Anda di halaman 1dari 211

REDESAIN HOTEL RESORT PADA MASTERPLAN

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TERPADU LUMBAN PEA

(ARSITEKTUR REGIONALISME)

SKRIPSI

OLEH
ARIFANDA BERKAT SIMALANGO
160406065

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

Universitas Sumatera Utara


REDESAIN HOTEL RESORT PADA MASTERPLAN PENGEMBANGAN
KAWASAN WISATA TERPADU LUMBAN PEA

(ARSITEKTUR REGIONALISME)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Dalam Departemen Arsitektur Pada
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh :

ARIFANDA BERKAT SIMALANGO


160406065

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

( 2020 )

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


iii

PERNYATAAN

REDESAIN HOTEL RESORT PADA MASTERPLAN PENGEMBANGAN


KAWASAN WISATA TERPADU LUMBAN PEA

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 23 Juni 2020

(Arifanda B. Simalango)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


iv

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


v

Telah diuji pada


Tanggal: 23 Juni 2020

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Devin Defriza Harisdani, S.T., M.T.

Anggota Komisi Penguji : 1. Dr. Ir. Dwi Lindarto H, M.T.

2. Hajar Suwantoro, S.T., M.T.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


vi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


vi

ABSTRAK

Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea

merupakan salah satu rencana pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Toba

Samosir tepatnya di Desa Lumban Pea. Pada masterplannya ada beberapa fungsi

yang di kembangkan salah satunya adalah pengembangan Hotel Resort sebagai

kebutuhan amenitas wisata. Namun pada pengembangannya perancangan Hotel

Resort pada Masterplan tersebut masih belum mengandung nilai-nilai kelokalan /

kesetempatan di dalam rancangan, sehingga masih belum menunjukkan Identitas

Kawasan Danau Toba yang sarat dengan Nilai -nilai kebudayaannya sebagai area

wisata. Oleh karena itu, Pada Tugas Akhir ini dilakukan perancangan kembali

(Redesain) Hotel Resort pada salah satu zonasi Hotel pada Masterplan Kawasan

Wisata Terpadu Lumban Pea dengan menerapkan unsur-unsur lokal dan

kebudayaan dalam perancangannya sebagai wujud menjaga identitas kawasan dan

mengembangkan wisata kebudayaan dengan pendekatan Arsitektur Regionalisme.

Kata kunci: Hotel Resort, Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea, Arsitektur

Regionalisme.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


vii

ABSTRACT

The development Masterplan of the Integrated Tourism Area of

Lumban Pea is one of the plans to develop tourist areas in Toba Samosir Regency,

precisely in the Village of Lumban Pea. In the master plan there are several

functions that are developed, one of which is the development of Resort Hotels as

a tourist amenities needs. However, the development Resort Hotels in the

Masterplan is still does not contain the values of the locality of the region in the

design, so that still has not shown the identity of Lake Toba area which is full of

cultural values as a tourist area.Therefore, in this Final Project is done the redesign

of the Resort Hotel in one of the Hotel zoning in the Master plan of the Integrated

Tourism Area of Lumban Pea by applying local and cultural elements in the design

as a form of maintaining the identity of the region and developing cultural tourism

with the approach of Regionalism Architecture.

Keywords: Resort Hotel, Integrated Tourism Area of Lumban Pea , Regionalism

Architecture.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan penyertaanNya yang diberikan kepada Penulis hingga Penulis mampu untuk

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi dalam Program Studi Strata Satu (S1) Jurusan Arsitektur Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir yang diambil adalah:

“Redesain Hotel Resort Pada Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata

Terpadu Lumban Pea (Arsitektur Regionalisme)”

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penulis mendapat banyak bantuan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan

terima kasih yang kepada:

1. Bapak Devin Defriza Harisdani, S.T,. M.T , selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan, masukan, dukungan dan bimbingan dalam bentuk waktu dan

pemikiran untuk membantu Penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Dr. Ir. Dwi Lindarto H, M.T. dan Bapak Hajar Suwontoro, S.T,. M.T, selaku

dosen penguji atas saran dan masukan yang di berikan kepada Penulis.

3. Ibu Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc., Ph.D., IPM selaku Ketua Jurusan Arsitektur

USU, Ibu Beny O.Y. Marpaung, S.T., M.T., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan

Arsitektur USU, serta Bapak dan Ibu dosen selaku staff pengajar di Departemen

Arsitektur FT USU yang telah banyak memberikan ilmu dan motivasi kepada

Penulis selama masa perkuliahan..

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


ix

4. Pemerintahan Daerah Kabupaten Toba Samosir atas ketersediaan dan kemudahan

Penulis dalam memperoleh data-data yang di butuhkan dalam pengerjaan Tugas

Akhir ini.

5. Kedua Orang Tua Penulis Bapak Alter Simalango dan Ibu Hotmian br.Manik dan

Keluarga besar Penulis, Abang saya Hansen Simalango, Kak Eva Sibuea, Kak

Anna Simalango, dan Kak Astrya Simalango yang dimana telah memberi doa,

dukungan, waktu serta semangat dan motivasi dalam segala kesulitan selama

pengerjaan Tugas Akhir ini.

6. Teman- teman seperjuangan Arsitektur Stambuk 2016 dan sahabat-sahabat Penulis

yang telah memberi dukungan, waktu dan bantuan kepada penulis dalam

pengerjaan Tugas Akhr ini. Dan segenap pihak yang belum Penulis sebut disini

terimakasih untuk segala bantuan dalam bentuk apapun, sehingga Tugas Akhir ini

dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih memiliki banyak

kekurangan baik dari segi Penulisan ataupun isi. Oleh sebab itu, Penulis

mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca untuk penyempurnaan

laporan Tugas Akhir ini.

Medan, 23 Juni 2020

Penulis

Arifanda B. Simalango

160406065

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iv

SURAT HASIL PENILAIAN SKRIPSI .................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Permasalahan Perancangan ................................................................................. 3

1.3 Tujuan Perancangan ............................................................................................ 4

1.4 Sistematika Pembahasan ..................................................................................... 4

1.5 Kerangka Berpikir ............................................................................................... 6

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xi

BAB II .......................................................................................................................... 7

STUDI PUSTAKA ...................................................................................................... 7

2.1 Tinjaun Fungsi ..................................................................................................... 7

2.1.1 Terminologi Judul ......................................................................................... 7

2.1.2 Kriteria Pemilihan Lokasi ........................................................................... 22

2.1.3 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan .............................................................. 31

2.1.4 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang ....................................... 34

2.1.5 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang .................................................. 45

2.1.6 Studi Banding Fungsi Sejenis ..................................................................... 50

2.2 Tinjuan Tema .................................................................................................... 61

2.2.1 Pengertian Arsitektur Regional ................................................................... 61

2.2.2 Interpretasi Tema ........................................................................................ 80

2.2.3 Keterkaitan Judul dengan Tema ................................................................. 81

2.2.4 Studi Banding Tema Sejenis ....................................................................... 81

BAB III ....................................................................................................................... 85

METODOLOGI PERANCANGAN ........................................................................ 85

3.1 Metode Pemilihan Lokasi .................................................................................. 85

3.2 Pendekatan Penyelesaian Masalah Perancangan ............................................... 94

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xii

BAB IV ..................................................................................................................... 906

DESKRIPSI PROYEK ........................................................................................... 906

4.1 Judul Proyek ...................................................................................................... 90

4.2 Luas Lahan ........................................................................................................ 98

4.2.1 Batas Kawasan ............................................................................................ 98

4.2.2 Fungsi Sekitar Kawasan/ Eksisting Kawasan ............................................. 99

BAB V....................................................................................................................... 100

ANALISIS PERANCANGAN................................................................................ 100

5.1 Analisis Sistem Kegiatan................................................................................. 100

5.1.1 Analisis Pengguna..................................................................................... 100

5.1.2 Analisis Alur Kegiatan ............................................................................. 103

5.1.3 Analisis kebutuhan ruang.......................................................................... 105

5.1. Analisis Program Ruang ............................................................................. 108

5.2 Analisis Perancangan Ruang Luar .................................................................. 123

5.2.1 Analisis Kebutuhan Parkir ........................................................................ 123

5.2.2 Analisis Kontur ......................................................................................... 124

5.2.2 Analisis Sirkulasi dan Pencapaian Kawasan ............................................ 124

5.2.3 Analisis sirkulasi di dalam site ................................................................. 129

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xiii

5.2.4 Analisis View ............................................................................................ 130

5.3 Analisis Tata Ruang Dalam ............................................................................. 133

5.3.1 Hubungan Ruang ...................................................................................... 134

5.4 Analisis Massa dan Perwajahan ...................................................................... 138

5.5 Analisis Utilitas ............................................................................................... 145

BAB VI ..................................................................................................................... 157

KONSEP PERANCANGAN .................................................................................. 158

6.1 Konsep Perancangan Tapak ............................................................................ 158

6.6 Konsep Tata Ruang Dalam .............................................................................. 160

6.1.1 Hubungan Ruang Secara Makro ............................................................... 160

6.1.2 Hubungan Ruang Dalam Mikro ................................................................ 161

6.2 Konsep Dasar Penerapan Tema ....................................................................... 164

6.3 Konsep Penghawaan dan Pencahayaan ........................................................... 168

6.3.1 Konsep Single Loaded.................................................................................. 168

6.3.1 Konsep Dinding Bernafas............................................................................. 169

6.4 Konsep Struktur dan Utilitas ........................................................................... 170

6.8 Konsep Sistem Utilitas .................................................................................... 172

6.4 Rancangan Eksterior Bangunan ...................................................................... 176

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xiv

6.5 Rancangan Interior Bangunan ......................................................................... 180

BAB VII ................................................................................................................... 184

KESIMPULAN........................................................................................................ 184

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 185

Lampiran Jumlah Hotel di Kabupaten Toba Samosir ............................................... 188

Lampiran Gambar Kerja ........................................................................................... 189

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tabel Fasilitas Hotel Resort ....................................................................... 20

Tabel 2. 2 Tabel Jenis- Jenis kamar ............................................................................ 21

Tabel 2. 3 Tabel Jenis- Jenis kamar ............................................................................ 21

Tabel 2. 4 Area-area pelayanan di Balige ................................................................... 30

Tabel 2. 5 Tabel data wisatawan Ke kabupaten Toba Samosir tahun 2017-2019 ...... 34

Tabel 2. 6 Typical Lobby ............................................................................................ 35

Tabel 2. 7 Standar Ukuran Lobby ............................................................................... 35

Tabel 2. 8 Standar Dimensi Jenis Kamar .................................................................... 37

Tabel 2. 9 Standar Dimensi Perabot Kamar Hotel ..................................................... 38

Tabel 2. 10 Kebutuhan Ruang Fasilitas Servis .......................................................... 39

Tabel 2. 11 Standar Dimensi Kamar Mandi................................................................ 40

Tabel 2. 12 Standar Dimensi Dapur ............................................................................ 41

Tabel 2. 13 Standar Dimensi Area Laundry............................................................... 41

Tabel 2. 14 Tabel Standar Kebutuhan Karyawan ....................................................... 43

Tabel 2. 15 Klasifikasi Hotel ...................................................................................... 46

Tabel 2. 16 Standar Persyaratan Bintang Menurut Jumlah Kamar ............................ 49

Tabel 2. 17 Standar Besaran Ruang Kamar Hotel ..................................................... 49

Tabel 2. 18 Fasilitas-Fasilitas pada Kawasan Taman Simalem Resort ....................... 51

Tabel 2. 19 Fasilitas-Fasilitas di Kawasan Tongging ................................................. 52

Tabel 2. 20 Variasi kamar pada Ayodya Resort Bali ................................................. 56

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xvi

Tabel 2. 21 Kajian Arsitektural Ayodya Resort Bali .................................................. 59

Tabel 3. 1 Tabel Pembobotan Lokasi Tapak........................................................................... 84

Tabel 5. 1 Analisis Kebutuhan Ruang .................................................................................. 105

Tabel 5. 2 Analisis Program Ruang ...................................................................................... 109

Tabel 5. 3 Total Keseluruhan Program Ruang ..................................................................... 116

Tabel 5. 4 Tabel data wisatawan Ke kabupaten Toba Samosir tahun 2019 .......................... 117

Tabel 5. 5 Perhitungan Jumlah Kamar yang Dirancang ....................................................... 122

Tabel 5. 6 Analisis Potensi, Masalah dan Rekomendasi Alternatif 1 ................................... 126

Tabel 5. 7 Analisis Potensi, Masalah dan Rekomendasi alternatif 2 ................................... 128

Tabel 5. 8 Analisis Potensi, Masalah dan Rekomendasi Sirkulasi ....................................... 130

Tabel 5. 9 Analisis View Menuju Tapak .............................................................................. 133

Tabel 5. 10 Analisa Kebisingan ............................................................................................ 133

Tabel 5. 11 Analisis Kebisingan ........................................................................................... 134

Tabel 5. 12 Tabel Fungsi Ruang ........................................................................................... 134

Tabel 5. 13 Analisa Matahari ................................................................................................ 138

Tabel 5. 14 Kekurangan dan Kelebihan Down Feed System................................................ 146

Tabel 5. 15 Kelebihan dan Kekurangan Skema Upper Feed System.................................... 148

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 6

Gambar 2. 1 Gambar orientasi bangunan terhadap view ....................................................... 16

Gambar 2. 2 Gambar sirkulasi pelayanan servis .................................................................... 17

Gambar 2. 3 Organisasi Terpusat ........................................................................................... 18

Gambar 2. 4 Organisasi Linear .............................................................................................. 18

Gambar 2. 5 Organisasi Radial .............................................................................................. 19

Gambar 2. 6 Organisasi Cluster ............................................................................................. 19

Gambar 2. 7 Rencana Pengembangan Wisata Terpadu Lumban Pea .................................... 23

Gambar 2. 8 Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata terpadu Lumban Pea .................. 24

Gambar 2. 9 Tata Guna Lahan pada Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata.............. 25

Gambar 2. 10 Zoning Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata ..................................... 26

Gambar 2. 11 Lokasi Perancangan pada Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata ........ 27

Gambar 2. 12 Perspektif Hotel pada Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata .............. 28

Gambar 2. 13 Peta Pengunjung Taman Simalem Resort ....................................................... 51

Gambar 2. 14 Fasilitas di Taman Simalem Resort: (a) Gambar Tongging Point Hotel, (b)

Tongging Point Lodge, (c) Kodon-kodon café, dan (d) Pengambatan Café........................... 54

Gambar 2. 15 Site Plan Ayodya Bali ..................................................................................... 55

Gambar 2. 16 Gambar Layout Kamar Hotel .......................................................................... 57

Gambar 2. 17 Fasilitas Ayodya Resort Bali ........................................................................... 58

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xviii

Gambar 2. 18 Skema Arsitektur Regionalisme ...................................................................... 63

Gambar 2. 19 Klasifikasi Struktur Rumah Batak Toba ......................................................... 67

Gambar 2. 20 Ornamen Hoda-Hoda ...................................................................................... 68

Gambar 2. 21 Ornamen Boras Pati ........................................................................................ 69

Gambar 2. 22 Ornamen Sijonggi ........................................................................................... 69

Gambar 2. 23 Ornamen Adep- Adep ..................................................................................... 70

Gambar 2. 24 Ornamen Desa Na Ualu .................................................................................. 71

Gambar 2. 25 Ornamen Mata Niari ....................................................................................... 71

Gambar 2. 26 Ornamen Hariara Sudung Dilangit .................................................................. 72

Gambar 2. 27 Ornamen Silintong .......................................................................................... 73

Gambar 2. 28 Ornamen Simarogung-ogung .......................................................................... 73

Gambar 2. 29 Ornamen Simeol-meol .................................................................................... 74

Gambar 2. 30 Ornamen Simeol-meol Marsialoan ................................................................. 74

Gambar 2. 31 Ornamen Dalihan Natolu ................................................................................ 75

Gambar 2. 32 Ornamen Ipon-Ipon ......................................................................................... 76

Gambar 2. 33 Ornamen Iran-Iran ........................................................................................... 77

Gambar 2. 34 Ornamen Sitompi ........................................................................................... 77

Gambar 2. 35 Ornamen Ulu Paung ........................................................................................ 78

Gambar 2. 36 Ornamen Singa-Singa ..................................................................................... 79

Gambar 2. 37 Ornamen Gajah Dompak................................................................................. 79

Gambar 2. 38 Masjid Raya Sumatera Barat ........................................................................... 82

Gambar 2. 39 Ornamen pada Masjid Raya Sumatera Barat .................................................. 83

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xix

Gambar 3. 1 Zonasi Fungsi Hotel pada Masterplan Pengembangan Wisata Terpadu

Lumban Pea................................................................................................................. 86

Gambar 3. 2 Alternatif Site 1 ...................................................................................... 87

Gambar 3. 3 Alternatif Site 2 ...................................................................................... 88

Gambar 3. 4 Alternatif Site 3 ...................................................................................... 89

Gambar 4. 1 Lokasi Perancangan................................................................................ 97

Gambar 4. 2 Fungsi Sekitar Site ................................................................................. 99

Gambar 5. 1 Alur Kegiatan Pengunjung Menginap .............................................................. 103

Gambar 5. 2 Alur Kegiatan Pengunjung Tidak Menginap ................................................... 103

Gambar 5. 3 Alur Kegiatan Pengelola .................................................................................. 104

Gambar 5. 4 Alur Kegiatan Karyawan.................................................................................. 104

Gambar 5. 5 Analisis Kontur ................................................................................................ 124

Gambar 5. 6 Pencapaian Site ................................................................................................ 125

Gambar 5. 7 (a) Pencapaian 1 Menuju Site, (b) Ukuran Jalan .............................................. 126

Gambar 5. 8 (a) Pencapaian 2 Menuju Site, (b) Ukuran Jalan .............................................. 128

Gambar 5. 9 Sirkulasi Pada Kawasan ................................................................................... 129

Gambar 5. 10 Pencapaian ke dalam Site ............................................................................... 130

Gambar 5. 11 View Keluar Tapak ........................................................................................ 131

Gambar 5. 12 View ke Dalam Site ....................................................................................... 132

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xx

Gambar 5. 13 Analisa Matahari ............................................................................................ 138

Gambar 5. 14 Analisa Sirkulasi Udara.................................................................................. 140

Gambar 5. 15 Pelat Datar ...................................................................................................... 141

Gambar 5. 16 Flat Slab ......................................................................................................... 141

Gambar 5. 17 Sistem Lantai Grid ......................................................................................... 142

Gambar 5. 18 Sistem Pelat dan Balo..................................................................................... 142

Gambar 5. 19 Dilatasi kolom ................................................................................................ 143

Gambar 5. 20 Dilatasi kantilever .......................................................................................... 143

Gambar 5. 21 Contoh Bangunan dengan Struktur Baja ....................................................... 144

Gambar 5. 22 Skema Down Feed Distribution System ........................................................ 146

Gambar 5. 23 Skema Up Feed Distribution System ............................................................. 147

Gambar 5. 24 Sewerage System ........................................................................................... 149

Gambar 5. 25 Trash Chute .................................................................................................... 150

Gambar 5. 26 Instalasi Penangkal Petir ................................................................................ 151

Gambar 5. 27 Cara Kerja Alarm Kebakaran ......................................................................... 152

Gambar 5. 28 Bagan Potongan dan Denah Sprinkler .......................................................... 152

Gambar 5. 29 Posisi Peletakan Box Hydrant ........................................................................ 153

Gambar 5. 30 Akses Fire Escape .......................................................................................... 155

Gambar 5. 31 Air to Air System ........................................................................................... 155

Gambar 6. 1 Konsep perancangan tapak ................................................................................. 94

Gambar 6. 2 (a) Perpektif Zonasi Ruang, (b) Konsep bangunan bagian depan .................... 160

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xxi

Gambar 6. 3 Hubungan Ruang Makro .................................................................................. 160

Gambar 6. 4 (a) Hubungan Ruang Mikro Kamar Hotel, (b)(c) Konsep Hub.Ruang per lantai

.............................................................................................................................................. 162

Gambar 6. 5 Hubungan Ruang Cottage ................................................................................ 162

Gambar 6. 6 Hubungan Ruang Pengelola ............................................................................. 163

Gambar 6. 7 Hubungan ruang pada bangunan Function room ............................................. 163

Gambar 6. 8 Hubungan Ruang Restoran .............................................................................. 164

Gambar 6. 9 (a) dan (b)(c) Konsep Bentuk Massa................................................................ 165

Gambar 6. 10 (d) dan (e) Penerapan Bentuk Massa.............................................................. 166

Gambar 6. 11 (a) Gorga Desa Naualu,(b) Gorga simeol-meol, (c) Gorga dalihan Natolu

(d)Penerapan Gorga Pada Fasad Bangunan .......................................................................... 167

Gambar 6. 12 Penerapan Bentuk Gorga Pada Partisi ............................................................ 168

Gambar 6. 13 Konsep single Load ........................................................................................ 168

Gambar 6. 14 Konsep Dinding Bernafas .............................................................................. 169

Gambar 6. 15 Sistem Struktur Rigid Frame. ......................................................................... 171

Gambar 6. 16 Skema Sistem Jaringan Air Bersih ................................................................. 172

Gambar 6. 17 Skema Sistem Jaringan Air Kotor (a) cair dan (b) padat ............................... 173

Gambar 6. 18 Diagram Air Bersih dan Air Kotor................................................................. 173

Gambar 6. 19 Diagram Air Bersih dan Air Kotor................................................................. 174

Gambar 6. 20 Diagram Air Bersih dan Air Kotor ................................................................ 175

Gambar 6. 21 Eksterior Bagian Pintu Masuk Utama ............................................................ 176

Gambar 6. 22 (a),(b) Eksterior Bangunan Ballroom ............................................................. 177

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


xxii

Gambar 6. 23 Eksterior Bangunan Hotel .............................................................................. 177

Gambar 6. 24 Eksterior Bangunan Cottage .......................................................................... 178

Gambar 6. 25 Eksterior suasana Hote dan Restoran ............................................................. 178

Gambar 6. 26 Eksterior Kolam Renang dan Restoran .......................................................... 179

Gambar 6. 27 Eksterior Bangunan Spa ................................................................................. 179

Gambar 6. 28 Interior Lobby Hotel (a) dan (b)..................................................................... 180

Gambar 6. 29 Interior Kamar e ............................................................................................. 182

Gambar 6. 30 (a) & (b) Interior Restoran ............................................................................. 183

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu dari 7 kabupaten yang

berada di kawasan Danau Toba yang di tetapkan sebagai Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional. Kabupaten Toba Samosir dengan ibukota Balige adalah salah

satu pintu masuk utama wisatawan ke kawasan wisata di Danau Toba. Didukung

oleh sumber daya alam dan keindahan panorama alam Danau Toba, sektor

pariwisata adalah sektor yang potensial yang dapat menjadi andalan bagi

Kabupaten Toba Samosir di masa yang akan datang.

