeda dengan prosedur auditing. “Prosedur”

berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar”

berkenaan dengan kriteria atau kinerja dari tindakan tersebut dan berkaitan

dengan tujuan yang akan dicapai melalui prosedur auditing. Standar auditing yang

telah ditetapkan dan disahkan oleh Standar Profesional Akuntan Publik (Ikatan

Akuntan Indonesia 2011:150.1). terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan

menjadi 3 kelompok besar yaitu.

1. Standar Umum.

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

C. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan.


16

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat

diperoleh untuk merencanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup

pengujian yang akan dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, pengajuan, pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

3. Standar Pelaporan.

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak

konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan

periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut

dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi.

2.3 Atribusi Kualitas Audit

Parasuraman (1985) dalam Widagdo (2002), menyatakan bahwa ada 2

atribut utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu expected service dan

perceived service. Apabila kualitas jasa yang diperoleh sudah sesuai dengan yang

diharapkan maka kualitas jasa dikatakan baik. Jika jasa yang diterima melampui

harapan pelanggan, maka kualitas jasa dinyatakan sebagai kualitas yang baik.
17

Sebaliknya jika kualitas jasa yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan maka kualitas jasa dikatakan kurang baik. Dengan demikian baik

tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam

memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

Penelitian Putri (2010) dengan menggunakan dua belas atribut kualitas

audit yang telah dikembangkan oleh Carcello (1992) dan Behn et al. (1997) ini

menumukan Hasil penelitiannya menunjukkan ada 8 atribut kualitas audit dari 12

atribut yang berpengaruh terhadap kepuasan klien, yaitu ppengalaman melakukan

audit, memahami industri klien, responsif terhadap kebutuhan klien, taat pada

standar umum, sikap hati-hati, komitmen yang kuat terhadap kualitas audit,

melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, standar etika yang tinggi, dengan

Berikut ini akan diuraikan 12 atribut kualitas jasa audit yang direkomendasikan

oleh Putri (2010) yaitu.

2.3.1 Pengalaman Melakukan Audit

Menurut Standar Profesi Akuntan Publik SA Seksi 210 (1994) dalam

Widagdo (2002), pengalaman melakukan audit merupakan pencapaian keahlian

yang dimulai dengan pendidikan formalnya kemudian diperluas melalui

pengalaman- pengalaman selanjutnya dalam praktik audit.

Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyatakan bahwa pengalaman audit

diperoleh akuntan publik mereka mengerjakan penugasan auditnya. Pengalaman

akan diperoleh jika prosedur penugasan dan supervisi berjalan dengan baik.

Menurut Mulyadi (2012:25) sesuai SK Menteri Keuangan No. 43/KMK.017/1997

tanggal 27 Januari 1997, jika seseorang memasuki karir sebagai akuntan publik,

ia terlebih dahulu mencari pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan

senior yang lebih berpengalaman. Agar akuntan baru selesai menempuh


18

pendidikan formalnya dapat segera menjalani pelatihan teknis dalam profesinya,

pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun

sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit bagi akuntan yang ingin

memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik

Pengalaman audit merupakan atribut yang harus dimiliki oleh auditor, hal

ini terbukti dengan banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh auditor yang tidak

berpengalaman kebih banyak daripada auditor yang berpengalaman (Neni

Meidawati, 2001 dalam Widagdo, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan

Brouwman dan Bradley (1997) dalam Widagdo (2002) menunjukkan bahwa

pengalaman melakukan audit sehubungan dengan kualitas audit yang didasarkan

pada asumsi bahwa tugas memberikan umpan balik (feedback) yang bermanfaat

terhadap sesuatu yang dilakukan dengan baik. Hal ini diperlukan oleh pembuat

keputusan untuk memperbaiki kinerjanya. Di sisi lain bahwa auditor yang

berpengalaman akan memiliki keunggulan dalam hal.

1. Mendeteksi kesalahan

2. Memahami kesalahan secara akurat

3. Menemukan kesalahan

2.3.2 Memahami Industri Klien

Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang bersifat bisnis,

satuan usaha, bentuk organisasi klien, dan karakteristik operasi dari klien.

Beberapa hal diantaranya antara tipe bisnis, tipe produk dan jasa, strukturmodal,

pihak yang mempunyai hubungan istimewa, lokasi, dan metode produksi,

distribusi, serta kompensasi. Selain itu, seorang auditor juga harus

mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi industri tempat operasi usaha

berada, seperti kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, serta perubahan teknologi,


19

yang membawa pengaruh terhadap proses auditnya. Hal lain juga yang perlu

menjadi pertimbangan auditor adalah praktek akuntansi yang berlaku umum dalam

industri, kondisi persaingan, rasio keuangan, serta Standar Profesi Akuntan Publik

(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011).

Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, auditor harus

memperoleh pengetahuan tentang bisnis yang cukup untuk memungkinkan

auditor mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi, dan praktek yang

menurut pertimbangan auditor kemungkinan berdampak signifikan atas laporan

keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit. Sebagai contoh,

pengetahuan tersebut digunakan oleh auditor dalam menafsir bawaan dan resiko

pengendalian dalam menentukan sifat, saat, dan luasnya prosedur audit (Ikatan

Akuntansi Indonesia, 2011)

Menurut Eirene (2017) menyatakan bahwa Auditor dapat memperoleh

pengetahuan tentang industri dan entitas dari berbagai sumber, antara lain:

1) Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya.

2) Diskusi dengan internal dalam entitas seperti direktur, personel operasi

senior.

3) Diskusi dengan personal dari audit intern dan tinjauan terhadap laporan

audit intern.

4) Diskusi dengan eksternal entitas, seperti auditor lain, penasihat hukum

entitas, atau ahli ekonomi.

Selain dapat membuat audit lebih berkualitas, memahami industri klien

juga berguna untuk memberi masukan agar klien beroperasi secara efisien.

Keunggulan tersebut akan bermanfaat bagi klien untuk melakukan perbaikan-

perbaikan dan akan memberikan kepuasan bagi klien.


20

2.3.3 Responsif Terhadap Kebutuhan Klien

Responsif atas kebutuhan klien merupakan hal penting dimana klien

berharap menerima lebih banyak dari hanya opini audit dan juga ingin

mendapatkan keuntungan dari keahlian serta pengetahuan auditor dibidang usaha

dan memberikan nasehat tanpa diminta. Ketika Kantor Akuntan Publik melakukan

audit terhadap suatu perusahaan, maka opini menjadi sentral perhatian, padahal

klien membutuhkan banyak hal lainnya, tidak sekedar opini ( Eirene, 2017).

Pada saat KAP melakukan audit terhadap suatu perusahaan, opini yang

dikeluarkan oleh auditor setelah melakukukan proses audit menjadi pusat

perhatian dari klien dan para pengguna laporan keuangan. Padahal di lain pihak

klien membutuhkan hal lain yang lebih dari sekedar opini. Klien berharap akan

menerima keuntungan dari keahlian dan pengetahuan auditor dibidang usaha dan

member nasihat tanpa diminta (Media Akuntansi No.25, MAret 1998 dalam

Mukhlasin,2004).

2.3.4 Standar Etika yang Tinggi

Seorang auditor harus dapat meningkatkan akuntabilitasnya dengan cara

menegakkan etika profesional yang tinggi. Terkadang auditor menghadapi banyak

dilema etika dalam menjalankan karier bisnis mereka, misalnya bernegosiasi

dengan klien yang mengancam akan mencari auditor baru kalau perusahaannya

tidak memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian. Hal ini jelas merupakan

dilema etika sebab pendapat seperti itu belum tentu memuasakan. Memutuskan

apakah akan menegur supervisor yang membiarkan terjadinya salah saji secara

material hanya untuk mendapatkan bonus yang lebih besar, Arens dan Loebbecke

(1997) dalam Mukhlasin (2004).


21

Etika adalah (1) Ilmu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, dan

mengenai hak dan kewajiban moral (akhlak), (2) Kumpulan asas atau nilai yang

berkenaan dengan akhlak, (3) Nilai tentang benar dan salah yang dianut suatu

golongan atau masyarakat, Neni Meidawati (2001) dalam Widagdo (2002).

Dalam usaha untuk meningkatkan akuntabilitasnya, seorang auditor harus

menerapkan etika professional yang tinggi, agar timbul kepercayaan dari

masyarakat. Audit yang berkualitas sangat penting untuk menjamin profesi

akuntan memenuhi tanggung jawabnya kepada investor, masyarakat umum, dan

pemerintah, serta pihak-pihak lain yang mengandalkan kredibilitas laporan

keuangan yang telah diaudit (Widagdo, 2002).

Dengan menerapkan etika profesi akuntan yang tinggi, seorang auditor

tetap berada pada ”jalur” yang benar sehingga proses audit yang dilakukan dapat

memberikan hasil yang memuasan klien sebagai pengguna

2.3.5 Independensi

Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik

untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya yang

bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Setiap akuntan harus

memelihara integritas dan keobjektivan dalam tugas profesional dan setiap auditor

harus independen dari semua kepentingan yang bertentangan. Auditor juga harus

menghindari situasi yang dapat menimbulkan kesan pasa pihak ketiga bahwa ada

pertentangan kepentingan atau keobjektivan sudah tidak dapat dipertahankan.

Menurut Agoes (2013:146) menyatakan bahwa independensi sebagai

berikut: “Independensi mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah

pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil tindakan dan keputusan”.
22

Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik

untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya yang

bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Setiap akuntan harus

memelihara integritas dan keobjektivan dalam tugas profesional dan setiap auditor

harus independen dari semua kepentingan yang bertentangan. Auditor juga harus

menghindari situasi yang dapat menimbulkan kesan pasa pihak ketiga bahwa ada

pertentangan kepentingan atau keobjektivan sudah tidak dapat dipertahankan.

Menurut Agoes (2013:146) menyatakan bahwa independensi sebagai

berikut: “Independensi mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah

pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil tindakan dan keputusan”.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Standar Profesional

Akuntan Publik (2013) Independensi auditor terdapat dalam standar umum kedua

yang berbunyi “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini

mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi,

karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan di

dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian ia tidak

dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun sebab bagaimanapun

sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak

memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan

pendapatnya. Namun, independensi dalam hal ini tidak berarti seperti sikap

seorang penuntut dalam perkara pengadilan, namun lebih dapat disamakan

dengan sikap tidak memihaknya seorang hakim. Auditor mengakui kewajiban

untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga

kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan (paling tidak
23

sebagian) atas laporan auditor independen, seperti calon-calon pemilik dan

kreditur.

2.3.6 Taat Pada Standar Umum

Standar auditing adalah pedoman umum bagi seorang auditor dalam

menjalankan tanggung jawab profesinya. Standar ini mencakup pertimbangan

mengenai kualitas professional mereka, seperti kemampuan dan independensi

atau kemandirian, persyaratan pelaporan, dan bukti-bukti (Tunggal, 2010:15).

Standar auditing yang harus dimiliki auditor yaitu Kualitas profesional mereka,

seperti kemampuan dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bahan bukti.

Standar Umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan

kualitas pekerjaannya, dan berbeda dengan standar yang berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan lapangan sebagai syarat mutu dalam pelaksanaan audit.

Ini memberikan kepercayaan klien atas kualitas suatu KAP yang baik.

Falk (1996) dalam Mukhlasin (2004), juga menjelaskan bahwa kredibilitas

auditor tergantung pada: 1) kemungkinan auditor mendeteksi kesalahan yang

material dan kesalahan penyajian, 2) kemungkinan auditor akan melaporkan apa

yang ditemukannya. Kedua hal tersebut mencerminkan terlaksananya Standar

Umum. Sebab, seorang auditor harus memiliki keahlian, independensi dan cermat

sebagai syarat dari mutu pelaksanaan audit, Standar Profesi Akuntan Publik (,

2011).

2.3.7 Sikap Hati-Hati

Menurut Tunggal (2010:30), due care berarti auditor harus mengamati

standar-standar teknis dan etika profesi, berusaha secara continue memperbaiki


24

kompetensi dari mutu jasa-jasa yang diberikan, dan melaksanakan tanggung

jawab professional dengan kemampuan yang terbaik.

Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama dalam

semua aspek audit mengartikan bahwa auditor wajib melaksanakan tugasnya

dengan kesungguhan dan kecermatan, atau keperdulian profesional. Kecermatan

dan keseksamaan profesional meliputi ketelitian dalam memeriksa kelengkapan

kertas kerja, mengumpulkan bahan bukti audit yang memadai, dan menyusun

laporan audit yang lengkap. Sebagai seorang profesional, auditor harus

menghindari kelalaian dan ketidakjujuran (Darma, 2017).

2.3.8 Komitmen Yang Kuat Terhadap Kulitas Audit

Komitmen dapat didefinisikan sebagai: (1) Sebuah kepercayaan dan

penerimaan terhadap tujuan-tujuan dari nilai-nilai organisasi dan atau profesi, (2)

Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna

kepentingan organisasi dan atau profesi, (3) Sebuah keinginan untuk memelihara

keanggotaan dalam organisasi dan atau profesi ( Darma,2017)

Komitmen dapat didefinisikan sebagai berikut pertama yaitu sebuah

kepercayaan pada dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dari nilai-nilai

organisasi dan atau profesi, yang Kedua yaitu sebuah kemauan untuk

menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi dan

atau profesi, dan yang ketiga yaitu sebuah keinginan untuk memelihara

keanggotaan dalam organisasi dan atau profesi, Araya et al. (1980) dalam

Widagdo (2002).
25

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang auditor harus meningkatkan

koordinasi dan hubungannya dengan KAP yang besar dan berskala internasional.

Dengan begitu, diharapkan auditor mampu menyajikan informasi yang sedang

berkembang di berbagai negara, terutama yang memiliki hubungan dengan bidang

usaha klien, sehingga kualitas kerja auditor meningkat selaras dengan

peningkatan pengetahuannya yang lintas negara. Ini berkaitan erat dengan

komitmen yang kuat seorang auditor terhadap kualitas audit (Behn et al. ,1997

dalam Widagdo,2002).

2.3.9 Keterlibatan Pimpinan KAP

Pemimpin yang baik perlu menjadi vocal point yang mampu memberikan

perspektif dan visi luas atas kegiatan perbaikan serta mampu memotivasi,

mengakui dan menghargai upaya dan prestasi perorangan maupun kelompok (

Negoro, 2011).

Keberhasilan manajemen mutu memerlukan kepemimpinan yang efektif,

baik secara formal (berdasarkan hirarki organisasi) maupun yang kurang/tak

formal. Pemimpin yang baik perlu menjadi Vocal point yang mampu memberikan

prespektif dan visi luas atas kegiatan perbaikan serta mampu memotivasi,

mengakui dan menghargai upaya dan prestasi perorangan maupun kelompok

(Tatang, 1995) dalam Widagdo (2002). Adapun indikator dari keterlibatan

pimpinan KAP terdiri dari 3 pertanyaan seperti dikembangkan Widagdo (2002) :

a. Keterlibatan manajemen

b. Memberikan perspektif

c. Memotivasi klien

2.3.10 Melakukan Pekerjaan Lapangan Dengan Tepat


26

Standar pekerjaan lapangan yang pertama menentukan agar program

kerja yang akan dilaksanakan direncanakan dengan matang. Dalam perencanaan

auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang

harus dilaksanakan dan membuat suatu program audit secara tertulis (Darma,

2017)

Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat dalam perencanaan audit,

auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus

dilaksanakan dan membuat suatu program audit secara tertulis, dengan tepat dan

matang akan membuat kepuasan bagi klien (Negoro, 2011).

2.3.11 Keterlibatan Komite Audit

Komite audit dibutuhkan dalam organisasi bisnis, karena komite ini

mengawasi proses audit dan memungkinkan terwujudnya kejujuran pelaporan

keuangan. Tetapi, ini dapat dicapai jika komite audit bekerja secara efektif, Menon

dan Williams (1994) dalam Mukhlasin (2004). Praktik terbaik yang dapat dilakukan

KAP untuk menjaga independensi dan profesionalismenya saat berhadapan

dengan ketepatan penggunaan prinsip akuntansi oleh klien adalah dengan

melakukan komunikasi dengan dewan direksi atau komite audit, Glazer dan

Fabian (1997) dalam Mukhlasin (2004).

Melibatkan komite audit saatmelaksanakan audit akan sangat membantu

auditor karena komite audit juga merupakan sebuah badan yang independen

dalam perusahaan. Karena itu, banyak KAP yang membantu kliennya saat

pembentukan komite audit, Menon dan William (1994) dalam Mukhlasin (2004).
27

2.3.12 Tidak Mudah Percaya

Auditor tidak boleh menganggap manajemen sebagai orang yang tidak

jujur, tetapi juga tidak boleh menganggap bahwa manajer adalah orang yang tidak

diragukan lagi kejujurannya, adanya sikap tersebut akan memberikan hasil audit

yang bermutu dan akan memberikan kepuasan bagi klien (Negoro,2011). Selain

itu, menurut standar etik akuntan publik, menyiratkan auditor perlu bersikap

waspada dan skeptis dalam menjalankan tugas audit, Widagdo (2002).

Audit atas laporan keuangan yang berdasarkan Standar Auditing yang

telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia harus direncanakan dan

dilaksanakan dengan sikap skeptis profesional , Standar Profesi Akuntan Publik

(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011). Hal ini berarti bahwa auditor tidak boleh

menganggap manajemen sebagai orang yang tidak jujur, namun juga tidak boleh

menganggap manajemen sebagai orang yang kejujurannya tidak diragukan lagi.

Adanya sikap tersebut akan memberikan hasil audit yang bermutu dan

memberikan kepuasan bagi klien.

Selain itu, menurut standar etik akuntan publik, auditor perlu bersikap

waspada dan skeptis dalam menjalankan tugas audit. Hal ini tidak terlepas dari

pertimbangan risiko yang potensial yang akan dihadapi oleh auditor dan risiko

litigasi/risiko tuntutan atas kegagalan audit. Dengan demikian, auditor yang

memiliki sikap waspada dan memiliki sikap skeptis dalam melakukan tugasnya

dapat mengungkapkan keadaan perusahaan yang diauditnya secara benar.

2.3.13 Kepuasan Klien

Tujuan bisnis adalah untuk menciptakan dan mempertahankan

pelanggannya, ini merupakan salah satu sudut pandang perusahaan dalam

meningkatkan kinerja yang didasarkan paradigma costumer value, Mulyadi dan


28

Setiawan (2000) dalam Widagdo (2002). Kualitas harus dimulai dari kebutuhan

pelanggan dan berakhir pada penilaian pelanggan. Berarti citra kualitas yang baik

tidak dilihat dari pihak penyedia jasa, tapi berdasarkan penilaian para pelanggan.

