Anda di halaman 1dari 93

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Akuntansi Skripsi Sarjana

2017

Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah


Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahan Kabupaten Samosir

Manurung, Sandris Sri Rejeki

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/864
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI

PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP


PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAHAN
KABUPATEN SAMOSIR

OLEH

SANDRIS SRI REJEKI MANURUNG


130503160

PROGRAM STUDI STRATA 1


DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Penerimaan Pajak

Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten

Samosir” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas

akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan , 16 Oktober 2017


Yang membuat pernyataan,

Sandris Sri Rejeki Manurung


NIM. 130503160

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP


PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAHAN
KABUPATEN SAMOSIR

Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh pajak hotel, pajak restoran,
pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah di
Samosir tahun anggaran 2008-2016.
Penelitian ini dilakukan di Badan Pendapatan Daerah Samosir yang
berlokasi di Jalan Raya Rianiate Km5, Pangururan. Jenis penelitian ini adalah
studi kasus dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Penelitian ini
menggunakan data sekunder. Metode analisis dari penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pajak hotel berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah, (2) Pajak restoran
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pendapatan asli daerah, (3)
Pajak hiburan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pendapatan
asli daerah, (4) Pajak penerangan jalan berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap pendapatan asli daerah, (5) Secara simultan pajak hotel, restoran,
hiburan, dan penerangan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

Kata Kunci : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak


Penerangan Jalan, dan Pendapatan Asli Daerah

ii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

THE EFFECT OF LOCAL TAXES ON ORIGINAL LOCAL


REVENUES ON THE GOVERNMENT
OF SAMOSIR DISTRICT

This research aims to the effect of hotel tax, restaurant tax, entertainment
tax, and the roadway lighting tax to origina local revenues Samosir fiscal year
2008-2016.
This research was conducted at the Department of Revenue Samosir that
was located at Rianiate Street Km 5, Pangururan. This study used secondary
data. The type of the research was case study with documentation as the data
collecting techniques The method of analysis of this study using multiple
regression analysis.
The results of this study indicate that (1) Hotel tax positive and significant
effect on the local revenue. (2) Restaurant tax positive effect but not significant to
the local revenue, (3) Entertainment tax positive effect but not significant to the
local revenue, (4) Roadway lighting tax positive effect but not significant to the
local revenue, (5) Simultaneously hotel, restaurant, entertainment, and the
roadway lighting significantly influence the local revenue.

Keyword : Hotel Tax, Restaurant Tax, Entertaintment Tax, Roadway Lighting


Tax Local Revenue.

iii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan berkat dan penyertaan-Nya bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul "Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Samosir” guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan

serta dukungan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Terutama

penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang penulis sangat sayangi,

Ayahanda Tulus Manurung dan Ibunda Osmi Lumbanraja. Terima kasih atas

semua kasih sayang, doa, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti.

Kemudian kepada saudara-saudari kandung saya yang terkasih, Abang Samuel

Maju Mulia Manurung, Adik Laurens Yunita Manurung, dan Adik Ilham Saputra

Manurung, penulis ucapkan terima kasih atas dukungannya dalam menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis juga ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA. dan

Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris

Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

iv

Universitas Sumatera Utara


3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak.selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini berupa saran

dan kritik yang sangat membangun sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan tepat waktu.

4. Bapak Drs. Arifin Hamzah, M.M., Ak. selaku Dosen Penguji dan

Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M., Ak. selaku Dosen Pembanding

yang memberikan banyak masukkan sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik.

5. Para Bapak dan Ibu dosen pengajar yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis selama masa kuliah.

6. Sahabatku seperjuangan Dwi Ajeng Pratiwi dan Dessy Fadina Lubis

untuk segala bantuan, dukungan yang selalu memacu semangat dalam

proses penyelesaian skripsi ini dan semua pihak yang namanya tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.

Medan, 16 Oktober 2017


Penulis

Sandris Sri Rejeki Manurung


NIM. 130503160

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Halaman

PERNYATAAN ......................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
ABSTRACT ................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah ..................................................................... 5
1.3 Perumusan Masalah ................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 8


2.1 Tinjauan Teoritis ..................................................................... 8
2.1.1 Teori Bakti .................................................................... 8
2.1.2 Pajak ............................................................................. 8
2.1.2.1 Definisi Pajak .................................................... 8
2.1.2.2 Fungsi Pajak ...................................................... 10
2.1.2.3 Sistem Pemungutan Pajak .................................. 10
2.1.2.4 Pengklasifikasian Pajak ..................................... 11
2.1.3 Pajak Daerah ................................................................. 13
2.1.3.1 Definisi Pajak Daerah ........................................ 13
2.1.3.2 Pembagian Pajak Daerah ................................... 13
2.1.4 Pajak Hotel, Restoran, Hiburan, dan Penerangan Jalan .. 15
2.1.4.1 Pajak Hotel ........................................................ 15
2.1.4.2 Pajak Restoran ................................................... 18
2.1.4.3 Pajak Hiburan .................................................... 19
2.1.4.4 Pajak Penerangan Jalan ...................................... 21
2.1.5 Pendapatan Asli Daerah ................................................ 23
2.1.5.1 Definisi Pendapatan Asli Daerah ....................... 23
2.1.5.2 Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah ................... 24
2.1.5.3 Kendalan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah . 27
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ................................................ 28
2.2.1 Kerangka Konseptual .................................................... 30
2.2.2 Hipotesis Penelitian ....................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 36


3.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 36

vi

Universitas Sumatera Utara


3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 36
3.3 Definisi Operasional .............................................................. 37
3.4 Prosedur Pengumpulan Data .................................................. 39
3.5 Metode Analisis Data ............................................................. 39
3.5.1 Analisis Deskriptif ........................................................ 39
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................... 40
3.5.2.1 Uji Normalitas ................................................... 40
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas .......................................... 41
3.5.2.3 Uji Autokorelasi ................................................ 41
3.5.2.4 Uji Heterokedasititas ......................................... 42
3.5.3 Analisis Regresi ............................................................ 43
3.5.4 Pengujian Hipotesis ....................................................... 43
3.5.3.1 Uji Parsial (t-test) ............................................... 43
3.5.3.2 Uji Simultan (f-test) ........................................... 44
3.5.3.3 Uji Koefisien Determinasi ................................. 45
3.6 Jadwal dan Lokasi Penelitian ................................................ 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 46


4.1 Gambaran Umum Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Samosir ................................................................ 46
4.2 Penerimaan Pajak Hotel Kabupaten Samosir .......................... 51
4.3 Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Samosir ..................... 52
4.4 Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Samosir ...................... 53
4.5 Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Samosir ........ 54
4.6 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Samosir .......................... 55
4.7 Analisis Statistik Deskriptif ................................................... 56
4.8 Uji Asumsi Klasik.................................................................. 57
4.8.1 Uji Asumsi Normalitas .................................................. 57
4.8.2 Uji Multikolinearitas ..................................................... 59
4.8.3 Uji Autokorelasi ............................................................ 60
4.8.4 Uji Heterokedastisitas ................................................... 61
4.9 Analisis Regresi .................................................................... 62
4.10 Pengujian Hipotesis ............................................................. 63
4.10.1 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Uji t ....................... 63
4.10.2 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F) ................ 64
4.10.3 Analisis Koefisien Determinasi ................................... 65
4.11 Pembahasan Hasil Penelitian................................................. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 69


5.1 Kesimpulan............................................................................. 69
5.2 Saran ...................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 72


LAMPIRAN ............................................................................................... 75

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Daftar Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu .................................................... 28


3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............. 37
4.1 Target dan Realisasi Pajak Hotel Kabupaten
Samosir Tahun 2008-2016 ............................................ 52
4.2 Target dan Realisasi Pajak Restoran Kabupaten
Samosir Tahun2008-2016 ............................................. 53
4.3 Target dan Realisasi Pajak Hiburan Kabupaten
Samosir Tahun2008-2016 ............................................. 54
4.4 Target dan Realisasi Pajak Penerangan Jalan
Kabupaten Samosir Tahun2008-2016 ............................ 54
4.5 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Samosir Tahun2008-2016 ............................ 55
4.6 Statistik PAD, Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan, dan Pajak Penerangan Jalan .................. 56
4.7 Hasil Uji Normalitas ..................................................... 58
4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................... 59
4.9 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ....... 60
4.10 Hasil Uji Regresi Berganda .......................................... 62
4.11 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) .............. 63
4.12 Hasil Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F .................... 65
4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................... 65

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual .................................................... 31


4.1 Hasil Uji Normalitas ..................................................... 59
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................... 61

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Statistik Deskriptif ..................................................... 75


2 Asumsi Klasik ........................................................... 76
3 Analisis Regresi ......................................................... 78
4 Pengujian Hipotesis .................................................... 79
5 Data Variabel Penelitian ............................................. 80
6 Surat Izin Penelitian ................................................... 81

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reformasi membawa perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara di Negara Republik Indonesia. Reformasi antara pemerintah pusat

dengan pemerintah daerah disebut kebijakan Otonomi daerah. Kebijakan otonomi

daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diatur

dalam Undang-Undang telah membawa banyak perubahan bagi daerah untuk

melaksanakan pembangunan di segala bidang, yang diharapkan dapat

dilaksanakan secara mandiri oleh Pemerintah Daerah.

Sebagaimana kita ketahui pada tahun 2004 pemerintah mengeluarkan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menggantikan Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam Undang-

undang No. 32 Tahun 2004 ini disebutkan bahwa “penyelenggaraan otonomi

daerah yang dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan

bertanggungjawab kepada kepada masing-masing daerah”. Otonomi daerah tidak

hanya berdampak terhadap penyerahan kewenangan pemerintahan pusat dan

pemerintahan daerah semata, tapi juga penyerahan kewajiban bagi daerah untuk

melaksanakan berbagai kegiatan pemerintahan secara lebih mandiri, termasuk di

dalamnya optimalisasi pengelolaan keuangan.

Universitas Sumatera Utara


Pada tahun 2004 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 yang menggantikan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Perubahan regulasi

ini, berdampak terhadap sumber pendapatan daerah dalam rangka otonomi daerah.

Untuk mendukung pelaksanaan otonomi yang maksimal pemerintah

mengeluarkan kebijaksanaan dibidang pemerintah daerah yang berorientasi pada

peningkatan kemampuan daerah untuk membiayai urusan rumah tangganya

sendiri dan diprioritaskan pada penggalian dana mobilisasi sumber-sumber

daerah. Sumber pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun

2004 adalah :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari:


a. Hasil pajak daerah.
b. Hasil retribusi daerah.
c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
d. Pendapatan asli daerah yang sah.
2. Dana perimbangan.
3. Pinjaman daerah.
4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Koswara (2000: 50), menyatakan bahwa “ciri utama yang menunjukkan

suatu daerah otonom mampu berotonomi terletak pada kemampuan keuangan

daerah”. Artinya, daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk

menggali sumber–sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan

keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerahnya. Ketergantungan pada pemerintah pusat harus seminimal

mungkin, sehingga pendapatan asli daerah harus menjadi bagian sumber keuangan

terbesar yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah

Universitas Sumatera Utara


sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan negara.Oleh karena itu

daerah dengan segala kemampuannya harus dapat memanfaatkan segala potensi

yang ada pada daerahnya untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerahnya sendiri.

