Anda di halaman 1dari 87

SKRIPSI

PENGARUH LUAS LAHAN, MODAL USAHA DAN TENAGA KERJA


TERHADAP PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU DI DESA
GERENENG TIMUR KECAMATAN SAKRA TIMUR
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Diajukan oleh

IRFAN SAPUTRA WANSYAH


NIM.019.02.1.0007

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS ISLAM
AL-AZHAR
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH LUAS LAHAN, MODAL USAHA DAN TENAGA KERJA


TERHADAP PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU DI DESA
GERENENG TIMUR KECAMATAN SAKRA TIMUR
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Diajukan oleh

IRFAN SAPUTRA WANSYAH

NIM : 019.02.1.0005

Menyetujui Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Drs. H. SAHAR, SH., MM) (AHMAD SUHENDRI, SE., M.E)


NIDN. 031126251 NIDN. 0804058801
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Irfan Saputra Wansyah
Nim : 019.02.1.0007
Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Dampak


Pembangunan Pengaruh Luas Lahan, Modal Usaha Dan Tenaga Kerja
Terhadap Pendapatan Usaha Tani Tembakau Di Desa Gereneng Timur
Kecamatan Sakra TimurKabupaten Lombok Timur” adalah hasil karya saya
sendiri dan dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau
pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya
sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin,
tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan
pada penulis asli.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun


tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai
hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas Islam Al-
Azhar Mataram batal saya terima.

Mataram, 10 Mei 2023


Yang memberi pernyataan,

(Irfan Saputra Wansyah)


ii
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena


rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul : “Pengaruh Luas Lahan, Modal Usaha Dan Tenaga Kerja
Terhadap Pendapatan Usaha Tani Tembakau Di Desa Gereneng Kecamatan
Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur ” Skripsi ini adalah salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi pada program Strata Satu (S-1) pada Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Al-Azhar Mataram. Penulis menyadari
sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena terbatasnya
waktu dan kemampuan. Namun demikian penulis berharap agar sesuatu dalam
tulisan ini dapat bermanfaat.
Bantuan, bimbingan, petunjuk, serta penghargaan telah diberikan
kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Untuk itu rasa hormat dan
terima kasih yang setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada :
1. Dr. Ir. Muh. Ansyar, MP selaku Rektor Universitas Islam Al-Azhar
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu
pada perguruan tinggi yang di pimpinnya.

2. Bapak Dr. Drs. H. Sahar, S.H., M.M. sebagai Wakil Rektor I sekaligus
selaku Dosen Pembimbing I yg telah memberikan semangat, motivasi serta
arahan dalam penyusunan proposal skripsi ini.

3. Bapak Muhammad Sayuti, SE. MM, selaku Dekan Fakultas ekonomi yang
telah memberikan bimbingan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis
selama menimba ilmu di Universitas Islam Al-Azhar

4. Ibu Mimi Cahayani, SE. ME, selaku KA Prodi fakultas Ekonomi

5. Bapak Ahmad Suhendri selaku Dosen Pembimbing II yang selalu


memberikan bimbingan, arahan dan semangat dalam proses penyusunan
proposal skripsi ini.

iii
6. Ayahanda Hj Irwan tercinta yang selalu mendoakan, memberi semangat
dan motifasi yang bijak bagi penulis selama proses pengerjaan proosal
skripsi, sehingga proposal skripsi ini pun bisa segera terselesaikan.

7. Kakak tersayang Johariah, Fitrian, Nurhidayanti, dan Irwan Budianto yang


selalu mendoakan, memberi semangat, dukungan dan membantu dalam
proses pengambilan photo dalam penelitian sehingga skripsi dapat
terselesaikan secara maksimal.
8. Teman-teman, sahabat dan semua pihak lainnya yang ikut andil membantu
penulis baik berupa semangat, dukungan, dan motifasi sehingga skripsi ini
bisa di selesaikan secara maksimal dan skripsi ini pun bisa selesai tepat
pada waktu nya.

Penyusun menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih


terdapat banyak kesalahan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati,
penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya. Besar harapan, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa pada umumnya dan
penyusun pada khususnya.

Mataram, 10 Mie 2023

Irfan Saputra wansyah

iv
Abstrak
Penelitian ini tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pengaruh
luas lahan, modal usaha dan tenaga keja terhadap pendapatan usaha tani tembakau di
Desa Gereneng Timur, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur. Metode
penelitian yang menggunakan adalah kuantitatif dengan Sumber data penelitian dari
data primer dan sekunder. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode Purposive Sampling, dengan juamlah sampel 40 responden.metode analisis
data digunakan regresi linier sederhana untuk menganalisis pengaruh luas lahan,
modal usaha dan tenaga kerja terhadap pendapatan usaha tani..
Berdasarkan hasil dari regresi liniar sederhana antara lain: (1) Luas lahan dan
modal usaha berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah pendapatan usaha
tanitembakau. (2) Sedangkan tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pendapatan usaha tani tembakau.

Kata Kunci : Luas lahan, Modal usaha, Tenaga kerja, Usaha


tani tembakau, pendapatan.

v
Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of land area, business
capital and labor on tobacco farming income in East Gereneng Village, East Sakra
District, East Lombok Regency. The research method used is quantitative with
research data sources from primary and secondary data. Sampling in this study used
the Purposive Sampling method, with a total sample of 40 respondents. The data
analysis method used simple linear regression to analyze the effect of land area,
business capital and labor on farm income.

Based on the results of simple linear regression, among others: (1) Land area
and business capital have a significant effect on the total income of the tobacco
farming business. (2) While labor does not significantly influence the income of
tobacco farming.

Keywords: Land area, working capital, labor, tobacco farming, income.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI.........................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
ABSTRAK....................................................................................................................vi
DAFTAR ISI...............................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................x
DAFTAR TABEL.........................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1. 1 LATAR BELAKANG.................................................................................1
1. 2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................5
1. 3. TUJUAN PENELITIAN.............................................................................5
1. 4. MANFAAT PENELITIAN.........................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................7
2.1. Teori Produksi..............................................................................................7
2.1.1. Pengertian Produksi 7
2.1.2. Tinjauan Umum Tembakau 9
2.1.3 Pengertian Tenaga Kerja 11
2.1.4. Pengertian Modal 12
2.1.5. Pendapatan 15
2.1.6. Hubungan Luas Lahan Dengan Pendapatan Usaha Tani 19
2.1.7. Hubungan Modal Dengan Pendapatan Usaha Tani 20
2.1.7. Hubungan Tenaga Kerja Dengan Pendapatan Usaha Tani 20
2.2. HASIL PENELITIAN TERDAHULU.....................................................21
2.3. KERANGKA PEMIKIRAN......................................................................24
2.3.1. Hipotesis 25
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................27
3.1. JENIS PENELITIAN...............................................................................27
3.4. METODE ANALISIS DATA..................................................................30

vii
3.5. UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS...............................................30
3.6. UJI ASUMSI KLASIK.............................................................................31
3.7. PENGUJIAN HIPOTESIS......................................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BEMBAHASAN..........................................36
4.1. GAMBARAN DESA GERENENG TIMUR..........................................36
4.1.1. Letak Gegarafis 36
4.1.2.Kondisi Topografi 37
4.1.3. Gambaran Usahatani Tembakau di Desa Gereneng Timur 37
4.2. KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN........................................38
4.2.1. Data Responden 38
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 40
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 41
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan 42
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha Tani 42
4.3. UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS...............................................43
4.4. UJI ASUMSI KLASIK.............................................................................46
4.5. UJI HIPOTESIS.......................................................................................49
4.6. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN..............................................................54
BAB V PENUTUP......................................................................................................56
5.1. KESIMPULAN.........................................................................................56
5.2. SARAN.......................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................58
LAMPIRAN.................................................................................................................61

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hubungan Antara TPP, MPP, APP.......................................................... 8


Gambar 2.2. Kurva Fixed Cost....................................................................................14
Gambar 2.3. Kurva biaya variabel...............................................................................15
Gambar 2.4. Kurva Total Cost.................................................................................... 15
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual bemikiran............................................................ 24

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Area panen, produktivitas dan produksi tembakau di Nusa Tenggara
Barat(Ha)................................................. Error: Reference source not found
Tabel 1.2. Luas area Pertanian tembakau Di kabupaten Lombok Timur (Ribu Ha).....3
Tabel 4.1. Batas Wilayah Desa Gereneng Timur.........................................................36
Tabel 4.2. Jenis Sawah Berdasarkan Sistem Irigasi.....................................................37
Tabel 4.3 Data Responden Penelitian.......................................................................... 39
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur..............................................40
Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan........................41
Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan 4Error: Reference source
not found
Tabel 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Berusaha Tani...........43
Tabel 4.8. Hasil kuisioner............................................................................................ 44
Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas...................................................................................45
Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas.....................................................................................46
Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolinearitas Dengan Menggunakan Nilai VIF..................47
Tabel 4.12. Uji Heteroskedastisitas Dengan Nilai Singnifikansi.................................47
Tabel 4.13. Uji Normalitas...........................................................................................48
Tabel 4.13. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Luas lahan Terhadap Pendapatan Usaha
Tani Tembakau...........................................................................................49
Tabel 4.14. Uji Koefisien Determinasi Luas lahan......................................................50
Tabel 4.15. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Modal Usaha Terhadap Pendapatan Usaha
Tani Tembakau...........................................................................................51
Tabel 4.16. Uji Koefisien Determinasi Modal Usaha..................................................52
Tabel 4.17. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usaha
Tani Tembakau...........................................................................................52
Tabel 4.18. Uji Koefisien Determinasi Tenaga Kerja.......5Error: Reference source not
found

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian.............................................................................. 61


Lampiran 2 Pernyataan Yang Diberikan Kepada Responden Penelitian.............62
Lampiran 3 Data Responden..................................................................................... 64
Lampiran 4. Hasil Kuisioner...................................................................................... 65
Lampiran 5 Hasil Validitas Dan Reliabilitas Data................................................ 66
Lampiran 6 Hasil Uji Asumsi Klasik....................................................................... 70
Lampiran 7 Hasil Regresi Linier............................................................................... 71
Lampiran 8 Lokasi Kantor Desa Gereneng Timur..................................................73
Lampiran 9 Wawancara Serta Pengambilan Data Kepada Petani.........................73
Lampiran10 Proses Pemetikan Dan Penjemuran Tembakau..................................74

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG

Sektor pertanian di Indonesia merupakan penyangga perekonomian bangsa

sehingga sektor ini mampu memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan

perekonomian nasional. Menurut Michael and Mirjam (2009), sektor pertanian

berperan dalam menggerakkan perekonomian, mengingat bahan baku industri

diperoleh dari hasil pertanian. Pertumbuahn ekonomi merupakan indikator ekonomi di

setiap negara (Aprilia dan Suyana, 2015). Sektor pertanian menjadi penyumbang

terbesar setelah pengolahan industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB),

penyerapan tenaga kerja dan ekspor. Hasil-hasil pertanian di Indonesia mampu

dijadikan sebagai komoditas unggulan dalam persaingan global (Ningsih, 2016).

Tembakau merupakan produk bernilai tinggi sehingga bagi beberapa negara

termasuk Indonesia tanamana tembakau berperan dalam perekonomian nasional.

Menurut Sunardi (1999) pertanian tembakau memiliki peranan ekonomi yang sangat

strategis untuk menghasilkan devisa, mendatangkan cukai dan pajak serta menunjang

penghidupan bagi masyarakat. Produk tanaman tembakau utama yang di

perdagangkan adalah daun tembakau dan rokok. Industri hasil tembakau

menyumbang cukai terbesar di berbagai negara penghasil tembakau di dunia,

termasuk di Indonesia.

xii
Di Indonesia cukai industri hasil tembakau menyumbang 178,7 triliun pada

tahun 2016. Jumlah yang begitu besar ini lebih besar dari pajak penerimaan bumi dan

bangunan serta pajak jenis lainya. Industri tembakau juga memiliki sumbangan yang

besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja,

baik langsung maupun tidak langsung, pada tahun 2015 industri hasil tembakau

mampu menyerap jutaan tenaga kerja dengan rincian petani tembakau sekitar 2,3 juta

orang, petani cengkeh 1,6 juta orang dan buruh pabrik sebanyak 150 ribu, pengecer

sebesar 2,29 juta orang dan tenaga kerja percetakan, periklanan pengangkutan serta

jasa transportasi sekitar 60 ribu orang.

Salah satu penghasil tembakau di Indonesia adalah Provinsi Nusa Tenggara

Barat, yaitu sebesar 52.655 ton pada tahun 2020.. Kabupaten di Provinsi Nusa

Tenggara Barat yang memiliki produksi cukup besar adalah Kabupaten Lombok

Timur. Budidaya tembakau di Kabupaten Lombok Timur ini memiliki jumlah

produksi yang besar karena didukug suhu di kabupaten Lombok Timur yang relatif

panas dan curah hujan yang rendah sangat cocok untuk budidaya tembakau.

Tabel 1.1 Luas Area panen, produktivitas dan produksi tembakau di Nusa Tenggara

Barat(Ha).