Persepsi pelanggan terhadap kualitas merupakan perilaku menyeluruh atas

keunggulan suatu jasa.

Hall dan Elliot (1993) dalam Widagdo (2002), menyatakan konstruk kualitas

pelayanan sering dilihat memiliki hubungan erat dengan kepuasan konsumen atau

klien. Demikian halnya dalam Kantor Akuntan Publik yang bersudut pandang

costumer dimana klien sebagai konsumen, patut menyadari kebutuhan klien.

Sebagaimana telah disebutkan kuaitas jasa tergantung pada kemampuan

penyedia jasa dala memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten,

Parasuraman (1985) dalam Widagdo (2002), maka audit sebagai produk jasa

Kantor Akuntan Publik wajib memiliki kualitas tertentu yang diharapkan mampu

untuk memenuhi keinginan pelanggan, dalam hal ini klien.

Dari berbagai pendapat diatas dapat dipahami bahwa terciptanya

kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya

hubungan antara produsen dan konsumen menjadi harmonis, menjadi dasar yang

baik bagi pembelian ulang dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut

yang dapat menguntungkan perusahaan. Kepuasan konsumen ini merupakan

modal dasar bagi perusahaan dalam membentuk kepuasan konsumen, dimana

konsumen yang puas adalah asset yang paling berharga bagi perusahaan dalam

meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dengan demikian, secara konseptual

kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan

konsumen.
29

2.4 Kerangka Pemikiran

Pengalaman Melakukan Audit

Memahami Industri Klien

Responsif Terhadap Kebutuhan


Klien

Standar Etika yang Tinggi

Indenpendensi

Kepuasan Klien
Taat pada Standar Umum

Sikap Hati-Hati

Komitmen yang Kuat Terhadap


Kualitas Audit

Keterlibatan Pimpinan KAP

Melakukan Pekerjaan
Lapangan dengan Tepat

Keterlibatan Komite Audit

Tidak Mudah Percaya

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


30

2.5 Penelitian Terdahulu

Behn et al. (1997) dengan judul penelitian The Determinants of Audit Client

Satisfication Among Clients of Big 6 Firms, populasi dalam penelitian ini adalah 6

KAP besar di Amerika Serikat. Penelitian ini mencoba menghubungkan 12 atribut

kualitas audit, pergantian auditor, pengalaman kerja kontroller (variabel

independen) dengan kepuasan klien (variabel dependen). Hasil penelitian Bhen

et. al. (1997) adalah 6 atribut kualitas audit (dari 12 atribut) berpengaruh secara

signifikan terhadap kepuasan klien, yaitu pengalaman auditor saat melakukan

audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, keterlibatan

pimpinan KAP, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, dan keterlibatan

komite audit, serta pergantian auditor. Pengalaman kerja kontroler juga

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan klien.

Widagdo (2002) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Atribut-Atribut

Kualitas Audit terhadap Kepuasan Klien, populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh manajer keuangan perusahaan yang terdaftar dalam BEJ. Penelitian ini

mencoba menghubungkan 12 atribut kualitas audit (variabel independen) dengan

kepuasan klien (variabel dependen). Hasil penelitian Widagdo (2002) adalah 7

atribut kualitas audit (dari 12 atribut) berpengaruh secara signifikan terhadap

kepuasan klien, yaitu Dalam penelitian ini, diketahui hanya ada 7 atribut kualitas

audit yang berpengaruh terhadap kepuasan klien, yaitu pengalaman auditor saay

melakukan audit, memahami industri klien, responsif terhadap kebutuhan klien,

taat pada standar umum, standar umum komitmen terhadap kualitas, keterlibatan

pimpinan KAP, dan keterlibatan komite audit.

Putri (2010) dengan judul penelitian Pengaruh Kualitas Audit terhadap

Kepuasan Klien (studi empiris Bank Perkreditan Rakyat di Daerah Istimewa


31

Yogyakarta). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat di

Yogyakarta. Penelitian ini mencoba menghubungkan 12 atribut kualitas audit

(variabel independen) dengan kepuasan klien (variabel dependen). Hasil

pengujian menunjukkan bahwa dari 12 atribut, 8 atribut yang signifikan, antara lain

pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif terhadap

keinginan klien, taat pada standar umum, sikap hati-hati, komitmen yang kuat

terhadap kualitas audit, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat dan standar

etika yang tingi, sedangkan 4 atribut dari kualitas audit menunjukkan pengaruh

yang tidak signifikan. Dibawah ini merupakan ringkasan penelitian terdahulu.

Tabel 2.5
Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Alat Analisis Hasil Penelitian


Bhen et al Analisis Regresi Linear Hasil pengujian
(1997) Pengaruh Berganda menyatakan bahwa dari 12
Atribut-Atribut atribut, 6 atribut
Kualitas audit menunjukkan pengaruh
Terhadap yang signifikan positif,
Kepuasan antara lain pengalaman
Pelanggan melakukan audit,
memahami industri klien,
responsif terhadap
keinginan klien, taat pada
standar umum, keterlibatan
pimpinan KAP dan
berhubungan dengan
komite audit. Sedangkan 6
atribut tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan.
32

Widagdo Analisis Regresi Linear Hasil pengujian


(2002) Pengaruh Berganda menunjukkan bahwa dari
Atribut Kualitas 12 atribut, 7 atribut yang
Audit Terhadap signifikan, antara
Kepuasan pengalaman melakukan
Pelanggan audit, taat pada standar
(Studi Empiris umum, keterlibatan
Pada pimpinan KAP, memahami
Perusahaan industri klien, responsif atas
Yang Terdaftar kebutuhan klien, komitmen
di Bursa Efek kuat terhadap kualitas
Jakarta) audit, serta hubungan KAP
dengan komite audit,
sedangkan 5 atribut dari
kualitas audit, yaitu
independensi, sikap hati-
hati anggota tim audit,
melakukan pekerjaan
lapangan dengan tepat,
standar etika yang tinggi
dan tidak mudah percaya
menunjukkan pengaruh
yang tidak signifikan.
Windasari Pengaruh Regresi Linear Hasil pengujian
Suhar Atribut Kualitas Berganda menunjukkan bahwa dari
Putri (2010) Audit Terhadap 12 atribut, 8 atribut yang
Kepuasan signifikan, antara lain
Pelanggan pengalaman melakukan
(Studi Empiris audit, memahami industri
Pada Bank klien, responsif terhadap
Perkreditan keinginan klien, taat pada
Rakyat Daerah standar umum, sikap hati-
Istimewa hati, komitmen yang kuat
Yogyakarta) terhadap kualitas audit,
melakukan pekerjaan
lapangan dengan tepat dan
standar etika yang tingi,
sedangkan 4 atribut dari
kualitas audit menunjukkan
pengaruh yang tidak
signifikan.
33

2.6 Hipotesis Penelitian

2.6.1 Pengaruh Pengalaman Melakukan Audit terhadap Kepuasan Klien

Pengalaman harus dimiliki oleh seorang auditor, hal ini terbukti dengan

banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh auditor yang tidak memiliki pengalaman

lebih banyak daripada auditor yang berpengalaman, Neni Meidawati (2001) dalam

Widagdo (2002).

Di sisi lain Tubb (1992) dalam Widagdo (2002), mengatakan bahwa auditor

yang berpengalaman akan memiliki keunggulan dalam hal, yaitu 1)mencari

kesalahan, 2) memahami kesalahan secara akurat, dan 3) mencari penyebab

kesalahan. Keunggulan tersebut akan berguna bagi klien untuk melakukan

perbaikan dan klien akan merasa puas. Dengan adanya penjelasan diatas maka

dapat diduga bahwa.

H1 : Pengalaman audit berpengaruh terhadap kepuasan klien

2.6.2 Pengaruh Industri Klien terhadap Kualitas Audit

Paham akan bisnis klien berarti memperkecil resiko audit. Dengan

memahami industri klien berarti menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan

dengan profesi sehingga menghasilkan audit yang memenuhi standar kualitas

auditing, Harry Suharto (2002) dalam Widagdo (2002). Bukan hanya dapat

membuat audit lebih berkualitas, memahami industri klien juga berguna untuk

memberikan masukan agar klien beroperasi secara lebih efektif, Wolk dan

Wootton (1997) dalam Widagdo (2002). Keunggulan tersebut akan bermanfaat

bagi klien untuk melakukan perbaikan dan akan memberikan kepuasan bagi klien.

Dengan adanya penjelasan diatas maka dapat diduga bahwa.

H2 : Memahami industri klien berpengaruh terhadap kepuasan klien


34

2.6.3 Pengaruh Responsif atas Kebutuhan Klien terhadap Kepuasan Klien

Mahon (1982) dalam Mukhlasin (2004), dalam penelitiannya tentang

kualitas audit, dengan melakukan suatu wawancara terhadap kliennya,

menyimpulkan bahwa atribut yang membuat klien memutuskan pilihannya kesuatu

KAP adalah keseriusan KAP tersebut melihat kebutuhan kliennya. Adanya suatu

sikap yang responsif terhadap kebutuhan klien merupakan salah satu kelebihan

KAP dalam memberikan jasanya kepada klien. Ini secara tidak langsung juga akan

memberikan kepuasan bagi klien. Dengan adanya penjelasan diatas maka dapat

diduga bahwa.

H3 : Responsif atas kebutuhan klien berpengaruh terhadapkepuasan klien

2.6.4 Pengaruh Standar Etika yang Tinggi terhadap Kepuasan Klien

Etika adalah (1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan

tentang hak dan kewajiban moral, (2) Kumpulan asas yang berkenaan dengan

akhlak, (3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan, Neni

Meidawati (2001) dalam Ridwan Widagdo, (2002).

Usaha dalam untuk menambah akuntabilitasnya, seorang auditor harus

menegakkan etika professional yang tinggi, agar timbul kepercayaan dari

masyarakat. Audit yang berkualitas sangat penting untuk menjamin profesi

akuntan memenuhi tanggung jawabnya kepada investor, masyarakat, dan

pemerintah serta pihak lain yang mengandalkan kredibilitas laporan keuangan

yang telah diaudit, Munawir (1997) dalam Widagdo (2002). Dengan adanya

penjelasan diatas maka dapat diduga bahwa.

H4 : Standar etika yang tinggi berpengaruh terhadap kepuasan klien


35

2.6.5 Pengaruh Independensi terhadap Kepuasan Klien

Independensi merupakan sikap yang diharapkan dari seorang akuntan

publik untuk tidak memiliki kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang

berlawanan dengan prinsip integritas dan objektivitas.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Standar Profesional Akuntan

Publik (2013) Independensi auditor terdapat dalam standar umum kedua yang

berbunyi “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan

auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia

melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan di dalam hal ia

berpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian ia tidak dibenarkan memihak

kepada kepentingan siapapun sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis

yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting

untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Namun, independensi dalam

hal ini tidak berarti seperti sikap seorang penuntut dalam perkara pengadilan,

namun lebih dapat disamakan dengan sikap tidak memihaknya seorang hakim.

sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya selama proses

pelaksanaan audit. Keadaan ini akan meningkatkan kepuasan klien. Dengan

adanya penjelasan diatas maka dapat diduga bahwa.

H5 : Independensi berpengaruh terhadap kepuasan klien

2.6.6 Pengaruh Taat Pada Standar Umum terhadap Kepuasan Klien

Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor

dan kinerja pekerjaannya dan berbeda dengan standar yang berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan auditor Standar Profesi Akuntan

Publik (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011).


36

Elitzur dan Falk (1996) dalam Mukhlasin (2004), juga menjelaskan bahwa

kredibilitas auditor tergantung pada: 1) kemungkinan auditor mendeteksi

kesalahan yang material dan kesalahan penyajian, 2) kemungkinan auditor akan

melaporkan apa yang ditemukannya. Kedua hal tersebut mencerminkan

terlaksananya Standar Umum. Sebab, seorang auditor harus memiliki keahlian,

independensi dan cermat sebagai syarat dari mutu pelaksanaan audit, Standar

Profesi Akuntan Publik (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011). Dengan adanya kedua

hal tersebut akan memberikan kepuasan bagi klien. Dengan adanya penjelasan

diatas maka dapat diduga bahwa.

H6 : Taat pada Standar Umum berpengaruh terhadap Kepuasan Klien

2.6.7 Pengaruh Sikap Hati-Hati terhadap Kepuasan Klien

Kehati-hatian profesional mewajibkan auditor untuk memenuhi tanggung

jawab profesionalnya dengan kompetisi dan ketekunan. Hal ini berarti bahwa

anggota memilikii kewajiban untuk melaksanakan jasa profesionalnya dengan

sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Neni Meidawati, 2001 dalam

Ridwan Widagdo, 2002). Kesalahan dapat dideteksi jika auditor memiliki keahlian

dan kecermatan. Ahli diartikan sebagai ahli akuntansi dan audit (Ikatan Akuntansi

Indonesia, 2011) dan cermat menekankan pada pencarian tipe-tipe kesalahan

yang mungkin ada melalui sikap hati-hati (Mautz dan Sharaf, 1961 dalam Ridwan

Widagdo, 2002) dengan sikap hati-hati ini akan memberikan kepuasan bagi klien.

Dengan adanya penjelasan diatas maka dapat diduga bahwa.

H7 : Sikap Hati-Hati berpengaruh terhadap Kepuasan Klien


37

2.6.8 Pengaruh Komitmen yang Kuat terhadap Kualitas Audit

Hal yang terpenting dari kualitas audit adalah hasil dari pekerjaan auditor itu

sendiri dalam melaksanakan proses audit, karena adanya anggapan yang dibeli

oleh klien adalah kualitas hasil kerja auditor. Sehingga auditor harus meningkatkan

kemampuannya untuk dapat mencapai kualitas kerja yang tinggi dan dapat

memenuhi kepuasan klien. Hal ini merupakan komitmen yang kuat seorang auditor

terhadap kualitas audit (Behn et al.1997).

Jika auditor tersebut melaksanakan pekerjaannya secara profesional, maka

laporan audit yang dihasilkan akan berkualitas. Kualitas audit dapat diartikan

sebagai probabilitas seorang auditor dalam menemukan dan melaporkan adanya

penyelewengan dalam sistem akuntansi klien dan kemampuan untuk menemukan

adanya penyelewengan tergantung pada kemampuan teknikal auditor, kemudian

untuk melaporkannya tergantung pada independensi auditor terhadap klien.

Dengan adanya penjelasan diatas maka dapat diduga bahwa.

H8 : Komitmen yang Kuat terhadap Kualitas Audit berpengaruh terhadap

Kepuasan Klien

2.6.9 Pengaruh Keterlibatan Pimpinan KAP terhadap Kepuasan Klien

Keterlibatan para eksekutif KAP membantu terbentuknya komunikasi dua

arah yang lebih intensif antara klien dan auditor karena para eksekutif KAP

dianggap mempunyai kemampuan dan pengalaman yang lebih baik serta

mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi daripada staf auditor sehingga dapat

menjadi mediator antara klien dan auditor yang melakukan proses audit (Media

Akuntansi No. 25, Maret, 1998 dalam widagdo,2002). Adanya komunikasi intensif

antara klien dan auditor, akan memperlancar dan mempermudah proses audit,
38

sehingga klien akan merasa puas. Dengan adanya penjelasan diatas maka dapat

diduga bahwa.

H9 : Keterlibatan Pimpinan KAP berpengaruh terhadap Kepuasan Klien

2.6.10 Pengaruh Melakukan Pekerjaan Lapangan dengan Tepat terhadap

Kepuasan Klien

Standar pekerjaan lapangan yang pertama yaitu, menentukan agar

program kerja yang akan dilaksanakan telah direncanakan dengan baik dan dalam

pelaksanaannya oleh para asisten diawasi secara seksama. Arens dan Loebbecke

(1997, dalam Mukhlasin, 2004).

Standar pekerjaan lapangan yang pertama menentukan agar program

kerja yang akan dilaksanakan direncanakan dengan matang. Dalam perencanaan

auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang

harus dilaksanakan dan membuat suatu program audit secara tertulis (Darma,

2017) Perencanaan yang baik dan tepat diharapkan dapat memberikan jasa audit

yang lebih baik lagi, sehingga proses audit dapat selesai tepat waktu dan jasa yang

diberikan sesuai dengan yang diharapkan oleh klien, dengan demikian semua ini

dapat memberikan kepuasan bagi klien. Dengan adanya penjelasan diatas maka

dapat diduga bahwa.

H10 : Melakukan Pekerjaan Lapangan dengan Tepat berpengaruh terhadap

Kepuasan KlienK

2.6.11 Pengaruh Keterlibatan Komite Audit terhadap Kepuasan Klien

Komite audit diperlukan dalam suatu organisai bisnis, karena komite ini

mengawasi proses audit dan memungkinkan tercapainya kejujuran pelaporan


39

keuangan. Namun, hal ini dapat dicapai jika komite audit bekerja secara efektif,

Menon dan Williams (1994) dalam Mukhlasin (2004).

Praktik yang terbaik yang dapat dilakukan KAP untuk menjaga

independensi dan profesionalismenya jika berhadapan dengan ketepatan

penggunaan prinsip-prinsip akuntansi oleh klien adalah dengan melakukan

komunikasi dengan dewan direksi atau komite audit, Glazer dan Fabian (1997)

dalam Mukhlasin (2004). Keunggulan tersebut bermanfaat bagi klien untuk

melakukan perbaikan-perbaikan. Dengan demikian akan memberikan kepuasan

bagi klien. Dengan adanya penjelasan diatas maka dapat diduga bahwa.

H11 : Keterlibatan Komite Audit berpengaruh terhadap Kepuasan Klien

2.6.12 Pengaruh Tidak Mudah Percaya terhadap Kepuasan Klien

Audit atas laporan keuangan yang berdasarkan Standar Auditing yang

telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia harus direncanakan dan

dilaksanakan dengan sikap skeptis profesional , Standar Profesi Akuntan Publik

(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011). Hal ini berarti bahwa auditor tidak boleh

menganggap manajemen sebagai orang yang tidak jujur, namun juga tidak boleh

menganggap manajemen

sebagai orang yang kejujurannya tidak diragukan lagi. Adanya sikap tersebut akan

memberikan hasil audit yang bermutu dan memberikan kepuasan bagi klien.