Menurut lembaga pemungutnya pajak dibagi menjadi pajak pusat dan

pajak daerah. Pajak pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Sedangkan pajak daerah

adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk

membiayai rumah tangga daerahnya sendiri.

Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah,

telah ditetapkan beberapa jenis pajak daerah yang dapat dipungut oleh daerah.

Jenis pajak tersebut antara lain:

a. Pajak hotel
b. Pajak restoran
c. Pajak hiburan
d. Pajak reklame
e. Pajak penerangan jalan
f. Pajak mineral bukan logam dan batuan
g. Pajak parkir
h. Pajak air tanah
i. Pajak sarang burung walet
j. Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan
k. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Sebagaimana kita diketahui bahwasanya pajak merupakan iuran wajib

rakyat kepada negara. Pajak daerah inilah yang akan digunakan untuk membiayai

kegiatan pemerintahan dan pajak daerah ini juga berperan serta dalam membiayai

pembangunan daerah. Tanpa adanya pajak daerah maka kebutuhan akan dana

pembangunan akan sulit untuk dipenuhi karena telah diketahui bahwa sebagian

Universitas Sumatera Utara


besar pendapatan negara kita adalah berasal dari pajak. Oleh sebab itu

permasalahan tentang pajak ini harus ditangani secara tepat agar iuran pajak

daerah dapat dimanfaatkan dengan baik.

Peristiwa yang terjadi sejak otonomi daerah telah membawa perubahan

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di mana dalam setiap daerah

diberikan kewenangan untuk mengelola keuangan daerahnya secara mandiri, oleh

karena itu setiap daerah berusaha menggali potensi keuangannya melalui

pendapatan asli daerah guna membiayai pemerintahan daerah dan membiayai

pembanguan daerah. Pajak daerah sebagai salah satu komponen penerimaan

daerah seharusnya memiliki peranan yang besar dalam pendapatan asli daerah.

Beberapa penelitian mengenai pengaruh penerimaan pajak daerah yang

terdiri dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan

juga telah dilakukan, tetapi terdapat perbedaan hasil dalam penelitian tersebut.

Sembiring (2011) menunjukkan bahwa pajak hotel berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah sedangkan, Ulfah (2007) menunjukkan bahwa pajak hotel

tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Marpaung (2009)

menunjukkan pajak restoran berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah

sedangkan, Putranty (2008) menunjukkan bahwa pajak restoran tidak berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah. Arsy (2013) menunjukkan bahwa pajak hiburan

berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah sedangkan, Christine (2015)

menunjukkan pajak hiburan tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.

Dan penelitian yang dilakukan Helvianti (2009) menunjukkan bahwa pajak

penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah sedangkan,

Universitas Sumatera Utara


Oktoriyani (2013) menunjukkan pajak penerangan jalan tidak berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah.

Dari uraian diatas, hasil penelitian yang belum menunjukkan konsistensi

antara peneliti yang satu dengan penelitian lainnya, baik karena perbedaan lokasi

maupun periode waktu yang diteliti mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang pajak daerah sebagai variabel independen yang

diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih akurat. Peneliti mengambil

kabupaten Samosir sebagai objek penelitian karena kabupaten Samosir merupakan

salah satu kabupaten hasil pemekaran yang ada pada provinsi Sumatera Utara.

Keistimewaan Kabupaten Samosir dengan alamnya, mampu ditangkap oleh

pemerintah daerah setempat. Hal ini ditandai dengan mulai banyaknya hotel,

restoran, dan tempat hiburan yang dibangun dan juga mulai memadainya

penerangan jalan di Kabupaten Samosir ini. Seiring dengan perkembangan di

Kabupaten Samosir akan meningkatkan pendapatan asli daerah yang akan

dihimpun melalui pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak penerangan

jalan.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan

judul: “Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Samosir”

1.2 Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pajak daerah dalam penelitian ini

maka penulis membatasi permasalahan tersebut dengan hanya membahas

Universitas Sumatera Utara


beberapa bagian pajak daerah yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan

pajak penerangan jalan. Peneliti juga hanya melakukan penelitian dari tahun 2008-

2016.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan

penelitian ini adalah:

1. Apakah penerimaan pajak hotel berpengaruh terhadap pendapatan asli

daerah pada pemerintahan kabupaten Samosir?

2. Apakah penerimaan pajak restoran berpengaruh terhadap pendapatan

asli daerah pada pemerintahan kabupaten Samosir?

3. Apakah penerimaan pajak hiburan berpengaruh terhadap pendapatan

asli daerah pada pemerintahan kabupaten Samosir?

4. Apakah penerimaan pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah pada pemerintahan kabupaten Samosir?

5. Apakah penerimaan pajak hotel, restoran, hiburan, dan penerangan

jalan berpengaruh secara bersama-sama terhadap pendapatan asli

daerah pada pemerintahan kabupaten Samosir?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerimaan

pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan

berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Samosir.

Universitas Sumatera Utara


1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti

Menambah wawasan dalam memahami pengelolaan penerimaan pajak,

khususnya pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak

penerangan jalan.

2. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

Menjadi sumbangan pemikiran bagi pemerintah dalam mengambil

kebijaksanaan dalam usahanya untuk meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah guna membiayai pembangunan daerah khususnya penerimaan

yang berasal dari pajak daerah.

3. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan terhadap

ilmu pengetahuan untuk menjadikan bahan pembelajaran serta

informasi dan masukan bagi penelitian selanjutnya untuk melanjutkan

pengembangan penelitian terkait permasalahan yang sama.

4. Bagi pembaca

Sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam mendalami

masalah pengelolaan pajak.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Bakti

Terdapat beberapa teori pajak yang dapat digunakan sebagai dasar

pemungutan pajak, diantaranya teori asuransi, teori kepentingan, teori daya

pikul, teori daya beli, dan teori bakti. Dari beberapa teori tersebut, teori

yang paling mendukung variabel penelitian adalah teori bakti. Menurut

Resmi (2009:6) :

Teori ini mengutamakan kepentingan negara yang merupakan


suatu kesatuan dari individu-individu dimana setiap warga negara
terikat kepada pemerintahnya, sehingga negara mempunyai hak
atas warganya dan memungkinkan secara mutlak untuk memungut
pajak dari rakyatnya. Sebaliknya rakyat secara sadar membayar
pajak karena menyadarinya sebagai kewajiban asli untuk
membuktikan tanda baktinya kepada negara.

2.1.2 Pajak

2.1.2.1 Definisi Pajak

Menurut Soemitro yang dikemukakan oleh Mardiasmo

(2011:1) “pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 dengan

tegas dinyatakan bahwa “pajak adalah kontribusi wajib kepada

Universitas Sumatera Utara


negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Menurut Siahaan

(2010:34) tentang pajak:

Pajak tidak lagi dinyatakan sekedar sebagai pungutan atau


iuran yang bersifat memaksa, sebagaimana banyak
dikemukakan oleh para ahli. Pajak dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007 ditempatkan sebagai kontribusi
wajib kepada Negara (Indonesia) oleh warga Negara dan
penduduk yang memiliki kepentingan dengan Indonesia.
Dengan kata kontribusi wajib berarti si pembayar pajak
turut serta dalam membiayai pengeluaran
pemerintah/Negara yang dimaksudkan untuk
mensejahterakan masyarakat. Kontribusi tersebut bersifat
memaksa, artinya semua orang diminta untuk berperan
serta dengan membayar pajak sepanjang ia memenuhi
syarat subjektif dan objektif perpajakan sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang perpajakan. Apabila ia
melalaikan kewajiban tersebut maka kepadanya akan
dilakukan upaya paksa, baik pengenaan sanksi perpajakan
maupun penagihan pajak secara paksa.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak

memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Iuran dari rakyat kepada negara, yang berhak

memungut pajak hanyalah negara, iuran tersebut dalam

bentuk uang, bukan barang.

2. Berdasarkan Undang-Undang, pajak dipungut

berdasarkan atau dengan ketentuan Undang-Undang

serta aturan pelaksanaannya.

Universitas Sumatera Utara


3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara

yang secara langsung dapat ditunjuk.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara yaitu

pengeluaran yang bermanfaat untuk masyarakat.

2.1.2.2 Fungsi Pajak

Pembangunan yang ada selama ini tidak terlepas dari peran

serta masyarakat dalam membayar pajak, karena hasil dari

penerimaan pajak tersebut digunakan pemerintah untuk

melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat. Dengan

demikian pajak mempunyai beberapa fungsi menurut Mardiasmo

(2011:1) :

a. Fungsi anggaran (budgetair)


Sebagai sumber dana bagi pemerintah, untuk
membiayai pengeluaran - pengeluarannya.
b. Fungsi mengatur (regulerend)
Sebagai alat pengatur atau melaksanakan pemerintah
dalam bidang sosial ekonomi.

2.1.2.3 Sistem Pemungutan Pajak

Mardiasmo (2011:7) menyatakan bahwa tiga macam

sistem pemungutan pajak yaitu sebagai berikut:

a. Official Assessment System


Official assessment system adalah suatu system
pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak.
b. Self Assessment System
Self assessment system adalah suatu sitem pemungutan
pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak
untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang.
c. With Holding System

10

Universitas Sumatera Utara


With holding system adalah sustu system pemungutan
pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga
(bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak.

2.1.2.4 Pengklasifikasian Pajak

Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu menurut golongan, menurut sifat, dan menurut

lembaga pemungutnya.

a. Menurut golongann

Menurut golongannya, pajak dikelompokkan menjadi dua

yaitu:

1. Pajak Langsung

Pajak Langsung merupakan pajak yang harus dipikul atau

ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak bisa

dilimpahkan atau dibebankan kepada pihak lain. Pajak

harus menjadi beban sendiri terhadap wajib pajak yang

bersangkutan. Contoh: pajak penghasilan.

2. Pajak tidak langsung

Pajak tidak langsung merupakan pajak yang pada akhirnya

dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau

pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat

suatu kegiatan, peristiwa, perbuatan yang menyebabkan

terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau

jasa. Contoh: pajak pertambahan nilai.

11

Universitas Sumatera Utara


b. Menurut sifat

Menurut sifatnya pajak dapat dikelompokkan menjadi dua

yaitu:

1. Pajak subjektif

Pajak subjektif pajak yang pengenaannya memperhatikan

pada keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak

yang memperhatikan keadaan subjeknya. Contoh: pajak

penghasilan

2. Pajak obyektif

Pajak obyektif pajak yang pengenaannya memperhatikan

pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau

peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban

membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi

subjek pajak (wajib pajak) maupun tempat tinggal. Contoh:

Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan barang

mewah.

c. Menurut Lembaga Pemungut

Menurut lembaga pemungutnya pajak dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu:

1. Pajak Negara atau Pajak Pusat

Pajak negara atau pajak pusat yaitu pajak yang dipungut

oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk

membiayairumah tangga negara. Contoh : pajak

12

Universitas Sumatera Utara


penghasilan, pajak pertambahan nilai dan penjualan atas

barang mewah, pajak bumi dan bangunan, dan bea materai.

2. Pajak daerah

Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

daerah. Contoh: Pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan,

dan pajak penerangan jalan.

2.1.3 Pajak Daerah

2.1.3.1 Definisi Pajak Daerah

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 pasal 1 :

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah


yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”.