Jenis
No Tahun 2018 Tahun 2019
Komoditi
Luas Luas
Produksi Produksi
Tembakau Panen Produktivitas Panen Produktivitas
(Ton) (Ton)
(Ha) (Ha)
Kota
1. - - -
Mataram
Lombok
2. 28.50 6.50 18.52 22.35 6.58 14.71
Utara
Lombok
3. 553.50 14.56 805.90 571.00 14.68 838.11
Barat
Lombok
4. 488.70 14.03 685.80 574.30 16.10 924.38
Tengah
Lombok
5. 6,715.75 12.54 8,418.34 6,870.15 13.08 8,986.98
Timur
6. Sumbawa 11.00 5.43 5.98 12.00 5.29 6.35

xiii
Barat
7. Sumbawa 186.00 10.00 186.00 191.75 10.35 198.43
8. Dompu 315.70 10.68 337.10 348.00 10.66 370.80
9. Bima 78.00 5.00 39.00 66.00 5.53 36.50
10. Kota Bima 2.00 7.00 1.40 4.50 2.22 1.00
Jumlah 8,379.15 12.53 10,498.03 8,660.05 13.14 11,377.26
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2021

Berdasarkan Tabel 1. Diatas Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah

satu daerah yang sangat potensial untuk pengembangan komoditas tembakau.

Lombok Timur merupakan penyumbang terbesar dalam memproduksi tembaku

sebanyak 8.418,34 ton dan 8.986,98 ton pada tahun 2018 dan 2019 Tembakau

merupakan komoditas yang di jadikan usaha tani di Nusa Tenggara Barat yang di

lakukan pada musim kemarau.

Sektor pertanian Tembakau di Lombok Timur memiliki peranan yang sangat

penting sebagai sumber pendapatan yang utama bagi masyarakat. Umumnya para

petani memproduksi hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.

Pendapatan petani saat ini merupakan masalah yang sangat serius karena banyak

masyarakat yang tinggal di desa bergerak disektor pertanian kadang mengalami

kerugian akibat dari beberapa faktor.

Tabel 1.2. Luas area Pertanian tembakau Di kabupaten Lombok Timur (Ribu Ha).

Kecamatan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020


Keruak 2,04 2,30 2,00
Jerowaru 3,40 4,28 3,43
Sakra 1,96 1,56 1,52
Sakra Barat 2,14 2,08 1,64
Sakra Timur 3,08 3,24 3,33
Terara 1,33 1,35 0,88
Montong Gading 0,06 0,07 0,07
Sikur 0,35 0,46 0,46
Masbagik 0,05 0,13 0,03
Pringgasela 0,07 0,07 0,06
Sukamulia 0,60 0,64 0,56
Suralaga 0,12 0,30 0,45
Selong 0,39 0,17 0,53
Labuhan Haji 0,25 0,73 0,59
Pringgabaya 1,52 1,28 1,39

xiv
Suela 1,45 2,96 2,91
Aikmel 0,00 0,02 –
Wanasaba 0,06 0,04 0,03
Sembalun 0,00 – –
Lenek 0,00 – –
Sambelia 0,88 0,83 0,82
Lombok Timur 19,77 22,50 20,69
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Timur 2020.

Berdasarkan tabel diatas lombok timur memiliki lahan pertanian tembaku

19,77(ribu ha), 22,50(ribu ha), 20,69 (ribu ha) pada tahun 2018, 2019, dan 2020,

dengan kecamatan Sakra Timur sebagai salah satu yang memiliki lahan yang cukup

luas untuk memproduksi tembakau. Sakra timur merupakan Kecamatan yang

memiliki potensi yang cukup besar dalam memproduksi tembakau. Kecamatan Sakra

Timur mempunyai 10 desa yaitu Lepak, lepak timur, Gereneng, Gereneng Timur,

Surabaya, Surabaya Utara, Lenting, Montong Tangi, Menceh dan Gelanggang.

Gereneng Timur adalah salah satu desa di kecamatan Sakra Timur yang

memproduksi tembakau, dengan luas wilayah persawahan 252,53 ha/m2 dengan hasil

produksi tembakau 237,37 Ton pada tahun 2021 (www.gerenengtimur.desa.id/.).

Meskipun desa Gerengeng Timur mempunyai lahan yang lumayan luas dengan nilai

produksi yang tinggi namun masih terdapat permasalah. Kendala yang di rasakan oleh

para petani di Gereneng Timur berupa, faktor-faktor produksi seperti luas lahan, biaya

produksi yang tinggi dan ketersedian tenaga kerja yang berkofeten yang berdampak

pada tidak maksimumnya produktivitas tembakau dalam berusahatani sehingga

rendahnya tingkat pendapatan. Selain dari segi faktor-faktor produksi juga

dipengaruhi oleh rendahnya harga jual tembakau karena yang menentukan harga jual

tembakau adalah produsen, harga jual tembakau tidak menentu (berfluktuasi. Kondisi

ini tentunya akan mempengaruhi pendapatan dari usaha tani tembakau tersebut.

xv
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul pengaruh luas lahan modal usaha dan tenaga kerja terhadap pendapatan usaha

tani tembakau di Desa Gereneng Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur.

Penelitian ini ingin mengatahaui pengaruh dari luas lahan, modal usaha dan tenaga

kerja terhadap pendapatan petani tembakau dalam satu kali musim tanam.

1. 2. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian pada bagian latar belakang di atas maka dapat di rumuskan

beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah luas berpengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha tani tembakau di

Desa Gereneng Timur, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur?

2. Apakah modal usaha berpengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha tani

tembakau di Desa Gereneng Timur, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten

Lombok Timur?

3. Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha tani

tembakau di Desa Gereneng Timur, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten

Lombok Timur?

1. 3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan terhadap tingkat pendapatan usaha tani

di Desa Gereneng Timur, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok

Timur?

xvi
2. Untuk mengetahui pengaruh modal usaha terhadap tingkat pendapatan usaha

tani di Desa Gereneng Timur, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok

Timur?

3. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap tingkat pendapatan usaha

tani di Desa Gereneng Timur, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok

Timur?

1. 4. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian dilakukan untuk Memperoleh data yang valid yang bermaafaat bagi

pihak-pihak yang bersangkutan. Manfaat yang diharapkan untuk penulis di antara

lainya:

1.4.1. Manfaat Secara Akademisi

Sebagai syarat untuk menempuh gelar strata satu (S1) di Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Al-Azhar

1.4.2. Manfaat Secara Teoritis

Sebagi bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan

penelitian ini.

1.4.3. Manfaat Praktis

Sebagi bahan masukan bagi petani tembakau khususnya Desa Gereneng

Timur, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur dalam

melakukan usahatani tembakau supaya memperoleh pendapatan sesuai

yang diinginkan.

xvii
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Produksi

2.1.1. Pengertian Produksi

Secara umum, produksi diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan

sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama

sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau kapan komoditi itu

dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen

terhadap komoditi itu. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa, karena

istilah “komoditi” memang mengacu pada barang dan jasa. Keduanya sama-sama

dihasilkan dengan mengerahkan modal dan tenaga kerja. Produksi merupakan

konsep arus (flow concept), maksudnya adalah produksi merupakan kegiatan yang

diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit periode/waktu. Sedangkan

outputnya sendiri senantiasa diasumsikan konstan kualitasnya (Miller dan

Meiners, 2000:251).

a. Fungsi Produksi

xviii
Menurut Soedarso (1998), fungsi produksi adalah hubungan teknis yang

menghubungakan antara faktor produksi (input) dan hasil produksi (output).

Disebut faktor produksi karena bersifat mutlak, supaya produksi dapat dijalankan

untuk menghasilkan produk.

Suatu fungsi produksi yang efisien secara teknis dalam arti menggunakan

kuantitas bahan mentah yang minimal, tenaga kerja minimal, dan barang-barang

modal lain yang minimal. Secara matematika, bentuk persamaan fungsi produksi

sebagai berikut:

Y = Af(K,L)

Dimana A adalah teknologi, K adalah input kapasitas atau modal, dan L

adalah input tenaga kerja (Dernberg, 1992; Dornbusch dan Fischer, 1997).

Hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang dapat ditunjukkan melalui

hubungan antar kurva TPP (Total Physical Product) atau kurva TP (Total Produk),

kurva MPP (Marginal Physical Product) atau Marjinal Produk (MP), dan kurva

APP (Average Physical Product) atau produk rata-rata dalam grafik fungsi produksi

(Miller dan Meiners, 2000).

Y A

B TPP Y=f(x)

I II III
APP
MP

xix
0 x

Sumber : Miller dan Meiners, 2000

Gambar 2.1. Hubungan Antara TPP, MPP,

APP

Grafik pada fungsi produksi terbagi pada tiga tahapan produksi yang disebut

Three Stages of Production. Tahap pertama, kurva APP dan kurva MPP terus

meningkat. Semakin banyak pengunaan faktor produksi, maka akan semakin tinggi

produksi rata-ratanya. Tahap ini disebut tahap tidak rasional, dikarenakan jika

penggunaan faktor produksi ditambah, maka penambahan output total yang

dihasilkan akan lebih besar dari penambahan faktor produksi itu sendiri.

Tahap kedua merupakan tahap rasional atau fase ekonomis, dimana berlaku

hukum kenaikan hasil yang berkurang. Tahap ini terjadi perpotongan antara kurva

MPP dengan kurva APP, pada saat kurva APP mencapai titik optimal. Tahap ini

masih dapat meningkatkan output, walaupun dengan persentase kenaikan yang sama

atau lebih kecil dari kenaikan jumlah faktor produksi yang digunakan.

Tahap ketiga disebut daerah tidak rasional, karena apabila penambahan faktor

produksi diteruskan, maka produktivitas faktor produksi akan menjadi nol(0)

bahkan negatif. Dengan demikian, penambahan faktor produksi justru akan

menurunkan hasil produksi.

2.1.2. Tinjauan Umum Tembakau

Tembakau merupakan tanaman perkebunan ungulan yang mempunyai nilai

ekonomi yang tinggi dan sudah lama di usahakan oleh petani tembakau di

xx
Indonesia. Bagi kondisi perekonomian Indonesia tanaman tembakau memiliki

peranan penting dalam penyedian lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi

petani dan sumber devisa yang besar bagi Negara serta menunjang berkembangnya

agribisnis tembakau dan agroidustri (Cahyono,2005)

Tanaman tembakau memiliki akar tunggang dan akar tanaman tembakau

tersebut kurang tahan terhadap air yang berlebihan karena dapat menganggu

pertumbuhan akar bahkan tanaman dapat menyebabkan mati (Matnawi,1997).

Daun tembakau berbentuk lonjong atau bulat, bulat panjang, ujungnya

meruncing, tepinya licin dan bertulang sirip tergantung pada varietse tanamannya.

Jumlah daun pada dalam satu tanaman pada umumnya dapat berkisaran antara 28

hingga 32 helai (Cahyono, 2005). Daun tembakau tumbuh berselang seling

mengelilingi batang tanaman. Proses penuaan (pematangan) biasanya di mulai dari

bagian ujung, kemudian bagian bawahnya (Budiman, 2009).

Menurut Abdullah A B.Sc dan Soedarmanto, M.Ed. (1982), Secara garis

besar jenis tembakau yang terdapat di Indonesia dibagi menurut penggunannya,

yaitu sebagai berukut:

a. Tembakau Cerutu

Di Indonesia tembakau cerutu dihasilkan di tiga termpat atau di tiga

daerah yaitu di daerah Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Di daerah Jawa yang

menjadi penghasil tembakau cerutu yaitu daerah Besuki yang berpudat di

Kabupaten Jember dan Bondowoso, dan daerah antara Solo dan Yogya yang

berpusat di Kabupaten Klaten dan antara Klaten dan Yogya yang dikenal

dengan daerah Vorstenlanden.

b. Tembakau Sigaret

xxi
Daerah yang dapat menghasilkan tembakau sigaret adalah Jawa timur,

Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Bali dan Sulawesi Selatan. Tembakau

sigaret memiliki beberapa macam (tipe) yaitu tembakau virginia dan

tembakau Turki (Oriental). Tembakau virginia merupakan bahan utama

bagi pembuatan rokok atau sigaret putih. Sedangkan tembakau Turki

(oriental) adalah salah satu tembakau yang memiliki aroma yang sangat baik

dan spesifik, sehingga disebut juga “aromatic tobacco”.

c. Tembakau Pipa

Satu-satunya tempat yang dapat menghasilkan tembakau pipa adalah

Kabupaten Lumajang (Jawa Timur). Pusat arealnya terletak di kecamatan

Pasirian, Kunir, dan Tempeh. Dari kecamatan inilah tembakau pipa

dihasilkan untuk diekspor ke Eropa. Disamping itu Lumajang masih

menghasilkan tembakau lain yang dipanen dimusim kemarau yang disebut

tembakau Peketek yang digunkan untuk rajangan.

d. Tembakau Asepan

Tembakau asepan adalah jenis tembakau yang pengolahan daunnha

dilakukan dengan cara mengasap. Tembakau ini mempunyai warna gelap,

berdaun tebal, berat, kuat dan berminyak. Di Indonesia yang dapat

menghasilkan tembakau asepan dengan kualitas terbaik adalah daerah

Boyolali.

e. Tembakau Asli atau Rakyat.