Berdasarkan RTR KSN Danau Toba, Balige dinyatakan sebagai Pusat

Kegiatan Wilayah (PKW) yang merupakan salah satu pusat pelayanan primer.

Pusat pelayanan primer adalah kawasan perkotaan yang memiliki fasilitas

pelayanan utama terhadap fungsi kawasan Danau Toba yang meliputi perlindungan

danau dan pariwisata yang didukung kegiatan budidaya serta sebagai simpul

transportasi yang menghubungkan Pusat Kegiatan Nasional dan Pusat Kegiatan

Wilayah. Pada RTRW Provinsi Sumatera Utara juga disebutkan bahwa Kota

Balige diarahkan sebagai pusat pengembangan kawasan andalan Danau Toba.

Balige sebagai wilayah pintu masuk wisatawan dan pusat kegiatan wilayah

penting untuk dapat memberi pelayanan yang baik. Pada pengembangan pariwisata

di kawasan Perkotaan Balige salah satunya adalah perencanaan Masterplan

Universitas Sumatera Utara | 1

Universitas Sumatera Utara


2

Pengembangan Wisata Terpadu Lumban Pea. Lumban Pea merupakan salah satu

desa di Balige yang memiliki potensi pasir putih sekitas 65 ha yang berpotensi

sebagai destinasi wisata yang baru di perkotaan Balige.

Pengembangan masterplan tersebut merupakan arahan yang dilakukan

untuk mendukung KSPN dengan merencanakan pengembangan pusat ekonomi

baru di Kota Balige, Kebutuhan akan rest area dalam perjalanan wisata dan

kebutuhan sarana dan prasarana rekreasi baru bagi masyarakat kota. Salah satu

fasilitas pada pengembangan ini adalah Fungsi Hotel and Convention. Pada

Masterplan pengembangan tersebut fungsi Hotel and Convention belum

direncanakan dengan tepat dan masih tidak memiliki unsur lokal baik material

maupun bentuk bangunannya. Bangunan masih cenderung berbentuk seperti hotel

di perkotaan pada umumnya yang memiliki bentuk yang modern dengan material

yang didominasi beton. Unsur kebudayaan sangatlah penting dalam

pengembangan wisata di Kabupaten Toba Samosir yang dimana Kabupaten Toba

Samosir masih sarat akan kebudayaan dan kelokalan dari suku Batak Toba yang

dapat dilihat dari masih banyaknya rumah – rumah adat Batak Toba dan desa desa

adat yang juga sering di kunjungi sebagai destinasi para wisatawan. Penerapan

Unsur lokal dan kebudayaan pada perancangan bangunan dapat menjadi atraski

kebudayaan yang dapat menjadi daya tarik wisata. Pentingnya unsur kebudayaan

ini selain menjadi daya tarik bagi para wisatawan, juga upaya untuk menjaga ciri

kawasan agar tidak hilang.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


3

Pendekatan tema yang tepat dalam meredesain hotel dan resort tersebut

adalah dengan menggunakan tema arsitektur regionalisme. Arsitektur regionalisme

merupakan perancangan yang berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan

potensi alam semaksimal mungkin seperti material lokal dengan tetap menjaga

keutuhan budaya dan kelokalan masyarakat setempat. Penerapan Arsitektur

Regionalisme dapat berupa penerapan getar-getar kebudayaan (Culture

Resonance) baik berupa unsur fisik kebudayaan seperti bentuk rumah, bentuk atap

maupun unsur non fisik seperti respon terhadap iklim, peletakan ornamen-ornamen

berdarakan kosmologinya yang menciptakan keharmonisn antara perancangan

bangunan dengan lingkungan sekitarnya.

1.2 Permasalahan Perancangan

Masalah-masalah dalam perancangan kembali Hotel Resort pada Masterplan

Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea ini adalah:

1. Bagaimana merancang kembali Hotel Resort yang menerapkan nilai-nilai

kelokalan (regionalitas) pada Kawasan Pengembangan Wisata Terpadu

Lumban Pea.

2. Bagaimana merancang Hotel Resort yang sesuai dengan kebutuhan

wisatawan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


4

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan hotel resort ini adalah:

1. Merencanakan desain arsitektural hotel resort dengan tema arsitektur

regional pada Kawasan Pengembangan Wisata Terpadu Lumban Pea.

1.4 Sistematika Pembahasan

- BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian pengertian judul, latar belakang, permasalahan, tujuan

perancangan, sistematika laporan dan kerangka berpikir

- BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang tinjauan fungsi dan tinjauan tema

- BAB III METODOLOGI

Berisi tentang metodologi pemilihan lokasi dan pendekatan penyelesain

masalah perancangan.

- BAB IV DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang judul proyek, luasan, batas kawasan dan fungsi sekitar

- BAB V ANALISIS PERANCANGAN

Berisi tentang analisis sistem kegiatan/program ruang, analisis konsep ruang

luar/tapak, analisis tata ruang dalam, analisis massa dan konsep fasad,

analisis sistem struktur dan analisis sistem utilitas.

- BAB VI KONSEP PERANCANGAN

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


5

Berisi tentang konsep dasar, konsep sistem kegiatan /program ruang, konsep

perancangan ruang luar /tapak, konsep tata ruang dalam, konsep massa dan

fasad, konsep sistem struktur, konsep sistem utilitas.

- DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


6

1.5 Kerangka Berpikir

Latar Belakang PENGUMPULAN DATA


1. Survei Lapangan
Perancangan Hotel pada
2. Studi Banding
Masterplan Pengembangan 3. Studi Literatur
Kawasan Wisata Tepadu
Lumban Pea yang masih
belum menerapkan unsur lokal
sehingga bangunan tidak ANALISA PERANCANGAN
memiliki identitas dan tidak 1 Analisis Sistem kegiatan
sesuai dengan kawasan yang 2 Analisis tata ruang luar
masih kental akan kebudayaan. 3 Analisis tata ruang dalam
Sehingga, pada tugas ini topik 4 Analisis sistem struktur
yang akan di bahas adalah 5 Analisis sistem utilitas
Redesain Hotel Resort dengan
pendekatan tema Arsitektur
Regionalisme dengan
penerapan atraksi budaya pada KONSEP PERANCANGAN
perancangan sebagai upaya
menjaga identitas lingkungan 1. Konsep Dasar
2. Konsep sistem kegiatan
dan sebagai daya tarik wisata.
3. Konsep perancangan ruang
luar
4. Konsep tata ruang dalam
5. Konsep gubahan massa dan
perwajahan
Tujuan 6. Konsep struktur dan utilitas

Merencanakan desain
arsitektural hotel resort dengan HASIL PERANCANGAN
tema arsitektur regional pada
1.
Rencana tapak
Kawasan Pengem-bangan 2.
Potongan tapak
Wisata Terpadu Lumban Pea. 3.
Groundplan
4.
Denah bangunan
5.
Potongan bangunan
6.
Tampak bangunan
KESIMPULAN 7.
Rencana Struktur dan
Utilitas
Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB II

STUDI PUSTAKA
2.1 Tinjaun Fungsi

2.1.1 Terminologi Judul

Judul dari proyek ini adalah Redesain Hotel Resort Pada Masterplan

Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea dengan Tema Arsitektur

Regionalisme. Adapun pengertian dari setiap kata penyusun judul antara lain:

1. Redesain

Redesain berasal dari kata redesign, terdiri dari dua kata yaitu re- dan design.

Menurut American Heritage Dictionary (2006) “redesgin means to make a

revision of the appearance or function of”, yang dapat diartikan membuat revisi

dalam penampilan atau fungsi.

2. Hotel Resort

Hotel Resort adalah suatu tepat tinggal yang bersifat sementara bagi seseorang

di luar tempat tingalnya, dengan tujuan untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan

raga serta Hasrat ingin mengetahui sesuatu juga dapat dikaitkan dengan

kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan tertentu seperti olahraga,

kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya) Dirjen

Pariwisata, 1998)

3. Tema

Universitas Sumatera Utara | 7

Universitas Sumatera Utara


8

Menurut Gunawan Tjahyono, “Tema dalam arti purbanya lebih merupakan

pijakan bagi sebuah tajuk. Dengan demikian, tema melandaskan seluruh olahan

berkarya dan tindakan intelektual atau seni.

4. Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea

Merupakan arahan pengembangan Kawasan Wisata Pada Kabupaten Toba

Samosir sebagai bagian Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dengan

mengembangkan beberapa fasilitas wisata.

5. Arsitektur Regionalisme

Regionalisme adalah peleburan /penyatuanyang lama dengan yang baru.

Arsitektur regionalisme dapat menghasilkan bersifat bangunan abadi, yang

melebur atau menyatu antara yang lama dan yang baru. (Curtis,1985).

Arsitektur Regionalisme merupakan salah satu aliran yang berkembang pada

masa Post -Modern, keinginan untuk tetap memiliki hubungan dengan masa

yang lalu dengan penerapan yang baru dan universal (Jenks. 1977)

Jadi, Redesain Hotel Resort Pada Masterplan Pengembangan

Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea dengan Tema Arsitektur

Regionalisme merupakan sebuah kegiatan perancangan kembali

akomodasi tempat tinggal sementara para wisatawan untuk menikmati

suasana alam pegunungan, pedesaaan, perairan yang berada di kawasan

wisata Lumban Pea dengan menerapkan unsur-unsur lokal yaitu unsur-unsur

kebudayaan dalam perancangan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


9

2.1.1.1 Pengertian Hotel Resort

Berdasarkan keputusan MENPARPOSTEL, menyebutkan bahwa Hotel

merupakan suatu jenis akomodasi yang mempergunakan seluruh atau sebagian

bangunan yang dimiliki untuk menyediakan jasa penginapan, makan, minum

serta jasa lainnya bagi umum dan dikelola secara komersial. Berdasarkan keputusan

Dirjen Pariwisata, hotel dibagi berdasarkan lokasinya yaitu:

a. Resort hotel adalah hotel yang terletak di daerah wisata, baik pegunungan atau

pantai. Jenis hotel ini pada umumnya dimanfaatkan oleh para wisatawan yang

datang untuk berwisata atau rekreasi.

b. City Hotel adalah hotel yang terletak diperkotaan, dan umumnya2

dipergunakan untuk melakukan kegiatan bisnis.

Berdasarkan keputusan Dirjen Pariwisata, tentang usaha dan pengelolaan hotel

menjelaskan:

1. Tingkat pelayanan hotel ditentukan kedalam 5 golongan kelas yang

berdasarkan kondisi dan kelengkapan bangunan, perlatan, pengelolaan, serta

mutu pelayanan sesuai dengan persyaratan penggolongan hotel.

2. Golongan kelas hotel dinyatakan dengan tanda bintang 5, dan sedangkan kelas

terendah dinyatakan dengan bintang 1.

3. Hotel-hotel yang tidak memenuhi standart kelima kelas tersebut, atau yang

berbeda dibawah standart minimal yang ditentukan disebut hotel non bintang.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


10

Menurut Ernest Neufert (1987:21 1), hotel resort / resort hotel merupakan hotel

yang terletak di tepi pantai, di daerah pegunungan, atau sumber air panas. Biasanya

direncanakan untuk melayani akomodasi pengunjung dalam rombongan paket wisata

tertentu dengan penerimaan tamu yang banyak pada masa liburan akhir pekan atau

mereka yang hanya berkunjung semalam. Restoran/ ruang makan yang ada harus dapat

melayani semua tamu di satu tempat, karena itu dibutuhkan ruang duduk/ tunggu yang

luas, ruang permainan, bar, dan jika mungkin kolam renang dan peralatan olahraga.

Ruang pertemuan juga disediakan untuk pertemuan di luar masa liburan.

Hotel resort terbagi dalam beberapa jenis:

a. Resort Pegunungan

Hotel resort ini terletak di kawasan pegunungan dengan panorama yang indah

dan hawa pegunungan yang sejuk.

b. Resort Tempat Wisata

Hotel resort ini terletak di kawasan wisata tertentu dengan penekanan

kedekatan dan penyatuan dengan lanskap dan kultur lokal obyek wisata

tersebut.

c. Resort Pantai

Hotel resort ini terletak di kawasan pantai dengan panorama yang indah dan

hawa/ nuansa tropis dengan pancaran sinar matahari yang banyak. Walter A.

Rutes dan Richard Permen (1985) menyebutkan daya tarik yang dijual hotel

resort adalah panorama pantai yang didukung dengan berbagai macam olahraga

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


11

pantai bahkan menyediakan fasilitas tenis, golf, dan fitness center dalam

kapasitas besar di samping fasilitas pusat konferensi kegiatan bisnis.

d. Resort Spa/ Kesehatan

Hotel resort tipe ini menawarkan kesenangan mandi dengan air mineral, dan

saat ini berkembang dengan fasilitas olahraga. Berbagai macam terapi yang

menggunakan air sebagai medianya ditawarkan dalam bentuk semburan air,

berendam air hangat, lulur, dan sebagainya.

e. Resort Kondominium

Hotel resort tipe ini menawarkan penghunian dalam jangka waktu lama. Resort

jenis ini dikembangkan dari pengikutsertaan pemilik hunian suatu komplek

hunian dalam gedung, biasanya terdiri dari hunian tipe biasa, mewah sampai

tipe sangat mewah

Sebagai tempat peristirahatan, ada beberapa faktor yang menyebabkan

terciptanya hotel resort menurut Kurniasih (2006), faktor - faktor tersebut yaitu:

1. Kebutuhan manusia akan rekreasi. Manusia pada umumnya cenderung

membutuhkan rekreasai untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan

yang di akibatkan oleh aktivitas keseharian mereka

2. Kesehatan. Gejala-gejala stress dapat ditimbulkan dari berbagai pekerjaan yang

melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Untuk

memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan

kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


12

berpemandangan indah yang di sertai dengan akomodasi penginapan sebagai

suatu sarana peristirahatan.

3. Keinginan menikmati potensi alam. Keberadaan potensi alam yang indah dan

sejuk sangat sulit didapatkan didaerah perkotaan yang padat dan berpolusi.

Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan. Oleh karena itu hotel resort

menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat

dinikmati oleh pengunjung maupun pengguna hotel tersebut.

Berdasarkan beberapa argumentasi resort dapat disimpulkan bahwa Resort

adalah sebuah tempat penginapan yang bersifat sementara dengan memanfaatkan

potensi alam dan kebudayaan fisik yang menjadi ciri khas setempat. Sehingga, pada

umumnya yang dijual oleh hotel resort berupa (Sumarno, 1999, hal. 20) :

a) Scene (Potensi Alam) yaitu potensi-potensi fisik kawasan resort, seperti kondisi

alam yang berupa perbukitan, pegunungan, dataran tinggi, sungai, pantai dan

laut, flora dan fauna, iklim daerah yang dapat dimanfaatkan untuk view,

rekreasi dan olah raga. Potensi ini berguna untuk menciptakan suasana yang

baru dan berbeda dengan suasana kota.

b) Budaya yang merupakan ciri khas daerah setempat, seperti kehidupan

tradisional sehari-hari, agraris, adat istiadat, dan lain sebagainya dapat

mendukung terciptanya kekhasan suasana lokasi hotel resort.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


13

2.1.1.2 Karakteristik Hotel Resort

Terdapat beberapa Karakteristik Hotel Resort yang membedakannya dengan

hotel lainnya menurut Kurniasih (2009), yaitu:

a. Lokasi

Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah seperti

pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang jauh dari keramaian kota, lalu

lintas yang padat dan kebisingan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi

wisata utama dan tersedianya kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama

pasar dan turut berpengaruh terhadap harga.

b. Fasilitas

Terdapat fasilitas pokok dan fasilitas penunjang pada hotel resort,

fasilitas pokok berupa ruang tidur sebagai area privasi. faslitas rekreasi indoor

seperti restoran, lounge dan ballroom. Sedangkan untuk fasilitas rekreasi

outdoor meliputi kolam renang, lapangan tenis dan penataan landscape.

c. Arsitektur dan suasana

Pada hotel resort dituntut akan pemilihan suasana yang nyaman dengan

arsitektur yang membuat nyaman dengan atraksi-atraksi yang bernuansa etnik.

d. Segmen Pasar

Pengunjung atau wisatawan yang menghuni hotel resort biasanya untuk

berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gununng

dan tempat – tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


14

2.1.1.3 Prinsip Merancang Hotel Resort

Dalam merancang hotel resort ada beberapa prinsip-prinsip yang harus di

perhatikan menurut Fred Lawson (1977) yaitu:

1. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata

a. Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat, selain fasilitas

olahraga dan hiburan

b. Aloneness (kesendirian) privasi tetapi juga adanya kesempatan untuk

berinteraki dengan orang lain berpartisipasidalam aktivitas kelompok.

c. Berinteraksi dengan lingkungan dengan budaya baru, dengan negara baru

dengan standar kenyamanan sendiri.

2. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata

a. Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan untuk relaksasi

b. Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, danau dan

sebagainya memiliki skala yang manusiawi dapat melakukan aktivitas

yang berbeda seperti olahraga dan rekreasi

c. Keakraban dalam hubungan dengan orang lain diluar lingkungan kerja

d. Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda

3. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik

a. Memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat sebaik

mungkin

b. Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter lingkungan setempat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


15

c. Pengelolaan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim

setempat.

Penekanan perencanaan hotel yang diklasifikasikan sebagai resort dengan

tujuan pleasure dan rekreasi adalah adanya kesatuan antara bangunan dengan

lingkungan sekitarnya, sehingga dapat menciptakankan harmonisasi yang selaras

(Triska, 2015). Di samping itu perlu diperhatikan bahwa suatu tempat yang sifatnya

rekreatif akan banyak dikunjungi wisatawan pada waktu-waktu tertentu, seperti pada

hari libur. Oleh karenanya untuk mempertahankan occupancy rate tetap tinggi, maka

sangat perlu disediakan pula fasilitas yang dapat digunakan untuk fungsi non-rekreatif

seperti function room, dan banquet.

Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu tempat wisata memiliki

karakter yang berbeda, yang memerlukan solusi khusus. Dalam merencanakan sebuah

resort perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain sebagai berikut:

a. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata.

b. Pengalaman unik bagi wisatawan.

c. Menciptakan suatucitra wisata yang menarik

Dalam merancangan hotel resort menurut Walter A. Rutes pada buku Hotel

Planning and Design tahun 1985, menyatakan bahwa site yang potensial perlu

dipertimbangkan sehubungan dengan kunjungan wisatawan dan atraksi wisata. Pada

area resort, pemandangan, jarak dan bagian depan pantai atau pun muka air dan

sekelilingnya adalah faktor yang utama. Pemandangan tersebut memepengaruhi bentuk

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


16

rencana atraksi-atraksi tambahan (pemandangan taman, area rekreasi) harus disediakan

untuk kamar yang kurang beruntung mendapatkan view pemandangan alam.

Gambar 2. 1 Gambar orientasi bangunan terhadap view

Sumber: Hotel Planning and Design: 135, 1985

Orientasi matahari, naungan dan sirkulasi angin yang berlaku akan

mempengaruhi desain bangunan seperti lokasi dan penyaringan kolam renang, area

rekreasi dan teras. Selain itu, pelayanan akses rute harus di sediakan kepada

pengunjung hotel dan opreasional pelayanan. Akses pelayanan dan barang masuk

menentukan lokasi dari area belakang bangunan and sirkulasi internal servis.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


17

Gambar 2. 2 Gambar sirkulasi pelayanan servis

Sumber: Hotel Planning and Design: 138, 1985

2.1.1.4 Pola Resort

Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Nuryanto (2007),

mengandung arti gambar yang dipakai untuk contoh, corak, sistem, bentuk yang tetap,

kombinasi sifat kecenderungan yang khas, informasi bentuk pengorganisasian, teknik

penyusunan, pedoman, kerangka, cara dan usaha. Menurut Rapoport dalam Nuryanto

(2007), pola adalah alat untuk mengenali suatu fenomena. Menurut D.K. Ching (2008)

organisasi ruang dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


18

1. Organisasi Terpusat

Sebuah ruang dominan yang terpusat dengan pengelompokan sejumlah

ruang sekunder.

Gambar 2. 3 Organisasi Terpusat

Sumber: D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 2008

2. Organisasi Linear

Suatu urutan dalam satu garis dari ruang-ruang yang berulang. Bentuk

organisasi linear bersifat flexsibel dan dapat menanggapi terhadap

bermacam macam kondisi tapak.

Gambar 2. 4 Organisasi Linear

Sumber: D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 2008\

3. Organisasi Radial

Organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang

mengembangkan keluar lingkupnya serta memadukan unsur-unsur baik

organisasi terpusat maupun linear. Susunan ini menghasilkan suatu pola

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


19

dinamis yang secara visual mengarah kepada gerak berputar mengelilingi

pusatnya.

Gambar 2. 5 Organisasi Radial

Sumber: D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 2008

4. Organisasi Cluster

Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama

memanfaatkan satu ciri hubungan visual. Tidak adanya tempat utama di

dalam pola organisasi berbentuk kelompok, maka tingkat kepentingan

sebuah ruang harus ditegaskan lagi melalui ukuran, bentuk atau orientasi di

dalam polanya.

Gambar 2. 6 Organisasi Cluster

Sumber: D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 2008

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


20

2.1.1.5 Fasilitas Hotel Resort

Fasilitas merupakan salah satu aspek yang penting dalam mendesain hotel

resort demi mewujudkan kenyamanan bagi pengguna. Seperti yang diatur dalam

keputusan Direktur Jenderal Pariwisata, resort memiliki fasilitas antara lain:

Tabel 2. 1 Tabel Fasilitas Hotel Resort

Jenis Fasilitas Hirarki Uraian Keterangan

Akomodasi dan Fasilitas - Kamar Tidur Standar

restaurant Utama - Restaurant

- Function room

Rekreasi Fasilitas - Kolam renang Standar dan

Sekunder - Sauna dan pusat kebugaran non Standar

- Souvenir shop

- Business center

Pelengkap Fasilitas - Guest laundry Non Standar

Tambahan - Mini shop

- Car rental

(Sumber: Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata 1988)

A. Jenis Kamar

Klasifikasi kamar hotel berdasarkan beberapa kriteria yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


21

Tabel 2. 2 Tabel Jenis- Jenis kamar

Jenis Kamar Keterangan

Singel room Kamar untuk satu orang dengan satu tempat tidur tunggal

(single bed )

Double room Kamr untuk dua orang dengan satu tempat tidur besar

(double bed)

Twin room Kamar untuk dua orang dengan dau tempat tidur (tunggal)

twin bed dengan ukuran besar

Triple room Kamar untuk dua orang dengan tempat tidur ukuran

double bed, dan di tambah extra bed

(Sumber: Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata 1988)

Selain itu, jenis kamar juga di klasifikasikan berdasarkan tingkat fasilitasnya, yaitu :

Tabel 2. 3 Tabel Jenis- Jenis kamar

Jenis Kamar Keterangan


Junior Suite Room Satu kamar besar yang terdiri dari satu ruang tidur dan
satu ruang tamu
Suite room Kamar denganukuran lebih dan dilengkapi dengan
fasilitas tambahan seperti ruang makan, ruang duduk,
dapur kecil, dan mini bar. Tempat tidur yang ada di
dalamnya adalah double bed, meskipun terkadang juga
menggunakan twin bed
President Suite Room Kamar yang lebih luas dan terdiri dari berbagai ruang
yang besar untuk ruang tidur, ruang tidur tamu, ruang
kerja, ruang makan, dapur kecil, dan mini bar. Tempat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


22

tidur yang ada di dalamnya umumnya double bed dengna


ukuran king bed

Jenis Kamar Keterangan

Standar room Kamar hotel dengan kapasitas dua orang dengan satu tempat

tidur double (doube bed) atau dua tempat tidur (single bed)

Superior Room Kamar Hotel yang memiliki kapasistas sama dengan standar

room namun ruangannya lebih luas

Deluxe Room Kamar hotel dengan ukuran yang besar dan fasilitas melebihi

standar room dan superior room

Suite Room Kamar hotel yang terdiri dari dua atau tiga ruang tidur

dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti ruang tamu,

dapur, ruang makan , ruang keluarga, dan mini bar

Sumber: Jurnal Perhotelan (Agustina Yohana)

2.1.2 Kriteria Pemilihan Lokasi

2.1.2.1 Tinjauan Terhadap Struktur Kota

Berdasarkan Rencana Pengembangan Wisata Terpadu Lumban Pea Kabupaten

Toba Samosir pada RTRW Kabupaten Toba Samosir terletak di Kota Balige. Kota

Balige sebagai pusat kegiatan wilayah dan merupakan simpul transportasi dan aktivitas

antara nasional dengan wilayah kabupaten.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


23

Gambar 2. 7 Rencana Pengembangan Wisata Terpadu Lumban Pea

Sumber: RTRW Kabupaten Samosir

2.1.2.2 Tinjauan Terhadap Masterplan Pengembangan Wisata Lumban Pea

Berdasarkan Masterplan Pengembangan Wisata Terpadu Lumban Pea sebagai

arahan pengembangan wisata pemerintah Kabupaten Toba Samosir terdapat beberapa

fasilitas-fasilitas wisata yang direncanakan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. 8 Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata terpadu Lumban Pea

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir

24
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. 9 Tata Guna Lahan pada Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata

25
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. 10 Zoning Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata

26
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. 11 Lokasi Perancangan pada Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata

27
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
28

Gambar 2. 12 Perspektif Hotel pada Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


29

Gambar diatas merupakan perspektif dari rancangan Hotel yang ada pada

Masterplan Pengembangan Wisata Lumban Pea. Pada perancangan hotel tersebut

masih belum sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar, hal tersebut tampak pada

bangunan hotel yang di desain dengan lantai bangunan yang terlalu tinggi sehingga

kurang sesuai dengan bangunan – bangunan sekitar yang cenderung berlantai lebih

rendah. Kemudian pada perancangan hotel tersebut masih belum tampak pemanfaatan

sumber daya alam sekitar seperti pemanfaatan dinding bernafas untuk memanfaatkan

sirkulasi udara dan material material lokal. Kemudian Bentuk bangunan masih belum

memiliki identitas kelokalan sebgai atraksi kebudayaan pada rancangannya, bentuk

bangunan masih cenderung seperti hotel di perkotaan pada umumnya

2.1.2.3 Pencapaian

Keberadaaan lokasi perancangan berpotensi menjadi tempat persinggahan para

wisatawan. Lokasi perancangan dapat di capai dengan mudah dari pintu masuk

wisatawan ke kabupaten Toba Samosir baik melalui darat, laut dan udara.

- 22.7 km dari Bandara Silangit

- 6.5 km dari pantai Bulbul

- 7.9 km dari museum TB Silalahi

- 4.8 km dari Tara Bunga

- 48.3 km dari Air terjun Situmurun

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


30

2.1.2.4 Area Pelayanan

Lokasi site berada di kota Balige yang merupakan ibu kota daerah Kabupaten

Tobasa. PKW Balige dalam Rencana Tata Ruang (RTR) KSN Danau Toba merupakan

salah satu Pusat Pelayanan Primer. Pusat pelayanan primer merupakan kawasan

perkotaan yang memiliki fasilitas pelayanan utama terhadap fungsi kawasan Danau

Toba meliputi perlindungan danau dan pariwisata yang didukung kegiatan budidaya

perikanan, peternakan, perkebunan, dan holtikultura, serta simpul utama transportasi

yang menghubungkan ke/dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan/atau Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW).

Tabel 2. 4 Area-area pelayanan di Balige

Area Pelayanan Publik Keterangan

1. Pelabuhan Penyeberangan Balige

2. Terminal Tipe C Transportasi Darat antar

Jaringan Transportasi Kabupaten/ Provinsi

3. Bandara Silangit

4. Bandara Sibisa

Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Umum HKBP Balige

1. Balerong

Pariwisata 2. Tugu DI Panjaitan

3. Museum TB Silalahi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


31

4. Kantor Bupati Kabupaten Toba Samosir

5. Bukit Singgolom

6. Pantai lumban Bul-bul

7. Bukit sibodiala

8. Bukit Pahoda

Sumber: Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaen Toba Samosir

2.1.2.5 Persyaratan lain: Status Kepemilikan, Nilai Lahan, Peraturan

Berdasarkan rencana pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea

adalah program unggulan pemerintah Kabupaten Toba Samosir, maka Pengelolaan

bangunan adalah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Toba Samosir.

2.1.3 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Terdapat beberapa kegiatan wisatawan yang ada di hotel resort, yaitu:

a. Kegiatan Utama

Merupakan kegiatan menginap/ beristirahat dalam suatu ruangan. Kegiatan

ini di bagi menjadi dua berdasarkan sifatnya,

- Pasif, yaitu kegiatan yang tidak melakukan suatu kegiatan

- Aktif, yaitu kegiatan yang dilakukan dalam ruangan

b. Kegiatan Penunjang

Merupakan kegiatan sebgai penunjang dalam kegiatan utama,

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


32

- Kegiatan pelayanan. yaitu penyediaan pelayanan terhadap kegiatan

utama dan kegiatan rekreasi

- Kegiatan Pengelolaan, yaitu kegitan yang mengatur terselenggaranya

semua kegiatan agar berjalan dengan lancar

- Kegiatan Olahraga dan penunjang, yaitu kegiatan yang ada karena ada

fasilitas penunjang.

c. Kegiatan Rekreasi

Kegiatan rekreasi, yaitu kegiatan untuk menikmati keindahan alam dan

budaya.

Dalam melaksanakan kegiatan tersebut diatas diperlukan pelaku kegiatan

dalam hotel resort yaitu:

1. Pengunjung

Pengunjung dibagi menjadi dua kelompok yakni:

a) Pengunjung sebagai penghuni kamar hotel (menginap)

Merupakan pengunjung yang memiliki hak untuk menikmati fasilitas

hotel yang ada, seperti restoran, kolam renang, fitness centre, dan

lainnya. Pada umumya, Pengunjung menginap melakukan check in

lalu masuk ke kamar dan menikmati fasilitas yang ada.

b) Pengunjung tidak Menginap

Adalah pengunjung yang hanya menikmati fasilitas-fasilitas tanpa

memerlukan kamar dan biasnya dibebankan biaya tersendiri.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


33

2. Pengelola

Pengelola merupakan unit pelaku kegiatan yangn bertanggung jawab

atas kelancaran pelayanan pada sebuah hotel resort.

Pengelola terdiri atas:

a) General Manager

Merupakan seseorang yang memiliki kedudukan tertinggi dan

memiliki kuasa untuk mengelola hotel tersebut.

b) Head/Chief

Head pada sebuah perhotelan merupakan seseorang yang memiliki

pengalaman kerja sehingga menjadi kepala bagian pada sebuah

organisasi perhotelan, misalnya bagian dapur dikepalai oleh chef,

bagian engineering di kepalai oleh chief engineering. Tugasnya adalah

mengawasi kerja karyawan yang berada di bawahnya.

c) Staff/Karyawan

Staff merupakan karyawan yang bekerja di hotel resort yang

merupakan bawahan dari head/ chief. Staff pada hotel resort terdiri dari

penerima tamu (receptionist), petugas restoran, petugas administrasi/

kantor, petugas kebersihan, petugas keamanan dan tukang kebun.

Kegiatan dilakukan berdasarkan bidangnya masing masing.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


34

2.1.4 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

2.1.4.1 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Berikut adalah data wisatawan yang datang ke kabupaten Toba Samosir dalam

kurun waktu 2017-2019

Tabel 2. 5 Tabel data wisatawan Ke kabupaten Toba Samosir tahun 2017-2019

Wisatawan / tourist

No Tahun Asing Nusantara / Jumlah

(foreign) Domestik /Total

2019 1.611 801.006 802.677

2018 1.242 644.261 645.503

2017 12.121 729.445 741.566

Sumber:Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Samosir

2.1.4.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Dalam menjalan fungsinya sebagai fasilitas hunian terdapat beberapa

kebutuhan ruang di dalamnya, antara lain:

a. Entrance

Entrance adalah ruang publik yang menjadi pusat perhatian para pngunjung

dalam memilih sebuah hotel. Desain entrance harus lah atraktif sehingga dapat

menarik perhatian pengunjung untuk masuk ke dalam hotel. Pada entrance harus

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


35

disediakan area untuk menerima para pengunjung baik yang berjalan kakai

maupun yang berkendaraan.

b. Lobby

Merupakan pusat sirkulai dan pusat orientasi pada sebuah hotel. Lobby

menfasilitasi pengunjung dan beberapa kegiatan yaitu area tunggu bagi para

pengunjung, receptionist, kasir, papan informasi dan lainnya. Pada area Lobby juga

harus ada retail shop yang tersedia untuk memenuhi kebuthan para pengunjung

hotel, dapat berupa salon, coffee shop, lounge, dan agen perjalan.

Dalam mendesain sebuah lobby hotel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. 6 Typical Lobby

Typical Sce Requirement Per room in Hotel ( m2)

Main Lobby including Front 0.8 -1.0

Desk

Combined Lobby / Lounge Area 0.9-1.2

Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motel and condominiums: Design, planning and maintenance.

Selain itu fasilitas-fasilitas yang ada pada area lobby hotel adalah rest room dan

toilet. Standar dimensi untuk fasilitas tersebut adalah:

Tabel 2. 7 Standar Ukuran Lobby

Front Desk

Faciities Dimension Area ( m2)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


36

50 guestroom 5 .50

100 guestroom 9.50

200 guestroom 18.5

400 guestroom 30.0

Faciities Dimension Area ( m2)

Counter Space for writing 0.75 x 6(lxd)

Space in front of desk for guest 0.9 x 0.9 (lxd)

standing with hunggage

Addition circulation space for 1.8

person fassing (with hunggage)

Counter Space for cleark with 1.5x 0.6 (lxd)

allowance for equipment and

files

Space behind desk allowing for 1.05

working at counter and

circulation

Rest room and toilets

Number of fixtures For male For Female

- Water closets (min) 1 per 10 1 per 50

Wash basin 1 per 1 -15

2 per 16-35

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


37

3 per 36-36

4 per 65-200

3 per 100 above

Water Closet 3,0

Urinal 1.3

Wash Basin 1.5

Towel Holder 1.1

Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motel and condominiums: Design, planning and maintenance.

c. Kamar Hotel

Standar kamar tidur hotel di pengaruhi oleh dimensi tempat tidur dan beberapa

perabot yang ada pada kamar hotel tersebut. Terdapat beberapa acuan dimensi

dalam mendesain sebuah kamar hotel, acuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.6

dan Tabel 2.7:

Tabel 2. 8 Standar Dimensi Jenis Kamar

Jenis Kamar Standar Dimensi

One Bed Units 3.7 x 4.3

Standard twin 3.8 x 4.9

3.8 x 5.5
Twin Double and Suites
4.5 x 5.5

Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motel and condominiums: Design,planning and maintenance.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


38

Tabel 2. 9 Standar Dimensi Perabot Kamar Hotel

Standard Dimension (m)


Furniture
Length Width Hight

Bed
• Single Bed 2 1 0.4-0.7
• Double bed 2 1.5 0.4-0.7
• Twin Bed 2 1 0.4-0.7
Hanging
• Single
0.5 * 0.9
• Double
0.9 * 1.2
• Hanging for
0.6 * 1.75
Dress
Beside Table
• For individual 0.37-0.45 0.37-0.45 0.6-0.75
• Between bed 0.6 0.6 0.6-0.75
Luggage rack 0.75-0.9 0.75-0.9 0.45
Writing desk 0.4-0.55 0.4-0.55 0.7-0.75
Mirror * * *
Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominium: Design, Planning and Maintenance

d. Ruang Servis

Ruang servis pada umumnya digunakan untuk mewadahi kegiatan

servis yang merupakan bagian dari pelayanan kegiatan pada hotel. Beberapa

ruang yang dibutuhkan untuk menampung kegiatan servis adalah sebagai

berikut:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


39

Tabel 2. 10 Kebutuhan Ruang Fasilitas Servis

Area Kebutuhan

Servis Lobby Terdapat sirkulasi yang cukup dan area tunggu kereta dorong

• ruang penyimpanan kereta 1 kereta untuk 12 hingga 18


kamar
• Rak penyimpanan kain dengan standar ukuran 0.6 x 0.2 x
Linen Store 1.5 meter
• Area penyimpanan vacum cleaner
• Ruang untuk petugas minimal terdapaat kursi dan papan
informasi
Biasanya berupa lubang yang di dalamnya terdapat papan
Soiled Linen
seluncur (minimal berukuran 0.45 x 0.45 meter) menuju shaft
Area
untuk mengumpulkan kain-kain bekas untuk dicuci.
Ruang penyimpan berbagai macam alat/cairan untuk
Porter’s or membersihkan ruang-ruang yang ada (biasanya pasa kamar
cleaner store mandi). Misalnya: material pembersih, kain,sabun, deterjen,
ember, peralatan kebersihan, maupun penggosok
Untuk mengumpulkan sampah dari tiap ruangan, baik
sampah plastic maupun kertas. Biasanya melalui sebuah shaft
Trash Chute yang terhubung dari lantai, paling atas hingga menuju
uncinerator untuk mengolah sampaj yang ada sebelum
dikeluarkan dari bangunan.
Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominium: Design, Planning and Maintenance

Pada Hotel, kamar mandi merupakan hal yang sangat penting. Untuk

mendesain kamer mandi terdapat beberapa standar yang digunakan. Standar

tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


40

Tabel 2. 11 Standar Dimensi Kamar Mandi

Area Minimum Areas (m2)

Shower, wc basin 2.6-2.8

Bath basin wc

• For economy class 2.8-3.3

• Average 3.7-4.2

Lanjutan Table 2.11

Standar Dimension (m)


Area
Length Width Hight

Water closet * * *

Bath 1.5-1.7 0.7 -

Drying line * *

Lavatory Basin 0.55 0.4 0.8

Showers 0.8-0.9 0.8-0.9 *

Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominium: Design, Planning and Maintenance

e. Food and Beverages Services

Untuk mendesain dapur perlu memperhatikan jumlah makanan yang harus

disediakan pada suatu periode puncak. Pada Tabel 2.9 berikut dapat dilihat standar

dimensi sebuah dapur.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


41

Tabel 2. 12 Standar Dimensi Dapur

Total Area (m2) Number of Meals at Peak Period

85 100

116 200

117 400

Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominium: Design, Planning and

Maintenance

f. Laundry

Fasilitas laundry biasanya disediakan oleh Pihak Hotel sebagai fasilitas

pendukung. Dalam mendesain ruang laundry perlu diperhatikan kuantitas pakaian

per kamar. Standar dimensi ruang laundry adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 13 Standar Dimensi Area Laundry

Typical quantities of linen


Kg lb
per occupied room

Average hotels 3.6-4.0 8-9

Low tariff hotels, hostels 2.7

Reastaurant or other services 0.5-0.9 1-2

Average hotel or motel 4.5 10

High class hotel 2-9 13

Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominiums: Design, Planning and

Maintenance

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


42

g. Ruang Makan (Dining Areas, Loungers, Bars)

1) Restoran

Pada umumnya restoran harus dapat menyediakan makanan dengan cepat

dan mudah dibersihkan. Kapasitas yang harus tersedia adalah 1.5 hinggan

1.7 kursi tiap kamar hotel dengan dimensi area tiap kursi antara 1.3 hingga

1.5 m2. Selain meja dan kursi, disediakan juga bar untuk minuman

beralkohol dan soft drink yang dapat digunakan oleh pengunjung. Desain

sebuah restoran biasanya menekankan pada budaya local untuk

memunculkan suatu keistimewaan tersendiri.

2) Lounges

Lounges biasanya didesain dengan menarik dan memiliki kesan santai.

3) Bar Desain

Bar pada hotel harus disesuaikan dengan jenis minuman yang akan

disajikan. Dimensi bar biasanya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu area kerja

yang diperlukan oleh bartender dan ketinggian bar counter yang dapat

dicapai oleh pengunjung.

4) Staffing

Jumlah karyawan dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang dilakukan.

Karyawan membutuhkan ruangan khusus untuk melakukan kegiatan

personal. Standar kebutuhan karyawan dan luas area yang diperlukan untuk

para karyawan dapat dilihat pada tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


43

Tabel 2. 14 Tabel Standar Kebutuhan Karyawan

For non-residential staff

Males Females
1 for 1-12
1 per 9 Persons 1 for 1-15 2 for 13-25
Amitting occupants of 2 for 16-35 3 for 26-40
Wc’s
rooms with wcs on 3 for 36-65 4 for 41057
suites 4 for 66-100 5 for 58-777
6 for 78-100
Nil up to 6
1 for 7-20
Urinals 2 for 21-45
3 for 46-70
4 for 71-100
Lavatory 1 per bedroom and
As for wcs As for wcs
basin 1 per bathroom
Bathrooms As for wcs
Cleaner’s Minimum 1 per floor

Locker,toilet and washing room

Toilet and washing room 0.4 m2 per employee


Locker and changing room 0.4 m2 per employee
Restroom and Canteen
Restroom 0.9 m2 per employee
Canteen 0.9 m2 per employee
Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominium: Design, Planning and Maintenance

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


44

2.1.4.2 Sirkulasi

Sirkulasi pada ruang dipengaruhi oleh aktivitas/kegiatan ataupun pergerakan

yang bedasarkan pada pertimbangan kenyamanan. Sirkulasi ruang dipisahkan antara

pergerakan manusia, alat, distribusi barang dan kendaraan agar tidak terjadi hambatan.

Sirkulasi dimulai dari lingkungan luar bangunan hotel resort yang berkaitan dengan

jalan menuju pintu masuk, pintu masuk, bentuk dari sirkulasi, serta sirkulasi-sirkulasi

itu sendiri. Jalan masuk adalah tahap pertama dari sebuah sistem sirkulasi, atau yang

bisa disebut pencapaian.

Berikut macam-macam pencapaian (Ching, D.K. 1996: Hal 231) yang bisa

menjadi alternatif bagi rancangan hotel resort:

a) Frontal: pencapaian langsung dari jalan hingga pintu masuk, tanpa ada

halangan, pintu masuk terletak di ujung akhir dari jalan. Pencapaian ini

memberikan view yang luas dan tidak ada yang disembunyikan dari hotel resort

b) Oblique: pencapaian tidak langsung menuju pintu masuk yang memberi efek

persfektif pada lingkungan hotel resort, dimana pintu masuknya terletak pada

pinggir jalan.

c) Spiral: pencapaian dilakukan memutar untuk mendapatkan pintu masuk,

meskipun lingkungan sudah terlihat namun pengunjung dipaksa untuk

memutari lingkungan terlebih dahulu untuk menimbulkan kontak langsung

pada alam.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


45

Sirkulasi pada hotel resort terbagi menjadi 2, antara lain: sirkulasi tamu dan

sirkulasi pengelola. Berikut pemaparan tentang kedua jenis sirkulasi tersebut:

a) Sirkulasi tamu: diperuntukkan untuk para pengunjung dengan ciri-ciri yang

bebas bergerak tanpa ada yang menghalangi, mudah ditemukan, dan juga

mudah dicapai. Tertata rapi dan terarah dengan baik sehingga para pengunjung

tidak kebingungan.

b) Sirkulasi pengelola: diperuntukkan untuk para staf, karyawan, dan pengelola

hotel resort. Sirkulasi ini tidak terekspos dan bukan jalan umum karena ini

merupakan daerah yang hanya bisa dilewati oleh beberapa orang. Persilangan

antara tamu dan pengelola harus bisa dihindari demi kenyamanan pengunjung

2.1.5 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Kebijakan pemerintah dalam mengatur dan membuat persyaratan hotel-hotel

di Indonesia adalah untuk mengetahui kelayakan hotel yang di sewakan kepada para

wistawawan terutama dikawasan pariwisata. Jenis hotel berdasarkan kelas dan

bintangnya di bagi menjadi dua yaitu hotel bintang dan hotel non bintang. Tingkatan

atau kelas hotel berbintang dibedakan dengan tanda bintang (*) Semakin banyak

jumlah bintangnya maka persyaratan fasilitas, dan pelayanan yang di tuntut semakin

banyak dan baik.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


46

Tabel 2. 15 Klasifikasi Hotel

No. Jenis Fasilitas Hotel Bintang 5 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 3

1 Kamar Tidur Minimal 100 kamar Minimal 50 kamar Minimal 30 kamar

2 Suite Room 4 kamar 3 kamar 2 kamar

3 Luas Kamar 20-28 m2 18-28 m2 18-26 m2

4 R. Makan Minimal 2 Buah Minimal 1 Buah Minimal 1 Buah

5 Restoran Bar Minimal 1Buah Minimal 1Buah Minimal 1Buah

6 Funct.Room Minimal 1Buah Minimal 1Buah Minimal 1Buah

Wajib Kolam Perlu Kolam

Wajib Kolam Renang, Renang,


Rekreasi &
7 Renang, Perlu Dianjurkan Dianjurkan
Olahraga
Ditambah 2 Sarana Ditambah Ditambah 2

2 Sarana Sarana

Ruang yang Wajib Minimal Wajib Minimal Wajib Minimal


8
Disewakan 3 Ruang 3 Ruang 1 Ruang

9 Lounge Wajib Wajib Wajib

10 Taman Wajib Wajib Perlu

Sumber: Keputusan Dirjen Pariwisata nomor 14/U/II/88

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


47

Kelima klasifikasi hotel bintang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Hotel Bintang Satu

a. Jumlah kamar minimal 10 kamar

b. Ukuran kamar termasuk kamar mandi, minimal: Kamar single =18 m2; Kamar

double = 20 m2;

c. Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,

ruang makan (+ 30 m2) dan bar.