Selain itu, menurut standar etik akuntan publik, auditor perlu bersikap

waspada dan skeptis dalam menjalankan tugas audit. Hal ini tidak terlepas dari

pertimbangan risiko yang potensial yang akan dihadapi oleh auditor dan risiko

litigasi/risiko tuntutan atas kegagalan audit. Dengan demikian, auditor yang

memiliki sikap waspada dan memiliki sikap skeptis dalam melakukan tugasnya

dapat mengungkapkan keadaan perusahaan yang diauditnya secara benar.


40

Adanya sikap tersebut akan memberikan hasil audit yang bermutu dan akan

memberikan kepuasan klien. Dengan adanya penjelasan diatas maka dapat

diduga bahwa

H12 : Tidak Mudah Percaya berpengaruh terhadap Kepuasan Klien


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut (Sugioyono,2015:53), penelitian deksriptif dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian deksriptif meliputi pengumpulan

data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir

dari subjek penelitian.

Penelitian deksriptif merupakan penelitian yang dirancang untuk

membantu pembuat keputusan dalam menentukan, mengevaluasi, dan memilih

alternatif terbaik dalam memecahkan masalah. Penelitian yang bersifat deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sesuatu

(Malhotra,2004). Penelitian ini dilakukan satu kali dalam satu periode,

pengumpulan data dilakukan melalui teknik survey kuesioner kepada responden.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada Penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian di Bank Perkreditan

Rakyat yang beralamat di Jl. Andi Nyiwi No.14, Malili, Luwu Timur, Sulawesi

Selatan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek psikologis yang dibatasi kriteria-kriteria

tertentu. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang mempunyai kualitas dan

41
42

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua staf pada Bank

Perkreditan Rakyat Malili yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel mewakili keseluruhan populasi yang ada. Dari sampel

tersebut, akan mempermudah dalam melakukan analisis dan mendapatkan

kesimpulan. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling yaitu

memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh oleh peneliti.

Mempertimbangkan jumlah unit populasi yang begitu besar sehingga tidak

mungkin diteliti satu demi satu.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, dari individu (Sugiarto,

2000:40). Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada staf Bank

Perkreditan Rakyat Malili. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang

telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain

(Sugiarto, 2000:43). Data sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan

karya tulis yang bermanfaat bagi penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, dapat dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut.


43

1. Melakukan observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dengan tujuan untuk

mengetahui keadaan sesungguhnya.

2. Menyebarkan kuesioner kepada responden (Staf Bank Perkreditan Rakyat

Malili). Tujuannya untuk menganalisis jawaban responden menyangkut

pengaruh kepuasan klien terhadap KAP.

3. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan kuisioner sebagai teknik

pengumpulan data. Kuisioner merupakan daftar pernyataan atau pertanyaan

yang disusun secara logis berhubungan dengan masalah penelitian

(Sugiyono, 2015:199).

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Sekarang (2013:70-77) menjelaskan kedua variabe ltersebut

sebagai berikut.

Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi variabel terikat,

baik secara positif maupun negatif. Variabel terikat merupakan variabel utama

yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian sebab peneliti ingin

memahami dan mendeskripsikannya ataupun ingin memperlihatkan

keberagamannya.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat yang digunakan merupakan

persepsi kepuasan klien (Y) terhadap hasil kualitas KAP. Kepuasan pada

dasarnya meliputi tiga hal yaitu kualitas yang dirasakan, nilai yang dirasakan, dan
44

harapan pelanggan, Fornell (1994) dalam Widagdo (2002). Tingkat kepuasan klien

merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dan harapan yang

diinginkan.

2. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah

atribut-atribut kualitas audit (X), yaitu pengalaman tim audit dan KAP saat

melakukan pemeriksaan laporan keuangan klien, pemahaman terhadap industri

klien, responsif atas kebutuhan klien, kompetensi anggota tim audit terhadap

prinsip akuntansi dan norma-norma pemeriksaan, sikap independensi dalam

segala hal dari individu-individu tim audit dan KAP, anggota tim audit sebagai suatu

kelompok yang hati-hati. KAP memiliki komitmen yang kuat terhadap kualitas

audit, keterlibatan pimpinan KAP dalam pelaksanaan audit, keterlibatan komite

audit sebelum, pada saat, dan sesudah audit, standar etika yang tinggi dari

anggota-anggota tim audit, dan menjaga sikap skeptis dari anggota-anggota tim

audit.

3.6.2 Definisi Operasional

1. Kualitas Audit

Kualitas audit yang dimaksud adalah kualitas audit berdasarkan atribut

Behn et al. (1997). Instrumen kualitas jasa audit dalam penelitian ini menggunakan

instrumen yang dikembangkan oleh Carcello et. al. (1992) yang terdiri dari 12 item

pertanyaan yaitu pengalaman melakukan audit, memahami industri klien,

responsif terhadap kebutuhan klien, taat pada standar umum, independensi, hati-

hati, komitmen yang kuat terhadap kualitas audit, keterlibatan pimpinan KAP,

melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, keterlibatan komite audit, standar


45

etika yang tinggi, tidak mudah percaya. Instrumen pengukuran yang digunakan

yaitu menggunakan Skala Likert dengan 5 alternatif pilihan jawaban yaitu : (1) STS

= Sangat tidak setuju, (2) TS = Tidak setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS

= Sangat setuju.

2. Kepuasan Klien

Kepuasan klien yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepuasan dari

para staf Bank Perkreditan Rakyat (Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan). Adapun

instrumen yang digunakan adalah diukur dengan menggunakan Skala Likert, yang

merupakan salah satu cara untuk menentukan score. Kriteria penilaian ini

digolongkan dalam 5 tingkatan dengan penilaian sebagai berikut.

• untuk jawaban Sangat Tidak Memuaskan (STM), diberi nilai 1

• untuk jawaban Tidak Memuaskan (TM), diberi nilai 2

• untuk jawaban Netral (N), diberi nilai 3

• untuk jawaban Memuaskan (M), diberi nilai 4

• untuk jawaban Sangat Memuaskan (SM), diberi nilai 5

3.7 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk menilai konsep dalam

penelitian dengan mengukur jawaban responden melalui pemberian skor yang

telah ditentukan dalam bentuk skala Likert. Kuisioner diberikan kepada setiap

responden di mana kuisioner tersebut menyediakan alternatif jawaban-jawaban

yang dapat dipilih responden sebagai jawaban yang mewakili keadaan

sebenarnya. Dengan demikian, diharapkan bahwa data yang dikumpulkan dari

kuisioner dapat diolah dan diuji untuk membuktikan relevansi hipotesis yang telah

disusun. Kuisioner dalam penelitian ini berasal dari kuisioner penelitian Putri (2010
46

tanpa perubahan yang berarti. Skala Likert ini dirancang untuk melihat seberapa

kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan dalam skala 5 poin, yaitu

sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju

(STS). Skor yang digunakan untuk menilai adalah berurut dari skor satu untuk

sangat tidak setuju (STS) hingga skor lima untuk sangat setuju (SS).

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner disebut valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Vallid

menunjukkan derajat ketepatan, yaitu ketepatan antara data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Pengujian

validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation, dimana suatu

pernyataan dinyatakan valid jika tingkat singnifikansinya di bawah 0.05. Dalam

mengukur validitas ini, peneliti akan menggunakan program aplikasi SPSS.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

terhadap item-item pernyataan, apakah tetap konsisten bila dilakukan pengukuran

dua atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Pengujian

reliabilitas hanya dapat dilakukan pada pernyataan pernyataan yang telah melalui

pengujian validitas dan telah dinyatakan valid. Hasil pengujian reliabilitas

menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan

melalui pengujian validitas dan dinyatakan valid. Dengan kriteria bahwa suatu

instrumen dikatakan reliabel apabila memenuhi standar koefisien alpha cronbach

lebih besar dari 0,6 (a ≥0,6).


47

3.8 Uji Asumsi Klasik

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi, epsilon yang dihasilkan mempunyai distribusi normal

ataukah tidak. Model regresi yang baik jika distribusi data normal atau diambil dari

normal. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji

Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pungujian

satu sisi yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi

tertentu.

3.8.2 Uji Multikolonieritas

Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya korelasi antara variabel

independen yang satu dengan variabel independen lain. Pada model regresi yang

baik tidak ada korelasi di antara variabel independen. Uji Multikolinieritas dilakukan

dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai

tolerance. Jika VIF >0,10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala

Multikolinieritas.

3.8.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah uji yang menilai untuk mengetahui apakah

ada ketidaksamaan varians pada residual (epsilon) dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Bila variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians

berbeda disebut heteroskedastisitas.


48

3.9 Uji Hipotesis

Analisis data dalam melakukan penelitian ini menggunakan teknik Analisis

Regresi Linear Berganda (Multiple Regression Analysis) untuk melihat antara

Pengalaman (X1), Memahami Industri Klien (X2), Responsif terhadap Kbutuhan

Klien (X3), Standar Etika yang Tinggi (X4) dan Independensi (X5) terhadap

Kepuasan Klien (Y). Bentuk persamaan regresi yang dirumuskan berdasarkan

hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β1 X4+ β1 X5 + β1 X6 + β1 X7

+ β1 X8 + β1 X9 + β1 X10 + β1 X11 + β1 X12 + e

` Adapun uji hipotesis secara parsial yang dilakukan sebagai berikut.

Dimana.

Y : Kualitas audit

a : Konstanta

β : Koefisien regresi

X1 : Pengalaman

X2 : Memahami industri klien

X3 : Responsif terhadap kebutuhan klien

X4 : Etika

X5 : Independensi

X6 : Taat pada Standar Umum

X7 : Sikap Hati-Hati

X8 : Komitmen yang Kuat terhadap Kualitas Audit

X9 : Keterlibatan Pimpinan KAP dalam Pelaksanaan Audit

X10 : Melakukan Pekerjaan Lapangan dengan Tepat


49

X11 : Keterlibatan Komite Audit

X12 : Tidak Mudah Percaya

e : Error

Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi

variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan uji statistik melalui

software SPSS Statistic di antaranya.

3.9.1 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisian deteminan (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabe independen. Nilai

koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R² yang rendah berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

sangat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2006:87).

3.9.2 Uji Statistik T

Uji statistik T digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat 0.05.

Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk uji t adalah sebagi berikut.

1. Bila nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka Ho atau Ha ditolak. Ini berarti

bahwa variabel independen atau bebas tidak memiliki pengaruh terhadap

variabel dependen atau terikat.

Ho : tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Ha : ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.


50

2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.

Berarti variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh terhdap

variabel dependen atau terikat.

3.9.3 Uji Statistik F

Uji statistik F mnunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat. Dasar pengambilan kesimpulannya

adalah sebagai berikut.

1. Jika nilai probabilitas lebih tinggi dari 0.05, maka Ho diterima atau Ha ditolak.

Ini berarti semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2. Jika nilai probabilitas lebih rendah dari 0.05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.

Ini berarti semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Pengambilan Data Di Lapangan

Proses pengambilan Penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner,

yang dibagikan kepada pada para responden di Bank Perkreditan Rakyat di Malili,

Luwu Timur, Sulawesi selatan. Para responden dalam penelitian ini adalah

nasabah pada bank Perkreditan Rakyat yang ada di Malili, Luwu Timur, Sulawesi

selatan. Jumlah responden penelitian dapat dilihat pada hasil penyebaran

kuesioner berikut ini :

Tabel 4.1
Hasil Data Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang disebarkan 100 100%


Kuesioner yang kembali 60 60%
Kuesioner yang tidak dapat kembali (40) 40%
Kuesioner yang dapat diolah 60 60%
Sumber : hasil olahan data 2020

Berdasarkan tabel 4.1 memperlihatkan bahwa kuesioner yang

disebarkan dalam penelitian ini berjumlah 100 kuesioner atau 100% dan jumlah

yang kembali sebanyak 60 kuesioner atau 60%. Jumlah kuesioner yang tidak

kembali 40 kuesioner atau 40%.

4.1.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dapat dilihat dilihat dari demografi responden

yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, masa kerja dan jabatan pada

51
52

Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Malili, Luwu Timur, Sulawesi selatan sebagai

berikut.

Adapun distribusi karakteristik responden menurut jenis kelamin yang di

sajikan pada table 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2
Karakteristik Responden menurut jenis kelamin
NO Jenis Kelamin Jumlah (orang)
1 Laki-laki 35
2 Perempuan 25
Jumlah 60
Sumber : hasil olahan data 2020

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dlihat bahwa gambaran responden

berdasarkan jenis kelaminnya, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-

laki yaitu sebanyak 35 orang, sedangkan responden wanita sebanyak 25 orang.

Hal ini mengidentifikasikan bahwa para Nasabah di Bank Perkreditan Rakyat yang

ada di di Malili, Luwu Timur, Sulawesi selatan lebih didominasi kaum laki-laki.

Selanjutnya Adapun distribusi karakteristik responden menurut Masa kerja yang di

sajikan pada table 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3
Karakteristik Responden menurut Masa kerja
NO Masa Kerja Jumlah (orang)
1 1-5 tahun 32
2 6-10 tahun 18
3 >11 tahun 10
Jumlah 60
Sumber : hasil olahan data 2020

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat dlihat bahwa gambaran responden

berdasarkan tingkat Masa kerja 1-5 tahun yaitu sebanyak 32 orang, tingkat Masa

kerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 18 orang, tingkat Masa kerja >11 tahun yaitu

sebanyak 10 orang.

Selanjutnya Adapun distribusi karakteristik responden menurut usia yang

di sajikan pada table 4.4 sebagai berikut.


53

Tabel 4.4
Karakteristik Responden menurut Tingkat Umur
NO Tingkat Umur Jumlah (orang)
1 25-30 tahun 12
2 31-35 tahun 11
3 36-40 tahun 18
4 >41 tahun 19
Jumlah 60
Sumber : hasil olahan data 2020

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat dlihat bahwa gambaran responden

berdasarkan tingkar umur pegawai 25-30 tahun yaitu sebanyak 12 orang, tingkat

umur pegawai 31-35 tahun yaitu sebanyak 11 orang, tingkar umur pegawai 36-40

tahun yaitu sebanyak 18 orang, tingkat umur pegawai >41 tahun yaitu sebanyak

19 orang.

4.2 Deskriptif Karakteristik Variabel penelitian

Seluruh variebel bebas dalam penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan

variabel kepuasaan klien (Y). bobot-bobot butir instrument berdasarkan variabel

terlebih dahulu dideskripsikan dengan melakukan perhitungan frekuesnsi dan skor

berdasarkan bobot option (pilihan) jawaban.

Perhitungan frekuensi dilakukan dengan cara menghitung jumlah bobot

yang dipilih. sedangkan perhitungan skor dilakukan melalui perkalian antara bobot

option dengan frekuensi. Berikut proses perhitungannya:

Bobot terendah x item x jumlah responden : 1 x 1 x 60 = 60

Bobot tertinggi x item x jumlah responden : 5 x 1 x 60 = 300

Hasil perhitungan tersebut diinvertalkan dalam bentuk rentang skala

penelitian sebagai berikut :


5−1 4
Rentang skalanya yaitu 5
= 5=0,8
54

Tabel 4.5
Skala penelitian jawaban responden

No Rentang Kategori
1 4,2-5 Sangat Setuju/Sangat Memuaskan
2 3,4-4.2 Setuju/ Memuaskan
3 2,6-3,4 Netral/
4 1,8-2,6 Tidak setuju/ Tidak Memuaskan
5 1-1,8 Sangat tidak setuju/ sangat Tidak Memuaskan

Sumber : hasil olahan data 2020

Adapun deskripsi jawaban responden terhadap masing-masing item

pertanyaan yang dapat dijabarkan pada tabel sebagai berikut.

1. Gambaran umum Kualitas Audit (X1)

Kualitas jasa audit yang terdiri dari pengalaman melakukan audit, memahami

industri (bank) klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum,

independensi, sikap hati-hati, komitmen yang kuat terhadap kualitas audit,

keterlibatan pimpinan KAP, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat,

keterlibatan komite audit, standar etika yang tinggi, tidak mudah percaya maka

akan dilakukan analisa berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap variabel-

variabel. Berikut tabel tanggapan responden dari masing-masing variabel.

berdasarkan tabulasi data dari jawaban kuesioner yang telah diisi oleh responden

diperoleh nilai untuk masing-masing indikator dari Kualitas audit (X1). Menurut

tanggapan responden dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.6 Nilai( skor) Atribut Kualitas audit(X1)


No Kuesioner Item Tanggapan Responden Total Mean Kat
1 2 3 4 5
1 KAP dan tim audit F 2 3 14 26 16 60 3,9 Setuju
yang diturunkan SKOR 2 6 42 104 80 234
(pada tingkat % 3,3% 5% 23,3% 43,3% 26,7% 100%
supervisor ke atas)
mempunyai
pengalaman yang
cukup dalam
mengaudit
permasalahan
2 KAP (tim audit) dan F 2 1 14 22 21 60 3,98 Setuju
tim yang diturunkan SKOR 2 2 42 88 105 239
(pada tingkat % 3,3% 1,7% 23,3% 36,7% 35% 100%
55

supervisor keatas)
mempunyai keahlian
industri yang
dibutuhkan untuk
mengaudit
perusahaan anda
secara efektif
3 KAP (tim audit) F - 7 9 26 18 60 4,06 Setuju
responsive terhadap SKOR - 14 27 104 90 244
kebutuhan % - 11,7% 15% 43,3% 30% 100%
kebutuhan
perusahaan anda
4 Anggota-anggota timF - - 1 35 24 60 4,39 Sangat
audit sebagai SKOR - - 3 140 120 263 Setuju
grup,berkompeten % - - 1,7% 58,3% 24% 100%
secara teknis dalam
mengaplikasikan
standar akuntansi
dan auditing (SAK &
SAP)
5 Dalam semua hal F - - 9 32 19 60 4,16 Setuju
yang berhubungan SKOR - - 27 128 95 250
dengan KAP % - - 15% 53,3% 31,7% 100%
(anggota tim audit)
dan dengan
anggota anggota
tim audit secara
individu, tidak
pernah terlibat
dalam tindakan
tindakan apapun
yang akan
mengganggu
indepedensi
mereka, baik
secara fakta
ataupun
kelihatannya
6 Anggota-anggota F - - 5 40 15 60 4,16 Setuju
tim audit sebagai SKOR - - 15 160 75 250
sebuah grup selalu % - - 8,3% 66,7% 25% 100%
bersikap hati hati
dalam mengambil
keputusan selama
melakukan audit
7 KAP mempunyai F - - 3 46 11 60 4,13 Setuju
komitmen yang SKOR - - 9 184 55 248
kuat terhadap % - - 5% 76,7% 18,3% 100%
kualitas audit
8 Para pimpinan F - 2 7 34 17 60 4,10 Setuju
(partner/ SKOR - 4 21 136 85 246
manajemen) dari % - 3,3% 11,7% 56,7% 28,3% 100%
KAP terlibat
secara aktif dalam
pelaksanaan audit
9 Anggota-anggota F - - 9 35 15 60 4,03 Setuju
tim audit SKOR - - 27 140 75 242
berinteraksi % - - 15% 60% 25% 100%
secara aktif dalam
pelaksanaan audit
10 F - - 5 42 13 60 4,16 Setuju
56

Anggota-anggota SKOR - - 15 168 65 248


tim audit % - - 8,3% 70% 21,7% 100%
berinteraksi
secara efektif
dengan komite
audit sebelum,
selama dan
sesudah
perjanjian audit
(jika perusahaan
tidak memiliki
komite audit maka
pilih jawaban 3)
11 Anggota-anggota F - 1 4 40 13 60 4,11 Setuju
tim audit SKOR - 2 12 168 65 247
mempunyai standar % - 1,75 6,7% 70% 21,7% 100%
etika yang tinggi
dan sangat
mengetahui
akuntansi dan
auditing
12 Anggota-anggota F - - 5 46 9 60 4,06 Setuju
tim audit tidak SKOR - - 15 184 45 244
mudah percaya % - - 8,3% 76,7% 15% 100%
terhadap
perusahaan anda
selama melakukan
audit

Sumber : hasil olahan data 2020

Keterangan :

1 STS : Sangat Tidak Setuju

2 TS : Tidak Setuju

3 N : Netral

4 S : Setuju

5 SS : Sangat Setuju

Berdasarkan dari hasil deskriptif variabel Kualitas audit pada tabel 4.6

diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata hasil distribusi frekuensi dan standar

kategori untuk indikator

1. Pada pertanyaan mengenai KAP dan tim audit yang diturunkan (pada tingkat

supervisor ke atas) mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengaudit

permasalahan, memperlihatkan kebanyakan tangapan responden yaitu


57

sebanyak 26 responden atau 43,3 % dan mean dari skor tanggapan

responden yaitu 3,9 dengan menyatakan kategori setuju. Hal ini berarti rata-

rata KAP (tim audit) mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengaudit,

salah satunya memiliki keunggulan dalam mendeteksi kesalahan.

2. Pada pertanyaan mengenai KAP (tim audit) dan tim yang diturunkan (pada

tingkat supervisor ke atas) mempunyai keahlian industri yang dibutuhkan untuk

mengaudit perusahaan anda secara efektif, memperlihatkan kebanyakan

tangapan responden yaitu sebanyak 22 responden atau 23,3 % dan mean dari

skor tanggapan responden yaitu 3,98 dengan menyatakan kategori setuju, hal

ini berarti rata-rata KAP (tim audit) mempunyai pemahaman tentang

perbankan secara efektif sehingga akan memperkecil resiko audit.

3. Pada pertanyaan mengenai KAP (tim audit) responsif terhadap kebutuhan

kebutuhan perusahaan anda, memperlihatkan kebanyakan tangapan

responden yaitu sebanyak 26 responden atau 43,3 % dan mean dari skor

tanggapan responden yaitu 4,06 dengan menyatakan kategori setuju, hal ini

berarti rata-rata KAP (tim audit) memperhatikan kebutuhan kliennya.

4. Pada pertanyaan mengenai anggota-anggota tim audit sebagai grup,

berkompeten secara teknis dalam mengaplikasikan standar akuntansi dan

auditing (SAK & SAP), memperlihatkan kebanyakan tangapan responden yaitu

sebanyak 35 responden atau 58,3 % dan mean dari skor tanggapan

responden yaitu 4,39 dengan menyatakan kategori Sangat setuju, hal ini

berarti anggota-anggota tim audit sebagai grup berkompeten secara teknis

dalam mengaplikasikan standar akuntansi dan auditing.

5. Pada pertanyaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan KAP

(anggota tim audit) dan dengan anggota-anggota tim audit secara individu,
58

tidak pernah terlibat dalam tindakan-tindakan apapun yang akan mengganggu

indepedensi mereka, baik secara fakta ataupun kelihatannya, memperlihatkan

kebanyakan tangapan responden yaitu sebanyak 32 responden atau 53,3 %

dan mean dari skor tanggapan responden yaitu 4,16 dengan menyatakan

kategori setuju, hal ini berarti anggota anggota tim audit mempunyai tingkat

independensi yang tinggi dalam mengaudit bank klien.

6. Pada pertanyaan mengenai anggota-anggota tim audit sebagai sebuah grup

selalu bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan selama melakukan audit,

memperlihatkan hamper sebagian besar tangapan responden yaitu sebanyak

40 responden atau 66,7% dan mean dari skor tanggapan responden yaitu 4,16

dengan menyatakan kategori setuju, hal ini hal ini berarti rata-rata anggota tim

selalu bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan untuk mengurangi resiko

audit yang kemungkinan terjadi.

7. Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai KAP mempunyai

komitmen yang kuat terhadap kualitas audit, memperlihatkan kebanyakan

tangapan responden yaitu sebanyak 46 responden atau 76.7 % dan mean dari

skor tanggapan responden yaitu 4,13 dengan menyatakan kategori setuju, hal

ini berarti komitmen yang diperlihatkan oleh KAP harus kuat.

8. Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai para pimpinan dari

KAP terlibat secara aktif dalam pelaksanaan audit, memperlihatkan

kebanyakan tangapan responden yaitu sebanyak 34 responden atau 56,7 %

dan mean dari skor tanggapan responden yaitu 4,10 dengan menyatakan

kategori setuju, hal ini berarti para pimpinan terlibat secara aktif dalam

pelaksanaan audit.
59

9. Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai anggota-anggota tim

audit berinteraksi secara aktif dalam pelaksanaan audit, memperlihatkan

kebanyakan tangapan responden yaitu sebanyak 35 responden atau 60% dan

mean dari skor tanggapan responden yaitu 4,03 dengan menyatakan kategori

setuju, hal ini berarti auditor melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat.

10. Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai anggota-anggota tim

audit berinteraksi secara efektif dengan komite audit sebelum, selama dan

sesudah perjanjian audit, memperlihatkan kebanyakan tangapan responden

yaitu sebanyak 42 responden atau 70 % dan mean dari skor tanggapan

responden yaitu 4,16 dengan menyatakan kategori setuju, hal ini berarti

anggota tim berinteraksi secara efektif dengan komite audit.

11. Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai anggota-anggota tim

audit mempunyai standar etika yang tinggi dan sangat mengetahui akuntansi

dan auditing, memperlihatkan kebanyakan tangapan responden yaitu

sebanyak 40 responden atau 70 % dan mean dari skor tanggapan responden

yaitu 4,11 dengan menyatakan kategori setuju, hal ini berarti auditor dalam

melakukan pekerjaannya mempunyai etika yang tinggi.

12. Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai anggota-anggota tim

audit tidak mudah percaya terhadap perusahaan anda selama melakukan

audit, memperlihatkan kebanyakan tangapan responden yaitu sebanyak 46

responden atau 76,7% dan mean dari skor tanggapan responden yaitu 4,06

dengan menyatakan kategori setuju, hal ini berarti auditor dalam

melaksanakan pekerjaan menunjukkan sikap tidak mudah percaya.


60

2. Gambaran umum Kepuasaan Klien(Y)

Hasil tanggapan responden mengenai kepuasan klien dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.7
Nilai( skor) Kepuasaan Klien(Y)
No Kuesioner Item Tanggapan Responden Total Mean Kat
1 2 3 4 5
1 Seberapa puaskah F - 1 1 46 12 60 4,15 Memuaskan
anda dengan SKOR - 2 3 184 60 249
semua kinerja dari % - 1,7% 1,7% 76,7% 1,7% 100%
Kantor Akuntan
Publik (KAP)?
2 Seberapa puaskah F - 3 - 47 11 60 4,15 Memuaskan
anda dengan SKOR - 6 - 188 55 249
semua kinerja dari % - 3,3% - 78,3% 18,3 100%
anggota-anggota %
tim audit sebagai
group yang
mengaudit
perusahaan anda?
Sumber : hasil olahan data 2020

Keterangan :

1 STM : Sangat Tidak Memuaskan

2 TM : Tidak Memuaskan

3 N : Netral

4 M : Memuaskan

5 SM : Sangat Memuaskan

Berdasarkan dari hasil deskriptif variabel Kepuasaan Klien pada tabel 4.9

diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata hasil distribusi frekuensi dan standar

kategori untuk indikator

a. Dari pertanyaan diatas yaitu Seberapa puaskah anda dengan semua kinerja

dari Kantor Akuntan Publik (KAP) maka memperlihatkan kebanyakan tangapan

responden yaitu sebanyak 46 responden atau 76,7% dan mean dari skor

tanggapan responden yaitu 4,15 dengan menyatakan kategori setuju,


61

b. Dari pertanyaan diatas yaitu Seberapa puaskah anda dengan semua kinerja

dari anggota-anggota tim audit sebagai group yang mengaudit perusahaan

maka memperlihatkan kebanyakan tangapan responden yaitu sebanyak 47

responden atau 78,3% dan mean dari skor tanggapan responden yaitu 4,15

dengan menyatakan kategori memuaskan, Hal ini menunjukkan bahwa rata-

rata klien merasa puas atas kinerja dari anggota-anggota tim audit

4.3 Metode Analisis Data

4.3.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai

variabel-variabel penelitian kualitas jasa audit yang terdiri dari : pengalaman

melakukan audit (x1), memahami industri (bank) klien (x2), responsif atas

kebutuhan klien (x3), taat pada standar umum (x4), independensi (x5), sikap hati-

hati (x6), komitmen yang kuat terhadap kualitas audit (x7), keterlibatan pimpinan

KAP (x8), melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (x9), keterlibatan komite

audit (x10), standar etikayang tinggi (x11), tidak mudah percaya (x12) dan

kepuasan klien (Y).

Tabel statistik deskriptif menunjukkan angka kisaran teoritis dan

sesungguhnya, rata-rata dan standar devisiasi. Hasil statistik deskriptif dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 4.8 Descriptive Statistics Atribut Kualitas Audit


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pengalaman melakukan audit 60 1.00 5.00 3.8833 .92226
Memahami industri (bank)
60 1.00 5.00 3.9833 .98276
klien
Responsif atas kebutuhan
60 2.00 5.00 3.9167 .96184
klien
Taat pada standar umum 60 3.00 5.00 4.3833 .52373
Independensi 60 3.00 5.00 4.1667 .66808
Sikap hati-hati 60 3.00 5.00 4.1667 .55744
Komitmen yang kuat terhadap
60 3.00 5.00 4.1333 .46820
kualitas audit
62

Keterlibatan pimpinan KAP 60 2.00 5.00 4.1000 .72952


Melakukan pekerjaan
60 3.00 5.00 4.1000 .62977
lapangan dengan tepat
Keterlibatan komite audit 60 3.00 5.00 4.1333 .53573
Standar etika yang tinggi 60 2.00 5.00 4.1167 .58488
tidak mudah percaya 60 3.00 5.00 4.0667 .48246
Valid N (listwise) 60
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Hasil statistik deskriptif yang didapat menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut :

1. Pada variabel pengalaman melakukan audit (x1) menunjukkan nilai

minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 5, dengan nilai mean

(rata-rata) sebesar 3,88 dan standar deviasi sebesar 0.922 . Nilai standar

deviasi lebih kecil dari 30% dari mean, yaitu sebesar 0.922. Hal ini

memperlihatkan adanya variasi yang lebih kecil pada variabel tersebut.

2. Pada variabel memahami industri (bank) klien (x2) menunjukkan nilai

minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 5, dengan nilai mean

(rata-rata) sebesar 3,98 dan standar deviasi sebesar 0.983. Nilai Standar

deviasi lebih besar dari 30% dari mean, yaitu sebesar 0.983. Hal ini

memperlihatkan adanya variasi yang lebih besar pada variabel tersebut.

3. Pada variabel responsif atas kebutuhan klien (x3) menunjukkan nilai

minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5, dengan nilai mean

(rata-rata) sebesar 3,92 dan standar deviasi sebesar 0,962. Nilai standar

deviasi lebih kecil dari 30% dari mean, yaitu sebesar 0,962. Hal ini

memperlihatkan adanya variasi yang lebih kecil pada variabel tersebut.

4. Pada variabel taat pada standar umum (x4) menunjukkan nilai minimum

sebesar 3 dan nilai maksimum sebesar 5, dengan nilai mean (rata-rata)

sebesar 4.38 dan standar deviasi sebesar 0,524. Nilai standar deviasi lebih

kecil dari 40% dari mean, yaitu sebesar 0,524. Hal ini memperlihatkan

adanya variasi yang lebih kecil pada variabel tersebut.


63

5. Pada variabel independensi (x5) menunjukkan nilai minimum sebesar 3

dan nilai maksimum sebesar 5, dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,16

dan standar deviasi sebesar 0,668. Nilai standar deviasi lebih kecil dari

40% dari mean, yaitu sebesar 0,668. Hal ini memperlihatkan adanya variasi

yang lebih kecil pada variabel tersebut.

6. Pada variabel sikap hati-hati (x6) menunjukkan nilai minimum sebesar 3

dan nilai maksimum sebesar 5, dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,16

dan standar deviasi sebesar 0,557. Nilai standar deviasi lebih kecil dari

40% dari mean, yaitu sebesar 0,557. Hal ini memperlihatkan adanya variasi

yang lebih kecil pada variabel tersebut.

7. Pada variabel komitmen yang kuat terhadap kualitas audit (x7)

menunjukkan nilai minimum sebesar 3 dan nilai maksimum sebesar 5,

dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,13 dan standar deviasi sebesar

0,468. Nilai standar deviasi lebih kecil dari 40% dari mean, yaitu sebesar

0,468. Hal ini memperlihatkan adanya variasi yang lebih kecil pada variabel

tersebut.

8. Pada variabel keterlibatan pimpinan KAP dalam pelaksanaan audit (x8)

menunjukkan nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5,

dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,10 dan standar deviasi sebesar

0,729. Nilai standar deviasi lebih kecil dari 40% dari mean, yaitu sebesar

0,729. Hal ini memperlihatkan adanya variasi yang lebih kecil pada variabel

tersebut.

9. Pada variabel melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (x9)

menunjukkan nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5,

dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,10 dan standar deviasi sebesar
64

0,629. Nilai standar deviasi lebih kecil dari 40% dari mean, yaitu sebesar

0,629. Hal ini memperlihatkan adanya variasi yang lebih kecil pada variabel

tersebut.

10. Pada variabel keterlibatan komite audit (x10) menunjukkan nilai minimum

sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5, dengan nilai mean (rata-rata)

sebesar 3,67 dan standar deviasi sebesar 0,762. Nilai standar deviasi lebih

kecil dari 30% dari mean, yaitu sebesar 1,101. Hal ini memperlihatkan

adanya variasi yang lebih kecil pada variable tersebut.

11. Pada variabel standar etika yang tinggi (x11) menunjukkan nilai minimum

sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5, dengan nilai mean (rata-rata)

sebesar 3,67 dan standar deviasi sebesar 0,920. Nilai standar deviasi lebih

kecil dari 30% dari mean, yaitu sebesar 1,101. Hal ini memperlihatkan

adanya variasi yang lebih kecil pada variabel tersebut.

12. Pada variabel tidak mudah percaya (x12) menunjukkan nilai minimum

sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 5, dengan nilai mean (rata-rata)

sebesar 3,80 dan standar deviasi sebesar 0,833. Nilai standar deviasi lebih

kecil dari 30% dari mean, yaitu sebesar 1,14. Hal ini memperlihatkan

adanya variasi yang lebih kecil pada variabel tersebut.

Tabel 4.9
Descriptive Statistics Kepuasaan Klien
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y 60 4.00 10.00 8.2667 .93640
Valid N (listwise) 60
Sumber: Data primer yang diolah, 2020

13. Pada variabel kepuasan klien (y) menunjukkan nilai minimum sebesar 4

dan nilai maksimum sebesar 10, dengan nilai mean (rata-rata) sebesar

7,54 dan standar deviasi sebesar 1,345. Nilai standar deviasi lebih kecil
65

dari 30% dari mean, yaitu sebesar 2,262. Hal ini memperlihatkan adanya

variasi yang lebih kecil pada variabel tersebut.

4.3.2 Uji Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrument yang

bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan di ukur. Kuesioner yang

digunakan dalam suatu penelitian haruslah valid, yaitu kuesioner yang mampu

mengungkapkan apa yang diukur dengan kuesioner tersebut. Untuk mengukur

valid atau tidaknya kuesioner dengan melihat Pearson Correlation. Jika korelasi

antara skor masing-masing item pertanyaan terhadap skor total signifikan (p<0,05)

maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan “Valid” dan sebaliknya (Ghozali, 2006).

Hasil uji validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas


No Variabel Item Corrected R-Tabel Keterangan
Item -Total
Correlation
(R-Hitung)
1 Pengalaman Melakukan Audit X1 0,551 1,667 Valid
(X1)
2 Memahami Industri (Bank) X2 0,692 1,667 Valid
Klien (X2)
3 Responsif Atas Kebutuhan X3 0,328 1,667 Valid
Klien (X3)
4 Taat Pada Standar Umum (X4) X4 0,478 1,667 Valid
5 Independensi (X5) X5 0,260 1,667 Valid
6 Sikap Hati-Hati (X6) X6 0,585 1,667 Valid
7 Komitmen Yang Kuat X7 0,577 1,667 Valid
Terhadap Kualitas Audit (X7)
8 Keterlibatan Pimpinan KAP X8 0,681 1,667 Valid
(X8)
9 Melakukan Pekerjaan Lapangan X9 0,764 1,667 Valid
Dengan Tepat (X9)
10 Keterlibatan Komite Audit X10 0,497 1,667 Valid
(X10)
11 Standar Etika Yang Tinggi X11 0,659 1,667 Valid
(X11)
12 Tidak Mudah Percaya (X12) X12 0,596 1,667 Valid
13 Kepuasaan Klien Y1 0,865 1,667 Valid
66

Y2 0,885 1,667 Valid


Sumber: Data primer yang diolah, 2020

4.3.3 Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur handal atau tidaknya suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan

dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten. Pengukuran kehandalan butir pertanyaan dengan sekali

menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya diukur

korelasinya antar score jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan

bantuan program komputer SPSS dengan fasilitas Cronbach Alpha (α). Suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha >

0,60. Hasil uji realibilitas pada penelitian ini dapat di lihat pada tabel 4.11 sebagai

berikut.

Tabel 4.11 Hasil Uji Realibilitas


Variabel Cronbach’s Alpha Batas Reabilitas Ket
Atribut kualitas Audit 0,771 0,60 Reliable
Kepuasaan Klien 0,692 0,60 Reliable
Sumber: Data Primer yang diolah 2020

Berdasarkan tabel 4.11 Hasil uji realibilitas di atas, maka dapat

disimpulkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah realiabel

karena keseluruhan variabel memiliki nilia cronbach’s alpha (a) yang lebih besar

dari 0,60, sehingga layak digunakan sebagain alat ukur pengumpulan data.

4.4 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian gejala asumsi klasik dilakukan agar hasil analisa regresi

memenuhi kriteria BLUE (Best, Linear, Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik ini

terdiri dari uji normalitas data, uji heteroskedastisitas dan uji multikolonieritas.
67

4.4.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

kedua variabel yang ada yaitu variabel bebas dan terikat mempunyai distribusi

data yang normal atau mendekati normal. Alat analisis yang digunakan dalam uji

ini adalah uji Kolmogrov - Smirnov. Alat uji ini digunakan untuk memberikan angka-

angka yang lebih detail untuk menguatkan apakah terjadi normalitas atau tidak dari

data - data yang digunakan. Normalitas terjadi apabila hasil dari uji Kolmogrov-

Smirnov lebih dari 0,05 (Ghozali, 2005). Hasil uji normalitas data pada penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 4.12 One-Sample Kolmogrov – Smimov dan disertai

gambar 4.1 sebagai pendukung uji normalitas dan hasilnya dapat dilihat sebagi

berikut.

Tabel 4.12 One-Sample Kolmogrov – Smimov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .62829274
Most Extreme Differences Absolute .107
Positive .060
Negative -.107
Test Statistic .107
Asymp. Sig. (2-tailed) .084c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : hasil olahan data 2020

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas P-Plot

Sumber: Data primer diolah (2020)


68

Berdasarkan tabel 4.12 hasil uji One-Sample Kolmogrov – SmimovI

diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05

yang menandakan bahwa asumsi normalitas terpenuhi dan berdasrakn gambar

4.1 Uji normal P-plot diatas dapat disimpulkan bahwa pola grafik normal terlihat

dari titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti

garis diagonal tersebut yang menandakan bahwa model regresi layak dipakai

dalam penelitian ini karena memenuhi tingkat normalitas.

4.4.2 Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi

multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya

(2) Variance Inflating Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Batas

dari VIF adalah 10 dan nilai tolerance value adalah 0,1. Jika nilai VIF 10 dan nilai

tolerance value 0,1 maka terjadi multikolinearitas, model regresi bebas dari

multikolinieritas apabila nilai tolerance > 0,10 dan nilai F berada antara 1 dan

kurang 10 (Ghozali, 2006). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.13

sebagai berikut.

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengalaman melakukan audit .572 1.749
Memahami industri (bank)
.525 1.906
klien
Responsif atas kebutuhan
.787 1.270
klien
Taat pada standar umum .655 1.526
Independensi .805 1.243
Sikap hati-hati .474 2.110
69

Komitmen yang kuat terhadap


.538 1.858
kualitas audit
Keterlibatan pimpinan KAP .494 2.023
Melakukan pekerjaan
.312 3.206
lapangan dengan tepat
Keterlibatan komite audit .526 1.901
Standar etika yang tinggi .368 2.715
tidak mudah percaya .572 1.748
a. Dependent Variable: Kepuasaan Klien
Sumber: Data primer diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance dari

keempat variabel berada diatas 0.10 dan VIF kurang dari 10. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terjadi masalah

multikolonieariats, maka model regresi ini layak untuk dipakai.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresiterjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke

pengamatanyang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas. Heterokedastisitas

terjadi apabila tidak adanya kesamaan deviasi standar nilai variabel dependen

pada setiap variabel independen. Bila terjadi gejala heterokedastisitas akan

menimbulkan akibat varians koefisien regresi menjadi minimum dan confidence

interval melebar sehingga hasil uji signifikansi statistik tidak valid lagi. Hasil uji

heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 Scatterplot sebagai berikut.

Gambar 4.2 Scatterplot

Sumber: Data primer diolah (2020)


70

Berdasarkan gambar 4.2 Scatterplot diatas menunjukkan penyenbaran

data (titik-titik) menyebar secara merata di atas dan di bawah garis nol, tidak

berkumpul di satu tempat, serta tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat

dikatakan bahwa uji regresi ini tidak terjadi heterokedastisitas.

4.5 Analisis Faktor

Uji analisis faktor digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk

mempunyai unidemensional atau apakah-apakah indikator yang digunakan dapat

menginformasikan sebuah konstruk atau variabel. Jika masing-masing indikator

merupakan indikator pengukur konstruk maka maka akan memiliki nilai loading

factor yang tinggi (Ghozali, 2005 : 47). Hasil uji kualitas data dengan menggunakan

analisis faktor adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .741
Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 319.667
Sphericity Df 91
Sig. .000
Sumber: Data primer diolah (2020)

Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis factor adalah

data matrik harus memiliki korelasi yang cukup. Uji Bartlett of Sphericity

merupakan uji statistik untuk menentukan ada tidaknya korelasi antar variabel dan

juga nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Nilai

KMO yang dikehendaki adalah > 0,50. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai

KMO sebesar 0,741 dan sig. Bartlett of Sphericity sebesar 0,000, yang berarti uji

analisis faktor bisa dilanjutkan


71

Tabel 4.15
Total Variance Explained
Extraction Sums of Rotation Sums of
Initial Eigenvalues Squared Loadings Squared Loadings
% of % of Cumu
Compon Varianc Cumula Varianc Cumul % of lative
en Total e tive % Total e ative % Total Variance %
1 2.84 20.32
4.872 34.803 34.803 4.872 34.803 34.803 20.328
6 8
2 2.45 37.82
1.691 12.080 46.883 1.691 12.080 46.883 17.498
0 6
3 1.97 51.92
1.304 9.314 56.197 1.304 9.314 56.197 14.101
4 7
4 1.56 63.08
1.210 8.641 64.838 1.210 8.641 64.838 11.161
3 7
5 1.26 72.09
1.016 7.258 72.096 1.016 7.258 72.096 9.008
1 6
6 .771 5.507 77.603
7 .733 5.236 82.839
8 .574 4.102 86.941
9 .439 3.134 90.075
10 .404 2.883 92.958
11 .329 2.349 95.307
12 .264 1.885 97.192
13 .205 1.462 98.654
14 100.00
.188 1.346
0
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Data primer diolah (2020)

Berdasarkan nilai total variance explained menunjukkan bahwa nantinya

indikator akan dikelompokkan ke dalam 3 kelompok indikator, yang dapat dilihat

dari nilai total yang menunjukkan angka yang diatas satu hanya pada component

ketiga.

Tabel 4.16
Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5
x1 .331 .729 -.263 -.277 .033
x2 .535 .490 -.356 -.166 -.132
x3 .151 .724 .468 .063 .149
x4 .539 -.177 .330 -.229 .423
x5 .189 .086 -.414 .765 .228
x6 .726 -.283 .075 -.105 -.065
x7 .649 .009 .175 -.342 -.366
x8 .708 -.054 -.282 -.043 -.143
x9 .780 -.049 -.385 .071 -.073
x10 .622 -.351 .101 .104 -.273
x11 .749 -.300 -.012 -.036 .284
72

x12 .619 -.034 -.151 -.108 .447


Y1 .561 .161 .334 .472 -.431
Y2 .651 .177 .447 .287 .201
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 5 components extracted.
Sumber: Data primer diolah (2020)

Berdasarkan component matrix menunjukkan bahwa nilai faktor loading

terbesar masing-masing indikator penyebarannya tidak merata dari komponen

matrix satu sampai 5, sehingga tidak memenuhi persyaratan dan perlu untuk

melakukan rotasi.

Tabel 4.17
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5
x1 -.087 .050 .849 .235 -.040
x2 .239 .093 .788 .080 .069
x3 -.153 .003 .271 .831 -.079
x4 .138 .749 -.050 .209 -.192
x5 .043 .046 .066 .049 .917
x6 .606 .498 .082 -.016 -.073
x7 .632 .213 .307 .111 -.389
x8 .552 .324 .404 -.125 .132
x9 .563 .382 .442 -.139 .301
x10 .728 .263 -.069 -.018 .027
x11 .405 .742 .071 -.024 .112
x12 .107 .709 .286 .008 .152
Y1 .721 -.102 .024 .535 .208
Y2 .350 .446 .017 .656 .164
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a
a. Rotation converged in 13 iterations.

Sumber: Data primer diolah (2020)


Hasil rotated component matrix menunjukkan bahwa nilai faktor loading

terbesar dari masing-masing indikator menyebar secara merata dari component

matrix 1 sampai 5, yaitu pada faktor 1 terdiri dari indikator x6,x7,x8,x9,x10,Y1,

faktor 2 terdiri dari indikator x4,,x11,x12, faktor 3 terdiri dari indikator X1 dan x2 ,

faktor 4 terdiri dari indikator X3 dan Y2, sementara pada faktor 5 terdiri dari

indikator yaitu X5 . Dengan hasil ini maka semua indikator penelitian dinyatakan

valid sebagai alat ukur penelitian.


73

Gambar 4.3 Kerangka Pikir

Pengalaman Melakukan Audit

Memahami Industri Klien

Responsif Terhadap Kebutuhan


Klien

Standar Etika yang Tinggi

Indenpendensi

Kepuasan Klien
Taat pada Standar Umum

Sikap Hati-Hati

Komitmen yang Kuat Terhadap


Kualitas Audit

Keterlibatan Pimpinan KAP

Melakukan Pekerjaan
Lapangan dengan Tepat

Keterlibatan Komite Audit

Tidak Mudah Percaya


Gambar 4.3 Kerangka Pikiran
Sumber: Data primer diolah (2020)
74

4.6 Analisis Regresi berganda


Pada penelitian ini digunakan teknik analisa berganda, yang digunakan

untuk melihat ada tidaknya pengaruh pengalaman melakukan audit (x1),

memahami industri (bank) klien (x2), responsif atas kebutuhan klien (x3), taat pada

standar umum (x4), independensi (x5), sikap hati-hati (x6), komitmen yang kuat

terhadap kualitas audit (x7), keterlibatan pimpinan (x8), melakukan pekerjaan

lapangan dengan tepat (x9), keterlibatan komite audit (x!0), standar etika yang

tinggi (x11), tidak mudah percaya (x12), terhadap variabel dipenden yaitu

kepuasan klien (y). Berikut ini hasil regresi yang didapat:

Tabel 4. 17 Analisis Berganda


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.728 1.378 -.528 .600
Pengalaman melakukan audit -.060 .131 -.059 -.456 .650
Memahami industri (bank)
-.089 .129 -.093 -.692 .493
klien
Responsif atas kebutuhan
.437 .107 .448 4.065 .000
klien
Taat pada standar umum -.045 .216 -.025 -.210 .835
Independensi .431 .153 .308 2.820 .007
Sikap hati-hati .577 .239 .343 2.415 .020
Komitmen yang kuat terhadap
.575 .267 .287 2.155 .036
kualitas audit
Keterlibatan pimpinan KAP -.008 .179 -.007 -.047 .963
Melakukan pekerjaan
.014 .261 .009 .052 .958
lapangan dengan tepat
Keterlibatan komite audit .350 .236 .200 1.484 .145
Standar etika yang tinggi -.077 .258 -.048 -.299 .766
tidak mudah percaya .085 .251 .044 .337 .738
a. Dependent Variable: Kepuasaan Klien
Sumber : Data primer yang diolah, 2010

Dari hasil analisis dengan program SPSS tersebut, maka dapat diketahui

persamaan regresi yang terbentuk. Adapun persamaan regresi linear berganda

dalam bentuk standardiunzed coefficient yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Y = 0,728 - 0,059X1 - 0,093X2 + 0,448X3 - 0,025X4 + 0,308X5 + 0,343X6


75

+ 0,287X7 - 0,007X8 - 0,009X9 + 0,200X10 - 0,048X11+ 0,044X12

Sehingga dapat diartikan sebagai berikut:

1. .Konstanta (α) = 0,728, artinya apabila pengalaman melakukan audit (x1),

memahami industri (bank) klien (x2), responsif atas kebutuhan klien (x3),

taat pada standar umum (x4), independensi (x5), sikap hati-hati (x6),

komitmen yang kuat terhadap kualitas audit (x7), keterlibatan pimpinan

(x8), melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (x9), keterlibatan komite

audit (x!0), standar etika yang tinggi (x11), tidak mudah percaya (x12) tetap

maka nilai kepuasan dari para klien masih positif sebesar 0,728.

2. Koefisien variabel pengalaman melakukan audit yaitu sebesar -0,059 dan

bernilai negatif. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi pengalaman

tim audit dalam melakukan audit mengakibatkan menurun kepuasan

kliennya (Bank).

3. Koefisien variabel memahami industri (bank) klien yaitu sebesar -0,093 dan

bernilai negatif. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi pemahaman

tim audit terhadap perusahaan klien mengakibatkan menurun kepuasan

kliennya (Bank).

4. Koefisien variabel responsif atas kebutuhan klien yaitu sebesar 0,448 dan

bernilai positif. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi sikap

responsif dari tim audit atas kebutuhan klien mengakibatkan semakin tinggi

kepuasan kliennya.

5. Koefisien variabel taat pada standar umum yaitu sebesar -0,025 dan

bernilai negatif. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi ketaatan tim

audit pada standar umum yang telah ditetapkan mengakibatkan semakin

menurun kepuasan kliennya.


76

6. Koefisien variabel independensi yaitu sebesar 0,308 dan bernilai positif.

Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi tingkat independensi dari

tim audit mengakibatkan semaikn tinggi kepuasan kliennya.

7. Koefisien variabel sikap hati-hati yaitu sebesar 0,343 dan bernilai positif.

Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi sikap hati-hati tim audit

dalam bekerja mengakibatkan semakin tinggi kepuasan kliennya.

8. Koefisien variabel komitmen yang kuat terhadap kualitas audit yaitu

sebesar 0,387 dan bernilai positif. Hal ini mengandung arti bahwa semakin

tinggi komitmen yang kuat dari tim audit terhadap kualitas audit yang

dihasilkan mengakibatkan semakin tinggi kepuasan kliennya.

9. Koefisien variabel keterlibatan pimpinan KAP yaitu sebesar 0,007 dan

bernilai negatif. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi keterlibatan

pimpinan KAP dalam pelaksanaan audit mengakibatkan semakin menurun

kepuasan kliennya.

10. Koefisien variabel melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat yaitu

sebesar 0,009 dan bernilai negatif. Hal ini mengandung arti bahwa semakin

tinggi ketepatan tim audit dalam melakukan pekerjaan lapangan

mengakibatkan menurun kepuasan kliennya.

11. Koefisien variabel keterlibatan komite audit yaitu sebesar 0,200 dan

bernilai positif. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi keterlibatan

komite audit dalam pelaksanaan audit mengakibatkan semakin tinggi

kepuasan kliennya.

12. Koefisien variabel standar etika yang tinggi yaitu sebesar 0,048 dan bernilai

negatif. Mengandung arti bahwa semakin tinggi etika profesi akuntan yang

tinggi mengakibatkan menurunannya kepuasan kliennya.


77

13. Koefisien variabel tidak mudah percaya yaitu sebesar 0,044 dan bernilai

positif. Mengandung arti bahwa semain tinggi sikap tidak mudah percaya

dari tim audit mengakibatkan semakin tinggi kepuasan kliennya

4.7 Hasil Pengujian Hipotesis

4.7.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien determinasi dilakukan guna mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen. Hasil uji koefisien

determinasi dapat dilihat pada tabel 4.18

Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .741a .550 .435 .70395
a. Predictors: (Constant), tidak mudah percaya, Responsif atas kebutuhan klien,
Independensi,\Keterlibatan komite audit , Taat pada standar umum ,
Memahami industri (bank) klien, Keterlibatan pimpinan KAP, Pengalaman melakukan
audit, Sikap hati-hati, Komitmen yang kuat terhadap kualitas audit, Standar etika
yang tinggi, Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat
b. Dependent Variable: Kepuasaan Klien
Sumber : Data Primer di olah (2020)

Dari hasil penelitian, variabel-variabel independen (X) dengan variabel

dependen (Y). Dalam data penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar

0,529 atau sama dengan 55%, sehingga 55% Kepuasaan klien (Y) dapat

diterangkan oleh variabel X (pengalaman melakukan audit, memahami industri

(bank) klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum,

independensi, sikap hati-hati, komitmen yang kuat terhadap kualitas audit,

keterlibatan pimpinan KAP, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat,

keterlibatan komite audit, standar etika yang tinggi, tidak mudah percaya maka

akan dilakukan analisa berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap variabel-

variabel), sedangkan sisanya 45% (100%-55%).


78

Sedangkan R Square menjelaskan tentang besar variasi y yang

disebabkan oleh x, dimana hasil perhitungan nilai R2 sebesar 0,741 atau 74,1%.

Adjusted R Square merupakan nilai R2 disesuaikan sehingga gambar akan

mendekati mutu dari penjajakan model dan hasil perhitungan nilai adjusted R

square sebesar 0,435 atau 43,5%. Penelitian ini dapat dilihat koefisien

determinasi sebesar 50,8% berarti keempat variabel independen yaitu

pengalaman melakukan audit, memahami industri (bank) klien, responsif atas

kebutuhan klien, taat pada standar umum, independensi, sikap hati-hati,

komitmen yang kuat terhadap kualitas audit, keterlibatan pimpinan KAP,

melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, keterlibatan komite audit, standar

etika yang tinggi, tidak mudah percaya maka akan dilakukan analisa berdasarkan

hasil tanggapan responden terhadap variabel-variabel berpengaruh secara

simultan atau bersama-sama terhadap Kepuasaan klien daerah. Dengan

demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel independen terhadap

variabel dependen adalah sebesar 55% dan sisanya sebesar 45% adalah

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.7.2 Hasil Uji F

Uji statistik F digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji

hubungan signifikansi antara variabel bebas dengan variable terikat secara

simultan atau bersama-sama.

Tabel 4.19
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 28.443 12 2.370 4.883 .000b
Residual 23.290 47 .496
Total 51.733 59
a. Dependent Variable: Kepuasaan Klien
79

b. Predictors: (Constant), tidak mudah percaya, Responsif atas kebutuhan


klien, Independensi, Keterlibatan komite audit , Taat pada standar umum ,
Memahami industri (bank) klien, Keterlibatan pimpinan KAP, Pengalaman
melakukan audit, Sikap hati-hati, Komitmen yang kuat terhadap kualitas audit,
Standar etika yang tinggi, Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat
Sumber : Data Primer di olah (2020)

Kriteria pengujian :

1. Taraf Uji Signifikansi (α) = 0,05

2. Degree of Freedom = (df1=k) = 13, dan (df2=n-k-1) = 60- 13-1= 46

3. Nilai F tabel = 1,94

4. F hitung = 4,783

5. Signifikansi = 0,000

Dari hasil perhitungan F hitung 4,783 > F tabel 2,09 atau signifikansi 0,000

< 0,005 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan ada

pengaruh yang signifikan antara pengalaman melakukan audit (x1), memahami

industri (bank) klien (x2), responsif atas kebutuhan klien (x3), taat pada standar

umum (x4), independensi (x5), sikap hati-hati (x6), komitmen yang kuat terhadap

kualitas audit (x7), keterlibatan pimpinan (x8), melakukan pekerjaan lapangan

dengan tepat (x9), keterlibatan komite audit (x10), standar etika yang tinggi (x11),

tidak mudah percaya (x12) secara simultan terhadap kepuasan klien pada taraf uji

signifikan 0,05.

4.7.3 Hasil Uji T

Hasil uji sgnifikasi parameter individual (uji statistik t) digunakan untuk

mengetahui apakah variabel independen secara individual atau parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian :

1. Taraf Uji Signifikansi (α) = 0,05

2. Degree of Freedom = n – k – l = 60-13-1= 46

3. Nilai t tabel, dua sisi, α = 0,10, didapat t tabel = ± 1,678


80

Secara keseluruhan hasil uji - t didapat hasil sebagai berikut.

Tabel 4.20
Hasil UjiT
Coefficientsa

Model T Sig.
1 (Constant) -.528 .600
Pengalaman melakukan audit -.456 .650
Memahami industri (bank)
-.692 .493
klien
Responsif atas kebutuhan
4.065 .000
klien
Taat pada standar umum -.210 .835
Independensi 2.820 .007
Sikap hati-hati 2.415 .020
Komitmen yang kuat terhadap
2.155 .036
kualitas audit
Keterlibatan pimpinan KAP -.047 .963
Melakukan pekerjaan
.052 .958
lapangan dengan tepat
Keterlibatan komite audit 1.484 .145
Standar etika yang tinggi -.299 .766
tidak mudah percaya .337 .738
a. Dependent Variable: Kepuasaan Klien
Sumber : Data Primer di olah (2020)

Berdasarkan dari hasil uji –t maka dapat dibuat analisa pengujian hipotesis

sebagai berikut :

1. Pengujian Hipotesis Pengalaman Melakukan Audit terhadap

Kepuasan Klien

Dari hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu

sebesar -456<-1,678 atau signifikansi 0,650 > 0,05 dengan demikian Ho

diterima dan Ha1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan dari pengalaman melakukan audit terhadap

kepuasan klien.
81

2. Pengujian Hipotesis Memahami Industri Klien terhadap Kepuasan

Klien

Dari hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu

sebesar -0,692 <-1,678 atau signifikansi 0,426 <0,05 dengan demikian Ho

diterima dan Ha2 Ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan dari memahami industri klien terhadap kepuasan

klien.

3. Pengujian Hipotesis Responsif Terhadap Kebutuhan Klien terhadap

Kepuasan Klien

Dari hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih besar dari t tabel yaitu

sebesar 4,065 > 1,678 atau signifikansi 0,000 < 0,05 dengan demikian Ho

ditolak dan Ha3 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan dari responsif terhadap kebutuhan klien terhadap kepuasan

klien.

4. Pengujian Hipotesis Taat Pada Standar Umum terhadap Kepuasan

Klien

Dari hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu

sebesar -210>-1,678 atau signifikansi 0,835>0,05 dengan demikian Ho

ditolak dan Ha sehingga, disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan dari taat pada standar umum terhadap kepuasan klien

5. Pengujian Hipotesis Indepedensi terhadap Kepuasan Klien

Dari hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih besar dari t tabel yaitu

sebesar 2,820 < 1,678 namun signifikansi 0,007 > 0,05 dengan demikian

Ho ditolak dan Ha5 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan dari independensi terhadap kepuasan klien.


82

6. Pengujian Hipotesis Sikap Hati-Hati terhadap Kepuasan Klien

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih besar dari t

tabel yaitu sebesar 2,415 > 1,678 atau signifikansi 0,020 < 0,05 dengan

demikian Ho ditolak dan Ha6 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh yang signifikan dari sikap hati-hati terhadap kepuasan klien.

7. Pengujian Hipotesis Komitmen Yang Kuat terhadap Kepuasan Klien

Berdasarkan hasil perhitungan memperlihatkan, t hitung lebih besar dari t

tabel yaitu sebesar 2,155 > 1,678 atau signifikansi 0,036 < 0,05 dengan

demikian Ho ditolak dan Ha7 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh yang signifikan dari komitmen yang kuat terhadap kepuasan

klien.

8. Pengujian Hipotesis Keterlibatan Pimpinan KAP terhadap Kepuasan

Klien

Berdasarkan hasil perhitungan memperlihatkan, t hitung lebih kecil dari t

tabel yaitu sebesar -0,047 < -1,678 signifikansi 0,963 > 0,05 dengan

demikian Ho diterima dan Ha8 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada pengaruh yang signifikan dari keterlibatan pimpinan KAP

terhadap kepuasan klien.

9. Pengujian Hipotesis Melakukan Pekerjaan Lapangan Dengan Tepat

terhadap Kepuasan Klien

Dilihat dari hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih kecil dari t tabel

memperlihatkan yaitu sebesar 0,052 < 1,678 atau signifikansi 0,958 > 0,05

dengan demikian Ho diterima dan Ha9 Ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari melakukan pekerjaan

lapangan dengan tepat terhadap kepuasan klien.


83

10. Pengujian Hipotesis Keterlibatan Komite Audit terhadap Kepuasan

Klien

Dilihat dari hasil perhitungan memperlihatkan, t hitung lebih kecil dari t tabel

yaitu sebesar 1,484 < 1,678 atau signifikansi 0,145 > 0,05 dengan demikian

Ho diterima dan Ha10 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan dari keterlibatan komite audit terhadap kepuasan

klien.

11. Pengujian Hipotesis Standar Etika Yang Tinggi terhadap Kepuasan

Klien

Dilihat dari hasil perhitungan memperlihatkan, t hitung lebih kecil dari t tabel

yaitu sebesar 0,299 < 1,678 atau signifikansi 0,766 > 0,05 dengan demikian

Ho diterima dan Ha11 Ditolak , sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan dari standar etika tinggi terhadap kepuasan klien.

12. Pengujian Hipotesis Tidak Mudah Percaya terhadap Kepuasan Klien

Dilihat dari hasil perhitungan memperlihatkan, t hitung lebih kecil dari t tabel

yaitu sebesar 0,337 < 1,678 atau signifikansi 0,738 > 0,05 dengan demikian

Ho diterima dan Ha12 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan dari tidak mudah percaya terhadap kepuasan

klien.

Tabel 4.21 Hasil Pengujian Hipotesis

No Hipotesis Hasil

Pengalaman Melakukan Audit terhadap


Hipotesis 1 Ditolak
Kepuasan Klien
Memahami Industri Klien terhadap Kepuasan
Hipotesis 2 Ditolak
Klien
Responsif Terhadap Kebutuhan Klien terhadap
Hipotesis 3 Diterima
Kepuasan Klien
84

Taat Pada Standar Umum terhadap Kepuasan


Hipotesis 4 Ditolak
Klien
Hipotesis 5 Indepedensi terhadap Kepuasan Klien Diterima
Hipotesis 6 Sikap Hati-Hati terhadap Kepuasan Klien Diterima
Hipotesis 7 Komitmen Yang Kuat terhadap Kepuasan Klien Diterima
Keterlibatan Pimpinan KAP terhadap Kepuasan Ditolak
Hipotesis 8
Klien
Melakukan Pekerjaan Lapangan Dengan Tepat Ditolak
Hipotesis 9
terhadap Kepuasan Klien
Keterlibatan Komite Audit terhadap Kepuasan Ditolak
Hipotesis 10
Klien
Standar Etika Yang Tinggi terhadap Kepuasan Ditolak
Hipotesis 11
Klien
Hipotesis 12 Tidak Mudah Percaya terhadap Kepuasan Klien Ditolak
Sumber: Data primer yang diolah (2020)

4.8 Pembahasan

Hasil penelitian ini mendapatkan hasil bahwa ada 4 atribut kualitas jasa

audit yaitu, responsif terhadap kebutuhan klien, independensi, sikap hati-hati,

komitmen yang kuat terhadap kualitas audit, mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan klien, sedangkan 8 atribut kualitas jasa audit lain pengalaman

melakukan audit, memahamai industri klien, keterlibatan pimpinan KAP dan

keterlibatan komite audit serta tidak mudah percaya, taat pada standar umum,

melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat dan standar etika yang tinggi, tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

4.8.1 Pembahasan Hipotesis Pengalaman Melakukan Audit terhadap

Kepuasan Klien

Hipotesis pertama menyatakan Variabel pengalaman melakukan audit

dinyatakan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kepuasan klien.

Berdasarkan hasil uji t sebesar -456<-1,678 atau signifikansi 0,650 > 0,05 dengan
85

demikian Ho diterima dan Ha1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada pengaruh yang signifikan dari pengalaman melakukan audit terhadap

kepuasan klien.

Pengalaman merupakan atribut penting yang harus dimiliki oleh seorang

auditor, hal ini pengalaman dalam melakukan audit yang dimiliki auditor tidak

menjamin hasil auditing yang berkualitas atau sesuai dengan standar auditing.

Hasil ini sejalan dengan penelitian haryadi (2018) yang menyatakan

pengalaman melakukan audit tidak berpengaruh terhadap kepuasan klien. Namun

hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Putri (2010) yang menyatakan

pengalaman melakukan audit berpengaruh terhadap kepuasan klien.

4.8.2 Pembahasan hipotesis Memahami Industri Klien terhadap Kepuasan

Klien

Hipotesis kedua menyatakan Variabel memahami industri klien dinyatakan

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan klien. Berdasarkan

hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu sebesar -0,692

<-1,678 atau signifikansi 0,426 <0,05 dengan demikian Ho diterima dan Ha2

Ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

dari memahami industri klien terhadap kepuasan klien.

Pemahaman auditor tentang industri klien seperti kondisi ekonomi,

peraturan pemerintah dan, perubahan teknologi, dalam pelaksanaan audit, akan

memberikan kepuasan bagi klien yang sedang di audit tersebut, sebab dengan

memahami industri klien berarti memperkecil resiko audit, sehingga hasil audit

yang dihasilkan dapat memenuhi standar mutu auditing ( Widagdo, 2002 dalam

putri, 2010).
86

Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian ini bertentangan dengan

penelitian Putri (2010) dan haryadi (2018) yang menyatakan bahwa variabel

memahami industri klien dinyatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kepuasan klien.

4.8.3 Pembahasan hipotesis Responsif Terhadap Kebutuhan Klien terhadap

Kepuasan Klien

Hipotesis ketiga menyatakan Variabel Responsif Terhadap Kebutuhan

Klien dinyatakan memiliki pengaruh terhadap Kepuasan Klien. Berdasarkan hasil

perhitungan menunjukkan hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih besar dari

t tabel yaitu sebesar 4,065 > 1,678 atau signifikansi 0,000 < 0,05 dengan demikian

Ho ditolak dan Ha3 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan dari responsif terhadap kebutuhan klien terhadap kepuasan klien

Klien akan merasa puas apabila auditor (KAP) memiliki sikap responsive

atau tanggap terhadap kebutuhnnya tanpa diminta terlebih dahulu oleh klien,

auditor tidak hanya sekedar memberikan opini saja tetapi memberikan nasehat

atas keahlian dan pengetahuan auditor untuk perbaikan atau kemajuan

perusahaan klien. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Widagdo (2002) dalam putri (2010) yang menyatakan bahwa klien memutuskan

pilihannya terhadap suatu KAP karena adanya kesungguhan dari KAP tersebut

memperhatikan kebutuhan kliennya, hal-hal tersebut akan membuat klien merasa

puas.

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian ini dengan penelitian Putri (2010)

yang menyatakan bahwa variabel Responsif Terhadap Kebutuhan Klien

dinyatakan memiliki pengaruh terhadap Kepuasan Klien.


87

4.8.4 Pembahasan Hipotesis Taat Pada Standar Umum terhadap Kepuasan

Klien

Hipotesis keempat menyatakan bahwa variabel Taat Pada Standar Umum

tidak memiliki pengaruh terhadap Kepuasan Klien. Berdasarkan dari hasil

perhitungan menunjukkan, t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu sebesar -210>-

1,678 atau signifikansi 0,835>0,05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha sehingga,

disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari taat pada standar

umum terhadap kepuasan klien.

Hal ini berarti apabila auditor dalam melaksanakan tugas-tugasnya sudah

sesuai dengan standar umum yang telah ditetapkan maka akan memberikan

kepuasan bagi klien. Elitzur dan Falk (1996) dalam Widagdo (2002) menyatakan

bahwa kredibilitas auditot tergantung pada 1) kemungkinan auditor mendeteksi

kesalahan yang material dan kesalahan penyajian, dan 2) kemungkinan auditor

akan melaporkan apa yang ditemukannya. Kedua hal tersebut mencerminkan

terlaksananya standar umum dan adanya auditor akan melaporkan apa yang

ditemukan maka klien akan mengetahui kesalahan-kesalahan yang dibuatnya

serta klien dapat melakukan perbaikan-perbaikan.

Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian ini dengan penelitian Putri

(2010) yang menyatakan bahwa variabel taat pada standar umum terhadap

memiliki pengaruh terhadap kepuasan klien.

4.8.5 Pembahasan Hipotesis Indepedensi terhadap Kepuasan Klien

Hipotesis kelima menyatakan bahwa variabel independensi tidak ada

pengaruh terhadap kepuasan klien. Berdasarkan dari hasil perhitungan

menunjukkan, t hitung lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 2,820 < 1,678 namun

signifikansi 0,007 > 0,05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha5 diterima, sehingga
88

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari independensi

terhadap kepuasan klien.

Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik

untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya yang

bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Setiap akuntan harus

memelihara integritas dan keobjektivan dalam tugas profesional dan setiap auditor

harus independen dari semua kepentingan yang bertentangan.

Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian ini dengan penelitian Putri

(2010) yang menyatakan bahwa variabel independensi terhadap memiliki

pengaruh terhadap kepuasan klien.

4.8.6 Pembahasan Hipotesis sikap hati-hati terhadap kepuasan klien

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih besar dari t

tabel yaitu sebesar 2,415 > 1,678 atau signifikansi 0,020 < 0,05 dengan demikian

Ho ditolak dan Ha6 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan dari sikap hati-hati terhadap kepuasan klien

Hal ini menunjukkan bahwa apabila auditor dalam melaksanakan

kegiatannya dilakukan secara hati-hati maka hasil yang didapat akan lebih baik

dan jauh dari kesalahan serta sesuai dengan ketelitian dan kecermatan auditor

dalam melakukan pekerjaan, diharapkan dapat mengungkap kecurangan-

kecurangan yang terjadi pada perusahaan klien (Mukhlasin, 2004).

Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian ini dengan penelitian Putri

(2010) yang menyatakan bahwa variabel sikap hati-hati terhadap memiliki

pengaruh terhadap kepuasan klien


89

4.8.7 Pembahasan Hipotesis komitmen yang kuat terhadap kepuasan klien

Berdasarkan hasil perhitungan memperlihatkan, t hitung lebih besar dari t

tabel yaitu sebesar 2,155 > 1,678 atau signifikansi 0,036 < 0,05 dengan demikian

Ho ditolak dan Ha7 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan dari komitmen yang kuat terhadap kepuasan klien

Hal ini menunjukkan auditor dalam melakukan pekerjaannya

memperlihatkan adanya komitmen yang kuat terhadap kualitas auditnya. Sikap

komitmen yang kuat terhadap kualitas audit inilah yang akan membuat klien

percaya bahwa hasil pemeriksaan audit yang dilakukan oleh auditor memiliki

kualitas yang baik. Hal tersebut akan membuat klien merasa puas (Putri, 2010).

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian ini dengan penelitian Putri (2010)

yang menyatakan bahwa variabel komitmen yang kuat terhadap memiliki

pengaruh terhadap kepuasan klien.

4.8.8 Pembahasan Hipotesis keterlibatan pimpinan KAP terhadap kepuasan

klien

Berdasarkan hasil perhitungan memperlihatkan, t hitung lebih kecil dari t

tabel yaitu sebesar -0,047 < -1,678 signifikansi 0,963 > 0,05 dengan demikian Ho

diterima dan Ha8 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh

yang signifikan dari keterlibatan pimpinan KAP terhadap kepuasan klien

Hal ini berarti bahwa adanya auditor yang melaksanakan pekerjaannya

dengan didampingi oleh pimpinannya tidak memberikan kepuasan bagi klien yang

diaudit tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil pengisian kuesioner tentang

atribut kualitas audit, yang menunjukkan adanya tiga orang yang menatakan tidak

setuju. Hal lain yang menyebabkan mengapa variabel independen ini tidak

memiliki hubungan yang signifikaanya kemungkinan kontroler atau internal auditor


90

tidak mengetahui keterlibatan pimpinan tim audit karena biasanya mereka

berhubungan langsung dengan junior auditor, sedangkan para eksekutif atau

senior auditor berhubungan langsung dengan tingkat manajer yang lebih tinggi

(Mukhlasin, 2004).

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Putri (2010) yang menyatakan

bahwa keterlibatan pimpinan KAP tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan

klien. Namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryadi (2018) yang

menyatakan bahwa keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh terhadap kepuasan

klien.

4.8.9 Pembahasan Hipotesis melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat

terhadap kepuasan klien

Dilihat dari hasil perhitungan menunjukkan, t hitung lebih kecil dari t tabel

memperlihatkan yaitu sebesar 0,052 < 1,678 atau signifikansi 0,958 > 0,05 dengan

demikian Ho diterima dan Ha9 Ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada pengaruh yang signifikan dari melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat

terhadap kepuasan klien

Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya auditor harus

merencanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

mempertimbangkan sifat, luas dan saat pekerjaan harus dilaksanakan dan

membuat suatu program audit secara tertulis dan dengan adanya perencanaan

yang matang dan tepat, sehingga auditor akan menghasilkan hasil audit yang

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan tepat waktu.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Putri (2010) yang menyatakan

bahwa melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat tidak mempunyai pengaruh

terhadap kepuasan klien.


91

4.8.10 Pembahasan Hipotesis keterlibatan komite audit terhadap kepuasan

klien

Dilihat dari hasil perhitungan memperlihatkan, t hitung lebih kecil dari t

tabel yaitu sebesar 1,484 < 1,678 atau signifikansi 0,145 > 0,05 dengan demikian

Ho diterima dan Ha10 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan dari keterlibatan komite audit terhadap kepuasan klien.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan seringnya auditor melakukan kontak

dengan komite audit perusahaan akan membuat klien tidak puas, sebab menurut

pandangan klien, jika auditor sering melakukan komunikasi dengan dewan direksi

atau komite audit maka dalam melakukan pekerjaannya tidak akan maksimal,

artinya auditor seharusnya berhubungan secara langsung dengan klien. Hal ini

karena yang lebih tahu tentang kondisi laporan keuangan adalah klien. Sedangkan

dewan direksi hanya mengetahui secara umum saja, tapi kurang rinci. Oleh sebab

itu, kemungkinan besar hasil audit tidak seperti yang diharapkan klien (Putri,

2010).

Hasil ini sejalan dengan penelitian Putri (2010) yang menyatakan bahwa

dari keterlibatan komite audit tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan klien.

Namun tida sejalan dengan penelitian Haryadi (2018) yang menyatakan bahwa

dari keterlibatan komite audit mempunyai pengaruh terhadap kepuasan klien.

4.8.11 Pembahasan Hipotesis standar etika tinggi terhadap kepuasan klien

Dilihat dari hasil perhitungan memperlihatkan, t hitung lebih kecil dari t tabel

yaitu sebesar 0,299 < 1,678 atau signifikansi 0,766 > 0,05 dengan demikian Ho

diterima dan Ha11 Ditolak , sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan dari standar etika tinggi terhadap kepuasan klien


92

Hal ini berarti apabila auditor yang melaksanakan pekerjaannya

mempunyai etika yang tinggi maka menimbulkan kepuasan terhadap klien, sebab

dengan mengedepankan etika maka para auditor akan bekerja sesuai dengan

kode etik seorang akuntan atau auditor sehingga dalam bekerja mereka akan

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan hal inilah yang membuat klien

merasa puas atas kinerja yang dilakukan oleh para auditor (Mukhlasin, 2004).

Hasil ini sejalan dengan penelitian Putri (2010) yang menyatakan bahwa

standar etika yang tinggi terbukti tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan

klien.

4.8.12 Pembahasan Hipotesis tidak mudah percaya terhadap kepuasan klien

Dilihat dari hasil perhitungan memperlihatkan, t hitung lebih kecil dari t tabel

yaitu sebesar 0,337 < 1,678 atau signifikansi 0,738 > 0,05 dengan demikian Ho

diterima dan Ha12 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh

yang signifikan dari tidak mudah percaya terhadap kepuasan klien

Apabila auditor dalam melaksanakan pekerjannya menunjukkan sikap

yang tidak mudah percaya, maka akan menimbulkan ketidakpuasan bagi kliennya.

aarens et, al. (1997) dalam Widagdo (2002) menyatakan bahwa klien akan merasa

tidak puas apabila auditor dalam melaksanakan tugasnya menaruh kecurigaan

yang tinggi terhadap kliennya.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Putri (2010) yang menyatakan bahwa

tidak mudah percaya tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan Klien


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil uji hipotesis mengenai pengaruh atribut-atribut kualitas jasa audit

terhadap kepuasan klien yaitu :

1. Ada pengaruh antara Pengalaman Melakukan Audit terhadap

Kepuasan Klien. Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya hipotesis yang

menyatakan ada pengaruh yang signifikan dari responsif terhadap

kebutuhan klien terhadap kepuasan klien dapat diterima.

2. Ada pengaruh antara Memahami Industri Klien terhadap Kepuasan

Klien terhadap kepuasan klien. Ho dterima dan Ha Ditolak yang artinya

hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan dari responsif

terhadap kebutuhan klien terhadap kepuasan klien dapat diterima.

3. Ada pengaruh antara responsif terhadap kebutuhan klien terhadap

kepuasan klien. Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya hipotesis yang

menyatakan ada pengaruh yang signifikan dari responsif terhadap

kebutuhan klien terhadap kepuasan klien dapat diterima.

4. Ada pengaruh antara Taat Pada Standar Umum terhadap Kepuasan

Klien terhadap kepuasan klien. Ho dterima dan Ha Ditolak yang artinya

hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan dari responsif

terhadap kebutuhan klien terhadap kepuasan klien dapat diterima.

5. Ada pengaruh antara Independensi terhadap kepuasan klien. Ho ditolak

dan Ha diterima yang artinya hipotesis yang menyatakan ada pengaruh

93
94

yang signifikan dari Independensi terhadap kepuasan klien dapat

diterima.

6. Terdapat pengaruh antara sikap hati-hati terhadap kepuasan klien. Ho

ditolak dan Ha diterima yang artinya hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari m sikap hati-hati terhadap kepuasan klien

dapat diterima.

7. Terdapat pengaruh antara Komitmen Yang Kuat terhadap Kepuasan Klien

Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari Komitmen Yang Kuat terhadap kepuasan

klien dapat diterima.

8. Ada pengaruh antara Keterlibatan Pimpinan KAP terhadap kepuasan

klien. Ho dterima dan Ha Ditolak yang artinya hipotesis yang menyatakan

ada pengaruh yang signifikan dari responsif terhadap kebutuhan klien

terhadap kepuasan klien Ditolak.

9. Ada pengaruh antara Melakukan Pekerjaan Lapangan Dengan Tepat

terhadap kepuasan klien. Ho dterima dan Ha Ditolak yang artinya hipotesis

yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan dari responsif terhadap

kebutuhan klien terhadap kepuasan klien Ditolak.

10. Ada pengaruh antara Keterlibatan Komite Audit terhadap kepuasan

klien. Ho dterima dan Ha Ditolak yang artinya hipotesis yang menyatakan

ada pengaruh yang signifikan dari responsif terhadap kebutuhan klien

terhadap kepuasan klien Ditolak.

11. Ada pengaruh antara Standar Etika Yang Tinggi terhadap kepuasan

klien. Ho dterima dan Ha Ditolak yang artinya hipotesis yang menyatakan


95

ada pengaruh yang signifikan dari responsif terhadap kebutuhan klien

terhadap kepuasan klien Ditolak.

12. Ada pengaruh antara Tidak Mudah Percaya terhadap kepuasan klien. Ho

dterima dan Ha Ditolak yang artinya hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari responsif terhadap kebutuhan klien terhadap

kepuasan klien Ditolak.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah pada Data penelitian ini dihasilkan dari

instrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden. Hal ini akan

menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan

sesungguhnya.

5.3 Saran

Dengan adanya globalisasi, KAP di berbagai belahan dunia dapat dengan

mudah masuk ke berbagai negara, termasuk ke Indonesia. Hai ini membuat

semakin meningkatnya persaingan antar KAP yang sudah ada saat ini. Untuk

dapat bersaing dengan KAP-KAP lainnya, KAP harus bekerja semaksimal

mungkin dalam memberikan layanan terhadap kliennya. Hal ini dapat ditempuh

dengan cara memahami atribut-atribut penentu kepuasan klien, tetapi tetap

berpegang pada kode etik dan standar audit yang berlaku di Indonesia. (Mukhlasin

2004). Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik berhubungan

langsung dengan mutu pemeriksaan (audit). Saran yang bisa diberikan dalam

penelitian ini yaitu :


96

1. KAP

Bagi KAP bisa meningkatkan kualitas jasa audit para anggotanya dengan

mengkontrol mutu dari para anggotanya baik bagi yang sudah menjadi anggota

maupun yang akan menjadi anggota yaitu melalui pendidikan profesi akuntansi

yang berkelanjutan dan aturan yang ketat untuk menjadi seorang akuntan.

Berkembangnya dunia usaha menyebabkan kebutuhan akan jasa KAP dari

waktu ke waktu semakin meningkat. Agar dapat bersaing dengan KAP-KAP

lainnya maka auitor harus memahami atribut-atribut penentu kepuasan klien,

diantaranya pengalaman melakukan audit, memahamai industri klien, responsif

terhadap kebutuhan klien, taat pada standar umum, sikap hati-hati, komitmen yang

kuat terhadap kualitas audit, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat dan

standar etika yang tinggi, hendaknya lebih ditingkatkan lagi agar bisa memberikan

kepuasan bagi kliennya.

2. Peneliti Selanjutnya

Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu dengan mengganti sampel yang

berkaitan erat dengan audit, misal perusahaan yang sudah go public dan

menambah jumlah sampel agar mampu mewakili populasi dan hasilnya

penelitiannya semakin baik dan bermanfaat untuk mahasiswa. Dimana penelitian

ini menghasilkan kesimpulan bahwa ada 4 atribut kualitas audit dari 12 atribut

kualitas audit yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan klien, yaitu

responsif terhadap kebutuhan klien,Independensi, sikap hati-hati, dan komitmen

yang kuat terhadap kualitas audit.

3. Akademik

Bagi kalangan akademis diharapkan dapat dijadikan masukan dalam upaya

meningkatkan kualitas pengajaran dalam rangka menghasilkan mutu lulusan


97

sebagai penunjang profesi akuntan yang berkompeten di bidang auditing

khususnya dan ekonomi pada umum


DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Halim. 2015. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1. Edisi
kelima. UPP STIM YKPN: Yogyakarta.

Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing Petunjuk Praktis pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Arens, Alvin dkk. 2011. “Auditing dan Jasa Assurance”. Edisi Keduabelas. Jilid 2.
Alih bahasa Gina Gania. Erlangga. Jakarta.

Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman Terhadap Kinerja
Audit.Intitut pertanian Bogor.Bogor.

Behn, B.K., Carcello, J.V., Hermanson D.R., Hermanson, R.H. (1997). The
Determinants of Audit Client Satisfaction Among Clientof Big of 6 Firms
Accounting Horizons, ( March) Vol. 11, No.(1),7-24

Boynton, William C. dan Johnson, Raymond N. 2006. Modern Auditing,Assurance


Service and The Integrity of Financial Reporting 8th Edition.West Sussex:
John Wiley & Sons.

Darma, kharisma krisna.2017. pengaruh pengalaman audit , due professional care


dan motivasi terhadap kualitas audit (Studi pada 9 Kantor Akuntan Publik
(KAP) di Kota Bandung). Skripsi(S1) thesis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Unpas Bandung.

Eirene, Eva Puji. 2017. Pengaruh Atribut kualitas audit dan reputasi kantor
Akuntan publik terhadap kepuasaan klien. skripsi. Jakarta.
UniversitasTrisakti.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2012. Pedoman Penelitian Skripsi. Makassar:
Universitas Hasanuddin.

Ghozali,Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program Spss.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gondodiyoto, S. 2007. Audit Sistem Informasi + Pendekatan COBIT. Edisi Revisi.


Mitra Wacana Media. Jakarta.

Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2016. Analisis laporan Keuangan . Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

Haryadi, 2018. Analisis Pengaruh Atribut-Atribut Kualitas Audit Terhadap


Kepuasan Klien (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat Daerah
Surakarta, Diy Dan Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011. Standar Profesional Akuntan Publik


(SPAP).Salemba Emapat, Jakarta.

98
99

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013.Standar Profesional Akuntan Publik.


Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Ikhsan, Arfan dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:


Salemba Empat.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Ketler.2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13.
Jakarta: Erlangga. Lupiyoada, Rambat dan A.

Malhotra, Naresh K. 2004. Marketing Research : An Applied Orientatition. Fifth


Edition. Pearson Eduation, In., New Jersey , USA

Mukhlasin. 2004. Pengaruh Atribut Kualitas Audit, Portofolio Jasa Audit, dan
Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Kepuasan Klien.Tesis Fakultas
Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Jakarta.

Mulyadi.2012. Auditing. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.Fmu

Negoro, Yosafat Beny Marsetyo. 2011. Pengaruh Batasan Waktu Audit Dan Due
Professional Care Terhadap Kualitas Audit. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Atma jaya Yogyakarta. Yogyakarta.

Nurdhiana, Fadhlurokhman. 2009. Pengaruh Atribut-atribut Kualitas Audit


Terhadap kepuasan Klien.Semarang. Jurnal Aset.Vol 12.No 2.

Parasuraman, A., Valeri A. Zeithmal

Putri,Windasari Suhar.2010. Pengaruh Atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan


Klien.Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang

Robbins, Stephen and Judge, Timothy. 2006. Perilaku Organisas. Edisi 12.
Jakarta : Salemba Empat

Sekaran,Uma.2013. Metodologi PenelitianUntuk Bisnis. Edisi Empat, Jakarta:


Salemba Empat.

Sugiarto, Harijono.2000. Peramalan Bisnis. Jakarta: Penerbit Rinerka Cipta.

Sugiyono,2015. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&B)

Tunggal, Amin Widjaja. 2010. Teori dan Praktek Auditing. Jakarta: Harvarindo

Widagdo, Ridwan. 2002. Analisis Pengaruh Atribut-atribut Kualitas Audit Terhadap


Kepuasan Klien. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Semarang.
100

Zakiyah. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Klien Kantor


Akuntan Publik. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta
LAMPIRAN
KUESIONER
DAN HASIL
PENELITIAN

100
101

LAMPIRAN
1. KUESIONER
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i……..
Di tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas
kesediaan anda mengisi kuesioner ini. Adapun kami sampaikan bahwa kuesioner
ini dibuat oleh :
Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Nama : FILDZAH AMALIA
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH ATRIBUT KUALITAS AUDIT
TERHADAP KEPUASAN KLIEN

Dengar Hormat Dalam penyusunan Skripsi ini, besar harapan saya kepada
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berkenaan meluangkan waktunya sejenak untuk
mengisi kuesioner yang dilampirkan bersama surat ini. Bantuan
Bapak/Ibu/Saudara/i sangat berarti demi terselesainya penelitian ini. Sebelumnya
saya juga memohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/Ibu/Saudara/i.
Jawaban yang anda berikan tidak akan dinilai sebagai BENAR atau SALAH dan
tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kerja Bapak/Ibu/Saudara/I ditempat
anda bekerja. Data yang diperoleh akan kami rahasiakan dan tidak akan kami
sebar luaskan, karena hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian, sesuai
etika peneilitian.
Peneliti memohon maaf apabila ada yang tidak berkenan dengan hadirnya

kuesioner ini. Atas kerjasama dan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/Saudari,

peneliti mengucapkan terima kasih,

Peneliti
102

Pertanyaan mengenai Identitas Responden .

(ket: Isilah pertanyaan dibawah ini dan beri tanda silang (X) pada tanda kurung

“()” yang telah disediakan untuk memilih salah satu jawaban yang ada)

Nama Bapak/Ibu :

Usia :

Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita

Lama Bekerja :

A. Kualitas Audit

Petunjuk Pengisian untuk no. 1 s.d. 12

Dengan menggunakan sekala dibawah ini. Silahkan mengevaluasi kinerja KAP

yang melaksanakan audit terakhir pada kantor anda berdasarkan faktor-faktor

dibawah ini dengan Mengceklis respon yang cocok.

Format Skala Respon

1 - Sangat Tidak Setuju (STS)

2 – Tidak Setuju (TS)

3 – Netral (N)

4 – Setuju (S)

5 – Sangat Setuju (ST)

No Kuesioner STS TS N S SS

1 KAP dan tim audit


yang diturunkan (pada
tingkat supervisor ke
atas) mempunyai
pengalaman yang
cukup dalam
mengaudit
permasalahan
2 KAP (tim audit) dan tim
yang diturunkan (pada
tingkat supervisor
103

keatas) mempunyai
keahlian industri yang
dibutuhkan untuk
mengaudit perusahaan
anda secara efektif
3 KAP (tim audit)
responsive terhadap
kebutuhan kebutuhan
perusahaan anda
4 Anggota-anggota tim
audit sebagai grup,
berkompeten secara
teknis dalam
mengaplikasikan
standar akuntansi dan
auditing (SAK & SAP)
5 Dalam semua hal yang
berhubungan dengan
KAP (anggota tim
audit) dan dengan
anggota anggota tim
audit secara individu,
tidak pernah terlibat
dalam tindakan
tindakan apapun yang
akan mengganggu
indepedensi mereka,
baik secara fakta
ataupun kelihatannya
6 Anggota-anggota tim
audit sebagai sebuah
grup selalu bersikap
hati hati dalam
mengambil keputusan
selama melakukan
audit
7 KAP mempunyai
komitmen yang kuat
terhadap kualitas audit
8 Para pimpinan
(partner/ manajemen)
dari KAP terlibat
secara aktif dalam
pelaksanaan audit
9 Anggota-anggota tim
audit berinteraksi
secara aktif dalam
pelaksanaan audit
10 Anggota-anggota tim
audit berinteraksi
secara efektif dengan
komite audit sebelum,
selama dan sesudah
perjanjian audit (jika
perusahaan tidak
104

memiliki komite audit


maka pilih jawaban 3)
11 Anggota-anggota tim
audit mempunyai
standar etika yang
tinggi dan sangat
mengetahui akuntansi
dan auditing
12 Anggota-anggota tim
audit tidak mudah
percaya terhadap
perusahaan anda
selama melakukan
audit

B. Kepuasan Klien

Petunjuk Pengisian untuk no. 13 dan no. 14

Dengan menggunakan skala dibawah ini. Silahkan mengceklis respon

yang cocok.

Format Skala Respon

1 - Sangat Tidak Memuaskan (STM)

2 – Tidak Memuaskan (TM)

3 – Netral (N)

4 – Memuaskan (M)

5 – Sangat Memuaskan (SM)

No Kuesioner 1 2 3 4 5

13 Seberapa puaskah
anda dengan semua
kinerja dari Kantor
Akuntan Publik (KAP)?
14 Seberapa puaskah
anda dengan semua
kinerja dari anggota-
anggota tim audit
sebagai group yang
mengaudit perusahaan
anda?
105

LAMPIRAN 2: TABULASI DATA


A. ATRIBUT KUALITAS AUDIT
NO X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 TOT
1 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 50
2 4 5 5 4 5 3 4 2 4 4 5 4 49
3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 59
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
7 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 47
8 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 46
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
10 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 44
11 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 49
12 3 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 46
13 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 44
14 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 55
15 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 50
16 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 53
17 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 56
18 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 57
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
22 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 50
23 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 51
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
25 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 3 4 52
26 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 46
27 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 47
28 5 4 4 4 4 3 4 2 3 3 2 4 42
29 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
30 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 57
31 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 52
32 3 3 2 5 4 5 4 4 4 4 4 3 45
33 2 1 2 4 5 4 3 4 4 4 4 4 41
34 3 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 46
35 5 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 44
36 1 3 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 44
37 2 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 44
38 3 1 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 42
39 5 5 4 5 3 4 5 5 4 4 5 5 54
40 3 5 2 4 5 4 4 4 4 5 4 4 48
41 2 5 2 5 3 4 5 5 4 5 4 4 48
42 3 4 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 51
43 4 5 3 5 5 5 4 5 5 4 5 5 55
44 4 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 55
45 3 2 2 3 5 4 4 4 4 4 4 4 43
46 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 49
47 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 48
48 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 49
106

49 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 48
50 3 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 52
51 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 53
52 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 49
53 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 51
54 4 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 4 51
55 5 4 3 5 4 5 5 4 5 5 5 4 54
56 4 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 54
57 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 50
58 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 48
59 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 48
60 4 3 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 46

B. KEPUASAAN KLIEN
NO Y1 Y2 TOTAL NO Y1 Y2 TOTAL
1 4 4 8 40 4 4 8
2 4 4 8 41 4 4 8
3 2 2 4 42 4 4 8
4 4 4 8 43 4 4 8
5 5 5 10 44 4 4 8
6 4 4 8 45 5 4 9
7 4 4 8 46 4 5 9
8 4 4 8 47 4 4 8
9 4 4 8 48 4 4 8
10 4 4 8 49 5 4 9
11 4 4 8 50 5 5 10
12 4 4 8 51 4 4 8
13 4 4 8 52 4 4 8
14 4 5 9 53 4 4 8
15 5 4 9 54 4 4 8
16 5 4 9 55 4 4 8
17 5 5 10 56 4 5 9
18 4 5 9 57 4 4 8
19 5 5 10 58 4 4 8
20 4 4 8 59 4 4 8
21 4 4 8 60 4 4 8
22 5 4 9
23 4 4 8
24 4 4 8
25 5 4 9
26 4 4 8
27 4 4 8
28 4 4 8
29 4 4 8
30 5 5 10
31 4 5 9
32 4 4 8
33 4 4 8
34 4 2 6
35 4 4 8
36 5 5 10
37 4 4 8
107

38 3 4 7
39 4 4 8
108

LAMPIRAN 3 DATA DESKRIPTIF

A DESRIPTIF FREQUENCY

Memahami Komitmen yang kuat


Pengalaman industri (bank) Responsif atas Taat pada Sikap hati- terhadap kualitas
melakukan audit klien kebutuhan klien standar umum Independensi hati audit
N Valid 60 60 60 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0 0 0 0

Melakukan pekerjaan Standar tidak


Keterlibatan lapangan dengan Keterlibatan etika yang mudah
pimpinan KAP tepat komite audit tinggi percaya Y1 Y2
N Valid 60 60 60 60 60 60 60
Missing 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Pengalaman melakukan audit (X1)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 1 1.7 1.7 1.7
2.00 3 5.0 5.0 6.7
3.00 14 23.3 23.3 30.0
4.00 26 43.3 43.3 73.3
5.00 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
109

Memahami industri (bank) klien (X2)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 2 3.3 3.3 3.3
2.00 1 1.7 1.7 5.0
3.00 14 23.3 23.3 28.3
4.00 22 36.7 36.7 65.0
5.00 21 35.0 35.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Responsif atas kebutuhan klien (X3)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 7 11.7 11.7 11.7
3.00 9 15.0 15.0 26.7
4.00 26 43.3 43.3 70.0
5.00 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Taat pada standar umum (X4)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 1 1.7 1.7 1.7
4.00 35 58.3 58.3 60.0
5.00 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Independensi (X5)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 9 15.0 15.0 15.0
4.00 32 53.3 53.3 68.3
5.00 19 31.7 31.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Sikap hati-hati (X6)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 5 8.3 8.3 8.3
4.00 40 66.7 66.7 75.0
5.00 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
110

Komitmen yang kuat terhadap kualitas audit (X7)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 3.00 3 5.0 5.0 5.0
4.00 46 76.7 76.7 81.7
5.00 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Keterlibatan pimpinan KAP (X8)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 2 3.3 3.3 3.3
3.00 7 11.7 11.7 15.0
4.00 34 56.7 56.7 71.7
5.00 17 28.3 28.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (X9)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 9 15.0 15.0 15.0
4.00 36 60.0 60.0 75.0
5.00 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Keterlibatan komite audit (10)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 5 8.3 8.3 8.3
4.00 42 70.0 70.0 78.3
5.00 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Standar etika yang tinggi (X11)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 1 1.7 1.7 1.7
3.00 4 6.7 6.7 8.3
4.00 42 70.0 70.0 78.3
5.00 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Tidak mudah percaya (X.12)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 5 8.3 8.3 8.3
4.00 46 76.7 76.7 85.0
5.00 9 15.0 15.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Y1
111

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 1 1.7 1.7 1.7
3.00 1 1.7 1.7 3.3
4.00 46 76.7 76.7 80.0
5.00 12 20.0 20.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Y2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2.00 2 3.3 3.3 3.3
4.00 47 78.3 78.3 81.7
5.00 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

B. Descriptives

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Dev
Pengalaman melakukan audit 60 1.00 5.00 3.8833 .92226
Memahami industri (bank)
60 1.00 5.00 3.9833 .98276
klien
Responsif atas kebutuhan
60 2.00 5.00 3.9167 .96184
klien
Taat pada standar umum 60 3.00 5.00 4.3833 .52373
Independensi 60 3.00 5.00 4.1667 .66808
Sikap hati-hati 60 3.00 5.00 4.1667 .55744
Komitmen yang kuat terhadap
60 3.00 5.00 4.1333 .46820
kualitas audit
Keterlibatan pimpinan KAP 60 2.00 5.00 4.1000 .72952
Melakukan pekerjaan
60 3.00 5.00 4.1000 .62977
lapangan dengan tepat
Keterlibatan komite audit 60 3.00 5.00 4.1333 .53573
Standar etika yang tinggi 60 2.00 5.00 4.1167 .58488
tidak mudah percaya 60 3.00 5.00 4.0667 .48246
Valid N (listwise) 60
112

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y1 60 2.00 5.00 4.1500 .51503
Y2 60 2.00 5.00 4.1167 .55515
Valid N (listwise) 60

LAMPIRAN 4 UJI VALIDITAS


Correlations
Komitme Melakuka tida Atri
Memaha n yang Keterli n Keterli Stan k but
Pengala mi Respon Taat Sika kuat batan pekerjaan batan dar mud Kua
man industri sif atas pada Indep p terhadap pimpin lapangan komit etika ah litas
melakuk (bank) kebutuh standar enden hati- kualitas an dengan e yang perc Aud
an audit klien an klien umum si hati audit KAP tepat audit tinggi aya it
Pengalaman Pearson .551
1 .503** .371** .024 .032 .071 .233 .244 .283* -.071 .089 .246 **
melakukan Correlation
audit Sig. (2-
.000 .004 .856 .808 .588 .073 .060 .028 .590 .501 .058 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Memahami Pearson .288 .692
.503** 1 .214 .144 .159 .191 .410** .333** .496** .197 .239 * **
industri (bank) Correlation
klien Sig. (2-
.000 .101 .271 .224 .144 .001 .009 .000 .130 .066 .025 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Responsif Pearson .328
.371** .214 1 .098 -.057 -.068 .025 -.012 -.042 -.044 -.013 .049 *
atas Correlation
kebutuhan Sig. (2-
klien .004 .101 .456 .664 .603 .849 .927 .750 .739 .924 .712 .010
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Taat pada Pearson .416* .460* .300 .478
.024 .144 .098 1 .008 * .410** .253 .293* .238 * * **
standar umum Correlation
113

Sig. (2-
.856 .271 .456 .951 .001 .001 .051 .023 .068 .000 .020 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Independensi Pearson .260
.032 .159 -.057 .008 1 -.030 -.126 .139 .282* .032 .123 .123 *
Correlation
Sig. (2-
.808 .224 .664 .951 .818 .336 .289 .029 .811 .350 .350 .045
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Sikap hati-hati Pearson .511* .399 .585
.071 .191 -.068 .416** -.030 1 .433** .542** .579** .378** * ** **
Correlation
Sig. (2-
.588 .144 .603 .001 .818 .001 .000 .000 .003 .000 .002 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Komitmen Pearson .433* *
.375 .260 .577
.233 .410** .025 .410** -.126 * 1 .407** .356** .401** * * **
yang kuat Correlation
terhadap Sig. (2-
kualitas audit tailed) .073 .001 .849 .001 .336 .001 .001 .005 .002 .003 .045 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Keterlibatan Pearson .542* .409* .414 .681
.244 .333** -.012 .253 .139 * .407** 1 .642** .356** * ** **
pimpinan KAP Correlation
Sig. (2-
.060 .009 .927 .051 .289 .000 .001 .000 .005 .001 .001 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Melakukan Pearson .579* .566* .368 .764
.283* .496** -.042 .293* .282* * .356** .642** 1 .462** * ** **
pekerjaan Correlation
lapangan Sig. (2-
dengan tepat tailed) .028 .000 .750 .023 .029 .000 .005 .000 .000 .000 .004 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Keterlibatan Pearson .378* .599* .293 .497
-.071 .197 -.044 .238 .032 * .401** .356** .462** 1 * * **
komite audit Correlation
Sig. (2-
.590 .130 .739 .068 .811 .003 .002 .005 .000 .000 .023 .000
tailed)
114

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Standar etika Pearson .511* .573 .659
.089 .239 -.013 .460** .123 * .375** .409** .566** .599** 1 ** **
yang tinggi Correlation
Sig. (2-
.501 .066 .924 .000 .350 .000 .003 .001 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
tidak mudah Pearson .399* .573* .596
.246 .288* .049 .300* .123 * .260* .414** .368** .293* * 1 **
percaya Correlation
Sig. (2-
.058 .025 .712 .020 .350 .002 .045 .001 .004 .023 .000 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Atribut Pearson .585* *
.659 .596
.551** .692** .328* .478** .260* * .577** .681** .764** .497** * ** 1
Kualitas Audit Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .010 .000 .045 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
115

Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excluded a 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.771 12

b. VARIABEL Y

Validitas
Correlations
Y1 Y2 Kepuasaan Klien
Y1 Pearson Correlation 1 .531** .865**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 60 60 60
Y2 Pearson Correlation .531** 1 .885**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 60 60 60
Kepuasaan Klien Pearson Correlation .865** .885 ** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.692 2
116

Lampiran 5 Asumsi Klasik

A Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .62829274
Most Extreme Absolute .107
Differences Positive .060
Negative -.107
Test Statistic .107
Asymp. Sig. (2-tailed) .084c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
117

B Uji Hetero

C Uji Multi
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengalaman melakukan audit .572 1.749
Memahami industri (bank)
.525 1.906
klien
Responsif atas kebutuhan
.787 1.270
klien
Taat pada standar umum .655 1.526
Independensi .805 1.243
Sikap hati-hati .474 2.110
Komitmen yang kuat terhadap
.538 1.858
kualitas audit
Keterlibatan pimpinan KAP .494 2.023
Melakukan pekerjaan
.312 3.206
lapangan dengan tepat
Keterlibatan komite audit .526 1.901
Standar etika yang tinggi .368 2.715
tidak mudah percaya .572 1.748
b. Dependent Variable: Kepuasaan Klien

D UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .741a .550 .435 .70395 1.677
118

a. Predictors: (Constant), tidak mudah percaya, Responsif atas kebutuhan klien, Independensi,
Keterlibatan komite audit , Taat pada standar umum , Memahami industri (bank) klien,
Keterlibatan pimpinan KAP, Pengalaman melakukan audit, Sikap hati-hati, Komitmen yang kuat
terhadap kualitas audit, Standar etika yang tinggi, Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat
b. Dependent Variable: Kepuasaan Klien

LAMPIRAN 6 HIPOTESIS
A. UJI R
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .741a .550 .435 .70395
a. Predictors: (Constant), tidak mudah percaya, Responsif atas kebutuhan klien, Independensi,
Keterlibatan komite audit , Taat pada standar umum , Memahami industri (bank) klien,
Keterlibatan pimpinan KAP, Pengalaman melakukan audit, Sikap hati-hati, Komitmen yang kuat
terhadap kualitas audit, Standar etika yang tinggi, Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat
b. Dependent Variable: Kepuasaan Klien

B. UJI T
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.728 1.378 -.528 .600
Pengalaman
-.060 .131 -.059 -.456 .650
melakukan audit
Memahami
industri (bank) -.089 .129 -.093 -.692 .493
klien
Responsif atas
.437 .107 .448 4.065 .000
kebutuhan klien
Taat pada
-.045 .216 -.025 -.210 .835
standar umum
Independensi .431 .153 .308 2.820 .007
Sikap hati-hati .577 .239 .343 2.415 .020
Komitmen yang
kuat terhadap .575 .267 .287 2.155 .036
kualitas audit
Keterlibatan
-.008 .179 -.007 -.047 .963
pimpinan KAP
Melakukan
pekerjaan
.014 .261 .009 .052 .958
lapangan
dengan tepat
Keterlibatan
.350 .236 .200 1.484 .145
komite audit
Standar etika
-.077 .258 -.048 -.299 .766
yang tinggi
tidak mudah
.085 .251 .044 .337 .738
percaya
a. Dependent Variable: Kepuasaan Klien
119

C. UJI F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 28.443 12 2.370 4.883 .000b
Residual 23.290 47 .496
Total 51.733 59
a. Dependent Variable: Kepuasaan Klien
b. Predictors: (Constant), tidak mudah percaya, Responsif atas kebutuhan klien, Independensi,
Keterlibatan komite audit , Taat pada standar umum , Memahami industri (bank) klien,
Keterlibatan pimpinan KAP, Pengalaman melakukan audit, Sikap hati-hati, Komitmen yang
kuat terhadap kualitas audit, Standar etika yang tinggi, Melakukan pekerjaan lapangan dengan
tepat

D. UJI REGRESI BERGANDA


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.728 1.378 -.528 .600
Pengalaman melakukan
-.060 .131 -.059 -.456 .650
audit
Memahami industri (bank)
-.089 .129 -.093 -.692 .493
klien
Responsif atas kebutuhan
.437 .107 .448 4.065 .000
klien
Taat pada standar umum -.045 .216 -.025 -.210 .835
Independensi .431 .153 .308 2.820 .007
Sikap hati-hati .577 .239 .343 2.415 .020
Komitmen yang kuat
.575 .267 .287 2.155 .036
terhadap kualitas audit
Keterlibatan pimpinan
-.008 .179 -.007 -.047 .963
KAP
Melakukan pekerjaan
.014 .261 .009 .052 .958
lapangan dengan tepat
Keterlibatan komite audit .350 .236 .200 1.484 .145
Standar etika yang tinggi -.077 .258 -.048 -.299 .766
tidak mudah percaya .085 .251 .044 .337 .738
a. Dependent Variable: Kepuasaan Klien

LAMPIRAN 7 ANALISIS FAKTOR

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .741
Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 319.667
Sphericity Df 91
Sig. .000
120

Total Variance Explained


Extraction Sums of Squared Rotation Sums of Squared
Co Initial Eigenvalues Loadings Loadings
mpo % of Cumulative % of Cumulative % of Cumulative
nent Total Variance % Total Variance % Total Variance %
1 4.87
4.872 34.803 34.803 34.803 34.803 2.846 20.328 20.328
2
2 1.69
1.691 12.080 46.883 12.080 46.883 2.450 17.498 37.826
1
3 1.30
1.304 9.314 56.197 9.314 56.197 1.974 14.101 51.927
4
4 1.21
1.210 8.641 64.838 8.641 64.838 1.563 11.161 63.087
0
5 1.01
1.016 7.258 72.096 7.258 72.096 1.261 9.008 72.096
6
6 .771 5.507 77.603
7 .733 5.236 82.839
8 .574 4.102 86.941
9 .439 3.134 90.075
10 .404 2.883 92.958
11 .329 2.349 95.307
12 .264 1.885 97.192
13 .205 1.462 98.654
14 .188 1.346 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5
x1 .331 .729 -.263 -.277 .033
x2 .535 .490 -.356 -.166 -.132
x3 .151 .724 .468 .063 .149
x4 .539 -.177 .330 -.229 .423
x5 .189 .086 -.414 .765 .228
x6 .726 -.283 .075 -.105 -.065
x7 .649 .009 .175 -.342 -.366
x8 .708 -.054 -.282 -.043 -.143
x9 .780 -.049 -.385 .071 -.073
x10 .622 -.351 .101 .104 -.273
x11 .749 -.300 -.012 -.036 .284
x12 .619 -.034 -.151 -.108 .447
Y1 .561 .161 .334 .472 -.431
Y2 .651 .177 .447 .287 .201
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 5 components extracted.
121

Rotated Component Matrixa


Component
1 2 3 4 5
x1 -.087 .050 .849 .235 -.040
x2 .239 .093 .788 .080 .069
x3 -.153 .003 .271 .831 -.079
x4 .138 .749 -.050 .209 -.192
x5 .043 .046 .066 .049 .917
x6 .606 .498 .082 -.016 -.073
x7 .632 .213 .307 .111 -.389
x8 .552 .324 .404 -.125 .132
x9 .563 .382 .442 -.139 .301
x10 .728 .263 -.069 -.018 .027
x11 .405 .742 .071 -.024 .112
x12 .107 .709 .286 .008 .152
Y1 .721 -.102 .024 .535 .208
Y2 .350 .446 .017 .656 .164
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.a
a. Rotation converged in 13 iterations.
122

Lampiran 8 tabel uji f dan uji R


Tabel Uji R

Sumber :Singgih Santoso, 2005 :533


123

Uji F
124

Sumber :Singgih Santoso, 2005 :533


125

Anda mungkin juga menyukai