Yang dimaksud dengan istilah tembakau asli atau rakyat adalah

tembakau yang ditanam oleh rakyat, mulai dari pembuatan persemaian,

xxii
penanaman dan pengolahan daunnya, sehingga siap untuk dijual dipasaran.

Tembakau Asli atau rakyat ini pada umumnya ditanam pada akhir musim

penghujan sehingga pemanenannya jatuh di musim kemarau.

2.1.3 Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu seperti

membuat barang atau pelayanan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

kebutuhan masyarakat, sedangkan definisi dari kata angkatan kerja adalah jumlah

penduduk dengan usia produktif, yaitu 15-64 tahun yang sedang bekerja maupun

mencari pekerjaan sehigga tenaga kerja dan angkatan kerja dapat diartikan

seseorang yang berkerja dengan usia produktif (Phoenix, 2009). Tenaga kerja

adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik dalam maupun di luar

hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat (Soeroto, 1986).

Angkatan kerja adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia melakukan

pekerjaan. Kata “mampu” menunjukan kepada tiga hal. Pertama, mampu fisik yaitu

cukup umur dan jasmani sudah kuat. Kedua, mampu mental yaitu mempunyai

mental sehat. Ketiga, secara yuridis cukup mampu dan tidak kehilangan kebebasan

untuk memilih dan melakukan pekerjaan. Sedangkan kata “bersedia” maksudnya

orang yang bersangkutan dapat secara aktif maupun secara pasif mencari pekerjaan

atau tidak ada unsur paksaan serta adanya kebebasan pribadi untuk memiliki

pekerjaaan yang sesuai dengan keinginan (Soeroto, 1986).

2.1.4. Pengertian Modal

xxiii
Suratiyah (2006) menjelaskan bahwa tanah serta alam sekitarnya dan tenaga

kerja adalah faktor produksi asli sedangkan modal dan peralatan merupakan substitusi

faktor produksi tanah dan tenaga kerja. Dengan modal dan peralatan, faktor produksi

tanah dan tenaga kerja dapat memberikan manfaat yang jauh lebih baik bagi manusia.

Dengan modal dan peralatan maka penggunaan tanah dan tenaga kerja juga dapat di

hemat. Oleh karena itu modal dapat dibagi menjadi dua yaitu land saving capital dan

labour saving capital.

Lebih lanjut suratiyah (2006) menjelaskan bahwa modal yang dikatakan

sebagai land saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan

lahan tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus memperluas areal. Contohnya

pemakaian pupuk, bibit unggul, pestisida dan intensifikasi. Sedangkan modal yang

dikatakan sebagai labour saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat

penggunaan tenaga kerja. Contohnya pemakaian traktor untuk membajak, mesin

penggiling padi (rice milling unit/RMU) untuk memproses padi menjadi beras, dan

sebagainya.

a. Analisis Biaya Usaha Tani

Pada analisis usahatani diperlukan informasi terkait biaya produksi, biaya

penerimaan, dan pendapatan yang diperoleh. Biaya produksi merupakan total

biaya yang dikeluarkan petani dalam menjalankan usahatani dalam jangka waktu

tertentu. Biaya produksi usahatani terbagi dalam biaya tetap dan biaya variabel

yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Biaya Tetap

xxiv
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya relatif tetap, dan secara tetap

dikeluarkan meskipun jumlah produksi banyak atau sedikit. Sehingga

besarnya biaya tetap tidak terpengaruh oleh besar kecilnya produksi yang

dijalankan.

Keterangan:

TFC = total biaya tetap (Rp)

Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap

Pxi = harga input (Rp)

n = jumlah atau banyaknya input

Gambar 2.2. Kurva Fixed Cost

Cost

FC

Sumber : Shinta, 2011

2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan petani dan besarnya

berubah seiring dengan berubahnya jumlah produksi yang dihasilkan.

Total biaya variabel dapat dirumuskan sebagai berikut:

xxv
Keterangan:

VC = variabel cost/ biaya variabel (Rp)

TVC= total variabel cost/ jumlah dari biaya variabel (Rp)

Kurva biaya variabel atau biaya yang berubah-ubah sesuai dengan

kapasitas produksi dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2.3. Kurva biaya variabel

Sumber : Shinta, 2011

3. Biaya Total

Biaya total (total cost) dapat diperoleh dari penjumlahan biaya tetap

dan biaya variabel, dapat dirumuskan sebagai berikut :

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC = Total Cost (Biaya total (Rp))

TFC = Total Fixed Cost (Biaya tetap total (Rp))

TVC = Total Variabel Cost (Biaya variabel total (Rp))

Q = Quantitas Produk

Kurva biaya total atau Total cost untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

xxvi
Gambar 2.4. Kurva Total Cost

Sumber : Shinta, 2011

2.1.5. Pendapatan

a. Pengertian pendapatan

Pengertian Pendapatan Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai

peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam melakukan kegiatan

atau aktivitas perusahaannya dan digunakan untuk membiayai seluruh aktivitas

dari perusahaan itu. Pendapatan juga merupakan hal yang sangat penting bagi

perusahaan karena besar kecilnya pendapatan yang diperoleh akan berpengaruh

pada kelangsungan hidup perusahaan .pendapatan sebagai salah satu elemen

penentu laba rugi suatu perusahaan. konsep dasar pendapatan pada dasarnya

adalah suatu proses mengenai arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan

dalam jangka waktu tertentu.berbagai definisi muncul mengenai pendapatan.

Menurut Akbar (2009:563) “Pendapatan merupakan arus masuk atau

peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan utang (atau sebuah

kombinasi keduanya) dari pengantaran barang atau penghasilan barang,

memberikan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi

pokok atau bentuk entitas yang terus berlangsung” Menurut Munandar (2006:18)

xxvii
“Pendapatan adalah suatu pertumbunhan asets yang mengakibatkan bertambahnya

owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan

bukan pula merupakan pertumbuhan assets yang disebabkan bertambahnya

liabilities”.

M.Tuanakotta (2011:35) “Pendapatan dapat didefinisikan secara umum sebagi

hasil dari suatu perusahaan. Pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu

perusahaan. Mengingat pentingnya sangat sulit mendefinisikan pendapatan

sebagai unsur akuntansi pada dirinya sendiri. Seperti laba pendapatan adalah

proses arus penciptaan barang atau jasa oleh suatu perusahaan selama suatu kurun

waktu tertentu. Umumnya, pendapatan dinyatakan dalam satuan moneter.”

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin

besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan

untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

oleh perusahaan. Selain itu, pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi

perushaan yang tersaji dalam laporan laba rugi, dan perlu di ingat lagi adalah

bahwa pendapatan merupakan kehidupan bagi perusahaan. Hal ini tentu tidak

mungkin terlepas dari pengaruh pendaptan dari hasil operasi perusahaan.

b. Fakor-faktor Yang Mempengaruhi PendapatanUsaha Tani Tembakau

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi pendapatan petani yaitu sebagai berikut:

a. Luas lahan

xxviii
Menurut Sukirno, tanah sebagai faktor produksi adalah tanah yang

mencakup bagian permukaan bumi yang dapat dijadikan untuk bercocok

tanam dan untuk tempat tinggal dan termasuk pula kekayaan alam yang

terdapat didalamnya.29 Dalam bidang pertanian, penguasaan tanah bagi

masyarakat merupakan unsur yang paling penting untuk meningkatkan

kesejahteraannya.

b. Biaya produksi

Menurut kutipan dari Pedoman Analisis Usaha Tani Holtikultura yang

menyatakan bahwa biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh

seorang petani dalam proses produksi serta membawanya menjadi produk,

termasuk didalamnya barang yang dibeli dan jasa yang dibayar didalam

maupun diluar usaha tani. Sedangkan total produksi biaya usaha tani adalah

semua pengeluaran yang digunakan dalam mengorganisasi dan

melaksanakan proses produksi termasuk didalamnya modal inputinput dan

jasa-jasa yang digunakan dalam produksi.

c. Harga Jual

Menurut Ginting harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran

yang sangat strategis terhadap peningkatan volume penjualan, khususnya

untuk menghadapi persaingan antar perusahaan yang memproduksi produk

sejenis. Secara sederhana harga dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang

diterima oleh penjual dari hasil penjualan barang dan jasa. Menurut Gregory

Lewis, harga jual adalah sejumlah uang yang bersedia dibayar oleh pembeli

dan bersedia diterima oleh penjual. Harga jual sangat berpenaruh terhadap

pendapatan para pengusaha petani tembakau.

xxix
c. Analisis Pendapatan Usaha Tani

Hanafie (2010) menyatakan bahwa keuntungan merupakan selisih dari

total penerimaan dengan biaya-biaya. Penerimaan merupakan hasil kali

produksi total dengan harganya. Biaya yang dimaksud dalam pengertian ini

adalah biaya keseluruhan, baik itu biaya tetap (misalnya, sewa lahan, dan

pembelian alat-alat) maupun biaya tidak tetap (misalnya, biaya yang

diperlukan untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan). Masing-masing input

produksi tersebut dikalikan dengan harganya. Dalam bentuk matematika,

keuntungan dituliskan sebagai berikut:

π = TR – TC

π = Py.Qy – (TFC+TVC)

Keterangan:

TR =Total

penerimaan TC = Total biaya

Py = Harga output

Qy = Jumlah output

TFC = Total biaya tetap (total fixed cost)

TVC = Total biaya variabel (total variabel cost)

2.1.6. Hubungan Luas Lahan Dengan Pendapatan Usaha Tani

Lahan sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil

pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan sumber hasil produksi keluar.

xxx
Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari

besarnya balas jasa yang diterima oleh lahan dibandingkan oleh faktor-faktor

lainnya atau dapat dikatakan besar kecilnya produksi dari usaha tani antara lain

dipengaruhi oleh luas-sempitnya lahan yang digunakan petani. Luas lahan

pertanian akan mempengaruhi skala usaha yang pada akhirnya akan mempengaruhi

efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian. Dipandang dari sudut efisiensi semakin

luas lahan yang diusahakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan

perkesatuan luasnya (Suratiyah, 2006).

2.1.7. Hubungan Modal Dengan Pendapatan Usaha Tani

Modal didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi

yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Sebaliknya modal tidak

tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan

habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya produksi

yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan

untuk pembayaran tenaga kerja (Soekartawi, 2002). Modal atau biaya yang tersedia

berhubungan langsung dengan peran petani tergantung peran petani sebagai

manajer dan juru tani dalam usaha taninya. Seberapa besar tingkat pendapatan

tergantung pada modal yang tersedia (Suratiyah, 2006).

2.1.8. Hubungan Tenaga Kerja Dengan Pendapatan Usaha Tani

xxxi
Tenaga kerja meliputi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan

kerja adalah penduduk usia kerja yang memiliki pekerjaan baik yang sedang

bekerja maupun yang sedang tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan.

Kelompok bukan angkatan kerja merupakan penduduk usia kerja yang tidak

bekerja atau tidak mempunyai pekerjaan karena sekolah, mengurus rumah tangga

serta menerima pendapatan tapi bukan merupakan balas jasa langsung atas jasa

kerjanya. Bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk

bekerja (Simanjuntak, 2001 : 3).

Lama usaha merupakan lamanya pengusaha berkarya pada usaha yang

sedang di jalani (Asmie, 2008). Lamanya suatu usaha akan menentukan

pengalaman berusaha, dimana pengalaman dapat mempengaruhi keahlian

seseorang dalam melakukan suatu aktivitas (Sukirno, 1994). Lama usaha

mempengaruhi tingkat pendapatan karena akan mempengaruhi produktivitas dan

keahliannya yang dapat menambah efisiensi sehingga dapat menekan biaya

produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan.

2.2. HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai bahan referensi sehingga dapat

memperkaya teori dan sebagai bahan kajian dalam pembahasan penelitian, adapun

penelitian terdahulu yang sebagai berikut :

a. Penelitian yang dilakukan oleh Halili Santoso (2018) dengan judul Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi pendapatan Usahatani Tembakau

(Nicitiana Tabacum)Di Desa Konang, Kecamatan Galis, Kabupaten

Pamekasan. Hasil penelitiannya adalah (1)profit rata-rata usahatani

tembakau di Desa Konang, Kecamatan Galis Kabupate Pamekasan adalah

xxxii
sebesar Rp 3.432.433 /ha/musim tanam dan rata- rata nilai R/C Ratio sebesar

1,45, dan (2)faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap

pendapatan petani tembakau di Desa Konang, Kecamatan Galis Kabupate

Pamekasan adalah pupuk, pestisida dan tenaga kerja.

Halili Santoso menyimpulkan bahwa usahatani tembakau yang

dilakukan di tempat penelitian menguntungkan dan layak untuk

dikembangkan, karena setiap biaya yang dikeluarkan sebesar Rp

1,00/ha/musim tanam akan diperoleh rata-rata Rp 1,45 /ha/musim tanam dan

tinggi rendahnya penggunaan pupuk, pestisida dan tenaga kerja berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya jumlah produksi dan pendapatan petani tembakau,

sedangkan luas lahan dan bibit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pendapatan petani tembakau.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada

objek yang diteliti, jenis pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan

data yaitu dengan cara observasi dan wawancara . Perbedaan penelitian

terdahulu dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian.

b. Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Ayu Bintang Pradnyawati

(2021)dengan judul Pengaruh Luas Lahan, Modal dan Jumlah Produksi

Terhadap Pendapatan Petani Sayur Di Kecamatan Baturiti. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh signifikan secara simultan antara luas

lahan, modal dan jumlah produksi terhadap pendapatan, (2) ada pengaruh

positif dan signifikan secara parsial antara luas lahan, modal dan jumlah

produksi terhadap pendapatan. Penelitian ini menunjukkan kontribusi dari

variabel luas lahan, modal dan jumlah produksi terhadap pendapatan sebesar

xxxiii
sebesar 44,2%, sedangkan sisanya 55,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

I Gusti Ayu Bintang Pradnyawati menyimpulakan semakin luas lahan

pertanian digunakan akan meningkatkan pendapatan, semakin tingi modal

usaha yang dikeluarkan akan meningkatankan pendapatan, serta tenaga kerja

berkofeten berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan. Persamaan

penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada pendekatan

penelitian yaitu kuantitatif, teknik pengumpulan data, objek yang diteliti

serta variabel yag diteliti. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian

ini terletak pada lokasi penelitian.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Muhyidin,(2023) dengan judul Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Tembakau Di Desa

Wringinanom Kecamatan Jatibanteng Kabupaten Situbondo Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa (1) Luas Lahan berpengaruh secara signifikan

terhadap pendapatan tembakau yang diperoleh dari nilai thitung sebesar

10.332 > ttabel 1,992. (2) Biaya Produksi berpengaruh secara signifikan

terhadap naik turunnya pendapatan petani tembakau yang diperoleh dari nilai

thitung sebesar -4.700 > tabel 1,. (3) harga jual berpengaruh secara signifikan

terhadap pendapatan petani tembakau yang diperoleh dari nilai thitung

sebesar 4.165 > ttabel 1,992.

Muhyidin menyimpulkan bahwa Hal semakin luas lahan yang

digunakan tinggi pendapatan yang dihasilkan ,semakin naik harga jual maka

akan semakin naik pendapatan yang diperoleh serta semakin banyak biaya

xxxiv
produksi petani maka semakin menurun pendapatan yang diperoleh oleh

petani tembakau. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini

terletak pada pendekatan penelitian yaitu kuantitatif, teknik pengumpulan

data, serta objek yang diteliti. Perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian ini terletak pada lokasi dan variabel penelitian.

d. Penelitian yang dilakukan oleh Mellyza Fujicha (2021) yang berjudul Faktor-

Faktor Produksi Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tani Tembakau

(Nicotiana Tabacum L.) Di Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Limapuluh

Kota Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitian ini menunjukan variabel

jumlah tanaman dan jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produksi tembakau, sedangkan variabel jumlah pupuk dan pestisida

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produksi tembakau di

Kecamatan Bukik Barisan.

Mellyza Fujicha menyimpulkan bahwa variabel jumlah tanaman dan

jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi

tembakau, sedangkan variabel jumlah pupuk dan pestisida berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap produksi tembakau di Kecamatan Bukik

Barisan Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Persamaan

penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada pendekatan

penelitian yaitu kuantitatif, teknik pengumpulan data, serta objek yang

diteliti. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada

lokasi dan variabel penelitian.

2.3. KERANGKA PEMIKIRAN

xxxv
Usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur, Kecamatan Sakra Timur,

Kabupaten Lombok Timur merupakan suatu usaha di bidang pertanian tanaman

musiman yang menjadi pilihan bagi petani karena dianggap sebagai komoditas yang

berpotensi dan cocok dengan kondisi alam yang ada.

Potensi dari dari daerah penelitian terdapat potensi secara lingkungan dan

ekonomis. Potensi lingkungan usahatani tembakau adalah luas lahan subur dan sesuai

dengan syarat tumbuh yang baik dari tembakau dan potensi secara ekonomisnya

adalah permintaan tembakau rajangan di gudang meningkat.

Selain potensi, di Desa Gereneng Timur, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten

Lombok Timur terdapat kendala yang bisa menghambat dari usahatani tembakau,

yaitu produktivitas tembakau yang rendah dan penguasaan lahan setiap individu

petani yang relatif sempit. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani

tembakau dan yang terpenting adalah terkait produktivitas tembakau sendiri. Faktor

yang berpengaruh langsung terhadap produktivitas tembakau adalah faktor-faktor

produksi berupaluas lahan, modal usaha dan tenaga kerja.

Identifikasi permasalahan pada usahatani tembakau di Desa Gereneng Timur,

Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, peneliti menggunakan analisis

fungsi produksi Cobb-Douglas untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh faktor-

faktor produksi luas lahan, modal usaha dan tenaga kerja. Kerangka pemikiran secara

skematis untuk menjawab masalah penelitian dapat dilihat dibawah ini.


Luas Lahan

Modal
Pendapatan
Usaha Tani

Tenaga xxxvi
Kerja
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual bemikiran

2.3.1. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang

kita cari atau yang ingin kita pelajari. Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran

teoritis yang telah diuraikan diatas maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Luas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani tembakau di

Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur.

b. Modal Usaha berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani tembakau di

Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur.

c. Tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani tembakau di

Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur.

xxxvii
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. JENIS PENELITIAN

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Penelitian Kuantitatif adalah suatu bentuk metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING

Definisi populasi menurut Sugiyono (2016:80) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi

pada penelitian ini yaitu para petani tembakau di desa Gereneng Timur.

Menurut Sugiyono (2016:81), definisi dari sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel tersebut terdiri dari beberapa

anggota yang dipilih dari populasi atau dengan kata lain, tidak semua jumlah populasi

dapat menjadi sampel penelitian. Adanya pengambilan sampel penelitian ini

dimaksudkan untuk mempermudah proses pengamatan dan menganalisis data.

Teknik sampling dalam penelitian ini yakni termasuk dengan non probability

sampling yang artinya teknik pengambilan sampling yang tidak memberi peluang atau

kesempatan yang sama pada setiap unsur (anggota populasi) untuk dipilih menjadi

sampel (Sugiyono, 2016 : 84). Salah satu teknik sampling yang termasuk
nonprobability sampling adalah Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling

akan digunakan dalam penelitian ini, teknik ini memiliki arti yaitu teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016 : 85). Menurut arti dari teknik

Purposive Sampling tersebut, ada beberapa kriteria responden dalam penelitian ini :

a. Petani yang memiliki lahan pertaniannya sendiri bukan milik orang lain.

b. Petani yang berdomisili di Desa Gereneng Timur.

Menurut kriteria atau syarat yang telah dijelaskan diatas, maka teknik sampel

yang digunakan yaitu quota sampling. Quota sampling artinya teknik untuk

menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah

(kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2016:85). Dalam Penelitian ini, jumlah sampel

yang ditentukan akan diteliti sebanyak 40 sampel yang dianggap dapat mewakili

populasi oleh peneliti.

3.3. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cara

wawancara dan observasi pada petani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan

Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur. Peneliti menggunakan dua macam metode

pengambilan data yaitu data primer dan data sekunder, dengan penjelasan sebagai

berikut :

a. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari petani responden cabai

besar yang telah ditetapkan dibantu alat daftar pertanyaan (kuisioner). Data

primer yang digunakan meliputi :


1. Pengamatan (observasi)

Observasi digunakan untuk mengetahui fakta lapang yang terjadi di

daerah penelitian berdasarkan pengamatan sendiri. Pengamatan ini dilakukan

secara langsung oleh peneliti di lokasi penelitian yaitu di Desa Gereneng

Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur. Data yang

diperoleh yaitu mengenai proses produksi dalam berusahatani tembakau.

2. Wawancara

Wawancara adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan informasi

dengan cara bertanya langsung kepada responden dengan menggunakan

kuisioner. Data yang dibutuhkan meliputi hasil produksi tembakau sebagai

output serta data input yang merupakan pengeluaran petani meliputi : data

karakteristik responden, jumlah produksi per satu kali musim tanam,

penggunaan faktor-faktor produksi, harga faktor-faktor produksi, dan biaya-

biaya yang dikeluarkan selama satu kali musim tanam.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penunjang dari data primer, yang diambil

secara runtun waktu (time series), yang didapatkan melalui studi

kepustakaan dari berbagai sumber, jurnal-jurnal, buku-buku, hasil penelitian

maupun publikasi terbatas arsip-arsip data lembaga yang terkait dengan

penelitian ini, antara lain di kantor Desa Gereneng Timur, kantor Kecamatan
Sakra Timur. Adapun data sekunder yang dibutuhkan meliputi : luas dan

batas wilayah desa, jumlah penduduk, luas lahan, jenis lahan dan informasi

lainnya yang mendukung penelitian ini.

3.4. METODE ANALISIS DATA

a. Analisis regresi sederhana

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen luas lahan (XI), modal usaha (X2), tenaga kerja (X3), dengan variabel

dependen Pendapatan Usaha Tani Tembakau (Y).

Persamaan regresi sebagai berikut:

Ý=a+bX

Keterangan :

Ŷ = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a= Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstanta)

b= Koefesien regresi

X= Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

(Sugiyono, 2009: 261)

3.5. UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

a. Uji reliabilitas

Uji realibiltas dipakai supaya mengetahui konsistennya suatu alat ukur

ketika biasanya menggunakan kuesioner. Metode yang biasa digunakan untuk

penelitian guna mengukur skala rentang adalah Cronbach Alpha, Priyatno (2014).

Cara untuk menilai uji reliabilitas yaitu sebagai berikut:


- Apabila hasil Cronbach Alpha lebih besar dari taraf signifikan 60% atau 0,6

maka kuesioner reliabel.

- Apabila hasil Cronbach Alpha kurang dari taraf signifikan 60% atau 0,6

maka kuesioner tidak reliabel.

b. Uji Validitas

Uji validitas yaitu sebuah cara untuk mengukur dengan alat ukur guna

mengetahui tingkat kecocokan ataupun keabsahan sebuah penelitian, ketika dirasa

cocok untuk diukur. Untuk mengukur validitas diperlukan ditilik isi atau kegunaan

suatu alat ukur. Unsur apa yang ada didalam suatu alat ukur? Apakah alat ukur

sesuai dengan konsep dan variabel yang akan diukur Silaen dan Widiyono

(2013:118). Uji validitas ini sendiri digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pernyataan dikoesioner yang akan dibuang sebab dianggab tidak relevan

(Umar, 2014:166). Maka dipenelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS.

Versi 24 agar dapat ditentukan nomor item yang valid serta gugur maka perlu

dikonsultasikan lewat tabel r. kriteria penilaian uji validitas yaitu:

a. jika r hitung > r tabel maka item kuesioner valid

b. jika r hitung < r tabel maka item kuesioner tidak valid.

3.6. UJI ASUMSI KLASIK

Persamaan yang diperoleh dari sebuah estimasi dapat dioperasikan secara

statistik jika memenuhi asumsi klasik, yaitu memenuhi asumsi bebas autokorelasi,

normalitas, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas. Pengujian asumsi klasik ini

dilakukan dengan bantuan software analisis data kuatitatif


a. Uji Normalitas

Menurut Santoso (2014) mengemukakan bahwa uji normalitas

digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, nilai residu

dari regresi mempunyai distribusi yang normal. Jika distribusi dari nilai-nilai

residual tersebut dianggap berdistribusi normal, maka dikatakan ada masalah

terhadap asumsi normalitas. Apabila asumsi tidak terpenuhi, baik uji F maupun

uji t, dan estimasi nilai variabel manjadi tidak valid.

Pada uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik dengan dasar pengambilan keputusan jika data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari

garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila variance tidak konstan atau berubah-

ubah secara sistematik seiring dengan berubahnya nilai variabel independen.

Cara dalam mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat dengan pola gambar Scatterplot, regresi yang tidak terjadi

heteroskedastisitas jika titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar

angka 0, titik data tidak mengumpul pada atas atau bawah saja, penyebaran titik

data tidak boleh berbentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit


dan melebar kembali, serta penyebaran titik data tidak berpola (Sujarweni,

2014).

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat dideteksi untuk mengetahui ada tidaknya

variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dala

suatu model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan

korelasi yang sangat kuat. Selain itu untuk uji ini juga untuk menghindari

kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji

parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Apabila terjadi multikolinearitas yang serius di dalam model maka masing-

masing variabel independen (luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga

kerja) terhadap variabel dependennya tidak dapat dipisahkan, sehingga estimasi

yang diperoleh akan menyimpang. Multikolinearitas juga dilihat dari nilai R2

yang tinggi, tetapi tidak satupun koefisien regresi yang ditaksir sehingga

berpengaruh signifikan secara statistik pada saat dilakukan uji t dan nilai VIF

(Variance Inflation Factor) dihasilkan 1-10 maka tidak terjadi

multikolinearitas.

3.7. PENGUJIAN HIPOTESIS

Setelah dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik, selanjutnya dilakukan

uji model yaitu dengan uji t atau koefisien regresinya dan Uji R2.

a. Uji t
Menurut Koncoro (2003), uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi

variabel terikat. Formulasi hipotesinya adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = 0

H1 : b2 ≠ 0

Kriteria pengujian:

t hitung > t tabel, maka tolak H0 dan terima H1, artinya variabel

independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

t hitung < t tabel, maka terima H0 dan tolak H1, artinya variabel independen

tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menurut Kuncoro (2003), merupakan

pengukuran yang dapat melihat seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel terikat. Oleh karena itu, koefisien determinasi

sebenarnya mengukur besarnya persentase pengaruh semua variabel independen

pada persamaan dalam model regresi terhadap variabel dependennya. Besarnya

nilai berupa persentase, yang menunjukkan persentase viariansi nilai variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh model regresi. Apabila nilai koefisien

determinasi yang diberi simbol R2 ini mendekati angka 1, maka variabel

independen semakin mendekati hubungan dengan variabel dependen sehingga


dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut dapat dibenarkan (Gujarati,

2003).

Adapun kegunaan koefisien determinasi adalah :

a. Sebagai ukuran ketepatan/kecocokan garis regresi yang dibuat dari hasil

estimasi terhadap sekelompok data hasil observasi. Semakin besar nilai

R2, maka semakin bagus garis regresi yang terbentuk, dan semakin kecil R2,

maka semakin tidak tepat garis regresi tersebut yang mewakili data hasil

observasi.

b. Untuk mengukur proporsi (Presentase) dari jumlah variasi Y yang

diterangkan oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan dari

variabel X terhadap variabel Y.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN BEMBAHASAN

4.1. GAMBARAN DESA GERENENG TIMUR

4.1.1. Letak Gegarafis

Wilayah penelitian dilakukan di Desa Gereneng Timur merupakan salah satu

dari 10 desa yang berada di Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur,

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun batas wilayah Desa Gereng Timur adalah

sebagai berikut :

1. Batas wilayah

Tabel 4.1. Batas Wilayah Desa Gereneng Timur

Batas Desa Kecamatan


Sebelah utara Denggen Timur Selong
Sebelah selatan Lepak Timur Sakra Timur
Sebelah timur Peneda Gandor Labuhan Haji
Sebelah barat Gereneng Sakra Timur
4.1.2.Kondisi Topografi

Desa Gereneng Timur berada pada ketinggian 93 meter dari permukaan laut.

Suhu udara rata-rata yang terdapat di Desa Gereneng Timur adalah 16-38 °C. Desa

Gereneng Timur memiliki luas wilaya 348,14 Ha dengan 252,53 Ha.. Lahan sawah

dibagi menjadi sawah irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi tandah hujan,

irigasi pasang surut yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2. Jenis Sawah Berdasarkan Sistem Irigasi

TANAH SAWAH

Sawah irigasi teknis - ha/m2

Sawah irigasi ½ teknis 252.53 ha/m2

Sawah tadah hujan - ha/m2

Sawah pasang surut - ha/m2

Total luas 252.53 ha/m2

Sumber : website desa Gereneng Timur,2022

Berdasarakan pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa jenis lahan pertanian

yang digunakan oleh penduduk Desa Gereneng timur yaitu sawah irigasi setengah

teknis. Mayoritas penduduk Desa Gereneng Timur menggunakan sistem irigasi

setengah teknis luas lahan 252,53 ha/m2. Irigasi Setengah Teknis, merupakan

jaringan irigasi yang airnya dapat diatur tetapi tidak dapat diukur.

4.1.3. Gambaran Usahatani Tembakau di Desa Gereneng Timur

Pertanian di Desa Gereneng timur sebagian besar melakukan usaha tani

tembakau pada saat musim kemarau yang dibudidayakan di lahan sawah. Usaha
tani tembakau di Desa Gereneng Timur telah berlangsung cukup lama hingga saat

ini. Pengusahaan tembakau di Desa Gereneng Timur adalah tembakau rakyat yang

nantinya akan dirajang yang banyak dimanfaatkan untuk pembuatan rokok kretek

dan filter. Ada banyak sekali varietas tembakau yang ditanam petani di Lombok.

Beberapa varietas tembakau yang sangat terkenal adalah Kasturi, sekot, senang dan

virginia. Jenis tembakau yang umumnya di budidayakan di desa Gereneng timur

adalah Sekot dan virgina.

Tembakau yang sudah dirajang dan dikeringkan nantinya akan dikirim ke

gudang rokok oleh petani sendiri dan ada juga yang dititipkan kepada orang yang

sudah terbiasa mengirim tembakau rajangan ke gudang. Yang mana gudang yang

terdapat di Kabupaten Pamekasan adalah gudang rokok Djarum, Sadhana dan

Gudang Garam. Namun tidak semua petani yang merajang dan mengirim

tembakaunya ke gudang, ada juga petani yang menjual tembakau rajang ke

tengkulak dan aja juga yang menjual tembakau di sawah langsung kepada

tengkulak dengan alasan karena takut mengeluarkan biaya pasca panen. Proses

pengiriman tembakau rajang ke gudang tidak seterusnya berjalan lancar

dikarenakan harga tembakau di gudang berfluktuasi, sehingga akan berpengaruh

pada pendapatan petani nanntinya.

4.2. KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

4.2.1. Data Responden

Pengambilan data ini dilakukan oleh peneliti melalui wawancara dan juga

pembagian kuisioner kepada para responden yaitu petani tembakau di Desa

Gereneng Timur.
Tabel. 4.3 Data Responden Penelitian.

Jenis Usia pendidikan Luas Lahan Pengalaman


No. Nama Kelamin(L/P) (Thn) terakhir (are) (Thn)
1 H.Irwan L 56 SD 107 35
2 A. Sapoan L 60 SD 38 35
3 Saefudin L 28 SMA 32 6
4 A.Yuni L 36 SMP 14 12
5 A. Liyas L 34 SMP 16 14
6 Kamaludin L 48 SMP 21 15
7 Rudi Hartono L 28 SMA 28 5
8 Usman L 30 SMA 32 8
9 Umar L 30 SMA 36 10
10 Selamet L 50 SD 15 32
11 H. Asmuni L 58 SD 75 35
12 Johariah P 36 SMP 45 15
13 I. Adi P 43 SMP 19 18
14 A. Goni L 30 SMP 52 10
15 Irwan Budianto L 28 SMA 24 5
16 A. Saef L 44 SD 34 24
17 H. Suef L 55 SD 68 35
18 Reki Fatoni L 25 SMP 16 8
19 Hendra L 27 SMP 30 5
20 A. Hebi L 59 SMP 32 35
21 A. Ica L 37 SMP 78 11
22 H. Pathur L 54 SD 22 26
23 Mahdi L 59 SD 17 35
24 Sekim L 47 SMP 40 25
25 Tiah L 38 SD 28 12
26 A. Nur L 54 SD 25 15
27 Muhammad
Aminulah L 63 SD 49 35
28 Mahsun L 63 SMP 15 34
29 Sabar L 55 SMP 14 35
30 Jaharudin L 49 SMP 46 35
31 Sumantri L 40 SMP 20 20
32 Burhanudin L 29 SMA 23 6
33 A. Hendi L 55 SMP 56 35
34 A. Endang L 57 SD 33 35
35 A. Samsul L 55 SD 40 35
36 A. Sis L 52 SMP 16 35
37 Rudinah L 30 SMP 15 10
38 A. Sat L 46 SMP 18 35
39 Alimmudin L 29 SMA 38 8
40 Junaidi L 30 SMA 30 9
Sumber: Data primer yg diolah(2022)

Responden dalam penelitian ini adalah petani tembakau yang melakukan


budidaya di lahan sawah di Desa Gereneng Timur Jumlah responden dalam

penelitian ini berjumlah 40 orang. Karakteristik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah umur, tingkat pendidikan, luas lahan dan lama pengalaman usahatani.

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden di Desa Gereneng Timur dapat dilihat berdasarakan

umur. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani dalam

berusahatani. Semakin tua umur responden maka kemampuan fisik semakin lemah

serta sulit untuk menerima suatu hal yang baru. Sedangkan responden yang

memiliki umur yang masih muda akan cenderung lebih depat dan tanggap dalam

merespon suatu keputusan dan menerima teknologi yang baru. Berikut ini

merupakan tabel distribusi responden berdasarakan umur di Desa Gereneng Timur

Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur.

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah (orang) Persentase (%)


1 15-30 12 30
2 31-45 15 37,5
3 46-60 13 32,5
Jumlah 40 100
Sumber : Data primer diolah, 2022

Berdasarkan tabel 5 karakteristik responden di atas dapat diketahui bahwa

umur petani tembakau dengan jumlah responden tertinggi yaitu 15 responden atau

37,5% dengan tingkat umur 31-45 tahun. Hal ini menunjukan bahwa petani tembakau

yang terdapat di Desa Gereneng Timur kebanyakan yang sudah berumur 31-45 tahun
dan sudah memiliki banyak pola pikir serta pengalaman lumayan dalam berusahatani

tembakau.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik petani di Desa Gereneng Timur dapat dilihat berdasarkan

tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan merupakan pendidikan terakhir yang

ditempuh oleh petani. tingkat pendidikan mempengaruhi petani dalam berfikir baik

dalam mencari informasi dan pengetahuan berusahatani tembakau. Berikut ini

merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa

Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur.

Tabel 4.5. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat
No Jumlah (orang) Persentase (%)
Pendidikan
1 SD 13 32,5
2 SMP 19 47,5
3 SMA 8 20 20
Jumlah 40 100
Sumber : Data primer diolah, 2022

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas tingkat pendidikan

petani di Desa Gereneng Timur paling tinggi berada pada tingkat SMP dengan

19 orang atau 47,%. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan terakhir yang di

tempuh petani di Desa Gereneng Timur terbilang kurang baik karena dari 40

responden 19 responden petani tembakau di Desa Konang tingkat pendidikan

terakhirnya adalah lulusan SMP. Tingkat pendidikan yang rendah akan

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk berusahatani. Selain itu

tingkat pendidikan yang rendah juga mempengaruhi untuk mencari informasi dan
pengetahuan tentang berusahatani tembakau.

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan

Luas lahan merupakan salah satu input dalam melakukan usahatani. Luas

lahan petani akan mempengaruhi jumlah pendapatan petani yang akan diterima

oleh petani, karena semakin luas lahan yang dimiliki oleh petani makan akan

semakin banyak jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani yang mana jumlah

produksi juga akan mempengaruhi tingkat pendapatan petani.

Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan Luas Lahan

No Luas lahan (Are) Jumlah (orang) Persentase (%)


1 10-30 20 50
2 31-50 14 35
3 51-70 3 7,5
4 71-100 2 5
5 101> 1 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Data primer diolah, 2022

Berdasarkan tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas petani tembakau

di Desa Konang mempunyai luas lahan antara 31-50 are sebanyak 20 orang petani

atau 50%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan yang dimiliki petani

tembakau paling banyak dengan luas lahan 10-30 are.

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha Tani

Pengalaman berusaha tani merupakan tingkat penguasaan pengetahuan serta

keterampilan seseorang dalam berusaha tani yang dapat diukur dari masa kerja dan

dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya. Tingkat pengalaman


dalam berusaha tani dapat mempengaruhi pemilihan komuditas dalam berusaha

tani. Petani yang mempunyai tingkat pengalaman dalam berusaha tani yang lebih

tinggi akan berhati-hati dalam mengembangkan usahataninya.

Tabel 4.7. Karakteristik responden berdasarkan Pengalaman Berusaha Tani

No Pengalaman (Th) Jumlah (orang) Persentase (%)


1 5-10 9 22,5
2 11-20 8 20
3 21-30 11 27,5
4 >31 12 30
Jumlah 40 100
Sumber : Data primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 8 diatas diketahui bahwa mayoritas petani tembakau di

Desa Gereneng Timur memiliki pengalaman yang cukup lama yaitu >31 tahun

sebanyak 12orang atau 30%. Sisanya 5-10 tahun sebanyak 9 orang (22,5), 11-20

tahun sebanyak 8 orang (20%) dan 21-30 tahun sebanyak 11 orang (27,5).

Tingginya tingkat pengalaman berusaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur

dikarenakan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur sudah berjalan sejak

dulu. Sehingga sampai sekarang di Desa Gereneng Timur bergantung pada

berusaha tani tembakau untuk mendapatkan pendapatan dan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Pergantian tanam di Desa Gereneng Timur sendiri memiliki

dua jenis yaitu usaha tani padi pada musim penghujan dan usaha tani tembakau

pada saat musim kemarau.

4.3. UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel :

• Luas lahan (X1), Modal usaha (X2), Tenga kerja (X3) dan Pendapatan (Y)
Tabel 4.8. Hasil Kuisioner
Luas Lahan (X1) Jawaban Modal (X2) Jawaban Pernyataan Tenaga Kerja (X3) Jawaban Pendapatan (Y) Jawaban
Pernyataan Pernyataan Pernyataan
NO P1 P P P P Tota P P P P P Tota P P P P P Tota P P P P P Tota
2 3 4 5 l 1 2 3 4 5 l 1 2 3 4 5 l 1 2 3 4 5 l
1 5 4 4 5 4 22 5 4 5 4 5 23 4 3 4 3 3 17 5 5 5 5 5 25

2 5 4 5 5 4 23 4 3 4 4 5 20 4 4 4 5 4 21 5 5 4 5 5 24

3 4 4 4 4 5 21 5 5 5 5 4 24 4 5 4 5 4 22 4 5 4 4 5 22

4 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20 4 3 3 4 4 18 5 4 4 4 4 21

5 5 4 4 5 4 22 4 4 5 4 5 22 2 3 3 3 2 13 5 4 5 4 5 23

6 5 4 5 5 4 23 3 4 2 4 5 18 2 3 3 2 2 12 5 5 4 4 5 23

7 4 4 4 3 3 18 4 4 4 3 2 17 3 5 4 4 4 20 4 5 4 4 4 21

8 5 4 5 4 4 22 4 4 4 4 4 20 3 5 4 4 4 20 4 5 4 4 4 21

9 5 4 4 4 4 21 4 3 4 4 4 19 4 4 5 4 3 20 5 4 4 4 5 22

10 4 5 5 5 4 23 4 4 4 4 5 21 4 5 5 5 4 23 5 5 4 5 4 23

11 4 5 4 5 5 23 4 5 5 5 5 24 4 3 5 4 5 21 4 5 5 5 5 24

12 5 4 4 5 4 22 2 4 5 4 5 20 4 4 4 5 4 21 5 5 4 5 5 24

13 4 4 3 4 4 19 2 2 2 4 4 14 4 4 3 4 4 19 4 4 4 4 4 20

14 4 5 4 3 4 20 4 4 2 4 3 17 4 5 4 4 3 20 4 4 4 4 5 21

15 4 4 4 4 3 19 2 2 2 3 4 13 4 4 4 4 4 20 4 4 3 3 4 18

16 4 4 3 3 3 17 2 2 2 3 3 12 4 4 3 4 3 18 4 4 4 4 4 20

17 4 3 3 4 3 17 2 2 2 3 4 13 4 3 4 4 4 19 4 3 4 4 3 18

18 4 4 4 4 3 19 2 2 2 3 4 13 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20

19 4 4 4 4 3 19 2 2 2 3 4 13 3 4 4 2 4 17 4 4 4 4 4 20

20 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 3 18 4 4 3 4 4 19

21 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 3 19 4 3 4 4 3 18 4 4 5 4 4 21

22 5 5 3 4 3 20 4 3 4 3 4 18 4 4 4 2 4 18 5 4 4 4 5 22

23 4 3 4 4 4 19 5 4 2 4 4 19 3 4 4 4 3 18 5 4 4 5 4 22

24 4 3 4 3 3 17 4 4 4 3 5 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20

25 3 4 4 4 4 19 3 5 2 4 4 18 4 5 5 4 4 22 5 5 5 4 4 23

26 4 4 5 4 4 21 3 4 4 4 4 19 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 20

27 4 3 4 4 3 18 4 3 4 3 4 18 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21

28 5 4 5 5 4 23 2 3 3 4 5 17 3 4 4 3 3 17 5 4 4 4 4 21

29 5 4 4 4 3 20 5 3 4 3 4 19 5 4 5 4 4 22 5 4 4 4 5 22

30 5 4 3 4 3 19 3 4 4 3 4 18 3 2 4 3 3 15 4 4 4 4 4 21

31 4 4 2 3 3 16 4 3 4 3 3 17 4 3 4 4 3 18 5 4 4 4 4 21

32 5 4 4 4 4 21 4 5 2 4 4 19 4 5 3 4 4 20 5 4 4 5 4 22

33 4 4 4 5 4 21 2 4 4 4 5 19 4 4 4 5 4 21 5 5 4 4 4 21

34 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21

35 5 4 5 5 4 23 4 4 3 4 5 20 4 5 5 4 5 23 5 5 5 5 5 23

36 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 19 4 5 4 4 4 21 5 4 4 4 4 21

37 4 3 4 4 3 18 4 4 4 3 4 19 4 3 4 4 3 18 4 4 4 4 4 20

38 4 4 3 3 4 18 4 4 4 4 4 20 4 3 4 3 4 18 5 4 4 4 4 21

39 4 4 4 4 4 20 4 5 5 5 5 24 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20

40 4 3 4 3 4 18 4 3 5 4 5 21 4 4 4 5 4 21 4 4 4 4 4 21

Sumber: data primer yang diolah (2023)


a. Uji Realibilitas
Uji realibilitas digunakan untuk mengukur kuisioner serta untuk menunjukan

mana hasil pengukuran yang relatif konsisten apa bila diukur berulang kali.

Dengan kata lain reliabilitas adalah indeks yang mrenunjukan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya. Dalam uji reliabilias digunakan Metode Realibilitas

Alpa Cronbach (a) lebih besar dari 0,6. Berdasarkan hasildari perhitungan

menggunakan SPSS Statistics Version 24 maka diperoleh hasil sebagi berikut:

Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Relibilitas Cronbacs Alpa Keterangan


Coefeient

Luas Lahan (X1) 0.680 Reliabel

Modal (X2) 0.732 Reliabel

Tenaga Kerja (X) 5 item petanyaan 0.736 Reliabel

Pendapatan (Y) 0.724 Reliabel

Sumber: hasil pengolahan data primer, 2023

b. Uji Validitas

Uji validitas pada penelitian ini dilah mengunakan SPSS Statistics

Version 24. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah aau tidak suatu

kuisioner dengan skor total pda tinggat singnifikan 5% dan jumlah sampel 40

orang. Untuk penujian validitasnya, maka peneliti membandingkan persion

correlation setiap butir sal dengan tabel rproduk moment. Jika r hitung > r tabel

maka item pernyataan dinyatakan valid dimana r tabel sebesar o,312 berdasar

hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS statistics Vesion 24 maka

diperoleh hasil sebagai berikut :


Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas

Variabel Item Persion R. tabel (5%) Keteranagan


Petanyaan Correlaion
P1 0,580 Valid
P2 0,535 Valid
Luas lahan (X1) P3 0,709 Valid
P4 0,800 Valid
P5 0,669 Valid
P1 0,707 Valid
P2 O,797 Valid
Modal (X2) P3 0,788 Valid
0,312
P4 0,704 Valid
P5 0,489 Valid
P1 0.720 Valid
Tenaga Kerja P2 0.664 Valid
(X3) P3 0,607 Valid
P4 0,735 Valid
P5 0,775 Valid
P1 0,601 Valid
P2 0,697 Valid
Pendapatan(Y) P3 0,622 Valid
P4 0,688 Valid
P5 0,729 Valid
Sumber: hasil pengolahan data primer, 2023

4.4. UJI ASUMSI KLASIK

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan bertujuan untuk mendeteksi korelasi

antara variabel independen yang satu dengan variabel independen lainnya. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independennya. Gejala timbulnya multikolinearitas di antara variabel-variabel

indenpenden dalam model regresi dapat dideteksi dengan cara melihat nilai

Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance dalam model tersebut. Nilai

VIF menunjukkan angka lebih kecil dari 10, sehingga dapat dikatakan tidak

adanya gejala multikolinearitas pada model regresi. Sedangkan nilai tolerance


lebih besar 0,10. Adapun hasil analisis data uji multikolinearitas yaitu:

Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolinearitas Dengan Menggunakan Nilai VIF

Variabel Tolerance Nilai VIF Keterangan


Luas lahan 0.753 1.328 Tidak terjadi multikolinearitas

Modal 0.733 1.364 Tidak terjadi multikolinearitas

Tenaga Kerja 0.969 1.033 Tidak terjadi multikolinearitas


Sumber: Data Primer Diolah, 2022

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunak untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Berdasarkan hasil heteroskedastisitas

dengan mengunakan uji glejser. dapat dilihat pada tebel di bawah bahwa

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi dan sesuai dengan dasar

pengambilan keputusan, sehingga dapat dikatakan uji heteroskedastisitas

terpenuhi.

Tabel 4.11. Uji Heteroskedastisitas Dengan Nilai Singnifikansi

Luas lahan 0.462 tidak terjadi heteroskedastisitas

Modal 0.598 tidak terjadi heteroskedastisitas

Tenaga kerja 0.846 tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer Diolah, 2023

c. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi

normal atau mendeteksi normal (Santoso, 2014). Berdasarkan tabel di bawah,

nilai signifikasi 0,200 lebih besar dari 0,05 yang berarti data penelitian

berdisribusi normal. Maka model regresi layak dipakai dan dapat disimpulkan

bahwa model regresi yang digunakan telah memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 4.12. Uji Normalitas.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 40
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. 1.15866439
Deviation
Most Extreme Absolute .095
Differences Positive .080
Negative -.095
Test Statistic .095
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber: Data Primer Diolah, 2023.

Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan pada model regresi,

seluruhnya model regresi memenuhi asumsi yang ada yaitu uji multikolinieritas,

uji homoskedastisitas, uji normalitas. Setelah uji asumsi klasik bebas dari

penyimpangan, maka model regresi dapat dilanjutkan untuk menjawab hipotesis

berikutnya.

4.5. UJI HIPOTESIS


a. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Luas lahan Terhadap Pendapatan Usaha Tani

Tembakau

Hipotesis pertama yang berbunyi " luas lahan berpengaruh terhadap

pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur

Kabupaten Lombok Timur " diuji dengan menggunakan analisis regresi sederhana.

Hasil analisis regresinya dapat dilihat dalam Tabel 4.8:

Tabel 4.13. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Luas lahan Terhadap Pendapatan

Usaha Tani Tembakau.

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.105 2.102 5.759 .000
Luas lahan .458 .104 .582 4.407 .000
a. Dependent Variable: pendapatan

Hasil analisis regresi sederhana ditemukan nilai t sebesar 4.407 dan nilai

signifikan sebesar 0,000, dengan menggunakan α = 0,05 dan df = 38 maka

diperoleh nilai tabel sebesar 2,024 artinya thitung (4,407 ) > Label (2,024) dan a

lebih kecil dari 0.05, dari kriteria tersebut maka dapat dikatakan bahwa Ha yang

berbunyi "ada pengaruh signifikan luas lahan terhadap pendapatan usaha tani

tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok

Timur" diterima.

Selain itu hasil persamaan regresi yaitu: Y = 12,105+ 0,458X₁, yang artinya

jika tidak ada variabel luas lahan, maka nilai pendapatan usaha tani tembakau di

Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur adalah

12,105 dan bila nilai luas lahan bertambah satu satuan, maka nilia pendapatan usaha
tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten

Lombok Timur akan bertambah sebesar 0,458.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kekuatan pengaruh luas lahan terhadap

pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur

Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat dari nila R square dalam tabel berikut:

Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
Luas lahan .582a .338 .321 1.285
a. Predictors: (Constant), Luas lahan
Tabel 4.14. Uji Koefisien Determinasi Luas lahan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji R square memperoleh nilai

sebesar 0,338. Hal ini berarti bahwa variabel luas lahan mempengaruhi pendapatan

usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten

Lombok Timur sebesar 33,8% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain.

b. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Modal Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Tani

Tembakau

Hipotesis pertama yang berbunyi " modal usaha berpengaruh terhadap

pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur

Kabupaten Lombok Timur " diuji dengan menggunakan analisis regresi sederhana.

Hasil analisis regresinya dapat dilihat dalam Tabel 4.15:


Tabel 4.15. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Modal Usaha Terhadap
Pendapatan Usaha Tani Tembakau.
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 15.786 1.299 12.157 .000
modal usaha .297 .069 .574 4.319 .000
a. Dependent Variable: pendapatan

Hasil analisis regresi sederhana ditemukan nilai t sebesar 4,319 dan nilai

signifikan sebesar 0,000, dengan menggunakan α = 0,05 dan df = 38 maka

diperoleh nilai tabel sebesar 2,024 artinya t hitung (4,139 ) > t tabel (2,024) dan a

lebih kecil dari 0.05, dari kriteria tersebut maka dapat dikatakan bahwa Ha yang

berbunyi "ada pengaruh signifikan modal usaha terhadap pendapatan usaha tani

tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok

Timur" diterima.

Selain itu hasil persamaan regresi yaitu: Y = 15.786 + 0,297 X2, yang artinya

jika tidak ada variabel luas lahan, maka nilai pendapatan usaha tani tembakau di

Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur adalah

15,786 dan bila nilai modal usaha bertambah satu satuan, maka nilia pendapatan

usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten

Lombok Timur akan bertambah sebesar 0,297.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kekuatan pengaruh modal usaha

terhadap pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan

Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat dari nila R square dalam tabel

berikut:
Tabel 4.16. Uji Koefisien Determinasi Modal Usaha

Model Summary
Change Statistics
R Adjusted R Std. Error of the R Square F Sig. F
Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 .574 a
.329 .312 1.293 .329 18.657 1 38 .000
a. Predictors: (Constant), modal usaha

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji R square memperoleh nilai

sebesar 0,329. Hal ini berarti bahwa variabel modal usaha mempengaruhi

pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur

Kabupaten Lombok Timur sebesar 32,9% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain.

c. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Tenga Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Tani

Tembakau

Hipotesis pertama yang berbunyi " tenaga kerja berpengaruh terhadap

pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur

Kabupaten Lombok Timur " diuji dengan menggunakan analisis regresi sederhana.

Hasil analisis regresinya dapat dilihat dalam Tabel 4.17:

Tabel 4.17. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan
Usaha Tani Tembakau.

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 20.728 2.074 9.993 .000
tenaga kerja .031 .107 .047 .290 .773
a. Dependent Variable: pendapatan
Hasil analisis regresi sederhana ditemukan nilai t sebesar 0,29 dan nilai

signifikan sebesar 0,0 dengan menggunakan α = 0,05 dan df = 38 maka diperoleh

nilai tabel sebesar 2,024 artinya t hitung (0,29 ) < t tabel (2,024) dan a lebih besarl

dari 0.05, dari kriteria tersebut maka dapat dikatakan bahwa Ha yang berbunyi "ada

pengaruh signifikan tenaga kerja terhadap pendapatan usaha tani tembakau di Desa

Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur" ditolak.

Dengan hasil persamaan regresi yaitu: Y = 20,728 + 0,031 X3,

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kekuatan pengaruh tenaga kerja

terhadap pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan

Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat dari nila R square dalam tabel

berikut:

Tabel 4.18. Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
Change Statistics
R Adjusted R Std. Error of the R Square F Sig. F
Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 .047 a
.002 -.024 1.578 .002 .084 1 38 .773
a. Predictors: (Constant), tenaga kerja

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji R square memperoleh nilai

sebesar 0,002. Hal ini berarti bahwa variabel tenaga kerja mempengaruhi

pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur

Kabupaten Lombok Timur sebesar 0,002% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain.
4.6. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

a. Luas lahan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha tani

tembakau di Desa di Gereneng Timur Kecamatan Sakara Timur Kabupaten

Lombok Timur. Nilai t hitung pada variabel luas lahan artinya t hitung

(4,139 ) > t tabel (2,024), maka secara statistik luas lahan yang digunakan

untuk kegiatan usahatani tembakau berpengaruh nyata terhadap jumlah

pendapatan usaha tan tembakau .

Selain itu hasil persamaan regresi yaitu: Y = 12,105+ 0,458X₁, yang

artinya jika tidak ada variabel luas lahan, maka nilai pendapatan usaha tani

tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten

Lombok Timur adalah 12,105 dan bila nilai luas lahan bertambah satu

satuan, maka nilia pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng

Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur akan bertambah

sebesar 0,458, hasil uji R square memperoleh nilai sebesar 0,338. Hal ini

berarti bahwa variabel luas lahan mempengaruhi pendapatan usaha tani

tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten

Lombok Timur sebesar 33,8% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain.

b. Modal berpeng

tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakara Timur Kabupaten

Lombok Timur. Nilai t hitung pada variabel tenaga kerja t hitung (4,139 ) >

t tabel (2,024), maka secara statistik modal yang digunakan untuk kegiatan

usahatani tembakau berpengaruh nyata terhadap jumlah pendapatan petani


tembakau.

Selain itu hasil persamaan regresi yaitu: Y = 15.786 + 0,297 X 2, yang

artinya jika tidak ada variabel luas lahan, maka nilai pendapatan usaha tani

tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten

Lombok Timur adalah 15,786 dan bila nilai modal usaha bertambah satu

satuan, maka nilai pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur

Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur akan bertambah sebesar

0,297. Hasil uji R square memperoleh nilai sebesar 0,329. Hal ini berarti

bahwa variabel modal usaha mempengaruhi pendapatan usaha tani

tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten

Lombok Timur sebesar 32,9% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain.

c. Tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan

tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakara Timur Kabupaten

Lombok Timur. Nilai t hitung pada variabel tenaga kerja t hitung (0,29 ) < t

tabel (2,024), maka secara statistik tenaga kerja yang digunakan untuk

kegiatan usahatani tembakau tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah

pendapatan petani tembakau Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur

Kabupaten Lombok Timur, dengan hasil persamaan regresi yaitu:

Y = 20,728 + 0,031 X3 .
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat di ambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Luas lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha tani

tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten

Lombok Timur, semakin luas lahan pertanian yang ditanami tembakau

maka semakin meningkat produksi yang di hasilkan sehingga petani dapat

memperoleh pendapatan yang diharapkan. Variabel luas lahan

mempengaruhi pendapatan usaha tani tembakau di Desa Gereneng Timur

Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur sebesar 33,8%

b. Modal usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha tani

tembakau di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten

Lombok Timur, semakin bayak modal yang dikeluarkan oleh petani maka

semakin meningkatkan hasil produksi yang dihasilkan sehinga

pendadapatan yang diharapkan oleh petanidapat tercapai. Pengaruh modal

usaha terhadap pendapatan usaha tani di Desa Gereneng Timur Kecamatan

Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur sebesar 32,9%.

c. Tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha tani

di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok

Timur, dikarnakan para petani sudah berkopeten serta dalam bertani


tembakau di bantu oleh keluarganya sehingga tidak terlalu membutuhkan

tenaga kerja dari luar.

5.2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang telah

dilakukan di Desa Gereneng Timur kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok

Timur, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:.

a. Dalam pengelolaan luas lahan petani diharapkan dapat mengelola lahannya

secara efesien sehingga lahan dapat memperoleh hasil produksi yang

maksimal.

b. Pemerintah Diharapkan dapat membatu para petani dalam modal untuk

berusaha tani tembakau dengan membantu memberikan pinjaman, seperti

pinjamaan dana kurs yang bunganya cukup rendah. Sehingga diharapkan

dapat membantu mempermudah para petani.

c. Di harapkan para petani dapat meningkatkan kopetensinya dalam bertani

tembakau, sehingga dapat meningkatkan kualitas tembakau yang dihasilkan.

Sehingga dapat mencapai pendapatan yang di harapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Achmad B.Sc dan Soedarmanto, M.Ed. (1982). Budidaya Tembakau.

Cetakan ke-2. Penerbit CV. YASAGUNA. Malang


Adiwilaga, Anwas, 1982. Ilmu Usahatani. Penerbit Alumni.
Bandung
Boediono, 1991. Ekonomi Mikro; Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No
1, Cetakan ke 1, Penerbit BPFE, Yogyakarta
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2014. Produksi Perkebunan
Menurut Provinsi dan Jenis Tanaman(ribu/ton)
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
kat=3&tabel=1&daftar=1&id_ subyek=54&notab=8

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2014. Luas Produksi


Tembakau lombok timur http://jatim.bps.go.id/index.php?
hal=tabel&id=46..
Dernberg, Thomas F. 1992. Konsep Teori dan Kebijakan Makroekonomi.
Penerjemah Karyaman Muchtar. Erlangga, Jakarta.
Fauziyah, E. 2010. Analisis efisiensi teknis usahatani tembakau. Fakultas
Pertanian Universitas Trunojoyo.
Gujarati, N.D. 2003. Basic Econometrics. 4th ed. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Hernanto, Fadholi, 1989. Ilmu Usahatani, Penerbit IPB,
Bogor Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar
Swadaya. Jakarta

Heriyanto, A. 2000. Analisis pendapatan usahatani dan efisiensi produksi


tembakau Madura program intensifikasi tembakau rakyat. Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hurjanah. 2008. Modul pelatihan SPSS (Statistical Package for the Sosial
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Kadarsan. 1993. Efisiensi Alokatif (Harga). Penerjemah Drs. Rudi Sitompul
MA. Erlangga, Jakarta.
Kutner, M.H., C.J. Nachtsheim., dan J. Neter. 2004. Applied Linear
Regression Models. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies,
Inc.
Miller, Roger Leroy, dan Roger E. Meiners. 2000. Teori Mikroekonomi
Intermediate. Penerjemah Haris Munandar. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Mubyarto, 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian, Edisi III. Pustaka LP3ES.
Jakarta

Nawawi Hadari H. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Penerbit


Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Nachrowi, Djalal N. Dan Hardius Usman. 2002. Penggunaan teknik
ekonometrika pendekatan populer dan praktis dilengkapi teknik
analisis dan pengolahan data dengan menggunakan paket program
SPSS. PT Raja Grafindo. Jakarta.

Nurul Mawadatullin (2017). Pengaruh Kopetensi Manajerial Kepala


Sekolah,Disiplin Kerja Dan Moto Guru terhadap Kinerja Guru Di
sekolah Dasar Negeri Gugus II Kecamatan Kediri Kabupaten
Lombok Barat.

Rachman. 2003. Respon Pasar Tembakau Rendah Nikotin (Studi Kasus


Tembakau Madura). Available at
http://www.pamekasan.info/artikel.detail..
Rahim, A. dan D.R.D Hastuti. 2007. Ekonomi Pertanian. Penebar
Swadaya.
Jakarta.
Rini Hayati Lubis (2013), yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah Studi Kasus Desa
Huta Tonga AB Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing
Natal. Available at http://www.scribd.com/. Di unduh tanggal 10
November 2022.

Shinta, A. 2011. Ilmu Usahatani. UB Press. Malang.

Soekartawi, A. Soeharjo, Jl. Pillon dan JB Hardakar, 1986. Ilmu Usahatani


Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press.
Jakarta
Soekartawi, 2002. Teori Ekonomi Produksi. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sudharsono, 1986. Pengantar Ekonomi Mikro, Penerbit LP3ES, Jakarta
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survai.
LP3ES Sugiyono. 1999. Metode Penentuan Bisnis. CV Alfabeta. Bandung

Suparmoko, 1981. Metode Penelitian Praktis. Fakultas Ekonomi


Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Widarjono, A. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Yance K. Sutiray (2013), yang berjudul Analisa Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Petani Rumput Laut Di
Propinsi Maluku Utara. Available at http://www.scribd.com/. Di
unduh tanggal 10 November 2022.
Zikrina (2012) dengan judul skripsi Faktorfaktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Padi Organik Di Kabupaten Serdang Bedagai
(Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan.
Available at http://www.scribd.com/. Di unduh tanggal 10
November 2022.
LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth : Bapak/Ibu Responden

Di Desa Gereneng Timur Kecamatan Sakra Timur Di tempat.

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian studi pada Universitas Islam Al-Azhar

Mataram Fakultas Ekonomi program studi Ekonomi Pembangunan. Kami

mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu yang terpilih menjadi responden dalam

pengumpulan data pokok penelitian karya ilmiah saya yang berjudul : “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Di Desa Gereneng

Timur Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur”

Berkaitan dengan hal tersebut saya memohon kesediaan Bapak/Ibu

meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini adalah salah satu

sarana untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi. Jawaban

yang diberikan oleh Bapak/Ibu tidak akan dinilai benar atau salah. Semua informasi

yang anda berikan dijamin kerahasiaannya.

Saya sangat menghargai pengorbanan waktu dan sumbangan pemikiran

Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini. Oleh karena itu, atas bantuan dan kesediaan

Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner penelitian ini, dengan rendah hati saya ucapkan

terimah kasih.

Hormat saya , Irfan Saputra Wansyah


 Identitas Responden
Mohon dijawab sesuai dengan situasi sebenarnya, isilah kolom di bawah in dan
berikan tanda (✓) pada salah satu jawaban yang anda pilih!
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Lama Berusaha Tani Tembakau :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Luas Lahan Yang Diusahakan Untuk Tembakau :
 Data Kuisioner
1. Mohon dengan hormat kuesioner ini diisi secara lengkap dari seluruh
pernyataan yang telah disediakan.
2. Berilah tanda cheklis (✓) pada kolom jawaban yang tersedia. Pilih sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Terdapat lima (5) alternatif pengisian jawaban, yaitu sebagai berikut.
Dimana :
STS : Sangat Tidak Setuju : (1)
TS : Tidak Setuju : (2)
N : Netral : (3)
S : Setuju : (4)
SS : Sangat Setuju : (5)
Lampiran 2. Pernyataan Yang Diberikan Kepada Responden Penelitian
No. Luas Lahan (X1) STS TS N S SS
1. Luas lahan yang dimiliki menentukan jumlah
produksi.
2. Semakin Luas lahan maka Semakin Besar
pendapatan.
3. Luas lahan mempengaruhi besarnya Biaya
perawatan.
4. Upah Tenaga tergantung Dari Luas lahan yang
dimiliki.
5. Luas lahan Mempengaruhi jumlah Biaya produksi.
No. Modal (X2) STS TS N S SS
1. Jumlah modal berpenaruh terhadap jumlah
Produksi.
2. Jumlah modal yang ditanam tergantung dari luas
lahan.
3. Semakin banyak modal maka semakin bayak
pendapatan.
4. Modal sebaiknya dari dana pribadi
5. Jenis modal berpengaruh terhadap jumlah
pendapatan.

No. Tenega kerja (X5) STS TS N S SS


1. Tenaga kerja yang terampil akan meningkatkan
Pendapatan.
2. Kinerja buruh Petani yang berkualitas akan
meningkatkan jumlah produksi.
3. Tenaga kerja yang saya miliki memudahkan saya
dalam proses produksi.
4. Jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung dari
jumlah produksi.
5. Upah tenaga kerja yang naik tidak mengurangi
jumlah tenaga kerja yang digunakan.

No. Pendapatan (Y) STS TS N S SS


1. Pendapatan Usahatani tembaku yang diperoleh
mencukupi kebutuhan kehidupan sehari-hari
2. Pendapatan yang saya peroleh dapat digunakan
untuk investasi atau menabung
3. Tinggi rendahnya pendapatan tergantung dari
jumlah produksi yang dihasilkan.
4. Pendapatan diperoleh tengatung dari kualitas
tembaku yang dihasilkan.
5. Harga tembakau berpengaruh terhadap pendapatan
petani.

Lampiran 3 : Data Responden


Jenis Usia pendidikan Luas Lahan Pengalaman
No. Nama Kelamin(L/P) (Thn) terakhir (are) (Thn)
1 H.Irwan L 56 SD 107 35
2 A. Sapoan L 60 SD 38 35
3 Saefudin L 28 SMA 32 6
4 A.Yuni L 36 SMP 14 12
5 A. Liyas L 34 SMP 16 14
6 Kamaludin L 48 SMP 21 15
7 Rudi Hartono L 28 SMA 28 5
8 Usman L 30 SMA 32 8
9 Umar L 30 SMA 36 10
10 Selamet L 50 SD 15 32
11 H. Asmuni L 58 SD 75 35
12 Johariah P 36 SMP 45 15
13 I. Adi P 43 SMP 19 18
14 A. Goni L 30 SMP 52 10
15 Irwan Budianto L 28 SMA 24 5
16 A. Saef L 44 SD 34 24
17 H. Suef L 55 SD 68 35
18 Reki Fatoni L 25 SMP 16 8
19 Hendra L 27 SMP 30 5
20 A. Hebi L 59 SMP 32 35
21 A. Ica L 37 SMP 78 11
22 H. Pathur L 54 SD 22 26
23 Mahdi L 59 SD 17 35
24 Sekim L 47 SMP 40 25
25 Tiah L 38 SD 28 12
26 A. Nur L 54 SD 25 15
27 Muhammad
Aminulah L 63 SD 49 35
28 Mahsun L 63 SMP 15 34
29 Sabar L 55 SMP 14 35
30 Jaharudin L 49 SMP 46 35
31 Sumantri L 40 SMP 20 20
32 Burhanudin L 29 SMA 23 6
33 A. Hendi L 55 SMP 56 35
34 A. Endang L 57 SD 33 35
35 A. Samsul L 55 SD 40 35
36 A. Sis L 52 SMP 16 35
37 Rudinah L 30 SMP 15 10
38 A. Sat L 46 SMP 18 35
39 Alimmudin L 29 SMA 38 8
40 Junaidi L 30 SMA 30 9

Lampiran 4. Hasil Kuisioner


Luas Lahan (X1) Jawaban Modal (X2) Jawaban Pernyataan Tenaga Kerja (X3) Jawaban Pendapatan (Y) Jawaban
Pernyataan Pernyataan Pernyataan
NO P1 P P P P Tota P P P P P Tota P P P P P Tota P P P P P Tota
2 3 4 5 l 1 2 3 4 5 l 1 2 3 4 5 l 1 2 3 4 5 l
1 5 4 4 5 4 22 5 4 5 4 5 23 4 3 4 3 3 17 5 5 5 5 5 25

2 5 4 5 5 4 23 4 3 4 4 5 20 4 4 4 5 4 21 5 5 4 5 5 24

3 4 4 4 4 5 21 5 5 5 5 4 24 4 5 4 5 4 22 4 5 4 4 5 22

4 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20 4 3 3 4 4 18 5 4 4 4 4 21

5 5 4 4 5 4 22 4 4 5 4 5 22 2 3 3 3 2 13 5 4 5 4 5 23

6 5 4 5 5 4 23 3 4 2 4 5 18 2 3 3 2 2 12 5 5 4 4 5 23

7 4 4 4 3 3 18 4 4 4 3 2 17 3 5 4 4 4 20 4 5 4 4 4 21

8 5 4 5 4 4 22 4 4 4 4 4 20 3 5 4 4 4 20 4 5 4 4 4 21

9 5 4 4 4 4 21 4 3 4 4 4 19 4 4 5 4 3 20 5 4 4 4 5 22

10 4 5 5 5 4 23 4 4 4 4 5 21 4 5 5 5 4 23 5 5 4 5 4 23

11 4 5 4 5 5 23 4 5 5 5 5 24 4 3 5 4 5 21 4 5 5 5 5 24

12 5 4 4 5 4 22 2 4 5 4 5 20 4 4 4 5 4 21 5 5 4 5 5 24

13 4 4 3 4 4 19 2 2 2 4 4 14 4 4 3 4 4 19 4 4 4 4 4 20

14 4 5 4 3 4 20 4 4 2 4 3 17 4 5 4 4 3 20 4 4 4 4 5 21

15 4 4 4 4 3 19 2 2 2 3 4 13 4 4 4 4 4 20 4 4 3 3 4 18

16 4 4 3 3 3 17 2 2 2 3 3 12 4 4 3 4 3 18 4 4 4 4 4 20

17 4 3 3 4 3 17 2 2 2 3 4 13 4 3 4 4 4 19 4 3 4 4 3 18

18 4 4 4 4 3 19 2 2 2 3 4 13 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20

19 4 4 4 4 3 19 2 2 2 3 4 13 3 4 4 2 4 17 4 4 4 4 4 20

20 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 3 18 4 4 3 4 4 19

21 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 3 19 4 3 4 4 3 18 4 4 5 4 4 21

22 5 5 3 4 3 20 4 3 4 3 4 18 4 4 4 2 4 18 5 4 4 4 5 22

23 4 3 4 4 4 19 5 4 2 4 4 19 3 4 4 4 3 18 5 4 4 5 4 22

24 4 3 4 3 3 17 4 4 4 3 5 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20

25 3 4 4 4 4 19 3 5 2 4 4 18 4 5 5 4 4 22 5 5 5 4 4 23

26 4 4 5 4 4 21 3 4 4 4 4 19 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 20

27 4 3 4 4 3 18 4 3 4 3 4 18 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21

28 5 4 5 5 4 23 2 3 3 4 5 17 3 4 4 3 3 17 5 4 4 4 4 21

29 5 4 4 4 3 20 5 3 4 3 4 19 5 4 5 4 4 22 5 4 4 4 5 22

30 5 4 3 4 3 19 3 4 4 3 4 18 3 2 4 3 3 15 4 4 4 4 4 21

31 4 4 2 3 3 16 4 3 4 3 3 17 4 3 4 4 3 18 5 4 4 4 4 21

32 5 4 4 4 4 21 4 5 2 4 4 19 4 5 3 4 4 20 5 4 4 5 4 22

33 4 4 4 5 4 21 2 4 4 4 5 19 4 4 4 5 4 21 5 5 4 4 4 21

34 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21

35 5 4 5 5 4 23 4 4 3 4 5 20 4 5 5 4 5 23 5 5 5 5 5 23

36 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 19 4 5 4 4 4 21 5 4 4 4 4 21

37 4 3 4 4 3 18 4 4 4 3 4 19 4 3 4 4 3 18 4 4 4 4 4 20

38 4 4 3 3 4 18 4 4 4 4 4 20 4 3 4 3 4 18 5 4 4 4 4 21

39 4 4 4 4 4 20 4 5 5 5 5 24 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20

40 4 3 4 3 4 18 4 3 5 4 5 21 4 4 4 5 4 21 4 4 4 4 4 21

Lampiran 5. Hasil uji validitas dan reliabilias

1.LUAS LAHAN
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 Y
P1 Pearson 1 .221 .244 .436** .074 .580**
Correlation
Sig. (2-tailed) .171 .129 .005 .651 .000
N 40 40 40 40 40 40
P2 Pearson .221 1 .069 .198 .343* .535**
Correlation
Sig. (2-tailed) .171 .672 .220 .030 .000
N 40 40 40 40 40 40
P3 Pearson .244 .069 1 .538** .402* .709**
Correlation
Sig. (2-tailed) .129 .672 .000 .010 .000
N 40 40 40 40 40 40
P4 Pearson .436 **
.198 .538** 1 .411** .800**
Correlation
Sig. (2-tailed) .005 .220 .000 .008 .000
N 40 40 40 40 40 40
P5 Pearson .074 .343* .402* .411** 1 .669**
Correlation
Sig. (2-tailed) .651 .030 .010 .008 .000
N 40 40 40 40 40 40
Y Pearson .580** .535** .709** .800** .669** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.680 5

2. Modal

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 Y
P1 Pearson 1 .532** .491** .284 -.007 .707**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .001 .076 .964 .000
N 40 40 40 40 40 40
P2 Pearson .532** 1 .439** .644** .198 .797**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .222 .000
N 40 40 40 40 40 40
P3 Pearson .491 **
.439 **
1 .352* .308 .788**
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .005 .026 .053 .000
N 40 40 40 40 40 40
P4 Pearson .284 .644 **
.352* 1 .422** .704**
Correlation
Sig. (2-tailed) .076 .000 .026 .007 .000
N 40 40 40 40 40 40
P5 Pearson -.007 .198 .308 .422** 1 .489**
Correlation
Sig. (2-tailed) .964 .222 .053 .007 .001
N 40 40 40 40 40 40
Y Pearson .707 **
.797 **
.788** .704** .489** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001
N 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.732 5

3. Tenaga Kerja

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 Y
P1 Pearson 1 .193 .368* .521** .537** .720**
Correlation
Sig. (2-tailed) .232 .019 .001 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40
P2 Pearson .193 1 .228 .382* .396* .664**
Correlation
Sig. (2-tailed) .232 .156 .015 .011 .000
N 40 40 40 40 40 40
P3 Pearson .368 *
.228 1 .227 .434** .607**
Correlation
Sig. (2-tailed) .019 .156 .158 .005 .000
N 40 40 40 40 40 40
P4 Pearson .521** .382* .227 1 .370* .735**
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .015 .158 .019 .000
N 40 40 40 40 40 40
P5 Pearson .537 **
.396 *
.434** .370* 1 .775**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .011 .005 .019 .000
N 40 40 40 40 40 40
Y Pearson .720 **
.664 **
.607** .735** .775** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.736 5

4. Pendapatan

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 Y
P1 Pearson 1 .250 .229 .327* .350* .601**
Correlation
Sig. (2-tailed) .119 .154 .039 .027 .000
N 40 40 40 40 40 40
P2 Pearson .250 1 .333* .415** .499** .697**
Correlation
Sig. (2-tailed) .119 .036 .008 .001 .000
N 40 40 40 40 40 40
P3 Pearson .229 .333 *
1 .401* .333* .622**
Correlation
Sig. (2-tailed) .154 .036 .010 .036 .000
N 40 40 40 40 40 40
P4 Pearson .327* .415** .401* 1 .306 .688**
Correlation
Sig. (2-tailed) .039 .008 .010 .055 .000
N 40 40 40 40 40 40
P5 Pearson .350 *
.499 **
.333* .306 1 .729**
Correlation
Sig. (2-tailed) .027 .001 .036 .055 .000
N 40 40 40 40 40 40
Y Pearson .601 **
.697 **
.622** .688** .729** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.724 5

Lampiran 6. Hasil uji asumsi klasik


1. uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 11.688 2.501 4.673 .000
Luas lahan .309 .112 .393 2.750 .009 .753 1.328
Modal .198 .075 .384 2.654 .012 .733 1.364
Tenaga -.015 .083 -.023 -.183 .856 .969 1.033
kerja
a. Dependent Variable: Pendapatan
2. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.781 1.528 -.511 .612
Luas lahan .051 .069 .140 .744 .462
Modal .024 .046 .101 .532 .598
Tenaga kerja .010 .051 .032 .196 .846
a. Dependent Variable: RES2
3.uji Nomalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.15866439

Most Extreme Differences Absolute .095

Positive .080

Negative -.095

Test Statistic .095

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d


Lampiran 7. Hasil Regresi Linier Sederhana
a. Uji Regresi Linier Sederhana Luas Lahan
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.105 2.102 5.759 .000
Luas lahan .458 .104 .582 4.407 .000
a. Dependent Variable: pendapatan
Model Summary

Change Statistics

R Adjusted R Std. Error of the R Square F Sig. F


ModelR Square Square Estimate Change Change df1df2 Change

1 .582a .338 .321 1.285 .338 19.417 1 38 .000

a. Predictors: (Constant), Luas lahan

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 32.051 1 32.051 19.417 .000b
Residual 62.724 38 1.651
Total 94.775 39
a. Dependent Variable: pendapatan
b. Predictors: (Constant), Luas lahan

b. Uji Regresi Linier Sederhana Modal usaha

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 15.786 1.299 12.157 .000
modal .297 .069 .574 4.319 .000
usaha
a. Dependent Variable: pendapatan
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of R Square Sig. F
Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Change
1 .574a
.329 .312 1.293 .329 18.657 1 38 .000

a. Predictors: (Constant), modal usaha

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 31.209 1 31.209 18.657 .000b
Residual 63.566 38 1.673
Total 94.775 39
a. Dependent Variable: pendapatan
b. Predictors: (Constant), modal usaha

c. Uji Regresi Linier Sederhana Tenaga Kerja

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 20.728 2.074 9.993 .000
tenaga kerja .031 .107 .047 .290 .773
a. Dependent Variable: pendapatan

Model Summary
Change Statistics
R Adjusted R Std. Error of the R Square F Sig. F
Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 .047 a
.002 -.024 1.578 .002 .084 1 38 .773
a. Predictors: (Constant), tenaga kerja

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .209 1 .209 .084 .773b
Residual 94.566 38 2.489
Total 94.775 39
a. Dependent Variable: pendapatan
b. Predictors: (Constant), tenaga kerja

Lampiran 8. Lokasi Kantor Desa Gereneng Timur

Lampiran 9. Wawancara Serta Pengambilan Data Kepada Petani


Lampiran 10. Proses Pemetikan Dan Penjemuran Tembakau

Anda mungkin juga menyukai