2) Hotel Bintang Dua

a. Jumlah kamar minimal 15 kamar (termasuk 1 suite room)

b. Ukuran kamar termasuk kamar mandi, minimal: Kamar single = 18 m2;

Kamar double = 20 m2;

c. Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,

ruang makan (+ 36 m2) dan bar.

3) Hotel Bintang Tiga

a. Jumlah kamar minimal 30 kamar (termasuk 2 suite room)

b. Ukuran kamar termasuk kamar mandi, minimal: Kamar single = 22 m2;

Kamar double = 26 m2;

c. Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,

ruang makan (+ 75 m2) dan bar (+ 25 m2)

4. Hotel Bintang Empat

a. Jumlah kamar minimal 50 kamar (termasuk 3 suite room)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


48

b. Ukuran kamar termasuk kamar mandi, minimal: Kamar single = 24 m2;

Kamar double = 28 m2; Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah kamar tidur,

minimal terdiri dari lobby, ruang makan (+ 100 m2) dan bar (+ 45 m2)

c. Pelayanan akomodasi: penitipan barang berharga, penukaran uang asing,

postal servis, dan antar jemput.

d. Fasilitas penunjang ruang linen (20,5 m2 x jumlah kamar), ruang laundry (+

40 m2), dry cleaning (+ 30 m2), dapur (+ 60 % dari seluruh luas lantai ruang

makan)

e. Fasilitas tambahan: pertokoan, kantor biro perjalanan, drug store, salon,

function room, banquet hall, serta fasilitas olah raga, rekreasi dan sauna.

5. Hotel Bintang Lima

a. Jumlah kamar minimal 100 kamar (termasuk 4 suite room)

b. Ukuran kamar termasuk kamar mandi, minimal: Kamar single = 26 m2;

Kamar double = 52 m2; Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah kamar tidur,

minimal terdiri dari lobby, ruang makan (+ 160 m2) dan bar (+ 75 m2)

c. Pelayanan akomodasi: penitipan barang berharga, penukaran uang asing,

servis, dan antar jemput. Fasilitas penunjang ruang linen (20,5 m2 x jumlah

kamar), ruang laundry (+40 m2), dry cleaning (+ 30 m2), dapur (+ 60 % dari

seluruh luas lantai ruang makan)

d. Fasilitas tambahan: pertokoan, kantor biro perjalanan, drug store, salon,

function room, banquet hall, serta fasilitas olah raga, rekreasi dan sauna.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


49

Dengan adanya klasifikasi hotel tersebut dapat melindungi konsumen dalam

memperoleh fasilitas yang sesuai dengan keinginan, memberikan bimbingan pada

pengusaha hotel serta tercapainya mutu pelayanan yang baik.

Tabel 2. 16 Standar Persyaratan Bintang Menurut Jumlah Kamar

Bintang 1 Bintang 2 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 5

Jumlah Kamar 15 30 30 50 100

Jumlah Kamar
- 1 2 3 4
Suite

Double Bedroom 14 25 27 43 86

Single Bedroom 1 2 3 5 10

Sumber: Keputusan Dirjen Pariwisata nomor 14/U/II/88

Tabel 2. 17 Standar Besaran Ruang Kamar Hotel

Nama Ruangan Ukuran

Standard Room 24-28 m2 ( Single and Double Bed)

Deluxe Room 28-40 m2 ( Single and Double Bed)

Suite Room 48 m2

Sumber: Keputusan Dirjen Pariwisata nomor 14/U/II/88

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


50

2.1.6 Studi Banding Fungsi Sejenis

A. Taman Simalem Resort

Terletak strategis di daerah Tongging Kabupaten Tanah Karo, Taman

Simalem Resort adalah tempat yang luar biasa untuk menelusuri kota yang aktif

ini. Terletak hanya 119.1 km dari kehebohan pusat kota, hotel bintang 4 ini

memiliki lokasi yang bagus dan menyediakan akses ke obyek wisata terbesar di

kota ini, Kawasan ini dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam dari Kota Medan

dan sekitar 4 jam dari Bandara Internasional Kualanamu Taman Simalem

Resort berada di atas lahan seluas 206 hektar. Konsep Taman Simalem Resort

adalah menggabungkan agrowisata dengan luas lebih dari 25 hektar dengan

kegiatan ekowisata di dalam satu kawasan terpadu.

Panorama Danau Toba menjadi view utama yang di suguhkan dalam

kawasan Taman Simalem Resort ini. Taman Simalem Resor merupakan salah

satu resort yang memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti Penginapan

(hotel), Sarana olahraga, outbond, Cafe, pertunjukan kebudayaan, cinderamata

dan Agrowisata Taman Simalem resort ini memiliki empat kawasan yaitu

Pangambatan Valley, Karo Agrotourism Farm and Mart, Kodon-Kodon Cafe

dan Buddish Temple. Penerapan konsep agrowisata pada banguan di Taman

Simalem resort merupakan penyesuain terhadap kondisi lingkungan sekitar.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


51

Gambar 2. 13 Peta Pengunjung Taman Simalem Resort

Sumber : https://www.tamansimalem.com/

Tabel 2. 18 Fasilitas-Fasilitas pada Kawasan Taman Simalem Resort

Fasilitas Fasilitas properti • Pijat


pelayanan • Taman
• Resepsionis 24 jam
Fasilitas rekreasi dan bersantai • Dartboard
• Mendaki
• Taman
• Karaoke
• Menunggang kuda
• Tur
• Lapangan golf di properti
• Pijat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


52

• Memancing
• Spa

Aksesibilitas o Fasilitas untuk disabilitas


Akses internet • WiFi di tempat umum
• WiFi gratis di semua kamar
Pusat kebugaran & rekreasi o Ruang permainan
Makanan dan minuman • Fasilitas BBQ
• Layanan kamar
• Sarapan gratis
• Kedai kopi
• Restoran
Layanan dan fasilitas • Area merokok
• Laundry
• Properti bebas asap rokok
• Concierge
• Layanan kebersihan harian
• Resepsionis 24 jam
• Penitipan barang
• Toko
Sumber : https://www.tamansimalem.com/

Tabel 2. 19 Fasilitas-Fasilitas di Kawasan Tongging

No Nama Penginapan/Hotel Fasilitas Kelas Kamar


1 Tongging Point Hotel 1. Ensuite Bathroom 1. Superior
2. Hair Dryer 2. Deluxe Double
3. Toiletry Sets 3. Deluxe Triple
4. Coffee/Tea maker 4. Deluxe Quad
5. Tongging Suite

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


53

5. Flat-screen TV with
multichannel
6. Outdoor Balcony
7. Wi-fi
2 Tongging Point Lodge 1. Outdoor Balcony 1. Lodge Room
2. Wi-fi
3 Waterfall Lodge Hotel 1. Ensuite Bathroom 1. Superior
2. Hair Dryer 2. Deluxe
3. Toiletry Sets 3. Wiilow Suite
4. Coffee/Tea maker
5. Flat-screen TV with
multichannel
6. Outdoor Balcony
7. Wi-fi
4 Waterfall Lodge Villa 1. Single room or 2 or 3- 1. Single Room Double
bedroom unit 2. Single Room Triple
2. Ensuite Bathroom 3. Villa Suite
3. Hair Dryer 4. 2-bedroom
4. Toiletry Sets 5. 3-bedroom
5. Coffee/Tea maker
6. Flat-screen TV with
multi channel
7. Outdoor Balcony
except 3- bedroom unit

Sumber : https://www.tamansimalem.com/

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


54

A. Ayodya Bali

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 2. 14 Fasilitas di Taman Simalem Resort: (a) Gambar Tongging Point Hotel, (b)
Tongging Point Lodge, (c) Kodon-kodon café, dan (d) Pengambatan Café
Sumber : https://www.tamansimalem.com/

B. Ayodya Resort Bali

Ayodya Resort Bali adalah sebuah resort yang berada di Nusa Dua Bali,

Indonesia yang didesain dengan pengdekatan ekologi dengan unsur-unsur etnik

Bali yang melekat menciptakan bangunan yang elegan. Dirancang dengan

meyerupai istana air bali yang di hiasi patung patung dan kolam laguna yang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


55

memancarkan kemegahan Pulau Bali. Ayodya Bali berdiri dilahan 11.5 hektar

tepat di pinggir Pantai Nusa Dua. Ayodya Resort menyediakan total 541 kamar

dengan variasi kamar yang berbeda. Kamar tersebut terbagi dalam 5 lantai dan

dilengkapi dengan listrik 220 Volt tiap kamar. Variasi kamar pada resort ini

antara lain:

Gambar 2. 15 Site Plan Ayodya Bali

Sumber:http://www.cuti.my/hotel/info.php?id=2673&hotel=Ayodya+Resor

Konsep Ayodya Resort ini ialah menyediakan tempat penginapan dengan

nuansa Bali yang cukup kuat sehingga dapat memberikan pengalaman kepada

tamu untuk seolah-olah menjalani kehidupan masyarakat Bali yang tidak akan

ditemukan di tempat lain. Selain itu, resort ini termasuk jenis resort bintang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


56

lima yang memiliki fasilitas lengkap, terlebih untuk tamu kelas menengah ke

atas. Dengan lengkapnya fasilitas pada resort ini, maka segala kebutuhan tamu

akan terpenuhi dengan baik, serta fungsi sebagai tempat berlibur, beristirahat

serta mnikmat keindahan Bali bagi wisatawan dapat tercapai.

Tabel 2. 20 Variasi kamar pada Ayodya Resort Bali


Deluxe Room 48 m2 - Balkon/teras Rp1.368.922/

- Double bed malam

Suite Room 115 m2 - Balkon/ teras Rp.3.183.743/

- Bak mandi malam

- Mini bar

- Sofa

- Area duduk

- 2 kamar mandi

- 2 buah Kasur single/1 buah

Kasur King (King Bed)

- Tempat duduk, tirai, almari

- Pemandangan kebun yang

menyenangkan

Grand Room 56 m2 - Balkon/ teras Rp1.554.216/

- 1 King Bed malam

Sumber: https://www.ayodyaresortbali.com

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


57

Gambar 2. 16 Gambar Layout Kamar Hotel

Sumber: http://www.ayodyaresort.com/ayodyasuites.htm

Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam kamar:

1. TV flat screen 11. In-Room Dining

2. 2. AC 12. Minibar

3. Ironing Facilities 13. Desk

4. Bathup 14. Slippers

5. Private bathroom 15. Cotton Robe

6. Complimentary WiFi 16. Hairdryer

7. Balcony 17. Coffee & Tea Making

8. Telephone 18. Sofa

9. Satellite channels 19. Sitting Area

10. Safe Deposit Box

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


58

Selain itu fasilitas yang dimiliki Ayodya Resort Bali adalah:

1. Outdoor Swimming pool 6.Restaurant and bar

2. Children pool 7.Children play ground

3. Lapangan tennis 8. Loundry

4. Fitness and spa 9. Shopping Arcade

5. Jogging Track

Gambar 2. 17 Fasilitas Ayodya Resort Bali

Sumber::http://www.sinisini.com/hotel/indonesia/bali/ayodya_resort/index.htm

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


59

Tabel 2. 21 Kajian Arsitektural Ayodya Resort Bali

Kajian
No Aplikasi Kekurangan Kelebihan
Arsitektural

1 Zonasi Tidak semua Terdapat beberapa

Ruang ruang dapat akses sehingga

menghadap dapat

laut meminimalisir

kemacetan ketika

resort sedang
- Pada desain Ayodya Resort
banyak tamau
Bali menerapkan sirkulasi 2

arah

- Pola penataan ruang,

berorientasi terhadap jalan

masuk utama dan view laut.

2 Eksterior Menerapkan nilai- nilai Arsitektural Menjaga

bangunan Bali dengan penggunaan material keregionalitasan

(kamar) dinding bata , dan ornamen khas bali dan ciri khas bali

yang diterapkan pada dinding- melalui penampilan

dinding bangunan sehingga bernuansa Bali.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


60

memperkuat suasana bali pada

resort ini

Tabel 2. 21 Lanjutan

3 Interior Terdapat bukaaan yang lebar dan Memberi

Kamar besar serta menghadap langsung ke kesanmenyatu

taman dan laut yang memberi kesan dengan alam dengan

ruang dalam dan ruang luar yang banyak nya

menyatu bukaaan.

Memberi efek luas

pada bagian dalam

ruang an

Sirkulasi udara yang

baik sehingga

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


61

kualitas udara pada

ruangan stabil.

Sumber::Olahan Pribadi

Aksesibilitas Fasilitas Transportasi pada Resort:

- 9.3 KM dari Banda Ngurah Rai

- 112.1 KM dari Banda Banyuwangi

- 16.3 KM dari Terminal Bus Tegal Sari

- 9.3 KM dari Terminal Bus Kreneng

Tempat-tempat penting di sekitar Resort:

- 1.2 KM dari Rumah Sakit umum Surya Husada

- 1.2 KM dari Bali Convention Center

Objek wisata Dekat Resort:

- 310 m dari Bali National Golf Club

- 660 m dari Pantai Mengiat

- 680 m dari at the Corner

- 1.6 km dari Museum Pasifika

2.2 Tinjuan Tema

2.2.1 Pengertian Arsitektur Regional

Arsitektur Regionalisme merupakan salah satu aliran Arsitektur berwujud

Tradisional Modern yang berkembang pada masa Post Modern. Arsitektur Post

Modern adalah aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an (Jenck,

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


62

1977). Post Modern lahir karena terjadinya krisis identitas pada era modern yang

berusaha meninggalkan dan melupakan masa lampaunya, meninggalkan ciri serta sifat

sifatnya dengan bangunan yang bentuknya lebih sederhana, kotak-kotak dan tidak

memiliki indentitas. Regionalisme sebagaidalah satu perkembangan Arsitektur Modern

yang mempunyai perhatian besar pada ciri kedaerahan. Ciri kedaerah yang dimaksud

berkaitan erat dengan budaya setempat, iklm dan teknologi pada saatnya (Ozkan,1985).

Dalam arsitektur, regionalisme adalah suatu gerakan arsitektur yang

menghasilkan penampilan bangunan yang merupakan perpaduan antara unsur

internasional dengan pola kultural, tata nilai, dan nuansa tradisi yang masih di anut oleh

masyarakat setempat.

Pada Prinsipnya, timbulnya regionalime merupakan peleburan antara yang

lama dengan yang baru sebagai reaksi tidak adanya kesinambungan antara yang lama

dan yang baru (Curtis, 1985). Menurut William Curtis, Regionalisme diharapkan

menghasilkan bangunan yang melebur dan menyatu antara yang lama dan yang baru

antara regional dengan universal.

Regionalisme dpat dibagi menjadi dua menurut Suha Ozkan, yaitu:

1) Concrete Regionalism

Meliputi semua pendekatan kepada ekspresi daerah/regional dengan meniru

kehebatan, unsur / bagian atau keseluruhan bangunan pada daerah tersebut.

Apabila bangunan- bangunan tadi sarat dengan nilai spiritual maupun

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


63

perlambang yang sesuai, bangunan tersebut akan lebih dapat diterima didalam

bentunya yang baru dengan memperlihatkan nilai-nilai yang melekat pada

bentuk aslinya. Hal lain penting adalah mempertahankan kenyamanan pada

bangunan baru, ditunjang oleh kualitas bangunan lama

2) Abstract Regionalism

Hal utama adalah menggabungkan unsur-unsur kualitas abstrak

bangunan misalnya massa, solid dan void, proporsi, sense of space,

pencahayaan dan prinsip- prinsip struktur dalam bentuk yang diolah kembali.

Regionalisme bukan dilihat sebagai suatu ragam atau gaya melainkan sebagai

suatu cara, berfikir tentang arsitektur, tidaklah berjalur tunggal melainkan

menyebar dalam berbagai jalur (Budihardjo, 1997)

-Tipologis
- Interpretif
- Konservasi
Vernakularisme
(Derivatif)

Arsitektur - Ekletik
Regionalisme - Pastiche
Replikatif - Reinterpretif

Regionalisme Modern
(transformatif)
Regionalisme - Iklim
Abstrack - Pola Kultural
- Iconografis

Gambar 2. 18 Skema Arsitektur Regionalisme

Sumber: Budiharjo1997

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


64

Pola turunan atau derivative merupakan tahapan yang harus dilalui

untuk kemudian melangkah kepada tahapan transformatif. Arus regtionalisme

yang yang transformatif akan merangsang kreativitas dan inovasi agar bisa

menciptakan karya-karya arsitektur yang modern dengan bahan yang

kontemporer, namun tetap mengandung getar-getar budaya (cultural

resonance) yang menyiaratkan kesinambungan dengan warisan masa lalu

(Budihardjo. 1997)

Dalam usaha menyatukan dan meleburkan antara yang lama dan yang

baru dapat dikaitkan dalam komponen-komponen dalam bangunan.ada

beberapa kemungkinan pengaitan tersebut menurut Wondoamiseno:

a. Tempelan elemen Arsitektur Masa Lalu (AML) pada arsitketur masa

Kini (AMK)

b. Elemen fisik AML menyatu didalam AMK

c. Elemen Fisik AML tidak terlihat jelas didalam AMK

d. Ujud AMl mendominasi AML

e. Ekspresi ujud AML menyatu didalam AMK

Dalam mendapatkan kesatuan (unity) dalam komposisi arsitektur regional ada

3 syarat utama, yaitu:

1. Dominasi

Dmonisai dapat dicapai dengan menggunakan warna, material, maupun

obejk-objek pembentuk.

2. Pengulangan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


65

Pengulanagn pada komposisi dapat diterapkan dengan mengulang

warna, bentuk, tekstur, dan proporsi. Pengulangan dilakukan agar tidak

terjadi kesenadaan (monoton)

3. Kesinambungan dan komposisi

Kesinambungan merupakan adanya garis penghubungan maya

(imaginer) yang menggabungkan objek-objek pembentuk komposisi.

Terdapat beberapa ciri-ciri arsitektur Post-Modern menurut Charles Jencks,

yaitu:

a) Aspek warna dan tekstur menjadi elemen desain yang prioritas melekat

dalam ruang dan bentuk

b) Aspek dekorasi, ornamen dan elemen-elemen menjadi kelengkapan

proses desain dengan melakukan transformasi atas yang kuno

c) Aspek masa lalu (the past) dengan menonjolkan fungsi-fungsi

simbolis dan historical dalam bentuk dan ruangnya

Dengan demikian arsitektur post-modern berusaha untuk

mengembalikan yang lama dengan cara transformati desain. Sri Yulia Ningsih

juga mengemukakan tentang ciri-ciri artsitektur yang ada pada era post-modern

antara lain:

• Kontekstual

• Multi fungsional

• Bentuk bebas

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


66

• Kesederhanaan yang kompleks

• Mereferensikan dua arti

• Memakai bentuk-bentuk patahan dan ukiran

2.2.1.1 Rumah Tradisional Batak Toba

Pada rumah Adat Batak terdapat Filosofi yang terkandung dari pengaturan

tingkatan ruang didalam Rumah Adat. Tiga bagian ialah menggambarkan dunia atau

dimensi yang berbeda-beda. Adapun pembagian ruang tersebut, bagian Atap yang

diyakini sebagai dunia para Dewa, lalu bagian lantai rumah mencerminkan dunia

manusia dan yang terahir adalah bagian bawah rumah atau pada bagian kolong yang

menggambarkan dunia bawah. Pada rumah adat batak terdapat juga ornamen-ornamen

kebudayaan yang melekat pada bagian-bagian rumah yang di percaya sebagai unsur

kepercayaan masyarakat batak. Terdapat dua jenis banguanan pada perkampungan

batak yang pertama di sebut sebagai ruma, bangunan ruma merupakan bangunan yang

di peruntukkan sebagai tempat tinggal, sedangkan bangunan lainnya di sebut sopo,

bangunan sopo ini sering di gunakan masyarakat batak sebgai tempat unutk

menyimpan bahan-bahan makanan. Pada pola perkampungan Batak, Ruma dan sopo

saling berhadapan satu sama lain dengan nilai kosmologi bahwa ruma berorientasi

kearah gunung yang di percaya sebagai tempat tinggal para leluhur, sedangkan sopo

berorientasi kearah danau toba.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


67

Gambar 2. 19 Klasifikasi Struktur Rumah Batak Toba

Sumber : Jurnal Studi Struktur Rumah Adat Tradisional Batak Toba Terhadap Gaya
Gempa(Hutabalian (2018).

2.2.1.2 Ornamen / Goga Pada kebudayaan Batak Toba

A. Defenisi Ornamen / Gorga

Ornamen dalam masyarakat tradisional hadir sebagai media ungkapan perasaan

yang diwujudkan dalam bentuk visual. Hal ini dikarenakan masyarakat tradisional

belum dapat menulis, sehingga perasaan mereka diungkapkan melalui hiasan ukiran

pada benda pakai dan perahu yang terbuat dari kayu (Hoop, 1949:12). Ornamen pada

kebuadayaan Batak Toba disebut juga dengan gorga yang melekat secara lengkap pada

bagian- bagian pada Rumah Adat Batak. Gorga Batak selain sebagai unsur dekoratif

juga sarat akan makna spitual-spiritualyang tinggi. Menurut masyarakat Batak Toba,

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


68

gorga mengandung makna-makna simbolik sebagai media berkomunikasi dengan roh

leluhur yang masih bersemayam di dunia., Keberadaan gorga pada Rumah Adat Batak

di yakini dapat mengusir roh-roh jahat, penangkal bala dan menjadi pedomanh hidup

oleh masyarakat Batak. Penerapan Gorga Batak bisanya berupa ukiran / pahatan yang

kemudian di beri warna. Namun, ada pula yang hanya berupa gambar saja.

B. Jenis- jenis Gorga Batak

Dilihat dari bentuknya maka ragam hias (ornamen) rumah adat Batak Toba

terdiri dari 6 jenis yaitu:

1. Motif Binatang

Ragam hias yang memiliki pola dasar binatang dari berbgai jenis dan tingkatan.

a. Hoda – Hoda

Hiasan ini ada yang dilukis dan adapula yang diukir pada dinding bagian

depan dan samping kiri dan kanan rumah atau sopo, menggambarkan

suasana pesta adat yaitu pesta Mangaliat Horbo (pesta besar). Secara

simbolis ragam hias ini bermakna sebagai lambang kebesaran.

Gambar 2. 20 Ornamen Hoda-Hoda

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


69

b. Boraspati

Hiasan berupa ukiran seekor cicak/kadal, badannya bergaris-garis

(loreng) dan ekornya bercabang. Ornamen ini dibuat pada rumah dan sopo

bagian depan yaitu masing-masing di sebelah kanan dan kiri yang selalu

berdekatan dengan ornamen susu wanita (adep-adep). Ornamen ini

melambangkan suatu kekuatan bagi perlindungan manusia dari

marabahaya, memberikan berkah serta harta kekayaan kepada manusia.

Gambar 2. 21 Ornamen Boras Pati

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

c. Sijonggi

Sijonggi adalah nama lembu jantan. Ornamen ukiran memperlihatkan

hiasan garis – garis gambar lembu berbaris dengan seekor sijonggi

berada dibagian depan pebagai pemimpin.

Gambar 2. 22 Ornamen Sijonggi

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


70

2. Motif Manusia

Pada dasarnya adalah bentuk tubuh manusia atau bagian dari padanya

a. Susu/Adep-adep

Hiasan ukiran bentuk bulatan susu wanita, diletakkan secara berjejer

masing-masing empat buah disebelah kanan dan kiri pada dinding bagian

depan. Hiasan ini fungsinya sama dengan gajah dompak. Susu dianggap

sebagai lambang kesuburan dan kekayaan dan sering disebut sebagai lambang

keibuan (inanta parsonduk) yang berarti pengasih dan penyayang

Gambar 2. 23 Ornamen Adep- Adep

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

3. Motif Angkasa

Pola dasarnya nama – nama benda angkasa dari berbagai jenis yang

disusun secara tergabung atau merupakan unsur sendiri.

a. Desa Na Ualu

Ornamen ini merupakan gambar mata angin delapan penjuru dunia

sering dibuat sebagai hiasan. Desa Na Ualu merupakan simbol perbintangan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


71

untuk menentukan saat – saat baik bagi manusia untuk bekerja seperti musim

turun kesawah, menangkap ikan dan lain – lain. Pada rumah adat Batak Toba

Desa Na Ualu dipasang pada bagian ujung dinding depan sebelah kanan dan

kiri.

Gambar 2. 24 Ornamen Desa Na Ualu

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

b. Mata Niari

Hiasan ukiran bentuk seperti binatang delapan, bagi suku Batak Toba

disebut Mata Niari (matahari) sebagai simbol sumber kekuatan hidup dan

bagi penentu jalan kehidupan didunia, sehingga sering disebut Purba

manusia.

Gambar 2. 25 Ornamen Mata Niari

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


72

4. Motif Tumbuh – Tumbuhan

Pola dasarnya adalah tumbuh – tumbuhan atau bagian daripadanya yang

penggabungannya sering berbentuk geometris. Ragam yang dimaksud sering

melengkapi motif ragam hias lainnya disusun secara tergabung.

a. Hariara Sundung Dilangit

Secara keseluruhan Hariara Sundung dilangit melambangkan terjadinya

(lahirnya) manusia kedunia ini sebagai manusia yang diberkati Tuhan,

dengan demikian manusia harus ingat akan Tuhannya sebagai pencipta

langit dan bumi. Hiasan ini dipasang di halangulu (ruang tengah tempattidur

tuan rumah).

Gambar 2. 26 Ornamen Hariara Sudung Dilangit

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

b. Silintong

. Hiasan ini melambangkan suatu kekuatan sakti yang dapat melindungi

manusia dari segala bahaya. Dipasang pada dorpi jolo (dinding depan) dan

tempat lain (bebas)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


73

Gambar 2. 27 Ornamen Silintong

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

c. Simarogung-ogung

Hiasan ini melambangkan kejayaan dan kemakmuran. Dipasang pada

bagian dorpi jolo (dinding bagian depan), maka pemilik rumah tersebut telah

berhak untuk melaksanakan pesta dan berarti kaya, pengasih, penyayang yang

disebut “Parbohul – bohul Na Bolon”

Gambar 2. 28 Ornamen Simarogung-ogung

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

c. Simeol-meol

Hiasan ukiran berupa garis – garis melengkung seperti salur daun.

Meol– meol berarti melenggak – lenggok dengan aneka ragam irama

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


74

gerakan garis. Ornamen ini tidak mengandung arti secara simbolis,

melainkan hanya menggambarkan kegembiraan dan penambah keindahan

suatu bangunan (rumah adat) sehingga penempatannya bebas.

Gambar 2. 29 Ornamen Simeol-meol

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

d. Semeol-meol Marsialoan

Bentuk dan fungsinya sama dengan simeol – eol hanya saja dibuat

ganda berhadap – hadapan sehingga bila dirapatkan saling menutupi.

Gambar 2. 30 Ornamen Simeol-meol Marsialoan

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


75

e. Gorga Dalihan Natolu

Hiasan ukiran bentuk sulur menyerupai daun pakis yang saling

mengikat antara yang satu dengan yang lain, dan menggambarkan

hubungan kemasyarakatan selalu diatur oleh adat disebut Dalihan Na Tolu

yang merupakan falsafah hidup suku Batak dan pada setiap upacara adat

atau aktivitas lainnya selalu dikaitkan dengan aturan – aturan yang telah

ditentukan dalam Dalihan Na Tolu. Dalihan Na Tolu berarti tungku nan

tiga, dihubungkan dengan kekerabatan masyarakat Batak Toba.

Gambar 2. 31 Ornamen Dalihan Natolu

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

5. Motif Geometris

Yaitu suatu hiasan dengan pola dasarnya adalah gambar - gambar ilmu ukur

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


76

dengan sistem pengulangan dalam bentuk garis – garis sejajar, lingkaran

diagonal, segitiga dan lain – lain.

a. Ipon -Ipon

Hiasan ukiran ipon- ipon bentuk geometris merupakan hanya sebagai hiasan

pinggir suatu ornament atau dengan kata lain fungsinya hanya sebagai

penambah keindahan. Ada beberapa bentuk ipon – ipon yaitu setengah

lingkatan, meander, segitiga dan sulur – sulur.

Gambar 2. 32 Ornamen Ipon-Ipon

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

b. Iran-Iran

Hiasan ukiran bentuk garis melengkung saling bertolak belakang yang

di antarai oleh tanda tambah (+). Iran adalah sejenis pemanis muka manusia

agar tampak lebih cantik dan berwibawa. Hiasan ini dipasang pada

songsong boltok karena dianggap sebagai wajah rumah, maka dibuatlah

iran – iran sebagai simbol kecantikan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


77

Gambar 2. 33 Ornamen Iran-Iran

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

c. Sitompi

Hiasan ini melambangkan agar hidup saling mengasihi (lambing

keterikatan kebudayaan). Hiasan ini muncul karena masyarakat Batak

Toba dari dulu hingga sekarang mempunyai falsafah hidup bergotong

royong, tidak memandang status (golongan). Dipasang pada dorpi jolo

(dinding depan) dan dinding kiri dan kanan.

Gambar 2. 34 Ornamen Sitompi

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


78

6. Motif Mahluk Raksasa

Pola dasarnya adalah bagian dari anggota tubuh manusia ataupun binatang

raksasa yang disusun secara tergabung atau merupakan elemen sendiri.

a. Ulu Paung

Hiasan ukiran bentuk mahkluk raksasa setengah manusia dan setengah

binatang. Hiasan ini diletakkan pada puncak atap bagian depan. Ulu paung

melambangkan suatu kekuatan untuk melindungi seisi rumah dari gangguan

setan – setan yang masuk melalui pintu rumah

Gambar 2. 35 Ornamen Ulu Paung

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

b. Singa -singa

Singa – singa melambangkan keadilan akan hukum dan kebenaran.

Dipasang pada tiang depan sebelah kiri dan kanan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


79

Gambar 2. 36 Ornamen Singa-Singa

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

c. . Gajah Dompak

Hiasan ukiran bentuk seperti kepala kerbau yang distilir. Ditempatkan

secara tergantung diujung Dilapaung. Motif Gaja Dompak melambangkan

kebenaran, dalam arti bahwa manusia harus mengetahui hukum yang

benar yaitu hukum yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Juga

sebagai penegak hukum kebenaran bagi semua umat manusia.

Gambar 2. 37 Ornamen Gajah Dompak

Sumber: Buku Ornamen (Ragam Hias) Rumah Adat Batak Toba

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


80

2.2.2 Interpretasi Tema

Secara geografis lokasi proyek berada di kawasan Danau Toba tepatnya di

Kabupaten Toba Samosir. Secara umum, Kabupaten Toba Samosir di huni oleh

masyarakat dengan identitas kebudayaan Batak Toba. Identitas kebudayaan dan

kelokalan tersebut membuat citra Kabupaten Toba Samosir dikenal sebagai kawasan

budaya dengan kelimpahan unsur-unsur budaya Batak Toba seperti masih banyak

bangunan rumah adat, berbagai macam ulos dan ornamen-ornamen kebudayaan yang

masih melekat di kehidupan masyarakat.

Pada perkembangannya, Kebudayaan / kelokalan ini merupakan potensi yang

dimiliki masyarakat di Kabupaten Toba Samosir memiliki daya tarik bagi orang -orang

untuk datang berwisata, berekreasi dan menikmati kebudayaan tesebut. Ketertarikan

akan budaya itu sendiri tampak pada peningkatan wisatawan yang datang ke Kabupaten

Toba Samosir ini yang tidak semata- mata untuk menikmati panorama alam nya saja

namun juga kebudayaannya.

Penerapan arsitektur regionalisme pada perancangan dengan menerapkan

getar-getar kebudayaan (Culture Resonance) pada rancangan bangunan baik secaa fisik

seperti bentuk rumah adat secara non fisik seperti penrapan nilai -nilai spiritual

ornament kebudayaan maupun reginalisme terhadap kepekaan akan pemanfaat sumber

daya alam pada lingkungan sekitar.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


81

2.2.3 Keterkaitan Judul dengan Tema

Latar belakang Arsitektur regionalisme digunakan pada perancangan ini adalah

untuk menciptakan keharmonisan bangunan yang modern sesuai dengan kebutuhan

zaman sekarang dengan lingkungan yang masih sarat dengan kebudayaan untuk

menjaga nilai-nilai kelokakan dan identitas lingkungan.

Kebutuhan akan hunian wisata sebagai dampak semakin meningkatnya jumlah

wisatawan yang datang ke Kabupaten Toba Samosir, terutama setelah ditetapkannya

kawasan ini menjadi Kawasan strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Salah satu yang

menjadi daya tarik wisatawan adalah atraksi -atraksi kebudayaan yang menjadi hal

yang harus di pertimbangakan dalam merancang Hotel Resort, Sehingga Unsur -unsur

kebudayaan sangatlah penting untuk di terapkan sebagai bagian dalam perancangan

Hotel di Kawasn Wisata terpadu Lumban Pea tersebut. Maka Judul perancangan ini

adalah Redesain Hotel Resort pada Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea dengan

penerapan Tema Regionalisme agar menciptakan lingkungan binaan yang baik antara

banguan dengan kondisi lingkungan sekitarnya

2.2.4 Studi Banding Tema Sejenis

A. Mesjid Raya Sumatera Barat

Masjid Raya Sumatera Barat adalah masjid terbesar di Sumatera

Barat yang terletak di Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota

Padang dengan menempati area luasan 40.343 m2. Desain Mesjid Raya

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


82

Sumatera Barat ini merupakan pemenang sayembara nasional membuat

rancangan masjid oleh pemerintah provinsi Sumatera barat

Gambar 2. 38 Masjid Raya Sumatera Barat

Sumber: www. Urbane.co.id

Arsitek yang mengusung konseptual dari rancangan masjid ini adalah Rizal

Muslimin.Terinspirasi dari tiga symbol yaitu: Sumber mata air (the springs, unsur

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


83

alam), bulan sabit dan Rumah Gadang. Memperlihatkan intergrasi sejarah islam,

konteks padang dan tradisinya. Masjid Raya sumatera barat disajikan dalam

penampilan modern yang tidak identik dengan bentuk kubah. Atap bangunan

menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar

Aswad berdasarkan ajaran islam.

Gambar 2. 39 Ornamen pada Masjid Raya Sumatera Barat

Sumber: www. Urbane.co.id

Penggunaan konteks ornamental pada bangunan adalah salah satu unsur

regionalitas yang di gunakan dalam konsep perwajahan banguannya. Ornamen

tersebut, diartikan, dalam budaya Minangkabau sebagai tau di nan ampek, yaitu

Alquran, Injil, Taurad dan Zabur. Selain itu, tersirat pula makna adat nan ampek,

yaitu adat nan subana adat, adat nan diadatkan, adat nan taradat, dan adat istiadat.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


84

Bangunan utama Masjid Raya Sumatra Barat memiliki denah dasar seluas

4.430 meter persegi. Konstruksi bangunan dirancang menyikapi kondisi geografis

Sumatra Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar. Masjid ini

ditopang oleh 631 tiang pancang dengan fondasi poer berdiameter 1,7 meter pada

kedalaman 7,7 meter. Dengan kondisi topografi yang masih dalam keadaan rawa,

kedalaman setiap fondasi tidak dipatok karena menyesuaikan titik jenuh tanah tanah.

Ruang utama yang dipergunakan sebagai tempat salat terletak di lantai atas berupa

ruang lepas. Lantai atas dengan elevasi tujuh meter terhubung ke permukaan jalan

melalui ramp, teras terbuka yang melandai ke jalan. Dengan luas 4.430 meter persegi,

lantai atas diperkirakan dapat menampung 5.000–6.000 jemaah. Adapun lantai dua

berupa mezanin berbentuk leter U memiliki luas 1.832 meter persegi. Konstruksi

rangka atap menggunakan pipa baja. Gaya vertikal beban atap didistribusikan oleh

empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua balok beton lengkung yang

mempertemukan kolom beton miring secara diagonal. Setiap kolom miring

ditancapkan ke dalam tanah dengan kedalaman 21 meter, memiliki fondasi tiang bor

sebanyak 24 titik dengan diameter 80 centimeter. Pekerjaan kolom miring melewati 13

tahap pengecoran selama 108 hari dengan memperhatikan titik koordinat yang tepat.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Metode Pemilihan Lokasi

Lokasi perancangan berada pada Master Plan Pengembangan Kawasan Wisata

Terpadu Lumban Pea.

a. Tinjauan Terhadap Struktur Kota

- Tapak berada di lokasi strategis, yaitu di Kota Balige yang sebagai pusat

kegiatan wilayah dan merupakan simpul transportasi nasional dengan

wilayah

- Merupakan kawasan budidaya dekat dengan badan danau.

b. Tinjauan Terhadap fungsi Hotel pada zonasi Rencana Pengembangan Kawasan

Wisata Terpadu Lumban Pea

Universitas Sumatera Utara | 85

Universitas Sumatera Utara


86

(a)

(b)

Gambar 3. 1 Zonasi Fungsi Hotel pada Masterplan Pengembangan Wisata Terpadu Lumban Pea

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


87

Pada masterplan tersebut luas lahan untuk fungsi hotel ada sebesar4.3 Ha,

namun pada Tugas Akhir ini kasus perancangan hanya di tuntut besar lahan 1.5 Ha

hingga 3 Ha saja. Oleh karena itu, dari Luas Lahan 4.3 Ha akan di pilih lahan sebesar

2 Ha sebagai lokasi perancangan dengan 3 Alternatif pemilihan lokasi.

Alternatif Site 1

Gambar 3. 2 Alternatif Site 1

Sumber: Analisis Pribadi

Luas Lahan: ± 2.1 Ha

Batas Lahan

Utara : Amphitheater

Timur : Pusat Kuliner

Barat : Lahan Pengembangan Hotel lainnya

Selatan : Jalan Utama

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


88

Alternatif Site 2

Gambar 3. 3 Alternatif Site 2

Sumber: Analisis Pribadi

Luas Lahan: ± 2.5 Ha

Batas Lahan

Utara : Amphitheater

Timur : Lahan Pengembangan Hotel lainnya

Barat : Pantai Publik

Selatan : Jalan Utama

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


89

Alternatif Site 3

Gambar 3. 4 Alternatif Site 3

Sumber: Analisis Pribadi

Luas Lahan: ± 2.1 Ha

Batas Lahan

Utara : Amphitheater

Timur : Jalan Utama

Barat : Pantai Publik

Selatan : Lahan Pengembangan Hotel lainnya

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3. 1 Tabel Pembobotan Lokasi Tapak

1 = Tidak Baik 4 = Baik 5 = Sangat Baik

2 = Kurang Baik 3 = Cukup Baik

No Kriteria Bobot Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Kondisi Nilai Jumlah Kondisi Nilai Jumlah Kondisi Nilai Jumlah

1 Aksesibilitas 25 % Site berada di 5 25 % Site berada di 5 25 % Site berada di 5 25 %

dalam ( *5) pinggir jalan pinggir jalan pinggir jalan utama

mencapai utama sehingga utama sehingga sehingga

lokasi aksesibilitas aksesibilitas aksesibilitas

kedalam site kedalam site kedalam site

maksimal dan maksimal dan maksimal dan

mudah di akses mudah di akses mudah di akses

kendaraan kendaraan kendaraan

pengunjung pengunjung pengunjung

maupun akses maupun akses maupun akses

Universitas Sumatera Utara


pelayanan dan pelayanan untuk pelayanan untuk

untuk sirkulasi sirkulasi manusia sirkulasi manusia

manusia terdapat terdapat terdapat pedestrian

pedestrian pada pedestrian pada pada sisi belakang

sisi belakang sisi belakang tapak.

tapak. tapak.

2 Ketenangan 25 % Site dengan sisi 3 15 % Site dengan sisi 4 20 % Site dengan sisi 4 20 %

untuk terpanjang terpendek terpendek

mendukung menghadap menghadap menghadap pinggir

istirahat para pinggir jalan pinggir jalan jalan utama

pengguna utama sehingga utama sehingga sehingga tingkat

(Tingkat tingkat tingkat kebisingan kedalam

Kebisingan) kebisingan kebisingan site cenderung lebih

kedalam site kedalam site rendah namun

cenderung lebih cenderung lebih dekat dengan

tinggi rendah namun amphitheater.

Universitas Sumatera Utara


dekat dengan

Pantai Publik.

3 Visibilitas 25 % Site memiliki 3 15 % Sisi terpanjang 5 25 % Sisi terpanjang 4 20 %

terbaik jarak yang cukup tapak kearah tapak menghadap

terhadap jauh dari muka danau , Jarak kearah

Panorama air danau Muka air dengan amphitheater, View

Alam visibiltas utama tapak cukup site kedanau

mengarah ke dekat , visibiltas dihalangi oleh

jalan utama view dari amphitheater

sehingga view terhadap namun terdapat

terhadap panorama alam juga sisi yang dekat

panorama alam lebih dapat dengan muka air di

tidak dapat dimaksimalkan. sebelah barat

dimaksimalkan. sehingga

pemanfaatan view

Universitas Sumatera Utara


pada site tidak

maksimal.

4 Alonneses 25 % Terdapat banyak 3 15 % Terdapat banyak 4 20% Terdapat aktivitas 4 20 %

( Privasi) aktivitas karena aktivitas karena Pantai Publik

berada pada berada dekat

akses utama site. dengan

amphitheater dan

jalur pedestrian.

Total 100% 14 70 % 18 90 % 17 85 %

( *20)

Sumber:Analisis Pribadi

Universitas Sumatera Utara


94

Dari Tabel Pemilihan Lokasi diatas maka site yang lebih potensial untuk di

rancang kembali Hotel Resort adalah Site Alternatif 2 dengan pemenuhan

kriteria-kriteria yang terdapat pada site tersebut.

c. Pencapaian

Lokasi perancangan dapat dengan mudah dicapai dari berbagai akomodasi

transportasi darat, udara dan air. Akses utama ke lokasi merupakan jalan arteri

Balige.

d. Area Pelayanan

Terdapat beberapa fasilitas-fasilitas pelayanan dekat dengan site karena dekat

dngan pusat kota Balige. Selain itu juga dekat dengan objek wisata yang ada di

Kota Balige

e. Keadaan Tanah dan kontur

Keadaan tanah dan lahan yang baik dan kontur yang tidak terlalu curam dengan

kemiringan lereng 8 %.

3.2 Pendekatan Penyelesaian Masalah Perancangan

Pendekatan perancangan yang di gunakan dalam merancangan Lumban Pea

Hotel Resort di Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Lumban Pea ini adalah

dengan metode kualitatif yaitu:

a. Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang sesuai maka ada beberapa teknik yaitu:

1) Studi Literatur

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


95

Studi literatur dengan mencari informasi yang mendukung

perancangan. Sumber yang digunakan dalam memperoleh studi

literatur antara lain: Buku, jurnal dan proyek yang sesuai

2) Studi banding

Cara memperoleh data dengan mencari proyek sejenis yang sudah

terbangun dan menjadi referensi desain

3) Survei Lapangan

Untuk memperoleh data fisik mengenai tapak

4) Wawancara

Wawancara kepada pihak pemerintah daerah yang bersangakutan

untuk menyesuaikan dengan pengembangan kawasan daerah

tersebut.

b. Analisa

Menguraikan permasalahan -permasalahan dalam perancangan terkait

dengan kondisi sekitar dan rencana pengembangan kawasan tersebut.

1. Analisa Tapak 4. Analisa Program Ruang

2. Analisa Fungsi 5. Analisa Struktur

3. Analisa Pengguna dan Aktivitas 6.Analisa Utilitas

c. Konsep

Merupakan cara penyelesaian masalah-masalah perancangan yang

kemudian memperoleh solusi perancangan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

DESKRIPSI PROYEK

4.1 Judul Proyek

1. Judul Proyek : Redesain Hotel Resort pada pengembangan Kawasan

Wisata Terpadu Lumban Pea dengan tema Arsitektur

Regionalisme.

2. Lokasi Proyek : Desa Lumban Pea, Kecamatan Balige, Kabupaten

Toba Samosir.

(a)

(b

Universitas Sumatera Utara | 96

Universitas Sumatera Utara


97

(c)

Gambar 4. 1 Lokasi Perancangan

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


98

• Kontur : Landai, relatif datar.

• KDB : 40 %

• KDH : 30 %

• Tinggi Lantai Bangunan :6

• GSD : 50 meter

• Status Proyek : Perencanaan

• Tema Proyek : Arsitektur Regionalisme

4.2 Luas Lahan

Perancangan kembali Hotel Resort pada Masterplan Pengembangan wisata

Terpadu Lumban Pea lahan yang di gunakan adalah ± 2.1 Ha dari 4.3 Ha peruntukan

untuk Hotel.

4.2.1 Batas Kawasan

Batas Kawasan lokasi perancangan adalah:

Utara : Amphitheater dan Danau Toba

Selatan : Lahan pengembangan hotel lainnya

Barat : Pantai Publik

Timur : Jalan Utama

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


99

4.2.2 Fungsi Sekitar Kawasan/ Eksisting Kawasan

Gambar 4. 2 Fungsi Sekitar Site

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB V

ANALISIS PERANCANGAN

5.1 Analisis Sistem Kegiatan

5.1.1 Analisis Pengguna

Analisis pengguna merupakan proses menentukan pelaku pada hotel resor dan

kegiatan yang ada pada hotel resort. Pada hotel resort yang akan di rancang Kembali,

pengguna pada hotel resort di bagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Pengunjung Hotel yang menginap

Merupakan pengunjung yang melakukan penginapan pada kamar-kamar hotel

dan menikmati fasilitas-fasilitas yang di sediakan oleh hotel.

2. Pengunjung Hotel yang tidak menginap

3. Merupakan pengunjung yang melakukan tujuan khusus /rekreasi.

a. Pengunjung resoran dan bar

b. Pengguna Kolam renang dewasa maupun anak anak

c. Penggunaan Pijat dan refleksi

d. Penggunaan Fitness Centre

e. Pengguna Ballroom

f. Pengguna Pre-Function room

g. Pengguna Meeting room

h. Pengguna Drugstore

Universitas Sumatera Utara | 100

Universitas Sumatera Utara


101

4. Pengelola

Pengelola dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

a. Manager Utama

b. Asisten Manager

c. Sekretaris

d. Manager Keuangan

e. Manager Personalia

f. Manager Pemasaran

g. Manager reservation

h. Manager Engeneering

i. Food and Beverages Manager

j. House Keeping Manager

5. Pegawai/Karyawan

a) Pegawai Front Office

1. Resepsionis 3.Pelayan Lounge

2. Petugas reservasi 4. Bell Boy

b) Pegawai Tata Graha

1. Cleaning Service 3. Petugas Linen

2. Petugas Loundry 4. Petuga Penerimaan Barang

c) Pegawai Restoran

1. Kepala Koki

2. Koki Restoran

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


102

3. Pramusaji

4. Kasir Restoran

5. Barista

6. Cleaning Service

d) Pegawai Fasilitas umum

1. Pegawai ballroom 4. Pegawai Biro Perjalanan

2. Pegawai Drugstore 5. Operator PABX

3. Pegawai Money Chager

e) Pegawai Fasilitas Rekreasi

1. Operator kolam renang

2. Operator fitness centre

3. Terapis pijat dan refleksi

4. Petugas reservasi pijat dan refleksi

5. Petugas pengawas fasilitas rekreasi

f) Pegawai Utilitas

1. Operator kolam renang

2. Petugas Mekanikal Elektrikal

3. Petugas Genset

g) Pegawai Keamanan

1. Satpam

2. Petugas Parkir

3. Petugas CCTV

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


103

5.1.2 Analisis Alur Kegiatan

Berikut adalah alur kegiatan para pengguna Hotel:

A. Pengunjung yang menginap

Masuk Registrasi/ Menginap, Istirahat, Check Out


Makan
Check in
Datang Menikmati fasilitas
hotel: Pulang

Parkir Berenang, Fitness,


Spa

Mengunjungi objek
wisata yang ada

Gambar 5. 1 Alur Kegiatan Pengunjung Menginap

Sumber: Olahan Pribadi

B. Pengunjung yang tidak menginap

Registrasi/Administrasi Menikmati fasilitas hotel: Check Out

Cafetaria,

Masuk Convention Center


Pulang
Kolam renang

Parkir
Mengunjungi objek
wisata yang ada

Gambar 5. 2 Alur Kegiatan Pengunjung Tidak Menginap

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


104

C. Pengelola

Parkir Masuk Check in Kantor : istirahat

Kegiatan
Administrasi

Kegiatan Check Out


Informasi

Pulang

Gambar 5. 3 Alur Kegiatan Pengelola

Sumber: Olahan Pribadi

D. Karyawan

Check in Loker Kegiatan Loker


Administrasi

Kegiatan Servis
Masuk Check Out
Istrirahat

Makan
Parkir
Pulang

Gambar 5. 4 Alur Kegiatan Karyawan

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


105

5.1.3 Analisis kebutuhan ruang

Dalam melakukan aktivitasnya, pengguna hotel membutuhkan ruang-

ruang yang dapat di klasifikasikan menurut aktivitasnya:

Tabel 5. 1 Analisis Kebutuhan Ruang

Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang

Pengunjun Memarkirkan Area Parkir Publik

g hotel Masuk kedalam hotel Entrance Publik

yang Check in /Check Out Resepsionis Publik

menginap Menunggu Lounge Publik

Makan dan minum Restoran dan café Bar Publik

Istirahat Kamar Hotel Privat

Fitness Fitness centre Semi Publik

Berenang Swimming Pool Publik

Jogging Jogging track Publik

Mandi dan Sanitasi Kamar Mandi Servis

Tidur Kamar Hotel Servis

Pengunjun Memarkirkan Kendaraan Area Parkir Publik

g hotel Masuk kedalam hotel Entrance Publik

yang tidak Check in/Check Out Resepsionis Publik

menginap Menunggu Lounge Publik

Makan minum Café Shop Semi Publik

Toilet Lavatory Servis

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


106

Rapat /Seminar Convention Centre Semi Publik

Jogging Jogging Track Publik

Taman bermain Taman bermain Publik

Pengelola Memarkirkan Kendaraan Area Parkir Publik

Masuk kedalam hotel Entrance Publik

Check in/Check Out Resepsionis Publik

Bekerja: Front Office Servis

• Admistrasi pengunjung Accounting Office Privat

• Pemeliharaan, Purchasing office Privat

perawatan Bangunan

• Makan dan Minum

Tabel 5.1 Lanjutan

Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang

Meeting room Privat

Lavatory Servis

Pantry Servis

Engineering Manager Privat

Houskeeping Manager Privat

Sales Manager Privat

Food and Beverages Privat

Office

Manager Privat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


107

General Manager Privat

Pelayanan Melayani kegiatan hotel R. Karyawan: Semi Publik

1. House a. Ruang Makan

keeping b. Ruang Training Semi Publik

c Ruang Istirahat Semi Publik

d. R.Seragam dan Loker Semi Publik

e. Pantry Servis

f. Lavatory Servis

2. Room Membersihkan kamar dan Housekeeping Servis

Service mencuci sprei Loundry and Dry

Menyimpan perabotan Cleaning

Melayani ke perluan tamu Linen Room

3. Juru Memasak Dapur umum Servis

masak Meyiapkan makanan dan Pantry

minuman Gudang Perlengkapan

Menyiapkan bahan makanan dan

minuman

Tabel 5.1 Lanjutan

Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Sifat

Ruang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


108

Pelayan dapur • Menyalurkan Listrik Ruang Teknisi Servis

• Pengontrolan air bersih air kotor, R. Gense

dan pemompaan R. PABX

• Mengontrol sistem pendingin R. AHU

ruangan R. Chiller

• Mengecek sistem kebakaran R. Pompa

• Meyimpan peraltan R. Sampah

Mengotrol sistem distribusi sampah R. Panel

R. Pengolah air

bersih

R. Pengolah air kotor

Engineering • Menjaga keamanan dan R.Security Servis

keselamatan para pengunjung

dan semua inventaris hotel

Security

Sumber: Olahan Pribadi

5.1.4 Analisis Program ruang

Standarisasi ruang merupakan kebutuhan minimum luas ruang agar dapat

menjalankan fungsinya. Dalam membuat standar ruang ada beberapa landasan teori

yaitu:

a) Surat keputusan Dinas Pariwisata No.14/II/1988 tentang pelaksanaan ketenturan

usaha dan pengelolaan hotel (P)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


109

b) Time Saver Standards for building type (TS)

c) Data Arsitek, Ernes Neufert (DA)

Hotel Planning and Design (HPD)

Tabel 5. 2 Analisis Program Ruang

1. KAMAR TAMU
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
Standard Room
16 2 24 P 384
single bed
Standard Room
20 2 28 P 560
double bed

21 Deluxe Room 2 32 P 672


Kamar Tamu
2 Suite Room 2 48 P 96
2 Family Suite 4 72 AS 144
0.7x jlh
Service Area 39.2
kamar
20 % x jlh
Koridor A 11.2
kamar
AS
10 Gudang ex.bed 28 280
S
Jumlah 2186
655.
Sirulasi 30 %
9
Total 2842
2. FRONT OFFICE
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
NA
1 Lobby utama 150 1.5 m2/orang 225
D
0.9 m2 x jlh HP
3 Lounge 1 54.9
kamar D
Lobby
Bell Boy NA
1 4 1.5 m2/orang 6
Station D
0.9 m2 x jlh HP 109.
2 Retail shop 2
kamar D 8

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


110

AS
1 Drug Store 1 30m2 30
S
AS
1 Toko Souvenir 1 20 m2 20
S
AS
1 Mushola 1 30m2 30
S
1bilik 2m2,1
wastafel1m2,
2 Lavatory 2 TS 53.6
1 urinoir 1,1
m2
AS
5 ATM Centre 5 2m2/unit, 12
S
Ruang AS
1 1 20m2/units 20
penukaran uang S
561.
Jumlah
3
168.
Sirkulasi 30%
4
729.
Total
7
3. LOBBY PERLANTAI
Lobby Per 0.5 x jlh 213.
Lobby Per lantai 7 1 P
lantai kamar 5
213.
Jumlah
5
64.0
Sirkulasi 30%
5
277.
Total
6
4.RESTAURAN
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
NA
1 Area makan 150 1.5 m2/orang 225
D
1.5 m2 NA
1 Kasir 2 3
/orang D
50 % area NA 112.
RESTAURAN Dapur
makan D 5
1 Pantry 1 25m2/unit 25
AS
1 Ruang Chef 3 6x4 24
S
2 5 24

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


111

Gudang
0,2 m2 x jlh NA
makanan
kamar D
kering
Gudang 0,2 m2 x jlh NA
2 5 24
makanan basah kamar D
Ruang
0,25 m2 x jlh NA
1 pendingin 5 15
kamar D
makanan
Ruang
0,25 m2 x jlh NA
1 pendingin 5
kamar D
minuman
0,3 m2 x jlh
1 Gudang alat 1 TS 18
kamar
Gudang 0,3 m2 x jlh
1 1 TS 18
perlengkapan kamar
Gudang Bahan 0,25 m2 x jlh NA
1 1 15
Bakar kamar D
1bilik 2m2,1
wastafel1m2,
2 Lavatory 2 TS 47.6
1 urinoir 1,1
m2
551.
Jumlah
1
165.
Sirkulasi 30%
3
716.
Total
4
5.COFFESHOP AND CAFÉ
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
1.5 m2 x
2 Coffe shop 1 jumlah P 183
kamar
1.75 m2 x
NA
1 Bar and Coktail 1 jumlah 105
D
COFFESHOP AND kamar
BAR 20 %-30%
1 Lounge 1 TS 54.9
Bar
HP
1 R.Kontrol 1 15 m2 15
D
Ruang NA
1 4 5 m2 x org 20
Bartender D

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


112

Ruang AS
1 1 12m2 12
persiapan S
389.
Jumlah
9
Sirkulasi 30% 117
506.
Total
9
6. KONVENSI
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
1.5m2 x jlh HP
1 Ballroom 200 300
orang D
Pre function 1.3 m2 x HP
1 100 130
room orang D
HP
2 Operator Room 15 m2 30
Konvensi D
2 Lavatory 2 20m2 TS 40
AS
4 G.perlengkapan 15m2/unit 60
S
1.5m2 x jlh HP
1 Meeting room 50 75
orang D
Jumlah 635
190.
Sirkulasi 30%
5
825.
Total
5
7.KOLAM RENANG
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
Swimming NA
1 50 100-450m2 450
pool D
NA
1 Kids Pool 20 100-450m2 100
D
Loker dan NA
2 2 20m2/unit 40
ruang ganti D
NA
2 Ruang Bilas 5 2m2/org 20
D
AS
2 Toilet /WC 2 12m2/unit 24
S
Jumlah 634
190.
Sirkulasi 30%
2

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


113

824.
Total
2
8.SPA AND SAUNA
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
NA
2 Massage 15 8m2/org 240
D
NA
1 Registrasi 2 1.5m2/orang 3
D
Loker dan NA
2 2 20m2/unit 40
ruang ganti D
AS
2 Toilet /WC 2 12m2/unit 24
S
HP
2 Sauna 10 1.9 m2/orang 38
D
Jumlah 345
103.
Sirkulasi 30%
5
448.
Total
5
9.FITNESS CENTRE
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
NA
1 Fitness Centre 1 min.200m2 200
D
NA
1 Registrasi 2 1.5m2/orang 3
D
Loker dan NA
2 2 20m2/unit 40
ruang ganti D
AS
2 Toilet /WC 2 12m2/unit 32
S
Jumlah 275
Sirkulasi 30% 82.5
357.
Total
5
10. RUANG KEAMANAN
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
AS
3 Ruang Satpam 5 2 m2/org 30
S
AS
1 R.CCTV 5 15m2/unit 15
S
Jumlah 45

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


114

Sirkulasi 20% 9
Total 54
11. PENGELOLAAN
Ruang Pengelola
Manager Front NA
1 1 20m2 20
Office D
NA
1 Sekretaris 1 15m2 20
D
Food and
NA
1 Beverages 1 15m2 20
D
manager
Sales Manager 15m2 20
Reservation NA
1 1 15m2 20
Manager D
1 Accounting 4 5 m2 / orang P 20
NA
1 Ruang Arsip 1 20m2/unit 20
D
PABX NA
1 1 15m2 20
Manager D
Manager NA
1 1 15m2 am 20
keuangan D
House Keeping
15m2 20
Manager
Engineering NA
1 1 15m2 20
manager D
NA
1 R. Kontrol 2 15m2/unit 15
D
1 Ruang rapat 20 2m2/orang P 40
2 Lavatory 2 12m2/unit TS 24
1 Pantry 1 25m2/unit TS 25
Jumlah 324
Sirkulasi 20% 97.2
421.
Total
2
12.PEMELIHARAAN
Engineering 1 Ruang Genset 1 64 m2/unit TS 64
AS
1 Ruang PLN 40
S
NA
10 Ruang Panel 1 6mx4m 240
D

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


115

NA
1 Ruang PABX 1 14m2 14
D
NA
1 Ruang AHU 1 6mx4m 240
D
0,47 m2 x jlh HP
1 R.Chiller 1 30
kamar D
NA
1 Ruang Pompa 40 m2/unit 40
D
0,3 m2 x jlh
1 Gudang Alat 1 TS 20
kamar
Ruang
HP
1 Pengolahan 25m2/unit 25
D
Sampah
Ruang
AS
1 Pengolahan Air 1 40 m2 40
S
Kotor
Ruang
AS
1 Pengolahan Air 1 40m2 40
S
Bersih
Jumlah 793
158.
Sirkulasi 20%
6
951.
Total
6
13.TATA GRAHA
0.4x jlh
Ruang 1 R.Linen P 24.4
kamar
0.6x jlh
Tata Graha 1 R.Laundry P 36.6
kamar
0.3x jlh
1 R.Jemur P 18.3
kamar
0,7 m2 x jlh
1 Housekeeping 1 P 42.7
kamar
R.cleaning NA
1 12 1,8m2/orang 21.6
servis D
2 Lavatory 2 12m2/unit TS 24
167.
Jumlah
6
50.2
Sirkulasi 30%
8
217.
Total
9
14. PENERIMAAN

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


116

AS
Penerimaaan 1 Loading Dock 10 7x10 70
S
AS
dan gudang 2 Gudang 2 6x12 144
S
Kantor AS
1 5 4x5 20
Penerima S
Jumlah 234
Sirkulasi 30% 70.2
304.
Total
2
15.KARYAWAN
0,9 m2 x
HP
Karyawan 1 Ruang Makan 200 50% x jlh 90
D
karyawan
0,6 m2 x
1 Ruang istirahat 200 P 120
karyawan
NA
1 Ruang Training 80m2/unit 80
D
NA
2 Loker 200 1.5m2 /orang 225
D
NA
1 Pantry 25m2/unit 25
D
AS
1 Mushola 30 m2 30
S
1bilik 2m2,1
wastafel1m2,
2 Lavatory 2 TS 70
1 urinoir 1,1
m2
Jumlah 640
Sirkulasi 30% 192
Total 832
Sumber: Olahan Pribadi

Tabel 5. 3 Total Keseluruhan Program Ruang

JUMLAH TOTAL KESELURUHAN PROGRAM RUANG

NO Nama Ruang Luas


1 KAMAR TAMU 2842.32
2 FRONT OFFICE 729.69
3 LOBBY PERLANTAI 277.55
4 RESTORAN 716.43

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


117

5 COFFESHOP AND BAR 506.87


6 KONVENSI 825.5
7 KOLAM RENANG 824.2
8 SPA DAN SAUNA 448.5
9 FITNESS CENTRE 357.5
10 RUANG KEAMANAN 54
11 PENGELOLAAN 421.2
12 PEMELIHARAAN 951.6
13 TATA GRAHA 217.88
14 PENERIMAAN 304.2
15 KARYAWAN 832
TOTAL 10309.44
Sumber: Olahan Pribadi

5.1.3.1 Analisa Kapasitas Pengunjung

A. Perhitungan jumlah Kamar dari Data Wisatawan

Berikut adalah data wisatawan yang datang ke kabupaten Toba Samosir dalam

kurun waktu 2017-2019

Tabel 5. 4 Tabel data wisatawan Ke kabupaten Toba Samosir tahun 2019


Wisatawan / tourist

No Tahun Asing Nusantara / Jumlah

(foreign) Domestik /Total

Jumlah/Total 2019 1.611 801.006 802.677

2018 1.242 644.261 645.503

2017 12.121 729.445 741.566

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Samosir

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


118

Untuk mengetahui berapa jumlah kamar yang harus di sediakan pada rancangan

ini juga mengacu kepada banyaknya hotel dan jumlah kamar hotel yang ada di

Kabupaten Toba Samosir

Jumlah rata-rata pengunjung Kabupaten Toba Samosir mengalami peningkatan

setiap tahunnya oleh karena itu akomodasi hunian juga haruslah meningkat agar dapat

mengimbangi occupancy wisatawan tersebut, Pada perancangan hotel resort ini di

lakukan pendekatan perencanaan untuk 5 tahun kedepan. Oleh karena itu harus lah di

prediksi jumlah wisatawan pada tahun 2025 dengan menggunakan rumus :

PX = PO + b(X)

Dengan:

PX = Jumlah pengunjung pada tahun yang di inginkan (tahun 2025)

Po = Data Awal Tahun Perhitungan (2017)

P1 = Data Akhit Tahun Perhitungan (2019)

b = Pertumbuhan rata-rata tiap tahun

x = Jangka tahun proyeksi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


119

1.Pertumbuhan rata -rata tiap tahun

𝑃1 − 𝑝0
b =
𝑥

𝟖𝟎𝟐. 𝟔𝟕𝟕 − 𝟕𝟒𝟏. 𝟓𝟔𝟔


b =
3

b = 20.370 wisatawan/tahun

2.Jumlah wisatawan pada 5 tahun kedepan (2025)

PX = P1 + b(x)

P5 = 802.677 + 20.370(5)

P5 = 802.677 + 101.850

P5 = 904.527 wisatawan pada tahun 2025

Jadi, jumlah wisatawan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2025 di

perkirakan sebesar 904.527 wisatawan.

Berdasarkan hasil analisa data dari BPS Kabupaten Samosir, dari total

wisatawan yang datang ke Kabupaten Toba Samosir terdapat rata-rata sekitar 19.09 %

wisatawan datang ke Kota Balige dengan rata-rata lama menginap 3.71 hari. Maka

dapat di peroleh perkiraan banyaknya wisatawan yang menginap pada tahun 2025 di

Kota Balige dengan cara:

19.09 % x 904.527 wisatawan = 171.860.13 = 171.861 wisatawan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


120

Maka dari jumlah tersebut maka didapatkan jumlah kamar yang diperlukan antara lain:

𝐏 𝐱𝐋
Jumlah Kamar =
60% 𝑥 1.75𝑥 365

Keterangan:

P = Proyeksi jumlah wisatawan yang menginap tahun ke -n

L = Lama menginap (3.7 berdasarkan rata -rata lama menginap

berdasarkan data BPS Kabupaten Samosir)

60% = Room Occupancyrates

1.75 = Indeks Jumlah orang perkamar

365 = Jumlah hari pelayanan

171.861 4𝐱3.7
Jumlah Kamar =
60% 𝑥 1.75𝑥 365

Jumlah Kamar = 635.883 /383.25

Jumlah Kamar = 1659.18= 1660 Kamar

Dikutip dari Kabupaten Toba Samosir dalam Angka 2019 jumlah kamar yang

tersedia di Kabupaten Toba Samosir ada 639 kamar dengan Kecamatan Balige memilki

395 Kamar, Kecamatan Lagu Boti 86 Kamar, Kecamatan Porsea 13 dan Kecamatan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


121

Ajibata 145. Dan pada tanggal 29 tahun 2020 telah dilakukan Launching Hotel

berbintang Pertama di Kota Balige dengan jumlah Kamar 152 Kamar. Sehingga, total

kamar yang terdapat di Kecamatan Balige adalah 547 Kamar pada tahun 2020.

Maka untuk mendapatkan berapa kamar yang harus disediakan pada masterplan

Pengembangan Wisata Terpadu Lumban Pea tersebut dapat diketahui melalui

perbandigan banyak nya yang dibutuhkan terhadap banyaknya kamar yang tersedia.

Jlh. Kmr di Kab. TobaSamosir


Jlh. Kmr di Kota Balige

Jlh. Kamar di Kab. Toba Samosir tahun 2025


=
Jlh. Kamar di Kota Balige tahun 2025

791 1.660
=
547 x

x = 1148 Kamar yang di butuhkan di

Kecamatan Balige hingga tahun

2025

Di kota Balige telah tersedia 547 Kamar hingga tahun 2020, maka kekurangan

kamar yang di butuhkan dalam kurun waktu 5 tahun yaitu pada tahun 2025 di prediksi

sekitar 1148–547=601 Kamar. Bila diasumsikan Pembangunan hotel berbintang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


122

dilakukan pertahun dalam jangka waktu 5 tahun tersebut maka jumlah kamar yang

harus di sediakan pertahun itu adalah 601/5 = 120.1 = 121 Kamar.

Pada masterplan tersebut terdapat dua lokasi pengembangan hotel. Maka

kebutuhan kamar yang berjumlah 121 kamar tersebut diasumsikan dibagi dua terhadap

tiap-tiap pengembangan hotel pada masterplan tersebut. Oleh karena itu setiap

pengembangan hotel haruslah menyediakan paling sedikit 121/2 Kamar = 61 Kamar.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/11/1988 mengenai persyaratan

bintang menurut jumlah kamar maka hotel yang akan dirancang adalah hotel bintang 4

dengan jumlah kamar 61 kamar. Pada keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/11/1998

tersebut juga diatur mengenai jumlah kamar suite, double bedroom dan single bedroom

pada hotel bintang 4, maka berdasarkan hal tersebut didapatkan jumlah kamar suite

yang akan di rancang yaitu 4 kamar, Kamar Double Bedroom sebanyak 51 kamar dan

Single Bedroom sebanyak 6 kamar.

Tabel 5. 5 Perhitungan Jumlah Kamar yang Dirancang

Jumlah Kapasitas
No Tipe Kamar Kapasitas Ukuran
Unit Total

1 Standar 2 24-28 m2 36 72

2 Delux 2 32 m2 21 42

3 Suite 4 48-72 m2 4 16

Total 120 orang

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


123

Kebutuhan pegawai menurut Keputusan Jenderal Pariwisata No.14/11/1988

ratio perbandingan jumlah tenaga kerja dengan jumlah kamar adalah 1:1.6

Jumlah kamar hotel = 61 kamar

Maka jumlah karyawan = 61 x 1.6

= 97.6 = 98 karyawan

5.2 Analisis Perancangan Ruang Luar

5.2.1 Analisis Kebutuhan Parkir

Dari total jumlah kamar yang dirancang di dapatkan jumlah orang yang

menghuni hotel adalah sebanyak 120 orang, dengan jumlah karyawan untuk hotel

sebanyak 98 orang. Maka di dapatkan parkir untuk penghuni hotel dengan

mengasumsikan 80 % menggunkan mobil dan 10% menggunakan sepeda motor maka

80 % dari 120= 96 orang, diasumsikan 1 mobil minimal ada 2 orang maka kebutuhan

parkir untuk mobil = 48 mobil. lalu untuk sepeda motor 10 % dari 120 = 12 orang di

asumsikan 1 sepeda motor ada 2 orang maka total parkir untuk sepeda motor ada 6

parkir. untuk tamu tidak menginap maksimum ada 200 orang yaitu yang merupakan

kapasistas ballroom. diasumsikan 70 % menggunakan mobil dan 30 % menggunakan

motor diasumsikan kapasitas terbanyak dalam 1 mobil ada 2 orang maka 70 %x 200 =

140, 140 :4 = 35 mobil, dan untuk sepeda motor 30 % x200 orang= 60 orang

diasumsikan 1 motor ada dua orangmaka 60: 2 =30 motor, untuk pengelola ada 9 orang

diasumsikan setiap orang menggunakan mobil maka di butuhkan 9 parkir untuk

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


124

karyawan keseluruhan diasumsikan 150 orang karyawan dengan 80 % menggunakan

sepeda motor 80% x 150= 120 :2=60 parkir motor.

5.2.2 Analisis Kontur

Kawasan perancangan adalah kawasan yang memiliki kontur yang landai. Pada

rencana pengembangan kawaasan wisata terpadu dilakukan pengurugan tanah untuk

mendapatkan lahan yang cenderung datar. Ketinggian lahan berada pada +950 mdpl

Gambar 5. 5 Analisis Kontur

Sumber: Olahan Pribadi

5.2.2 Analisis Sirkulasi dan Pencapaian Kawasan

Lokasi perancangan memiliki dua akses masuk yaitu jalan Parbagasan dan

satunya lagi jalan setapak. Lokasi perancangandapat di capai melalui jalan arteri primer

yang menghubungakan kota Balige dengan wilayah lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


125

Gambar 5. 6 Pencapaian Site

Sumber: Olahan Pribadi

Pencapaian 1 menuju site:

(a)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


126

(b)

Gambar 5. 7 (a) Pencapaian 1 Menuju Site, (b) Ukuran Jalan

Sumber: Olahan Pribadi

Tabel 5. 6 Analisis Potensi, Masalah dan Rekomendasi Alternatif 1

Potensi Masalah Rekomendasi

- Tidak adanya kemacetan - Pencapaian menuju - Mengelola jalan

pada jalan menuju lokasi site perancangan sulit menuju site dengan

karena merupakan jalan dikarenakan akses pengembangan

lintas tengah sumatera menuju site masih perbesaran jalan

yang memiliki ukuran yang berupa jalan setapak sebagai akses

cukup besar. utama

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


127

- Melewati perkampungan - Ukuran Jalan yang

yang masih terdapat rumah masih kurang

adat. Sehingga dapat memadai

menikmati view - Sirkulasi satu arah

kebudayaan sembari unutk kendaraan

melewati jalan ini. - Tidak terdapat jalur

- jarak site dari jalan arteri pedestrian

Balige sekitar 1.1 Km

- Jalan dengan penutup aspal

- Ukuran jalan 4m

Sumber: Olahan Pribadi

Pencapaian 2 menuju site:

(a)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


128

(b)

Gambar 5. 8 (a) Pencapaian 2 Menuju Site, (b) Ukuran Jalan

Sumber: Olahan Pribadi

Tabel 5. 7 Analisis Potensi, Masalah dan Rekomendasi alternatif 2

Potensi Masalah Rekomendasi

- Tidak adanya kemacetan pada - Pencapaian menuju site - Mengelola jalan

jalan menuju lokasi karena perancangan sulit menuju site dengan

merupakan jalan lintas tengah dikarenakan akses menuju pengembangan

sumatera yang memiliki site masih berupa jalan perbesaran dengan

ukuran yang cukup besar. setapak material penutup

aspal.

- Jarak dari jalan arteri Balige - Ukuran Jalan masuk yang

sekitar 1.5 km masih kurang memadai

- Jalan melewati lahan - Jalan dengan penutup tanah

perkebunan warga. dan batu

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


129

- Ukuran jalan 4 m - sirkulasi satu arah untuk

kendaraan

- Tidak terdapat jalur

pedestrian

Sumber: Olahan Pribadi

Dari analisa diatas maka akses pencapaian untuk menuju site yang paling

efektif adalah pencapaian alternatif 1, dengan pertimbangan jarak yang lebih dekat

dengan penutup jalan berupa aspal.

5.2.3 Analisis sirkulasi di dalam site

Dalam perencanaan Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea, sistem sirkulasi

didalam site di arahkan menjadi dua yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan

kaki.

Gambar 5. 9 Sirkulasi Pada Kawasan

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


130

Gambar 5. 10 Pencapaian ke dalam Site

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir

Tabel 5. 8 Analisis Potensi, Masalah dan Rekomendasi Sirkulasi

Sumber: Olahan Pribadi


Potensi Masalah Rekomendasi

Pencapaian maksimal berada pada arah - Pintu masuk dimaksimalkan

selatan mengarah ke jalan utama. pada pencapaian utama

5.2.4 Analisis View

A. Analisa view dari tapak

Analisa viewdari tapak adalah penampakan view dari lokasi perancangan ke

luar site, analisa ini untuk mengidentifikasi view positif dan negatif.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


131

Gambar 5. 11 View Keluar Tapak

Sumber: Olahan Pribadi

Keterangan gambar:

1. View A : View sangat bagus karena mendapat pandangan secara langsung

ke arah Danau Toba .

2. View B : View sangat bagus , view ke arah danau toba

3. View C : View kurang bagus mengarah ke lahan kosong

4. View D : View bagus ke arah lahan pertanian , membentang pertanian

dengan warna hijau , sehingga memberi pengelihatan yang fresh

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


132

B. Analisa view menuju tapak

Analisa menuju tapak adalah penampakan dari luar ke lokasi

perancangan yang dimana menjadi potensi bagi perancanga untuk menarik

perhatian masyarakat.

(+) Berpotensi untuk


memaksimalkan bukaan
untuk mendapatkan view
maksimal dari arah danau
maupun kea- rah danau

(+) berpotensi
sebagai area yang
memaksimalkan
bukaaan dan
peletakan vegetasi

(+) berpotensi
sebagai area yang
menampilkan massa
bangunan ataupun
entrance masuk yang
menarik

Gambar 5. 12 View ke Dalam Site

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


133

Tabel 5. 9 Analisis View Menuju Tapak

Potensi Masalah Rekomendasi

Tapak di kelilingi oleh - Mengoptimalakn bukaan

potensi dan keindahan alam kea rah danau toba sebagai

, sehingga terdapat banyak view utama dari setiap

pilihan bukaan dan view bangunan.

5.3 Analisis Tata Ruang Dalam

Analisa Kebisingan menjadi poin penting dalam menntukan zonasi ruang dalam

yang dimana mempengaruhi kenyamanan pengguna yang ada di dalam bangunan.

Semakin kebisingan nya rendah maka tingat kenyamanan hotel juga semakin tinggi.

Tabel 5. 10 Analisa Kebisingan

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


134

Tabel 5. 11 Analisis Kebisingan

Potensi Masalah Rekomendasi

Suara gemericik air danau Kebisingan tertinggi terdapat Peletakan vegetasi

menjadi poin penting dalam pada jalur masuk yang sebagai buffer

meletakkan kamar- kamar dimana terdapat banyak kebisingan.

hotel yang dimana akan aktivitas manusia maupun

memberi suasana yang kendaraan

tenang.

5.3.1 Hubungan Ruang

Tabel 5. 12 Tabel Fungsi Ruang

Fungsi Ruang Nama Ruang

Parkir

Entrance

Lobby

Lounge

Publik Resepsionis

Reservation

Retail Shop

Mushola

Lavatory

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


135

ATM Centrre

Ruang penukaran Uang

Restoran

Bar

Coffe Shop

Ballroom

prefuntion room

Meeting Room

Semi Publik Swimming pool

Fitness Centre

Sauna

Sap

Administrasi Office

Manager Front Office

Sekretaris

Food and Beverages manager

Sales Manager

Privat Pengelola Reservation Manager

Accounting

Ruang Arsip

PABX Manager

Manager keuangan

House Keeping Manager

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


136

Engineering manager

Ruang Kontrol

Ruang rapat

Lavatory

Pantry

Tabel 5.15 Lanjutan

Fungsi Ruang Nama Ruang

Kamar Standar

Kamar Deluxe
Privat Hotel
Kamar Suite

Main Kitchen

Pantry

Gudang Makanan dan Minuman

Gudan Perlengkapan

Servis karyawan Gudang Alat

Gudang Bahan Bakar

Lavatory

Housekeeping

Loundry and Dry

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


137

Linen

Receiveing Area

Loading dock

Ruang Cleaning Servis

Pos Security

Loker

Ruang istirahat

Ruang Ganti
Privat Karyawan
Ruang Makan

Ruang Training

Pantry

Ruang Genset

Ruang PLN

Ruang Panel

Ruang PABX

Ruang AHU

Servis Teknisi R.Chiller

Ruang Pompa

Gudang Alat

Ruang Pengolahan Sampah

Ruang Pengolahan Air Kotor

Ruang Pengolahan Air Bersih

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


138

5.4 Analisis Massa dan Perwajahan

a. Gubahan Massa

Bangunan yang akan di rancang adalah single building dengan menciptakan

entrance sebagai landmark dengan pendekatan arsitektur regional Batak Toba.

Dengan memanfaatkan unsur-unsur bentuk arsitektural Batak Toba. Bentuk

bangunan dirancang dengan melakukan pendekatan terhadap kondisi tanah tapak

perancangan.

Gambar 5. 13 Analisa Matahari

Sumber: Olahan Pribadi

Tabel 5. 13 Analisa Matahari

Potensi Masalah Rekomendasi

Gubahan massa berbentuk persegi Bentuk yang monoton Menciptakan variasi

Panjang untuk memaksimalkan pengalaman ruang dan

bangunan terhadap lahan. penambahan bentuk

dinamis untuk membri

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


139

kesan yang menarik

dan bervariasi.

Mendapatkan view sunset lake Potensi sinar yang berlebebih Meletakakan vegetasi

secara langsung dapat menyebabkan suhu dan secondary skin

thermal naik pada bangunan pada area yang

menerima cahayasore

berlebih.

Mendapatkan sinar matahari pagi

dengan maksimal

Sumber: Olahan Pribadi

b. Orientasi

Orientasi bangunan di dasarkan pada potensi view yang maksimal untuk

bisa dinikmati para pengunjung. Penerapan tema regionaisme pada orientasi

dengan mengadopsi Pola perkampungan Batak Toba.

c. Perwajahan

Perwajahan pada bangunan mengadopsi unsur unsur regionalitas dari

rumah adat batak yang sarat dengan ornament. Penerapan ornamen adalah salah

satu cara beradaptasi dengan keadaan sekitar dan tetap menonjolkan citra

kawasan darah tersebut.

d. Penghawaan

Penghawaan alami dapat dimaksimalkan dengan sirkulasi udara dari arah danau

yang akan di teruskan ke dalam ruangan, sehingga di butuhkan banyak bukaaan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


140

Gambar 5. 14 Analisa Sirkulasi Udara

Sumber: Olahan Pribadi

2.3 Analisis Struktur

Sistem struktur pada bangunan merupakan cara yang digunakan agar dapat

menyokong bangunan sehingga bangunan dapat berdiri kokoh. Pada prinsipnya sistem

struktur dan konstruksi menyalurkan beban ke setiap elemen struktur agar mampu

menampung kegiatan yang ada diatas nya. Prinsip sistem struktur:

• Kekuatan struktur harus seimbang dengan beban yang bekerja.

• Sistem struktur yang diterapkan harus sesuai dengan beban yangbekerja pada

bangunan.

• Penerapan sistem struktur tidak boleh menghilangkan estetika pada

bangunan

Dalam susunannya terdapat 3 sub struktur dalam bangunan:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


141

a. Struktur Lantai

Struktur Lantai merupakan permukaan horizontal yang mampu

mendukung beban hidup (manusia, perabot, peralatan bergerak) dan beban

mati (berat struktur lantai itu sendiri) yang ada di bangunan tersebut. Ada

beberapa jenis sistem struktur lantai pada bangunan tinggi antara lain:

- Pelat Datar (Flat Plate)-pelat beton bertulang dengan tebal merata yang

mentransfer beban secara langsung ke kolom tanpa bantuan balok.

Gambar 5. 15 Pelat Datar

- Sistem Flat Slab-pelat lantai beton bertulang yang langsung ditumpu

oleh kolom tanpa adanya balok. Untuk memperkuat kekuatan pelat

terhadap gaya. geser di sekitar kolom penumpu diberi penambahan

Gambar 5. 16 Flat Slab

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


142

- Sistem Lantai Grid (waffe system)-sistem ini mempunyai balok-balok

kecil yang saling bersilangan dengan jarak yang relative rapat dan

ketebalan plat di atasnya cenderung tipis

Gambar 5. 17 Sistem Lantai Grid

- Sistem Pelat dan Balok – sistem pelat lantai ini terdiri dari lantai yang

menerus ditumpu oleh balok balok monolit. Sistem ini banyak di pakai

untuk menunjang bentuk lantai yang tidak beraturan

Gambar 5. 18 Sistem Pelat dan Balo

b. Dilatasi

Sebuah pemisahan sistem struktur pada bangunan dikarenakan sesuatu hal

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


143

memiliki sistem struktur yang berbeda atau bangunan mempunyai panjang

melebihi standar bangunan. Yang berguna untuk menghindari kerusakan atau

keretakan pada bangunan. Dilatasi bangunan biasanya diterapkan pada:

- Bangunan yang memilitik tinggi berbeda

- Bangunan yang memiliki panjang lebih dari 30m

- Bangunan yang berdiri di atas tanah yang kurang rata

- Bangunan yang ada di daerah rawan gempa

i. Dilatasi kolom

Gambar 5. 19 Dilatasi kolom

ii. Dilatasi kantilever

Gambar 5. 20 Dilatasi kantilever

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


144

c. Struktur Atap

1) Struktur atap kayu

Konstruksi atap kayu dipilih karena cukup mudah untuk mendapatkan

kayu yang berkualitas baik di sekitar tapak. Material kayu juga merupakan

material alami yang berkelanjutan sehingga dapat didaur ulang dan

diperbarui dengan mudah sehingga dapat meminimalisir dampaknya pada

alam.

2) Struktur atap baja

Struktur baja adalah struktur logam yang terbuat dari komponen baja

struktural yang saling terhubung untuk mengangkut beban dan memberikan

kekakuan penuh. Karena tingkat kekuatan baja yang tinggi, struktur ini dapat

diandalkan dan membutuhkan lebih sedikit bahan baku dibandingkan jenis

struktur lain seperti struktur beton dan struktur kayu.

Gambar 5. 21 Contoh Bangunan dengan Struktur Baja

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


145

Struktur baja meliputi sub-struktur atau bagian dalam sebuah

bangunan yang terbuat dari baja struktural. Baja struktural adalah bahan

konstruksi baja yang dibuat dengan bentuk dan komposisi kimia tertentu

sesuai dengan spesifikasi pada proyek tersebut.

Bahan utama dari baja struktural adalah besi dan karbon. Mangan,

logam campuran, dan beberapa zat kimia tertentu juga ditambahkan pada

besi dan karbon untuk menambah kekuatan dan ketahanan.

5.5 Analisis Utilitas

Pemilihan sistem utilitas berdasarkan pada fungsi dan kebutuhan bangunan

apartemen dan shopping mall

a. Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih dapat diperoleh dari PDAM atau sumur dalam (deep well) dengan

kedalaman lebih dari 100 meter. Skema jaringan air bersih pada bangunan tinggi

terdapat 2 sistem pendistribusian, yaitu:

• Down feed system

Pada sistem ini air bersih dari PDAM atau deep well masuk ke dalam

ground reservoir, kemudian air bersih tersebut dinaikkan dengan pompa ke roof

tank, selanjutnya dialirkan secara gravitasi atau dengan pompa ke tiap lantai

bangunan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


146

Gambar 5. 22 Skema Down Feed Distribution System

Tabel 5. 14 Kekurangan dan Kelebihan Down Feed System

Kelebihan Kekurangan

- Sistem ini dapat menjamin - Membutuhkan ruang untuk tangka

ketersediaan air bersih walaupun penyimpanan air pada tiap atap

aliran listrik padam bangunan

- Kebutuhan air tiap - Penambahan beban pada atap

lantai relatif sama karena bangunan.

tidak tergantung ketinggian - Up feed system – pada sistem ini air

bangunan. bersih yang berasal dari PDAM atau

- Air bersih selalu tersedia setiap saat. deep well ditampung di ground

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


147

- Tidak memerlukan pompa otomatis, reservoir kemudian didistribusikan

kecuali untuk system pencegahan ke tiap-tiap lantai bangunan melalui

bahaya kebakaran (hydran dan pompa.

sprinkler)

• Upper feed system

Pada sistem ini pipa disribusi langsung dari tangki bawah (ground tank)

dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air

bersih pda bangunan dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan

pompa. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa

cabang dari pipa utama tersebut. sistem ini diterapkan pada perumahan dan

gedung-gedung kecil yang rendah. Pembuatan relative murah tetapi pompa

cepat rusak.

Gambar 5. 23 Skema Up Feed Distribution System

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


148

Tabel 5. 15 Kelebihan dan Kekurangan Skema Upper Feed System

Kelebihan Kekurangan

- Untuk bangunan bertingkat rendah - Pompa bekerja terus menerus

sistem ini sangat efektif - Pendistribusian air bersih tidak

- pembuatan relative murah berjalan apabila listrik padam

- Dibutuhkan lebih banyak pompa

tekan yang bekerja secara otomatis

- Ketinggian terbatas karena

kekuatan pipa terbatas

untuk mengantisipasi tekanan air

didalamnya (hydran dan sprinkler)

Dari analisa diatas maka, sistem dengan Down Feed system lebih efektif dan

perawatan nya lebih cenderung mudah. Air tersedia setiap saat sehingga tidak

memerlukan pompa.

b. Pengolahan dan Pembuangan Limbah Cair “Sewarage System”

- Satu Pipa

Pada sistem ini, limbah dari WC/ closet, air mandi, cuci, dan air lemak dapur

disalurkan dalam satu pipa, disalurkan ke unit penghancur WWTP (Waste

Water Treatment Plant) selanjutnya disalurkan ke peresapan limbah atau

saluran kota

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


149

- System Dua Pipa

Pada sistem ini, limbah dari WC/closet dipisahkan dari limbah kamar mandi,

cuci, dan dapur. Selanjutnya limbah WC disalurkan ke septictank dan

bersama-sama limbah air mandi, cuci, dan dapur dibuang ke peresapan air

kotor atau saluran limbah kota.

Dalam mengoptimalkan pembuangan limbah pada bangunan sistem dua pipa

cukup efektif untuk di terapkan pada bangunan hotel resort. Untuk bangunan gedung

bertingkat seperti apartemen maupun hotel sering juga dilengkapi dengan pembuatan

utilitas berupa Waste Shaft.

Gambar 5. 24 Sewerage System

- Trash Chute yaitu instalasi berupa pembuangan sampah dengan sistem

cerobong/pipa vertikal yang dibuang secara gravitasi di setiap lantai

bangunan bertingkat berupa sampah yang tidak mudah terurai seperti

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


150

sampah konsumsi sehari-hari berupa plastik, sisah makanan, kertas dsb dan

ditampung di lantai dasar bangunan berupa bak penampungan dan kemudian

didistribusikan ke truk-truk pembuangan sampah.

Gambar 5. 25 Trash Chute

c. Fire Protection

1. Tindakan Dalam Perencanaan “Fire Protection”Pemilihan bahan

struktur dan pengisi yang non combustible (tahan api). Pengertian

“tahan api” adalah bahan yang tahan tidak terbakar selama 3 jam,

sehingga selama itu dapat diakukan upaya penyelamatan

2. Mengurangi sedikit mungkin bahan yang mudah terbakar, terutama

pada bagian yang sensitive dan berhubungan dengan suhu tinggi, mis

dapur, ruang mesin, genset, dsb.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


151

3. Upaya sistem instalasi listrik yang memenuhi syarat, penempatan

pemutusan arus/ sekering pada daerah sensitive, pemakaian bahan

bahan dan perlengkapan listrik yang memenuhi standart (SPLN, PUIL,

dll)

4. Perlindungan terhadap petir dengan perencanaan instalasi dan

perlengkapan penangkal petir (lightning protection) yang memenuhi

syarat

5. Perlunya sarana deteksi dini dengan menggunakan alarm tanda bahaya

(alarm system).

Gambar 5. 26 Instalasi Penangkal Petir

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


152

Prinsip kerja alarm system sbb:

Gambar 5. 27 Cara Kerja Alarm Kebakaran

6. Perlunya perlengkapan “Automatic Sprinkler System” (ASS). Sistem

ini merupakan sarana deteksi sekaligus upaya pengatasan terhadap

kebakaran

Gambar 5. 28 Bagan Potongan dan Denah Sprinkler

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


153

7. Perlengkapan Fire Hydrant untuk Sarana Pemadam Kebakaran Secara

Umum. Radius operasi hydrant adalah 50m, dengan demikian jarak

maksimum masing masing hydrant adalah 100 m. radius operasional

diperhitungkan dari panjang selang air dan jauhnya pancaran air hydrant

Terdapat dua jenis Fire Hydrant:

• Hydrant Box: berada di dalam bangunan

• Hydrant Pillar atau Pole Hydrant: diletakkan diluar/halaman

bangunan.

Gambar 5. 29 Posisi Peletakan Box Hydrant

Terdapat dua sistem pada Fire Hydrant, yaitu:

• Gravity Flow Fire Hydrant

Pada sistem ini fire hydrant menggunakan sistem

Downfeed Distribution yang dibantu dengan boozter pomp.

• Upfeed Fire Hydrant

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


154

Pada sistem ini pompa hydrant dibantu dengan Jockey pump

akan langsung bereaksi dan memancarkan air ke hydrant

apabila katub hydrant terbuka.

8. Perlunya perencanaan “EMERGENCY EXIT”

Sarana Evakuasi Darurat pada bangunan tinggi sebagai Emergency Exit

mencakup: Fire Escape, jalur evakuasi, beserta komponen pengaman

terhadap proses evakuasi mis: smoke vestibule, petunjuk arah keluar,

lampu emergency, dll.

Prinsip- prinsip Fire Escape / Tangga kebakaran:

- Mudah dilihat dan dicapai

- Jarak maks dr sentral kegiatan 30 m atau antar tangga 60 m

- Harus bebas asap dan api, maka tabung tangga (stair well) harus

diberi: “smoke vestibule” dan pintu tahan api/ fire door (pintu

tangga dalam keadaan tertutup)

- Harus dapat dilewati min 2 orang bersama-sama (lebar bersih

tangga min 120 cm)

- Perletakan bisa didalam bangunan (Inside Fire Escape) Mis

didalam core, atau diluar bangunan (Outside Fire)

- Bahan Fire Escape harus tahan api (tidaka terbakar ddalam waktu

3 jam.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


155

Gambar 5. 30 Akses Fire Escape

d. Air Conditioning System

Terdapat dua Sistem Pada AC, yaitu:

1. Air to Air System (Sistem udara penuh/ sistem langsung)

Pada sistem ini udara luar didinginkan secara langsung dengan

refrigerant/ bahan pendingin yang ada pada alat AC, baru didistribusikan

ke dalam ruangan. Pada bangunan tinggi sistem ini sangat jarang

digunakan sebab dianggap tidak efesien karena ducting (pipa udara) harus

dipasang sepanjang posisi vertical maupun horizontal pada keseluruhan

gedung.

Gambar 5. 31 Air to Air System

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


156

2. Water to Air System (sistem air udara/ sistem tidak langsung). Disebut

tidak langsung karena udara didinginkan dengan menggunakan media air

dingin (cold water). Pada sistem ini pengkondisian udara dibantu dengan

air yang diproses dingin (cold water). Disini ducting (pipa udara) terpisah

pada setiap lantai berupa ducting horizontal.

Sistem ini paling banyak digunakan pada bangunan-bangunan besar dan

tinggi, dengan refrigerator sebagai pendingin air yang akan digunakan

sebagai pendingin udara yang akan disupply ke ruang-ruang.

Kesimpulannya adalah sistem AC yang akan digunakan pada bangunan

mix use ini adalah menggunakan Water to Air System.

e. Electrical System

Prinsip pembebanan listrik pada bangunan harus dipisah seperti

Instalasi untuk penerangan (alat-alat kecil) dan Instalasi untuk tenaga (alat-alat

mekanikal besar).

Prinsip perletakan panel:

- Setiap lapis lantai bangunan, minimal harus ada satu buah sub panel

penerangan.

- Apabila luas lantai sangat besar, perlu dipasang beberapa sub panel

penerangan

- Setiap jenis peralatan mekanikal harus dipasang panel/subpanel tenaga

yang terpisah dengan subpanel penerang.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


157

Penerapan Daya Listrik Darurat

Daya listrik darurat harus diterapkan pada sistem:

1. Menyangkut keselamatan manusia

- Sistem deteksi kebakaran

- Fan smoke vestibule

- Pompa kebakaran

- Sistem komunikasi untuk evakuasi

- BMS (Building Management System)

2. Lampu penerangan 50-60%

3. Power outlets (stop kontak) 100%

4. Lift kebakaran

5. Lift penumpang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KONSEP PERANCANGAN

6.1 Konsep Perancangan Tapak

Gambar 6. 1 Konsep perancangan tapak

Sumber: Olahan Pribadi

Berdasarkan kondisi site, pencapaian bangunan bersifat langsung karena

berpapasan langsung dengan jalan utama kawasan. Area/zonasi resort dibagi menjadi

empat zona yaitu area Publik berupa area parkiran, bangunan function room dan

Universitas Sumatera Utara |158

Universitas Sumatera Utara


159

bangunan pengelola yang berada di bagian depan site. Zona Semi Publik berupa

bangunan hotel dan fasilitas hotel yang letakknya pada bagian belakang site, Bagian

Fasilitas Hotel ditempatkan di lantai satu sedangkan untuk kamar hotel tipe standar dan

tipe deluxe berada di lantai dua dan tiga. Zona Private Hunian untuk tipe suite dan

Family Suite berada pada bagian belakang site dengan view maksimal menghadap

Danau Toba. Zona Servis berpusat di bagian kanan dekat dengan parkiran untuk

mengurangi dampak aktivitas servis dengan aktivitas hotel.

Bangunan Pengelola
Bangunan Hotel Bangunan Function
room
Jacuzzi Restoran Parkir Karyawan
Cottage Family
suite Cottage Parkir Pengunjung dan
Spa Penghuni Hotel
Suite

Parkir Bus

(a)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


160

Konsep Bangunan saling berhadapan di rancang sebagai ekspresi bangunan penyambut


bagi para tamu sehingga orientasi secara visual di arahkan langsung ke bangunan hotel.

(b)

Gambar 6. 2 (a) Perpektif Zonasi Ruang, (b) Konsep bangunan bagian depan

Sumber: Olahan Pribadi

6.6 Konsep Tata Ruang Dalam


6.1.1 Hubungan Ruang Secara Makro

Gambar 6. 3 Hubungan Ruang Makro

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


161

6.1.2 Hubungan Ruang Dalam Mikro

a) Hubungan ruang pada Kamar Hotel

(a)

(b) Pada bangunan hotel lantai satu terdapat lobby hotel, fasilitas hotel dan dapur restoran

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


162

(c) Pada bangunan hotel lantai dua pembagian tipe kamar di dasarkan pada potensi view
yang terdapat pada site

Gambar 6. 4 (a) Hubungan Ruang Mikro Kamar Hotel, (b)(c) Konsep Hub.Ruang per lantai

Sumber: Olahan Pribadi

b) Hubungan ruang pada Cottage

Gambar 6. 5 Hubungan Ruang Cottage

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


163

c) Hubungan ruang pada bangunan Pengelola

Gambar 6. 6 Hubungan Ruang Pengelola

Sumber: Olahan Pribadi

d) Hubungan ruang pada bangunan Function room

Gambar 6. 7 Hubungan ruang pada bangunan Function room

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


164

e) Hubungan ruang Restoran

Gambar 6. 8 Hubungan Ruang Restoran

Sumber: Olahan Pribadi

6.2 Konsep Dasar Penerapan Tema

Pada perancanganan hotel resort ini konsep dasar penerapan tema dapat

dilihat pada bentuk transformatif bangunan yang menerapkan ekspresi

arsitektur rumah Batak dengan memperlihatkan 3 tingkatan ruang pada rumah

Adat Batak.

(a)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


165

Atap Segitiga
Ruang atap
fungsikan sebagai
jalur masuk udara
dan cahaya dengan
menggukan curtain
wall dan partisi

Struktur bangunan
tengah ( badan)
difungsikan
sebagai fungsi
utama bangunan
yaitu ballroom

Struktur Bawah di ekspresikan dengan penggunaan elemen


vertical yaitu berupa jendela yang menggambarkan bagian
kaki pada rumah adat batak

(b)

(c)

Gambar 6. 9 (a) dan (b)(c) Konsep Bentuk Massa

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


166

(d) Penerapapan gorga sebagai elemen pembentuk fasad bangunan

(e) Transformatif atap segitiga di terapkan pada bagian cottage dengan memanfaatkan fungsi
ruang atap sebagai ruang tidur bagi penghuni

Gambar 6. 10 (d) dan (e) Penerapan Bentuk Massa

Sumber: Olahan Pribadi

Selain transformatif bentuk rumah adat batak, penerapan arsitektur regionalisme juga

adalah dengan menerapkan ornamen -ornamen kebudayaan sebagai ekspresi nilai

kelokalan dan kosmologi kebudayaan pada perancangan. Dalam perancangan ini

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


167

ada tiga ornamen yang digunakan yang sesuai dengan fungsi hotel: yaitu

Gorga Dalihan Natolu, Gorga Desa Naualu dan Gorga Simeol-meol. Penerapannya

sebagai ekspresi nilai kelokalan dengan meletakkan nya pada bangunan sesuai dengan

nilai-nilai kosmologinya.

(a) Gorga Desa Naualu (b) Gorga Simeol-meol (c)Gorga Dalihan Na Tolu

Gorga Dalihan Natolu

Gorga Simeol- Meol


Gorga Desa Naualu

(d)

Gambar 6. 11 (a) Gorga Desa Naualu,(b) Gorga simeol-meol, (c) Gorga dalihan Natolu (d)Penerapan
Gorga Pada Fasad Bangunan

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


168

Penerapan Gorga Dalihan Na Tolu Sebagai desain dinding Partisi

Gambar 6. 12 Penerapan Bentuk Gorga Pada Partisi

Sumber: Olahan Pribadi

Penerapan Gorga juga di aplikasikan sebagai desain partisi menyajikan elemen

lokal sebagai bagian dari perancangan untuk menciptakan suasana tradisional batak

toba.

6.3 Konsep Penghawaan dan Pencahayaan

6.3.1 Konsep Single Loaded

Gambar 6. 13 Konsep single Load


Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


169

Konsep bangunan hotel di desain dengan single load untuk memaksimalkan

pergerakan udara dan pencahayaan alami untuk masuk kedalam kamar. Sehingga dapat

meminimalisir penggunaan energi pada bangunan.

6.3.1 Konsep Dinding Bernafas

Partisi dengan mengadopsi bentuk gorga

Gambar 6. 14 Konsep Dinding Bernafas


Sumber: Olahan Pribadi

Konsep bangunan hotel di desain dengan konsep dinding bernafas/tidak masif yang

dimana untuk memaksimalkan pergerakan udara dan masuknya cahaya kedalam

bangunan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


170

6.4 Konsep Struktur dan Utilitas

Konsep sistem struktur yang di gunakan adalah sistem struktur rigid frame.

Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu

dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas menerima beban dan

gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi beban dan gaya.

(a)

(b)

(c)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


171

(d)

Gambar 6. 15 Sistem Struktur Rigid Frame (a) Pondasi bore pile, (b) Konstruksi rigid pada bangunan

hotel,(c) Kontruksi rigid pada bangunan pengelola, (d) Kontruksi rigid pada bangunan Ballroom.

Sumber: Olahan Pribadi

Struktur pondasi yang digunakan pada bangunan utama yaitu Bangunan Hotel

Ballroom dan Kantor pengelola adalah pondasi tiang pancang (Bore Pile), sedangkan

bangunan pendukung lainnya menggunakan pondasi batu kali pada bangunan yang

berlantai satu dan pondasi telapak untuk yang berlantai dua.

Struktur lantai yang digunakan adalah dengan beton bertulang yang di tumpu

kepada balok lantai dengan material pernutup lantai dengan parquette untuk memberi

suasana natural. Konsep penutup dinding di desain dengan konsep dinding bernafas

yang dapat mengalirkan udara kedalam bangunan.

Struktur Atap pada bangunan utama menggunakan struktur space frame dengan

baja sebagai material utamanya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


172

6.8 Konsep Sistem Utilitas

a) Sistem Jaringan Air Bersih

Sistem pendistribusian air bersih menggunakan sistem Down Feed

Distribution, yakni mendistribusikan air bersih pada bangunan dengan

menggunakan ground tank sebagai wadah penampung air. Kemudian di

salurkan ke roof tank dan pada akhirnya didistribusikan ke kamar-kamar.

ROOF TANK ATAS

POMPA HIDROLIK POMPA BOOSTER


PDAM METERAN

SUMUR POMPA AIR GROUND TANK BAWAH UNIT

Gambar 6. 16 Skema Sistem Jaringan Air Bersih

b) Sistem Jaringan Air Kotor

• Air kotor cair

WASTAFEL AIR KOTOR CAIR BAK KONTROL RESAPAN

(a)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


173

• Air kotor padat

CLOSET AIR KOTOR PADAT SEPTICTANK RESAPAN

(b)

Gambar 6. 17 Skema Sistem Jaringan Air Kotor (a) cair dan (b) padat

Gambar 6. 18 Diagram Air Bersih dan Air Kotor

c) Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah di kelola dengan pembuatan kantong

sampah pada tiap-tiap kamar kemudian di distribusikan ke tempat pembuangan

Sampah.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


174

Gambar 6. 20 Diagram Air Bersih dan Air Kotor

d) Jaringan Listrik

Sumber listrik utama berasal dari PLN dan genset sebagai sumber

energi cadangan jika sumber listrik utama padam.

PLN GENSET

TRAFO

RUANG PANEL

SUB
DISTRIBUTION UNIT
PANEL

Gambar 6. 19 Diagram Air Bersih dan Air Kotor

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


175

Gambar 6. 20 Diagram Air Bersih dan Air Kotor

e) Sistem Proteksi Kebakaran

Sistem pengamanan proteksi kebakaran yang digunakan adalah:

Fire alarm sistem Hydrant

Splinker sistem Hydrant Halaman

Exhauser

Fire extinghuiser

f) Sistem Transportasi Vertikal

Pada bangunan utama hotel menggunakan tangga sebagai tranportasi

vertical dan menggunakan lift untuk akses servis hotel. sedangkan bangunan

pendukung lainnya hanya menggunakan tangga sebagai transportasi

verticalnya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


176

6.4 Rancangan Eksterior Bangunan

a. Eksterior Bagian Pintu Masuk Utama

Gambar 6. 21 Eksterior Bagian Pintu Masuk Utama

Sumber: Olahan Pribadi

b. Eksterior Bangunan Ballroom

(a)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


177

(b)

Gambar 6. 22 (a),(b) Eksterior Bangunan Ballroom

Sumber: Olahan Pribadi

c. Eksterior Bangunan Hotel

Gambar 6. 23 Eksterior Bangunan Hotel

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


178

d. Eksterior Bangunan Cottage

Gambar 6. 24 Eksterior Bangunan Cottage

Sumber: Olahan Pribadi

e. Eksterior suasana Hotel dan Restoran

Gambar 6. 25 Eksterior suasana Hote dan Restoran

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


179

f. Eksterior suasana Kolam Renang

Gambar 6. 26 Eksterior Kolam Renang dan Restoran

Sumber: Olahan Pribadi

g. Eksterior Bangunan Spa

Gambar 6. 27 Eksterior Bangunan Spa

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


180

6.5 Rancangan Interior Bangunan

a. Interior Lobby Hotel

(a)

(b)

Gambar 6. 28 Interior Lobby Hotel (a) dan (b)

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


181

b. Interior Kamar

Tipe Standar Single Bed

(a)

Tipe Standar Double Bed

(b)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


182

Tipe Deluxe

(c)

(d)

Gambar 6. 29 Interior Kamar Tipe (a) Standar Single Bed; (b) Double Bed; (c)& (d)

Deluxe

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


183

c. Interior Restoran

(a)

(b)

Gambar 6. 30 (a) & (b) Interior Restoran

Sumber: Olahan Pribadi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


184

BAB VII

KESIMPULAN

Pendekatan perancangan dengan tema Arsitektur Regionalisme adalah

perancangan yang menerpaka nilai -nilai yang terdapat pda suatu daerah baik nilai

kebudayaan maupun potensi-potensi alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bagian

penting dalam sebuah perancangan perancangan. Nilai -nilai budaya baik kosmologi

dan ekspresi kebudayaan dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Pada

perancangan ini penerapannya dapat dilihat pada pola ruang yang memanfaatkan view

terbaik dari tapak , bentuk massa dan elemen pembentuk wajah bangunan hotel ayng

disusun oleh unsur-unsur budaya setempat. Pada elemn pembentuk wajah bangunan ,

Gorga – gorga yang di terapkan antara lain adalah gorga Dalihan Natolu, Gorga simeol-

meol dan Gorga Desa Naulu yang di sesuaikan dengan fungsi hotel sebgai area rekreasi.

Dengan demikian, Perancangan kembali Hotel Resort pada Masterplan Pengembangan

Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea ini dapat menciptakan bangunan yang menjaga

dan mempertahankan identitas Kawasan Danau Toba sebagai area wisata yang masih

sarat akan nilai-nilai kebudayaan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


185

DAFTAR PUSTAKA

Broadbent, Geoffrey. 1973. Design in Architecture: Architecture and the Human

Sciences. John Wiley & Sons New York, USA.

Curtis, William. "Regionalism in Architecture." Concept Media, Singapore (1996).

Dharma, Agus. Aplikasi Regionalisme Dalam Desain Arsitektur. 2014.

Farel, Ryandhika Ruddy, Widi Suroto, and Ana Hardiana. "RESORT HOTEL

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR REGIONALISME DI

KAWASANWISATAMANDEH,SUMATERA BARAT." ARSITEKTURA

15.2: 439-446.

Gamal, Suwantoro. "Dasar-dasar pariwisata." Edisi pertama. Cetakan pertama.

Penerbit Andi. Yogyakarta (1997).

Jencks, Charles (1977). “The Language of Post Modern Architecture”New York

Rizzoli International Publications, Inc

Kurniasih, Sri. 2009. Prinsip Hotel Resort: Studi Kasus Putri Duyung Cottage 51 Ancol

Jakarta Utara. (Skripsi). Tidak dipublikasikan. Progdi. Arsitektur Fakultas

TeknikUniversitas Budi Luhur.

Lawson, Fred. Hotels, motels and condominiums: design, planning and maintenance.

London: Architectural Press, 1976.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


186

OKA, A. Yoeti. Pengantar ilmu pariwisata. Bandung: Angkasa, 1996.

Pariwisata, D. (1988). Pariwisata tanah air Indonesia. Jakarta: Dirjen Pariwisata.

Penner, Richard H., Lawrence Adams, and Walter Rutes. Hotel design, planning

and development. Routledge, 2013.

PERDA Kab. Toba Samosir No. 12 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Toba Samosir Tahun 2017-2037

Putra, Yon Permana, and Nurhikmah Budi Hartanti. "PENGARUH POLA

ORIENTASI TERHADAP DESAIN RESORT (KASUS STUDI: SAMOSIR

VILLA RESORT KAWASAN TUK-TUK)." Jurnal Penelitian dan Karya

Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti 4.2 (2019): 77-88.

Sitindjak, Ronald Hasudungan Irianto, Laksmi Kusuma Wardani, and Poppy F.

Nilasari. "Form and Meaning Of Batak Toba House." 3rd International

Conference on Creative Media, Design and Technology (REKA 2018). Atlantis

Press, 2018.

Soedigdo, Doddy. "ARSITEKTUR REGIONALISME (TRADISIONAL MODERN)."

Jurnal Perspektif Arsitektur 5.01 (2010): 26-32.

Sudarwani, Margareta Maria, and Iwan Priyoga. "Toba Batak House Of Huta Bagasan

In Jangga Dolog Village." ARSIRTEKTURA: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan

Lingkungan Binaan 17.1 (2019): 109-118.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


187

Sudrajat, Akhmad. "Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan

Model Pembelajaran." Online) (http://smacepiring. wordpress. com) (2008).

Susanto, Erfan, Adi Sasmito, and Esti Yulitriani Tisnaningtyas. "Perancangan Hotel

Resort Di Kawasan Wisata Rawapening." Journal of Architecture 1.1 (2015).

Tinumbia, Reza Prasetyo, Agung Murti Nugroho, and Subhan Ramdlani. "Penerapan

Prinsip Ekowisata pada Perancangan Fasilitas Pengelolaan Ekosistem

Terumbu Karang di Gili Trawangan." Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 4.1

(2016).

Yulianingsih, Sri. LTP. Pusat Kerajinan Tangan Khas Kalimantan Tengah.

Pendekatan Desain Arsitektur Tradisional Modern. Jurusan Program Studi

Arsitektur Fakultas Teknik. Universitas Palangka Raya. (2008)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


188

Lampiran Jumlah Hotel di Kabupaten Toba Samosir 2020

NO Nama Hotel Deskripsi Kecamatan


1 Opris Hotel Hotel Non Bintang Kec.Ajibata
2 Penginapan Jaya Penginapan Kec.Ajibata
3 Guest House Op. Paulus Penginapan Kec.Ajibata
4 Start Beach Hotel Hotel Non Bintang Kec.Ajibata
5 Aek Jordan Hotel Hotel Non Bintang Kec.Ajibata
6 Danau Toba Cottage Hotel Bintang 2 Kec.Ajibata
7 Hotrona Hotel Hotel Non Bintang Kec.Laguboti
8 Sere Nauli Hotel Hotel Non Bintang Kec.Laguboti
9 Barita Uli Hotel Hotel Non Bintang Kec.Laguboti
10 GM Marsingar Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
11 Bahagia Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
12 Mezra Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
13 Mutiara Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
14 Ita Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
15 Santo Jaya Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
16 Toba Rose Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
17 Hotel Sumatera Hotel Non Bintang Kec.Balige
18 Wisma Laksamana Kec.Balige
19 Dizon Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
20 Grand Toba Resort Hotel Non Bintang Kec.Balige
21 Hotel Sumatera Hotel Non Bintang Kec.Balige
22 Nusantara Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
23 Villa Sapadia Penginapan Kec.Balige
24 Mess Pemprovsu Penginapan Kec.Balige
25 Op.Herti Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
26 Tiara Bunga Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
27 Gelora Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
28 Lagos Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
29 Mareda Hotel Hotel Non Bintang Kec.Balige
30 Labersa Hotel Hotel Bintang 4 Kec.Balige
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Toba Samosir

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai