(ARSITEKTUR REGIONALISME)
SKRIPSI
OLEH
ARIFANDA BERKAT SIMALANGO
160406065
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2020
(ARSITEKTUR REGIONALISME)
SKRIPSI
Oleh :
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
( 2020 )
PERNYATAAN
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
(Arifanda B. Simalango)
ABSTRAK
Samosir tepatnya di Desa Lumban Pea. Pada masterplannya ada beberapa fungsi
Kawasan Danau Toba yang sarat dengan Nilai -nilai kebudayaannya sebagai area
wisata. Oleh karena itu, Pada Tugas Akhir ini dilakukan perancangan kembali
(Redesain) Hotel Resort pada salah satu zonasi Hotel pada Masterplan Kawasan
Kata kunci: Hotel Resort, Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea, Arsitektur
Regionalisme.
ABSTRACT
Lumban Pea is one of the plans to develop tourist areas in Toba Samosir Regency,
precisely in the Village of Lumban Pea. In the master plan there are several
functions that are developed, one of which is the development of Resort Hotels as
Masterplan is still does not contain the values of the locality of the region in the
design, so that still has not shown the identity of Lake Toba area which is full of
cultural values as a tourist area.Therefore, in this Final Project is done the redesign
of the Resort Hotel in one of the Hotel zoning in the Master plan of the Integrated
Tourism Area of Lumban Pea by applying local and cultural elements in the design
as a form of maintaining the identity of the region and developing cultural tourism
Architecture.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan penyertaanNya yang diberikan kepada Penulis hingga Penulis mampu untuk
Tugas Akhir ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dalam Program Studi Strata Satu (S1) Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir yang diambil adalah:
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan
1. Bapak Devin Defriza Harisdani, S.T,. M.T , selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, masukan, dukungan dan bimbingan dalam bentuk waktu dan
2. Bapak Dr. Ir. Dwi Lindarto H, M.T. dan Bapak Hajar Suwontoro, S.T,. M.T, selaku
dosen penguji atas saran dan masukan yang di berikan kepada Penulis.
3. Ibu Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc., Ph.D., IPM selaku Ketua Jurusan Arsitektur
USU, Ibu Beny O.Y. Marpaung, S.T., M.T., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan
Arsitektur USU, serta Bapak dan Ibu dosen selaku staff pengajar di Departemen
Arsitektur FT USU yang telah banyak memberikan ilmu dan motivasi kepada
Akhir ini.
5. Kedua Orang Tua Penulis Bapak Alter Simalango dan Ibu Hotmian br.Manik dan
Keluarga besar Penulis, Abang saya Hansen Simalango, Kak Eva Sibuea, Kak
Anna Simalango, dan Kak Astrya Simalango yang dimana telah memberi doa,
dukungan, waktu serta semangat dan motivasi dalam segala kesulitan selama
yang telah memberi dukungan, waktu dan bantuan kepada penulis dalam
pengerjaan Tugas Akhr ini. Dan segenap pihak yang belum Penulis sebut disini
terimakasih untuk segala bantuan dalam bentuk apapun, sehingga Tugas Akhir ini
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih memiliki banyak
kekurangan baik dari segi Penulisan ataupun isi. Oleh sebab itu, Penulis
Penulis
Arifanda B. Simalango
160406065
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II .......................................................................................................................... 7
KESIMPULAN........................................................................................................ 184
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 5 Tabel data wisatawan Ke kabupaten Toba Samosir tahun 2017-2019 ...... 34
Tabel 5. 4 Tabel data wisatawan Ke kabupaten Toba Samosir tahun 2019 .......................... 117
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 14 Fasilitas di Taman Simalem Resort: (a) Gambar Tongging Point Hotel, (b)
Tongging Point Lodge, (c) Kodon-kodon café, dan (d) Pengambatan Café........................... 54
Lumban Pea................................................................................................................. 86
Gambar 5. 7 (a) Pencapaian 1 Menuju Site, (b) Ukuran Jalan .............................................. 126
Gambar 5. 8 (a) Pencapaian 2 Menuju Site, (b) Ukuran Jalan .............................................. 128
Gambar 6. 2 (a) Perpektif Zonasi Ruang, (b) Konsep bangunan bagian depan .................... 160
Gambar 6. 4 (a) Hubungan Ruang Mikro Kamar Hotel, (b)(c) Konsep Hub.Ruang per lantai
.............................................................................................................................................. 162
Gambar 6. 11 (a) Gorga Desa Naualu,(b) Gorga simeol-meol, (c) Gorga dalihan Natolu
Gambar 6. 17 Skema Sistem Jaringan Air Kotor (a) cair dan (b) padat ............................... 173
PENDAHULUAN
Pariwisata Nasional. Kabupaten Toba Samosir dengan ibukota Balige adalah salah
satu pintu masuk utama wisatawan ke kawasan wisata di Danau Toba. Didukung
oleh sumber daya alam dan keindahan panorama alam Danau Toba, sektor
pariwisata adalah sektor yang potensial yang dapat menjadi andalan bagi
Kegiatan Wilayah (PKW) yang merupakan salah satu pusat pelayanan primer.
pelayanan utama terhadap fungsi kawasan Danau Toba yang meliputi perlindungan
danau dan pariwisata yang didukung kegiatan budidaya serta sebagai simpul
Wilayah. Pada RTRW Provinsi Sumatera Utara juga disebutkan bahwa Kota
Balige sebagai wilayah pintu masuk wisatawan dan pusat kegiatan wilayah
penting untuk dapat memberi pelayanan yang baik. Pada pengembangan pariwisata
Pengembangan Wisata Terpadu Lumban Pea. Lumban Pea merupakan salah satu
desa di Balige yang memiliki potensi pasir putih sekitas 65 ha yang berpotensi
baru di Kota Balige, Kebutuhan akan rest area dalam perjalanan wisata dan
kebutuhan sarana dan prasarana rekreasi baru bagi masyarakat kota. Salah satu
fasilitas pada pengembangan ini adalah Fungsi Hotel and Convention. Pada
direncanakan dengan tepat dan masih tidak memiliki unsur lokal baik material
di perkotaan pada umumnya yang memiliki bentuk yang modern dengan material
Samosir masih sarat akan kebudayaan dan kelokalan dari suku Batak Toba yang
dapat dilihat dari masih banyaknya rumah – rumah adat Batak Toba dan desa desa
adat yang juga sering di kunjungi sebagai destinasi para wisatawan. Penerapan
Unsur lokal dan kebudayaan pada perancangan bangunan dapat menjadi atraski
kebudayaan yang dapat menjadi daya tarik wisata. Pentingnya unsur kebudayaan
ini selain menjadi daya tarik bagi para wisatawan, juga upaya untuk menjaga ciri
Pendekatan tema yang tepat dalam meredesain hotel dan resort tersebut
potensi alam semaksimal mungkin seperti material lokal dengan tetap menjaga
Resonance) baik berupa unsur fisik kebudayaan seperti bentuk rumah, bentuk atap
maupun unsur non fisik seperti respon terhadap iklim, peletakan ornamen-ornamen
Lumban Pea.
wisatawan.
- BAB 1 PENDAHULUAN
masalah perancangan.
Berisi tentang judul proyek, luasan, batas kawasan dan fungsi sekitar
luar/tapak, analisis tata ruang dalam, analisis massa dan konsep fasad,
Berisi tentang konsep dasar, konsep sistem kegiatan /program ruang, konsep
perancangan ruang luar /tapak, konsep tata ruang dalam, konsep massa dan
- DAFTAR PUSTAKA
Merencanakan desain
arsitektural hotel resort dengan HASIL PERANCANGAN
tema arsitektur regional pada
1.
Rencana tapak
Kawasan Pengem-bangan 2.
Potongan tapak
Wisata Terpadu Lumban Pea. 3.
Groundplan
4.
Denah bangunan
5.
Potongan bangunan
6.
Tampak bangunan
KESIMPULAN 7.
Rencana Struktur dan
Utilitas
Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir
STUDI PUSTAKA
2.1 Tinjaun Fungsi
Judul dari proyek ini adalah Redesain Hotel Resort Pada Masterplan
Regionalisme. Adapun pengertian dari setiap kata penyusun judul antara lain:
1. Redesain
Redesain berasal dari kata redesign, terdiri dari dua kata yaitu re- dan design.
revision of the appearance or function of”, yang dapat diartikan membuat revisi
2. Hotel Resort
Hotel Resort adalah suatu tepat tinggal yang bersifat sementara bagi seseorang
di luar tempat tingalnya, dengan tujuan untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan
raga serta Hasrat ingin mengetahui sesuatu juga dapat dikaitkan dengan
Pariwisata, 1998)
3. Tema
pijakan bagi sebuah tajuk. Dengan demikian, tema melandaskan seluruh olahan
5. Arsitektur Regionalisme
melebur atau menyatu antara yang lama dan yang baru. (Curtis,1985).
masa Post -Modern, keinginan untuk tetap memiliki hubungan dengan masa
yang lalu dengan penerapan yang baru dan universal (Jenks. 1977)
serta jasa lainnya bagi umum dan dikelola secara komersial. Berdasarkan keputusan
a. Resort hotel adalah hotel yang terletak di daerah wisata, baik pegunungan atau
pantai. Jenis hotel ini pada umumnya dimanfaatkan oleh para wisatawan yang
menjelaskan:
2. Golongan kelas hotel dinyatakan dengan tanda bintang 5, dan sedangkan kelas
3. Hotel-hotel yang tidak memenuhi standart kelima kelas tersebut, atau yang
berbeda dibawah standart minimal yang ditentukan disebut hotel non bintang.
Menurut Ernest Neufert (1987:21 1), hotel resort / resort hotel merupakan hotel
yang terletak di tepi pantai, di daerah pegunungan, atau sumber air panas. Biasanya
tertentu dengan penerimaan tamu yang banyak pada masa liburan akhir pekan atau
mereka yang hanya berkunjung semalam. Restoran/ ruang makan yang ada harus dapat
melayani semua tamu di satu tempat, karena itu dibutuhkan ruang duduk/ tunggu yang
luas, ruang permainan, bar, dan jika mungkin kolam renang dan peralatan olahraga.
a. Resort Pegunungan
Hotel resort ini terletak di kawasan pegunungan dengan panorama yang indah
kedekatan dan penyatuan dengan lanskap dan kultur lokal obyek wisata
tersebut.
c. Resort Pantai
Hotel resort ini terletak di kawasan pantai dengan panorama yang indah dan
hawa/ nuansa tropis dengan pancaran sinar matahari yang banyak. Walter A.
Rutes dan Richard Permen (1985) menyebutkan daya tarik yang dijual hotel
resort adalah panorama pantai yang didukung dengan berbagai macam olahraga
pantai bahkan menyediakan fasilitas tenis, golf, dan fitness center dalam
Hotel resort tipe ini menawarkan kesenangan mandi dengan air mineral, dan
saat ini berkembang dengan fasilitas olahraga. Berbagai macam terapi yang
e. Resort Kondominium
Hotel resort tipe ini menawarkan penghunian dalam jangka waktu lama. Resort
hunian dalam gedung, biasanya terdiri dari hunian tipe biasa, mewah sampai
terciptanya hotel resort menurut Kurniasih (2006), faktor - faktor tersebut yaitu:
kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan
3. Keinginan menikmati potensi alam. Keberadaan potensi alam yang indah dan
sejuk sangat sulit didapatkan didaerah perkotaan yang padat dan berpolusi.
Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan. Oleh karena itu hotel resort
potensi alam dan kebudayaan fisik yang menjadi ciri khas setempat. Sehingga, pada
umumnya yang dijual oleh hotel resort berupa (Sumarno, 1999, hal. 20) :
a) Scene (Potensi Alam) yaitu potensi-potensi fisik kawasan resort, seperti kondisi
alam yang berupa perbukitan, pegunungan, dataran tinggi, sungai, pantai dan
laut, flora dan fauna, iklim daerah yang dapat dimanfaatkan untuk view,
rekreasi dan olah raga. Potensi ini berguna untuk menciptakan suasana yang
a. Lokasi
pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang jauh dari keramaian kota, lalu
lintas yang padat dan kebisingan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi
b. Fasilitas
fasilitas pokok berupa ruang tidur sebagai area privasi. faslitas rekreasi indoor
Pada hotel resort dituntut akan pemilihan suasana yang nyaman dengan
d. Segmen Pasar
mungkin
setempat.
tujuan pleasure dan rekreasi adalah adanya kesatuan antara bangunan dengan
(Triska, 2015). Di samping itu perlu diperhatikan bahwa suatu tempat yang sifatnya
rekreatif akan banyak dikunjungi wisatawan pada waktu-waktu tertentu, seperti pada
hari libur. Oleh karenanya untuk mempertahankan occupancy rate tetap tinggi, maka
sangat perlu disediakan pula fasilitas yang dapat digunakan untuk fungsi non-rekreatif
Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu tempat wisata memiliki
karakter yang berbeda, yang memerlukan solusi khusus. Dalam merencanakan sebuah
Dalam merancangan hotel resort menurut Walter A. Rutes pada buku Hotel
Planning and Design tahun 1985, menyatakan bahwa site yang potensial perlu
area resort, pemandangan, jarak dan bagian depan pantai atau pun muka air dan
mempengaruhi desain bangunan seperti lokasi dan penyaringan kolam renang, area
rekreasi dan teras. Selain itu, pelayanan akses rute harus di sediakan kepada
pengunjung hotel dan opreasional pelayanan. Akses pelayanan dan barang masuk
menentukan lokasi dari area belakang bangunan and sirkulasi internal servis.
mengandung arti gambar yang dipakai untuk contoh, corak, sistem, bentuk yang tetap,
penyusunan, pedoman, kerangka, cara dan usaha. Menurut Rapoport dalam Nuryanto
(2007), pola adalah alat untuk mengenali suatu fenomena. Menurut D.K. Ching (2008)
1. Organisasi Terpusat
ruang sekunder.
2. Organisasi Linear
Suatu urutan dalam satu garis dari ruang-ruang yang berulang. Bentuk
3. Organisasi Radial
pusatnya.
4. Organisasi Cluster
sebuah ruang harus ditegaskan lagi melalui ukuran, bentuk atau orientasi di
dalam polanya.
Fasilitas merupakan salah satu aspek yang penting dalam mendesain hotel
resort demi mewujudkan kenyamanan bagi pengguna. Seperti yang diatur dalam
- Function room
- Souvenir shop
- Business center
- Car rental
A. Jenis Kamar
Singel room Kamar untuk satu orang dengan satu tempat tidur tunggal
(single bed )
Double room Kamr untuk dua orang dengan satu tempat tidur besar
(double bed)
Twin room Kamar untuk dua orang dengan dau tempat tidur (tunggal)
Triple room Kamar untuk dua orang dengan tempat tidur ukuran
Selain itu, jenis kamar juga di klasifikasikan berdasarkan tingkat fasilitasnya, yaitu :
Standar room Kamar hotel dengan kapasitas dua orang dengan satu tempat
tidur double (doube bed) atau dua tempat tidur (single bed)
Superior Room Kamar Hotel yang memiliki kapasistas sama dengan standar
Deluxe Room Kamar hotel dengan ukuran yang besar dan fasilitas melebihi
Suite Room Kamar hotel yang terdiri dari dua atau tiga ruang tidur
Toba Samosir pada RTRW Kabupaten Toba Samosir terletak di Kota Balige. Kota
Balige sebagai pusat kegiatan wilayah dan merupakan simpul transportasi dan aktivitas
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
24
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
25
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
26
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
27
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
28
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
Gambar diatas merupakan perspektif dari rancangan Hotel yang ada pada
masih belum sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar, hal tersebut tampak pada
bangunan hotel yang di desain dengan lantai bangunan yang terlalu tinggi sehingga
kurang sesuai dengan bangunan – bangunan sekitar yang cenderung berlantai lebih
rendah. Kemudian pada perancangan hotel tersebut masih belum tampak pemanfaatan
sumber daya alam sekitar seperti pemanfaatan dinding bernafas untuk memanfaatkan
sirkulasi udara dan material material lokal. Kemudian Bentuk bangunan masih belum
2.1.2.3 Pencapaian
wisatawan. Lokasi perancangan dapat di capai dengan mudah dari pintu masuk
wisatawan ke kabupaten Toba Samosir baik melalui darat, laut dan udara.
Lokasi site berada di kota Balige yang merupakan ibu kota daerah Kabupaten
Tobasa. PKW Balige dalam Rencana Tata Ruang (RTR) KSN Danau Toba merupakan
salah satu Pusat Pelayanan Primer. Pusat pelayanan primer merupakan kawasan
perkotaan yang memiliki fasilitas pelayanan utama terhadap fungsi kawasan Danau
Toba meliputi perlindungan danau dan pariwisata yang didukung kegiatan budidaya
yang menghubungkan ke/dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan/atau Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW).
3. Bandara Silangit
4. Bandara Sibisa
1. Balerong
3. Museum TB Silalahi
5. Bukit Singgolom
7. Bukit sibodiala
8. Bukit Pahoda
a. Kegiatan Utama
b. Kegiatan Penunjang
- Kegiatan Olahraga dan penunjang, yaitu kegiatan yang ada karena ada
fasilitas penunjang.
c. Kegiatan Rekreasi
budaya.
1. Pengunjung
hotel yang ada, seperti restoran, kolam renang, fitness centre, dan
2. Pengelola
a) General Manager
b) Head/Chief
c) Staff/Karyawan
merupakan bawahan dari head/ chief. Staff pada hotel resort terdiri dari
Berikut adalah data wisatawan yang datang ke kabupaten Toba Samosir dalam
Wisatawan / tourist
a. Entrance
Entrance adalah ruang publik yang menjadi pusat perhatian para pngunjung
dalam memilih sebuah hotel. Desain entrance harus lah atraktif sehingga dapat
menarik perhatian pengunjung untuk masuk ke dalam hotel. Pada entrance harus
disediakan area untuk menerima para pengunjung baik yang berjalan kakai
b. Lobby
Merupakan pusat sirkulai dan pusat orientasi pada sebuah hotel. Lobby
menfasilitasi pengunjung dan beberapa kegiatan yaitu area tunggu bagi para
pengunjung, receptionist, kasir, papan informasi dan lainnya. Pada area Lobby juga
harus ada retail shop yang tersedia untuk memenuhi kebuthan para pengunjung
hotel, dapat berupa salon, coffee shop, lounge, dan agen perjalan.
Dalam mendesain sebuah lobby hotel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Desk
Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motel and condominiums: Design, planning and maintenance.
Selain itu fasilitas-fasilitas yang ada pada area lobby hotel adalah rest room dan
Front Desk
50 guestroom 5 .50
files
circulation
2 per 16-35
3 per 36-36
4 per 65-200
Urinal 1.3
Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motel and condominiums: Design, planning and maintenance.
c. Kamar Hotel
Standar kamar tidur hotel di pengaruhi oleh dimensi tempat tidur dan beberapa
perabot yang ada pada kamar hotel tersebut. Terdapat beberapa acuan dimensi
dalam mendesain sebuah kamar hotel, acuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.6
3.8 x 5.5
Twin Double and Suites
4.5 x 5.5
Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motel and condominiums: Design,planning and maintenance.
Bed
• Single Bed 2 1 0.4-0.7
• Double bed 2 1.5 0.4-0.7
• Twin Bed 2 1 0.4-0.7
Hanging
• Single
0.5 * 0.9
• Double
0.9 * 1.2
• Hanging for
0.6 * 1.75
Dress
Beside Table
• For individual 0.37-0.45 0.37-0.45 0.6-0.75
• Between bed 0.6 0.6 0.6-0.75
Luggage rack 0.75-0.9 0.75-0.9 0.45
Writing desk 0.4-0.55 0.4-0.55 0.7-0.75
Mirror * * *
Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominium: Design, Planning and Maintenance
d. Ruang Servis
servis yang merupakan bagian dari pelayanan kegiatan pada hotel. Beberapa
berikut:
Area Kebutuhan
Servis Lobby Terdapat sirkulasi yang cukup dan area tunggu kereta dorong
Pada Hotel, kamar mandi merupakan hal yang sangat penting. Untuk
Bath basin wc
• Average 3.7-4.2
Water closet * * *
Drying line * *
Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominium: Design, Planning and Maintenance
disediakan pada suatu periode puncak. Pada Tabel 2.9 berikut dapat dilihat standar
85 100
116 200
117 400
Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominium: Design, Planning and
Maintenance
f. Laundry
Sumber: Fred Lawson, Hotel, Motels and Condominiums: Design, Planning and
Maintenance
1) Restoran
dan mudah dibersihkan. Kapasitas yang harus tersedia adalah 1.5 hinggan
1.7 kursi tiap kamar hotel dengan dimensi area tiap kursi antara 1.3 hingga
1.5 m2. Selain meja dan kursi, disediakan juga bar untuk minuman
beralkohol dan soft drink yang dapat digunakan oleh pengunjung. Desain
2) Lounges
3) Bar Desain
Bar pada hotel harus disesuaikan dengan jenis minuman yang akan
disajikan. Dimensi bar biasanya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu area kerja
yang diperlukan oleh bartender dan ketinggian bar counter yang dapat
4) Staffing
personal. Standar kebutuhan karyawan dan luas area yang diperlukan untuk
Males Females
1 for 1-12
1 per 9 Persons 1 for 1-15 2 for 13-25
Amitting occupants of 2 for 16-35 3 for 26-40
Wc’s
rooms with wcs on 3 for 36-65 4 for 41057
suites 4 for 66-100 5 for 58-777
6 for 78-100
Nil up to 6
1 for 7-20
Urinals 2 for 21-45
3 for 46-70
4 for 71-100
Lavatory 1 per bedroom and
As for wcs As for wcs
basin 1 per bathroom
Bathrooms As for wcs
Cleaner’s Minimum 1 per floor
2.1.4.2 Sirkulasi
pergerakan manusia, alat, distribusi barang dan kendaraan agar tidak terjadi hambatan.
Sirkulasi dimulai dari lingkungan luar bangunan hotel resort yang berkaitan dengan
jalan menuju pintu masuk, pintu masuk, bentuk dari sirkulasi, serta sirkulasi-sirkulasi
itu sendiri. Jalan masuk adalah tahap pertama dari sebuah sistem sirkulasi, atau yang
Berikut macam-macam pencapaian (Ching, D.K. 1996: Hal 231) yang bisa
a) Frontal: pencapaian langsung dari jalan hingga pintu masuk, tanpa ada
halangan, pintu masuk terletak di ujung akhir dari jalan. Pencapaian ini
memberikan view yang luas dan tidak ada yang disembunyikan dari hotel resort
b) Oblique: pencapaian tidak langsung menuju pintu masuk yang memberi efek
persfektif pada lingkungan hotel resort, dimana pintu masuknya terletak pada
pinggir jalan.
pada alam.
Sirkulasi pada hotel resort terbagi menjadi 2, antara lain: sirkulasi tamu dan
bebas bergerak tanpa ada yang menghalangi, mudah ditemukan, dan juga
mudah dicapai. Tertata rapi dan terarah dengan baik sehingga para pengunjung
tidak kebingungan.
hotel resort. Sirkulasi ini tidak terekspos dan bukan jalan umum karena ini
merupakan daerah yang hanya bisa dilewati oleh beberapa orang. Persilangan
antara tamu dan pengelola harus bisa dihindari demi kenyamanan pengunjung
di Indonesia adalah untuk mengetahui kelayakan hotel yang di sewakan kepada para
bintangnya di bagi menjadi dua yaitu hotel bintang dan hotel non bintang. Tingkatan
atau kelas hotel berbintang dibedakan dengan tanda bintang (*) Semakin banyak
jumlah bintangnya maka persyaratan fasilitas, dan pelayanan yang di tuntut semakin
2 Sarana Sarana
b. Ukuran kamar termasuk kamar mandi, minimal: Kamar single =18 m2; Kamar
double = 20 m2;
c. Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
c. Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
c. Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby,
minimal terdiri dari lobby, ruang makan (+ 100 m2) dan bar (+ 45 m2)
40 m2), dry cleaning (+ 30 m2), dapur (+ 60 % dari seluruh luas lantai ruang
makan)
function room, banquet hall, serta fasilitas olah raga, rekreasi dan sauna.
minimal terdiri dari lobby, ruang makan (+ 160 m2) dan bar (+ 75 m2)
servis, dan antar jemput. Fasilitas penunjang ruang linen (20,5 m2 x jumlah
kamar), ruang laundry (+40 m2), dry cleaning (+ 30 m2), dapur (+ 60 % dari
function room, banquet hall, serta fasilitas olah raga, rekreasi dan sauna.
Jumlah Kamar
- 1 2 3 4
Suite
Double Bedroom 14 25 27 43 86
Single Bedroom 1 2 3 5 10
Suite Room 48 m2
Simalem Resort adalah tempat yang luar biasa untuk menelusuri kota yang aktif
ini. Terletak hanya 119.1 km dari kehebohan pusat kota, hotel bintang 4 ini
memiliki lokasi yang bagus dan menyediakan akses ke obyek wisata terbesar di
kota ini, Kawasan ini dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam dari Kota Medan
Resort berada di atas lahan seluas 206 hektar. Konsep Taman Simalem Resort
kawasan Taman Simalem Resort ini. Taman Simalem Resor merupakan salah
satu resort yang memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti Penginapan
dan Agrowisata Taman Simalem resort ini memiliki empat kawasan yaitu
Sumber : https://www.tamansimalem.com/
• Memancing
• Spa
5. Flat-screen TV with
multichannel
6. Outdoor Balcony
7. Wi-fi
2 Tongging Point Lodge 1. Outdoor Balcony 1. Lodge Room
2. Wi-fi
3 Waterfall Lodge Hotel 1. Ensuite Bathroom 1. Superior
2. Hair Dryer 2. Deluxe
3. Toiletry Sets 3. Wiilow Suite
4. Coffee/Tea maker
5. Flat-screen TV with
multichannel
6. Outdoor Balcony
7. Wi-fi
4 Waterfall Lodge Villa 1. Single room or 2 or 3- 1. Single Room Double
bedroom unit 2. Single Room Triple
2. Ensuite Bathroom 3. Villa Suite
3. Hair Dryer 4. 2-bedroom
4. Toiletry Sets 5. 3-bedroom
5. Coffee/Tea maker
6. Flat-screen TV with
multi channel
7. Outdoor Balcony
except 3- bedroom unit
Sumber : https://www.tamansimalem.com/
A. Ayodya Bali
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2. 14 Fasilitas di Taman Simalem Resort: (a) Gambar Tongging Point Hotel, (b)
Tongging Point Lodge, (c) Kodon-kodon café, dan (d) Pengambatan Café
Sumber : https://www.tamansimalem.com/
Ayodya Resort Bali adalah sebuah resort yang berada di Nusa Dua Bali,
meyerupai istana air bali yang di hiasi patung patung dan kolam laguna yang
memancarkan kemegahan Pulau Bali. Ayodya Bali berdiri dilahan 11.5 hektar
tepat di pinggir Pantai Nusa Dua. Ayodya Resort menyediakan total 541 kamar
dengan variasi kamar yang berbeda. Kamar tersebut terbagi dalam 5 lantai dan
dilengkapi dengan listrik 220 Volt tiap kamar. Variasi kamar pada resort ini
antara lain:
Sumber:http://www.cuti.my/hotel/info.php?id=2673&hotel=Ayodya+Resor
nuansa Bali yang cukup kuat sehingga dapat memberikan pengalaman kepada
tamu untuk seolah-olah menjalani kehidupan masyarakat Bali yang tidak akan
ditemukan di tempat lain. Selain itu, resort ini termasuk jenis resort bintang
lima yang memiliki fasilitas lengkap, terlebih untuk tamu kelas menengah ke
atas. Dengan lengkapnya fasilitas pada resort ini, maka segala kebutuhan tamu
akan terpenuhi dengan baik, serta fungsi sebagai tempat berlibur, beristirahat
- Mini bar
- Sofa
- Area duduk
- 2 kamar mandi
menyenangkan
Sumber: https://www.ayodyaresortbali.com
Sumber: http://www.ayodyaresort.com/ayodyasuites.htm
2. 2. AC 12. Minibar
5. Jogging Track
Sumber::http://www.sinisini.com/hotel/indonesia/bali/ayodya_resort/index.htm
Kajian
No Aplikasi Kekurangan Kelebihan
Arsitektural
menghadap dapat
laut meminimalisir
kemacetan ketika
resort sedang
- Pada desain Ayodya Resort
banyak tamau
Bali menerapkan sirkulasi 2
arah
(kamar) dinding bata , dan ornamen khas bali dan ciri khas bali
resort ini
Tabel 2. 21 Lanjutan
menyatu bukaaan.
ruang an
baik sehingga
ruangan stabil.
Sumber::Olahan Pribadi
Tradisional Modern yang berkembang pada masa Post Modern. Arsitektur Post
Modern adalah aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an (Jenck,
1977). Post Modern lahir karena terjadinya krisis identitas pada era modern yang
berusaha meninggalkan dan melupakan masa lampaunya, meninggalkan ciri serta sifat
sifatnya dengan bangunan yang bentuknya lebih sederhana, kotak-kotak dan tidak
yang mempunyai perhatian besar pada ciri kedaerahan. Ciri kedaerah yang dimaksud
berkaitan erat dengan budaya setempat, iklm dan teknologi pada saatnya (Ozkan,1985).
internasional dengan pola kultural, tata nilai, dan nuansa tradisi yang masih di anut oleh
masyarakat setempat.
lama dengan yang baru sebagai reaksi tidak adanya kesinambungan antara yang lama
dan yang baru (Curtis, 1985). Menurut William Curtis, Regionalisme diharapkan
menghasilkan bangunan yang melebur dan menyatu antara yang lama dan yang baru
1) Concrete Regionalism
perlambang yang sesuai, bangunan tersebut akan lebih dapat diterima didalam
2) Abstract Regionalism
pencahayaan dan prinsip- prinsip struktur dalam bentuk yang diolah kembali.
Regionalisme bukan dilihat sebagai suatu ragam atau gaya melainkan sebagai
-Tipologis
- Interpretif
- Konservasi
Vernakularisme
(Derivatif)
Arsitektur - Ekletik
Regionalisme - Pastiche
Replikatif - Reinterpretif
Regionalisme Modern
(transformatif)
Regionalisme - Iklim
Abstrack - Pola Kultural
- Iconografis
Sumber: Budiharjo1997
yang yang transformatif akan merangsang kreativitas dan inovasi agar bisa
(Budihardjo. 1997)
Dalam usaha menyatukan dan meleburkan antara yang lama dan yang
Kini (AMK)
1. Dominasi
obejk-objek pembentuk.
2. Pengulangan
yaitu:
a) Aspek warna dan tekstur menjadi elemen desain yang prioritas melekat
mengembalikan yang lama dengan cara transformati desain. Sri Yulia Ningsih
juga mengemukakan tentang ciri-ciri artsitektur yang ada pada era post-modern
antara lain:
• Kontekstual
• Multi fungsional
• Bentuk bebas
Pada rumah Adat Batak terdapat Filosofi yang terkandung dari pengaturan
tingkatan ruang didalam Rumah Adat. Tiga bagian ialah menggambarkan dunia atau
dimensi yang berbeda-beda. Adapun pembagian ruang tersebut, bagian Atap yang
diyakini sebagai dunia para Dewa, lalu bagian lantai rumah mencerminkan dunia
manusia dan yang terahir adalah bagian bawah rumah atau pada bagian kolong yang
menggambarkan dunia bawah. Pada rumah adat batak terdapat juga ornamen-ornamen
kebudayaan yang melekat pada bagian-bagian rumah yang di percaya sebagai unsur
batak yang pertama di sebut sebagai ruma, bangunan ruma merupakan bangunan yang
bangunan sopo ini sering di gunakan masyarakat batak sebgai tempat unutk
menyimpan bahan-bahan makanan. Pada pola perkampungan Batak, Ruma dan sopo
saling berhadapan satu sama lain dengan nilai kosmologi bahwa ruma berorientasi
kearah gunung yang di percaya sebagai tempat tinggal para leluhur, sedangkan sopo
Sumber : Jurnal Studi Struktur Rumah Adat Tradisional Batak Toba Terhadap Gaya
Gempa(Hutabalian (2018).
yang diwujudkan dalam bentuk visual. Hal ini dikarenakan masyarakat tradisional
belum dapat menulis, sehingga perasaan mereka diungkapkan melalui hiasan ukiran
pada benda pakai dan perahu yang terbuat dari kayu (Hoop, 1949:12). Ornamen pada
kebuadayaan Batak Toba disebut juga dengan gorga yang melekat secara lengkap pada
bagian- bagian pada Rumah Adat Batak. Gorga Batak selain sebagai unsur dekoratif
juga sarat akan makna spitual-spiritualyang tinggi. Menurut masyarakat Batak Toba,
leluhur yang masih bersemayam di dunia., Keberadaan gorga pada Rumah Adat Batak
di yakini dapat mengusir roh-roh jahat, penangkal bala dan menjadi pedomanh hidup
oleh masyarakat Batak. Penerapan Gorga Batak bisanya berupa ukiran / pahatan yang
kemudian di beri warna. Namun, ada pula yang hanya berupa gambar saja.
Dilihat dari bentuknya maka ragam hias (ornamen) rumah adat Batak Toba
1. Motif Binatang
Ragam hias yang memiliki pola dasar binatang dari berbgai jenis dan tingkatan.
a. Hoda – Hoda
Hiasan ini ada yang dilukis dan adapula yang diukir pada dinding bagian
depan dan samping kiri dan kanan rumah atau sopo, menggambarkan
suasana pesta adat yaitu pesta Mangaliat Horbo (pesta besar). Secara
b. Boraspati
(loreng) dan ekornya bercabang. Ornamen ini dibuat pada rumah dan sopo
bagian depan yaitu masing-masing di sebelah kanan dan kiri yang selalu
c. Sijonggi
2. Motif Manusia
Pada dasarnya adalah bentuk tubuh manusia atau bagian dari padanya
a. Susu/Adep-adep
masing-masing empat buah disebelah kanan dan kiri pada dinding bagian
depan. Hiasan ini fungsinya sama dengan gajah dompak. Susu dianggap
sebagai lambang kesuburan dan kekayaan dan sering disebut sebagai lambang
3. Motif Angkasa
Pola dasarnya nama – nama benda angkasa dari berbagai jenis yang
a. Desa Na Ualu
untuk menentukan saat – saat baik bagi manusia untuk bekerja seperti musim
turun kesawah, menangkap ikan dan lain – lain. Pada rumah adat Batak Toba
Desa Na Ualu dipasang pada bagian ujung dinding depan sebelah kanan dan
kiri.
b. Mata Niari
Hiasan ukiran bentuk seperti binatang delapan, bagi suku Batak Toba
disebut Mata Niari (matahari) sebagai simbol sumber kekuatan hidup dan
manusia.
langit dan bumi. Hiasan ini dipasang di halangulu (ruang tengah tempattidur
tuan rumah).
b. Silintong
manusia dari segala bahaya. Dipasang pada dorpi jolo (dinding depan) dan
c. Simarogung-ogung
bagian dorpi jolo (dinding bagian depan), maka pemilik rumah tersebut telah
berhak untuk melaksanakan pesta dan berarti kaya, pengasih, penyayang yang
c. Simeol-meol
d. Semeol-meol Marsialoan
Bentuk dan fungsinya sama dengan simeol – eol hanya saja dibuat
yang merupakan falsafah hidup suku Batak dan pada setiap upacara adat
atau aktivitas lainnya selalu dikaitkan dengan aturan – aturan yang telah
5. Motif Geometris
Yaitu suatu hiasan dengan pola dasarnya adalah gambar - gambar ilmu ukur
a. Ipon -Ipon
Hiasan ukiran ipon- ipon bentuk geometris merupakan hanya sebagai hiasan
pinggir suatu ornament atau dengan kata lain fungsinya hanya sebagai
b. Iran-Iran
di antarai oleh tanda tambah (+). Iran adalah sejenis pemanis muka manusia
agar tampak lebih cantik dan berwibawa. Hiasan ini dipasang pada
c. Sitompi
Pola dasarnya adalah bagian dari anggota tubuh manusia ataupun binatang
a. Ulu Paung
binatang. Hiasan ini diletakkan pada puncak atap bagian depan. Ulu paung
b. Singa -singa
c. . Gajah Dompak
benar yaitu hukum yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Juga
Kabupaten Toba Samosir. Secara umum, Kabupaten Toba Samosir di huni oleh
kelokalan tersebut membuat citra Kabupaten Toba Samosir dikenal sebagai kawasan
budaya dengan kelimpahan unsur-unsur budaya Batak Toba seperti masih banyak
bangunan rumah adat, berbagai macam ulos dan ornamen-ornamen kebudayaan yang
dimiliki masyarakat di Kabupaten Toba Samosir memiliki daya tarik bagi orang -orang
akan budaya itu sendiri tampak pada peningkatan wisatawan yang datang ke Kabupaten
Toba Samosir ini yang tidak semata- mata untuk menikmati panorama alam nya saja
getar-getar kebudayaan (Culture Resonance) pada rancangan bangunan baik secaa fisik
seperti bentuk rumah adat secara non fisik seperti penrapan nilai -nilai spiritual
zaman sekarang dengan lingkungan yang masih sarat dengan kebudayaan untuk
kawasan ini menjadi Kawasan strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Salah satu yang
menjadi daya tarik wisatawan adalah atraksi -atraksi kebudayaan yang menjadi hal
yang harus di pertimbangakan dalam merancang Hotel Resort, Sehingga Unsur -unsur
Hotel di Kawasn Wisata terpadu Lumban Pea tersebut. Maka Judul perancangan ini
adalah Redesain Hotel Resort pada Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea dengan
penerapan Tema Regionalisme agar menciptakan lingkungan binaan yang baik antara
Barat yang terletak di Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota
Padang dengan menempati area luasan 40.343 m2. Desain Mesjid Raya
Arsitek yang mengusung konseptual dari rancangan masjid ini adalah Rizal
Muslimin.Terinspirasi dari tiga symbol yaitu: Sumber mata air (the springs, unsur
alam), bulan sabit dan Rumah Gadang. Memperlihatkan intergrasi sejarah islam,
konteks padang dan tradisinya. Masjid Raya sumatera barat disajikan dalam
penampilan modern yang tidak identik dengan bentuk kubah. Atap bangunan
menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar
tersebut, diartikan, dalam budaya Minangkabau sebagai tau di nan ampek, yaitu
Alquran, Injil, Taurad dan Zabur. Selain itu, tersirat pula makna adat nan ampek,
yaitu adat nan subana adat, adat nan diadatkan, adat nan taradat, dan adat istiadat.
Bangunan utama Masjid Raya Sumatra Barat memiliki denah dasar seluas
Sumatra Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar. Masjid ini
ditopang oleh 631 tiang pancang dengan fondasi poer berdiameter 1,7 meter pada
kedalaman 7,7 meter. Dengan kondisi topografi yang masih dalam keadaan rawa,
kedalaman setiap fondasi tidak dipatok karena menyesuaikan titik jenuh tanah tanah.
Ruang utama yang dipergunakan sebagai tempat salat terletak di lantai atas berupa
ruang lepas. Lantai atas dengan elevasi tujuh meter terhubung ke permukaan jalan
melalui ramp, teras terbuka yang melandai ke jalan. Dengan luas 4.430 meter persegi,
lantai atas diperkirakan dapat menampung 5.000–6.000 jemaah. Adapun lantai dua
berupa mezanin berbentuk leter U memiliki luas 1.832 meter persegi. Konstruksi
rangka atap menggunakan pipa baja. Gaya vertikal beban atap didistribusikan oleh
empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua balok beton lengkung yang
ditancapkan ke dalam tanah dengan kedalaman 21 meter, memiliki fondasi tiang bor
tahap pengecoran selama 108 hari dengan memperhatikan titik koordinat yang tepat.
METODOLOGI PERANCANGAN
- Tapak berada di lokasi strategis, yaitu di Kota Balige yang sebagai pusat
wilayah
(a)
(b)
Gambar 3. 1 Zonasi Fungsi Hotel pada Masterplan Pengembangan Wisata Terpadu Lumban Pea
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
Pada masterplan tersebut luas lahan untuk fungsi hotel ada sebesar4.3 Ha,
namun pada Tugas Akhir ini kasus perancangan hanya di tuntut besar lahan 1.5 Ha
hingga 3 Ha saja. Oleh karena itu, dari Luas Lahan 4.3 Ha akan di pilih lahan sebesar
Alternatif Site 1
Batas Lahan
Utara : Amphitheater
Alternatif Site 2
Batas Lahan
Utara : Amphitheater
Alternatif Site 3
Batas Lahan
Utara : Amphitheater
tapak. tapak.
2 Ketenangan 25 % Site dengan sisi 3 15 % Site dengan sisi 4 20 % Site dengan sisi 4 20 %
Pantai Publik.
dimaksimalkan. sehingga
pemanfaatan view
maksimal.
amphitheater dan
jalur pedestrian.
Total 100% 14 70 % 18 90 % 17 85 %
( *20)
Sumber:Analisis Pribadi
Dari Tabel Pemilihan Lokasi diatas maka site yang lebih potensial untuk di
c. Pencapaian
transportasi darat, udara dan air. Akses utama ke lokasi merupakan jalan arteri
Balige.
d. Area Pelayanan
dngan pusat kota Balige. Selain itu juga dekat dengan objek wisata yang ada di
Kota Balige
Keadaan tanah dan lahan yang baik dan kontur yang tidak terlalu curam dengan
kemiringan lereng 8 %.
Hotel Resort di Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Lumban Pea ini adalah
a. Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang sesuai maka ada beberapa teknik yaitu:
1) Studi Literatur
2) Studi banding
3) Survei Lapangan
4) Wawancara
tersebut.
b. Analisa
c. Konsep
DESKRIPSI PROYEK
Regionalisme.
Toba Samosir.
(a)
(b
(c)
• KDB : 40 %
• KDH : 30 %
• GSD : 50 meter
Terpadu Lumban Pea lahan yang di gunakan adalah ± 2.1 Ha dari 4.3 Ha peruntukan
untuk Hotel.
ANALISIS PERANCANGAN
Analisis pengguna merupakan proses menentukan pelaku pada hotel resor dan
kegiatan yang ada pada hotel resort. Pada hotel resort yang akan di rancang Kembali,
e. Pengguna Ballroom
h. Pengguna Drugstore
4. Pengelola
a. Manager Utama
b. Asisten Manager
c. Sekretaris
d. Manager Keuangan
e. Manager Personalia
f. Manager Pemasaran
g. Manager reservation
h. Manager Engeneering
5. Pegawai/Karyawan
c) Pegawai Restoran
1. Kepala Koki
2. Koki Restoran
3. Pramusaji
4. Kasir Restoran
5. Barista
6. Cleaning Service
f) Pegawai Utilitas
3. Petugas Genset
g) Pegawai Keamanan
1. Satpam
2. Petugas Parkir
3. Petugas CCTV
Mengunjungi objek
wisata yang ada
Cafetaria,
Parkir
Mengunjungi objek
wisata yang ada
C. Pengelola
Kegiatan
Administrasi
Pulang
D. Karyawan
Kegiatan Servis
Masuk Check Out
Istrirahat
Makan
Parkir
Pulang
perawatan Bangunan
Lavatory Servis
Pantry Servis
Office
Manager Privat
e. Pantry Servis
f. Lavatory Servis
minuman
Ruang
ruangan R. Chiller
R. Pengolah air
bersih
Security
menjalankan fungsinya. Dalam membuat standar ruang ada beberapa landasan teori
yaitu:
1. KAMAR TAMU
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
Standard Room
16 2 24 P 384
single bed
Standard Room
20 2 28 P 560
double bed
AS
1 Drug Store 1 30m2 30
S
AS
1 Toko Souvenir 1 20 m2 20
S
AS
1 Mushola 1 30m2 30
S
1bilik 2m2,1
wastafel1m2,
2 Lavatory 2 TS 53.6
1 urinoir 1,1
m2
AS
5 ATM Centre 5 2m2/unit, 12
S
Ruang AS
1 1 20m2/units 20
penukaran uang S
561.
Jumlah
3
168.
Sirkulasi 30%
4
729.
Total
7
3. LOBBY PERLANTAI
Lobby Per 0.5 x jlh 213.
Lobby Per lantai 7 1 P
lantai kamar 5
213.
Jumlah
5
64.0
Sirkulasi 30%
5
277.
Total
6
4.RESTAURAN
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
NA
1 Area makan 150 1.5 m2/orang 225
D
1.5 m2 NA
1 Kasir 2 3
/orang D
50 % area NA 112.
RESTAURAN Dapur
makan D 5
1 Pantry 1 25m2/unit 25
AS
1 Ruang Chef 3 6x4 24
S
2 5 24
Gudang
0,2 m2 x jlh NA
makanan
kamar D
kering
Gudang 0,2 m2 x jlh NA
2 5 24
makanan basah kamar D
Ruang
0,25 m2 x jlh NA
1 pendingin 5 15
kamar D
makanan
Ruang
0,25 m2 x jlh NA
1 pendingin 5
kamar D
minuman
0,3 m2 x jlh
1 Gudang alat 1 TS 18
kamar
Gudang 0,3 m2 x jlh
1 1 TS 18
perlengkapan kamar
Gudang Bahan 0,25 m2 x jlh NA
1 1 15
Bakar kamar D
1bilik 2m2,1
wastafel1m2,
2 Lavatory 2 TS 47.6
1 urinoir 1,1
m2
551.
Jumlah
1
165.
Sirkulasi 30%
3
716.
Total
4
5.COFFESHOP AND CAFÉ
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
1.5 m2 x
2 Coffe shop 1 jumlah P 183
kamar
1.75 m2 x
NA
1 Bar and Coktail 1 jumlah 105
D
COFFESHOP AND kamar
BAR 20 %-30%
1 Lounge 1 TS 54.9
Bar
HP
1 R.Kontrol 1 15 m2 15
D
Ruang NA
1 4 5 m2 x org 20
Bartender D
Ruang AS
1 1 12m2 12
persiapan S
389.
Jumlah
9
Sirkulasi 30% 117
506.
Total
9
6. KONVENSI
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
1.5m2 x jlh HP
1 Ballroom 200 300
orang D
Pre function 1.3 m2 x HP
1 100 130
room orang D
HP
2 Operator Room 15 m2 30
Konvensi D
2 Lavatory 2 20m2 TS 40
AS
4 G.perlengkapan 15m2/unit 60
S
1.5m2 x jlh HP
1 Meeting room 50 75
orang D
Jumlah 635
190.
Sirkulasi 30%
5
825.
Total
5
7.KOLAM RENANG
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
Swimming NA
1 50 100-450m2 450
pool D
NA
1 Kids Pool 20 100-450m2 100
D
Loker dan NA
2 2 20m2/unit 40
ruang ganti D
NA
2 Ruang Bilas 5 2m2/org 20
D
AS
2 Toilet /WC 2 12m2/unit 24
S
Jumlah 634
190.
Sirkulasi 30%
2
824.
Total
2
8.SPA AND SAUNA
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
NA
2 Massage 15 8m2/org 240
D
NA
1 Registrasi 2 1.5m2/orang 3
D
Loker dan NA
2 2 20m2/unit 40
ruang ganti D
AS
2 Toilet /WC 2 12m2/unit 24
S
HP
2 Sauna 10 1.9 m2/orang 38
D
Jumlah 345
103.
Sirkulasi 30%
5
448.
Total
5
9.FITNESS CENTRE
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
NA
1 Fitness Centre 1 min.200m2 200
D
NA
1 Registrasi 2 1.5m2/orang 3
D
Loker dan NA
2 2 20m2/unit 40
ruang ganti D
AS
2 Toilet /WC 2 12m2/unit 32
S
Jumlah 275
Sirkulasi 30% 82.5
357.
Total
5
10. RUANG KEAMANAN
Kelompok Jlh
Kebutuhan Kapasitas Standard Luas
Ruang Ruang
AS
3 Ruang Satpam 5 2 m2/org 30
S
AS
1 R.CCTV 5 15m2/unit 15
S
Jumlah 45
Sirkulasi 20% 9
Total 54
11. PENGELOLAAN
Ruang Pengelola
Manager Front NA
1 1 20m2 20
Office D
NA
1 Sekretaris 1 15m2 20
D
Food and
NA
1 Beverages 1 15m2 20
D
manager
Sales Manager 15m2 20
Reservation NA
1 1 15m2 20
Manager D
1 Accounting 4 5 m2 / orang P 20
NA
1 Ruang Arsip 1 20m2/unit 20
D
PABX NA
1 1 15m2 20
Manager D
Manager NA
1 1 15m2 am 20
keuangan D
House Keeping
15m2 20
Manager
Engineering NA
1 1 15m2 20
manager D
NA
1 R. Kontrol 2 15m2/unit 15
D
1 Ruang rapat 20 2m2/orang P 40
2 Lavatory 2 12m2/unit TS 24
1 Pantry 1 25m2/unit TS 25
Jumlah 324
Sirkulasi 20% 97.2
421.
Total
2
12.PEMELIHARAAN
Engineering 1 Ruang Genset 1 64 m2/unit TS 64
AS
1 Ruang PLN 40
S
NA
10 Ruang Panel 1 6mx4m 240
D
NA
1 Ruang PABX 1 14m2 14
D
NA
1 Ruang AHU 1 6mx4m 240
D
0,47 m2 x jlh HP
1 R.Chiller 1 30
kamar D
NA
1 Ruang Pompa 40 m2/unit 40
D
0,3 m2 x jlh
1 Gudang Alat 1 TS 20
kamar
Ruang
HP
1 Pengolahan 25m2/unit 25
D
Sampah
Ruang
AS
1 Pengolahan Air 1 40 m2 40
S
Kotor
Ruang
AS
1 Pengolahan Air 1 40m2 40
S
Bersih
Jumlah 793
158.
Sirkulasi 20%
6
951.
Total
6
13.TATA GRAHA
0.4x jlh
Ruang 1 R.Linen P 24.4
kamar
0.6x jlh
Tata Graha 1 R.Laundry P 36.6
kamar
0.3x jlh
1 R.Jemur P 18.3
kamar
0,7 m2 x jlh
1 Housekeeping 1 P 42.7
kamar
R.cleaning NA
1 12 1,8m2/orang 21.6
servis D
2 Lavatory 2 12m2/unit TS 24
167.
Jumlah
6
50.2
Sirkulasi 30%
8
217.
Total
9
14. PENERIMAAN
AS
Penerimaaan 1 Loading Dock 10 7x10 70
S
AS
dan gudang 2 Gudang 2 6x12 144
S
Kantor AS
1 5 4x5 20
Penerima S
Jumlah 234
Sirkulasi 30% 70.2
304.
Total
2
15.KARYAWAN
0,9 m2 x
HP
Karyawan 1 Ruang Makan 200 50% x jlh 90
D
karyawan
0,6 m2 x
1 Ruang istirahat 200 P 120
karyawan
NA
1 Ruang Training 80m2/unit 80
D
NA
2 Loker 200 1.5m2 /orang 225
D
NA
1 Pantry 25m2/unit 25
D
AS
1 Mushola 30 m2 30
S
1bilik 2m2,1
wastafel1m2,
2 Lavatory 2 TS 70
1 urinoir 1,1
m2
Jumlah 640
Sirkulasi 30% 192
Total 832
Sumber: Olahan Pribadi
Berikut adalah data wisatawan yang datang ke kabupaten Toba Samosir dalam
Untuk mengetahui berapa jumlah kamar yang harus di sediakan pada rancangan
ini juga mengacu kepada banyaknya hotel dan jumlah kamar hotel yang ada di
setiap tahunnya oleh karena itu akomodasi hunian juga haruslah meningkat agar dapat
lakukan pendekatan perencanaan untuk 5 tahun kedepan. Oleh karena itu harus lah di
PX = PO + b(X)
Dengan:
𝑃1 − 𝑝0
b =
𝑥
b = 20.370 wisatawan/tahun
PX = P1 + b(x)
P5 = 802.677 + 20.370(5)
P5 = 802.677 + 101.850
Berdasarkan hasil analisa data dari BPS Kabupaten Samosir, dari total
wisatawan yang datang ke Kabupaten Toba Samosir terdapat rata-rata sekitar 19.09 %
wisatawan datang ke Kota Balige dengan rata-rata lama menginap 3.71 hari. Maka
dapat di peroleh perkiraan banyaknya wisatawan yang menginap pada tahun 2025 di
Maka dari jumlah tersebut maka didapatkan jumlah kamar yang diperlukan antara lain:
𝐏 𝐱𝐋
Jumlah Kamar =
60% 𝑥 1.75𝑥 365
Keterangan:
171.861 4𝐱3.7
Jumlah Kamar =
60% 𝑥 1.75𝑥 365
Dikutip dari Kabupaten Toba Samosir dalam Angka 2019 jumlah kamar yang
tersedia di Kabupaten Toba Samosir ada 639 kamar dengan Kecamatan Balige memilki
395 Kamar, Kecamatan Lagu Boti 86 Kamar, Kecamatan Porsea 13 dan Kecamatan
Ajibata 145. Dan pada tanggal 29 tahun 2020 telah dilakukan Launching Hotel
berbintang Pertama di Kota Balige dengan jumlah Kamar 152 Kamar. Sehingga, total
kamar yang terdapat di Kecamatan Balige adalah 547 Kamar pada tahun 2020.
Maka untuk mendapatkan berapa kamar yang harus disediakan pada masterplan
perbandigan banyak nya yang dibutuhkan terhadap banyaknya kamar yang tersedia.
791 1.660
=
547 x
2025
Di kota Balige telah tersedia 547 Kamar hingga tahun 2020, maka kekurangan
kamar yang di butuhkan dalam kurun waktu 5 tahun yaitu pada tahun 2025 di prediksi
dilakukan pertahun dalam jangka waktu 5 tahun tersebut maka jumlah kamar yang
kebutuhan kamar yang berjumlah 121 kamar tersebut diasumsikan dibagi dua terhadap
tiap-tiap pengembangan hotel pada masterplan tersebut. Oleh karena itu setiap
bintang menurut jumlah kamar maka hotel yang akan dirancang adalah hotel bintang 4
dengan jumlah kamar 61 kamar. Pada keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/11/1998
tersebut juga diatur mengenai jumlah kamar suite, double bedroom dan single bedroom
pada hotel bintang 4, maka berdasarkan hal tersebut didapatkan jumlah kamar suite
yang akan di rancang yaitu 4 kamar, Kamar Double Bedroom sebanyak 51 kamar dan
Jumlah Kapasitas
No Tipe Kamar Kapasitas Ukuran
Unit Total
1 Standar 2 24-28 m2 36 72
2 Delux 2 32 m2 21 42
3 Suite 4 48-72 m2 4 16
ratio perbandingan jumlah tenaga kerja dengan jumlah kamar adalah 1:1.6
= 97.6 = 98 karyawan
Dari total jumlah kamar yang dirancang di dapatkan jumlah orang yang
menghuni hotel adalah sebanyak 120 orang, dengan jumlah karyawan untuk hotel
80 % dari 120= 96 orang, diasumsikan 1 mobil minimal ada 2 orang maka kebutuhan
parkir untuk mobil = 48 mobil. lalu untuk sepeda motor 10 % dari 120 = 12 orang di
asumsikan 1 sepeda motor ada 2 orang maka total parkir untuk sepeda motor ada 6
parkir. untuk tamu tidak menginap maksimum ada 200 orang yaitu yang merupakan
motor diasumsikan kapasitas terbanyak dalam 1 mobil ada 2 orang maka 70 %x 200 =
140, 140 :4 = 35 mobil, dan untuk sepeda motor 30 % x200 orang= 60 orang
diasumsikan 1 motor ada dua orangmaka 60: 2 =30 motor, untuk pengelola ada 9 orang
Kawasan perancangan adalah kawasan yang memiliki kontur yang landai. Pada
mendapatkan lahan yang cenderung datar. Ketinggian lahan berada pada +950 mdpl
Lokasi perancangan memiliki dua akses masuk yaitu jalan Parbagasan dan
satunya lagi jalan setapak. Lokasi perancangandapat di capai melalui jalan arteri primer
(a)
(b)
pada jalan menuju lokasi site perancangan sulit menuju site dengan
- Ukuran jalan 4m
(a)
(b)
aspal.
kendaraan
pedestrian
Dari analisa diatas maka akses pencapaian untuk menuju site yang paling
efektif adalah pencapaian alternatif 1, dengan pertimbangan jarak yang lebih dekat
didalam site di arahkan menjadi dua yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan
kaki.
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir
luar site, analisa ini untuk mengidentifikasi view positif dan negatif.
Keterangan gambar:
perhatian masyarakat.
(+) berpotensi
sebagai area yang
memaksimalkan
bukaaan dan
peletakan vegetasi
(+) berpotensi
sebagai area yang
menampilkan massa
bangunan ataupun
entrance masuk yang
menarik
Analisa Kebisingan menjadi poin penting dalam menntukan zonasi ruang dalam
Semakin kebisingan nya rendah maka tingat kenyamanan hotel juga semakin tinggi.
menjadi poin penting dalam pada jalur masuk yang sebagai buffer
tenang.
Parkir
Entrance
Lobby
Lounge
Publik Resepsionis
Reservation
Retail Shop
Mushola
Lavatory
ATM Centrre
Restoran
Bar
Coffe Shop
Ballroom
prefuntion room
Meeting Room
Fitness Centre
Sauna
Sap
Administrasi Office
Sekretaris
Sales Manager
Accounting
Ruang Arsip
PABX Manager
Manager keuangan
Engineering manager
Ruang Kontrol
Ruang rapat
Lavatory
Pantry
Kamar Standar
Kamar Deluxe
Privat Hotel
Kamar Suite
Main Kitchen
Pantry
Gudan Perlengkapan
Lavatory
Housekeeping
Linen
Receiveing Area
Loading dock
Pos Security
Loker
Ruang istirahat
Ruang Ganti
Privat Karyawan
Ruang Makan
Ruang Training
Pantry
Ruang Genset
Ruang PLN
Ruang Panel
Ruang PABX
Ruang AHU
Ruang Pompa
Gudang Alat
a. Gubahan Massa
perancangan.
dan bervariasi.
Mendapatkan view sunset lake Potensi sinar yang berlebebih Meletakakan vegetasi
menerima cahayasore
berlebih.
dengan maksimal
b. Orientasi
c. Perwajahan
rumah adat batak yang sarat dengan ornament. Penerapan ornamen adalah salah
satu cara beradaptasi dengan keadaan sekitar dan tetap menonjolkan citra
d. Penghawaan
Penghawaan alami dapat dimaksimalkan dengan sirkulasi udara dari arah danau
Sistem struktur pada bangunan merupakan cara yang digunakan agar dapat
menyokong bangunan sehingga bangunan dapat berdiri kokoh. Pada prinsipnya sistem
struktur dan konstruksi menyalurkan beban ke setiap elemen struktur agar mampu
• Sistem struktur yang diterapkan harus sesuai dengan beban yangbekerja pada
bangunan.
bangunan
a. Struktur Lantai
mati (berat struktur lantai itu sendiri) yang ada di bangunan tersebut. Ada
beberapa jenis sistem struktur lantai pada bangunan tinggi antara lain:
- Pelat Datar (Flat Plate)-pelat beton bertulang dengan tebal merata yang
kecil yang saling bersilangan dengan jarak yang relative rapat dan
- Sistem Pelat dan Balok – sistem pelat lantai ini terdiri dari lantai yang
menerus ditumpu oleh balok balok monolit. Sistem ini banyak di pakai
b. Dilatasi
i. Dilatasi kolom
c. Struktur Atap
kayu yang berkualitas baik di sekitar tapak. Material kayu juga merupakan
alam.
Struktur baja adalah struktur logam yang terbuat dari komponen baja
kekakuan penuh. Karena tingkat kekuatan baja yang tinggi, struktur ini dapat
bangunan yang terbuat dari baja struktural. Baja struktural adalah bahan
konstruksi baja yang dibuat dengan bentuk dan komposisi kimia tertentu
Bahan utama dari baja struktural adalah besi dan karbon. Mangan,
logam campuran, dan beberapa zat kimia tertentu juga ditambahkan pada
Sumber air bersih dapat diperoleh dari PDAM atau sumur dalam (deep well) dengan
kedalaman lebih dari 100 meter. Skema jaringan air bersih pada bangunan tinggi
Pada sistem ini air bersih dari PDAM atau deep well masuk ke dalam
ground reservoir, kemudian air bersih tersebut dinaikkan dengan pompa ke roof
tank, selanjutnya dialirkan secara gravitasi atau dengan pompa ke tiap lantai
bangunan
Kelebihan Kekurangan
- Air bersih selalu tersedia setiap saat. deep well ditampung di ground
sprinkler)
Pada sistem ini pipa disribusi langsung dari tangki bawah (ground tank)
pompa. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa
cabang dari pipa utama tersebut. sistem ini diterapkan pada perumahan dan
cepat rusak.
Kelebihan Kekurangan
Dari analisa diatas maka, sistem dengan Down Feed system lebih efektif dan
perawatan nya lebih cenderung mudah. Air tersedia setiap saat sehingga tidak
memerlukan pompa.
- Satu Pipa
Pada sistem ini, limbah dari WC/ closet, air mandi, cuci, dan air lemak dapur
saluran kota
Pada sistem ini, limbah dari WC/closet dipisahkan dari limbah kamar mandi,
bersama-sama limbah air mandi, cuci, dan dapur dibuang ke peresapan air
cukup efektif untuk di terapkan pada bangunan hotel resort. Untuk bangunan gedung
bertingkat seperti apartemen maupun hotel sering juga dilengkapi dengan pembuatan
sampah konsumsi sehari-hari berupa plastik, sisah makanan, kertas dsb dan
c. Fire Protection
“tahan api” adalah bahan yang tahan tidak terbakar selama 3 jam,
pada bagian yang sensitive dan berhubungan dengan suhu tinggi, mis
dll)
syarat
(alarm system).
kebakaran
diperhitungkan dari panjang selang air dan jauhnya pancaran air hydrant
bangunan.
- Harus bebas asap dan api, maka tabung tangga (stair well) harus
diberi: “smoke vestibule” dan pintu tahan api/ fire door (pintu
- Bahan Fire Escape harus tahan api (tidaka terbakar ddalam waktu
3 jam.
refrigerant/ bahan pendingin yang ada pada alat AC, baru didistribusikan
digunakan sebab dianggap tidak efesien karena ducting (pipa udara) harus
gedung.
2. Water to Air System (sistem air udara/ sistem tidak langsung). Disebut
dingin (cold water). Pada sistem ini pengkondisian udara dibantu dengan
air yang diproses dingin (cold water). Disini ducting (pipa udara) terpisah
e. Electrical System
Instalasi untuk penerangan (alat-alat kecil) dan Instalasi untuk tenaga (alat-alat
mekanikal besar).
- Setiap lapis lantai bangunan, minimal harus ada satu buah sub panel
penerangan.
- Apabila luas lantai sangat besar, perlu dipasang beberapa sub panel
penerangan
- Pompa kebakaran
4. Lift kebakaran
5. Lift penumpang
KONSEP PERANCANGAN
berpapasan langsung dengan jalan utama kawasan. Area/zonasi resort dibagi menjadi
empat zona yaitu area Publik berupa area parkiran, bangunan function room dan
bangunan pengelola yang berada di bagian depan site. Zona Semi Publik berupa
bangunan hotel dan fasilitas hotel yang letakknya pada bagian belakang site, Bagian
Fasilitas Hotel ditempatkan di lantai satu sedangkan untuk kamar hotel tipe standar dan
tipe deluxe berada di lantai dua dan tiga. Zona Private Hunian untuk tipe suite dan
Family Suite berada pada bagian belakang site dengan view maksimal menghadap
Danau Toba. Zona Servis berpusat di bagian kanan dekat dengan parkiran untuk
Bangunan Pengelola
Bangunan Hotel Bangunan Function
room
Jacuzzi Restoran Parkir Karyawan
Cottage Family
suite Cottage Parkir Pengunjung dan
Spa Penghuni Hotel
Suite
Parkir Bus
(a)
(b)
Gambar 6. 2 (a) Perpektif Zonasi Ruang, (b) Konsep bangunan bagian depan
(a)
(b) Pada bangunan hotel lantai satu terdapat lobby hotel, fasilitas hotel dan dapur restoran
(c) Pada bangunan hotel lantai dua pembagian tipe kamar di dasarkan pada potensi view
yang terdapat pada site
Gambar 6. 4 (a) Hubungan Ruang Mikro Kamar Hotel, (b)(c) Konsep Hub.Ruang per lantai
Pada perancanganan hotel resort ini konsep dasar penerapan tema dapat
Adat Batak.
(a)
Atap Segitiga
Ruang atap
fungsikan sebagai
jalur masuk udara
dan cahaya dengan
menggukan curtain
wall dan partisi
Struktur bangunan
tengah ( badan)
difungsikan
sebagai fungsi
utama bangunan
yaitu ballroom
(b)
(c)
(e) Transformatif atap segitiga di terapkan pada bagian cottage dengan memanfaatkan fungsi
ruang atap sebagai ruang tidur bagi penghuni
Selain transformatif bentuk rumah adat batak, penerapan arsitektur regionalisme juga
ada tiga ornamen yang digunakan yang sesuai dengan fungsi hotel: yaitu
Gorga Dalihan Natolu, Gorga Desa Naualu dan Gorga Simeol-meol. Penerapannya
sebagai ekspresi nilai kelokalan dengan meletakkan nya pada bangunan sesuai dengan
nilai-nilai kosmologinya.
(a) Gorga Desa Naualu (b) Gorga Simeol-meol (c)Gorga Dalihan Na Tolu
(d)
Gambar 6. 11 (a) Gorga Desa Naualu,(b) Gorga simeol-meol, (c) Gorga dalihan Natolu (d)Penerapan
Gorga Pada Fasad Bangunan
lokal sebagai bagian dari perancangan untuk menciptakan suasana tradisional batak
toba.
pergerakan udara dan pencahayaan alami untuk masuk kedalam kamar. Sehingga dapat
Konsep bangunan hotel di desain dengan konsep dinding bernafas/tidak masif yang
bangunan
Konsep sistem struktur yang di gunakan adalah sistem struktur rigid frame.
Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu
dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas menerima beban dan
gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi beban dan gaya.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 6. 15 Sistem Struktur Rigid Frame (a) Pondasi bore pile, (b) Konstruksi rigid pada bangunan
hotel,(c) Kontruksi rigid pada bangunan pengelola, (d) Kontruksi rigid pada bangunan Ballroom.
Struktur pondasi yang digunakan pada bangunan utama yaitu Bangunan Hotel
Ballroom dan Kantor pengelola adalah pondasi tiang pancang (Bore Pile), sedangkan
bangunan pendukung lainnya menggunakan pondasi batu kali pada bangunan yang
Struktur lantai yang digunakan adalah dengan beton bertulang yang di tumpu
kepada balok lantai dengan material pernutup lantai dengan parquette untuk memberi
suasana natural. Konsep penutup dinding di desain dengan konsep dinding bernafas
Struktur Atap pada bangunan utama menggunakan struktur space frame dengan
(a)
(b)
Gambar 6. 17 Skema Sistem Jaringan Air Kotor (a) cair dan (b) padat
Sampah.
d) Jaringan Listrik
Sumber listrik utama berasal dari PLN dan genset sebagai sumber
PLN GENSET
TRAFO
RUANG PANEL
SUB
DISTRIBUTION UNIT
PANEL
Exhauser
Fire extinghuiser
vertical dan menggunakan lift untuk akses servis hotel. sedangkan bangunan
verticalnya.
(a)
(b)
(a)
(b)
b. Interior Kamar
(a)
(b)
Tipe Deluxe
(c)
(d)
Gambar 6. 29 Interior Kamar Tipe (a) Standar Single Bed; (b) Double Bed; (c)& (d)
Deluxe
c. Interior Restoran
(a)
(b)
BAB VII
KESIMPULAN
perancangan yang menerpaka nilai -nilai yang terdapat pda suatu daerah baik nilai
penting dalam sebuah perancangan perancangan. Nilai -nilai budaya baik kosmologi
dan ekspresi kebudayaan dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Pada
perancangan ini penerapannya dapat dilihat pada pola ruang yang memanfaatkan view
terbaik dari tapak , bentuk massa dan elemen pembentuk wajah bangunan hotel ayng
disusun oleh unsur-unsur budaya setempat. Pada elemn pembentuk wajah bangunan ,
Gorga – gorga yang di terapkan antara lain adalah gorga Dalihan Natolu, Gorga simeol-
meol dan Gorga Desa Naulu yang di sesuaikan dengan fungsi hotel sebgai area rekreasi.
Kawasan Wisata Terpadu Lumban Pea ini dapat menciptakan bangunan yang menjaga
dan mempertahankan identitas Kawasan Danau Toba sebagai area wisata yang masih
DAFTAR PUSTAKA
Farel, Ryandhika Ruddy, Widi Suroto, and Ana Hardiana. "RESORT HOTEL
15.2: 439-446.
Kurniasih, Sri. 2009. Prinsip Hotel Resort: Studi Kasus Putri Duyung Cottage 51 Ancol
Lawson, Fred. Hotels, motels and condominiums: design, planning and maintenance.
Penner, Richard H., Lawrence Adams, and Walter Rutes. Hotel design, planning
PERDA Kab. Toba Samosir No. 12 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang
Press, 2018.
Sudarwani, Margareta Maria, and Iwan Priyoga. "Toba Batak House Of Huta Bagasan
Susanto, Erfan, Adi Sasmito, and Esti Yulitriani Tisnaningtyas. "Perancangan Hotel
Tinumbia, Reza Prasetyo, Agung Murti Nugroho, and Subhan Ramdlani. "Penerapan
(2016).