Menurut Mustaqiem (2008:202) :

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan


oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa
imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah”.

2.1.3.2 Pembagian Pajak Daerah

Menurut Undang-undang nomor 28 tahun 2009 pasal 2,

pajak daerah terbagi atas dua jenis yaitu:

1. Pajak Provinsi
a. Pajak Kendaraan Bermotor.

13

Universitas Sumatera Utara


Pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas
kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan
bermotor.
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Bea balik nama kendaraan Bermotor adalah pajak
atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor
sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan
sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli,
tukar menukar, hibah dll.
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Pajak bahan bakar kendaraan bermotor adalah
pajak atas penggunaan bahan bakar kendaraan
bermotor.
d. Pajak Air Permukaan
Pajak air permukaan adalah pajak atas pengambilan
dan/atau pemanfaatan air permukaan.
e. Pajak Rokok
Pajak rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang
dipungut oleh pemerintah
2. Pajak Kabupaten/kota
a. Pajak Hotel
Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang
disediakan oleh hotel.
b. Pajak Restoran
Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang
disediakan oleh restoran.
c. Pajak Hiburan
Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan
hiburan.
d. Pajak Reklame
Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan
reklame.
e. Pajak Penerangan Jalan
Pajak penerangan jalan adalah pajak atas
penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan
sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak mineral bukan logam dan batuan adalah pajak
atas kegiatan pengambilan mineral bukan logam
dan batuan, baik dari sumber alam di dalam
dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan
g. Pajak Parkir
Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan
tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun

14

Universitas Sumatera Utara


yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk
penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
h. Pajak Air Tanah
Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan
dan/atau pemanfaatan air tanah.
i. Pajak Sarang Burung Walet
Pajak sarang burung walet adalah pajak atas
kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan sarang
burung walet.
j. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan
adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh
orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan.
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah
pajak atas perolehan hak atas tanah dan/atau
bangunan

2.1.4 Pajak Hotel, Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan Jalan

2.1.4.1 Pajak Hotel

a. Definisi Pajak Hotel

Menurut Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 pasal 1

ayat 20 dan 21 “pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang

disediakan oleh hotel”. Hotel yaitu bangunan yang khusus

disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat,

memperoleh pelayanan, dan/ atau yang fasilitas lainnya dengan

dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu,

dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk

pertokoan dan perkantoran.

15

Universitas Sumatera Utara


b. Objek Pajak Hotel

Objek pajak hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan

hotel dengan pembayaran, termasuk:

a. Fasilitas penginapan dan fasilitas tinggal jangka

pendek, termasuk gubuk pariwisata (cottage), motel,

wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel), losmen,

bungalow dan rumah penginapan termasuk rumah

kost dengan jumlah kamar 10 (sepuluh) atau lebih

yang menyediakan fasilitas seperti rumah

penginapan

b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas

penginapan atau tinggal jangka pendek yang

sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan

termasuk telepon, faksimil, telex, foto copy,

pelayanan cuci, setrika, taksi dan pengangkutan

lainnya yang disediakan atau dikelola hotel

c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan

khusus untuk tamu hotel, bukan untuk umum

termasuk pusat kebugaran (fitness center), kolam

renang, tenis, golf, karaoke, pub, diskotik yang

disediakan atau dikelola hotel

d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau

pertemuan di hotel

16

Universitas Sumatera Utara


c. Pengecualian objek pajak hotel:

a. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan/atau

fasilitas tempat tinggal lainnya yang tidak menyatu

dengan hotel

b. Pelayanan tinggal di asrama dan Pondok Pesantren

c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang di sediakan di

hotel yang dipergunakan oleh bukan untuk tamu

hotel dengan pembayaran

d. Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yang di

pergunakan oleh umum di hotel

e. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan

oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum.

d. Subjek Pajak Hotel dan Wajib Pajak Hotel

Subjek pajak hotel yaitu orang pribadi atau badan yang

melakukan pembayaran kepada hotel. Sedangkan wajib pajak hotel

adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

e. Tarif, Dasar Pengenaan dan Perhitungan Pajak Hotel

Tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10%

(sepuluh persen). Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah

pembayaran atau yang seharusnya dibayarkan kepada hotel.

Besaran pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif dengan jumlah pembayaran atau yang seharusnya

17

Universitas Sumatera Utara


dibayar kepada hotel. Pajak hotel yang terutang dipungut

berdasarkan daerah hotel berlokasi.

2.1.4.2 Pajak Restoran

a. Definisi Pajak Restoran

Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan

oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau

minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah

makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa

boga/katering.

b. Objek Pajak Restoran

Objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan

oleh restoran. Termasuk dalam objek pajak restoran adalah rumah

makan, café, bar, dan sejenisnya. Pelayanan yang disediakan

restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman

yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat

pelayanan maupun ditempat lain.

c. Pengecualian Objek Pajak Restoran

Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek

pajak, yaitu:

a. Pelayanan usaha jasa boga atau catering

b. Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah

makan yang peredarannya tidak melebihi batas yang

18

Universitas Sumatera Utara


ditetapkan dengan peraturan daerah, misalnya saja

tidak melebihi Rp30.000.000,00 per tahun.

d. Subjek Pajak Restoran dan Wajib Pajak Restoran

Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang

membeli makanan dan/atau minuman dari restoran. Wajib pajak

restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan

restoran.

e. Tarif, Dasar Pengenaan dan Perhitungan Pajak

Restoran

Tarif pajak restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10%

(sepuluh persen). Tarif pajak restoran ditetapkan dengan peraturan

daerah. Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran

yang diterima atau yang seharusnya diterima Restoran. Besaran

pokok pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak.

2.1.4.3 Pajak Hiburan

a. Definisi Pajak Hiburan

Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.

Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan,

dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran.

19

Universitas Sumatera Utara


b. Objek Pajak Hiburan

Objek pajak hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan

dengan dipungut bayaran. Hiburan sebagaimana dimaksud adalah:

a. tontonan film;

b. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana;

c. kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya;

d. pameran;

e. diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya;

f. sirkus, akrobat, dan sulap;

g. permainan bilyar, golf, dan boling;

h. pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan

ketangkasan;

i. panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat

kebugaran (fitness center);

j. pertandingan olahraga.

c. Pengecualian Objek Pajak Hiburan

Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek

pajak, yaitu penyelenggaraan hiburan yang tidak dipungut bayaran,

seperti hiburan yang diselenggrakan dalam rangka pernikahan,

upacara adat, dan kegiatan keagamaan.

20

Universitas Sumatera Utara


d. Subjek Pajak Hiburan dan Wajib Pajak Hiburan

Subjek pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang

menikmati hiburan. Wajib pajak hiburan adalah orang pribadi atau

badan yang menyelenggarakan hiburan.

e. Tarif, Pengenaan dan Perhitungan Pajak Hiburan

Tarif pajak hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35%

(tiga puluh lima persen). Khusus untuk hiburan berupa pagelaran

busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam,

permainan ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak

hiburan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75% (tujuh puluh

lima persen). Khusus hiburan kesenian rakyat/tradisional

dikenakan tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi 10%

(sepuluh persen). Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah

uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh

penyelenggara hiburan. Jumlah uang yang seharusnya diterima

termasuk potongan harga dan tiket cuma-cuma yang diberikan

kepada penerima jasa Hiburan. Besaran pokok pajak hiburan yang

terutang dihitung dengan cara mengalikan tariff dengan dasar

pengenaan pajak.

2.1.4.4 Pajak Penerangan Jalan

a. Definisi Pajak Penerangan Jalan

Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan

tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut

21

Universitas Sumatera Utara


tersedia penerangan lain, yang rekeningnya dibayar oleh

pemerintah daerah.

b. Objek Pajak Penerangan Jalan

Objek pajak penerangan jalan adalah penggunaan tenaga

listrik, di wilayah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya

dibayar oleh pemerintah daerah.

c. Pengecualian Objek Pajak Penerangan Jalan

a. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah

dan pemerintah daerah

b. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang

digunakan oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan

asing dengan asas timbal balik

c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal bukan dari

Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan kapasitas

tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi

teknis terkait

d. Penggunaan tenaga listrik lainnya yang diatur

dengan Peraturan Daerah

d. Subjek Pajak Penerangan Jalan dan Wajib Pajak

Penerangan Jalan

Subjek pajak penerangan jalan yaitu orang pribadi atau

badan yang menggunakan tenaga listrik. Wajib pajak penerangan

22

Universitas Sumatera Utara


jalan yaitu orang pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik

dan atau pengguna tenaga listrik.

e. Tarif, Dasar Pengenaan dan Perhitungan Pajak

Penerangan Jalan

Tarif penerangan jalan paling tinggi yaitu sebesar 10%

yang ditetapkan dalam peraturan daerah. Penggunaan tenaga listrik

dari sumber lain oleh industri, pertambangan minyak bumi dan gas

alam, tarif pajak penerangan jalan ditetapkan paling tinggi sebesar

3%. Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif pajak

penerangan jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5%.

Perhitungan pajak penerangan jalan dihitung dengan cara

mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak. Jika penerangan

jalan terutang dipungut oleh PLN, maka besanya pokok pajak

terutang dihitung berdasarkan jumlah rekening listrik yang

dibayarkan oleh pelanggan PLN. Pajak penerangan jalan yang

terutang dipungut di wilayah daerah tempat penggunaan tenaga

listrik.

2.1.5 Pendapatan Asli Daerah

2.1.5.1 Definisi pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal

1 “pendapatan asli daerah yang disebut PAD adalah pendapatan

yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

23

Universitas Sumatera Utara


Menurut Yuwono dkk (2005: 107) menyatakan bahwa

“pendapatan daerah adalah semua penerimaan kas yang menjadi

hak daerah dan diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih

dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh

pemerintah”.

Dengan demikian, pendapatan asli daerah merupakan

pendapatan yang diperoleh dari sumber – sumber pendapatan

daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah.

2.1.5.2 Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah terdiri dari :

1. Pajak Daerah

2. Retribusi Daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

4. Lain – lain pendapatan asli daerah yang sah

1. Pajak daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 1 :

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah


yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

24

Universitas Sumatera Utara


2. Retribusi daerah

Menurut Siahaan (2005:5) “retribusi daerah adalah

pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya

jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara

perseorangan”.

Objek retribusi daerah terdiri dari:

a. Jasa Umum

Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan

oleh pemerintah daerah untuk tujuan dan kepentingan

dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh

orang pribadi atau badan.

b. Jasa Usaha

Jasa usaha adalah jasa yang disediakan atau diberikan

oleh pemerintah daerah dengan prinsip-prinsip

komersial, karena pada dasarnya dapat pula disediakan

oleh pihak swasta.

c. Perizinan Tertentu

Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu pemerintah

daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang

pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk

pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan

atau kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber

daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas

25

Universitas Sumatera Utara


tertentu guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kelestarian lingkungan.

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan

merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini terdiri dari:

a. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan

milik daerah/BUMD.

b. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan

milik Negara/BUMN.

c. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan

milik swasta/kelompok.

4. Lain – lain pendapatan asli daerah yang sah

Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, disediakan

untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk

dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, menurut Undang-undang No. 33

tahun 2004 pasal 6 mencakup:

1. Hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan


2. Jasa giro
3. Pendapatan bunga
4. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah
5. Penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain
sebagai akibat dari penjualan, pengadaan barang dan
jasa oleh daerah
6. Penerimaan keuangan dari selisih nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing.

26

Universitas Sumatera Utara


7. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan
8. Pendapatan denda pajak
9. Pendapatan denda retribusi
10. Pendapatan eksekusi atas jaminan
11. Pendapatan dari pengembalian
12. Fasilitas sosial dan umum
13. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan
14. Pendapatan dari anggaran/cicilan penjualan.

2.1.5.3 Kendala Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan

desentralisasi fiskal, pemerintah daerah diharapkan memiliki

kemandirian yang lebih besar. Akan tetapi, saat ini masih banyak

permasalahan yang dihadapi pemerintah daerah terkait dengan

upaya peningkatan penerimaan daerah menurut Mardiasmo (2002 :

146), antara lain:

1. Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal need) yang


tidak seimbang dengan kapasitas fiskal (fiscal
capacity) yang dimiliki daerah, sehingga menimbulkan
fiscal gap.
2. Kualitas layanan publik yang masih memprihatinkan
menyebabkan produk layanan publik yang sebenarnya
dapat dijual ke masyarakat, direspon secara negatif.
Keadaan tersebut juga menyebabkan keengganan
masyarakat untuk taat membayar pajak dan retribusi
daerah.
3. Lemahnya infrastruktur prasarana dan sarana umum.
4. Berkurangnya dana bantuan dari pemerintah pusat
(Dana Alokasi Umum dari pusat yang tidak
mencukupi).
5. Belum diketahui potensi Pendapatan Asli Daerah yang
mendekati kondisi riil.

27

Universitas Sumatera Utara


2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu lainnya yang berhubungan dengan pendapatan asli

daerah disajikan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Helvianti Variabel Model analisis 1. Pengujian secara


(2009) independen: data yang simultan
- Pajak reklame digunakan adalah menunjukkan bahwa
- Pajak penerangan analisis regresi pajak reklame dan
jalan. berganda, uji F pajak penerangan
dan uji t. jalan secara
Variabel dependen: bersama-
- Pendapatan asli sama berpengaruh
daerah. signifikan terhadap
pendapatan asli
daerah.
2. Pengujian secara
parsial menunjukkan
bahwa pajak
reklame dan pajak
penerangan jalan
berpengaruh
signifikan terhadap
pendapatan asli
daerah.

Ervina Br Variabel Model analisis 1. Secara parsial


Sembiring independen: data menunjukkkan
(2011) - Pajak hotel yang digunakan bahwa pajak hotel
- Pajak reklame. adalah dengan berpengaruh
melakukan signifikan terhadap
Variabel dependen: analisis pendapatan asli
- Pendapatan asli kontribusi, uji daerah namun pajak
daerah asumsi klasik, reklame tidak
pengujian berpengaruh
hipotesis. signifikan terhadap
pendapatan asli
daerah.

28

Universitas Sumatera Utara


2. Secara simultan
pajak hotel dan
pajak reklame
bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
pendapatan asli
daerah.

Mawar Dwi Variabel Model analisis 1. Secara parsial


Putranty independen: data yang pajak reklame dan
(2008) - Pajak reklame digunakan adalah pajak restoran tidak
- Pajak restoran. dengan berpengaruh
melakukan uji terhadap pendapatan
Variabel dependen: asumsi klasik, asli daerah.
- Pendapatan asli pengujian 2. Secara simultan
daerah hipotesis. pajak reklame dan
pajak restoran secara
bersama-sama tidak
berpengaruh
terhadap pendapatan
asli daerah.

Putri Agustina Variabel Model analisis 1. Secara parsial


Perangin- independen: data yang menunjukkan bahwa
Angin - Pajak daerah. digunakan adalah pajak daerah secara
(2014) analisis regresi terpisah
Variabel dependen: berganda, uji F, berpengaruh
- Pendapatan asli dan Uji t. terhadap pendapatan
daerah. asli daerah
2. Pajak daerah
secara simultan
sama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
pendapatan asli
daerah.

Hasannudin & Variabel Model analisis 1. Kontribusi pajak


Heince R. N. independen: data yang kendaraan bermotor
Wokas - Pajak kendaraan digunakan dalam terhadap penerimaan
(2014) bermotor. penelitian ini pendapatan asli
adalah secara daerah masih kurang

29

Universitas Sumatera Utara


Variabel dependen: deskriptif baik.
- Pendapatan asli kuantitatif. 2. Disisi lain
daerah. efektivitas
kontribusi pajak
kendaraan
bermotor terhadap
pendapatan asli
daerah menunjukan
tren yang menurun.

Ulfah (2007) Variabel Model analisis 1. Secara parsial


independen: data yang pajak reklame
- Pajak reklame digunakan adalah berpengaruh
- Pajak hotel. dengan signifikan terhadap
melakukan pendapatan asli
Variabel dependen: uji asumsi klasik, daerah, sedangkan
- Pendapatan asli pengujian pajak hotel tidak
daerah hipotesis. berpengaruh
terhadap pendapatan
asli daerah.
2. Secara simultan
pajak reklame dan
hotel berpengaruh
signifikan terhadap
pendapatan asli
daerah.

2.2.1 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2011: 33) :

Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan


bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor – faktor
penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.
Kerangka konseptual pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau
diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.”

Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas yaitu pajak

hotel, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak penerangan jalan, serta satu

30

Universitas Sumatera Utara


variabel terikat yaitu pendapatan asli daerah. Kerangka konseptual dapat

dilihat dari gambar berikut :

Pajak Hotel

X1 H1

Pajak Restoran
H2
X2 Pendapatan Asli Daerah
H5
Y
Pajak Hiburan H3

X3

H4
Pajak Penerangan
Jalan

X4

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara

terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis

data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah

dilakukan penelitian.

31

Universitas Sumatera Utara


Pendapatan asli daerah merupakan salah satu sumber

pembiayaan pemerintahan daerah yang peranannya sangat

tergantung kemampuan dan kemauan daerah dalam menggali

potensi yang ada di daerah. Pajak sebagai sumber pendapatan

adalah salah satu instrumen yang sangat penting dalam

desentralisasi fiskal, karena mencerminkan seberapa besar otoritas

pendapatan yang dimiliki suatu tingkat pemerintahan. Sebagai

salah satu sumber potensial dalam penerimaan daerah, pajak hotel

haruslah dikelola secara maksimal. Karena semakin tinggi

pencapaian penerimaan Pajak Hotel maka semakin tinggi pula

pencapaian penerimaan pajak daerah dan akan semakin

berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini didukung

dengan, penelitian Sembiring (2011) dalam penelitiannya berjudul

“Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Reklame Terhadap

Pendapatan Asli Daerah” menunjukkan bahwa secara parsial pajak

hotel berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Dari

uraian tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis pertama yaitu:

H1 : Pajak hotel berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan asli daerah.

Pajak restoran salah satu sumber potensial dalam

penerimaan daerah, pajak restoran haruslah dikelola secara

maksimal. Karena semakin tinggi pencapaian penerimaan Pajak

restoran maka semakin tinggi pula pencapaian penerimaan pajak

32

Universitas Sumatera Utara


daerah dan akan semakin berpengaruh terhadap pendapantan asli

daerah. Hal ini didukung dengan, penelitian Marpaung (2009) yang

berjudul “Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Medan” menunjukkan bahwa secara

parsial pajak restoran berpengaruh terhadap pendapatan asli

daerah. Dari uraian tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis

kedua yaitu:

H2 : Pajak restoran berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan asli daerah.

Pajak hiburan salah satu komponen dalam penerimaan

daerah, pajak hiburan haruslah dikelola secara maksimal. Karena

semakin tinggi pencapaian penerimaan pajak hiburan maka

semakin tinggi pula pencapaian penerimaan pajak daerah dan akan

semakin berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini

didukung dengan, penelitian Herubawa (2014) yang berjudul

“Analisis Penerimaan Pajak Hiburan dan Kontribusinya Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Kabupaten/Kota di Provinsi

Sumatera Utara” menunjukkan bahwa pajak hiburan berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah. Dari uraian tersebut, makan

peneliti mengajukan hipotesis ketiga yaitu:

H3 : Pajak hiburan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan asli daerah.

33

Universitas Sumatera Utara


Pajak penerangan jalan biasanya sering menjadi pajak yang

penerimaannya paling besar diantara pajak daerah lainnya, maka

dari itu pajak penerangan jalan haruslah dikelola secara maksimal.

Karena semakin tinggi pencapaian penerimaan penerangan jalan

maka semakin tinggi pula pencapaian penerimaan pajak daerah dan

akan semakin berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini

didukung dengan penelitian Helvianti (2009), dalam penelitiannya

berjudul “Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame dan Penerangan

Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan

Kabupaten Rokan Hilir Riau” menunjukkan bahwa secara parsial

pajak penerangan jalan berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan asli daerah. Dari uraian tersebut, maka peneliti

mengajukan hipotesis keempat yaitu:

H4 : Pajak penerangan jalan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

Sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial harus

digali secara maksimal, termasuk diantaranya adalah pajak hotel,

pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan yang

merupakan jenis pajak daerah yang menjadi salah satu unsur

pendapatan asli daerah. Hal ini dikarenakan semakin tinggi

pencapaian penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan,

dan pajak penerangan jalan maka semakin tinggi pula pencapaian

penerimaan pajak daerah dan akan semakin berpengaruh juga

34

Universitas Sumatera Utara


terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini didukung dengan,

penelitian Sembiring (2011) dalam penelitiannya berjudul

“Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Reklame Terhadap

Pendapatan Asli Daerah” menunjukkan bahwa pajak hotel dan

pajak reklame secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan asli daerah. Dari uraian tersebut, maka peneliti

mengajukan hipotesis kelima yaitu:

H5 : Pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak

penerangan jalan berpengaruh secara bersama-sama

terhadap pendapatan asli daerah.

35

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal. Menurut Erlina

(2011:29), “penelitian asosiatif adalah menghubungkan dua variabel atau lebih”.

Menurut Umar (2003:30) “desain kausal berguna untuk mengukur hubungan –

hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu

variabel mempengaruhi variabel lain”. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian

yang menjelaskan hubungan sebab dan akibat dua variabel atau lebih untuk

menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2011: 80) menyatakan bahwa “populasi adalah

sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai kareteristik tertentu”.

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi PAD dan Laporan

Realisasi Pajak Daerah di daerah Kabupaten Samosir selama tahun 2008-2016.

Menurut Erlina (2011: 81) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari

populasi yang digunakan untuk memperkirakan kareteristik populasi”. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi PAD dan Laporan

Realisasi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Penerangan Jalan

Kabupaten Samosir selama 2008-2016.

36

Universitas Sumatera Utara


3.3 Defenisi Operasional

Penelitian ini menggunakan empat variabel independen dan satu variabel

dependen. Defenisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Jenis Nama
Variable Variable Definisi Parameter Skala

Independen Pajak hotel Pajak hotel adalah pajak Realisasi Rasio.


atas pelayanan yang penerimaan
disediakan oleh hotel. pajak hotel.
Hotel yaitu bangunan
yang khusus disediakan
bagi orang untuk dapat
menginap atau istirahat,
memperoleh pelayanan,
dan/ atau yang fasilitas
lainnya dengan
dipungut bayaran,
termasuk bangunan
lainnya yang menyatu,
dikelola dan dimiliki
oleh pihak yang sama,
kecuali untuk pertokoan
dan perkantoran.

Independen Pajak Pajak restoran adalah Realisasi Rasio.


restoran pajak atas pelayanan penerimaan
yang disediakan oleh pajak
restoran. Restoran restoran.
adalah fasilitas
penyedia makanan
dan/atau minuman
dengan dipungut
bayaran, yang
mencakup juga rumah
makan, kafetaria,
kantin, warung, bar, dan
sejenisnya termasuk

37

Universitas Sumatera Utara


jasa boga/katering.

Independen Pajak Pajak Hiburan adalah Realisasi Rasio


Hiburan pajak atas penerimaan
penyelenggaraan pajak
hiburan. Hiburan adalah hiburan
semua jenis tontonan,
pertunjukan, permainan,
dan/atau keramaian
yang dinikmati dengan
dipungut bayaran.

Independen Pajak Pajak Penerangan Jalan Realisasi Rasio.


Penerangan adalah pajak atas penerimaan
Jalan penggunaan tenaga pajak
listrik, dengan penerangan
ketentuan bahwa di jalan.
wilayah daerah tersebut
tersedia penerangan
lain, yang rekeningnya
dibayar oleh pemerintah
daerah.

Dependen Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Realisasi Rasio.


Asli Daerah ( PAD ) adalah pendapatan
pendapatan yang asli daerah.
diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan
peraturan daerah.
Pendapatan asli daerah
terdiri dari pajak
daerah, retribusi daerah,
hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah
yang sah.

38

Universitas Sumatera Utara


3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

merupakan data yang dikumpulkan sebelumnya dan telah menjadi dokumentasi

pihak Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Samosir. Prosedur pengumpulan data

yang digunakan adalah teknik dokumentasi yaitu dengan memperoleh data

langsung dari tempat penelitian yaitu berupa data realisasi pajak hotel, pajak

restoran, pajak hiburan dan pajak penerangan jalan serta data realisasi pendapatan

asli daerah selama tahun 2008-2016.

3.5 Metode Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis dan diuji dengan uji statistik yaitu statistik

deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi untuk pengujian hipotesis

penelitian.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat pajak

hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan pada

pemerintahan kabupaten Samosir. Pengukuran statistik deskriptif ini

meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum,mean, dan

standar deviasi. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil

yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk

mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Standar deviasi

digunakan untuk mengetahui seberapa besar data bersangkutan bervariasi

dari rata-rata.

39

Universitas Sumatera Utara


3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji

kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam ini. Pengujian ini juga

dimaksudkan untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi

normal dan di dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat

multikolinearitas.Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokolerasi.

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas menurut Ghozali (2013:160) bertujuan

untuk “menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal”. Data yang berdistribusi

normal berarti memiliki sebaran yang normal pula. Dengan profil

data tersebut bisa mewakili populasi.

Uji normalitas dilakukan dengan dua pendekatan yaitu

pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.

Pendekatan grafik yaitu dengan melihat normal p-plot terlihat titik

mengikuti data disepanjang garis diagonal yang berarti data

tersebut berdistribusi normal. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

dilakukan untuk menilai apakah data yang disepanjang garis

diagonal berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka

data berdistribusi normal.

40

Universitas Sumatera Utara


3.5.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas menurut Ghozali (2013:105) bertujuan

untuk “menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (independen)”. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat

dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation

factor (VIF). Ketentuan suatu model regresi tidak terdapat gejala

multikolinearitas adalah jika nilai Variance Inflation Factor (VIF)

< 10 dan Tolerance> 0,1.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menurut Ghozali (2013:110) bertujuan

untuk “menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”.

Autokorelasi terjadi karena penelitian yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya.

Metode untuk mendeteksi autokorelasi ada empat yaitu,

metode grafik, metode Runs Test, percobaan d dari Durbin-

Watson, dan The Breusch-Golfrey. Model regresi dikatakan bebas

dari autokorelasi jika nilai hitung berada diantara nilai tabel dan 4 –

nilai tabel (du <dw< 4 – du). Dalam penelitian ini , peneliti

menggunakan uji Durbin Watson (DW) dikarenakan jumlah

sampel dibawah 100.

41

Universitas Sumatera Utara


3.5.2.4 Uji Heterokedasititas

Ghozali (2013:139) “Uji heterokedastisitas yaitu untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heterokedastisitas”.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas

yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel

terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di – studentized. Dasar analisis :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan

telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heterokedastisitas.

42

Universitas Sumatera Utara


3.5.3 Analisis Regresi

Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda.

Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih

dari satu variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan

model yang baik jika model tersebut memiliki asumsi normalitas data dan

terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik multikolinieritas,

autokorelasi dan heterokedastisitas. Persamaan regresi linier berganda

yaitu :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ ε

Keterangan :

Y = Indeks Pengungkapan,

X1 = Pajak Hotel,

X2 = Pajak Restoran,

X3 = Pajak Hiburan,

X4 = Pajak Penerangan Jalan,

α = Konstanta,

ε= error,

β1, β2= koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel

dependen berdasarkan pada variabel independen.

3.5.4 Pengujian Hipotesis

3.5.4.1 Uji Parsial (t-test)

Uji statistik t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

signifikansi koefisien variabel bebas dalam memprediksi variabel

43

Universitas Sumatera Utara


terikat. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 0,05. Ketentuan yang digunakan dalam uji t yaitu :

a. Jika t hitung > ttabel atau probabilitas lebih kecil dari

tingkat signifikansi (Sig. < 0,05), maka variabel

independen secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

b. Jika t hitung < ttabel atau probabilitas lebih besar dari

tingkat signifikansi (Sig. > 0,05), maka variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

3.5.4.2 Uji Simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi koefisien

regresi secara keseluruhan dan pengaruh variabel bebas secara

bersama – sama. Ketentuan yang digunakan dalam Uji F yaitu :

a. Apabila F hitung < F tabel maka Ha diterima dan H0

ditolak artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas

secara simultan terhadap variabel terikat.

b. Apabila F hitung > F tabel maka Ha diterima dan H0

ditolak artinya ada pengaruh antara variabel bebas

secara simultan terhadap variabel terikat. Jika

signifikansi F lebih kecil dari α ( 0,05 ) maka dapat

diakatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.

44

Universitas Sumatera Utara


3.5.4.3 Uji R2 atau Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti varibel-variebel

indenpenden memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah

variabel independen yang dimaksudkan ke dalam model. Oleh

karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada

saat mengevaluasi mana model regresi terbaik (Ghozali, 2011:97).

3.6 Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Samosir

dengan perencanaan jadwal penelitian dimulai pada bulan Juni sampai selesai.

45

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Samosir

Badan Pendapatan Daerah kabupaten Samosir dipimpin oleh seorang

kepala badan, kantor ini terletak di Jalan Raya Rianiate Km 5, Pangururan,

Kabupaten Samosir. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk

suatu organisasi ialah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan,

namun tidak berarti bahwa semua penanganan urusan pemerintah harus dibentuk

ke dalam organisasi tersendiri.

Pemerintah kabupaten Samosir sebagai suatu organisasi memiliki fungsi

memberikan pelayanan kepada publik. Demi terlaksananya tugas tersebut

diperlukan adanya peranan kepemimpinan yang akan bertanggung jawab atas

beban tugas yang telah dilimpahkan oleh organisasi dimana pimpinan tersebut

bekerja.

Organisasi Badan Pendapatan Daerah terdiri dari:

1. Kepala Badan

2. Sekertaris

3. Bidang

4. Jabatan Fungsional Tertentu

Berikut merupakan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing organisasi:

1. Kepala Badan

46

Universitas Sumatera Utara


a) Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi umum meliputi

ketatalaksanaan, perencanaan, keuangan, kepegawaian, dan urusan

rumah tangga di lingkungan Badan

b) Mengkoordinasikan penyusunan rencana program dan kegiatan di

bidang pendapatan daerah

c) Mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan di bidang

pendapatan daerah

2. Sekertaris Badan

a) Menyiapkan bahan koordinasi dalam pelaksanaan tugas badan dan

memberikan pelayanan administratif dan fungsional kepada unsur di

lingkungan Badan serta menyiapkan rencana anggaran biaya

operasional

b) Menyelenggarakan distribusi dan monitoring surat masuk dan surat

keluar di lingkungan Badan

c) Menyelenggarakan penyusunan dan penyiapan laporan keuangan,

kepegawaian, dan inventaris Badan

3. Kepala Sub Bagian Umum, Keuangan, dan Kepegawaian

a) Menyelenggarakan pengelolaan tertib administrasi meliputi surat

menyurat, ekspedisi, dokumentasi dan kearsipan, keprotokolan,

penyediaan alat-alat tulis kantor, penyediaan fasilitas lainnya

b) Menyusun rencana kerja program kegiatan Sub Bagian

c) Mengelola administrasi umum dan ketatalaksanaan

4. Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

47

Universitas Sumatera Utara


a) Mencatat, mengelola, dan menganalisa data untuk bahan penyusunan

program perencanaan, evaluasi, dan pelaporan

b) Menyusun rencana penerimaan pendapatan daerah

c) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja badan

5. Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan

a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan keperluan penyusunan rencana

strategis di pendataan dan penetapan

b) Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan pajak daerah, retribusi

daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

c) Menyelenggarakan, menghimpun, mengolah dan memelihata basis

data objek pajak daerah dan retribusi daerah

6. Kepala Sub Bidang Pendataan dan Pelayanan

a) Menyusun rencana kerja pendataan, pelayanan, dan pengolahan data

informasi

b) Menyusun daftar induk wajib pajak daerah dan retribusi daerah

c) Mengelola pelayanan pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah

7. Kepala Sub Bidang Penetapan dan Penilaian

a) Menyusun rencana kerja penetapan dan penilaian

b) Melaksanakan perhitungan dan mempersiapkan penetapan jumlah

pajak dan retribusi daerah

c) Memproses penerbitan SKPD atau SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB,

dan SKPDN

48

Universitas Sumatera Utara


8. Kepala Sub Bidang Pemeriksaan Pajak dan Retribusi

a) Menyusun rencana kerja sub bidang pemeriksaan pajak dan retribusi

daerah

b) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan

c) Melaksanakan pemeriksaan pembukuan pelaporan hasil pungutan dan

setoran pajak oleh wajib pajak

9. Kepala Bidang Penagihan

a) Menyelenggarakan pengumpulan bahan penyusunan rencana kegiatan

di bidang penagihan

b) Merumuskan rencana kerja penagihan, keberatan, pengurangan,

angsuran, serta penerimaan pendapatan lain-lain

c) Melaksanakan penagihan aktif pajak daerah dan retribusi daerah

dimulai surat teguran sampai dengan penyitaan

10. Kepala Sub Bidang Penagihan

a) Menyusun rencana kegiatan sub bidang penagihan

b) Menyusun daftar tagihan piutang pajak daerah dan retribusi daerah

yang telah melampaui batas waktu jatuh tempo

c) Melaksanakan penerbitan surat tagihan pajak daerah dan retribusi

daerah yang telah melampaui batas waktu jatuh tempo

11. Kepala Sub Bidang Keberatan dan Restitusi

a) Menyusun rencana kegiatan sub bidang keberatan dan restitusi

49

Universitas Sumatera Utara


b) Melaksanakan inventarisasi permohonan keberatan, pengurangan,

angsuran, dan restitusi serta permohonan lainnya terkait hak wajib

pajak dan retribusi daerah

c) Mempersiapkan kajian dan penelitian atas permohonan keberatan,

pengurangan, angsuran dan restitusi serta permohonan lainnya terkait

hak wajib pajak dan retribusi daerah

12. Kepala Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

a) Melaksanakan pembukuan dan pelaporan tentang penerimaan pajak

daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

b) Melaksanakan perhitungan dan pembukuan tunggakan/ piutang pajak

daerah, retribusi daerah, dan pendapatan daerah lainnya

c) Melaksanakan rekonsiliasi penerimaan pendapatan daerah dengan

bendahara umum daerah, bendahara penerimaan dan instansi terkait

13. Kepala Bidang Pengelolaan Pasar

a) Menyusun rencana kerja tata kelola dan retribusi pasar, pembinaan dan

pengembangan pasar serta kebersihan dan ketertiban pasar

b) Menyelenggarakan pelaksanakaan tata kelola penempatan pedagang

atas bangunan pasar

c) Menyelenggarakan pemungutan retribusi kekayaan daerah di lokasi

pasar

14. Kepala Sub Bidang Penerimaan Retribusi Pasar

a) Menyusun rencana kegiatan sub bidang penerimaan retribusi pasar

50

Universitas Sumatera Utara


b) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan data dan informasi,

penginventarisasian permasalahan perizinan dan penagihan retribusi

c) Melaksanakan pemungutan atas retribusi pasar serta pendapatan lain

dari hasil pengelolaan pasar

15. Kepala Sub Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Pasar

a) Menyusun rencana kegiatan sub bidang pemeliharaan dan

pengembangan pasar

b) Mendistribusikan fasilitas sarana dan prasarana pasar

c) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan data dan informasi,

penginventarisasian permasalahan yang berhubungan dengan

pengembangan pasar

16. Kepala Sub Bidang Kebersihan dan Ketertiban Pasar

a) Menyusun rencana kegiatan sub bidang kebersihan dan ketertiban

pasar

b) Menyelenggarakan kebersihan pasar, bangunan pasar, dan fasilitas

lainnya di lingkup pasar

c) Melaksanakan penyuluhan pada para pedagang untuk menjaga

kebersihan, keamanan, dan kenyamanan pasar.

4.2 Penerimaan Pajak Hotel Kabupaten Samosir

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel yang

berada di wilayah kabupaten Samosir. Hotel yaitu bangunan yang khusus

disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh

pelayanan, dan/ atau yang fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk

51

Universitas Sumatera Utara


bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama,

kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.Penerimaan pajak hotel kabupaten

samosir tahun 2008-2016 disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Target dan Realisasi Pajak Hotel


Kabupaten Samosir Tahun 2008-2016
Tahun
Anggaran Target Pajak Hotel Realisasi Pajak Hotel %
2008 80.000.000 160.388.549 200%
2009 500.000.000 249.063.981 50%
2010 500.000.000 454.394.310 91%
2011 250.000.000 256.145.850 102%
2012 500.000.000 240.431.000 48%
2013 500.000.000 276.126.000 55%
2014 300.000.000 453.313.319 151%
2015 300.000.000 438.791.800 146%
2016 450.000.000 357.371.700 79%
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Samosir.

Dari tabel terlihat bahwa penerimaan pendapatan asli daerah dari sektor

pajak hotel selama tahun pengamatan tidak selalu mencapai target yang

ditetapkan sebelumnya dan cenderung fluktuatif. Penerimaan yang mencapai

target terjadi di tahun 2008, 2011, 2014, dan 2015. Penerimaan tertinggi adalah

pada tahun 2010 sebesar 454.394.310 dan penerimaan terendah adalah pada tahun

2008.

4.3 Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Samosir

Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran

yang berada di wilayah kabupaten Samosir. Restoran adalah fasilitas penyedia

makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga

rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa

52

Universitas Sumatera Utara


boga/katering.Penerimaan pajak restoran kabupaten samosir tahun 2008-2016

disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Target dan Realisasi Pajak Restoran


Kabupaten Samosir Tahun 2008-2016
Tahun Target Pajak Realisasi Pajak
Anggaran Restoran Restoran %
2008 271.500.000 373.964.108 138%
2009 500.000.000 464.260.728 93%
2010 500.000.000 454.394.310 91%
2011 500.000.000 488.160.849 98%
2012 750.000.000 400.696.538 53%
2013 750.000.000 385.434.569 51%
2014 400.000.000 538.938.288 135%
2015 350.000.000 606.270.879 173%
2016 370.000.000 675.503.830 183%
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Samosir.

Dari tabel terlihat bahwa penerimaan pendapatan asli daerah dari sektor

pajak restoran selama tahun pengamatan cenderung meningkat meskipun tidak

mencapai target yang ditetapkan sebelumnya, hanya menurun di tahun 2010,

2012, dan 2013. Penerimaan tertinggi terjadi di tahun 2016 sebesar Rp.

675.503.830,00 sedangkan penerimaan terendah terjadi di tahun 2008 sebesar Rp.

373.964.108,00.

4.4 Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Samosir

Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan yang berada di

wilayah kabupaten Samosir. Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan,

permainan, dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran.

Penerimaan pajak hiburan kabupaten samosir tahun 2008-2016 disajikan dalam

table dibawah ini:

53

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3 Target dan Realisasi Pajak Hiburan
Kabupaten Samosir Tahun 2008-2016
Tahun Target Pajak Realisasi Pajak
Anggaran Hiburan Hiburan %
2008 - - -
2009 - - -
2010 10.000.000 2.000.000 20%
2011 10.000.000 54.619.160 546%
2012 100.000.000 2.530.000 3%
2013 50.000.000 400.000 1%
2014 10.000.000 5.550.000 56%
2015 3.000.000 3.850.000 128%
2016 4.000.000 2.500.000 63%
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Samosir.

Dari tabel terlihat bahwa penerimaan pendapatan asli daerah dari sektor

pajak hiburan selama tahun pengamatan cenderung menurun, hanya terjadi

peningkatan di tahun 2011 dan 2014 dan pencapaian target hanya terjadi di tahun

2011 dan 2015. Penerimaan tertinggi terjadi di tahun 2011 sebesar Rp. 54.619.160

sedangkan penerimaan terendah terjadi di tahun 2013 sebesar Rp. 400.000,00.

4.5 Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Samosir

Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik,

dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan lain, yang

rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Penerimaan pajak penerangan jalan

kabupaten samosir tahun 2008-2016 disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Target dan Realisasi Pajak Penerangan


Jalan Kabupaten Samosir Tahun 2008-2016
Target Pajak Realisasi Pajak
Tahun Penerangan Penerangan
Anggaran Jalan Jalan %
2008 515.000.000 19.966.145 4%
2009 1.582.118.305 1.566.987.228 99%
2010 1.208.072.918 1.412.604.217 117%

54

Universitas Sumatera Utara


2011 1.150.000.000 1.239.024.411 108%
2012 1.230.000.000 1.287.226.417 105%
2013 1.230.000.000 1.575.982.190 128%
2014 1.500.000.000 1.699.824.429 113%
2015 1.700.000.000 1.700.922.148 100%
2016 1.700.000.000 1.866.219.445 110%
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Samosir.

Dari tabel terlihat bahwa penerimaan pendapatan asli daerah dari sektor

pajak penerangan jalan selama tahun hampir selalu mencapai target yang

ditetapkan, hanya tahun 2008 dan 2009 saja target tidak terealisasi. Meskipun

hampir selalu tercapai tetapi penerimaan tidak selalu meningkat, terdapat

penurunan pada tahun 2010 dan 2011. Penerimaan tertinggi terjadi pada tahun

2016 sebesar Rp. 1.866.219.445,00 sedangkan penerimaan terendah terjadi pada

tahun 2008 sebesar Rp. 19.966.145,00

4.6 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Samosir

Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang

dipungut berdasarkan peraturan daerah. Pendapatan asli daerah terdiri dari pajak

daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Penerimaan pendapatan asli daerah

kabupaten Samosir tahun 2008-2016 disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah


Kabupaten Samosir Tahun 2008-2016
Realisasi
Tahun Target Pendapatan Asli Pendapatan Asli
Anggaran Daerah Daerah %
2008 14.172.977.700 9.360.299.940 66%
2009 22.513.413.377 14.832.441.573 66%
2010 21.046.933.710 11.813.219.103 56%
2011 12.873.246.795 14.201.578.951 110%
2012 17.961.190.369 17.459.630.443 97%

55

Universitas Sumatera Utara


2013 23.039.865.176 26.661.345.261 116%
2014 27.576.499.717 36.849.574.657 134%
2015 28.565.698.205 34.298.410.262 120%
2016 36.547.595.249 39.222.725.907 107%
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Samosir.

Dari tabel terlihat bahwa pendapatan asli daerah tidak selalu mencapai

target dan cenderung mengalami fluktuasi. Pencapaian target hanya terjadi di

tahun 2011, 2013, 2014, 2015, dan 2016. Pendapatan asli daerah tertinggi terdapat

di tahun 2016 sebesar Rp. 39.222.725.907,00 sedangkan pendapatan asli daerah

terendah terdapat di tahun 2008 sebesar Rp. 9.360.299.940,00

4.7 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan

nilai standar deviasi, dari variabel pendapatan asli daerah (PAD), pajak hotel,

pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan.

Tabel 4.6 Statistik PAD, Pajak Hotel, Pajak Restoran,


Pajak Hiburan, dan Pajak Penerangan Jalan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


PAD (Y) 9 9.36E9 3.92E10 2.2744E10 1.16268E10
Pajak Hotel (X1) 9 1.00E8 4.87E8 2.9574E8 1.35009E8
Pajak Restoran (X2) 9 3.64E8 6.76E8 4.7640E8 1.10745E8
Pajak Hiburan (X3) 9 300000 5500000.00 1.8978E6 1.92222E6
Pajak Penerangan Jalan (X4) 9 19966145.00 1.88E9 1.3756E9 5.48359E8
Valid N (listwise) 9

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa:

1. Nilai rata-rata dari PAD adalah 22744358455.22 (2.2744E10) dan nilai

standar deviasi dari PAD adalah 11626807962.70. Sementara nilai

56

Universitas Sumatera Utara


minimum dari PAD adalah 9360299940 dan nilai maksimum dari PAD

adalah 39222725907.

2. Diketahui nilai rata-rata dari pajak hotel adalah 295743003.66 dan nilai

standar deviasi dari pajak hotel adalah 135008665.52. Sementara nilai

minimum dari pajak hotel adalah 100054834 dan nilai maksimum dari

pajak hotel adalah 487371700.

3. Diketahui nilai rata-rata dari pajak restoran adalah 476402622.11 dan nilai

standar deviasi dari pajak restoran adalah 110745443.48. Sementara nilai

minimum dari pajak restoran adalah 364260728 dan nilai maksimum dari

pajak restoran adalah 675503830.

4. Diketahui nilai rata-rata dari pajak hiburan adalah 1897777.77 dan nilai

standar deviasi dari pajak hiburan adalah 1922217.32498. Sementara nilai

minimum dari pajak hiburan adalah 300000 dan nilai maksimum dari

pajak hiburan adalah 5500000.

5. Diketahui nilai rata-rata dari pajak penerangan jalan adalah

1375600400.33 dan nilai standar deviasi dari pajak penerangan jalan

adalah 548359470.45. Sementara nilai minimum dari pajak penerangan

jalan adalah 19966145.00 dan nilai maksimum dari pajak penerangan jalan

adalah 1877866418.00.

4.8 Uji Asumsi Klasik

4.8.1 Uji Asumsi Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dan normal probability plot . Tingkat signifikansi

57

Universitas Sumatera Utara


yang digunakan . Dasar pengambilan keputusan adalah melihat

angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali,

2013:160):

“Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi”.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 9

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.12590391

Most Extreme Differences Absolute .191

Positive .191

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z .574

Asymp. Sig. (2-tailed) .897

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui bahwa nilai probabilitas atau

Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,897. Karena nilai probabilitas , yakni

0,897 lebih besar bila dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal

ini membuktikan bahwa asumsi normalitas dipenuhi.

58

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan
Pendekatan Normal Probability Plot

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan normal probability plot

(Gambar 4.1) titik-titik cenderung menyebar dekat dengan garis diagonal.

Hal ini berarti data telah memenuhi asumsi normalitas.

4.8.2 Uji Multikolinearitas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat

dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). “Nilai VIF yang lebih dari

10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas” (Ghozali,

2013:105).

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)

Pajak Hotel (X1) .295 3.390


Pajak Restoran (X2) .339 2.952
Pajak Hiburan (X3) .535 1.869
Pajak Penerangan Jalan .596 1.677
(X4)

59

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai VIF dari variabel pajak hotel

adalah 3.390 < 10, maka diindikasi tidak terjadi multikolinearitas.

Diketahui nilai VIF dari variabel pajak restoran adalah 2.952 < 10, maka

diindikasi tidak terjadi multikolinearitas. Diketahui nilai VIF dari variabel

pajak hiburan adalah 1.869 < 10, maka diindikasi tidak terjadi

multikolinearitas. Diketahui nilai VIF dari variabel pajak penerangan jalan

adalah 1.677 < 10, maka diindikasi tidak terjadi multikolinearita s. Karena

seluruh nilai VIF masing-masing variabel bebas tidak lebih dari 10, maka

diindikasi tidak terjadi multikolinearitas.

4.8.3 Uji Autokorelasi


Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson.

Berikut hasil berdasarkan uji Durbin-Watson. Nilai statistik dari uji

Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi

terjadi autokorelasi. Field (2009: 220-221) menyatakan sebagai berikut.:

The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number


of predictors in the model and the number of observations. For
accuracy, you should look up the exact acceptable values in
Durbin and Watson's (1951) original paper. As very conservative
rule of thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely
cause for concern; however, values closer to 2 may stil be
problematic depending on your sample and model.

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson

Model Durbin-Watson
1 1.901

60

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 4.9, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah

1,901. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di

antara 1 dan 3, yakni 1 < 1,901 < 3, maka asumsi non-autokorelasi

terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi

pada residual.

4.8.4 Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID

pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X. Menurut Ghozali (2013:139 )

“dasar analisis uji heterokedastisitas adalah jika ada pola tertentu, seperti

titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang

jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu

Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas”.

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

61

Universitas Sumatera Utara


Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.2, tidak terdapat pola

yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.9 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier

berganda. Regresi inier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier

antar beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, dan seterusnya dengan

variabel terikat yang disebut Y. Penelitian ini memiliki satu variabel dependen

yaitu pendapatan asli daerah (PAD) dan variabel independen terdiri dari pajak

hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan.

Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Berganda


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -3,187 8,265 -,386 ,719
Pajak Hotel (X1) 64,926 21,314 ,754 3,046 ,038
Pajak Restoran (X2) 1,947 24,249 ,019 ,080 ,940
Pajak Hiburan (X3) 838,573 1111,590 ,139 ,754 ,493
Pajak Penerangan Jalan
3,061 3,691 ,144 ,829 ,453
(X4)
a. Dependent Variable: PAD (Y)

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut :

PAD = -3.187 + 64.926X1 + 1.947X2+838.57X3 + 3.061X4 + e

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, diketahui:

1. Nilai koefisien regresi dari pajak hotel adalah 64.926, yakni

bernilai positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan pajak hotel

berpengaruh positif terhadap PAD.

62

Universitas Sumatera Utara


2. Nilai koefisien regresi dari pajak restoran adalah 1.947, yakni

bernilai positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan pajak restoran

berpengaruh positif terhadap PAD.

3. Nilai koefisien regresi dari pajak hiburan adalah 838.57, yakni

bernilai positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan pajak hiburan

berpengaruh positif terhadap PAD.

4. Nilai koefisien regresi dari pajak penerangan jalan adalah 3.061,

yakni bernilai positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan pajak

penerangan jalan berpengaruh positif terhadap PAD.

4.10 Pengujian Hipotesis

4.10.1 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi koefisien variabel

bebas dalam memprediksi variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan

membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan Ha ditolak, jika thitung< t-tabel untuk a = 5% H0 ditolak

dan Ha diterima, jika thitung> t-tabel untuk a = 5%.

Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji )


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -3,187 8,265 -,386 ,719
Pajak Hotel (X1) 64,926 21,314 ,754 3,046 ,038
Pajak Restoran (X2) 1,947 24,249 ,019 ,080 ,940
Pajak Hiburan (X3) 838,573 1111,590 ,139 ,754 ,493
Pajak Penerangan Jalan
3,061 3,691 ,144 ,829 ,453
(X4)

Berikut hasil dari uji t untuk penguji signifikansi pengaruh dari

masing-masing variabel bebas.:

63

Universitas Sumatera Utara


1. Nilai probabilitas (Sig) dari pajak hotel, yakni 0.038 < 0,05.

Nilai statistik t dari pajak hotel |3.046| > nilai kritis t |2.77|.

Maka variabel pajak hotel berpengaruh signifikan (secara statistika)

terhadap PAD, pada tingkat signifikansi 5%..

2. Nilai probabilitas (Sig) dari pajak restoran, yakni 0.940 > 0,05.

Nilai statistik t dari pajak restoran |0.080| < nilai kritis t |2.77|

Maka variabel pajak restoran tidak berpengaruh signifikan (secara

statistika) terhadap PAD, pada tingkat signifikansi 5%.

3. Nilai probabilitas (Sig) dari pajak hiburan, yakni 0.493 > 0,05.

Nilai statistik t dari pajak hiburan |0.754| < nilai kritis t |2.77|

Maka variabel pajak hiburan tidak berpengaruh signifikan (secara

statistika) terhadap PAD, pada tingkat signifikansi 5%.

4. Nilai probabilitas (Sig) dari pajak penerangan jalan, yakni

0.453 > 0,05.Nilai statistik t dari pajak penerangan jalan |0.829|

< nilai kritis t |2.77|

Maka variabel pajak penerangan jalan tidak berpengaruh signifikan (secara

statistika) terhadap PAD, pada tingkat signifikansi 5%.

4.10.2 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji )

Uji bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama atau simultan terhadap variabel tak bebas.

64

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.12 Hasil Uji Pengaruh Simultan dengan Uji

Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
a
1 Regression 1003.291 4 250.823 12.835 .015

Residual 78.170 4 19.543

Total 1081.461 8
a. Predictors: (Constant), Pajak Penerangan Jalan (X4), Pajak Hiburan (X3),
Pajak Restoran (X2), Pajak Hotel (X1)

b. Dependent Variable: PAD (Y)

Berdasarkan Tabel 4.10, diketahui nilai F hitung yaitu 12,835,

sementara nilai F tabel 6,38. Karena Nilai statistik F (Fhitung) 12.835 >

nilai kritis F (F tabel) 6.38. Nilai probabilitas (Sig) 0.015 < 0,05. Maka

pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan

secara bersama-sama/simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan, pada tingkat signifikansi 5%.

4.10.3 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi)

yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang

digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel

tak bebas.

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi


b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .963 .928 .855 4.42070 1.901
a. Predictors: (Constant), Pajak Penerangan Jalan (X4), Pajak Hiburan (X3), Pajak
Restoran (X2), Pajak Hotel (X1)
b. Dependent Variable: PAD (Y)

65

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 4.13, diketahui nilai koefisien determinasi

adalah 0.928. Nilai tersebut dapat diartikan seluruh variabel bebas, secara

bersama-sama atau simultan dapat mempengaruhi PAD sebesar 92.8%,

sisanya sebesar 7.2% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lainnya.

4.11 Pembahasan Hasil Penelitian

Nilai Adjusted R Square sebesar 0.928. Hal ini berarti bahwa 92.8%

variasi atau perubahan dalam pendapatan asli daerah dapat dijelaskan oleh variasi

pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan sedangkan

sisanya sebesar 7.2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan

dalam model penelitian.

Secara parsial, hasil pengujian antara variabel pajak hotel terhadap

pendapatan asli daerah menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.

Berdasarkan tabel 4.11 pajak hotel berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan asli daerah, yang dapat dilihat dari T-hitung lebih besar dari T-tabel

(3.046>2.77) dan nilai signifikansi adalah 0.038 di bawah 0.05, hal ini berarti

hipotesis (H1) diterima yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan antara

pajak hotel dan pendapatan asli daerah. Berdasarkan persamaan regresi

menunjukkan bahwa pajak hotel mempunyai arah koefisien regresi positif sebesar

64.926. Artinya semakin besar penerimaan pajak hotel semakin tinggi pendapatan

asli daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sembiring (2011), pajak hotel berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli

daerah. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ulfah (2007)

bahwa pajak hotel tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

66

Universitas Sumatera Utara


Variabel pajak restoran berpengaruh positif dan tidak berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat

bahwa hasil pengujian statistik menunjukkan hasil T-hitung lebih kecil dari T-

tabel (0.080 <2.77). Sedangkan tingkat signifikansinya 0.940, dimana lebih kecil

dari 0.05. Oleh karena itu (H2) ditolak yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

signifikan antara pajak restoran dengan pendapatan asli daerah. Koefisien regresi

variabel pajak restoran bertanda positif sebesar 1.947. Hal ini menunjukkan

bahwa pajak restoran yang naik berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan asli

daerah. Hasil pengujian ini sejalan dengan pengujian yang dilakukan Putranty

(2008), bahwa pajak restoran tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

asli daerah. Namun hasil pengujian ini tidak sejalan dengan Marpaung (2010),

bahwa pajak restoran berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah sedangkan.

Variabel pajak hiburan berpengaruh positif dan tidak berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat

bahwa hasil pengujian statistik menunjukkan hasil T-hitung lebih kecil dari T-

tabel (0.754 <2.77). Sedangkan tingkat signifikansinya 0.493, dimana lebih kecil

dari 0,05 Oleh karena itu (H3) ditolak yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

signifikan antara pajak hiburan dengan pendapatan asli daerah. Koefisien regresi

variabel pajak hiburan bertanda positif sebesar 838.57. Hal ini menunjukkan

bahwa pajak hiburan yang naik berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan asli

daerah. Hasil pengujian ini sejalan dengan pengujian yang dilakukan Christine

(2015), bahwa pajak hiburan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

67

Universitas Sumatera Utara


asli daerah. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan Arsy

(2013), bahwa pajak hiburan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.

Variabel pajak penerangan jalan berpengaruh positif dan tidak

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Berdasarkan tabel 4.11

dapat dilihat bahwa hasil pengujian statistik menunjukkan hasil T-hitung lebih

kecil dari T-tabel (0.829 <2.77). Sedangkan tingkat signifikansinya 0.453, dimana

lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu (H4) ditolak yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh signifikan antara pajak hiburan dengan pendapatan asli daerah.

Koefisien regresi variabel pajak penerangan jalan bertanda positif sebesar 3.061.

Hal ini menunjukkan bahwa pajak penerangan jalan yang naik berpengaruh

terhadap kenaikan pendapatan asli daerah. Hasil pengujian ini sejalan dengan

pengujian yang dilakukan Oktoriyani (2013) menunjukkan pajak penerangan jalan

tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Namun pengujian ini tidak

sejalan dengan pengujian yang dilakukan Helvianti (2009), bahwa pajak

penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.

Dari pengujian secara simultan (bersama-sama) dapat diketahui bahwa

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pajak hotel, pajak

restoran, pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan secara simultan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah yang menjadi variabel

dependen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F 12.835 sementara nilai F tabel 6.38.

Probabilitas 0.015 lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa variabel

independen yang digunakan dalam penelitian berpengaruh secara simultan.

68

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Seluruh variabel bebas, secara bersama-sama atau simultan dapat

mempengaruhi PAD sebesar 92.8%, sisanya sebesar 7.2% dipengaruhi

oleh variabel atau faktor lainnya.

2. Berdasarkan hasil uji simultan F, seluruh variabel bebas, secara

simultan/bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap PAD, pada

tingkat signifikansi 5%.

3. Berdasarkan hasil uji t, variabel pajak hotel berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PAD.

4. Berdasarkan hasil uji t, variabel pajak restoran berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap PAD.

5. Berdasarkan hasil uji t, variabel pajak hiburan berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap PAD.

6. Berdasarkan hasil uji t, variabel pajak penerangan jalan berpengaruh

positif namun tidak signifikan terhadap PAD.

69

Universitas Sumatera Utara


5.2 Saran

Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat

memberikan saran dan masukan bagi peneliti selanjutnya dan Pemerintah

Kabupaten Samosir dalam meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah

melalui pajak daerah.

1. Menjadikan tingkat pertumbuhan realisasi pemungutan pajak daerah

sebagai sebuah ukuran untuk menilai kinerja sehingga tidak hanya

target APBD saja yang menjadi perhatian.

2. Meningkatkan efektivitas pendataan terhadap wajib pajak yang tidak

memiliki NPWPD dengan cara observasi lapangan berkala.

3. Meningkatkan kegiatan penyuluhan pada masyarakat yang dapat

membuka cara berpikir masyarakat tentang betapa pentingnya pajak

yang mereka bayar untuk kelangsungan kegiatan di Kabupaten

Samosir sehingga mereka tergugah untuk taat pajak.

4. Penulis menyarankan agar tidak menggunakan hasil penelitian ini

sebagai satu-satunya alat analisis untuk meningkatkan penerimaan

daerah serta pendapatan asli daerah bagi Badan Pendapatan Daerah

Kabupaten Samosir, hendaknya dilakukan analisis dengan metode

lainnya sebagai bahan perbandingan demi keakuratan hasil.

5. Bagi Pemerintah Pusat, sebagai gambaran terhadap Pemerintah Pusat

untuk melihat bagaimana suatu pemerintah daerah meningkatkan

sumber pemasukan pendapatan asli daerah nya dan mengembangkan

sumber-sumber potensi didaerah tersebut.

70

Universitas Sumatera Utara


Penulis telah berusaha menyajikan skripsi ini sebaik mungkin sesuai

dengan kemampuan penulis, namum masih tedapat beberapa kelemahan dan

kekurangan. Penulis memberikan saran untuk peneliti selanjutnya agar melakukan

penelitian dengan menggunakan variabel yang lebih banyak.

71

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Arsy, Lusy Noor, 2013. Pengaruh Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap


Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung (Studi Kasus Pada Dinas
Pendapatan Kota Bandung). Skripsi,Universitas Widyatama.

Christine, Maria, 2015. Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak
Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung Periode
2010-2014.Skripsi, Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian, Medan: USU Press.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Buku Pedoman Penulisan Skripsi


dan Ujian Komprehensif Program Strata satu (S1), Medan.

Field, Andy. 2009. Discovering Statistics using SPSS Third Edition. Sage
Publications. London

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19. Edisi Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

_______, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Edisi Ketujuh. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hasannudin & Heince R. N. Wokas, 2014. Analisis Efektivitas Dan Kontribusi


Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Penerimaan Pendapatan Asli
Daerah Di Provinsi Maluku Utara, Jurnal Vol 3 No 1, Universitas Sam
Ratulangi, Manado.

Helvianti. 2009. Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame dan Penerangan Jalan


Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Rokan
Hilir-Riau. Skripsi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Herubawa, Dio Agung. Analisis Penerimaan Pajak Hiburan dan Kontribusinya


Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Utara. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

72

Universitas Sumatera Utara


Koswara. 2000. Otonomi dan Pajak Daerah. Jogjakarta : PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Mardiasmo, 2011. Perpajakan, Yogyakarta: Andi

_______, 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi

Marpaung, Junior Norris, 2009. Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Medan. Skripsi Akuntansi,
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mustaqiem, 2008. Pajak Daerah dalam Transisi Otonomi Daerah, Yogyakarta:


FH UII Press.

Oktoriyani, Arintina Devi, Rina Purwaningsih, Istianah, 2013. Kontribusi


Penerimaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) Terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan
(DPPK) Kabupaten Brebes. Jurnal Vol 2, No 2. Politeknik Tegal.

Perangin-Angin, Putri Agustriani, 2014. Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah


Terhadap Pendapatan Asli Daerah, Skripsi Akuntansi, Universitas
Sumatera Utara, Medan.

Putranty, Mawar Dwi. 2008. Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame dan Pajak
Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Pada Suku Dinas
Pendapatan Daerah Jakarta Barat II). Skripsi Akuntansi. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak


Daerah dan Retribusi Daerah.

_______. 2008. Undang-undang No. 28 Tahun 2008 Tentang Ketentuan Dan Tata
Cara Perpajakan (KUP).

_______.2004. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan


Daerah.

_______.2004. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan antara Pemerintah Pusat Dan Daerah.

73

Universitas Sumatera Utara


Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Sembiring, Ervina. 2011. Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Reklame
Terhadap Pendapatan Asli Daerah, Skripsi Akuntansi, Universitas
Sumatera Utara, Medan.

Siahaan, Marihot Pahala. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

_______. 2010. Hukum Pajak Parlementer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ulfah. 2007. Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame dan Hotel Terhadap
PAD Pada Propinsi DKI Jakarta. Skripsi Akuntansi. Universitas Islam
Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Umar, Husein, 2003. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Yuwono, Sony dkk. 2005. Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis


Penyusunan, Pelaksanaan, dan Pertanggungajawaban APBD (Berbasis
Kinerja). Malang: Bayumedia Publishing.

74

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Lampiran 1

I. Analisis Statistik Deskriptif

1. Uji Statistik Deskriptif

SPSS Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


PAD (Y) 9 9.36E9 3.92E10 2.2744E10 1.16268E10

Pajak Hotel (X1) 9 1.00E8 4.87E8 2.9574E8 1.35009E8

Pajak Restoran (X2) 9 3.64E8 6.76E8 4.7640E8 1.10745E8

Pajak Hiburan (X3) 9 300000 5500000.00 1.8978E6 1.92222E6

Pajak Penerangan Jalan (X4) 9 19966145.00 1.88E9 1.3756E9 5.48359E8

Valid N (listwise) 9

75

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

II. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 9
a,,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 3.12590391
Most Extreme Differences Absolute .191
Positive .191
Negative -.111
Kolmogorov-Smirnov Z .574
Asymp. Sig. (2-tailed) .897
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

76

Universitas Sumatera Utara


2. Uji Multikolinearitas

Tabel 4. Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)

Pajak Hotel (X1) .295 3.390


Pajak Restoran (X2) .339 2.952
Pajak Hiburan (X3) .535 1.869
Pajak Penerangan Jalan (X4) .596 1.677

3. Uji Heterokedastisitas

Gambar 4. Uji Heterokedastisitas

77

Universitas Sumatera Utara


4. Uji Autokorelasi

Tabel 4. Uji Autokorelasi


b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .963 .928 .855 4.42070 1.901
a. Predictors: (Constant), Pajak Penerangan Jalan (X4), Pajak Hiburan (X3),
Pajak Restoran (X2), Pajak Hotel (X1)
b. Dependent Variable: PAD (Y)

Lampiran 3

III. Analisis Regresi

1. Analisis regresi Linear Berganda

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -3,187 8,265 -,386 ,719

Pajak Hotel (X1) 64,926 21,314 ,754 3,046 ,038

Pajak Restoran (X2) 1,947 24,249 ,019 ,080 ,940

Pajak Hiburan (X3) 838,573 1111,590 ,139 ,754 ,493

Pajak Penerangan Jalan


3,061 3,691 ,144 ,829 ,453
(X4)

a. Dependent Variable: PAD (Y)

78

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4
IV. Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji )


a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -3.187 8.265 -.386 .719

Pajak Hotel (X1) 64.926 21.314 .754 3.046 .038 .295 3.390

Pajak Restoran (X2) 1.947 24.249 .019 .080 .940 .339 2.952

Pajak Hiburan (X3) 838.573 1111.590 .139 .754 .493 .535 1.869

Pajak Penerangan 3.061 3.691 .144 .829 .453 .596 1.677


Jalan (X4)

a. Dependent Variable: PAD (Y)

2. Uji Signifikansi Pengaruh Simultan dengan Uji F

b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 1003.291 4 250.823 12.835 .015a

Residual 78.170 4 19.543

Total 1081.461 8
a. Predictors: (Constant), Pajak Penerangan Jalan (X4), Pajak Hiburan (X3), Pajak Restoran (X2),
Pajak Hotel (X1)

b. Dependent Variable: PAD (Y)

79

Universitas Sumatera Utara


3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi


b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .963 .928 .855 4.42070 1.901
a. Predictors: (Constant), Pajak Penerangan Jalan (X4), Pajak Hiburan (X3), Pajak
Restoran (X2), Pajak Hotel (X1)
b. Dependent Variable: PAD (Y)

Lampiran 5

Lampiran Data Penelitian

Tahun Y X1 X2 X3 X4

2008 9360299940 160388549 373964108 0 19966145

2009 14832441573 249063981 364260728 0 1566987228

2010 11813219103 100054834 454394310 2000000 1412604217

2011 14201578951 256145850 488160349 300000 1239024411

2012 17459630443 240431000 400696538 2530000 1287226417

2013 26661345261 276126000 385434569 400000 1575982190

2014 36849574657 453313319 538938288 5500000 1699824429

2015 34298410262 438791800 606270879 3850000 1700922148

2016 39222725907 487371700 675503830 2500000 1877866418

80

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6

81

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai